Anda di halaman 1dari 5

RAMADAN, IMUNITAS DAN COVID-19

Ari Baskoro 1
1
Divisi Alergi-Imunologi Klinik
Departemen/SMF Ilmu Penyakit Dalam FKUA/RS Dr. Soetomo Surabaya

Ramadan tahun ini sangat mungkin akan dijalani umat Islam dengan penuh
keprihatinan, ditengah-tengah merebaknya wabah Covid-19. Seperti sudah sering kita
baca atau mendengar dari media masa, bahwa cara penularan virus penyebab Covid-19
ini adalah melalui kontak yang erat antar manusia melalui percikan-percikan kecil dari
sekret saluran nafas manusia yang bisa disebarkan melalui batuk,bersin atau bahkan
melalui komunikasi yang lazim saat kita berbicara. Percikan-percikan tersebut, bila
mengenai permukaan suatu benda dan secara tidak sengaja, bila tangan orang lain
terkontaminasi material tersebut, lalu menyentuh area wajah, terutama mata, hidung dan
mulut, maka orang tersebut berpotensi tertular.

Pola penularan virus semacam inilah yang mendasari diberlakukannya


kebijakan menjaga jarak sosial dan fisik yang sebenarnya bertujuan memutus mata rantai
penularan antar manusia. Implikasi dari kebijakan ini membawa konsekuensi umat Islam
tidak dapat melakukan ibadah sholat berjamaah di masjid yang biasanya diikuti oleh
banyak orang selama bulan ramadan. Kegiatan keagamaan lainnya seperti buka puasa
bersama, i'tikaf atau membaca kitab suci Al quran secara bersama-sama (tadarus) di
masjid, mungkin tidak akan dapat dilaksanakan seperti bulan-bulan ramadan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan maksud yang sama untuk menghindari penularan, sudah sering kita
saksikan anjuran untuk mengganti salam bagi umat Islam yang lazim dilakukan dengan
saling berjabat tangan, mencium tangan, berpelukan bahkan saling mencium pipi untuk
digantikan dengan cara lain, seperti melambaikan tangan, mengangguk/memberi hormat
atau menyatukan kedua telapak tangan didepan dada yang sering diistilahkan orang
dengan sebutan salam namaste.

COVID 19 REVIEW | PAPDI SURABAYA | 21 APRIL 2020 Hal 1


ORANG DENGAN RISIKO TINGGI

Organisai kesehatan dunia ( WHO) telah memberikan suatu saran,khususnya


pada orang-orang yang tertentu yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk tertular atau
menularkan Covid-19, seperti misalnya :

1. Orang yang merasakan dirinya kurang sehat atau gejala-gejala yang sering
didapatkan pada Covid-19, seperti gejala flu, demam,batuk kering, pilek, sakit
tenggorok/nyeri menelan dan sakit kepala dihimbau tidak ikut menghadiri acara-
acara keagamaan secara bersama-sama. Sebaiknya juga sadar diri secara bijak untuk
tetap mengikuti petunjuk-petunjuk dan pengelolaan kasus yang diduga Covid-19 dari
instansi yang berkompeten atau pemerintah.
2. Khususnya bagi orang-orang usia lanjut, atau yang mempunyai penyakit-penyakit
dasar seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit kronik
saluran nafas dan kanker, untuk tidak ikut berpartisipasi dalam acara-acara
keagamaan yang dihadiri oleh banyak orang. Sebagaimana yang telah dilaporkan
oleh beberapa negara yang terkena dampak Covid-19, mereka-mereka yang
tergolong dalam risiko tinggi inilah yang cenderung mengalami gejala yang lebih
berat bahkan kematian akibat penyakit tersebut.

POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Kebiasaan berperilaku pola hidup bersih dan sehat (PHBS) selama bulan
ramadan perlu lebih digalakkan, seperti misalnya memberikan fasilitas untuk cuci tangan
yang dilengkapi dengan sabun atau hand sanitizer yang berbasiskan alkohol 70% pada
area masuk menuju masjid, menjamin kebersihan, sanitasi dan higienitas tempat wudu,
lebih sering membersihkan dengan detergen atau desinfektan benda-benda yang sering
disentuh oleh para jamaah masjid,seperti pegangan pintu, sakelar lampu dan kipas angin,
serta pegangan untuk naik tangga. Sangat dianjurkan bagi orang yang mungkin hendak
beribadah di masjid, menggunakan dan membawa sendiri sajadah atau alas sholat
lainnya yang dijamin kebersihannya. Hal ini perlu ditekankan karena lantai atau karpet
yang ada di masjid sangat berpotensi menularkan virus, berkaitan dengan telah
digunakannya fasilitas tersebut oleh jamaah masjid lainnya yang dengan secara tidak
sengaja batuk atau bersin, dimana percikan-percikan sekret yang mengandung virus
tersebut terkena area wajah atau tangan jamaah lainnya. Oleh karena itu sangat penting
untuk diketahui oleh para jamaah masjid tentang edukasi cara/etika batuk atau bersin

COVID 19 REVIEW | PAPDI SURABAYA | 21 APRIL 2020 Hal 2


yang benar. Etika batuk atau bersin yang benar bisa dipampang dipintu masjid dalam
bentuk gambar-gambar pada banner atau tempat lainnya yang mudah dilihat dan
dipahami para jamaah. Bulan ramadan identik dengan saat beramal yang paling sering
kita amati di masarakat. Apabila berkehendak untuk memberikan sedekah atau zakat,
akan sangat bijaksana menggunakan bungkus atau kotak dalam paket-paket yang mudah
dibawa, untuk menghindari kerumunan orang dengan tetap berpegang pada konsep
menjaga jarak.

KEBIASAAN RUTIN

Bagi orang-orang tertentu yang ingin tetap bugar selama menjalankan ibadah
puasa ramadan, bisa tetap dianjurkan untuk berolah raga yang disesuaikan dengan
kapasitas dan kebutuhannya, namun tetap tidak dilupakan untuk menjaga jarak,
higienitas tubuh, terutama tangan dan wajah dan tetap dianjurkan untuk melakukan
aktifitas tersebut tidak diluar ruangan. Menjaga kualitas nutrisi dengan pola gizi yang
seimbang dengan mengutamakan asupan makanan segar, seperti buah dan sayur akan
lebih baik dalam hal mempertahankan kesehatan dan imunitas tubuh. Pemenuhan
kebutuhan cairan tubuh yang ideal,bisa dicukupi dengan minum air yang adekuat,
terutama untuk menghindari terjadinya dehidrasi. Merokok merupakan kebiasaan yang
harus ditinggalkan, terutama pada bulan ramadan ini, berkaitan dengan wabah Covid-19.
Sesuai data yang disampaikan oleh banyak negara yang terdampak wabah penyakit ini,
risiko beratnya penyakit dan kematian akibat Covid-19 ini, berkaitan dengan penyakit
paru dan saluran nafas kronik yang sebelumnya sudah diderita oleh orang yang
bersangkutan. Penyakit-penyakit kronik seperti ini sangat erat kaitannya dengan
kebiasaan merokok.

IMUNITAS TUBUH

Manifestasi klinis Covid-19 seperti spektrum, mulai tanpa gejala apapun,


sakit ringan seperti flu, manifestasi klinis yang berat, gagal nafas hingga terjadinya
kematian. Tampilan klinis yang bervariasi ini sangat erat kaitannya dengan pola interaksi
sistem imunitas tubuh dengan derajad virulensi mikroba penyebab Covid-19 tersebut.

COVID 19 REVIEW | PAPDI SURABAYA | 21 APRIL 2020 Hal 3


Secara ringkasnya, semakin baik derajat imunitas seseorang, biasanya juga
akan memberikan manifestasi klinis yang ringan. Sebaliknya, pada lansia dan orang-
orang yang sebelumnya mempunyai penyakit kronis, memicu terjadinya imunodefisiensi
yang pada gilirannya dapat memperparah manifestasi klinis penyakit Covid-19 ini.

Dari banyak literatur atau penelitian para ahli, bisa ditarik suatu kesimpulan :

1. Puasa ramadan tidak menimbulkan dampak negatif sistem imun.


2. Pada penyakit jantung atau hipertensi pada derajat tertentu, puasa ramadan
mempunyai keuntungan memperbaiki profil lemak darah dan mengurangi dampak
stress oksidatif .
3. Pada penyakit asma, puasa ramadan tidak merubah parameter-parameter imunologis.
4. Pada orang dengan HIV, puasa ramadan aman untuk dilakukan.
5. Pada penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, secara umum aman untuk
dijalankan.
6. Pada atlit yang tetap ingin merawat kebugarannya, selama ramadan terjadi fluktuasi
parameter imunologi yang tidak menimbulkan dampak merugikan dan parameter ini
secara keseluruhan kembali normal pasca ramadan.
7. Sholat tahajjud yang rutin dikerjakan akan dapat meningkatkan hormon bahagia
(endorfin) yang baik untuk fungsi imunitas tubuh.

Diakhir tulisan ini, bisa disimpulkan, bahwa puasa dibulan ramadan seperti
saat sekarang ini dimana wabah Covid-19 menyertai, tidak perlu ragu untuk
menjalankannya. Diperlukan pemahaman yang baik soal regulasi yang telah dicanangkan
oleh pemerintah, terutama yang terkait dengan cara-cara pencegahan meluasnya Covid-
19.

COVID 19 REVIEW | PAPDI SURABAYA | 21 APRIL 2020 Hal 4


REFERENSI

1. Adawi M, Watad A, Brown S,et al. Ramadan fasting exerts immunomodulatory effects:
insights from a systematic review. Frontiers in Immunology, 2017;8:1144.
2. World Health Organization. Safe ramadan practices in the context of the covid-19, 2020,
15 April.
3. Osman N. Coronavirus and Ramadan: how the muslim month of fasting will differ this
year. https://www.middleeasteye.net .2020, 6 April.
4. Amlot M. Coronavirus: expert advice on whether ramadan fasting during the pandemic is
safe. https://english.alarabiya.net.

LAMPIRAN

COVID 19 REVIEW | PAPDI SURABAYA | 21 APRIL 2020 Hal 5

Anda mungkin juga menyukai