Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN ANAK ASMA

DISUSUN OLEH:

1. ANISA LAILA ISNAINI


2. ANNISA SYAHRANI
3. ANJELINA PUTRI
4. ANUGRAH RAHMAD HIDAYAT
5. LINI PISTI

DOSEN PEMBIMBING: INDAH DEWI RIDAWATI, S.Kep, Ns, M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan anak leukemia limfositik akut

Asuhan keperawatan anak asma yang menjadi tugas bagi mahasiswa


Semester IV Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan
Lubuklinggau pada mata kuliah keperawatan anak yang di Bimbing oleh Ibu
Indah Dewi Ridawati S.Kep, Ns, M.Kep.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki menyelesaikan asuhan keperawatan anak
leukemia limfositik akut

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari menyelesaikan asuhan


keperawatan anak leukemia limfositik akut ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Lubuklinggau, Mei 2020

Kelompok 1
LAPORAN PENDAHULUAN ASMA

A. PENGERTIAN

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana


trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimulasi
tertentu..

Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respontrakea


dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi
adanyapenyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah
baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic
Society ).

Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas, yang mengakibatkan


dispnea, batuk dan mengi. Tingkat penyempitan jalan nafas dapat berubah
baik secara spontan atau karena terapi. Asma berbeda dari penyakit paru
obstruktif dalam hal bahwa asma adalah proses reversible. (Brunnert &
Suddarth.2001: 611)

B. KLASIFIKASI

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3


tipe, yaitu :

1. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus


yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan
(antibiotic danaspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan
dengan adanyasuatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika
ada faktor-faktorpencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan
terjadi serangan asma ekstrinsik.

2. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma
ini menjadilebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan
mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.

C. ETIOLOGI

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi


timbulnya serangan asma bronkhial.

1. Faktor predisposisi

Genetik, dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum


diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit
alergi. Karenaadanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asmabronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu
hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

2. Faktor presipitasi

a. Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi

2) Ingestan, yang masuk melalui mulut

ex: makanan dan obat-obatan

3) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit

ex: perhiasan, logam dan jam tangan

b. Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi


asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
terjadinyaserangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan
musim,seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini
berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.

c. Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma
yang timbul harus segera diobati penderita asma yang
mengalamistress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan
masalahpribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya
belum bisa diobati.

d. Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal


ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja
dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala
ini membaik pada waktu libur atau cuti.

e. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan


aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi
segera setelah selesai aktifitas tersebut.

D. TANDA DAN GEJALA

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala
klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,
gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu
pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah
sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang
merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin
banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi
dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal.

Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.

Komplikasi :

- Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas


- Bronchiolitis
- Pneumonia
- Pneumothoraks
- Emfisema
- Deformitas thoraks
- Gagal nafas
E. PATOFISIOLOGI

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada
asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang
alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E
abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya.

Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut
mmeningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel
mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari
semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen
bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan
tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma , diameter
bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena
peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa 3 menekan bagian
luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan
selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi
berat terutama selama ekspirasi.

Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan
adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea.
Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat
meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara
ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

1. Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

a. Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal


eosinopil.
b. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari
cabang bronkus.
c. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
d. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus
plug.

2. Pemeriksaan darah

a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
b. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
c. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.

3. Pencetus :
a. Allergen
b. Olahraga
c. Cuaca
d. Emosi

Pemeriksaan radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang
bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.
Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah
sebagai berikut:

a. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan


bertambah.
b. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran
radiolusen akan semakin bertambah.
c. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
d. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen
pada paru-paru.

H. PENATALAKSANAAN ASMA :

Posisikan pasien semifowler

Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.

1. Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat


diulang setiap 20 menit sampai 3 kali.
2. Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini (per
oral):
a. Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
- Efedrin : 0,5 – 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
- Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
- Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam

Efeknya tachycardia, palpitasi, pusing, kepala, mual, disritmia, tremor,


hipertensi dan insomnia. Intervensi keperawatan jelaskan pada orang tua
tentang efek samping obat dan monitor efek samping obat.
b. Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi
bronkospasme dan meningkatkan bersihan jalan nafas.
- Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
- Teofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam

Pemberian melalui intravena jangan lebih dari 25 mg per menit.Efek samping


tachycardia, dysrhytmia, palpitasi, iritasi gastrointistinal,rangsangan sistem
saraf pusat;gejala toxic;sering muntah,haus, demam ringan, palpitasi, tinnitis,
dan kejang. Intervensi keperawatan; atur aliran infus secara ketat, gunakan
alat infus kusus misalnya infus pump.

c. Golongan steroid, untuk mengurangi pembengkakan mukosa bronkus.


