Anda di halaman 1dari 44
F - er DENTIFIKAS at | Pemeriksaan Mentifikast Forensik Molekutey identifiasi dilakukan untuk menentukan Kebenaran “ sesalanan dari sual tindakan, antara lan pada perkara-porkara Seb: boriut 1, Perkara Pidana a Identifikasi pada penjahal, pembunuh, pelaku Penganiayag perkosaan dan lain-lain. b. Korban kecelakaan lalu lintas yang tidak dikenal c, Idantifikasi pada peristiwa penggalian jenasah, disini keaday jenasah sudah membusuk bahkan tinggal kerangka yay jumlahnya sudah tidak lengkap lagi. 4, Korban yang tidak dikenal, tenggelam, hilang dan penenus: jenis kelamin yang meragukan. 2. Perkara Perdata a. Asuransi, ». Hak Waris, 6, Dugan ayah dari seseorang yang tidak legal. Identifikasi dapat dibedakan menjadi dua yakni | Fang hidup. dan Identifikasi untuk orang yang mening Pada orang hidup, misalnya tes keayahan dan penentuat u 42315 Yezalan seksual dan kasus Kejahatan pada anak atu 0 embuslk idenuiikes: gal. Wer nut wuxan Sedangkan identifkasi pada jenasah terutam ‘naszh yang tidak dikenal, jenasah yang telah ™ Bab 1: Latar Belakank \ Identifikas! Forensik Motujily pemetil ferbakal kecelakaan massal, bencana alam $e angus FOP" tne, bu" manusia alau kerangka Som 1 Kea. “2031201 Dl 2001 raga siubondo 2003, peledakan gedung WTC a: AS dentifikas, dalam kedokteran forensik pada prinsipnya adalah fembandi ears Wats (ante mortem) dan data setean eethsaan thadep ienasay ‘2 postmortem —diperoleh melalui neten “Deroleh met atau serpihan tubuh jenasah. Data ae oa tay - atu Melakukan pengumpulan data dan i, Mendngay ore, a 919i dan sebagainya. Selanjulnya tng ‘ala postmortem dan data antemortem, Ya keg, ” MelbUt data Mea antara keduanya. Data yang Ual (Gambaran Profil atau bagian tubuh), Bab Ts Latar Belakan, 8 3 pemenksaan Identifikast Farensik Mololatler xgan pernasan, dokumen, data medis (ras. umur, jenis kelamin, cp Na), serotog! (golongan darah), sidik jari, dan data gigi emu data tersebut diatas, pemeriksaan gigi, sidik jari DNA an 3 data penentu identitas, yang dikenal sebagai daty menup fxasi primer, sementara data lainnya disebul sebagai dats asi sekunder yang hanya bersifat mengarahkan dan memperkuat | data dentifikasi primer. ALUR IDENTIFIKASI Nictim’s Body Family a Medic Doctor “ Dentist Enger Print a Cental dent feetion DNA Property ____— Ante Mortem Data L. | Post Mortem beto | Reconcili Le, bata Comparison ——* meeting ] “ged e————— Body Identified Crem 12 bis Pinas tre ntinnes KGuidinn OViInten), 20H) ens _ a terbakar. I ; Dala siti jan pada kasus-kasus tertentu misalny’ kan. 09 i diter ‘emibuwsk wasanya sulit didapal karena ujung Jat exit Mab 1 Later Bebakeany, eneriksaan Mdentiikast Forensik Molekuler gai, sudat rusak atau terbakar. Data gigi amat membanty paqa . seidasi namun pada umumnya orang Indonesia melaiyi Pemenkszan gg basanya sulil dilakukan karena data antemortem gigi suiy dipervien yatena jarangnya Kunjungan ke dokter gigi dan kurang balknya denty record d kalangan dokter gigi praktek di Indonesia Sehingga untue jenasah yang sulil didentikasi dengan cara lain, maka pemeriksaan ONA merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan untuk pemastian ‘dentitas, Oeoksiribonucleid acid (DNA) merupakan materi keturunan yang Spunyal seliap orang dan merupakan blueprint setiap individu. Setap ang memiliki banyak sekali DNA dalam sel tubuhnya, dimane oe dari ibunya (DNA maternal) dan separuhnya beres2l he i oe Palernal). Sesuai dengan rekomendasi dari FBI pada Sroneiashe, ue kasus identifikasi forensik, pada saat ini yang suena Wann postise adalah 13 lokus (daerah) DNA yang ‘52, éngran Viner yang dikenal sebagai Short Tandem Repeats ‘tage Contras On rn terhadap panel 13 lokus STR ini (dikenal "Ut menpatan sana Index System (CODIS) 13) dilakukan Karena “tarsi rang sat Pemeriksaan yang sangat akurat dan sebada! Fa ay Nya intermasional, agar data pemeriksaan DNA " oleh “8m Jan Spat dip berbagai laboratorium ONA forensk ai dune "andingkan Salu sama lain BADD Late ty — ye Pemeriksaan Identifikasi Forensik Molekulo BABII IDENTIFIKAS| FORENSIK MOLEKULER Identifikasi personal Merupakan suatu masalah dalam keg, pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepz amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dex berakibat fatal dalam proses peradilan Identifikasi dalam kedokteran forensik diantaranya sidik (daktiloskopi), pemeriksaan property, medis, gigi-geligi, analisis DMA Saat in metode identifixasi telah berkembang kearah ovens! ‘olekuler/analisis DNA. Forensik molekular pertamakali diperkenale Oleh Sr Alex Jefreys tahun 1985, yang memanfaatkan pengelan" kedokteran biologi pada (Peoryribenucleatic acid). u dan tingkat molekul lav OW Terdapat beberapa kasus yang dalam penyelesaiann/@ me FEmeritszan analsis ONA antara lain identifikasi korban bom bal : \ —e bus di situbondo, tenggelamnya KM senopall as a hasus Criminal lainnya. Disamping itu juga dalam tes poner ‘Vahan (Daternitas tes) serta tertukarnya bayl di sebuah Rumah Bab 2. Identifikasi Forensik Molekuler pemeriksaan dentitikasi orensik Moleuler an identifikasi Forensih ere saan analisis: DNA bahwasannya DNA merupakan fil pada pee’ | dan terdapat pada semua mehluk hidup mulai dar ec terke win sampai organisme tingkat tingg’ seperti menusia, sksoorganisme n tanaman. : el yang dikenal sebagai pembawa informasi genetik DNA atau Asam deoksirivonukleat adalah hewar ieotida (pol-at) _ makhluk hidup, termasuk dalam hal ini manusia. Menurut pada Notosoehardjo (2000) tiap jafingan mempunyai kandungan DNA yang berbeda-beda tergantung struktur serta komposisi seinya. Sebagian besar jaringan dengan sel berintl dan sebagian kecil jaringan ikat umumnya mempunyai kadar DNA tinggi. Pemilinan organ yang akan disolasi DNA guna analisis kasus forensik fensk Sargaten penting. @ ‘one ) DNA (double helix) virtualrmedicatcentee <2 Bab 2: Identifikasi Forensie Molekuler Se Pemeriksaan Identifikast Farenstk Molekuler Setiap bagian tubuh manusia dapat diambil sebagai speyineg % karena seliap sel yang berinti dalam tubuh seseorang memiliki Fanghay ONA identk, dimana seorang anak pada dasamnya menerima jumiys matenal genetika yang sama dari ibu dan ayah kandungnya (Hukup Mendel). | Struktur_kimiawi DNA dari setiap orang adalah sama, yay | berbeda hanyalah urutan/susunan dari pasangan basa yang membentu | ‘DNA tersebut. Ada jutaan pasangan basa yang terkandung dalam Dit setiap orang, dimana urutan/susunan basa-basa tersebut untuk seta: orang kecuali pada kembar satu telur. DNA terdapat dalam sel yang bennti, sehingga proses ekstrais atau ‘solasinya melalui mekanisme kimia maupun fisik dalam be:bage metodelteknik. Deoxyribonucleic acid atau DNA yang terdin dan una ‘ukleotida di dalam setiap sel manusia memiliki panjang hampr 3 pasang basa. Sebagai konsekuensi dari panjangnya untaian terse! ‘dalan adanya kemungkinan munculnya variasi dan berbagal pers eo pada untai DNA, varias! dan perubahan tersebut akan ail fada fungsi DNA (Micah A.L, 2001). Sifat polimorfisme ini didua? a sebagal akibat dari pertukaran yang tidak sama (unequal a , Pada mitosis dan mieosis atau akibat slippage DNA s replikasi (Jeffrey et al, 1985). elama PO Bab 2: Identifikasi Forensik Molekuler semertksaan Mdentifikast Porensik Molekuler 7, Steuktur Molekul DNA struur molekul DNA (Deoxyribonucleic Acid) pertamaral penenokan oleh Watson dan Crick pada tahun 196%. Belay rronymmpulkan bahwa DNA mempunyal struktur heliks ganda Sengan roan sebagai berikul a DNA disusun oleh 2 buah rantai polinukleotida yang basanye berpasangan dengan ikatan hidrogen, dengan aturan perpasangan Adenn-Timin dan Guanin-Sitosin. Antara 2 untaian membentuk Pasangan anti paralel, yaitu antaa vedue untalan terdapat arah berlawanan, ujung §'-P akan berhedapan dengan ujung 3'-OH. Ania 2 pasangan basa \erdapat jarak sebesar 0.34 nm (3.44) Pa Sagan 2 untaian DNA Membentuk suatu pilinan disekitar suatu Sonbu dengan arah ‘0 basepair (24a) 380: Pinan inj mer pilinan Kekanan atau searah jarum jam. Se2o akan membentuk satu pilinan atau perpua’@n Mpunyai diameter 20, Pemeriksaan Identifikasi Foreasile Molckuler Deoxyribonucleic Acid (DNA) merupakan Pelinukleoig, Monomernya adalah nukieotida. Setiap nukleotida tersusun Oleh tgs komponen, yaitu molekul gula pentosa (deoxyribose), gugusan fostat dan basa nitrogen. Dua komponen pertama terdapat disemua nukleotds dengan susunan dan bentuk yang identik, sedangkan Komponen etiga (basa nitrogen) mempunyai susunan dan bentuk yang berbeda didalam satu nukleotida dengan nukleotida lainnyé. Basa nitrogen pada DNA terdiri dari basa Guanin (G) dan Adenin (A) yang merupakan purin, sera Sitosin (C} dan Timin (T) yang merupeken pirimidin (Zahir SA, 1980 Jusuf, 2001). Urutan basa nitrogen yang membentuk DNA inllan yang dapat membedakan antara individu satu dengan individu lainnya, xarena uutan atau susunan basa-basa tersebut berbeda antara satu orang dengan orang lainnya (Notosoenardjo, 2001; Murray et al, 2006} Nukleotida saling berikatan melalui ikatan fostodiesterase 54 (tanda ‘digunakan pada pemberian nomor unsur Karbon pada ue untuk membedakan dari pemberian nomor unsur-unsur pada bes Ny dari denksiribosa suatu nukleatida denga” 3 te" an ini, maka pada wun fat pada ujung 5) datl giv yang lain Base antara fosfat pada Cs decksiribosa nukleotida lain. Dengan atur raniai polinukleotida akan ditemukan fos! it da ujung 3 nukleotida nwuileotida dan OH pada ui) rurieotida lain 620g selalu benkatan dengan tmin dari untai - on’ ikatan hidrogen, sedangkan bas guanin dengan a oy i n tiga ikatan hidrogen. Oleh karen’ nukleotida lain dengal sik Motekule™ Bab 2: Identilikas! Fever Pemerikesan [dentifikasi Forensile Molekuler den stosn dengan tiga ikatan hidrogen sehingge lebih stabil. Ikatan G-c vepn al sekiar 0%, Karena tambatan ketuatan ini dan juga karena intaksi yang saling bersusun, maka daerah-daerah DNA yang kaya kan ikatan G-C jauh lebih resisten terhadap proses denaturasi (proses emisahan) daripada daerah-daerah yang kaya akan A dan T (Jusuf, 2001). Phosphate suger Gmew 2, 9 2. Sisal! uata ONA nt Pédamaktluk py “len ua “atiogans Pag Sup yang tampak berbeda atau berbeda berbede pula sokuen Me maka Makin beryar 7299 terapat kan DNA nya. Makin bervariasi "asi pula sekuen ONAnya, Infomas! dalam " DNAnya Merupakan cis khas dari MN ke t48 orang a Maku 4 MD i Ban day EE manusia, dima Na informasi biologik ini nya 2 Adentinte Kasi Forensik Molekul ler ry Pemeriksaan Identifikasi Forensik Moleluler Urutan basa nitrogen yang membentuk ONA inilah yang apy membedakan antara individu satu dengan individu lainnya, karena Unutar alau susunan basa-basa tersebut berbeda antara satu OFaNg denya, orang lainnya. an Kusuma, 2004) Gambar 2.4 Sruxtur DNA mn: dan double nel ONA (aut deoksinoo™ i karban Ci" lan dengal aii Basa nitrogen ini berikat melt i ng bersambungan ) melalui ikalan ghikosidik. Nukleotida saling a yu mberi fosfodiesterase 3'-5' (tanda ° digunakan pada pe “rr ws! Karbon pada ribosa untuk membedakan dari pembe unsur pada base nitrogen). ¢ ekuler Bab 2+ Identifikasi Forensik Mole pomeriksaan Identifikasi Forensik Molekuler Bagian luar atau tulang punggung heliks dibentuk oleh rangkaian deossindasa S~fostat yarg saling berikatan. Basa nitrogen mengarah sedalam heliks dan terletak pada bidang-bidang yang sejajar dan tegax lurus terhadap sumbu heliks. Bentuk heliks ini dipertahankan oleh iketan- ikalen hidrogen antara basa nitrogen yang berhadapan yang disebut pasengan basa Komplemen. Pasangan basa komplemen tersebut adalah aderin dengan tmin dan guanin dengan sitosin. Komposisi basa thas untuk setiap spesies, sehingga mungkin membedakan spesies yang saty dan yang lain. DNA beruntal ganda ferdapat sedikitnya dalam enam bentuk (A- E dan Z), Bentuk B biasanya ditemukan dalam kondisi fisiologis (garam ‘ang fendah, derajat hidrasi yang tinggi). Lilitan tunggal DNA bentuk B Ssekeliing sumby molekulnya mengandung 10 pasangan basa. Jarak 219 ditmbulkan oleh satu llitan DNA bentuk B adalah 3,4 nm, Lebar a heliks ganda dalam bentuk DNA bentuk B adalah 20m, theca fon Prokanot terdiri dari gen dan merupakan penyand P= RNA. dn ‘anya ada sejumlah segmen yang tidak ditransktips! ‘may terdepay na fungsi regulasi. Segmen-segmen ini *2mendonukcase aa Sen dan sering merupakan sasaran utluk Pata si as "emben toning besar DNA terletak di dalam nukeus "Maha Sangat i ' usa terdapat_ DNA ekstra kromosom yang ec m : Idi dala Mitokondria, Pada DNA eukarit ledapat b ab 2 Wdentifikasi Forensik Molekuler 8 Pemeriksaan Identifikasi Forensik Molekuler yauh lebih banyak intron, Segmen ini pada umumnya merupakan vi rukieotida berulang (repetitive sequences), dan terdapat sampai sid | kal didalam DNA. Panjangnya bervariasi dari ratusan sampa, tus, pasangan basa. Di samping urutan berulang yang panjang ini, teidags pula segmen-segmen lebin pendek yang berulang lebih ering lay (highly repetitive sequences). adacina ON ( Wyad PS ujung 5s yung 3° sia aa, arta DNA (Lew 62006 tson da) cro Rumus bangun DNA pertama dikemukan olen Wal anti ' Tenggambarkan DNA sebagai dua rantal polimer sejajat 42" Bab 2 Identifikasi Forensik Molekuler I pemeriksuan Identifkast Forensik Molekuler pent ian ganda (double helix). Dalam molekul i me setealasan yang ditimbulkan oleh rotasi disekeliling peruntal ee yaitu konfigurasi anti yang didorong pada ikatan jxaan fost tomer dominan dari 4 jenis basa (A, G, T dan C) anya berpasangan dengan T dan G hanya dengan C. oo guosida dan taut renin Af Kelerbatasan pembentukan pasangan basa ini menjelaskan bahwa alam DNA beruntal ‘andungan G sama dengan C. Kedua utas untai pada molekul heliks ganda, yang masing-masing mempunyai suatu polaritas, bersffat anigarael: yaitu salu utas untai DNA berjalan dari ara 5’ ke 3° ganda, kandungan A sama dengan T dan serentara utas untai lainnya dari arah 3' ke 5” Bab 2 ‘dentifikas: Forensik Molekuler SYS Pemertksaan (dentifkasi Forensik Molekuler 5. bew 8204 Gambar 26. itn Kaogen antaa pasengan basa adenin ~ imindan guanin—stzsn (Lewr Pemerksaan identtikasi melalui analisis ONA manusia temv¥# bersifat individual dan spesifik, Karena susunan DNA manus “ thas untuk setiap individu maka DNA dapat untuk aa membedakan individu satu dengan lainnya sehinggé kemungh' ie dvs mempunyai fragmen DNA yang sama _aaleh $2 sekali ekuler Bab 2 Identifikast Forenstk Molekul oymeriksaan Wdentiikas Forensik Molekuler sean adanya DNA didalam inti atau yang sering disebut dengan Wa ((DNA) atau nuclei DNA (nuDNA), terdapat UG DNA 4, ra yang disebut mitokondria DNA (mtDNA). itokondra ONA (mtDNA) memiliki struktur yang berbentux snl, Bentuk lingkaran tertutup (Sirkular) ini telah diketahyi Urutan raNesidanya secara lengkap dan merupakan DNA yang padat gen seta hampit tidak memiliki intron (Sudoyo, 2003). Diturunken secara ralemal den memilki ukuran sebesar 16.569 base pairs. miONa mmenyand! 37 gen (coding region) yang terdiri dari 13 Polipetida untuk protein kompleks rantai respirasi, 22 tRNA, dan 2 rRNA yang derfungsi eam proses sintesis protein mitokondria, serta daerah yang tidak eryandi (non coding region), yang disebut dengan displacement loop 2) Yang memili’ panjang 1100 bp. Daerah Dloop merupatan ‘2etei mIONA yang tidak Mengkode polipeptida, memilki laju muta em dalam regulasi ekspresi genetik mtONA ‘ae wang imakra yang sangat besar bagi pemeriksaan forensk ny eon lerdapat pada D-loop ini cenderung beraras ™asing-masing individu axl mitokon Daerah (ny Bab 2 Idemitieas Forensik Molekuler Pemeriksaan Identifikasi Forensik Molekuler Ganber 2.7 Srusturmickondra DNA (Arann, Akses eteret 2013) 2.2. Genom Manusia struktur kromosom you tis atau yo"? atau yo Seperti diketahui_manusia_ memilk! ni 22 pasang kromosom some terdapat pada inti selnya, yak’ m sex m, dan sepasang kromoso! ‘om inilah terda0? kal pakel a dikenal dengan istilah autoso’ x kromosom, Pada kromost eri genetik yang menjadi ¢! ‘ DNA forensik gan igtilan O dikenal dengan sebulan se) DNA yang merupakan mat pemeriksaan DNA tidak terkecuall pemeriksaan DNA yang terdapat dalam kromosom 'n! dikenal dens “af atau nuclear ONA untuk meryjuk asal dari DNA ya%9 perassl OO mn at dala" atau nucleus. Selan DNA int, ONA lainnya yang terdaP’ ! sik Molekule? ait Bab 2: Identifikst Foren’ pemerisaan ideiikot Forensik Molar of cell atau milakondria atau dikenal dengan sehuan oy disingkat mtONA atau mitochondrial DNA Human Genome MF cnromoaomes + mMONA nse rkond 8, nit 23 Pat red mmiwonondiin (munipte coptes in coll cytoplesny / 16,589 bp oO Soa (iba 2.1 uran Geo (Bat, 2005) Site's (MONA) merupakan DNA beruntal ganda 2% alan wears yang telah diketahui urutan nukleoldarya Pe ing a fengan DNA inti, DNA yang hampir tak 9 ata DNA ing _ terdapat pada DNA int, Perbedaan 7 “S98 Jak DNA lan NA mitokonaria adalah pada pol STE ON iy Mitokondria tidak mengikull hukurn mente na Menginget pola pewarisannya hanya mall jal! Na I da Palin ag " pihak ibu. Perbedaan lainnya antar kedva jes label berikut ini Ob 4 2 Iden . "kasi Forensik Molekuler — Pemeriksaan Identifikas} Forensik Mutekuler Tabel 2.4, Perbedaan antara DNA int dan DNA mitokondie pada manusia Karakteristi ONA i ~ MN - DNA mitok ukuan _ 3 milyar pb. “16569 pb onl ‘Jumlah copyisel 2 Bsa >1000 struatur “Liner dikemas dalam Srkuler kromosom Pola pewansan Mengikut hukum mendel — Jalur maternal at ‘maternal dan patemal Pola rekombinas Terdapal rekombinasi Tidak terdapat rekonbnas Si kaIDNAIN Anderson et al (1984) rendah ‘Human genom project Tay mutas Sexuens Daerah penyandi pada DNA inti dikenal dengan istilah gen, yan berisikan informasi yang diperlukan untuk pembentukan protein. Setvar gen rala-rata memiliki ukuran 10 - 1000 pasang basa, pada manuse ditemukan sekitar 50.000 hingga 100.000 gen. Gen pada kromoson terdiri dari exon yang merupakan 5% dan yang merupakan interven? protein). Oleh karena 39" gian int disebul seba? ti’ah ini mestiy? DNA inti manusia, dan intron (bagian sequence alau bagian yang tidak menyandi intron tidak menyandi protein apapun, maka bat junk DNA alau DNA "sampah”, yang pada akhimya erbah dengan ditemukannya pola perulangan yé"g tote didalamnya, yang dapat digunakan sebagal marka forensik. Bagian DNA yang tidak menyandl protel ) juga terday pemeriksaa ow nin) seta apt , ada 020 Giumpa) pada intron (atau di dalam gen) pal bukan penyandi Hab 2+ tdentifikasi Forensik Mole pemertksaan tdentilitasl Forensik Mola oi lau loka! agian yang lerdapat pata non cating rp 9 Teor Pe pada kromosom disebut dengan iy ang merupatan marka ONA a inj telat berhasil dipetakan oleh Human genom project tia nnya mencaPal ribuan. Adapun Kemungkinan altematt dar senien ag slau Wokus gen yn maupun muatannya memiliki kesamaan stresyy disebut dengan alel. Sebuah ale! digas nonazgal, bila ukural gen yang diturunkan dari pinak isu maupun yaro gerets antara bagian yunkan dari pihak ayah, Apabila ukuran maupun muatan kedua ae: siaah berbeda satu dengan lainnya, maka bentuk seperti itu diseou dengan helerozigot Bahan DNA pada jaringan tubuh manusia sebagian dese tanjak djumpai pada nukleus atau inti sel. Pada genom manus@ » ‘ikelanui mengandung banyak sekali urutan DNA berulang, yakni 9302 Saereh inton yang bervariasi dalam ukuran maupun panjangne Sudoye, 2003). Daerah yang seringkali disebut ONA satelt in sng me sehingga dapat digunakan untuk identikas tit its fengan menggunakan Short Tandem Repeat (STR) gulangan 2-6 pasang basa (pb). Pemenksaan STR YK Sabu 2h teknik pemeriksaan DNA yang didasatan 932 ‘angan urutan basa tert ynlah lent janie Pangan ven lu, yang berulang dengan | me 9 berbeda-beda tiap orang, sangat efextif digunakan "ksaan ONA forensik, Bab 2 A Mentifikasi Forensik Molekuler Pomeriksaan [dentifikast Forensik Moiekuler 7 repeats ESE fr — | __8 repeats Gambar 2.9, lustrasi perulangan pada lous Short Tandem Repeal (STR) (Biter, 2023) Ketika oleh karena suatu sebab, seperti halnya DNA int ya mengalami degradasi ataupun terdapat dalam jumlah yang terbalés maka allernatif yang digunakan adalah dengan menggunakan DNA ya terdapat pada mitokondria, di mana mtDNA in! sangal efett’ b? digurakan pada pemeriksaan DNA pada old remains yang mengae” dekomposisi atau skeletonisasi (Sullivan et al, 1992). Jumiah m{DNA ilu sendiri merupakan 1% dan jumlab to pent ada sebuah sel (Albert B et.al, 1994). Struktur mIONA yor oe g ten terhadap Pe : wid 1a ON Sirkular_menjadikan mtONA lebih stabil dan resis! fang teresa dan War (Robin ED etal, 1988). Ine svand OT disebut dengan the light (L) strand, sedang strand bagi" na Strand dsebut dengan the heavy (H) strand. Struktur mtDNA . ‘nokarenetutup in telah diketahul urutan nukleotany? a nf eh Anderson et al (1984), dan merupakan DNA yang patal "mo ak memiik non (Sudoyo,2003). mHONA yard Org! sel yang keel dengan sebutan “power rouse’ da" Bab 2: Identifikasi Forensik Molekule® pemeriksaan tdentifikasi Forensik Molekuler “ Light a) rand 16569" bp com ATPS a atpa!! Coll (D See 2. Dew Dee OMA moka fiaay Sagan , sting, Mek sia polymorisme peda mIONA der! daerah OD. is wan op atau Displacement Loop. Daerah miDNA ini yg Polpeptida, memilki in "Uiasi og, c Dresi genetik Sang mtDNA, "tpg laju_ mutasi tinggi, dan berperen . Serta daerati ini memiliki makné ste ae forensik, karena sekuens yang 8 ag aren bervariasi (pclimorphisms) pad? ‘ah D- loop ini terdapat 2 daeran yang Tah hypervariable, yakni daerah :360 bp) dan daerah hyperanable ba bagi thy net ae ("16024 , 16 W316 » 383), bz I de "MMNKAS Forensik Moleluler yr Pemeriksaan Identifikast Forensik Molekuloy D-loop merupakan struktur ONA beruntai ti bagian rantai H (heavy) yang berupa 7S DNA. Derpasangan dengan rantai L (light). D-loop mei Sepanjang 118 bp antara nukleotida 16028-577 yan tRNA phe dan tRNA pro (Clayton pada Sudoyo, 2003), DNA mitokondria tidak mengenal adanya pola heterozigot g., homozigot, karena pada DNA ini tidak mengikuti hukum Mende| pola pewarisan genetik Menurut Sudoyo (2003), dibandingkan dengan DNA int mtONs memiliki kelebihan yang sangat berguna bagi sebuah proses identiikas Kelebihan tersebut berupa: \. Ditiap-tiap sel terdapat sekitar 1.000-10.000 copi mtDNA. 2. Berbentuk sirkular, yang membuat miDNA stabil dan resister terhadap bahaya degradasi. MIDNA adalah haploid, di mana dengan kondisi tersebé mempermudah untuk diiakukan direct sequencing selama aneliss. MIDNA verisi highly polymorphic region dalam D-loop, yang ment - MIDNA sangat cocok untuk keperluan forensik, 4342 Identihkasi Forensik Molekuler ga yang MeNand | + Base nuteotey a IPUtI Sekuens Diy 9 dlbatasi oleh. | Pomeriksaan dentifikast Forensik Molekuler BAB Ill PENGAMBILAN DAN PENGUMPULAN wETODE SAMPEL ANALISIS DNA eberhaslan analsis DNA. selain ditenlukan oleh kecermatan dalam srs pergeroan analsis DNA di laboratrium, juga ditentukan oleh kondsi uals ‘NA yang digunakan dalam proses amplifikasi DNA. Yang dimaksud dengan ondisi ONA disini adalah keadaan DNA ketika DNA tersebut dgurakan sebagai bahan analisis DNA. Kondisi ini tidak terlepas dari tagamana sampel DNA diambil dan dikumpulkan cara penginman Cara pengumpulan bahan pemeriksean DNA, beserta cara peryigpanya, sangat menentukan keberhasilan pemeriksaan atau analss ONA. Mengngal cara pengumpulan, penyimpanan, serta pengiriman yang salah akan menyebabkan terhambatnya proses pemeriksaan atau analiss ONA, dikarenakan Kerusakan sampel DNA alaupun penyebab lainnya seperti Sampe ONA terkontaminasi dan lain sebagainya. Keunggulan pemeriksaan analisis ONA yakni memiliki sensivitas yang ao eka, spesiisivitas yang tinggi (nilai akurasi dan polimerfisme), Stab, "tia beterapa okteryary menyebabkan kerusakan/degradasi DNA Suny, waktu Paparan, kelembaban (dapat Mempengaruhi pertumbuhay Mier ings "'SE), Daparan zat kima, sirar UV (lampu, sinar matahar) dan “Omang merusck ONA (nis ONAase) Vey Hab sy tide Pen, "eambllan dan Hengumpatan Sampel Analiais DNA 25 > | ONS Pemeriksaan Identifikasi Forensik Molekuler pemeriksaan Identifikas! Forensik Molekuler 3.1. Pengambilan dan Pengumpulan Bahan Sampel DNA Bahan-bahan yang berasal dari tubuh manusia Ang. tes aig dipakai untuk pemeriksaan analisa DNA adalah : Darah dan bercak darah Sperma dan bercak mani/semen anbar 31 Peogumouen samp Devcak dh pada kertas FTA \jka darah cair di tempat kejadian perkara/T| KP. Jaringan dan sel = Tulang dan organ | + Hisap dengan spuit bersit/steril atau pipet disposabel - Rambut dengan akarnya (folikel) * Pindahkan kedalan tabung steril diberi EDTA, tabung ditutup, - Urine (yang mengandung sel berinti) diabel, disegel. = Saliva dan bercak saliva (yang mengandung se! berinti) * Darah membeku dapat diambil dengan spaltel bersih atau dengan kain katun bersih untuk menyerap darah (keringkan suhu » 5 Kamar), dimasukkan dalam amplop, dilabel dan disegel. ada dasarnya bah dike darah didale iam air atau salju/es. h kita ketahui bahwa DNA berada pada « Beea myes. atnya diambil (menghindari pengenceran ), dalam jumlah yang bennti, karena telal it jh dan bercak 03 A Teknik pengambilan dan pengupulan sam el dara! yang cukup dimasukkan kedalam tempat bersih (mis; botol) oH ne ndan kontaminasi, dibekukan (kalau bisa), dilabel, disege! “2bel Dercak darah - Pulpa gigi Cairan amnion an-bahan tersebut harus mengandun¢ int se g sel 1. Sampel darah cair. at * Siapkan sebuah tabung gulan (heparin mempengaruhi enzim retrks! ) ) farah, tabung ditutup. dilabel. , da kertas FTA (contoh on yang telah diberi antikoa! a Bercak darah basah * Pakaiany benda kecil dengan bercak darah dtempatkan pada * Isitabung dengan 1- 2ml d Peru 92M bersih, dan dikeringkan di udara, * Atay langsung diteteskan pa bawah ini) t fab a lists ON 6 Metode Pen Sambilan dan Pengumpulan Sampel Analisis DNA ampel Al fab} Metode Pengambilan dan Pengumpulan 5 FS e Pemeriksaan Identifikasi Forensik Molekuler e Pada benda besar dan tidak dapat dipindahkan, maka hits bercak dengan kain kalun bersih kemudian keringkan dutsy « Setelah kering lalu masukkan dalam amplop, di label, disege! ¢ Jangan menempatkan kain bercak darah pada tempat keds udara misal tas plastik (mudah tumbuh bakteri yang bs merusak DNA). b. Bercak darah kering. Jika bercak pada benda yang dapat dipindahkan : « Misalnya senjata, kain, sprei dll : kumpulkan benda tersebut « Tiap item dimasukkan kedalam amplop, dilabel, disegel Jika bercak pada benda yang tidak dapat dipindahkan. * Misalnya pada lantai, bercak tersebut dikerok dengan 22 bersh, masukkan Kerokan Kedalam amplop, dilabel, disege- Jika bercak pada benda yang tidak dapat dipindahkan 2" Apoiong serta tidak dapat dikerok. * Misainya pada mobil, bercak dapat dilan bersinicotton bud yang telah dibasahi cairan salin ster! utkan dengan 12 i atau 2” sterl yang digosokkan pada area bercak. i amt * Kapasicotton bud dikeringkan diudara, lalu masukkan dilabel, disegel. A isis DI 8063 Metode Pengambulan dan Pengumpulan Sampel AM Pemeriksaan Identifikasi Forensik Molekuler Jka bercak pada benda yang dapat dipotong, + Nisalnya karpet, potong bagian yang ada bercaknya dengan ‘lat bersin, dimasukkan dalam amplop tiap potongan di label dan disegel. « Sertakan sebagai Kontrol potongan benda yang tidak ada bercaknya. Jika percikan darah kering © Gunakan celotape, tempelkan celotape (permukaan yang lekat) pada percikan darah sehingga percikan tersebut menempel di celotape. « Masukkan celotape kedalam amplop, dilabel, disegel. 8. Teknik pengambilan dan pengumpulan sampel sperma dan_bercak mani/semen, 4. Sperma cair, ~ Hisap dengan spuit bersih atau pipet disposabel. ~ Masukkan kedalam tabung steril, dilabel dan simpan dipendingin. ~ Alau memakal cara sperma cair diserap dengan kapastkain te "St, lal dikeringkan diudara, ditabel, disegel. 2 Beroak ‘Mani pada benda yang dapat dipindah (misal baju, kain dll). > Bi . : ., bercak masih basah, keringkan diudara iu “4 benda-benda Yang ada bercaknya dipotong 'aSuK ‘kan kedalam amplop, dilabel, disegel, Baby Metode py “ngambilan dan Pengumpulan Sampel Analisis DNA 29 fh - Pemeriksaan Identifikasi Forensik Molekute ler 3. Bercak mani pada benda besar yang bisa dipotong (mis : k arpey - Bercak pada benda dipotong dengan pisau/ Qunting yang be, 8h - Masukkan tiap potongan pada kantong kertas. " - Hindari kontaminasi, dilabel, disegel, | scot sodang jaringan lain misalnya hati dan ginjal cukup 15mg saja. pomeriksaan Identifikasl Forensik Molekuler Masukkan tap item pada wadah bersih, dilabel, disegel ga dlsimpan pada suhu kamar. untuk jaringan oot peru minimal 20-25mg, karena DNA otot sangat 4.Bercak mani pada benda yang tidek dapat dipindan o, Tegnik_pengambllan dan_pengumpulan_sampel_urine, saliva dan ce | 0, exnk_pengambllan_dan_penaumptlan_sampel wine, salva den permukaannya tidak menyerap (mis: lantai, logam, kayu, meja ail - Kerok bercak tersebut dengan pisau yang bersih. - Letakkan kerokan tersebut pada kertas bersih, kemudian jipats, kertas tersebut. - Masukkan kedalam amplop, dilabel, disegel. 5, Swab alat kelamin dan dubur pada tubuh korban kejahatan seksua. - Korban biasanya diperiksa di Rumah Sakit. ~ Barang bukti dapat ditemukan di vagina, mulut atau anus korban. ~ Tiap item ditempatkan pada wadah tersendiri kemudian diber late. disegel. organ | ©. Teknik pengambilan dan pengumpulan_ sampel_jaringa” tulang, 1. Jaringan, organ dan tulang segar. t g dengan pinselpemie?" ~ Ambilah tiap jaringan, organ dan tulan\ in ta - Tap tem dimasukkan kedalam tempat yang. Pengavet, diabel, disegel. simpan di pendingind- 2 arngan organ dan tulang yang lama (dak S92") bersin. e satis OA * Ambilah masing-masing dengan sarung tangan : pet An #33. Metode Pengambilan dan Pengumpulan Samp at jranubuhian 1, Sampel cai. ~ Urine atau saliva cair dapat dimasukkan kedalam tempat yang sten ari plastk atau kaca (botol) sesegera mungkin, dilabel, segel = Simpan dipendingin. 2, Betcak urine, saliva. + Bercak urine, saliva atau cairan tubuh yang lain dikumpulkan dengan mengerok atau memotong benda yang mengandung bercak, Polongan alau kerokan dimasukkan amplop , dilabel, segel € Telnipengambilan dan pengumpulan sampel rambut * Cétut beberapa hetai rambut dengan pinset yang bersin, benkut Seman akarmya dengan tidak merusak folikelnya. Rembut yang ‘ercampur dengan darah, jaringan atau cairan tubuh "gin perakukan dengan hati-hati Tepat '2n pada wadah yang bersih, dilabel, segel Ten Ken ~ mbilan dan pengum ulan sampel gigi “AOU gig yang masih utuh tidak rusak), 83 Metode Pen 'ambilan dan Pengumpulan Sampel Analisis DNA 3 ft SF Pemeriksaan Identifikasi Forensik Molekuler . Masuk«an kedalam kantong kertas, dilabel, sege! G._Teknik pengambilan dan pengumpulan sampel cairan amnion Sebaixnya dilakukan oleh dokter spesial's obstetn dan ginekoieg Duakukan pada kenamilan lebih dan 14 minggu, pimpingan USG (Ultrasonografi) amniogentes's setingg) mungkin didalam uterus, menjauhi janin 23. Dengan fentukan ox; piasenta. Lakukan prosedur Asepsis dan anlsepsis tanpa anestesi jag nsersi jarum dengan dituntun USG sampai mencapai kantoy amnon yang bebas. Aspirasi cairan amnion 0,5 ml kemudian buanglah, karena mungin terkontaminasi dengan sel maternal. Aspirasi lagi 30 mi (pada prakteknya 40 ml sudah mencukup)). | Jarum dicabut, sambil janin dimonitor keadaan jantungnya. | ~ Caran amnion yang didapat dimasukkan pada tabung ster dilade. | segel dan Simpan dipendingin. 3.2, Petabelan/Labeling rset Late) dtuat dar kerlas yang agak tebal. Dalam oe ‘Memuatiditulis tentang hal-hal : ~ Identitas pasien/ korban ~ Jenis dan jumlah bahan pemeriksaan iss ‘ab r 3. Metode Peagambilan dan Pengumpulan Sampel Anali speaan tdenlikas! Foren Molekuler panes tempat pengambilan banan pemerksean aidan . $38! pergen akan J pembungkusan saa! P etuga: tan tangan dan nama terang petugas Pengepak / penyege, | stompel / 230 dinas _ gegel dn: an_labek ti diatas diikatkan pada wadah bahay xe lersebul cenenisaan YaNd akan dikirim. su.penyegelan Barang Bult. Untuk kasus-kasus di bidang forensik peru dijaga aspek jian bahan jangan sampal rusak sehingga dapat redkolegal dan keas dengan baik maka bahan-bahan tersebut hans dpenksa di laboratorium: dpetakukan secara khusus sebagai berikut - Msukkan wadah-wadah yang berisi bahan pemeriksaan kedelam ‘olak kardus. - Tenpatian wadah-wadah tersebut sedemikian rupa agar bahan-behan 219 cai tidak tumpah, lat 7 Nn sunu bahan-bahan pemeriksaan yang harus dalam keadaen in : $n msalnya memakai dry ice atau termos es. UNgkuS Kardus tersebut dengan rapi Val ards tg oe "sebul dengan tali yang tidak bersambung tai diteri label dan segel. Sb Mey ode Pa 33 ‘ngamb ' bilan dan Pengumpulan Sampel Analisis DNA yy Pemeriksaan Identifikasi Forensik Mot sik Motekajey - Kemudian bungkuslah sekali lagi dengan kertas ya Yang berg - Tulislah alamat laboratorium yang dtu dan se er Sih 8 jelas dan lengkap. Penginin, tony 34, Syarat Administrasi Pengiriman Sampe| 1, Surat permintaan pemeriksaan analisis DNA YaNg juga tes felerangan yang lengkap mengenai identitas korbanipase, kelerangan tentang kasusnya, bahan-bahan apa saja yang dikiin, 2. Berila acara pengepakan dan penyegelan, dilampiri dengan con segel dinas, 4. Laporan polisi jika ada, laporan sementara hasil pementse ‘orban/pelaku, A pn (6 "tet pputan Samed Anal! dan Pengurny | | peers jdentifikast Forensik Molekuler BAB IV untuk melinat keer, stan pag, amplifikasi dengan PCR, sebelum dilakukan DNA, sekuensi . ing. Setelah diperoleh gambaran amplifikasi DNA Mitokondria da menggunakan mesin PCR, i. langkah selanjutnya adalah Meakin sekuensing DNA mitokondria dengan salah satu primer yang ads Contoh hasil sekuensing DNA mitokondria dengan menggunakan sal, Salu pasang primer sebagaimana telah disebutkan di alas Gapat dita, pada contoh berikut ini: Te ce 1 o@arva 8 Gambar 4.1, Conon nasi olobtotveeqtatn mac bae ya quan (G), maa ir ‘ada (A) Z ng menunjubsan, «dan ys posto Sate) aon ah sn ra (1) a np dibandingkan dengan saf dapat Pr Hasil int kemudian RS (reanalysis feeferens) sabagaimana yang terdapat pada 1 ra vs duan ident! Reference Sequence) ataupun untuk Koper nao si a kekerabalan dari jalur mate! Q dengan menggunakan pola kekeraba pay J Dna po fiir FOF Halt Pemertiaasn Anal peamenksaan (denttihas Porenslk Molekuler pakah jaringan terlentu verasal dari individu yang ay mangetan yl yyunakan hasil sekuensing DNA mitokondria dari geo dengan, meni agngan anny 44. Short Tandem Repeat (STR) Federal Bureau Investigation (FBI) menggunakan 13 lokus sebagai santar pemeriksaan DNA forensik, selain lokus lainnya yang digunakan sebagai penunjang misalnya Ickus pada ktomosom Y maupun DNA mnigtondria. Lokus-lokus tersebut diberi nama sesuai dengan posisi au luwan dari lokus yang ada pada kromosom.misal marka DNA 168899, yang berari bahwa : CDNA 18: Kromasom no 16 S Sige Copy sequence “9 Lokus n0 839 pada kromosom 539 (Butler, 2005) Wal Homa 13 e455 DIS (ator at 2003) ay pemertksaan Idenitikasl Forensik Motekuter Pemeriksaan Mentifikasi Forensik M, sik Mote Diantara beberapa _jenis 5 oxus STR aibagi empal kategor (Butler, 2001:2003) tetranukleotida (core sequencenya 4 meen ole Pengula i wie OPO, OSE ONSET DSSS lene er eaten india ey insuae a peng tanga” POX, CSF1PO, D5S818, 0138317, 0168539. a, Karena rentang ukurai ke ae , 3 memungkinkan multifieksi (Butler, 2003) alel yang sem, J pengulanga” sederhana dengan alel_non-consensus: THO1 ? 0. i 1995! o7s8a' eg campuran dengan alel_non-consensus: vWA, FGA. ATCTGACCAA SGATAGTGSG ATATAC AGAAGA Ad i TAGACTGG' c = TT CCTATCACCE TATATCT TCT rrttteta, 0351358, 0851179. A an kompleks: D21S11 Penguiange CAAGAATTAT TITATITATT TA’ CAAGAATEAT TETATTTA MPPATT OLE 4 TATTTTTGAG ACACAGTCTC GC az TCAGTTAC CCASG WEAMBAACTC TGTGTCAGAG CGAGTCAATG cerce — —— Gambar 4.2. Conton Unutan perulangan TCTA dan TCTG pada lokus vWA (Buser 205 Jumlah pengulangan dalam penanda STR itu sendiri sangatet beragam diantara individu, sehingga sangat efektif untuk digunate sebagai alat identifikasi manusia (Butler, 2003). Short Tandem Repes (STR) mempunyai beberapa_ kelebihan jka digunakan ebay? yang terdegrat® identifikasi forensik yaitu dapat digunakan untuk DNA karena fragmen DNA yang dibutuhkan lebin pendek, jumian yang 2 dari sampel dapat digunakan (melalui PCR), proses analss * M4 45 Booii§ ate my besar dan Ht | my 817 18 19 20 2 22 x Y ng potensial dianalisis jaun lebil ler .2001:2003: Nidom,2005). 10 141 12 jumiah lokus ya sudah tersedia ( Bul . yorensik 4 bab 4; Pemeriksaan Analisis DNA Di pidang Fore! ah Pemeritsan A a Analisis DNA DI ! Bidang Forensik 45 in (dentifikast Foren ldentifik ernest 1h Lokus in! memiliki rentang ukuran 139 - 167 pb a 13-20. eet merupakan IOKUS dengan pengulangan tetranukleotida od «if ditemukan pada lengan panjang kromosom 13 (13q22- . sox motif pengulangan J-A-T-C. Lokus ini memiliki ukuran 165, Forenstk Molekute CSF1PO meruoakan peng Pengulangan tetranukleotida yar fms proto-on ONG dian $ proto-oncogene untuk resepto; vel . jel anlar aaa asd 5933.3-34). Lokus ini v8 CSF-1 pada lengan Da berukuran antara 295 ~ 39: : bay uum mengandung . enalianee ieneal Pengulangan jny, seauence repeat) T-A-G-A dan rentang alel berukuran 7-15 t us FGA meru erupakan pengulangan tetranukleotida ¢, ang ditemukan dalam : casz (po). Alel yang yer -yppoengen varias! alel 7 - 15... Lotus 73620 merupakan pengulangan tetranukleotida sederhana dremikan pada lengan panjang kromosom 7 ( 7q11.21-22). nia notf pengulangan G-A-T-A. Lokus ini memiliki rentang ukuran Lok Mots intron ketiga dari iokus fibrinogen uma . pada lengan panjang kromosom 4 (4928), anus - FGA juga disebut Sebagy FIBRA atau HUMFIBRA. Lokus tersebut mengandung pengulangan cr T-T. Rentang ukuran alel dari 15 - 35. 1s-1Tpb dengan variasi alel 6 - 14, Sedangkan lokus THO1 merupakan pengulangan tetranukectis sederhana yang ditemukan dalam intron 1 dari gen tyrosine hydroxylase Sedangken lokus D16S539 = merupakan —_pengulangan zeuleolda yang dilemukan pada kromosom 16 (16q24-qler). va motf pengulangan G-A-T-A. Lokus ini memiliki rentang ukuran *4-‘Oipd dengan variasi alel 5,8 - 15, pada lengan pendek kromosom 11 (11p15.5). THO1 memilliki rangkazn sederhana dengan motif pengulangen T-C-A-T. Lokus ini Derukve’ antara 179 - 203 pb dengan variasi ale! antara 5 1. Pada lokus TPOX merupakan pengulangan tetranukleoide peroxides Seta shasyeey 01785 merupakan minisatellit yang direkomendasi 2 test ; ‘ng tere dan Paternity testing oleh European DNA Profiling fa ag " European Network of Forensic Science Institute }.Lokus inj 8 non a Pada kromosom 1713.3, ukuran 180 sampai ‘. Size 70 by lgcrimi Hy 91 P, Power of discrimination for identi soeh r identity 1 was ardjo, 2001). * far ans ¥8N9 Merupaka, sederhana yang ditemukan dalam intron 10 dari gen thyroid Memiliki rangkaian 7" pada lengan pendek kromosom 2 (2p23-pter). ra 224 - 252 pb der" pengulangan G-A-A-T. Lokus ini berukuran anta variasi alel antara 6 - 13. Lokus vWA merupakan pengulanga gen von f). Memiliki mott & A Di Bidang Forers!! apie! n tetranukleotide campy Willebrand Faclor IN pengulangan tetr i . m4 fanukleotida kompleks peng! | “Fey, bolus é ini sering di 8 kelai 9 digunakan dalam penegakan Bab 4 mae Dow 4 IN Si neriksaan rom Pada anak-anak (Butler, 2003). alisis DNA Di Bidang Forensik 47 mukan dalam intron 40 dari m 12 (12p12-pte! saan Analisis DN: yang dite lengan pendek kromoso! Bab 4; Pemerl Pemeriksaan Identifikasi Forensik Motels 4.2. Mini Short Tandem Repeat (STR) Menurut Chen et af (2000) degraded DNA atay terdegradasi, yang tidak Jarang — dijumpai pemenksaan DNA. seringkali disebabkan oleh «; yang dibagi menjadi 2 tipe yaitu: a. Tipe | DNA a P38 Somgeaa FENG Talo ekeng i DNA terdegradas: karena faktor waktu aN relatt lam a mana kerusakan DNA yang tenadi, seringkali disebabkan rose kumiawi dan biasanya proses ini berlangsung lamban, >. Tipe Il: DNA terdegradas: yang cepat, hal ini disebabkan oleh fey kelembaban, sinar matanan bankan olen suhu ekstnm ting: ( Anions etal, 2005) Pada kondis: DONA yang telan mengalami degraded ON dibutunkan sebuah terodosan agar sampel yang tidak dalam konts bagus tersebut, masih dapat dgunakan caiam proses canalisss OM Salah satu cara yang dapat daakukan adalah melalui apa yang ones in sebagaimana disampaikan oleh Cove dengan STR mun pamer desg enyataan D3 dasa’ pada sebuah ki 2 mass pada Kasus dencané dan Butler (2005) Pendapat pade banyak kasus forensik Das New YO" (sebaga: contoh d: sini hancumya Menara kempar WTC o eo yn “hae nngKali KO on maupun kasus kejshatan lainnya Se’ g nanan mene didentifkxas: dengan anaiisis DNA dengan e799" 4 DNA Ds adiane F Bab 4 Pemertksane Analisis ! ssuan identifikast Forenstk Molekuler pemeriksa Hal ini dikarenakan DNA korban telah mengalami all a a reese oleh api atau panas selama beberapa saat. esa at vondisiadanya kerusakan DNA seperti ini, di mana produk Pada dom Repeal Yan selama ini ada dan digunakan oleh FB! yt Tan ee t digunakan dalam proses identifikasi personal an APD tak dapal woos mala diperiukan sual agakkan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui disain zal mer pada oKuS STR dengan pasang basa atau basepair yang lebih cexjaau yang lebin dikenal dengan istilah mini pnmer STR set. Dsan dan Mini primer STR set dirancang untuk sampel tu upaya agar identifikasi forensik tetap wyated DNA in), didasarkan pada pengurangan ukuran atau size dan sata PCR melalui pergerakan pnmer ke arah yang lebih dekat pada ean pervangan STR. Cara ini ternyata derhasil memperoleh the ‘sale Zed (ururan yang ledin kecil) produk PCR dan STR marker oma fantng p07 Reverse Nanking region Sa sau Keun sy on MMI aN metode in adalah sampol-sampe We Sudan terdegradas; ” Gemivan wdentiikas, ‘Masih dapat diamplifikas: dengan ‘Orensik, Masih dapat dilakukan § Femeriksaan Analisis DNA Di Butang Furensih 4 Hemeriksaon Identifikasi Farensik Molekuler Hanya saja tidak semua STR marker yang ada selam; Ma in dikembangkan menjadi mini STR primer set, Hal ini Selida, Day KNYA fers, ditemukan pada lokus D7$820, di mana pada lokus ini Coble da ‘. i aN But (2005) “gagal” dalam melakukan pengurangan ukuran . te Mer any dirancang pada lokus tersebut. Tabel 4.3. iforrasi fokus ~okus mini STR dan CODIS (Buber 2003) Ale Spel 4.3. DNA Mitokondria pada Pemeriksaan DNA Forensik | ; IA fan Selain genom yang terletak di inti, manusia memiliki DN " (mtDNA) merat yang terdapat dalam mitokondria. DNA mitokondria on jan dike DNA beruntai ganda berbentuk lingkaran tertutup yang ‘ ve) t al, urutan nukleotidanya secara fengkap (Anderson el . ir tidak mé DNA yang padat gen serta hamp' merupakan yang - vals agate sik sel 129 (Sudoyo,2003). Mitokondria DNA yang terda Fy Fore! Dab 4 Pemeriksaan Analisis DNA Di Bidank jiksaan Identifikas| Forensik Molekuler ppemeriksa7 ebutan "power house" dari sel ini dan memiliki ukuran st gengan - 569 pb. mt ida untuk j dalam proses sintesis protein mitokondria, serta DNA menyandi 37 gen (coding region) yang terdiri protein kompleks rantai respirasi, 22 tRNA, dan genes an 13 pole saa yong bertungs 5 - inl ang tak menyandi (non coding region), yang disebut dengan agate ¥ gorcement loop (D-loop), yang memiliki panjang 1100 bp. D-loop vpn daerah mtDNA yang tidak mengkode polipeptida, memiliki ig mutasi ting! (6-10 kali) di bandingkan dengan DNA inti sehingga remiki kemampuan diskriminasi yang tinggi . Hal ini disebabkan mtDNA remili mekanisme reparas| yang terbatas, tidak mempunyai protein ‘gion sebagai pelindung . Disamping itu juga D-loop berperan dalam regulasi ekspresi gaetk mIONA. Daerah ini memiliki makna yang sangal besar bagi seneritsaan forensik, karena sekuens yang terdapat pada D-loop ini ‘enderung bervatiasi (Polimorphism) pada masing-masing individu, yaitu la daerah HVRY (nt 16024-16383) dan HVR2 (nt 57-372). D-loop "eupakan struktur DNA beruntai tiga yang Mmengandung bagian rantai H (heavy) i . yng berupa 78 DNA, di mana basa nukleotidanya berpasangan Wan rantai (light). D-io Mara "Wkeotida 160: mm (Butler, 2003; Su oP meliputi sekuens DNA sepanjang 118 bp 28-577 yang dibatasi oleh gen tRNA phe dan tRNA doyo, 2003). ‘ey, _ Pola i daa) " Penting antara DNA inti dengan ONA mitokondria PeWarisan, Berbeda den Bab 4. p, Pemertksaan Analisi gan sistem genetik DNA inti yang Is DNA Di Bidang Forensik 51 Pemeriksaan Identifik * enthikasi Forensitey olekuler BABY TAHAPAN PEMERIKSAAN ANALIsis DNA FoR Ns 5.1. Ekstraksi - Isolasi Sampel DNA Bermacam-macam metode dan teknologi yang digun: ‘solasi DNA. Secara umum, semua Metoda melibatkan ‘dig lysis’ (penghancuran sel) akan dal Upton dey bahan dasar yang diikuti olen Kepindahey protein dan segala zat-pencemar (debris) dan akhirnya didapatkan ONA Konsep dasar dari isolasi dan ekstraksi DNA yakni ‘mensa’ Struktur sel untuk memperoleh DNA, memisahkan DNA dari kompore sel yang telah rusak, dan purifikasi atau “memurnikan” DNA dari pte dan RNA. Masing-masing metode ekstraksi sering kali _menilt karakterislik tersendiri, yang membuat metode ekstraksi masing-masiny memilki kelebihan dan kelemahan. Terdapat beberapa metode ekstats DNA di bidang forensik molekuler, yang meliputi: * Organic extraction atau metode phenol-chloroform * metode chelex * metode FTA Paper lar dapat di029 mete? Separasi DNA dari komponen selular Empat langkah-langkah (stage) 1. Disruption tk NA Foren! bab 5; Tahapan Pemeriksaan DNA eriksaan Identifiiasi Forensik Molekuler Pew >, Lysis ; Removal of protein and contaminants 1. Recovery of DNA ysis dan disruption secara kimia dapat dengan eS * ° 1 EDTA (ethilendiamin tetraasetat) atau SDS (sodium anartealkal re ifat). EDTA sebagai perusak/penghancur sel dengan cara i sul yn magnesium. lon magnesium ini berfungsi mempertahankan ation sel dan meningkatkan aktivitas enzim nuklease yang merusak vegies rrudleat. Sedangkan SDS yang merupakan sejenis deterjen dapat gurakan_untuk merusak membran sel. Bahan deterjen bisa yang rav-haridigunakan seperti rinso, attack, sunlight dan lain sebagainya. q Pe ON a ow Oa ce mur 2001) "a (Gebris) sel yang citimbukkan akibal proses anny . aN sel (Distuption-tysis) dapat diversinkan dengan care * Sehingga ing tertinggal didasar tabung hanya moleku! 465: Tehapan ‘emeriksaan DNA Forensik 65 Pemeriksaan Identifikasi Porensik Motekuley BABY TAHAPAN PEMERIKSAAN ANALISIS DN FOREN 4.1. Ekstraksi ~ Isolasi Sampel DNA Bermacam-macam metode dan teknologi Yang digunakan dal ‘solasi DNA. Secara umum, Semua metoda melibatkan ‘disrupt ‘ysis’ (penghancuran sel) ion a bahan daser yang diikuti olen kepindatar Svolein dan segala zat-pencemar (debris) dan akhirnya didapatkan DNA Konsep dasar dari isolasi dan ekstraksi DNA yakni “‘menset stuktur sel untuk memperoleh DNA, memisahkan DNA dari komporet “Yang el rusak, dan purfkasi atau “memumikan” DNA dot pl Sin RNA, Masing-masing metode ekstraksi sering kali meni lrekeritk le'sendir, yang membuat metode ekstraks! masing-n6s"! emi tode exstels “Kelbihan den kelemahan, Terdapat beberapa mel oy . A bang forensik molekuler. yang meliput / Wie extraction alau metode phenol-chloroform Cheley sey Paper 4 pai 100" pa er DNA dan Komponen selular dapat 4! lar : Mangkah (stage) dstpton 405 tay, silt ‘apan Pemeriksaan DNA Foren fomeritsaan dentifikas! Forensik Molekuler 2 Lysis 3. Removal of protein and contaminants 4. Recovery of DNA Proses lysis dan disruption secara kimia dapat dengan Yeataan EDTA (ethilendiamin tetraasetat) atau SDS (sodium ‘odes! sulfat). EDTA sebagai perusak/penghancur sel dengan cara vengkal ion magnesium, fon magnesium ini berfungsi mempertahankan “"egitas sel dan meningkatkan aklivitas enzim nuklease yang merusak samnulieal, Sedangkan SDS yang merupakan sejenis deterjen dapat Sgundkan untuk merusak membran sel. Bahan deterjen bisa yang Sahar dgurakan sepentrinso, attack, sunlight dan lain sebagainya, ry aS Ree 25 wing Ona Koioran ang ‘hig (out dan wiv vn (debris) sei yang ditimbulkan akibat proses ‘ut “3 SE (Disruption isis dapat dibersihkan dengan 39 , kul “Shinya. yang tertinggal didasar tabung hanya mele 65 Uab 5: ‘Tahapan Pemeriksaan DNA Forenstk pemeriksaan Identifikas} Forensik Molekuler fikasi Forensik Molekuler nukiestida (DNA dan RNA serta protein). Protein dapat dinis 1, Superatan dibuang dengan hati-hali agar DNA (pelet) tidak ikut ve dengan bantuan enzim proteinase, sedangkan RNA juga dibersinisn c: larutan dengan RNAase, maka DNA dapat disolasi seutuhnya terbuang. Pellet dicuci dengan 0,8mi - 1ml 75% ethanol sebanyak 2 kali dan setiap kali pencucian tabung dibolak-balik sebanyak 3-6 kali Tebung diletakkan pada posisi tegak selama 0,5 - 1 menit, setelah itu ethanol 75% dibuang dengan cara pipeting atau decanting Pellet dikeringkan dengan cara membiarkan tabung terbuka selama 5-15 detik Peliel yang benisi DNA tersebut dilarutkan dengan 25 - 30ml destiled valet di vortex secukupnya, kemudian di simpan pada suhu 4°C. 27 mE samee! ditamean 1 mi DNAzol reagen, veduanya OA" "9 cara 9 vones vada tabung Konikal Kemuda” wana § m art “27a 5 ment cade sun kamar Selanyanya a sense 1 Bier ec ‘a eho Nba expta, DNATA waren. Et a¢e obachte, FWuven 1 dan dont wor (WAY 10.WWirgm setama 10 ment pada suru 4% "EH es Mera Cometh NOI Wear Ste alart tan dipndarwan tabung comical 0am TOG tary lersent dtambankan “J Dye mae yar? 7 ata 8 euiate yada wun HOE tye 4g men A eg wcryatan shh wees Wat eo) 00 Pemerrtexann tnta verve apans Hensver tena HINA fet Peaveriksaan demas! Porensk Maley Prosedur Isolasifekstraksi ONA dengan men, reagen: nat Ty Catan darah : {, Satu (1}ml TDCzol reagen dicampurkan dengan 0.5) carat tig antikoagulan dalam tabung konical dan inkubasi ada suny heny selama 5 menit 2, Selanutnya ditambatkan 0,2mt chloroform cicampur dargan cp vortex, inkubasi pada suhu kamar selama 3 ment, 3. Dilakukan sentrituse berkecepatan 18000spm selama 15 meni pate subw 49C dan dilakukan pengambilan pada fase bagian alasya {supernatan) 4. Supematan pada tabung conical baru divampur (Si ionrapanaliso propyl alcohol’ CHyCH(OHJCH:) ikubas!s tamar selama 10 meni, Dlanjutkan sentrfuse batkecepaan 1 ‘om selama 10 ment pada sufu4'C. 5 Buang supemelan hes! sentfuse pada no 4 Set cil Fencuian dengan akohol 70% (+- 300!) ® Seajurya pelt diantan dengan destled wale Btu § Pata suty iC, ng fabs, Tahapan Pemeriksaan DNA F orensik » ntiikasiForensik Molekuler Pemerlksaan I pert nes A 2 Ht als ete eG OT ay petra { Kainyang mengandung bercak dipotong kecil-kecll dlarutkan dengan 4 destled water selama 24 jam 2 Lakkan sonicasi selama 1 menit dan vortex (homogen) selrjulnya_pengambllan cairan pada tabung konical. 1 Sense berkecepatan 6000rpm selama 20 ment dan pel ‘den| ambi dikukanisolasi seperti pada cara. Babs; Tahapan Pemeriksaan DNA Forensk : yy Femeriksaan Ideniificasi Forensik Motel os Fare Molle vomerihsaan Ident Prosedur Isolasilekstraksi DNA dengan men, soul simpan pade sub 4°C CHELEX®: SBUmaKaN a, - aisvpenalar | wma can darah Pemuatan CHELEX oa ~ tus (200) plwhole blood dengan antikoagulan dilarutkan dalam Tears ( 4, Dua (2) gram silica resin dicampur dengan 15m! aip Steril inkubasi pada sunu kamar selama 10 menit, Garis, | gqgul destled water, selama 45 menil . tan 12000rpm se'ama 10 menit. sentriuse Keoepal 2. Air bagian atas diambil, lakukan lagi bil sebanyek 150u! lalu tambahkan 250p! chelex Pencampuran dengan sg. : 1 Siperatan sping selema 30-60 detic, conicalleppendort dilarutkan dengan 1m! nuclease free water, inubes pada suhu kamar selama 10 menit diselingi dengan vortex. 2 Sampel cisentrifuse dengan kecepatan 12.000rpm selama 2 ment Supematan hasil pemusingan diduang, endapanisediment \2%) lersisa merupakan pellet. > Felt tesebutdlarukan dengan 200 jl Chex ™ di voex | 3. Bing supematan, hathat jangan pelletrya terbuang. Pole . Pada sunu 56°C selama 20 menit. , Sbahian 1091 chelex 20% (chelating agent), divortex pelan-2e4" Vorlex beberapa dett, inkubasi pada suhu 100°C selama 8 me Samal pellet ‘erlarut,incubasi pada suhu 56°C selama 30/ment met |g 5 Selenutnya disentrfuse pada kecepatan 12.000/pm selama ? Redustot Waler bath pada sunu 100%C selama 10 ment, bara” Stpenaanmergandung DNA "Ona meni, vren 10 dtk Bab 5: Tahapan Pemeriksaan DNA Forensik Sab S: Tahapan Pemeriksaan DNA Forensik - Pomeriksaan Idettitiisi Forensi Mootle 5. Spin 2 menit-> DNA ada dalam supernatan, 8 Ambll supematan sebelah alas 20-S0) pndshkan ke ta simpan. Prosedur Isolasi ONA dengan Sigma KIT : 1. Sepuluh (10) dara segar Ung te, (dengan EDTASitethenan Gitambatkan 20u! lysis solution, mikrosentrfuge, inkutes stu kamar 5 menit, vortex. 2. Tambahkan 1801! Neutralization Solution, vortex, simpan suhu -#¢ Prosedur isolasi DNA dengan FTA technology : 1. Kartu FTA yang berisi Sampel dengan alat hariss moro put? dilubangi sebesar 2,0 mm Tambahkan 100} FTA purification reagent, inkubasi sean‘? ‘menit dalam suhu ruang Aduk dengan pipet dan buang, diulang 3 kali, ze Dimasuskan 100i TE buffer, inkubasiselama 10 meni i nuang Ack dengan pipet kemudian buang TE", ulangi 2 kal wf E Samoa ckeringkan, cisimpan dengan ditambahkan 30x! 6 ab 5: Tahapan Pemeriksaan DNA Forensik peme:iksaan [dentifikasi Forensik Molekuler Phenol dt [solasifekstraksi DNA dengan menggunakan frosedur nathods S ait, ir ‘darah dengan antikoagulan disentrifuse kecepatan *, Sepulul 2300rpm selama 15 menit. Lapisan tengah (bufficout) hasil sentrifuse dambil secara hati-nati dengan menggunakan pipet pindahkan pada tabung konical . 2 Buficout diarutkan Gengan buffer lysis hingga volume Sml, digojog ‘ual-tuat selama 15-20 menit. 4 Phenol ditambahken hingga volume 10ml, digojog Kuat-kuat selama 1520 menit 4 Disentifuse pada suhu 20-2590 dengan kecepatan 2500rpm selama 20 menit. Viscous Supematant hasil sentrifuse diambil secara hall-hati “Sra ipet pndehkan Pada tabung conical baru. i “‘Peretantdlarutkan dengan 300,11 3M Na.Asetat Mma dlautkan dengan ethanol absolute perbandingan 1:1 (Sug Pematan + NaAsetat : ethanol j, lakukan botak-balik pada tabung Stearg Pérlahantahan, al (Ona) kan nampak seperti benang melayand Sab: Tahapan Pemeriksaan DNA Foren weer eal

Anda mungkin juga menyukai