Anda di halaman 1dari 32

DOKUMEN PRA RENCANA K3K

Nama Pekerjaan : Pembangunan Jalan Beton Bertulang Jalan Tikah – Long


Bagun
Sumber Dana : APBD Kabupaten Mahakam Ulu
Tahun Anggaran : 2015

A. PENDAHULUAN
Dalam kegiatan pelaksanaan proyek masih saja kita dijumpai kecelakaan yang menimpa
pekerja atau karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya. Kecelakaan adalah kejadian yang
tidak terencana dan tidak diinginkan yang dapat berakibat luka-luka, cidera, cacat ataupun
kematian pada manusia, kerugian proses,kerusakan pada peralatan atau lingkungan sendiri.
Umumnya sebagian besar kecelakaan tersebut terjadi tanpa diduga sebelumnya, namun
setelah ditelitisebab terjadinya kecelakaan tersebut sebagian besar ada beberapa hal yang
diakibatkan oleh kurangnya ketelitian ari pekerja dan kerusakan pada pewralatan yang
digunakan. Setelah mengetahui akibat yang menimbulkan suatu kecelakaan dalam
melaksanakan pekerjaanmmaka sebaiknya kecelakaan tersebut harus dicegah sedini
mungkin. Kecelakaan dalam kegiatan industri tersebut biasanya disebut dengan kecelakaan
kerja, makin banyak dijumpai sesuai dengan pertumbuhan industri yang cepat dalam era
pembangunan ini. Industri dengan menggunakan mesin dan tekniologi yang canggih, bahan
baku beraneka ragam, kalau tidak dikendalikan dengan baik maka tidak menutuip
kemungkinan dapat mengakibatkan kecelakaan, kebakaran, keracunan, atau penyakit.
Pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja berupaya agar perlindungan pada kesehatan
dan keselamatan kerja tersebut dapat ditingkatkan semaksimal mungkin sehingga resiko
terhadap kecelakaan kerja dapat dicegah sedini mungkin. Upaya tersebut dilakukan melalui
kegiatan pengawasan, pembinaan, pelatihan / kursus, seminar, loka karya dan lain-lain.
B. TUJUAN DAN SASARAN K3
Tujuan dan Sasaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3} adalah sebagai berikut :
1. Menjamin agar pada pelaksanaan kegiatan pekerjaan tidak terjadi kecelakaan dan
penyakit akibat kecelakaan kerja.
2. Mencegah/menghindari maut, bila bahaya mengancam jiwa korban.
3. Upaya menenteramkan penderita sehingga tidak gelisah dan sedapat mungkin
berusaha menghilangkan atau mengurangi rasa takut dan sakitnya.
4. Menjamin produktifitas tidak terganggu.
5. Menuju kondisi Nol Kecelakaan (Zero Accident).

C. MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA


Kecelakaan yang mengakibatkan luka, cidera, cacat ataupun kematian pada manusia,
kerugian proses pekerjaan atau suatu kerusakan pada peralatan atau lingkungan sekitar
adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki.
Dengan mengetahui akibat yang ditimbuikan oleh suatu kecelakaan, maka kecelakaan harus
dicegah sedini mungkin. Salah satu menjaga terjadinya kecelakaan tersebut adalah melalui
usaha keselamatan kerja yang baik.
Keterlibatan setiap pekerja untuk melaksanakan usaha keselamatan kerja merupakan suatu
kegiatan yang ditujukan untuk mengendalikan terjadinya suatu kecelakaan yang berkaitan
dengan lingkungan kerja.

D. RANGKAIAN URUTAN KEJADIAN KECELAKAAN


a. Kurang Pengawasan
b. Sebab Dasar (Faktor Manusia dan Pekerjaan)
c. Sebab Langsung (Tindakan atau Kondisi tidak aman)
d. Kecelakaan (Peristiwa kontak)
e. Kerugian
1. Kelemahan Pada Pengawasan oleh Manajemen (Lack of Management Control) Yang
dimaksud dengan pengawasan disini adalah sebagai fungsi manajemen tentang
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan (pelaksanaan) dan pengawasan.
Partisipasi aktif dari manajemen sangat menentukan keberhasilan suatu usaha
pencegahan kecelakaan.
2. Sebab Dasar (Basic Cause)
Sering disebut juga sebagai akar penyebab (root cause). Sebab Dasar ini merupakan
suatu penyakit yang sesungguhnya. Sebab Dasar ini merupakan sebab yang paling
mendasar terhadap suatu kecelakaan yang meliputi :
• Faktor manusia.
• Faktor pekerjaan.

3. Sebab Langsung (Immediate Cause)


Sebab Langsung dari suatu kecelakaan merupakan suatu keadaan yang mendahului
sebelum peristiwa kontak. Sebab Langsung meliputi :
• Tindakan tidak aman.
• Kondisi tidak aman.
Faktor-faktor ini sebenarnya hanya merupakan suatu gejala atau suatu pertanda bahwa
ada sesuatu yang tidak benar, apakah pada system atau pada manajemen.

4. Kecelakaan
Jika ketiga urutan diatas tercipta, maka peristiwa yang tidak diinginkan hanya
menunggu waktu saja dan hal ini dapat mengakibatkan kerugian dalam bentuk
cidera atau kerusakan. Kecelakaan adalah karena adanya suatu kontak dengan
sumber atau energi yang melampaui batas kemampuan tubuh atau benda itu
sendiri. Suatu peristiwa kontak yang dimaksud antara lain adalah :
1. Ditabrak (terpukul/ tertubruk oleh benda diam atau bergerak)
2. Terjebak diantara, didalam atau dibawah reruntuhan, robohan atau patahan
atau terjepit diantara atau dibawah(remuk, hancur, terpotong atau
teramputasi)
3. Kontak dengan (listrik, panas, dingin, radiasi, kaustik, racun, biologi, dan
kebisingan).
4. Terlalu tegang (over stress) terlalu tinggi, berat, cepat, tekanan yang
berlebihan/ tegangan yang berlebihan, pekerjaan yang terlalu keras, beban
yang berlebihan (beban tugas kerja yang berlebihan).
5. Kerugian Jika seluruh rangkaian telah terjadi akan mengakibatkan kerugian
terhadap manusia dan harta benda yang mempengaruhi kualitas pekerjaan.

HAL - 3 -
E. BIAYA KECELAKAAN
Ada dua golongan utama biaya yang disebabkan oleh kecelakaan adalah sebagai berikut
:
1. Biaya yang diasuransikan atau biaya langsung
2. Biaya yang tidak diasuransikan atau biaya tidak langsung.

