Neo Dengan Sindrom Pernafasan
Neo Dengan Sindrom Pernafasan
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
sangat berbeda. Bayi yang dilahirkan prematur ataupun bayi yang dilahirkan
lebih sulit untuk dilaluinya. Bahkan sering kali menjadi pemicu timbulnya
Salah satu dari bayi resiko tinggi adalah bayi dengan sindroma gawat
- 10% pada bayi kurang bulan, 50% pada bayi dengan berat 501 - 1500 gram
(lemons et al, 2001). Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan
terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu; 15
- 30% pada bayi antara 32 - 36 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi
yang cukup bulan. Insiden pada bayi prematur kulit putih lebih tinggi dari
pada kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dari pada
perempuan (Nelson, 2003). Selain itu kenaikan frekuansi juga sering terjadi
1
pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus
bayi resiko tinggi dapat hidup dengan baik tanpa mengalami cacat. Hal ini
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pernapasan.
Varney.
2
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada neonatus dengan sindrom
1) Melakukan pengkajian.
3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
1. Pengertian
atau penyakit membran hialin, karena pada penyakit ini selalu ditemukan
2. Patofisiologi
atau penyakit membrane hialin, yang merupakan akibat tidak ada, kurang,
4
di alveoli, untuk mencegah kolapsnya alveolar. Surfaktan disekskresikan
3. Insidens
semakin muda seorang bayi, semakin tinggi resiko RDS. Akan tetapi,
b. Didiagnosis pada 25% bayi dengan usia gestasi 34 minggu dan 80%
d. RDS terjadi dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan.
tertentu:
1) Ibu diabetes yang melahirkan bayi dengan usia gestasi kurang dari
38 minggu.
2) Hipoksia perinatal.
5
4. Manifestasi Klinis
c. Dengkur ekspiratori.
terlihat 48 sampai 72 jam setelah lahir bila terjadi regenerasi sel alveolar
5. Komplikasi
a. Ketidakseimbangan asam-basa.
6
b. Kebocoran udara (pneumotoraks, pneumomediastinum,
c. Perdarahan pulmonal.
e. Apnea.
f. Hipotensi sistemik.
g. Anemia.
nekrotikan).
hipertensi pulmonal.
2) Perdarahan intraventrikuler.
4) Kerusakan neurologis.
7
6. Uji Laboratorium dan Diagnostik
paru.
metabolic.
8
7. Penatalaksanaan Medis
tube, ET).
mmHg).
6) Fisioterapi dada.
cairan).
bilirubin.
9
e. Lakukan transfuse darah seperlunya untuk mempertahankan
sampel darah.
9) Bronkodilator
8. Pengkajian Kebidanan
(Betz, 2009)
10
9. Diagnosis Kebidanan
d. Ketidaksembangan nutrisi
e. Hipotermia
(Betz, 2009)
dan pengobatan
11
7) Berikan obat sesuai indikasi
b. Optimalkan oksigenasi
2) Beri makan melalui rute yang paling sesuai dengan status medis
3) Catat berat badan harian serta penjang dan lingkaran kepala bayi
setiap minggu.
12
3) Sesuaikan pemberian asuhan kebidanan dan prosedur dengan
(Betz, 2009)
13
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan
I. PENGKAJIAN
A) Data subjektif
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama :
(Betz, 2009).
14
Suku/ bangsa :Insiden RDS pada bayi premature
Tanggal MRS :
Nama ayah :
Usia ibu :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Agama :
Suku/ bangsa :
Alamat :
88)
15
2) Riwayat perjalanan penyakit dan upaya untuk
mengatasi
16
penyakit diabetes, hipertensi, hipotensi, seksio sesarea
17
genogram dapat digunakan juga untuk menyaring
Jacques, 2002).
2004; Sloane & Jacques, 2002; dan Daniel & Lorenz, 2005).
Pola Nutrisi
Pola Eliminasi
Pola Aktifitas
Pola
Personal Hygiene
Pola Istirahat
B) Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
18
Tanda-tanda vital:
2004).
(Meadow, 2005).
Antropometri:
19
berat badan <2500 gram (Sudarti,
dkk., 2010).
2007).
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Wajah :
Mata :
dkk., 2010).
Telinga :
Mulut :
Leher :
20
Dada : Retraksi intercostal dan sternal. Auskultasi
2009).
Abdomen :
Genetalia eksternal :
Anus :
Ekstermitas :
2007).
21
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis:
NA/ NP, KMK/ BMK/ SMK, Usia … (jam/ hari) dengan Sindrom
Gangguan Pernapasan.
NP : Neonatus Preterm
Masalah:
2. Takipnea
4. Hipotensi Sistemik
22
Kebutuhan:
suhu bayi dan berikan asupan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang
1. Kebocoran Alveoli
23
Perdarahan intraventrikuler terjadi pada 20-40% bayi
V. INTERVENSI
24
3. Posisikan untuk pertukaran udara yang optimal; tempatkan pada
apnea.
2004).
6. Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan
25
Wheezing terjadi karena bronchokontriksi atau adanya
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan Wong, 1995). Gangguan ini biasanya juga dikenal dengan nama Hyaline
penyakit ini selalu ditemukan membran hialin yang melapisi alveoli. Gejala
3. Dengkur ekspiratori
terlihat 48 sampai 72 jam setelah lahir bila terjadi regenerasi sel alveolar tipe
27
II dan dihasilkannya surfaktan. Penampakan dan durasi gejala dapat berubah
B. Saran
nafas ini, dan hindari terjadinya kelahiran prematur serta persalinan dengan
seksio sesarea tanpa indikasi medis. Sehingga pada akhirnya akan dapat
28
DAFTAR PUSTAKA
Cendikia Offset.
Behrman, Kliegman Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 Volume
Betz C. L., Sowden L. A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta:
Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit
Marmi, dkk. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
Fitramaya.
Nelson. 2003. Ilmu Kedokteran Anak Edisi 15. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Salemba Medika.
Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
29
Sulistyawati, Ari. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika.
Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Wahyuni Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Wheeler. 2003. Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta: EGC
30