PERTEMUAN 6
OTONOMI DAERAH
A. TUJUAN BELAJAR
B. URAIAN MATERI
Sehingga dengan segala daya dan upaya maka lahirlah suatu respon yang
menjadi suatu titik terang ditengah kegelapan dimana ini merupakan jalan keluar
terhadap permasalahan krisis ketimpangan yang sudah tidak dapat dibendung ialah
reformasi, dalam masa reformasi dicanangkannya suatu kebijakan restrukturisasi
sistem pemerintahan yang cukup penting yang salah satunya ialah adanya
pelaksanaan sistem otonomi daerah dan pengaturan perimbangan keuangan yang
antara pusat dan daerah teralin.Paradigma yang jaman orde baru adalah sentralisasi
dirubah menjadi desentralisasi. Dengan adanya otonomi daerah memberikan ruang
bagi tiap daerah untuk mengelola kekayaan dan pendapatanya sehingga akan
munculnya suatu kesetaraan dan persamaan dalam aspek birokasi dan regulasi yang
adil dan tanpa diskriminasi. Otonomi Daerah menjadi jawaban tuntutan pemerataan
pembangunan social, ekonomi, serta penyelenggaraan birokrasi di dalam aspek
pelayanan masyarakat luas. Adapun beberapa alasan mengapa kebutuhan terhadap
otonomi daerah di Negara Indonesia sangat mendesak, yaitu :
bisa terlihat bahwa hampir 60% lebih perputaran uang berada di Jakarta,
sedangkan 40% digunakan untuk diluar Jakarta. denga penduduk sekitar 12 juta di
Jakarta, maka ketimpangan sangat terlihat, karena daerah diluar Jakarta dengan
penduduk hampir 190 juta hanya menggunakan 40% dari perputaran uang secara
nasional. Selain itu, hampir seluruh proses perizinan investasi juga berada di
tangan pemerintah pusat di Jakarta.
b. Pembagian suatu kekayaan yang mana dirasakan tidak merata dan tidak adil.
Daerah-daerah yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah berupa minyak,
hasil tambang dan hasil hutan, seperti Riau, Irian Jaya, Aceh Kalimantan, dan
Sulawesi yang mana tidak menerima suatu perolehan dana yang layak dari
pemerintah pusat, dibandingkan dengan daerah yang relatif tidak memiliki banyak
sumber daya alam.
Dimana perlu kita ketahui dalam setiap sistem tentu harus memiliki landasan
hukum untuk menjadi sebuah legalitas. Dimana termasuk sistem desentralisasi yang
melahirkan otonomi daerah di Indonesia ini agar dapat memahami lebih jelas tentang
hal-hal yang diatur dalam Undang-undang Dasar kita, maka Dalam UUD 1945 hasil
amandemen, ketentuan yang mengatur Pemerintahan Daerah diatur dalam BAB VI
yang meliputi Pasal 18, Pasal 18A dan pasal 18B.
1) Pasal 18
2) Pasal 18A
3) Pasal 18B
Otonomi daerah mempunyai suatu asas yang mana mengelilingi dari pada
setiap sisi pada suatu pelaksanaan sistem dari Otonomi Daerah tersebut, dimana kita
ketahui adanya tiga asas yang akan dibahas terlepas pada keterkaitan suatu
persoalan terhadap pemisahan kekuasaan dan juga pembagian kekuasaan,
pembatasan kekuasaan serta juga keterkaitan dengan sentralisasi, desentralisasi, dan
dekonsentrai1. Adapun asas-asasny, ialah :
a. Asas Sentralisasi
Yiatu sistem pemerintahan dimana segala kekuasaan dipusatkan di pemerintahan
pusat dimana tidak diserahkannya kepada pemerintahan daerah. Suatu urusan
yang terpusat atau tersentralisasi yang tetap dipegang oleh pemerintah pusat di
Indonesia adalah enam hal pokok yang tertuang di dalam Undang-undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbaharui kembali dalam
perubahan kedua ialah Undang-undang No. 9 tahun 2015 Tentang Pemerintaha
Daerah dalam hal-hal enam pokok tersebut, yaitu :
1) Politik Luar Negeri.
2) Pertahanan
3) Keamanan
4) Yustisi
5) Moneter dan Viskal Nasional
6) Agama
b. Asas Desentralisasi
Yaitu urusa pemberian kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah
dari pemerintah pusat untuk dikelola secara mandiri dan dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan. Dimana pemerintah pusat memberikan suatu
kewenangan yang penuh di dalam segala aspek yang berifat terbatas dalam
wilayah serta kebebasan yang mana diberikanpun tidak boleh melanggar dari
Undang-undang dan juga Konstitusi yang mengatur atau hukum Positif yang
berlaku. Adapun pendapat dari seorang Dennis A. Rondinelli, Jhon R. Nellis, dan
juga G. Shabbir Cheema mengemukakan bahwa pembentukan atau penguatan
segala unit dari pemerintahan “sub-nasional” yang juga kegiatannya secara
substansial ada pada di luar jangkauan kendali pemerintahan pusat2.