F. TAHAPAN PENGANDALIAN (CONTROL)


Urutan kejadian rangkaian tidak hanya menggambarkan bebarapa penyebab
kecelakaan tetapi juga beberapa kesempatan untuk melakukan pengendalian/ kontrol.
Kese.mpatan tersebut dapat digolangkan kedalam tiga kelompok pengendalian yaitu :
1. Pengendalian / Kontrol sepelum terjadi kontak
Tahapan ini meliputi sesuatu yang dilakukan untuk mengembangkan serta
melaksanakan suatu program guna menjauhkan dari suatu resiko, mencegah
kejadian yang dapat merugikan clan merencanakan langkah-langkah untuk
mengurangi kerugian bila terjadi kontak.
2. Pengendalian / Kontrol saat terjadinya kontak
Banyak pengukuran p lengendalian / kontrol yang biasa dilakukan pada waktu dan
saat terjadi kontak ini tidak untuk mencegah kejadian atau kecelakaan, tetapi
yang terpenting untuk mengendalikan kerugian dengan melakukan pengurangan
sejumlah tenaga yang dipakai atau kontak yang membahayakan dan memperkuat
badan atau struktur .
3. Pengendalian / Kontrol setelah peristiwa kontak
Kontrol yang dilakukan setelah peristiwa kontak adalah untuk memperkecil
tingkat keparahan dari suatu kerugian. gapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain:
1. Melaksanakan rencana tindakan keadaan darurat.
2. Melakukan pertolongan dan perawatan pada korban
3. Melaksanakan pengendalian kebakaran
4. Melakukan pemindahan peralatan, bahan-bahan dan fasilitas yang rusak dan
melakukan pembersihan.
G. ALAT PELINDUNG DIRI
Alat pelindung diri merupakan alat pelindung bagi para pekerja terhadap ancaman
bahaya fisik maupun gangguan terhadap kesehatan. Adalah sangat penting bahwa alat
pelindung diri yang diperlukan harus digunakan sebagai suatu kesadaran agar pekerja
selalu bekerja dengan aman, dan oleh karena itu maka bagian yang bersangkutan akan
:
1. Menetapkan standar minimum untuk alat pelindung diri yang dipergunakan oleh
seluruh pekerja yang bekerja dilapangan atau melaksanakan kegiatan
perusahaan.
2. Melakukan survey identifikasi bahaya secara menyeluruh untuk seluruh kegiatan
guna menentukan spesifikasi, tambahan persyaratan-persyaratan alat pelindung
diri untuk kegiatan yang berbeda-beda.
3. Memberitahukan petunjuk-petunjuk alat pelindung diri perorangan kepada
seluruh pekerja.
Adapun alat-alat pelindung / keselamatan itu antara lain :
1. A1at pelindung (kepala, mata, tangan &, tubuh, pernafasan, kaki)
2. Sabuk pengaman/ safety belt
3. Alat pelampung.

H. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)


P3K adalah upaya perawatan atau pertolongan sementara (darurat) terhadap korban
kecelakaan, sebelum mendapat pertolongan yang Iebih sempurna dari dokter atas
tenaga kesehatan lainnya. P3K yang diberikan menurut cara yang tepat, sangat
membantu sekali dalam mengurangi atau meringankan akibat suatu kecelakaan,
bahkan kadang-kadang dapat menyelamatkan nyawa si korban. Sebaliknya jika
dilakukan tidak menurut cara yang semestinya atau salah, dapat pula rnemperburuk
akibat suatu kecelakaan.

HAL - 5 -
Tujuan P3K :
1. Mencegah maut bila bahaya mengancam jiwa korban.
2. Mencegah bahaya cacat yang lebih berat terhadap :
• Jasmani (kehilangan salah satu bagian / anggota badan)
• Rahani (bila cedera mengenai otak)
3. Mencegah infeksi.
• Bila ada luka terbuka dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril agar tidak
kemasukan kuman atau kotoran.
4. Mengurangi rasa takut dan sakit.
• Upaya menentramkan penderita sehingga tidak gelisah dan sedapat mungkin
berusaha menghilangkan atau mengurangi rasa sakitnya.

Prinsip P3K
Dalam menghadapi korban kecelakaan harus dipegang prinsip P3K, yaitu :
a. Bersikap tenang, jangan panik.
b. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan.
c. Perhatikan keadaan si korban.
d. Periksa pernafasan, jika berhenti, lakukan pernafasan buatan.
e. Periksa denyut nadi, jika berhenti, lakukan pijatan jantung.
f. Hentikan pendarahan.
g. Perhatikan tanda-tanda shock.
h. Jangan memindahkan korban tergesa-gesa.
i. Sementara memberikan pertolongan, usahakan meminta bantuan dokter / tenaga
kesehatan.
Isi minimal tas / kotak P3K :
• Peralatan

No. Alat Pertolongan Satuan Jumlah Keterangan

1. Pembalut cepat No. 1 Bungkus 4 Kasa steril


2. Pembalut cepat No. 2 Bungkus 7 Kasa steril
3, Pembalut cepat No. 3 Bungkus 1 Kasa steril
4. Kapas 8-10 gram ' Rol 5
5. Kapas berlemak Rol 3
6. Kasa steril 1/ 15 m2 Dos 1 Isi 16 buah

7. Kasa steril 5 x 5 cm Dos 1


8. Kasa steril 10 x 10 cm Dos I 4n
9. Pembalut 8 cm Rol 3
10. Kain segitiga Helai 6
11. Bidai kayu 9 x 45 cm Set 1
12. Flester Set 1 5n
13. Berbagai plester Rol I Berbagai
14. Gunting pembalut Buah I ukuran
15. Sabun Buah 1
16. Peniti pengaman Buah 12
17. Arteri klen Buah 2
18. Pinset Buah 1
19. Kartu Luka Lembar 10
20. Buku catatan Buah 1 Standar
21. Buku P3K Buah I PMI
22. Sofratule Bualh 2

HAL - 7 -
* Obat-obatan
1. Obat pelawan rase saidt (asetosa), antalpjn, dan sebagainya.
2. Obat pelawan mulas-mulas dan sakit perut lainnya (papaverin, SG, dll.)
3. Norit
4. Obat anti alergi (antihistaminika)
5. Amoniak cair 225 (untuk membangunkan orang pingsan) 6. Mercurochroom.
7. Obat tetes mata (larutan sulfas zincii 1/2 -2%) 8. Salep mata berantibiotik.
9. Salep boor.
10. Salep sulfa.
11. Salep antihistaminika.
12. Obat gosok atau balsem.
13. Larutan rivanol 1 / 1000, sebanyak .500 cc
14. Antiseptika lainnya (betadine, phisohex, dettol, dll.)
15. Tablet garam (garam dapur), soda kue.
16. Ephedrine (untuk sesak napas dan alergi)
Daftar tersebut diatas dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan keperluannya.

