Analisis Potensi Wilayah dapat didekati antara lain dengan pendekatan teori basis dan analisis shift-
share.
Teori Basis
Teori basis menyatakan bahwa laju pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh besarnya
penigkatan ekspor dari wilayah tersebut. Dalam terori basis semua kegiatan dalam suatu wilayah
digolongkan kedalam dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis.
Sektor basis yaitu sektor atau kegiatan yang melayani baik pasar di daerah tersebut maupun
luar daerah. Secara tidak langsung daerah mempunyai kemampuan untuk mengekspor
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor tersebut ke daerah lain.
Sektor non basis adalah sektor yang menyediahkan barang dan jasa untuk masyarakat di
dalam batas wilayah.
Berdasarkan teori ini, sektor basis perlu dikembangkan dalam rangka memaacu pertumbuhan suatu
daerah. Inti dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh
kegiatan basis wilayah tersebut.
Kegiatan pariwisata misalnya, merupakan kegiatan basis bagi suatu daerah karena orang luar
daerah menedatangi kegiatan wisata dengan membelanjakan sebahagian uangnya di daerah
wisata, sehingga pendapatan daerah meningkat dari kegiatan wisata.
Produksi padi suatu daerah yang melimpah sebahgain besar dijual keluar daerah yang
mengakibatkan pemasukan keuangan bagi daerah penghasil padi.
Produksi padi suatu daerah tidak mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, sehingga
harus membeli dari luar daerah
Usaha penggilingan padi di suatu desa hanya dapat menggiling hasil padi dari daerah sendiri,
maka usaha ini disebut dengan keegiatan non basis.
Namun, tidak ada suatu kegiatan yang murni basis dan murni non basis. Tidak semua wisatawan
berasal dari luar daerah, sebahagian juga dari wilayah/desa sendiri. Tidak semua produksi padi dijual
keluar, sebahagian juga digunakan bagi kebutuhan daerah sendiri.
Sektor basis dan non basisekonomi suatu wilayah dapat diketahuidengan menggunakan analisis
Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor
basis atau unggulan dengan cara membanding perannya dalam daerah tersebut
LQ = pi/pt : Pi/Pt
Dengan :
Atau
Setelah mengetahui hasil dari perhitungan LQ maka analisis selanjutnya yaitu menentukan
kriteria suatu sektor apakah sektor tersebut termasuk sektor unggulan ataukah sektor non
unggulan dengan cara :
Jika LQ 1, maka sektor tersebut termasuk dalam sektor unggulan, yang artinya sektor
tersebut dapat memenuhi pasar wilayah tersebut dan pasar wilayah diluarnya. Atau
dikatakan sebagai kegiatan/sektor basis
Jika LQ 1, maka sektor tersebut termasuk sektor non unggulan, yang artinya sektor
tersebut hanya mampu memenuhi pasar di wilayah itu sendiri. Atau disebut juga
sektor/kegiatan non basis
Contoh Perhitungan LQ
Produksi
Palawija Produksi Desa Kecamatan
Jagung 320 4500
Kacang hijau 135 3600
Kacang Tanah 150 4000
Kedelai 140 3500
Ubi Kayu 150 2000
Ubi jalar 100 1000
Total 995 18600
Produksi
Palawija Produksi Desa Kecamatan Nilai LQ
Jagung 320 4500 1,33
Kacang hijau 135 3600 0,70
Kacang Tanah 150 4000 0,70
Kedelai 140 3500 0,75
Ubi Kayu 150 2000 1,40
Ubi jalar 100 1000 1,87
Total 995 18600
Dengan demikian, Di desa tersebut, produksi jagung ubi kayu dan ubi jalar merupakan kegiatan
basis, sedangkan kacang hijau, kacang tanah dan kedelai merupakan kegiatan non basis.
Berarti desa tersebut mempunyai potensi yang perlu dikembangkan adalah tanaman jagung, ubi
kayu dan ubi jalar.
Tugas: (Praktikum)
Produksi palawija
Palawija Desa A Desa B Desa C... Produksi Kecamatan
Jagung 320 250 4500
Kacang
hijau 135 125 3600
Kacang
Tanah 150 175 4000
Kedelai 140 150 3500
Ubi Kayu 150 100 2000
Ubi jalar 100 200 1000
Total 995 18600