Hirsch Sprung
Hirsch Sprung
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh kelainan inervasi usus, mulai pada sfingter ani interna dan meluas ke
proksimal, melibatkan panjang usus yang bervariasi, tetapi sealu termasuk anus
yang aganglionik terbatas pada rektosigmoid pada 75% penderita, 10% sampai
seluruh usus, dan sekitar 5% dapat mengenai seluruh usus sampai pylorus.
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Herald Hirschsprung tahun 1886, namun
patofisiologi tterjadinya penyakit ini tidak diketahui secara jelas hingga tahun
dijumpai pada kelainan ini disebabkan oleh gangguan peristaltic dibagian distal
hidup.Laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dengan perbandingan 4:1 dan
ada kenaikan insidens pada kasus-kasus familial yang rata-rata mencapai sekitar
Indonesia belum ada. Bila benar insidensnya 1 dari 5000 kelahiran, maka dengan
1
jumlah penduduk di Indonesia sekitar 220 juta dan tingkat kelahiran 35 per mil,
diperkirakan akan lahir 1400 bayi lahir dengan Penyakit Hirschsprung (Kartono,
2004).
dengan berat lahir ≥ 3 kg (penyakit ini tidak bisa terjadi pada bayi kurang bulan)
yang terlambat mengeluarkan tinja. Trias klasik gambaran klinis pada neonatus
adalah pengeluaran mekonium yang terlambat, yaitu lebih dari 24 jam pertama,
jiwa pasien seperti enterokolitis, pneumatosis usus, abses perikolon, perforasi, dan
bedah pada penyakit ini terdiri dari tindakan bedah sementara yang bertujuan
untuk dekompresi abdomen dengan cara membuat kolostomi pada kolon yang
mempunyai ganglion normal di bagian distal dan tindakan bedah definitif yang
2
dilakukan antara lain menggunakan prosedur Duhamel, Swenson, Soave, dan
Rehbein. Dari sekian banyak sarana penunjang diagnostic, maka diharapkan pada
klinisi untuk segera mengetahui gejala dan tanda pada penyakit Hirschsprung.
Karena penemuan dan penanganan yang cepat dan tepat dapat mengurangi
insidensi Penyakit Hirschsprung di dunia, khususnya di Indonesia (Kartono,
2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendiskripsikan pelaksanaan askeb pada neonatus dengan kelainan
hirshsprung menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mejelaskan konsep dasar teori neonatus dengan kelainan hirshsprung
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen askeb pada neonatus dengan
kelainan hirshsprung berdasarkan 7 langkah Varney
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada neonatus dengan kelainan
hirshsprungdengan pendekatan Varney, yang terdiri dari;
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis / masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hirschsprung
Hirschsprung atau mega colon adalah penyakit yang tidak adanya sel-
sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid colon. Ketidakadaan ini
terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir < 3 kg, lebih banyak laki-laki dari
pada perempuan.
dalam usus yang terbentang ke arah proksimal mulai dari anus hingga jarak
sfingter ani. Penyakit hirschprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel
ganglion parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai usus halus
kongenital yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang tidak
adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang
4
mengendalikan kontraksi ototnya. Sehingga menyebabkan terakumulasinya
2010).
2. Klasifikasi Hirschsprung
kolon atau usus halus. Ditemukan sama banyak baik laki-laki maupun
perempuan.
3. EtiologiHirschsprung
a. Faktor genetic dan lingkungan, sering terjadi pada anak dengan down
syndrome.
5
b. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagak
eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
4. PatofisiologiHirschsprung
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding mukosa
kolon distal.Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
tidak adanya gerakn tenaga pendorong (peristaltic) dan tidak adanya evakuasi
usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah
usus dan distensi pada saluran cerna.Bagian proksimal sampai pada bagian
mienterik (aurbach) tidak ditemukan pada satu atau lebih bagian dari kolon
6
Aganglionosis mempengaruhi dilatasi spinkter ani interna menjadi tidak
5. Gejala
adalah obstruksi usus letak rendah, bayi dengan penyakit Hirschsprung dapat
menunjukkan gejala klinis sebagai berikut. Obstruksi total saat lahir dengan
khas.Bila telah timbul enterokolitis terjadi distensi abdomen hebat dan diare
7
Gejala Penyakit Hirschsprung menurut (Belz Cecily & Sowden, 2002:
197)
a. Masa neonatal
3) Enggan minum
4) Distensi abdomen
1) Konstipasi
2) Diare berulang
4) Distensi abdomen
6) Gagal tumbuh
6. Komplikasi Hirschsprung
Hirschsprung adalah:
1) Pneumatosis usus
8
2) Enterokolitis nekrotiokans
4) Perforasi
lama.
5) Septicemia
dinding usus.
2) Enterokolitis (akut)
endotoxin.
9
3) Stenosis striktura ani
7. Pemeriksaan PenunjangHirschsprung
baian usus yang menyempit, Entrokolitis pada segmen yang melebar, serta
b. Biopsy rectum
d. Manometri anorektal
8. PenatalaksanaanHirschsprung
a. Medis
mengembalikan motilitas usus besar sehingga normal dan juga spinkter ani
internal.
10
Ada dua tahapan dalam penatalaksanaan medis, yaitu:
2009).
b. Perawatan
pulang.
11
B. Konsep Dasar Menejemen Asuhan Kebidanan Neonatus pada Bayi Baru
I. PENGKAJIAN
A. Data subjektif
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama :
Umur/tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Tanggal MRS :
Diagnose medis :
Usia ayah/ibu :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Agama :
Suku/bangsa :
Alamat :
12
2. Riwayat kesehatan klien
a. Pola Nutrisi
b. Pola Istirahat
d. Pola Eliminasi
e. Pola Aktivitas
13
5. Riwayat psikososiokultural spiritual
Genogram
14
b. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,
B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Antropometri :
Tinggi badan :
Berat badan :
LILA :
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
15
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
Kulit :
Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut :
Leher :
Dada :
Genetalia eksternal:
Anus :
Ekstermitas :
Palpasi :
Kulit :
Kepala :
Leher :
16
perut, dan sebagainya (Hidayat, 2005).
Ekstermitas :
Aukultasi :
Nafas :
Perkusi :
Paru :
3. Pemeriksaan neurologis/reflex
4. Pemeriksaan penunjang
parasimpatis
17
kesehatan). Terdapat gambaran kontraksi usus yang tiadak
Sandu, 2013).
Kebutuhan
1. Konseling
1. Radang usus
2. Enterokolitis akut
3. Intenkontinensia akut
18
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Sebelum operasi pasang anal tube disertai pembilasan air hangat secara
teratur. Anal tube adalah tube yang ujungnya dimasukkan ke dalam anus,untuk
mengeluarkan gas-gas dari usus dan untuk membersihkan rectum (Hand out
V. INTERVENSI
(Sudarti, 2012).
3. Memasang infus
bayi
19
VI. IMPLEMENTASI
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakuan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
bentuk SOAP.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel-sel
dengan berat lahir ≥ 3 kg (penyakit ini tidak bisa terjadi pada bayi kurang bulan)
yang terlambat mengeluarkan tinja. Trias klasik gambaran klinis pada neonatus
adalah pengeluaran mekonium yang terlambat, yaitu lebih dari 24 jam pertama,
B. Saran
macam kelainan konginetal yang mungkin dapat terjadi pada neonatus karena
merupakan salah satu materi yang harus dikuasai berkaitan dengan profesinya
nanti. Selain itu, agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada
komplikasi yang lebih parah. Dengan memahaminya tentu akan lebih mudah
21
DAFTAR PUSTAKA
22