Anda di halaman 1dari 4

Fenomena Karies Gigi Pada Anak Usia Prasekolah

Karies gigi sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan anak. Karies gigi merupakan penyakit
yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2007 dalam Suciari , dkk (2015) menyatakan
bahwa angka kejadian karies gigi pada anak mengalami perlonjakan 60-90% sedangkan menurut
PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) menyebutkan bahwa sedikitnya 89% penderita karies
gigi adalah anak-anak. Berdasarkan hasil karakteristik survey kesehatan,prevalensi karies gigi
pada balita usia 3-5 tahun sebesar 81,7%. Prevalensi karies gigi menurut kelompok usianya, usia
3 tahun (60%), usia 4 tahun (85%) dan usia 5 tahun (86,4%), dengan demikian golongan umur
balita merupakan golongan rawan terjadinya karies gigi.

Menurut Riskesda 2017 di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi terjadinya karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2010 lalu,yaitu dari 43,4% (2007) menjadi 53,2% atau
93 juta jiwa (2013).

Faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain adalah faktor keturunan,ras,jenis
kelamin,umur,jenis makanan,frekuensi menyikat gigi yang benar,kebiasaan jelek dan pentingnya
control ke dokter,faktor host yaitu kekuatan dari permukaan gigi, adanya plak yang berisi
bakteri, biasanya bakteri pathogen yang kariogenik seperti Streptococcus mutans .

Gigi berlubang (karies gigi) merupakan masalah yang sering ditemukan di masyarakat. Anak-
anak memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan kariogenik yang dapat menyebabkan gigi
berlubang.

Karies gigi erat hubungannya dengan konsumsi makanan kariogenik. Anak usia 5-9 tahun yang
memiliki lesi sebanyak 51,6%. Menurut Kemenkes RI,diantara anak usia 6-12 tahun yang paling
tinggi bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulut adalah usia 5-9 tahun yaitu sebesar 21,6%.

Anak usia 3-5 tahun umunya mengalami karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah lengket
serta melekat pada permukaan gigi dan mudah terselip diantara celah-celah gigi seperti
coklat,permen,biscuit,roti,kue-kue,dan lain-lain.

Makanan kariogenik banyak dijual dipasaran dan sangat digemari anak-anak, sehingga perlu
lebih diperhatikan pengaruh substrat karbohidrat kariogenik dengan kejadian karies gigi.
Konsumsi makanan kariogenik yang sering dan berulang-ulang akan menyebabkan pH plak
dibawah normal dan menyebabkan demineralisasi enamel dan terjadilah pembentukan karies.

Alasan mengapa peneliti ingin melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
konsumsi makanan kariogenik karena banyaknya angka kejadian anak-anak usia pra sekolah
dasar (3-5 tahun) yang mengalami karies gigi. Selain itu untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut khususnya untuk orangtua
yang memiliki anak usia pra sekolah (3-5tahun) . Karena apabila karies ini dibiarkan tanpa
diatasi maka akan terjadi beberapa komplikasi seperti peradangan dan nanah pada gusi,abses
pada jaringan gusi dan otot,peradangan pada tulang rahang bahkan kematian pada tulang rahang,
Sellulitis ,pembengkakan dan peradangan di kerongkongan sehingga menyebabkan kesulitan
menelan dan tidak bisa membuka mulut,bahkan dapat menyebabkan penyakit jantung.

Fenomena inilah yang melatarbelakangi penelitian ini.


Lampiran Jurnal :

1. Enerback,Hanna,dkk. 2018. Effects of orthodontic treatment and different fluoride regimens


on numbers of cariogenic bacteria and caries risk : a randomized controlled trial.
European Journal of Orthodontics,2019,59-66.

2. Maulidta,dkk. 2018 . Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Dan Konsumsi Makanan


Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak-
Kanak Pondok Beringin Semarang.

3 Manengko,Waraney,dkk. 2016. Gambaran Konsumsi Jajanan dan Status Karies Pada Anak
Usia 3-5 tahun di Kelurahan Rinegetan Kecamatan Tondano Barat. Jurnal e-Gigi (eG),
Volume 4 Nomor 1.

4. Norfai,dkk. 2017. Hubungan Pengetahuan Dan Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Kejadian
Karies Gigi di SDI Darul Mu’minin Kota Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, Vol.8 No.1.

Anda mungkin juga menyukai