Anda di halaman 1dari 7

Masih cerita tentang tes akademik calon kepala sekolah tahun 2015.

Awalnya kami kira tes


akademik ini berupa butiran soal pilihan ganda yang harus dijawab. Sebagai usaha kami
mendownload soal-soal tersebut dan berupaya menjawabnya.

Ternyata penilaian calon kepala sekolah untuk tahun 2015adalah penilaian potensi
kepemimpinan. Menilai kemampuan calon dalam menganalisis dan mengambil keputusan
secara tepat terhadap suatu situasi, kasus dan kondisi bermasalah. Faktor lain yang juga
dinilai, yaitu kemampuan calon untuk mencari alternatif solusi dan merencanakan tindakan
yang tepat dalam mengatasi situasi, kasus, dan kondisi bermasalah.

Alternatif solusi dan rencana tindakan yang diambil harus mengacu pada 4M,
yaitu mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan.Berikut adalah
penjelasan keterampilan 4M yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah.

1. Mempengaruhi | The Power of Influence


Keterampilan pertama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah harus bisa
mempengaruhi, artinya mampu membuat orang lain menyetujui dan menerima ide-ide yang
digagas oleh pemimpin. Persetujuan dan penerimaan ini bisa dikatakan baik apabila mereka
menerima dengan senang, terbuka, dan rela hati. Tentunya dengan kesadaran penuh.  
Tahap pertama dalam belajar mempengaruhi adalah harus bisa memasuki pola pikir. Pada
tahap ini rasionalitas yang berbicara. Jangan hanya emosi saja yang dibesar-besarkan.
Belajarlah berpikir dingin. Rasionalitas itu tumbuh karena adanya learning spirit. Maka jangan
biarkan dirimu terjebak dalam kejumudan dan kebodohan. Orang-orang pandai selalu merasa
kekurangan ilmu. Sebab memang selalu ada celah kosong untuk terus mengisi otak dengan
ilmu pengetahuan. Kita bisa memperindah diri dengan sentuhan ilmu pengetahuan,
mempertajam intuisi dengan pembelajaran, dan mengasah kemampuan diri dengan lesatan
ide-ide cemerlang. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebijakan sekolah agar kebijakan
tersebut menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga sekolah sehingga mereka dengan
penuh kesadaran melaksanakan sesuatu yang telah diputuskan. Hal-hal tersebut antara lain: 
a. Kebijakan yang diambil bukan semata-mata untuk kepentingan sekelompok orang tetapi
kebijakan yang diambil harus memiliki tujuan yang jelas untuk memajukan pendidikan secara
umum pada tingkat mikro.
a. Kebijakan yang diambil menampung semaksimal mungkin aspirasi bawahan sehingga
kebijakan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.
c. Lakukan analisis dampak negatif dan positif bersama dengan pembantu kepala sekolah
sebelum kebijakan tersebut diluncurkan.
d. Hindari mengambil keputusan yang tidak populer yang hanya akan mengakibatkan
kontroversi pada tingkat bawah.

2. Menggerakan 
Keterampilan menggerakan memiliki arti bahwa seorang pemimpin memiliki keterampilan yang
menyebabkan orang lain melakukan tindakan yang diinginkan seorang pemimpin. Bagi kepala
sekolah keterampilan menggerakkan merupakan kemampuan kepala sekolah agar sumber

1
daya yang ada (terutama manusia) dapat bekerja dan bersinergi untuk pencapaian tujuan
yang diharapkan.  
Sumber daya manusia merupakan hal yang unik karena di situ terdapat keberanekaan
harapan dan keinginan. Oleh karena itu, kesalahan dalam menggerakan sumber daya
manusia akan dapat mengakibatkan penyelewengan dari sebagaian atau keseluruhan sumber
daya yang ada. 
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya menggerakkan SDM yang ada di
antaranya adalah: 
a. Perlakukan mereka sebagai manusia yang memiliki kebebasan berpikir, mengeluarkan
gagasan atau pendapat, dan memerlukan penghargaan terhadap prestasi kerja. Dengan
demikian segala yang terkait dengan hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan dalam
melakukan usaha menggerakan sumberdaya tersebut. 
b. Lakukan kontrol secara kontinu terhadap pelaksanaan kebijakan tanpa menimbulkan kesan
mencari kesalahan.Penghargaan terhadap progres kerja akan menjadi motivasi yang mujarab
dalam penggerakan SDM.
c. Selalu motivasi bawahan baik secara formal maupun nonformal. Dengan motivasi agar
muncul perasaan dihargai pada diri bawahan sehingga kinerja terbaiklah yang akan
ditampilkan.Lakukan komunikasi yang harmonis terhadap gejala tindakan indisipliner dan atau
penyelewengan terhadap pelaksanaan kebijakan untuk mengetahui alasan penyelewengan
tersebut. Dengan demikian akan segera dilakukan solusi yang tepat untuk menyelamatkan
pelaksanaan program.

3. Mengembangkan 
Jim Collins pernah menuliskan: First who, then What; people before strategy. Get the right
people first and then set the strategy. Pesan yang ingin disampaikannya adalah mengenai
sumber daya manusia. Sebab itu, kepemimpinan yang efektif mampu mengembangkan
kemampuan dan keahlian orang-orangnya.  
Lihatlah GE, General Electric. Perusahaan ini sangat konsen membangun kompetensi
karyawannya. GE memahami bahwa bisnis mereka adalah bagaimana membentuk orang-
orang dengan talenta tinggi. Mereka membangun aset dengan menginvestasikan ilmu
pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan kompetensi orang-orangnya. Maka jika kamu ingin
membesarkan diri, perusahaan, organisasi, dunia pendidikan, maka berinvestasilah untuk
dirimu. Karena dengan begitu, terjadi pengembangan diri yang signifikan. 

Terkait dengan hal tersebut, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
mengembangkan sekolah sebagai instutsi pendidikan: 
a. Lakukan analisis kebutuhan masyarakat atau stakeholder terhadap mutu lulusan.Buat
program dengan penyesuaian terhadap kebutuhan masyarakat. 
b. Lakukan pembinaan secara terprogram dalam rangka meningkatkan kompetensi warga
sekolah.Program-program peningkatan kompetensi menjadi sesuatu yang harus direncanakan
dan dilakukan. Program ini bisa dilakukan baik secara mandiri maupun kontingensi pada
kegiatan peningkatan kompetensi di tingkat lain. 

4. Memberdayakan 
Konsep terakhir dari teori kepemimpinan 4M adalah Memberdayakan. Seorang
pemimpin hendaknya mampu mengelola seluruh potensi orang-orang yang dipimpinnya.

2
Dengan segala sumber daya itulah kita bisa mencapai tujuan. Ketepatan memilih orang tepat
untuk posisi tertentu dapat menghasilkan kinerja yang tinggi. 
Memberdayakan juga berarti memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal dalam
rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan kepala
sekolah, kepala sekolah dianggap telah berhasil atau memiliki keterampilan memberdayakan
apabila terdapat indikasi sebagai berikut: 
Pembagian tugas pada guru dan staf administrasi telah sesuai dengan kompetensi personil
yang bersangkutan bukan lagi berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK)
semata. Pemanfaatan sumber nonmanusia telah semaksimal mungkin oleh sebagaian besar
warga sekolah dalam mengupayakan tercapaianya pelayanan pendidikan yang
optimal.Semua personil dalam naungan pembinaan kepala sekolah telah berjalan dengan baik
dalam melaksanakan tugas masing-masing.Tidak terdapat ketidaktermanfaatkan potensi baik
dari sumber daya manusia maupun nonmanusia. 
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberdayakan sumber daya yang ada secara
baik seperti: 
a. Lakukan analisis yang baik terhadap peta kekuatan seluruh sumber daya yang ada. Hasil
analisis ini tentunya akan menjadi dasar dalam langkah selanjutnya yaitu pembagian
kerja. Prinsip right man in the right place harus menjadi dasar dalam pembagian tugas. 

b. Lakukan evaluasi terhadap kinerja bawahan secara teliti untuk mengetahui


kekurangberdayaan personil yang telah ditunjuk. Pembinaan personil dalam rangka menjaga
ritme kerja dilakukan secara terencana dan terarah

Standar Nasional Pendidikan atau disingkat SNP adalah standar atau kriteria minimal terkait
sistem pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia. Ada 8 indikator Standar Nasional
Pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Seluruh 8 standar pendidikan tersebut
berlaku bagi seluruh instansi pendidikan yang ada di Indonesia, mulai dari pendidikan dasar,
menengah, hingga pendidikan program kesetaraan seperti Kejar Paket A, B, dan C.

Tujuan Standar Nasional Pendidikan


Tujuan dibuatnya Standar Nasional Pendidikan ini adalah untuk menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa serta membentuk watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Standar ini
nantinya digunakan sebagai dasar dalam pembuatan perencanaan, pelaksanaan, maupun
pengawasan pendidikan yang sejalan dengan tujuan menciptakan pendidikan Indonesia yang
berkualitas.

Fungsi Standar Nasional Pendidikan


Fungsi dari standar nasional pendidikan adalah sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

Indikator 8 Standar Nasional Pendidikan

3
Berikut ini adalah indikator 8 Standar Nasional Pendidikan di Indonesia.
1. Standar isi
Standar yang pertama adalah standar isi. Yang diatur dalam standar isi mencakup komponen
materi dan tingkat kompetensi minimal yang dimiliki oleh siswa pada suatu jenjang pendidikan.
Standar isi memuat beberapa hal, yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan kalender akademik.

Dengan kata lain, standar isi merupakan standar yang mengatur materi dan kompetensi dari
suatu jenjang pendidikan demi terwujudnya lulusan yang kompeten.

Secara lebih jelas, segala hal yang berkaitan dengan standar isi dibahas dalam Peraturan
Menteri (Permen) berikut :

Permen No. 22 Tahun 2006

Permen No. 24 tahun 2006

Permen No. 14 Tahun 2007

2. Standar proses
Yang kedua adalah standar proses. Standar proses ini berkaitan dengan proses pelaksanaan
pembelajaran di masing-masing jenjang pendidikan. Dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran, setiap instansi pendidikan harus melakukannya dengan interaktif, inspiratif,
menyenangkan, dan partisipatif atau mengikutsertakan peserta didik dalam proses
pembelajaran.

Segala hal mengenai standar proses dibahas lebih lengkap dalam peraturan menteri atau
Permen berikut ini
Permen No. 41 Tahun 2007
Permen No. 1 Tahun 2008
Permen No. 3 Tahun 2008

3. Standar kompetensi lulusan


Yang ketiga dari 8 standar pendidikan Nasional Indonesia adalah Standar Kompetensi
Lulusan. Standar ini berkaitan erat dengan kriteria kemampuan lulusan dari suatu instansi
pendidikan. Setiap peserta didik yang lulus dari suatu jenjang pendidikan diharapkan memiliki
kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dan sesuai dengan standar
yang berlaku.

Lebih lanjut, standar kompetensi lulusan ini diatur dalam peraturan menteri berikut :
4
Permen No. 23 Tahun 2006
Permen No. 24 Tahun 2006

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan


Yang keempat adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang bertugas untuk mendidik, membimbing, mengajar, menilai para peserta
didik. Sedangkan tenaga kependidikan adalah semua orang yang terlibat dalam suatu instansi
pendidikan, mulai dari kepala sekolah, tenaga laboratorium, tenaga administrasi dan tata
usaha, pustakawan, pengawas sekolah, dan sebagainya.

Baik pendidik maupun tenaga kependidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi yang sesuai agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Kualifikasi akademik yang
dimaksud adalah syarat minimal pendidikan yang harus dimiliki. Tidak hanya kualifikasi
akademik, seorang pendidik juga harus menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Standar pendidik dan tenaga kependidikan ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan berikut ini :

Permen No. 12 Tahun 2007


Permen No. 13 Tahun 2007
Permen No. 16 Tahun 2007
Permen No. 24 Tahun 2008
Permen No. 25 Tahun 2008
Permen No. 26 Tahun 2008
Permen No. 27 Tahun 2008
Permen No. 40 Tahun 2008
Permen No. 41 Tahun 2008
Permen No. 42 Tahun 2008
Permen No. 43 Tahun 2008
Permen No. 44 Tahun 2008
Permen No. 45 Tahun 2008

5. Standar sarana dan prasarana


Yang kelima adalah standar sarana dan prasarana. Demi berlangsungnya proses
pembelajaran, setiap instansi pendidikan perlu memiliki sarana dan prasarana yang memadai
untuk menunjang proses pembelajaran yang berkelanjutan, teratur, dan juga nyaman. Dalam
standar ini, diatur mengenai sarana dan prasarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan
pendidikan.

5
Sarana pendidikan yang wajib dimiliki meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku atau sumber belajar lainnya, perlengkapan habis pakai, dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran.
Prasarana pendidikan yang wajib dimiliki meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang
pendidik, ruang TU, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, kantin, tempat olahraga,
tempat ibadah, dan ruangan lain yang diperlukan untuk kelancaran proses pembelajaran.

Standar sarana dan prasarana diatur lebih lanjut di Peraturan Menteri berikut :

Permen No. 24 Tahun 2007


Permen No. 33 Tahun 2008
Permen No. 40 Tahun 2008

6. Standar pengelolaan
Yang keenam dari 8 standar pendidikan nasional Indonesia adalah standar pengelolaan.
Standar pengelolaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh pemerintah daerah, dan standar pengelolaan oleh
pemerintah.

Hal-hal yang berkaitan dengan standar pengelolaan ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Standar pembiayaan
Standar pendidikan yang ketujuh adalah standar pembiayaan. Proses pendidikan bisa
terselenggara karena adanya pembiayaan yang berkelanjutan. Peraturan yang mengatur lebih
lanjut mengenai standar pembiayaan adalah Peraturan Menteri No. 69 Tahun 2009.
Pembiayaan dalam dunia pendidikan terdiri dari tiga komponen, yaitu :

Biaya investasi
Yang termasuk biaya investasi adalah penyediaan sarana dan prasarana, biaya untuk
pengembangan sumber daya manusia, dan biaya untuk modal kerja tetap.

Biaya personal
Yang dimaksud dengan biaya personal adalah biaya yang dibayarkan oleh peserta didik agar
bisa mengakses pendidikan secara berkelanjutan.

Biaya operasi
Yang termasuk biaya operasi pendidikan adalah gaji serta tunjangan untuk pendidik dan
tenaga kependidikan, perlengkapan habis pakai, termasuk juga biaya listrik, air, koneksi
internet, dan sejenisnya.

6
8. Standar penilaian pendidikan

Standar Nasional Pendidikan yang terakhir adalah standar penilaian pendidikan. Ini mengatur
segala hal yang berkaitan dengan prosedur penilaian pada peserta didik. Penilaian dilakukan
untuk mengukur keberhasilan pemahaman peserta didik dan keberhasilan proses
pembelajaran selama ini.

Penilaian pendidikan terdiri dari tiga bagian, yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik,
penilaian oleh satuan pendidikan (sekolah), dan penilaian oleh pemerintah. Secara lebih
lanjut, standar penilaian pendidikan ini diatur dalam Peraturan Menteri No. 20 tahun 2007
tentang Standar Penilaian pendidikan.

Demikian sahabat daftarpustaka.org pembahasan mengenai Standar Nasional Pendidikan dan


komponennya. Seluruh 8 standar pendidikan ini dibuat semata-mata demi menciptakan akses
pendidikan yang setara dan memiliki kualitas yang sama baiknya.

Kesempatan mengenyam pendidikan yang berkualitas harus bisa dirasakan oleh seluruh anak
di seluruh penjuru negeri. Dengan demikian, cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
akan terwujud seiring dengan proses pendidikan yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai