Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis

Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Distimik Menurut DSM-V. 

A. Mood depresi hampir sepanjang hari selama berhari-hari, lebih banyak depresi daripada

tidak, sebagaimana ditunjukkan secara subjektif atau melalui pengamatan orang lain,

untuk setidaknya 2 tahun. Catatan: pada anak dan remaja, mood dapat iritabel dan

durasinya harus 1 tahun.

B.  Saat depresi terdapat 2 atau lebih gejala berikut: 

1. Nafsu makan menurun atau berlebih 

2. Insomnia atau hipersomnia 

3. Kurang tenaga atau lelah 

4. Harga diri menurun

5. Kurang konsentrasi dan sulit mengambil keputusan 

6. Rasa putus asa 

C. Selama periode 2 tahun gangguan (1 tahun untuk anak-anak dan remaja), orang tersebut

tidak pernah bebas gejala dalam kriteria A dan B > 2 bulan. 

C. Kriteria untuk gangguan depresi mayor mungkin boleh didapatkan secara terus menerus

dalam 2 tahun.

C. Tidak pernah terdapat episode manik, episode campuran, atau episode hipomanik dan

tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan siklotimik. 

C. Gangguan tidak terjadi bersamaan dengan gangguan psikotik kronis, seperti Skizofrenia

atau gangguan waham.

C. Gejala bukan merupakan efek fisiologi langsung dari zat (misalnya NAPZA ,

pengobatan) atau kondisi medik yang lain (misalnya hipertiroidisme)


C. Gejala menyebabkan penderitaan atau gangguan yang bermakna secara klinis dalam

fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.1

Pedoman diagnostik untuk distimia (F34.1) menurut PPDGJ-III:

 Ciri esensial ialah afek depresif yang berlansung sangat lama yang tidak pernah atau

jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria depresif berulang ringan dan

sedang (F33.0 atau F33.1)

 Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlansung sekurang-

sekurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.

Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan suatu episode

depresif tersendiri (F32.) dan berhubungan dengan masa berkabung atau stress lain yang tampak

jelas. 1

Diagnosis banding

Diagnosis banding gangguan distimik sangat mirip dengan diagnosis banding gangguan depresif
berat.

a. Gangguan Depresif Ringan


Ditandai dengan episode gejala depresif yang lebih ringan daripada gejala yang
ditemukan pada gangguan depresif berat. Perbedaan antara gangguan distimik dengan
gangguan depresif ringan terutama adalah sifat episodik gejala gangguan depresif ringan.
Antara episode, pasien gangguan depresif ringan memiliki mood eutimik, sedangkan
pasien gangguan distimik tidak memiliki periode eutimik
b. Gangguan Depresif Singkat Berulang
Ditandai dengan periode singkat (kurang dari 2 minggu) timbulnya episode depresif.
Pasien dengan gangguan ini akan memenuhi kriteria diagnostik gangguan depresif berat
jika episodenya bertahan lebih lama. Pasien gangguan depresif singkat berulang berbeda
dengan pasien gangguan distimik dalam dua hal, yaitu memiliki gangguan episodik dan
keparahan gejalanya lebih berat2
Gangguan distimik merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai bukan saja oleh episode penyakit
malahan oleh adanya gejala secara menetap. Gejalanya serupa dengan gejala gangguan depresif
berat, dan adanya mood terdepresi ditandai oleh adanya perasaan muram, murung, kesedihan, atau
berkurangnya dan tidak ada minat pada aktivitas pasien biasanya- adalah pusat dari gangguan.
Keparahan gejala depresif dalam gangguan distimik biasanya lebih kecil daripada gangguan
depresif berat, tetapi tidak adanya episode yang terpisah adalah hal yang paling mengarahkan pada
diagnosis gangguan distimik. Pasien dengan gangguan distimik kadang-kadang dapat sarkastik,
nihilistik, memikirkan hal yang sedih, membutuhkan, dan mengeluh. Mereka dapat juga tegang
dan kaku dan menolak intervensi terapeutik, kendatipun mereka datang secara teratur pada
perjanjian. Menurut definisinya, pasien gangguan distimik tidak memiliki adanya gejala psikotik.
Gejala penyerta adalah perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya
energi, retardasi psikomotor, penurunan dorongan seksual, dan preokupasi obsesif dengan masalah
kesehatan. Pesimisme, putus asa, dan tidak berdaya dapat menyebabkan pasien gangguan distimik
terlihat sebagai masokistik. Tetapi, jika pesimisme diarahkan keluar, pasien dapat bersikap kasar
terhadap dunia dan mengeluh bahwa mereka telah diperlak 2ukan buruk oleh sanak saudaranya,
anak-anak, orang tua, teman sejawat, dan oleh sistem. Gangguan di dalam fungsi sosial kadang-
kadang merupakan alasan mengapa pasien dengan gangguan distimik mencari pengobatan. 2,3

1. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta PT Nuh
Jaya. Published online 2013.

2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences, Clinical Psychiatry. Williams & Wilkins Co; 1994.

3. Ishizaki J, Mimura M. Dysthymia and apathy: diagnosis and treatment. Depress Res Treat.
2011;2011.

Anda mungkin juga menyukai