Anda di halaman 1dari 8

PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III

ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 2, Desember 2018

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI


KOTA BANJARMASIN

Risk Factors Of Diarrhea Incidence On The Toddler


In Kota Banjarmasin
Kasman 1, Nuning Irnawulan Ishak 1
1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
Email: kasman.ph@gmail.com

ABSTRAK
Kebanyakan kematian balita di negara berkembang salah satunya disebabkan oleh diare. Penyakit
diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor resiko kejadian diare pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat
Dalam Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Target penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan
dengan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pemanfaatan jamban sehat, pent-
ingnya pemberian ASI Eksklusif serta pentingnya pemberian imunisasi pada balita. Rancangan penelitian
ini menggunakan desain crossectional. Populasi penelitian adalah seluruh anak balita yang ada di Kota
Banjarmasin sebanyak 54.746 balita. Teknik penarikan sampel secara multistage sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 188 balita. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung pada
responden menggunakan kuesioner. Instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner
dengan teknik wawancara. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban, pemberian ASI
eksklusif, dan Imunisasi dengan kejadian Diare pada Balita di Kota Banjarmasin.

Kata Kunci : Diare, balita, penyakit infeksi

ABSTRACT
Most under-five deaths in developing countries are caused by diarrhea. Diarrhea is one of the main
diseases in infants and children in Indonesia. This study aims to determine the risk factors for the incidence
of diarrhea in children under five in the Work Area of Spiritual Health Centers in Alalak District, Barito Kua-
la Regency. The target of this research is expected to be continued by conducting community service activi-
ties about the utilization of healthy latrines, the importance of exclusive breastfeeding and the importance
of giving immunization to children under five. The design of this study uses crossectional design. The study
population was all under-five children in the city of Banjarmasin as many as 54,746 toddlers. The technique
of sampling is multistage sampling with a total sample of 188 toddlers. Data collection by conducting inter-
views directly with respondents using questionnaires. The instrument in this study was using a question-
naire with interview techniques. Data analysis using Chi Square statistical tests. The results of this study
indicate that there is a significant relationship between the ownership of latrines, exclusive breastfeeding,
and immunization with the incidence of diarrhea in infants in the city of Banjarmasin.

Keywords : Diarrhea, toddler, infectious disease

Sekretariat Article History:


Editorial: Kampus FKM UNISMUH PALU - Palu 94118,
 Received 04 September 2018
Sulawesi Tengah, Indonesia
 Revised 06 Oktober 2018
Telp/HP: +6281245936241, Fax (0451) 425627
E-mail: jurnal.mppki@gmail.com
 Accepted 20 November 2018
OJS: http://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/PJKM  Available online 31 Desember 2018

Kasman 123
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 1, Desember 2018

PENDAHULUAN diare pada balita 6. Faktor risiko yang sering


Penyakit diare dipengaruhi oleh be- diteliti adalah faktor lingkungan yaitu sarana
berapa faktor seperti lingkungan, agen air bersih dan jamban. Faktor risiko diare
penyebab penyakit, dan pejamu. Penyakit menurut faktor ibu yang bermakna adalah:
diare masih menjadi masalah kesehatan pengetahuan, perilaku dan hygiene ibu.
masyarakat yang penting karena merupa- Faktor risiko diare menurut faktor anak: sta-
kan penyumbang utama ketiga angka tus gizi, dan pemberian ASI eksklusif. Faktor
kesakitan dan kematian anak di berbagai lingkungan berdasarkan sarana air bersih
negara termasuk Indonesia. Setiap anak (SAB) dan sarana jamban 7.
mengalami episode serangan diare rata-rata Penyakit diare di Kalimantan Selatan
3,3 kali setiap tahun. Lebih kurang 80% ke- masih termasuk dalam salah satu golongan
matian terjadi pada anak berusia kurang penyakit terbesar yang angka kejadiannya
dari dua tahun 1. relatif cukup tinggi, keadaan ini di dukung
Diare merupakan suatu penyakit yang oleh faktor lingkungan, terutama kondisi sani-
berbasis lingkungan. Ada 2 faktor yang tasi dasar yang masih tidak baik, misalnya
dominan yaitu sarana air bersih, diare dapat penggunaan air untuk keperluan sehari-hari
terjadi bila seseorang menggunakan air mi- yang tidak memenuhi syarat, jamban keluarga
num yang sudah tercemar dari sumbernya, yang masih kurang dan keberadaannya ku-
tercemar selama perjalanan sampai ke- rang memenuhi syarat, serta kondisi sanitasi
rumah-rumah, atau tercemar pada saat perumahan yang masih kurang dan tidak hi-
disimpan dirumah, pencemaran dirumah gienis. Di Kalimantan Selatan masih banyak
terjadi bila tempat penyimpanan tidak ter- ditemui kasus diare. Sebagai perbandingan
tutup atau apabila tangan yang tercemar kasus diare pada tahun 2008 sebanyak 54.316
menyentuh air pada saat mengambil air dari kasus 2009 sebanyak 72.020 kasus, tahun
tempat penyimpanan dan melalui pembu- 2010 sebanyak 52.908 kasus, serta tahun
angan tinja. Tinja yang sudah terinfeksi 2011 sebanyak 66.765 8.
mengandung virus atau bakteri dalam Penyakit diare di Kota Banjarmasin
jumlah besar. Bila tinja tersebut di hinggapi ditemukan sebanyak 12.531 kasus dan
oleh binatang dan kemudian binatang terse- menempatkan sebagai kabupaten/kota yang
but hinggap dimakanan, maka makanan itu memiliki penemuan penderita diare tertinggi.
dapat menularkan diare ke orang yang me- Tingginya kasus diare di Kota Banjarmasin,
makannya 2 . Hasil penelitian menunjukkan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
bahwa ada hubungan antara lingkungan adalah minimnya persediaan air bersih, kebia-
dengan kejadian diare 3 . Ada beberapa per- saan mengkonsumsi air sungai yang tercemar
ilaku yang dapat meningkatkan resiko ter- dan tingkat pengetahuan masyarakat yang
jadinya diare yaitu tidak memberikan ASI cukup rendah 9. Dari data tersebut, peneliti
secara penuh hingga umur 4-6 bulan per- tertarik melakukan penelitian untuk menge-
tama kehidupan, menggunakan botol susu tahui faktor resiko kejadian diare pada anak
formula, menyimpan makanan masak pada balita di Kota Banjarmasin Provinsi Kaliman-
suhu kamar, air minum tercemar pada bak- tan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah
teri tinja, tidak mencuci tangan sesudah bu- untuk mengetahui faktor resiko kejadian di-
ang air besar, sebelum menjamah maka- are pada anak balita di Kota Banjarmasin
nan2 . Provinsi Kalimantan Selatan seperti
Beberapa hasil penelitian menunjukan kepemilikan jamban, pemberian ASI Eksklusif,
bahwa terdapat hubungan yang bermakna dan status imunisasi.
antara faktor pemberian ASI Eksklusif, Sta-
tus imunisasi dengan kejadian diare 4, tem- BAHAN DAN METODE
pat pembuangan tinja yang tidak benar/ Jenis penelitian ini adalah survey analitik
penggunaan jamban sehat 1, kebiasaan dengan menggunakan pendekatan cross sec-
tional, variabel sebab akibat atau kasus yang
mencuci tangan 5, perilaku memberikan terjadi pada objek penelitian diukur atau dik-
ASI, menggunakaan air bersih, mencuci tan- umpulkan secara simultan (dalam waktu yang
gan, menggunakan jamban dengan kejadian bersamaan). Variabel independen dalam

Kasman 124
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 2, Desember 2018

penelitian ini adalah kepemilikan jamban, Tabel 4 menunjukkan bahwa proporsi


pemberian ASI eksklusif, dan status kejadian diare selama 1 bulan terakhir lebih
imunisasi, sedangkan variabel dependennya banyak pada balita yang belum mendapat-
adalah kejadian diare pada balita. Populasi kan imunisasi lengkap yakni 38,1%
dalam penelitian ini adalah semua anak balita dibandingkan dengan balita yang
yang berada di Banjarmasin sebanyak 54.746. mendapatkan imunisasi lengkap yakni
Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian 18,5%. Sedangkan proporsi balita yang tid-
balita di Kota Banjarmasin Provinsi Kaliman- ak diare lebih banyak pada balita belum
tan Selatan. Teknik pengambilan sampel mendapatkan imunisasi lengkap yakni
menggunakan pendekatan multistage sam- 81,5% dibandingkan balita yang telah
pling dengan jumlah sampel 188. Pengum- mendapatkan imunisasi lengkap 81,5%.
pulan data menggunakan kuesioner dengan Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,014
melakukan wawancara langsung dengan re- berarti terdapat hubungan yang bermakna
sponden. Data yang telah terkumpul kemudi- antara pemberian imunisasi dengan kejadi-
an diolah dan dianalisis dengan program an diare selama 1 bulan terakhir di Kota
SPSS. Banjarmasin tahun 2018.

HASIL PEMBAHASAN
Analisis Univariat Diare adalah suatu penyakit yang
Tabel 1 menunjukkan Kejadian Diare di ditandai dengan meningkatnya frekuensi
Kota Banjarmasin tahun 2018 Sebanyak 43 buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali
balita (22,9%) pernah menderita diare dalam sehari, disertai dengan perubahan bentuk
1 bulan terakhir. sebagian besar responden dan konsisten tinja penderita. Diare
memiliki jamban yakni 97,9%. Terdapat 146 dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu
balita (22,3%) yang telah mendapatkan serangan (onset) yaitu diare akut dan diare
imunisasi dasar lengkap. kronik 2. Hasil penelitian ini menunjukkan
Analisis Bivariat bahwa terdapat 43 balita (22,9%) di Kota
Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi Banjarmasin tahun 2018 selama 1 bulan
balita yang pernah menderita diare selama 1 terakhir yang menderita diare. Kejadian
bulan terakhir lebih banyak pada responden diare di Kota Banjarmasin merupakan
yang tidak memiliki jamban yakni 75,0% tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan 9.
dibandingkan yang memiliki jamban 21,7%. Beberapa hasil penelitian menunjuk-
Sedangkan proporsi balita yang tidak diare kan presentasi yang tinggi untuk kejadian
lebih banyak pada responden yang memiliki diare pada balita. Sebanyak 45,3% balita
jamban yakni 78,3% dibandingkan yang tidak menderita diare di wilayah kerja Pusk-
memiliki jamban 25,0%. Hasil uji statistik esmas Purwoharjo 1. Hasil penelitian yang
didapatkan nilai p = 0,038 berarti terdapat dilakukan oleh Hardi A.R. dkk tahun 2012
hubungan yang bermakna antara menunjukkan sebanyak 46,8% balita men-
kepemilikan jamban dengan kejadian diare galami diare 4. Tingginya kejadian diare pa-
selama 1 bulan terakhir di Kota Banjarmasin da balita dipengaruhi oleh banyak faktor
tahun 2018. diantaranya faktor lingkungan dan faktor
Tabel 3 menunjukkan bahwa proporsi perilaku termasuk dalam hal perilaku
kejadian diare selama 1 bulan terakhir lebih penggunaan jamban, pemberian ASI ek-
banyak pada balita yang tidak mendapatkan sklusif, dan pemberian imunisasi.
ASI ekslusif yakni 31,9% dibandingkan Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
dengan balita yang ASI ekslusif yakni 17,6%. wa sebagian besar responden (94,6%) telah
Sedangkan proporsi balita yang tidak diare memiliki jamban. Hasil uji statistik didapat-
lebih banyak pada balita ASI ekslusif yakni kan bahawa terdapat hubungan yang ber-
82,4% dibandingkan balita tdiak ASI ekslusif makna antara kepemilikan jamban dengan
68,1%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = kejadian diare selama 1 bulan terakhir di
0,039 berarti terdapat hubungan yang ber- Kota Banjarmasin tahun 2018. Penelitian
makna antara pemberian ASI eksklusif ini sejalan dengan penelitian yang dil-
dengan kejadian diare selama 1 bulan tera- akukan oleh Lailatul tahun 2012 bahwa
khir di Kota Banjarmasin tahun 2018. ketersediaan sarana pembuangan tinja

Kasman 125
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 1, Desember 2018

memiliki hubungan dengan kejadian diare Kalimantan Selatan 36,78% 14. Hasil
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pur- penelitian yang dilakukan di Desa Tanjung
woharjo Kabupaten Malang 1. Hal yang sa- Harapan Kecamatan Alalak menunjukkan data
ma juga ditemukan oleh Rahmawati, dkk yang kurang lebih sama yakni 43,6% 15.
tahun 2012, penelitian Saleh, dkk tahun Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa
2014 dan Putranti, dkk 2013 bahwa ter- terdapat hubungan yang bermakna antara
dapat hubungan yang signifikan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian di-
kepemilikan jamban dengan kejadian diare are selama 1 bulan terakhir di Kota Banjarma-
kepemilikan jamban 10,11,12. sin tahun 2018. Beberapa hasil penelitian
Ditinjau dari sudut kesehatan ling- menunjukkan hasil yang sama dengan
kungan, kotoran manusia merupakan masa- penelitian ini bahwa pemberian ASI eksklusif
lah yang sangat penting. Pembuangan tinja terbukti menurunkan kejadian diare pada
secara layak merupakan kebutuhan balita 16, 17, 18, 19
kesehatan yang paling diutamakan. Pembu- Peran ASI belum mampu digantikan oleh
angan tinja secara tidak baik dan semba- susu formula seperti peran bakteriostatik,
rangan dapat mengakibatkan kontaminasi anti alergi atau peran psikososial. Pemberian
pada air, tanah, atau menjadi sumber in- ASI dapat membantu meningkatkan daya ta-
feksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi han tubuh. ASI mengandung sIgA, Limfosit T,
kesehatan, karena penyakit yang tergolong Limfosit B, dan Laktoferin yang dapat me-
waterborne disease akan mudah ber- rangsang peningkatan status imun anak 20.
jangkit11. Kandungan imunoglobulin dalam ASI membu-
Tanpa adanya jamban akan mengaki- at anak mendapatkan proteksi untuk terhin-
batkan tinja buangan terbuka dan mudah dar dari penyakit diare. Hal ini membuat
dijangkau oleh vektor penyebab penyakit WHO merekomendasikan untuk memberikan
diare. Hal ini dapat mencemari makanan hanya ASI saja sampai 6 bulan untuk keun-
dan minuman secara langsung sehingga risi- tungan yang optimal bagi ibu dan bayi 21.
ko munculnya peyakit diare semakin besar. Imunisasi adalah suatu usaha mem-
Hasil krostabulasi silang antara kondisi jam- berikan kekebalan bayi dan anak terhadap
ban denganh kejadian diare menunjukkan penyakit. Imunisasi suatu tindakan dengan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna. sengaja memasukkan vaksin berupa mikroba
Dimana proporsi kejadian diare lebih ban- hidup yang sudah dilemahkan. Dimana
yak karena kondisi jamban yang tidak ber- imunisasi dapat menimbulkan kekebalan ter-
sih. Hasil penelitian ini juga menunjukkan hadap tubuh. Imunisasi juga dapat dikatakan
bahwa responden yang memiliki jamban suatu tindakan dengan sengaja memasukkan
bersih dan bebas dari vektor menunjukkan vaksin yang berisi mikroba hidup yang sudah
sebanyak 83,9% tidak terjadi diare pada dilemahkan pada balita. Imunisasi merupakan
anak balitanya. Hal ini didukung oleh salah satu pencegahan penyakit infeksi senus
penelitian oleh bahwa terdapat pengaruh yang paling efektif 22. Hasil penelitian ini
perilaku menggunakan jamban yang sehat menunjukkan bahwa masih terdapat 42 balita
terhadap kejadian diare. (22,3%) yang belum mendapatkan imunisasi
ASI adalah makanan alamiah berupa dasar lengkap. Hasil uji statistik menunjukkan
cairan dengan kandungan gizi yang cukup terdapat hubungan yang bermakna antara
dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga pemberian imunisasi dengan kejadian diare
bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. selama 1 bulan terakhir di Kota Banjarmasin
Air Susu ibu pertama berupa cairan bening tahun 2018. Balita yang menderita diare da-
berwarna kekuningan (kolostrum), sangat lam 1 bulan terakhir lebih banyak terjadi pada
baik untuk bayi karena mengandung zat balita yang belum mendapatkan Imunisasi
kekebalan terhadap penyakit 13. Hasil dasar lengkap. Hasil penelitian ini sejalan
penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardi
balita yang mendapatkan ASI ekslusif A.R. tahun 2012 bahwa terdapat hubungan
sebanyak 130 balita (69,1%). Data ini tergo- yang signifikan antara faktor imunisasi
long tinggi jika dibandingkan dengan rata- dengan kejadian diare 4.
rata cakupan ASI eksklusif nasional 35,73% Pemberian imunisasi bertujuan untuk
dan rata-rata cakupan ASI eksklusif Provinsi melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit

Kasman 126
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 2, Desember 2018

menular yang dapat membahayakan bagi ibu 2. Widoyono (2011). Penyakit Tropis, Epide-
dan anak 22. Pemberian imunisasi campak miologi, Penularan, Pencegahan dan Pem-
yaitu pemberian imunisasi campak segera berantasannya. Jakarta : Erlangga
setelah bayi berumur 9 bulan untuk 3. Muhziadi (2012). Faktor–Faktor yang
mencegah agar bayi tidak terkena penyakit Berhubungan Dengan Kasus Diare di
campak, karena anak yang sakit campak ser- Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh
ing disertai diare sehingga pemberian Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyara-
imunisasi campak merupakan salah satu kat
cara mencegah diare 4. 4. Hardi, A.R. (2012). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak
KESIMPULAN DAN SARAN Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Ba-
Terdapat hubungan yang bermakna an- ranglompo Kecamatn Ujung Tanah. Jour-
tara Kepemilikan Jamban dengan Kejadian nal online, Repository Unhas. Makasar
Diare di Kota Banjarmasin Provinsi Kaliman- 5. Evayanti N.K.E. dkk (2014). Faktor-faktor
tan Selatan. Terdapat hubungan yang ber- yang Berhubungan dengan Kejadian Di-
makna antara Pemberian ASI Eksklusif are pada Balita yang Berobat ke Badan
dengan Kejadian Diare di Kota Banjarmasin Rumah Sakit Umum Tabanan. Jurnal
Provinsi Kalimantan Selatan.Terdapat hub- Kesehatan Lingkungan. Vol 4 No.2 Novem-
ungan yang bermakna antara Status ber 2014, hal 134-139
Imunisasi dengan Kejadian Diare di Kota 6. Kasaluhe, Meityn D. dkk (2014). Faktor-
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadi-
Diharapkan kepada masyarakat untuk an Diare pada Balita di Wilayah Kerja
menggunakan jamban saat BAB. Perlu dil- Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten
akukan upaya kongkrit oleh Dinas Kesehatan Kepulauan Sangihe. Jurnal Online.
Kota Banjarmasin dan jajarannya dalam Fakultas Kesehatan Masyarakat Universi-
meningkatkan kepemilikan Jamban oleh se- tas Sam Ratulangi Manado
tiap rumah tangga. Kepada ibu-ibu agar 7. Adisasmito, Wiku (2007). Faktor Risiko
memberikan ASI eksklusif dan imunisasi da- Diare pada Bayi dan Balita di Indonesia:
sar lengkap kepada anaknya. Systematic Review Penelitian Akademik
Bidang Kesehatan Masyarakat. MAKARA,
UCAPAN TERIMA KASIH KESEHATAN, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2007: 1-
1. Direktorat Riset dan Pengabdian kepada 10
Masyarakat, Ditjen Penguatan Riset dan 8. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan
Pengembangan Kementerian Riset, Selatan (2012). Jumlah Kasus Diare di
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin
2. Ketua Yayasan Universitas Islam Kaliman- 9. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan
tan (UNISKA) Banjarmasin Selatan (2015). Jumlah Kasus Diare di ko-
3. Rektor Universitas Islam Kalimantan ta Banjarmasin. Banjarmasin
(UNISKA) Banjarmasin 10. Rahmawati, F. A. (2012). Hubungan
4. Kepala Lembaga Pusat penelitian dan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian
Pengabdian pada Masyarakat Universitas Diare Pada Balita Di Desa Jatisobo Keca-
Islam Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin matan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.
5. Kepala Pusat Penelitian Universitas Islam (Doctoral dissertation, Universitas Mu-
Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin hammadiyah Surakarta).
6. Dekan FKM Universitas Islam Kalimantan 11. Saleh, Muh., dkk (2014). Hubungan Kon-
(UNISKA) Banjarmasin disi Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian
7. Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap
DAFTAR PUSTAKA Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. Volume VII
1. Mafazah, Lailatul (2013). Ketersediaan No. 1 tahun 2014, hal 221-233
Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygiene 12. Putranti, Dya Candra MS, dkk (2013).
Ibu Dan Kejadian Diare. Kemas Vol 8 No- Hubungan Antara Kepemilikan Jamban
mor 2 tahun 2013, hal 176-182 dengan Kejadian Diare di Desa Karanga-
gung Kecamatan Palang Kabupaten Tu-

Kasman 127
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 1, Desember 2018
ban. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 7,
No. 1 Juli 2013, hal 54–63
13. Maryunani, Anik (2013). Perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Jakarta : Trans
Info Media
14. Kementrian Kesehatan, R. I. (2017). Data
dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2016. Kementrian Kesehatan Re-
publik Indonesia, Pusdatin Kemenkes RI.
15. Hasniati, Y., Indah, M. F., Asrinawaty, A., &
Kasman, K. (2016). Determinan Pem-
berian Asi Eksklusif di Kabupaten Barito
Kuala Kalimantan Selatan. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 11(1),
39-43
16. Rahmadhani, E. P., Lubis, G., & Edison, E.
(2013). Hubungan Pemberian ASI Ek-
sklusif dengan Angka Kejadian Diare
Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di Pusk-
esmas Kuranji Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 2(2), 62-66
17. Wijayanti, W. (2010). Hubungan antara
Pemberian Asi Eksklusif dengan Angka
Kejadian Diare pada Bayi Umur 0-6 Bulan
di Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjar-
sari Surakarta (Doctoral dissertation,
Universitas Sebelas Maret Surakarta).
18. Rizki, G. H. (2016). Hubungan Pemberian
air susu ibu (ASI) dengan Kejadian Diare
Pada Bayi 0-6 Bulan Di Puskesmas Kam-
pung Dalam Pontianak Timur. ProNers, 3
(1).
19. Kasaluhe, Meityn D. dkk (2014). Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadi-
an Diare pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten
Kepulauan Sangihe. Jurnal Online.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universi-
tas Sam Ratulangi Manado
20. Markum, A.H., 2002. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: FKUI,
p:24.
21. World Health Organization. (2012). The
Optimal Duration of Exclusive Breastfeed-
ing, Report of an Expert Consultation. Ge-
neva, Switzerland: World Health Organi-
zation
22. Proverawati, dkk. (2010). Pengertian
Manfaat dan Jenis Imunisasi. http://
www.kajianpustaka.com/2015/03/
pengertian-manfaat-dan-jenis-
imunisasi.html

Kasman 128
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 2, Desember 2018
LAMPIRAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian


Variabel Kategori n %

Diare Ya 43 22,9
Tidak 145 77,1
Kepemilikan Jamban Tidak 4 2,1
Ya 184 97,9
ASI Eksklusif Tidak 69 36,7
Ya 119 63,7
Imunisasi Campak Belum 42 22,3
Sudah 146 77,7

Sumber: Data Primer Terolah, 2018

Tabel 2. Hubungan Kepemilikan Jamban dengan Kejadian Diare


di Kota Banjarmasin Tahun 2018

Apakah selama satu bulan tera-


khir anak balita anda pernah
Kepemilikan Total
menderita diare? Uji Statistik
Jamban
Ya Tidak

n % n % N %
Tidak 3 75,0 1 25,0 4 100

Ya 40 21,7 144 78,3 184 100 p = 0,038


Total 43 22,9 145 77,1 188 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2018

Tabel 3. Hubungan Kondisi Jamban dengan Kejadian Diare di Kota


Banjarmasin Tahun 2018

Diare
Jamban bersih Total
dan Bebas Ya Tidak Uji Statistik
Vektor
n % n % N %
Tidak 16 45,7 19 54,3 35 100

Ya 24 16,1 125 83,9 149 100 p = 0,000


Total 40 21,7 144 78,3 188 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2018

Kasman 129
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Artikel III
ISSN 2089-0346 (Print) || ISSN 2503-1139 (Online) Volume 8, Nomor 1, Desember 2018

Tabel 4. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian


Diare di Kota Banjarmasin Tahun 2018

Diare
Total
ASI Ekslusif Ya Tidak Uji Statistik
n % n % N %
Tidak 22 31,9 47 68,1 69 100

Ya 21 17,6 98 82,4 119 100 p = 0,039


Total 43 22,9 145 77,1 188 100
Sumber: Data Primer Terolah, 2018

Kasman 130

Anda mungkin juga menyukai