Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KUNINGAN
Jl.RE.Martadinata No.64 Telp (0232) 871501 Kuningan 45513

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 KUSTA

1. Pendahuluan

Kerangka acuan ini disusun sebagai pedoman untuk melaksanakan


program
kusta dengan pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan cara
pelaksanaan program kusta, dan cara pelaporan kusta.

II. Latar belakang

Sejarah pemberantasan penyakit kusta di dunia terbagi 3 zaman yaitu :


1. Jaman purbakala
Penyakit kusta telah dikenal hampir 2000 tahun SM, hal ini dapat
diketahui dari
peninggalan sejarah seperti di mesir, di india 1400 SM, di tiongkok 600
SM,dimesopotamia 400 tahun SM.
Penjelasan mengenai penyakit kusta dapat juga kita baca dalam kitab-
kitab
agama seperti :
a. Hindu
Dalam kitab weda ( 1400 SM ) Penyakit kusta disebut kustha, nama
yang
lazim juga disebut di indonesia.
b. Kong hu cu
Penyakit kusta disebut “ Ta Feng ) yang sisebabkan oleh hubungan
kelainan
yang tidak teratur,penyakit ini dibawah pengaruh setan “ feng shui “
pada
umumnya dianggap tidak dapat disembuhkan
c. Kristen
Kata kusta dicantumkan beberapa kali di dalam injil dan kata ini
merupakan
terjemahan dari bahasa ibrani “ Zaraath “ menurut harodous kata tersebut
berarti kelainan kulit yang bersisik
d. Islam
Ditemukan dua istilah untuk pengertian kusta dalam AL-Quran
disebut “al-
abras” dan dalam hadits disebut “ Al-Majrum
2. Jaman pertengahan
Pada jaman pertengahan abad ke 13 dengan adanya keteraturan ketata
negaraan dengan sistem feodalyang berlakudieropa mengakibatkan
masyarakat sangat patuh dan takut terhadap penguasa dan hak asasi
manusia tidak mendapat perhatian. Demikian pula yang terjadipada pasien
kusta yang umumnya merupakan rakyat biasa. Pada waktu itu obat-obat
belum ditemukan, maka pasien lkusta diasingkan lebih ketat dan
dipaksakan
tinggal di leprosaria/koloni/perkampungan pasien kusta seumur hidup
3. Jaman moderen
Dengan ditemukanya kuman kusta oleh gerhard armauer hansen pada
tahun
1983 maka dimulailah era perkembangan baru untuk mencari obat anti
kusta
dan usaha penanggulangannya. Demikian halnya di indonesia Dr.Sitanala
telah
mempelopori perubahan sistem pengobatan yang tadinya dilakukan
secara
sosial,secara bertahap dilakukan dengan pengobatan rawat jalan

Perkembangan pengobatan selanjutnya adalah sebagai berikut :


a. Pada tahun 1951, DDS digunakan sebagai pengobatan pasien kusta
b. Pada tahun 1969 pemberantasan penyakit kusta mulai di integrasikan
di
puskesmas
c. Sejak tahun 1982 indonesia mulai menggunakkan obat kombinasi
Multi Drug
Theraphy ( MDT )sesuai rekomendasi WHO untuk tipe MB 24 dosis dan
PB 6
Dosis
d. Pada tahun 1988 pengobatan dengan MDT dilaksanakan diseluruh
indonesia
e. Tahun 1997, pengobatan MDT tipe MB diberikan 12 dosis dan PB 6
dosis
sesuai rekomendasi WHO

III. Tujuan

Umum :

Penemuan penderita kusta secara dini agar tidak terjadi kecacatan

Khusus :

1. Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat tentang


penyakit kusta termasuk pengobatan dan pencegahan kecacatan
kusta
2. Mengatasi masalah stigma terhadap kusta di masyarakat
3. Meningkatkan dukungan mitra kerja dalam promosi P2 kusta
4. Terwujudnya komitmen pengambil keputusan dalam upaya P2 kusta

IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan

a. chase survay
b. school survay
c. kontak survay

V. Cara melaksanakkan kegiatan

☼ Perencanaan
Dalam perencanaan petugas kusta hurus bisa menentukan kegiatan
dalam
satu tahun
☼ Pelaksanaan
Pelaksanaan program kusta harus mengacu pada kerangka acuan
dan
perencanaan yang sudah disusun

VI. Tempat pelaksanaan kegiatan


1. Di dalam gedung yaitu Puskesmas
2. di luar gedung yaitu diwilayah kerja Puskesmas Kuningan meliputi
6 desa
3. Sekolah-sekolah yg berada di wilayah kerja Puskesmas Kuningan

VII. Petugas
Programer kusta bekerja sama dengan lintas program Perawat, Bidan,
Promkes, UKS, survailens

VIII. Waktu

1. Chase survay dilaksanakkan setiap bulan


2. School survay dilaksanakkan pada tahun ajaran baru anak sekolah
3. Kontak survay dilaksanakkan bila ada penderita barudan sudah
RFT 5
tahun

IX. Biaya
Penyelenggaraan kegiatan ini dibiayai oleh BOK dan JKN UPTD
Puskesmas
Kuningan

X. Evaluasi pelaksanaan program


Dilaksanakkan setiap bulan dan diketahui oleh Kepala UPTD
Puskesmas Kuningan

XI. Pencatatan dan pelaporan

◙ Hasil akhir kegiatan dicatat dan dilaporkan setiap awal bulan dalam
bentuk
laporan ke dinas kesehatan Kabupaten Subang
◙ Hasil akhir kegiatan dicatat dan dilaporkan setiap triwulan dalam
bentuk
Kohort di laporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Subang

Ditetapkan di : Kuningan
Pada tanggal : 5 Januari 2017
Kepala UPTD Puskesmas Kuningan,

dr.WAHYU FITRINA HANDAYANI


NIP.197610042006042013

Anda mungkin juga menyukai