I. Inspeksi Keselamatan Kerja


Inspeksi keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mendeteksi adanya kondisi dan
tindakan yang tidak aman dan segera memperbaikixiya sebelum kondisi dan tindakan
berbahaya tersebut menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan.
Inspeksi keseiamatan kerja bertujuan untuk meniadakan kecelakaan dengan jalan
mengamati penyebab kecelakaan sedini mungkin clan segera melakukan perbaikan
sebelum terjadi kecelakaan. Setiap melakukan inspeksi keselamatan kerja harus mampu
mengamati baik kondisi yang berbahaya maupun tindakan yang tidak aman.

Menurut tanggung jawabnya inspeksi keselarnatan kerja dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
a. Inspeksi Ekstern, yaitu suatu inspeksi yang dilakukan oleh pihak luar seperti :
- Inspeksi rutin dari bagian HSE
- Inspeksi dari pihak asuransi
b. Inspeksi Intern adalah suatu inspeksi yang dilakukan oleh pengawas seperti :
- Inspeksi tempat kerja sendiri.
- Inspeksi kegiatan bawahan sendiri, seperti (kendaraan clan pelaratan sebehzm
mulai dipergunakan).
J. Instrukai Kerja K3 Pada Peralatan Berat
1. Ketentuan Umum :
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam pengoperasian alat berat
diproyek, pelaksanaan operasi/ operator, mekanik dan pihak-pihak yang terkait
harus :
a. Berpedoman pada Panduan K-3 Peralatan Berat.
b. Penyususunan Work Instruction Operasi Peralatan berat harus
mengacu kepada Panduan K-3 Pelaratan Berat.

2. Projeck Manager :
a. Da1am menyusun Safety Plan Proyek, harus mencakup K-3 Peralatan Berat
yang dipakai di Proyek tersebut.
b. Memberikan penjelasan kepada Tim Pelaksana Proyek dan Pelaksana
Qperasi/ Operator atas pokok-pokok pelaksanaan K-3 Peralatan Berat yang
tertuang daiam Safety Plan.
c. Menugaskan Site Manager untuk memantau langsung agar pengaperasian Alat
Berat di lapangan dilaksanakan sesuai Safety Plan

3. Tim Safety Paln :


a. Melaksanakan Safety Patrol atas pengoperasian Alat Fserat sesuai dengan
yang ditentukan dalam. Safety Plan.
b. MeIaporkan kejadian kecelakaan sesuai yang ditentukan dalam Safety Plan
denga.n kelengkapan sebagai berikut:
- Foto kejadian
- Berita acara kecelakaan dan kronologis kejadian yang dilengkapi peta
situasi.
- Laporan Polisi (untuk keperluan asuransi)

4. Recadrs :
a. Safety Plan
b. Laporan Kecelakaan (bila ada)

HAL - 9 -
K. BAGAN ALIR PENANGANAN KECELAKAAN
1. Penanganan Pada Kecelakaan Ringan

ADANYA KECELAKAAN
RINGAN

KECELAKAAN RINGAN

LAPORAN KE
ADMINISTRASI

PERLU DIBAWA
KE RUMAH SAKIT

DILAKSANAKAN
DIBAWA KE
PENGOBATAN
RUMAH SAKIT
DILAPANGAN

SELESAI
2. Penanganan Pada Kecelakaan Berat

ADANYA KECELAKAAN
BERAT

KECELAKAAN BERAT

LAPORAN KE SM /
ADMINISTRASI

CHECK

LAPORAN KE ASTEK
KORBAN DIBAWA
(MENGISI FORM)
KE RUMAH SAKIT

KLAIM KE ASTEK MONIRORING


PENYAKIT DAN
PERAWATAN

PEMBERIAN
ASURANSI
PEMBERIAN
ASURANSI

SELESAI

HAL - 11 -
L. PENUTUP
Demikianlah seeara singkat , telah diuraikan beberapa hal tentang kesehatan dan
keselamatan 'kerja (K3), kita tidak dapat menjamin bahwa kita tidak akan mendapat
kecelakaan, tetapi dengan Sistem Manajemen keselamatan kerja kita akan dapat mengurangi
resiko dari mendapatkan kecelakaan kerja.

Tenggarong, 25 Mei 2015


PT. BERLIAN INDAH PERKASA

MUKTAR
Direktur
KEBIJAKAN TENTANG
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Adalah kebijakan PT. BERLIAN INDAH PERKASA untuk menjalankan usahanya secara etis dan
dengan penuh tanggung jawab social untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pegawai,
sub kontraktor dan masyarakat sekitar serta lingkungan.

Untuk mewujudkannya, PT. BERLIAN INDAH PERKASA menyatakan :

1. Mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan tentang K3L serta standar industri yang
berlaku dan membuat peraturan sendiri bila belum ada peraturan yang berlaku.

2. Menunjukkan kepemimpinan yang sadar sosial dan mempertahankan keteladanan dalam


pelaksanaan K3L.

3. Bekerjasama secara aktif dan membina hubungan instansi pemerintah secara institusi
profesional untuk menyelesaikan permasalahan secara tepat waktu dan efektif biaya.

4. Mengintegrasikan K3L kedalam setiap aspek pekerjaan, pengembangan, penelitian dan


kegiatan pelaksanaan produksi melalui perbaikan mutu yang berkesinambungan.

5. Meningkatkan penerapan teknologi tepat guna, guna memperbaiki kualitas produksi serta
keselamatan dan kesehatan kerja pegawai.

6. Melatih pegawai dan sub kontraktor dalam kebijakan, prosedur aplikasi teknis dan hukum
yang berlaku dalam tugas dan pekerjaannya dengan penekanan pada tanggung jawab pada
masing-masing demi tercapainya pengelolaan K3L yang baik dan benar.

7. Mengajak pegawai untuk memulai dan meningkatkan dialog terbuka didalam perusahaan
sehubungan dengan masalah-masalah K3L.

8. Mengevaluasi masalah K3Ldimasa lalu untuk diperbaiki yang disebabkan oleh proses
produksi dan aplikasi teknis.

9. Keberhasilan program keselamatan kerja adalah merupakan tanggung jawab tiap-tiap


karyawan untuk menerima dan membuat agar pekerjaan yang dilakukannya bebas dari
kecelakaan termasuk karyawan, sub kontraktor, pemasok, bertanggung jawab untuk
mencegah kecelakaan pada dirinya sendiri dan teman sekitarya.

HAL - 13 -
10. Menyakinkan bahwa kebijakan ini dilaksanakan secara benar melalui program pentaatan
termasuk audit.

Kami percaya bahwa kita semua telah sepakat untuk mencegah kecelakaan, mengurangi bahaya
serta melindungi harta milik sebagai suatu falsafah hidup.

Tenggarong, 25 Mei 2015


PT. BERLIAN INDAH PERKASA

MUKTAR
Direktur
KEBIJAKAN MENGENAI ALKOHOL
DAN OBAT – OBAT TERLARANG

Adalah kebijakan PT. BERLIAN INDAH PERKASA untuk tidak mentolerir terhadap bentuk apapun
alkohol dan obat-obatan, tidak perduli berapapun kecilnya pelanggaran tersebut.

Kebijakan tersebut secara tegas mengarahkan kepada :

Karyawan bertanggung jawab melaporkan penggunaan semua obat resep atau obat bukan resep
sebelum memulai kerja.

Obat-obatan berdasarkan resep dan obat-obatan diperoleh dari luar kemungkinan dapat
mempengaruhi kinerja kerja. Beritahu supervisor anda secepatnya bilamana ada obat-obatan
yang sedang digunakan sehingga langkah-langkah keselamatan dapat diambil.

Penggunaan alkohol dan obat-obatan meningkatkan resiko terhadap kecelakaan. Oleh karena
itu pemanfaatan atau penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang pada saat bekerja tidak
ditoleransi.

Mengkomsumsi alkohol dengan cara yang berlebihan dapat mengakibatkan kerugian bagi
kesehatan pribadi dan kesanggupan untuk melaksanakan suatu pekerjaan menjadi tidak efektif.
Apabila ditemukan seorang karyawan bermasalah yang disebabkan oleh alkohol akan
diberhentikan dari perusahaan.

Ajaran manajer dan pengawas yang terkait bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa
kebijakan ini dilaksanakan.

Tenggarong, 25 Mei 2015


PT. BERLIAN INDAH PERKASA

MUKTAR
Direktur

HAL - 15 -
 
Lampiran Rencana K3 Kontrak Pekerjaan Konstruksi

A. PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA

No. PERATURAN / PERSYARATAN KETERANGAN

1 Undang-Undang No.l/1970 tentang - Memuat aturan dasar / ketentuan umum


Keselamatan Kerja tentan~ keselamatan dalam segala tempat
kerja (darat, udara, permukaan air,
dalam air) di wilayah Hukum RI.
- Bertujuan memberikan perlindungan
keselarnatan kerjaj kepada tenaga kerja
dalam melakukan pekerjaan.

2 Undang-Undang RI No. 13/2003 Tentang - Setiap Pekerjan mempunyai hak untuk


Keselamatan Kerja\ memperoleh perlindungan keselamatan danI
kesehatan kerja (Pasal 86)
- Setiap perusahaan wajib menerapkan
manajernen
keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan svstem mana!emen
oerusahaan (Pasal 87)

3 Permenaker No.OS/1996 tentang Sistem - Setiap perusahaan yang mempekerjakan


tenaga kerja seratus orang atau lebih atau
Manajemen Keselamatan dan mengandung potensi bahaya Iyang
Kesehatan Kerja dltimbulkan oleh karakteristik proses
atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan akibat kecelakaan kerja
seperti kebakaran. pencemaran dan
penyakit akibat kerja wajib menerapkan
Sistem Manajemen K3 dan wajib
dilaksanakan oleh pengurus, pengusaha dan
seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan
(Pasal 3)

4 Permenaker No.04/1987 tentang - Setiap tempat kerja dengan kriteria


Panitia Pembina Keselamatan dan tertentu, pengusaha dan pengurus wajib
Kesehatan Kerja (P2K3) Serta Tata Cara membentuk P2K3 (Pasal 2).
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja - Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur
pengusaha dan pekerja yang susunannya
terdtrt dar; ketua, Sekretaris dan anggota.
- P2K3 mempunyai tugas memberikan saran
dan pertimbangan baik diminta maupun
tidak di minta kepada pengusaha atau
pengurus mengenai masalah keselamatan
dan kesehatan kerja (Pasal 4)
- Sekurang – kurangnya 3 bulan sekali
pengurus wajib menyampaikan laporan
kegiatan P2K3 kepada Menteri melalu
Departemen Tenaga Kerja setempat (Pasal
12)
 

5 Permenaker No.02/1992 tentang Tata - Penunjukan Ahli K3 harus memenuhi


Cara Penunjukan, Kewajiban & persvaratan : berpendidikan sarjana
Wewenang Ahli Keselamatan dan dengan pengalaman keria dibidangnya
Kesehatan Kerja sekurangnya 2 tahun atau sarjana mud a
dengan pengalaman kerja dibidangnya
sekurangnya 4 tahun (pasal 3).
- Ahli K3 berkewajiban
a. Membantu mengawasi pelaksanaan –
pelaksanaan peraturan perundang –
undangan.
b. memberikan laporan kepada Menaker
atau pejabat yang di tunjuk 3 bulan
sekali (Pasal 9).
- Kewajiban melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi ditempat kerja mencakup .
a. kecelakaan kerja.
b. Kebakaran atau peledakan atau bahaya
pembuangan limbah,
c. Kejadian berbahaya lainnya (Pasal 2)

6 Permenakertrans No.02/1980 tentang - Kewajiban melaporkan tiap kecelakaan yang


Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan terjadi ditempat kerja mencakup .
Kecelakaan. a. Kecelakaan Kerja;
b. Kebakaran atau Peledakan atau bahaya
pembuangan limbah;
c. Kejadian berbahaya lainnya (Pasal 2)
- Kewajiban melaporkan secara tertulis
kepada kantor Depnaker setempat dalam
waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung
sejak terjadinya kecelakan dengan laporan
kecelakaan (Pasal 4).
 

