DISUSUN OLEH:
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki menyelesaikan asuhan keperawatan anak
leukemia limfositik akut
Kelompok 1
LAPORAN PENDAHULUAN ASMA
A. PENGERTIAN
B. KLASIFIKASI
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma
ini menjadilebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan
mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.
C. ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
b. Perubahan cuaca
c. Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma
yang timbul harus segera diobati penderita asma yang
mengalamistress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan
masalahpribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati.
d. Lingkungan kerja
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala
klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,
gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu
pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah
sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang
merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin
banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi
dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal.
Komplikasi :
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada
asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang
alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E
abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya.
Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut
mmeningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel
mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari
semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen
bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan
tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma , diameter
bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena
peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa 3 menekan bagian
luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan
selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi
berat terutama selama ekspirasi.
Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan
adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea.
Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat
meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara
ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan darah
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
b. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
c. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
3. Pencetus :
a. Allergen
b. Olahraga
c. Cuaca
d. Emosi
Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang
bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.
Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah
sebagai berikut:
H. PENATALAKSANAAN ASMA :
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
SLKI :
- Pertukaran Gas
- Keseimbangan asam-basa
- Konservasi energi
- Perfusi paru
- Respons ventilasi mekanik
- Tingkat delirium
Observasi : -
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
SLKI :
SIKI :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
SLKI :
- Toleransi Aktivitas
- Ambulasi
- Curah jantung
- Tingkat keletihan
SIKI :
- Terapi Aktivitas
-
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Corwin, E.J. 2000. Buku Saku Patofisiologi, Alih bahasa Braham. U. EGC:
Jakarta
Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga.
BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.
ASMA BRONKHIAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dialami sejak kurang lebih 2
hari SMRS, sesak dirasakan terus menerus, menetap, dan tidak mengalami
perbaikan dengan perubahan posisi dan istirahat. Sesak tidak memberatkan di
malam hari, aktivitas berat sebelum timbulnya sesak disangkal. Demam (+),
sejak dua hari yang lalu. Batuk berlendir (+) timbulnya bersamaan dengan
demam. Lendirnya warna putih, Darah (-), nyeri menelan (+) nyeri porut (-)
mual (-), muntah (-), BAK normal, BAB biasa. Riwayat keluhan yang sama
dirasakn 3 bulan yang lalu. Riwayat asma pada keluarga (+) yaitu saudraa
ayah pasien pasien dappat berkomunikasi dalalm bentuk penggalan kaliamt
status neonatal : BCB/SMK status tumbuh kembang dalam batas noirmal
status imunisasi imunisasi dasar lengkap
A. Biodata
I. Identitas Pasien
Nama anak : An.F
Tanggal masuk : 29-04-2019 Jam 09.30 WIB
No.RM : 3433023
Tempat/tgl lahir : Palembang/ 05-11-2015
BB/PB saat lahir : 2900 gram/ 46 cm
Jenis Kelamin : perempuan
Pendidikan anak : Taman Kanak-kanak
Anak Ke : 1 (satu)dalam keluarga
Identitas orang tua
Nama ayah : Tn. M
Pekerjaan : guru
Pendidikan :S1
Nama ibu : Ny. Y
Pekerjaan : guru
Pendidikan : D3
Alamat : Palembang, sukarame
Diagnosa Medis : Asma Bronkhial
Riwayat kesehatan
A.Riwayat kesehatan sekarang
I. Keluhan Utama
Alasan masuk ke RS: An.F Sesak
c)penolong persalinan
( )dokter
(√) bidan
( )dukun
d)komplikasi waktu lahir : tidak ada
3. Postnatal:
a)kondisi bayi
Nilai APGAR: 6 (afisiaksi ringan)
BB lahir : 2900 gram
PB : 46 cm
LK : 30 cm
LD : 34 cm
LLA : 10 cm
I.DIAGNOSA KEPERAWATAN
gerakan DO :
Q: seperti -klien terlihat
di timpa meringis
benda -klien tampak
berat gelisah
R: nyeri Ttv
dirasakan P :88 x/m
dibagian RR:24 x/m
kedua kaki
T:36.8 c
S: 4
T: hilang A: Masalah belum
timbul teratasi
P: Intervensi
DO : dihentikan
-klien
terlihat
meringis
-klien
tampak
gelisah
Ttv
P :88
x/m
RR:24
x/m
T:36.8 c
N Diangonsa Implementasi Evaluasi
o Keperawata
n
2 Intoleransi 1.Mengidentifika Jam : 14.00 WIB
si gangguan Ds:
Aktivitas
fungsi tubuh
-Ibu klien mengatakan
b.d yang
mengakibatkan anaknya terlihat lemas, lesu
Kelemahan
kelelahan
dan pucat
-Ibu klien 2.Memonitor lokasi
dan Do:
mengataka
ketidaknyamanan -klien terlihat lemah,lesu
n anaknya selama melakukan
terlihat aktivitas dan mudah lelah
lemas, lesu
3.Memberikan Ttv
aktivita distraksi
dan pucat P :88 x/m
yang menenangkan
Do: 4.Memfasilitas i RR:24 x/m
-klien duduk di sisi tempat T:36.8 c
tidur, jika tidak
terlihat
dapat berpindah A: Masalah belum teratasi
lemah,lesu atau berjalan P: Intervensi dihentikan
dan mudah 5. Menganjurkan
tirah baring
lelah
6.Menganjurkan
Ttv melakukan aktivitas
P :88 x/m secara bertahap
Berkalaborasi
RR:24 dengan ahli gizi
x/m tentang cara
mwningkatkan
T:36.8 c asupan makanan
dan sedikit
lelah
Ttv
P :84 x/m
RR:22
x/m
T:36.5 c
klien DO :