Anda di halaman 1dari 13

Bio-washing

Dosen:
Nyimas Susyami Hitariyat, S.Teks.M.Si
Karlina Somantri, S.ST.MM
BIO-WASHING
• Biowashing: teknologi dalam
proses penyempurnaan tekstil Reaksi pemutusan ikatan
dengan memodifikasi pegangan 1,4 β-glukosida:
serat menggunakan enzim
selulase sebagai biokatalis
• Prinsipnya: mampu memutuskan
atau memperpendek rantai
molekul selulosa pada
permukaannya dengan cara
menghilangkan bulu-bulu yang
menonjol keluar pada permukaan
kain melalui pemutusan ikatan
1,4-β-glukosida pada rantai
molekul selulosa oleh enzim yang
terjadi pada serat selulosa.
Reaksi pemutusan, menghasilkan modifikasi sifat
permukaan serat yang permanen dan hasil
permukaan halus dan lembut yang permanen.
• Ukuran enzim >1000 x • Adanya keseimbangan
molekul air, sehingga tidak antara aktivitas enzim
dapat berpenetrasi selulase dengan gerakan
kedalam serat , jadi aksinya mekanik,
hanya pada permukaan semakin besar gerakan
serat melemahkan mekanik semakin
mikrofibril meningkatkan adsorpsi
• perlu pengerjaan mekanik enzim dan semakin banyak
untuk melepaskan dan menghilangkan serat-serat
menghilangkannya yang timbul dan mudah
terikat pada benang
• Pengurangan berat 3-6% sehingga menghasilkan
permukaan yang semakin
• kekuatan tarik turun 10%. bersih dan lembut.
Proses biowashing menggunakan
enzim pada kain bertujuan:
• meningkatkan kenampakan kain,

• menghilangkan efek bulu secara


permanen yang ada pada permukaan
kain,

• pegangan kain langsai, lembut,


meningkatkan ketahanan kusut setelah
pencucian berulang.
keuntungan penggunaan enzim pada
proses pencucian kain denim:
• mengurangi kerusakan pada garmen.
• tidak merusak mesin cuci
• Penanganan enzim sangat mudah.
• Penggunaan enzim selulase lebih aman
terhadap lingkungan, karena sifatnya mampu
mengurai sendiri di alam.
• mengurangi waktu pencucian.
• mengurangi waktu pembersihan pada
garmen.
Sedikit enzim sama dengan
penggunaan beberapa kg batu apung.
• tidak berbahaya terhadap lingkungan karena
berasal dari mikro-organisme non-patogenik
yang buangannya tidak mengakibatkan polusi
serta memiliki degradasi biologi yang sangat
efektif.

• Enzim selulase yang sudah tidak digunakan


lagi tidak menyebabkan residu kimia yang
dapat merusak kulit pada umumnya.
Contoh resep proses biowashing:
• Kain denim, anyaman keper, dengan berat kain
320 g/m2 yang dicelup Indigo.
Resep biowashing:
– Enzim selulase tipe asam (Bio ls 210): 2 g/l
– Asam asetat 98% : pH 4,5
– Natrium asetat : 5 g/l
– Suhu : 55 °C
– Waktu : 30 menit
– Vlot : 1:10
Resep kombinasi stonewash dan biowash:

– Enzim selulase tipe asam (Bio ls 210) : 2


g/L
– Asam asetat 98% : pH 4,5
– Natrium asetat : 5 g/l
– Batu apung (diameter 5cm) : 75%
– Suhu : 55 °C
– Waktu : 30 menit
– Vlot : 1:10
Fungsi zat:
 Enzim Bio ls 21 : untuk menghidrolisa
permukaan serat selulosa sehingga
memberikan efek lusuh pada kain denim.
 Batu apung : untuk mengikis permukaan
serat selulosa dengan gerakan mekanik
 Asam asetat 98%: untuk mengatur pH
sehingga proses pelusuhan optimal
 Natrium-asetat: sebagai buffer agar
suasana pH tetap terjaga.
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap hasil biowashing:
• Berat kain per meter persegi
• Jenis enzim
• Konsentrasi enzim
• pH larutan
• Suhu larutan
• Waktu proses (komersial antara 30-60 menit)
Pengaruh perlakuan proses:
• Mekanik: • Enzim:
 Jenis dan jumlah enzim
 Tipe, desain dan  Waktu, suhu dan pH
pengelolaan mesin proses
 Waktu proses  Penambahan zat
 Jumlah bahan dan pembantu tekstil (alam
perbandingan larutan atau sintetik)
(vlot)  Panas atau alkali untuk
deaktivasi enzim pada
akhir proses.
Resep kombinasi stonewash dan biowash:

– Enzim selulase tipe asam (Bio ls 210): 2 g/l


– Asam asetat 98% : pH 4,5
– Natrium asetat : 5 g/l
– Batu apung (diameter 5cm) : 50%
– Suhu : 55 °C
– Waktu : 30 menit
– Vlot : 1:20

Anda mungkin juga menyukai