Anda di halaman 1dari 3

AIDS ( Ajang Ikut Dakwah Islam)

Hari/Tanggal : Rabu/27 Januari 2021


Waktu : 20.00-22.00
Via : Zoom
Tema : Adab dalam Bermedsos Ria
Pemateri : M. Septian Rachman Dika

Materi
Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung saling membutuhkan, contohnya dalam
hal berdagang yaitu seorang padagang madu tidak akan bisa menjual madunya apabila ia tidak
menghubungi orang yang menjual wadah madunya karena tidak mungkin pedagang madu
menjual madunya jika tanpa wadah, begitu pula seorang penjual botol membutuhkan pabrik yang
memproduksi botol tersebut, dan juga pabrik yang membutuhkan bahan-bahan dalam pembuatan
botol tersebut. Maka kita sebagai manusia haruslah sadar bahwa saling membutuhkan satu sama
lain.
Menurut Lon Safko (2020) bahwa media sosial merupakan media yang kita gunakan
untuk menjadi sosial (komunikasi sosial). Dalam kehidupan sosial masyarakat kita
membutuhkan media untuk berkomunikasi. Sejak zaman dahulu kita telah menggunakan media
dalam komunikasi, seperti burung merpati/kurir hingga seperti zaman sekarang yang
menggunakan smartphone dalam berkomunikasi dan setiap media komunikasi tersebut memiliki
manfaat dan keguanannya masing-masing. Smartphone yang kita guanakan sekarang sudah
sangat lengkap fiturnya, seperti ketika di masa Pandemi saat ini kita dapat bertatap maya dan
bertanya kabar kerabat kita dengan menggunakan smartphone. Media sosial pun sudah bisa
menjadi ajang dakwah dan menebar kebaikan antar sesama kaum muslim, seperti para ustadz dan
komunitas-komunitas dapat mengembangkan dakwahnya melalui youtube, instagram, dapat
melalui film kartun seperti nussa dan rara, dan aplikasi-aplikasi tentang wakaf, dzikir, dan lain-
lain yang dapat kita download di smartphone. Agar tetap menjaga kekondusifan dalam
bermedsos kita harus mengetahui rambu-rambunya, seperti :
1. Menyampaikan informasi dengan benar, tidak merekayasan atau memanupulasi fakta
yang ada, serta menahan diri untuk tidak menyebarluaskan berita yang belum diketahui
pasti fakta atau kebenarannya (hoax), maka kita harus terbiasa untuk mencari tahu
terlebih dahulu kebenaran berita tersebut sebelum kita menyebarluaskannya.
2. Menghindari suudzon atau berburuk sangka dan tajassus (mencari kesalahan-kesalahan
orang lain), dalam hukum bermedsos hendaknya kita menganut asas praduga tak bersalah
karena jika tidak dapat mengakibatkan bullying dan pembunuhan karakter.
3. Menghindari sukhriyah (mengolok-olok), perkataaan toxic dan kasar , dalam bermedsos
banyak ditemukan orang-orang menyebar kebencian, maka hendaknya kita menahan dan
menghindari diri sebab dapat menimbulkan pertikaian, percekcokan yang membahayakan
kita semua. Terlebih lagi kita sebagai muslim hendaknya berkata yang baik saja, untuk
menghindarinya kita harus memfilter untuk memfollow/like postingan yang baik-baik
saja serta biasakan untuk memposting hal-hal yang bermanfaat sebab dapat menjadi amal
jariyah disaat kita sudah meninggal nanti.
4. Mengeluh di media sosial, boleh untuk mengeluh di media sosial namun jangan terlalu
berlebihan, seperti galau sepanjang hari karena bisa saja orang lain memandang kita
sebagai orang yang mudah menyerah yang nantinya dapat merugkan diri kita sendiri dan
orang berprangka buruk terhadap kita.
5. Berlebihan dalam bersuka-cita sebab tidak semua orang yang lebih postingan kita dalam
keadaan yang sama seperti kita sebab akan menimbulkan fitnah.
6. Dalam islam telah diperingatkan tentang pertanggung jawaban, maka segala sesuatu yang
kita sebarkan akan diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak walaupun tidak dilihat
orang lain, namun akan selalu dicatat oleh malaikat. Dalam kondisi sendiri maupun
bersama teman-teman kita harus bisa menghindari kemaksiatan.
Maka di H-75 Ramadhan ini hendaknya kita mengurangi dalam bermain medsos untuk
memperbaiki diri dan mulailah untuk lebih lagi mendekatkan diri kepada Allah SWT serta
biasakan untuk memposting, like, follow yang bermanfaat saja sebab akan diminta
pertanggung jawabannya kelak.

Pertanyaan
1. Media sosial itu sudah melekat pada diri kita terutama bagi remaja, seperti tiktok. Banyak
siswa yang sering ikut kajian di Rohis maupun di tempat lain tetapi masih belum bisa
membentengi diri untuk mengupload video joget, mengupload foto selfie tetapi disisi lain
mereka masih suka mengupload hal-hal yang bermanfaat dan mengikuti semacam
kegiatan kerelawanan. Lalu apakah perlu kita mengupload kebaikan yang kita lakukan di
media sosial atau lebih baik disimpan untuk diri sendiri dan Allah?
Jawab : Yang pertama jangan kita menjadi ilfeel dan menjauhi teman kita yang
mengupload video tiktok tadi, melainkan harus tetap didekati dan ditemani dengan
dinasihati sedikit demi sedikit walaupun tidak langsung berubah. Yang kedua ada
beberapa hal kebaikan yang memang harus kita share dan upload di media sosial, seperti
sedekah, ilmu yang bermanfaat dan jangan takut dibilang riya karena lebih baik sok suci
daripada sok maksiat, perlu kita ketahui juga bahwa kita sedang dalam kondisi
peperangan atau ghadul bashar dan Indonesia merupakan sasaran empuk/strategis bagi
kaum-kaum yang tidak suka dengan kebangkitan Islam di Indonesia, dengan cara diberi
pengaruh kebarat-barat dari segi film, pakaian, makanan, gaya hidup, dan lain-lain. Maka
kita tidak boleh mundur membiarkan hal tersebut terjadi dengan selalu mengupload hal-
hal kebaikan agar hal-hal maksiat tersebut tersaingi dan mendukung pula postingan yang
bermanfaat.
2. Dalam kita berdakwah di media sosial, seperti tiktok atau youtube. Pada beberapa waktu
lalu saya melihat ada orang yang berdakwah tetapi ia salah menyebutkan hadist lalu saya
mengingatkan di komentar tetapi ia bertingkah seolah tidak ada adab sama sekali, lalu
bagaimana sebaiknya respon saya terhadap orang tersebut?
Jawab : Pertama kita tabayyun terlebih dahulu, di chat atau dm terlebih dahulu tanyakan
secara pribadi bagimana maksudnya itu dan seperti apa, bisa jadi itu bukan dia atau orang
lain/dibajak karena kita tidak tahu mimik wajahnya bagaimana dan siapa saja yang
memegang akunnya, jika memang benar orangnya seperti itu kita bisa lanjut diskusi
secara pribadi melalui dm tadi agar menemukan titik terangnya dan tidak memancing
orang lain untuk nimbrung pertikaian tersebut jika kita lanjutkan di komentar.
3. Teman saya membuat snap whatsapp dengan menyinggung para penggemar korea,
seperti BTS,EXO, dan lain-lain nah didalam video tersebut mengatakan bahwa salah satu
ceramah dari ustadz menyatakan kita tidak boleh mengidolakan hal seperti itu lalu dibalas
secara pribadi oleh orang yang merupakan penggemar korea “kita manusia ini semuanya
melakukan dosa hanya saja yang membedakan jalan kita berbuat dosa tersebut”. Lalu
bagaimana cara kita merespon kalimat tersebut?
Jawab : “Kita semua adalah penyebar kebaikan hanya saja yang membedakan jalan kita
mencari kebaikan tersebut” kalimat itulah yang akan dibalas oleh pemateri. Korea juga
bisa dimanfaat sebagai media dakwah seperti di Instagram dengan menggunakan dubbing
drama korea mengenai pesan-pesan dakwah.

Pemateri menantang peserta kajian jika merasa tertantang untuk memposting hal-hal kebaikan
disetiap H-genap menuju Ramadhan (H-70, H-60, H-50, H-40, H-30, H-20, H-10).

Anda mungkin juga menyukai