Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FIXED ASSETS and INTANGIBLE ASSETS

Dosen Pengampu : Dr. Thabrani

Disusun Oleh :

ISTIQOMATUNNISA

FUAN MAHARANI D

OLYZA DEVRINA H

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LABUHAN BATU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga kami
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah yang berjudul “Fixed Assets and Intangible Assets”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam


pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Asam Jawa, 19 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
A. Perlakuan Akuntansi atas biaya perolehan awal aset tetap.......................................................4
B. Akuntansi Pelepasan Aset Tetap................................................................................................5
C. Deplesi.......................................................................................................................................6
D. Akuntansi Aset Tidak Berwujud.................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aset dalam akuntansi adalah sumber daya atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu
entitas, dimana, setiap perusahaan pasti memiliki sebuah aset, baik yang berwujud seperti
tanah, bangunan, perlengkapan, atau pun yang tak berwujud seperti saham, hak cipta, dan
merek.
Aset merupakan bagian terpenting dari sebuah perusahaan yang harus dikelola dengan
baik untuk mendapatkan manfaat bagi perusahaan, sekaligus mendorong tercapainya
tujuan perusahaan, perusahaan dapat menjaga nilai aset yang dimiliki tetap tinggi,
memiliki usia yang lebih panjang, serta menghindari kerusakan terhadap aset yang bisa
menyebabkan turunnya nilai jual. Untuk menjaga nilai aset, perusahaan harus
menyediakan biaya operasional yang memadai sehingga menghasilkan output yang tinggi
dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Pada kesempatan kali ini penulis akan coba menyusun makalah tentang aset yang
tetap berwujud serta aset tetap tidak berwujud.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perlakuan akuntansi atas biaya setelah perolehan awal aset tetap ?
2. Bagaimana akuntansi pelepasan aset tetap ?
3. Apa itu Deplesi ?
4. Bagaimana akuntansi aset tidak berwujud ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui perlakuan akuntansi atas biaya setelah perolehan awal aset tetap
2. Mengetahui akuntansi pelepsn aset tetap
3. Mengetahui apa itu Deplesi
4. Mengetahui akuntansi aset tidak berwujud

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perlakuan Akuntansi atas biaya perolehan awal aset tetap

Perlakuan akuntansi adalah bagaimana suatu transaksi atau kejadian tersebut


diperlakukan di dalam akuntansi. Untuk memperlakukan kejadian tersebut, ada
beberapa konsep yang terkait dengan perlakuan akuntansi yaitu dengan konsep
pengakuan/pencataan, pengukuran/penilaian, dan pengungkapan.
a. Pengakuan
Sesuai dengan klasifikasi Aset Tetap, suatu aset dapat diakui sebagai aset tetap
apabila berwujud dan memenuhi kriteria :
 Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
 Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
 Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan;

Pemerintah mengakui suatu aset tetap apabila aset tetap tersebut telah
diterima atau diserahkan hak kepemilikannya, dan atau pada saat
penguasaannya berpindah.

b. Pengukuran
Terkait dengan pengukuran Aset Tetap, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Komponen biaya perolehan
Biaya perolehan aset terdiri dari Harga pembelian atau biaya konstruksinya,
termasuk bea impor dan pajak pembelian, setelah dikurangi dengan diskon
dan/atau rabat; Seluruh biaya lainnya yang secara langsung dapat
dihubungkan/diatribusikan kepada aset sehingga dapat membawa aset
tersebut ke kondisi yang membuat aset dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan.
2. Pengeluaran setelah tanggal perolehan
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu Aset Tetap hanya dapat
dikapitalisasi pada nilai aset jika memenuhi persyaratan yaitu Pengeluaran
tersebut mengakibatkan bertambahnya masa manfaat, kapasitas, kualitas,
dan volume aset yang telah dimiliki dan Pengeluaran tersebut memenuhi
batasan minimal nilai kapitalisasi Aset Tetap/ aset lainnya.

c. Pengungkapan
Aset tetap juga harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK). Pengungkapan ini sangat penting sebagai penjelasan tentang hal-hal

5
penting yang tercantum dalam neraca. Tujuan pengungkapan ini adalah untuk
meminimalisasi kesalahan persepsi bagi pembaca laporan keuangan.
Dalam CaLK harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sbb:
 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat;
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan: penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan
perubahan nilai jika ada, dan mutasi aset tetap lainnya.
 Informasi penyusutan meliputi: nilai penyusutan, metode penyusutan
yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan,
serta nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.
Selain itu, dalam CaLK juga harus diungkapkan:
 Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap
 Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap
 Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi
 Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap
Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, hal-hal
berikut harus diungkapkan:
 Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap
 Tanggal efektif penilaian kembali
 Jika ada, nama penilai independen
 Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya
pengganti
 Nilai tercatat setiap jenis aset tetap

B. Akuntansi Pelepasan Aset Tetap

Aset tetap yang tidak bermanfaat atau tidak digunakan lagi dapat ditarik
dilepaskan dengan cara dibuang, dijual atau ditukar tambah dengan aset tetap
lainnya. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan aset tetap ini dapat
bervariasi. Namun, dalam semua cara tersebut, nilai buku aset harus dihapus dari
akun, yang dilakukan dengan mendebet akun Akumulasi Penyusutan aset yang
terkait sebesar nilai saldonya pada tanggal pelepasan, dan mengkredit akun Aset
sebesar biaya atau harga perolehannya.
Aset tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aset tersebut tidak
disusutkan secara penuh. Jika aset masih digunakan oleh perusahaan, maka biaya
dan akumulasi penyusutan harus tetap tercatat dalam buku besar. Hal ini ditujukan
untuk mempertahankan akuntabilitas aset tersebut dalam buku besar. Pelepasan
dan penghapusan aset tetap dilakukan dengan cara dijual, disumbangkan dan
dihapuskan secara penuh. Dalam hal ini akan menyebabkan perbedaan perlakuan
dan pencatatan akuntansi dalam ayat jurnal. Selisih antara hasil penjualan aset tetap
dengan nilai buku bersih, akan diakui sebagai laba atau rugi.

6
Pelepasan Aset Tetap dalam suatu perusahaan bisa dilepaskan melalui 3 cara
yaitu :
1. Dibuang (Discarding of Plant Assets)
Aset tetap yang sudah habis masa guna atau umur ekonomisnya atau mungkin
mengalami kerusakan karena proses produksi, dan tidak dapat diperbaiki lagi,
perusahaan dapat mengambil keputusan untuk membuang aset tetap tersebut.
2. Dijual (Selling of Plant Assets)
Aset yang tidak terpakai lagi jika masih laku, maka perusahaan dapat menjual
aset tersebut.
3. Pertukaran dengan aset tetap lain (Exchange of Plant Assets)
Aset yang sudah tidak terpakai, selain dibuang dan dijual, dapat ditukar dengan
aset tetap yang lain, baik dengan perushaan lain, maupun ditukar yang baru
dengan menambah uang /pembayaran. Aset tersebut dapat ditukar dengan aset
sejenis maupun aset lain.

Pelepasan Aset Tetap Pada saat pelepasan terjadi, perusahaan harus mencatat
depresiasi untuk masa sejak dicatatnya depresiasi yang terakhir sampai saat
terjadinya penyelesaian. Selanjutnya nilai buku dieliminasi dengan :

1. Mendebet (mengurangi) akumulasi depresiasi sejumlah depresiasi yang telah


dilakukan sampai dengan saat pelepasan
2. Mengkredit (mengurangi) akun aset tetap sebesar biaya perolehan aset tetap
yang bersangkutan.

C. Deplesi

Istilah Deplesi sering digunakan untuk akuntansi sumber daya alam, karena
sumber daya alam juga termasuk ke dalam aset tetap.Deplesi adalah metode
akuntansi untuk mengurangi nilai sumber daya alam secara bertahap sampai
menjadi nol selama beberapa periode atau beberapa tahun. Deplesi dihitung
berdasarkan seberapa banyak penghasilan yang didapat dari jumlah aset yang
diambil dari total cadangan sumber daya alam dalam satu periode. Deplesi
digunakan untuk aset tetap yang tidak dapat di ganti langsung dengan aset yang
sama jika sudah habis. Deplesi sendiri memiliki beberapa aspek yang perlu
diperhatikan untuk melakukan perhitungan penyusutan diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Taksiran hasil ekonomi sumber daya alam yang dapat dieksploitasi
2. Taksiran nilai sisa apabila sumber daya alam tersebut sudah selesai
dieksploitasi
3. Harga perolehan aktiva tetap itu sendiri. Dalam menghitung harga perolehan
sumber daya alam dimulai dari pengeluaran izin hingga sumber daya alam
tersebut bisa diambil hasilnya. Jika pengeluarannya terlalu kecil maka akan
dilakukan penilaian atas sumber daya alam tersebut.

7
D. Akuntansi Aset Tidak Berwujud

Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu aset yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud
fisik tertentu. Bukti pemilikan aset tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau
dokumen lain. Aset tidak berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama
dagang.
2. Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk
goodwill.
3. Penjualan tertentu – seperti franchise dan lease.
Secara umum, akutansi untuk aset tak berwujud adalah sejalan dengan
akutansi untuk aset tetap. Seperti halnya aset tetap, aset berwujud juga dicatat atas
harga dasar harga perolehan dan harga perolehan ini dihapus secara rasuonal dan
sistematis selama masa manfaat aset tak berwujud tersebut. Jika pada suatu saat
dihentikan, maka nilai buku aset tak berwujud dihapuskan dari pembukuan dan
dicatat pula laba atau rugi penghentian (jika ada).
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akutansi aset tak
berwujud bila dibandingkan dengan akutansi aset tetap. Pertama, istilah yang
digunakan untuk menghapus aset tak berwujud adalah amortisasi (bukan
depresiasi). Untuk mencatat amortisasi aset tak berwujud maka rekening Biaya
Amortosasi didebet dan rekening aset tak berwujud yang bersangkutan dikredit.
Alternatif lain, bisa juga dikredit rekening Akumulasi Amortisasi, seperti halnya
akumulasi depresiasi pada aset tetap. Namun sebagian besar perusahaan memilih
cara yang sederhana, yaitu dengan langsung mengkredit rekening aset tak berujud.
Perbedaan kedua ialah bahwa periode amortisasi suatu aset tak berwujud tidak
boleh melebihi 40 tahun. Sebagai contoh, jika masa manfaat suatu aset tak
berwujud adalah 60 tahun, maka amortisasinya harus dilakukan 40 tahun. Akan
tetapi jika masa menfaat aset tak berwujud kurang dari 4 tahun, maka masa
manfaat itulah yang akan digunakan. Aturan tesebut dimaksudkan untuk menjaga
agar semua aset tak berwujud, terutama yang tidak ketentuan masa manfaatnya,
dihapus dalam periode waktu yang wajar.
Aset tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :
a. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aset berwujud seperti property,
pabrik, dan peralatan, aset tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan
keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang
menggunakannya.
b. Bukan merupakan instrument keuangan, aset seperti deposito bank, piutang
usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki
substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aset tak berwujud. Aset ini
merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk
menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
c. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aset tak berwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aset ini
8
biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi
periodik.

Akuntansi untuk aset tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan
akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya,
akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ),
dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-
menerus.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aset tetap merupakan aktiva berwujud yang memiliki masa manfaat. Aset tetap jelas
dipergunakan bukan untuk diperjualbelikan, kalaupun ada dikarenakan sudah tidak
memiliki masa manfaat. Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan
kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu Aset yang berumur panjang, yang tidak
memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan Aset tak berwujud bisa berupa kontrak,
lisensi atau dokumen lain.
Sejak ditetapkannya kewajiban penyusunan neraca sebagai bagian dari laporan
keuangan pemerintah, pengakuan/pencatatan, pengukuran/penilaian, serta pengungkapan
aset tetap menjadi fokus utama, karena aset tetap memiliki nilai yang sangat signifikan dan
memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al. Haryono.1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Edisi 4. Yogyakarta: Bagian


Penerbitan STIE YKPN.
Tuanakotta, M. Theodorus. Teori Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. http://www.informasi-pendidikan.com/2014/05/pelepasan-aktiva-tetap.html

Diakses pada tanggal 19 Januari 2021 pada jam 20.38

10

Anda mungkin juga menyukai