Maka dengan demikian berikut adalah segala urusan wajib yang mana menjadi
suatu kewenangan dari pemerintahan daerah, meliputi 16 bidang, ialah :
1) Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
2) Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat.
1
Jimly Asshiddiqie, Prof.,DR., SH., Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Indonesia,
Konstitusi Press, 2006, Jakarta, hal 26
2
Khrisna D. Darumurti, Umbu Rauta, Otonomi Daerah : Perkembangan Pemikiran,
Pengaturan dan Pelaksanaan, Citra Aditya Bakti, 2003, Bandung, hal 47
Selain itu adapun dari urusan wajib yang menjadi kewenangan dari Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, yang juga meliputi 15 bidang, ialah :
c. Asas Dekonsentrasi
Yaitu Penugasan sebagian urusan pemerintah pusat atau pemerintah daerah
provinsi kepada daerah kabupaten / kota untuk melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi, namun pelimpahan ini
hanya bersifat wewenang administrative saja namun kewenangan politik tetap di
Perlu kita ketahui segala suatu birokrasi dan regulasi serta sistem yang
dibangun tentu memiliki fungsi dan tujuan yang hendak dicapai baik jangka panjang,
menengah, dan panjang. Otonomi daerah menciptakan suatu prinsip Negara yang
berkeadilan dan juga transparan sehingga segala regulasi dan birokrasi yang ada
berjalan sebagai mana mestinya yang diharapkan (das sollen), berikut ini adalah
merupakan hal-hal yang menjadi tujuannya yaitu :
Jika kita lihat pada sebagian para ahli di dalam kepemerintahan juga
mengemukakan pendapat dimana alasan serta dasar yang menjadikan sebagai tujuan
perlunya ekonomi desentralisasi yaitu untuk terciptanya sebuah efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah memiliki suatu fungsi pengelolaan dan
berbagai dimensi kehidupan, dimana peran serta ekonomi, pertahanan, keamanan,
keuangan politik dan kesejahteraan masyarakat, sehingga dengan melihat pelayanan
tersebut tentu tidak dapat bisa hantya didasarkan pada sentralisasi saja, yang
memberikan wewenang hanya kepada pusat semata, karena apa yang sudah
disebutkan diatasterkait pelayanan masyarakat yang menjadi kebutuhan pokok
bersama ialah perlu adanya pembagian tugas yang menyeluruh diseluruh aspek agar
adanya kemudahan mobilasisi dan control yang nyata agar tidak adanya masyarakat
yang dilalaikan, sehingga Negara berperan aktif diseluruh lini kehidupan warga
negaranya. Adapun kita lihat contoh dalam aspek perpolitikan dikaji dalam tinjauan
desentralisasi ini maka, akan menumbuhkan semangar baru bagi setiap masyarakat
yang tidak memiliki kesempatan dan akses untuk masuk dalam kancah poltik di tingkat
nasional, masih ada peluang untuk ikut serta dalam politik local baik pemilihan umum
local, ataupun juga peluang dalam pembuatan kebijakan publik. Dengan melihat
adanya suatu kestabilan politik dan memberi kesempatan yang luas kepada setiap
masyarakat maka akan terhindarnya apa yang dinamakan suatu pergolakan di daerah
yang mungkin akan terjadi karena daerah melihat kenyataan kekuasan pemerintah
Jakarta dalam artian pemerintah pusat sangat dominan. Dimana ini menjadi suatu
contoh konkrit terhadap suatu hubungan antara kestabilan politik dengan
pemerintahan daerah kalau pemerintah nasional tidak menjalankan otonomi dengan
tepat, kesetaraan politik (political equality). Masyarakat di tingkat lokal, sebagaimana
halnya dengan masyarakat di pusat pemerintahan, akan mempunyai kesempatan yang
sama untuk terlibat dalam politik, entah melalui pesta demokrasi pada suara waktu
pemilihan kepala desa, Bupati atau Walikota bahkan setingkat Gubernur tidak
menutup kemungkinan terjadi. Disamping itu, warga masyarakat baik sendiri-sendiri
ataupun secara berkelompok akan ikut serta dalam memengaruhi pemerintahnya
untuk dapat membuat suatu kebijakan, yang mana menyangkut kepentingan mereka,
akuntabilitas publik. Demokrasi memberikan ruang dan peluang kepada masyarakat di
daerah untuk berpartisipasi dalam segala bentuk kegiatan penyelenggaraan negara.
Keterlibatan ini sangat dimungkinkan sejak dari awal tahap pengambilan keputusan
sampai dengan tahap evaluasi. Dengan demikian, maka kebijakan yang dibuat dapat
diawas secara langsung, dan dapat dipertanggungjawabkan karena masyarakat
terlibat langsung dlampenyelenggaraan pemerintahan.
Adapun Manfaat dari Otonomi Daerah Berikut ini berbagai macam manfaat
otonomi daerah yang harus diketahui oleh masyarakat luas :
dalam otonomi daerah sifatnya adalah heterogen atau bermacam-macam jenis dan
memiliki kepentingan yang berbeda pula. Melalui otonomi daerah ini
kepentingannya bisa disesuaikan.
b. Dengan adanya otonomi daerah juga akan memangkas birokrasi yang sangat
rumit dimana disetiap daerah bisa mengurus segala birokrasinya di daerah
masing-masing.
d. Penetrasi Yang Lebih Baik Di Daerah Terpencil dengan adanya otonomi daerah,
asas desentralisasi bisa membuat penetrasi yang baik antara pemerintah pusat
dengan daerah terpencil yang letaknya jauh dari pemerintah pusat. Karena hal
tersebut, sering membuat masyarakat yang jauh dari pemerintah pusat tersebut
tidak memahami apa saja kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah pusat. Hambatan pemahaman masyarakat daerah terpencil tersebut
adalah elite lokal dan juga sedikitnya dukungan terhadap program yang dibuat oleh
pemerintah pusat.
e. Presentasi Ke Kelompok yang lebih luas peraturan pemerintah yang dibuat akan
dipresentasikan kembali ke kelompok yang lebih luas. Terdapat kesamaan ketika
akan mengalirkan sumber daya dan juga modal yang dimiliki pemerintah.
Presentasi itu akan dilakukan kepada kelompok politik, kelompok etnis dan juga
berbagai kelompok keagamaan
l. Meningkatnya barang dan jasa dari manfaat otonomi daerah dalam kehidupan
masyarakat dimana peningkatan barang dan jasa di daerah lokal tersebut akan
lebih murah dibandingkan di daerah lain, sehingga dalam pelaksanaannya
pemerintah pusat tidak lagi repot dan sibuk mengurusi barang dan jasa yang
notabenenya merupakan kebutuhan di tiap-tiap daerah masing-masing.
pemerintah pusat tidak akan jeli terhadap berbagai macam kebutuhan yang ada di
masing-masing daerah. Hal itu disebabkan banyaknya daerah yang ada di
Indonesia dan belum ada pemerintah yang mengaturnya. Tentu pemerintah pusat
tidak akan jeli melihatnya satu persatu.
Kesimpulan
Bahwa kita ketahui dimana otonomi daerah merupakan suatu sistem pemerintahan
yang mengedepankan pelimpahan wewenang dari pusat menuju ke daerah, sehingga
diharapkan adanya suatu kemandirian tanpa membebani urusan pusat yang notabenenya
urusan pusat sudah sangat banyak terkait birokrasi kenegaraan skala nasioanl.
Desentralisasi merupakan cara yang lahir dengan seiring adanya era reformasi yang
tumbuh kembang dengan baik. Selain itu tujuan dari desentralisasi selain juga dalam
aspek kemandirian ekonomi adapula kemandirian lingkungan, maksudnya adalah
pelestarian llingkungan yang harus di jaga oleh setiap daerah untuk nyaman dan berih.
Adapun macam-macam asas yang mendasari dari sebuah nilai-nilai otonomi daerah ialah
sentralisasi, desentralisasi, dekonsentrasi. Dimana asas-asas ini memberikan sebuah
acuan dalam hal penerapan pergerakan roda pemerintahan dalam konteks kekuasaan
dan pengelolaan kekayaan dan penerimaan pendapatan. Dimana kita ketahui bahwa
Otonomi daerah ini memiliki fungsi dan tujuan yang mulai demi menciptakan Negara yang
adil dan makmur serta kemerataan pembangunan, memberantas kesenjangan sosial yang
tinggi, dan prinsip keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Soal :
D. DAFTAR PUSTAKA
Jimly Asshiddiqie, Prof.,DR., SH., Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Indonesia,
Konstitusi Press, 2006, Jakarta.
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-undang No. 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang- undang
No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah