Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2015


sekitar 303.000 perempuan meninggal atau sekitar 830 orang/hari yang
disebabkan oleh komplikasi selama kehamilan dan setelah kehamilan serta
persalinan.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 307/100.000 kelahiran hidup (KH),
pada tahun 2007 AKI di Indonesia mengalami penurunan menjadi
228/100.000 KH. Pada tahun 2012 AKI di Indonesia meningkat menjadi
359/100.000 KH, dan pada tahun 2015 AKI di Indonesia menurut Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) mengalami penurunan menjadi
305/100.000 KH (Kemenkes RI, 2017).
Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan (30,3%),
hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%), dan lain-lain (40,8%).
Penyebab lain-lain yaitu penyebab kematian ibu secara tidak langsung, seperti
kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung, tuberkulosis atau penyakit lain yang
diderita ibu (Kemenkes RI, 2017).
Secara nasional, target K1 tahun 2014 sebesar 100% dan K4 berdasarkan
Renstra tahun 2017 sebesar 76%, tahun 2018 sebesar 78%, dan untuk 2019
sebesar 80 %. (Kemenkes RI,2017). Target nasional pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan adalah 95%. Proporsi cakupan Persalinan Normal di
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 90,88% dan pada tahun 2015 mengalami
penurunan menjadi 88,55%. Target pelayanan nifas pada tahun 2018 adalah
90%.
Jumlah AKI di Provinsi Sumatera Selatan dilaporkan pada tahun 2012
sebesar 148/100.000 KH, pada tahun 2013 AKI mengalami penurunan yaitu
menjadi 146/100.000 KH. Kemudian pada tahun 2014, AKI di Sumatera
Selatan meningkat sebesar 155/100.000 KH dan meningkat kembali pada
tahun 2015 sebesar 165/100.000 KH (Dinkes Provinsi Sumatera Selatan,
2017).
Penyebab kematian ibu di Provinsi Sumatera Selatan yang masih tinggi
disebabkan karena deteksi dini faktor resiko oleh tenaga kesehatan kurang
cermat, penanganan persalinan yang kurang adekuat/tidak sesuai prosedur
serta sistem rujukan tidak sesuai dengan prosedur jejaring manual rujukan
(Dinkes Provinsi Sumatera Selatan, 2017).
Cakupan K1 di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 mencapai
98,08% dan K4 sebesar 93,86% (Dinkes Provinsi Sumatera Selatan, 2015).
Sedangkan cakupan Persalinan Normal tahun 2014 sebesar 91,72% dan tahun
2015 mengalami kenaikan sebesar 92,80%. (Dinas Provinsi Sumatera Selatan,
2017). Cakupan pelayanan nifas di Provinsi Sumatera Selatan di
Kabupaten/Kota berkisar antara 85,0% - 95,3%. Capaian KF tertinggi
terdapat di Kota Palembang (95,3%), kemudian diikuti oleh Kab. Oku Selatan
(95,3%) dan Kab. Muara Enim (94,4%). Sedangkan cakupan terendah terjadi
di kota Lubuk Linggau (85,9%) dan Kabupaten Musi Banyuasin (85%).
(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2017)
Data dari Dinas Kesehatan Muara Enim tercatat jumlah AKI pada tahun
2016 jumlah kasus kematian berjumlah 9 kematian ibu, dan pada tahun 2017
jumlah kasus kematian berjumlah 8 kematian ibu. (Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Muara Enim, 2017). Cakupan K1 di Kabupaten Muara Enim yaitu
99,1% sedangkan cakupan K4 berada pada angka di atas 95% (Dinkes
Kabupaten Muara Enim, 2016)
Dalam rangka upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
maka pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang diharapkan dapat
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan neonatal sebesar 25%. Program
ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan
neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa tengah,
Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut
disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia
berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka
kematian ibu di enam provinsi tersebut di harapkan akan dapat menurunkan
angka kematian ibu (AKI) secara Signifikan. (Kemenkes RI, 2017).
Selain program EMAS ada juga Safe Motherhood merupakan salah satu
upaya yang bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan menghadapi masa
kehamilan dan persalinannya sehat dan aman, serta melahirkan bayi yang
sehat dengan cara menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil,
bersalin,nifas dan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru
lahir,dalam hal ini WHO telah mengembangkan konsep Four Pilars Of Safe
Motherhood. Empat pilar upaya Safe Motherhood tersebut adalah keluarga
berencana asuhan anternatal, persalinan, bersih dan aman dan pelayanan
tersebut asensial. (Sarwono prawirohardjo, 2016:23)
Program lainnya yang dapat digunakan untuk menurunkan AKI adalah
dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses
pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu
hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4
(Kemenkes RI, 2016).
AKB di Sumatera Selatan pada tahun 2012 sebesar 108/1.000 KH, tahun
2013 mengalami kenaikan sebesar 123/1.000 KH, kemudian mengalami
penurunan di tahun 2014 menjadi 114/1.000 KH dan naik kembali di tahun
2015 menjadi 197/1.000 KH (Dinkes Provinsi Sumatera Selatan, 2017).
Upaya yang dilakukan untuk menekan jumlah AKB selain dengan
mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan juga perlu dukungan dari masyarakat untuk melakukan
kunjungan neonatal (KN). Kunjungan neonatal pertama (KN-1) adalah
cakupan kesehatan bayi baru lahir (umur 6jam-8jam) disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga
kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan. Pada kunjungan
neonatal pertama (KN-1), bayi baru lahir mendapatkan vit K injeksi dan
imunisasi hepatitis B0 (bila belum diberikan pada saat lahir).
Berdasarkan target K1 di PMB Piska Mariati pada tahun 2019
berjumlah 158 ibu hamil dan K4 berjumlah 232 ibu hamil, sedangkan pada
tahun 2020 K1 berjumlah 215 ibu hamil dan K4 berjumlah 265. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada K1 dan K4 di PMB
Piska Mariati (Register PMB Piska Mariati, 2020).
Pada penelitian ini, dilakukan studi kasus pada Ny. “O” yang berumur 20
tahun, bertempat tinggal di desa Talang Jawa Muara Enim. Ibu tersebut perlu
mendapatkan asuhan kebidanan secara komprehensif oleh tenaga kesehatan
mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir agar ibu dan
bayi sehat.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan studi
komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.
“O” di PMB Piska Mariati Rumah Tumbuh Muara Enim”.
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah yang dapat dirumuskan


adalah: Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “O” di Bidan
Praktik Mandiri Bidan Piska Mariati Tahun 2021?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.


“O” di Praktik Mandiri Bidan Piska Mariati AM.Keb Muara Enim Tahun
2021
2. Tujuan Khusus

a) Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.


“O” di Praktik Mandiri Bidan Piska Mariati AM.Keb Muara Enim
Tahun 2021
b) Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data objektif pada Ny. “O” di
Praktik Mandiri Bidan Piska Mariati AM.Keb Muara Enim Tahun 2021
c) Mahasiswa dapat melakukan analisa pada Ny. “O” di Praktik Mandiri
Bidan Piska Mariati AM.Keb Muara Enim Tahun 2021
d) Mahasiswa dapat melakukan penatalaksanaan pada Ny. “O” di Praktik
Mandiri Bidan Piska Mariati AM.Keb Muara Enim Tahun 2021
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis;
Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk
menambah wawasan pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan
berkesinambungan pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Neonatus.
2. Manfaat aplikatif;

a) Manfaat bagi Institusi

“Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan


dalam pemberian Asuhan Komprehensif pada Ibu Hamil,
Bersalin, Nifas, dan Neonatus di PMB Piska Mariati AM.Keb
Muara Enim Tahun 2021”
b) Tempat Praktik

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan


dalam asuhan komprehensif pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan
Neonatus.
c) Manfaat bagi Klien dan masyarakat

Agar klien maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dari


penyulit yang mungkin timbul pada masa kehamilan sehingga
memungkinkan segera mencari pertolongan pergi ke petugas
kesehatan untuk mendapatkan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai