Anda di halaman 1dari 3

Faktor Ekstrinsik jatuh

- Penggunaan obat-obatan

Penggunaan obat-obatan dalam hal ini yang sesuai dengan scenario adalah penderita

menggunakan glibenklamid. Glibenklamid adalah obat yang digunakan penderita DM

golongan sulfonylurea generasi kedua. Dosis awal untuk penderita lansia adalah 1.25 mg.

Glibenklamid bekerja dengan menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan

pelepasan insuli dari pancreas. Mekanisme kerja glibenklamid adalah dengan cara

menghambat penempelan reseptor sulnilurea di sel beta langerhans yang menyebabkan

adanya tegangan pembukaan calcium channel sehingga terjadi peningkatan kalsium intra

sel beta pangkreas yang menyebabkan kontraksi filament aktomiosin yang bertugas untuk

memicu eksositosis dari insulin.

Efek samping dari penggunaan insulin jangka panjang adalah

a. Hipoglikemia

b. Demam, mual, muntah, diare

c. Gangguan fungsi hati

d. Penurunan jumlah sel darah, baik sel darah merah, putih ataupun trombosit

Jika disesuaikan dengan scenario, penderita diduga menderita hipoglikemia akibat

mengonsumsi glibenklamid. Hipoglikemia didefinisikan sebagai keadaan di mana kadar

glukosa plasma lebih rendah dari 45 mg/dl– 50 mg/dl. Adapun gejala dari hipoglikemia

adalah nyeri kepala, mual, gelisah, cemas, keringat dingin, penglihatan kabur, pucat,

jantung berdebar gangguan konsentrasi hingga hilang kesadaran. Jika dikaitkan dengan

scenario, penderita diduga jatuh karena hipoglikemia. Selain itu, glibenklamid tidak
dianjurkan diberikan kepada usia lanjut karena glibenklamid adalah obat DM dengan

kerja panjang yang dapat menyebabkan hipoglikemia

- Penggunaan alat bantu jalan

- Lingkungan yang tidak memadai.

Hal-hal yang termasuk dalam lingkungan tidak memadai misalnya cahaya ruangan yang

kurang, lantai yang licin, tempat berpengangan yang tidak kuat dan tidak stabil, WC yang

rendah atau jongkok

Sumber : Ganiswara, S.G., 2000, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 800, Bagian

Farmakologi FKUI, Jakarta.

Terapi fraktur

Tujuan utama dalam penanganan awal fraktur adalah untuk mempertahankan kehidupan

pasien dan yang kedua adalah mempertahankan baik anatomi maupun fungsi ekstrimitas

seperti semula. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan fraktur

yang tepat adalah (1) survey primer yang meliputi Airway, Breathing, Circulation, (2)

meminimalisir rasa nyeri (3) mencegah cedera iskemia-reperfusi, (4) menghilangkan dan

mencegah sumber- sumber potensial kontaminasi. Ketika semua hal diatas telah tercapai

apabila memungkingkan untuk dilakukan pada usia lanjut fraktur dapat direduksi dan reposisi

sehingga dapat mengoptimalisasi kondisi tulang untuk proses persambungan tulang dan
meminimilisasi komplikasi lebih lanjut. Selanjutnya, sebaiknya di konsultasikan kepada rekan

specialis Rehabilitasi Medik dan specialis ortopedi untuk penangan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai