Anda di halaman 1dari 15

Analisis Terapi Religius Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pada Lansia.

Ahmad Arief Lizamani1, Vivin Nur Hafifah2,

Program Studi Profesi Ners

Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo 67291, Jawa Timur Indonesia

Gmail : Ichalpaz4@gmail.com
Abstrak
Pendahuluan : Lanjut usia (lansia) merupakan tahap paling akhir dalam tahap kehidupan
manusia. Lanjut usia yang bahagia dan sehat hanya dapat dicapai apabila lansia tersebut
merasa sehat secara fisik, mental/spiritual dan sosial, merasa dibutuhkan, merasa dicintai,
mempunyai harga diri serta dapat berpartisipasi dalam kehidupan. Terpenuhinya kebutuhan
tertinggi yaitu spiritual maka seseorang memiliki kehidupan yang berkualitas, dengan demikian
sudah selayaknya seorang yang lanjut usia diupayakan dapat terpenuhi kebutuhan spiritualnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas spiritual dengan
kualitas hidup lansiaMetode : Metode penelitian yang kami gunakan disini adalah literatur review
dengan menggunakan basis data elektronik melalui jurnal dari internasional maupun nasional
seperti google cindekia, google scholar, science direx, elsiver dengan kata kunci terapi religious
pada lansia, Pencarian artikel dimulai pada tanggal 30 Januari 2021 dengan kata kunci yang telah
di tentukan oleh peneliti, terdapat 15 artikel oleh peneliti dipilih sesuai dengan kriteria inklusi.
Hasil : Hasil review jurnal oleh peneliti didapatkan bahwa Terapi Religius dapat berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas hidup pada lansia.Kesimpulan : hasil literature review ini
menunjukkan hasil terdapat pengaruh Religius atau spiritualitas terhadap peningkatan kualitas
hidup pada lansia, namun ada beberapa artikel yang menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh
atau hubungan antara terapi spiritual terhadap kualitas hidup lansia.

Kata Kunci: Kualitas Hidup, Terapi Religius, Lansia


Analysis of Religious Therapy Against Improving Quality of Life In The
Elderly.

Ahmad Arief Lizamani1, Vivin Nur Hafifah2,

Ners Professional Study Program


Faculty of Health, University of Nurul Jadid Paiton Probolinggo 67291, East Java Indonesia
Gmail : Ichalpaz4@gmail.com

Abstract

Introduction: Elderly (elderly) is the last stage in the stage of human life. A happy and healthy
elderly can only be achieved if the elderly feel physically, mentally/spiritually and socially healthy,
feel needed, feel loved, have self-esteem and can participate in life. The fulfillment of the highest
needs is spiritual so that a person has a quality life, thus it is appropriate that an elderly person is
sought to meet his spiritual needs. The purpose of this study is to find out the relationship of
spiritual activity with the quality of life of the elderly Method: The research method we use here
is review literature using electronic databases through journals from international and national
such as google cindekia, google scholar, science direx, elsiver with the keyword religious therapy
in the elderly, Search articles began on January 30, 2021 with keywords that have been determined
by researchers, there are 15 articles by researchers selected in accordance with inclusion criteria.
Result : The results of a journal review by researchers found that Religious Therapy can affect the
improvement of quality of life in the elderly. Conclusion: the results of this literature review show
the results there is a religious or spirituality influence on improving the quality of life in the
elderly, but there are several articles that show that there is no influence or relationship between
spiritual therapy to the quality of life of the elderly.

Keywords: Quality of Life, Religious Therapy, Elderly


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap paling akhir dalam tahap

kehidupan manusia. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa

masa lansia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (middle age)

45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90

tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.Dari pernyataan diatas

kita dapat menyimpulkan bahwa dikatakan lanjut usia apabila sudah

berumur 60 tahun keatas. Menurut WHO (2013), proporsi populasi

penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total

populasi dunia dan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan usia

harapan hidup.Sama seperti di Negara-negara lain di dunia, Indonesia juga

mengalami penuaan penduduk. Tahun 2019, jumlah lansia di Indonesia

diprediksikan akan meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta

jiwa atau 17,9 % di tahun 2045 (BPS, 2019)1.

Berdasarkan hasil data Survey Penduduk antar Sensus (SUPAS, 2015)

jumlah lansia diIndonesia sebanyak 21.7 juta atau 8.5%. Dari jumlah

tersebut, terdiri dari lansia perempuan 11.6 juta (52.8%) dan 10.2 juta

(47.2%) lansia laki-laki dan dilihat dari distribusi penduduk lanjut usia

menurut provinsi, terdapat beberapa provinsi yang sudah mengalami

1
BPS. (2019). Statistik Penduduk Lansia (R. S. Dwi Susilo, Ida Eridawaty Harahap (ed.)).
©Badan Pusat Statistik.
penuaan penduduk pada Tahun 2015. Berdasarkan data Statistik Penduduk

Lanjut Usia(BPS, 2019)didapatkan data bahwa selama kurun waktu hampir

lima dekade (1971-2019), persentase penduduk lansia Indonesia

meningkat sekitar dua kali lipat. Pada tahun 2019, persentase lansia

mencapai 9,60 persen atau sekitar 25,64 juta orang di Indonesia.

Persentase penduduk lanjut usia di Jawa Timur atau Jatim (11,5%), Kondisi

ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang bertransisi menuju ke arah

penuaan penduduk karena persentase penduduk berusia di atas 60 tahun

mencapai di atas 7 persen dari keseluruhan penduduk dan akan menjadi

negara dengan struktur penduduk tua (ageing population) jika sudah

berada lebih dari 10 persen.2

Spiritual pada seseorang dapat menjadi faktor penting dalam cara

seseorang menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh penyakit kronis.

Spiritual juga penting dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.

Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan

hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan

kebutuhan kesehatan. Spiritual lansia dikatakan baik apabila telah

memenuhi beberapa karakteristik spiritual yaitu: hubungan dengan diri

sendiri yang merupakan kekuatan dari dalam diri sendiri yaitu siapa dirinya

apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan

pada diri sendiri, hubungan dengan alam yang harmonis, hubungan dengan

orang lain dimana hubungan ini terdiri dari harmonis dan tidak harmonis,

2
BPS. (2019). Statistik Penduduk Lansia (R. S. Dwi Susilo, Ida Eridawaty Harahap (ed.)).
©Badan Pusat Statistik.
dan hubungan dengan Tuhan yang meliputi sembahyang dan berdoa,

Keikutsertaan dalam kegiatan ibadah (Hamid, 2009).3

Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL),

kualitas hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan

fisik yaitu aktivitas sehari – hari, ketergantungan pada bantuan medis,

kebutuhan istirahat, kegelisahan tidur, penyakit, energi dan kelelahan,

mobilitas, aktivitas sehari-hari, kapasitas pekerjaan, kesehatan psikologis yaitu

perasaan positif, penampilan dan gambaran jasmani, perasaan negatif, berfikir,

belajar, konsentrasi, mengingat, self esteem dan kepercayaan individu, dengan

bertambahnya usia dan terjadinya proses penuaan maka kualitas hidup pada

seseorang semakin menurun, sehingga lansia memerlukan bimbingan untuk

mempertahankan kualitas hidupnya.

Penanganan masalah di atas seharusnya dimulai sedini mungkin,

berupa pencegahan atau upaya mempertahankan kualitas hidup di kalangan

lansia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi

dan mengendalikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup

pada lansia. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian berupa analisis terapi Religius terhadap peningkatan kualitas hidup

pada lansia.

B. METODE

Metode penelitian yang kami gunakan disini adalah literatur review

dengan menggunakan basis data elektronik melalui jurnal dari internasional

3
Hamid, 2009. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
maupun nasional seperti google cindekia, google scholar, science direx, elsiver

dengan kata kunci terapi religious pada lansia, Kualitas Hidup Pada Lansia.

Kriteria inklusi yang di gunakan oleh penulis adalah dengan membatasi artikel

atau jurnal yang diterbitkan sepuluh tahun terakhir mulai dari tahun 2011

sampai 2020. Jurnal mempunyai judul dan isi sesuai dengan tujuan penelitian,

full teks, dan keterkaitan dengan keperawatan. Pencarian artikel dimulai pada

tanggal 30 Januari 2021 dengan kata kunci yang telah di tentukan oleh

peneliti artikel yang di temukan oleh peneliti dipilih sesuai dengan kriteria

inklusi. Peneliti menghapus artikel yang telah di keluarkan, menelaah artikel

yang memenuhi kriteria dan mengelompokkan sesuai dengan hasil penelitian

untuk di lanjut kepada pembahasan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencarian jurnal awalnya di dapatkan 36 artikel (elsiver, google scholar


28 artikel dan science direcrt 8 artikel) 21 artikel yang di keluarkan tidak
sinkron dengan topik pembahasan dan tidak membahas pada intervensi. 15
artikel full text memenuhi kriteria seperti yang tercantum pada gambar 1
Gambar 1. Diagram Flow dan pemilihan artikel
elsiver Science Scholar science
direcrt

Identification
Berdasarkan judul artikel
(n = 36)
Eligibity
Artikel yang dikeluarkan

Artikel yang dikeluarkan 1. Tidak sinkron dengan


(n =21) topik pembahasan
included 2. Tidak membahas pada
Kualitas hidup lansia

Artikel yang terpilih (n 15)


No Author, Year, Title Country Method (Design, Result
Samples, Variables,
Instruments, Analysis)
1 The Relationship Iran D: This is a cross- The mean score of
between Spiritual sectional and quality of life was
Well-Being and correlational study. (58.2 ± 6.25).
Quality of Life among S: The study’s sample Women’s quality of
the Elderly People included life was
Residing in Zahedan 117 elderly people significantly lower
City (South-East of residing in Zahedan than men’s (p =
Iran) (Maryam Seraji, city in south-east of 0.04). The mean
Davood Iran score of spiritual
Shojaezade,Fateme V: The Relationship well-being was
Rakhshani, 2016) between Spiritual (88.98 ± 7.35).
Well-Being, Quality of Moreover, there was
Life among the Elderly a positive correlation
People Residing between quality of
I: uestionnaire (SF36) life and both
and spiritual (p = 0.04, r =
analyzed 0.42) and religious
A:Pearson correlation well-being (p =
coefficient 0.043, r = 0.41).
2 HUBUNGAN Indonesia D: survey analitik dengan Hasil penelitian ini
ANTARA pendekatan cross menunjukan bahwa
KECERDASAN sectional sebagian besar
SPIRITUAL S: 73 responden responden kecerdasan
(SPIRITUAL V: Kecerdasan spiritual spiritual kategori
INTELLEGENCY) (SPIRITUAL mampu sebanyak 35
DENGAN INTELLEGENCY), responden (87,5%).
KUALITAS HIDUP Kualitas Hidup Sedangkan responden
LANSIA ( Widya Lansia yang memiliki kualitas
Arisandy, 2018) I: Kuesioner hidup kategori
A: Analisis Univariat Dan berkualitas sebanyak
Bivariat 38 responden (95,0%).
Analisa bivariatnya
didapatkan tidak
adanya hubungan yang
bermakna antara
kecerdasan spiritual
dan kualitas hidup
lansia dengan p-value
=1.000 lebih kecil dari
𝑎 = 0,05.
3 Hubungan Religiusitas Indonesia D: desain mayoritas religiusitas
Dengan Kualitas penelitian baik sebanyak 29
Hidup Pada Lansia menggunakan responden(52.7%),
Penderita Hipertensi deskriptif kualitas hidup dalam
DiWilayah Puskesmas korelasional. kategori baik yaitu
Gamping 1 Sleman S: 62 orang. sebanyak 34
Yogyakarta (Rohimah V: Religiusitas, kualitas responden
et. al, 2019) hidup pada lansia (61.8%). Hasil
penderita hipertensi. analisis uji korelasi
I: kuesioner Kendall Tau
A:analitik observasional menunjukkan bahwa
terdapat hubungan
religiusitas dengan
kualitas hidup p-value
sebesar 0,000 dengan
nilai correlation
coefficient sebesar
0,513.
4 Hubungan Koping Indonesia D: Cross Sectional Hasil Uji Chi Square
Religius Terhadap S: 40 orang diambil keputusan p=
Kualitas Hidup Lansia V: Koping religiusitas, 0,000, tingkat
Yang Tinggal Di Panti kualitas hidup Lansia. kemaknaan a<0,05
Werdha Mojopahit I: RCOPE Brief dan sehingga H1 diterima
Mojokerto (Ikhram, WHOQOL BREF berarti ada hubungan
Irvan Nur, 2018) A: Uji Chi Square koping religius dengan
kualitas hidup lansia Di
Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto,
r= 0,537
5 Hubungan Antara Indonesia D: Non Eksperiment Ada Hubungan yang
Spiritualitas Dengan Korelasional signifikan antara
Kualitas Hidup Pada S: 50 responden spiritualitas Dengan
Lansia Diposyandu V: Spiritualitas, Kualitas Kualitas Hidup Pada
Lansia Melati, Dusun Hidup Lansia Lansia Diposyandu
Karet, Kecamatan I: Kuesioner Lansia Melati, Dusun
Pleret, Kabupaten A: Uji Korelasi Person Karet, Kecamatan
Bantul, Yogyakarta Pleret, Kabupaten
( Rizqi Ihsani Bantul, Yogyakarta
Maulidyah, 2020)
6 Hubungan Tingkat Indonesia D: analisis korelasi kebanyakan lansia
Spiritualitas Dengan dengan pendekatan memiliki tingkat
Kualitas Hidup Lansia cross sectional. spiritualitas yang baik
Di Rumah Pelayanan S: 45 lansia dengan
Lanjut Usia Semarang. V: Spiritualitas, Kualitas responden responden
(Dwi Retnowati, 2018) Hidup Lansia Sebagian besar
I: Tidak Disebutkan responden memiliki
A: Analisis kualitas hidup yang
yang digunakan tinggi dalam kategori
adalah uji Somers'd. dengan jumlah
responden 45
7 Hubungan Kebutuhan Indonesia D: penelitian deskriptif Hasil analisa diperoleh
Spiritual Dengan analitik dengan bahwa dari 37
Kualitas Hidup pendekatan cross responden
Lansia Di Rumah sectional. penelitian.Sebagian
Pelayanan Sosial S: 37 orang besar karakteristik
Lanjut Usia Wening V: kebutuhan spiritual, berdasarkan usia
Wardoyo Ungaran kualitas hidup lansia. responden pada rentan
( Indah Fitriyani,2017) I: kuesioner 60-74 tahun sebanyak
A: uji Chi Square 54,1%, karakteristik
jenis kelamin laki-laki
43,2% dan perempuan
56,8%. Karakteristik
berdasarkan agama
responden mayoritas
islam yaitu 86,5%.
Hasil penelitian juga
menunjukan 56,8%
kebutuhan spiritualnya
terpenuhi dan 43,2%
tidak terpenuhi,
kualitas hidup
responden 54,1%
dalam kategori baik
dan 45,9% dalam
kategori buruk .
8 Hubungan Tingkat Indonesia D: deskriptif analitik Hasil penelitian
Spiritualitas dengan S: 94 responden menunjukkan bahwa
Kualitas Hidup Lansia V: tingkat spiritualitas, sebagian responden
di Karang Werda Kualitas hidup lansia memiliki tingkat
Kelurahan Sumberari I: kuesioner DSES spiritualitas sedang
Kecamatan Sumbersari (Daily Spiritual sebesar 66% dan
Kabupaten Jember Experience Scale) memiliki kualitas hidup
Jember (Rizqi Dwi dan WHOQOL-Bref sedang sebesar 88,3.
Putri Pertiwi, 2019) (World Terdapat hubungan
HealthOrganization yang signifikan antara
Quality Of Life – tingkat spiritualitas
Bref. dengan kualitas hidup
A: uji korelasi spearman lansia di Karang
rank Werda Sumbersari,
Jember (p value =
0,0001 ; r = 0,507).
9 Hubungan Tingkat Indonesia D: korelasional dengan Hasil penelitian
Religiusitas Dengan pendekatan cross menunjukkan sebagian
Kualitas sectional. besar responden
Hidup Lansia Di S: 32 orang memiliki tingkat
Kelurahan Tlogosari V:Tingkat Religiusitas religiusitas sangat baik
Kota Malang (Helen I: Kuesioner sebanyak 23 orang
Hardianti S, Joko A: uji Spearman rank (71,9%), dan sebagian
Wiyono besar memiliki
, Ragil Catur Adi W. kualitas hidup baik
2018) sebanyak 22 orang
(68,8%). Berdasarkan
uji Spearman rho
didapatkan nilai p-
value = 0,000<α (0,05)
yang berarti H0 ditolak,
artinya ada hubungan
yang signifikan antara
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
religiusitas dengan
kualitas hidup lansia
di kelurahan Tlogomas
Malang
Kota Malang.
10 Spiritualitas Dengan Indonesia D: metode non- Hasil penelitian
Kualitas Hidup Lansia eksperiment menunjukkan terdapat
(Siti Munawarah, Devi S: 38 orang hubungan antara
Rahmawati, Herry V: Spiritualitas, kualitas spiritualitas
Setiawan, 2018) Hidup Lansia dengan kualitas hidup
I: kuesioner Daily lansia di Puskesmas
Spiritual Experience Sungai Ulin Kota
Scale (DSES) Banjarbaru, p= 0,040,
A: uji reliabilitas r= 0,334
internal
Konsistensi
11 Hubungan Status Indonesia D: desain penelitian Hasil penelitian
Spiritual Dengan analitik dengan menunjukkan bahwa
Kualitas Hidup Pada pendekatan cross responden dengan
Lansia. (Mira Afnesta sectional. keadaan spiritual yang
Yuzefo, Febriana S: 97 responden tinggi dan memiliki
Sabrian, Riri V: Status Spiritual kualitas
Novayelinda, 2015) Kualitas Hidup Pada hidup adalah 32
Lansia. responden (33%) dan
I: Kuesioner 19 responden (19,6%)
A: Uji Analitik Chi menunjukkan kualitas
Square hidup yang buruk.
Hasil bagi responden
yang memiliki keadaan
spiritual yang rendah
dan kualitas hidup yang
baik adalah 18
responden (18,6%) dan
28
responden(28,9%)men
unjukkan buruk
kualitas hidup. Hasil
tes statistik dengan tes
chi square
menunjukkan nilai p =
0,02 < α = 0,05. Hal ini
disimpulkan bahwa ada
adalah korelasi yang
signifikan antara
keadaan spiritual dan
kualitas hidup.
12 Hubungan Aktivitas Indonesia D: deskriptif korelasional diketahui sebagian
Spiritual Dengan dengan menggunakan besar responden
Kualitas Hidup pendeka tan cross mempunyai aktivitas
Lansia Di Desa sectional spiritual dalam
Nyatnyono S: 88 orang kategori tinggi yaitu
Kecamatan Ungaran V:Aktivitas Spiritual sebanyak 61
Barat Kabupaten Kualitas Hidup responden (69,3 %)
Semarang (Eko Lansia dan sebagian besar
Prasetio, 2016) I: Kuesioner responden mempunyai
A: uji Chi square. kualitas hidup dalam
kategori baik yaitu
sebanyak 55
responden (62,5 %)
Dari hasil uji statistik
menggunakan chi
square diketahui ada
hubungan aktivitas
spiritual dengan
kualitas hidup lansia
di Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten
Semarang dengan nilai
p value 0,001
13 HUBUNGAN Indonesia D: deskriptif korelasi Hasil penelitian
KEBUTUHAN S: 30 responden menunjukan tidak
SPIRITUAL V: kebutuhan spiritual, adanya hubungan
TERHADAP tingkat kualitas hidup kebutuhan spiritual
TINGKAT lansia dengan kualitas hidup
KUALITAS HIDUP I: Kuesioner lansia. P value
LANSIA A: pearson correlation menunjukan >0.05
(Riyanti Vianica yang dapat
Sibuea,2020) disimpulkan bahwa
kebutuhan spiritual
bukanlah merupakan
satu-satu nya aspek
yang mempengaruhi
kualitas hidup lansia.
14 Pengaruh Meditasi Indonesia D: quasy eksperimen Hasil penelitian
Terhadap Kualitas S: 40 responden didapatkan Kualitas
Hidup Lansia Yang V: Pengaruh Meditasi, hidup pada kelompok
Menderita Hipertensi Kualitas Hidup intervensi sebagian
Di Unit Rehabilitasi Lansia Yang besar adalah cukup
Sosial Wening Menderita Hipertensi sebanyak 16 responden
Wardoyo Ungaran I: tidak disebutkan (80,0%), demikian juga
Kabupaten Semarang A: Analisis Univariat dan pada kelompok kontrol
(Gipta Galih Widodo, bivariate responden yang
Puji Purwanigsih, ) memiliki kualitas hidup
sedang sebanyak 17
responden (85%).
Kualitas hidup pada
kelompok intervensi
sebagian besar adalah
baik sebanyak 18
responden (90,0%),
sedangkan pada
kelompok kontrol
responden yang
memiliki kualitas hidup
cukup sebanyak 19
responden (95%).
terdapat perbedaan
kualitas hidup setelah
diberkan meditasi pada
kelompok intervensi (p:
0,000).
15 Indonesia D:
S:
V:
I:
A:

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap paling akhir dalam tahap

kehidupan manusia. World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa

masa lansia dibagi menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (middle age)

45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90

tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.Dari pernyataan diatas

kita dapat menyimpulkan bahwa dikatakan lanjut usia apabila sudah

berumur 60 tahun keatas. Menurut WHO (2013), proporsi populasi


penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total

populasi dunia dan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan usia

harapan hidup.Sama seperti di Negara-negara lain di dunia, Indonesia juga

mengalami penuaan penduduk. Tahun 2019, jumlah lansia di Indonesia

diprediksikan akan meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta

jiwa atau 17,9 % di tahun 2045 (BPS, 2019).4

Spiritual pada seseorang dapat menjadi faktor penting dalam cara

seseorang menghadapi perubahan yang diakibatkan oleh penyakit kronis.

Spiritual juga penting dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.

Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan

hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan

kebutuhan kesehatan. Spiritual lansia dikatakan baik apabila telah

memenuhi beberapa karakteristik spiritual yaitu: hubungan dengan diri

sendiri yang merupakan kekuatan dari dalam diri sendiri yaitu siapa dirinya

apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan

pada diri sendiri, hubungan dengan alam yang harmonis, hubungan dengan

orang lain dimana hubungan ini terdiri dari harmonis dan tidak harmonis,

dan hubungan dengan Tuhan yang meliputi sembahyang dan berdoa,

Keikutsertaan dalam kegiatan ibadah (Hamid, 2009).5

Kualitas hidup individu dapat dinilai dari kondisi fisik, psikologis,


hubungan sosial dan lingkungan (Sekarwiri, 2008). Selain ditinjau dari
perbedaan jumlah dan usia harapan hidup, lansia pria dan wanita juga

4
BPS. (2019). Statistik Penduduk Lansia (R. S. Dwi Susilo, Ida Eridawaty Harahap (ed.)).
©Badan Pusat Statistik.
5
Hamid, 2009. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
memiliki perbedaan pada tingkat kualitas hidupnya. Kualitas hidup pria
lansia lebih tinggi dari pada wanita lansia.Pada pria lansia dilaporkan
secara signifikan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dalam beberapa
aspek yaitu hubungan personal, dukungan keluarga, keadaan ekonomi,
pelayanan sosial, kondisi kehidupan, dan kesehatan. Wanita lansia
memiliki nilai yang lebih tinggi dalam hal kesepian, ekonomi yang rendah
dan kekhawatiran terhadap masa depan (Setyoadi, 2010) Beberapa faktor
yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan,
pekerjaan, status pernikahan, penghasilan, hubungan dengan orang lain dan
standar referensi (Nofitri, 2009).

Hasil review jurnal oleh peneliti didapatkan bahwa Terapi Religius dapat

berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hidup pada lansia. Kualitas hidup

lansia bisa meningkat dengan menggunakan terapi religius/spiritualitas. Hasil

dari 15 review artikel ditemukan bahwa terapi religius atau spiritualitas

berpengaruh pada kualitas hidup lansia namun ada sebagian penelitian

menunjukkan tidak adanya pengaruh atau hubungan religius terhadap

peningkatan kualitas hidup lansia.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rizqi Ihsani

Maulidyah yang berjudul Hubungan Antara Spiritualitas Dengan Kualitas

Hidup Pada Lansia Diposyandu Lansia Melati, Dusun Karet, Kecamatan Pleret,

Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Yakni hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa terdapat Hubungan yang signifikan antara spiritualitas

Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Diposyandu Lansia Melati, Dusun Karet,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Semua intervensi hasil literature review ini menunjukkan hasil terdapat

pengaruh Religius atau spiritualitas terhadap peningkatan kualitas hidup pada

lansia, namun ada beberapa artikel yang menunjukkan bahwa tidak adanya

pengaruh atau hubungan antara terapi spiritual terhadap kualitas hidup lansia.

Dari hasil systematic review ini memerlukan study lebih lanjut terkait

Intervensi yang masih sangat minim sehingga peneliti selanjutnya dapat

melakukan penelitian pada Lansia dengan menggunakan inovasi lain untuk

meningkatkan kualitas hidup lansia.

Anda mungkin juga menyukai