Anda di halaman 1dari 36

PENAWARAN TEKNIS

Metodologi Pelaksanaan Pemeriksaan Mutu


Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah PTSL

Tahun Anggaran 2021


Daftar Isi

1 Pendahuluan ........................................................................................................................................................ 2
2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................................................................... 2
3 Lokasi dan Volume Pekerjaan ......................................................................................................................... 3
4 Penempatan dan Pembagian Personil ............................................................................................................ 4
5 Peralatan .............................................................................................................................................................. 4
6 Lingkup Kegiatan................................................................................................................................................ 4
7 Perencanaan Jadwal Pelaksanaan.................................................................................................................... 8
8 Metode Pelaksanaan Pekerjaan ...................................................................................................................... 9
8.1 Permohonan Pemeriksaan Mutu ........................................................................................................... 9
8.2 Lokasi Kerja Tim Pemeriksaan Mutu ................................................................................................... 9
8.3 Rencana Kerja dan Jadwal Kegiatan ..................................................................................................... 9
8.4 Persiapan data lapangan......................................................................................................................... 10
8.5 Penetapan batas ...................................................................................................................................... 12
8.6 Pengukuran Bidang Tanah..................................................................................................................... 13
8.7 Pengkartiran dan Pemetaan.................................................................................................................. 23
8.8 Pembuatan Gambar Ukur ..................................................................................................................... 24
8.9 Penggambaran Bidang Tanah................................................................................................................ 28
8.10 Penggambaran Objek-Objek Pemetaan ............................................................................................. 33
8.11 Pengecekan / Perbandingan Hasil Pengukuran ................................................................................. 33
9 Hasil Kegiatan Pemeriksaan Mutu ............................................................................................................... 33
10 Penutup .............................................................................................................................................................. 35

1
1 Pendahuluan
Pemeriksaan Mutu Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap adalah suatu proses untuk memastikan hasil kegiatan pengukuran dan pemetaan
telah memenuhi kaidah teknis / spesifikasi teknis yang sudah ditentukan. Pelaksanaan
pemeriksaan mutu dilakukan sebelum proses verifikasi dan validasi bidang tanah oleh
Kantor Pertanahan / Satgas fisik. Hal ini dilakukan agar proses verifikasi dan validasi bidang
tanah oleh satgas fisik dapat terbantu dan berjalan lebih lancar.

2 Maksud dan Tujuan


Kantor Pertanahan atau Satgas Fisik selain melaksanakan proses pemeriksaan mutu
kegiatan pengukuran dan pemetaan oleh pelaksana pihak ketiga, juga mempunyai beban
tanggung jawab menyelesaikan kegiatan pengukuran dan pemetaan yang dilaksanakan
secara swakelola baik dalam rangka PTSL, Redistribusi Tanah, maupun dalam rangka
layanan rutin serta melaksanakan pengawasan mutu pengukuran dan pemetaan swakelola.
Memperhatikan hal tersebut maka sebagian tugas Pemeriksaan Mutu dilimpahkan kepada
pihak ketiga.

Pelaksana kegiatan Pemeriksaan mutu meliputi seluruh tahapan proses serta produk
pengukuran dan pemetaan, antara lain kegiatan survei pendahuluan/persiapan, verifikasi
hasil pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah yang dilaksanakan Pelaksana
Pengukuran dan Pemetaan serta pembuatan laporan.

Tujuan kegiatan Pemeriksaan mutu adalah untuk memastikan:

a. Kegiatan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah sesuai dengan


persyaratan yang telah ditetapkan dan disetujui oleh Kepala Kantor Pertanahan
sehingga dapat dipergunakan untuk pendaftaran tanah.
b. Dokumen dan data yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegiatan pengukuran,
pemetaan dan informasi bidang dibuat dengan format dan standar yang telah
ditetapkan sehingga dapat diintegrasikan.

2
3 Lokasi dan Volume Pekerjaan
Terdaftar
No Lokasi Kegiatan Belum Belum Jumlah
Lot Provinsi Kab / Kota Metode PTSL Jumlah
Paket (Kecamatan / Desa) Terdaftar Terpetakan QC
(K4)
1 1 Sumatera Ogan Komering Ilir Participant Mapping Cengal: Ulak Kedondong, 19.593 407
50.000 Selatan (PM) Pelimbangan, Sungai Jeruju, Sungai
Bid Pasir
2 Ogan Ilir Participant Mapping Rambang Kuang: Tanjung Miring, 9.562 438
(PM) Kayu Ara, Sukananti
3 Ogan Komering Ulu Participant Mapping 1. Muaradua Kisam: Alun Dua, Bayur 19.870 130
Selatan (PM) Tengah, Gunung Gare, Lawang Agung,
Penyandingan, Sugihan,
Tanjung Tebat
2. Pulau Beringin: Tanjung Kari,
Simpang Pancur, Gunung Batu
Total 4 Kecamatan 17 Desa/Kelurahan 49.025 975 50.000 2.500
2 1 Sumatera Palembang Participant Mapping Kemuning: Ario Kemuning, 28.507 1.493
50.000 Selatan (PM) Pahlawan, Sekip Jaya, Dua-Puluh Ilir
Bid Dua, Talang Aman, Pipa Reja
2 Lubuklinggau Participant Mapping 1. Lubuklinggau Utara I: Belalau I, 13.313 6.687
(PM) Sumber Agung
2. Lubuklinggau Utara II: Batu Urip,
Pasar Satelit, Puncak Kemuning,
Ponorego, Senalang
3. Lubuklinggau Timur I: Air Kuti,
Batu Urip Taba, Majapahit, Nikan
Jaya, Taba Jemekeh, Taba Koji
4. Lubuklinggau Timur II: Cereme
Taba, Karya Bakti, Mesat Seni
5. Lubuklinggau Selatan I: Air
Temam, Jukung, Lubuk Binjai,
Lubuk Kupang, Perumnas Rahma,
Rahma
6. Lubuklinggau Barat I: Bandung
Kiri, Kayu Ara, Lubuk Tanjung,
Muara Enim, Pelita Jaya, Sukajadi,
Tanjung Indah, Watas Lubuk
7. Lubuklinggau Barat II: Bandung
Kanan, Lubuklinggau Ilir, Sidorejo,
Ulak Lebar
Total 4 Kecamatan 17 Desa/Kelurahan 41.820 8.180 50.000 2.500
3 1 Sumatera Musi Participant Mapping 1. Keluang: Tenggaro, Dawas, 12.747 7.523
40.000 Selatan Banyuasin (PM) Tanjunga Dalam, Dawas, Mekar
Bid Jaya, Sumber Agung, Karya Maju,
Tegal Mulyo, Cipta Praja, Loka Jaya,
Mekar Sari, Mulya Asih, Sidorejo,
Sridamai
2. Babat Supat: Supat, Supat Barat,
Supat Timur 40.270
2 Musi Rawas Participant Mapping 1. Sumber Harta: Sukarami Jaya, Suka 14.709 5.291
(PM) Jaya, Sumber Jaya, Jambu Rejo,
Madang, Suka Mulya, Sumber Harta,
Suka Maju, Sumber Sari, Sumber
Asri
2. STL. Ulu Terawas: Terawas, Suko
Rejo, Padu Raksa, Sumber Karya,
Babat, Suka Merindu, Srimulyo,
Pasenan, Suka Mana, Suka Karya,
Kosgoro, Suka Raya, Suka Raya
Baru
Total 4 Kecamatan 40 Desa/Kelurahan 27.456 12.814 40.270 2.014
4 1 Sumatera Ogan Participant Mapping 1. Buay Madang: Tebat Jaya, Sridadi, 19.394 606
40.000 Selatan Komering (PM) Tanjung Bulan, Cipta Muda, Aman
Bid Ulu Timur Jaya, Ganjar Agung, Mulyo Agung,
Way Halom, Sumber Agung,
Sukaraja Tuha, Pisang Jaya, Muda
Sentosa, Sukaraja, Kurungan Nyawa,
Kurungan Nyawa I, Kurungan
Nyawa II, Kurungan Nyawa III
2 Ogan Participant Mapping 1. Peninjauan: Kepayang, Kedondong, 19.514 486
Komering (PM) Belimbing, Durian, Lubuk Rukam,
Ulu Bindu
2. Kedaton Peninjauan Raya: Rantau
Panjang, Kampai, Suka Pindah,
Lubuk Kemiling
Total 3 Kecamatan 27 Desa/Kelurahan 38.908 1.092 40.000 2.000
5 1 Sumatera Muara Enim Participant Mapping 1. Kelekar: Tanjung Medang, Menanti, 19.856 414
50.000 Selatan (PM) Menanti Selatan, Suban Baru, Teluk
Bid Jaya, Pelempang, Embacang Kelekar