7 Permenakertrans No.02/1980 tentang - Kewajiban perusahaan mengadakan


Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan meliputi pemeriksaan fisik, kesegaran
Kerja. jasmani, serta pemeriksaan lain yang di
anggap perlu (Pasal 2)
- Kewajiban perusahaan mengadakan
pemeriksaan berkala sekurang-kurangnya 1
tahun sekali kecuali ditentukan lain,
meliputi pemeriksaan fisik, kesegeran
jasmani, serta pemeriksaan lain yang
dianggap perlu (Pasal 3).
- Kewajiban perusahaan mengadakan
pemeriksaan khusus (Pasal 5).
- Kewajiban membuat rencana pemeriksaan
kesehatan (Pasal 6)

8 Permenakertrans No.01/1980 tentang - Kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja


Kewajiban melapor penyakit akibat kerja. dan hasil pemeriksaan kesehatan kepada
Kantor Dirjen Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja
setempat (Pasal 20
- Laporan tertulis dilakukan dalam waktu
paling lama 2 x 24 jam setelah penyakit
tersebut dibuat diagnose (Pasal 3)
- Kewajiban melakukan tindakan Preventif
agar penyakit akibat kerja yang mana tidak
terulang, dan kewajiban menyediakan
semua APD yand diwajibkan penggunanya
untuk penyegahan penyakit akibat kerja
(Pasal 4)
- Tenga Kerja harus memakai APB yang
diwajibkan dan mentaati semua syarat –
syarat untuk pencegahan penyakit akibat
kerja (Pasal 5)
 

9 Permenaker No.04/1985 tentang Pesawat - Pesawat tenaga dan produksi harus diperiksa
Tenaga dan Produksi. dan di uji dengan standar uji yang di
tentukan sebelum dipakai, dan di uji 5
(lima) tahun sekali, serta diperiksa berkala
1 (satu) tahun sekali. Pemeriksaan dan
pengujian dilakukan oleh pengawas atau
ahli keselamatan kerja (Pasal 135)

10 Permenaker No.05/1985 tentang Pesawat - Pesawat angkat dan angkut harus diperiksa
Tenaga dan Produksi. dan di uji dengan standar uji yang di
tentukan sebelum dipakai, dan di uji 5
(lima) tahun sekali, serta diperiksa berkala
1 (satu) tahun sekali. Pemeriksaan dan
pengujian dilakukan oleh pengawas atau
ahli keselamatan kerja (Pasal 135)
- Pembuatan, peredatan, pemasangan,
pemakaian, perubahan dan atau perbaikan
teknis pesawat angkut harus mendapat
pengesahan Direktur atau Pejabat yang di
tunjuk (Pasal 135).

11 Permenaker No.01/1989 tentang - Kualifikasi operator dibedakan oleh


Kualifikasi dan Syarat – Syarat Operator kapasitas keran angkat :
keran angkat. a. Operator Kelas I ( > 50 ton )
b. Operator Kelas II ( 25 - 50 ton)
c. Operator Kelas III ( < 50 ton )
- Syarat Operatos keran angkat diantaranya
minimal Pendidikan SLTP (Kelas II dan III)
dan SLTA (Kelas I), mengikuti kursus dan
lulus ujian yang diadakan Depnaker (Pasal 4)
- Operator keran angkat wajib melaporkan ke
atasannya bila terjadi
kerusakan/ledakan/gangguan lain pada
keran angkat dan membuat laporan
pemakaian keran angkat kepada P2K3 (Pasal
10).

12 Permenaker No.01/1982 Tentang Bejana - Kewajiban pengesahan pemakaian bejana


Tekan. tekan setelah diperiksa dan diuji, serta
memenuhi syarat-syarat yang di tentukan
(Pasal 42)

 
 

13 Permenaker No.04/1982 Tentang syarat – - Alat Pemadam api ringan harus ditempatkan
syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pada posisi yang mudah dilihat dengan
pemadam api ringan. jelas, mudah dicapai dan diambil, serta
dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan (Pasal 4)
- Setiap alat pemadam api ringan harus
diperiksa 2 kali dalam setahun, pemeriksaan
6 bulan dan 12 bulan (Pasal 11)

14 Permenaker No.03/1982 Tentang - Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan


Pelayanan Kesehatan Kerja pelayanan kesehatan kerja dan pengurus
wajib memberikan pelayanan kesehatan
kerja (Pasal 3).
- Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
dapat :
a. Diselenggarakan Sendiri;
b. Mengadakan ikatan dengan dokter atau
pelayanan kesehatan lain;
c. Beberapa perusahaan menyelenggarakan
suatu layanan kesehatan kerja (Pasal 4)

15 Permenaker No.02/1982 Tentang - Juru Las dianggap terampil apabila telah


Kualifikasi Jura Las. menempuh ujian las dengan hasil
memuaskan dan mempunyai sertifikat juru
las, dan dianggap tidak terampil bila selama
6 bulan terus menerus tidak melakukan
pekerjaan las sesuai yang tercantum dalam
spesifikasi juru las.

16 Kepmenaker No.186/1999 Tentang - Kewajiban mencegah, mengurangi,


Penanggulangan Kebakaran di tempat mamadamkan kebakaran dan latihan
kerja. penggulangan kebakaran ditempat kerja,
meliputi : (Pasal 2)
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm,
pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi;
c. Pengendalian penyebab asp, panas dan
gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran ditempat kerja;
e. Penyelenggaraan latihan dan simulasi
kebakaran secara berkala;
f. Memilik buku rencana penanggulangan
keadaan darurat kebakaran;
 

17 Kepmenakertrans No.72/2002 Tentang - Perencanaan, pemasangan, penggunaan,


Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik
SNI-04-0225-2000 mengenai persyaratan di tempat kerja harus sesuai dengan
umum instalasi listrik 2000 Volt ditempat ketentuan yang ditetapkan dalam SNI-04-
kerja 0225-2000 (Pasal 2)

18 Kepmenaker No.51/1999 Tentang Nilai - Nilai ambang batas iklim kerja-ISBB (◦C)
Ambang batas faktor fisik di tempat kerja dengan 8 jam kerja Beban kerja ringan = 30,
Bebang kerja sedang = 26,7, Beban kerja
berat = 25.
- Nilai Ambang batas kebisingan = 85 dB,
tidak boleh terpanjang lebih dari 140 Db,
walau sesaat.

