Anda di halaman 1dari 19

PRAKATA

Puji syukur kita munajatkan ke hadirat dzat yang esa, Allah Yang Maha Kuasa atas
anugerah nikmat usia dan kesehatan, sehingga kita masih dapat berkarya bagi sesama. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam, beserta
keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Segala puji bagi Allah , atas izinNya jua, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum
Pendidikan Agama Islam ini dapat disusun sesuai harapan. Buku ini diperuntukkan bagi
mahasiswa sebagai bagian dari sarana menyerap ilmu untuk meningkatkan pengetahuan agama
dan membantu dalam usaha pembinaan karakter Islami . Buku ajar ini diharapkan pula mampu
membantu mahasiswa dalam memahami filosopi yang terkandung dalam setiap ajaran dalam
Islam sehingga dapat diimplementasikan pada bidang ilmu yang didalami. Penyusunan dan
penerbitan Buku Ajar ini telah melibatkan beberapa pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Mataram yang telah menetapkan kebijakan atas pembiayaan penyusunan
Buku Ajar ini hingga terbit.
2. Ketua UPT MKU yang telah menugaskan penulis dalam menyusun Buku Ajar Mata Kuliah
Wajib Umum Pendidikan Agama Islam .
3. Kepala LPMPP Universitas Mataram yang telah melaksanakan kegiatan Applied Aproach
(AA).
4. Para narasumber kegiatan Applied Aproach (AA) yang dengan tulus membimbing penulis
untuk dapat menyusun Buku Ajar ini.
5. Rekan sejawat yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis demi
penyempurnaan buku ini.
Penulis menyadari, bahwa sebagai sebuah karya, buku ini memiliki kekurangan dan
kekeliruan. Saran, masukan, dan kritik para pembaca dan pengguna sangat diharapkan. Penulis
berharap semoga buku ini menjadi bagian dari ilmu yang bermanfaat bagi sesama hingga akhir
masa.
Mataram, 28 Agustus 2019
Penulis
PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR

Dalam menggunakan Buku Ajar ini, mahasiswa diharapkan memahami capaian


pembelajaran mata kuliah terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memahami
tujuan akhir yang harus diperoleh setelah mengikuti perkuliahan. Dalam pada itu, mahasiswa
diharapkan pula untuk memahami setiap kemampuan akhir dan indikator yang diharapkan pada
tiap-tiap bab.
Bab dalam buku ini dirancang secara runtut dan bertahap hingga tercapainya capaian
pembelajaran mata kuliah. Untuk itu, mahasiswa diharapkan mengikuti dan mendalami isi bab
secara bertahap mulai dari bab yang paling awal, dan meneruskan ke bab demi bab berikutnya.
Dalam rangka memudahkan penggunaan buku ini, mahasiswa diharapkan memperhatikan
hal-hal berikut:
1. Mahasiswa diharapkan membaca setiap materi dalam masing-masing bab dengan sebaik-
baiknya.
2. Setelah membaca materi dengan seksama, mahasiswa diharapkan dapat mengasah
kemampuan dengan mengerjakan tugas dan latihan yang telah disediakan pada tiap bab.
3. Dengan kemampuan yang diasah pada tugas latihan, mahasiswa diharapkan dapat
menuntaskan uji kompetensi pada tiap bab untuk mengetahui ketuntasan pencapaian
kemampuan akhir.
4. Mahasiswa diharapkan dapat mengevaluasi dirinya dengan menggunaan indikator pada
setiap kemampuan akhir yang diharapkan.
5. Mahasiswa diharapkan memperkaya pemahaman dengan menambah bahan bacaan pada
materi terkait sesuai daftar referensi yang telah disediakan dalam setiap bab.
6. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan berkonsultasi kepada dosen dengan
menggunakan sarana yang telah disepakati.
IDENTITAS MATA KULIAH

Mata Kuliah : Pendidikan Agama


Islam
Kode MK : KKU202
Bobot Sks :2
Mk Prasyarat : Bisa Baca Tulis
al-Qur’an
Fakultas : FK Unram
Jurusan : PSPD dan Farmasi
Semester : I (satu)

1
DESKRIPSI SINGKAT ISI BUKU AJAR

Buku Ajar ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam menyerap ilmu dan
memperluas wawasan dalam memahami Islam dengan lebih. Setiap bab buku ditampilkan
kemampuan akhir (KA) yang diharapkan beserta indikatornya, tugas latihan, uji kompetensi,
rangkuman, dan daftar referensi sebagai bahan pendukung belajar mahasiswa.
Buku ini terdiri atas tujuh bab yang runtut dan bertahap. Bab I membahas pengantar dan
metodologi perkuliahan PAI, yang terdiri atas enam subbab, yakni (a) Dasar hukum perkuliahan
PAI, (b) Kedudukan PAI dalam Sisdiknas, (c) Peranan PAI dalam pembinaan sikap religius, (d)
Metode memahami Islam, (e) Urgensi Metodologi, dan (f) Sistem dan evaluasi perkuliahan. Pada
bab ini, mahasiswa diajak untuk memahami landasan mengapa PAI diajarkan di tingkat
PerguruanTinggi, memahami kedudukan dan fungsi PAI, serta bagaimana sistem pengajaran dan
evaluasi PAI di Perguruan Tinggi.
Bab II buku ini membahas Manusia dan Agama. Bab II ini terdiri atas enam subbab,
yakni, (a) Manusia dan Alam Semesta, (b) Manusia Menurut Agama Islam, (c) Agama: Arti dan
Ruang Lingkupnya, (d) Konsistensi Agama, (e) Islam: Arti dan Ruang Lingkupnya, dan (f)
Hubungan Manusia dan Agama. Bab II ini mengajak mahasiswa untuk memahami dirinya
dengan lebih mendalam, baik dari penciptaannya dan mengapa diciptakan, serta apa
hubungannya dengan agama.
Bab III Buku Ajar ini membahas Sumber Pokok Ajaran Islam yang terdiri atas tiga
subbab, yakni (a) Al-Qur’an: Arti, Kandungan dan Systematikanya, (b) Sunnah: Arti dan
Fungsinya, (c) Ijtihad: Arti, Kedudukan dan Macamnya. Bab III ini mengajak mahasiswa untuk
dapat mengklasifikasikan sumber-sumber pokok ajaran Islam.
Bab IV membahas Esensi Ajaran Islam, yang terdiri atas tiga subbab, yakni (a) Akidah,
(b) Syari’ah, dan (c) Akhlak. Bab ini membantu mahasiswa mampu memahami dan menganalisis
pokok ajaran dalam agama Islam sesuai yang termaktub dalam pokok ajaran Islam pada
pembahasan bab sebelumnya.
. Bab V buku ini membahas Iman, Islam dan Ihsan dalam Membentuk Insan Kamil. Bab V
ini terdiri atas dua subbab, yakni (a) Iman, Islam dan Ihsan sebagai PilarAgama Islam dalam
Membentuk Insan Kamil, dan (b) Korelasi antara Rukun Iman ke-6 dan Pembentukan Akhlakul
Karimah. Pada Bab V ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengimplementasikan
akhlak terpuji baik untuk diri sendiri maupun kehidupan sosial sebagai bagian dari amanah Islam
yang mengedepankan adab kemanusiaan. Mahasiswa diajak mencapai kesimpulan bahwa agama
memiliki tuntunan keperibadian bagi pemeluknya baik di lingkungan keluarga, tempat tinggal
maupun lingkungan kerjanya, serta bagaimana memahami dan mengimplementasikan ajaran
Islam pada amanah profesionalisme di bidang karier yang ditekuni.
Bab VI secara khusus membahas Prinsip Kesehatan dan Kedokteran dalam Islam. Bab ini
terdiri dari lima subbab, merupakan materi yang sangat penting berkaitan dengan penanaman
pemahaman bidang keahlian yang ditekuni mahasiswa. Kelima subbab itu adalah (a) Islam dan
Pengobatan, (b) Hukum Pemeliharaan Medis oleh Lawan Jenis dalam Pandangan Islam, (c)
Islam dalam menjawab Berbagai Persoalan dalam Bidang Kesehatan, (d) kesehatan sebagai salah
satu landasan kebiasaan Rosulullah SAW sehari-hari, dan subbab terakhir (e) Profil Seorang
Dokter Muslim. Bab ini bertujuan menghantarkan mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk lebih
memahami dan mendalami pandangan Islam terkait issue-issue bidang Kesehatan.
Bab VII merupakan ujung tombak bab-bab sebelumnya karena sudah sampai pada
tahapan pembahasan Islam sebagai agama yang membawa keselamatan bagi seluruh alam
semesta dan isinya serta dikhususkan pula pembahasan terkait Islam dapat membawa
keharmonisan hidup bagi Indonesia dengan keragamannya. Selanjutnya pada bagian akhir buku
terdapat daftar pustaka dan glosarium yang berisi uraian istilah teknis untuk membantu
mahasiswa lebih memahami isi buku.

