Anda di halaman 1dari 4

DM TIPE II

S No. : 00/UKP/2021
Dokumen
O No. Revisi :
P Tgl terbit : 00/00/2021
Halaman :
PUSKESMAS dr. Destifika
SUKA MAKMUR
Andriani Hasibuan

1. Pengertian Definisi: Diabetes mellitus tipe II merupakan kumpulan gejala yang


ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi
insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya.
Faktor risiko:
 Berat badan lebih dan obese (IMT ≥ 25 kg/m2)
 Riwayat penyakit DM di keluarga
 Mengalami hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau sedang dalam
terapi hipertensi)
 Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau
pernah didiagnosis DM Gestasional
 Perempuan dengan riwayat PCOS (polycistic ovary syndrome)
 Riwayat GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) / TGT
(Toleransi Glukosa Terganggu)
 Aktifitas jasmani yang kurang
Manifestasi Klinis:
 Keluhan klasik DM: polifagia, poliuri, polidipsi, penurunan
berat badan yang tidak jelas sebabnya.
 Keluhan tidak khas dapat berupa lemah, kesemutan (rasa baal
di ujung-ujung ekstremitas), gatal, mata kabur, disfungsi ereksi
pada pria, pruritus vulvae pada wanita, luka yang sulit sembuh
Pemeriksaan Fisik:
1. Penilaian berat badan
2. Mata : Penurunan visus, lensa mata buram
3. Extremitas : Uji sensibilitas kulit dengan mikrofilamen
Pemeriksaan Penunjang:Gula darah puasa, gula darah 2 jam Post
Prandial, urinalisis, funduskopi, pemeriksaan fungsi ginjal, EKG, Xray
thoraks.
Diagnosis Klinis:
Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa:
1. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa
plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa plasma
sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhir ATAU
2. Gejala Klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 jam ATAU
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO)> 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standard WHO, menggunakan beban glukosa anhidrus 75 gram
yang dilarutkan dalam air.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM,
maka dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) atau Gula Darah Puasa Teranggu (GDPT)
tergantung dari hasil yang diperoleh

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


- Penanganan pasien DM tipe II
- Mengurangi gejala klinis DM tipe II
Mencegah terjadinya komplikasi
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Damai Nomor
445.1/C/VII/SK/1/18/151 tentang Kebijakan Layanan Klinis di UPT
Puskesmas Damai
4. Refrensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur / Anamnesa Pasien
langkah- - Memperkenalkan diri
langkah - Menanyakan identitas pasien
- Menanyakan keluhan utama pasien yang dapat berupa keluhan
klasik diabetes atau yang tidak khas, riwayat perjalanan
penyakit hingga keluhan menggunakan konsep Sacred seven
dan Fundamental Four
Menanyakan riwayat kesehatan terdahulu seperti, hipertensi, diabetes
melitus, jantung, asthma,obat – obatan yang dikonsumsi, riwayat
kesehatan keluarga serta riwayat sosial yang berkaitan dengan
penyakit dan komplikasi yang saat ini diderita pasien.

Pemeriksaan Fisik
- Petugas melakukan informed consent tentang tindakan yang
akan dilakukan.
- Petugas cuci tangan dan menggunakan APD
- Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
- Petugas melakukan fisik menyeluruh
- Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana
- Petugas melakukan cuci tangan
- Penegakan diagnose dan evaluasigizi, evaluasi penyulit DM,
evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan
Tatalaksana Kasus
- Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis
maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
- Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan, 1-2
kali/hari.
- Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg
dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
- Insulin : short acting atau long acting
- Konseling dan edukasi sesuai dengan terapi non farmakologis
dan efek samping obat
Pencatatan rekam medis dan register
Rujuk apabila menemukan komplikasi atau tanda-tanda infeksi berat
6. Bagan alir 1. Pasien datang
2. Anamnesa
3. Petugas mencuci tangan dan gunakan APD
4. Pemeriksaan fisik dan laboratorium sederhana
5. Penegakan diagnosa
6. Evaluasi penyulit DM, status gizi, dan perencanaan
sesuai kebutuhan
7. Pemberian edukasi gaya hidup sehat dan pemberian
terapi sesuai pedoman yang berlaku
8. Pencatatan rekam medis dan register pasien serta
kelengkapan administrasi
9. Pulang

7. Unit terkait Poli umum


Laboratorium
apotek
8. Dokumen Rekam medic
terkait Resep
9. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diubah diberlakukan
historis

Anda mungkin juga menyukai