19 Kepmenaker No.187/1999 Tentang - Kewajiban untuk mengendalikan bahan


Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya
kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja
dalam menggunakan, menyimpan, memakai,
memproduksi dan mengangkut bahan kimia
berbahaya di tempat kerja (Pasal 2)
- Pengendalian bahan kimia berbahaya
meliputi :
a. Penyediaan lembar data keselamatan
bahan (MSDS) dan label;
b. Penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli
K3 Kimia (Pasal 3);
- Kewajiban menyampaikan daftar nama,
sifat dan kuantitas bahan kimia berbahaya
ditempat kerja dengan mengisi formulir
kepada Kantor Disnaker setempat, tembusan
ke Kantor Wilayah Depnaker setempat;
 
Lampiran Rencana K3 Kontrak Pekerjaan Konstruksi

B. SASARAN DAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

B1.Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Sasaran K3 ini berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penetapan pengendalian resiko,
diantaranya adalah :

Keselamatan :
► Tidak akan terjadinya kecelakaan yang fatal (zero maksimal) 1%
► Tidak ada kecelakaan kerja yang terdapat korban jiwa dan berusaha mencapai “Rasio Cedera Nol” 0%
► Kehilangan jam kerja akibat kecelakaan kerja maksimal 1%
► Kehilangan jam kerja akibat sakit maksimal 5%
► Tingkat penerapan elemen Pra-RK3K minimal 10%
► Mengurangi “Insiden Berakibat Kerusakan Konstruksi”
► Mengurangi semua “Insiden berakibat kerugian yang lain”
► Penggunaan APD minimal 95%
► Laporan kerja K3 minimal 1 kalli dalam sebulan

Kesehatan :
► Memastikan bahwa kesehatan karyawan dikelola dengan efektif
► Mengurangi terjadinya gangguan kesehatan akibat kerja sebesar 20% setiap bulan
► Menciptakan dan memelihara tempat kerja yang bersih dan sehat
► Memastikan semua bahaya ditempat kerja dikelola dengan efektif

Lingkungan Kerja :
► Memastikan bahwa damak potensial terhadap masyarakat dikelola dengan efektif
► Memastikan bahwa semua bahaya terhadap lingkungan dikelola dengan efektif
► Mengurangi insiden berakibat kerusakan lingkungan
► Menciptakan dan meingkatkan kepedulian lingkungan

B3 PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Program K3 ini di antaranya adalah :
● Mengidentifikasi dan membuat analisa bahaya dan resiko setiap pekerjaan
● Mengawasi setiap pekerjaan yang beresiko tinggi dan dikeluarkannya Surat Ijin Kerja
● Melakukan Safety Briefing di setiap awal bekerja kepada seluruh pengawas dan pekerja
● Melakukan Safety Patroli dan inpeksi terhadap lokasi kerja, metode dan peralatan kerja
● Membuat metode pengaman dan pengawasan terhadap alat selama bekerja khususnya alat angkat, angkut dan
alat muat
● Penyediaan alat dan pendukung keselamatan kerja (Rambu –rambu, APD, Pemadam Kebakaran dan P3K)
● Membatasi kerja lembur
 

● Pemeriksaan kesehatan kerja setiap pekerja beresiko tinggi secara periodik


● Menyediakan alat pelindung diri sesuai kebutuhan
● Meningkatkan kedisiplinan terhadap pemakaian APB melalui inspeksi dan punishment (bila diperlukan)
● Mensosialisasikan perundang – undangan dan peraturan K3
● Meberikan training/pelatihan internal yang berhubungan dengan kesadaran K3
 

C. PENERAPAN DAN OPERASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

C1. SUMBER DANA, STRUKTUR ORGANISASI DAN PERTANGGUNG JAWABAN

Manajemen PT. BERLIAN INDAH PERKASA menetapkan peran, tanggung jawab, akutabilitas dan wewenang untuk
pelaksanaan K3 yang efektif. Penetapan ini meliputi penyediaan sumber daya manusia yang cukup finansial dan
membentuk organisasi K3.

Komite terdiri dari unsur – unsur tim manajemen, karyawan, perwakilan karyawan yang membantu memastikan
pencapaian tujuan akhir yaitu tingkat cidera dan insiden nihil.

► Direktur Utama/Direktur/Pengurus Perusahaan


Bertanggung Jawab untuk :
● Memastikan pelaksanaan kebijakan K3 yang telah ditetapkan
● Membentuk pengarah K3 Korporat dan menugaskan personil yang ditunjuk sebagai wakil
manajemen/MR untuk menjalankan sistem manajemen K3 secara berkelanjutan
● Menjamin bahwa PT. BERLIAN INDAH PERKASA memenuhi persyaratan peraturan perundangan K3 yang
berlaku
● Melakukan tinjauan ulang (review) secara berkala terhadap keseluruhan kinerja Program K3
Perusahaan
● Meninjau kecelakaan/insiden serius dan memantau tindakan perbaikan
● Berpartisipasi jika diperlukan dalam penyelesaian masalah K3

► General Superintendent
Bertanggung Jawab untuk :
● Membantu Direktur untuk menentukan arah bisnis perusahaan dan melengkapi kebijakan, strategi
korporat dan pedoman Manajemn K3, juga mengembangkan harapan, tujuan dan perubahan terkait
dengan manajemen K3 di PT. BERLIAN INDAH PERKASA
● Menyiapkan dan memperbarui pedoman Manajemen K3 untuk diperiksa oleh wakil manajemen dan di
setujui oleh Direktur Utama/Direktur/Pengurus Perusahaan
● Melaksanakan inspeksi berkala/audit, peninjauan dan diskusi
● Memusatkan perhatian pada hal – hal berkaitan dengan Manajemen K3 dan berpartisipasi aktif
menerapkan sistem Manajemen K3 dan Prosedur – Prosedur operasionalnya

► Kepala Bagian
Bertanggung Jawab untuk :
● Menerapkan kebijakan sistem Manajemen K3 dan bertanggung jawab untuk penerapan prosedur dan
dokumen pendukungnya. Kepala Bagian diharapkan menhajukan masukan – masukan untuk
menyempurnakan kebijakan Pedoman dan Tujuan PT. BERLIAN INDAH PERKASA.

► Wakil Manajemen
Bertanggung Jawab untuk :
● Pemastian pembentukan, pelaksanaan dan pemeliharaan sistem Manajemen K3 menurut Standart ISO
9001, OHSAS 18001 dan Standart atau sistem yang relevan dimasa mendatang
● Melaporkan kinerja Manajemen K3 kepada pihak manajemen untuk ditinjau dan menangani
komunikasi ekstenal dengan pihak – pihak yang berkepentingan dalam K3
● Memastikan kesadaran tentang persyaratan pelanggan di seluruh organisasi
 

STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PT. BERLIAN INDAH PERKASA

 
Penanggung Jawab K3 

Bagian 
Emergency/Kedaruratan 

Bagian P3K 

Bagian Kebakaran 
PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)

PENILAIAN RESIKO
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN
NO JENIS/ TYPE PEKERJAAN URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO K3 PELAKSANA YANG TERLIBAT
RESIKO KECELAKAAN KERJA
AKIBAT PELUANG RESIKO

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pemasangan Bouplank - Pengukuran - Kecelakaaan Lapangan 2 C M - Standar APD - Site Manager
- Pemasangan Patok - Patok - Helm - Pekerja
- Sepatu Safety
- Rompi Safety
- Kacamata

2. Pembuatan Direksi Keet - Pembuatan Serobong Kerja - Kecelakaan Lapangan 2 C M - Standar APD - Site Manager
- Pembuatan Gudang Material - Kecelakaan Alat Kerja 4 C H - Helm - Pekerja
- Pembuatan Sarana MCK - Jatuh dari ketinggian 4 C H - Sepatu Safety - Mandor
- Pembuatan Papan Proyek/Kegiatan - Tertimpa bahan atau material 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Kacamata
- Safety Belt
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

3. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan - Pengangkutan Alat - Kecelakaaan lapangan 5 C H - Standar APD - Site Manager
- Bongkar Muat - Kecelakaan Alat Kerja 4 D H - Helm - Pekerja
- Perakitan - Tertimpa Material / Spare Part 4 C H - Sepatu Safety - Mandor
- Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

AKIBAT PELUANG TINGKAT RESIKO

1. Tidak Ada Cidera, Kerugian Material Kecil 1. Hampir Pasti Akan Terjadi 1. E Extreme Risk
2. Cedera Ringan, Kerugian Material Sedang 2. Cenderung Untuk Terjadi/Like Y 2. H High Risk
3. Hilang Dari Kerja, Kerugian Cukup Besar 3. Mungkin Dapat Terjadi 3. M Moderate Risk
4. Cacat, Kerugian Materi Besar 4. Kecil Kemungkinan Terjadi/Unlike 4. L Low Risk
5. Kematian, Kerugian Materi Sangat Besar 5. Jarang Terjadi/Rare
PENILAIAN RESIKO
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN
NO JENIS/ TYPE PEKERJAAN URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO K3 PELAKSANA YANG TERLIBAT
RESIKO KECELAKAAN KERJA
AKIBAT PELUANG RESIKO

B. PEKERJAAN DRAINASE
1. Pek. Galian untuk selokan drainase - Penggalian Tanah - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor
- Pembuangan Tanah - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Tertimbun 5 D H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C L - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Kacamata
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

2. Pek. Pasangan Batu dengan mortar - Pemasangan Batu - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor
- Pencampuran Mortar - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Pemasangan Mortar - Tertimpa Material Batu 4 C H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Kacamata
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman
- Memasang Standar Operasional Alat Kerja

3. Pek. Pipa Beton Bertulang - Perakitan dan Penyetelan - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pemasangan - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas

4. Baja Tulangan untuk struktur Drainase - Perakitan dan Penyetelan - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pemasangan - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas

5. Pek. Beton K250 - Persiapan Campuran - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pengecoran - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas

AKIBAT PELUANG TINGKAT RESIKO

1. Tidak Ada Cidera, Kerugian Material Kecil 1. Hampir Pasti Akan Terjadi 1. E Extreme Risk
2. Cedera Ringan, Kerugian Material Sedang 2. Cenderung Untuk Terjadi/Like Y 2. H High Risk
3. Hilang Dari Kerja, Kerugian Cukup Besar 3. Mungkin Dapat Terjadi 3. M Moderate Risk
4. Cacat, Kerugian Materi Besar 4. Kecil Kemungkinan Terjadi/Unlike 4. L Low Risk
5. Kematian, Kerugian Materi Sangat Besar 5. Jarang Terjadi/Rare
PENILAIAN RESIKO
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN
NO JENIS/ TYPE PEKERJAAN URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO K3 PELAKSANA YANG TERLIBAT
RESIKO KECELAKAAN KERJA
AKIBAT PELUANG RESIKO

C. PEKERJAAN TANAH
1. Pek. Galian Biasa - Penggalian Tanah - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor
- Pembuangan Tanah - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Tertimbun 5 D H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C L - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Kacamata
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

2. Pek. Galian Batu - Penggalian Tanah - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor
- Pembuangan Tanah - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Tertimbun 5 D H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C L - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Kacamata
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

3. Pek. Timbunan Tanah - Pengurugan - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor


- Pemadatan dan Perataan - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata
- Sarung Tangan
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

4. Pembersihan, Pengupasan dan Pemotongan - Pembersihan - Kecelakaaan lapangan 4 C H - Standar APD - Mandor
Pohon - Pengupasan Lahan - Kecelakaan Alat Kerja 4 C H - Helm - Pekerja
- Pemotongan Pohon - Tertimpa Material 5 D H - Sepatu Safety - Operator
- Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Sarung Tangan
- Pemasangan Alat Pengaman

AKIBAT PELUANG TINGKAT RESIKO

1. Tidak Ada Cidera, Kerugian Material Kecil 1. Hampir Pasti Akan Terjadi 1. E Extreme Risk
2. Cedera Ringan, Kerugian Material Sedang 2. Cenderung Untuk Terjadi/Like Y 2. H High Risk
3. Hilang Dari Kerja, Kerugian Cukup Besar 3. Mungkin Dapat Terjadi 3. M Moderate Risk
4. Cacat, Kerugian Materi Besar 4. Kecil Kemungkinan Terjadi/Unlike 4. L Low Risk
5. Kematian, Kerugian Materi Sangat Besar 5. Jarang Terjadi/Rare
PENILAIAN RESIKO
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN
NO JENIS/ TYPE PEKERJAAN URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO K3 PELAKSANA YANG TERLIBAT
RESIKO KECELAKAAN KERJA
AKIBAT PELUANG RESIKO

E. PEKERJAAN BERBUTIR - Pengangkutan Agregat - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor


- Penghamparan Lapis Agregat - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Pemadatan dan Perataan - Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata
- Sarung Tangan
- Pemasangan Rambu K3

PEKERJAAN PEMBETONAN - Persiapan Campuran - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pengecoran - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas

PEKERJAAN AGREGAT - Pengangkutan Agregat - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor


- Penghamparan Lapis Agregat - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Pemadatan dan Perataan - Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata
- Sarung Tangan

PEKERJAAN TANAH PONDASI - Penggalian Tanah - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Pemasangan Alat Pengaman - Mandor
- Pembuangan Tanah - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Tertimbun 5 D H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C L - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Kacamata
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

AKIBAT PELUANG TINGKAT RESIKO

1. Tidak Ada Cidera, Kerugian Material Kecil 1. Hampir Pasti Akan Terjadi 1. E Extreme Risk
2. Cedera Ringan, Kerugian Material Sedang 2. Cenderung Untuk Terjadi/Like Y 2. H High Risk
3. Hilang Dari Kerja, Kerugian Cukup Besar 3. Mungkin Dapat Terjadi 3. M Moderate Risk
4. Cacat, Kerugian Materi Besar 4. Kecil Kemungkinan Terjadi/Unlike 4. L Low Risk
5. Kematian, Kerugian Materi Sangat Besar 5. Jarang Terjadi/Rare
PENILAIAN RESIKO
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN
NO JENIS/ TYPE PEKERJAAN URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO K3 PELAKSANA YANG TERLIBAT
RESIKO KECELAKAAN KERJA
AKIBAT PELUANG RESIKO

URUGAN PASIR BAWAH PONDASI - Pengangkutan Pasir - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor
- Pengurugan Pasir - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Tertimbun 5 D H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C L - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Kacamata
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

F. PEKERJAAN ASPAL - Persiapan Campuran Aspal - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pelaburan Aspal - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas

G. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Bekisting - Pemotongan dan Penyetelan - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Perakitan - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

2. Pekerjaan Pembesian - Perakitan dan Penyetelan - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pemasangan - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Terkena Sisi Tajam Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Sarung Tangan
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

AKIBAT PELUANG TINGKAT RESIKO

1. Tidak Ada Cidera, Kerugian Material Kecil 1. Hampir Pasti Akan Terjadi 1. E Extreme Risk
2. Cedera Ringan, Kerugian Material Sedang 2. Cenderung Untuk Terjadi/Like Y 2. H High Risk
3. Hilang Dari Kerja, Kerugian Cukup Besar 3. Mungkin Dapat Terjadi 3. M Moderate Risk
4. Cacat, Kerugian Materi Besar 4. Kecil Kemungkinan Terjadi/Unlike 4. L Low Risk
5. Kematian, Kerugian Materi Sangat Besar 5. Jarang Terjadi/Rare
PENILAIAN RESIKO
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN
NO JENIS/ TYPE PEKERJAAN URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO K3 PELAKSANA YANG TERLIBAT
RESIKO KECELAKAAN KERJA
AKIBAT PELUANG RESIKO

3. Pekerjaan Pembetonan - Persiapan Campuran - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pengecoran - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Sarung Tangan
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman
H. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN
MINOR
1. Pekerjaan Agregat - Pengangkutan Agregat - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor
- Penghamparan Lapis Agregat - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Pemadatan dan Perataan - Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata
- Sarung Tangan

2. Pekerjaan Aspal - Persiapan Campuran Aspal - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pelaburan Aspal - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas

3. Pembersihan, Pengupasan dan Pemotongan - Pembersihan - Kecelakaaan lapangan 4 C H - Standar APD - Mandor
Pohon - Pengupasan Lahan - Kecelakaan Alat Kerja 4 C H - Helm - Pekerja
- Pemotongan Pohon - Tertimpa Material 5 D H - Sepatu Safety - Operator
- Rompi Safety - Pengawas Lapangan

4. Pek. Galian Biasa - Penggalian Tanah - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Mandor
- Pembuangan Tanah - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Pekerja
- Tertimbun 5 D H - Sepatu Safety - Pengawas Lapangan
- Terperosok 2 C L - Rompi Safety - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Kacamata
- Pemasangan Rambu K3

AKIBAT PELUANG TINGKAT RESIKO

1. Tidak Ada Cidera, Kerugian Material Kecil 1. Hampir Pasti Akan Terjadi 1. E Extreme Risk
2. Cedera Ringan, Kerugian Material Sedang 2. Cenderung Untuk Terjadi/Like Y 2. H High Risk
3. Hilang Dari Kerja, Kerugian Cukup Besar 3. Mungkin Dapat Terjadi 3. M Moderate Risk
4. Cacat, Kerugian Materi Besar 4. Kecil Kemungkinan Terjadi/Unlike 4. L Low Risk
5. Kematian, Kerugian Materi Sangat Besar 5. Jarang Terjadi/Rare
PENILAIAN RESIKO
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN
NO JENIS/ TYPE PEKERJAAN URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RESIKO K3 PELAKSANA YANG TERLIBAT
RESIKO KECELAKAAN KERJA
AKIBAT PELUANG RESIKO

6. Pek. Blok Beton - Persiapan Campuran - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
- Pembuatan Blok Beton - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas

7. Pek. Pengembalian Kondisi Lantai Jembatan - Persiapan Campuran - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
Beton - Pemcampuran Beton - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas

8. Pek. Pengembalian Kondisi Lantai Jembatan - Pemotongan dan Penyetelan - Kecelakaaan lapangan 5 D H - Standar APD - Staff Engineer
Kayu - Perakitan - Kecelakaan Alat Kerja 2 C M - Helm - Mandor
- Tertimbun Longsoran 4 C H - Sepatu Safety - Pekerja Lapangan
- Terperosok 2 C M - Rompi Safety - Pengawas Lapangan
- Tertimpa Material 5 D H - Kacamata - Petugas Pemandu Lalu Lintas
- Pemasangan Rambu K3
- Pemasangan Alat Pengaman

AKIBAT PELUANG TINGKAT RESIKO

1. Tidak Ada Cidera, Kerugian Material Kecil 1. Hampir Pasti Akan Terjadi 1. E Extreme Risk
2. Cedera Ringan, Kerugian Material Sedang 2. Cenderung Untuk Terjadi/Like Y 2. H High Risk
3. Hilang Dari Kerja, Kerugian Cukup Besar 3. Mungkin Dapat Terjadi 3. M Moderate Risk
4. Cacat, Kerugian Materi Besar 4. Kecil Kemungkinan Terjadi/Unlike 4. L Low Risk
5. Kematian, Kerugian Materi Sangat Besar 5. Jarang Terjadi/Rare

Tengarong, 25 Mei 2015


PT. BERLIAN INDAH PERKASA

M U K T A R, Spd
Direktur

Anda mungkin juga menyukai