Prednison : 0,5 – 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (pada serangan hebat)

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Pertukaran Gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

SLKI :

- Pertukaran Gas
- Keseimbangan asam-basa
- Konservasi energi
- Perfusi paru
- Respons ventilasi mekanik
- Tingkat delirium

SIKI : Terapi Oksigen

Observasi : -

- Monitor kecepatan aliran oksigen


- Monitor posisi alat terapi oksigen
- Monitor efektivitas terapi oksigen
- Monitor tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen danatelektasis
- Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

Terapeutik :

- Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu


- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Berikan oksigen tambahan, jika perlu
- Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi

Edukasi :

- Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di


rumah

Kolaborasi :

- Kolaborasi penentuan dosis oksigen


- Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur.
-

2. Bersihan Jalan Napas tidak Efektif b.d Spasme jalan napas

SLKI :

- Bersihan jalan napas


- Kontrol gejala
- Respons ventilasi mekanik

SIKI :

- Manajemen jalan napas

Observasi :

- Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman,usaha napas)


- Monitor bunyi napas tambahan (mis. Wheezing,mengi,ronkhi
kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik :

- Posisikan semi fowler atau fowler


- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu.

Edukasi :

- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi


- Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.

3. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan

SLKI :

- Toleransi Aktivitas
- Ambulasi
- Curah jantung
- Tingkat keletihan

SIKI :

- Terapi Aktivitas
-

Observasi :

- Identifikasi defisit tingkat aktivitas


- Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan
- Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan

Terapeutik :

- Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami


- Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
- Fasilitasi aktivitas rutin (mis. Ambulasi, mobilisasi)
- Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
- Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari.

Edukasi :

- Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu


- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika
sesuai.

Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan


memonitor program aktivitas, jika sesuai.
- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. 2000. Buku Saku Patofisiologi, Alih bahasa Braham. U. EGC:
Jakarta

Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga.
BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga Jilid 2. Media


Aesculapius: Jakarta

NANDA, 2006. Diagnosa Keperawatan. PSIK-FK UGM: Yogyakarta

Wilkinson, J.M, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

ASMA BRONKHIAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :

1. ANISA LAILA ISNAINI


2. ANNISA SYAHRANI
3. ANJELINA PUTRI
4. ANUGRAH RAHMAD HIDAYAT
5. LINI PISTI

DOSEN PEMBIMBING : INDAH DEWI RIDAWATI, S.Kep, Ns,


M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
CONTOH ILUSTRASI KASUS

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dialami sejak kurang lebih 2
hari SMRS, sesak dirasakan terus menerus, menetap, dan tidak mengalami
perbaikan dengan perubahan posisi dan istirahat. Sesak tidak memberatkan di
malam hari, aktivitas berat sebelum timbulnya sesak disangkal. Demam (+),
sejak dua hari yang lalu. Batuk berlendir (+) timbulnya bersamaan dengan
demam. Lendirnya warna putih, Darah (-), nyeri menelan (+) nyeri porut (-)
mual (-), muntah (-), BAK normal, BAB biasa. Riwayat keluhan yang sama
dirasakn 3 bulan yang lalu. Riwayat asma pada keluarga (+) yaitu saudraa
ayah pasien pasien dappat berkomunikasi dalalm bentuk penggalan kaliamt
status neonatal : BCB/SMK status tumbuh kembang dalam batas noirmal
status imunisasi imunisasi dasar lengkap

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

A. Biodata
I. Identitas Pasien
Nama anak : An.F
Tanggal masuk : 29-04-2019 Jam 09.30 WIB
No.RM : 3433023
Tempat/tgl lahir : Palembang/ 05-11-2015
BB/PB saat lahir : 2900 gram/ 46 cm
Jenis Kelamin : perempuan
Pendidikan anak : Taman Kanak-kanak
Anak Ke : 1 (satu)dalam keluarga
Identitas orang tua
Nama ayah : Tn. M
Pekerjaan : guru
Pendidikan :S1
Nama ibu : Ny. Y
Pekerjaan : guru
Pendidikan : D3
Alamat : Palembang, sukarame
Diagnosa Medis : Asma Bronkhial

B. Identitas saudara kandung


No. Nama Usia Hubungan Status kesehatan
1. An. T 2 tahun Adik kandung Sehat

Riwayat kesehatan
A.Riwayat kesehatan sekarang
I. Keluhan Utama
Alasan masuk ke RS: An.F Sesak

II.Riwayat keluhan sekarang


Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dialami sejak kurang lebih 2
hari SMRS, sesak dirasakan terus menerus, menetap, dan tidak mengalami
perbaikan dengan perubahan posisi dan istirahat. Sesak tidak memberatkan di
malam hari, aktivitas berat sebelum timbulnya sesak disangkal. Demam (+),
sejak dua hari yang lalu. Batuk berlendir (+) timbulnya bersamaan dengan
demam. Lendirnya warna putih, Darah (-), nyeri menelan (+) nyeri porut (-)
mual (-), muntah (-), BAK normal, BAB biasa. Riwayat keluhan yang sama
dirasakn 3 bulan yang lalu.
III.Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa saudara ayah klien pernah menderita
penyakit yang sama yaitu asma bronkhial

B.Riwayat Kesehatan lalu


1. Prenatal care:
a) Pemeriksaan kehamilan sebanyak 3 kali
b) Keluhan selama hamil
( )perdarahan
( )PHS
( )infeksi
(√)ngidam
(√)muntah-muntah
( )demam
( )lainnya ,sebutkan
2. Natal:
a) Tempat melahirkan
( ) RS
( √ )klinik
( ) rumah

b)lama dan jenis persalinan


(√)spontan
( )forcepsi
( )operasi

c)penolong persalinan
( )dokter
(√) bidan
( )dukun
d)komplikasi waktu lahir : tidak ada

3. Postnatal:
a)kondisi bayi
Nilai APGAR: 6 (afisiaksi ringan)
BB lahir : 2900 gram
PB : 46 cm
LK : 30 cm
LD : 34 cm
LLA : 10 cm

b) anak pada saat lahir tidak mengalami:


1. Penyakit yang diderita sebelumnya :
Ibu mengatakan, an.F pernah menderita Asma Bronkhial sejak usia 3
tahun
2. Pernah dirawat di RS :
Sebelumnya, an.F pernah di rawat di RS
3. Obat-obatan yang pernah digunakan :
Orang tua an.F mengatakan bahwa dulu an.F pernah
mengkomsumsi kortikosteroid, sitostatik dan imunoterapi.
Alergi :
An.D tidak memiliki riwayat alergi.
Kecelakaan :
An.D tidak pernah jatuh yang sampai mencederai
kepalanya.Kalaupun jatuh, an.D tidak sampai mengelami luka berat.

c) Riwayat kesehatan keluarga


Genogram
Nenek klien pernah mengidap penyakit yang sama.
Riwayat imunisasi :
I II III
BCG 1BLN 2BLN 3BLN
DPT 1BLN 2BLN 3BLN
POLIO 9BLN
CAMPAK 1BLN
HEPATITIS B 0BLN 2BLN 6BLN

C. Riwayat Tumbuh Kembang


1. Kemandirian dan bergaul :
Sebelum sakit, an.F mampu melakukan aktivitas sehari-hari sepertimakan
sendiri, pasang baju sendiri. An.F berteman baik dengan teman sebaya. Tapi
semenjak sakit, An. F sudah tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari dan
memiliki keterbatasan dalam bermain denganteman-temannya.
2. Motorik kasar :
Umur 4 bulan, an.F sudah bisa tengkurap. Umur 7 bln anak sudah bisa duduk,
umur 10 bln berdiri dan umur 12 bulan sudah bisa berjalan.
3. Motorik halus :
Umur 4 tahun ini, an.F sudah bisa menulis coret-coretan
4. Kognitif dan bahasa :
Umur 5 tahun ini, an.F sudah bisa memahami perintah dari orang lain,an.F
mengerti apa yang ditanyakan orang padanya. Perkembangan bahasa normal,
anak mulai bisa bicara umur 12 bulan.5. Psikososial :Saat pengkajian, An.F
mau berinteraksi dengan orang lain selain orangtua bila di beri mainan
terlebih dahulu.
5. Lain-lain : Emosi an.F saat ini labil

VIII. Riwayat Sosial


1. Yang mengasuh klien :
Keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)
2. Hubungan dengan anggota keluarga :
An.F merupakan anak kandung dari Ibu Yuke dan Bpk Melin . Saat
pengkajian, Bapak dari An.F sering memaksa anaknya makan-minum dengan
paksa dan sedikit marah-marah pada an.F Menurut Ibunya, An.F sangat
sayang sama adiknya. Mereka jarang sekali ribut.
3. Hubungan dengan teman sebaya :
Sebelum sakit, an.F berteman baik dengan teman sebayanya.
4. Pembawaan secara umum :
Normal, tidak mengalami kelainan mental ataupun IQ yang lemah(anak tidak
sinroma down)
5. Lingkungan rumah :
- Luas rumah 12 x 10 m
- Ventilasi cukup, penerangan cukup
- Pakai sumur gali- Sampah dibakar
- Jarak rumah dengan rumah tetangga tidak terlalujauh kira-kira 10 m

IX. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum :Tampak sesak
Kesadaran : Komposmetis
GSC : 4-5-6
2. Pengukuran:
TTV: TD: 110/70 mmHg
P :160 x/m
RR : 60x/m
T : 36.8
TB/BB (cm) :110 cm/ 14.5 kg
Lingkar Kepala :44 cm
Lingkar lengan atas (LLA) : 17 cm
3. Kepala
Rambut :
 kebersihan.(bersih)
 warna. (hitam)
 Tekstur (kasar)
 distribusi rambut.(merata)
 Kuat/mudah tercabut....( kuat )
4. Mata :
a) Sklera :Normal/non ikterik
b) Konjungtiva : tidak anemis
c) Palpebra :
d) Pupil : ukuran: 3 mm, bentuk: isokor, reaksi cahaya: .+ / normal ,
5. Telinga :
a) Simetris : ya
b) Serumen : minimal
c) Pendengaran : Baik
6. Hidung
a) Septum simetris :ya
b) Sekret :tidak
c) Polip :tidak
7. Mulut:
a) Kebersihan (kurang).
b) Warna(merah)
c) Kelembaban(kering)
a) Lidah :Ada sariawan ± 1 cm
b) Gigi :caries pada gigi atasnya (keropos semua gigi
yang di atas)
8. Leher
a) Kelenjer getah bening :Tidak teraba
b) Kelenjer tiroid :Tidak ada pembengkakanc. JVP : 5-2 cm H2O
9. Dada
a) Inspeksi :Normal
b) Palpasi :Normal
10. Jantung
a) Inspeksi : iktus cordis di RIC V
b) Palpasi :apeks : tidak teraba
thrill : tidak ada
b) Auskultasi :frekuensi : 160x/m
suara dasar : S1 dan S2 tunggal
11. Paru-paru :
a) Inspeksi :simetris
b) Palpasi :fremitus kiri = kanan
c) Perkusi :-
d) Auskultasi :vesikuler
12. Perut :
a) Inspeksi :ada purpura
b) Palpasi :Hepar kenyal dan pinggirnya tajam
c) Perkusi :timpanid. Auskultasi :bising usus normal (4x/menit)
13. Punggung :bentuk normal
14. Ekstremitas :Kekuatan dan tonus otot baik
15. Genitalia :-
16. Kulit :
a) Warna :sawo matang
b) Turgor :kembali dalam waktu 2 detik
c) Integritas :ada purpura di abdomen
d) Elastisitas :elastis
17. Pemeriksaan Neurologis : an.D dalam kondisi sadar/compos mentis

X. Pemeriksaan Tumbuh Kembang


a. DDST (terlampir)
b. Status Nutrisi (terlampir)

XI. Pemeriksaan Psikososial


An. D saat dilakukan pengkajian, kurang mau berinteraksi denganorang lain.
Ketika diberi mainan, an. D baru mau berkomunikasidengan orang .

XII. Pemeriksaan Spritual


Orang tua anak mengatakan mereka juga berdoa untuk kesembuhan anaknya.

XIII. Kebutuhan Dasar Sehari-hari

No Jenis kebutuhan Di rumah/sebelum sakit Di rumah sakit


Sering di buatkan nasi
lunak karena an.R ML,TKTP1300kal
Makan
memang susah disuruh ori/hari
makan
Jus terung pirus, air
Minum Kurang minum
putih,susu
Tidur 8 jam/ hari 12 jam/hari
Mandi 2x/hari 1x/hari
Eliminasi BAB 1X/hari
Bermain sendiri
Normal seperti anak dengan permainan
Bermain
sebayanya seadanya seperti
topeng - topengan

XIV. Pemeriksaan Penunjang


a. Laboratorium : - Hb : 8,4 gr %
- Trombosit : 34.000/mm3
a. - Leukosit : 1800/mm3 - Ht : 26 %
b. Rontgen :-
c. Lain-LAIN
ANALISA DATA

N Data-data Penyebab Masalah


O
1 Gangguan Pertukaran gas Gangguan pertukaran gas Ventilasi dan perfusi
tidak seimbang.
b.d ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
DS : - Ibu klien mengatakan
anaknya sesak saat
bernapas
DO :
- Sesak napas
- Bunyi naps ronki
- Bunyi napas pasien
melemah
- frekuensi napas pasien
kurang dari 20x/m
- GDA tidak normal.
Ttv
P :88 x/m
RR:24 x/m
T:36.8 c
2 Bersihan jalan napas tidak Bersihan jalan napas tidak Spasme jalan napas /
efektif b.d spasme jalan akumulasi mukus
efektif
napas. pada bronkus.
Ds: Ibu klien mengatakan
bahwa anaknya pada saat
bernapas terdapat bunyi.
Do:
- Tampak batuk
- bunyi napas ronki
- bunyi napas pasien
melemah
- frekuensi napas kurang
dari 20x/m
Ttv
P :88 x/m
RR:24 x/m
T:36.8 c
3 Intoleransi aktivitas b.d Intoleransi aktivitas Kelemahan
kelemahan
Ds: Ibu klien mengatakan
anaknya terlihat lemas, lesu
dan pucat
Do: klien terlihat lemah,lesu
dan mudah lelah
Ttv :
P :88 x/m
RR:24 x/m
T:36.8 c

I.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalis


. Keperawatan
1. Setelah dilakukan Intervensi SIKI :
asuhan 1. U
keperawatan ( Manajemen nyeri) Mengetahui loka
selama 1x24 jam karakteristik,kua
Observasi
diharapkan tingkat intesitas nyeri
nyeri pada klien 1. Identifikasi 2. U
dapat menurun mengtah
lokasi,karakteristik,kualitas,
skala nye
intensitas nyeri 3. U
2. Identifikasi skala nyeri mengura
nyeri
Terapeutik
4. A
3. Berikan teknik non pasien
farmakologis (kompres mengetah
cara mer
hangat) nyeri
Edukasi 5. U
memperc
4. Jelaskan strategi
proses
meredakan nyeri penyemb
Kolaborasi
5.Kolaborasi pemberian
analgetik

NO. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi


Keperawatan
2 Intoleransi Setelah SIKI : Manajemen SIKI : Manajemen
dilakukan energi energi
Aktivitas b.d
asuhan Observasi: 1. Untuk
Kelemahan keperawatan 1. Identifikasi mengidentifikasi
selama 1x24 gangguan fungsi gangguan fungsi
jam diharapkan tubuh yang tubuh yang
tingkat
mengakibatkan mengakibatkan
kelemahan pada
klien dapat kelelahan kelelahan
menurun 2. Monitor lokasi dan 2. Untuk Monitor
ketidaknyamanan lokasi dan
selama melakukan ketidaknyamanan
aktivitas selama melakukan
Terapeutik: aktivitas
3. Berikan aktivita 3. Untuk memberikan
distraksi yang aktivita distraksi
menenangkan yang menenangkan
4. Fasilitas i duduk di 4. Untuk memfasilitasi
sisi tempat tidur, jika duduk di sisi tempat
tidak dapat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berpindah atau
berjalan berjalan
Edukasi: Edukasi:
5. Anjurkan tirah 5. Menganjurkan tirah
baring baring
6. Anjurkan melakukan 6. Menganjurkan
aktivitas secara melakukan aktivitas
bertahap secara bertahap
Kolaborasi: Kolaborasi:
7. Kolaborasi 7. Berkolabor
dengan ahli gizi asi dengan ahli
tentang cara gizi tentang cara
meningkatkan mweningkatkan
asupan makanan asupan makanan
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
3 Resiko Defisit Setelah dilakukan SIKI : Manajemen nutrisi 1.
asuhan Observasi: tuk
Nutrisi d.d
keperawatan 1. Monitor asupan meng
ketidakmamp selama 1x24 jam makanan i asu
diharapkan 2. Monitor berat maka
uan
tingkat resiko badan pasie
mengabsorbsi nutrisi klien 3. Monitor hasil 2.
dapat menurun pemeriksaan laboraturium
nutrien
tuk
4. Berikan makanan
yang tinggi kalori meng
5. Anjurkan posisi i bera
duduk jika mampu
Terapeutik bada
6. Lakukan oral pasie
hygiene sebelum makan,
3.
jika perlu
Edukasi tuk
7. Anjurkan posisi
meng
duduk jika mampu
Kolaborasi: i has
8. kolaborasi pemberian labor
meditasi sebelum makan
( misal pereda nyeri, anti atau
metik), jika perlu kead
keseh
pasie
4.
Untu
mena
asuap
kalor
pada
pasie
5.
tuk
mem
kan p
dalam
mme
a ma
6.
tuk
menj
kebe
maka
7.
tuk
mem
kan p
dalam
menc
maka
8.
tuk
mem
pt pr
peye
an
CATATAN PERKEMBANGAN

N Diangonsa Implementasi Evaluasi


o Keperawat
an
1 Nyeri akut Jam : 08.00 WIB Jam : 14.00 WIB
1. Mengidentifikasi DS : - Ibu klien
b.d agen
lokasi,karakteristik,kualitas,i mengatakan
pencedera
ntensitas nyeri anaknya sering
biologis
2. Mengidentifikasi skala mengeluh kakinya
DS : - Ibu
nyeri sakit
klien
3. Memberikan teknik non
mengataka P: nyeri saat kaki di
farmakologis
n anaknya gerakan
4. Menjelaskan strategi
sering Q: seperti di timpa
meredakan nyeri
benda berat
mengeluh
5.Berkolaborasi pemberian
R: nyeri dirasakan
kakinya analgetik
dibagian kedua
sakit kaki
P: nyeri S: 4
saat kaki di T: hilang timbul

gerakan DO :
Q: seperti -klien terlihat
di timpa meringis
benda -klien tampak
berat gelisah
R: nyeri Ttv
dirasakan P :88 x/m
dibagian RR:24 x/m
kedua kaki
T:36.8 c
S: 4
T: hilang A: Masalah belum
timbul teratasi
P: Intervensi
DO : dihentikan
-klien
terlihat
meringis
-klien
tampak
gelisah
Ttv
P :88
x/m
RR:24
x/m
T:36.8 c
N Diangonsa Implementasi Evaluasi
o Keperawata
n
2 Intoleransi 1.Mengidentifika Jam : 14.00 WIB
si gangguan Ds:
Aktivitas
fungsi tubuh
-Ibu klien mengatakan
b.d yang
mengakibatkan anaknya terlihat lemas, lesu
Kelemahan
kelelahan
dan pucat
-Ibu klien 2.Memonitor lokasi
dan Do:
mengataka
ketidaknyamanan -klien terlihat lemah,lesu
n anaknya selama melakukan
terlihat aktivitas dan mudah lelah

lemas, lesu
3.Memberikan Ttv
aktivita distraksi
dan pucat P :88 x/m
yang menenangkan
Do: 4.Memfasilitas i RR:24 x/m
-klien duduk di sisi tempat T:36.8 c
tidur, jika tidak
terlihat
dapat berpindah A: Masalah belum teratasi
lemah,lesu atau berjalan P: Intervensi dihentikan
dan mudah 5. Menganjurkan
tirah baring
lelah
6.Menganjurkan
Ttv melakukan aktivitas
P :88 x/m secara bertahap
Berkalaborasi
RR:24 dengan ahli gizi
x/m tentang cara
mwningkatkan
T:36.8 c asupan makanan

N Diangonsa Implementasi Evaluasi


o Keperawata
n
3 Resiko Jam : 08.00 Jam 12:00WIB
WIB DS : ibu klien mengatakan
Defisit
1.Memonitor
Anak menolak untuk makan
Nutrisi d.d asupan makanan
2.Memonitor sejak seminggu yang lalu
ketidakmam
berat badan
puan 3.Memonitor - - ibu klien mengatakan
hasil anak hanya mampu
mengabsorb
pemeriksaan
si nutrien laboraturium menghabiskan 1/2 porsi
4.Memberikan
DS : ibu makan yang
makanan yang
klien tinggi kalori diberikan
5.Menganjurkan
mengatakan posisi duduk jika - Klien mengatakan ti tidak nafsu
Anak mampu makan
6.Melakukan
menolak oral hygiene DO :
untuk sebelum makan, - -Klien tampak tidak
jika perlu
makan sejak Edukasi menghabiskan makanannya
seminggu 7.Menganjurkan - -Lidah anak terdapat sariawan
posisi duduk jika
yang lalu mampu - -Porsi makan anak
- - ibu klien 8.Berkolaborasi berkurang
pemberian
mengatakan meditasi - klien tidak nafsu makan
anak hanya sebelum makan (
misal pereda Tp Ttv:
mampu nyeri, anti P :88 x/m
menghabiskan metik), jika perlu
RR RR: 24 x/m
1/2 porsi
T:36.8 C
makan yang
diberikan
- Klien
mengatakan ti
tidak nafsu makan
DO :
- -Klien tampak
tidak
menghabiskan
makanannya
- -Lidah anak
terdapat
sariawan
- -Porsi
makan anak
berkurang
- klien tidak
nafsu makan
Tp Ttv:
P :88 x/m
RR RR: 24 x/m
T:36.8 C

