Anda di halaman 1dari 12

Universitas Pamulang S1 Hukum

PERTEMUAN 6

OTONOMI DAERAH

A. TUJUAN BELAJAR

Setelah mahasiswa menyelesaikan pertemuan ke-6 ini diharapkan mampu:

1.1 Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Pengertian Otonomi Daerah

1.2 Mahasiswa dapat mendeskripsikan Asas-asas Otonomi Daerah

1.3 Mahasiswa dapat menjabarkan tujuan dan manfaat Otonomi Daerah

B. URAIAN MATERI

1. Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi merupakan suatu hak, wewenang dan kewajiban yang diberikan


pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengelola dan mengatur sendiri
ursan dalam hal pemerintahan dan kepentingan masyarajat di daerah masing-masing
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harafiah dimana
otonomi daerah memili arti kata yang berasal dari kata otonomi dan daerah, dalam
bahasa Yunani dimana otonomi ialah berasal dari kata autos dan namos. Dimana
pengertian dari autos adalah memiliki arti ‘sendiri’ dan namos adalah aturan atau
perundang-undangan, dengan demikian dapat diartikan dimana arti dari Otonomi
adalah kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan
guna mengurus rumah tangganya sendiri. Sedangkan arti dari daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mana memiliki suatu batasan wilayah. Adapun
suatu pelaksanaan otonomi daerah selain juga berlandaskan kepada acuan norma
dan hukum, kendati demikian juga sebagai suatu implementasi tuntutan globalisasi
yang mana harus diperdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang
lebih luas, lebih tajam, lebih nyata serta bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur dan memanfaatkan sumber daya alam dan kekayaan yang terkandung
didalamnya masing-masing dengan tanpa bertentangan dengan Peraturan
Perundang-undangan. Perlu untuk diketahui bahwa reformasi memberikan ruang
untuk setiap warga Negara untuk mebrkan ruang dalam berpartisipasi untuk
mengeluarkan aspirasinya agar di dengar oleh pemerintah, maka otonomi ini lahir
menjadi suatu kesempurnaan kepemrintahan dalam masa reformasi ini. Masyarakat
dituntut untuk kritis dalam berbagai bidang aspek seperti kadilan ekonomi, social,
budaya, politik, serta pelayanan aparatur Negara. Dimana dimasa orde baru selama
puluhan tahun banyak memberikan kesenjangan dimana ketidak merataan dan
semua masih terpusat atau sentralisasi yang sangat menyeluruh, kesenjangan ini
pada aspek pendapatan daerah yang jauh berbeda dan juga pendapatan daerah yang
dikuasai oleh pemerintahan pusat.

Hukum Tata Negara 55


Universitas Pamulang S1 Hukum

Adapun desentralisasi menurut M. Turner dan D. Hulme adalah


transfer/pemindahan kewenangan untuk menyelenggarakan beberapa pelayanan
kepada masyarakat dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Sementara
desentralisasi menurut Shahid Javid Burki dan kawan-kawan adalah proses
pemindahan kekuasaan politik, fiskal, dan administratif kepada unit dari pemerintah
pusat ke pemerintah daerah. Jadi, otonomi daerah dapat diaktifkan pelimpahan
ewenangan dan tanggungjawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Dalam pola pikir demikian, otonomi daerah adalah suatu instrumen politik dan
instrumen administrasi/manajemen yang digunakan untuk mengoptimalkan sumber
daya lokal, sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan
masyarakat di daerah, terutama menghadapi tantangan global, mendorong
pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan kreatifitas, meningkatkan peran serta
masyarakat, dan mengembangkan demokrasi.

Dengan adanya suatu sistem desentralisasi maka dikenal adanya suatu


otonomi daerah yang memiliki suatu latar belakang sejarah yang panjang terhadap
penerapannya dimana Indonesia memiliki dan mengalami yang namanya krisis
ekonomi dan politik yang sangat luar biasa dimana ini melanda Indonesia pada tahun
1997 yang telah merusak dan menghancurkan hampir seluruh sendi-sendi politik dan
juga ekonomi sehingga semakin multi krisis karena yang tidak berkesudahan dari
suatu kekacauan ini maka Negara pun tunduk dan takluk terhadap gejolak besar yang
dilahirkan oleh lapisan masyarakat. Kekacaun itu terjadi karena tidak adanya suatu
sistem yang baik terhadap manajemen keuangan dan politik agar adanya suatu
pemeratan terhadap tiap masing-masing daerah, dikarenakan daerah saat itu tidak
memiliki wewenang untuk mengelola dan mengatur daerahnya sendiri.

Sehingga dengan segala daya dan upaya maka lahirlah suatu respon yang
menjadi suatu titik terang ditengah kegelapan dimana ini merupakan jalan keluar
terhadap permasalahan krisis ketimpangan yang sudah tidak dapat dibendung ialah
reformasi, dalam masa reformasi dicanangkannya suatu kebijakan restrukturisasi
sistem pemerintahan yang cukup penting yang salah satunya ialah adanya
pelaksanaan sistem otonomi daerah dan pengaturan perimbangan keuangan yang
antara pusat dan daerah teralin.Paradigma yang jaman orde baru adalah sentralisasi
dirubah menjadi desentralisasi. Dengan adanya otonomi daerah memberikan ruang
bagi tiap daerah untuk mengelola kekayaan dan pendapatanya sehingga akan
munculnya suatu kesetaraan dan persamaan dalam aspek birokasi dan regulasi yang
adil dan tanpa diskriminasi. Otonomi Daerah menjadi jawaban tuntutan pemerataan
pembangunan social, ekonomi, serta penyelenggaraan birokrasi di dalam aspek
pelayanan masyarakat luas. Adapun beberapa alasan mengapa kebutuhan terhadap
otonomi daerah di Negara Indonesia sangat mendesak, yaitu :

a. Kehidupan berbangsa danbernegara selama ini sangat terpusat di Jakarta (Jakarta


centris). Sementara itu, pembangunan di beberapa wilayah lain dilalaikan. Hal ini

Hukum Tata Negara 56


Universitas Pamulang S1 Hukum

bisa terlihat bahwa hampir 60% lebih perputaran uang berada di Jakarta,
sedangkan 40% digunakan untuk diluar Jakarta. denga penduduk sekitar 12 juta di
Jakarta, maka ketimpangan sangat terlihat, karena daerah diluar Jakarta dengan
penduduk hampir 190 juta hanya menggunakan 40% dari perputaran uang secara
nasional. Selain itu, hampir seluruh proses perizinan investasi juga berada di
tangan pemerintah pusat di Jakarta.

b. Pembagian suatu kekayaan yang mana dirasakan tidak merata dan tidak adil.
Daerah-daerah yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah berupa minyak,
hasil tambang dan hasil hutan, seperti Riau, Irian Jaya, Aceh Kalimantan, dan
Sulawesi yang mana tidak menerima suatu perolehan dana yang layak dari
pemerintah pusat, dibandingkan dengan daerah yang relatif tidak memiliki banyak
sumber daya alam.

c. Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) dimana perkembangan suatu


pembangunan dan infrastruktur masih mendominasi di daerah jawa saja terutama
ibu kota karena adanya suatu ketimpangan dan tidak memiliki kewenangan yang
berarti dari suatu daerah-daerah yang masih mengalami kesenjangan social yang
sangat tinggi, sehingga daerah banyak yang perkembangannya lamban dan
bahkan terbenkalai begitu saja tanpa adanya perhatian pemerintah pusat.

Dimana perlu kita ketahui dalam setiap sistem tentu harus memiliki landasan
hukum untuk menjadi sebuah legalitas. Dimana termasuk sistem desentralisasi yang
melahirkan otonomi daerah di Indonesia ini agar dapat memahami lebih jelas tentang
hal-hal yang diatur dalam Undang-undang Dasar kita, maka Dalam UUD 1945 hasil
amandemen, ketentuan yang mengatur Pemerintahan Daerah diatur dalam BAB VI
yang meliputi Pasal 18, Pasal 18A dan pasal 18B.

1) Pasal 18

Ayat (1) : “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi


atas daerah-daerah Provinis, Kabupaten, dankota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang.”

Ayat (2) : “Pemerintah Daerah provinsi, daerah


kabupaten, dan kota mengatur dan mengrusu sendiri urusan pemrintahan
menurut asas ekonomi dan tugas pembantuan.”

Ayat (3) : “Pemerintahan daerah provinsi, daerah


kabupaten dan kota memiliki Dewan Perwakilan rakyat Daerah yang
anggota-anggotanya dipilih melalui Pemilihan Umum.”

Hukum Tata Negara 57


Universitas Pamulang S1 Hukum

Ayat (4) : “Gubernur, Bupati, dan walikota masing-


masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi \, kabup[aten dan kota
dipilih secara demokratis. “

Ayat (5) : “Pemerintah Daerah menjalankan otonomi


seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah pusat.”

Ayat (6) : “pemerintah daerah berhak menetapkan


peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan”

Ayat (7) : “Susunan dan tata cara penyelenggaraan


pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.”

2) Pasal 18A

Ayat (1) : “Hubungan wewenang antara pemreintah


pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara
provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan
memperhatikan kekhusussan dan keragaman daerah”

Ayat (2) : “Hubungan keuangan, pelayanan umum,


pemanfaatan sumber daya alam lain antara pemerintah daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.”

3) Pasal 18B

Ayat (1) : “Negara mengakui dan menghormati satuan-


satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa
yang diatur dengan Undang-undang.”

Ayat (2) : “Negara mengakui dan menghormati


kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang.”

Sehingga dengan melihat pasal-pasal tersebut yang terkandung di dalam


Undang-undang Dasar 1945 dimana konstitusi menghendaki untuk adanya suatu
penyerahan wewenang kepada daerah dari pusat yang menjadi suatu sistem
desentralisasi yang akan melahirkan otonomi daerah sehingga tiap-tiap daerah
dapat untuk mengurus rumah tangga nya masing-masing sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik daerah yang tentu berbeda-beda.

Hukum Tata Negara 58


Universitas Pamulang S1 Hukum

2. Asas-asas Otonomi Daerah

Otonomi daerah mempunyai suatu asas yang mana mengelilingi dari pada
setiap sisi pada suatu pelaksanaan sistem dari Otonomi Daerah tersebut, dimana kita
ketahui adanya tiga asas yang akan dibahas terlepas pada keterkaitan suatu
persoalan terhadap pemisahan kekuasaan dan juga pembagian kekuasaan,
pembatasan kekuasaan serta juga keterkaitan dengan sentralisasi, desentralisasi, dan
dekonsentrai1. Adapun asas-asasny, ialah :

a. Asas Sentralisasi
Yiatu sistem pemerintahan dimana segala kekuasaan dipusatkan di pemerintahan
pusat dimana tidak diserahkannya kepada pemerintahan daerah. Suatu urusan
yang terpusat atau tersentralisasi yang tetap dipegang oleh pemerintah pusat di
Indonesia adalah enam hal pokok yang tertuang di dalam Undang-undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbaharui kembali dalam
perubahan kedua ialah Undang-undang No. 9 tahun 2015 Tentang Pemerintaha
Daerah dalam hal-hal enam pokok tersebut, yaitu :
1) Politik Luar Negeri.
2) Pertahanan
3) Keamanan
4) Yustisi
5) Moneter dan Viskal Nasional
6) Agama

b. Asas Desentralisasi
Yaitu urusa pemberian kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah
dari pemerintah pusat untuk dikelola secara mandiri dan dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan. Dimana pemerintah pusat memberikan suatu
kewenangan yang penuh di dalam segala aspek yang berifat terbatas dalam
wilayah serta kebebasan yang mana diberikanpun tidak boleh melanggar dari
Undang-undang dan juga Konstitusi yang mengatur atau hukum Positif yang
berlaku. Adapun pendapat dari seorang Dennis A. Rondinelli, Jhon R. Nellis, dan
juga G. Shabbir Cheema mengemukakan bahwa pembentukan atau penguatan
segala unit dari pemerintahan “sub-nasional” yang juga kegiatannya secara
substansial ada pada di luar jangkauan kendali pemerintahan pusat2.
Maka dengan demikian berikut adalah segala urusan wajib yang mana menjadi
suatu kewenangan dari pemerintahan daerah, meliputi 16 bidang, ialah :
1) Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
2) Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat.

1
Jimly Asshiddiqie, Prof.,DR., SH., Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Indonesia,
Konstitusi Press, 2006, Jakarta, hal 26
2
Khrisna D. Darumurti, Umbu Rauta, Otonomi Daerah : Perkembangan Pemikiran,
Pengaturan dan Pelaksanaan, Citra Aditya Bakti, 2003, Bandung, hal 47

Hukum Tata Negara 59


Universitas Pamulang S1 Hukum

3) Penyediaan saranana dan prasarana umum.


4) Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota.
5) Penanganan bidang kesehatan.
6) Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial.
7) Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota.
8) Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, termasuk
lintas kabupaten/kota.
9) Pengendalian lingkunagn hidup.
10) Pelayanan administrasi umum pemerintahan.
11) Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota.
12) Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil.
13) Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota.
14) Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
15) Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan
oleh kabupaten/kota.
16) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan.

Selain itu adapun dari urusan wajib yang menjadi kewenangan dari Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, yang juga meliputi 15 bidang, ialah :

1) Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.


2) Penyediaan sarana dan prasarana umum.
3) Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat.
4) Penanganan bidang pendidikan.
5) Penanggulangan masalah sosial.
6) Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.
7) Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
8) Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
9) Pengendalian lingkungan hidup.
10) Pelayanan pertahanan.
11) Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil.
12) Pelayanan administrasi penanaman modal.
13) Pelayanan administrasi umum pemerintahan.
14) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
15) Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya.

c. Asas Dekonsentrasi
Yaitu Penugasan sebagian urusan pemerintah pusat atau pemerintah daerah
provinsi kepada daerah kabupaten / kota untuk melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi, namun pelimpahan ini
hanya bersifat wewenang administrative saja namun kewenangan politik tetap di

Hukum Tata Negara 60


Universitas Pamulang S1 Hukum

tangan pemerintahan pusat atau tersentraliasasi. Sehingga bisa dikatakan


Dekonsentrasi ini bisa merupakan gabungan dari Sentralisasi dan juga
Desentralisasi. Sebagai contoh seorang Presiden melimpahkan wewenang kepada
Guberur untuk melaksanakan ASEAN GAMES yang akan diselenggarakan di
daerah Gubernur tertunjuk, dan juga pelayanan pajak di kantor pajak.

3. Tujuan dan Manfaat Otonomi Daerah

Perlu kita ketahui segala suatu birokrasi dan regulasi serta sistem yang
dibangun tentu memiliki fungsi dan tujuan yang hendak dicapai baik jangka panjang,
menengah, dan panjang. Otonomi daerah menciptakan suatu prinsip Negara yang
berkeadilan dan juga transparan sehingga segala regulasi dan birokrasi yang ada
berjalan sebagai mana mestinya yang diharapkan (das sollen), berikut ini adalah
merupakan hal-hal yang menjadi tujuannya yaitu :

a. Peningkatan terhadap pelayanan untuk masyarakat yang menjadi lebih baik


b. Pembangunan kehidupan yang lebih demokrasi
c. Berkeadilan sosial
d. Pemerataan disetiap wilayah NKRI
e. Pemeliharaan hubungan antara daerah dengan pusat serta daerah dengan
daerah dalam rangka keutuhan NKRI
f. Mendorong pemberdayaaan masyarakat.
g. Menumbuhkan prakarsa dan juga kreatifitas, meningkatkan peran serta
keterlibatan masyarakat yang menjadi kedaulatan rakyat salah satunya adalah
partisipasi masyarakat, dan pegembangan peran serta fungsi dari DPRD.

Dengan berlandaskan secara konseptual dimana kita ketahui bahwa Negara


Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama dimana tujuan tersebut ialah tujuan politik,
tujuan ekonomi, tujuan administrative. Dimana hal yang akan dicapai melalui suatu
tujuan politik adalah dengan upaya mewujudkan demokrasi politik yang sesuai dengan
penerapan nilai Pancasila dan dengan cara melalui partai politik serta lembaga Negara
baik eksekutif, legislative, yudikatif baik di pusat dan di daerah. Adapun tujuan
administrative ialah dengan adanya pembagian antara urusan pemerintahan pusat
dengan pemerintahan daerah, yang mana termasuknya kepada sumber keuangan
serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan daerah. Sedangkan yang
terkahir dari tiga tujuan utama tersebut ialah tujuan ekonomi dimana ekonomi menjadi
tujuan setiap Negara yang tidak bisa terlepaskan erat kaitannya dengan
perkembangan dalam Negara, dimana untuk meningkatkan indeks pembangunan
manusia atas kesejahteraan perekonomian dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat. Sehingga dengan demikian tujuan ekonomi, politik dan administrative
memberikan suatu peranan masing-masing yang saling berkesinambungan antara
satu dengan yang lainnya karena tidak bisa masing-masing unsur tidak saling
melengkapi.

Hukum Tata Negara 61


Universitas Pamulang S1 Hukum

Jika kita lihat pada sebagian para ahli di dalam kepemerintahan juga
mengemukakan pendapat dimana alasan serta dasar yang menjadikan sebagai tujuan
perlunya ekonomi desentralisasi yaitu untuk terciptanya sebuah efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah memiliki suatu fungsi pengelolaan dan
berbagai dimensi kehidupan, dimana peran serta ekonomi, pertahanan, keamanan,
keuangan politik dan kesejahteraan masyarakat, sehingga dengan melihat pelayanan
tersebut tentu tidak dapat bisa hantya didasarkan pada sentralisasi saja, yang
memberikan wewenang hanya kepada pusat semata, karena apa yang sudah
disebutkan diatasterkait pelayanan masyarakat yang menjadi kebutuhan pokok
bersama ialah perlu adanya pembagian tugas yang menyeluruh diseluruh aspek agar
adanya kemudahan mobilasisi dan control yang nyata agar tidak adanya masyarakat
yang dilalaikan, sehingga Negara berperan aktif diseluruh lini kehidupan warga
negaranya. Adapun kita lihat contoh dalam aspek perpolitikan dikaji dalam tinjauan
desentralisasi ini maka, akan menumbuhkan semangar baru bagi setiap masyarakat
yang tidak memiliki kesempatan dan akses untuk masuk dalam kancah poltik di tingkat
nasional, masih ada peluang untuk ikut serta dalam politik local baik pemilihan umum
local, ataupun juga peluang dalam pembuatan kebijakan publik. Dengan melihat
adanya suatu kestabilan politik dan memberi kesempatan yang luas kepada setiap
masyarakat maka akan terhindarnya apa yang dinamakan suatu pergolakan di daerah
yang mungkin akan terjadi karena daerah melihat kenyataan kekuasan pemerintah
Jakarta dalam artian pemerintah pusat sangat dominan. Dimana ini menjadi suatu
contoh konkrit terhadap suatu hubungan antara kestabilan politik dengan
pemerintahan daerah kalau pemerintah nasional tidak menjalankan otonomi dengan
tepat, kesetaraan politik (political equality). Masyarakat di tingkat lokal, sebagaimana
halnya dengan masyarakat di pusat pemerintahan, akan mempunyai kesempatan yang
sama untuk terlibat dalam politik, entah melalui pesta demokrasi pada suara waktu
pemilihan kepala desa, Bupati atau Walikota bahkan setingkat Gubernur tidak
menutup kemungkinan terjadi. Disamping itu, warga masyarakat baik sendiri-sendiri
ataupun secara berkelompok akan ikut serta dalam memengaruhi pemerintahnya
untuk dapat membuat suatu kebijakan, yang mana menyangkut kepentingan mereka,
akuntabilitas publik. Demokrasi memberikan ruang dan peluang kepada masyarakat di
daerah untuk berpartisipasi dalam segala bentuk kegiatan penyelenggaraan negara.
Keterlibatan ini sangat dimungkinkan sejak dari awal tahap pengambilan keputusan
sampai dengan tahap evaluasi. Dengan demikian, maka kebijakan yang dibuat dapat
diawas secara langsung, dan dapat dipertanggungjawabkan karena masyarakat
terlibat langsung dlampenyelenggaraan pemerintahan.

Adapun Manfaat dari Otonomi Daerah Berikut ini berbagai macam manfaat
otonomi daerah yang harus diketahui oleh masyarakat luas :

a. Pelaksanaan Otonomi Daerah Bisa Disesuaikan Dengan Kepentingan Masyarakat


Daerah Itulah manfaat terpenting dalam otonomi daerah, masyarakat yang terlibat
dalam otonomi daerah bisa disesuaikan kepentingannya. Mengingat masyarakat

Hukum Tata Negara 62


Universitas Pamulang S1 Hukum

dalam otonomi daerah sifatnya adalah heterogen atau bermacam-macam jenis dan
memiliki kepentingan yang berbeda pula. Melalui otonomi daerah ini
kepentingannya bisa disesuaikan.

b. Dengan adanya otonomi daerah juga akan memangkas birokrasi yang sangat
rumit dimana disetiap daerah bisa mengurus segala birokrasinya di daerah
masing-masing.

c. Lebih Realistik Berbagai macam keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah


pelaksanaannya akan lebih ralistik atau nyata dibandingkan dengan keputusan
pemerintah pusat, yang tidak menganut otonomi daerah. Pelaksanaannya akan
lebih sulit.

d. Penetrasi Yang Lebih Baik Di Daerah Terpencil dengan adanya otonomi daerah,
asas desentralisasi bisa membuat penetrasi yang baik antara pemerintah pusat
dengan daerah terpencil yang letaknya jauh dari pemerintah pusat. Karena hal
tersebut, sering membuat masyarakat yang jauh dari pemerintah pusat tersebut
tidak memahami apa saja kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah pusat. Hambatan pemahaman masyarakat daerah terpencil tersebut
adalah elite lokal dan juga sedikitnya dukungan terhadap program yang dibuat oleh
pemerintah pusat.

e. Presentasi Ke Kelompok yang lebih luas peraturan pemerintah yang dibuat akan
dipresentasikan kembali ke kelompok yang lebih luas. Terdapat kesamaan ketika
akan mengalirkan sumber daya dan juga modal yang dimiliki pemerintah.
Presentasi itu akan dilakukan kepada kelompok politik, kelompok etnis dan juga
berbagai kelompok keagamaan

f. Peningkatan Kapasitas Teknis manfaat Otonomi daerah berguna dalam


peningkatan kapasitas teknis yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Sehingga
pemerintah pusat berfungsi sebagai lembaga yang melakukan privat terhadap
masyarakat yang ada di daerah

g. Meningkatkan Efisiensi Pemerintah Pusat Otonomi daerah bisa meningkatkan


efisiensi dari pemerintah pusat, karena pemerintah pusat bukanlah puncak
kepemimpinan melainkan pemerintahan di daerah otonom diserahkan kepada
pejabat-pejabat yang ada di daerah otonom itu sendiri

h. Masyarakat Otonom Ikut Berpasrtisipasi Dalam Kebijakan Pemerintah dalam


daerah otonom, masyarakat otonomnya tidak hanya diam saja mengikuti kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Manfaat otonomi daerah bagi masyarakat
dapat ikut berpartisipasi dalam perencanaan dan juga pelaksanaan berbagai

Hukum Tata Negara 63


Universitas Pamulang S1 Hukum

macam program yang dilakukan dan dikeluarkan oleh pemerintah sehingga


masyarakat otonomnya lebih aktif.

i. Meningkatkan Pengawasan Otonomi daerah dimana memiliki suatu kemanfaatan


untuk dapat meningkatkan segala pengawasan terhadap berbagai suatu macam
kegiatan yang dapat dilakukan oleh elit lokal. Dimana ini menjadi sebuah dilemma
dimana terkadang tidak jarang elit lokal yang tidak perduli atau bahkan acuh
terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah pusat. Sehingga kelompok tersebut
tidak mau turut andil dalam proses pembangunan nasional.

j. Memberikan suatu kemudahan dalam hal aspek administrai pemerintahan dimana


otonomi daerah ini bisa menyesuaikan dan memudahkan penataan dan juga
sistematis yang ada di lapangan sehingga jika daerah tersebut telah berhasil
melakukannya maka akan baik pula pada administrasi pemerintahannya. Bahkan
daerah tersebut dapat menjadi daerah percontohan bagi daerah lainnya.

k. Pemantapan stabilitas politik dibidang politik bisa diperbaiki dengan suatu


koordinasi dan mobilisasi di tingat daerah sehingga stabilitas akan terjaga antara
pusat dengan daerah dan juga memberikan kesempatan pada masyarakat di
daerah untuk dapat terjun langsung dalam berpartisipasi kepada suatu kebijakan
public yang hendak dirumuskan dalam bentuk partisipasi melalu dewan dan atau
partai politik di tiap daerah otonom.

l. Meningkatnya barang dan jasa dari manfaat otonomi daerah dalam kehidupan
masyarakat dimana peningkatan barang dan jasa di daerah lokal tersebut akan
lebih murah dibandingkan di daerah lain, sehingga dalam pelaksanaannya
pemerintah pusat tidak lagi repot dan sibuk mengurusi barang dan jasa yang
notabenenya merupakan kebutuhan di tiap-tiap daerah masing-masing.

m. Tidak Ada Pemusatan Kekuasaan Dengan adanya otonomi daerah, kekuasaan


tidak dipusatkan. Artinya adalah tidak semua kekuasaan diserahkan kepada
pemerintah pusat namun kekuasaan itu ada yang dilimpahkan kepada pemerintah
daerah sehingga penyelenggaraan pemerintahan yang ada di Indonesia lebih
berjalan lancer

n. Pemerintahan yang ada di pemerintahan daerah menjadi panjang tangan dari


pemerintahan pusat dalam hal penyelenggaraan pelayanan administrasi kepada
masyarakat di tiap-tiap daerah masing-masing.

o. Kesejahteraan Meningkat Masyarakat otonom akan memiliki kesejahteraan yang


meningkat, hal itu dikarenakan pembangunan yang ada di berbagai daerah otonom
disesuaikan dengan kebutuhannya. Hal itu akan berbanding terbalik jika
pemerintahan diserahkan oleh pemerintah pusat bukan pemerintah daerah,

Hukum Tata Negara 64


Universitas Pamulang S1 Hukum

pemerintah pusat tidak akan jeli terhadap berbagai macam kebutuhan yang ada di
masing-masing daerah. Hal itu disebabkan banyaknya daerah yang ada di
Indonesia dan belum ada pemerintah yang mengaturnya. Tentu pemerintah pusat
tidak akan jeli melihatnya satu persatu.

p. Meningkatkan segala potensi dan kekreatifitasannya karena, sebab masyarakat di


daerah otonom di tuntut untuk bisa menunjukan diri akan kelebihan ditiap daerah
masing-masing dibandingkan daerah otonom lannya.

q. Melatih Inovasi yang menjadi proses pembaharuan baik dibidang industri,


ekonomi, dan bahkan politik dikarenakan bukan hanya kreatif namun harus inovatif
pada segala bidang aspek demi peningkatan mutu daerah masing-masing

r. Peningkatan Lembaga Masyarakat yang membawahi masyarakat secara langsung


menyentuh dimana ini akan mengalami suatu peningkatan pemberdayaan
terutama pada aspek sosial dan kesejahteraan umat. Lembaga itu menaungi dan
membawahi masyarakat di daerah otonom.

Kesimpulan

Bahwa kita ketahui dimana otonomi daerah merupakan suatu sistem pemerintahan
yang mengedepankan pelimpahan wewenang dari pusat menuju ke daerah, sehingga
diharapkan adanya suatu kemandirian tanpa membebani urusan pusat yang notabenenya
urusan pusat sudah sangat banyak terkait birokrasi kenegaraan skala nasioanl.
Desentralisasi merupakan cara yang lahir dengan seiring adanya era reformasi yang
tumbuh kembang dengan baik. Selain itu tujuan dari desentralisasi selain juga dalam
aspek kemandirian ekonomi adapula kemandirian lingkungan, maksudnya adalah
pelestarian llingkungan yang harus di jaga oleh setiap daerah untuk nyaman dan berih.
Adapun macam-macam asas yang mendasari dari sebuah nilai-nilai otonomi daerah ialah
sentralisasi, desentralisasi, dekonsentrasi. Dimana asas-asas ini memberikan sebuah
acuan dalam hal penerapan pergerakan roda pemerintahan dalam konteks kekuasaan
dan pengelolaan kekayaan dan penerimaan pendapatan. Dimana kita ketahui bahwa
Otonomi daerah ini memiliki fungsi dan tujuan yang mulai demi menciptakan Negara yang
adil dan makmur serta kemerataan pembangunan, memberantas kesenjangan sosial yang
tinggi, dan prinsip keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. LATIHAN SOAL / TUGAS

Soal :

1. Apa yang saudara ketahui tentang otonomi daerah?

2. Sebutkan dasar hukum otonomi daerah?

3. Jelaskan asas asas otonomi daerah!

Hukum Tata Negara 65


Universitas Pamulang S1 Hukum

4. Apa yang dimaksud dengan desentralisasi ?

5. Jelaskan asas pembantuan ?

D. DAFTAR PUSTAKA

Jimly Asshiddiqie, Prof.,DR., SH., Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Indonesia,
Konstitusi Press, 2006, Jakarta.

Khrisna D. Darumurti, Umbu Rauta, Otonomi Daerah : Perkembangan Pemikiran,


Pengaturan dan Pelaksanaan, Citra Aditya Bakti, 2003, Bandung.

Peraturan Perundang-Undangan :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-undang No. 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang- undang
No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Hukum Tata Negara 66

Anda mungkin juga menyukai