Oleh:
ALFIN ACHSANUDDIN 1977011453
FAIQOTUL AMNA SU’AT AISYAH 1977011461
LUKMAN NUL HAKIM 1977011400
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran.
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
- Instrumen dalam pendidikan
- Apa pengertian tes dan ciri-cirinya?
- Apa pengertian tes hasil belajar?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dapat di ambil kesimpulan. Pertama, tes merupakan prosedur sistematis. Butir-butir
tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi dan pemberian
angka (scor ing) harus jelas dan spesifik, dan setiap siswa yang meng ambil tes harus
mendapat butir-butir yang sama dan dalam kondisi yang sebanding. Kedua, tes berisi
sampel perilaku. Populasi butir tes yang bisa dibuat dari suatu materi tidak terhingga
jumlahnya. Keseluruhan butir itu mustahil dapat seluruhnya tercakup dalam tes.
Kelayakan tes lebih ter gantung kepada sejauh mana butir-butir di dalam tes me
wakili secara representatif kawasan (domain) perilaku yang diukur. Ketiga, tes
mengukur perilaku. Butir-butir tes menghendaki siswa agar menunjukkan apa yang
diketahui atau apa yang dipelajari siswa dengan cara menjawab butir butir atau
mengerjakan tugas yang dikehendaki oleh tes. Respons siswa atas tes merupakan
perilaku yang ingin diketahui dari penyelenggaraan tes. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari
populasi butir yang meng ukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengeta
huan, kecerdasan, bakat dan sebagainya di mana dalam penyelenggaraannya siswa
didorong untuk memberikan penampilan maksimalnya.
Ciri-ciri tes yang baik, Menurut arikonto (1992), Sebuah tes yang dapat
dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memilki persyaratan tes, yaitu memiliki:
1. Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang
hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi
dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan
pada permasalahannya.
2. Reliabilitas
Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan
dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali.
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan
ketetapan. Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan
dan reliabilitas adalah ketetapan.
3. Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu
tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadipada
3
sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas
menekankan ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas
menekankan ketetapan dalam hasil tes.
4. Prakitikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang:
mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-
petunjuk yang jelas.
5. Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu
yang lama.
4
b. Tes sumatif
Kata sumatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu "sum" yang artinya
jumlah atau total. Tes sumatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk
me ngetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan
dalam satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau semester.
c. Tes diagnostik
Dalam evaluasi diagnostik, THB digunakan untuk mengidentifikasi siswa
siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi.
Berdasarkan pemahaman mengenai siswa bermasalah dan masalahnya maka
guru dapat mengusahakan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan
masalahnya.
d. Tes penempatan
Tes penempatan (placement test) adalah pengumpulan data THB yang
diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan
minat dan bakatnya. Pengelompokan dilakukan agar pemberian layanan pem
belajaran dapat dilakukan sesuai dengan minat dan bakat siswa. Dalam praktik
pembelajaran penempatan merupa kan hal yang banyak dilakukan. Misalnya:
siswa yang masuk ke Sekolah Menengah Atas memperoleh tes pe nempatan
untuk menempatkan siswa ke dalam kelompok IPA, IPS atau Bahasa.
Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya tes dibagi menjadi 2 bagian yakni
berbentuk objektif dan esai.
5
b) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
6
THB juga mempunyai beberapa komponen. Pada THB berbentuk esai,
komponen dapat berupa perangkat soal, petunjuk pengerjaan dan soal. Lebih
dari itu, tes objektif mempunyai sejumlah komponen selain yang ada dalam tes
esai, yaitu pilihan, kunci jawaban dan pengecoh. Masing-masing komponen
dibahas berikut:
• Perangkat soal
Perangkat soal adalah keseluruhan butir pertanyaan atau pernyataan
berikut segala kelengkapannya.
• Petunjuk pengerjaan
Petunjuk pengerjaan mendeskripsikan detail petunjuk yang harus
dilakukan dalam mengerjakan soal misalnya: memberikan tanda silang,
melingkari, mem berikan jawaban singkat, dan sebagainya.
• Butir soal
Soal merupakan pertanyaan atau pernyataan yang menimbulkan situasi
masalah yang harus dipecahkan oleh siswa. Penguasaan siswa diketahui
dari kemampuannya membuat pemecahan masalah. Satuan untuk soal
adalah butir sehingga tiap item pertanyaan atau pernyataan di kenal
sebagai butir soal.
• Pilihan
Soal objektif adalah soal yang segala kemungkinan jawaban telah
disediakan dan tugas peserta tes adalah memilih satu pilihan yang
merupakan jawaban atas per tanyaan. Sejumlah alternatif yang ditawarkan
dinamakan pilihan (options)
• Kunci jawaban
Kunci jawaban (key) adalah pilihan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan dalam soal.
• Pengecoh
Pengecoh (distractor) adalah pilihan yang bukan me- rupakan kunci
jawaban. Misalnya: pada soal objektif jenis benar - salah, bila kunci
jawabannya adalah salah maka benar merupakan pengecoh. Pada soal
objektif pilihan ganda dengan empat pilihan a, b, c, d dan kunci jawabnya
adalah c maka a, b, d merupakan pengecoh.
7
• Pelaksanaan
Pelaksanaan pengukuran menggunakan THB dapat dilakukan dengan
mengadakan pengamatan, wawancara, ujian tertulis atau analisis
dokumen. Pengamatan dilakukan apabila hasil belajar yang hendak
dikumpulkan tampak dalam aktivitas yang dapat diamati. Cara ini banyak
di lakukan pada pengukuran hasil belajar ranah psikomotorik di mana
hasil belajar terlihat dari kemampuan siswa men demonstrasikan
keterampilan tertentu. Cara ini dikenal dengan ujian praktik. Ujian praktik
ini dapat dilakukan dalam mengukur kemampuan memperagakan
pengguna an alat percobaan, proses membuat lukisan, menjalankan mesin,
melakukan gerakan tari, dan sebagainya.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tes merupakan salah satu jenis instrumen, di samping nontes. Tes sebagai instrumen
berhubungan dengan fungsinya untuk mengukur penampilan maksimal. Dalam kegiatan
pengukurannya, tes dapat dibagi menjadi dua yaitu tes yang mengukur kemampuan dan tes
yang meng ukur kemampuan. Tes penguasaan mengukur apa yang telah dikuasai oleh siswa
dari materi yang telah dipelajari. Dengan kata lain, tes penguasaan mengukur apa yang
diperoleh, sedang tes kemarapuan mengukur apa yang dimiliki. Tes hasil belajar (THB)
merupakan salah satu jenis tes yang mengukur penguasaan. Menurut macamnya, THB terdiri
dari tes formatif, sumatif, diagnostik dan penempat an. Menurut bentuknya, THB dapat
berbentuk esai dan objektif. Komponen THB terdiri dari perangkat, petunjuk pengerjaan,
butir soal, pilihan, kunci jawaban dan pe ngecoh. Dalam pelaksanaannya, THB dapat
dilakukan dengan pengamatan, lisan, tertulis atau analisis dokumen karya.
Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi penulisan maupun isi,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini,
9
DAFTAR PUSTAKA
10