Anda di halaman 1dari 46

PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (KBBI, 2013).


Berdasarkan PP Nomor 66 tahun 2010 tentang perubahan atas PP no 17 tahun
2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, mahasiswa adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar dalam perguruan tinggi. Mahasiswa baru
adalah peserta belajar yang baru memulai pembelajarannya di perguruan tinggi
(KBBI, 2013).

Mahasiswa baru juga dituntut untuk melakukan adaptasi dilingkungan


baru, orang baru atau teman baru, dan pada proses pembelajaran baru.Proses
adaptasi dilakukan dengan cara individu masing-masing. Mahasiswa yang tidak
dapat melakukan adaptasi akan mengalami hambatan dalam membina hubungan
baru dengan orang baru atau teman baru. Pada proses adaptasi penerimaan teman
baru atau teman sebaya sangat diperlukan untuk membina suatu hubungan baru
dimana mereka belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain selain
anggota keluarganya.

Perlunya dan pentingnya mahasiswa baru untuk mampu beradaptasi pada


lingkungan dan budaya baru di sekitarnya untuk dapat melakukan interaksi
dengan individu lain, sehingga ia dapat diterima dalam lingkungan sosialnya
tersebut.

Selain itu, menjadi mahasiswa sering dikaitkan dengan banyaknya tugas


dengan deadline yang menumpuk. Hal ini mengharuskan mahasiswa untuk
mampu mengatur waktu dengan baik. Apabila mahasiswa kurang mampu
mengatur waktu maakn hal ini akan berpengaru terhadap nilai akademik dan
stress, dan kejenuhan belajar.

Melihat fenomena – fenomena diatas, serta focus group discussion yang


telah dilakukan di Fiakultas Ilmu Pendidikan UNM terhadap mahasiswa baru,
ditemukan bahwa mereka sulit dalam beradaptasi di lingkungan kampus dan
kesulitan dalam engatur waktu agar seimbang. Oleh karena itu kamipu
memutuskan untuk mengambil tema masalah ini pada pelatihan yang akan kami
laksanakan.

 Tujuan pelatihan

Tujuan dilaksanakan kegiatan pelatihan adalah sebagai berikut:

• Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa baru angkatan 2018 di FIS


UNM dalam beradaptasi di lingkungan baru.

• Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa baru angkatan 2018 di FIS


UNM dalam mengatur waktu.

• Untuk meningkatkan kemampuan kemampuan mahasiswa baru angkatan


2018 di FIS UNM dalam menentukan prioritas dalam suatu pilihan.

 Waktu dan tempat pelatihan

Kegiatan pelatihan akan dilaksanakan, pada:


Hari/tanggal : Ahad, 09 Desember 2018
Waktu : Pukul 09.00-16.00 WITA
Tempat : Ruangan BB 105 Gedung Fakultas Psikologi UNM

 Peserta pelatihan

Peserta pelatihan yang akan dilibatkan merupakan mahasiswa baru 2018


FIS berjumlah 30 orang. Peserta pelatihan diutamakan yang telah mengikuti
Focus Group Discussion dan telah mengisi angket sebelumnya, namun apabila
peserta yang diutamakan tersebut tidak mencukupi 30 orang, maka tidak menutup
kemungkinan kami akan melibatkan dari mahasiswa yang sedang mata kuliah
Analisis Kebutuhan dan Pelatihan di Fakultas Psikologi.
 Metode pelatihan

Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah lecture dan
diskusi dengan proses penyampaian materi secara panels pada setiap materi inti.

 Jadwal pelatihan

No Waktu Agenda Durasi Penanggung


Jawab
1 08.30 – 09.40 Registrasi 70 menit All crew

2 09.50 – 10.00 Pembukaan 10 menit Muhammad


Fikran
3 10.00 – 10.15 Ice breaking 15 menit Andi Aulia Baso
Rewa
4 10.15 – 10.45 Materi I: “Tentukan 40 menit Alifia Ainun &
prioritasmu, waktu dalam Indah Lutfiah
genggamanmu” Kasim
5 10.45 – 10.55 Ice breaking 10 menit Muhammah
Rheza & Andi
Aulia Baso
Rewa
6 11.00 – 11.40 Materi II: “Mengutak-atik 40 menit Andi Sri
waktu!” Mutmainnah &
Irfan Bahrun
7 11.40 – 12.10 Materi III: “Manfaatkan 40 menit Nur Rahma &
waktu luangmu!” Mar Atul
8 12.10 – 12.50 ISHOMA 50 menit

10 12.50 – 13.00 Ice breaking 10 menit Siti Maryam


Ramadani &
Dinda Lestari
11 13.00 – 13.10 Evaluasi materi I 10 menit Alifia Ainun
Risky

13.10 – 13.50 Materi IV: EMPAT: Emosi 30 menit Muhammah


yang tepat disaat yang Rheza & Andi
tepat” Aulia Baso
Rewa
12 13.50 – 14.00 Ice breaking 10 menit Alifia Ainun &
Indah Lutfiah
Kasim
13 14.00 – 14.40 Materi V: “Mereka bisa, 40 menit Muhammad
masa kamu tidak?” Fikran & Nurul
Asmi
14 14.40 – 14.50 Ice breaking 10 menit Andi Sri
Mutmainnah &
Irfan Bahrun
15 14.50 – 15.20 Materi VI: “Sukses menjalin 30 menit Siti Maryam
relasi” Ramadani &
Dinda Lestari
16 15.20 – 15.35 Evaluasi materi II 15 menit Nur Rahma &
Mar Atul
17 15.35 – 15.45 Evaluasi Keseluruhan 15 menit All crew
Kegiatan
18 15.45 – 16.00 Penutup 15 menit All crew

 Susunan pemateri

1. Tentukan prioritasmu, waktu Alifia Ainun & Indah Lutfiah


dalam genggamanmu Kasim
2. Mengutak-atik waktu! Andi Sri Mutmainnah & Irfan
Bahrun
3. Manfaatkan waktu luangmu Nur Rahma & Mar Atul
4. EMPAT: Emosi yang tepat disaat Muhammah Rheza & Andi Aulia
yang tepat Baso Rewa
5. Mereka bisa, masa kamu tidak?” Muhammad Fikran & Nurul Asmi
6. Sukses menjalin relasi Siti Maryam Ramadani & Dinda
Lestari

 Evaluasi

Evaluasi yang akan digunakan dalam pelatihan ini menggunakan evaluasi


dua level yakni reaksi dan pengetahuan. Pada level reaksi kami akan memberikan
angket terkait penilaian peserta terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan yang
telah dilakukan di akhir pelatihan. Pada level pengetahuan kami akan
menggunakan kuisioner yang berisi tentang materi yang telah dibahas oleh
pemateri dalam pelatihan di setiap akhir materi.
A. PEMBUKAAN
1. Tujuan
Pelatihan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
penyesuaian diri yang optimal serta manajemen waktu yang baik bagi
mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.
2. Metode penyampaian
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah lecture dan
diskusi dengan proses penyampaian materi secara panels pada setiap materi
inti.
3. Sarana, prasarana, fasilitas
 Sarana
Microfon
Speaker
Spidol
Proyektor
Papan tulis
 Prasarana

 Fasilitas
Snack
Makan siang
Note book
Pulpen
4. Prosedur pelaksanaan

Registrasi

Ice Breaking

Pembukaan

Materi I: Tentukan
prioritasmu, waktu dalam Ice Breaking
genggamanmu”

Materi III: “Manfaatkan Materi II: “Mengutak-atik


waktu luangmu!” waktu!”

ISHOMA

Ice Breaking
Materi IV: “EMPAT:
Emosi yang tepat disaat
Evaluasi materi I
yang tepat”

Materi V: Mereka Ice Breaking


Ice Breaking
bisa, masa kamu
tidak?

Materi VI: “Sukses


menjalin relasi”

Evaluasi Penutupan
B. MATERI PELATIHAN
MATERI I
Manajemen Waktu
Pendahuluan
Pendidikan merupakan dasar aktifitas untuk perubahan individu maupun
bangsa. Pendidikan memperoleh perhatian khusus baik dari pemerintahan,
masyarakat, maupun keluarga. Mendapatkan pendidikan tidak hanya dapat
diperoleh dari pendidikan formal, melainkan dapat pula diperoleh dari berbagai
media elektronik, cetak, dan lingkungan. Suatu kegiatan tanpa perencanaan akan
terkesan kurang persiapan dan peluang kegiatan terlaksana dengan sukses tidak
maksimal. Masalah perencanaan waktu dalam pembelajaran harus diperhatikan
dan dimanajemen dengan baik. Pendidikan memanajemen waktu hanya dapat
dipelajari dari setiap individu dan pribadi dengan lebih mengenal diri sendiri.
Mengelola waktu berarti menata diri dan merupakan salah satu keunggulan
dan kesuksesan. Oleh karena itu bimbingan untuk mendalami masalah waktu
adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan keseharian. Persoalan waktu
serta tingkat urgensinya dalam realitas, awalnya kecil dan terbatas. Akan tetapi,
akan berkembang dan bergerak cepat, hingga menjadi hal nyata yang tidak
mungkin dihindari atau diabaikan.Pengelolaan waktu membutuhkan pendekatan
manajemen resiko terhadap keputusan yang diambil.
Banyak mahasiswa merasa kesulitan ketika harus berhadapan dengan suatu
pilihan dan pada akhirnya, mahasiswa menghindar dengan segala alasan.Peranan
manajemen waktu sangat diperlukan dalam kegiatan belajar, karena manajemen
waktu merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi belajar.
Manajemen waktu yang baik merupakan motor penggerak dan pendorong bagi
individu untuk belajar, sehingga di dalam belajar individu akan lebih bersemangat
dan tidak lekas bosan dengan materi pelajaran yang dipelajari dan seiring dengan
hal itu dapat meningkatkan prestasi belajar.

1. Pengertian
Waktu telah ditentukan oleh Arnold (La Monica, 1990) sebagai sistem
referensi untuk memahami dan menjelaskan kejadian dan urutan kejadian. Ini juga
merupakan sumber daya yang tidak dapat ditimbun atau diakumulasi, tidak dapat
diaktifkan atau dinonaktifkan. Menurut Drucker (La Monica, 1990) waktu sangat
penting sehingga mau tidak mau kita harus mengelolanya.

2. Aspek-aspek manajemen waktu


Macan, Shahani, Dipboye, dan Phillips (1990) menemukan tiga faktor
manajemen waktu yang konsisten dengan deskripsi Lakein: (1) Menetapkan
tujuan dan prioritas (setting goals and priorities), (2) mekanis– perencanaan dan
penjadwalan (mechanics–planning and scheduling), (3) pilihan terhadap
pengorganisasian (preference for organization), dan (4) persepsi kontrol atas
waktu (perceived control of time).

Sub-Bab I Tentukan prioritas, waktu dalam genggamanmu

Oleh: Alifia Ainun & Indah Lutfiah Kasim


Menetapkan tujuan dan prioritas meliputi kegiatan penetapan tujuan yang
diinginkan, kebutuhan yang ingin dicapai, dan memprioritaskan berbagai tugas
untuk mencapai tujuan ini. Mekanis–perencanaan dan penjadwalan merupakan
perilaku yang identik dengan mengatur waktu, misalnya membuat daftar,
merencanakan, dan menjadwalkan. Kesukaan terhadap pengorganisasian mengacu
pada kecenderungan umum seseorang untuk menerapkan keteraturan, baik dalam
lingkungan pekerjaan maupun pendekatan terhadap tugas. Persepsi kontrol atas
waktu merefleksikan keyakinan seseorang mengenai kemampuannya
memengaruhi waktu yang dihabiskan.
Menurut deskripsi Lakein (1973) tentang manajemen waktu, individu
pertama-tama menentukan kebutuhan dan keinginan mereka dan kemudian
memberi peringkat pada mereka dalam hal kepentingan. Tugas yang paling
penting kemudian dicocokkan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia
dengan perencanaan, penjadwalan, dan pembuatan daftar. Lakein juga
menjelaskan tips manajemen waktu lainnya, seperti mengatur ruang kerja dan
menentukan pendekatan untuk proyek.
1. Pentingnya manajemen waktu dengan menentukan prioritas
Gray (2015) mengemukakan bahwa manajemen waktu merupakan
keahlian penting. Inti dari manajemen waktu adalah mengelola dan
melaksanakan prioritas. Kemampuan menentukan prioritas merupakan salah
satu kehebatan dari individu yang sukses yaitu berani berkata ‘tidak’ pada
sesuatu yang bukan prioritas. Prioritas menjadi sangat penting dikarenakan
individu memiliki banyak aktivitas dan kemampuan yang terbatas. Sebuah
pepatah mengatakan bahwa ‘kita tidak mampu mengatur waktu tetapi kita
dapat mengatur prioritas’. Gea (2014) mengemukakan bahwa dengan cara
memanajemen waktu berdasarkan prioritas dapat mengefieisenkan waktu
dalam melaksanakan aktivitas atau yang biasa disebut dengan Prinsip Pareto,
yaitu 80 persen hasil diperoleh dari 20 persen aktivitas.

2. Langkah-langkah dalam menyusun skala prioritas


Kartadinata & Tjundjing, (2008) mengemukakan bahwa kemampuan
untuk manajemen waktu dapat diukur dengan Time Management Behavior
Scale (TMBS). Manajemen waktu terdiri atas empat faktor, yaitu:
a. Menetapkan tujuan dan prioritas
Menetapkan tujuan dan prioritas dapat dilakukan dengan menentukan
tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan, dan membuat prioritas pada
berbagai tugas untuk mencapai tujuan.

b. Mekanis-perencanaan dan penjadwalan


Mekanis-perencanaan dan penjadwalan dapat dillakukan dengan
mengatur waktu untuk setiap aktivitas. contohnya adalah membuat daftar,
merencanakan proses aktivitas, dan menjadwalkan waktu untuk setiap
aktivitas.
c. Kesukaan terhadap pengorganisasian
Kesukaan terhadap pengorganisasian merupakan kecenderungan
umum individu untuk menerapkan keteraturan dalam lingkungan
pekerjaan maupun tugas. Pengorganisasian dapat dillakukan dengan
suasana lingkungan yang mendukung penyelesaian tugas dan terhindar
dari gangguan.

d. Persepsi kontrol atas waktu


Persepsi kontrol atas waktu merupakan keyakinan individu
mengenai kemampuanya dalam melaksanakan aktivitas dengan waktu
yang tepat. Persepsi kontrol atas waktu pada individu akan memengaruhi
waktu yang digunakan.

3. Strategi menyusun skala prioritas


Gray (2015) mengemukakan bahwa prioritas dapat dibuat dengan
mengacu pada karakteristik aktivitas. Karakteristik tugas dapat
diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu mendesak, tidak mendesak,
penting dan tidak penting.

Mendesak Tidak mendesak


Penting Kuadran I Kuadran II
1. Krisis 1. Perencanaan
2. Masalah yang mendesak 2. Pengembangan diri
3. Urusan atau proyek yang reproduksi
terbatasi waktu 3. Membangun
hubungan
4. Mencari peluang
Gray (2015) mengemukakan bahwa penjelasan diatas adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas Kuadran I
Adalah aktivitas yang mendesak dan penting yang biasa disebut
masalah dan krisis. Aktivitas kuadran I tidak dapat dilalaikan, akan tetapi
perlu diselesaikan hingga berkurang lalu individu harus segera beralih ke
aktivitas Kuadran II. Individu yang terlalu memfokuskan diri pada
Kuadran I, hanya menjadikan masalah menjadi lebih besar dan bertambah
besar sampai masalah mendominasi diri.

b. Aktivitas Kuadran II
Adalah aktivitas penting tetapi tidak mendesak yang merupakan
prioritas utama. Aktivitas pada Kuadran II merupakan inti dari
manajemen waktu. Kudran II memiliki pengaruh yang kuat dan jika
aktivitas dapat diselesaikan secara rutin akan membuat perubahan yang
amat besar dan baik.

c. Aktivitas Kuadran III


Adalah aktivitas yang sifatnya mendesak namun tidak penting.
Individu seringkali menjadikan aktivitas Kuadran III seperti kuadran I
yaitu mendesak. Individu seringkali lupa bahwa aktivitas ini tidaklah
penting dan perlu dihindari sebelum kudran I dan II telah selesai.

d. Aktivitas Kuadran IV (Tidak mendesak dan tidak penting)


Adalah aktivitas yang harus dihindari sebelum semua Kudran telah
selesai. Aktivitas kuadran IV dikenal juga sebagai aktivitas pelarian.
Individu dapat melakukan aktivitas ini sebatas keperluan dan perlu
dihindari sebelum seluruh aktivitas kuadran I, II, dan III telah selesai.

4. Keuntungan memanajemen waktu dengan menentukan prioritas


Gray (2015) mengemukakan bahwa terdapat lima keuntungan cara
pengelolaan prioritas, yaitu:
a. Berpusat pada prinsip yaitu membuat individu mampu melihat waktu
dalam konteks seberapa penting dan berapa efektif aktivitasnya.
b. Merujuk ke hati nurani yaitu membuat individu mampu untuk menilai
aktivitasnya.
c. Membantu individu untuk mendefiniskan misi, nilai dan tujuan jangka
panjang.
d. Membantu individu menyeimbangkan kehidupan dengan cara mengenali
aktivitas.
e. Memberikan individu perspektif yang lebih besar melalui pengelolaan
setiap pekan.

Sub-Bab II: Mengutak – atik waktu

Oleh: Andi Sri Mutmainnah & Irfan Bahrun

Menurut deskripsi Lakein (1973) tentang manajemen waktu, individu


pertama-tama menentukan kebutuhan dan keinginan mereka dan kemudian
memberi peringkat pada mereka dalam hal kepentingan. Tugas yang paling
penting kemudian dicocokkan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia
dengan perencanaan, penjadwalan, dan pembuatan daftar. Lakein juga
menjelaskan tips manajemen waktu lainnya, seperti mengatur ruang kerja dan
menentukan pendekatan untuk proyek.
Skala perioritas erat kaitannya dengan manajemen waktu yang baik. Dalam
mengelola waktu dengan sebaik mungkin seseorang dapat menggunakan skala
prioritas. Menurut Covey (1989), skala perioritas terdiri dari 4 kuadran yaitu
kuadran mendesak dan penting, kuadran tidak mendesak tetapi pentig, kuadran
mendesak tetapi tidak penting, dan kuadran tidak mendesak dan tidak penting.

Kuadran Penting dan Mendesak Menurut Stephen Covey


Kuadran I: Kudran II:

Penting dan Mendesak Penting dan Tidak


Mendesak
Kuadran III: Kuadran IV

Tidak Penting dan Tidak Penting dan Tidak


Mendesak Mendesak

a. Dalam kuadran I yaitu penting dan mendesak adalah tipe pekerjaan yang
harus diutamakan terlebih dahulu untuk diselesaikan, sehingga dalam
pengerjaanya tidak dapat ditunda-tunda lagi. Contohnya mengerjakan
tugas kuliah yang harus dikumpulkan esok hari, mengantarkan keluarga
yang mengalami kecelakaan, dan lain-lain. Tipe pekerjaan ini umumnya
membutuhkan bayak tenaga dan pemikiran dan biasanya hasil yang
diperoleh kurang maksimal karena dikerjakan secara terburu-buru.
b. Dalam kuadran II yaitu penting dan tidak mendesak adalah tipe pekerjaan
yang harus dijadwalkan dengan cermat agar tidak menjadi tipe pekerjaan
penting dan tidak mendesak. Contohnya olahraga dan belajar yang
terjadwal. Seseorang dengan tipe pekerjaan ini adalah orang-orang yang
disiplin dan memiliki pola hidup terkendali.
c. Dalam kuadran III yaitu tidak penting dan mendesak adalah tipe pekerjaan
yang terpaksa harus dilakukan meskipun sebenarnya tidak penting.
Umumnya pekerjaan ini tidak direncanakan dan sulit untuk dihindari.
Contohnya menemani teman berbelanja dan menjamu tamu. Seseorang
dengann tipe pekerjaan ini adalah orang-orang yang kurang disiplin dan
tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.
d. Dalam kuadran IV yaitu tidak penting dan tidak mendesak adalah tipe
pekerjaan yang tidak mesti dilakukan secara terburu-buru dan memiliki
tingkat kepentingan yang rendah. Contohnya menonton televisi. Seseorang
dengan tipe pekerjaan seperti ini adalah orang-orang yang kurang
bertanggung jawab dan tidak disiplin.

Pada dasarnya setiap individu mengetahui bahwa waktu tidak dapat


diulang, meski seringkali tidak disadari. Apabila individu ingin berhenti sejenak
menghitung aktivitas, maka mungkin kita dapat kembali mengingat karakteristik
waktu. Perhatikanlan tabel berikut.
Perkiraan Total Waktu yang
Jenis Kegiatan/Aktivitas
Digunakan Selama Hidup
Mengikat sepatu 8 hari
Menunggu lampu hijau di jalan
1 bulan
raya
Potong rambut 1 bulan
Naik tangga di kota besar 3 bulan
Gosok gigi 3 bulan
Menunggu/mengantre 5 bulan
Di kamar mandi/kamar kecil 6 tahun
Membaca buku 2 tahun
Makan 4 tahun
Bekerja 9 tahun
Tidur 20 tahun

Berdasarkan stimulasi tersebut, penting untuk menyadari bahwa waktu


berlalu begitu cepat. kita tidak seharusnya lengah untuk bisa menghargai waktu
yang kita lalui. Bagaikan sebatang besi. Sebesar apa perhatian yang kita curahkan
untuk mengaturdan menatanya, maka sebesar itu pula nilai tambahnya akan kita
dapatkan.

Berikut ini beberapa karakteristik dan nilai waktu:

1. Waktu merupakan sesuatu yang amat berharga dan bernilai mahal yang
pernah dimiliki manusia
2. Waktu tersedia terbatas
3. Waktu berlalu begitu cepat
4. Menghargai waktu akan menambah nilainya
Berikut ini beberapa persepsi keliru terkait karakteristik waktu:
1. Menyibukkan diri dan aktif merupakan jalan terbaik untuk menjadi individu
produktif
2. Semua masalah akan terselesaikan jika Anda mau bekerja keras
3. Lakukan sendiri jika Anda ingin pekerjaan Anda berjalan baik
4. Membuat rencana tidak perlu untuk pekerjaan sehari-hari (rutinitas)
5. Ketika Anda bekerja dengan baik, berarti Anda telah memanfaatkan waktu
dengan tepat.

Melakukan pekerjaan yang tepat lebih penting daripada


melakukan pekerjaan dengan cara yang tepat
Sub-Bab III: Manfaatkan waktu luangmu!

Oleh: Nur Rahma & Mar Atul

1. Definisi Waktu Luang


Waktu luang sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere berarti diizinkan
(To be Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain leisure adalah loisir
yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free Time), George
Torkildsen (Januarius Anggoa, 2011).
Soetarlinah Sukadji (Triatmoko, 2007) Mengemukakan bahwa istilah waktu
luang dari 3 dimensi, yaitu:
a. Dimensi waktu, waktu luang adalah waktu yang tidak digunakan untuk
bekerja, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup.
b. Dari segi cara pengisian, waktu luang diisi dengan kegiatan pilihan
sendiri atau digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati.
c. Dari sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang digunakan sebagai
sarana mengembangkan potensi, meningkatkan Kualitas pribadi,
kegiatan terapeutik bagi yang mengalami gangguan emosi, sebagai
selingan, sarana rekreasi, sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang
menyenangkan, atau sebagai kegiatan menghindari sesuatu.
Dengan berbagai macam definisi waktu luang, dapat disimpulkan bahwa
waktu luang adalah waktu yang mempunyai ketetapan yang bebas penggunaannya
dan berada diluar kegiatan rutin keseharian sehingga dapat dimanfaatkan secara
positif untuk meningkatkan produktifitas hidup yang efektif dan pengisian waktu
luang dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan
mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri,
menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif.
Manfaat mengisi waktu luang menurut Soetarlinah Sukadji (Triatmoko, 2007)
yaitu:
a. Bisa meningkatkan kesejahteraan jasmani.
b. Meningkatkan kesegaran mental dan emosional.
c. Membuat kita mengenali kemampuan diri sendiri.
d. Mendukung konsep diri serta harga diri.
e. Sarana belajar dan pengembangan kemampuan.
f. Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan jasmani, mental, intelektual,
spiritual, maupun estetika.
g. Melakukan penghayatan terhadap apa yang anda sukai tanpa tidak
mempedulikan segi materi.

Kegiatan Waktu Luang


Berdasarkan definisi teori waktu luang yaitu waktu luang sebagai
aktivitas yaitu waktu yang berisikan berbagai macam kegiatan baik untuk
beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan serta menggunakan
keterampilan secara objektif untuk meningkatkan keikutsertaan dalam
bermasyarakat setelah melepaskan diri dari segala pekerjaan rutinnya, keluarga
dan lingkungan sosial dan waktu luang sebagai relaksasi, hiburan, dan
pengembangan diri. Beberapa kegiatan mengisi waktu luang diantaranya:
a. Relaxation Activity (Kegiatan Relaksasi)
Menurut Soetarlinah Sukadji (Triatmoko, 2007) relaksasi Aktif
diantaranya adalah membetulkan alat rumah tangga atau berbenah rumah,
memperbaiki sepeda motor. Kegiatan tersebut sifatnya produktif dan dapat
meningkatkan ketrampilan dan harga diri. Selain itu bisa melakukan relaksasi
pasif dengan cara menonton televisi, mendengarkan musik, dan membaca tulisan
ringan. Namun terlalu banyak melakukan kegiatan relaksasi pasif akan membuat
kehilangan waktu untuk kegiatan yang lebih produktif.
b. Entertainment Activity (Kegiatan Hiburan)
Fine, Mortimer, & Robert (Broderick & Blewitt, 2006) Mengemukakan
bahwa kegiatan hiburan atau rekreasi dapat memberikan penguasaan
keterampilan, seperti olahraga, hobi, dan kesenian atau mungkin lebih murni
rekreasi seperti bermain video game, melamun atau nongkrong dengan teman.
Menurut Ahmad H. Kanzun (2002: 68) Kegiatan olahraga masuk dalam
salah satu kegiatan yang positif dan terarah karena dengan berolahraga, Individu
dapat menjaga kondisi tubuhnya agar sehat dan dapat melakukan segala
aktifitasnya. Selanjutnya menurut penggolongan ahli pengetahuan hobi Margaret
E. Mulac Hobbies: The Creative Use of Leisure (1959), (The Liang Gie , 1996:
99-100), ada 4 macam hobi, yaitu:
1) Making Hobbies (Membikin)
Meliputi berbagai seni kerajinan seperti misalnya kegiatan pahat, ukir, kerajinan
emas-perak, keramik, tenun, dan fotografi.
2) Learning Hobbies (Belajar)
Meliputi segala macam bentuk belajar seperti misalnya mempelajari sejarah,
karang-mengarang, atau bahasa asing.
3) Doing Hobbies (Melakukan)
Meliputi segala macam bentuk melakukan sesuatu hal, misalnya menyanyi,
menari, memainkan alat musik, berkebun, dan aneka hobi alam (misalnya
mengamati burung atau memelihara ikan
hias).
4) Collectting Hobbies (Mengumpulkan)
Meliputi kegiatan mengumpulkan bermacam benda seperti perangko, mata uang,
buku antik, dan batu-batuan.
c. Personal Development Activity (Kegiatan Pengembangan Diri)
Pengembangan diri termasuk kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan
identitas, mengembangkan bakat dan potensi, membangun modal manusia,
memfasilitasi kerja, meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi pada realisasi
mimpi dan aspirasi serta rohani pengembangan (Anonim, 2009).
Berteman, bergaul dan mengikuti aktivitas disekitar lingkungan rumah
atau sekolah kegiatan tersebut dapat berhubungan dengan kesiapannya menuju
jenjang pendidikan yang lebih tinggi (misalnya pergi keperpustakaan, latihan
soal).
Mengelola Waktu Luang
Waktu yang dimiliki setiap orang akan terus bergerak maju. Pada prinsip
waktu luang yang bergerak maju ini akan menghabiskan waktu yang dimiliki.
Kenyataan yang sering dihadapi ternyata kita mengeluh dengan waktu yang tiba
berlalu begitu saja, sementara anda tidak berbuat apa pun (Frans M. Royan, 2011:
88).
Depdiknas (2009) Mengemukakan bahwa mengelola waktu dalam setiap
kegiatan sangat penting sehingga dapat memanfaatkan setiap jam, menit, dan
bahkan detik dalam hidupnya. Individu perlu memperhatikan dan mengelola
waktu dengan baik dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah, berikut
yang perlu dilakukan dan diperhatikan individu khususnya pelajar dalam
mengatur waktu:
a. Membagi Waktu
Tugas utama pelajar adalah belajar dengan baik disekolah, rumah, ataupun
tempat kursus. Pelajar harus melakukan pengaturan atas waktu dan kegiatan
belajar. Bagi seorang pelajar mengatur waktu tidak berarti ia harus menghabiskan
waktunya untuk belajar. Seorang pelajar tetap membutuhkan waktu untuk
bersosialisasi, bersantai, dan sebagainya. Prinsip utama pengelolaan waktu secara
efektif dalah pembagian waktu untuk setiap kegiatan. Pada umumnya, setiap
sekolah sudah menetapkan jadwal belajarnya; kapan saatnya masuk sekolah,
kapan saatnya pulang, apa jadwal pelajaran hari per hari, jadwal kegiatan
ekstrakurikuler, dan seterusnya.
b. Membuat Jadwal
Untuk mempermudah pengaturan kegiatan, seorang pelajar dapat
menerapkan pula sistem jadwal kegiatan di sekolah untuk mengatur jadwal
kegiatan di rumah. Dengan kata lain, jadwal kegiatan yang didapat dari sekolah
kemudian ditambahkan dengan jadwal kegiatan pribadi di rumah (di luar sekolah).
Langkah-langkah untuk menyusun jadwal kegiatan di rumah adalah sebagai
berikut:
1) Untuk mempermudah penyusunan jadwal, lakukanlah dahulu
survei kegiatan sehari-hari.
2) Tuliskan terlebih dahulu jadwal kegiatan yang bersifat terusmenerus
(reguler), seperti sekolah, bimbingan belajar, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
3) Setelah mendaftarkan kegiatan reguler, mulailah menyusun daftar
kegiatan di rumah. Ketika survei, perhatikan pula beberapa aspek
kebutuhan dalam pekerjaan tersebut, seperti berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencuci, kapan waktu yang tepat untuk memandikan
adik, seberapa sering mencabuti rumput, dan lain sebagainya.
4) Setelah mendaftarkan seluruh tugas dan kewajiban, pilah dan
masukkanlah waktu yang tepat untuk melakukan pekerjaanpekerjaan
tersebut. Dengan begitu akan terlihat pembagian waktu yang jelas antara
waktu belajar, melaksanakan tugas di rumah, serta waktu luang untuk
bermain dan beristirahat.
c. Menjalankan Jadwal
Seorang siswa setelah membuat jadwal harus menepati jadwal tersebut.
Pembuatan jadwal yang baik yaitu jadwal yang jujur, sesuai dengan kemampuan,
bukan jadwal yang bagus. Akan percuma saja membuat jadwal yang bagus dan
terinci jika pada akhirnya tidak dapat dijalani. Seseorang harus dapat membuat
skala prioritas. Hal ini berkaitan dengan komitmen dan tanggung jawab seseorang
terhadap pekerjaannya.
d. Evaluasi
Jadwal yang dibuat terlalu longgar dalam artian sering dapat ditepati
dalam waktu yang lebih singkat daripada target, ada baiknya jadwal dipadatkan.
Dengan begitu akan didapat jadwal kosong yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan lain.
Ada kalanya jadwal yang telah dibuat berantakan begitu saja. Pada
akhirnya, sang pembuat jadwal stress karena kegagalannya menepati jadwal dan
tumpukan pekerjaan yang terus menggunung. Jika hal ini yang terjadi, coba
dilihat dahulu, apa yang menyebabkan kegagalan tersebut.
e. Penggunaan Alat Bantu
Pengaturan waktu dapat dipermudah pelaksanaanya dengan digunakannya
alat bantu. Alat yang paling sederhana adalah agenda. Agenda berfungsi sebagai
tempat mencatat jadwal dan daftar kegiatan. Dengan adanya agenda, seseorang
dapat memeriksa dulu jadwalnya sebelum membuat janji baru. Hal ini berguna
untuk menghindari bentroknya jadwal.
Pada era digital sekarang ini, fungsi agenda sudah banyak digantikan oleh
telepon selular (ponsel) dan personal digital asisstant (PDA). Sebagian besar
ponsel dan PDA yang beredar di pasaran saat ini sudah memasukkan fungsi
agenda. Hal ini memudahkan penggunanya karena ia cukup membawa ponsel dan
PDA sebagai
pengganti agenda.

Tujuan Pemberian Materi


Materi dan Sub-bab Manaajemen waktu ini bertujuan untuk:
1. Memberikan pemahaman tentang manajemen waktu dan skala prioritas
2. Memberikan pemahaman tentang pentingnya mengatur waktu
3. Memberikan cara dan trik jitu dalam memanfaatkan waktu luang.

Jadwal
 Materi “Tentukan prioritasmu dalam genggaman” dilaksanakan pada
pukul 10.15 – 10.45 WITA.
 Materi “Mengutak-atik waktu!” dilaksanakan pada pukul 11.00 – 11.40
WITA.
 Materi “Manfaatkan waktu luangmu” dilaksanakan pada pukul 11.40 –
12.10 WITA.

Metode
Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi dengan cara ceramah
dan diskusi antara pemateri dan peserta.
Peserta
Target peserta pada pelatihan ini adalah mahasiswa baru Fakultas Ilmu
Sosial sebanyak 30 orang.

Waktu dan tempat


Penyampaian materi pelatihan dibawakan pada tanggal 9 Desember 2018
di BB 105 Fakultas Psikologi UNM

Evaluasi Materi
Evaluasi materi pelatihan menggunakan isian untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman peserta setelah pemberian materi dilakukan. Evaluasi
materi dan reaksi akan berlangsung 10 menit.

Susunan Materi
Adapun susunan pemateri yang akan membawakan materi, yaitu:
1) Alifia Ainun & Indah Lutfiah Kasim: Materi “Tentukan prioritasmu,
waktu dalam genggamanmu”
2) Andi Sri Mutmainnah & Irfan Bahrun: Materi “Mengutak-atik waktu!”
3) Nur Rahma & Mar Atul: Materi “Manfaatkan waktu luangmu”

Referensi
Adluny, M. A. (2010). Time Habit: Kebiasaan Efektif Mengelola Waktu.
Yogyakarta: Pustaka Marwa.
Ahmad H. Kanzun. (2002). Waktu Luang bagi Remaja Muslim. Yogyakarta:
Mitra Pustaka.
Anonim. (2009). Memanfaatkan Waktu Luang untuk Mengembangkan Kerativitas
Siswa. Diakses dari http://akselerasismptarbak.blogspot.com. pada tanggal 17
November 2018. Jam 13.30 WITA.
Broderick, PC & Blewitt, P. (2006). Leisure and Work in Adolescence . Diambil
dari http://www.education.com/reference/article/leisure-work-adolescence/
pada tanggal 17 November 2018. Jam 14.00 WIB.
Frans M. Royan. (2011). Ingin Rejeki Nomplok Kelola Waktu Luang. Semarang:
Dahara Effhar.
Gea, A. A. (2014). Time Management: Menggunakan Waktu Secara Efektif Dan
Efisien. Humaniora, 5(2), 777-785.

Gray, M. (2015). Ringkasan Padat Seven Habits of Highly Effective People.


Diterjemahkan oleh Sumargi R. diakses pada 17 desember 2018 di
http://www.profitadvisors.com/7-habits-summary-Vind1.pdf

Januarius Anggoa. (2011). Study Tingkat Kebosanan Dalam Waktu Luang pada
Mahasiswa Baru Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses dari
http://digilib.petra.ac.id pada tanggal 18 November 2018. Jam 15.25 WITA
Kartadinata, I. & Tjundjing, S. (2008). I love you Tomorrow: Prokrastinasi
Akademik dan Manajemen Waktu. Anima, Indonesian Psychological
Journal, 23 (2), 109-119.

KBBI. (2018). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
https://kbbi.web.id/prioritas[Diakses 3 Oktober 2018].

La Monica, E. L. (1990). Management in Health Care: A Theoretical and


Experiential Approach. New York: Palgrave Micmillan.
Rosita E.K (2008). MANAJEMEN WAKTU YANG EFEKTIF. Disampaikan
dalam kegiatan “Pelatihan Manajemen Diri Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru BK. [Online]Availableat:http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206554/
pengabdian/ (C)+MANAJEMEN+WAKTU+YANG+EFEKTIF+2008_0.pdf
[Diakses 22 November 2018].

Sandra, K. I. (2013). Manajemen Waktu, Efikasi-Diri Dan Prokrastinasi. Persona,


Jurnal Psikologi Indonesia, 2 (3), 217 – 222.

The Liang Gie. (1996). Cara Bekerja yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Triatmoko. (2007). Mengisi Celah Waktu Luang. Diakses dari
http://popsy.wordpress.com. pada tanggal 18 November 2018. Jam 15.45
WITA.
Ice Breaking
My Priority list
a. Tujuan
 Agar peserta mulai menentukan daftar prioritas mereka
 Mengajak peserta untuk menyadari pentingnya skala prioritas.
b. Estimasi waktu
 10 menit
c. Jumlah Peserta
 Seluruh peserta pelatihan
d. Alat dan bahan
 Selembar kerta untuk setiap peserta
 Microphone
e. Prosedur
 Peserta diminta untuk menuliskan 1-10 daftar kegiatan mereka.
 Peserta diminta untuk mengurutkan dari yang tidak penting
sampai paling penting dari daftar yang telah mereka buat
f. Key point
 Apakah setiap individu menyadari bahwa mereka perlu untuk
menyadari dan menetukan kegiatan mana yang bersifat penting
dan tidak.

Tiga Tanda
a. Tujuan
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menunjukkan
perasaan mereka tentang masalah tertentu.
 Membuat peserta bergerak.
b. Estimasi waktu
 10 – 15 menit
c. Jumlah peserta
 Seluruh Peserta Pelatihan
d. Alat dan bahan
 Satu set penanda “sangat setuju”, “ragu-ragu”, dan “sangat tidak
setuju”. Penanda dapat berupa tulisan maupun emoticon.
 Microphone
e. Prosedur
 Tanda tanda tersebut akan dipegang oleh tiga orang dari panitia
pelatihan. Dimana tanda “sangat setuju” bersebrangan dengan
tanda “sangat tidak setuju” kemudian ditengah tanda tersebut
terdapat tanda “ragu-ragu”
 Kemudian peserta akan diberikan instruksi bahwa setelah
mendengar suatu pernyataan dari fasilitator, peserta diminta untuk
berdiri di depan tanda yang menunnjukkan perasaan atau pendapat
mereka.
f. Key point
 Peserta secara tidak sadar akan membiarkan dirinya untuk tidak
berpendapat yang berlawanan dengan orang banyak

Senam Otak
a. Tujuan
 Mengoptimalkan kerja otak kanan dan kiri
 Membuat peserta lebih bersemangat, lebih konsentrasi, kreatif,
dan efisien.
b. Estimasi waktu:
 10 menit
c. Jumlah peserta
 Seluruh peserta pelatihan
d. Alat dan baha
 Microphone
 LCD
 Laptop
 Video senam otak
e. Prosedur
 Peserta diminta untuk mengikuti gerakan pada video yang akan
diputarkan.
f. Key point
 Peserta lebih mampu berkonsentrasi
EVALUASI REAKSI
“Sukses Menjalin Relasi”

Pemateri : 1. Siti Maryam Ramadani


2. Dinda Lestari

Dibawah ini merupakan pernyataan yang berkaitan dengan rangkaian


materi yang telah anda dapatkan selama pelatihan berlangsung. Berikanlah
pendapat anda berupa tanda silang (X) pada salah satu angka di bawah ini
untuk menilai seluruh rangkaian acara setelah mengikuti pelatihan kami:

1 2 3 4 5
Sangat tidak Tidak setuju Netral Setuju Sangat
setuju setuju
Materi
1. Materi yang disampaikan relevan dengan permasalahan 1 2 3 4 5
yang saya hadapi sebagai seorang mahasiswa baru
2. Materi pelatihan meningkatkan pengetahuan saya 1 2 3 4 5

3. Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan 1 2 3 4 5

4. Materi disampaikan dengan teratur dan mudah 1 2 3 4 5


dipahami
Komentar dan Saran
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..

Pemateri
1. Pemateri memahami isi materi yang disampaikan 1 2 3 4 5

2. Metode yang digunakan membantu untuk memahami 1 2 3 4 5


materi yang disampikan
3. Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan 1 2 3 4 5

4. Fasilitas yang digunakan oleh pemateri menunjang 1 2 3 4 5


jalannya pelatihan
Komentar dan Saran
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..
EVALUASI MATERI 1

Nama :
Jenis kelamin :

Mengapa manajemen waktu itu penting ?

Jawaban:

  

Apakah yang Anda ketahui mengenai skala prioritas?

Jawaban:

Apa saja hal – hal positif yang bisa dilakukan dalam memanfaatkan
wkatu luang?

Jawaban:
MATERI II
Penyesuaian Diri

Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah


dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari,
promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau
komunitas terhadap stress. Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan
istilah adjustment atau personal adjustment. Menurut Supriyo (2008) penyesuaian
diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku
individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya.

Selain itu adapa pula keadaan dimana seseorang tidak mampu dalam
menyesuaian diri. Ketidakmampuan penyesuaian diri adalah ketidakmampuan
seseorang untuk mengubah diri sesuai dengan norma atau tuntutan lingkungan
dimana dia hidup agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal,
ketegangan, frustasi dan konflik sehingga tercapainya keharmonisan pada diri
sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat diterima oleh kelompok dan
lingkungannya.

1. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri

Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu


penyesuaian pribadi dan penyesuaian social.

Ahli lain (Zaenun, 2002) berpendapat bahwa Aspek-aspek penyesuaian diri


meliputi :

1. Aspek afektif emosional meliputi: perasaan aman, percaya diri, semangat,


perhatian, tidak menghindar, mampu memberi dan menerima cinta, berani.
2. Aspek perkembangan intelektual atau kognitif, meliputi: kemampuan
memahami diri dan orang lain, kemampuan berkominikasi dan
kemampuan melihat kenyataan hidup.
Aspek perkembangan sosial meliputi: mengembangkan potensi, mandiri,
fleksibel, partisifatip, dan bekerja sama.

Sub-Bab VI: : EMPAT: Emosi yang tepat disaat yang


tepat

Oleh: Muhammad Fahreza & Muh Andi Aulia Baso

1. Pengertian Regulasi Emosi


Regulasi emosi ialah kapasitas untuk mengontrol dan menyesuaikan
emosi yang timbul pada tingkat intensitas yang tepat untuk mencapai suatu
tujuan. Regulasi emosi yang tepat meliputi kemampuan untuk mengatur
perasaan, reaksi fisiologis, kognisi yang berhubungan dengan emosi, dan reaksi
yang berhubungan dengan emosi (Shaffer, dalam Anggraeny, 2014).
Sementara itu, Gross (2007) menyatakan bahwa regulasi emosi ialah
strategi yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar untuk mempertahankan,
memperkuat atau mengurangi satu atau lebih aspek dari respon emosi yaitu
pengalaman emosi dan perilaku. Seseorang yang memiliki regulasi emosi dapat
mempertahankan atau meningkatkan emosi yang dirasakannya baik positif
maupun negatif. Selain itu, seseorang juga dapat mengurangi emosinya baik
positif maupun negatif.

Menurut Gross (2007) ada empat aspek yang digunakan untuk menentukan
kemampuan regulasi emosi seseorang yaitu :
a. Strategies to emotion regulation (strategies) ialah keyakinan individu
untuk dapat mengatasi suatu masalah, memiliki kemampuan untuk
menemukan suatu cara yang dapat mengurangi emosi negatif dan
dapat dengan cepat menenangkan diri kembali setelah merasakan emosi
yang berlebihan.
b. Engaging in goal directed behavior (goals) ialah kemampuan individu
untuk tidak terpengaruh oleh emosi negatif yang dirasakannya sehingga
dapat tetap berpikir dan melakukan sesuatu dengan baik.
c. Control emotional responses (impulse) ialah kemampuan individu untuk
dapat mengontrol emosi yang dirasakannya dan respon emosi yang
ditampilkan (respon fisiologis, tingkah laku dan nada suara), sehingga
individu tidak akan merasakan emosi yang berlebihan dan menunjukkan
respon emosi yang tepat.
d. Acceptance of emotional response (acceptance) ialah kemampuan
individu untuk menerima suatu peristiwa yang menimbulkan emosi
negatif dan tidak merasa malu merasakan emosi tersebut.

2. Tahapan Regulasi Emosi


James J. Gross dan O.P Jhon mengemukakan bahwa ada lima tahapan regulasi
emsoi pada individu diantaranya:
a. Pemilihan Situasi (Selection of The Situation)
Pemilihan situasi digunakan individu untuk mempertimbangkan
manfaat jangka panjang ketika memilih situasi tersebut. Pemilihan situasi
melibatkan pemilihan emosi yang meningkat atau menurun tergantung situasi
yang diharapkan. Contohnya, guru BK program akselerasi lebih memilih
mengajak makan bersama walapun dengan siswa yang bermasalah daripada
harus melampiaskan emosi kepada siswa.
b. Modifikasi situasi (Modification of The Situation)
Modifikasi situasi membantu individu untuk membentuk sebuah situasi
yang diinginkan dan merupakan usaha yang secara langsung dilakukan untuk
memodifikasi situasi agar efek emosinya.teralihkan. Contohnya, guru BK tidak
membicarakan secara langsung masalah kepada siswa agar siswa tidak merasa
takut dan malu.
c. Terbukanya perhatian (Deployment of Attention)
Situasi di mana individu mengetahui pengaruhnya terhadap emosi.
Contohnya, pada saat guru BK mendapat kritikan dari rekan kerjanya maupun
siswa, yang dilakukan guru BK lebih memilih untuk fokus dalam menjalankan
tugasnya dari pada harus terbawa emosi dengan adanya kritikan dari berbagai
pihak.
d. Perubahan kognitif (Change Of Cognitions)
Perubahan kognitif adalah bagaimana individu dapat menilai situasi
yang terjadi pada individu dengan mengubah emosi secara signifikan.
Contohnya, ketika guru BK program akselerasi mendapat banyak kritikan baik
maupun buruk, guru BK menjadikan hal tersebut bukan sebagai suatu
kegagalan tetapi dijadikannya sebagai suatu motivasi diri.
e. Penyesuaian respon (Modulation Of Respon)
Penyesuaian respon terjadi di ujung proses bangkitnya emosi. Dalam
tahapan ini individu dapat menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya
kepada orang lain. Contohnya, guru BK tetap bersikap ramah kepada siswanya
meskipun dalam kondisi tertekan. Apabila proses regulasi emosi dilakukan
oleh guru BK program akselerasi dengan baik, maka akan tercipta suasana
yang harmonis di sekolah antara guru BK dengan siswa maupun dengan guru
yang lain. Guru BK program akselerasi harus bisa mengimbangi situasi yang
ada di sekolah, harus bisa mengidentifikasi suatu masalah dan harus bisa
meregulasi emosi sebelum emosi itu muncul.
Dalam penyesuaian diri terdapat penyesuaian pribadi. Individu
menyatakan sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan
kekurangannya danmampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya
tersebut.

Pada aspek ini, keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai oleh:

1. Tidak adanya rasa benci,


2. Tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan atau tidak percaya
padapotensi dirinya.
Sebaliknya, kegagalan penyesuaian pribadi ditandai oleh:
1. Kegoncangan emosi
2. Kecemasan
3. Ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya
sebagai akibat adanya jarak pemisah anatara kemampuan individu
dan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya.

Subbab kedua: Materi V: “Mereka bisa, masa kamu tidak?”


Oleh: Muhammad Fikran & Nurul Asmi

Pengertian

Busro (2018:38) mengemukakan bahwa kepercayaan diri merupakan salah


satu aspek kepribadian yang tergolong penting sebagai sarana
mengeaktualisasikan potensi yang dimiliki, kesuksesan dan keberhasilan bisa
diprediksikan. Meredith dkk (Busro, 2018:37) mengartikan kepercayaan diri (self-
confidence) sebagai panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi
tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis serta
banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan, dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Menurut Lauster (Busro, 2018:38)
mengemukakan bahwa kepercayaan diri merupakan sikap atau perasaan yakin
akan kemampuan diri sendiri, sehingga seserang tidak terpengaruh orang lain. hal
tersebut didasarkan pada keyakinan pada kemampuan-kemampuan yang dimiliki
dan keyakinan pada makna/tujuan tertentu dalam kehidupan. Lie (Busro, 2018:39)
berpandangan bahwa individu yang sehat mempunyak kepercayaan diri yang
memadai.

Aspek Perilaku

Membangun Kepercayaan Diri

Ubaydillah (Burso, 2018:39) mengemukakan bahwa terdapat beberapa


cara yang dapat ditempuh individu untuk meningkatkan kepercayaan diri, yakni
mengevaluasi diri secara objektif, memberikan penghargaan yang jujur terhadap
diri, positive thingking, gunakan self-affirmation, berani mengambil resiko, dan
belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan, dan menetapkan tujuan yang
realistik.

a) Mengevaluasi diri secara objektif, sadari semua aset berharga dan temukan aset
yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi
perkembangan diri, seperti pola fikir yang keliru, niat, motivasi yang lemah,
kurangnya disiplan diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada
bantuan orang lain, ataupun sebab-sebab eksternal lainnya.
b) Beri penghargaan yang jujur terhadap diri, yakni mnyadari dan menghargai
setiap keberhasilan dan potensi yang kira miliki, meskipun itu tergoong kecil.
Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi, dan
transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan atau meremehkan
prestasi kecil yang pernah diraih sama saja mengabaikan atau menghilangkan
jejak yang membantu kita menemukan jalan tepat menuju masa depan.
Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan
yang tidak realistik dan berlebihan. Contoh: ingin cepat kaya, populer,
mendapat jabatan penting dengan segala cara.
c) Berfikir positif, yaitu tidak membiarkan pikiran negatif berlarut-larut, sebab hal
tersebut akan terus menerus berakar, kemudian semakin bercabang dan
berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong.
d) Gunakanlah self-affirmation, yaitu membangkitkan rasa percaya diri melalui
kata-kata, sehingga pikiran positif secara perlahan dapat berkurang.
Contohnya: saya pasti bisa!; saya bangga terhadap diri sendiri!, saya adalah
penentu dari hidup saya dan tidak ada orang yang boleh menentukan hidup
saya.
e) Berani mengambil risiko, yaitu memprediksi risiko setiap tantangan yang
dihadapi berdasarkan pemahaman diri yang objektif. Dengan demikian, tidak
perlu menjauhi setiap risiko, tetapi lebih menggunakan strategi-strategi untuk
menghindari, mencegah, ataupun mengatasi risiko. Contohnya: tidak perlu
menyenangkan orang lain untuk menghindari risiko ditolak.
f) Belajar mensyukuri dan menikmati nikmat Tuhan, yaitu kesadaran diri untuk
mencoba belajar bersyukur atas apa yang dialami dan apa yang menipa kita.
Kemudian menyakini dengan sepenuh hati bahwa Tuhan pasti hendak
memberikan sesuatu yang terbaik dan meninggikan derajat kita disisi-Nya
dibalik semua itu. Kata pepatah, orang yang paling menderita hidupnya adalah
orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya
dalam hidup. Sehingga individu seperti ini bagaikan orang yang selalu melihat
matahari tenggelam, namun tidak pernah melihat matahari terbit.
g) Menetapkan tujuan yang realistik, yaitu mengevaluasi tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan, apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Penerapan tujuan
yang lebih realistik, akan memudahkan individu dalam mencapai tujuan
tersebut. Dengan demikian, individu lebih percaya melalui rasa yakin bahwa
langkah/tindakan/keputusan yang direncanakan dan ditempuhnya merupakan
langkah/tindakan/keputusan yang tepat. Menurut An-Nabhani (2014:26)
mengemukakan bahwa tujuan dikatakan realistik ketika tujuan tersebut sejalan
dengan fitrah (kondisi alami) manusia, sarana untuk mewujudkannya tersedia
(termasuk individu yang akan mewujudkannya), dan manusiawi. Manusiawi
yang dimaksud ialah individu yang akan mewujudkannya, memiliki
kekuatan/kesanggupan yang sepadan dengan tujuan yang hendak diwujudkan.

Tujuan Pemberian Materi

Tujuan pemberian materi adalah untuk memberikan pemahaman terkait


kepercayaan diri kepada peserta pelatihan, sebagai langkah awal membangun
kepercayaan diri Individu. Kemudian memberikan simulasi kepada peserta
pelatihan untuk mulai mencoba menjadi pribadi yang confidence.

Sub-Bab VI: Sukses Menjalin Relasi

Oleh: Siti Maryam Ramadani & Dinda Lestari

Menjalin relasi pertemanan dalam hubungan social merupakan suatu


kondisi hubungan timbal balik dua atau lebih individu yang saling keterkaitan,
menaruh harapan, dan memiliki kekhasan yang di dalamnya dapat berkembang ke
tingkat persahabatan. Supriyo (2008) mengemukakan delapan karakteristik
peyesuaian diri yang bernilai positif, yakni sebagai berikut:

a. Mampu menerima dan memahami diri sebagaimana adanya dan sanggup


menerima kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan disamping
kelebihannya.
b. Mampu menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara
obyektif sesuai dengan perkembangan rasional dan perasaan dan memiliki
ketajaman dalam memandang realitas.
c. Mampu bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada dirinya
dan kenyataan obyektif yang ada pada luar dirinya.
d. Memiliki perasaan aman yang memadai. Perasaan aman mengandung arti
bahwa orang itu mempunyai harga diri yang mantap, disamping juga
perasaan terlindung mengenai keadaaan dirinya pada umumnya
e. Rasa hormat pada sesame manusia dan mampu bertindak toleran
f. Bersikap terbuka dan sanggup menerima umpan balik.
g. Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi, hal tersebut
terlihat dalam memelihara tata hubungan denga orang lain.
h. Mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras dengan
hak dan kewajibannya. Sikap dan keberadaannya didasarkan atas kesadaran
akan kebutuhan norma, dan atas keinsyafan sendiri
Sedangkan penyesuain diri yang tidak sehat menurut Devina (2010) adalah
sebagai berikut:
b. Mudah marah
c. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
d. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
e. Bersikap kejam atau senang menggangu orang lain yang usianya lebih muda
f. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun
sudah diperingati atau dihukum
g. Mempunyai kebiasaan berbohong
h. Hiperaktif
i. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
j. Senang mengkritik atau mencemooh orang lain
k. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
l. Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama
m. Bersifat pesimis dalam menghadapi kehidupan

Dalam berhubungan dengan orang dan berkasih sayang, dibutuhkan yang


namanya LOVE, yaitu (Waitley, 1998):

 L= Listen atau mendengar. Untuk menyayangi seseorang, kita harus


mendengar syarat terhadap nilai harga dirinya serta kebutuhan – kebutuhan
tanpa prasangka.
 O= Overlook atau tidak melihat atau tidak menganggap atau membersar-
besarkan kesalahan dan kekurangan orang lain. Justru sebaliknya kita
harus melohat sifat-sifat baik yang ada pada orang itu.
 V= Voice artinya suara atau pendapat. Untuk menyayangi seseorang, kita
harus mengutarakan pendapat tentang kebaikan – kebaikannya secara
wajar. Tidak ada yang lebih berharga selain pernyataan jujur, dorongan
sprit dan pujian.
 E= Effort atau usaha. Untuk mengasihi seseorang kita harus melakukan
usaha secara tetap untuk meluangkan waktu, melakukan suatu
pengorbanan dan memberikan perhatian ekstra kepadanya, untuk
menunjukkan minat anda kepada dirinya.

Tujuan Pemberian Materi


Materi dan Sub-bab Penyesuaian diri ini bertujuan untuk:
1. Memberikan pemahaman tentang penyesuian diri
2. Memberikan pemahaman tentang pentingnya kemampuan untuk
beradaptasi dalam masyarakat
3. Membantu peserta agar dapat memahani diri dan mengendalikan emosi
4. Memberikan cara dan trik jitu dalam berbaur dan berkomunasi dalam
masyarakat.

Jadwal
 Materi “EMPAT: Emosi yang tepat disaat yang tepat” dilaksanakan pada
pukul 13.10 – 13.50 WITA.
 Materi “Mereka bisa, masa kamu tidak?” dilaksanakan pada pukul 14.00 –
14.40 WITA.
 Materi “Sukses menjalin relasi” dilaksanakan pada pukul 14.50 – 15.20
WITA.

Metode
Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi dengan cara ceramah
dan diskusi antara pemateri dan peserta.

Peserta
Target peserta pada pelatihan ini adalah mahasiswa baru Fakultas Ilmu
Sosial sebanyak 30 orang.

Waktu dan tempat


Penyampaian materi pelatihan dibawakan pada tanggal 9 Desember 2018
di BB 105 Fakultas Psikologi UNM

Evaluasi Materi
Evaluasi materi pelatihan menggunakan isian untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman peserta setelah pemberian materi dilakukan. Evaluasi
materi pre-postest masing-masing akan berlangsung selama 10 menit.

Susunan Materi
Adapun susunan pemateri yang akan membawakan materi, yaitu:
1. Muhammah Rheza & Andi Aulia Baso Rewa: Materi “EMPAT: Emosi
yang tepat disaat yang tepat”
2. Muhammad Fikran & Nurul Asmi: Materi “Mereka bisa, masa kamu
tidak?”
3. Siti Maryam Ramadani & Dinda Lestari: Materi “Sukses menjalin relasi”

Referensi
Alwi, H. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat. Jakarta: Balai
Pustaka.
Anggraeny, N. (2014). Rational Emotive Berhaviour Therapy (REBT) Untuk
Meningkatkan Regulasi Emosi Pada Rema Korban Kekerasan Seksual.
(Tesis). Universitas Sumatera Utara.

An-Nabhani, T. (2014). Hakekat Berfikir. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.

Busro, M. (2018). Teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Prenadamedia Group

Enung F. (2008). Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung: CV Pustaka


Setia.
Fatimah, N. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
Gross J.J & John. (2003). Individual Differences in Two Emotion Regulation
Processes: Implications for Affect, Relationships, and Well-Being. Journal
of Personality and Social Psychology, 85, 348-363.
Supriyo. (2008). Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: Nieuw
Setapa.
Ice Breaking

Be Confidence: Bisa, Bisa, Bisa!

Tujuan : Meminimalisir persepsi negatif yang membuat


individu tidak percaya diri, membangun komitmen,
dan dorongan untuk merealisasikan program self-
confidence.

Estimasi waktu : 10 menit

Sarana dan prasarana : Ketas dan Pulpen

Cara kerja Ice Breaking :

(1) Peserta diminta menuliskan hal-hal apa saja yang membuatnya tidak
percaya diri.

(2) Peserta diminta menggambar kelopak bunga, dengan jumlah kelopak


sebanyak jumlah hal-hal yang membuatnya tidak percaya diri yang telah
dituliskan sebelumnya.

(3) Peserta kemudian menuliskan kembali hal-hal yang membuatnya tidak


percaya diri pada setiap kelopak. Kemudian peserta diminta mengingat isi
setiap kelopak yang telah dituliskan.

(4) Peserta diminta berdiri dan meletakkan kertas tersebut dihadapannya


dalam kondisi tergeletak diatas lantai.

(5) Peserta diminta untuk memejamkan mata. Tarik nafas Anda melalui
hidung, dan hembuskan lewat mulut. Tarik nafas, hembuskan (3-4 kali).
Semakin Anda melakukannya, Anda merasakan rileks pada diri anda.
Semakin anda melakukannya perasaan rileks anda mulai terasa dari
telapak kaki Anda, kemudian perlahan memnjalar naik ke tubuh anda,
dada anda, tangan anda, leher Anda, hinggga kepala anda. Dan Anda
semakin rileks. Anda kemudian menyimak perkataan saya dengan rileks.
Bayangkan di hadapan Anda, terdapat sebuah pintu. Saat ini Anda berada
dihadapan pintu tersebut. Perlahan Anda berjalan kearah pintu tersebut
kemudian membukanya dengan perlahan. saat ini anda telah berada di
sebuah ruangan. Diruangan tersebut terdapat banyak pintu ruangan yang
berisi pengalaman Anda. Jumlah pintu tersebut sebanyak kelopak bunga
yang telah anda tuliskan. Setiap pintu ruangan berisikan pengalaman
yang telah anda tuliskan di kelopak punga. Satu persatu anda memasuki
raungan tersebut. Anda menyaksikan pengalaman Anda tersebut.
Katakanlah kepadanya, dalam lubuh hati Anda, “sekarang saya menjadi
pribadi yang yakin, karnamu saya ingin berubah. Terima kasih sudah
membantuku. Bye.” Anda kemudian beralih keraungan berikutnya,
katakan kepada pengalaman Anda, “sekarang saya menjadi pribadi yang
yakin, karnamu saya ingin berubah. Terima kasih sudah membantuku.
Bye.” (di instruksi beberapa kali). Acungkan tangan Anda jika sudah
mengunjungi semua pengalaman Anda. Jika sudah mengunjungan
semuanya, katakan kepada seluruh pengalaman Anda tersebut dihadapan
Anda, terima kasih semua, terima kasih. Berikan pesan-pesan perpisahan
untuk mereka. Lalu katakan, semoga kita bisa berjumpa dilain waktu.

Tiba-tiba dihadapan Anda tebuka sebuah pintu yang lebar dengan cahaya
putih yang menyilaukan mata Anda. Itu adalah masa depan Anda.
Kemudian Anda membayangkan diri Anda berlari kuat tenaga untuk
masuk kecahaya tersebut, berlari, terus berlari dengan sekuat tenaga,
dengan semua tenaga yang Anda punya. Inilah masa depan Anda. Inilah
cita-cita yang akan saya wujurkan. Dalam nuansa putih, anda melihat
cita-cita Anda perlahan dari kanan ke kiri. Katakan Halo kepada mereka.
Kemudian mengatakan kepada diri Anda, inilah yang akan saya
wujudkan, meskipun Kehendak tuhan Akan hadir untuk memberikan
tantangan hidup buat saya. Saya yakin, dengan tantangan itu saya bisa
maju, saya bisa maju, dan tanpa tantangan itu, saya hanya jadi orang
yang biasa-biasa saja. katakan dengan suara keras tanpa ragu. Bisa-bisa-
bisa!!!
Melipat Kertas
a. Tujuan
 Peserta dapat melihat bahwa petunjuk di interpretasikan dengan cara
yang berbeda.
 Membuat peserta berpikir tentang cara mereka memperbaiki
kemampuan berkomunikasi .
b. Estimasi waktu
 10 menit
c. Jumlah peserta
 seluruh peserta pelatiham
d. Alat dan bahan
 Selembar kertas A4 untuk masing-masing peserta.
 Microphone
e. Prosedur
 Kertas A4 diberikan kepada masing-masing peserta. Kemudian
peserta diminta untuk menutup mata dan mengikuti instruksi yang
akan dibacakan oleh fasilitator. Peserta diminta untuk tidak bertanya
selama instruksi diberikan
 Pertama-tama, lipat kertas menjadi dua bagian sama besar, kemudian
lipat lagi, dan lipat sekali lagi. Robek bagian ujung kanan, balik
kertas dan robek ujung bagian kiri.
 Setalah itu, peserta diminta untuk membuka kedua matanya dan
membuka lipatan kertas tersebut.
f. key point
 pentingnya informasi yang diberikan akar komunikasi menjadi
efektif.
 Individu memiliki perspektif sendiri dalam menafsirkan sebuah
informasi
EVALUASI REAKSI
“Sukses Menjalin Relasi”

Pemateri : 1. Siti Maryam Ramadani


2. Dinda Lestari

Dibawah ini merupakan pernyataan yang berkaitan dengan rangkaian


materi yang telah anda dapatkan selama pelatihan berlangsung. Berikanlah
pendapat anda berupa tanda silang (X) pada salah satu angka di bawah ini
untuk menilai seluruh rangkaian acara setelah mengikuti pelatihan kami:

1 2 3 4 5
Sangat tidak Tidak setuju Netral Setuju Sangat
setuju setuju
Materi
5. Materi yang disampaikan relevan dengan permasalahan 1 2 3 4 5
yang saya hadapi sebagai seorang mahasiswa baru
6. Materi pelatihan meningkatkan pengetahuan saya 1 2 3 4 5

7. Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan 1 2 3 4 5

8. Materi disampaikan dengan teratur dan mudah 1 2 3 4 5


dipahami
Komentar dan Saran
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..

Pemateri
5. Pemateri memahami isi materi yang disampaikan 1 2 3 4 5

6. Metode yang digunakan membantu untuk memahami 1 2 3 4 5


materi yang disampikan
7. Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan 1 2 3 4 5

8. Fasilitas yang digunakan oleh pemateri menunjang 1 2 3 4 5


jalannya pelatihan
Komentar dan Saran
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..
EVALUASI MATERI
“Penyesuaian Diri”

Nama :

Jenis Kelamin :

Bagaimana proses mengontrol emosi yang tepat

Jawaban:

Manfaat apa saja yang didapatkan kekita kita percaya diri?

Jawaban

Hal apa saja yang harus dihindari ketika berteman atau menjalin
hubungan dengan orang lain?
EVALUASI KESELURUHAN

A. Tujuan
Tujuan evaluasi keseluruhan untuk mengetahui reaksi, pesan, dan kesan para
peserta yang terlibat terhadap pelatihan yang telah diberikan.

B. Alokasi Waktu
Alokasi waktu yaitu 10 menit

C. Metode
Metode yang digunakan yaitu metode kuesioner.

D. Prosedur Pelaksanaan
1. Fasilitator membagikan lembar evaluasi kepada peserta untuk
mengetahui reaksi peserta terhadap serangkaian pelatihan yang telah
diberikan.
2. Fasilitator mengumpulkan lembar evaluasi yang telah dibagikan.
PENUTUP
A. Tujuan
Menutup kegiatan pelatihan yang telah dilakukan dan mengucapkan
terima kasih sebesar- besarnya kepada seluruh peserta yan hadir.

B. Metode Penyampaian
Metode yang digunakan yaitu metode tanya jawab.

C. Waktu
Alokasi waktu yang diperlukan saat penutup yaitu 15 menit

D. Alat Bantu
Alat ataupun perlengkapan yang dibutuhkan adalah wireless.

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Fasilitator mengucapkan terima kasih terhadap peserta atas
partisipasinya dalam mengikuti pelatihan.
2. Fasilitator meminta peserta untuk bergabung bersama pemateri untuk
berfoto bersama.

Anda mungkin juga menyukai