Anda di halaman 1dari 18

JARINGAN TUMBUHAN DAN JARINGAN HEWAN

A. JARINGAN TUMBUHAN

1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan kumpulan sel yang selalu aktif membelah. Sel meristem
membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel baru bagi pertumbuhan dan perkembangan.
Jaringan meristem dapat ditemukan pada ujung (apex) akar atau batang. Jaringan tersebut disebut
juga apical meristem (meristem ujung). Meristem pada ujung akar disebut meristem ujung akar,
sedangkan di ujung batang disebut meristem pucuk. Semua pertumbuhan yang berasal dari
meristem ujung disebut pertumbuhan primer. Lapisan jaringan meristem juga dapat ditemukan
pada batang. Meristem ini disebut lateral meristem (meristem lateral) dan merupakan meristem
sekunder. Karena jaringan meristem lateral ini merupakan sel kambium yang membentuk
pembuluh batang, terkadang disebut juga vascular cambium (kambium pembuluh).
Kambium merupakan lapisan sel bersifat meristematis (terus membelah) yang berperan
memperbesar batang. Meristem lateral umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil, seperti pohon
jati, mangga, dan rambutan. Aktivitas meristem lateral ini akan menyebabkan batang dan akar
bertambah diameternya. Hal ini disebut pertumbuhan sekunder. Tumbuhan monokotil tidak
memiliki kambium pembuluh sehingga tidak terjadi pelebaran diameter
batang.

2. Jaringan Dewasa
Terdapat lima jenis sel atau jaringan utama penyusun tumbuhan, yaitu jaringan parenkim,
jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xilem, dan jaringan floem.
a. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang banyak terdapat ruang antarsel sehingga sel-selnya
tersusun longgar. Sel-sel parenkim memiliki organel sel yang lengkap. Pada beberapa jenis
tumbuhan, sel-sel parenkim yang berada di akar dan batang memiliki plastida yang berfungsi
sebagai cadangan makanan berupa pati (amilum) dan disebut amiloplas.
b. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan selulosa di bagian sudut dinding
selnya. Sel-sel pada jaringan kolenkim pada umumnya tidak memiliki protoplas dan dinding sel
sekunder. Akan tetapi, memiliki dinding primer yang lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel
parenkim.

c. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan sel yang mengalami penebalan di seluruh bagian
dinding selnya. Dinding selnya lebih kuat dibandingkan dinding sel jaringan kolenkim.
Berdasarkan ukuran selnya, sel sklerenkim dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai
berikut.
1) Fiber
Bentuknya panjang, ramping, dan seperti pita. Sering disebut juga
sebagai serat.
2) Sklereid
Bentuknya pendek dan tidak beraturan.
d. Jaringan Xilem
Jaringan xilem adalah jaringan pembuluh yang mengangkut mineral dan air dari dalam tanah ke
daun untuk diolah menjadi bahan makanan melalui proses fotosintesis.
e. Jaringan Floem
Jaringan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis berupa karbohidrat ke seluruh bagian
tumbuhan.

2. Organ pada Tumbuhan


1. Batang
Jika batang dipotong melintang, bagian batang dari luar ke dalam, yaitu epidermis, korteks, dan
empulur.
2. Daun
a. Epidermis Daun
Lapisan pertama pada daun yang melindungi lapisan lainnya adalah epidermis.
b. Mesofil Daun
Mesofil mengisi bagian tengah daun. Pada umumnya, mesofil diisi oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan susunannya, bagian mesofil ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu mesofil tiang
dan mesofil bunga karang.
c. Berkas Pembuluh Angkut pada Daun
Berkas pembuluh angkut pada daun dikelilingi oleh sel-sel parenkim sehingga membentuk
selubung.

3. Akar
Struktur luar akar terdiri atas tudung akar, daerah pertumbuhan akar, dan bulu akar.
3. Kultur Jaringan Tumbuhan
Sel tumbuhan memiliki sifat dasar yang disebut totipotensi sel. Sifat totipotensi sel ini merupakan
sifat sel yang mampu menjadi individu baru yang utuh jika berada pada lingkungan yang sesuai.

B. JARINGAN HEWAN

Jaringan penyusun tubuh hewan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu : jaringan
epithelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh, baik
permukaan tubuh sebelah luar maupun sebelah dalam. Contoh permukaan sebelah luar
yang memiliki jaringan epitelium adalah kulit. Epitelum yang berada di dinding dalam
kapiler darah dan pembuluh limfa disebut endotelium, sedangkan yang melapisi rongga
tubuh (misalnya perikardium, pleura) disebut mesotelium.

Sel-sel epitelium terikat satu dengan lainnya oleh zat pengikat (semen) antar sel,
sehingga hampir tidak ada ruangan antar sel. Dengan demikian, jaringan ini dapat
melindungi jaringan dibawahnya dari pengaruh lingkungan luar. Karena proses
pengeluaran atau pemasukan zat dari dalam atau luar tubuh banyak melalui epitelium,
maka sifat permeabilitas dari sel-sel epitel memegang peranan penting dalam pertukaran
zat antara lingkungan di luar tubuh dan di dalam tubuh.

a. Epitelium berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuk

Dua kriteria yang digunakan untuk menklasifikasikan epitelium yaitu jumlah


lapisan sel dan bentuknya.
1. Epitelium sederhana
1) Epitelium selapis pipih (squamous) bentuk sel-selnya pipih. Epitelium ini
berfungsi jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh atau sebaliknya,

Gambar 1. Epitelium pipih sederhana pada dinding arteri

misalnya terdapat pada dinding dalam kapiler darah dan dinding elveolus paru-
paru.
2. Epitelium selapis kuboid (cuboid) bentuknya seperti kubus. Dilihat dari permukaan,
sel-sel itu seperti rumah tawon atau berbentuk pologonal, misalnya epitelium kubus
pada permukaan ovarium atau kelenjar tiroid.

Gambar 2. Epitelium kubus sederhana pada tubular ginjal

3. Epitelium selapis batang (silindris) bentuknya seperti batang. Dilihat dari


permukaan, sel-sel itu seperti epitelium kubus, tetapi pada potongan tegak lurus
terlihat sel-sel yang tinggi. Epitel selapis silindris ini ada yang memiliki silia
pada permukaannya dan di jumpai pada oviduk (saluran telur). Sedangkan yang
tidak memiliki silia, contohnya pada dinding sebelah dalam usus dan kandung
empedu.
Gambar 3. Epitelium batang sederhana pada dinding usus

1. Epitelium Berlapis
1) Epitelium berlapis pipih misalnya terdapat pada permukaan kulit, vagina dan
esofagusagina dan esofagus, permukaan epitelnya selalu basah.

Gambar 4. Epitelium pipih berlapis pada vagina

2) Epitelium berlapis kuboid terdapat pada saluran kelenjar keringat dan folikel
ovarium yang sedang berkembang.
3) Epitelium berlapis batang (silindris) terdapat pada permukaan uretra pria.

Gambar 5. Epitelium berlapis semu pada trakea

Gambar 6. Epitelium transisional pada kandung kemih


b. Epitelium berdasarkan struktur dan fungsi
1. Jaringan epitelium penutup
Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan
lainnya. Jaringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan tubuh, melapisi
rongga, atau merupakan lapisan disebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh,
misalnya dinding sebelah dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah.

2. Jaringan epitelium kelenjar


Jaringan epitelium kelenjar tersusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan
sekret atau getah cair. Getah cair ini berbeda dengan darah dan cairan antarsel.
Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi
dua yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.

a) Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran


untuk menyalurkan hasil sekresinya. Zat sekret dapat berupa enzim, keringat,
dan air ludah.Berdasarkan banyaknya sel
penyusun, kelenjar eksokrin di bedakan
atas 2 kelompok, yaitu uniseluler dan
multiseluler. Kelenjar eksokrin uniseluler
tersusun atas satu sel. Contohnya sel
goblet, yaitu sel epitelium penghasil
mukus yang terdapat pada lapisan usus
halus dan saluran pernafasan. Macam dan
contoh kelenjar eksokrin adalah :
a. Kelenjar tubuler sederhana, contohnya
kelenjar Liberkuhn pada dinding usus.
b. Kelenjar tubuler bergelung sederhana,
contohnya kelenjar keringat pada kulit.
c. Kelenjar tubuler bercabang sederhana,
contohnya kelenjar fundus pada
dinding lambung.
d. Kelenjar alveolar sederhana, contohnya kelenjar mukus dan kelenjar racun
pada kulit katak.
e. Kelenjar alveolar bercabang sederhana, contohnya pada kulit.
f. Kelenjar tubuler majemuk, contohnya kelenjar Brunner pada usus dan
kelenjar susu.
g. Kelenjar alveolar majemuk, contohnya kelenjar susu.
h. Kelenjar tubulo-alveolar majemuk, contohnya kelenjar ludah sub-maksilar
(bawah rahang atas).
b) Kelenjar endokrin, merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran
pengeluaran. Sekret yang dihasilkan langsung masuk ke pembuluh darah
sehingga kadang disebut dengan kelenjar buntu. Sekret yang dihasilkan disebut
hormon. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
dan adrenal.

