Sumber Daya Air
Sumber Daya Air
4
SUMBERDAYA AIR
Foto: Direktorat Pengairan dan Irigasi, Bappenas dan PJT Jawa Barat
No Water
No Civilization
Air adalah peradaban dan tanpa air kehidupan akan musnah. Dapatkah peradaban dan eksistensi
suatu bangsa musnah? Pelajarilah sejarah kemanusiaan dan memang benar suatu bangsa dapat
musnah. Perhatikanlah bahwa Tuhan lah yang mempunyai kerajaan. Dia berikan kerajaan
kepada orang yang Dia kehendaki dan Dia cabut kerajaan dari orang yang Dia kehendaki. Dia
muliakan orang yang Dia kehendaki dan Dia hinakan orang yang Dia kehendaki. Di tangan Dia
lah segala kebajikan dan sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia masukan
malam ke dalam siang dan Dia masukan siang ke dalam malam. Dia keluarkan yang hidup dari
yang mati dan Dia keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Dia berikan rezeki siapa yang Dia
kehendaki tanpa batas. Perhatikan pula bahwa jika sumber air kamu menjadi kering, maka
siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu? (Al Qur'an 3:26-27 dan 67:50).
PSDA 1
1.1. PENDAHULUAN
setengah sampai enam miliar orang, dan ketersediaan air per kapita
diperkirakan akan menurun dengan sepertiganya pada beberapa dekade
mendatang ketika penduduk dunia mencapai hampir sembilan miliar orang di
tahun 2025. Peningkatan jumlah penduduk dunia ini tidak hanya akan
meningkatkan secara drastis konsumsi air segar dunia, akan tetapi juga
kebutuhan akan bahan pangan yang pada gilirannya juga membutuhkan lebih
banyak air untuk pertanian, industri, dan air bersih yang kesemuanya
berujung pada kebutuhan air yang lebih banyak lagi.
Planet bumi kita ini diperkirakan menyimpan sekitar 1.400 juta
kilometer kubik air, namun hanya 35 juta kilometer kubik di antaranya yang
tersedia dalam bentuk air segar (freshwater) yang dapat langsung dikonsumsi
manusia. Itupun, sebagian besar dari air segar tersebut tidak dapat diakses
langsung oleh manusia karena terperangkap dalam bentuk bongkahan dan
gunung-gunung es di kutub, glasier, dan air tanah sangat dalam. Air segar
yang langsung dapat dikonsumsi manusia adalah berupa air hujan yang
tercipta dari siklus hidrologi global yang jumlah rata-rata per tahunnya
hanya sekitar
119.000 kilometer kubik, namun 74.000 kilometer kubik di antaranya
menguap kembali ke atmosfir. Sisa air hujan sebesar 45.000 kilometer kubik
mengalir ke danau-danau, waduk dan sungai-sungai, atau meresap kembali ke
tanah untuk menggantikan air tanah yang
hilang. Dengan demikian, tidak semua
sumber air sebanyak 45.000 kilometer
kubik dapat dikonsumsi oleh manusia oleh
karena sebagian air tersebut mengalir
selama musim hujan atau berupa banjir ke
sungai-sungai yang terpencil jauh di
pedalaman dan di pelosok hutan belantara.
Diperkirakan dalam setahun hanya sekitar
9.000 sampai 14.000 kilometer kubik saja
air segar yang akhirnya tersedia dan dapat
Sumber: Luke Saffigna, Adventure Associates
dikonsumsi oleh manusia, suatu jumlah
Gambar 4.1 yang sangat kecil (0,26-0,40 persen) apabila dibandingkan dengan potensi air
segar di bumi. Sementara itu penarikan (withdrawals) air segar dari alam
Glasier Perito Moreno,
Argentina diperkirakan mencapai 5.950 kilometer kubik setahun terdiri dari penggunaan
air segar oleh manusia sebanyak 3.600 kilometer kubik dan jumlah air segar
yang masih harus dipertahankan untuk kesinambungan ekologi sungai dan
konservasi ekosistem air yang mencapai sekitar 2.350 kilometer kubik per
2
tahun .
2
FAO, 2002, Crops and Drops: making the best use of water for agriculture.
PSDA 3
3
J. Winpenny : Financing Water For All, World Water Council, March 2003
4 PSDA
4
Isnugroho (2000) mengutip orasi Dyah R. Pangesti (2000) pada pengukuhan ahli peneliti utama bidang sungai
PSDA 5
5
Budi Santoso, 2000, Kondisi Sumberdaya Air serta Tantangan dalam Menunjang Pengembangan Agribisnis.
6
FAO, op cit, halaman 2.
7
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, 2003, halaman 3.
6 PSDA
8
Mark W. Rosegrant, Ximing Cai, dan Sarah A. Cline, 2002, Water and Food to 2025: Policy Responses to the
Threat of Scarcity, halaman 4. International Herald Tribune, Oct. 17, 2002 juga memuat hal yang sama sesuai
laporan bersama International Food Policy Research Institute dan International Water Management Institute .
9
Salman, M.A. Salman, op cit.
PSDA 7
Defisit air global akan membawa konsekuensi katastropik bagi generasi yang
akan datang, apalagi defisit neraca air ini terjadi hampir pada seluruh bagian dunia.
Banyak negara pengimpor gandum seperti Iran, Jepang, dan Mesir sebenarnya juga telah
menjadi pengimpor air karena dibutuhkan 1.000 ton air untuk memproduksi 1 ton terigu
atau sereal. Besarnya pemakaian air tanah dan air permukaan saat ini telah mencapai dua
kali lipat dibandingkan pada tahun 1970 dan diramalkan akan meningkat sebesar 40
persen pada 20 tahun ke depan, akan menjadikan air sebagai sumber daya langka yang
menjadi sumber konflik. PBB juga meramalkan bahwa pada tahun 2025 sekitar separuh
penduduk dunia akan mengalami kelangkaan air yang sangat parah. Di Indonesia,
tampaknya kita tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menyaksikan terjadinya
kelangkaan air tersebut. Sudah banyak sungai yang kering dan tidak mengalirkan air ke
laut pada musim kemarau; delta dan rawa banyak yang mengering, apalagi situ dan
Kotak 4.3
embung-embung di daerah yang berdekatan dengan kota sudah
Three Gorges Dam
banyak diurug untuk kepentingan
permukiman. Kelangkaan tersebut
dapat juga diamati pada beberapa
konflik penggunaan dan distribusi
air. Sebagai contoh, saluran
pembawa air baku Klambu-Kudu
untuk air minum kota Semarang
telah dibobol oleh penduduk yang
merasa memerlukan untuk
memenuhi kebutuhan usaha taninya.
Fenomena kelangkaan air ini
juga akan sangat terasa di perkotaan.
Sumber: Model Three Gorges Dam
Penduduk perkotaan di negara- China Yangtze Three Gorges Project Development Corporation
negara berkembang akan menjadi
sekitar empat miliar orang --dua kali
Three Gorges Dam merupakan bendungan yang fenomenal dengan
lipat dari kondisi saat ini-- pada
panjang mencapai 2.309 meter dan tinggi 185 meter dan akan
kurun waktu dua dekade ke depan. menggenangi areal pertanian seluas 24.500 hektar. Pembangunan
Akan tetapi keperluan air untuk bendungan ini merupakan inisiatif presiden pertama China DR.
penduduk perkotaan ini, termasuk Sun Yat Sen pada tahun 1919 dan saat ini sedang dalam proses
konstruksi yang direncanakan akan selesai tahun 2009. Bendungan
sanitasi dan pembuangan air ini dapat menampung air hingga 22,1 miliar meter kubik ini. Selain
limbahnya, tidak a k a n d a p a t itu, pada bendungan yang terletak di sungai Yangtze di propinsi
d i c u k u p i o l e h ketersediaan air Hubei ini terdapat pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia
yang akan menghasilkan listrik hingga 84,7 juta MWh.
yang ada. Lebih dari satu miliar
orang miskin kota yang tinggal di
perumahan kumuh dan
8 PSDA
kotor tidak memiliki akses terhadap air bersih dan rentan terhadap
penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air yang kotor dan terkontaminasi
bakteri. Bahkan kelangkaan air bersih dan sanitasi yang baik, merupakan
10
penyebab utama timbulnya penyakit dan kematian anak . Oleh karena itu, air
di perkotaan akan menjadi sumber konflik dan kerawanan sosial yang amat
mengkhawatirkan dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Bagaimanakah jalan keluar dari krisis air global dan regional yang
akan segera kita hadapi ini? Sebagian dari permasalahan, menurut berbagai
penelitian dapat diatasi dengan memberi harga kepada pemakaian air. Ini
tidak selalu dikonotasikan sebagai privatisasi pengelolaan sumber daya air.
Harga yang cukup tinggi yang dikenakan kepada pemakai air tidak hanya
akan memicu pemakaian air yang lebih efisien, namun juga akan
menghimpun dana bagi pemeliharaan infrastruktur sumberdaya air dan
pembangunan fasilitas yang baru. Akan tetapi karena alasan-alasan politis
dan sosial, tarif pemakaian air harus ditetapkan begitu rupa sehingga tidak
membebani petani dan konsumen air lainnya yang berpendapatan rendah.
Penerapan tarif air juga akan dapat memacu penggunaan teknologi yang lebih
efektif dalam penggunaan air seperti drip irrigation dan sprinkler irrigation
yang dikontrol oleh komputer atau teknik irigasi lain yang lebih efisien.
Penerapan tarif air yang proporsional, pemanfaatan teknologi yang
efisien, serta peningkatan aktivitas konservasi sumber daya air diyakini dapat
meningkatkan ketersediaan air untuk lingkungan hidup manusia. Dengan
Gambar 4.5
prinsip tarif air tersebut, maka subsidi pemakaian air, khususnya di kota-kota
Waduk Ir. Juanda,
Jawa Barat
besar, menjadi tidak relevan. Adalah tidak masuk akal memberikan subsidi
kepada masyarakat kaya di perkotaan yang
menggunakan air untuk mencuci mobil-mobil
mewah yang harganya sangat mahal.
Masyarakat kaya di kota harus membeli air
sesuai dengan harga keekonomiannya
sebagaimana mereka sudah mengkonsumsi air
mineral /kema-san untuk air minumnya dengan
harga yang cukup mahal. Subsidi hanya relevan
untuk masyarakat miskin, baik di kota apalagi di
perdesaan dan daerah tertinggal lainnya.
Sementara masih ada pihak berpendapat bahwa
Sumber: PJT II, Jawa Barat tidak benar meng- komersialkan air yang
selama ini dipandang
orang miskin di kota dan di desa pada musim
10
International Food Policy Research Institute, Press Release on New Report Projects Im pending Water Crisis,
Solution to Avert It, October 16, 2002.
PSDA 9
sebagai common, public goods, akan tetapi haruslah diingat kenyataan bahwa
banyak orang miskin di kota dan di desa pada musim kemarau yang membeli air dari
gerobak air dan truk tangki dengan harga yang jauh lebih mahal dari orang-orang
kaya di kota yang membeli air melalui pipa-pipa perusahaan air minum. Ketika
sungai mengering, waduk menyusut airnya, air tanah disedot secara hebat dan
menurunkan permukaannya jauh ke dalam bumi, maka air dapat berubah menjadi
barang langka yang bukan lagi public goods. Harganya dapat saja menjadi lebih
mahal dari minyak bumi karena manusia dapat bertahan hidup tanpa minyak namun
tidak dapat bertahan tanpa air. Fenomena ini sekarang sudah menjadi kenyataan
dengan lebih mahalnya harga air kemasan dibanding bahan bakar minyak.
1.2 KARAKTERISTIK
SUMBER DAYA AIR
(antar generasi).
10 PSDA
Sumberdaya air merupakan sumberdaya alam yang dapat terbarukan (renewable resources), dengan volume
yang sama atau tetap. Secara teoritis volume sumberdaya air di bumi ini memang tidak berubah, dan
mengalami siklus yang tertutup atau berkesinambungan. Namun dinamika kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sedikit demi sedikit mempengaruhi siklus air tersebut. Perubahan yang dapat langsung
dirasakan adalah distribusi dan kualitas sumberdaya air yang dipakai oleh manusiauntuk kehidupannya. Para
ahli menyakini, secara kuantitas sumberdaya air di muka bumi ini adalah tetap, yang berbeda adalah masalah
distribusi dan kualitas air saja. Fetter C.W. “Applied Hydrogeology”, (2001), seorang ahli hidrologi yang
meneliti sumberdaya air di Bumi menyimpulkan bahwa jumlah sumberdaya air adalah tetap, namun distribusi
dan fasanya berbeda, dengan kesimpulan berikut : Hampir dua pertiga permukaan bumi ini ditempati oleh air,
- 97,2 % merupakan air laut yang bersifat asin sebagai akibat terlarutnya berbagai jenis garam dan mineral
lainnya;
- 2,14 % sebagai es dan gletser yang membeku/fasa padat yang berada di puncak- puncak gunung yang
- 0,16 sebagai air tanah yang berada di bawah permukaan tanah, berupa air tanah dalam dan dangkal;
- 0,009 % sebagai air permukaan yang menempati sungai, danau, situ, kolam, sawah, bendungan, dan lain-
lain;
- 0,005 % sebagai uap air yang berada dalam ruang antar butir tanah pucuk (top soil) yang dapat mendukung
- 0,001 % sebagai uap air dan hujan yang berada di udara bebas.
Memperhatikan data umum perbandingan dan distribusi tersebut diatas, terlihat bahwa jumlah volume air
tawar yang dapat dimanfaatkan oleh manusia di muka bumi ini sangat terbatas (total sekitar 2,309 % saja),
apalagi saat ini kegiatan manusia telah menimbulkan berbagai bahan pencemar yang mencemari
tersebut, sehingga jumlah air tawar yang dapat digunakan oleh manusia semakin kecil dan terbatas.
11 PSDA
Kuantitas sumberdaya air di muka bumi bersifat tetap, demikian juga siklus air. Berbagai masalah
yang berkaitan dengan sumberdaya air di muka bumi selalu menyangkut dua aspek, yaitu kualitas
Banjir di musim hujan adalah masalah klasik yang berulang kali terjadi terkait kuantitas
sumberdaya air. Bencana ini menimbulkan kerugian harta, benda serta menghilangkan jiwa.
Selain itu, kekeringan pada musim kemarau juga mengurangi kualitas hidup manusia. Bencana
banjir terjadi karena air hujan yang masuk ke sebuah wilayah daerah aliran sungai (DAS) tidak
dapat ditampung dan ditahan oleh tanah pada daerah resapan. Perubahan peruntukan dan fungsi
lahan resapan menjadi lahan yang kurang mampu menahan air, membuat air hujan dan air larian
dalam jumlah besar dan waktu singkat mengalir masuk ke sungai tanpa sempat tertampung oleh
sungai tersebut. Volume air sungai akan meningkat drastis dan mengalir dengan deras, lalu
Kondisi sebaliknya terjadi pada musim kemarau. Karena daerah resapan tidak dapat menampung
dan menahan air hujan/air larian pada saat musim hujan, pada saat musim kemarau tidak ada lagi
simpanan air yang dikeluarkan dalam bentuk air mata air dan sungai sebagai aliran air
permukaan. Sebagian besar volume air pada mata air dan sungai menyusut bahkan kering.
Sementara itu, kebutuhan masyarakat akan air bersifat tetap sehingga terjadi ketimpangan antara
air yang terbatas dan tercemar, sehingga mendorong terjangkitnya berbagai penyakit yang
berkaitan dengan keterbatasan sumberdaya air seperti penyakit diare, kulit dan lain-lain.
12 PSDA
Secara alami kualitas air hujan yang belum bersentuhan dengan permukaan
tanah memiliki kualitas yang baik dan dapat digolongkan sebagai air bersih. Namun proses
pencemaran baik yang alami maupun akibat kegiatan manusia dimulai ketika air hujan
Proses pencemaran sumberdaya air menjadi semakin intensif ketika air mengalir
sebagai air permukaan/sungai yang melewati berbagai kawasan seperti pertanian, industri,
pemukiman dan perkotaan. Setiap kawasan tersebut menghasilkan berbagai materi dan sisa
hasil kegiatan manusia baik cair, padat, organik dan non organik yang menjadi polutan bagi
sumberdaya air. Pada akhirnya, beragam polutan tersebut mengurangi kualitas sumberdaya
air.
Berbagai bahan sisa aktifitas manusia tersebut adalah polutan yang mencemari
sumberdaya air. Polutan tersebut bersifat merugikan atau bahkan membahayakan kesehatan
dan keselamatan manusia apabila air yang mengandung bahan tersebut digunakan manusia.
Bukti pencemaran sumberdaya air adalah kasus keracunan pada manusia dan makhluk hidup
lain di air (biota air) serta berbagai penyakit pada manusia seperti diare, penyakit kulit dan
lain-lain.
13 PSDA
Proses penataan ruang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan
permukiman dan pengelolaan sumberdaya air. Mengacu kepada Undang-undang No. 24 tahun 1992
tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa penataan ruang mencakup pengembangan lahan, air,
udara dan sumberdaya lainnya. Dengan demikian pengelolaan sumberdaya air adalah bagian dari
penataan ruang.
menjaga keberlanjutan dan ketersediaan potensi sumberdaya air melalui upaya konservasi dan
pengendalian kualitas sumber air baku. Sasaran strategis tersebut ditempuh melalui 4 (empat)
tahapan yang saling terkait, yaitu perencanaan, pemanfaatan, perlindungan, dan pengendalian.
berbagai kegiatan dengan fungsi ruang guna tercapainya pemanfaatan sumberdaya alam secara
efisien, produktif dan berkelanjutan merupakan pendekatan yang fundamental di dalam pengelolaan
sumberdaya air sebagai bagian dari sumberdaya alam, terutama di dalam meletakkan sasaran
berdasarkan skala yang berbeda meliputi : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN),
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan
Kota (RTRWK). Selain itu, dikenal pula adanya rencana-rencana tata ruang yang sifatnya strategis-
fungsional, seperti Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana Tata Ruang Kawasan, hingga Rencana
Untuk skala Nasional, RTRWN memberikan arahan makro dalam pengelolaan sumber
daya air, dimana pengembangan sumber daya air harus selaras dengan pengembangan kawasan
permukiman dan kawasan andalan. Pengembangan sumber daya air harus memperhatikan
keseimbangan antara supply dan demand dalam mendukung aktivitas ekonomi pada kawasan-
kawasan tersebut.
14 PSDA
Untuk skala Pulau, maka Rencana Tata Ruang Pulau memberikan arahan bahwa pengembangan
sumber daya air harus selaras dengan sistem kota-kota (pusat-pusat permukiman), mengingat sistem
dan hirarki kota-kota memberikan implikasi pada pola pengembangan sumber daya air.
Untuk skala Propinsi, RTRWP memberikan arahan bahwa pengembangan sumber daya air bukan
hanya penting untuk mendukung kawasan permukiman, namun lebih diprioritaskan untuk mendukung
Untuk skala kawasan, misalnya Jabotabek, pengelolaan sumber daya air dibedakan ke dalam
Zona I merupakan zona rendah sepanjang garis pantai, seringkali banjir, memiliki tanah yang
Zona II merupakan zona rendah, beresiko banjir, baik untuk budidaya tanaman pangan, dan air
Zona III merupakan zona datar dengan muka tanah yang relatif tinggi, memiliki slope cukup,
kualitas air tanah yang baik, dan tidak ada resiko banjir, walaupun kerap tergenang.
Zona IV merupakan zona berbukit, berlokasi pada dataran agak tinggi, tidak ada resiko banjir
maupun genangan, lahan relatif subur, namun ketersediaan air tanah sedikit karena merupakan
daerah tangkapan air (catchment area) bagi zona I, II, dan III.
Zona V merupakan zona pegunungan dengan kelerengan (slope) yang tinggi dan kecepatan aliran
Kebijaksanaan dasar yang diterapkan dalam pengelolaan sumber daya air adalah:
a. Pengelolaan sumberdaya air secara nasional harus dilakukan secara holistik, terencana, dan
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan nasional dan melestarikan lingkungan, untuk sebesar-
b. Pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan secara terdesentralisasi dengan berdasar atas
c. Pengelolaan sumber daya air harus berdasar prinsip partisipasi dengan melibatkan masyarakat
pengawasan, pengendalian dan pembiayaan) untuk mendorong tumbuhnya komitmen semua pihak
yang berkepentingan.
d. Pengelolaan sumber daya air diprioritaskan pada sungai-sungai strategis bagi perkembangan
ekonomi, kesatuan, dan ketahanan nasional dengan memperhatikan tingkat perkembangan sosio-
ekonomi daerah, tuntutan kebutuhan serta tingkat pemanfatan dan ketersediaan air.
Masyarakat yang memperoleh manfaat/kenikmatan atas air dan sumber-sumber air secara
bertahap wajib menanggung biaya pengelolaan sumber daya air (users pay and cost recovery
principles).
16 PSDA
A. PENGERTIAN UMUM
Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Air diawali dengan merangkum kebutuhan masyarakat
untuk dirumuskan menjadi tujuan dari kebutuhan masyarakat pengguna Sumber Daya Air.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan secara
koordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan Sumber Daya Air.
Pengembangan Sumber Daya Air pada wilayah sungai ditujukan untuk peningkatan kemanfaatan
fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga, pertanian,
industri, pariwisata, pertanahan, pertambangan, ketenagaan, perhubungan, dan untuk berbagai
keperluan lainnya.
a) air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya;
c) air hujan
Pengembangan air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya
dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik dan fungsi sumber air yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai pengembangan sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
17 PSDA
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat
mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Pengembangan air tanah pada cekungan air tanah dilakukan secara terpadu dalam pengembangan
sumber daya air pada wilayah sungai dengan upaya pencegahan terhadap kerusakan air tanah.
Ketentuan mengenai pengembangan air tanah diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pengembangan fungsi dan manfaat air hujan dilaksanakan dengan mengembangkan teknologi
modifikasi cuaca.
Badan usaha dan perseorangan dapat melaksanakan pemanfaatan awan dengan teknologi modifikasi
cuaca setelah memperoleh izin dari Pemerintah.
Ketentuan mengenai pemanfaatan awan untuk teknologi modifikasi cuaca diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Pengembangan fungsi dan manfaat air laut yang berada di darat dilakukan dengan memperhatikan
fungsi lingkungan hidup.
Badan usaha dan perseorangan dapat menggunakan air laut yang berada di darat untuk kegiatan usaha
setelah memperoleh izin pengusahaan sumber daya air dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Ketentuan mengenai pemanfaatan air laut yang berada di darat diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Proyek Pengembangan Sumber Daya Air harus diselesaikan secara khusus dan unik, karena sangat
tergantung dari kondisi topografi setempat, kondisi sosial, politik dan budaya setempat dan harus
melibatkan berbagai bidang keahlian secara terpadu.
Dalam mempelajari pengendalian dan pengaturan pemanfaatan air maka akan timbul berbagai
pertanyaan, diantaranya adalah :
- Berapa banyak jumlah air yang dapat diharapkan? (dari aliran air minimum, maksimum, tahunan,
volume banjir, air tanah).
- Berapa banyak jumlah air yang dapat dimanfaatkan? (untuk air minum, irigasi, Pembangkit Listrik
Tenaga Air, industri, lalulintas dan sebagainya).
- Bagaimana pengendalian terhadap kelebihan air? (dengan pengaturan banjir, sistem drainase,
pengelolaan air limbah dan sebagainya).
- Bangunan apa saja yang diperlukan dalam Pengembangan Sumber Daya Air? (Waduk, Bendung,
Bendungan, Saluran, Pelimpah, Tanggul dan sebagainya).
- Apakah Pengembangan Sumber Daya Air mempunyai nilai ekonomis dan finansial?
Dengan demikian dalam mempelajari Pengembangan Sumber Daya Air diperlukan pengetahuan dan
wawasan yang luas bagi perencana agar dapat diperoleh hasil harga yang optimal.
18 PSDA
Seberapa banyak air yang dapat diharpkan dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
tujuan kegunaannya, untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut harus melalui
penerapan Hidrologi, yaitu Ilmu yang mempelajari kejadian - kejadian serta distribusi
air alamiah dibumi. Dengan mempelajari Hidrologi, dapat diketahui : daur hidrologi
(Cyclus Hidrologi) prakiraan aliran air sungai dimasa datang, air tanah dan sebagainya.
2) Kwalitas Air
Selain jumlah air yang cukup, diperlukan mutu air sesuai dengan standard dan
kegunaannya, misal air minum, air irigasi, air industri dan pambuangan air limbah.
Pengujian kimiawi serta bakteriologis biasa dilaksanakan untuk menetapkan jumlah
serta sifat - sifat kotoran didalam air.
3) Bangunan Air
Bentuk dan ukuran bangunan air seringkali tergantung pada sifat hidrolik dan harus
mengikuti azas mekanika fluida. Bangunan air sering kali mempunyai bentuk lengkap
untuk disesuaikan dengan tuntutan azas mekanika fluida sehingga memerlukan
perhitungan detail yang rumit, bahwa kadang kala diperlukan uji model didalam
laboratorium sebelum dilaksanakan pembangunannya dilapangan.
4) Lingkungan
Dalam Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) tidak dapat terlepas dari pengaruh
lingkungan disekitarnya. Kondisi daerah aliran sungai (DAS) sangat menentukan
kelestarian sumber daya air. Pengaruh bangunan air terhadap perkembangan morfologi
sungai, pengaruh lingkungan selama pembangunan, pengelolaan dan setelah masa usia
layannya selesai. Disamping itu pengaruh terhadap perubahan kondisi sosial, politik
dan budaya dilingkungan bangunan pengembangan sumber daya air.
19 PSDA
5) Lingkungan
Dalam Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) tidak dapat terlepas dari pengaruh
lingkungan disekitarnya. Kondisi daerah aliran sungai (DAS) sangat menentukan
kelestarian sumber daya air. Pengaruh bangunan air terhadap perkembangan morfologi
sungai, pengaruh lingkungan selama pembangunan, pengelolaan dan setelah masa usia
layannya selesai. Disamping itu pengaruh terhadap perubahan kondisi sosial, politik
dan budaya dilingkungan bangunan pengembangan sumber daya air.
Setiap pengembangan sumber daya air harus dilakukan studi kelayakan untuk
mengevaluasi dari berbagai segi terhadap keuntungan yang diperoleh. Tinjauan
ekonomis adalah tinjauan terhadap nilai keekonomian suatu pengembangan sumber
daya air, bila dibandingkan dengan pembangunan lain yang mempunyai tujuan yang
sama, sedangkan tinjauan financial adalah suatu studi / tinjauan nilai ekonomian
pengembangan sumber daya air dengan membandingkan besaran investasi yang
diperlukan terhadap keuntungan yang diperoleh selama usia layan bangunan
pengembangan sumber daya air.
Hampir semua pembangunan PSDA dibiayai oleh badan pemerintah tertentu, proyek
irigasi, pengendali banjir, pengelola air bersih, air limbah dan pembangkit listrik.
Pembangunan PSDA tergantung dari kebijakan / batasan perencana suatu daerah,
peraturan dan undang - undang yang ada. Pembangunan PSDA dapat tertunda karena
masyarakat dan adapt budaya setempat tidak menyetujuinya misal, merusak situs
peninggalan nenek moyang, masyarakat tidak mengijinkan daerahnya digunakan untuk
PSDA dan sebagainya.
20 PSDA
Mengingat air adalah merupakan bahan baku utama untuk memenuhi suatu kehidupan, maka
pemanfaatan sumber daya air berarti akan mempengaruhi seluruh tatanan pola aliran air yang
telah berlangsung lama.
Perubahan pola pemanfaatan aliran air ini dapat mempengaruhi tatanan kehidupan pada
suatu daerah, bahkan dapat mempengaruhi hubungan antar wilayah kabupaten / propinsi,
mungkin malah antar Negara. Untuk itu perlu dibuat pengaturan pola pemakaian
pemanfaatan aliran air (sungai). Dengan mulai berjalannya peraturan pemerintah tentang
otonomi daerah, maka peraturan/perundangan yang mengatur pemakaian / pemanfaatan
aliran air sungai yang melibatkan lebih dari 1 (satu) wilayah kabupaten / propinsi dirasa
sangat mendesak.
Pembangunan PSDA yang memerlukan bangunan air (bendung, waduk dan bendungan)
melintang / memotong sungai sehingga memutuskan migrasi suatu binatang air, misal
ikan / binatang air pada saat reproduksi harus dibagian hulu sungai dan setelahnya hidup
dibagian hilir sungai akan terputus, binatang air pada aliran deras harus berubah hidup
pada air kolam / waduk dan sebagainya.
Sedimen transport secara alamiah dari hulu ke hilir akan menyebar sesuai kecepatan
aliran air sungai, misal sediment pasir dibagian hulu sungai yang diambil penduduk untuk
keperluan pembangunan, akan terisi ulang secara
21 PSDA
alami pada saat air besar (banjir) datang. Apabila dibangun PSDA (Bendung atau
Bendungan) maka dibagian hulu akan timbul agradasi, yaitu penumpukan material
sediment transport dibagian hulu bendung / bendungan, sedangkan dibagian hilir
mengalami degradasi yaitu penurunan permukaan dasar sungai dibagian hilir bangunan
PSDA, lebih lagi apabila terjadi pengmbilan material sediment (pasir) pada sungai. Hal
ini sangat membahayakan pondasi bangunan air disepanjang daerah aliran sungai
tersebut, seperti bengunan perkuatan tanggul, kolom (pier) dan abutment jembatan dan
lain-lain.
Dengan dibangunnya PSDA maka merubah pola aliran sungai, maka dengan sendirinya
akan mempengaruhi pola rembesan / infiltrasi pada daerah aliran sungai sehingga
mempengaruhi elevasi tinggi muka air tanah. Dibagian hulu dari bendung / bendungan
akan mengalami penurunan elevasi tinggi muka air tanah dan hal ini juga akan
mempengaruhi terhadap besaran tekanan air tanah pada suatu bangunan air.
Perubahan pola ini akan terjadi apabila pembangunan PSDA yang besar, seperti
pembangunan bendungan dengan luas genangan / waduk yang cukup luas, misal
Saguling, Cirata, Jatiluhur, Karangkates, Kedung Ombo dan sebagainya. Akibat dari
genangan yang luas, maka diperlukan pemindahan penduduk, terpisahnya hubungan antar
desa, perubahan pola mata pencaharian dari pertanian menjadi usaha perikanan. Kesemua
contoh tersebut dapat menimbulkan perubahan sosial dan budaya penduduk disekitar
waduk.
22 PSDA
Kebutuhan Masyarakat
Tahap Kebijakan /
Tujuan Kebutuhan Politik (GBHN)
Masyarakat
ya
Study Kelayakan (Feasibility Study)
ya
23 PSDA
Tahap
Konstruksi
Pelaksanaan Konstruksi
Pengoperasian Pemeliharaan
Tahap Operasi
Implementasi PSDA
24 PSDA
b. Tahap Kebijakan
Perencanaan PSDA diawali dari masukan masyarakat tentang prioritas kebutuhan dari masing - masing
daerah atau wilayah sungai.
Semua usulan kebutuhan jangka pendek (tahunan), jangka menengah (5 tahunan) dan jangka panjang
(25 tahunan) disusun didalam suatu perencanaan Daerah (tingkat II, tingkat I) dan perencanaan Pusat.
Untuk perencanaan tahunan atau sering disebut sebagai Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB
- Daerah atau RAPB - Negara) yang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR - Pusat) atau
DPRD tingkat I atau DPRD tingkat II.
RAPBN atau RAPBD yang telah diputuskan bersama antara wakil - wakil rakyat (DPR, DPRD)
dengan Pemerintah (Pusat, Provinsi, atau Daerah tingkat II / kota) menjadi dasar tahapan perencana
selanjutnya.
Misal : ditetapkan menaikkan produksi pangan dengan memperluas jaringan irigasi sebanyak 10.000
Ha, maka dalam tahapan selanjutnya diperlukan perencanaan lebih detail tentang studi ketersediaan air,
bangunan air yang diperlukan dan jaringan irigasi yang harus dibangun, dan seterusnya.
Tujuan dari studi kelayakan ini adalah untuk memperoleh hasil produksi yang layak terhadap nilai
teknis, ekonomis / finansial dan lingkungan.
Untuk memperoleh hasil produk yang paling layak maka diperlukan pemilihan alternatif - alternatif
usulan sehingga mendapatkan hasil produk terpilih yang terbaik.
Studi Kelayakan untuk PSDA diperlukan tahapan Studi Reconnaisance (Studi Peminjaman Awal) yaitu
studi alternatif didasarkan dengan tinjauan lapangan sesaat dengan menggunakan data sekundair (Desk
Study), diperoleh alternatif PSDA yang masih kasar (belum teliti).
Dari hasil rangking / Prioritas, Studi Reconnaisance dilanjutkan studi kelayakan lebih teliti lagi dengan
pengumpulan data lapangan untuk mendukung perencanaan dasar dari alternatif - alternatif prioritas.
Penyelidikan lapangan dimaksud diantaranya adalah survey topography, survey hidrologi dan
meteorology, investigasi geologi dan tes laboratorium mekanika
25 PSDA
tanah, model tes hidrolik, dan studi kelayakan lingkungan (Studi AMDAL atau UKL / UPL).
Dengan menggunakan data primer (dan data sekunder), dilakukan studi kelayakan teliti untuk
memperoleh hasil alternatif yang paling baik atau mempunyai bobot kelayakan teknis, finansial dan
lingkungan yang paling baik.
Dari hasil studi kelayakan yang paling baik dilanjutkan dengan Perencanaan Detail.
d. Tahap Desain
Detail desain bangunan PSDA dilaksanakan untuk bangunan PSDA yang terpilih dari hasil studi
kelayakan.
Pekerjaan detail desain dilaksanakan berdasarkan parameter - parameter desain sesuai dari hasil survey
investigasi dilapangan dan laboratorium tes serta model tes.
Semua hasil perhitungan disajikan kedalam gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai acuan utama
dalam pelaksanaan pembangunan.
Tahapan ini merupakan jembatan dari hasil tahapan detail desain untuk dapat di implementasikan
kedalam tahap pelaksanaan konstruksi.
Tata cara pelaksanaan pengadaan (Pelelangan) diatur didalam peraturan Presiden atau peraturan lain
yang berlaku didalam suatu Perusahaan (Misal : Peraturan Pelelangan yang ditetapkan oleh Direksi PT
PLN (Persero).
Didalam tata cara Pengadaan harus disiapkan data atau dokumen lelang yang diantaranya terdiri dari :
- Syarat Umum
- Syarat Administrasi
- Syarat Teknis
- Syarat Khusus
- Gambar
- Informasi untuk Peserta lelang
26 PSDA
Dari hasil evaluasi penawaran akan diperoleh Pemenang Lelang sebagai pelaksana Pembangunan /
Konstruksi.
f. Tahap Konstruksi
Pelaksana konstruksi harus membuat gambar konstruksi lebih detail dan metode pelaksanaan secara
rinci sehingga dapat menyiapkan semua kebutuhan tenaga kerja, material dan peralatan yang
diperlukan serta jadwal penyediaan biaya pelaksanaan.
Pelaksanaan konstruksi harus dimulai dari pekerjaan persiapan, uji kelaikan material dan alat,
pelaksanaan konstruksi, uji kwalitas produk konstruksi, uji keandalan mesin, uji pengoperasian, uji
masa pemeliharaan hingga serah terima hasil konstruksi.
g. Tahap Operasi
Didalam pengoperasiannya harus tetap memperhatikan kaidah yang telah ditetapkan didalam Studi
Amdal atau Upaya Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan (UKL / UPL).
Proses PSDA diatas sebagai acuan dasar didalam perencanaan PSDA, namun didalam kenyataan dilapangan
diperlukan sedikit modifikasi untuk disesuaikan dengan tingkat keruwetan (komplexitas) dari suatu
perencanaan PSDA.
27 PSDA
A. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke
bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi
kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat
tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan
ekosistem bumi dapat tercipta karena proses siklus hidrologi ini.
1. Evaporasi
Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air yang
tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk berubah
menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang
terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi.
Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga memungkinkan ia
untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau),
jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar.
2. Transpirasi
Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga
dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam
ini dikenal dengan istilah transpirasi.
Sama seperti evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan mahluk
hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi, jumlah air
yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi.
28 PSDA
3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi,
baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup.
Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus
hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke
atas permukaan atmosfer.
4. Sublimasi
Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi, transpirasi, maupun
evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan bumi ke atas atmosfer bumi juga
dipengaruhi oleh proses sublimasi.
Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa
melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap
jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan
tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat
lambat.
5. Kondensasi
Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan
proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan
berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi.
Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat
rendah di titik ketinggian tersebut.
Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain
sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang
terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam.
6. Adveksi
Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi. Adveksi
adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus
angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan
berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Perlu diketahui bahwa, tahapan
adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.
7. Presipitasi
Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses
prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada
proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.
29 PSDA
Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius, presipitasi
memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer
dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah beriklim sub tropis.
8. Run Off
Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun terjadi.
Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui saluran-saluran seperti
saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui
siklus hidrologi akan kembali menuju lapisan hidrosfer.
9. Infiltrasi
Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan bumi
melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori tanah,
merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut
proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah kembali ke laut.
Nah, setelah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi tersebut
akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut secara berangsur-angsur akan kembali mengalami
siklus hidrologi selanjutnya dengan di awali oleh proses evaporasi.
Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air
yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut. Berikut
penjelasan singkat dari siklus hidrologi pendek ini:
Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.
30 PSDA
Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus hidrologi
ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas
daratan. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini:
Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke
laut
Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim
subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah
menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut
penjelasan singkat dari siklus hidrologi panjang ini:
Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi
Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk.
Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan
Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju.
Salju terakumulasi menjadi gletser.
Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai.
Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut kembali.
31 PSDA
B. Bangunan Air
1.Bangunan Pengambilan
Banguan pengambilan adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai yang menalirkan air sungai kedalam
jaringan irigasi. Dalam keadaan demikian, jelas bahwa muka air di sungai harus lebih tinggi dari
daerah yang diairi dan jumlah air yang dibelokkan harus dapat dijamin cukup.
Bangunan pengambilan yang terletak di tepi sungai yang mengalir kan air sungai ke dalam jaringan irigasi
Bangunan pembilas adalah bangunan dengan pintu yang dioperasikan dengan tangan, dipakai untuk
mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan. Untuk mengurangi tingginya biaya, banguanan ini
dapat digabung dengan bangunan pelimpah.
Bangunan pembilas dengan pintu yang difungsikan untuk mengosongkan seluruh ruas saluran
Kantong Lumpur
32 PSDA
3. Bangunan Bagi
Bangunan bagi adalah bangunan yang terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik
cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih.
4. Siphon
Siphon adalah bagian bendung yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan
gravitasi di bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai. Sipon juga dipakai untuk
melewatkan air dibawah jalan, jalan kereta api, atau bangunan-bangunan yang lain. Sipon
merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan sangat
dipengaruhi oleh tinggi tekanan.
5.Talang
Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat diatas saluran lainnya, saluran pembuang alamiah
atau cekungan dan lembah-lembah. Aliran didalam talang adalah aliran bebas.
33 PSDA
6.Gorong-Gorong
Gorong-gorong dipasang ditempat-tempat dimana saluran lewat dibawah bangunan (jalan, rel kereta
api) atau apabila pembuangan lewat di bawah saluran. Aliran didalam gorong-gorong umumnya
aliran bebas.
7.Talud
Talud dipasang di sepanjang sungai yang berfungsi sebagai penjaga stabilitas tanah pinggiran sungai.
Daerah Aliran Sungai yang biasa disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh
aktivitas daratan. (PP No 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1)
DAS dalam bahasa Inggris disebut Watershed atau dalam skala luasan kecil disebut Catchment Area
adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah topografi,
yang berfungsi menerima, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur
sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke danau/waduk atau
ke laut.
A. Macam Macam DAS (Daerah Aliran Sungai)
1.Sub DAS adalah bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak
sungai ke sungai uatama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS.
2.Sub DAS adalah suatu wilayah kesatuan ekosistem yang terbentuk secara alamiah, air hujan
meresap atau mengalir melalui cabang aliran sungai yang membentuk bagian wilayah DAS.
3.Sub-sub DAS adalah suatu wilayah kesatuan ekosistem yang terbentuk secara alamiah, dimana air
hujan meresap atau mengalir melalui ranting aliran sungai yang membentuk bagian dari Sub DAS.
4.Daerah Tangkapan Air (DTA) adalah Daerah Tangkapan Air adalah suatu kawasan yang
berfungsi sebagai daerah penadah air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi sumber air di wilayah daerah.
5.Daerah Tangkapan Air (DTA) adalah kawasan di hulu danau yang memasok air ke danau.
6.Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau
lebih daerah pengaliran sungai. (Permen No 39/1989 Tentang pembagian wilayah sungai Pasal 1
ayat 1)
7.Sungai adalah system pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi pada kanan
dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. (Permen No 39/1989 Tentang
pembagian wilayah sungai Pasal 1 ayat 2)
8.Bagian Hulu DAS adalah suatu wilayah daratan bagian dari DAS yang dicirikan dengan
topografi bergelombang, berbukit dan atau bergunung, kerapatan drainase relatif tinggi,
merupakan sumber air yang masuk ke sungai utama dan sumber erosi yang sebagian terangkut
menjadi sedimen daerah hilir.
9.Bagian Hilir DAS adalah suatu wilayah daratan bagian dari DAS yang dicirikan dengan topografi
datar sampai landai, merupakan daerah endapan sedimen atau aluvial.
34 PSDA
1. Mengalirkan air
2. Menyangga kejadian puncak hujan
3. Melepas air secara bertahap
4. Memelihara kualitas air
5. Mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor)
1. Waduk Wonorejo
Riak air bendungan yang tenang, berkilau dibawah sinar matahari dan berwama biru seolah-olah menyapa
pengunjung yang datang ke Bendungan Wonorejo. Suasana sejuk, jalan berkelok, dipagari pohon-pohon
rindang nan hijau, menaungi siapa pun yang lewat, agar panas tak terasa.
Waduk tersebut berkapasitas tampung 122 juta meter. Sarana pemasok air PDAM itu diresmikan oleh Wakil
Presiden (waktu itu) Megawati Soekamoputri, 21 Juni 2001, terletak di desa Wonorejo Kecamatan Pagerwojo
Kabupaten Tulungagung. Lokasi bendungan berada pada Kali Gondang, ± 400 meter di hilir pertemuan antara
Kali Bodeng dengan Kali Wangi. Hulu Kali Gondang berada di selatan Gunung Wilis. dibangun sebagai
pengendalian banjir di kota seluas 1.055,65 kilometer persegi itu.
37 PSDA
Pembangunan waduk sekaligus sebagai pembangkit tenaga listrik, terutama juga untuk menyediakan pasokan
air baku untuk Surabaya dan sekitarnya tersebut dimulai tahun 1992. Dalam sejarah pembangunannya,
sebanyak 995 keluarga telah dipindahkan dari tempatnya bermukim.
Total pembiayaan yang telah dikeluarkan untuk proyek ini mencapai Rp22,049 milyar, ditambah 18,71 milyar
yen dana bantuan Pemerintah Jepang. Setelah pembangunan waduk selesai, Perusahaan Listrik Negara (PLN),
melengkapi dengan membangun jaringan listrik, seluruh biaya untuk instalasi listrik sebesar Rp 10,9 milyar,
plus 577 juta yen dari Pemerintah Jepang.
Bendungan ini memiliki sejumlah fungsi penting antara lain, menyediakan air baku tmtuk Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) sebanyak ·delapan meter kubik per detik, mengusahakan pembangkit tenaga listrik 6,02
megawatt, mengendalikan banjir bagi daerah seluas 1.479 hektar, dan mendukung irigasi pertanian untuk sawah
seluas 1.200 hektar. Maniaat lainnya adalah untuk masyarakat di sekitarnya. Seperti budidaya perikanan,
kawasan sabuk hijau untuk tanaman keras produktif, serta pariwisata. Untuk perikanan, Waduk Wonorejo dapat
200 ton ikan per tahun.
Waduk Wonorejo merupakan salah satu penyuplai air baku Kota Surabaya sebesar 8 m 3/dt-11 m3/dt, juga
sebagai penyuplai air irigasi disekitar Waduk Wonorejo dan sebagai PLTA. Namun dikarenakan fungsi dari air
irigasi dan PLTA yang sangat kecil, sehingga Waduk Wonorejo seluruhnya dimanfaatkan untuk air baku Kota
Surabaya.
38 PSDA
2. Bendungan Bili-bili
Bendungan Bilibili adalah bendungan terbesar di Sulawesi Selatan, yang terletak di Kabupaten Gowa, sekitar
30 kimlometer ke arah timur Kota Makassar. Bendungan ini diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri
tahun 1999.
Bendungan dengan waduk 40.428 hektare ini dibangun dengan dana pinjaman luar negeri sebesar Rp 780
miliar kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Bendungan Bilibili menjadi
sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gowa dan Makassar.
Namun, bila musim hujan, lumpur eks longsor di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke waduk
Bilibili hingga air baku menjdi keruh. Jika tingkat kekeruhan tidak mampu lagi dijernihkan Instalasi
Penjernihan Air (IPA) PDAM Gowa dan Makassar, maka sebagian warga Makassar dan Sungguminasa Gowa
tidak bisa mendapatkan air bersih dari PDAM.
Salah satu fungsi dari Bendungan Bili-bili adalah sebagai Irigasi, PLTA dan Air baku. Bnedungan Bili-bili ini
sebenarnya hanyalah sebagai deks study dimana bendungan ini hanyalah sebuah perencanaan atau hanya
sebatas pembelajaran, yang tidak untuk dituangkan atau diperaktekkan di atas lapangan.