IDENTIFIKASI
Nama : Ny. A
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lorong sawah no 27 RT 30 RW 03 Kelurahan 3
ulu, Palembang
Agama : Islam
MRS Tanggal : 18 Mei 2016
ANAMNESA
Pasien dirawat di bangsal saraf RSUD Palembang BARI karena tidak bisa
berjalan yang disebabkan kelumpuhan pada tungkai kiri dan lengan kiri secara
tiba-tiba.
4 jam SMRS, saat penderita sedang beraktivitas, tiba-tiba penderita terjatuh
dan tidak bisa berjalan karena mengalami kelemahan pada lengan kiri dan tungkai
kiri tanpa disertai penurunan kesadaran. Saat serangan penderita tidak mengeluh
sakit kepala, mual dan muntah, kejang tidak ada, dan tidak ada gangguan rasa
pada sisi yang lemah. Kelumpuhan dirasa sama berat. Saat serangan penderita
tidak mengalami jantung yang berdebar-debar dan tidak disertai sesak napas.
Sehari-hari penderita menggunakan tangan kanan. Penderita masih dapat
mengungkapkan isi pikiran baik secara lisan, tulisan dan isyarat. Penderita dapat
mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan dan isyarat.
Saat bicara mulut penderita tidak mengot dan bicaranya tidak pelo.
Riwayat darah tinggi ada sejak 2 tahun yang lalu tidak terkontrol. Penyakit
jantung disangkal. Riwayat diabetes melitus disangkal. Riwayat trauma disangkal.
Riwayat merokok disangkal.
Penyakit ini merupakan yang kedua kalinya. serangan pertama terjadi pada
tahun 2006, dengan kelemahan pada lengan kiri. penderita maupun keluarganya
1
2
tidak tahu apa penyebabnya karena tidak dibawa berobat. kondisi terakhir
penderita masih bisa berjalan dan mampu menggerakan jari-jarinya.
PEMERIKSAAN
STATUS PRAESENS
Kesadaran : Compos Mentis
Gizi : Cukup
Suhu Badan : 36,8oC
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Tekanan Darah : 240/120 mmHg
Berat Badan : ±55 kg
Tinggi Badan : ±152 cm
Status Internus
Jantung : BJ I, II normal, Gallop (-), Murmur (-)
Paru : Vesikuler (+), Ronkhi (-), Wheezing (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Anggota Gerak : Akral hangat
Genetalia : Tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap : kooperatif Ekspresi Muka : wajar
Perhatian : ada Kontak Psikis : ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk : brachiocephali
Ukuran : normochepali
Simetris : simetris
3
LEHER
Sikap : lurus Deformitas : tidak ada
Torticolis : tidak ada Tumor : tidak ada
Kaku kuduk : tidak ada Pembuluh darah : tidak ada
Pelebaran
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Anosmia tidak ada tidak ada
Hyposmia tidak ada tidak ada
Parosmia tidak ada tidak ada
N.Trigeminus
Kanan Kiri
Motorik
- Menggigit normal normal
- Trismus tidak ada
- Refleks kornea normal normal
Sensorik
- Dahi normal normal
- Pipi normal normal
- Dagu normal normal
5
Sensorik
2/3 depan lidah normal
Otonom
- Salivasi tidak ada kelainan
- Lakrimasi tidak ada kelainan
- Chvostek’s sign tidak ada kelainan
Refleks
- Muntah : normal
- Batuk : normal
- Okulokardiak : normal
- Sinus karotikus: normal
Sensorik
- 1/3 belakang lidah: tidak dilakukan pemeriksaan
FUNGSI MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan cukup tidak ada
Kekuatan 5 0
Tonus normal meningkat
Refleks fisiologis
- Biceps normal meningkat
- Triceps normal meningkat
- Radius normal meningkat
- Ulna normal meningkat
Refleks patologis
7
Refleks fisiologis
- KPR normal meningkat
- APR normal meningkat
Refleks patologis
- Babinsky negatif Positif
- Chaddock negatif negatif
- Oppenheim negatif negatif
- Gordon negatif negatif
- Schaeffer negatif negatif
- Rossolimo negatif negatif
- Mendel Bechterew negatif negatif
Refleks kulit perut
- Atas tidak ada kelainan
- Tengah tidak ada kelainan
- Bawah tidak ada kelainan
SENSORIK
Tidak ada kelainan
8
GAMBAR
Lidah
deviasi
kearah
kanan
Gerakan :
kurang
Gerakan : Kekuatan : 0
kurang
Kekuatan : 0
Gerakan :
kurang
Gerakan : Kekuatan : 0
kurang
Kekuatan : 0
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : tidak ada kelainan
Defekasi : tidak ada kelainan
Ereksi : tidak diperiksa
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : tidak ada
Lordosis : tidak ada
Gibbus : tidak ada
Deformitas : tidak ada
Tumor : tidak ada
Meningocele : tidak ada
Hematoma : tidak ada
9
GERAKAN ABNORMAL
Tremor : tidak ada
Chorea : tidak ada
Athetosis : tidak ada
Ballismus : tidak ada
Dystoni : tidak ada
10
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik : tidak ada
Afasia sensorik : tidak ada
Apraksia : tidak ada
Agrafia : tidak ada
Alexia : tidak ada
Afasia nominal : tidak ada
LABORATORIUM
DARAH
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hb 13,2 g/dl 13-16
Leukosit 9100 /ul 5000-10000
Hematokrit 38 % 37-43
Trigliserida 76 Mg/dl <200
Kolestrol total 245 Mg/dl <200
Kolestrol HDL 67 Mg/dl <65
Kolestrol LDL 165 Mg/dl <130
Ureum 37 Mg/dl 20-40
Creatinin 1,2 Mg/dl 0,6-1,1
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 2 % 1-3
Batang 7 % 2-6
Segmen 61 % 50-70
30 % 20-40
Limfosit
5 % 2-8
Monosit
PEMERIKSAAN KHUSUS
RINGKASAN
12
ANAMNESA
Pasien dirawat di bangsal saraf RSUD Palembang BARI karena tidak bisa
berjalan yang disebabkan kelumpuhan pada tungkai kiri dan lengan kiri secara
tiba-tiba.
4 jam SMRS, saat penderita sedang beraktivitas, tiba-tiba penderita terjatuh
dan tidak bisa berjalan karena mengalami kelemahan pada lengan kiri dan tungkai
kiri tanpa disertai penurunan kesadaran. Saat serangan penderita tidak mengeluh
sakit kepala, mual dan muntah, kejang tidak ada, dan tidak ada gangguan rasa
pada sisi yang lemah. Kelumpuhan dirasa sama berat. Saat serangan penderita
tidak mengalami jantung yang berdebar-debar dan tidak disertai sesak napas.
Sehari-hari penderita menggunakan tangan kanan. Penderita masih dapat
mengungkapkan isi pikiran baik secara lisan, tulisan dan isyarat. Penderita dapat
mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan dan isyarat.
Saat bicara mulut penderita tidak mengot dan bicaranya tidak pelo.
Riwayat darah tinggi ada sejak 2 tahun yang lalu tidak terkontrol. Penyakit
jantung disangkal. Riwayat diabetes melitus disangkal. Riwayat trauma disangkal.
Riwayat merokok disangkal.
Penyakit ini merupakan yang kedua kalinya. serangan pertama terjadi pada
tahun 2006, dengan kelemahan pada lengan kiri. penderita maupun keluarganya
tidak tahu apa penyebabnya karena tidak dibawa berobat. kondisi terakhir
penderita masih bisa berjalan dan mampu menggerakan jari-jarinya.
PEMERIKSAAN
Status Generalis
Kesadaran : E4 M6 V5
Gizi : cukup
Suhu Badan : 36,8oC
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Berat Badan : ±55 kg
13
Status Neurologicus
- Nn. Cranialis : tidak ada kelainan
FUNGSI MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan cukup tidak ada
Kekuatan 5 0
Tonus normal meningkat
Refleks fisiologis
- Biceps normal meningkat
- Triceps normal meningkat
- Radius normal meningkat
- Ulna normal meningkat
Refleks patologis
- Hoffman Ttromner negatif
Trofik tidak ada kelainan
Refleks fisiologis
- KPR normal meningkat
- APR normal meningkat
14
Refleks patologis
- Babinsky negatif Positif
- Chaddock negatif negatif
- Oppenheim negatif negatif
- Gordon negatif negatif
- Schaeffer negatif negatif
- Rossolimo negatif negatif
- Mendel Bechterew negatif negatif
Refleks kulit perut
- Atas tidak ada kelainan
- Tengah tidak ada kelainan
- Bawah tidak ada kelainan
Fungsi Sensorik : tidak ada kelainan
Gejala Rangsang Meningeal : tidak ada kelainan
Fungsi Gait dan Keseimbangan : belum bisa dinilai
Gerakan Abnormal : tidak ada
Fungsi Vegetatif : tidak ada kelainan
Fungsi Luhur : tidak ada kelainan
DIAGNOSA
DIAGNOSA KLINIK : Hemiplegi sinistra Tipe spastik + parese N XII sinistra
central
DIAGNOSA TOPIK : Lesi di capsula interna Hemispherium cerebri dextra
DIAGNOSA ETIOLOGI : Hemorrhagia cerebri
PENGOBATAN
Perawatan
• Bed rest
Medikamentosa
o IVFD RL gtt XV/menit
o Inj. Citicolin 2x500 mg
o Inj. Ranitidin 2x50 mg
o Asam Traneksamat 3x500 mg
o Candesartan 1x8 mg
o Neurodex 1x1 tab
PROGNOSA
Quo ad Vitam : bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
16
DISKUSI
Lembar Follow-Up
Keluhan :
- Lengan dan tungkai kiri lemah
Status Generalis :
- GCS : E4M6V5
- TD : 200/120 mmHg
- P : 114 x/menit
- RR : 28 x/menit
- T : 37oC
Status Neurologikus :
Nn. Cranialis : Tidak ada kelainan
Fungsi Motorik :LKa LKi TKa TKi
Gerakan :cukup tidak ada cukup Tidak ada
Kekuatan :5 0 5 0
Tonus :normal meningkat normal meningkat
Klonus :
Paha : tidak ada tidak ada
Kaki : tidak ada tidak ada
Refleks Fisisologis :
Biseps :normal meningkat
Triseps :normal meningkat
Periost radius :normal meningkat
Periost ulna :normal meningkat
KPR : normal meningkat
APR : normal meningkat
Refleks Patologis :
19
Refleks Patologis
- Babinsky Tidak ada ada
- Chaddock Tidak ada Tidak ada
- Oppenheim Tidak ada Tidak ada
- Gordon Tidak ada Tidak ada
- Schaffer Tidak ada Tidak ada
- Rossolimo Tidak ada Tidak ada
- Mendel Bechtreyev Tidak ada Tidak ada
Lembar Follow-Up
Keluhan :
- Pasien mengeluh sulit tidur, Lengan dan tungkai kiri lemah
Status Generalis :
- GCS : E4M6V5
- TD : 180/90 mmHg
- P : 92 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,8oC
Status Neurologikus :
Nn. Cranialis : Tidak ada kelainan
Fungsi Motorik :LKa LKi TKa TKi
Gerakan :cukup tidak ada cukup Tidak ada
Kekuatan :5 0 5 0
Tonus :normal meningkat normal meningkat
Klonus :
Paha : tidak ada tidak ada
Kaki : tidak ada tidak ada
Refleks Fisisologis :
Biseps :normal meningkat
Triseps :normal meningkat
Periost radius :normal meningkat
Periost ulna :normal meningkat
KPR : normal meningkat
APR : normal meningkat
Refleks Patologis :
21
Refleks Patologis
- Babinsky Tidak ada ada
- Chaddock Tidak ada Tidak ada
- Oppenheim Tidak ada Tidak ada
- Gordon Tidak ada Tidak ada
- Schaffer Tidak ada Tidak ada
- Rossolimo Tidak ada Tidak ada
- Mendel Bechtreyev Tidak ada Tidak ada
Lembar Follow-Up
Keluhan :
- Lengan dan tungkai kiri lemah
Status Generalis :
- GCS : E4M6V5
- TD : 160/90 mmHg
- P : 114 x/menit
- RR : 24 x/menit
- T : 36.9oC
Status Neurologikus :
Nn. Cranialis : Tidak ada kelainan
Fungsi Motorik :LKa LKi TKa TKi
Gerakan :cukup tidak ada cukup Tidak ada
Kekuatan :5 0 5 0
Tonus :normal meningkat normal meningkat
Klonus :
Paha : tidak ada tidak ada
Kaki : tidak ada tidak ada
Refleks Fisisologis :
Biseps :normal meningkat
Triseps :normal meningkat
Periost radius :normal meningkat
Periost ulna :normal meningkat
KPR : normal meningkat
APR : normal meningkat
Refleks Patologis :
23
Refleks Patologis
- Babinsky Tidak ada ada
- Chaddock Tidak ada Tidak ada
- Oppenheim Tidak ada Tidak ada
- Gordon Tidak ada Tidak ada
- Schaffer Tidak ada Tidak ada
- Rossolimo Tidak ada Tidak ada
- Mendel Bechtreyev Tidak ada Tidak ada
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Definisi
Definisi Stroke
Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi
klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung
dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa
ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular 5. Secara umum, stroke
digunakan sebagai sinonim Cerebro Vascular Disease (CVD) dan kurikulum Inti
Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit
akibat gangguan peredaran darah otak. Stroke atau gangguan aliran darah di otak
27
disebut juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan penyebab cacat
(disabilitas, invaliditas).
2.3. Klasifikasi
Klasifikasi stroke
A. Berdasarkan kelainan patologik pada otak :
1. Stroke Hemoragik :
Perdarahan intraserebral
Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subaraknoid)
2. Stroke non hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
Yang dibagi atas subtipe :
Trombosis serebri
Emboli serebri
Hipoperfusi sistemik
b. Berdasarkan Kausal
Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh
darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar
dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik
terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan
darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya
kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan
pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke
pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan
merupakan indikator penyakit aterosklerosis
Stroke Emboli
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan
lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang
mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.
2.4. Epidemiologi
Insidens
Stroke adalah penyakit kematian tersering ketiga orang dewasa di Amerika
Serikat. Angka kematian stroke tiap tahun akibat stroke baru atau rekuren sekitar
200.000. Orang menderita stroke pada usia berapapun, dua pertiga stroke terjadi
pada orang berusia lebih dari 65 tahun. Bedasarkan data dari seluruh dunia,
statistiknya bahkan lebih mencolok: penyakit jantung koroner dan stroke adalah
penyebab kematian tersering pertama dan kedua dan menempati urutan kelima
dan keenam sebagai penyebab utama kecacatan.18
Morbiditas
Stroke adalah penyebab utama kecacatan pada orang dewasa.
Kemungkinan meninggal akibat stroke inisial adalah 30%-35%, kemungkinan
30
cacatan mayor pada yang selamat adalah35-40%. Sekitar sepertiga dari semua
pasien yang selamat dari stroke akan mengalami stroke berikutnya dalam 5 tahun;
5%-14% dari mereka akan mengalami stroke ulangan dalam tahun pertama. 18
2.5. Etiologi
Sistem klasifikasi lama biasanya membagi stroke menjadi tiga kategori
berdasarkan penyebab, Trombotik, Embolik, dan Hemoragik. Ketegori ini sering
didiagnosis berdasarkan riwayat perkembangan dan evolusi gejala. Penyebab
antara thrombus dan embolus sebagai penyebab stroke iskemik masih belum
tegas sehingga saat ini keduanya digolongkan ke dalam kelompok yang sama –
”stroke iskemik”. Dengan demikian, dua kategori dasar gangguan sirkulasi yang
menyebabkan stroke adalah iskemia-infark (80%-85%) dan pendarahan
intrakranium (15%-20%) . 18
Iskemia serebrum disebabkan oleh berkurangnya aliran darah yang
berlangsung selama beberapa detik sampai bebrapa menit; apabila melebihi
beberapa menit, maka terjadi infark di jaringan otak. 20
Pendarahan intrakranium (hemoragik) dapat terjadi jaringan otak itu sendiri
(parenkim), ruang subaraknoid, atau ruang subdural atau eopidural. Hematom
subdural dan epidural biasanya disebabkan oleh trauma. Sebagaian besar
perdarahan intraserebrum berkaitan dengan hipertensi. Perdarahan subaraknoid
biasnaya terjadi akibat aneurysma sakular (Berry) atau, yang lebih jarang, suatu
malformasi arteriovena. 19
Penyakit jantung
Diabetes Melitus
Pernah stroke
B. Faktor minor
Hiperlipidemia
Hematokrit tinggi
Merokok
Obesitas
Hiperurisemia
Kurang olahraga
Fibrinogen tinggi
2.7. Patofisiologi
rentensi air yang timbul dalam empat hari pertama sesudah stroke. Edem ini
menyebabkan daerah sekitar nekrosis mengalami gangguan perfusi dan timbul
iskemi ringan tetapi jaringan otak masih hidup. Daerah ini adalah iskemik
penumbra.
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi
kerusakan (baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah
tersebut tentu akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan
glutamat, yang selanjutnya akan membanjiri sel-sel disekitarnya. Glutamat ini
akan menempel pada membran sel neuron di sekitar daerah primer yang
terserang. Glutamat akan merusak membran sel neuron dan membuka kanal
kalsium (calcium channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang
mengakibatkan kematian sel. Sebelumnya, sel yang mati ini akan
mengeluarkan glutamt, yang selanjutnya akan membanjiri lagi neuron-neuron
disekitarnya.
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas,
yaitu charged oxygen molecules (seperti nitric acida atau NO), yang akan
merombak molekul lemak didalam membran sel, sehingga membran sel akan
bocor dan terjadilah influks kalsium.
Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak
yang menyebabkan kematian sel.
Oleh karena tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat di atas, maka
untuk memudahkan pemeriksaan dapat dilakukan dengan sistem lain,
misalnya sistem skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis yang
ada pada saat pasien masuk Rumah Sakit 8.
Sistem skor
Perbedaan antara stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik sangat penting
dalam rangka pengobatan stroke, pengetahuan mengenai taraf ketepatan
pembuktian klinis terhadap stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik yang
dapat diandalkan akan sangat membantu para dokter yang bekerja di daerah
terpencil dengan fasilitas pelayanan medis yang sangat terbatas dan belum
tersedianya pemeriksaan penunjang yang memadai (misalnya CT-Scan). Untuk
itu beberapa peneliti mencoba membuat perbedaan antara kedua jenis stroke
dengan menggunakan tabel dengan sistem skor.
Skor Siriraj
5.9. Penatalaksanaan8,9,10
Umum
1. KIE : konsultasi,informasi,edukasi
- memberi informasi keadaan pasien (stroke,jenis,etiologi)
- penjelasan tentang stroke dan jenisnya
- penyebab stroke pada pasien ini
- pencegahan sekunder
1. modifikasi gaya hidup diet rendah garam dan rendah kolesterol
2. peran keluarga
3. medikasi
- prognosis kemungkinan cacat
Khusus
Medikamentosa
- Tatalaksana hipertensi
- Obat Koleterol (belum diberikan karena masih dalam border line, perlu
follow up )
- Operasi
- Fisioterapi
MEDIKAMENTOSA
1.1. Obat-obat antihipertensi dan mekanisme kerjanya :
Ace inhibitor : Captropil, enalapril, fosinopril, ramipril, quinapril
Mekanisme kerja : menurunkan tekanan darah dengan menurunkan tahanan
perifer tanpa meningkatkan cardiac output, rate, kontraktilitas. obat ini
memblokir angiotensin converting enzim yang merubah angiotensin I kepada
angiotensin II yang merpakan vasokonstriksi yang potent. obat ini juga
menurunkan inaktivasi bradikinin. Dengan menurunkan kadar angiotensi II
dalam darah,juga menurunkan sekresi aldosteron yang akhirnya menyebabkan
air dan Na diekskresi.
37
OPERASI
Pertimbangkan konsultasi bedah saraf bila perdarahan serebelum diameter
lebih dari 3 cm atau volum lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau
pemasangan pintasan ventrikulo-peritoneal bila ada hidrosefalus obstruktif
akut atau kliping aneurisma.
38
Prinsip-prinsip rehabilitasi
Rehabilitasi dimulai sedini mungkin
Tak ada seorang penderita pun yang boleh berbaring satu hari lebih lama
dari waktu yang diperlukan
Rehabilitasi merupakan terapi secara multidisipliner terhadap seorang
penderita, dan rehabilitasi merupakan terapi terhadap seorang penderita
seutuhnya
Salah satu faktor penting dari rehabilitasi adalah adanya kontinuitas
perawatan
Perhatian rehabilitasi tidak dikaitkan dengan sebab kerusakan jaringan
otak, melainkan lebih dikaitkan dengan sisa kemampuan fungsi
neuromuskular yang masih ada.
39
Program rehabilitasi harus bersifat individual, dan tidak ada atau tidak
dapat diberlakukan suatu standard hemiplegia regimen.
Dalam pelaksaan rehabilitasi termasuk pula upaya untuk menanggulangi
terjadinya serangan ulang
5.10. Komplikasi8,9
Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
1). Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya
menimbulkan kematian.
2). Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
ada langkah yang dapat Anda lakukan guna menghindarkan diri dari serangan
stroke.
1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok.
Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding
pembuluh darah) dan membuat darah Anda menjadi mudah menggumpal.
2. Periksakan tensi darah secara rutin.
Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah Anda
mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah
tensi darah secara teratur.
3. Atasi dan kendalikan stres dan depresi.
Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik.
Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka
panjang.
4. Makanlah dengan sehat.
Anda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali, namun penting artinya
bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran setiap
hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya
bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat
dapat mengendalikan lemak dalam darah.
5. Kurangi garam.
Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.
6. Pantau berat badan Anda.
Memiliki badan gemuk atau obes akan meningkatkan risiko Anda
mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan
semuanya dapat memicu terjadinya stroke.
7. Berolahraga dan aktif.
Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu Anda menurunkan tensi
darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.
8. Kurangi alkohol.
41
5.12. Prognosis
Stroke berikutnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yang paling penting
adalah sifat dan tingkat keparahan defisit neurologis yang dihasilkan. Usia pasien,
penyebab stroke, gangguan medis yang terjadi bersamaan juga mempengaruhi
prognosis. Secara keseluruhan, agak kurang dari 80% pasien dengan stroke
bertahan selama paling sedikit 1 bulan, dan didapatkan tingkat kelangsungan
hidup dalam 10 tahun sekitar 35%. Angka yang terakhir ini tidak mengejutkan,
mengingat usia lanjut di mana biasanya terjadi stroke. Dari pasien yang selamat
dari periode akut, sekitar satu setengah sampai dua pertiga kembali fungsi
independen, sementara sekitar 15% memerlukan perawatan institusional11,17
42
DAFTAR PUSTAKA
12. Sudoyo, A. W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V, Jilid III.
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta
13. Kelompok Studi Serebrovaskuler. 2011. Guideline Stroke. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
14. Mansjoer, Arief et al. 2000. Strok dalam Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapius FKUI, Jakarta. Hal 17-20
44
KEGIATAN KEPANITERAAN
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
Hari / Tanggal :
Kegiatan :
Presentan : Putra Manggala Wicaksana, S.Ked
Judul Kasus : Hemiplegi Sinistra tipe Spastik
Peserta :
No. Nama NIM Tanda Tangan
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
Mengetahui,
Kodik Ilmu Penyakit Saraf