DISUSUN OLEH :
NURINA SEKARINI
P17324214085
DISUSUN OLEH :
NURINA SEKARINI
P17324214085
A. Identitas Diri
Nama : Nurina Sekarini
Tempat / tanggal lahir : Bandung, 13 Mei 1996
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Golongan Darah :O
Nama Ayah : Muhamad Kasim
Nama Ibu : Andarini Susilawati
Alamat Rumah : Puri Nirwana I, Jl. Kalasan III Blok CC
02. RT/RW 09/14. Cibinong, Bogor
Nomor Telepon : 085721697855
B. Riwayat Pendidikan
1. TK PGRI Handayani (2001-2002)
2. SDIT AL-HIDAYAH (2002-2008)
3. Sahid Modern Islamic Boarding School (2008-2011)
4. SMA PLUS YPHB (2011-2014)
5. Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor (2014-
2017)
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
1. Laporan tugas akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik baik di universitas manapun di perguruan
tinggu lain.
2. Laporan tugas akhir ini adalah murni gagasan, rumusan dan-,laporan saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan tim pembimbing dan
masukan penguji.
J. Dalam laporan tugas akhir ini tid4k terdapat laporan atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kernudian hari
terdapat penyimpanan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah di
percleh karena laporan ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku {i perguruan tinggi ini.
Pt73242t408s
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
Laporan Tugas Akhir, Juli 2017
Nurina Sekarini, NIM : P17324214085
Asuhan Kebidanan pada Ny. S Usia 24 Tahun Di Bidan Praktik Mandiri AK
Kabupaten Bogor
xii, 6 BAB, 120 halaman, 10 lampiran, 8 tabel
ABSTRAK
Sekitar 85% sampai 90% kehamilan adalah fisiologis namun setiap fase dalam
kehamilan mempunyai risiko. Menghindari terjadinya risiko pada kehamilan dapat
melakukan deteksi dini. Melakukan ANC sesuai anjuran WHO yaitu kunjungan
sebanyak minimal 4 kali. Selain itu untuk menghindari risiko pada masa nifas dan
masa neonatal dapat dilakukan pemantauan selanjutnya dengan dilakukan kunjungan
nifas (KF) sebanyak 4 kali dan kunjungan neonatal (KN) sebanyak 3 kali.
Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah agar penulis dapat memahami
dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S 24 tahun
hamil 40 minggu. Penyusuan laporan tugas akhir ini menggunakan metode studi
kasus dengan pendekatan manajemen kebidanan dan teknik pendokumentasian
SOAP. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur.
Data subjektif yang diperoleh pada Ny. S 24 tahun G2P0A1 dengan HPHT :
25-05-2016, HTTP: 02-03-2017 mengeluh perutnya kencang-kencang sejak semalam
pukul 22.00 WIB. Data objektif yang didapatkan keadaan umum dan tanda-tanda
vital adalah normal, pemeriksaan abdomen didapat TFU 31 cm, fundus teraba
bokong, punggung teraba sebelah kiri, bagian terendah teraba kepala. DJJ:
142x/menit, teratur, pemeriksaan genitalia belum ada pembukaan.
Analisa yang dapat dirumuskan Ny. S 24 tahun G2P0A1 usia kehamilan 40
minggu dengn Braxton Hicks, janin tunggal hidup, intrauterin, presentasi kepala,
keadaan baik.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah menjelaskan bahwa mulas yang dirasa
adalah normal pada kehamilan cukup bulan dan mengajarkan ibu teknik pernapasan
dan relaksasi saat merasa mulas. Dua hari kemudian bayi lahir spontan tanggal 8
Maret 2017 pukul 19.10 WIB, langsung menangis, pergerakan aktif, jenis kelamin
perempuan. Pada LTA ini asuhan dilakukan kunjungan rumah pada ibu sampai
kunjungan masa nifas keempat (6 minggu pasca persalinan) dan pada bayi sampai
kunjungan neonatal 3 (14 hari). Upaya yang dilakukan kepada tenaga kesehatan yaitu
dengan melakukan asuhan kebidanan sesuai standar.
Kepustakaan : 29 (2007-2017)
Kata Kunci : Komprehensif, fisiologis, BPM
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini. Tak lupa penulis panjatkan shalawat serta salam kepada nabi besar
Muhammad SAW. Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Pada Ny. S Usia 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40 Minggu Di Bidan Praktik
Mandiri AK Kabupaten Bogor“. Penulisan laporan ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Kebidanan.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan petunjuk dan saran dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. Osman Syarief, MKM selaku direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bandung.
2. Hj. Enung Harni Susilawati, S.Kp, MKM selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung.
3. Sri Mulyati, M.KM selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.
4. Seluruh dosen dan staf Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Bandung yang sudah membantu dalam penulisan laporan ini.
5. Bidan AK selaku bidan penanggung jawab yang selalu memberikan
bimbingan dan pengetahuan yang bermanfaat.
6. Ny.S beserta keluarga yang memberikan kepercayaan dan bersedia menjadi
klien.
7. Keluarga yang telah memberikan semua kasih sayangnya untuk penulis yang
tiada batasnya dan tanpa pamrih, semoga Allah SWT memberikan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
8. Serta teman-teman mahasiswai Program Studi Kebidanan Bogor angkatan
XVI yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya.
vii
Semoga Laporan Tugas Akhir dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umunya bagi pembaca. Seluruh isi Laporan Tugas Akhir ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB V PEMBAHASAN
A. ANC (Anternal Care) .........................................................................................98
B. INC (Intranatal Care) ..................................................................................... 101
C. PNC (Postnatal Care) ..................................................................................... 108
D. BBL (Bayi Baru Lahir) ................................................................................... 113
E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ..................................................... 119
1. Faktor Pendukung………………………………………………………...119
2. Faktor Penghambat ..................................................................................... 119
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ....................................................................................................... 120
B.Saran .................................................................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita.1 Sekitar 85% sampai 90% kehamilan adalah
fisiologis namun setiap fase dalam kehamilan mempunyai risiko.
Menghindari terjadinya risiko pada kehamilan dapat melakukan deteksi
dini. Melakukan asuhan kehamilan sesuai anjuran WHO yaitu dilakukan
kunjungan sebanyak minimal 4 kali hingga trimester III menjelang
persalinan.2
Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang
dapat hidup di luar uteri melalui vagina ke dunia luar.3 Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selalu meningkat dari tahun
ke tahun, namun masih banyak permasalahan yang ditemukan terkait
komplikasi saat persalinan antara lain partus macet, perdarahan pasca
persalinan, infeksi berat. 4
Hasil penelitian Enkin dalam jurnal Mardani menyatakan bahwa jika
wanita diperhatikan dan diberi dukungan selama proses persalinan, maka
mereka akan aman dan merasa nyaman serta persalinan juga akan
berlangsung lebih cepat.4 Kepedulian dan peran serta keluarga dan
masyarakat merupakan upaya dalam melakukan deteksi dini dan
meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya
kehamilan, persalinan, dan masa nifas dan dapat melakukan tindakan yang
tepat telah disusun dalam suatu Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K).5
Masa pascepersalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta
bayi. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini,
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, konseling
pemberian ASI secara eksklusif, cara menjarangkan kehamilan, dan
pemberian imunisasi pada bayi.4
2
Angka kematian bayi baru lahir mencapai dua per tiga dari total angka
kematian bayi. 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir. Dengan pemantauan yang teratur pada ibu dalam masa nifas
dan bayinya, dapat mencegah mortalitas dan morbiditas.6
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang paling dekat dengan
masyarakat harus mempunyai kompetensi dalam memberikan pelayanan
kesehatan, pertolongan persalinan yang aman dan memberikan pelayanan
obstetrik sesuai kewenenagan yang tertera dalam Permenkes
1464/Menkes/Per/X/2010.
Salah satu bidan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak
adalah Bd AK yang bertempat diwilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten
Bogor. Berdasarkan jumlah klien yang datang di BPM Bd. AK selama
penulis melakukan praktik 6 minggu sejak tanggal 28 Februari 2017
sampai tanggal 8 April 2017 jumlah kunjungan hamil sebanyak 197 orang,
persalinan 25 orang dan kunjungan nifas sebanyak 25 orang. Pentingnya
pemeriksaan kesehatan ibu dalam masa kehamilan, persalinan, masa nifas
serta perawatan bayi baru lahir, sehingga penulis tertarik untuk menyusun
asuhan kebidanan komprehensif di BPM AK.
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup
1. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. S 24 tahun G2P0A1 Hamil 40
minggu di BPM bidan AK di Kabupaten Bogor.
2. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup dalam LTA ini adalah Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. S 24 tahun G2P0A1 Hamil 40 minggu di BPM
bidan AK di Kabupaten Bogor. Asuhan dilakukan mulai tanggal 6
Maret 2017 sampai 18 April 2017.
3
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan
secara komprehensif kepada Ny. S 24 tahun G2P0A1 Hamil 40 minggu
di BPM bidan AK.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subjektif pada Ny. S 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40
minggu
b. Diperoleh data objektif pada Ny. S 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40
minggu
c. Ditegakkan analisa pada Ny. S 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40
minggu.
d. Dibuat penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S 24 Tahun
G2P0A1 Hamil 40 minggu
e. Diketahui faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. S 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40 minggu.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pusat Layanan Kesehatan
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan di BPM
Bd. AK
2. Bagi Klien dan keluarga
Ibu dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan asuhan yang tepat
sehingga ibu dapat melakukan perawatan diri dirumah maupun
perawatan bayi baru lahir.
3. Bagi Profesi Bidan
Memberikan masukan kepada bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif dan penerapan pendokumentasian
dalam melakukan asuhan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.8
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma
dan ovum, tumbuh dan berkembang didalam uterus selama 229 hari atau
37 minggu atau sampai 42 minggu.1
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu
proses fisiologik yang terjadi pada hampir seluruh wanita, dimana
bertemunya sperma dan ovum yang akan tumbuh dan berkembang
didalam uterus kurang lebih selama 37 minggu sampai 42 minggu.
2. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Ibu Hamil
a. Uterus
Ukuran pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25x
20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan
bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini Rahim
membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos Rahim, serabut-
serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi
desidua. Jika penambahan ukuran TFU pertiga jari, dapat dicermati
dalam table berikut.9
4
5
b. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Serviks
didominasi jaringan ikat fibrosa yang banyak mengandung kolagen.2
c. Payudara
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatoma
motrofin. Estrogen berfungsi menimbulkan hipertrofi sistem saluran
payudara, menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam
sehingga payudara tampak makin membesar. Progesteron berfungsi
mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi, meningkatkan
jumlah sel asinus. Somatoma motrofin berfungsi mempengaruhi sel
asinus untuk membuat kasein, laktabulin, dan laktoglobulin,
penimbunan lemak disekitar alveolus payudara, merangsang
pengeluaran kolostrum pada kehamilan.10
6
d. Sirkulasi darah
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan
sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung
antara arteri dan vena pada sirkulasi retro plasenter, pengaruh
hormon estrogen makin meningkat. Pengaruh tersebut berakibat
volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Sel
darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih
meningkat hingga mencapai 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan
anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat
mencapai empat kali dari angka normal.10
e. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat
dan menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi),
daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit atau pusing
kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness, muntah
yang terjadi disebut emesis gravidarum, muntah yang berlebihan
sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari yang disebut
hiperemesis gravidarum, progesteron menimbulkan gerak usus
makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.10
7
2) Protein
Jumlah yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per
hari. Sumber protein tersebut bisa diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur).
Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia
dan oedema.11
3) Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah
8
longgar, bersih dan nyaman. Hindari sepatu bertongkat tinggi dan alas
kaki yang keras serta korset penahan perut.11
4. Ketidaknyamanan fisiologis dalam kehamilan
a. Sakit punggung atas dan bawah
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua
tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat
mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas
tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian atas dan bawah
punggung terutama pada akhir kehamilan.13
b. Sering buang air kecil.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika
kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan
timbul kembali.13
c. Kram pada kaki
Terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian
makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium
maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi
kebutuhan ini.
d. Konstipasi (sembelit)
Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah karena pengaruh hormon
steroid sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam
10
c. Kebijakan program
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, pada penatalaksanaan
pemeriksaan ANC, paling sedikit 4 kali kunjungan :
1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama.
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua.
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
d. Pelayanan/ asuhan minimal standar antenatal “10T”14
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran <145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang
atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan
BB ibu hamil normal rata-rata 6,5 Kg Sampai 16Kg.15
2) Ukur tekanan darah
Tekanan darah harus diperiksa secara tepat dan benar. Perlunya
pemantauan tekanan darah yaitu untuk deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan
preeklampsia. Apabila turun di bawah normal maka akan
mengarah ke anemia.
3) Timbang status gizi dengan LILA
Perlunya dilakukan pengukuran LILA yaitu untuk menegtahui
apakah ibu hamil masuk ke golongan KEK. Dengan batas normal
23,5 cm.16
4) Ukur tinggi fundus uteri
TFU dapat digunakan memantau pertumbuhan dan perkembangan
janin. Mengukur TFU bisa menggunakan jari pada kehamilan >12
minggu (McDonald). Lalu menggunakan pita ukuran >22 minggu.
12
d. Psikis (Psikologis)
Psikologis adalah keadaan emosi, jiwa pengalaman, adat istiadat dan
dukungan dari orang-orang terdekat dapat mempengaruhi proses
persalinan. Umumnya wanita normal dapat merasakan kegembiraan
disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayi.11
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini
proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.20
4. Tahap Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0
sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut
juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan
mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau
disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala
tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.
a. Asuhan persalinan kala I
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-
pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka. Kala I persalinan
dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
17
c) Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan
hampir atau sudah lengka. Tidak jarang ketuban harus
dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap. Bila ketuban
telah pecah sebelum pembukaan 5 cm, disebut Ketuban Pecah
Dini (KPD).12
19
b) Indikasi Ibu
Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan sehingga
ditakuti akan terjadi robekan perineum, bila pada primipara,
persalinan sungsang, persalinan dengan cunam, ekstrasi vakum,
dan anak besar.12
c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri agak diatas
pusat. Berapa saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta akan lepas
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar secara spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri.
1) Perubahan fisiologis pada kala III
Setelah bayi lahir, uterus masih mengadakan kontraksi yang
mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri tempat
implantasi plasenta. Oleh karena tempat implantasi plasenta
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah,
maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta kana turun ke bagian bawah
uterus atau bagian atas vagina.22 Tanda-tanda pelepasan plasenta :
a) Perubahan dinding dan bentuk fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus turun hingga
dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta
terdorong kebawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada
diatas pusat.
b) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat memanjang atau menjulur melalui vulva dan
vagina.
25
b. Diastasis
Penentuan jumlah diastasis rekti digunakan sebagai alat objektif untuk
mengevaluasi tonus otot abdomen. Diastasis adalah derajat pemisahan
otot rektus abdomen (rektus abdominis). Pemisahan ini diukur
menggunakan lebar jari ketika otot abdomen kontraksi dan relaksasi.
34
b. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat
tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Keuntungan dari ambulasi dini adalah sebagai berikut :
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan ambulasi dini.
2) Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
3) Ambulasi dini memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat
anaknya selama ibu berada di rumah sakit.
4) Ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak
menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi
penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut.9
c. Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika
dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih
belum melebihi 100 cc, maka dilakukan katerisasi. Akan tetapi, jika
ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk
katerisasi. Berikut ini sebab terjadinya retensio urin pada ibu post
partum adalah sebagai berikut :
1) Berkurangnya tekanan intra abdominal.
2) Otot-otot perut masih lemah.
3) Edema dan uretra.
4) Dinding kandung kemih kurang sensitif.
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (defekasi)
setelah hari kedua post partum. Jika hari ketiga belum juga BAB,
maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rektal. Jika
setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka
dilakukan klisma (huknah).9
40
d. Personal hygiene
Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. Langkah-langkah yang
dapat diperlukan untuk menjaga kebersihan diri ibu post partum
adalah sebagai berikut:
1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.
2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan
daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang
kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk
membersihkan vulva setiap kali selesai BAK dan BAB.
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari dan telah
disetrika.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada
ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut.9
e. Istirahat dan tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
41
4) Bayi harus disusui kapan saja bayi mau (on demand), siang atau
malam yang akan merangsang payudara memproduksi ASI secara
adekuat. Keuntungan yang diperoleh dari ASI sangat banyak,
selain baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi tetapi juga
menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.
b. Kebutuhan Eliminasi
1) Defekasi (BAB)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama
minggu pertama. Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai
hijau karena adanya mekonium) dikelurakan sejak hari ketiga
sampai hari keenam. Dalam 3 hari pertama feses bayi masih
bercampur mekonium dan frekuensi defekasi sebanyak 1 kali
dalam sehari. Bayi mulai memiliki pola defekasi yang normal pada
minggu kedua kehidupannya.
2) Berkemih (BAK)
Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun
pertama kehidupannya. Berkemih sering terjadi setelah periode ini
dengan frekuensi 6-10 kali sehari dengan urine yang pucat.
Kondisi ini menandakan masukan cairan yang cukup. Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK
harus diganti popoknya.
c. Kebutuhan Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.
Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari. Pada umunya bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3
bulan. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia bayi.
51
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
7. ASI Ekslusif
Alasan mengapa pemberian ASI harus diberikan selam 6 bulan adalah:
a. ASI mengandung zat gizi yang idela dan mencakupi untuk menjamin
tumbuh kembang sampai umur 6 bulan.
b. Bayi dibawah umur 6 bulan belum mempunyai enzim pencernan yang
sempurna, sehingga belum mampu mencerna makanan denga baik,
ginjal bayi yang masih muda belum mampu bekerja dengan baik.
c. Makanan tambahan seperti susu sapi biasanya mengandung banyak
mineral yang dapat memberatkan fungsi ginjalnya yang belum
sempurna pada bayi.
d. Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang
bebahaya bagi bayi, misalnya zat pewarna, dan zat pengawet.
e. Makanan tambahan bagi bayi muda mungkin menimbulkan alergi.
8. Mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir.
Suhu tubuh dipertahankan supaya tetap berada dalam rentang suhu tubuh
normal dengan memproduksi panas sebagai respons terhadap pengeluaran
panas. Hipertermia akibat pengeluaran panas secara berlebihan adalah
masalah yang membahayakan hidup bayi.
a. Evaporasi. Kehilangan panas tubuh melalui penguapan dari kulit yang
basah ke udara, karena bayi baru lahir diselimuti oleh air atau cairan
52
ketuban. Dapat terjadi pada bayi baru lahir bila tidak segera
dikeringkan.
b. Konduksi. Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung anatara
tubuh bayi dan benda atau permukaan yang temperaturnya lebih
rendah. Seperti, bayi ditempatkan langsung pada meja atau timbangan
tanpa alas.
c. Konveksi. Adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat tubuh bayi
terpapar udara atau lingkungan bertemperatur rendah. Misalnya, bayi
dilahirkan di kamar yang dengan pintu dan jendela terbuka, terdapat
AC atau kipas diruangan.
d. Radiasi. Adalah pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih
dingin di dekat tubuh bayi. Misalnya, suhu kamar bayi atau kamar
bersalin dibawah 25oC.16
ini. Riwayat budaya tentang adat istiadat yang berkaitan dengan masa
hamil. Riwayat biologis seperti pola makan, pola minum, pola
istirahat, pola aktivitas sehari-hari perlu, dan Personal hygiene.12
b. Objektif
Pemantauan keadaan umum dan kesadaran umum dilakukan
dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Dilanjutkan
dengan pemantauan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi,
suhu, dan pernapasan. Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan
inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Meliputi pemeriksaan mulut,
payudara, abdomen yang meliputi secara inspeksi adakah luka bekas
operasi, adakah striae, dan linea.
Secara palpasi leopold I, leopold II, leopold III, leopold IV. Secara
auskultasi mendengar DJJ (denyut jantung janin)dan menghitung TBJ
(taksiran berat janin). Ekstermitas dilakukan pemeriksaan apakah ada
odema dan varices. Pada pemeriksaan genitalia dilakukan pemeriksaan
mengenai kebersihan, adakah pengeluaran cairan tertentu dan apakah
ada tanda-tanda infeksi.12
c. Analisa
Ny ...., usia....tahun, G....P...A...., hamil.....minggu, janin tunggal hidup
intrauterin keadaan ibu dan janin....
d. Penatalaksanaan
1) Evaluasi secara terus menerus mengenai :
a) Waspada adanya tanda bahaya kehamilan
b) Pengukuran tanda vital
c) Penegeluaran per vagina (waspada peradarahan)
d) Proses adaptasi psikologis pasien dan suami
e) Asupan cairan dan makanan
55
Respon ibu dan suami terhadap kelahiran bayi, pola hubungan ibu
engan suami dan keluarga, kehidupan budaya dan ekonomi keluarag
serta kepercayaan dan adat istiadat dalam masa nifas.
b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
Pemantauan keadaan umum dilakukan dengan mengamati keadaan
pasien secara keseluruhan. Kesadaran pasien dapat dengan mengetahui
tingkat kesadaran pasien composmentis (keasadaran maksimal) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar). Dilanjutkan dengan
pemantauan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu , dan
pernapasan.12
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala, wajah, leher
Periksa ekspresi wajah, adanya odema, sclera dan konjungtiva mata,
mucosa mulut, adanya pembesaran limfe, pembesaran kelenjar tiroid
dan peninggian vean jugularis.
b) Dada dan payudara
Auskultasi jantung dan paru-paru adakah rtraksi pada pernafasan dada.
Pengkajian payudara pada periode awal pasca partum meliputi
penampilandan intregitas puting, posisi bayi pada payudara, adanya
kolostrum, apakah payudara terisi susu, dan apakah adanya sumbatan
pada ductus, kongesti dan tanda-tanda mastitis potensial.
c) Abdomen dan uterus
Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, diatesis recti, dan kandung
kemih.
d) Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya odema, nyeri tekan atau
panas pada betis, adanya tanda homan, refleks.
61
e) Genetalia
Pengakjain perineum terhadap memar, odema, hematoma,
penyembuhan setiap jahitan, inflamsi.
c. Analisa
Ny ...., usia....tahun, P...A...., post partum.....hari keadaan ibu....
d. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan puerperium awal meliputi penatalaksanaanperawatan
ketika berada di fasilitas kesehatan setelah melahirkan dan ketika
kembali ke rumah
2) Memberi ppemulihan dan ketidaknyaman fisik
3) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
4) Pemenuhan kebutuhan mobilisasi dini
5) Pemberian obat-obatan
6) Perawatan payudara dan memberi bantuan dalam menyusui
7) Perawatan perineum termasuk pemulihan ketidaknyaman pascapartum
8) Memfasilitasi pelaksanaan peran sebagai orangtua
9) Melakukan pengkajian bayi selama kunjungan rumah jika diperlukan.
4. BBL (bayi baru lahir)
a. Subjektif
1) Identitas bayi, usia, anggal dan jam lahir, jenis kelamin
2) Identitas orangtua, nama, usia, alamat, pendidikan, agama, pekerjaan
3) Riwayat kehamilan meliputi paritas, HPHT, taksiran partus, riwayat
ANC, riwayat imunisasi TT
4) Riwayat persalinan, tanggal persalinanm jenis persalianan, lama
persalinan, penolong, ketuban, plasenta dan komplikasi persalinan
5) Riwayat imunisasi
6) Riwayat penyakit, penyakit keturunanpenyakit yang pernah diderita
62
b. Objektif
1) Pemeriksaan fisik bayi meliputi
a) Kepala, ubun-ubun,sutura, caput suksedenum, cephal hematoma,
ukuran lingkar kepala
b) Telinga , pemeriksaan dalam hubungan letak dengan mata dan
kepala
c) Mata, adakah tanda-tanda infeksi, refleks glabella
d) Hidung dan mulut, bibir dan langit-langit, periksa adakah sumbing,
refleks rooting, sucking, swallowing dilihat dengan mengamati bayi
saat menyusui
e) Leher, adakah pembengkakan dan benjolan
f) Dada, bentuk dada, puting susu, bunyi nafas, dan bunyi jantung
g) Ekstremitas, lengan dan bahu bergerak aktif, tangan dan jumlah jari
lengkap atau tidak, refleks palmar dan plantar
h) Abdomen, bentuk benjolansekitar tali pusat pada saat bayi
menangis, perdarahan tali pusat, pperut lembek pada saat tidak
menangis
i) Genetalia , pada laki-laki testis berada dalam skrotum, penis
berlubang dan lubang ini terletak diunung penis. Pada perempuan,
vagina berlubang, ada uretra, adanya anus, dan labia mayora minora
j) Punggung, pembangkakan atau cekungan
k) Kulit, verniks kaseosa, warna, pebengkakan
2) Pemeriksaan laboraturium, pemeriksaan darah
c. Analisa
Neonatus umur.....jam/hari cukup/kurang bulan sesuai/kecil sesuai masa
kehamilan keadaan...
d. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi
63
64
65
4. P (Penatalaksanaan)
Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan asuhan yang dilakukan pada ibu
maupun bayi baru lahir.
68
69
5) Personal Hygiene
Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian
2 kali sehari.
6) Hubungan Sex
Ibu jarang melakukan hubungan seksual selama hamil. Tidak ada
keluhan saat berhubungan.
7) Kebiasaan Hidup Sehat
Ibu tidak merokok, tidak mengkonsumi obat-obatan terlarang dan
tidak mengkonsumsi jamu.
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum: Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
a. TD : 110/70 mmHg
b. Respirasi : 22 x/menit
c. Nadi : 82 x/ menit
d. Suhu : 36,60C
d. Antopometri
a. BB sebelum hamil : 50 kg
b. BB saat hamil : 65 kg
c. TB : 151 cm
d. LILA : 24 cm
e. IMT : 21.9 (normal)
e. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma, sedikit pucat, tidak ada
nyeri tekan pada sinus.
2) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
3) Mulut : Bibir merah muda, tidak ada caries.
71
4) Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar thyroid dan limfe tidak
ada peninggian tekanan vena jugularis.
5) Payudara : Bentuk dan ukuran payudara simetris, bersih, putting susu
menonjol, berwarna kecoklatan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada massa, nodul axila tidak membesar, belum keluar
kolostrum.
6) Abdomen : Kandung kemih kosong, tidak ada bekas luka operasi. TFU
31 cm. Pemeriksaan Leopold: Fundus teraba bokong. Punggung
teraba sebelah kiri. Bagian terendah teraba kepala. Sudah masuk PAP.
Konvergen, 3/5. DJJ: teratur 142x/menit. TBJ= 3100gr.
7) Genitalia : Vulva vagina tidak ada kelainan, tidak ada cairan.
Pemeriksaan dalam : Belum ada pembukaan.
8) Ekstermitas : Tidak ada oedema, kuku merah muda, reflek patella
positif.
9) Anus : Tidak terdapat hemoroid
3. Analisa
Ny.S 24 tahun G2P0A1 usia kehamilan 40 minggu dengan Braxton Hicks, janin
tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
4. Penatalaksanaan
07.40 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan
janin dalam keadaan baik
07.42 WIB Menjelaskan kepada ibu bahwa mulas yang ibu rasakan
merupakan hal yang normal menjelang persalinan. Ibu
mengerti
07.45 WIB Mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat kontraksi.
07.55 WIB Menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan. ibu mengerti.
72
2. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan Darah: 110/70 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,7oC
d. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih dan konjungtiva merah muda.
2) Payudara : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada massa,
belum keluar kolostrum.
73
3. Analisa
G2P0A1 usia kehamilan 41 minggu, inpartu kala I fase laten janin tunggal
hidup presentasi kepala intrauterin keadaan ibu dan janin baik.
4. Penatalaksanaan
10.10 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga.
10.13 WIB Menyarankan ibu untuk mobilisasi untuk mempercepat
pembukaan seperti jalan-jalan kecil. Ibu melakukan
mobilisasi dibimbing dengan keluarga.
10.20 WIB Menyarankan untuk melakukan teknik pernapasan
relaksasi saat dirasa mulas.
10.25 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat diantara
his. Pukul 11.00 WIB ibu makan nasi dengan telur dan
sayur, minum 1 gelas teh hangat.
10.30 WIB Mengobservasi kesejahteraan janin dan kemajuan
persalinan
74
2. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,7oC
d. Pemeriksaan fisik
1) Abdomen : Kandung kemih kosong, perlimaan 2/5, HIS:3x10’x45”.
DJJ 140x/menit teratur.
2) Genitalia : Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. Pemeriksaan
dalam : portio tebal lunak, Ø 5 cm, ketuban (+), presentasi kepala,
UUK depan, moulage 0, Hodge III.
3. Analisa
Inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup inrauterin. Keadaan ibu dan janin
baik.
4. Penatalaksanaan
14.10 WIB Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
14.15 WIB Menyarankan ibu untuk mobilisasi ringan. Ibu memilih
beralan-jalan dibimbing keluarga.
14.20 WIB Mengingatkan ibu melakukan teknik pernafasan relaksasi
75
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
c. Pemeriksaan Fisik
1) Abdomen : Kandung kemih kosong, perlimaan 1/5, divergen, DJJ
136x/menit, teratur. His : 4x10’x45”.
2) Genetalia : Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, terdapat
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka. Pemeriksaan
dalam : portio tidak teraba, Ø 10 cm, ketuban (+), presentasi
kepala,UUK depan, moulage 0.
3. Analisa
Inpartu kala II
76
4. Penatalaksanaan
18.33 WIB Memberitahu ibu dan keluarga bahwa sudah memasuki
proses persalinan
18.35 WIB Membantu ibu mencari posisi yang nyaman. Ibu memilih
posisi litotomi.
18.40 WIB Mengajarkan ibu cara meneran.
18.45 WIB Melakukan amniotomi. Ketuban jernih.
18.55 WIB Memimpin persalinan dengan APN. Bayi lahir spontan
pukul 19.10 WIB. Langsung menangis, pergerakan aktif.
19.11 WIB Memeriksa janin kedua. Tidak ada janin kedua.
2. Data Objektif
a. Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU : sepusat, globuler.
b. Genetalia : Terdapat semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva.
3. Analisa
Inpartu kala III
4. Penatalaksanaan
19.13 WIB Memberitahu ibu bahwa ari-ari belum keluar dan akan segera
dikeluarkan
19.14 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan Oksitosin 10 IU.
Menyuntikkan Oksitosin 10 IU di 1/3 paha luar secara IM.
19.16 WIB Menjepit dan memotong tali pusat.
77
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,6oC
d. Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU : 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik.
e. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah ± 100 ml, terdapat laserasi pada
mukosa, kulit dan otot perineum.
3. Analisa
Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 2.
78
4. Penatalaksanaan
19.28 WIB Memberitahu ibu bahwa ada robekan dijalan lahir dan akan
segera dijahit.
19.29 WIB Melakukan penjahitan dengan anastesi.
19.39 WIB Memberikan ibu vitamin A (200.000 IU) yang diminum 1
kapsul segera setelah persalinan dan 1 kapsul diminum 24
jam kemudian. Tablet Fe, dan asam mefenamat (3x500 mg)
selama 3 hari.
19.41 WIB Memberitahu ibu bahwa mulas yang dirasakan adalah
normal.
19.45 WIB Mengajarkan ibu mengecek kontraksi uterus.
19.50 WIB Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan,
kontraksi, kandung kemih selama 2 jam. 1 jam pertama
setiap 15 menit, 1 jam kedua setiap 30 menit.
19.51 WIB Membersihkan ibu dan alat.
20.00 WIB Mendekontaminasi alat.
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,6oC
d. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma, tidak pucat
2) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
3) Payudara : Bentuk dan ukuran simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembekakan, kolostrum sudah keluar.
4) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU: 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik.
5) Ekstremitas: Tidak ada oedema.
6) Genetalia : Tampak ada pengeluaran Loche Rubra, sebanyak ±10 ml.
7) Anus : Tidak ada hemoroid.
3. Analisa
P1A1 postpartum 2 jam keadaan ibu baik.
4. Penatalaksanaan
21.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa ibu dalam keadaan baik.
21.21 WIB Menjelaskan kepada ibu tidak perlu khawatir pada
jahitannya saat BAK dan BAB. Ibu mengerti.
80
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Respirasi : 23x/menit
81
4) Suhu : 36,6oC
d. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
2) Payudara : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, sudah keluar
kolostrum
3) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU : 2 jari bawah pusat,
kontraksi baik
4) Genetalia : Tampak pengeluaran lochea Rubra, berbau khas, sebanyak
± 5 ml.
3. Analisa
P1A1 postpartum 6 jam keadaan ibu baik.
4. Penatalaksanaan
01.05 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan,
bahwa ibu dalam keadaan baik.
01.06 WIB Membimbing ibu melakukan senam nifas hari pertama.
Ibu melakukan senam nifas.
01.16 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.
Ibu BAK pukul 01.20 WIB.
01.17 WIB Memberitahu dan mengajarkan ibu cara merawat
kebersihan genitalia.
01.20 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang asupan gizi yang baik
untuk masa nifas, mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung serat, seperti buah papaya. Ibu mengerti
01.21 WIB Mengingatkan kembali ibu tentang tanda-tanda bahaya
nifas. Ibu masih mengingat tanda bahaya nifas.
01.22 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 15 Maret 2017
atau saat ada keluhan.
82
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Suhu : 36,6oC
4) Respirasi : 20x/menit
d. Pemeriksaan Fisik.
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda.
83
3. Analisa
Postpartum 6 hari, ibu dengan keadaan baik.
4. Penatalaksanaan
16.10 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti
16.12 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa mengonsumsi
buah baik untuk memperlancar buang air besar. Ibu dan
keluarga mengerti dan akan mengonsumsi buah.
16.15 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa istirahat yang
cukup minimal 6 jam dan tidur siang 1 jam baik untuk
kesehatan ibu, tidur yang kurang menyebabkan ibu pusing. Ibu
dan keluarga mengerti dan akan menjaga pola istirahat ibu.
16.20 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia dan luka jahitannya. Ibu masih mengingat cara
membersihkan genitalia dan luka jahitannya.
16.22 WIB Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas. Ibu masih
mengingat tanda bahaya masa nifas.
16.23 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang atau saat ibu mengalami
keluhan.
84
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB : 60 kg
d. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,7oC
e. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, kojungtiva merah muda
2) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU tidak teraba, diastasi rekti
2/5
3) Genetalia : Terdapat pengeluaran Lochea Alba, berbau khas. Jahitan
utuh dan kering.
85
3. Analisa
Postpartum 14 hari dengan keadaan ibu baik.
4. Penatalaksanaan
16.10 WIB Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan baik.
16.12 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga pola tidurnya,
dengan cara bergantian menjaga bayi bersama orangtua atau
keluarga lainya. Ibu mengerti
16.15 WIB Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya nifas. Ibu masih
mengingat tanda bahaya nifas.
16.17 WIB Mengingatkan kembali ibu tentang menjaga kebersihan
genetalianya. Ibu mengerti.
16.20 WIB Melakukan konseling kepada ibu mengenai pemilihan alat
kontrasepsi, seperti kontrasepsi alami, kontrasepsi jangka
panjang, kontrasepsi jangka pendek. Ibu berencana memilih
kontrasepsi alami. Ibu berencana akan membicarakan dengan
suaminya terlebih dahulu.
16.30 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang atau saat ada keluhan.
menjaga bayinya dengan orangtua saat malam hari. Pada siang hari saat bayi
tidur ibu juga tidur, ± 1 jam ibu mengatakan tidak ada tanda bahaya masa
nifas seperti yang sudah dijelaskan. Sehari ibu makan 3x sehari dengan nasi,
ikan dan sayur,sudah mengonsumsi buah-buahan untuk memperlancar BAB
seperti buah pepaya. Minum 6-7 gelas sehari, BAB 1x sehari, BAK 4-5x
sehari. Ibu menyusui bayinya lebih dari 12x sehari.
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB : 60 kg
d. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,7oC
f. Pemeriksaan Fisik
1) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU tidak teraba, diastasi rekti
2/5
2) Genetalia : Terdapat pengeluaran Lochea Alba, berbau khas. Jahitan
utuh dan kering.
3) Ektremitas : Tanda Homan negatif
3. Analisa
Postpartum 40 hari dengan keadaan ibu baik.
4. Penatalaksanaan
13.10 WIB Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan baik.
87
13.12 WIB Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya nifas. Ibu masih
mengingat tanda bahaya nifas.
13.15 WIB Mengingatkan kembali ibu tentang menjaga kebersihan
genetalianya. Ibu mengerti.
13.17 WIB Melakukan konseling kepada ibu mengenai pemilihan alat
kontrasepsi alami. Ibu memilih kontrasepsi kalender.
13.25 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang atau saat ada keluhan.
2. Analisa
Bayi Ny. S cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan keadaan baik.
3. Penatalaksanaan
19.16 WIBa. Menjepit dan memotong tali pusat.
19.17 WIBa. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Bayi berhasil
IMD pada menit ke 55.
88
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Kulit : Bersih, warna kemerahan
e. Tanda-tanda Vital
1) Laju Nafas : 46x/menit
2) Laju Jantung : 146x/menit
3) Suhu : 36,6oC
f. Antopometri
1) Berat Badan : 3000 gr
2) Panjang Badan : 46 cm
3) Lingkar Kepala : 33 cm
4) Lingkar Dada : 32 cm
89
g. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Rambut hitam, fontanel mendatar, tidak ada moulage, tidak
ada caput sucsaedenum dan cepal hematom.
2) Telinga : Simetris, daun telinga elastis, terdapat lubang pada kedua
telinga, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
3) Mata : Simetris, tidak ada kelainan dan pus pada mata. Tidak ada
tanda-tanda infeksi.
4) Hidung : Simetris, terdapat 2 lubang pada hidung, terdapat septum
ditengah, tidak ada pernapasan cuping hidung.
5) Mulut : Simetris, bibir kemerahan, tidak ada kelainan labioskizis dan
labiopalataoskizis. Lidah bersih, gusi kemerahan.
6) Leher : Tidak ada pembengkakan, tidak ada massa abnormal.
7) Dada : Putting simetris, areola berwarna gelap, tidak ada retraksi
dinding dada, bunyi nafas dan jantung normal.
8) Abdomen : Sedikit membuncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda
infeksi, terdapat bunyi bising usus.
9) Ekstremitas Atas : Simetris, pergerakan aktif, jari lengkap, tidak ada
polidaktili dan sindaktili.
10) Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora, terdapat
lubang vagina dan lubang uretra.
11) Anus : Terdapat lubang pada anus
12) Ekstremitas Bawah : Simetris, pergerakan aktif, jari lengkap, tidak ada
polidaktili dan sindaktili, terdapat tanda pada kaki kiri.
13) Punggung : Tidak ada kelainan tulang punggung, tidak ada cekungan.
14) Kulit : Tampak kemerahan, terdapat verniks casiosa, terdapat sedikit
lanugo, tidak ada bercak mongol.
h. Sistem Saraf
1) Refleks Glabella positif, bayi menutup mata saat disentuh bagian dahi.
90
3. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam keadaan bayi baik.
4. Penatalaksanaan
19.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan
bayinya baik.
19.22 WIB Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan Vit.K.
Menyuntikan Vit.K Phytomenadione dosis 1 mg pada paha
kiri seara IM.
19.24 WIB Memberiahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep mata.
Memberikan salep mata kepada bayi.
19.25 WIB Menjelaskan dan mempraktikan kepada ibu cara lakukan
perawatan tali pusat.
19.30 WIB Memberitahu ibu bahwa 6 jam kemudian bayi akan
diberikan imunisasi HB0.
91
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Kulit : Bersih, warna Kemerahan
e. Tanda-tanda Vital
1) Laju Jantung : 140x/menit
2) Laju Nafas : 50x/menit
3) Suhu : 36,6oC
f. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada pus
dan kelainan pada mata.
2) Hidung : Tidak ada secret
3) Mulut : Simetris, bibir kemerahan, lidah bersih, gusi kemerahan
4) Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan
5) Dada : Putting simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi nafas
dan jantung normal.
6) Abdomen : Sedikit membuncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda
infeksi, teraba lembut, ada bunyi bising usus.
7) Ektremitas : Simetris, pergerakan aktif, kuku merah muda.
92
3. Analisa
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 6 jam keadaan bayi baik.
4. Penatalaksanaan
01.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan
bayi baik.
01.33 WIB Menjelaskan bahwa bayi akan dimandikan. Ibu dan keluarga
menolak dan ingin bayi dimandikan dirumah.
01.35 WIB Memberitahu ibu bayi akan disuntikkan imunisasi HB0.
Menyuntikan imunisasi HB0 pada 1/3 luar paha kanan.
01.40 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menyususi bayinya sesering
mungkin, minimal setiap 2 jam sekali. Ibu mengerti.
01.45 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan. Ibu mengerti.
01.50 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dan
kehangatan bayi, dengan cara mengganti baju bayi saat kotor
atau basah, menyelimuti dan memakaikan topi,pakaian
kering dan bersih. Ibu mengerti.
01.53 WIB Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi. Ibu mengerti.
01.55 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 15 Maret 2017 atau
saat ada keluhan.
1. Data Subjektif
Bayi Ny. S menyusu lebih dari 10x sehari. BAK 5-6x sehari, BAB 2-3x sehari
warna coklat kekuningan, konsistensi lunak. Tali pusat sudah puput tadi pagi
pukul 08.00 WIB. Tidur ± 12 jam.
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Kulit : Bersih, warna kemerahan
e. Berat Badan : 3100 gr
f. Tanda-tanda Vital
1) Laju Nafas : 47x/menit
2) Laju Jantung : 144x/menit
3) Suhu : 36,7oC
g. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
2) Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung.
3) Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
4) Dada : Tidak ada retrakasi dinding dada.
5) Abdomen : Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat sudah puput,
tidak ada tanda-tanda infeksi, bunyi nafas dan jantung normal.
6) Ekestremitas : Pergerakan aktif, kuku kemerahan.
7) Genetalia : Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
3. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari, keadaan bayi baik.
94
4. Penatalaksanaan
16.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dalam keadaan baik.
16.22 WIB Mengingatkan kembali untuk memberikan ASI Ekslusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan.
16.25 WIB Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan dan
kebersihan bayinya.
16.27 WIB Mengingatkan ibu tanda bahaya bayi. Ibu masih
mengingat tanda bahaya pada bayi.
16.30 WIB Menjadawalkan kunjungan ulang atau saat ada keluhan.
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Warna Kulit : Kemerahan
e. Berat Badan : 3400 gr
95
f. Tanda-tanda Vital
1) Laju Jantung : 144x/menit
2) Laju Nafas : 54x/menit
3) Suhu : 36,7oC
g. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
2) Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
3) Hidung : Tidak ada secret
4) Mulut : Simetris, bibir kemerahan, lidah bersih, gusi kemerahan.
5) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
6) Abdomen : Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat sudah puput
pada usia 6 hari, tidak ada tanda infeksi, bunyi nafas dan laju jantung
normal.
7) Ektremitas : Simetris, pergerakan aktif.
8) Genetalia : Bersih, tidak keluar airan abnormal.
3. Analisa
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 14 hari keadan bayi baik.
4) Penatalaksanaan
16.20 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan
baik.
16.22 WIB Mengingatkan ibu untuk memberi ASI saja kepada bayi sampai
usia 6 bulan. Ibu mengerti.
16.25 WIB Mengingatkan ibu menjaga kehangatan dan kebersihan bayi. Ibu
menjaga kehangatan dan kebersihan bayi.
16.27 WIB Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi. Ibu masih
mengingat tanda bahaya pada bayi.
96
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Warna Kulit : Kemerahan
e. Berat Badan : 3900 gr
f. Tanda-tanda Vital
1) Laju Jantung : 144x/menit
2) Laju Nafas : 54x/menit
3) Suhu : 36,7oC
h. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
2) Hidung : Tidak ada secret
3) Mulut : Simetris, bibir kemerahan, lidah bersih, gusi kemerahan.
4) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
97
3. Analisa
Bayi Ny. S usia 40 hari keadan bayi baik.
4. Penatalaksanaan
16.00 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam
keadaan baik.
16.02 WIB Mengingatkan ibu untuk memberi ASI Ekslusif kepada
bayi sampai usia 6 bulan. Ibu mengerti.
16.05 WIB Mengingatkan ibu untuk rutin datang ke posyandu atau
tempat pelayanan kesehatan untuk imunisasi bayinya.
16.10 WIB Mengingatkan ibu menjaga kehangatan dan kebersihan
bayi. Ibu menjaga kehangatan dan kebersihan bayi.
16.12 WIB Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi. Ibu
masih mengingat tanda bahaya pada bayi.
BAB V
PEMBAHASAN
98
99
lahir lengkap atau tidak, penilaian bila plasenta belum lahir lebih dari
30 menit setelah melahirkan bayi dan bagaimana penatalaksanaannya,
menilai adakah laserasi, dilakukan penjahitan atau tidak, apakah
terjadi atonia uteri, menilai jumlah darah yang keluar, dan memantau
apakah ada masalah lain yang terjadi saat kala III.
Pada kala IV pukul 19.25 WIB pada pemeriksaan abdomen, TFU
2 jari dibawah pusat, teraba kontraksi kuat. Pemeriksaan genetalia
terdapat pengeluaran darah ±100 ml, terdapat laserasi pada mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum.
Perubahan pada kala IV pada perineum, segera setelah
melahirkan perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang
oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Berat ringannya robekan
perineum dibagi menjadi 4 derajat, pada kasus ini terdapat robekan
derajat dua yaitu pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum dan otot perineum.22 Saat memasuki kala IV penilaian dalam
partograf yaitu keadaan umum, tekanan darah, nadi, pernapasan dan
apakah ada masalah lain saat kala IV. Saat 2 jam kala IV dilakukan
penilaian ketat yaitu tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, kandung kemih dan darah yang keluar.
3. Analisa
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa Ny.S usia 24 tahun P1A1 inpartu kala IV dengan robekan
perineum derajat 2.
4. Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan INC dimulai pada kala I fase laten,ibu
mengeluh mulas tetapi pembukaan baru 2 cm. Menganjurkan keluarga
ibu untuk menemani dan memberi support kepada ibu, orangtua ibu
menemani. Menyarankan ibu untuk mobilisasi ringan untuk
mempercepat pembukaan seperti jalan-jalan kecil. Mengajarkan ibu
106
plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Rasa sakit atau
mulas biasanya terjadi sesudah melahirkan hal ini disebabkan oleh
kontraksi Rahim.25
Kunjungan masa nifas kedua postpartum 6 hari dilakukan pada
tanggal 14 Maret 2017. Ibu mengeluh pusing sejak 4 hari yang lalu
karena kurang tidur, setiap malam bayinya terbangun dan rewel. Ibu
tidak tidur siang karena tidak diperbolehkan oleh orangtuanya. Sulit
BAB, ibu tidak mengonsumsi buah karena tidak diperbolehkan oleh
orangtuanya.
Istirahat yang cukup pada masa postpartum sangat dianjurkan
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Untuk tidur siang dan
beristirahat saat bayi tidur. Pada masa nifas masalah diet perlu
mendapat perhatian serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat
mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air
susu.9
Kunjungan masa nifas ketiga postpartum 14 hari dilakukan
pada tanggal 23 Maret 2017. Ibu mengatakan rasa pusingnya sudah
mulai berkurang. Sudah mengonsumsi buah-buahan seperti pepaya.
BAB 1 kali sehari. Saat masa nifas 40 hari, ibu berencana untuk
memakai alat kontrasepsi alami.
Kunjungan masa nifas keempat postpartum 40 hari dilakukan
pada tanggal 18 April 2017. Ibu mengatakan pola tidurnya sudah
teratur dengan bergantian menjaga bayi bersama orangtuanya. Sudah
mendiskusikan dengan suami dan berencana memakai alat kontrasepsi
alami.
2. Data Objektif
Pada pengkajian postpartum 2 jam didapatkan tanda-tanda vital
dalam batas normal yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,6oC. Pada pemeriksaan mata,
110
Menurut teori penilaian awal bayi baru lahir normal salah satu
diantaranya adalah melihat usia kehamilan saat melahirkan cukup
bulan atau tidak, terdapat mekonium pada air ketuban atau tidak.28
Manfaat dari IMD salah satunya adalah mempercepat involusi uterus
karena pengisapan putting susu akan merangsang pelepasan oksitosin
sehingga menyebabkan peningkatan kontraksi uterus.12
Pada tanggal 9 Maret 2017, pukul 01.15 WIB. dilakukan
pengkajian bayi 6 jam, bayi sudah menyusu 2 kali, sudah tidur selama
4 jam. Menurut teori dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi
normalnya sering tidur.12
Pada tanggal 14 Maret 2017, dilakukan pengkajian 6 hari. Ibu
mengatakan tali pusat sudah puput pukul 08.00 WIB. bayi menyusu
lebih dari 10x sehari, BAK 5-6x sehari, BAB 2-3x sehari berwarna
coklat kekuningan, konsistensi lunak. Tidur kurang lebih 12 jam.
Menurut teori Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup
bervariasi selama minggu pertama. Feses transisi (kecil-kecil
berwarna coklat sampai hijau karena adanya meconium) dikeluarkan
sejak hari ketiga sampai hari keenam. Dalam 2 minggu pertama
setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Bayi baru lahir sampai usia
3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Dalam hal ini pengkaji
menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.12
Pada tanggal 23 Maret 2017 dilakukan pengkajian bayi usia 14
hari.. BAB 3 kali sehari berwarna coklat kekuningan konsistensi
lunak, BAK lebih dari 6 kali sehari.
Menurut teori jumlah feses akan berkurang pada minggu
kedua, yang awalnya frekuensi defekasi sebanyak 5 atau 6 kali sehari
menjadi 1 atau 3 kali sehari. Feses dari bayi yang mengonsumsi ASI
lebih lunak berwarna coklat kuning emas. Dalam hal ini pengkaji
mendapatkan kesesuaian antara teori dengan fakta.12
115
merawat tali pusat. Merawat tali pusat yaitu dengan membiarkan tali
pusat terbuka dan membersihkannya dengan air bersih.28
Pada pengkajian 6 jam dilakukan penatalaksanaan,
Menyarankan bayi untuk dimandikan, namun pasien menolak ingin
dimandikan dirumah saja. Menyuntikan imunisasi HB0 pada 1/3 luar
paha kanan. Menjelaskan tentang ASI ekslusif, menjaga kehangatan
bayinya, tanda bahaya bayi dengan buku KIA. Menjadwalkan
kunjungan ulang pada tanggal 15 Maret 2017 atau saat ada keluhan.
Menurut teori rekomendasi memandikan bayi baru lahir yaitu
menunggu minimal 6 jam setelah melahirkan, lakukan setelah suhu
bayi stabil (36,5oC-37,5oC).28 Imunisasi HB0 untuk mencegah dari
penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang
menyebabkan penyakit hati kronik hingga akut. ASI Ekslusif harus
diberikan sampai usia bayi mencapai 6 bulan. Alasan mengapa ASI
ekslusif 6 bulan salah satunya karena bayi dibawah umur 6 bulan
belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna, sehingga belum
mampu mencerna makanan dengan baik. Menjaga kehangatan bayi
sangat penting untuk menghindari terjadinya hipotermi pada bayi.
Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.
Pengkajian pada usia 6 hari, Mengingatkan ibu hal yang sama
yaitu, untuk memberiksan ASI Eksklusif sampai usia bayi 6 bulan,
menjaga kehangatan dan kebersihan bayi, tentang tanda bahaya bayi.
Menjadwalkan kunjungan ulang atau saat ada keluhan.
Pada kunjungan 14 hari dilakukan penatalaksanaan yaitu
melakukan pemeriksaan fisik, menjelaskan tentang imunisasi dasar
dan menjadwalkan untuk melakukan imunisasi BCG dan Polio 1 pada
usia bayi 1 bulan.
Menurut teori imunisasi merupakan cara atau transfer antibody
secara pasif, yang berguna untuk mencegah terjadinya penyakit
119
A. Kesmipulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S 24 tahun
G2P0A1 hamil 40 minggu maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. S G2P0A1 hamil 40 minggu
memeriksakan kehamilan secara teratur ke BPM. Berdasarkan standar
minimal pelayanan antenatal 10 T pada standar 6 yaitu standar pemberian
imunisasi TT tidak dilaksanakan semestinya.
2. Persalinan Ny. S G2P0A1 berjalan dengan lancar. Ibu dipantau
menggunakan partograf. Ibu dipimpin bersalin dengan teknik asuhan
persalinan notmal (APN).
3. Asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas sesuai dengan standar
kunjungan rumah pada ibu postpartum dan pemberian tablet Fe dan
vitamin A telah dilakukan sesuai dengan anjuran program.
4. Asuhan kebidanan pada bayi Ny. S keadaan umum bayi baik, tidak ada
kelainan ataupun komplikasi, dilakukan IMD 1 jam kemudian bayi
diberikan tetes mata dan vitamin K. Pada 1 jam selanjutnya seharusnya
bayi mendapatkan imunisasi HB0, namun pada saat penatalaksanaan bayi
diberikan imunisasi HB0 pada usia 6 jam. Dilakukan kunjungan rumah
seperti 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu dengan keadaan baik.
5. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
a. Faktor Pendukung
Dalam memberikan asuhan kepada klien, penulis mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, diantaranya bidan dilahan praktik yang
memberi kepercayaan, bimbingan serta saran… dosen pembingbing
120
121
Nlltl : P17324214085
Judul : Asuhan Kebidanan P*da Ny. $ 24 &hun GrpoAr Eamil 40lUingu di
Bidan Praktik Mardiri AK
No
Eeril Meteri yang Saran/ Tanda tangau
T*nggal Ilibahss Rekomendssi
Mahasiswa Pemhimbing
Mengajukan
Senin,
I klien yang akan Disetujui
06-03-2016
diasuh
Senirq
Peftaiki dan lengkapi
2. BAB IV sesuai asuhanyang
20.0.3-2A17
dilakukan
Sri MulvatiM"KM
l. Tambahkan
kebutuhan masa
dfas.
3"
Jum'at
BAB IY
2. Tambahkan
4744-2017 penilaian auml
bayi baru lahir
3. Pe*aiki format
penilaiaa Nurina Sekarini SriMulvatLIU-KM
1. Perbaiki rumusan
masalah.
Senin" BAB I dan
2" Perbaiki tu$uan
4. penulisan.
30-04-2017 BAB III
3. Tembahkan data-
data yang
berhubungan.
Nurina Sekarini Sri Mulvati.Ilv{-KM
PIOLITEKIYIK KASEIIATAI{ KEMEIYKES BANDTING
l. Cekkembali
10.
Selas4 BAB I dan teknik pengutipan
t3{,6-2917 BAB II 2. Sertakan aplikasi
manajemen.
Rabu
Perbaiki dan lengkapi
I l. 14-06-2017
BAB W sesuai teori dengan
kasus.
l. Cekkembali
te*nik penulisan.
b
t?.
Kamis, Abstrak,BAB l- 2. Tambahkan
r5-06-2017 BAB YI
pembahasan sesuai
hasil diskusi.
V
Nurina Sekariui Sri MulvatiM.KM
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, ibu diharapkan dapat mengetahui
dan mengerti tanda-tanda persalinan dan dapat langsung ke Puskesmas
apabila mengalami hal-hal tersebut.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu mampu :
a. Menjelaskan pengertian persalinan.
b. Mengetahui tanda-tanda persalinan
B. Metode
Diskusi dan tanya jawab
C. Media
Lembar balik
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
Memberi salam
Menjawab salam
F. Evaluasi
Sebutkan tanda-tanda persalinan?
G. Referensi
Manuaba, Ida Bagus. 2000. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk pendidikan Bidan.Jakarta:EGC
MATERI PENYULUHAN
TANDA-TANDA PERSALINAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai
dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan).
Tanda-tanda persalinan antara lain :
1. Keluar lendir bercampur darah
Selama kehamilan bayi tersumbat dalam rahim oleh gumpalan lendir lengket pada
leher rahim. Saat persalinan dimulai serviks mulai membuka. Yang harus
dilakukan ibu pada saat keluar lendir bercampur darah ialah dan disertai mulas
atau keluar air-air segera pergi ke bidan atau fasilitas kesehatan setempat.
2. Kontraksi
Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada
kontraksi rahjim yang di sebut his pendahuluan atau his palsu, sebenarnya itu
merupakan peningkatan dari kontraksi braxton Hicks. Kontraksi yang timbul pada
saat menjelang persalinan biasanya timbul setiap 10 menit sekali, dan pada kala
pengeluaran sekali dalam 2 menit. Menjelang pengeluaran kontraksi atau mulas
dirasakan semakin sering, semakin lama, mulasnya menjalar hingga ke pinggang.
His persalinan dapat di bagi dalam : His pembukaan adalah his yang
menimbulkan pembukaan serviks. His pengeluaran adalah his yang mendorong
bayi keluar. His pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan untuk mengedan.
His pelepasan uri adalah his yang mengeluarkan uri.
3. Ketuban pecah
Pada beberapa kasus membrane masih untuh hingga akhir tahap pertama
persalinan. Kemudian desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi pada mulut
serviks menyebabkan pecahnya membran. Saat ketuban pecah, bisa dirasakan
seperti semburan air atau hanya rembesan. Seringkali pada ketuban pecah ini ibu
merasakan seperti mengompol, namun untuk memastikan apa yang keluar melalui
jalan lahir tersebut apakah urin atau cairan ketuban dari baunya. Cairan ketuban
ini berbau anyir. Jika ketuban pecah sebaiknya selama di perjalanan menuju
tenaga kesehatan menggunakan pembalut untuk menampung cairan yang keluar.
4. Dilatasi serviks
Agar bayi dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari serviks.
Pelebaran leher rahim ini hanya bisa dilihat melalui pemeriksaan dalam oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang akan memantu persalinan. Persalinan akan
dimulai ketika serviks sudah membuka lengkap. Yang dimaksud pembukaan
serviks adalah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu
lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui
calon bayi. Kira-kira 10 cm.
Apabila ibu merasakan atau mengalami tanda-tanda tersebut maka harus langsung
segera pergi ke bidan atau ke fasilitas kesehatan setempat.
LAMPIRAN 2
PERSIAPAN PERSALINAN
Sasaran : Ny. S
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan
untuk persalinan
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan ibu dapat melakukan :
1. Mengetahui arti dari persiapan persalinan
2. Mengetahui apa saja yang perlu ibu siapkan untuk proses persalinan
3. Mengetahui peran serta keluarga dalam pengambilan keputusan dan peran
tenaga kesehatan dalam persiapan persalinan.
B. Metode Penyampaian
Diskusi
C. Media
Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan (3 a. Mengucapkan salam Menjawab salam
menit) b. Mempersilahkan ibu untuk menjelaskan
yang ibu ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang Mendengarkan dan
(12 menit) persiapan persalinan memperhatikan
b. Menjelaskan tentang apa saja yang perlu
disiapkan untuk proses persalinan.
c. Menjelaskan tentang peran keluarga
dalam pengambilan keputusan.
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya bila Bertanya
(4 menit) ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil dari penyuluhan
c. Menutup dengan mengucapkan salam
F. Evaluasi
Dengan memberi pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian senam nifas
2. Apa saja tujuan senam nifas ?
G. Referensi
Vivian, dkk. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika
MATERI
PERSIAPAN PERSALINAN
A. Pengertian
Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga,
dan bidan, rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak
tertulis, rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu menerima
asuhan yang diperlukan.Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan.Seorang ibu hamil dan keluarganya,
seyogyanya mempunyai perencanaan persalinan sebagai berikut :
1. Akan melakukan persalinan dimana?
2. Siapa yang akan mengantar untuk mendapatkan pertolongan persalinan?
3. Menggunaan kendaraan apa dan milik siapa untuk mengantar ?
4. Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi kekurangan cairan darah ?
Untuk itu, seorang ibu hamil harus tahu apa golongan darahnya.
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam Menjawab salam
(3 menit) b. Mempersilahkan ibu untuk
menjelaskan yang ibu ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang a. Mendengarkan
(12 menit) pengertian teknik menyusui dan
b. Menjelaskan persiapan memperhatikan
memperlancar pengeluaran ASI b. Melakukan teknik
c. Membimbing melakukan teknik menyusui
menyusui yang baik
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Bertanya
(4 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil dari
penyuluhan
c. Menutup dengan mengucapkan
salam
F. Evaluasi
Dengan memberi pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian teknik menyusui
2. Apa saja persiapa memperlancar pengeluaran ASI ?
3. Apa saja posisi menyusui yang baik ?
G. Referensi
Dr.Nanis Sacharina Marzuki, Sp.A.2007.ASI Eksklusif.Jakarta:Bidakara
MATERI
TEKNIK MENYUSUI
A. Pengertian
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengen
perlekatan dan posisi ibu dan bayi yang benar.
B. Persiapan Memperlancar Pengeluaran ASI
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
2. Putting susu ditarik-tarik secara halus setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila putting belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan
oprasi.
C. Posisi dan Perlekatan Menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. cara menyusui yang tergolong biasa
dilakukan adalah duduk,berdiri atau berbaring.
D. Langkah-langkah Menyusui yang Benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar
putting, duduk dan berbaring dengan santai.
1. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan
bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu. Satu
tangan ibu lagi membentuk huruf “C” untuk menyangga payudara.
2. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, berikan rangsangan didaerah sudut bibir
bayi dengan putting atau dengan jari kelingking sampai mulut bayi terbuka.
3. Bila suda terbuka, segera dekatkan payudara pada mulut bayi. Sampai mulut
bayi menghisap daerah areolanya juga bukan hanya daerah putting susunya
saja.
4. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
E. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi engga menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
4. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
5. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
LAMPIRAN 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TANDA BAHAYA NIFAS
F. Evaluasi
Dengan mengajukan pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian tanda bahaya nifas
2. Apa saja macam-macam tanda bahaya nifas ?
3. Apa saja upaya mencegah dan mengatasi tanda bahaya nifas ?
MATERI
TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS
A. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alt-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6
minggu. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas
terjadipada 24 jam pertama setelah persalinan, di antaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal
pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat
genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan
merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan
darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab
kematian mordibitas ibu.
B. Tanda-tanda bahaya nifas
Tanda-tanda bahaya nifas adalah tanda bahaya yang diperlihatkan oleh ibu
setelah melahirkan, yang dapat menyebabkan komplikasi dan diwajibkan ibu
untuk segera dibawa oleh keluarga atau orang yang mengetahui kejadian itu ke
petugas kesehatan terdekat seperti ke bidan, perawat, dokter, Puskesmas, dan
Rumah Sakit.
Tanda-tanda bahaya ibu nifas yaitu :
1. Perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan
sebagai peradrahan pascapersalinan.Perdarahan banyak dan terus-menerus
biasanya terjadi dalam minggu kedua sesduah persalinan. Perubahan darah ibu
nifas atau lockhea yaitu :
a. Merah kehitaman ( hari ke 1-3 )
b. Putih kemerahan ( hari ke 3-7 )
c. Kuning kecoklatan ( hari ke 7-14 )
d. Putih ( lebih dari 14 hari )
2. Demam. Suhu meningkat lebih dari 38oC dalam 10 hari pertama setelah
persalinan.
3. Cairan vagina yang berbau busuk.
4. Kelelahan yang berlebih.
5. Nyeri pada payudara, bengkak payudara dan puting susu yang pecah-pecah.
6. Nyeri atau panas ketika buang air kecil atau urin tidak keluar dengan lancar.
7. Sembelit atau hemoroid. Pencegahannya banyak makan buah-buahan yang
banyak mengandung serat seperti pepaya dan minum air yang banyak. Bila
ibu tetap tidak dapat buang air besar selma 3 hari. Maka segera bawa ibu ke
petugas kesehatan terdekat seperti bidan, perawat, dokter, Puskesmas, dan
Rumah Sakit.
8. Sakit kepala terus-menerus.
9. Bengkak pada wajah dan tangan.
10. Nyeri pada abdomen.
11. Produksi ASI kurang karena kesukaran dalam menyusui.
12. Kesedihan.
13. Merasa kurang mampu merawat bayi.
14. Rabun senja
C. Penanganan
1. Jagalah kebersihan alat kelamin.
2. Nutrisi ditingkatkan.
3. Segera rujuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengangan
LAMPIRAN 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM NIFAS
Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Nifas
Sub Pokok Bahasan : Senam Nifas
Sasaran : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Juli 2016
Penyuluh : Nurina Sekarini
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu nifas dapat melakukan sena nifas secara
mandiri.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan ibu dapat melakukan :
1. Mengetahui arti dari senam nifas
2. Mengetahui tujuan dari senam nifas
3. Mengetahui macam-macam gerakan senam nifas.
B. Metode Penyampaian
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
C. Media
1. Bantal
2. Matras
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam Menjawab salam
(3 menit) b. Mempersilahkan ibu untuk
menjelaskan yang ibu ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang a. Mendengarkan
(12 menit) pengertian senam nifas dan
b. Menjelaskan tentang tujuan senam memperhatikan
nifas b. Melakukan senam
c. Membimbing senam nifas hamil
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Bertanya
(4 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil dari
penyuluhan
c. Menutup dengan mengucapkan
salam
F. Evaluasi
Dengan memberi pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian senam nifas
2. Apa saja tujuan senam nifas ?
MATERI
SENAM NIFAS
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah memperoleh penyuluhan, diharapkan ibu nifas dapat memahami
tentang kebersihan dan perawatan diri pada ibu nifas, sehingga dapat
mempersiapkan diri dengan baik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan diri (personal hygiene) pada
ibu nifas, diharapkan ibu-ibu dapat :
a. Menjelaskan perawatan diri pada masa nifas.
b. Menjelaskan manfaat perawatan diri pada masa nifas.
c. Menjelaskan teknik perawatan diri sendiri secara mandiri pada masa nifas.
B. Metode
Diskusi
C. Media
Buku KIA
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
No Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan/ 1 Menyampaikan tujuan Ibu menyetujui
menit mengenai pendidikan diadakan pendidikan
kesehatan kesehatan
2. Penyampaian Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
Materi/ 5 menit personal hygiene menyimak
Menjelaskan manfaat
perawatan diri pada masa
nifas.
Menjelaskan teknik
perawatan masa nifas
3. Penutup/ 1 Memberi kesempatan Mengajukan
menit kepada ibu untuk pertanyaan
menyebutkan tanda
bahaya nifas
F. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud perawatan diri pada masa nifas?
2. Apa tujuan dari perawatan diri pada masa nifas?
G. Referensi
Saleha, Sitti.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba
Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah,
S.Kp.2004.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta : EGC
MATERI
PERSONAL HYGIENE PADA IBU NIFAS
Perawatan perineum :
1. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut dengan
baik sehingga tidak bergeser
2. Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari
penyebaran bakteri dari anus ke vagina
3. Alirkan dan bilas dengan air hangat / cairan antiseptic pada area perineum
setelah defekasi. Keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan cara
ditepuk-tepuk, dan dari arah depan ke belakang
4. Jangan dipegang sampai area tersebut pulih
5. Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda
penyembuhan. Namun untuk meredakan rasa tidak enak atasi dengan mandi
berendam air hangat
6. Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuuk mengurangi tekanan
pada darah tersebut
Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah di sekitar
perineum. Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki
fungsi otot-otot. Tidak perlu terkejut bila tidak merasakan apa pun saat pertama kali
berlatih karena area tersebut akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap
dalam beberapa minggu.
LAMPIRAN 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI IBU NIFAS
F. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian nutrisi masa nifas
2. Apa saja manfaat nutrisi masa nifas ?
3. Apa saja jenis makanan yang baik untuk masa nifas ?
MATERI
NUTRISI MASA NIFAS
Catatan:
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu nifas dapat memahami pentingnya ASI
Eksklusif dan memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan pembelajaran, diharapkan ibu dapat:
a. Mengetahui arti dari ASI Eksklusif
b. Mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif bagi bayi
c. Mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif bagi ibu
B. Metode Penyampaian
Diskusi
C. Media dan Alat
Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Salam pembuka Menjawab salam
(3 menit) b. Memberikan kesempatan kepada ibu
untuk menjelaskan yang telah ibu
ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang Mendengarkan dan
(15 menit) pengertian ASI Eksklusif memperhatikan
b. Menjelaskan tentang manfaat dari
ASI Eksklusif bagi ibu dan bayi
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Ibu bertanya
(5 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan
c. Menutup dengan mengucap salam
F. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian ASI Eksklusif
2. Apa saja manfaat ASI Eksklusif bagi bayi ?
3. Apa saja manfaat ASI Eksklusif bagi ibu ?
G. Referensi
Ptriani,Risa.2014.Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
(ASKEB III).Yogyakarta:Deepublish
MATERI
ASI EKSKLUSIF
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan atau
makanan lain kecuali vitamin, mineral dan obat. Keuntungan ASI :
Manfaat ASI
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam
bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam
bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama
pemberian ASI sampai dua tahun.
a. Manfaat ASI untuk Bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna, memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pencernaan bayi, dan dapat juga melindungi infeksi
gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat
menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung (antibodi)
yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin,
Lysozyme. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta
meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak (bonding).
b. Manfaat ASI untuk ibu
Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya
pendarahan post partum. Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi
berkurang untuk beberpa bulan dan dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga
dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang
(Gupte, 2004).
Komposisi Gizi dalam ASI Biasa (Matur)
1. Protein
ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang sukar
dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu meneybabkan isi
pencernaan bayi menjadi lebih lembut atau mudah dicerna oleh usu bayi. Rasio
whey-casein yang tinggipada ASI membnatu pencernaan bayi dengan
pembentukan hasilakhir pencernaan bayi yang lebih kembut dan mengurangi
waktu pengosongan gaster bayi.
2. Lemak
Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah
satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial,
docosahexaenic acid (DHA) dan arachonic acid (AA) yang berperan penting
dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia anak.
3. Vitamin
Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam
kolostrum dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A yang baik
dengan konsentrasi sekitar 200 IU/dl. Vitamin yang larut dalam lemak lainnya
adalah vitamin D, E, dan K. Vitamin yang larut dalam air, Vitamin C, asam
nicotinic, B12, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B6 (pridoksin) sangat dipengaruhi
oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi
suplemen.
4. Zat anti infeksi
ASI sering disebut juga “darahputih” yang mengnadung enzim,
immunoglobulin, dan leukosit. Lekosit terdiri atas fagosit 90% dan limfosit 10%
yang meskipun sedikit tetap dapat memberikan efek protektif yang signifikan
terhadap bayi. Immunoglobukin meruapakan protein yang dihasilkan oleh sel
plasma sebagai respon terhadap adanya imunogen atau antgen (zat yang
menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi).
LAMPIRAN 10
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, ibu diharapkan dapat mengetahui dan
mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang senam nifas diharapkan ibu mampu :
Mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
. B. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
C. Media dan alat
Leaflet, Buku KIA
. D. Materi
Terlampir
. E. Kegiatan
No Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan/ 1 Menyampaikan tujuan Ibu menyetujui
menit mengenai pendidikan diadakan penyuluhan
kesehatan
2. Penyampaian Menjelaskan tanda-tanda Mendengarkan dan
Materi/ 7 menit bahaya bayi baru lahir menyimak
Untuk mewaspadai kenalilahh tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu :
1. Bayi tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang di minum. Ini
merupakan tanda bayi terkena infeksi berat.
2. Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan
normal. Jika melihat gejala atau gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara
berulang-ulang seperti menguap, mengunyah, menghisap, mata berkedip-kedip
kemungkinan bayi kejang.
3. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai di dinding
perut tandanya sudah infeksi berat.
4. Mata bayi bernanah banyak, dapat menyebabkan bayi menjadi buta.
5. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika perut dicubit akan kembali lagi dengan
lambat, bayi kekurangan cairan.
6. Kulit bayi terlihat kuning.
LAMPIRAN 11
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IMUNISASI DASAR
F. Evaluasi
1. Sebutkan jenis-jenis imunisasi ?
2. Menyebutkan imunisasi apa saja yang diberikan pada saat bayi berusia 1
bulan?
G. Referensi
Supartini,yupi.2004.Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta:EGC
MATERI
IMUNISASI DASAR
A. Pengertian
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu
penyakit hanya akan membuat seseorang terhindar dari penyakit tersebut, bukan
menyembuhkannya.
Tujuan imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti Hepatitit B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejam, gondongan, cacar
air, TBC, dan sebagainya.
B. Jenis-jenis Imunisasi pada Bayi :
1. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG termasuk dari 5 imunisasi yang diwajibkan. Imunisasi BCG
ini untuk menghindari penyakit TB (Tuberkolusis) yang berkaitan dengan
keberadaan virus tubercel bacili yang hidup didalam darah. Agar memiliki
kekebalan aktif, dimasukanlah jenis basil tak berbahaya kedalam tubuh, yaitu
vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).
Reaksinya yaitu terjadi pembengkakan kecil yang kemudian menjadi luka
seperti bisul (koreng), namun luka tersebut akan sembuh sendiri.
2. Imunisasi Hepatitis B
Bila menyerang anak cirus ini sulit disembuhkan dan sangat mungkin terjadi
sirosis hati. Vaksin hepatitis B ini untuk mencegah penyakit Hepaptitis B.
Reaksinya yaitu bayi akan panas, rasa sakit pada daerah suntikan, lamanya
tidak lebih dari seminnggu.
3. Imunisasi Polio
Vaksin Polio bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap
virus polio agar terhindar dari penyakit polio. Pemberiannya secara oral.
4. Imunisasi DPT
Imunisasi ini diberikan dalam beberapa tahaoan. Pemberiannya jika di
jumlahkan yaitu sampai 6n kali. Biasanya dilakukan dari mulai bayi berusia 2
bulan sampai usia 12 tahum. Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit Difteri,
tetanus, dan pertusis.
4. Imunisasi Campak
Imunisasi ini untuk menghundari penyakit campak. Berupa demam dan ruam
yaitu bintik-bintik kecil kemerahan pada kulit, biasanya pada muka dan
leher,biasanya menyebar ke daerah tangan dan kaki. Efek sampingnya yaitu
panas dan kemerahan dalam waktu 1-3 hari.
C. Jadwal Imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari Hepatitis B1
< 2 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1, Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2, Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3, Polio 4
9 bulan Campak
6 tahun Booster (Difteri Tetanus)
LAMPIRAN 12
A. Definisi
Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa
subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan
kontrasepsi pada hari ke 8-9 siklus menturasinya.
B. Dasar
Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan
terakhir. Problem terbesar dengan Metode kalender adalah bahwa jarang ada
wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari. Jadi, ovulasi umumnya
terjadi pada hari ke-15 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16
hari sebelum haid yang akan datang. Ovulasi selalu terjadi pada hari ke-15
sebelum haid yang akan datang. Problem terbesar dengan metode kalender adalah
bahwa ada jarang wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari. Untuk
dapat menggunakan metode ini kita harus menentukan waktu ovulasi dari data
haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
C. Keterbatasan
1. Catatan untuk Metode Ovulasi Billings bila aturan ditaati kegagalan 0%
2. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti
instruksi.
3. Perlu adanya pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA
yang paling efektif secara benar. Dibutuhkan pelatih atau guru KBA (bukan
tenaga medis)
4. Pelatih/guru KBA harus mampu membantu ibu mengenali masa suburnya,
memotivasi pasangan untuk mentaati aturan jika ingin menghindari kehamilan
dan menyediakan alat bantu jika diperlukan. Misalnya: buku catatan khusus,
thermometer (oral atau suhu basal).
5. Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan.
6. Perlu pencatatan setiap hari.
7. Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai.
8. Thermometer basal diperlukan untuk metode tertentu.
9. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV (Virus Hepatitis B) dan HIV/AIDS.
D. Efektifitas
Efektifitasnya bergantung pada ketaatan mengikuti petunjuk, angka kegagalan
14,5 - 47 kehamilan pada 100 wanita per tahun. Hal yang dapat menyebabkan
metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma
dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa
tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya
perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur
menjadi tidak tepat
E. Cara Mengetahui dan Menghitung Masa Subur:
a) Bila siklus haid teratur (28 hari) :
1. Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
2. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid
Contoh: Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9
Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal
21 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 2 Januari. Jadi masa subur
yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24 Januari. Pada tanggal-
tanggal tersebut suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika ingin
bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus (bisa dilihat
di artikel tentang sanggama terputus).
b) Bila siklus haid tidak teratur :
1. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu
siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari
pertama haid berikutnya.
2. Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6
siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa
subur. Rumus:
1. Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek “ 18
2. Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang “ 11
Contoh : Seorang wanita mendapat haid dengan keadaan : siklus
terpendek 26 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid
sampai haid berikutnya). Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32“11 = 21. Jadi
masa suburnya adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama
haid. Pada masa ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika ingin
bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus.
Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari
risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga
yang kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk
menggunakan metode kontrasepsi ini selain tidak memerlukan biaya juga
tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi.
F. Dapat Menggunakan KBA
1) Untuk Kontrasepsi
a. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun
tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
b. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
c. Perempuan kurus ataupun gemuk
d. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu, misalnya: hipertensi sedang,
varises, disminore, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri,
endometritis, kista ovary, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria,
thrombosis vena dalam, atau emboli paru.
e. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan
metode lain.
f. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap
siklus haid.
g. Pasangan yang ingin dan termotivasi, mencatat, dan menilai tanda dan
gejala kesuburan.
2) Untuk konsepsi
Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada masa
subur untuk mencapai kehamilan.
G. Seharusnya Tidak Menggunakan Kontrasepsi Kalender
a. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu risiko tinggi.
b. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali
MOB.
c. Perempuan dengan siklus menstruasi tidak teratur, kecuali MOB
d. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama
waktu tertentu dalam siklus haid.
e. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
LEMBAR OBSERVASI KALA I FASE LATEN
Setengah
144x/ porsi nasi
82x/
11.00 110/80 20x/menit 36,60C menit, 3x10’x35” dan sayur.
menit
teratur 1 gelas air
putih
155x/
80x/ 0
12.00 110/80 24x/menit 36,6 C menit, 3x10’x35”
menit
teratur
130x/
81x/
13.00 120/70 22x/menit 36,70C menit, 3x10’x40”
menit
teratur
140x/
80x/
14.00 110/70 20x/menit 36,70C menit, 3x10’x45” 5 cm
menit
teratur