Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo 67291, Jawa Timur Indonesia
Gmail : Ichalpaz4@gmail.com
Abstrak
Pendahuluan : Lanjut usia (lansia) merupakan tahap paling akhir dalam tahap kehidupan
manusia. Lanjut usia yang bahagia dan sehat hanya dapat dicapai apabila lansia tersebut
merasa sehat secara fisik, mental/spiritual dan sosial, merasa dibutuhkan, merasa dicintai,
mempunyai harga diri serta dapat berpartisipasi dalam kehidupan. Terpenuhinya kebutuhan
tertinggi yaitu spiritual maka seseorang memiliki kehidupan yang berkualitas, dengan demikian
sudah selayaknya seorang yang lanjut usia diupayakan dapat terpenuhi kebutuhan spiritualnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas spiritual dengan
kualitas hidup lansiaMetode : Metode penelitian yang kami gunakan disini adalah literatur review
dengan menggunakan basis data elektronik melalui jurnal dari internasional maupun nasional
seperti google cindekia, google scholar, science direx, elsiver dengan kata kunci terapi religious
pada lansia, Pencarian artikel dimulai pada tanggal 30 Januari 2021 dengan kata kunci yang telah
di tentukan oleh peneliti, terdapat 15 artikel oleh peneliti dipilih sesuai dengan kriteria inklusi.
Hasil : Hasil review jurnal oleh peneliti didapatkan bahwa Terapi Religius dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas hidup pada lansia.Kesimpulan : hasil literature review ini
menunjukkan hasil terdapat pengaruh Religius atau spiritualitas terhadap peningkatan kualitas
hidup pada lansia, namun ada beberapa artikel yang menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh
atau hubungan antara terapi spiritual terhadap kualitas hidup lansia.
Abstract
Introduction: Elderly (elderly) is the last stage in the stage of human life. A happy and healthy
elderly can only be achieved if the elderly feel physically, mentally/spiritually and socially healthy,
feel needed, feel loved, have self-esteem and can participate in life. The fulfillment of the highest
needs is spiritual so that a person has a quality life, thus it is appropriate that an elderly person is
sought to meet his spiritual needs. The purpose of this study is to find out the relationship of
spiritual activity with the quality of life of the elderly Method: The research method we use here
is review literature using electronic databases through journals from international and national
such as google cindekia, google scholar, science direx, elsiver with the keyword religious therapy
in the elderly, Search articles began on January 30, 2021 with keywords that have been determined
by researchers, there are 15 articles by researchers selected in accordance with inclusion criteria.
Result : The results of a journal review by researchers found that Religious Therapy can affect the
improvement of quality of life in the elderly. Conclusion: the results of this literature review show
the results there is a religious or spirituality influence on improving the quality of life in the
elderly, but there are several articles that show that there is no influence or relationship between
spiritual therapy to the quality of life of the elderly.
A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap paling akhir dalam tahap
masa lansia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (middle age)
45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90
tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.Dari pernyataan diatas
penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total
populasi dunia dan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan usia
diprediksikan akan meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta
jumlah lansia diIndonesia sebanyak 21.7 juta atau 8.5%. Dari jumlah
tersebut, terdiri dari lansia perempuan 11.6 juta (52.8%) dan 10.2 juta
(47.2%) lansia laki-laki dan dilihat dari distribusi penduduk lanjut usia
1
BPS. (2019). Statistik Penduduk Lansia (R. S. Dwi Susilo, Ida Eridawaty Harahap (ed.)).
©Badan Pusat Statistik.
penuaan penduduk pada Tahun 2015. Berdasarkan data Statistik Penduduk
meningkat sekitar dua kali lipat. Pada tahun 2019, persentase lansia
Persentase penduduk lanjut usia di Jawa Timur atau Jatim (11,5%), Kondisi
hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan
sendiri yang merupakan kekuatan dari dalam diri sendiri yaitu siapa dirinya
apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan
pada diri sendiri, hubungan dengan alam yang harmonis, hubungan dengan
orang lain dimana hubungan ini terdiri dari harmonis dan tidak harmonis,
2
BPS. (2019). Statistik Penduduk Lansia (R. S. Dwi Susilo, Ida Eridawaty Harahap (ed.)).
©Badan Pusat Statistik.
dan hubungan dengan Tuhan yang meliputi sembahyang dan berdoa,
bertambahnya usia dan terjadinya proses penuaan maka kualitas hidup pada
lansia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi
pada lansia. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
pada lansia.
B. METODE
3
Hamid, 2009. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
maupun nasional seperti google cindekia, google scholar, science direx, elsiver
dengan kata kunci terapi religious pada lansia, Kualitas Hidup Pada Lansia.
Kriteria inklusi yang di gunakan oleh penulis adalah dengan membatasi artikel
atau jurnal yang diterbitkan sepuluh tahun terakhir mulai dari tahun 2011
sampai 2020. Jurnal mempunyai judul dan isi sesuai dengan tujuan penelitian,
full teks, dan keterkaitan dengan keperawatan. Pencarian artikel dimulai pada
tanggal 30 Januari 2021 dengan kata kunci yang telah di tentukan oleh
peneliti artikel yang di temukan oleh peneliti dipilih sesuai dengan kriteria
Identification
Berdasarkan judul artikel
(n = 36)
Eligibity
Artikel yang dikeluarkan
masa lansia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (middle age)
45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90
tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.Dari pernyataan diatas
populasi dunia dan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan usia
diprediksikan akan meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta
hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan
sendiri yang merupakan kekuatan dari dalam diri sendiri yaitu siapa dirinya
apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan
pada diri sendiri, hubungan dengan alam yang harmonis, hubungan dengan
orang lain dimana hubungan ini terdiri dari harmonis dan tidak harmonis,
4
BPS. (2019). Statistik Penduduk Lansia (R. S. Dwi Susilo, Ida Eridawaty Harahap (ed.)).
©Badan Pusat Statistik.
5
Hamid, 2009. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
memiliki perbedaan pada tingkat kualitas hidupnya. Kualitas hidup pria
lansia lebih tinggi dari pada wanita lansia.Pada pria lansia dilaporkan
secara signifikan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dalam beberapa
aspek yaitu hubungan personal, dukungan keluarga, keadaan ekonomi,
pelayanan sosial, kondisi kehidupan, dan kesehatan. Wanita lansia
memiliki nilai yang lebih tinggi dalam hal kesepian, ekonomi yang rendah
dan kekhawatiran terhadap masa depan (Setyoadi, 2010) Beberapa faktor
yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan,
pekerjaan, status pernikahan, penghasilan, hubungan dengan orang lain dan
standar referensi (Nofitri, 2009).
Hasil review jurnal oleh peneliti didapatkan bahwa Terapi Religius dapat
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rizqi Ihsani
Hidup Pada Lansia Diposyandu Lansia Melati, Dusun Karet, Kecamatan Pleret,
Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Diposyandu Lansia Melati, Dusun Karet,
lansia, namun ada beberapa artikel yang menunjukkan bahwa tidak adanya
pengaruh atau hubungan antara terapi spiritual terhadap kualitas hidup lansia.
Dari hasil systematic review ini memerlukan study lebih lanjut terkait