setahun
usia <6 bulan
bila kejang terjadi pada suhu tubuh yang tidak
terlalu tinggi
kejang demam sebelumnya terjadi saat suhu tubuh
naik dengan cepat
Untuk profilaksis intermiten diberikan diazepam secara oral
dengan dosis 0,3-0,5mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis saat
pasien demam. Diazepam dapat pula diberikan secara
intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg (BB<10kg) dan 10 mg
(BB>10kg) setiap pasien menunjukan suhu >38,5 oc. Efek
samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia.
1) Pemberian obat antikonvulsan rumat
Profilaksis terus-menerus berguna untuk mencegah
berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan
kerusakan otak tapi dapat mencegah terjadinya epilepsi di
kemudian hari. Digunakan fenobarbital 4-5 mg/kgbb/hari
dibagi dalam 2 dosis atau obat lain seperti asam valproat
dengan dosis 15-40 mg/kgbb/hari. Antikonvulsan profilaksis
terus-menerus diberikan selama 1-2 tahun setelah kejang
terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-3 bulan.
Profilaksis terus-menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2
kriteria (termasuk poin 1 atau 2) yaitu:
Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada
kelainan neurologis atau perkembangan (misalnya
serebral palsi atau mikrosefal)
Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti
kelainan neurologis sementara atau menetap
Ada riwayat kejang tanpa demam pada orang tua atau
saudara kandung.
Bila kejang demam terjadi pada bayi berumur <12
bulan atau terjadi kejang multipel dalam satu episode
demam.