Anda di halaman 1dari 12

WAHANA INOVASI VOLUME 7 No.

2 JULI-DES 2018 ISSN : 2089-8592

KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM


Studi terhadap Eksistensi Manusia
Budi Abdullah
Dosen Tetap Program Studi Perbankan Syariah STAI Syekh H. Abdul Halim Hasan
Al Ishlahiyah Binjai

ABSTRAK berada dalam situasi diluar kesadaran.


Manusia berpikir tentang segala sesuatu
Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang tampak atau dapat ditangkap oleh
Yang Maha Esa yang memiliki derajat pancaindera bahkan yang abstrak
paling tinggi di antara ciptaan yang lain. sekalipun. Dari sejarah kehidupan
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh manusia ternyata tidak sedikit usaha
Tuhan Yang Maha Esa dengan manusia dalam memikirkan wujud atau
kedudukan sebagai makhluk individu dan hakikat dirinya, meskipun sebenarnya
makhluk sosial.Manusia sebagai makhluk masih lebih banyak yang tidak menaruh
individu mempunyai sifat-sifat individu perhatian untuk memikirkannya. Dalam
khas yang berbeda dengan manusia firman Allah surat Ar-Rum ayat 30
lainnya. Manusia berbeda dengan mengandung perintah agar manusia
manusia lainnya. Manusia sebagai dalam mempergunakan pikirannya selalu
individu bersifat nyata, yaitu mereka dilandaskan pada iman yang terarah lurus
berupaya untuk selalu merealisasikan pada agama Allah SWT. Demikian pula
kepentingan, kebutuhan, dan potensi dalam berpikir fundamental tentang
pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan hakekat atau wujud dirinya.
terus menerus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan HAKIKAT MANUSIA MENURUT
kehidupan yang dialaminya dan PANDANGAN ISLAM
pertumbuhan yang ada pada dirinya.
Setiap manusia senantiasa akan Menurut bahasa, hakikat berarti
berusaha mengembangkan kemampuan kebenaran atau sesuatu yang sebenar-
pribadinya guna memenuhi berbagai benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat
kebutuhan dan mempertahankan juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari
hidupnya. segala sesuatu atau yang menjadi jiwa
sesuatu. Di kalangan tasawuf orang
Kata Kunci : Manusia, Islam dan Konsep mencari hakikat diri manusia yang
sebenarnya, karena itu muncul kata-kata
PENDAHULUAN diri mencari sebenar-benar diri. Sama
dengan pengertian itu mencari hakikat
Allah SWT sebagai pencipta telah jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
menciptakan langit dan bumi, dan segala Pada dasarnya manusia diciptakan
sesuatu yang ada di antara keduanya. oleh Allah SWT dengan kedudukan
Salah satu ciptaan Allah itu adalah sebagai makhluk individu dan makhluk
manusia, yang diberi keistimewaan sosial. Manusia adalah makhluk paling
berupa kemampuan berpikir yang sempurna yang pernah diciptakan oleh
melebihi jenis makhluk lain yang sama- Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki
sama menjadi penghuni bumi. manusia merupakan suatu konsekuensi
Kemampuan berpikir itulah yang fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah
diperintahkan Allah agar dipergunakan di muka bumi ini. Al-Quran menerangkan
untuk mendalami wujud atau hakikat bahwa manusia berasal dari tanah.
dirinya dan tidak semata-mata Maka, Hakikat manusia adalah peran
dipegunakan untuk memikirkan segala ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh
sesuatu di luar dirinya. setiap manusia atau dalam pengertian
Demikianlah kenyataannya bahwa lain bahwa hakekat manusia adalah
manusia tidak pernah berhenti berpikir, kebenaran atas diri manusia itu sendiri
kecuali dalam keadaan tidur atau sedang
74
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

sebagai makhluk yang diciptakan oleh seorang ayah, yang dimulai dari setetes
Allah SWT. air mani yang dipertemukan dengan sel
Penciptaan manusia terdiri dari telur di dalam rahim.
bentuk jasmani yang bersifat kongkrit, Hakikat pertama ini berlaku pada
juga disertai pemberian sebagian Ruh umumnya manusia di seluruh jagad raya
ciptaan Allah swt yang bersifat abstrak. sebagai ciptaan Allah diluar alam yang
Manusia dicirikan oleh sebuah intelegensi disebut akhirat. Alam ciptaan merupakan
sentral atau total bukan sekedar parsial alam nyata yang konkrit sedangkan alam
atau pinggiran. Manusia dicirikan oleh akhirat merupakan ciptaan yang ghaib
kemampuan mengasihi dan ketulusan, kecuali Allah yang bersifat ghaib bukan
bukan sekedar refles-refleks egoistis. ciptaan yang ada karena dirinya sendiri.
Sedangkan, binatang, tidak mengetahui
apa-apa diluar dunia inderawi, meskipun 2. Kemandirian dan Kebersamaan
barangkali memiliki kepekaan tentang (Individualitas dan Sosialita).
yang sacral. Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang
Manusia perlu mengenali hakekat diciptakan Allah SWT, merupakan satu diri
dirinya, agar akal yang digunakannya individu yang berbeda dengan yang lain.
untuk menguasai alam dan jagad raya setiap manusia dari individu memiliki jati
yang maha luas dikendalikan oleh iman, diri masing - masing. Jati diri tersebut
sehingga mampu mengenali ke-Maha merupakan aspek dari fisik dan psikis di
Perkasaan Allah dalam mencipta dan dalam kesatuan. Setiap individu
mengendalikan kehidupan ciptaanNya. mengalami perkembangan dan berusah
Dalam memahami ayat-ayat Allah dalam untuk mengenali jati dirinya sehingga
kesadaran akan hakekat dirinya, manusia mereka menyadari bahwa jati diri mereka
menjadi mampu memberi arti dan makna berbeda dengan yang lain. Firman Allah
hidupnya, yang harus diisi dengan patuh dalam Q.S. Al-A’raf 189 yang Artinya
dan taat pada perintah-perintah dan “Dialah yang menciptakanmu dari satu
berusaha menjauhi larangan-larangan diri”
Allah. Berikut adalah hakekat manusia Firman tersebut jelas menyatakan
menurut pandangan Islam: bahwa sebagai satu diri (individu) dalam
1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah merealisasikan dirinya melalui kehidupan,
SWT ternyata diantaranya terdapat manusia
Hakekat pertama ini berlaku umum yang mampu mensyukurinya dan menjadi
bagi seluruh jagat raya dan isinya yang beriman.
bersifat baru, sebagai ciptaan Allah SWT Di dalam sabda Rasulullah SAW
di luar alam yang disebut akhirat. Alam menjelaskan petunjuk tentang cara
ciptaan meupakan alam nyata yang mewujudkan sosialitas yang diridhoiNya,
konkrit, sedang alam akhirat merupakan diantara hadist tersebut mengatakan:
ciptaan yang ghaib, kecuali Allah SWT “Seorang dari kamu tidak beriman
yang bersifat ghaib bukan ciptaan, yang sebelum mencintai kawannya seperti
ada karena adanya sendiri. mencintai dirinya sendiri” (Diriwayatkan
Firman Allah SWT mengenai oleh Bukhari)
penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj “Senyummu kepada kawan adalah
ayat 5 yang Artinya : “Sesungguhnya sedekah” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, dan Baihaqi)
kemudian dari setetes air mani menjadi Kebersamaan (sosialitas) hanya akan
segumpal darah, menjadi segumpal terwujud jika dalam keterhubungan itu
daging yang diberi bentuk dan yang tidak manusia mampu saling menempatkan
berbentuk, untuk Kami perlihatkan sebagai subyek, untuk memungkinkannya
kekuasaan Tuhanmu.” menjalin hubungan manusiawi yang
Firman tersebut menjelaskan pada efektif, sebagai hubungan yang disukai
manusia tentang asal muasal dirinya, dan diridhai Allah SWT. Selain itu manusia
bahwa hanya manusia pertama Nabi merupakan suatu kaum (masyarakat)
Adam AS yang diciptakan langsung dari dalam menjalani hidup bersama dan
tanah, sedang istrinya diciptakan dari satu berhadapan dengan kaum (masyarakat)
bagian tubuh suaminya. Setelah itu yang lain. Manusia dalam perspektif
semua manusia berikutnya diciptakan agama Islam juga harus menyadari
melalui perantaraan seorang ibu dan dari
75
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