N Diangonsa Implementasi Evaluasi


o Keperawat
an
1 Nyeri akut Jam : 12.10 WIB Jam : 18.00 WIB
1. Mengidentifikasi DS : - Ibu klien
b.d agen
lokasi,karakteristik,kualitas,i mengatakan
pencedera
ntensitas nyeri anaknya sebagian
biologis
2. Mengidentifikasi skala kakinya sakit
DS : - Ibu
nyeri P: nyeri saat kaki di
klien
3. Memberikan teknik non gerakan
mengataka
farmakologis Q: seperti di timpa
n anaknya
4. Menjelaskan strategi benda berat
sering
meredakan nyeri R: nyeri dirasakan
mengeluh
5.Berkolaborasi pemberian dibagian kedua
kakinya analgetik kaki
sakit
S: 2
P: nyeri
T: hilang timbul
saat kaki di
DO :
gerakan
-klien terlihat
Q: seperti
sedikit meringis
di timpa
-klien terlihat
benda
sedikit gelisah
berat
Ttv
R: nyeri
dirasakan P :84 x/m

dibagian RR:22 x/m

kedua kaki T:36.5 c


S: 4
A: Masalah teratasi
T: hilang sebagian
timbul P: Intervensi
dihentikan
DO :
-klien
terlihat
meringis
-klien
tampak
gelisah
Ttv
P :88
x/m
RR:24
x/m
T:36.8 c

N Diangonsa Implementasi Evaluasi


o Keperawata
n
2 Intoleransi Jam : 12:15 WIB Jam : 18.00 WIB
1.Mengidentifika Ds: Ibu klien mengatakan
Aktivitas
si gangguan
b.d fungsi tubuh anaknya sedikit lemas, dan
yang sedikit pucat
Kelemahan
mengakibatkan
Ds: kelelahan Do:
2.Memfasilitas i -klien terlihat sedikit
-Ibu klien
duduk di sisi tempat
mengataka lemah,lesu dan sedikit lelah
tidur, jika tidak
n anaknya dapat berpindah Ttv
atau berjalan P :84 x/m
terlihat
3. Menganjurkan
lemas, lesu tirah baring RR:22 x/m
dan pucat 4.Menganjurkan T:36.5 c
melakukan aktivitas
Do:
secara bertahap
-klien Berkalaborasi Masalah teratasi sebagian
terlihat dengan ahli gizi Intervensi dilanjutkan
tentang cara
lemah,lesu mwningkatkan
asupan makanan
dan mudah
lelah
Ttv
P :88 x/m
RR:24
x/m
T:36.8 c
N Diangonsa Implementasi Evaluasi
o Keperawata
n
3 Resiko Jam : 12.45 Jam 17:30WIB
WIB DS : ibu klien mengatakan
Defisit
1.Memonitor
Anak sudah mulai mau
Nutrisi d.d asupan makanan
2.Memonitor makan
ketidakmam
berat badan
puan 3.Memonitor - - ibu klien mengatakan anak
hasil sudah mampu hampir
mengabsorb
pemeriksaan
si nutrien laboraturium menghabiskan porsi makan
4.Memberikan yang
DS : ibu
makanan yang
tinggi kalori diberikan
klien
5.Menganjurkan - Klien mengatakan sudah mulai
mengatakan posisi duduk jika
Anak mampu nafsu makan
6.Melakukan DO :
menolak oral hygiene
untuk sebelum makan, - -Klien tampak mau
jika perlu menghabiskan makanannya
makan sejak Edukasi
seminggu 7.Menganjurkan - -Lidah anak tidak terdapat
posisi duduk jika
yang lalu sariawan
mampu
- - ibu klien 8.Berkolaborasi - -Porsi makan anak mulai
pemberian
mengatakan meditasi sebelum bertambah
anak hanya makan ( misal Tp Ttv:
pereda nyeri, anti
mampu metik), jika perlu P :84 x/m
menghabiskan RR RR: 22 x/m
1/2 porsi T:36.5 C
makan yang
Masalah teratasi sebagian
diberikan
- Klien Intervensi dilanjtukan
mengatakan ti
tidak nafsu makan
DO :
- -Klien tampak
tidak
menghabiskan
makanannya
- -Lidah anak
terdapat
sariawan
- -Porsi
makan anak
berkurang
- klien tidak
nafsu makan
Tp Ttv:
P :88 x/m
RR RR: 24 x/m
T:36.8J

2.Nyeri Jam : 12.10 WIB Jam : 18.00 WIB


1. Mengidentifikasi DS : - Ibu klien
akut b.d
lokasi,karakteristik,kualitas,i mengatakan anaknya
agen
ntensitas nyeri tidak lagi sakit kakinya
pencedera
2. Mengidentifikasi skala P: nyeri saat kaki di
biologis
nyeri gerakan
DS : - Ibu
klien 3. Memberikan teknik non Q: seperti di timpa
mengataka farmakologis benda berat
n anaknya 4. Menjelaskan strategi R: nyeri dirasakan

sering meredakan nyeri dibagian kedua kaki

mengeluh 5.Berkolaborasi pemberian S: 0


analgetik T: Hilang
kakinya
DO :
sakit
-klien tidak meringis
P: nyeri
-klien tidak gelisah
saat kaki di
Ttv
gerakan
Q: seperti P :82 x/m

di timpa RR:22 x/m

benda berat T:36.2 c


R: nyeri
A: Masalah teratasi
dirasakan P: Intervensi dihentikan
dibagian
kedua kaki
S: 2
T: hilang
timbul
DO :
-klien
terlihat
meringis
-klien
tampak
gelisah
Ttv
P :84 x/m
RR:22
x/m
T:36.5 c

N Diangonsa Implementasi Evaluasi


o Keperawata
n
2 Intoleransi Jam : 12:15 WIB Jam : 18.00 WIB
1.Mengidentifika Ds: Ibu klien mengatakan
Aktivitas
si gangguan
b.d fungsi tubuh anaknya sudah tidak lagi
yang lemas
Kelemahan
mengakibatkan
Ds: Ibu kelelahan Do:
2.Memfasilitas i -klien tidak terlihat
klien
duduk di sisi tempat
mengataka tidur, jika tidak lemah,lesu dan tidak
n anaknya dapat berpindah terlihat lelah
atau berjalan
sedikit Ttv
3. Menganjurkan
lemas, dan tirah baring P :82 x/m
sedikit pucat 4.Menganjurkan RR:22 x/m
Do: melakukan aktivitas
T:36.2 c
secara bertahap
-klien Berkalaborasi
terlihat dengan ahli gizi Masalah teratasi
tentang cara
sedikit meningkatkan Intervensi dihentikan
lemah,lesu asupan makanan

dan sedikit
lelah
Ttv
P :84 x/m
RR:22
x/m
T:36.5 c

N Diangonsa Implementasi Evaluasi


o Keperawata
n
3 Resiko Jam : 09.45 Jam 13:30WIB
WIB DS : ibu klien mengatakan
defisit
1.Memonitor
Anak sudahmau makan
nutrisi d.d asupan makanan
2.Memonitor - - ibu klien mengatakan anak
Ketidakma
berat badan
mpuan 3.Menganjurkan sudah mampu menghabiskan
posisi duduk jika seporsi makan yang diberikan
mengabsorb
mampu
si nutrien - Klien mengatakan sudah mulai

DS : ibu nafsu makan

klien DO :

mengatakan - -Klien tampak menghabiskan

Anak sudah makanannya


mulai mau - -Lidah anak tidak terdapat
makan sariawan
- - ibu klien - -Porsi makan anak
mengatakan bertambah
anak sudah Tp Ttv:
mampu hampir P :82 x/m
menghabiskan RR RR: 22 x/m
porsi makan T:36.2 C
yang
Masalah teratasi
diberikan Intervensi dihentikan
- Klien
mengatakan
sudah mulai nafsu
makan
DO :
- -Klien tampak
mau
menghabiskan
makanannya
- -Lidah anak
tidak terdapat
sariawan
- -Porsi
makan anak
mulai
bertambah
Tp Ttv:
P :84 x/m
RR RR: 22x/m
T:36.5 C

Anda mungkin juga menyukai