2 Prabumulih Participant Mapping 1. Prabumulih Barat: Payu Putat, 8.176 1.824


(PM) Gunung Kemala, Tanjung Telang
2. Rambang Kapak Tengah: Karang
Bindu, Karya Mulia, Tanjung
Rambang, Rambang Senuling
3 Lahat Participant Mapping 1. Lahat: Air Lingkar, Bandung 19.824 176
(PM) Agung, Batu Rusa, Danau, Gemidar
Ilir, Gemidar Ulu, Karang Agung,
Kedaton, Kupang, Lesung Batu,
Merindu, Muara Dua, Padang,
Padang Pagun, Pagar Alam, Pagar
Gunung, Penantian, Rimba Sujud,
Sawah Darat, Siring Agung, Tanjung
Agung
Total 4 Kecamatan 35 Desa/Kelurahan 47.856 2.414 50.270 2.514
6 1 Sumatera Banyuasin Participant Mapping 1. Banyuasin III: Galang Tinggi,Sindang 18.634 1.366
40.000 Selatan (PM) Mas, Sukaraja Baru,
Bid Terentang, Ujung Tanjung
2 Musi Rawas Participant Mapping 1. Karang Jaya: Bukit Lengkap, 10.855 9.145
Utara (PM) Embacang Lama, Muara Batang
Empu, Muara Tiku, Rantau Jaya,
Rantau Telang, Suka Menang,
Tanjung Agung, Terusan
2. Karang Dapo: Aringin, Biaro
Baru,Biaro Lama, Bina Karya Karang
Dapo, Karang Dapo 1, Kertasari,
Rantau Kadam, Setia Marga
3. Nibung: Karya Makmur, Srijaya
Makmur, Sumber Makmur
4. Rawas Ilir: Air Bening, Pauh, Pauh
I
Total 5 Kecamatan 28 Desa/Kelurahan 29.489 10.511 40.000 2.000
7 1 Sumatera Pagar Alam Participant Mapping 1. Dempo Utara: Reba Tinggi, Bumi 9.001 999
30.000 Selatan (PM) Agung, Jangkar Mas
Bid 2. Dempo Selatan: Lubuk Buntak,
Prahu Dipo
3. Dempo Tengah: Padang Temu
4. Pagar Alam Selatan: Tanjung
Agung
2 Empat Participant Mapping 1. Dempo Utara: Reba Tinggi, Bumi 18.400 1.600
Lawang (PM) Agung, Jangkar Mas
2. Dempo Selatan: Lubuk Buntak,
Prahu Dipo
3. Dempo Tengah: Padang Temu
4. Pagar Alam Selatan: Tanjung
Agung
Total 5 Kecamatan 18 Desa/Kelurahan 27.401 2.599 30.000 1.500
15.027

3
4 Penempatan dan Pembagian Personil
No Lot Lokasi Kab/Kota Jml Bid Jml Bid QC SKB ASKB PAS
1 Lot 1 1. Ogan Komering Ilir 50.000 2.500 1 5 10
2. Ogan Ilir
3. Ogan Komering Ulu Selatan
2 Lot 2 1. Palembang 50.000 2.500 1 5 10
2. Lubuklinggau
3 Lot 3 1. Musi Banyuasin 40.000 2.000 1 4 8
2. Musi Rawas
4 Lot 4 1. Ogan Komering Ulu Timur 40.000 2.000 1 4 8
2. Ogan Komering Ulu
5 Lot 5 1. Muara Enim 50.000 2.500 1 5 10
2. Prabumulih
3. Lahat
6 Lot 6 1. Banyuasin 40.000 2.000 1 4 8
2. Musi Rawas Utara
7 Lot 7 1. Pagar Alam 30.000 1.500 1 3 6
2. Empat Lawang
Jumlah 300.000 15.000 7 30 60

Keterangan :
1. SKB : Surveyor Kadastral Berlisensi
2. ASKB : Asisten Surveyor Kadastral Berlisensi
3. PAS : Pembantu Asisten Surveyor

5 Peralatan
No Peralatan Jumlah Ket
1 Base GNSS RTK 7 MS
2 Rover GNSS RTK 30 MS
3 Pita Ukur 30 MS
4 Komputer Grafis 30 MS
5 Printer A3 14 MS
6 Kamera digital/Mobile Phone/GPS Navigasi 7 MS
berkamera (GPS geotagging)

Keterangan :
1. MS : Milik Sendiri

6 Lingkup Kegiatan

4
Mekanisme kerja Pemeriksaan mutu meliputi pelaksanaan di lapangan dan kegiatan di kantor.
Adapun proses pelaksanaan Pemeriksaan Mutu adalah :
a. Memeriksa dokumen administrasi seluruh bidang tanah yang meliputi: pengecekan
kesesuaian Surat Tugas, data, pelaksana, dan peralatan yang tercantum pada kontrak
dengan existing di lapangan.
b. Memeriksa metodologi yang digunakan oleh perusahaan / KJSKB dalam melakukan
pengukuran dan pemetaan, serta pengecekan hasil kegiatan lapangan, meliputi :
- Memeriksa pengikatan Base Station pada Titik Referensi (CORS atau KDKN) yang
digunakan pada saat pengukuran bidang tanah;
- Kesesuaian bentuk dan posisi visual yang terlihat pada citra satelit resolusi tinggi;
- Data bidang tanah dalam bentuk hardcopy maupun softcopy;
- Posisi bidang-bidang tanah terpetakan secara online, baik bidang-bidang belum
terdaftar (K1) maupun yang sudah terdaftar (K4);
- Informasi bidang tanah, antara lain: lokasi (desa/kelurahan), tanggal, nomor berkas,
nama petugas lapangan, penggunaan tanah dll.
c. Untuk menentukan nilai tingkat kepercayaan, maka pihak ketiga Tim Pemeriksa Mutu
harus membandingkan hasil ukuran bidang tanah sampel (GU pembanding yang obyek-
obyek sampelnya ditentukan oleh Satgas Fisik ASN) dengan Gambar Ukur hasil
pengukuran Pihak Ketiga pelaksana PTSL (GU pelaksana).
d. Kriteria penentuan bidang tanah sampel Pemeriksaan Mutu adalah secara random
dengan sebaran yang merata terhadap populasi minimal sebanyak 5% untuk pengukuran
yang dilaksanakan oleh pihak ketiga. Sampel yang diambil, mewakili:
 Setiap desa yang diukur sesuai dengan SK Penetapan Lokasi
 Setiap blok wilayah (secara spasial)
 Permukiman dan non permukiman
 Bidang tanah belum terdaftar dan bidang tanah terdaftar (K4)
e. Bidang tanah yang akan dijadikan sampel Pemeriksaan mutu ditentukan oleh Wakil Ketua
Bidang Fisik.
f. Raw data hasil pengukuran ulang oleh Pemeriksaan Mutu diserahkan kepada Satgas
Fisik untuk dicek toleransi luasnya.
g. Toleransi perbedaan luas yang diperkenankan tidak melebihi 5% dari luas yang tertera
pada GU pelaksana.

5
h. Setiap bidang yang disetujui (lolos Pemeriksaan Mutu) diberi tanda (checklist) pada
Gambar Ukur. Sedangkan bidang yang tidak disetujui diberikan catatan untuk
dilaporkan kepada Satgas Fisik untuk dilakukan perbaikan.
i. Revisi hasil pemeriksaan mutu dicetak pada lembar kertas tersendiri, diberi stempel
dan menjadi bagian dari Gambar Ukur

REVISI PEMERIKSAAN MUTU BIDANG TANAH


(bagian dari GU No. )
NUB : …….., .….…, ………
NO. BERKAS.

j. Tahapan Pelaporan, yakni membuat laporan secara tertulis terkait pelaksanaan kegiatan
Pemeriksaan Mutu. Penyampaian laporan dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali (awal-
antara-akhir).

Prosedur pemeriksaan oleh Tim Pemeriksaan mutu tidak terlepas dari prosedur pekerjaan
Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah. Pemeriksaan Mutu meliputi proses
pelaksanaan pekerjaan, produk yang dihasilkan, koordinasi / komunikasi dengan pelaksana
pengukuran dan pemetaan, Panitia PTSL maupun Kantor Pertanahan, serta kualitas yang
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Diagram alir pelaksanaan Pemeriksaan mutu
pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah adalah sebagai berikut:

6
PENYEDIA JASA PENGUKURAN,
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ PELAKSANA KONTROL KUALITAS PENGUKURANM
PEMETAAN DAN INFORMASI
KOTA PEMETAAN DAN INFORMASI BIDANG TANAH
BIDANG TANAH

Penentuan dan
Persetujuan Bidang
Tanah Sampel
Permohonan
Pemeriksaan Mutu Daftar Sampel
atau hasil kegiatan Bidang Tanah dan
pengukuran dan Sampel GU
pemetaan dengan
melampirkan GU

Pemeriksaan terhadap
Serah Terima produk pengukuran Form
(Gambar Ukur) Checklist

Kegiatan pengukuran
GU Pemeriksaan dan pemetaan pada
Ukur Ulang Bidang Salah Kesalahan pada GU lokasi bidang tanah Gambar Ukur
Tanah dalam Satu atau GU sampel Pembanding
Hamparan GU Pembanding?

TIDAK

Membandingkan Gambar
Diterima? Ukur Pembanding dengan
Laporan
Gambar Ukur
Pemeriksaan
Mutu
YA

Persetujuan Hasil
Pengukuan PTSL

PEMBUATAN PBT NIB dan BA

Alur Kegiatan Pemeriksaan Mutu Terhadap Kegiatan Pengukuran, Pemetaan Dan Informasi Bidang Tanah

7
7 Perencanaan Jadwal Pelaksanaan
Perencanaan jadwal pelaksaan untuk Pengukuran Pemeriksaan Mutu adalah selama 150
hari kalender dengan detil sebagai berikut :

Progress/Hr
Pemeriksaan Dokumen Administrasi 50 Bidang
Pemeriksaan Metodologi Pengukuran 50 Bidang
Pengukuran Per Tim Lot per hari 10 Bidang
Gambar Ukur Pembanding 10 Bidang
Pemeriksaan Hasil Pengukuran Sampel 20 Bidang

No Lot Aktifitas Jml Bid Jml QC SKB ASKB PAS Bid/Hr Wkt (Hr)
1 Lot 1 Persiapan 4
Pemeriksaan Dokumen Administrasi 50.000 2.500 1 5 10 250 10
Pemeriksaan Metodologi Pengukuran 50.000 2.500 1 5 10 250 10
Pengukuran Sampel Bidang Tanah 50.000 2.500 1 5 10 50 50
Gambar Ukur Pembanding 50.000 2.500 1 5 10 50 50
Pemeriksaan Hasil Pengukuran Sampel 50.000 2.500 1 5 10 100 25
Pelaporan 1
Jumlah 150
2 Lot 2 Persiapan 4
Pemeriksaan Dokumen Administrasi 50.000 2.500 1 5 10 250 10
Pemeriksaan Metodologi Pengukuran 50.000 2.500 1 5 10 250 10
Pengukuran Sampel Bidang Tanah 50.000 2.500 1 5 10 50 50
Gambar Ukur Pembanding 50.000 2.500 1 5 10 50 50
Pemeriksaan Hasil Pengukuran Sampel 50.000 2.500 1 5 10 100 25
Pelaporan 1
Jumlah 150
3 Lot 3 Persiapan 4
Pemeriksaan Dokumen Administrasi 40.000 2.000 1 4 8 200 10
Pemeriksaan Metodologi Pengukuran 40.000 2.000 1 4 8 200 10
Pengukuran Sampel Bidang Tanah 40.000 2.000 1 4 8 40 50
Gambar Ukur Pembanding 40.000 2.000 1 4 8 40 50
Pemeriksaan Hasil Pengukuran Sampel 40.000 2.000 1 4 8 80 25
Pelaporan 1
Jumlah 150
4 Lot 4 Persiapan 4
Pemeriksaan Dokumen Administrasi 40.000 2.000 1 4 8 200 10
Pemeriksaan Metodologi Pengukuran 40.000 2.000 1 4 8 200 10
Pengukuran Sampel Bidang Tanah 40.000 2.000 1 4 8 40 50
Gambar Ukur Pembanding 40.000 2.000 1 4 8 40 50
Pemeriksaan Hasil Pengukuran Sampel 40.000 2.000 1 4 8 80 25
Pelaporan 1
Jumlah 150
5 Lot 5 Persiapan 4
Pemeriksaan Dokumen Administrasi 50.000 2.500 1 5 10 250 10
Pemeriksaan Metodologi Pengukuran 50.000 2.500 1 5 10 250 10
Pengukuran Sampel Bidang Tanah 50.000 2.500 1 5 10 50 50
Gambar Ukur Pembanding 50.000 2.500 1 5 10 50 50
Pemeriksaan Hasil Pengukuran Sampel 50.000 2.500 1 5 10 100 25
Pelaporan 1
Jumlah 150
6 Lot 6 Persiapan 4
Pemeriksaan Dokumen Administrasi 40.000 2.000 1 4 8 200 10
Pemeriksaan Metodologi Pengukuran 40.000 2.000 1 4 8 200 10
Pengukuran Sampel Bidang Tanah 40.000 2.000 1 4 8 40 50
Gambar Ukur Pembanding 40.000 2.000 1 4 8 40 50
Pemeriksaan Hasil Pengukuran Sampel 40.000 2.000 1 4 8 80 25
Pelaporan 1
Jumlah 150
7 Lot 7 Persiapan 4
Pemeriksaan Dokumen Administrasi 30.000 1.500 1 3 6 150 10
Pemeriksaan Metodologi Pengukuran 30.000 1.500 1 3 6 150 10
Pengukuran Sampel Bidang Tanah 30.000 1.500 1 3 6 30 50
Gambar Ukur Pembanding 30.000 1.500 1 3 6 30 50
Pemeriksaan Hasil Pengukuran Sampel 30.000 1.500 1 3 6 60 25
Pelaporan 1
Jumlah 150
Jumlah 300.000 15.000 7 30 60

8
8 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
8.1 Permohonan Pemeriksaan Mutu
 Pelaksana pengukuran dan pemetaan mengajukan permohonan Pemeriksaan mutu atas
hasil kegiatan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah yang telah selesai dan
akan diajukan permohonan pembayarannya.

 Pengajuan permohonan disampaikan kepada Wakil Ketua Bidang Fisik Tim Ajudikasi
PTSL paling lambat 2 minggu sebelum pengajuan pembayaran.

 Pengajuan permohonan Pemeriksaan mutu berupa surat permohonan Pemeriksaan


mutu dengan melampirkan :
- Data file spasial bidang tanah (*.dxf).
- Daftar Bidang Tanah PTSL dan informasi bidang tanah.
- Gambar Ukur (GU)

 Wakil Ketua Bidang Fisik menugaskan pihak ke 3 (tiga) untuk melaksanakan


Pemeriksaan Mutu berdasarkan permohonan tersebut.
8.2 Lokasi Kerja Tim Pemeriksaan Mutu
Tim Pemeriksaan mutu akan memeriksa hasil pekerjaan pengukuran, pemetaan dan
informasi bidang tanah di basecamp ajudikasi. Hal ini bertujuan untuk kemudahan pekerjaan
Pemeriksaan mutu dan menjamin keamanan peta-peta dan bahan-bahan lainnya untuk
keperluan survey kadastral.

8.3 Rencana Kerja dan Jadwal Kegiatan


1. Tim Pemeriksaan Mutu setelah menerima Surat Tugas dan Daftar Bidang Tanah yang
akan diperiksa (termasuk bidang-bidang tanah yang menjadi sampel untuk dilakukan
pengukuran ulang) menyusun Rencana Kerja dan Jadwal Kegiatan.

9
2. Penugasan terhadap Tim Pemeriksaan Mutu dilaksanakan berdasarkan termin
permohonan pembayaran pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
3. Pelaksanaan Pemeriksaan Mutu untuk setiap termin melakukan pemeriksaan bidang
tanah maksimal 14 (empat belas) hari kalender sejak permohonan pembayaran
pengukuran dan pemetaan bidang tanah beserta kelengkapan berkas (administrasi dan
GU) diterima.
4. Seluruh Rencana dan Jadwal Kegiatan Pemeriksaan Mutu nantinya akan di
koordinasikan dengan Wakil Ketua Bidang Fisik.
8.4 Persiapan data lapangan
Sebelum melaksanakan pengukuran bidang tanah dalam rangka memenuhi permohonan
pengukuran di Kantor Pertanahan, sebaiknya dipersiapkan hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan pengukuran tersebut dan mengisi formulir checklist yang telah
disediakan. Adapun tahapan persiapan pengukuran tersebut meliputi :
A. Persiapan Administrasi Pengukuran
a. Pengukuran bidang tanah dan penetapan batas yang akan dilaksanakan
harus didasarkan pada Surat Tugas yang dibuat oleh Kepala Seksi
Pengukuran dan Pendaftaran Tanah atas nama Kepala Kantor
Pertanahan dan atau Surat Tugas yang dibuat oleh Konsultan Pelaksana
Pemeriksaan Mutu.
b. Dengan surat tugas tersebut, pengukuran yang dilaksanakan resmi
dilakukan oleh Kantor Pertanahan.
c. Surat Tugas tersebut harus diperlihatkan kepada pemohon, perangkat
desa dan pihak lain yang terkait, dan selanjutnya diketahui oleh
pemohon sebagai bukti bahwa pengukuran telah dilaksanakan.
d. Tim lapangan dalam hal ini SKB, melakukan kordinasi dengan aparat desa
terkait, sesuai dengan pemilihan lokasi bidang tanah yang ditentukan
oleh Wakil Ketua Bidang Fisik.
e. Pengecekan informasi bidang tanah, meliputi :
1. Lokasi bidang tanah (desa/kelurahan)
2. Identitas pemilik (KTP/KK)
3. Tanggal, dan Nomor Berkas
4. Nama petugas lapangan
5. Alas Hak (jika ada);

10
6. Sertipikat / GS / SU (jika ada) untuk bidang tanah bersertipikat.

B. Pemeriksaan Data Awal Pengukuran


a. Memeriksa peta-peta dan warkah pengukuran yang tersedia
1. Memeriksa lokasi bidang tanah yang dimohonkan
pengukurannya pada peta-peta yang tersedia (peta dasar
pendaftaran tanah, peta dasar teknik, peta pendaftaran
dan/atau peta-peta lainnya yang dipakai sebagai peta
pendaftaran).
2. Apabila peta-peta tersebut tersedia, rencanakan pengukuran
bidang tanah yang dimohon pada peta-peta tersebut.
3. Memeriksa pada Peta Dasar Teknik dan Peta Dasar
Pendaftaran, apakah pada lokasi bidang tanah yang diukur
disekitarnya tersedia titik dasar teknik yang akan digunakan
untuk pengikatan bidang tanah yang bersangkutan.
4. Titik Dasar Teknik yang digunakan untuk pengikatan
menggunakan titik dasar Teknik yang digunakan oleh
konsultan pengukuran sebelumnya, foto copy-lah daftar
koordinat dan lokasi Titik Dasar Teknik tersebut.
5. Pengukuran ulang / rekonstruksi pengukuran berdasarkan
Gambar Ukur yang diberikan oleh konsultan pengukuran
bidang tanah sebelumnya yang diperlukan untuk mengontrol
atau memeriksa batas bidang tanah yang bersebelahan dan
untuk menetapkan batas bidang tanah yang akan diukur.
6. Untuk pengukuran pemisahan baru atau pemecahan atau
penggabungan bidang tanah, persiapkan dan gunakan Gambar
Ukur / Gambat Ukur-Gambar Ukur bidang tanah yang
bersangkutan, sebagai dasar untuk menentukan dan
mengoreksi batas dan luas bidang tanah yang akan dipecah
atau dipisahkan atau digabungkan.
7. Untuk pengembalian batas, persiapkan dan gunakan Gambar
Ukur bidang tanah yang akan diukur dimana data ukuran yang

11
tercantum dalam Gambar Ukur tersebut dijadikan dasar
untuk pengembalian batas.
b. Memeriksa daftar kordinat untuk pengikatan
1. Memeriksa titik-titik dasar teknik yang akan digunakan untuk
pengikatan bidang tanah yang dimohon pada peta dasar teknik
/ peta dasar pendaftaran yang tersedia beserta buku tugunya.
2. Jika titik dasar teknik tersebut telah terpetakan pada peta
dasar teknik dan dapat digunakan untuk pengikatan bidang
tanah yang dimohon, Kemudian harus memeriksa daftar
koordinat atau deskripsi tugu sesuai dengan titik dasar teknik
tersebut. Fotocopy-lah data titik koordinat pengikatan.
3. Dalam hal tidak tersedia titik dasar teknik di sekitar bidang
tanah yang dimohon, maka harus dipersiapkan tugu dasar
teknik untuk pengikatan tersebut.
c. Menyiapkan Peralatan Ukur
1. Persiapkan alat ukur yang akan digunakan sesuai dengan
metode pengukuran, ketelitian, dan topografi lapangan
(misalkan pita ukur, atau GPS RTK).
2. Periksa kelengkapan alat ukur sesuai dengan jenis alat ukur
yang dipilih (misalkan theodolite, statip, rambu ukur, jalon,
dll).
d. Menyiapkan Gambar Ukur dan Daftar Isian
1. Persiapkan Gambar Ukur (DI. 107) baru Untuk kepentingan
pengukuran pemeriksaan mutu hasil pengukuran.
2. Untuk Rekontruksi batas, maka persiapkan dan gunakan
gambar ukur bidang tanah yang akan direkontruksi dimana
data ukuran yang tercantum dijadikan dasar untuk
pengembalian batas.
3. Semua data ukur dan isian deskripsi pada Gambar Ukur harus
diisi langsung di lapangan.

8.5 Penetapan batas


1. Batas bidang tanah ditetapkan oleh panitia ajudikasi atau konsultan pengukuran
sebelumnya atas penunjukan pemilik tanah/kuasanya. Adanya deliniasi batas

12
bidang pada Gambar Ukur yang dilakukan pada tahap sebelumnya diharapkan
dapat mempermudah identifikasi di lapangan.
2. Untuk mendapatkan batas-batas bidang tanah yang sebenarnya, konsultan pemohon
diminta untuk menunjukkan batas-batas bidang tanah yang dimohonkan
pengukurannya. Batas-batas bidang tanah tersebut harus mendapat persetujuan dari
pihak-pihak yang berbatasan, sehingga diperoleh kesepakatan batas atau melakukan
rekonstruksi berdasarkan Gambar Ukur yang dibuat oleh konsultan pengukuran
sebelumnya.
3. Penetapan batas bidang tanah yang diukur berdasarkan kesepakatan batas oleh para
pihak seperti yang tercatat pada Gambar Ukur yang dibuat oleh konsultan
pengukuran sebelumnya.

8.6 Pengukuran Bidang Tanah


A. Tahapan Pengukuran Bidang Tanah
1. Melakukan pengukuran batas bidang tanah yang sudah disepakati oleh
pemilik dan pihak-pihak lain yang berbatasan.
2. Mengumpulkan data:
a. Fotokopi identitas pemilik misalnya KTP/KK;
b. Fotokopi alas hak (jika ada); dan atau
c. Fotokopi sertipikat / GS / SU (jika ada) untuk bidang tanah
terdaftar / bersertipikat.
Jika tidak memungkinkan dalam bentuk fotokopi, data tersebut difoto.
3. Pengukuran dan atau pemetaan bidang-bidang tanah dilakukan
terhadap:
a. Bidang tanah belum terdaftar
b. Bidang tanah sudah terdaftar yang belum dapat terpetakan
4. Memberi nomor berkas dan atau Nomor Urut Bidang (NUB) pada
bidang-bidang tanah terukur atau terpetakan.
5. Melaksanakan pengukuran menggunakan metode yang sesuai dengan
kondisi lapangan.
6. Mencatat informasi bidang tanah; untuk bidang tanah belum
terdaftar diisi sesuai format Gambar Ukur.
7. Jenis data yang di dicatat diantaranya

13
No Jenis Informasi Keterangan
1 Identitas pemilik/NIK NIK tercatat di GU dan entri di KKP

2 Alamat bidang tanah Tercatat di GU & entri di KKP

3 Toponimi Tercatat di GU & Peta


4 Keadaan Tanah Tercatat di GU dan entri di KKP
5 Tanda Batas Tercatat di GU dan entri di KKP
6 Sket Lokasi Bidang Tercatat di GU

7 Nama Wilayah Baru Jika terjadi pemekaran wilayah


8 Lembar/Zone Peta Bidang K4 yang berkoordinat lokal

8. Terhadap bidang tanah yang tidak diketahui subyek-nya, maka


dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Dipastikan kepemilikannya oleh tetangga, tokoh masyarakat atau
aparat terkait. Diberi keterangan pada GU terkait keberadaan
subjeknya.
b. Jika batas-nya sementara/ tidak permanen, pada GU diberi tanda
strip.
c. Untuk batas sempadan danau, sungai, jalan diukur berdasarkan
ketentuan yang berlaku dan diberi tanda strip Gambar Ukur.
9. Geo-tagging
a. Foto geotagging dibuat minimal 1 (satu) foto untuk setiap lembar
Gambar Ukur dan diserahkan dalam format softcopy pada
saat proses kendali mutu.
b. Penamaan file foto geotagging sama dengan nomor Gambar
Ukur.
B. Metode Pengukuran Bidang Tanah
1. Metode Terrestris
Pengukuran bidang tanah dengan cara terestris untuk pendaftaran tanah
sistematik maupun sporadik, adalah pengukuran secara langsung di
lapangan dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut dan/atau
jarak, yang dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi
(jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi (sudut dan jarak).
a. Metode Trilaterasi (jarak)

14
Metoda ini pada prinsipnya mengikatkan titik detail / titik batas
dari 2 (dua) titik tetap yang sudah ada sehingga bidang tanah
dapat digambarkan dengan baik dan benar.
Contoh :
Pada gambar 3 titik A dan B adalah titik-titik tetap yang sudah
ada, seperti titik dasar teknik, titik dasar tehnik perapatan atau
benda tetap lainnya seperti tiang listrik, telepon dan sebagainya
yang sudah dipetakan dalam peta dasar tehnik atau dalam peta
pendaftaran dan kondisinya di lapangan secara teknis masih
memenuhi syarat.

b. Metode Triangulaterasi / Polar (sudut)


Metoda ini paling banyak digunakan dalam praktek, terutama
untuk pengukuran bidang tanah/detail yang cukup luas ataupun
detail yang tidak beraturan bentuknya. Sesuai dengan alat yang
digunakan, dalam menentukan titik dengan metoda polar dapat
dilakukan dengan cara :
Azimuth dan Jarak
 Pengukuran azimuth titik detail dilakukan dari titik dasar
tehnik yang telah ada dan telah diketahui koordinatnya.
 Apabila detail yang akan diukur tidak tersedia titik dasar
tehniknya maka harus dibuatkan minimal 2 (dua) buah
titik dasar teknik sebagai titik ikat.
 Apabila lokasi yang akan diukur mencakup wilayah yang
agak luas atau detail bidang tanahnya sulit diidentifikasi
dari titik dasar tehnik, maka dibuat berupa poligon bantu
yang diikatkan pada titik dasar tehnik yang ada.

15
 Pengukuran jarak mendatar dilakukan dengan
menggunakan pita ukur atau EDM. Jarak dibaca minimal
2 kali
 Pengukuran azimuth dilakukan 2 (dua) seri biasa dan luar
biasa.
Contoh :
Pada gambar 4 garis ——– adalah garis-garis poligon yang
diikatkan pada titik dasar tehnik (A dan B) dan
garis _______ merupakan garis pengukuran detail berupa data
azimuth, sedangkan jarak detail dan detail yang tidak dapat
diamati dengan alat optis diukur dengan pita ukur.

c. Metode Triangulaterasi (sudut dan jarak)


 Metoda ini sama dengan pengukuran azimuth dan jarak,
hanya data yang didapat berupa sudut titik-titik detail
yang diukur dari titik dasar tehnik ataupun dari titik
poligon bantu (titik perapatan) yang telah diketahui
koordinatnya.
 Sedangkan pengukuran jarak datar dan pengukuran detail
yang tidak dapat diamati dilakukan dengan pita ukur atau
EDM. Detail bangunan yang ingin digambarkan pada peta
dilaksanakan dengan cara terristis.
 Pengukuran jarak mendatar dilakukan dengan
menggunakan pita ukur atau EDM. Jarak dibaca minimal
2 kali.
 Pengukuran sudut dilakukan 2 (dua) seri biasa dan luar
biasa.

16
Contoh :
Pada gambar 4 garis ——— adalah garis-garis poligon yang
diikatkan pada titik dasar tehnik (A dan B) dan
garis ______ merupakan garis pengukuran detail berupa data
azimuth, sedangkan jarak detail dan detail yang tidak dapat
diamati dengan alat optis diukur dengan pita ukur.

2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto / blow up foto)


Pengukuran bidang tanah dengan cara fotogrametris adalah pengukuran
dengan menggunakan sarana foto udara.
a. Pengukuran bidang tanah dengan metode fotogrametris
memanfaatkan sarana peta foto sebagai dasar untuk memetakan
letak batas bidang tanah dan mencatat data ukuran bidang tanah
tersebut.
b. Pengukuran bidang tanah untuk daerah yang telah tersedia peta
dasar pendaftaran yang berupa peta foto dilaksanakan dengan
cara identifikasi bidang tanah yang batasnya telah ditetapkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Batas-batas bidang tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus
diukur di lapangan.
d. Apabila titik-titik batas tidak dapat diidentifikasi pada peta foto
karena tumbuhan atau halangan pandangan lain, maka dilakukan
pengukuran dari titik-titik batas yang berdekatan atau titik-titik
lain yang dapat diidentifikasi pada peta foto, sehingga titik batas

17
yang tidak dapat terlihat tersebut dapat ditandai di peta foto
dengan cara perpotongan kemuka.
3. Metode lainnya (metode pengamatan GPS).
Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan GPS adalah
pengukuran dengan menggunakan sinyal-sinyal gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan dari minimal 4 satelit GPS.
Pengukuran bidang tanah yang dilaksanakan dengan menggunakan
metode pengamatan GPS dapat dilakukan dengan metode polar dari dua
titik dasar teknik atau titik ikat yang dihasilkan dari pengamatan Rapid
Static, Stop and Go atau Real Time Kinematic.
a. Pengamatan Rapid Static
Metode Rapid Static adalah metode pengamatan GPS dengan
survai statik singkat yang lama waktu pengamatannya antara 5 –
20 menit (Abidin, 1995). Metode pangamatan ini digunakan
untuk koordinat dari titik-titik yang relatif dekat satu sama
lainnya. Posisi / koordinat titik-titik batas ditentukan setelah
pengamatan selesai dilakukan (metode post processing).
 Sesi pengamatan 5 – 20 menit
 Prosedur pengumpulan data di lapangan seperti metode
static
 Gunakan 2 set receiver GPS dan Lebih diutamakan untuk
receiver GPS yang dapat menangkap 2 frekuensi L1 dan
L2.
 Satu receiver digunakan sebagai monitor/reference
station yang didirikan pada titik ikat dan satu receiver
lainnya digunakan untuk menentukan titik-titik batas
bidang tanah.
 Lama pengamatan tergantung pada panjang baseline,
jumlah satelit, serta geometri satelit (GDOP).
 Memerlukan geometri satelit yang baik, tingkat bias dan
kesalahan data relatif rendah, serta lingkungan yang tidak
menimbulkan multipath.

18
b. Pengamatan Stop and Go
Metode Stop and Go adalah metode pengamatan GPS yang
penentuan posisinya dilakukan dengan metode semikinematik /
mirip metode kinematik. Posisi suatu titik batas ditentukan oleh
receiver GPS yang bergerak dari satu titik batas ke titik batas
lainnya, dimana pada setiap titiknya receiver GPS yang
bersangkutan diam beberapa saat untuk melakukan pengamatan
GPS. Metode pangamatan ini digunakan untuk koordinat dari
titik-titik batas yang relatif banyak dengan jarak yang relatif dekat
satu sama lainnya yang berada pada daerah terbuka. Posisi /
koordinat titik-titik batas ditentukan setelah pengamatan selesai
dilakukan (metode post processing).
 Sesi pengamatan pada setiap titik batas 5 – 10 menit
 Prosedur pengumpulan data di lapangan seperti metode
kinematik.
 Gunakan 2 set receiver GPS dan Lebih diutamakan untuk
receiver GPS yang dapat menangkap 2 frekuensi L1 dan
L2.
 Satu receiver digunakan sebagai monitor/reference
station yang didirikan pada titik ikat dan satu receiver
lainnya digunakan sebagai rover receiver yang bergerak
dari satu titik batas ke titik batas lainnya.
 Jagalah agar Pengamatan sinyal satelit GPS yang dilakukan
oleh rover station dari satu titik batas ke titik batas
lainnnya tidak terputus.

19
 Lama pengamatan tergantung pada panjang baseline,
jumlah satelit, serta geometri satelit (GDOP).
 Lakukan pengamatan data fase dan Ambiguitas fase pada
titik ikat harus ditentukan sebelum rover receiver
bergerak.

 Jika pada epoch tertentu selama rover receiver


bergerak terjadi cycle slip, maka rover station harus
melakukan inisialisasi kembali dan kemudian bergerak
lagi.

c. Pengukuran Titik Batas dengan Metode Pengamatan GPS


 Tentukanlah metode pengamatan GPS yang akan
digunakan, Rapid Statik atau Stop and Go.
 Tentukan 2 (dua) titik dasar teknik atau titik ikat yang
akan digunakan untuk pengamatan GPS. Kedua titik
tersebut akan digunakan untuk pengukuran titik-titik
batas bidang tanah.
 Siapkan minimal 2 set peralatan receiver GPS yang
mempunyai kemampuan untuk melakukan metode
pengamatan Rapid Static dan Stop and Go, dapat
menangkap sinyal dari minimal 8 satelit untuk dengan
frekuensi L1 dan L2.
 Lakukanlah pengamatan GPS dengan minimal 4 satelit,
Cut off angle 15%, GDOP < 8, interval epoch 15 detik,
lama pengamatan disesuaikan dengan metode
pengamatannya (Rapid static / Stop and Go).

20
 Proseslah data pengamatan tersebut dan hitung baseline-
baseline (jarak) antara titik ikat dengan titik batas, apabila
metode pengamatan yang digunakan Rapid Static atau
Stop and Go.
 Data yang diperlukan untuk menghitung titik batas
bidang tanah adalah Azimuth antara dua titik ikat, sudut
dan jarak yang diukur dari titik ikat, apabila metode
pengamatan yang digunakan Rapid Static atau Stop and
Go.
Contoh : Metode pengamatan Rapid Static atau Stop and
Go

Keterangan :
A dan B = titik ikat yang diketahui koordinatnya
αAB = Azimuth dari titik ikat A ke B
a,b,c,dan d = titik batas bidang tanah yang terikat pada
titik B
b1, b2, b3, dan b4 = Sudut rincikan di titik B terhadap titik
batas bidang tanah a,b,c dan d.
d1, d2, d3, dan d4 = jarak rincikan dari titik B terhadap titik
batas bidang tanah a,b,c dan d.

Menentukan posisi/koordinat titik batas bidang tanah :

αBa = { αAB + ß1 } + 180

21
Xa = XB + d1 sin αBa
Ya = YB + d1 cos αBa

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :


1. Pilihlah metode pengukuran yang sesuai dengan mempertimbangkan
kondisi lapangan, topografi, luas bidang tanah, peralatan ukur dan
waktu pelaksanaan pekerjaan serta mempertimbangkan metode
hitungan luas yang akan digunakan. Namun tidak diperkenankan
menggunakan metode pengukuran terestris secara offset (yaitu untuk
metode siku-siku dan metode interpolasi) dengan alasan tidak
memenuhi ketelitian yang diharapkan.
2. Pengukuran bidang tanah pada prinsipnya dilaksanakan dalam sistem
koordinat nasional (TM-30). Apabila tidak memungkinkan sementara
dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem koordinat lokal yang
kemudian harus ditransformasikan ke dalam sistem koordinat nasional.
3. Hasil pengambilan data ukuran bidang tanah harus dicatat pada gambar
ukur, dimana data ukuran harus dapat menggambarkan bidang-bidang
tanah secara utuh, artinya setiap bidang tanah dapat dipetakan sesuai
bentuk dan ukurannya di lapangan serta dapat direkontruksi kembali
bila sewaktu-waktu diperlukan untuk pengembalian batas.
4. Tidak diperkenankan memaksakan mengukur bidang tanah dengan
suatu data perkiraan, harus diambil data ukuran yang pasti sesuai
dengan metode pengukuran yang dipilih
5. Ambillah data ukuran lebih yang dapat digunakan sebagai kontrol
hitungan.
6. Ikatkanlah bidang tanah yang diukur pada titik ikat / titik dasar teknik
yang terletak di sekitarnya.
7. Setiap pengukuran bidang tanah harus dibuatkan gambar ukurnya.
8. Setiap gambar ukur dibuatkan nomor gambar ukurnya dengan nomor
urut dalam DI 302.
9. Dalam gambar ukur dicantumkan Nomor Identifikasi Bidang Tanah
(NIB) dan apabila diperlukan simbol-simbol kartografi.

22
10. Gambar ukur dapat dibuat pada formulir daftar isian, peta foto/peta
garis, blow up foto udara atau citra lainnya.
11. Catat pada formulir ( DI 107 / DI 103) atau rekam pada card memory
data ukuran lapangan tanpa saudara memanipulasinya.
12. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terentris
dengan alat ukur meetband, maka sket bidang tanah dan data ukuran
panjangan langsung dituliskan pada gambar ukur.
13. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terestris
dengan alat ukur theodolite dan meetband atau EDM, maka data
ukuran dituliskan pada formulir / daftar isian (D I 103).
14. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode terestris
dengan alat ukur total station, maka data ukuran direkam pada card
memory dan dibuatkan backup file serta print out-nya.
15. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode
fotogramteris, maka data ukuran dicatat pada peta foto/blow up foto
udara yang batas-batas bidang tanahnya telah dikartir.
16. Jika pengukuran bidang tanah dengan menggunakan metode
pengamatan GPS, maka data ukuran direkam pada card memory dan
dibuatkan backup file & print out-nya dengan melengkapi deskripsi
lokasi pada formulir daftar isian (GU).

8.7 Pengkartiran dan Pemetaan


Hasil pengukuran bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah digambarkan
atau dipetakan pada gambar ukur dan peta pendaftaran. Penulisan dan penggambaran
hasil ukur dibedakan menurut metode pengukuran dan penggunaan alat ukurnya.

1. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode
offset secara trilaterasi) dengan menggunakan alat meetband atau EDM, maka
data ukuran dituliskan langsung di gambar ukur (DI 107) beserta sket bidang
tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang digunakan.
2. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari pengamatan GPS, maka data
ukuran disajikan dalam bentuk print out baseline & file data, kemudian
dijadikan satu dengan gambar ukurnya (DI 107).
3. Keseluruhan hasil ukur tersebut kemudian harus dipetakan ke dalam peta
pendaftaran.
23
4. Kantor Pertanahan menyerahkan file data bidang- bidang tanah (persil)
yang terpetakan (pada GeoKKP) dalam bentuk file *.dwf yang ber-
georeference.
5. Satgas Fisik melakukan pengkartiran hasil pengukuran berdasarkan (layout) file
tersebut.
6. Pengkartiran menggunakan Aplikasi CAD.
7. Penggunaan layer, atribut, dan format menggunakan standar pada GeoKKP.
8. Cakupan pengkartiran disesuaikan dengan ukuran lembar GU.
9. File kartir bidang tanah yang diserahkan untuk verifikasi dalam bentuk
file *.dxf. Untuk memudahkan pencarian file, penamaan file menggunakan
gabungan nama desa dan nomor GU.
10. File kartir atau fotokopi GU halaman 2 atau sket letak bidang tanah diserahkan
oleh Satgas Fisik kepada Satgas Yuridis sebagai pedoman dalam proses
pencocokan data fisik dan alas/ berkas hak fisik (data fisik) sebagai data
yuridis, yang di dalamnya sekurang-kurangnya mencantumkan informasi :
 Hasil pemetaan bidang-bidang tanah terukur
 Nomor berkas atau nomor urut bidang per bidang tanah
terukur/terpetakan
 Daftar obyek bidang tanah dengan informasi nomor urut,
 Nomor Berkas dan atau Nomor Urut Bidang (NUB), luas
sementara (jika sudah dihitung), nama (sementara), informasi bidang
tanah

8.8 Pembuatan Gambar Ukur


1. Gambar ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang
tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah
baik berupa jarak, sudut, azimuth ataupun sudut jurusan.
2. Format gambar ukur :
 Ukuran kertas : A4
 Ketebalan kertas : » karton manila
 Warna : hijau tosca / putih (tergantung Kantor Pertanahan)
 Bahan : kertas
 Tampilan sampul muka dan belakang (DI 107)

24
3. Tata cara penggambaran bidang tanah pada gambar ukur :
 Setiap pengukuran bidang tanah harus dibuatkan gambar ukurnya.
 Gambar Ukur dapat menggambarkan satu bidang tanah atau lebih.
 Gambar Ukur merupakan catatan asli lapangan dan dibuat sedemikian
rupa sehingga gambar bidang tanah dan catatannya terbaca denga jelas
 Seluruh data hasil ukuran batas bidang tanah dicatat pada gambar ukur
dan harus dapat digunakan untuk pengembalian batas bidang tanah yang
bersangkutan apabila diperlukan.
 Setiap gambar ukur dibuatkan nomor gambar ukurnya dengan nomor
urut mengacu ke pada DI 302.
 Seluruh data pengukuran batas bidang tanah yang dicatat pada gambar
ukur adalah data ukuran (bukan data hitungan), jumlah pengambilan data
ukuran sesuai dengan petunjuk teknis pengukuran dan pemetaan
PMNA/KBPN No. 3/1997 termasuk data ukuran lebih.
 Penulisan data ukur sesuai dengan petunjuk teknis pengukuran dan
pemetaan PMNA/KBPN No. 3/1997.
 Data ukuran batas bidang tanah digambarkan pada halaman belakang D.I.
107 dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan legenda yang digunakan.
 Data ukuran yang dicantumkan pada gambar ukur harus dapat dipakai
sebagai data untuk mengkartir bentuk bidang tanah, baik secara manual
maupun digital
 Penggambaran bidang tanah dan pencatatan angka ukur harus
menggunakan tinta hitam.
4. Tata cara Pengisian Gambar Ukur (DI. 107) :
Format gambar ukur yang digunakan adalah DI.107A dengan jumlah halaman
sebanyak 2 (dua) yaitu Halaman muka dan belakang.
a. Halaman Satu (halaman muka) :
Sebagai salah satu warkah yang sangat penting, pengisian gambar ukur
harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan administrasi
dan teknis, sehingga apabila diperlukan untuk pengembalian batas
maupun sebagai pembuktian jika ada permasalahan di lapangan dapat
diselesaikan dengan cepat dan benar. Oleh karena itu pengisian gambar
ukur harus memperhatikan segala kondisi fisik di lapangan baik benda-

25
benda tetap yang akan dijadikan titik ikat maupun situasi di sekitar
bidang tanah yang diukur.
Pengisian data tektual pada halaman satu adalah sebagai berikut :
 Nomor GU : diutulis 15 digit dengan ketentuan digit 1 – 2 adalah
kode petugas ukur, digit 3 – 7 adalah nomor urut gambar ukur
(nomor DI.302) dan digit 8 – 15 adalah tanggal pengukuran.
 Contoh : 00 00005 23 10 2001
 Tahun : diisi tahun pembuatan gambar ukur
 Nomor : diisi Nomor Identifikasi Bidang (NIB) yang juga merupakan
nomor gambar ukur
 Lokasi : diisi Nomor Peta Pendaftaran, Nomor Foto Udara,
Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota.
 Keterangan Pemohon : diisi dengan nama & alamat pemohon,
tanggal permohonan, dan membubuhkan tanda tangan pemohon
(pada kolom II. Keterangan pemohon). Jika penetapan batas hanya
dilakukan oleh pemohon, maka pemohon mempunyai kewajiban
untuk memberi pernyataan pada kolom keterangan pemohon
dengan bunyi “bahwa penunjukan batas-batas bidang tanah
ditunjukkan dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari
terdapat gugatan, maka saya bertanggung jawab dan bersedia
dituntut di Pengadilan”, ditandatangani di atas materai.
 Keterangan Pengukur : diisi dengan nama juru ukur, tanggal
pengukuran dan dibubuhi tanda tangan juru ukur (pada kolom III.
Keterangan Pengukur).
 Persetujuan batas bidang Tanah : diisi nama para pihak yang
berbatasan dan dibubuhi tanda tangan (untuk memenuhi asas
kontradiktur delimitasi). Apabila di salah satu sisi terdapat lebih dari
satu pemilik tanah yang berbatasan, maka seluruh pemilik tanah yang
berbatasan tersebut membubuhkan nama beserta tanda tangan di
kolom yang sesuai.
 Sket lokasi : diisi dengan memberikan ketarangan letak tanah beserta
denahnya, yang mudah dikenali dan ditemukan saat pengembalian

26
batas/ rekontruksi. Lokasi bidang tanah dapat diidentifikasi melalui
titik referensi.
b. Halaman Dua (halaman belakang) :

Pada halaman ini diisikan data ukuran bidang tanah yang dimohon
dengan melengkapi keterangan lokasi atau catatan penting yang suatu
waktu diperlukan.

1) Pengisian data ukuran dari metode terestris dan atau metode


polar adalah sebagai berikut :
 Arah utara penggambaran (utara peta)
 Gambar bidang tanah sesuai dengan bentuk yang
dibubuhi data ukuran panjangan (untuk EDM, meetband)
atau print out (total station atau theodolit sejenisnya).
 Tata cara penulisan angka ukur dalam satuan panjang M
(meter), dengan 2 angka penting di belakang koma, misal
XXX,YY m.
 Tata cara penulisan sudut ukuran dengan satuan derajat,
misal ddº mm’.
 Penulisan data :

1. Sudut hasil ukuran dituliskan pada sudut antara


dua arah dengan memberi tanda busur.
2. Sudut jurusan ditulis sepanjang garis ukur, dibaca
dari kiri ke kanan.
3. Jarak ditulis sepanjang garis ukur.

27
Pengisian data Ukuran dari penggunaan peta foto / blow up
foto adalah sbb :

 Halaman ini dikosongkan dan hanya diisi skets lokasi


bidang tanah yang diukur dan dibubuhi tulisan “lihat
lampiran gambar ukur”, dimana lampiran tersebut
ditandatangani juru ukur. Lampiran gambar ukur yang
diklip pada halaman kedua adalah :
 Foto udara / Peta foto, blow up foto udara atau citra
lainnya yang menggambarkan bidang tanah yang dimohon
dengan melengkapi arah utara penggambaran (utara
peta). Pengukuran bidang tanah dengan menggunakan
foto udara/peta foto atau blow up foto yang sudah
tersedia sesuai dengan kondisi dan letak bidang tanahnya
di lapangan. Gambar bidang tanah sesuai dengan bentuk
yang dibubuhi data ukuran panjangan (untuk EDM,
meetband) atau print out (total station atau theodolit
sejenisnya).

 Hasil tindisan/prik/kartiran peta foto / blow up foto


udara untuk bidang tanah yang dimohon dilampirkan
pada gambar ukur dengan cara dicopykan / dioverlaykan.

8.9 Penggambaran Bidang Tanah


Langkah-langkah untuk membuat Gambar Ukur dalam aplikasi GeoKKP adalah sebagai berikut

28
1. Membuat layer standar dari menu Standarisasi > Set Layer.

2. Mengatur skala tipe garis berdasarkan skala pencetakan misalnya (1 : 500), dari menu

Pemetaan > Set Linetype Scale > Skala 500.

3. Berdasarkan data ukuran lapangan lakukan penggambaran obyek-obyek. Contoh data

lapangan :

4. Untuk menggambarkan garis basis dengan azimut dan panjangan tertentu perintahnya

adalah pilih menu Pemetaan > Gambar Polar Azimuth.

Command: _PolarSurvey

Masukkan Titik Basis : (PILIH TITIK A)

Masukkan Identitas Titik : B

B
Masukkan Azimut (derajat) : 94
A
Masukkan Azimut (menit) : 8

Masukkan Azimut (detik) : 59

Jarak Dari Titik Basis : 12.84

Masukkan Azimut (derajat) : <ENTER>


5. Penggambaran metode trilaterasi

29
Klik icon untuk menggambar garis ukur dari titik A

Specify first point: PILIH TITIK A, arahkan ke sisi


pendekatan.

Specify next point or [Undo]: 12.54 (masukkan jarak)

Specify next point or [Undo]:

Klik icon untuk menggambar garis ukur dari titik B

Command: _dlgau Specify first point: PILIH TITIK B

Specify next point or [Undo]: 18.08 (masukkan jarak)

Specify next point or [Close/Undo]:

Klik icon untuk mempertemukan kedua garis ukur.

Kini ke-3 titik pojok bidang tanah sudah tergambar, dengan

cara yang sama dapat digambarkan titik pojok lainnya.

6. Ubah garis-garis ukur yang juga merupakan batas bidang menjadi layer bidang tanah,

dengan cara pilih garis-garis ukur, pilih menu Standarisasi > Jadikan Objek Linier >

Unsur Kadastral > Batas Bidang.

7. Menggambar obyek garis bidang lain yang berbatasan (belendingen) dengan cara

Aktifkan dan atur Snap Obyek dengan menekan

klik kanan pada tombol kemudian pilih


settings.
Aktifkan mode Extension. Kemudian tekan tombol
OK.

30
Klik Icon untuk membuat garis bebas.
Klik pada titik sudut bidang tanah, geser mouse ke titik
sudut yang berseberangan.

Geser mouse ke arah sebaliknya, kemudian klik


pada titik yang diinginkan.

Ulangi langkah pembuatan garis belendingen


hingga seluruhnya tergambar

8. Menggambar garis jalan

Klik Icon untuk membuat garis Jalan.


Buat garis bantu dengan melakukan klik pada titik- titik
sudut bidang tanah hingga membentuk tepi jalan.

Tekan tombol offset, kemudian isikan jarak tepi jalan


dari bidang tanah. Kemudian tekan <enter>
Tekan tombol offset, kemudian isikan jarak lebar
jalan. Kemudian tekan <enter>.

Hapus garis bantu dengan menekan tombol erase dan


memilih garis bantu yang akan dihapus. Kemudian
tekan tombol <enter>

Klik tombol untuk membuat teks jalan.

Klik lokasi titik awal penempatan teks jalan.

Isikan tinggi huruf yang dikehendaki

Geser mouse ke arah teks yang diinginkan. Klik

pada arah yang sesuai

Isikan teks jalan sebagai nama jalan

Tekan <enter> 2 kali.

9. Memberi dimensi garis dengan menu perintah Pemetaan > Gambar Dimensi >

Dimensi Linier Pilih Garis, kemudian pilih garis-garis yang akan diberi dimensi.

31
10. Untuk mematikan / menghidupkan layer dimensi klik tombol

11. Setelah bidang tergambar, langkah selanjutnya adalah cleanup batas bidang
perintahnya pilih menu Standarisasi > Cleanup > Unsur Kadastral > Batas
Bidang

atau klik icon toolbar , akan tampil dialog Clean Report, klik tombol Reclean
sampai errornya bernilai 0 semua.

12. Setelah gambar di cleanup selanjutnya yaitu membuat topologi bidang dengan cara
pilih menu Standarisasi > Buat Topologi > Unsur Kadastral > Batas

Bidang atau klik icon toolbar . Jika pembuatan topologi berhasil akan ada
pesan pada baris perintah Autocad seperti ini :
Command: _bparcr

Writing topology information to the

drawing... Topology Berhasil Dibuat.

32
8.10 Penggambaran Objek-Objek Pemetaan
Objek objek pemetaan lain yang harus digambar berupa objek polyline dan text. Dalam menu

pemetaan, objek linear dikelompokkan menjadi unsur administrasi, kadastral, hidrologi,

transportasi, bangunan, tematik dan unsur kontur. Sedangkan objek linear dikelompokkan

menjadi unsur administrasi, kadastral, hidrologi, transportasi, identitas titik, bangunan,

penggunaan lahan. Menu ini sangat berguna untuk memisahkan layer setiap objek – objek

pemetaan.

8.11 Pengecekan / Perbandingan Hasil Pengukuran


Pengecekan / perbandingan hasil Pengukuran adalah membandingkan antara hasil
Pengukuran Pemeriksaan Mutu dengan Pengukuran sebelumnya, Adapun pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :

1. Melakukan perbandingan hasil penggambaran bidang dengan hasil gambar pengukuran


sebelumnya dengan cara :
a. Membandingkan kesesuaian Informasi bidang tanah seperti : lokasi
(desa/kelurahan);
b. Membandingkan kesesuaian panjangan sisi bidang tanah;
c. Membandingkan kesesuaian bentuk geometri bidang tanah
d. Membandingkan posisi bidang tanah pada peta dasar (peta citra satelit);
e. Membandingkan luasan bidang tanah dengan toleransi perbedaan luas yang
diperkenankan tidak melebihi ± 5% dari luas yang tertera di Gambar Ukur.
2. Hasil pemeriksaan mutu dicetak pada lembar kertas tersendiri, diberi stempel
pemeriksaan mutu bidang tanah dan menjadi bagian dari Gambar Ukur.

9 Hasil Kegiatan Pemeriksaan Mutu


a. Hasil akhir kegiatan Pemeriksaan mutu adalah :

- Dokumen check list kelengkapan administrasi.

33
- Gambar Ukur Pembanding (menggunakan format GU standar).
- Laporan hasil Pemeriksaan Mutu
- Laporan Awal – Antara - Akhir hasil penyelesaian pekerjaan kegiatan Pemeriksaan
mutuyang memuat informasi minimal:
o Judul Kegiatan,
o Dasar Pelaksanaan (kontrak),
o Jadwal Pelaksanaan,
o Kemajuan Pekerjaan,
o Kendala Pekerjaan
o Kesimpulan dan Saran, dan
o Lampiran.
b. Hasil kegiatan Pemeriksaan Mutu selanjutnya ditidaklanjuti oleh Wakil Ketua Bidang
Fisik dengan memverifikasi hasil Pemeriksaan Mutu.

34
1) Wakil Ketua Bidang Fisik selanjutnya memutuskan bidang-bidang tanah lolos atau
tidak lolos dari proses Pemeriksaan Mutu berdasarkan hasil verifikasi pekerjaan
Pemeriksaan Mutu.
2) Apabila terdapat bidang tanah sampel dalam satu lembar Gambar Ukur dinyatakan
tidak lolos Pemeriksaan Mutu maka seluruh bidang tanah yang terpetakan dalam
Gambar Ukur tersebut dinyatakan tidak lolos Pemeriksaan Mutu.
3) Bagi bidang-bidang tanah yang tidak lolos Pemeriksaan Mutu, Wakil Ketua Bidang
Fisik meminta pelaksana pengukuran dan pemetaan untuk melakukan pengukuran
ulang terhadap seluruh bidang tanah pada GU tersebut dan dibuatkan GU baru.
4) Hasil pengukuran ulang selanjutnya diperiksa oleh Wakil Ketua Bidang Fisik dan
diberikan stempel persetujuan Proses verifikasi dan validasi bidang tanah hasil
revisi.
c. Dalam rangka pengajuan pembayaran dan pertanggungjawaban perkerjaan
Pemeriksaan mutu, pelaksana harus menyampaikan:

1) Laporan kemajuan pekerjaan yang dilampiri dengan dokumen hasil pekerjaan


Pemeriksaan mutu sebagaimana pada poin a.
2) Daftar Rekapitulasi Bidang Tanah pada Gambar Ukur Pembandng Pemeriksaan
mutu.
3) Berita Acara Pengukuran Pemeriksaan Mutu yang ditanda tangan oleh aparat
pemerintah setempat.
4) Dokumen lain yang dipersyaratkan pada kontrak.

10 Penutup
Demikian dokumen Metodologi Pelaksanaan Pengukuran Pemeriksaan Mutu ini kami buat
sebagai dokumen penawaran teknis yang dipersyaratkan dalam pekerjaan Pengukuran
Pemeriksaan Mutu, mudah-mudahan uraian detil dalam dokumen ini dapat menjelaskan
secara rinci apa-apa saja yang akan dilakukan pada pelaksanaannya nanti.

35

Anda mungkin juga menyukai