Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TES SEBAGAI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA HASIL BELAJAR


Di ajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pembimbing:
Muhammad Syauqillah SE,ME

Oleh:
ALFIN ACHSANUDDIN 1977011453
FAIQOTUL AMNA SU’AT AISYAH 1977011461
LUKMAN NUL HAKIM 1977011400

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
“MA’HAD ALY AL-HIKAM”
MALANG
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga

makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi

dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan

rapi. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini

disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran.

Makalah ini membahas tentang Pengumpulan Data.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh

dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang

bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
A. Instrumen dalam Pendidikan .......................................................................................... 2
B.Tes sebagai Instrumen ..................................................................................................... 2
C.Hasil belajar Siswa .......................................................................................................... 4
BAB III............................................................................................................................... 9
PENUTUP ......................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dunia ini tidak ada dua individu yang sama persis, baik dari segi fisik maupun
psikisnya. Hal ini merupakan salah satu bukti keagungan Allah SWT atas segala
ciptaan-Nya dan agar kita semua berbakti kepada-Nya. Adanya perbedaan individual,
tentu akan turut serta menentukan berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga akan berakibat pula adanya perbedaan
prestasi kerja maupun prestasi belajarnya. Maka perlu diciptakannya alat untuk
mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, agar dapat mengetahui adanya
perbedaan antar individu tersebut.
Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah
satunya adalah tes. Tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta
didik dalam bidang kognitif, seperti: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Tes di dalam dunia pendidikan memiliki berbagai macam jenis,
misalnya pretes, postes, tes formatif, tes sumatif dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan mencoba untuk mengulas sedikit tentang
konstruksi instrumen evaluasi yang meliputi tes dan bentuknya.

B. Rumusan Masalah
- Instrumen dalam pendidikan
- Apa pengertian tes dan ciri-cirinya?
- Apa pengertian tes hasil belajar?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Instrumen dalam pendidikan


Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
pengumpulan data. Misalnya tim bangan adalah instrumen alat ukur yang digunakan
untuk mengumpulkan data berat dengan cara melakukan penimbangan, termometer
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data suhu, meteran untuk
mengukur jarak dan sebagainya. Dalam pendidikan, instrumen alat ukur yang
digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes merupakan
alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan penampilan
maksimal. Instrumen nontes merupakan alat ukur yang mendorong peserta untuk
memberikan penam pilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan
memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya.

B. Tes sebagai instrumen


Tes sebagai instrumen dapat dibedakan dari instru men jenis nontes. Kalau tes
mengukur penampilan maksimum maka nontes mengukur penampilan tipikal. Dalam
pengukuran penampilan tipikal, peserta tidak didorong untuk menunjukkan
penampilan maksimal yang mencerminkan kemampuannya, tetapi didorong untuk
memberikan respons secara jujur sesuai dengan keadaan, pikiran dan perasaannya.
Dari responnya dapat diketahui keadaan, pikiran dan perasaan responden yang diukur.
Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam
memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk
menunjukkan penampilan maksimalnya. Peserta tes di minta untuk mengeluarkan
segenap kemampuan yang dimilikinya dalam memberikan respons atas pertanyaan
dalam tes. Penampilan maksimum yang ditunjukkan memberikan kesimpulan
mengenai kemampuan atau penguasaan yang dimiliki.
Beberapa pendapat mengenai definisi tes. Menurut Webster's Collegiate, tes adalah
serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk meng ukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampu an atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (Arikunto, 1988: 29). Cronbach mendefinisikan tes sebagai
"a systematic procedure for observing a person's behavior and describing it with the
aid of a numerical scale or category system" (Azwar, 1997: 3). Dari batasan tersebut

2
dapat di ambil kesimpulan. Pertama, tes merupakan prosedur sistematis. Butir-butir
tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi dan pemberian
angka (scor ing) harus jelas dan spesifik, dan setiap siswa yang meng ambil tes harus
mendapat butir-butir yang sama dan dalam kondisi yang sebanding. Kedua, tes berisi
sampel perilaku. Populasi butir tes yang bisa dibuat dari suatu materi tidak terhingga
jumlahnya. Keseluruhan butir itu mustahil dapat seluruhnya tercakup dalam tes.
Kelayakan tes lebih ter gantung kepada sejauh mana butir-butir di dalam tes me
wakili secara representatif kawasan (domain) perilaku yang diukur. Ketiga, tes
mengukur perilaku. Butir-butir tes menghendaki siswa agar menunjukkan apa yang
diketahui atau apa yang dipelajari siswa dengan cara menjawab butir butir atau
mengerjakan tugas yang dikehendaki oleh tes. Respons siswa atas tes merupakan
perilaku yang ingin diketahui dari penyelenggaraan tes. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari
populasi butir yang meng ukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengeta
huan, kecerdasan, bakat dan sebagainya di mana dalam penyelenggaraannya siswa
didorong untuk memberikan penampilan maksimalnya.
Ciri-ciri tes yang baik, Menurut arikonto (1992), Sebuah tes yang dapat
dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memilki persyaratan tes, yaitu memiliki:
1. Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang
hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi
dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan
pada permasalahannya.
2. Reliabilitas
Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan
dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali.
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan
ketetapan. Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan
dan reliabilitas adalah ketetapan.
3. Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu
tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadipada
3
sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas
menekankan ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas
menekankan ketetapan dalam hasil tes.
4. Prakitikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang:
mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-
petunjuk yang jelas.
5. Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu
yang lama.

C. Tes hasil belajar


Tes hasil belajar (THB) merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.
Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian
dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Sebagai sebuah
tes, tes hasil belajar (THB) merupakan salah satu alat ukur yang mengukur
penampilan maksimal. Dalam pengukuran, siswa peserta tes didorong mengeluarkan
segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan soal yang diberikan
dalam THB. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan menerakan skor atas jawaban
yang telah diberikan masing-masing siswa.
THB dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Menurut peranan
fungsionalnya dalam pem belajaran, THB dapat dibagi menjadi empat macam yaitu
tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik dan tes penempatan.
a. Tes formatif
Kata formatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris "to form" yang berarti
membentuk. Tes formatif dimaksud kan sebagai tes yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses
belajar mengajar. Tes formatif dalam praktik pembelajaran dikenal sebagai
ulangan harian.

4
b. Tes sumatif
Kata sumatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu "sum" yang artinya
jumlah atau total. Tes sumatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk
me ngetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan
dalam satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau semester.
c. Tes diagnostik
Dalam evaluasi diagnostik, THB digunakan untuk mengidentifikasi siswa
siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi.
Berdasarkan pemahaman mengenai siswa bermasalah dan masalahnya maka
guru dapat mengusahakan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan
masalahnya.
d. Tes penempatan
Tes penempatan (placement test) adalah pengumpulan data THB yang
diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan
minat dan bakatnya. Pengelompokan dilakukan agar pemberian layanan pem
belajaran dapat dilakukan sesuai dengan minat dan bakat siswa. Dalam praktik
pembelajaran penempatan merupa kan hal yang banyak dilakukan. Misalnya:
siswa yang masuk ke Sekolah Menengah Atas memperoleh tes pe nempatan
untuk menempatkan siswa ke dalam kelompok IPA, IPS atau Bahasa.

Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya tes dibagi menjadi 2 bagian yakni
berbentuk objektif dan esai.

a) Tes Essay (uraian).


Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu
dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu
pendapat dalam bahasa sendiri.
Subino, (1987:2) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat kebebasan jawaban
yang dimungkinkan dalam tes bentuk uraian, butir-butir soal dalam ini dapat
dibedakan atas butir-butir soal yang menuntut jawaban bebas. Butir-butir soal
dengan jawaban terikat cenderung akan membatasi, baik isi maupun bentuk
jawaban; sedangkan butir soal dengan jawaban bebas cenderung tidak
membatasi, baik isi maupun jawaban.

5
b) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;

a. Tes Betul-Salah (TrueFalse)

b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

c. Tes Menjodohkan (Matching)

d. Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)

Pada prinsipnya, bentuk tes objektif di atas mempunyai kelemahan dan


kebaikannya, akan tetapi biasanya bentuk objektif dapat menteskan semua
bahan yang telah diajarkan, sedangkan bentuk uraian agak sukar untuk
mengukur semua bahan yang sudah diajarkan, karena ruang lingkup bentuk tes
tersebut sangat sempit. Untuk lebih jelasnya perlu diterangkan dahulu
kelemahan dan kebaikan tes bentuk objektif. Keuntungan atau kebaikan
bentuk objektif dalam evaluasi hasil belajar bahasa Indonesia bagi siswa
adalah tes bentuk objektif (1) tepat untuk mengungkapkan hasil belajar yang
bertatanan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis, (2) mempunyai
dampak belajar yang mendorong siswa untuk mengingat, menafsirkan, dan
menganalisis pendapat, dan (3) jawaban yang diberikan dapat menggambarkan
ranah tujuan pendidikan menurut Bloom, khususnya ranah cognitive domain.
Sedangkan kelemahannya bahwa tes objektif (1) siswa tidak dituntut untuk
mengorganisasikan jawaban, karena jawabannya sudah disediakan, (2) siswa
ada kemungkinan dapat menebak jawaban yang telah tersedia (3) tidak dapat
mengungkap proses berpikir dan bernalar, (4) hanya mengukur ranah kognitif
yang paling rendah tidak mengungkap kemampuan yang lebih kompleks. Hal
ini sebagaimana yang diungkapkan Gronlund (1985 : 36) menyatakan bahwa
…objective test items can be used to measure a variety of knowledge out come
…the most generally useful is the multiple choice items…but other items types
also have a place. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa item-item tes
objektif dapat digunakan untuk mengukur berbagai hasil belajar yang berupa
pengetahuan. Umumnya yang paling berguna adalah item bentuk pilihan
jamak, sementara itu, tipe item objektif yang lainnya punya peran tersendiri.

6
THB juga mempunyai beberapa komponen. Pada THB berbentuk esai,
komponen dapat berupa perangkat soal, petunjuk pengerjaan dan soal. Lebih
dari itu, tes objektif mempunyai sejumlah komponen selain yang ada dalam tes
esai, yaitu pilihan, kunci jawaban dan pengecoh. Masing-masing komponen
dibahas berikut:

• Perangkat soal
Perangkat soal adalah keseluruhan butir pertanyaan atau pernyataan
berikut segala kelengkapannya.
• Petunjuk pengerjaan
Petunjuk pengerjaan mendeskripsikan detail petunjuk yang harus
dilakukan dalam mengerjakan soal misalnya: memberikan tanda silang,
melingkari, mem berikan jawaban singkat, dan sebagainya.
• Butir soal
Soal merupakan pertanyaan atau pernyataan yang menimbulkan situasi
masalah yang harus dipecahkan oleh siswa. Penguasaan siswa diketahui
dari kemampuannya membuat pemecahan masalah. Satuan untuk soal
adalah butir sehingga tiap item pertanyaan atau pernyataan di kenal
sebagai butir soal.
• Pilihan
Soal objektif adalah soal yang segala kemungkinan jawaban telah
disediakan dan tugas peserta tes adalah memilih satu pilihan yang
merupakan jawaban atas per tanyaan. Sejumlah alternatif yang ditawarkan
dinamakan pilihan (options)
• Kunci jawaban
Kunci jawaban (key) adalah pilihan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan dalam soal.
• Pengecoh
Pengecoh (distractor) adalah pilihan yang bukan me- rupakan kunci
jawaban. Misalnya: pada soal objektif jenis benar - salah, bila kunci
jawabannya adalah salah maka benar merupakan pengecoh. Pada soal
objektif pilihan ganda dengan empat pilihan a, b, c, d dan kunci jawabnya
adalah c maka a, b, d merupakan pengecoh.

7
• Pelaksanaan
Pelaksanaan pengukuran menggunakan THB dapat dilakukan dengan
mengadakan pengamatan, wawancara, ujian tertulis atau analisis
dokumen. Pengamatan dilakukan apabila hasil belajar yang hendak
dikumpulkan tampak dalam aktivitas yang dapat diamati. Cara ini banyak
di lakukan pada pengukuran hasil belajar ranah psikomotorik di mana
hasil belajar terlihat dari kemampuan siswa men demonstrasikan
keterampilan tertentu. Cara ini dikenal dengan ujian praktik. Ujian praktik
ini dapat dilakukan dalam mengukur kemampuan memperagakan
pengguna an alat percobaan, proses membuat lukisan, menjalankan mesin,
melakukan gerakan tari, dan sebagainya.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Tes merupakan salah satu jenis instrumen, di samping nontes. Tes sebagai instrumen
berhubungan dengan fungsinya untuk mengukur penampilan maksimal. Dalam kegiatan
pengukurannya, tes dapat dibagi menjadi dua yaitu tes yang mengukur kemampuan dan tes
yang meng ukur kemampuan. Tes penguasaan mengukur apa yang telah dikuasai oleh siswa
dari materi yang telah dipelajari. Dengan kata lain, tes penguasaan mengukur apa yang
diperoleh, sedang tes kemarapuan mengukur apa yang dimiliki. Tes hasil belajar (THB)
merupakan salah satu jenis tes yang mengukur penguasaan. Menurut macamnya, THB terdiri
dari tes formatif, sumatif, diagnostik dan penempat an. Menurut bentuknya, THB dapat
berbentuk esai dan objektif. Komponen THB terdiri dari perangkat, petunjuk pengerjaan,
butir soal, pilihan, kunci jawaban dan pe ngecoh. Dalam pelaksanaannya, THB dapat
dilakukan dengan pengamatan, lisan, tertulis atau analisis dokumen karya.

Saran

Makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi penulisan maupun isi,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini,

9
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, evaluasi belajar. Yogyakarta.pustaka belajar


Arikunto, Suharsimi (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan
LPTK Ditjen Dikti Depdikbud
http://kumpulanmak.blogspot.com/2013/04/evaluasi-pembelajaran-instrumen-tes.html
http://ihsanyahya94blogaddress.blogspot.com/2015/04/makalah-tes-hasil-belajar.html

10

Anda mungkin juga menyukai