3
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PAI

Universitas Mataram Kode Dokumen


Fakultas Kedokteran
Program Studi Pendidikan Dokter dan Farmasi

IDENTITAS MATA KULIAH


MATA KODE BOBOT SEMESTER Tgl Penyusunan
KULIAH (sks)
PAI KKU202 2 1 25 September 2019
Nama Dosen Lenny Herlina S.Ag., M.Pd.I
Pengampu
Capaian Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Pembelajaran
Mata Kuliah: S Bertakwa kepada Tuhan YME dan mampu menunjukkan sikap religious (S-1)

P Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan


agama, moral, dan etika (P-3)

KU Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur (KU-2

KK Mampu mengimplementasikan nilai-nilai moderatisme Islam (wasathiyyah) dalam


konteks keindonesiaan (KK-1). Mampu mengartikulasikan nilai-nilai Islam dalam
bidang keahlian masing-masing (KK-2)
KEMAMPUAN AKHIR

KA-7: MENGINTERNALISASI NILAI-NILAI ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG


RAHMATAN LILALAMIN DALAM KONTEKS KEINDONESIAAN(C4)

KA-6: MENGINTERNALISASI IMAN, ISLAM DAN IHSAN DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI SECARA MANDIRI (C4)

KA-5: MEMAHAMI PRINSIP KESEHATAN DAN KEDOKTERAN DALAM ISLAM (C2)

KA-4: MENGKLASIFIKASI ESENSI AJARAN ISLAM (C3)

KA-3: MEMAHAMI SUMBER POKOK AJARAN ISLAM (C2)

KA-2: MEMAHAMI ALASAN MANUSIA BERTUHAN (C2)

KA-1: MEMAHAMI LANDASAN YURIDIS,TEOLOGIS, DAN PSIKOLOGIS SERTA METODOLOGI


PEMBELAJARAN PAI DI PTU (C2)

5
DAFTAR ISI
PRAKATA
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU AJAR
DESKRIPSI SINGKAT ISI BUKU AJAR
IDENTITAS MATA KULIAH
KEGUNAAN BUKU AJAR
TUJUAN MATA KULIAH/ CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
BAGAN HUBUNGAN ANTARKEMAMPUAN AKHIR DENGAN CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA
KULIAH

BAB I METODOLOGI PERKULIAHAN PAI

KEMAMPUAN AKHIR (KA)


BAGAN HUBUNGAN ANTARA INDIKATOR DENGAN KA
INDIKATOR

A. LANDASAN YURIDIS PEMBELAJARAN PAI DI PTU


B. LANDASAN TEOLOGIS PEMBELAJARAN PAI DI PTU
C. LANDASAN PSIKOLOGIS PEMBELAJARAN PAI DI PTU
D. METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI

RANGKUMAN
TUGAS/LATIHAN
UJI KOMPETENSI
REFERENSI

BAB II MANUSIA DAN AGAMA : ALASAN MENGAPA MANUSIA BERTUHAN


KEMAMPUAN AKHIR (KA)
BAGAN HUBUNGAN ANTARA INDIKATOR DENGAN KA
INDIKATOR

A. HAKIKAT MANUSIA DAN ALAM SEMESTA


B. MANUSIA MENURUT AGAMA ISLAM
C. ARTI DAN RUANG LINGKUP AGAMA
D. KONSISTENSI AJARAN AGAMA
E. ARTI DAN RUANG LINGKUP ISLAM
F. HUBUNGAN MANUSIA DAN AGAMA

RANGKUMAN
TUGAS/LATIHAN
UJI KOMPETENSI
REFERENSI

BAB III SUMBER POKOK AJARAN ISLAM

KEMAMPUAN AKHIR (KA)


BAGAN HUBUNGAN ANTARA INDIKATOR DENGAN KA
INDIKATOR

A. ARTI, KANDUNGAN, DAN SISTEMATIKA AL-QUR’AN


B. ARTI DAN FUNGSI SUNNAH
C. ARTI, PEMBAGIAN, DAN KEDUDUKAN IJTIHAD

RANGKUMAN
TUGAS/LATIHAN
UJI KOMPETENSI
REFERENSI

BAB IV ESENSI AJARAN ISLAM

KEMAMPUAN AKHIR (KA)