bahwa pemeluk agama Islam adalah manusia yang diciptakan Allah terdiri dari
bersaudara satu dengan yang lain. dua unsur yang berbeda, yaitu jasmani
3. Manusia Merupakan Makhluk yang (jism) dan jiwa (nafs). Jism merupakan
Terbatas. tampat tinggalnya jiwa. Ia merupakan
Manusia memiliki kebebasan dalam unsur manusia, yang bersifat kasat mata,
mewujudkan diri (self realization), baik membutuhkan makanan untuk
sebagai satu diri (individu) maupun pertumbuhannya dan mengalami
sebagai makhluk social, terrnyata tidak kematian, kerusakan dan akhirnya
dapat melepaskan diri dari berbagai menyatu dengan tanah. Adapun jiwa
keterikatan yang membatasinya. merupakan jauhar fard (esensi), yang
Keterikatan atau keterbatasan itu mengandung nur, mempunyai potensi
merupakan hakikat manusia yang melekat untuk berpikir, bekerja, dan bergerak.
dan dibawa sejak manusia diciptakan Jiwa (nafs) yang menjadi esensi
Allah SWT. Keterbatasan itu berbentuk manusia yang dimaksudkan Al-Ghazali
tuntutan memikul tanggung jawab yang bukanlah jiwa potensi intelektualnya
lebih berat daripada makhluk-makhluk dipengaruhi sifat untuk makan, atau
lainnya. Tanggung jawab yang paling potensi geraknya untuk selalu memenuhi
asasi sudah dipikulkan ke pundak kehendak syahwat dan amarah, atau
manusia pada saat berada dalam proses tidak menyalurkan potensi hidupnya untuk
penciptaan setiap anak cucu Adam berkembang biak, karena jiwa yang
berupa janji atau kesaksian akan menurutkan kehendak-kehendak
menjalani hidup di dalam fitrah beragama jasmaniah seperti itu, menurutnya,
tauhid. Firman Allah Q.S. Al-A’raf ayat 172 disebut roh hayawaniyah.
yang Artinya : “Dan ingat lah ketika Juga bukan roh thabi’iyah yang
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak- secara alamiah akan terus tumbuh
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah (namiyah, growth) dan berkembang biak
mengambil kesaksian jiwa mereka, (maulidah, reproduksi) sebagaimana
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka layaknya dialami oleh jasmani, sehingga
menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami cenderung menuruti sifat-sifat roh hewani.
dan kami bersaksi.” Akan tetapi, yang dimaksud jiwa di sini
Kesaksian tersebut merupakan adalah nafs yang mempunyai jauhar al-
sumpah yang mengikat atau membatasi kamil al-fard (substansi jiwa yang
manusia sebagai individu bahwa didalam sempurna) yang senantiasa berzikir,
kehidupannya tidak akan menyembah memelihara diri, bertafakur, meneliti dan
selain Allah SWT. Bersaksi akan menjadi merenung. Jadi, jiwa yang sempurna
manusia yang bertaqwa pada Allah SWT. inilah, menurut Al-Ghazali, yang menjadi
Manusia tidak bebas menyembah sesuatu penerima segala ilmu. Pendapat ini sama
selain Allah SWT, yang sebagai perbuatan dengan Ibnu Sina.
syirik dan kufur hanya akan Pentingnya menganalisis jiwa
mengantarkannya menjadi makhluk yang tersebut karena jiwa manusia merupakan
terkutuk dan dimurkaiNya. tambang dan sumber bagi ilmu dan
hikmah. Jiwa jadi tempat bersemayam
STRUKTUR EKSISTENSIAL MANUSIA dan berprosesnya segala ilmu. Ilmu
merupakan unsur orisinil dalam jiwa,
Yang dimaksud dengan struktur bukan eksternal karena merupakan sifat
eksistensial di sini adalah komposisi yang dari jiwa. Sebaliknya, jisim bukan tempat
memperlihatkan keberadaan manusia ilmu, karena akan lenyap dengan
dalam suatu totalitas. Manusia sebagai kematian, dan fungsi jisim hanya sebagai
kenyataan faktual terdiri atas bagian- kendaraan bagi jiwa.
bagian yang membentuk suatu komposisi Dari uraian di atas, jelas Al-Ghazali
yang menunjukkan keberadaannya. Untuk berkeyakinan bahwa jiwa merupakan
mengetahui jiwa mana yang potensial unsur terpenting dalam diri manusia. Ia
untuk berpikir dan menerima berbagai berfungsi sebagai wadah untuk menerima
ilmu, Al-Ghazali menganalisisnya melalui dan memproses segala jenis ilmu.
konsepsinya tentang manusia. Adapun indera dan akal merupakan alat
Sebagai seorang yang banyak pengantar ilmu untuk sampai ke jiwa
mengkaji manusia, Al-Ghazali cukup arif manusia, dan ilmu yang dihasilkan indera
dalam memahami manusia. Menurutnya, dan akal ini disebut ilmu insani. Ilmu jenis
76
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

ini merupakan ilmu hasil rekayasa ilahi. Bentuk-bentuk hubungan di atas


manusia dalam memanfaatkan indera dan adalah dari segi wujud. Al-Ghazali dengan
mempotensikan akal. Akal yang keterangan di atas bermaksud
dipotensikan ini termasuk dalam ilmu juz’i. melepaskan keterikatan wujud jiwa
kepada badan dan keterikatan wujud
HUBUNGAN JIWA DENGAN BADAN badan kepada jiwa. Tidak ada salah-satu
Di atas telah diterangkan bahwa al- dari keduanya yang menjadi sebab wujud
nafs adalah substansi berjenis khusus bagi yang lainnya. Karena, sebab wujud
yang dilawankan dengan al-jism, tetapi hanyalah al-jud al-ilahi. Al-jud al-ilahi
keduanya membentuk suatu realitas yang disebut al-qudrat. Sebab keberadaan jiwa
dinamakan manusia. Ini memerlukan dan badan, dan sebab keberadaan
penjelasan lebih jauh tentang bagaimana hubungan antara keduanya adalah
kedua substansi yang berlawanan itu kemahakuasaan Tuhan. Terciptanya jiwa
membentuk suatu yang dinamakan setelah ada kesiapan menerima pada
manusia. Jelasnya, bagaimana bentuk badan (al-nuthfat) tidak berarti bahwa
hubungan yang ada antara keduanya badan adalah sebab bagi wujud jiwa dan
sehingga terwujud manusia sebagaimana hubungannya dengan badan. Adanya
yang tampak dengan segala tingkah kesiapan menerima itu hanyalah
lakunya. merupakan momentum (waktu). Karena
Bahwa ada hubungan antara al-nafs itu, Al-Ghazali menyatakan bahwa jiwa
dan al-jism sudah jelas diketahui dari tidak diciptakan dengan sebab adanya
uraian di atas. Hubungan itu berlangsung kesiapan menerima itu (bi al-isti’dad al-
antara masa al-nafkh (penciptaan jiwa khash), tetapi, ia diciptakan ketika adanya
kepada badan) dan al-mawt (kematian). kesiapan itu (‘ind al-isti’dad al-khash). Ini
Al-nafkh adalah titik mula kontak terjadi menunjukkan bahwa antara jiwa dan
al-mawt adalah titik terakhir kontak itu badan tidak terdapat hubungan wujud
berlangsung, sekaligus menandai dalam arti yang satu menyebabkan wujud
perpisahan antara keduanya. yang lainnya.
Di dalam banyak tempat Al-Ghazali Akan tetapi, setelah keduanya
menyatakan bahwa al-nafs tidak di dalam terwujud, antara kedunya terdapat
badan dan tidak di luarnya, tidak terpisah hubungan yang dapat dimengerti; salah-
dari badan dan tidak bersatu dengannya. satunya mempengaruhi yang lain.
Ini menunjukkan bahwa hubungan Hubungan ini tidak lagi dari segi
keduanya bersifat sangat khusus. keberadaan, tetapi dari segi aktivitas yang
Menurut Al-Ghazali, ada tiga macam terlihat dalam kenyataan factual. Dalam
hubungan, yaitu: hubungan setara dalam memperlihatkan adanya hubungan ini, Al-
wujud, hubungan yang kemudian dengan Ghazali mengibaratkan badan dengan
yang lebih dahulu dan hubungan yang pakaian dan jiwa dengan orang yang
lebih dahulu dengan yang kemudian. berpakaian. Di tempat lain, ia
Apabila hubungan yang pertama mengibaratkan jiwa dengan jiwa dengan
diterapkan kepada jiwa dan badan, orang yang mengendarai sesuatu dan
keduanya mempunyai kedudukan yang badan dengan kendaraan. Hubungan ini,
setara dalam wujud, wujud masing- jelas, adalah hubungan aktivitas; yang
masing terikat kepada yang lainnya. memegang inisiatif adalah orang yang
Bentuk hubungan kedua dengan berpakaian atau orang yang menunggang
menempatkan badan sebagai wujud yang kendaraan; pakaian dan kendaraan
lebih dahulu membawa kesimpulan adalah alat yang digunakan untuk
bahwa badan adalah sebab wujud bagi mencapai tujuan. Ini berarti bahwa badan
jiwa. Apabila jiwa ditempatkan sebagai adalah alat bagi jiwa, dan mempertegas
wujud yang lebih dahulu daripada badan, uraian tentang hakikat jiwa dan badan
maka hubungannya adalah bentuk yang seperti dikemukakan di atas. Badan,
ketiga. Dengan bentuk hubungan yang dengan demikian tidak mempunyai tujuan
ketiga ini, wujud badan akan terikat pada dirinya; tujuannya baru ada apabila
kepada wujud jiwa. Ketiga hubungan ini, dihubungkan dengan jiwa, yaitu sebagai
menurut Al-Ghazali, tidak tepat bila alat untuk mengaktualisasikan potensi-
diterapkan pada hubungan jiwa dengan potensinya. Ini tidak berarti bahwa badan
badan; hubungan wujud jiwa dengan tidak mempunyai pengaruh terhadap jiwa.
badan adalah dengan sebab al-jud al- Antara keduanya ada hubungan
77
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

pengaruh. Apabila, seorang mengingat "cipta (akal) meliputi pengamatan,


Tuhan, misalnya tubuhnya akan bergetar, ingatan, pikiran dan sebagainya. Unsur
seperti halnya jiwa akan terganggu rasa terdiri dari perasaan jasmani meliputi
dengan sebab tuntutan-tuntutan badan, sakit, enak, lapar, kenyang, dan
seperti marah. Pengaruh badan terhadap sebagainya. Perasaan rohani meliputi
jiwa, harus dimengerti, bukan sebagai perasaan keindahan, kesusilaan,
aktivitas badan murni. Sebab, Al-Ghazali keagamaan, sosial, harga diri, dan
mencontohkan marah sebagai aktivitas keilmuan. Unsur karsa terdiri dari
badan, sedangkan marah dan senang, kemauan, cita-cita, keinginan, refleks,
seperti telah diuraikan pada pembicaraan instink dan sebagainya Dengan
tentang daya-daya jiwa sensitive, adalah mengetahui unsur tersebut, jika ingin
dua prinsip inheren dalam iradat (al- memahami tingkah laku manusia, harus
quwwat al-ba’isat). Badan pada dirinya melihat atau meninjaunya secara total,
tidak mempunyai daya. Apa yang disebut karena manusia merupakan suatu
pengaruh badan olehnya adalah aktivitas- kesatuan jiwa dan raganya; tingkah laku
aktivitas jiwa sensitive dan jiwa vegetative atau perbuatannya adalah pencerminan
dalam badan. Sebab, kedua jiwa itu, dari kegiatan jiwa dan raganya. Fungsi
memang berorientasi kepada manusia terhadap diri pribadi yaitu
kepentingan-kepentingan badan. Badan memenuhi kebutuhan-kebutuhan unsur-
betul-betul menjadi alat bagi jiwa. unsur tersebut secara menyeluruh agar
Hubungan saling pengaruh, lebih tepat kebutuhan pribadi tetap terjaga. Unsur
dikatakan, terjadi antara jiwa rasional dan jasmani yang memerlukan makan-minum,
jiwa-jiwa lainnya yang sangat erat pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan
berkaitan dengan badan. Kecenderungan sebagainya dipenuhi dengan sebaik-
interaksionis (adanya hubungan saling baiknya.
pengaruh antara jiwa dan badan) menurut 2. Fungsi Manusia Terhadap Masyarakat
Al-Ghazali adalah antara daya di dalam Manusia sebagai makhluk sosial
tingkatan-tingkatan jiwa yang berfungsi terhadap masyarakatnya.
menggunakan badan sebagai alat Fungsi manusia terhadap masyarakat
aktulisasi. Jiwa sensitif dan vegetative ditegakan atas dasar rasa yang tertanam
dianggap merupakan kesatuan aktivitas dalam bahwa umat manusia merupakan
dengan badan. Sebab, aktivitas kedua keluarga besar, berasal dari satu
jiwa sama sekali tidak akanada tanpa keturunan Adam dan Hawa, dan dijadikan
badan. Allah berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar mereka saling interaksi untuk
FUNGSI MANUSIA saling mengenal, tolong menolong dalan
berbuat kebaikan dan bertaqwa. Antara
Berbicara tentang fungsi manusia sesama manusia tidak terdapat
menurut al-Qur'an, apabila perbedaan tinggi rendah martabat
memperhatikan surah al-Mukminun : ayat kemanusiaannya. Perbedaannya
115, dapat ditemukan dalam konteks ayat martabat manusia hanyalah terletak pada
tersebut, bahwa "manusia adalah aktivitas amal perbuatannya dan rasa
makhluk fungsional dan ketaqwaan kepada Allah.
bertanggungjawab". Artinya manusia Fungsi manusia terhadap masyarakat
berfungsi terhadap diri pribadinya, terbangun atas dasar sifat sosial yang
berfungsi terhadap masyarakat, dimiliki manusia, yaitu adanya kesedian
berfungsi terhadap lingkungan, dan untuk selalu melakukan interaksi dengan
berfungsi terhadap Allah Sang Pencipta sesamanya. Ditegaskan dalam al-Qur'an
Manusia. Fungsi manusia dapat bahwa manusia selalu mengadakan
dijabarkan sebagai berikut : hubungan dengan Tuhannya dan juga
1. Fungsi Manusia Terhadap Diri Pribadi mengadakan hubungan dengan sesama
Manusia pribadi terdiri dari kesatuan manusia. Kesedian untuk memperhatikan
unsur jasmani dan rohani, unsur rohani kepentingan orang lain, dalam hal ini
terdiri dari cipta (akal), rasa dan karsa. adalah tolong menolong. Hal ini
Unsur yang ada pada diri pribadi manusia ditegaskan dalam Alquran surat al-
merupakan kesatuan, meskipun masing- Maidah:2.
masing berbeda, tetapi tidak dapat
dipisahkan satu dari yang lain. Unsur
78
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

3. Fungsi Manusia Terhadap Alam dan keburukan-keburukan (al-radza’il).


Lingkungan Keutamaan, dengan demikian, menuntut
Fungsi manusia terhadap alam adanya keserasian tertentu dalam
adalah bagaimana manusia hubungan fungsional daya-daya yang
memanfaatkan potensi alam untuk dimiliki manusia. Dalam hal ini al-Ghazali
mencukupkan kebutuhan hidup manusia. mengemukakan empat keutamaan
Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang tertinggi (ummahat al-fadha’il), yaitu: al-
menegaskan bahwa segala sesuatu di hikmat sebagai keutamaan akal, al-
langit dan dibumi ditundukan Allah kepada syaja’at dan al-‘adalat (keseimbangan).
manusia untuk memenuhi kebutuhan Kesempurnaan diri manusia di dunia
hidup manusia sendiri [QS.al-Jatsiyah:13]. dilakukan dengan menempatkan daya-
Laut, sungai, matahari, bulan, siang dan daya yang rendah yang dimiliki manusia,
malam dijadikan sebagai sarana al-mutakhayyilat, al-syahwat dan al-
kemakmuran hidup manusia [QS. ghadab di bawah daya yang tertinggi di
Ibrahim : 32-34]; binatang ternak dalam jiwa sehingga mewujudka akhlak
diciptakan Allah untuk memenuhi yang baik dan melaksanakan ibadat-
kebutuhan hidup manusia [QS. an-Nahl : ibadat serta senantiasa mengingat Tuhan.
5] ; laut ditundukkan kepada manusia Sedangkan penyempurnaan diri adalah
sebagai sarana komunikasidan untuk tujuan penciptaan manusia yang di dalam
digali dan dimanfaatkan kekayaannya Alquran disebut pengabdian (liya’budun).
[QS. Fathir:12 dan an-Nahl:14] [Ahmad Pengabdian yang paling tinggi adalah
Azhar Basyir, 1988 : 40]. Manusia mengenal Tuhan dan patuh kepada-Nya.
berkewajiban mengolah dan menjaga Pengenalan yang lebih sempurna adalah
potensi alam untuk memenuhi kebutuhan mengenal Tuhan adalah melalui Tuhan,
hidup manusia merupakan tuntutan fungsi yaitu melalui hubungan daya tertinggi
manusia terhadap alam. manusia dengan dunia metafisik.
4. Fungsi Manusia Terhadap Allah
Fungsi manusia terhadap Allah POTENSI-POTENSI DASAR
ditegaskan dalam al-Qur'an surat adz- MANUSIA DALAM ISLAM
Dzariyat ayat 56, sebagai berikut : "Dan
tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia Allah menciptakan manusia dengan
melainkan agar mereka beribadah memberikan kelebihan dan keutamaan
kepada-Ku". yang tidak diberikan kepada makhluk
Dalam al-Qur'an surat al-Baqarah lainnya. Kelebihan dan keutamaan itu
ayat 21, Allah memerintahkan manusia berupa potensi dasar yang disertakan
untuk beribadah, sebagai berikut : "Hai Allah atasnya, baik potensi internal (yang
manusia, beribadahlah kamu kepada terdapat dalam dirinya) dan potensi
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu eksternal (potensi yang disertakan Allah
dan orang-orang sebelummu, agar kamu untuk membimbingnya). Potensi ini
bertaqwa". Dengan demikian, beribadah adalah modal utama bagi manusia untuk
kepada Allah yang menjadi fungsi melaksanakn tugas dan memikul
manusia terhadap Allah baik dalam tanggung jawabnya. Oleh karena itu, ia
bentuknya umum maupun dalam bentuk harus diolah dan didayagunakan dengan
khusus. Ibadah dalam bentuk umum ialah sebaik-baiknya, sehingga ia dapat
melaksanakan hidup sesuai ketentuan- menunaikan tugas dan tanggung jawab
ketentuan Allah, sebagaimana diajarkan dengan sempurna.
al-Qur'an dan Sunnah Rasul.  Potensi Internal
Ialah potensi yang menyatu dalam diri
MANUSIA PARIPURNA manusia itu sendiri, terdiri dari :
1. Potensi Fitriyah
Kesempurnaan manusia berkaitan Ditinjau dari beberapa kamus dan
erat dengan keutamaan-keutamaan (al- pendapat tokoh islam, fitrah mempunyai
fadha’il). Yang dimaksud dengan makna sebagai berikut :
keutamaan adalah berfungsinya daya- 1. Fitrah berasal dari kata (fi’il)
daya yang dimiliki manusia sesuai dengan fathara yang berarti “menjadikan”
tuntutan kesempurnaan manusia. Tidak secara etimologi fitrah berarti
berfungsinya daya-daya sesuai dengan kejadian asli, agama, ciptaan, sifat
tuntutan kesempurnaaan itu dinamakan
79
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

semula jadi, potensi dasar, dan untuk mengembangkan dan


kesucian mengaktualisasikan fitrah atau potensi itu
2. Dalam kamus B. Arab Mahmud dengan baik dan dan lurus.
Yunus, fitrah diartikan sebagai 1. Fitrah berarti ikhlas. Maksudnya
agama, ciptaan, perangai, kejadian manusia lahir dengan berbagai
asli. sifat, salah satunya adalah
3. Dalam kamus Munjid kata fitrah kemurnian (keikhlasan) dalam
diartikan sebagai agama, sunnah, menjalankan suatu aktivitas.
kejadian, tabi’at. Berkaitan dengan makna ini ada
4. Fitrah berarti Tuhur yaitu kesucian hadits yaitu : “Tiga perkara yang
5. Menurut Ibn Al-Qayyim dan Ibn menjadikannya selamat adalah
Katsir, karena fatir artinya ikhlas, berupa fitrah Allah, di mana
menciptakan, maka fitrah artinya manusia diciptakan darinya, sholat
keadaan yang dihasilkan dari berupa agama, dan taat berupa
penciptaannya itu benteng penjagaan” (HR. Abu
Apabila di interpretasikan lebih lanjut, Hamdi dari Mu’adz)
maka istilah fitrah sebagaimana dalam Dengan demikian, pada diri manusia
Ayat Al-qur’an, hadits ataupun pendapat sudah melekat (menyatu) satu potensi
adalah sebagai berikut : kebenaran (dinnullah). Kalau ia gunakan
1. Fitrah berarti agama, kejadian. potensinya ini, ia akan senantiasa
Maksudnya adalah agama Islam ini berjalan di atas jalan yang lurus. Karena
bersesuaian dengan kejadian Allah telah membimbingnya semenjak
manusia. Karena manusia dalam alam ruh (dalam kandungan).
diciptakan untuk melaksanakan 2. Potensi Ruhiyah
agama (beribadah). Hal ini Ialah potensi yang dilekatkan pada
berlandaskan dalil Al-qur’an surat hati nurani untuk membedakan dan
Adz-Dzariyat (51:56) memilih jalan yang hak dan yang batil,
2. Fitrah Allah untuk manusia jalan menuju ketaqwaan dan jalan menuju
merupakan potensi dan kreativitas kedurhakaan. Bentuk dari roh ini sendiri
yang dapat dibangun dan pada hakikatnya tidak dapat dijelaskan.
membangun, yang memilliki Potensi ini terdapat pada surat Asy-
kemungkinan berkembang dan Syams ayat 7 yaitu :
meningkat sehingga ‫هوهنفسس هوهما هسووَهاهها‬
kemampuannya jauh melampaui Artinya : dan jiwa serta penyempurnaan-
kemampuan fisiknya. Maka nya (ciptaannya)
diperlukan suatu usaha-usaha kemudian Asy-Syams ayat 8 :
yang baik yaitu pendidikan yang ‫هفهأفلهههمهها جفججوهرهها هوهتفقهوَهاهها‬
dapat memelihara dan Artinya : maka Allah mengilhamkan
mengembangkan fitrah serta kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
pendidikan yang dapat ketakwaannya.
membersihkan jiwa manusia dari Di dalam hati setiap manusia telah
syirik, kesesatan dan kegelapan tertanam potensi ini, yang dapat
menuju ke arah hidup bahagia membedakan jalan kebaikan (kebenaran)
yang penuh optimis dan dinamis. dan jalan keburukan (kesalahan). Menurut
Ini sesuai dengan Al-Qur’an surat Ibn ‘Asyur kata ‘nafs’ pada surat Asy-
Ar-Rum ayat: 30 yang Artinya : Syams ayat ke-7 menunjukan nakiroh
Maka hadapkanlah wajahmu maka arti kata tersebut menunjukan nama
dengan lurus kepada agama Allah; jenis, yaitu mencakup jati diri seluruh
(tetaplah atas) fitrah Allah yang manusia seperti arti kata ‘nafs’ pada surat
telah menciptakan manusia Al-infithar ayat 5 yaitu :
menurut fitrah itu. Tidak ada ‫هعلهمفت هنفسس هما هقودهمفت هوأهوخهرفت‬
perubahan pada fitrah Allah. Artinya : maka tiap-tiap jiwa akan
(Itulah) agama yang lurus; tetapi mengetahui apa yang telah dikerjakan
kebanyakan manusia tidak dan yang dilalaikannya.
mengetahui” Menurut Al-Qurthubi sebagian ulama
Pada ayat ini Allah telah menciptakan mengartikan ‘nafs’ adalah nabi Adam
semua makhluknya berdasarkan namun sebagian lain mengartikan secara
fitrahnya. Surat ini telah menginspirasikan umum yaitu jati diri manusia itu sendiri.
80
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

Pada arti kata ‘nafs’ ini terdapat tiga memberikan kepadamu beberapa macam
unsur yaitu : anugerah berikut ini :
1. Qolbu : menurut para ulama salaf 1. Akal sebagai alat untuk
adalah nafs yang terletak di jantung memahami sesuatu, terutama
2. Domir : bagian yang samar, dengan akal itu kamu dapat
tersembunyi dan kasat mata membedakan antara yang baik dan
3. Fuad : mempunyai manfaat dan jelek, antara yang lurus dan yangs
fungsi esat, antara yang benar dan yang
Dengan demikian, dalam potensi salah
ruhaniyyah terdapat pertanggungjawaban 2. Pendengaran sebagai alat untuk
atas diberinya manusia kekuatan pemikir mendengarkan suara, terutama
yang mampu untuk memilih dan dengan pendengaran itu kamu
mengarahkan potensi-potensi fitrah yang dapat memahami percakapan
dapat berkembang di ladang kebaikan diantara kamu
dan ladang keburukan ini. Karena itu, jiwa 3. Penglihatan sebagai alat untuk
manusia bebas tetapi bertanggung jawab. melihat segala sesuatu, terutama
Ia adalah kekuatan yang dibebani tugas, dengan penglihatan itu kamu dapat
dan ia adalah karunia yang dibebani mengenal diantara kamu.
kewajiban. 4. Perangkat hidup yang lain
Demikianlah yang dikehendaki Allah sehingga kamu dapat mengetahui
secara garis besar terhadap manusia. jalan untuk mencari rizki dan materi
Segala sesuatu yang sempurna dalam lainnya yang kamu butuhkan,
menjalankan peranannya, maka itu bahkan kamu dapat pula meilih
adalah implementasi kehendak Allah dan mana yang terbaik bagi kamu dan
qadar-Nya yang umum. meninggalkan mana yang jelek.
3. Potensi Aqliyah Menurut An-Nawawi menafsirkan ayat
Potensi Aqliyah terdiri dari panca ini bahwa agar kamu (manusia)
indera dan akal pikiran (sam’a basar, menggunakan ni’mat Allah itu untuk
fu’ad). Dengan potensi ini, manusia dapat kebaikan, maka kamu mendengar akan
membuktikan dengan daya nalar dan nasihat Allah, dan melihat tanda-tanda
ilmiah tentang ‘kekuasaan’ Allah. Serta Allah dan memikirkan kebesaran Allah.
dengan potensi ini ia dapat mempelajari Selain ayat tersebut, surat Al-Israa
dan memahami dengan benar seluruh hal ayat 36 juga menjelaskan tentang potensi
yang dapat bermanfaat baginya dan tentu ini yang berbunyi :
harus diterima dan hal yang mudharat ‫س دلدك إبإه إعلم إإسن السسلمدع دوالدبدصدر دوالكفدؤادد كلل‬ ‫دودل دتلقكف دما دللي د‬
baginya tentu harus dihindarkan. Potensi ‫كأول لإئدك دكادن دعلنكه دملسكئولل‬
Aliyah juga merupakan potensi yang “Dan janganlah kamu mengikuti
dianugerahkan Allah kepada manusia apa yang kamu tidak mempunyai
agar manusia dapat membedakan mana pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
yang haq dan mana yang bathil dan mapu pendengaran, penglihatan dan hati,
berargumen terhadap pemilihan yang semuanya itu akan diminta
dilakukan oleh potensi ruhiyah. pertanggungan jawabnya”.
Allah berfirman dalam Al-qur’an surat Pada ayat ini Qatadah mengatakan
An-Nahl ayat 78 : bahwa makna yang dimaksud adalah
‫هوَهاولج أهفخهرهججكفم لمفن جبجطولن أجومههالتجكفم ل هتفعلهجموهن هشفيئئا هوهجهعهل لهجكجم‬ janganlah kamu mengatakan bahwa
‫صاهر هوَهال ف لئهدهة لههعلوجكفم هتفشجكجروهن‬
‫َهالوسفمهع هوَهالفب ه‬ kamu melihatnya, padahal kamu tidak
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari melihatnya, atau kamu katakana kamu
perut ibumu dalam keadaan tidak mendengarnya padahal kamu tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia mendengrnya, atau kamu katakana
memberi kamu pendengaran, penglihatan bahwa kamu mengetahuinya, padahal
dan hati, agar kamu bersyukur”. kamu tidak mengetahui. Karena
Ayat ini menurut Tafsir Al-maraghi sesungguhnya Allah kelak akan meminta
mengandung penjelasan bahwa setelah pertanggungjawaban darimu tentang hal
Allah melahirkan kamu dari perut ibumu, itu secara keseluruhan, sehingga inti dari
maka Dia menjadikan kamu dapat ayat ini adalah bagaimana kita mengolah
mengetahui segala sesuatu yang potensi yang terdapat dalam ayat ini
sebelumnya tidak kamu ketahui. Dia telah dengan sebaik-baiknya karena ketika kita
menggunakan potensi ini, maka cara kita
81
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

menggunakannya akan mendapat ini manusia siap dan mampu menghadapi


pertanggungjawaban kelak di akhirat dan segala permasalahan sekaligus
Allah melarang sesuatu tanpa mengantisipasinya. Di samping itu,
pengetahuan, bahkan melarang pula manusia juga dapat mengaktualisasikan
mengatakan sesuatu dengan dzan dirinya sebagai makhluk yang mulia dan
(dugaan) yang bersumber dari sangkaan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari
atau ilusi. makhluk lain dengan berbekal potensi-
Termasuk dalam surat Al-‘Araf tentang potensi tadi. Dan dalam surat ini manusia
potensi Aqliyah ini pada ayat 179 yang diberikan oleh Allah potensi jasmani.
berbunyi : Potensi ini juga terdapat disurat At-
“Dan sesungguhnya telah kami Taghabun ayat 3 yang berbunyi :
sediakan untuk mereka jahannam banyak ‫صهوهرجكفم‬‫صووهرجكفم هفهأفحهسهن ج‬ ‫ض لبافلهحقق هو ه‬ ‫لفر ه‬ ‫هخلههق َهالوسماوَهالت هو َها ف ه‬
dari jin dan manusia; mereka mempunyai ‫ف‬ ‫ه‬
‫هو إللفيله َهالهمصيجر‬
hati (tetapi) tidak mereka gunakan “Dia menciptakan langit dan bumi
memahami, dan mereka mempunyai dengan hak, Dia membentuk rupamu dan
mata (tetapi) tidak mereka gunakan untuk membaguskan rupamu itu, dan hanya
melihat dan mereka mempunyai telinga kepada-Nya-lah kembali(mu)”.
(tetapi) tidak mereka gunakan untuk Oleh karena itu, patutnya manusia
mendengar, mereka itu seperti binatang sebagai ciptaan Allah yang sangat mulia
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, dan banyak keutamaan, agar
mereka itulah orang-orang yang lalai”. mempergunakan potensi jasmaninya
Dalam ayat ini, kekuatan dan dengan baik sebagai modal utama untuk
kesuksesan bersumber dari-Nya, aktifitas menjalankan tugas sebagai ciptan-Nya.
akal dan juga ruh berada di tangan-Nya.  Potensi Eksternal
Oleh karena itu, manusia tidak dapat Disamping potensi internal yang
menyembunyikan sesuatu apa pun dari- melekat erat pada diri manusia, Allah juga
Nya, melainkan dalam setiap kesempatan sertakan potensi eksternal sebagai
dan keadaan senantiasa memohon taufik pengarah dan pembimbing potensi-
dari-Nya dan menjadikan Allah sebagai potensi internal itu agar berjalan sesuai
penolong-Nya dan tidak mencari dengan kehendak-Nya. Tanpa arahan
penolong selain-Nya. Sehingga dapat kita potensi eksternal ini, maka potensi
ketahui bahwa akal merupakan potensi internal tidak akan membuahkan hasil
yang besar yang iberikan oleh Allah yang diharapkan. Potensi eksternal ini
sehingga kita bisa melaksanakan tugas dibagi menjadi dua yaitu :
sebagai ciptan-Nya dengan baik dan 1. Potensi Huda
benar. Ialah petunjuk Allah yang
mempertegas nilai kebenaran yang Allah
4. Potensi Jasmaniyyah turunkan kepada Rasul-Nya untuk
Ialah kemampuan tubuh manusia membimbing umat manusia ke jalan yang
yang telah Allah ciptakan dengan lurus. Allah SWT berfirman pada surat Al-
sempurna, baik rupa, kekuatan dan Insaan ayat 3 :
kemampuan. Sebagaimana pada firman ‫إلونا هههدفميهناجه َهالوسلبيهل إلوما هشالكئرَها هوإلوما هكجفوئرَها‬
Allah Al-Qur’an surat At-Tin ayat 4 yaitu “Sesungguhnya Kami telah
‫لههقفد هخلهفقهنا َهالفنهساهن لف ي أهفحهسلن هتفقلوميسم‬ menunjukinnnya jalan yang lurus, ada
“Sesungguhnya Kami telah yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”
menciptakan manusia dalam bentuk yang Ayat ini menerangkan bahwa
sebaik-baiknya” sesungguhnya Allah, telah menunjuki ke
Kata insan dijumpai dalam Al-Qur’an jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan
sebanyak 65 kali. Penekanan kata insan ada pula yang kafir. Maka dengan
ini adalah lebih mengacu pada bimbingan wahyu-Nya yang disampaikan
peningkatan manusia ke derajat yang lewat Nabi Muhammad SAW manusia
dapat memberinya potensi dan telah ditunjuki jalan yang lurus dan mana
kemampuan untuk memangku jabatan pula jalan yang sesat Allah. Dari
khalifah dan meikul tanggung jawab dan perkataan “Sabil” yang terdapat dalam
amanat manusia di muka bumi, karena ayat ini tergambar keinginan Allah
sebagai khalifah manusia dibekali dengan terhadap manusia yakni membimbing
berbagai potensi seperti ilmu, persepsi, manusia kepada hidayah-Nya sebab Sabil
akal dan nurani. Dengan potensi-potensi
82
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

lebih tepat diartikan sebagai petunjuk” melaksanakan fungsinya. Setiap sisi alam
dari pada jalan. Hidayah itu berupa dalil- semesta ini merupakan ayat-ayat Allah
dalil keesaan Allah dan kebangkitan Rasul yang dengannya manusia dapat
yang disebutkan dalam kitab suci. mencapai kebenaran.
Sabil (hidayah) itu dapat Sabil Hal ini terdapat dalam firman Allah
(hidayah) itu dapat ditangkap dengan surat Al-Imraan ayat 190 dan 191 yang
pendengaran, penglihatan dan pikiran. berbunyi :
Tuhan hendak menunjukkan kepada ‫ض هوَهافخلتهللف َهالولفيههلل هوَهالونههههالر‬ ‫لفر ل‬ ‫إون لفهه ي هخفلههلق َهالوسهههماهوَهالت هوَها ف ه‬
‫ل‬
manusia bukti-bukti kewujudan Nya ‫لفلهبالب َهاوللذميهن هميفذجكجروهن َهاوله لقهيائمها هوجقجعهوئدَها هوهعهلهه ى‬ ‫لولل ي َها ف ه‬
‫لهمياست ل ج‬
‫هه‬
melalui penglihatan terhadap diri (ciptaan) ‫ض هروبهنهها همهها‬‫لفر ل‬ ‫جججنههولبلهفم هوهميهتهفوكههجروهن لفهه ي هخفلههلق َهالوسهههماهوَهالت هوَها ف ه‬
manusia sendiri dan melalui penglihatan ‫هخلهفقهت هههذَها هبالطئل جسفبهحاهنهك هفلقهنا هعهذَهاهب َهالونالر‬
terhadap alam semesta, sehingga “Sesungguhnya dalam
pikirannya merasa puas untuk penciptaan langit dan bumi, dan silih
mengimani-Nya. bergantinya malam dan siang terdapat
Akan tetapi memang sudah tanda-tanda bagi orang-orang yang
merupakan kenyataan bahwa terhadap berakal, (yaitu) orang-orang yang
pemberian Allah itu, sebagian manusia mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
ada yang bersyukur tetapi ada pula yang atau dalam keadan berbaring dan mereka
ingkar (kafir). Tegasnya ada yang menjadi memikirkan tentang penciptaan langit dan
mukmin yang berbahagia, ada pula yang bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
kafir. Dengan sabil itu pula manusia tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
bebas menentukan pilihannya. sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
Dan maksud dari ayat ini juga telah peliharalah kami dari siksa neraka”.
dijelaskan bahwasanya kami (Allah) telah Pada ayat ini ditafsirkan bahwa
menjelaskan kepadanya (manusia) jalan memikirkan penciptaan Allah terhadap
hidayah dengan menutus rasul-rasul makhluk-Nya, merenungkan kitab alam-
kepada manusia (ada yang bersyukur) alam semesta yang terbuka, dan
yaitu menjadi orang mukmin (dan ada merenungkan kekuasaan Allah yang
pula yang kafir) kedua lafal ini, yakni menciptakan dan menggerakan alam
Syakiraan dan Kafuuran merupakan haal semesta ini, merupakan ibadah Allah
dari maf’ul; yakni Kami telah menjelaskan kepada diantara pokok-pokok ibadah, dan
jalan hidayah kepadanya, baik sewaktu ia merupakan zikir kepada Allah diantara
dalam keadaan bersyukur atau pun dzikir-dzikir pokok. Seandainya ilmu-ilmu
sewaktu ia kafir sesuai dengan kepastian kealaman yang membicarakan desain
Kami. alam semesta, undangan-undangan dan
Sehingga ketika manusia tidak sunnahnya, kekuatan dan kandungannya,
menggunakan potensi eksternal ini yaitu, rahasia-rahasianya dan potensi-
hidayah dengan baik, maka ia tidak dapat potensinya berhubungan dengan dzikir
menjalankan tugas sebagai ciptan-Nya dan mengingat Pencipta ala mini, dari
dengan baik. Potensi eksternal ini juga merasakan keagungan-Nya dan karunia-
terdapat dalam firman Allah surat Al- Nya niscaya seluruh aktifitas kelimuannya
Baqarah ayat 38 : itu akan berubah menajdi ibadah kepada
“Turunlah kamu semuanya dari surga Sang Pencipta alam semesta ini, akan
itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku luruslah kehidupan ini, dan akan terarah
kepadamu, maka barang siapa yang kepada Allah Ta’ala.
mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada Pada ayat ini juga ditafsirkan
kekhawatiran atas mereka, dan tidak bagaimana Allah Ta’ala tidak
(pula) mereka bersedih hati”. menampakkan hakikat alam yang
Pada ayat ini dijelaskan dalam mengesankan keculai pada hati yang
konteks potensi eksternal yaitu, ketika selalu berdzikir dan beribadah. Mereka
seseorang mengikuti dan yang selalu ingat kepada Allah pada
menjalankan yaiu petunjuk Allah maka waktu berdiri, duduk dan berbaring,
bagi orang tersebut niscaya tidak ada sembari memikirkan penciptaan langit dan
kekhawatiran ataupun kesedihan hati. bumi serta pergantian siang dan malam
2. Potensi Alam maka, mereka adalah yang terbuka
Alam semesta adalah merupakan pandangannya terhadap penciptaan langit
potensi eksternal kedua untuk dan bumi serta pergantian malam dan
membimbing umat manusia siang. Dan yang seperti itulah, ketika
83
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

mereka menggunakan potensi internal


(akal dan hati) yang seimbang dengan DAFTAR PUSTAKA
potensi eksternal yaitu potensi Alam.
‘Ashiy, Hasan, Al-Mu’assasah al-Jami’ah
KESIMPULAN li ad- dirasah wa an-nasyr wa at-
Tauzi, t.tp: 1983.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa yang memiliki derajat Al-Ghazali, Ma’arij al-Quds fi Madaarij
paling tinggi di antara ciptaan yang Ma’rifat An-Nafs, Kairo: Maktabat
lain.Pada dasarnya manusia diciptakan al-Jundi, 1968.
oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
kedudukan sebagai makhluk individu dan Al-Ghazali, Risalah Al-Laduniyyah, dalam
makhluk sosial.Manusia sebagai makhluk Qusur al-Awwali, yang dihimpun
individu mempunyai sifat-sifat individu oleh Mustafa Muhammad Abu A;-
khas yang berbeda dengan manusia A’la, Mesir: Maktabah AL-Jundi,
lainnya. Manusia berbeda dengan 1970
manusia lainnya. Manusia sebagai
individu bersifat nyata, yaitu mereka Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir Al-
berupaya untuk selalu merealisasikan Maraghi, jilid 5
kepentingan, kebutuhan, dan potensi
pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan Al-Qurthubi, Ibn ‘Abdullah Muhammad bin
terus menerus berkembang Ahmad Anshari, Tafsir Al-
menyesuaikan dengan perkembangan Qurthuby. Kairo: Dar al Sa’ab. Juz
kehidupan yang dialaminya dan VI.
pertumbuhan yang ada pada dirinya.
Setiap manusia senantiasa akan Hasan, Maimunah, Membangun
berusaha mengembangkan kemampuan Kreativitas Anak Secara
pribadinya guna memenuhi berbagai Islami. Yogyakarta: Bintang
kebutuhan dan mempertahankan cemerlang, 2002.
hidupnya.
Manusia pada hakikatnya adalah Iman, Muis Said, Pendidikan
makhluk sosial, artinya makhluk yang Partisipatif, Yogyakarta: Safiria
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang Insania Press, 2004.
lain. Setiap manusia normal memerlukan
orang lain dan hidup bersama-sama M. Solihin, Epistemologi Ilmu Dalam
dengan orang lain untuk memenuhi Sudut Pandang Al-Ghazali,
kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini Bandung: Pustaka Setia, 2001.
sesuai dengan pendapat
Aristoteles, menyatakan bahwa manusia Nasr, Sayyed Hossein, The Garden Of
adalah zoon politicon, yang berarti selain Truth, Mereguk Sari Tasawuf,
sebagai makhluk individu, manusia juga Bandung: Mizan, 2010.
termasuk dalam makhluk sosial yang
harus berinteraksi dengan manusia lain. Nasution, Muhammad Yasir, Manusia
Pada zaman purba, ketika kebutuhannya Menurut Al-Ghazali, Jakarta:
belum lengkap. Manusia sering Rajawali Pers, 1988.
memenuhi kebutuhannya dengan
membuat dan mencari sendiri. Namun Nawawi, Hadari, Pendidikan Dalam Islam.
dengan semakin meningkat kebutuhan Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
hidupnya, manusia membutuhkan orang
lain untuk mendukung kehidupannya. Norma,Ahmad (ed.), Hakikat Manusia.
Pada perkembangan secara lebih luas Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
dan kompleks, manusia membutuhkan
tata masyarakat, lembaga-lembaga Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
sosial, dan juga membutuhkan negara. Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2007.
84
Budi Abdullah : Konsep Manusia Dalam Islam …………………………………………………….

Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia,


Jakarta: Gema Insani, 2007. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Schimmel, Annimarie, Mengurai Ayat-ayat Penerjemah Penafsir Al-Qur’an,
Allah, t.tt: Inisiasi Press, 2005. 1973.

Anda mungkin juga menyukai