Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BLOK KEDARURATAN DAN TRAUMATOLOGI

“FRAKTUR FEMUR”

Disusun Oleh:

Musdalifah (11020170112)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat


Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugrahNya kepada
penyusun dalam menyusun makalah berjudul “Fraktur Femur”. Guna memenuhi
tugas di Bagian Blok Kedaruratan dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen atas diberikannya
kesempatan kepada penyusun untuk membuat makalah ini. Meskipun penyusun
berusaha untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya, serta
mengingat keterbatasan kemampuan penyusun, maka dalam menyusun makalah
ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu penyusun tidak menutup
diri terhadap kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata
penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat serta dapat menambah
informasi tentang “Fraktur Femur”.

Tolitoli, 17 September 2020

Penyusun

Musdalifah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Pembahasan.........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2
A. Anatomi Humerus............................................................................2
B. Pengertian Fraktur Humerus............................................................4
C. Etiologi.............................................................................................4
D. Klasifikasi.........................................................................................5
E. Manifestasi Klinik............................................................................6
F. Diagnostik.........................................................................................6
G. Penatalaksanaan................................................................................8
H. Komplikasi........................................................................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................9
B. Saran.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang,
kebanyakan fraktur terjadi akibat trauma, beberapa fraktur terjadi secara
sekunder akibat proses penyakit seperti osteoporosis yang menyebabkan
fraktur-fraktur yang patologis. Kecelakaan lalu lintas merupakan
pembunuh nomor tiga di Indonesia, setelah penyakit jantung koroner dan
tuberkulosis. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi
cukup tinggi adalah fraktur pada femur.1,2
Fraktur dapat disebabkan oleh keadaan patologis selain dari faktor
traumatik. Fraktur pada tulang lemah yang disebabkan oleh trauma
minimal disebut dengan fraktur patologis. Penyebab tersering fraktur
patologis pada femur proksimal adalah osteoporosis.Jenis fraktur femur
mempunyai insiden yang tinggi diantara fraktur tulang lain dan fraktur
femur paling sering terjadi pada batang femur 1/3 tengah. Fraktur femur
lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur
dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan
atau kecelakaan.2

B. Tujuan
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi Femur
2. Menjelaskan definisi dari fraktur femur.
3. Menjelaskan etiologi dari fraktur femur.
4. Menjelaskan klasifikasi fraktur femur.
5. Menjelaskan patofisiologi dari fraktur femur.
6. Menjelaskan manifestasi klinis dari fraktur femur
7. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik dari fraktur femur
8. Menjelaskan penatalaksanaan dari fraktur femur
9. Menjelaskan komplikasi fraktur femur

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Femur
Femur dalam bahasa latin berarti paha, adalah tulang terpanjang,
terkuat dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh. Bentuk dari
tulang femur menyerupai bentuk silinser yang memanjang. Femur terbagi
atas tiga bagian yaitu bagian proximal, medial, dan distal.3
a. Proximal Femur
Merupakan bagian tulang femur yang berdekatan dengan pelvis.
Terdiri atas kepala (caput), leher (collum), trochanter mayor, dan
minor.
 Kepala (Caput)
Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan
berartikulasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk
articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang
disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum untuk
menyangga caput agar tetap di tempatnya.
 Leher (Collum)
Collum femur menyerupai bentuk trapezoidal atau piramida
memanjang, merupakan penghubung antara caput femur dengan
trochanter.
 Trochanter Mayor dan Minor
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas
leher dan batang.3
b. Medial Femur
Medial femur adalah bagian tulang femur yang membentuk corpus
dari femur menyerupai bentuk silinder yang memanjang. Bagian
batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja, linea

2
aspera yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot. Bagian
batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan, licin
dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian
posteriornya terdapat rabung, linea aspera.3
c. Distal Femur
Bagian anterior dari distal femur merupakan lokasi tempat melekat
tulang patella, terletak 1,25cm di atas knee joint. Bagian posterior
dari distal femur terdapat dua buah condilus, yaitu condilus lateral
dan condilus medial. Kedua condilus ini dipisahkan oleh forsa
intercondilus. Condilus femoral ini membentuk sendi dengan
condilus tibia dan disebut Srticulation genu.3

Gambar Anatomi Anterior dan Posterior Femur

Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat


produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya . Struktur os femur
memiliki bagain yang penting yaitu epifisis, metafisis dan diafisis. Epifisis
dan Metafisis adalah tulang yang tumbuh.3

3
B. Pengertian
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang
bisa terjadi akibat truma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian). Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang
cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam syok.5

C. Etiologi
Secara umum penyebab fraktur dapat dibagi manjadi dua macam:
1. Penyebab Ekstrinsik
a. Gangguan langsung: trauma yang merupakan penyebab utama
terjadinya fraktur misalnya tertabrak, jatuh dari ketinggian. Biasanya
penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter
mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).
b. Gangguan tidak langsung: bending, perputaran, kompresi.
c. Penyebab Intrinsik
d. Kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsion fraktur.
e. Fraktur patologis: penyakit iskemik seperti neoplasia, cyste tulang,
rickettsia, osteoporosis, hiperparatiroid, osteomalacia.
f. Tekanan berulang yang dapat menyebabkan fraktur.
2. Fraktur Patologik
Kerusakan tulang disebabkan oleh proses penyakit dimana trauma
minor dapat mengakibatkan fraktur, dapat terjadi pada berbagai
keadaan berikut: Tumor tulang, infeksi, rakhitis.
3. Secara spontan
Fraktur tulang disebabkan oleh stress tulang yang terjadi secara terus
menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di
kemiliteran.5

4
D. Klasifikasi Fraktur Femur
a. Fraktur Collum Femur
Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu
misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter
mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun
disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena gerakan exorotasi
yang mendadak dari tungkai bawah, dibagi dalam :
1. Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur)
2. Fraktur extrakapsuler (Fraktur intertrochanter femur).5
b. Fraktur Subtrochanter Femur
Ialah fraktur dimana garis patahnya berada 5 cm distal dari trochanter
minor, dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana
dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :
1. tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minor
2. tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas
trochanter minor
3. tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas
trochanterminor
c. Fraktur Batang Femur (Dewasa)
Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat
kecelakaan lalulintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah
pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak,
mengakibatkan penderita jatuh dalam shock, salah satu klasifikasi
fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan
dengan daerah yang patah. Dibagi menjadi :
1. Tertutup
2. Terbuka, ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan
antara tulang patah dengan dunia luar dibagi dalam tiga
derajatFraktur Supracondyler Femur.

5
d. Fraktur Intercondylair
Biasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular,
sehingga umumnyaterjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.
e. Fraktur Condyler Femur
Mekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan
adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu femur keatas.5

E. Manifestasi Klinis
1. Deformitas: daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang
berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan dan kontur
terjadi seperti.
2. Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi
darah dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur.
3. Echimosis dari perdarahan Subculaneous.
4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur.
5. Tenderness/keempukan.
6. Nyeri: kemungkinan disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang
dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
7. Kehilangan sensasi (matirasa, mungkin terjadi dari rusaknya
syaraf/perdarahan).
8. Pergerakan abnormal.
9. Dari hilangnya darah.
10. Krepitasi.5
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Radiologi
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah “pencitraan”
menggunakan sinar rontgen (x-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3
dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2
proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu
diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk

6
memperlihatkan patologi yang dicari karena adanya superposisi. Perlu
disadari bahwa permintaan x-ray harus atas dasar indikasi kegunaan
pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan.
1. Tomografi
Menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain
tertutup yang sulit divisualisasi.
2. Myelografi
Menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah
di ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat
trauma.
3. Arthrografi
Menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda
paksa.
4. Computed Tomografi-Scannin
Menggambarkan potongan secara transversal dari tulang dimana
didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1. Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap
penyembuhan tulang.
2. Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan
kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
3. Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-
5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat
pada tahap penyembuhan tulang.5

G. Penatalaksanaan
Penanganan pada tulang yang terlihat keluar atau fraktur terbuka
terdiri dari, debridemen untuk membersihkan kotoran atau benda asing,
pemakaian toksoid tetanus, kultur jaringan dan luka, kompres terbuka,
pengobatan dengan antibiotik, penutupan luka bila ada benda infeksi,
imobilisasi fraktur. Imobilisasi fraktur adalah mengembalikan atau

7
memperbaiki bagian tulang yang patah kedalam bentuk yang mendekati
semula (anatomis)nya, Cara-cara yang dilakukan meliputi reduksi, traksi,
dan imobilisasi. Rehabilitasi, mempertahankan dan mengembalikan fungsi
setelah dilakukan reduksi dan imobilisasi.1,5

I. Komplikasi
Komplikasi awal setelah fraktur adalah syok yang berakibat fatal
dalam beberapa jam setelah cedera, emboli lemak, yang dapat terjadi
dalam 48 jam atau lebih, dan sindrom kompartemen, yang berakibat
kehilangan fungsi ekstremitas permanent jika tidak ditangani
segera.komplikasi lainnya adalah infeksi, tromboemboli yang dapat
menyebabkan kematian beberapa minggu setelah cedera dan koagulopati
intravaskuler diseminata (KID). Syok hipovolemik atau traumatik, akibat
pendarahan (baik kehilangan darah eksterna maupun tak kelihatan ) dan
kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang rusak dapat terjadi pada
fraktur ekstremitas, toraks, pelvis,dan vertebra karena tulang merupakan
organ yang sangat vaskuler, maka dapaler terjadi kehilangan darah dalam
jumlah yang besar sebagai akibat trauma,khususnya pada fraktur femur
pelvis.5

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang
bisa terjadi akibat truma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian). Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang
cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam syok.
Penatalaksanaan fraktur femur ini adalah reduksi fraktur yakni
mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis.
Reduksi femur terbagi menjadi reduksi tertutup, traksi dan reduksi
terbuka. Tindakan imobilisasi dilakukan setelah reduksi dengan tujuan
mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan. Rehabilitasi
dimaksudkan untuk mempertahankan dan mengembalikan fungsi setelah
dilakukan reduksi dan imobilisasi.
B. Saran
Kepada para pembaca khususnya mahasiswa kedokteran
disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga
apabila terdapat tanda-tanda fraktur tangan dalam masyrakat maka kita
dapat melakukan tindakan yang tepat agar fraktur tersebut tidak berlanjut
ke arah lebih buruk.
Penulis menyadari bahwa dalam pembahasan dan proses penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, karena ini masih dalam
proses belajar dan ingin memahami seluruh konsep dalam bahasan ini.
Oleh karena itu penulis kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan pembuatan makalah yang selanjutnya.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

1. Rinaldi Aditya Asrizal. Closed Fracture 1/3 Middle Femur Dextra.


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2014
2. Vithiya Chandra Sagaran, Menkher Manjas, Rosfita Rasyid. Distribusi
Fraktur Femur Yang Dirawat Di Rumah Sakit Dr.M.Djamil, Padang
(2010-2012). Jurnal Kesehatan Andalas. 2017
3. sloane ethel. 2014. anatomi dan fisiologi untuk pemula. jakarta egc
4. Rizki Dwi Cahyono, dkk. Keperawatan Muskuloskeletal Asuhan
Keperawatan Fraktur Femur. Program Studi Pendidikan Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya. 2015

11

Anda mungkin juga menyukai