2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang selalu berhubungan dengan jaringan
lainnya atau organ-organ. Jaringan ikat atau jaringan penyambung memiliki fungsi antara
lain :

1. Meletakkan suatu jaringan ke jaringan lain


2. Membungkus organ-organ
3. Mengisi rongga di antara organ-organ
4. Menghasilkan imunitas

a. Komponen jaringan ikat


Jaringan ikat pada dasarnya tersusun atas tiga komponen utama, yaitu sel,
serabut, dan zat dasar.

1. Sel
Macam-macam sel penyusun jaringan ikat antara lain fibroblas,
makrofag, sel mast, sel lemak, sel plasma dan leukosit.

a) Fibroblas adalah sel yang mensekresikan protein pada serabut.


b) Makrofag adalah sel yang bentuknya tidak beraturan, umumnya terletak dekat
pembuluh darah dan bergerak jika ada luka. Sel ini dapat bergerak secara
amoeboid dan aktif memakan sel darah merah yang rusak serta benda asing,
seperti bakteri.
c) Sel mast adalah sel yang memproduksi heparin yang berfungsi mencegah
pembekuan darah dari histamin yang dapat menyebabkan permeabilitas kapiler
darah.
d) Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak.
e) Leukosit adalah sel darah putih.

2. Serabut / serat
Serabut penyusun jaringan ikat terdiri atas 3 macam yaitu serabut kolagen,
serabut elastis dan serabut retikulum.

a) Serabut kolagen (serabut putih)


Kolagen merupakan serabut yang paling banyak ditemukan dan bersifat
fleksibel (lentur). Dalam jumlah sedikit tidak berwarna tetapi dalam jumlah
banyak berwarna putih, misalnya tendon.

b) Serabut elastin (serabut kuning)


Serabut elastin ini lebih halus dari serabut kolagen dan bersifat elastis (kenyal).
Dalam jumlah sedikit tidak berwarna, namun dalam jumlah banyak berwarna
kuning, misalnya pada bantalan lemak, pembuluh darah dan ligamen.

c) Serabut retikulum
Retikulum (artinya jala) merupakan serabut paling halus dan bercabang
membentuk seperti jala. Serat ini berfungsi menghubungkan jaringan ikat
dengan jaringan lain, misalnya pada sistem saraf.

3. Zat Dasar
Zat dasar jaringan ikat merupakan zat yang amorf (tidak berbentuk), tidak
berwarna dan homogen yang tersusun atas molekul karbohidrat, protein dan air. Zat
dasar berperan mengisi ruang antar sel dan serabut dari jaringan ikat.
b. Macam Jaringan Ikat
1. Jaringan ikat biasa
 Jaringan ikat padat
Jaringan ini disebut jaringan ikat padat karena struktur serat-seratnya (terutama
kolagen) yang padat. Jaringan ikat padat dibedakan menjadi jaringan ikat padat
teratur dan tidak teratur. Pada jaringan ikat padat teratur, berkas kolagen
tersusun teratur ke satu arah, misalnya tendon. Jaringan ikat padat tak teratur
memiliki berkas kolagen yang menyebar ke jaringan, misalnya di lapisan bawah
(dermis) kulit.

 Jaringan ikat longgar


Jaringan ini dicirikan dengan susunan serat-seratnya yang longar. Jaringan ikat
longgar berfungsi sebagai medium penyokong, pengisi ruang di antara organ
dan mengelilingi elemen-elemen dari jaringan yang lain. Adanya serabut
kolagen memungkinkan terjadinya gerakan dari bagian-bagian yang saling
dihubungkan. Jaringan ini juga berperan menyediakan nutrien bagi elemen
jaringan lain yang diselubinginya. Contohnya yaitu jaringan di bawah epitelium
dan sekeliling kapiler.

2. Jaringan ikat dengan sifat khusus


Jaringan ikat dengan sifat khusus memiliki fungsi khusus, antara lain
sebagai penyimpan energi dalam bentuk lemak, penahan goncangan, dan
pembentuk darah.

Jaringan penyimpan lemak disebut juga dengan jaringan adiposa dan


tersusun atas sel lemak, serabut retikulum dan kolagen. Jaringan ini terdapat pada
lapisan subkutan yang merupakan lemak di bawah kulit.

3. Jaringan ikat penyokong


Jaringan ikat penyokong terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago) dan
jaringan tulang sejati (osteon).
a) Jaringan tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan adalah spesialisasi dari jaringan ikat berserabut tebal
dan matriks yang elastis. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur. Penyusun
jaringan tulang rawan adalah sel tulang rawan (kondrosit) yang terletak di
dalam rongga kecil (lakuna). Lakuna terdapat di dalam matriks yang
mengandung serabut.

Tulang rawan berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio,


menunjang jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang
dan sendi. Tulang rawan tidak mempunyai saraf dan pembuluh darah.

Berdasarkan kandungan matriksnya, tulang rawan dibedakan menjadi


3, yaitu tulang rawan hialin, elastis dan fibrosa.

1) Tulang rawan hialin


Tulang rawan ini mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna
kuning kebiruan. Tulang rawan hialin terdapat pada cakram epifisis, ujung
tulang hialin terdapat pada cakram epifisis, ujung tulang rusuk, dan
permukaan tulang di daerah persendian.

2) Tulang rawan elastis


Tulang rawan elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen.
Tulang rawan ini terdapat pada daun telinga, epiglotis, dan brinkiolus.

3) Tulang rawan fibosa


Tulang rawan fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar.
Tulang rawan fibrosa terdapat antara lain pada simfis pubis, (pertemuan
tulang kemaluan).

b) Jaringan tulang sejati (osteon)


Tulang sejati merupakan jaringan ikat yang mengandung mineral. Jaringan
tulang sejati disusun oleh sel-sel tulang atau osteosit. Osteosit berasal dari sel
induk tulang atau osteoblas. Osteosit terletak dalam lakuna. Osteosit satu
dengan lainnya saling berhubungan melalui kanalikuli. Osteost tersusun dalam
lapisan konsentris yang disebut lamela.

Sifat tulang sejati lebih keras di bandingkan tulang rawan karena


matriksnya mengandung serabut kolagen dan bahan anorganik, antara lain
kalsium, fosfor, bikarbonat, sitrat, Mg, K, N dan hidroksi apatit. Jaringan tulang
mengandung osteoklas, yaitu sel berukuran besar dengan jumlah inti 6-50.
osteoklas menghasilkan enzim kolagenase proteolitik yang berfungsi
merombak tulang serta mengatur bentuk tulang.

Berdasarkan ada atau tidaknya rongga di dalamnya, tulang dibedakan


atas tulang kompak (tulang padat) dan tulang bunga karang (tulang berongga).

Gambar 1. osteon dengan bagian-bagian penyusunnya

1) Tulang kompak
Pada tulang kompak terdapat sistem Havers yang terdiri dari 4-20 lamela
Havers yang tersusun konsentris mengelilingi saluran Havers. Sistem
Havers mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai zat
makanan untuk menghidupi tulang.

2) Tulang bunga karang (tulang spons)


Pada tulang bunga karang tidak terdapat sistem Havers tetapi terdiri dari
trabekula tulang yang bercabang, namun saling berhubungan satu dengan
lainnya. Contoh kedua tulang tersebut antara lain ditemukannya pada tulang
panjang. Kedua bonggol tulang (epifisis) terdiri dari tulang bunga karang,
bagian tengah merupakan tulang kompak.

4. Jaringan ikat penghubung


Jaringan ini meliputi darah dan limfa. Darah termasuk dalam jaringan
ikat, karena darah berasal dari jaringan mesenkhim. Darah terdiri atas sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit), dan plasma
darah. Plasma darah merupakan cairan yang mengandung zat anorganik (misalnya
ion-ion karbonat, natrium, klorida) dan zat organik (misalnya protein, asam amino,
glukosa, dan hormon). Selain itu plasma darah merupakan zat antar sel yang
mengandung sel-sel darah dan keping darah.

Gambar 2. Komponen penyusun darah

Secara umum sel darah dibentuk dalam sumsum tulang, kecuali 2 macam
sel darah putih (limfosit dan monosit) dibentuk dalam kelenjar limfe. Secara
terperinci setiap jenis sel darah tersebut memiliki peranan yang spesifik. Sel darah
merah berfungsi mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam darah. Sel darah
putih sebagai pelindung terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Sedangkan keping darah berperan dalam proses pembekuan darah.

3. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Otot berperan dalam pergerakan organ
tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya
serabut kontraktil. Serabut kontraktil ini tersusun atas filamen benang aktin miosin.

Jaringan otot dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu otot rangka, otot rangka,
otot jantung, dan otot polos.
a. Otot Polos
Disebut otot polos karena serabut kontraktilnya tidak memantulkan cahaya
berselang-seling, sehingga sarkoplasnya (sitoplasma) tampak polos dan homogen. Sel
otot polos berbentuk gelendong dengan sebuah inti pipih yang terletak di tengah
sarkoplasma. Otot terdapat pada alat dalam, sehingga disebut juga otot visera, misalnya
pada lambung, usus, dan pembuluh darah. Otot polos mempunyai pensarafan autonom
artinya bekerja tidak di bawah kesadaran. Otot polos kontraksinya lambat, cukup lama
dan tidak cepat lelah.

b. Otot Rangka
Otot rangka disebut otot lurik, karena serabut kontraktilnya memantulkan
cahaya berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) berjajar teratur
membentuk pita vertikal terhadap poros otot. Sel atau serabut otot rangka berbentuk
silinder. Setiap tepi berinti banyak yang terletak di tepi sarkoplasma. Otot rangka
bekerja dibawah kesadaran sehingga disebut otot volunter. Kontraksinya cepat, kuat
tetapi cepat lelah. Otot rangka biasanya melekat pada rangka (bisep, trisep), lidah, bibir,
kelopak mata, dan diafragma.

c. Otot Jantung
Otot jantung terdapat khusus pada jantung. Otot ini tersusun atas serabut lurik
yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Ukuran serabut
ototnya lebih kecil dari otot rangka, memiliki 1-2 inti yang terletak di tengah
sarkoplasma. Ciri khas otot jantung adalah memiliki diskus interkalaris, yaitu
pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dari mikroskop. Kontraksinya tidak
di bawah kesadaran (otot involunter), bersifat kuat, dan berirama.

Gambar 3. Macam-macam jaringan otot


4. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel atau neuron yang berfungsi menerima dan
memindahkan rangsangan dan bagian tubuh yang satu ke bagian lain. Sel pembentuk
jaringan saraf memilki ciri-ciri khusus, yaitu mempunyai sitoplasma yang menjulur
panjang. Neuron terdiri atas 2 bagian utama yaitu badan sel atau perikarion dan prosesus
(penjuluran sitoplasma) yang terdiri dari dendrit dan akson. Badan sel memiliki inti sel dan
penjuluran sitoplasma. Dendrit adalah serabut khusus yang bercabang-cabang dan
berfungsi menerima sinyal dan menyampaikannya ke badan sel. Sedangkan akson adalah
serabut panjang yang berfungsi menghantarkan impuls dari badan sel ke neuron lain atau
menyampaikan respon ke organ efektor. Akson seringkali diselubungi oleh sel penyokong
yang disebut sel Schwann.

Berdasarkan fungsinya neuron dibedakan menjadi neuron sensori, neuron motor


dan neuron asosiasi.

1. Neuron sensori berfungsi menyampaikan impuls dari indera ke saraf pusat.


2. Neuron motor berperan menyampaikan impuls dari saraf pusat ke organ efektor.
3. Neuron asosiasi berfungsi menyampaikan impuls dari neuron sensori ke neuron motor.

Gambar 4. Sel saraf


B. Perbandingan Jaringan Dengan Fungsi Sama Pada Vertebrata
Tabel 1. Perbandingan jaringan darah hewan vertebrata

Komponen Ikan Amfibi Reptilia Burung Mamalia

Eritrosit

 Bentuk Oval, lebih Oval, besar, Oval Oval Bundar,


besar dari volume cekung
mamalia 100x
dan burung manusia
(ikan di (eritrosit
Antartika salamander
tidak punya terbesar
eritrosit, O2 diantara
terlarut vertebrata)
dalam
plasma

 Inti Ada Ada Ada Ada Tidak ada

 Tempat Limpa, Limpa, bisa Sumsum Sumsum Sumsum


pembentukan maturasi di juga di hati, merah dan merah merah
utama pembuluh ginjal, dan limpa
darah sumsum
merah (pada
katak jantan
di musim
kawin)

 Hemoglobin Ada Ada Ada Ada Ada


Komponen Ikan Amfibi Reptilia Burung Mamalia

Leukosit

 Tempat Kelenjar Kelenjar Kelenjar Kelenjar Simpul


pembentukan timus, timus, limpa timus, rimus, limfa,
limpa, jalur hati tonsil, sumsum sumsum kelenjar
peyer di faringeal, merah, merah, timus,
dinding jalur Peyer jalur Peyer jalur Peyer tonsil,
usus halus. di dinding di dinding di dinding faringeal,
usus halus. usus halus. usus halus, limpa,
bursa jalur
fabricius. Peyer di
dinding
usus halus
dan
apendiks.

 Tipe limfoid limfosit Limfosit, Limfosit, Limfosit, Limfosit,


monosit monosit monosit monosit

 Granulosit Neutrofil, Neutrofil, Eosinofil, Neutrrofil, Neutrofil,


eosinofil eosinofil, sedikit eosinofil, sedikit
(granula sedikit neutrofil sedikit eosinofil
kasar dan basofil basofil
halus)

Trombosit Ada, Ada, berinti Ada, Ada, Ada, tidak


berinti berinti berinti berinti.
C. Organ
Organ tubuh pada dasarnya merupakan gabungan
dari berbagai jaringan yang menghasilkan satu fungsi atau
lebih. Contoh organ adalah usus. Usus merupakan salah
satu dari organ penyusun sistem pencernaan yang tersusun
atas berbagai jaringan, misalnya jaringan epitelium batang
(silindris), jaringan otot polos, jaringan saraf dan jaringan
ikat.

Berdasarkan letaknya, organ pada tubuh


dibedakan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan
organ luar. Organ yang terletak di luar tubuh dan bisa
terlihat di luar disebut dengan organ luar. Contoh organ luar
adalah hidung. Sedangkan organ yang terletak di dalam tubuh disebut organ dalam, contohnya
lambung, jantung, paru-paru dan jantung.

D. Sistem Organ
Sistem organ merupakan gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu
fungsi dalam koordinasi tertentu. Kerusakan pada salah satu anggota sistem organ akan
merusak sistem organ.

Tabel 2. Berbagai sistem dalam tubuh besarta fungsi dan organ penyusunnya

No Sistem Fungsi Organ Penyusunnya

1. Gerak Penyokong, pelindung Seluruh tulang, otot-otot


alat gerak

2. Sirkulasi Transportasi darah dan Jantung, pembuluh darah,


cairan limfa pembuluh limfa

3. Kelenjar Menghasilkan hormon Kelenjar tiroid, kelenjar


buntu untuk mendorong paratiroid, kelenjar
(endokrin) pertumbuhan,
perkembangan, dan pituitari, dan kelenjar
koordinasi adrenal.

4. Respirasi Bernafas (pertukaran Hidung, tenggorokan


udara) (trakea), paru-paru

5. Pencernaan Mencerna makanan Mulut, faring,


kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar,
kelenjar pencernaan

6. Ekskresi Pengeluaran sisa-sisa Ginjal, ureter, kantong


metabolisme kemih, uretra

7. Reproduksi Memproduksi gamet Organ kelamin pada jantan


(sel kelamin) (penis, testis) dan betina
(ovarium, uterus)

8. Saraf Koordinasi Otak, tali spinal, 12 pasang


saraf kranial 31 pasang
saraf spinal, sistem saraf
simpatetik, dan sistem saraf
para simpatetik

9. Kulit Pelindung Epidermis, dermis,


hipodermis

Anda mungkin juga menyukai