Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH DASAR TAHFIDZ QURAN

YAYASAN DARRUL HUFFADZ AL QURAN LAMPUNG


Alamat: Jl. Temenggung Jaya Gg. ST. Penyimbang Ratu II,Raja Basa,
Bandar Lampung 35145

Tema : Dongeng Islami


Subtema : Cerpen Islami
Mapel : Bahasa Indonesia (Modul ke 18)
Kelas : 6 STQ Ikwan
Nama Guru : Asprian Sentana
Nama Siswa :
Tanggal :
Kompetensi Dasar :
1. Siswa mengaitkan cerita cerpen dengan pengalaman pribadinya dan menceritakannya
kembali dalam cerpen

Semoga Kita Bisa Reuni di Syurga


Cerpen Karangan: Alfi Maulida

Namaku Fauziah Ashari, umurku 17 tahun tepat saat sahabat karibku menghembuskan nafas
terakhirnya di rumah sakit, akibat penyakit kanker yang dideritanya sejak kecil.

Dialah Maharani Saputri, sosok sahabat sekaligus motivasi terbesarku dalam menghadapi
masalah demi masalah dalam hidup ini. Allah telah merekam skenarionya dengan jelas,
alurnya begitu mengesankan bagi siapa saja yang mengalaminya, tak terkecuali aku sendiri.
Perjuangan Ara untuk melawan penyakitnya adalah kenangan paling penting dalam
persahabatan kami, sebab darinya banyak pelajaran yang dapat kuambil, kalau kita nggak
boleh menyerah, nggak boleh gampang putus asa, harus tetap optimis walau sesulit apapun
keadaannya, harus tetap yakin kalau semua akan indah pada waktunya, pada saat yang tepat.
Dan semua itu aku saksikan sendiri, Ara tak pernah menyerah untuk berjuang melawan
penyakitnya, senyuman tulus tak pernah hilang dari wajahnya setiap kali aku membesuknya
di rumah sakit, jiwanya begitu tegar, walau kutahu kondisinya semakin hari semakin lemah,
sebab kankernya sudah mencapai stadium akhir, kemungkinan untuk sembuhpun sangat
kecil, tapi dialah Ara, yang takkan semudah itu menyerah dengan keadaannya.

Ia percaya kalau Allah sudah berkehendak pasti akan terjadi, begitupun ia percaya, kalau
Allah ingin ia sembuh pasti dia akan sembuh, tapi kalau Allah ingin dia beristirahat, maka
iapun siap kapanpun Allah akan mencabut nyawanya, sebab yang kutahu walau dalam
keadaan lemah sekalipun ia tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah yang
baik, tak pernah ia tinggalkan ibadahnya pada penciptanya.

Sempat juga ia mengalami koma selama dua bulan dan dinyatakan sadar saat matahari
menyapaku di hari ulang tahunku yang ke 17.

Setelah dokter menyatakn kalau kondisinya sudah stabil. Aku mengajaknya bicara panjang
lebar, kuceritakan semua aktivitasku selama ia mengalami koma, namun dia hanya
menanggapinya dengan senyuman, aku paham mungkin tubuhnya masih lemas.
Tapi saat aku sudah selesai bercerita, tiba-tiba dia mengenggam tanganku dan mengatakan
sesuatu yang aku sendiri bingung harus bagaimana, karena kulihat wajahnya mulai terlihat
pucat, hatikupun juga mulai cemas dengan kondisinya, aku berpikir akan memanggil dokter,
tapi dia menahan pergelangan tanganku dan menyuruhku untuk duduk kembali.

“Asha jangan pergi dulu ya, mungkin ini saat terakhir Ara bisa melihat wajah cantik Asha,
Ara udah nggak punya banyak waktu lagi…” ia berhenti sejenak, kuperhatikan ia mulai
kesulitan bernafas, akupun tak kuasa untuk menahan airmataku lagi.
“Udah Ra, kamu ngomong apa sih, Ara harus tetap hidup, Ara harus selalu ada di samping
Asha…” di mengusap airmataku yang meluncur dengan bebas di kedua pipiku.
“Pokoknya nanti kalau Ara pergi Asha nggak boleh sedih, apalagi terpuruk, allah sangat
membenci hambanya yang berlarut-larut dalam kesedihan ya, pokoknya Ara sayang banget
sama Asha..” “Asha juga sanyang banget sama Ara.” lantas kurengkuh dia dalam pelukanku,
tapi kurasakan suhu tubuhnya semakin menurun, lalu dia membisikkan sesuatu di telinga
kiriku.

“Tolong sampaikan terima kasih Ara sama Pak Burhan dan Bu Hafsah ya, karena telah
merawat dan menjaga Ara selama ini, dan terima kasih juga Sha karena sudah mau jadi
sahabat sejatinya Ara, Ara pamit dulu ya.” Kudengar ia melantukan dua kalimah syahadat
dengan lancar, dan setelah itu tak lagi kurasakan hembusan nafasnya, Ara telah pergi untuk
selamanya.

Dan inilah akhirnya, ternyata Allah lebih memilih untuk Ara beristirahat, ia tersenyum indah
dan wajahnya putih bersih walau terlihat pucat, aku begitu kagum padanya, dialah
Maharaniku, dialah sahabat dunia dan akhiratku.

Aku berharap allah mengabulkan do’aku agar aku bisa reuni di syurga bersamanya, kau
selalu dalam hatiku sahabat, kau tak akan pernah terganti.
LATIHAN :
Petunjuk pengerjaan :

1. Mulailah dengan membaca Basmalah


2. Jawablah pertanyaan dengan benar
3. Akhiri dengan membaca Hamdalah

Kaitkanlah cerita cerpen diatas dengan penglaman kalian dengan


menceritakannya kembali dalam cerpen minimal 2 paragraf !

Nilai :

Anda mungkin juga menyukai