BAGAN HUBUNGAN ANTARA INDIKATOR DENGAN KA
INDIKATOR

A. KLASIFIKASI MAKNA DAN TINGKATAN AKIDAH


B. KLASIFIKASI MAKNA DAN TINGKATAN SYARI’AH
C. MAKNA DAN MACAM-MACAM AKHLAK

RANGKUMAN
TUGAS/LATIHAN
UJI KOMPETENSI
REFERENSI

BAB V IMAN, ISLAM, DAN IHSAN

KEMAMPUAN AKHIR (KA)


BAGAN HUBUNGAN ANTARA INDIKATOR DENGAN KA
INDIKATOR

A. IMAN, ISLAM DAN IHSAN SEBAGAI PILAR AGAMA ISLAM


B. KORELASI ANTARA RUKUN IMAN KE-6 DAN PEMBENTUKAN AKHLAKUL
KARIMAH

RANGKUMAN
TUGAS/LATIHAN
UJI KOMPETENSI
REFERENSI

BAB VI PRINSIP KESEHATAN DAN KEDOKTERAN DALAM ISLAM

KEMAMPUAN AKHIR (KA)


BAGAN HUBUNGAN ANTARA INDIKATOR DENGAN KA

7
INDIKATOR

A. ISLAM DAN PENGOBATAN


B. HUKUM PEMERIKSAAN MEDIS OLEH LAWAN JENIS DALAM
PANDANGAN ISLAM
C. ISLAM DALAM MENJAWAB BERBAGAI PERSOALAN DALAM BIDANG
KESEHATAN
1. SIRKUMSISI
2. BAYI TABUNG
3. ABORSI
4. VAKSINASI
5. KB DAN ALAT KONTRASEPSI
6. PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF SEBAGAI BAGIAN DARI PROSES
PENGOBATAN
7. OPERASI PLASTIC
8. TRANSPLANTASI
D. KESEHATAN SEBAGAI SALAH SATU LANDASAN KEBIASAAN
ROSULULLAH SAW SEHARI-HARI
E. PROFIL SEORANG DOKTER MUSLIM
1. SIDDIK
2. AMANAH
3. TABLIGH
4. FATHONAH
5. TOKOH-TOKOH KEDOKTERAN ISLAM

RANGKUMAN
TUGAS/LATIHAN
UJI KOMPETENSI
REFERENSI

BAB VII ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN DALAM KONTEKS KEINDONESIAAN

KEMAMPUAN AKHIR (KA)


BAGAN HUBUNGAN ANTARA INDIKATOR DENGAN KA
INDIKATOR

A. PENGERTIAN, ISLAM RAHMATAN LIL AALAMIIN


B. KARAKTERISTIK ISLAM RAHMATAN LIL AALAMIIN
C. PIAGAM MADINAH DAN POTRET KERUKUNAN ANTAR UMMAT
BERAGAMA
D. ISLAM MEMAKNAI KEBINEKAAN

E. KERUKUNAN ANTAR UMMAT BERAGAMA DI INDONESIA: PARADIGMA


DAN PRAKTIK

RANGKUMAN
TUGAS/LATIHAN
UJI KOMPETENSI
REFERENSI

DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM

BAB 1
METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI

9
KA-1: MEMAHAMI LANDASAN YURIDIS,TEOLOGIS, DAN PSIKOLOGIS SERTA METODOLOGI
PEMBELAJARAN PAI DI PTU (C2)

INDIKATOR-4:

Memaparkan Metodologi Pembelajaran


PAI di Perguruan Tinggi

INDIKATOR-3:
Menjelaskan Landasan Psikologis
Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi

INDIKATOR-2:
Memaparkan Landasan Teologis
Pembelajaran PAI di Perguruan
Tinggi

INDIKATOR-1:
Menjelaskan Landasan Yuridis
Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi

PENGANTAR

Dewasa ini masalah moralitas di kalangan muda-mudi, khususnya pelajar


dan mahasiswa sudah menjadi problem umum dan merupakan persoalan yang
belum ada jawabannya secara tuntas. Mengapa pelajar dan mahasiswa sekarang
begitu mudah terpengaruh budaya asing? Mengapa siswa dan pelajar mudah
sekali terprovokasi dan mudah marah sehingga sering terjadi tawuran dan
bentrokan di antara mereka? Mengapa pelajar dan mahasiswa banyak yang terlibat
dalam pemakaian dan peredaran narkoba? Mengapa banyak di antara pelajar dan
mahasiswa yang begitu bebas bergaul dengan lain jenis yang ditunjukan dengan
maraknya perilaku seks bebas, fenomena hamil diluar nikah juga tindakan aborsi
yang dipandang sebagai hal yang wajar-wajar saja tanpa rasa dosa, risih resah dan
malu? Dan mengapa para pelajar dan mahasiswa sepertinya kurang hormat kepada
guru atau dosennya, bahkan kepada orang tua sendiri? Hal ini merupakan suatu
gambaran generasi anak bangsa yang mulai terancam keutuhan pribadinya (split
personality).
Terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas, muncul berbagai tanggapan dan
sinyalemen dari sebagian masyarakat yang mempermasalahkan pengembangan
kepribadian mahasiswa di luar lingkup pendidikan formal.
Kondisi demikian tentu saja sangat berpegaruh dalam system dan proses
pendidikan di sekolah, termasuk di perguruan tinggi. Salah satu akibatnya, focus
kepribadian mahasiswa lebih dititik beratkan pada aspek perkembangan
intelektualitas saja, sementara pembinaan aspek moralitas dan kejiwaannya kurang
mendapatkan perhatin yang memadai. Bahkan hingga kini pendidikan agama
masih belum mendapatkan tempat dan waktu yang proporsional, terutama di
sekolah umum.
Melihat kenyataan di atas, maka sangatlah beralasan apabila kemudian ada
kritik dan sinyalemen dari masyarakat bahwa selama ini perguruan tinggi hanya
menghasilkan “tukang” yaitu para lulusan yang memiliki “keahlian tertentu”,
sementara mereka tidak memiliki integritas kepribadian sebagai anggota keluarga,
anggota masyarakat, dan sebagai warga negara yang beragama.
Dalam menjalankan fungsi edukasinya, dewasa ini perguruan tinggi
memang dihadapkan pada dua persoalan dilematis. Di satu sisi dituntut untuk
mengembangkan iptek dengan segala konsekuensinya dalam menghadapi era
globalisasi, namun di sisi lain perguruan tinggi harus memikul tanggung jawab
terhadap dampak negative dari kemajuan iptek modern yaitu terjadinya dekadensi
moral yang mengarah pada demoralisasi, bahkan boleh jadi mengarah pada
dehumanisasi. Yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana perguruan
tinggi dapat memerankan fungsi secara optimal dalam mewujudkan para lulusan
yang beriman dan bertakwa, memiliki kepribadian utuh dan memiliki keahlian
yang matang dan professional di bidangnya masing-masing. Jawaban akan
pertanyaan-pertanyaann di atas adalah tantangan bagi perguruan tinggi untuk
memberikan pendidikan agama yang memadai bagi setiap mahasiswanya sebagai
pencerahan spiritual dalam rangka membangun nurani bangsa.

11
Pendidikan Agama Islam dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik
meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Pendidikan tersebut melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di
perguruan tinggi umum mempunyai dasar yang sangat kuat. Dasar tersebut dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yaitu landasan Yuridis, landasan teologis, landasan
serta landasan Psikologis Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi.

A. LANDASAN YURIDIS PEMBELAJARAN PAI DI PTU


Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang
secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan
agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri atas:
1. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila, sila pertama: Ketuhanan
Yang Maha Esa.
2. Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UUD1945 dalam Bab XI pasal 29
ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
3. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap. MPR No. IV/MPR/1973 yamg
kemudian dikokohkan dalam Tap. MPR No. IV/MPR/1978 jo. Ketetapan MPR
No. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR
No. II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya
menyatakan bahwa pelaksananaan pendidikan agama secara langsung
dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi.

Kedudukan Pendidikan Agama Islam dalam sistem Pendidikan nasional atau


Sisdiknas dapat diartikan sebagai program yang terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami hingga mengimani ajaran agama Islam serta diikuti
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Lebih lanjut dalam Sisdiknas mata kuliah pendidikan agama merupakan mata
kuliah yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa yang beragama diselruh perguruan
tinggi umum, disetiap jurusan, program studi dan jenjang pendidikan, baik perguruan
tinggi negeri maupu swasta. Mata kuliah pendidikan agama diharapkan dapat menjadi
landasan bagi pembentukan watak atau kepribadian para lulusan perguruan tinggi di
Indonesia sesuai agama yang dipeluknya. Hal ini meunjukan bahwa pemerintah
memandang penting pendidikan agama diajarkan di perguruan tinggi umum.

Jika tujuan pendidikan agama dirumuskan untuk Pendidikan Agama Islam,


maka tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membantu terbinanya sarjana muslim
yang beriman, berilmu, dan beramal sesuai dengan ajaran Islam. Adapun visi mata
kuliah Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum adalah menjadikan ajaran
agama Islam sebagai sumber nilai dan pedoman yang mengantarkan mahasiswa
dalam pengembangan profesi dan kepribadian Islam. Sedangkan misinya adalah
untuk membina kepribadian mahasiswa secara utuh dengan harapan bahwa
mahasiswa kelak akan menjadi ilmuan yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT, mampu mengabdikan ilmunya untuk kesejahteraan umat manusia. Hal
demikian didasarkan pada pemikiran bahwa hakikat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,yang selanjutnya dijabarkan dalam UU
No. 2tahun 1989. Pada pasal 2 dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, cerdas dan terampil, sehat
jasmani dan rohani, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Memperhatikan rumusan di atas, nampak betapa besarnya peran pendidikan
agama dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Karena sosok kepribadian
yang beriman dan bertakwa hanya akan terwujud manakala sistem pendidikan
nasional menjadikan agama sebagai ruh dalam pengembangan kurikulumnya di setiap
jenjang dan tingkatan. Dalam kurikulum prguruan tinggi umum (baik negeri maupun
swasta), mata kuliah pendidikan agama merupakan bagian integral dari kurikulum
nasional dan dikelompokan ke dalam mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK)
bersama MPK lainnya, yaitu pancasila dan kewarganegaraan. Oleh karenanya,
pendidikan agama bertugas membina kepribadian mahasiswa sebagai calon sarjana
Indonesia yang beriman dan bertakwa serta memiliki integritas kepribadian yang
tinggi.

B. LANDASAN TEOLOGIS PEMBELAJARAN PAI DI PTU


Yang dimaksud dengan dasar teologis adalah dasar yang bersumber dari ajaran
Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan
merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang
menunjukkan perintah tersebut, antara lain:
1. Al-Qur’an surah an-Nahl ayat 125: “ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu,
(Islam) dengan hikmah dan pelajaran yang baik..”.
2. Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 104: “ Dan hendaklah di antara kamu ada
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada makruf,
dan mencegah dari dari yang munkar..”.
3. Al-Qur’an surah al-Mujadalah ayat 58: “ Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman dan berilmu sebanyak beberapa derajat”.
4. Sunnah Rasulullah: “ Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya
sedikit saja”.

13
Selanjutnya bagaimana peranan Pendidikan Agama Islam ini dalam kerangka
pembinaan religiusitas mahasiswa di perguruan tinggi umum. Sikap religius dapat
dipahami sebagai suatu tindakan yang di sadari oleh dasar kepercayaan terhadap
nilai-nilai kebenaran yang diyakininya. Kesadaran ini muncul dari produk pemikiran
secara teratur, mendalam dan penuh penghayatan. Sikap religious dalam diri manusia
dapat tercermin dari cara berfikir dan bertindak.

Sikap religius merupakan bagian penting dari kepribadian seseorang yang


dapat dijadikan sebagai orientasi moral, internalisasi nilai-nilai keimanan, serta
sebagai etos kerja dalam meningkatkan keterampilan sosial. Untuk lebih jelasnya
peranan PAI dalam pembinaan sikap religious akan diuraikan di bawah ini:

1. Sikap Religius Sebagai Orientasi Moral


Moral adalah keterikatan spiritual pada norma-norma yang telah ditetapkan, baik
yang bersumber pada ajaran agama, budaya masyarakat, atau berasal dari tradisi
berfikir secara ilmiah. Keterikatan spiritual tersebut akan mempengaruhi
keterikatan sikapnya terhadap nilai-nilai kehidupann(norma) yang akan menjadi
pijakan utama dalam menetapkan suatu pilihan, pengembangan perasaan dan dalam
menetapkan suatu tindakan.
Sikap religious yang terbentuk dari keterikatan yang kuat dan norma-norma
yang diterapkan oleh agama akan menjadikan seseorang dapat mengukur suatu
kebenaran suatu hal dari sudut pandang agama. Sebagai orientasi moral, sikap
religious bermakna keterikatan spiritual pada norma-norma ajaran agama yang akan
menjadi acuan pertama ukuran-ukuran moral.

2. Sikap Religius Sebagai Internalisasi Nilai Agama


Internalisasi agama adalah suatu proses memasukkan nilai agama secara penuh ke
dalam hati, sehingga ruh dan jiwa bergerak berdasarkan ajaran agama. Internalisasi
nilai agama terjadi melalui pemahaman agama secara utuh, dan diteruskan dengan
kesadaran akan pentingnya ajaran agama, serta ditemukannya posibilitas untuk
merealisasikannya dalam kehidupan nyata.
3. Sikap Religius Sebagai Etos Kerja dan Keterampilan Sosial
Sebagai etos kerja, sikap religious memberikan dorongan kepada seseorang dalam
mencari makna religious bagi tindakan yang dipilihnya. Dengan demikian tindakan,
tindakan dan perbuatan yang dilakukannya tidak lagi dirasakan sebagai beban,
melainkan sebagai sumber kepuasan batiniyah.
Untuk mengukur dan melihat bahwa sesuatu itu menunjukkan sikap religious
atau tidak, dapat dilihat dari cirri-ciri atau karakteristik sikap religious. Ada
beberapa hal yang dapat dijadikan idikator sikap religius seseorang, yaitu:
a. Komitmen terhadap perintah dan larangan agama
b. Bersemangat mengkaji ajaran agama
c. Aktif dalam kegiatan keagamaan
d. Menghargai symbol-simbol keagamaan
e. Akrab dengan kitab suci
f. Mempergunakan pendekatan agama dalam menentukan pilihan
g. Ajaran agama dijadikan sebagai sumber pengembangan ide.

C. LANDASAN PSIKOLOGIS PEMBELAJARAN PAI DI PTU


Dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam kehidupannya,
manusia baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan
pada hal-hal yang membuat hatinya tidak senang dan tidak tenteram akibat dari
rasa frustasi (tekanan perasaan), konflik (adanya pertentangan batin), dan
kecenasan sehingga memerlukan adanya pegangan hidup (agama). Kebutuhan
agama sangat erat hubungannya dengan usaha manusia untuk menciptakan hidup
bahagia, sebab banyak sekali kenyataan-kenyataan yang dapat kita lihat. Oleh
sebab itu kondisi manusia pada hakikatnya menuntut agar semua kebutuhan-
kebutuhan itu dapat dipenuhi dalam rangka mewujudkan kehidupan yang
harmonis, dan bahagia termasuk juga kebutuhan rohani seseorang terhadap
agama. Untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan jalan mendekatkan
diri kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat ar-Ra’du ayat
28, yaitu: “ Ingatlah, hanya dengat mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Menurut Konsorsium Ilmu Agama Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan agama di perguruan tinggi
adalah untuk membantu terbinanya sarjana beragama yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu sarjana yang berbudi pekerti luhur, berfikir
filosofis, analitis, sistematis, bersikap rasional rasional dan dinamis, berpandangan
luas, ikut serta secara aktif dalam pembangunan melalui pengembangan dan
pemanfaatan ilmu, teknologi dan seni untuk kepentingan nasional.
(Bandung,2017).

D. METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI


Urgensi atau arti pentingnya sebuah metodologi dalam upaya mempelajari dan
memahami Islam antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami Islam atau
pemahaman Islam yang sesat.
2. Untuk memberikan petunjuk cara-cara memahami Islam secara tepat, benar,
sistematis, terarah, efektif,efisien dan membawa orang untuk mengikuti kehendak
agama, bukan sebaliknya agama yang mengikuti kehendak masing-masing orang.
3. Penguasaan metode yang tepat akan menjadikan seseorang dapat mengembagkan
ilmu yang dimilikinya.
Islam adalah agama yang sangat luas, mendalam dan terpadu. Islam tidak hanya
berbicara fiqih, tapi juga sains, teknologi, sejarah, pemikiran, ekonomi, politik,

15
pendidikan dan aspek-aspek lainnya. Itu sebabnya upaya untuk memahami Islam
tidak bisa dilakukan hanya dalam satu aspek saja dan untuk memahaminya
dibutuhkan suatu metodologi. Metodologi yang tepat dalam memahami Islam akan
mengantarkan kita terhadap pemahaman yang utuh dan integral terhadap Islam.
Untuk itu dalam memahami Islam secara baik, benar dan konfrehensif, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan Assunah
Rasulullah.
2. Islam harus dipelajari secara integral, tidak parsial.
3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan atau buku-buku yang ditulis oleh para
ulama besar, cendikiawan muslim, dan sarjana-sarjana Islam.
4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan-ketentuan normatif teologis yang ada
dalam Al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris
dan sosiologis yang ada di masyarakat.
5. Islam dipelajari dan dihubungkan dengan berbagai persoalan yang dihadapi
manusia dalam masyarakat dan dilihat relasi serta relavansinya dengan persoalan-
persoalan politik, ekonomi, social, budaya, sains sepanjang sejarah manusia
terutama sejarah umat Islam.

RANGKUMAN

Mata kuliah PAI di PT memiliki landasan yuridis, teologis, dan psikologis yang
sangat kuat. Terdapat beberapa pendapat bagaimana PAI diajarkan di PT, pendapat
pertama menyatakan bahwa pembelajaran PAI harus kaya dengan substansi, dimana
mahasiswa perlu dibekali dengan sebanyak-banyaknya materi, pendapat kedua
menyatakan, pembelajaran PAI harus kaya dengan proses, dosen hanya dituntut untuk
menyuguhkan substansi materi paling dasar dan inti, sedangkan pengembangannya
diserahkan untuk digali oleh mahasiswa. Oleh karena itu yang terpenting bagi dosen PAI
adalah memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang cara-cara atau pendekatan
yang paling tepat untuk memahami dan mengimplementasikan ajaran agama, adapun
mahasiswa secara aktif menggali dan membangun kemungkinan metodologik yang dapat
mereka gunakan agar pemahaman dan pengalaman keIslaman mereka semakin baik.
Dalam Negeri Kesatuan Republik Indonesia, yang notabene mayoritas
masyarakatnya memeluk agama Islam, idealnya Pendidikan Agama Islam (PAI) mendasari
pendidikan-pendidikan yang lain, serta menjadi primadona bagi masyarakat, orang tua, dan
peserta didik. PAI seharusnya juga mendapatkan waktu yang proporsional, tidak hanya di
madrasah atau sekolah yang bernuansa Islam, tetapi juga di sekolah-sekolah umum.
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan
kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, pencerahan,
bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk
disiplin hidup.
LATIHAN
Setelah mempelajari isi Bab I, galilah lebih jauh pendapat berbeda dari para pakar
tentang landasan – landasan pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi, melalui Focus Group
Discussion dan carilah tambahan penetahuan dari beberapa referensi.
UJI KOMPETENSI
1. Amati photo berikut, kemudian konstruksikan dan analisislah objek gambar berikut
yang dikaitkan dengan faktor psikologis bertuhan dihubungkan dengan ekspresi
ketaatan dan ketenangan batin yang dapat diamati.

2. Lakukan eksplorasi data mengenai penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di


Perguruan Tinggi lainnya di kota anda, seperti UNU NTB, UNW Mataram dan
Universitas Muhammadiyah Mataram. Lakukan analisis perbandingan! tuliskan
temuan anda berupa persamaan dan perbedaannya dalam essay singkat !
3. Petakan lebih jauh kemungkinan adanya pengamalan keagamaan yang berbeda-beda
diantara teman sekelas anda berdasarkan budaya daerah darimana mereka berasal !

REFERENSI

Abdullah, M Amin. 2006. Islamic Studies Di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integrative-


Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anshari Endang Saifuddin. 1992. Kuliah Al-Islam. Rajawali.

Arifin, Muzayyin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.


Ali, Mukti.1989. Islam Modern. Bandung: Mizan
------. Tanpa tahun. Memahami Agama Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang
Al-Qosimi, Muhammad Jamaluddin. 1986. Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mukmin:
Ringkasan ihya ‘Ulumuddin Al-Ghazali.(Terjemahan). Bandung: CV. Diponegoro.
Taufiq, Ahmad Dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam: Pendidikan Karakter Berbasis
Agama Islam. LPPM UNS Surakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai