Anda di halaman 1dari 16

ALJABAR BOOLEAN

TUJUAN

 Menjelaskan kegunaan aljabar Boolean.


 Menyebutkan semua hukum aljabar Boolean.
 Menyederhanakan fungsi Boolean dengan menerapkan hukum-hukum
penyederhanaan aljabar Boolean.
 Mengubah bentuk fungsi Boolean ke bentuk rangkaian logika.

URAIAN MATERI

ALJABAR BOOLEAN

Seperti telah diterangkan pada materi Gerbang Logika,


setiap variabel Boolean hanya dapat berkeadaan satu
dari dua keadaan, 0 atau 1. Jadi, jika satu variabel di-
OR-kan dengan 1, maka apapun keadaan variabel itu
sebelumnya akan menjadi 1. Tetapi, bila satu variabel di-
AND-kan dengan 1, maka hasilnya tidak akan berubah
sedangkan bila di-AND-kan dengan 0, apapun keadaan variabel
sebelumnya akan berubah menjadi 0.

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 110


HUKUM-HUKUM ALJABAR BOOLEAN

Hukum aljabar Boole pada dasarnya tak jauh berbeda


dengan aljabar biasa. Beberapa dasar aljabar Boole
memiliki sifat yang sama dengan aljabar biasa, contohnya
adalah kepemilikannya atas sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif. Namun, dalam beberapa hal aljabar Boole
memiliki perbedaan dengan aljabar biasa.
Perlu dikethui bahwa penjumlahan pada aljabar Boole tidak sama dengan
penjumlahan pada aritmatika biner. Pada aritmatika biner 1+1=0 dengan
carry 1, sedangkan pada aljabar Boole 1+1=1, prinsip penjumlahan pada
aljabar Boole sama dengan gerbang logika OR, mengingat salah satu
kegunaan aljabar boole adalah untuk menyederhanakan rangkaian
gerbang logika.

Hukum Identitas

Hukum Identitas yaitu:


A .1 = A
A+ 0=A

Hukum Identitas 𝐀 . 𝟏 = 𝐀 dibuktikan


Jika A = 0, maka A . 0 = 𝟎 . 1 = 𝟎, dimana 0 = A
Dan jika A = 1, maka A . 0 = 𝟏 . 1 = 𝟏, dimana 1 = A

Sedangkan, Hukum Identitas 𝐀 + 𝟎 = 𝐀 dibuktikan


Jika A = 0, maka A + 0 = 𝟎 + 0 = 𝟎, dimana 0 = A
Dan jika A = 1, maka A + 0 = 𝟏 + 0 = 𝟏, dimana 1 = A

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 111


Hukum Dominansi/ Null

Hukum Dominansi/ Null yaitu:


A .0 = 0
A+1=1

Hukum Dominansi/ Null 𝐀 . 0 = 𝟎 dibuktikan


Jika A = 0, maka A . 0 = 𝟎 . 0 = 0
Dan jika A = 1, maka A . 0 = 𝟏 . 0 = 0

Sedangkan, Hukum Dominansi/ Null 𝐀 + 1 = 𝟏 dibuktikan


Jika A = 0, maka A + 0 = 𝟎 + 1 = 1
Dan jika A = 1, maka A + 1 = 𝟏 + 1 = 1

Hukum Komutatif

Hukum Komutatif yaitu:

A .B = B .A
A+B=B+A

Hukum Komutatif tersebut dapat dibuktikan pada Tabel


6.1 dan Tabel 6.2.

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 112


Tabel 6.1 Pembuktian Hukum Komutatif A.B=B.A
Masukan Hasil Operasi
A B A.B B.A
0 0 0.0 = 0 0.0 = 0
1 0 1.0 = 0 0.1 = 0
0 1 0.1 = 0 1.0 = 0
1 1 1.1 = 1 1.1 = 1

sama

Tabel 6.2 Pembuktian Hukum Komutatif A+B=B+A


Masukan Hasil Operasi
A B A+B B+A
0 0 0+0 = 0 0+0 = 0
1 0 1+0 = 1 0+1 = 1
0 1 0+1 = 1 1+0 = 1
1 1 1+1 = 1 1+1 = 1

sama

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 113


Hukum Asosiatif

Hukum Asosiatif yaitu:

(A . B) . C = A . (B . C)
(A + B) + C = A + (B + C)

Hukum Asosiatif tersebut dapat dibuktikan pada Tabel 6.3


dan Tabel 6.4.

Tabel 6.3 Pembuktian Hukum Asosiatif (𝐀 . 𝐁) . 𝐂 = 𝐀 . (𝐁 . 𝐂)


Masukan Hasil Operasi
A B C A.B (A.B).C B.C A.(B.C)
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1

sama

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 114


Tabel 6.4 Pembuktian Hukum Asosiatif (𝐀 + 𝐁) + 𝐂 = 𝐀 + (𝐁 + 𝐂)
Masukan Hasil Operasi
A B C A+B (A+B)+C B+C A+(B+C)
0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1

sama

Hukum Distributif

Hukum Distributif yaitu:

A . (B + C) = A . B + A . C
A + (B . C) = (A + B) . (A + C)

Hukum Distributif tersebut dapat dibuktikan pada Tabel


6.5 dan Tabel 6.6.

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 115


Tabel 6.5 Pembuktian Hukum Distributif 𝐀 . (𝐁 + 𝐂) = 𝐀 . 𝐁 + 𝐀 . 𝐂
Masukan Hasil Operasi
A B C B+C A.(B+C) A.B A.C A.B+A.C
0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 0 1
0 0 1 1 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1

sama

Tabel 6.6 Pembuktian Hukum Distributif 𝐀 + (𝐁 . 𝐂) = (𝐀 + 𝐁) . (𝐀 + 𝐂)


Masukan Hasil Operasi
A B C B.C A+(B.C) A+B A+C (A+B).(A+C)
0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1 1 1
0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 1 0
1 0 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1

sama

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 116


Hukum Idempoten

Hukum Idempoten yaitu:

A .A = A
A+A = A

Hukum Idempoten 𝐀 . 𝐀 = 𝐀 dibuktikan


Jika A = 0, maka A . A = 0 . 0 = 𝟎, dimana 0 = A
Dan jika A = 1, maka A . A = 1 . 1 = 𝟏, dimana 1 = A

Sedangkan,

Hukum Idempoten 𝐀 + 𝐀 = 𝐀 dibuktikan


Jika A = 0, maka A + A = 0 + 0 = 𝟎, dimana 0 = A
Dan jika A = 1, maka A + A = 1 + 1 = 𝟏, dimana 1 = A

Hukum Redundan

Hukum Redundan yaitu:

A + A .B = A
A . (A + B) = A

Hukum Redundan tersebut dapat dibuktikan pada Tabel


6.7. dan Tabel 6.8.

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 117


Tabel 6.7 Pembuktian Hukum Redundan 𝐀 + 𝐀 . 𝐁 = 𝐀
Masukan Hasil Operasi
A B A.B A+A.B
0 0 0 0
1 0 0 1
0 1 0 0
1 1 1 1

sama
Tabel 6.8 Pembuktian Hukum Redundan 𝐀 . (𝐀 + 𝐁) = 𝐀
Masukan Hasil Operasi
A B A.B A.(A+B)
0 0 0 0
1 0 1 1
0 1 1 0
1 1 1 1

sama

Hukum Involusi

Postulat suatu sistem matematika membentuk


pengandaian-pengandaian
̿=A
A
Negasi A dinegasikan lagi sama dengan A

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 118


̿ = A dibuktikan
Hukum Involusi A
Jika A = 0, ̿ = 0̿ = 𝟏
maka A ̅ = 𝟎, dimana 0 = A
Dan jika A = 1, maka A̿ = 1̿ = 𝟎
̅ = 𝟏, dimana 1 = A

Hukum Komplemen

Hukum Komplemen yaitu:

̅=0
A .A
A+A ̅=1

̅ = 0 dibuktikan
Hukum Komplemen A . A
Jika A = 0, maka A̅ = 1, sehingga
̅ = 0 .1 = 0
A .A
Dan jika A = 1, maka A̅ = 0, sehingga
̅ = 1 .0 = 0
A .A

Sedangkan,
Hukum Komplemen A + A̅ = 1 dibuktikan
Jika A = 0, ̅ = 1, sehingga
maka A
A+A ̅ =0+1 =1
̅ = 0, sehingga
Dan jika A = 1, maka A
̅ =1+0=1
A .A

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 119


Hukum De Morgan

Hukum De Morgan yaitu:

(̅̅̅̅̅̅ ̅+B
A . B) = A ̅
(̅̅̅̅̅̅̅
A + B) = A ̅ .B
̅

Hukum De Morgan tersebut dapat dibuktikan pada tabel


dibawah ini

Tabel 6.9 Pembuktian Hukum De Morgan (𝐀 ̅̅̅̅̅̅ ̅+𝐁


. 𝐁) = 𝐀 ̅
Masukan Hasil Operasi
A B A.B ̅̅̅̅̅̅
(𝐀 . 𝐁) ̅
𝐀 ̅
𝐁 ̅+𝐁
𝐀 ̅
0 0 0 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 1
0 1 0 1 1 0 1
1 1 1 0 0 0 0

sama

Tabel 6.10 Pembuktian Hukum De Morgan (̅̅̅̅̅̅̅̅ ̅ .𝐁


𝐀 + 𝐁) = 𝐀 ̅
Masukan Hasil Operasi
A B A+B ̅̅̅̅̅̅̅̅
(𝐀 + 𝐁) ̅
𝐀 ̅
𝐁 ̅. 𝐁
𝐀 ̅
0 0 0 1 1 1 1
1 0 1 0 0 1 0
0 1 1 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0 0

sama

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 120


PENYEDERHANAAN ALJABAR BOOLEAN

Aljabar Boole sangat berguna dalam perancangan teknik


digital, misalnya dalam melakukan penyederhanaan
rangkaian logika yang rumit dan kompleks menjadi
rangkaian logika yang lebih sederhana dengan
mengurangi jumlah dan jenis gerbang logika agar biaya
produksi dapat menjadi jauh lebih murah. Contoh
penyederhanaan rangkaian logika sebagai berikut:

𝐀 ̅
𝐀+𝐁
𝑸
̅
𝐁
̅ ).𝐁
𝑸=(𝐀+𝐁
𝐁
Gambar 6.1 Rangkaian Logika Sebelum Disederhanakan

Dari Gambar 6.1 Didapatkan persamaan rangkaian logika yaitu


𝑄 = (A+B ̅ ).B
Persamaan tersebut dapat disederhanakan seperti berikut:
𝑄 = (A+B ̅ ) .B
𝑄 = ( AB ) + ( BB̅) ̅ ).B
hukum distributif dari ( A + B
𝑄 = ( AB ) + 𝟎 hukum komplemen dari ( BB ̅)
𝑄= 𝐀𝐁 hukum identitas dari ( AB ) + 0
Dari persamaan tersebut didapatkan rangkaian logika ditunjukkan pada
Gambar 6.2.

𝐀
𝑸
𝐁
Gambar 6.2 Rangkaian Logika Sesudah Disederhanakan

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 121


Perhatikan Gambar 6.1, dari gambar tersebut diketahui membutuhkan 3
jumlah gerbang dan 3 jenis gerbang yaitu 1 gerbang NOT, 1 gerbang OR,
dan 1 gerbang AND. Dengan menggunakan teknik penyederhanaan fungsi
boolean didapatkan persamaan 𝑄 = AB dengan rangkaian digital yang
ditunjukkan pada Gambar 6.2, dari gambar tersebut diketahui hanya
membutuhkan 1 gerbang saja yaitu gerbang AND.

Kesimpulan contoh soal: dengan menggunakan penyederhanaan fungsi


boole dapat menyederhanakan jumlah dan jenis gerbang logika. Dari yang
awalnya membutuhkan 3 jumlah gerbang dan 3 jenis gerbang yaitu 1
gerbang NOT, 1 gerbang OR, dan 1 gerbang AND, kemudian dapat
digantikan oleh 1 gerbang AND.

Contoh kedua:
Gambarkan rangkaian logika dan sederhanakan persamaan berikut 𝑄 =
̅ ). Beri kesimpulan dari persamaan tersebut!
̅+C
(A . B . C) + A ( B

Jawab:

̅ + 𝐂̅ )
𝑸 = (𝐀 . 𝐁 . 𝐂) + 𝐀 ( 𝐁
A (𝐀 . 𝐁 . 𝐂)
B
C 𝑸

̅ + 𝐂̅ )
𝐀(𝐁
̅)
(𝐁

̅ + 𝐂̅ )
(𝐁

( 𝐂̅ )
Gambar 6.3 Gambar Contoh Soal

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 122


Persamaan 𝑄 = (A . B . C) + A ( B ̅+C ̅ ) dapat disederhanakan seperti
berikut:
𝑄 = (A . B . C) + A ( B̅+C ̅ )
𝑄 = (A . B . C) + 𝐀 ( ̅̅̅̅̅̅
𝐁 .𝐂 ) hukum De Morgan A ( B ̅+C ̅ )
𝑄 = (A . B . C) + ( 𝐀 . ̅̅̅̅̅̅
𝐁 . 𝐂 ) hukum assosiatif A ( ̅̅̅̅̅̅
B .C )
𝑄 = 𝐀 ( 𝐁 . 𝐂 + ̅̅̅̅̅̅
𝐁 .𝐂) ̅̅̅̅̅̅
hukum distributif (A . B . C) + ( A . B .C)
𝑄 = A (𝟏) hukum komplemen ( B . C + ̅̅̅̅̅̅
B .C )
𝑄=𝐀 hukum identitas A (1)
Dari penjelasan tersebut dapat disimbulkan bahwa hasil 𝑄 = masukan A.

Contoh-contoh soal penyederhanaan gerbang logika sebagai berikut:


1. Buktikan bahwa A . (A̅ + B) = A . B
̅ + B)
A . (A
= (A . A̅ ) + (A . B) ̅ + B)
hukum distributif dari A . (A
= 𝟎 + (A . B) hukum komplemen dari (A . A̅ )
= 𝐀 .𝐁 hukum identitas dari 0 + (A . B)
̅ + B) = A . B
Jadi, A . (A

2. Sederhanakanlah beberapa persamaan fungsi boolean berikut ini


a. (A + B̅ )B
= AB + B ̅. B hukum distributif dari (A + B̅ )B
= AB + 𝟎 hukum komplemen dari B ̅. B
= 𝐀𝐁 hukum identitas dari AB + 0
Jadi, (A + B̅ )B = AB
b. AB̅+B
= (A + B)(B ̅ + B) ̅+B
hukum distributif dari AB
= (A + B). 𝟎 hukum komplemen dari (B ̅ + B)
= 𝐀+𝐁 hukum identitas dari (A + B) .0
Jadi, AB̅+B=B

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 123


c. A(A + B)
= AA + AB hukum distributif dari A(A + B)
= 𝐀 + AB hukum idempoten dari AA
= 𝐀 hukum redundan dari A + AB
d. (A + B). (A + B ̅)
= A .A + A .B ̅ + A .B + B .B ̅ hukum distributif dari(A + B). A + B
̅)
= 𝐀 +A .B ̅ + A .B + B .B ̅ hukum idempoten dari A . A
= A + 𝐀 (𝐁 + 𝐁 ̅) + B . B
̅ hukum distributif dari A . B̅ + A .B
= A + A(B + B ̅) + 𝟎 hukum komplemen dari B . B ̅
= A + 𝐀(𝟏) + 0 hukum komplemen dari A(B + B ̅)
= A + 𝐀 + 0 hukum identitas dari A(1)
= 𝐀 + 0 hukum idempoten dari A + A
= 𝐀 hukum identitas dari A + 0
Jadi, (A + B). (A + B ̅) = A
e. ABC + A ̅C
= C (AB + A ̅) hukum distributif dari ABC + A ̅C
= C ((𝐀 ̅ + 𝐀) . (𝐀
̅ + 𝐁)) hukum distributif dari AB + A ̅
= C ( (𝟏) . (A ̅ + B)) hukum komplemen dari (A ̅ + A)
=C ̅ + B)
(A ̅ + B)
hukum identitas dari (1) . (A
Jadi, ABC + A ̅ C = C (A̅ + B)
f. ABC + AB ̅+A ̅
= 𝐀(𝐁𝐂 + 𝐁 ̅) + A̅ hukum distributif dari ABC + AB ̅
= A((𝐁 ̅ + 𝐁) . (𝐁̅ + 𝐂)) + A ̅ hukum distributif dari (BC + B ̅)
= A( (𝟏) . (B ̅ + C)) + A ̅ hukum distributif dari (B ̅ + B)
=A (𝐁 ̅ + 𝐂) + A ̅ ̅ + C))
hukum distributif dari ((𝟏). (B

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 124


RANGKUMAN

Hukum-hukum Aljabar Boolean:


 Hukum Identitas  Hukum Redundan / Arbsorpsi
 A .1 = A  A . (A + B) = A
 A+0=A  A + A .B = A
 Hukum Dominansi/ Null  Hukum 0/1
 A .0 = 0  0̅ = 1
 A+1=1  1̅ = 0
 Hukum Komutatif  Hukum Involusi
 A .B = B .A  (A̿) = A
 A+B=B+A  Hukum Komplemen
 Hukum Asosiatif  A .A̅=0
 (A . B) . C = A . (B . C)  A+A ̅=1
 (A + B) + C = A + (B + C)  Hukum De Morgan
 Hukum Distributif  (̅̅̅̅̅̅ ̅+B
A . B) = A ̅
 A . (B + C) = A . B + A . C
 (̅̅̅̅̅̅̅
A + B) = A ̅ .B
̅
 A + (B. C) = (A + B). (A + C)
 Hukum Idempoten
 A .A = A
 A+A=A

Elektronika Digital | Aljabar Boolean 125

Anda mungkin juga menyukai