Anda di halaman 1dari 200

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

S USIA 24 TAHUN G2P0A1


HAMIL 40 MINGGU DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI AK
KABUPATEN BOGOR

DISUSUN OLEH :
NURINA SEKARINI
P17324214085

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2017
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 24 TAHUN G2P0A1
HAMIL 40 MINGGU DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI AK
KABUPATEN BOGOR

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Kebidanan

DISUSUN OLEH :
NURINA SEKARINI
P17324214085

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2017
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : Nurina Sekarini
Tempat / tanggal lahir : Bandung, 13 Mei 1996
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Golongan Darah :O
Nama Ayah : Muhamad Kasim
Nama Ibu : Andarini Susilawati
Alamat Rumah : Puri Nirwana I, Jl. Kalasan III Blok CC
02. RT/RW 09/14. Cibinong, Bogor
Nomor Telepon : 085721697855
B. Riwayat Pendidikan
1. TK PGRI Handayani (2001-2002)
2. SDIT AL-HIDAYAH (2002-2008)
3. Sahid Modern Islamic Boarding School (2008-2011)
4. SMA PLUS YPHB (2011-2014)
5. Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor (2014-
2017)

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan tugas akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik baik di universitas manapun di perguruan
tinggu lain.
2. Laporan tugas akhir ini adalah murni gagasan, rumusan dan-,laporan saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan tim pembimbing dan
masukan penguji.
J. Dalam laporan tugas akhir ini tid4k terdapat laporan atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kernudian hari
terdapat penyimpanan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah di
percleh karena laporan ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku {i perguruan tinggi ini.

Bogor, Juli 2017

Yang membuat pernyataan,

Pt73242t408s
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
Laporan Tugas Akhir, Juli 2017
Nurina Sekarini, NIM : P17324214085
Asuhan Kebidanan pada Ny. S Usia 24 Tahun Di Bidan Praktik Mandiri AK
Kabupaten Bogor
xii, 6 BAB, 120 halaman, 10 lampiran, 8 tabel

ABSTRAK
Sekitar 85% sampai 90% kehamilan adalah fisiologis namun setiap fase dalam
kehamilan mempunyai risiko. Menghindari terjadinya risiko pada kehamilan dapat
melakukan deteksi dini. Melakukan ANC sesuai anjuran WHO yaitu kunjungan
sebanyak minimal 4 kali. Selain itu untuk menghindari risiko pada masa nifas dan
masa neonatal dapat dilakukan pemantauan selanjutnya dengan dilakukan kunjungan
nifas (KF) sebanyak 4 kali dan kunjungan neonatal (KN) sebanyak 3 kali.
Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah agar penulis dapat memahami
dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S 24 tahun
hamil 40 minggu. Penyusuan laporan tugas akhir ini menggunakan metode studi
kasus dengan pendekatan manajemen kebidanan dan teknik pendokumentasian
SOAP. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur.
Data subjektif yang diperoleh pada Ny. S 24 tahun G2P0A1 dengan HPHT :
25-05-2016, HTTP: 02-03-2017 mengeluh perutnya kencang-kencang sejak semalam
pukul 22.00 WIB. Data objektif yang didapatkan keadaan umum dan tanda-tanda
vital adalah normal, pemeriksaan abdomen didapat TFU 31 cm, fundus teraba
bokong, punggung teraba sebelah kiri, bagian terendah teraba kepala. DJJ:
142x/menit, teratur, pemeriksaan genitalia belum ada pembukaan.
Analisa yang dapat dirumuskan Ny. S 24 tahun G2P0A1 usia kehamilan 40
minggu dengn Braxton Hicks, janin tunggal hidup, intrauterin, presentasi kepala,
keadaan baik.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah menjelaskan bahwa mulas yang dirasa
adalah normal pada kehamilan cukup bulan dan mengajarkan ibu teknik pernapasan
dan relaksasi saat merasa mulas. Dua hari kemudian bayi lahir spontan tanggal 8
Maret 2017 pukul 19.10 WIB, langsung menangis, pergerakan aktif, jenis kelamin
perempuan. Pada LTA ini asuhan dilakukan kunjungan rumah pada ibu sampai
kunjungan masa nifas keempat (6 minggu pasca persalinan) dan pada bayi sampai
kunjungan neonatal 3 (14 hari). Upaya yang dilakukan kepada tenaga kesehatan yaitu
dengan melakukan asuhan kebidanan sesuai standar.

Kepustakaan : 29 (2007-2017)
Kata Kunci : Komprehensif, fisiologis, BPM

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini. Tak lupa penulis panjatkan shalawat serta salam kepada nabi besar
Muhammad SAW. Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Pada Ny. S Usia 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40 Minggu Di Bidan Praktik
Mandiri AK Kabupaten Bogor“. Penulisan laporan ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Kebidanan.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan petunjuk dan saran dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. Osman Syarief, MKM selaku direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bandung.
2. Hj. Enung Harni Susilawati, S.Kp, MKM selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung.
3. Sri Mulyati, M.KM selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.
4. Seluruh dosen dan staf Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Bandung yang sudah membantu dalam penulisan laporan ini.
5. Bidan AK selaku bidan penanggung jawab yang selalu memberikan
bimbingan dan pengetahuan yang bermanfaat.
6. Ny.S beserta keluarga yang memberikan kepercayaan dan bersedia menjadi
klien.
7. Keluarga yang telah memberikan semua kasih sayangnya untuk penulis yang
tiada batasnya dan tanpa pamrih, semoga Allah SWT memberikan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
8. Serta teman-teman mahasiswai Program Studi Kebidanan Bogor angkatan
XVI yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya.

vii
Semoga Laporan Tugas Akhir dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umunya bagi pembaca. Seluruh isi Laporan Tugas Akhir ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Bogor, Juli 2017

Penyusun

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................ii


LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME ...........................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................................vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ..............................................................2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................3
1. Tujuan Umum .............................................................................................3
2. Tujuan Khusus ............................................................................................3
D. Manfaat Penulisan ..............................................................................................3
1. Bagi Pusat Layanan Kesehatan ...................................................................3
2. Bagi Kliean dan Keluarga ...........................................................................3
3. Bagi Prosesi Bidan ......................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan ..........................................................................................................4
B. Persalinan ...........................................................................................................13
C. Masa Nifas ..........................................................................................................32
D. Bayi Baru Lahir ..................................................................................................43
E. Standar Pelayanan Kebidanan ............................................................................52
F. Palikasi Asuhan Kebidanan Komprehensif ........................................................62
BAB III METODOLOGI
A. Metode................................................................................................................64
B. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................65
BAB IV HASIL KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN
A. Asuhan Kebidanan Kehamilam (ANC)..............................................................68
B. Asuhan Kebidanan Persalinan (INC) .................................................................72
C. Asuhan Kebidanan Nifas (PNC) ........................................................................78
D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) .......................................................87

ix
BAB V PEMBAHASAN
A. ANC (Anternal Care) .........................................................................................98
B. INC (Intranatal Care) ..................................................................................... 101
C. PNC (Postnatal Care) ..................................................................................... 108
D. BBL (Bayi Baru Lahir) ................................................................................... 113
E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ..................................................... 119
1. Faktor Pendukung………………………………………………………...119
2. Faktor Penghambat ..................................................................................... 119
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ....................................................................................................... 120
B.Saran .................................................................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

2.1 TFU Menurut Perhitungan Jari ............................................................................5


2.2 Anjuran Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil ..........................................................7
2.3 Jadwal Imunisasi TT ............................................................................................12
2.4 Robekan Perineum ...............................................................................................29
2.5 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi ..........................33
2.6 Frekuensi Kunjungan Nifas .................................................................................36
2.7 Jadwal Imunisasi Rutin pada Bayi .......................................................................48
2.8 Perubahan Pola Tidur Bayi ..................................................................................51

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SAP Tanda Persalinan


Lampiran 2 : SAP Persiapan Persalinan
Lampiran 3 : SAP Teknik Menyusui
Lampiran 4 : SAP Tanda Bahaya Masa Nifas
Lampiran 5 : SAP Senam Nifas
Lampiran 6 : SAP Personal Hygiene
Lampiran 7 : SAP Nutrisi Masa Nifas
Lampiran 8 : SAP Perawatan Tali Pusat
Lampiran 9 : SAP ASI Ekslusif
Lampiran 10 : SAP Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Lampiran 11 : SAP Imunisasi Dasar
Lampiran 12 : SAP Alat Kontrasepsi

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita.1 Sekitar 85% sampai 90% kehamilan adalah
fisiologis namun setiap fase dalam kehamilan mempunyai risiko.
Menghindari terjadinya risiko pada kehamilan dapat melakukan deteksi
dini. Melakukan asuhan kehamilan sesuai anjuran WHO yaitu dilakukan
kunjungan sebanyak minimal 4 kali hingga trimester III menjelang
persalinan.2
Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang
dapat hidup di luar uteri melalui vagina ke dunia luar.3 Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selalu meningkat dari tahun
ke tahun, namun masih banyak permasalahan yang ditemukan terkait
komplikasi saat persalinan antara lain partus macet, perdarahan pasca
persalinan, infeksi berat. 4
Hasil penelitian Enkin dalam jurnal Mardani menyatakan bahwa jika
wanita diperhatikan dan diberi dukungan selama proses persalinan, maka
mereka akan aman dan merasa nyaman serta persalinan juga akan
berlangsung lebih cepat.4 Kepedulian dan peran serta keluarga dan
masyarakat merupakan upaya dalam melakukan deteksi dini dan
meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya
kehamilan, persalinan, dan masa nifas dan dapat melakukan tindakan yang
tepat telah disusun dalam suatu Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K).5
Masa pascepersalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta
bayi. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini,
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, konseling
pemberian ASI secara eksklusif, cara menjarangkan kehamilan, dan
pemberian imunisasi pada bayi.4
2

Angka kematian bayi baru lahir mencapai dua per tiga dari total angka
kematian bayi. 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir. Dengan pemantauan yang teratur pada ibu dalam masa nifas
dan bayinya, dapat mencegah mortalitas dan morbiditas.6
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang paling dekat dengan
masyarakat harus mempunyai kompetensi dalam memberikan pelayanan
kesehatan, pertolongan persalinan yang aman dan memberikan pelayanan
obstetrik sesuai kewenenagan yang tertera dalam Permenkes
1464/Menkes/Per/X/2010.
Salah satu bidan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak
adalah Bd AK yang bertempat diwilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten
Bogor. Berdasarkan jumlah klien yang datang di BPM Bd. AK selama
penulis melakukan praktik 6 minggu sejak tanggal 28 Februari 2017
sampai tanggal 8 April 2017 jumlah kunjungan hamil sebanyak 197 orang,
persalinan 25 orang dan kunjungan nifas sebanyak 25 orang. Pentingnya
pemeriksaan kesehatan ibu dalam masa kehamilan, persalinan, masa nifas
serta perawatan bayi baru lahir, sehingga penulis tertarik untuk menyusun
asuhan kebidanan komprehensif di BPM AK.
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup
1. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. S 24 tahun G2P0A1 Hamil 40
minggu di BPM bidan AK di Kabupaten Bogor.
2. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup dalam LTA ini adalah Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. S 24 tahun G2P0A1 Hamil 40 minggu di BPM
bidan AK di Kabupaten Bogor. Asuhan dilakukan mulai tanggal 6
Maret 2017 sampai 18 April 2017.
3

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan
secara komprehensif kepada Ny. S 24 tahun G2P0A1 Hamil 40 minggu
di BPM bidan AK.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subjektif pada Ny. S 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40
minggu
b. Diperoleh data objektif pada Ny. S 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40
minggu
c. Ditegakkan analisa pada Ny. S 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40
minggu.
d. Dibuat penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S 24 Tahun
G2P0A1 Hamil 40 minggu
e. Diketahui faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. S 24 Tahun G2P0A1 Hamil 40 minggu.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pusat Layanan Kesehatan
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan di BPM
Bd. AK
2. Bagi Klien dan keluarga
Ibu dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan asuhan yang tepat
sehingga ibu dapat melakukan perawatan diri dirumah maupun
perawatan bayi baru lahir.
3. Bagi Profesi Bidan
Memberikan masukan kepada bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif dan penerapan pendokumentasian
dalam melakukan asuhan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.8
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma
dan ovum, tumbuh dan berkembang didalam uterus selama 229 hari atau
37 minggu atau sampai 42 minggu.1
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu
proses fisiologik yang terjadi pada hampir seluruh wanita, dimana
bertemunya sperma dan ovum yang akan tumbuh dan berkembang
didalam uterus kurang lebih selama 37 minggu sampai 42 minggu.
2. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Ibu Hamil
a. Uterus
Ukuran pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25x
20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan
bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini Rahim
membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos Rahim, serabut-
serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi
desidua. Jika penambahan ukuran TFU pertiga jari, dapat dicermati
dalam table berikut.9

4
5

Table 2.1 TFU Menurut Perhitungan Jari9


Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat – simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)

b. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Serviks
didominasi jaringan ikat fibrosa yang banyak mengandung kolagen.2
c. Payudara
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatoma
motrofin. Estrogen berfungsi menimbulkan hipertrofi sistem saluran
payudara, menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam
sehingga payudara tampak makin membesar. Progesteron berfungsi
mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi, meningkatkan
jumlah sel asinus. Somatoma motrofin berfungsi mempengaruhi sel
asinus untuk membuat kasein, laktabulin, dan laktoglobulin,
penimbunan lemak disekitar alveolus payudara, merangsang
pengeluaran kolostrum pada kehamilan.10
6

d. Sirkulasi darah
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan
sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung
antara arteri dan vena pada sirkulasi retro plasenter, pengaruh
hormon estrogen makin meningkat. Pengaruh tersebut berakibat
volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Sel
darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih
meningkat hingga mencapai 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan
anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat
mencapai empat kali dari angka normal.10
e. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat
dan menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi),
daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit atau pusing
kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness, muntah
yang terjadi disebut emesis gravidarum, muntah yang berlebihan
sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari yang disebut
hiperemesis gravidarum, progesteron menimbulkan gerak usus
makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.10
7

3. Kebutuhan Saat Kehamilan


a. Nutrisi yang adekuat
1) Kalori
Jumlah kalori yang dibutuhkan bagi ibu hamil untuk setiap
harinya adalah 2500 kalori. Jumlah kalori yang berlebihan dapat
menyebabkan obesitas dan hal ini faktor presdiposisi untuk terjadi
preeklamsia.11 National natality survey (dalam Walsh) menemukan
bahwa berat normal wanita yang melahirkan bayi 3-4 kg adalah
mengalami kenaikan 16 kg. Anjuran kenaikan berat badan setiap
ibu hamil harus disesuaikan dengan IMTnya, masing-masing.
Institute of medicine (IOM) menganjurkan kenaikan berat badan
wanita hamil12
Table 2.2 Anjuran Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil12

Kategori IMT Penambahan BB (kg)

Rendah (IMT <19,8) 12,5-18

Normal (IMT 19,8-26) 11,5-16

Tinggi (IMT 26-29) 7-11,5

2) Protein
Jumlah yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per
hari. Sumber protein tersebut bisa diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur).
Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia
dan oedema.11
3) Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah
8

diperoleh adalah susu, keju, yogurt dan kalsium karbonat.


Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau
osteomalasia pada ibu.11
4) Asam folat
Sel-sel darah merah memerlukan asam folat bagi pematangan
sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari. Kekurangan asam folat yang dibutuhkan dapat
menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.13 Asam folat
dapat mencegah terjadinya kecacatan pada bayi.11
5) Zat besi
Pemberian zat besi dimulai dengan memberikan satu tablet
sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) minimal 90 tablet.12
Zat besi bermanfaat untuk pembentukan sel darah merah ibu
sehingga mencegah terjadinya kekurangan darah. Tablet Fe lebih
baik diminum dengan iar putih atau air jeruk. Tidak diperkenankan
dimunum dengan air teh, kopi, susu atau telur karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.2
b. Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat
segera berfungsi dengan baik saat diperlukan. Pengurutan payudara
harus dilakukan secara hati-hati dan benar. Payudara dibasuh lembut
setiap hari pada aerola dan putting susu akan dapat mengurangi retak
dan lecet pada area tersebut.2
c. Kebersihan tubuh dan pakaian
Perubahan anatomik menyebabkan lipatan-lipatan menjadi lembab dan
mudah terinvestasi dengan mikroorganisme. Menggunakan pakaian
9

longgar, bersih dan nyaman. Hindari sepatu bertongkat tinggi dan alas
kaki yang keras serta korset penahan perut.11
4. Ketidaknyamanan fisiologis dalam kehamilan
a. Sakit punggung atas dan bawah
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua
tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat
mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas
tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian atas dan bawah
punggung terutama pada akhir kehamilan.13
b. Sering buang air kecil.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika
kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan
timbul kembali.13
c. Kram pada kaki
Terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian
makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium
maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi
kebutuhan ini.
d. Konstipasi (sembelit)
Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah karena pengaruh hormon
steroid sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam
10

saluran makanan. Resorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan


konstipasi.
5. ANC (Antenatal care)
a. Definisi
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.10
Antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisai luaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.2
Dari penjelasan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asuhan
antenatal adalah suatu pelayanan asuhan ibu hamil untuk mendeteksi
sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada ibu dan janin.
b. Tujuan
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit
secara umum kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
semangat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.2
11

c. Kebijakan program
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, pada penatalaksanaan
pemeriksaan ANC, paling sedikit 4 kali kunjungan :
1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama.
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua.
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
d. Pelayanan/ asuhan minimal standar antenatal “10T”14
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran <145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang
atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan
BB ibu hamil normal rata-rata 6,5 Kg Sampai 16Kg.15
2) Ukur tekanan darah
Tekanan darah harus diperiksa secara tepat dan benar. Perlunya
pemantauan tekanan darah yaitu untuk deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan
preeklampsia. Apabila turun di bawah normal maka akan
mengarah ke anemia.
3) Timbang status gizi dengan LILA
Perlunya dilakukan pengukuran LILA yaitu untuk menegtahui
apakah ibu hamil masuk ke golongan KEK. Dengan batas normal
23,5 cm.16
4) Ukur tinggi fundus uteri
TFU dapat digunakan memantau pertumbuhan dan perkembangan
janin. Mengukur TFU bisa menggunakan jari pada kehamilan >12
minggu (McDonald). Lalu menggunakan pita ukuran >22 minggu.
12

5) Tentukan DJJ dan presentasi janin


Mengukur denyut jantung janin dapat didengar setelah usia
kehamillan 18 minggu menggunakan fetoskop atau leanec.
Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui persentasi dan
kelainan letak dan penurunan kepala janin dilakukan setelah >36
minggu. Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteki adanya
kehamilan ganda jika usia kehamilan >28 minggu.
6) Pemberian imunisasi TT lengkap
Imunisasi TT yang diberikan kepada ibu dapat mencegah
terjadinya terjadinya tetanus neonatorum.9
Tabel 2.3 Jadwal Imunisasi TT17
Interval (Selang Waktu Lama
Antigen
Minimal) Perlindungan
TT 1 - -
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 Tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 Tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 Tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 25 Tahun

7) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan


Dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang (trimester satu) dimulai pada minggu ke
20.9
8) Test laboratorium (Hb dan golongan darah dll), tes Hb dilakukan
pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi
menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil (kadar Hb normal
10g%). Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil
dilakukan tes urine yang dilakukan untuk mendeteksi adanya
hipertensi yang mengarah ke preeklampsia.16
13

9) Tatalaksana khusus, pemeriksaan penyakit menular seksual atau


PMS. Hal ini dilakukan jika ibu atau pasangan menunjukkan gejala
atau resiko terjangkit penyakit kelamin. Gejala tersebut antara lain
akibat suami/istri suka berganti pasangan, keputihan yang berbau,
gatal dan berwarna kuning kehijauan, kencing darah, nyeri
sewaktu berkemih, atau terdapat kelainan pada organ luar.16
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Dalam temu wicara untuk persiapan rujukan ini melibatkan ibu,
suami, keluarga, dan masyarakat.16
B. Persalinan
1. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang
dapat hidup di luar uteri melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut
dapat dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada
posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau
pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umunya proses ini
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.3
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi
dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat.18
Dari penguraian diatas dapat disimpulkan bahwa, persalinan adalah
proses pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir normal atau spontan dengan presentasi kepala
tanpa bantuan alat dan tanpa komplikasi.
2. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan wanita memasuki yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor). Dengan penurunan hormon
14

progesterone menjelang peralinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot


Rahim menyebabkan terjadinya tanda-tanda sebagai berikut :
a. Lightening atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul, terutama pada primigravida pada minggu ke-36, dan
menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas simfisis pubis dan sering
kencing karena kandung kemih tertekan oleh kepala.
b. Perut terlihat lebih melebar, fundus uter turun.
c. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot
Rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak sekitar
serviks.
d. Serviks menjadi lunak atau lembek, mulai mendatar karena terdapat
kontraksi otot Rahim.
e. Terjadinya pengeluaran lendir bercampur darah (bloody show) karena
lendir penutup serviks dilepaskan.19
3. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power.
Power ialah suatu kekuatan yang mendorong janin keluar, terdiri dari :
1) His
His merupakan kontraksi dan relaksasi otot uterus yang bergerak
dari fundus ke korpus sampai dengan ke servik secara tidak sadar.
Efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke
daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir)
yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.11
2) Kontraksi otot dinding Rahim
Kontraksi otot dinding rahim, timbul akibat dari gerakan atau
tendangan bayi dalam kandungan atau aktivitas fisik yang
melelahkan. Pada ibu yang baru pertama kali hamil, mungkin
sangat sulit untuk membedakan antara mana kontraksi asli dan
15

kontraksi palsu (Braxton Hicks).11 Keseimbangan hormon estrogen


dan progesteron akan mengakibatkan kontraksi otot rahim dengan
sifat yang tidak teratur dan tidak begitu nyeri. Braxton hicks dapat
muncul pada mulai kehamilan trimester II tepatnya pada usia
kehamilan 30 minggu, kontraksi ini akan menjadi his dalam
persalinan.12
3) Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan.
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang
mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh
kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekananan intra abdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga
mengedan waktu kita BAB, tetapi jauh lebih kuat lagi. Hal ini
dapat terjadi karena waktu kepala sampai didasar panggul, timbul
suatu reflek yang mengakibatkan penderita menutup glotis,
mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya
kebawah.11
b. Passage
Passege atau jalan lahir terdiri dari :
1) Jalan lahir keras yaitu tulang pinggul ( os coxae, os sacrum atau
promontorium, dan os coccygis )
2) Jalan lahir lunak : yang berperan dalam persalinan adalah segmen
bahwa rahim, servik uteri dan vagina, juga otot-otot, jaringan ikat
dan ligament yang menyokong alat urogenital.11
c. Passanger (janin atau plasenta)
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger
utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena
kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi
dilahirkan dengan letak kepala.11
16

d. Psikis (Psikologis)
Psikologis adalah keadaan emosi, jiwa pengalaman, adat istiadat dan
dukungan dari orang-orang terdekat dapat mempengaruhi proses
persalinan. Umumnya wanita normal dapat merasakan kegembiraan
disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayi.11
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini
proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.20
4. Tahap Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0
sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut
juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan
mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau
disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala
tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.
a. Asuhan persalinan kala I
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-
pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka. Kala I persalinan
dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
17

1) Perubahan fisiologis kala I


a) Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan dari miometrium
berkontraksi dan berelaksasi seperti otot pada umumnya. Pada
saat retraksi, ia tidak akan kembali ke ukuran semula tetapi
berubah ke ukuran yang lebih pendek secara progresif. Dengan
perubahan bentuk otot uterus pada proses kontraksi, relaksasi,
dan retraksi, maka kavum uterus lama kelamaan menjadi
semakin mengecil.
Proses ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
janin turun ke pelviks. Kontraksi uterus mulai dari fundus dan
terus melebar sampai ke bawah abdomen dengan dominasi
tarikan ke arah fundus. Kontraksi uterus berakhir dengan masa
yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus.
b) Serviks
Sebelum proses persalinan, serviks mempersiapkan
kelahiran dengan berubah menjadi lembut. Saat persalinan
mendekat, serviks mulai menipis dan membuka. Berhubungan
dengan kemajuan pemendekan dan penipisan serviks. Seiring
dengan bertambah efektifnya kontraksi, serviks akan
mengalami perubahan bentuk menjadi lebih tipis.
Hal ini disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat
fundal dominan sehingga seolah-olah serviks tertarik ke atas
dan lama kelamaan menjadi tipis. Setelah servik dalam kondisi
menipis penuh, maka tahap berikutnya adalah pembukaan.
Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus ke atas
secara terus-menerus saat uterus berkontraksi. Persalinan kala I
dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
18

1) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai


sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8
jam.
2) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam
dan dibagi dalam 3 subfase.
a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 3-4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

Fase diatas dijumpai pada primigravida. Pada multigravida


tahapannya sama namun waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya.
Pada primigravida berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam. Mekanisme membukanya serviks
berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada primigravida
ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks
akan mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri eksternum
membuka. Namun pada multigravida, ostium uteri internum dan
ekstrenum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
waktu yang sama.

c) Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan
hampir atau sudah lengka. Tidak jarang ketuban harus
dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap. Bila ketuban
telah pecah sebelum pembukaan 5 cm, disebut Ketuban Pecah
Dini (KPD).12
19

2) Perubahan psikologis pada kala I


a) Kala I fase laten
Pada awal persalinan, kadang pasien belum cukup yakin
bahwa ia akan benar-benar melahirkan meskipun tanda
persalinan sudah cukup jelas. Pada tahap ini penting bagi orang
terdekat dan bidan untuk menyakinkan dan memberikan
support mental terhdap kemajuan perkembangan persalinan.
Seiring dengan kemajuan proses persalinan dan intensitas
rasa sakit akibat his yang meningkat, pasien akan mulai
merasakan putus asa dan lelah. Pasien akan senang setiap kali
dilakukan pemeriksaan dalam dan berharap bahwa hasil
pemeriksaan mengindikasikan bahwa proses persalinan akan
segera berakhir.12
b) Kala I fase aktif
Memasuki kala I fase aktif, sebagian besar pasien akan
mengalami penurunan stamina dan sudah tidak mampu lagi
untuk turun dari tempat tidur, terutama pada primigravida.
Pada fase ini pasien sangat tidak suka jika diajak bicara atau
diberi nasehat mengenai apa yang seharusnya dilakukan. Ia
lebih fokus untuk berjuang mengendalikan rasa sakit dan
keinginan untuk meneran.
Jika tidak dapat mengendalikan rasa sakit dengan
pengaturan nafas dengan benar, maka ia akan mulai menangis
atau bahkan berteriak-teriak dan mungkin akan meluapkan
kemarahan kepada suami atau orang terdekatnya. Perhatian
terhadap orang-orang disekitarnya akan sangat sedikit
berpengaruh, sehingga jika ada keluarga atau teman yang
datang untuk memberikan dukungan mental, sama sekali tidak
20

akan bermanfaat dan mungkin justru akan sangat


12
menganggunya.
c) Kala I akhir
Menjelang kala II pasien sudah dapat mengatasi kembali
rasa sakit akibat his dan keperacayaan dirinya mulai tumbuh.
Pada fase ini ia akan kembali bersemangat untuk menghadapi
persalinannya. Ia akan fokus dengan instruksi yang diberikan
oleh bidan. Pada fase ini ia sangat membutuhkan dukungan
mental untuk tahap persalinannya berikutnya dan apresiasi
terhadap keberhasilannya dalam melewati tahap-tahap
sebelumnya.12
3) Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan.
tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil
observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal atau tidak. Jika digunakan secara
tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan
untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan
yang diberikan selama persalianan dan kelahiran, serta
menggunakan informasi yang tercatat, sehingga secara dini
mengidentifikasi adanya penyulit persalinan dan membuat
keputusan yang sesuai dan tepat waktu. Pencatatan pada partograf
dimulai saat kalanI fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm.8
b. Asuhan persalinan kala II
Kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan lebih cepat yaitu setiap 2
menit sekali dengan durasi >40 detik, dan intensitas semakin lama
semakin kuat. Karena biasanya pada tahap ini kepala janin sudah
masuk dalam ruang panggul, maka pada his dirasakan adanya tekanan
21

pada otot-otot dasar panggul yang secara refleks menimbulkan rasa


ingin meneran. Pasien merasakan adanya tekanan pada rektum dan
merasa seperti ingin BAB.12
1) Perubahan fisiologis
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua
dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Tanda dan gejala bahwa
kala dua persalinan sudah dekat adalah :
a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b) Perineum menonjol
c) Ibu kemungkinan merasa ingin buang air besar karena
meningkatnya tekanan pada rektum atau vaginanya
d) Vulva vagina, dan spingter anus membuka
e) Jumlah pengeluaran lendir dan darah serta air ketuban
meningkat.21
2) Asuhan Sayang Ibu
a) Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang aman, berdasarkan
temuan, dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu.
b) Asuhan sayang ibu membantu pasien merasa nyaman dan aman
selama proses persalinan yaitu dengan menghargai kebiasaan
budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan, serta melibatkan
pasien dan keluarga sebagai pembuat keputusan, secara
emosional sifatnya mendukung. Asuhan sayang ibu melindungi
hak-hak pasien untuk mendapatkan privasi dan menggunakan
sentuhan hanya seperlunya.
c) Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan
dan persalinan merupakan proses alamiah, maka intervensi dan
22

pengobatan yang tidak perlu untuk proses alamiah ini harus


dihindari.
d) Asuhan sayang ibu berpusat pada pasien dan bukan pada petugas
kesehatan. Selalu melihat dahulu pada cara pengobatan yang
sederhana dan non intervensi sebelum berpaling ke teknologi.
Studi yang telah dilakukan di beberapa pusat kesehatan utama
dan di pusat sarana persalinan telah menunjukkan bahwa
intervensi bergantung pada falsafah pengasuhan dan bukan pada
risiko medisnya. Intervensi yang meningkat tidak akan
memperbaiki hasil, bahkan bisa memperburuk keadaan.
e) Asuhan sayang ibu menjamin bahwa pasien dan keluarganya
diberitahu tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang ia
diharapkan. Sama seperti pada kala I, selama kala II bidan harus
menjelaskan apa yang akan dilakukan serta alasannya sebelum
melakukan tindakan, dan menjelaskan hasil pemeriksaan yang
dilakukannya.11
3) Posisi meneran
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal,
tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk
membantu ibu tetap tenang dan rileks sebagai bidan tidak oleh
memaksakan pemilihan posisi ibu. Sebaliknya peran bidan adalah
untuk mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun yang
dipilihnya. Seperti berikut duduk atau setengah duduk, merangkak,
berjongkok atau berdiri, berbaring miring kiri.11
4) Amniotomi
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput ketuban
(amnion) dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan
melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan
23

didalam rongga amnion. Tindakan ini hanya dilakukan pada saat


pembukaan lengkap atau hampir lengkap agar penyelesaian proses
persalinan berlangsung sebagaimana mestinya. Cairan amnion
berfungsi sebagai pelindung bagi bayi dari tekanan kontraksi
uterus.12 Amniotomi sering dilakukan dengan maksud untuk
menentukan kondisi cairan ketuban, bercampur dara, meconium
atau jernih. Amniotomi juga dilakukan untuk mempersingkat
persalinan.
5) Episiotomi
Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang
menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput
dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia
perineum dan kulit sebelah depan perineum.12 Teknik episiotomi
diantaranya adalah episiotomi medialis (dari ujung bawah itroitus
vagina sampa batas atas otot-otot sfingter ani), episiotomi
mediolateralis (dari bagian belakang introitus vagina menuju ke
arah belakang dan samping), episiotomi lateralis (dilakukan ke arah
lateral). Indikasi untuk melakukan episiotomi dapat timbul dari
pihak ibu maupun pihak janin.
a) Indikasi Janin
(1) Sewaktu melahirkan janin prematur. Tujuannya untuk
mencegah terjadinya trauma yang berlebihan pada kepala
janin.
(2) Sewaktu melahirkan janin letak sungsang.
(3) Melahirkan janin dengan cunam, ekstrasi vakum dan janin
besar.
24

b) Indikasi Ibu
Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan sehingga
ditakuti akan terjadi robekan perineum, bila pada primipara,
persalinan sungsang, persalinan dengan cunam, ekstrasi vakum,
dan anak besar.12
c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri agak diatas
pusat. Berapa saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta akan lepas
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar secara spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri.
1) Perubahan fisiologis pada kala III
Setelah bayi lahir, uterus masih mengadakan kontraksi yang
mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri tempat
implantasi plasenta. Oleh karena tempat implantasi plasenta
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah,
maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta kana turun ke bagian bawah
uterus atau bagian atas vagina.22 Tanda-tanda pelepasan plasenta :
a) Perubahan dinding dan bentuk fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus turun hingga
dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta
terdorong kebawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada
diatas pusat.
b) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat memanjang atau menjulur melalui vulva dan
vagina.
25

c) Semburan darah tiba-tiba


Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dan dibantu gaya gravitasi. Semburan
darah yang tiba-tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul
di antara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal
plasenta, keluar melalui tepi plasenta yang terlepas.22
2) Manajemen aktif kala III
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang lebih efektif seingga dapat memeperpendek
waktu kala III persalianan dan mengurangi kehilangan darah
diandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Manajemen aktif
kala III terdiri dari :
a) Pemberian suntikan oksitosin
Langkah pertama sebelum melakukan penyuntikan
oksitosin yaitu melakukan pengecekan janin kedua alasannya
karena oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi yang akan
menurunkan pasokan oksigen kepada bayi. Selambat-
lambatnya dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir segera
suntikkan oksitosin 10 unit secara IM (intramuscular).22
b) Penegangan tali pusat terkendali
Pertama-tama yang dilakukan adalah memindahkan klem
kedua yang telah dijepit sewaktu kala II persalinan pada tali
pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, alasannya dengan memegang
tali pusat lebih dekat ke vulva akan mencegah avulsi. Setelah
itu melakukan dorso kranial, melakukan penegangan tali pusat
terkendali sambil melihat tanda-tanda pelepasan plasenta.
Jika sudah terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta tetap
tegangkan tali pusat ke arah awah mengikuti jalan lahir dengan
26

alasan dapat mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. Jika


pada saat plasenta terlihat di introitus vagina, teruskan
melahirkan plasenta dengan kedua tangan. Lakukan penarikan
secara lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput
ketuban.22
c) Masase uterus
Segera setelah kelahiran plasenta, lakukan pemijatan
fundus uteri dengan meletakkan telapak tangan pada fundus
uteri, kemudian menjelaskan kepada ibu tentang kemungkinan
ibu akan merasakan ketidaknyaman. Kemudian menggerakkan
tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga uterus
berkontraksi selama 15 detik. Periksa kelengkapan plasenta
dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap. Periksa
uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan bahwa
uterus berkontraksi dengan baik.22
d. Asuhan Kala IV (Kala Pengawasan)
Dua jam setelah persalinan merupakan saat yang paling kritis bagi
pasien dan bayinya. Tubuh pasien melakukan adaptasi yang luar biasa
setelah kelahiran bayinya agar kondisi tubuh kembali stabil,
sedangkan bayi melakukan adapatsi terhadap perubahan lingkungan
hidupnya diluar uterus.22
1) Fisiologis kala IV
a) Tanda vital
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi,
pernapasan akan berangsur kembali normal. Suhu pasien
biasanya akan mengalami sedikit peningkatan, masih diawah
380 C, hal ini disebabkan oleh kurangnya cairan dan kelelahan.
27

Jika intake cairan aik, maka suhu akan berangsur normal


kembali setelah dua jam.
b) Gemetar
Kadang dijumpai pasien pasca peralinan mengalami gemetaran,
hal ini normal sepanjang suhu masih diawah 380C.
c) Sistem gastrointestinal
Selama dua jam pasca persalinaan kadang dijumpai paien meras
mual sampai muntah, mengatasi hal ini dengan posisi tubuh
yang memungkinkan dapat mencegah terajadinya aspirasi ke
saluran pernapasan dengan setengah duduk atau duduk ditempat
tidur.
d) Sistem renal
Selama 2-4 jam pasca persalinan kandung kemih masih dalam
keadaan hipotonik akiat adanya alostaksis, sehingga sering
dijumpai kandung kemih dalam keadaan penuh dan mengalami
pembesaran. Hal ini disebabkan oleh tekanan pada kandung
kemih dan uretra selama persalinan. Kondisi ini dapat
diringankan dengan selalu mengusahakan kandung kemih
kosong selama persalinan untuk menceegah trauma. Setelah
melahirkan, kandung kemih sebaiknya tetap kosong guna
mencegah uterus berubah posisi dan mengalami atoni.
e) Serviks
Perubahan-perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi
lahir, bentuk serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini
disebabkan oleh korpus uterus yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehinga seolah-
olah pada perbatasan antara korpus dan serviks berbentuk
semacam cincin. Indikasi dalam pemeriksaan serviks
28

1) Aliran darah pervagina berwarna merah terang dari bagian


atas tiap laserasi yang diamati, jumlahnya menetap atau
sedikit setelah kontraksi uterus dipastikan
2) Persalinan cepat atau presipitatus
3) Manipulasi serviks selama persalinan,misalnya untuk
mengurangi tepi anterior
4) Dorongan materanal (meneran) sebelum dilatasi maksimal.
5) Kelahiran peravagina dengan tindakan misalnya ekstrasi
vakum atau forcep.
6) Kelahiran traumatik, misalnya distosia bahu.
f) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.
Pada hari ke 5 pasca melahirkan perineum sudah mendapatkan
kembali bagian tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dibanding
keadaan sebelum hamil.22 Berat ringanya robekan perineum
diagi menjad 4 derajat yaitu:
29

Tabel 2.4 Robekan Perineum12


Robekan Derajat Derajat Dua Derajat Tiga Derajat Empat
Perineum Satu
Lokasi Mukosa Mukosa Mukosa vagina, Mukosa vagina,
robekan vagina, vagina, komisura komisura posterior,
komisura komisura posterior, kulit kulit perineum,
posterior, posterior, kulit perineum, otot otot perineum,
kulit perineum, otot perineum, spingter ani,
perineum perineum spingter ani dinding depan
rektum

Tata Tidak Jahit Penolong APN Penolong APN


laksana perlu menggunakan tidak diekali tidak diekali
dijahit jika teknik yang keterampilan keterampilan untuk
tidak ada sesuai dengan untuk reparasi reparasi laserasi
perdarahan kondisi pasien laserasi perineum derajat
dan aposisi perineum tiga dan empat.
luka baik derajat tiga dan Segera rujuk ke
empat. Segera faskes rujukan.
rujuk ke faskes
rujukan.
g) Vulva vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap dalam
keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
dalam keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol.12
2) Kebutuhan ibu pada kala IV
a) Hidrasi dan nutrisi
Berikan minum sebanyak yang pasien inginkan, karena saat ini
ia merasa haus akibat kelelahan dan pengeluaran keringat yang
banyak saat persalinan. Berikan pasien makan sesuai dengan
menu yang ada saat itu.
30

b) Hygiene dan kenyamanan pasien


Rambut dirapihkan, wajah diseka dengan air hangat
menggunakan handuk, tidak perlu memakai breast holder (BH)
karena sedang dilakukan proses IMD (insiasi menyusu dini).
Alas diatas perlak diganti dengan yang bersih dan kering.
Dibawah bokong dialasi under pad. Jika pasien merasa gerah,
keluarga dapat membantu mengipasi pasien.
c) Bimbingan dan dukungan untuk BAK
Meyakinkan pasien bahwa BAK sedini mungkin tidak akan
menganggu proses penyemuhan jahitan perineum. Jelaskan
bahaya menunda BAK dan pengaruhnya terhadap proses involusi
uterus. Dampingi pasien saat mengawali BAK pasca persalinan,
untuk selanjutnya tugas ini dapat diberikan kepada keluarga
pasien.
d) Informasi dan bimbingan sejelas-jelasnya mengenai apa yang
terjadi dengan tubuhnya dan apa yang harus ia lakukan
berkaiatan dengan kondisinya.
e) Kehadiran bidan sebagai pendamping selama dua jam
psacpersalinan serta keluarga atau orang-orang terdekatnya.
f) Dukungan untuk menjalin hubungan awal dengan bayinya,
terutama saat pemberian ASI awal.
g) Posisi tubuh dan lingkungan yang nyaman setelah saat-saat berat
menjalani persalinan.
h) Pemberian analgesik (jika diperlukan).
i) Tempat dan alas tidur yang bersih agar tidak terjadi infeki
setelah persalinan, dekontaminasi alas plastik, tempat tidur, dan
matras dengan larutan klorin 0,5% kemudian cuci dengan
detergen dan bilas dengan air bersih. Jika sudah bersih,
31

keringkan dengan kain bersih supaya pasien tidak berbaring


diatas.
3) Pemantauan kala IV
a) Tanda-tanda vital
Tekanan darah dan nadi selama satu jam pertama dilakukan
pemantauan setiap 15 menit dan pada satu jam kedua setiap 30
menit sekali. Untuk pengukuran suhu dan respirasi dilakukan
pemantauan respirasi dan suhu setiap jam selama dua jam
pertama pasca persalinan.
b) Kontraksi uterus
Pemantauan kontraksi uterus dilakukan setiap 15 menit selama
satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua.
Pemantauan ini dilakukan bersamaan dengan masase fundus
uterus secara sirkular.
c) Lokia
Lokia dapat dipantau bersamaan dengan masase uterus. Jika
uterus berkontraksi dengan baik makan aliran lokia tidak akan
terlihat banyak, namun jika saat uterus berkontraksi terlihat
lokia yang keluar lebih banyak maka diperlukan suatu
pengkajain lebih lanjut.
d) Kandung kemih
Pada kala IV bidan memastikan bahwa kandung kemih selalu
dalam keadaan kosong setiap 15 menit sekali dalam satu jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit sekali pada satu
jam kedua. Ini sangat penting untuk dilakukan untuk mencegah
beberapa penyulit akibat penuhnya kandung kemih, seperti:
1) Kandung kemih yang penuh akan menyebabkan atonia uteri
dan menyebabkan perubahan poisisi uterus
32

2) Urine yang terlalu lama berada dalam kandung kemih akan


berpotensi menyebabkan infeksi saluran kemih.
3) Secara psikologis akan menyebabkan kekhawatiran yang
berpengaruh terhadap penerimaan pasien berkaitan dengan
perubahan perannya.
e) Perineum
Setelah pengkajian derajat robekan, perineum kembali dikaji
dengan melihat adanya edema, memar, dan pembentukan
hematom yang dilakukan bersamaan saat mengkaji lokia.
Pengkajian ini termasuk juga untuk mengetahui apakah terjadi
hemoroid atau tidak.12
5. APN (Asuhan Persalinan Normal)
Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir serta bertujuan untuk penvegahan
komplikasi terutama perdarahan, pasca persalinan, hipotermi dan aspiksia
bayi baru lahir.8
C. Masa Nifas
1. Definisi
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
berlangsung kira-kira 6 minggu.23
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu.24
33

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah


masa pemulihan dimulai sejak plasenta lahir sampai alat kandungan
kembali ke bentuk sebelum hamil.
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Involusi Uterus
Involusi uterus adalah perubahan organ tubuh yaitu uterus yang
berangsur–angsur kembali menjadi ukuran normal. Pada saat janin
dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir
tinggi fundus uteri sekitar lebih kurang 2 jari di bawah pusat. Pada hari
ke – 5 postpartum uterus tingginya 7 cm di atas simfisis atau setengah
jarak simfisis ke pusat, dan setelah 12 hari uterus tidak dapat diraba
lagi diatas simfisis. Otot-otot uterus akan segera berkontraksi saat
postpartum, pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman
otot-otot uterus akan terjepit dan proses ini dapat menghentikan
perdarahan setelah plasenta dilahirkan.25
Tabel 2.5 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi24

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir 1 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram


2 minggu Tidak teraba atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu sebesar normal

b. Diastasis
Penentuan jumlah diastasis rekti digunakan sebagai alat objektif untuk
mengevaluasi tonus otot abdomen. Diastasis adalah derajat pemisahan
otot rektus abdomen (rektus abdominis). Pemisahan ini diukur
menggunakan lebar jari ketika otot abdomen kontraksi dan relaksasi.
34

Nilai normal diastasis rekti 2/5. Nilai 2 saat otot abdomen


berkontraksi, nilai 5 saat otot abdomen relaksasi.13
c. Lochea
Pengeluaran lochea yang ada dalam masa nifas yaitu:
1) Lochea rubra (cruenta) : terjadi pada hari pertama dan kedua
postpartum yang terdiri atas darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekoneum.
2) Lochea sanguinolenta : terjadi pada hari ke 3 – 7 hari postpartum
yang berwarna merah kuning berisi darah bercampur lendir.
3) Lochea serosa : terjadi pada hari ketujuh sampai keempat belas,
lochea ini berwarna agak kuning, cairan tidak berdarah lagi.
4) Lochea alba : terjadi setelah 2 minggu post partum lochea ini hanya
berupa cairan putih.25
d. Serviks
Saat postpartum bentuk serviks agak menganga seperti corong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak dapat berkontraksi, sehingga
terlihat seperti ada pembatas antara korpus dan serviks yang berbentuk
seperti cincin. Serviks berwarna merah kehitam – hitaman karena
penuh dengan pembuluh darah, setelah janin dilahirkan tangan
pemeriksa dapat dimasukan kedalam kavum uteri, setelah 2 jam hanya
dapat dimasukan 2 – 3 jari ke dalam kavum uteri, dan setelah 1
minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari ke dalam kavum uteri.25
e. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis
Ligamen-ligamen : ligamen, flasia, diafragma pelvis yang
meregang pada waktu persalinan dan setelah bayi lahir, secara
berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Dan tidak jarang
ligamentum rotundum menjadi kendor sehingga mengakibatkan uterus
35

jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, untuk memulihkannya


kembali diperlukan latihan-latihan tertentu dan pada dua hari post
partum sudah dapat diberikan fisioterapi.25
f. Rasa sakit (After pains)
Rasa sakit (after pains), biasanya terjadi meriang atau mules-mules
sesudah partus hal ini disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya
berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perasaan mules ini lebih terasa
bila wanita tersebut sedang menyusui.25
g. Laktasi
Sejak kehamilan muda sudah terdapat persiapan-persiapan pada
kelenjar mammae untuk menghadapi masa laktasi. Perubahaan yang
terdapat pada kedua antara lain sebagai berikut:
1) Proliferasi jaringan terutama pada kelenjar-kelenjar dan alveolus
mammae dan lemak.
2) Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
di keluarkan, berwarna kuning (colostrum).
3) Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian
dalam mammae dimana vena-vena berdilatasi dengan tampak
jelas.
4) Setelah melahirkan pengaruh menekan dari estrogen dan
progesteron terhadap hipofisis hilang sehingga timbul pengaruh
hormon-hormon hipofisis kembali, antara lain prolaktin yang akan
dihasilkan oleh hipofisis. Pengaruh oksitosin mengakibatkan
miopitelium kelenjar – kelenjar susu berkontraksi sehingga
pengeluaran air susu dapat dilaksanakan, umumnya produksi air
susu baru berlangsung pada hari 2-3 postpartum.25
36

3. Asuhan Masa Nifas


Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis antara ibu
dan bayinya, yaitu :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikis.
2. Melakukan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.14
Tabel 2.6 Frekuensi Kunjungan Nifas14
Kunjungan Waktu Tujuan
1. Mencegah perderahan masa nifas karena atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
6-8 jam rujuk jika perdarahan berlanjut
1 setelah 3. Pemberian ASI awal
persalinan 4. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
5. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
6 hari
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan
2 setelah
dan istirahat.
persalinan
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
2 minggu
3 setelah Setelah sepert diatas (6 hari setelah persalinan)
persalinan
6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau
4 setelah bayi akan alami.
persalinan 2. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
37

4. Kebutuhan Masa Nifas


a. Nutrisi dan cairan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang
serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat
penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet
yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi
protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu yang menyusui harus
memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2) Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
4) Jenis-Jenis Vitamin
a) Fe (zat besi )
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.
b) Vitamin A
Ibu menyusui juga mendapatkan tambahan berupa kaspul
Vitamin A (200.000 IU) yang diberikan 1 kapsul 200.000 IU
diminum segera setelah pascapersalinan dan 1 kapsul 200.000
IU diminum 24 jam kemudian. Dibutuhkan untuk pertumbuhan
sel,gigi, tulang, perkembangan syaraf penglihatan,
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber:
kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau.
c) Vitamin B1 (Thiamin)
Dibutuhkan untuk agar kerja syaraf dan jantung normal, nafsu
makan yang baik, membentu proses pencernaan makanan,
meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan
38

mengurangi kelelahan. Sumber : hati, kuning telur, susu,


kacang-kacangan, tomat, kentang.
d) Vitamin B2 (Riboflavin)
Dibutuhkan untuk pertumbuhan vitalitas, nafsu makan,
pencernaan, jaringan kulit dan mata. Sumber : hati, kuning telur,
susu, keju, sayuran berwarna hijau.
e) Vitamin B3 (Niacin)
Dibutuhkan untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan
syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuning terlu, dagingm
kaldung daing, kacang-kacangan beras merah, jamur dan tomat.
f) Vitamin B6 (Pyridoksin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan
gigi dan gusi. Sumber : gandum, jagung, hati, daging.
g) Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan
jaringan. Sumber : telur, daging, hati, keju, ikan laut.
h) Vitamin C
Dibutuhkan untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu
jatingan ikat (untuk penyembuhan luka) pertumbuhan tulang,
gigi, gusi dan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber :
jeruk, tomat, melon, jambu.
i) Vitamin D
Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukan tulang, dan gigi
serta penyerapan kalsium. Sumber : minyak ikan, susu.
j) Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses
pembekuan darah normal. Sumber : telur, hati, brokoli,
asparagus dan bayam.26
39

b. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat
tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Keuntungan dari ambulasi dini adalah sebagai berikut :
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan ambulasi dini.
2) Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
3) Ambulasi dini memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat
anaknya selama ibu berada di rumah sakit.
4) Ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak
menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi
penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut.9
c. Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika
dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih
belum melebihi 100 cc, maka dilakukan katerisasi. Akan tetapi, jika
ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk
katerisasi. Berikut ini sebab terjadinya retensio urin pada ibu post
partum adalah sebagai berikut :
1) Berkurangnya tekanan intra abdominal.
2) Otot-otot perut masih lemah.
3) Edema dan uretra.
4) Dinding kandung kemih kurang sensitif.
Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (defekasi)
setelah hari kedua post partum. Jika hari ketiga belum juga BAB,
maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rektal. Jika
setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka
dilakukan klisma (huknah).9
40

d. Personal hygiene
Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. Langkah-langkah yang
dapat diperlukan untuk menjaga kebersihan diri ibu post partum
adalah sebagai berikut:
1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.
2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan
daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang
kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk
membersihkan vulva setiap kali selesai BAK dan BAB.
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari dan telah
disetrika.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada
ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut.9
e. Istirahat dan tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
41

2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga


secara perlahan, serta untuk tidur siang dan beristirahat selama
bayi tidur.
3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
a) Mengurangi jumlah ASI yang di produksi.
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.9
f. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
2) Banyak budaya yang memiliki tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.9
g. Perawatan luka perineum
Perawatan luka perineum adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar
manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit
sampai dengan sehat. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha
yang dibatasi oleh vulva dan anus. Perawatan yang di lakukan pada
daerah perineum yang terdapat laserasi luka jalan lahir episiotomy.9
42

6. Tanda Bahaya Masa Nifas


a. Perdarahan lewat jalan lahir
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
c. Bengkak diwajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan kejang-
kejang.
d. Demam lebih dari 2 hari.
e. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit.
f. Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi).
7. Keluarga Berencana (KB)
KB Pasca persalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan alat
kontrasepsi langsung sesudah melahirkan sampai 6 minggu/42 hari
sesudah melahirkan. Prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang
digunakan tidak mengganggu produksi ASI.
a. Metode kontrasepsi jangka panjang:
1) Metode Operasi Wanita (MOW), metode Operasi Pria (MOP) Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, jangka waktu
penggunaan bisa sampai 10 tahun.
2) Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu penggunaan 3
tahun.
b. Metode kontrasepsi jangka pendek
1) Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan
suntikan 3 bulan. Untuk ibu menyusui, tidak disarankan
menggunakan suntikan 1 bulan, karena akan mengganggu produksi
ASI
2) Pil KB.
3) Kondom
43

c. Metode Jangka Panjang Metode Jangka Pendek


1) Metode jangka panjang sangat efektif tidak mudah dikembalikan
seperti semula
2) Metode jangka pendek sangat efektif dengan pemakaian yang
benar dan perlu pengulangan.
D. Bayi Baru Lahir
1. Definisi
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram.16
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia genap 37
minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram.21
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bayi baru lahir normal
adalah bayi lahir dari usia kehamilan 37 minggu dengan berat 2500-4000
gram.
2. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir
a. Sistem Pernapasan.
Pola pernapasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal
yang cukup bulan. Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi
menjadi dangkal dan tidak teratur, 30-60 kali per menit.
b. Sistem Kardiovaskuler.
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang mencolok setelah
bayi lahir. Foramen ovale, duktus arteriosus dan duktus venosus
menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikallis dan arteri hepatica
menjadi ligament. Napas pertama yang dilakukan bayi baru lahir
menyebabkan paru mengembang dan menurunkan resistensi vaskuler
pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Perubahan tekanan ini
44

menyebabkan foramen ovale menutup. Frekuensi denyut jantung bayi


rata-rata 140 -160 kali per menit saat lahir.
c. Sistem Pencernaan
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna,
memetabolisme dan mengabsorpsi protein dan karbohidrat sederhana,
serta mengonsumsi lemak. Kapasitas lambung bervariasi dari 30-90
ml, bergantung pada ukuran bayi.
d. Sistem Reproduksi.
1) Perempuan. Saat lahir. Peningkatan kadar estrogen selama masa
hamil, yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir,
mengakibatkan pengeluaran suatu cairan mukoid atau kadang-
kadang pengeluaran bercak darah melalui vagina
(pseudomenstruasi). Pada bayi baru lahir cukup bulan, labia mayora
dan minora menutupi vestibulum. Pada bayi kurang bulan, klitoris
menonjol dan labia mayora kecil dan terbuka.
2) Laki-laki. Pada bayi baru lahir normal testis sudah turun ke
skrotum, prepusium ketat pada ujung penis, terdapat rugae yang
melapisi kantung skrotum.

Pembengkakan jaringan payudara pada bayi baru lahir perempuan


maupun laki-laki disebabkan oleh peningkatan estrogen selama hamil.
f. Sistem Integumen.
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih
belum matang. Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan beberapa
jam setelah lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna kulit
normal.27
45

3. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir


a. Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga
kelahiran bayi, dikenal sebagai asuhan esensial neonatal yang
meliputi:
1) Persalinan bersih dan aman.
2) Inisiasi pernapasan spontan.
3) Menjaga bayi agar tetap hangat.
4) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
5) Pencegahan infeksi.
6) Penilaian awal.
7) Mencegah kehilangan panas tubuh.
8) Rangsangan taktil.
9) Merawat tali pusat.
10) Memulai pemberian ASI.28
b. Penilaian awal pada bayi baru lahir
1) Menangis kuat atau bernapas tanpa kesulitan.
2) Warna kulit (merah muda, pucat atau kebiruan).
3) Gerakan, posisi ekstremitas atau tonus otot bayi.
4) Usia kehamilan saat melahirkan cukup bulan atau tidak.
5) Terdapat meconium pada air ketuban atau tidak.28
c. Rekomendasi memandikan bayi baru lahir :
1) Tunggu minimal 6 jam sebelum memandikan bayi.
2) Lakukan setelah temperature suhu bayi stabil (36.50C-37.50C)
3) Mandikan dalam ruangan yang hangat dan tidak banyak hembusan
angin.
4) Mandikan secara cepat dengan menggunakan air hangat, segera
keringkan dengan handuk bersih, kering dan hangat. Dan segera
kenakan pakaian.
46

5) Tempatkan bayi didekat ibunya dan diberi ASI sedini mungkin.28


d. Kunjungan ulang. Terdapat minimal tiga kali kunjungan ulang bayi
baru lahir :
1) Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
2) Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
3) Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)23
4. Asuhan pada Bayi usia 2-6 hari.
Prinsip Asuhan BBL. Sebelum memberikan asuhan pada bayi baru lahir,
sebaiknya bidan mengkaji hal-hal berikut:
1) Apakah bayi dilahirkan oleh ibu yang mengalami komplikasi dalam
persalinan ?
2) Apakah bayi mempunyai kondisi atau masalah yang harus ditangani ?
3) Apakah kondisi ibu memungkinkan merawat bayi secara penuh,
sebagian, atau tidak sama sekali ?
Pada hari kedua sampai keenam ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
asuhan pda bayi, yaitu sebagai berikut :
a. Kebersihan kulit
Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Bagian-bagian seperti
wajah, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur.
Sebaiknya orang tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi
diharuskan untuk mencucui tangan terlebih dahulu.
b. Keamanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjga keamanan bayi adalah
dengan tetap menjaganya, jangan sekali pun meninggalkan bayi tanpa
ada yang menunggu. Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan
apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak.
c. Tanda-tanda bahaya.
1) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit.
47

2) Terlalu hangat (>380C) atau terlalu dingin (<360C)


3) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau mear.
4) Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk
berlebihan.
5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau dan berdarah.
6) Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah,
bengkak, bau busuk, keluar cairan dan pernapasan sulit.
7) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam. Feses lembek
atau cair, sering berwarna hijau tua dan terdaoat lendir atau darah.
8) Mengigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang.
d. Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi pulang.
1) Perawatan tali pusat
Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara
perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu
dengan membiarkan tali pusat terbuka dan membersihkan hanya
dengan air bersih. Bidan hendaknya menasihati ibu agar tidak
membubuhkan apa pun pada adaerah sekitar tali pusat karena
dapat mengakibatkan infeksi.
2) Pemberian ASI
Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sesering mungkin. Dan
menasihati ibu untuk tidak memberikan bayi makanan apapun
selain ASI sampai usia bayi 6 bulan.
3) Jaga kehangatan bayi
Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak antara ibu
dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan
serta mempertahankan panas tubuh bayi. Apabila suhu bayi
menurun < 36.50C segera hangatkan bayi dengan teknik metode
kangguru. Perawatan dengan metode kangguru merupakan cara
48

efektf untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar


yaitu kehangatan, keselamatan, kasih saying, ASI, perlindugan dari
infeksi dan stimulasi.
e. Imunisasi
Imunisasi merupakan cara atau transfer antibody secara pasif.
Imunisasi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak bayi terpajan pada
antigen yang serupa tidak terjadi sakit.
Tujuan imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi). Beberapa jenis imunisasi dasar16.
Beberapa jenis imunisasi dasar yaitu BCG (Bacille Calmette Guerin),
Hepatitis, DPT, Polio, dan Campak. Jadwal pelayanan imunisasi rutin
adalah :
Table 2.7 Jadwal Imunisasi Rutin pada Bayi17
Jenis
Usia pemberian Jumlah pemberian Interval minimal
imunisasi
Hepatitis B 0-7 hari 1 -
BCG 1 bulan 1 -
Polio/IPV 1,2,3,4, bulan 4 4 minggu
DPT-Hb-Hib 2,3,4 bulan 3 4 minggu
Campak 9 bulan 1 -

5. Rencana Asuhan Bayi Pada Usia 1-6 Minggu


Keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan bayi yang
meliputi hal-hal berikut:
1) Tampat tidur yang tepat. Tempat tidur harus hangat, diletakkan
didekat tempat tidur ibu,
2) Memandikan bayi. Bayi harus tetap dijaga kebersihannya dengan
menyekanya lembut dan juga membersihkan bagian lipatan kulitnya.
49

3) Mengenakan pakaian. Pertahankan suhu tubuh bayi hangat, pakaian


bayi seharusnya yang menyerap keringat, mengganti pakaian bila
lembab dan kotor.
4) Perawatan tali pusat. Perawatan dilakukan dengan tidak
membubuhkan apa pun pada tali pusat bayi. Menjaga tali pusat bayi
untuk tetap kering.
5) Perawatan hidung. Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat
dan sulit bernapas. Hindari memasukkan gumpalan kapas pada hidung
bayi.
6) Perawatan mata dan telinga. Telinga harus dibersihkan setiap kali
sehabis mandi.
9) Pemantauan berat bayi. Bayi yang sehat akan mengalamibpenambahan
berat badan setiap bulannya. Bayi membutuhkan perawatan intensif
pada saat 6 minggu kelahiran guna menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya.
6. Kebutuhan Bayi baru Lahir
a. Kebutuhan Nutrisi
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum atau makan bayi
adalah membantu bayi mulai menyusui dengan pemberian ASI
ekslusif. Untuk itu perlu diketahui prinsip umum dalam menyusui
secara dini dan ekslusif sebagai berikut :
1) Bayi harus disusui segera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1
jam pertama) dan dilanjutkan selama 6 bulan pertama kehidupan.
2) Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang.
3) Bayi harus diberi ASI secara ekslusif selama 6 bulan pertama. Hal
ini mengartikan bahwa bayi tidak boleh diberikan makanan apapun
selain ASI selama 6 bulan.
50

4) Bayi harus disusui kapan saja bayi mau (on demand), siang atau
malam yang akan merangsang payudara memproduksi ASI secara
adekuat. Keuntungan yang diperoleh dari ASI sangat banyak,
selain baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi tetapi juga
menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.
b. Kebutuhan Eliminasi
1) Defekasi (BAB)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama
minggu pertama. Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai
hijau karena adanya mekonium) dikelurakan sejak hari ketiga
sampai hari keenam. Dalam 3 hari pertama feses bayi masih
bercampur mekonium dan frekuensi defekasi sebanyak 1 kali
dalam sehari. Bayi mulai memiliki pola defekasi yang normal pada
minggu kedua kehidupannya.
2) Berkemih (BAK)
Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun
pertama kehidupannya. Berkemih sering terjadi setelah periode ini
dengan frekuensi 6-10 kali sehari dengan urine yang pucat.
Kondisi ini menandakan masukan cairan yang cukup. Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK
harus diganti popoknya.
c. Kebutuhan Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.
Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari. Pada umunya bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3
bulan. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia bayi.
51

Tabel 2.8 Perubahan Pola Tidur Bayi12

Usia Lama tidur

1 minggu 16,5 jam

1 tahun 14 jam

2 tahun 13 jam

5 tahun 11 jam

9 tahun 10 jam

7. ASI Ekslusif
Alasan mengapa pemberian ASI harus diberikan selam 6 bulan adalah:
a. ASI mengandung zat gizi yang idela dan mencakupi untuk menjamin
tumbuh kembang sampai umur 6 bulan.
b. Bayi dibawah umur 6 bulan belum mempunyai enzim pencernan yang
sempurna, sehingga belum mampu mencerna makanan denga baik,
ginjal bayi yang masih muda belum mampu bekerja dengan baik.
c. Makanan tambahan seperti susu sapi biasanya mengandung banyak
mineral yang dapat memberatkan fungsi ginjalnya yang belum
sempurna pada bayi.
d. Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang
bebahaya bagi bayi, misalnya zat pewarna, dan zat pengawet.
e. Makanan tambahan bagi bayi muda mungkin menimbulkan alergi.
8. Mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir.
Suhu tubuh dipertahankan supaya tetap berada dalam rentang suhu tubuh
normal dengan memproduksi panas sebagai respons terhadap pengeluaran
panas. Hipertermia akibat pengeluaran panas secara berlebihan adalah
masalah yang membahayakan hidup bayi.
a. Evaporasi. Kehilangan panas tubuh melalui penguapan dari kulit yang
basah ke udara, karena bayi baru lahir diselimuti oleh air atau cairan
52

ketuban. Dapat terjadi pada bayi baru lahir bila tidak segera
dikeringkan.
b. Konduksi. Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung anatara
tubuh bayi dan benda atau permukaan yang temperaturnya lebih
rendah. Seperti, bayi ditempatkan langsung pada meja atau timbangan
tanpa alas.
c. Konveksi. Adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat tubuh bayi
terpapar udara atau lingkungan bertemperatur rendah. Misalnya, bayi
dilahirkan di kamar yang dengan pintu dan jendela terbuka, terdapat
AC atau kipas diruangan.
d. Radiasi. Adalah pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih
dingin di dekat tubuh bayi. Misalnya, suhu kamar bayi atau kamar
bersalin dibawah 25oC.16

Pencegahan kehilangan panas. Langkah-langkah pencegahan kehilangan


panas :
a. Keringkan tubuh bayi.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau dengan kain bersih, kering dan
hangat.
c. Tutupi bagian kepala bayi.
d. Melakukan kontak dini.
e. Jangan segera memandikan bayi.
f. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.27

E. Standar Pelayanan Kebidanan


Standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang
diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome)
sistem layanan kesehatan. Pada asuhan komprehensif :
53

1. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)


a. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
b. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
c. Standar 5 : Palpasi dan Abdominal
d. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
e. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
f. Standar 8 : Persiapan Persalinan
2. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
a. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I
b. Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman
c. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
d. Standar 12: Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui
Episiotomi.
3. Standar pelayanan nifas (3 standar)
a. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
b. Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
c. Standar 15 : PelayananbagiIbu dan Bayi pada Masa Nifas

F. Aplikasi Asuhan Kebidanan Komprehensif


1. ANC (antenatal care)
a. Subjektif
Pada pengkajian data subjektif untuk pemeriksaan kehamilan
dilakukan anamnesa meliputi keluhan utama, riwayat kebidanan
tentang HPHT, riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
dan suntik TT, riwayat kehamilan sekarang. Riwayat kesehatan apakah
pasien pernah atau sedang menderita penyakit seperti jantung, diabetes
melitus, ginjal, hipertensi, dan hepatitis. Riwayat sosial seperti status
perkawinan, respon keluarga , dukungan keluarga terhadap kehamilan
54

ini. Riwayat budaya tentang adat istiadat yang berkaitan dengan masa
hamil. Riwayat biologis seperti pola makan, pola minum, pola
istirahat, pola aktivitas sehari-hari perlu, dan Personal hygiene.12
b. Objektif
Pemantauan keadaan umum dan kesadaran umum dilakukan
dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Dilanjutkan
dengan pemantauan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi,
suhu, dan pernapasan. Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan
inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Meliputi pemeriksaan mulut,
payudara, abdomen yang meliputi secara inspeksi adakah luka bekas
operasi, adakah striae, dan linea.
Secara palpasi leopold I, leopold II, leopold III, leopold IV. Secara
auskultasi mendengar DJJ (denyut jantung janin)dan menghitung TBJ
(taksiran berat janin). Ekstermitas dilakukan pemeriksaan apakah ada
odema dan varices. Pada pemeriksaan genitalia dilakukan pemeriksaan
mengenai kebersihan, adakah pengeluaran cairan tertentu dan apakah
ada tanda-tanda infeksi.12
c. Analisa
Ny ...., usia....tahun, G....P...A...., hamil.....minggu, janin tunggal hidup
intrauterin keadaan ibu dan janin....
d. Penatalaksanaan
1) Evaluasi secara terus menerus mengenai :
a) Waspada adanya tanda bahaya kehamilan
b) Pengukuran tanda vital
c) Penegeluaran per vagina (waspada peradarahan)
d) Proses adaptasi psikologis pasien dan suami
e) Asupan cairan dan makanan
55

f) Kemampuan dan kemauan pasien untuk berperan dalam


perawatan kehamilannya.
2) Gangguan rasa ketidaknyamanan selama hamil
a) Sering buang air kecil
b) Nyeri di punggung
c) Kaki varises dan pegal
d) Keputihan
e) Sesak nafas
f) Mual-mual sampai muntah
g) Sering bersendawa
h) Panas perut
i) Jantung berdebar-debar
j) Susah buang air besar
3) Memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi, hygiene, istirahat
tidur, KB, hubungan seksual, senam hamil
4) Memfasilitasi menjadi orangtua.12
2. INC (Intranatal care)
a. Subjektif
Tanda dan gejala persalinan seperti timbunya rasa sakit oleh adanya his
yang datang lebih kuat, sering, dan teratur. Keluar lendir bercampur
darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada
serviks.Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada
pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.11
b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
Pemantauan keadaan umum dilakukan dengan mengamati keadaan
pasien secara keseluruhan. Kesadaran pasien dapat dengan
mengetahui tingkat kesadaran pasien composmentis (keasadaran
56

maksimal) sampai dengan koma(pasien tidak dalam keadaan sadar).


Dilanjutkan dengan pemantauan tanda-tanda vital seperti tekanan
darah, nadi, suhu , dan pernapasan.12
2) Pemeriksaan fisik
a) Mata
Dilakukan dengan pemeriksaan data fokus seperti mata yaitu
menilai konjungtiva merah muda atau pucat, warna sklera, dan
apakah ada gangguan penglihatan.12
b) Mulut
Pada pemeriksaan mulut dilakukan pemeriksaan seperi apakah ada
caries gigi, gigi berlubang dan warna gusi pucat atau merah muda
yang menandakan pasien kekurangan kalsium.12
c) Payudara
Pada pemeriksaan payudara dilakukan inspeksi tentang bentuk
payudara simetris atau tidak, keadaan puting, adakah retraksi
payuadara, dan benjolan serta nyeri tekan pada payudara.12
d) Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen dilakukan pemeriksaan secara inspeksi
adakah luka bekas operasi, adakah striae, dan linea. Pengukuran
TFU menggunakan perjarian dapat dilakukan sejak usia kehamilan
12 minggu. Dan menggunakan pita ukur sejak usia kehamilan 22
minggu. Pada pemeriksaan leopold I untuk mengetahui TFU dan
bagian janin yang ada di fundus. Leopold II untuk mengetahui
bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu. Leopold III
untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. Leopold
IV untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau
belum. Mengukur DJJ untuk mengetahui kesejahteraan janin, dan
57

mengukur taksiran berat janin untuk mengetahui perkembangan


janin di dalam perut ibu.12
e) Ekstremitas
Pada pemeriksaan ekstremitas dilakukan pemeriksaan apakah ada
odema dan varices.12
f) Genetalia
Pada genetalia dilakukan pemeriksaan dalam yang dilakukan 4 jam
sekali selama kala 1 persalinan dan selaput ketuban pecah.
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian pada pemeriksaan
dalam adalah menentukan keadaan vulva dan uretra, nilai kondisi
dinding vagina, tentukan konsisteni dan pendataran serviks,
mengukur besarnya pembukaan, menilai selaput ketuban warna
cairan amnion, menentukan persentasi dan seberapa jauh bagian
terbawah telah melalui jalan lahir.
c. Analisa
1) Kala I
Ny ...., usia....tahun, G....P...A...., hamil.....minggu, inpartu kala I
Fase....janin tunggal hidup intrauterin keadaan ibu dan janin....
2) Kala II
Inpartu kala II
3) Kala III
Inpartu kala III
4) Kala IV
Inpartu kala IV.... (dengan atau ada tidaknya robekan perineum)
d. Penatalaksanaan
1) Kala I
a) Pemantauan terus-menerus kemajuan persalinan menggunakan
partograf
58

b) Pemantauan terus-menerus tanda-tanda vital ibu


c) Pemantauan terus-menerus keadaan janin melalu pemgukuran DJJ.
d) Memenuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi ibu bersalin
e) Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi
f) Memenuhi kebutuhan eliminasi ibu dan memenuhi kebutuhan
personal hygiene
g) Menganjurkan tindakan yang memberikan rasa nyaman
h) Membantu ibu melakukan tindakan yang dapat mengurangi rasa
nyeri
i) Menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan
2) Kala II
a) Mendampingi agar ibu merasa nyaman
b) Memenuhi kebutuhan hidrasi
c) Menjaga kebersihan diri
d) Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
e) Jika ada lendir dan air ketuban segera dibersihkan
f) Membantu ibu menghilangkan rasa nyeri dengan melakukan
teknik relaksasi
g) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasandan
ketakutan ibu menjelang proses persalinan.
3) Kala III
a) Memberikan kesempatan kepada ibuu untuk memeluk bayinya dan
menyusuinya
b) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan
c) Pencegahan infeksi pada kala III
d) Memantau keadaan umum, tanda-tanda vital ibu, kontraksi dan
perdarahan.
e) Melakukan kolaborasi / rujukan jika terjadi kegawatdaruratan
59

f) Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III32


4) Kala IV
a) Rangsangan taktil (masase uterus) untuk merangsang uterus
berkontraksi
b) Evaluasi tinggi fundus uteri
c) Evaluasi jumlah perdarah yang keluar
3. PNC (Postnatal care)
a. Subjektif
1) Keluhan utama
Mengkaji apa yang menjadi keluhan saat ini, sejak kapan dan
bagaimana pengaruhnya kepada ibu
2) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Perlunya pengkajian ini dilakukan terutama pada ibu yang pernah
melahirkan sebelumnya mengenai adakah masalah pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
3) Riwayat persalinan sekarang
Mengkaji riwayat persalinan secara lengkap dengan menyertai durasi
setiap kala dalam persalinan serta masalah yang ditemui pada setiap
kala, dan tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut.
4) Riwayat kesehatan
Mengkaji apakah ibu memili riwayat penyakit atau sedang menderita
penyakit yang dianggap berpengaruh pada kondisi kesehatan saat ini.
Misalnya diabetes mellitus, infeksi saluran kecing dll.
5) Riwayat biologi
Mengkaji seperti kebutuhan nutrisi, eliminasi, istirahat, personal
hygiene, mobilisasi, seksual.
6) Riwayat psikososial ekonomi dan budaya
60

Respon ibu dan suami terhadap kelahiran bayi, pola hubungan ibu
engan suami dan keluarga, kehidupan budaya dan ekonomi keluarag
serta kepercayaan dan adat istiadat dalam masa nifas.
b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
Pemantauan keadaan umum dilakukan dengan mengamati keadaan
pasien secara keseluruhan. Kesadaran pasien dapat dengan mengetahui
tingkat kesadaran pasien composmentis (keasadaran maksimal) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar). Dilanjutkan dengan
pemantauan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu , dan
pernapasan.12
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala, wajah, leher
Periksa ekspresi wajah, adanya odema, sclera dan konjungtiva mata,
mucosa mulut, adanya pembesaran limfe, pembesaran kelenjar tiroid
dan peninggian vean jugularis.
b) Dada dan payudara
Auskultasi jantung dan paru-paru adakah rtraksi pada pernafasan dada.
Pengkajian payudara pada periode awal pasca partum meliputi
penampilandan intregitas puting, posisi bayi pada payudara, adanya
kolostrum, apakah payudara terisi susu, dan apakah adanya sumbatan
pada ductus, kongesti dan tanda-tanda mastitis potensial.
c) Abdomen dan uterus
Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, diatesis recti, dan kandung
kemih.
d) Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya odema, nyeri tekan atau
panas pada betis, adanya tanda homan, refleks.
61

e) Genetalia
Pengakjain perineum terhadap memar, odema, hematoma,
penyembuhan setiap jahitan, inflamsi.
c. Analisa
Ny ...., usia....tahun, P...A...., post partum.....hari keadaan ibu....
d. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan puerperium awal meliputi penatalaksanaanperawatan
ketika berada di fasilitas kesehatan setelah melahirkan dan ketika
kembali ke rumah
2) Memberi ppemulihan dan ketidaknyaman fisik
3) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
4) Pemenuhan kebutuhan mobilisasi dini
5) Pemberian obat-obatan
6) Perawatan payudara dan memberi bantuan dalam menyusui
7) Perawatan perineum termasuk pemulihan ketidaknyaman pascapartum
8) Memfasilitasi pelaksanaan peran sebagai orangtua
9) Melakukan pengkajian bayi selama kunjungan rumah jika diperlukan.
4. BBL (bayi baru lahir)
a. Subjektif
1) Identitas bayi, usia, anggal dan jam lahir, jenis kelamin
2) Identitas orangtua, nama, usia, alamat, pendidikan, agama, pekerjaan
3) Riwayat kehamilan meliputi paritas, HPHT, taksiran partus, riwayat
ANC, riwayat imunisasi TT
4) Riwayat persalinan, tanggal persalinanm jenis persalianan, lama
persalinan, penolong, ketuban, plasenta dan komplikasi persalinan
5) Riwayat imunisasi
6) Riwayat penyakit, penyakit keturunanpenyakit yang pernah diderita
62

b. Objektif
1) Pemeriksaan fisik bayi meliputi
a) Kepala, ubun-ubun,sutura, caput suksedenum, cephal hematoma,
ukuran lingkar kepala
b) Telinga , pemeriksaan dalam hubungan letak dengan mata dan
kepala
c) Mata, adakah tanda-tanda infeksi, refleks glabella
d) Hidung dan mulut, bibir dan langit-langit, periksa adakah sumbing,
refleks rooting, sucking, swallowing dilihat dengan mengamati bayi
saat menyusui
e) Leher, adakah pembengkakan dan benjolan
f) Dada, bentuk dada, puting susu, bunyi nafas, dan bunyi jantung
g) Ekstremitas, lengan dan bahu bergerak aktif, tangan dan jumlah jari
lengkap atau tidak, refleks palmar dan plantar
h) Abdomen, bentuk benjolansekitar tali pusat pada saat bayi
menangis, perdarahan tali pusat, pperut lembek pada saat tidak
menangis
i) Genetalia , pada laki-laki testis berada dalam skrotum, penis
berlubang dan lubang ini terletak diunung penis. Pada perempuan,
vagina berlubang, ada uretra, adanya anus, dan labia mayora minora
j) Punggung, pembangkakan atau cekungan
k) Kulit, verniks kaseosa, warna, pebengkakan
2) Pemeriksaan laboraturium, pemeriksaan darah
c. Analisa
Neonatus umur.....jam/hari cukup/kurang bulan sesuai/kecil sesuai masa
kehamilan keadaan...
d. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi
63

2) Konseling mengenai ASI


3) Konseling mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi
4) Konseling mengenai imunisasi
5) Konseling mengenai perawatan tali pusat
6) Memberitahu kunjungan ulang28
BAB III
METODOLOGI
A. Metode
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah
metode studi kasus. Metode yang dilakukan sebagai upaya pendekatan
manajemen kebidanan yaitu salah satu proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus dari klien. Studi
kasus adalah metode dengan memusatkan diri secara intensif terhadap suatu
objek tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu kasus.29
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalam bentuk
SOAP. Pendokumentasian SOAP terdiri dari :
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil diperoleh dari
hasil anamnesa (wawancara). Anamnesa yang dilakukan fokus pada
riwayat yang berhubungan dengan identitas, keluhan utama, riwayat
kehamilan sekarang, riwayat kehamilan lalu.
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang
menjadi data fokus untuk mendukung pemberian asuhan.Pemeriksaan
fisik yang diberikan fokus sesuai kebutuhan pada saat kehamilan,
persalinan kala I,III,IV, masa nifas dan bayi baru lahir.
3. A (Analisa)
Analisa dilakukan berdasarkan data subjektif dan data objektif sesuai
keadaan klien.

64
65

4. P (Penatalaksanaan)
Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan asuhan yang dilakukan pada ibu
maupun bayi baru lahir.

B. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data yang ditujukan kepada klien, keluarga dan tenaga kesehatan yang
terlibat dalam asuhan ini secara lisan dari klien atau sasaran penelitian,
atau bercakap-cakap, berhadapan muka dengan orang tersebut. Metode
ini dilakukan penulis saat melakukan pengkajian awal untuk
mendapatkan data subjektif yaitu identitas pasien, keluhan utama pasien,
riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan yang
lalu, riwayat obat-obatan, riwayat penyakit ibu dan keluarga, riwayat
pemakaian alat kontrasepsi, riwayat psikososial dan ekonomi dan pola
kegiatan sehari-hari. Selanjutnya wawancara atau anamnesa dilakukan
sesuai dengan perkembangan kasus.
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data
objektif klien yang sebenarnya, yang dilakukan secara sistematis,
menyeluruh dan teliti sesuai daftar tilik sehingga didapatkan hasil yang
akurat. Pemeriksaan fisik diawali dengan pemeriksaan umum,
pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, pernapasan, suhu
dan nadi. Kemudian pemeriksaan antropometri seperti menimbang
berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar lengan atas dan
indeks maasa tubuh atau IMT.
66

Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan fisik secara


menyeluruh, dimulai dari pemeriksaan kepala, pemeriksaan mata,
pemeriksaan wajah, pemeriksaan mulut, pemeriksaan leher,
pemeriksaan payudara, pemeriksaan abdomen, pemeriksaan ektremitas,
pemeriksaan genetalia dan anus. Pemeriksaan laboratorium merupakan
bagian skrining rutin yang bervariasi berdasarkan usia klien, status
risikonya (bila jika terpajan penyakit menular seksual atau
tuberkulosis).
3. Observasi
Observasi adalah prosedur yang berencana, yang antara lain
meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Observasi dilakukan penulis sejak klien datang dan melakukan
pemeriksaan kehamilan pertama pada tanggal 6 Maret 2017 yaitu
mengobservasi keadaan umum, keadaan ibu dan kesejahteraan janin.
Saat memasuki masa persalinan penulis mengobservasi kesejahteraan
janin, kemajuan persalinan dan keadaan ibu. saat bayi lahir dilakukan
penilaian selintas, yaitu tangisan bayi, warna kulit dan pergerakan tonus
otot.
Pada pengkajian PNC dilakukan pemeriksan meliputi penilaian
keadaan umum, tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan.
Pemantauan ibu dan bayi dilanjutkan dengan melakukan kunjungan
rumah.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data secara tertulis
dengan mencari informasi dan mempelajari catatan medis pasien
dengan mencatat data yang ada dan sudah didokumentasikan dalam
catatan medis pasien.
67

Studi dokumentasi dilakukan penulis dengan cara mencari


informasi data yang ada dan mencatat data yang berhubungan dengan
kesehatan dan perkembangan ibu dan janin melalui buku KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) atau buku pemeriksaan kehamilan.
5. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data yang diperoleh dari
berbagai informasi baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang
telah dikemukakan oleh berbagai ahli.Penulis mempelajari dan
mengkaji asuhan dilandasi berbagai buku, jurnal, profil kesehatan
Indonesia.
BAB IV
HASIL KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan (ANC)


Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 06 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 07.30 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Bd AK
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
a. Identitas
Nama : Ny. Siti Fauziah Tn. Farid
Usia : 24 tahun 29 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : IRT PNS
Alamat : Desa Banjar Waru
Golongan Darah : B B
b. Keluhan Utama
Ibu mengeluh perutnya kencang-kencang sejak semalam pukul 22.00 WIB
tetapi masih jarang-jarang.
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ini merupakan kehamilan kedua. Ibu mengalami keguguran pada
kehamilan pertamanya tahun 2016. HPHT : 25-05-2016, HTP : 02-03-
2017. Gerakan janin aktif, ibu rutin memeriksakan kehamilannya, ibu
rutin mengonsumsi tablet penambah darah dan vitamin yang diberikan
oleh bidan. Ibu sudah mendapat suntik TT 1 kali saat sebelum menikah
(Catin) tahun 2015. Sebelumnya saat usia kehamilan 6 bulan ibu

68
69

melakukan periksa laboratorium kadar Hemoglobin 10,8 gr/dl. Ibu tidak


pernah mengalami tanda-tanda bahaya kehamilan.
d. Riwayat Kesehatan
Ibu memiliki riwayat penyakit typoid, saat usia 10 tahun.
e. Riwayat PsikoSosial Ekonomi
Ibu menikah sah pada usia 23 tahun dan suami usia 26 tahun. Ini
merupakan pernikahan pertama untuk keduanya, lama pernikahan 2 tahun.
Ibu dan keluarga senang atas kehamilan ini, suami dan keluarga juga
mendukung atas kehamilan ini. Keluarga sudah menyiapkan dana untuk
persalinan ini. Ibu berencana melahirkan di bidan praktik mandiri AK.
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi dan Hidrasi
Sebelum hamil ibu makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur,
tempe, tahu. Saat hamil ibu makan 3 kali sehari dengan menu nasi,
saur, tahu, tempe dan ayam. Ibu mengkonsumi makanan ringan setiap
harinya, tidak ada pantangan. Sebelum hamil ibu minum air putih
kurang lebih 6-7 gelas sehari, saat hamil ibu minum air putih kurang
lebih 7-9 gelas sehari dan rutin minum susu 1 gelas sehari.
2) Eliminasi
Sebelum hamil ibu BAB 2 kali sehari, saat hamil ibu BAB masih
lancar. Sebelum hamil ibu BAK 3-5 kali sehari, saat hamil ibu BAK 4-
6 kali sehari dengan tidak ada keluhan.
3) Istirahat
Sebelum hamil ibu tidur 6-7 jam sehari, saat hamil ibu tidur 7-8 jam
sehari.
4) Kegiatan Sehari-hari
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah dan keluarga membantu
mengerjakan pekerjaan rumah.
70

5) Personal Hygiene
Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti pakaian
2 kali sehari.
6) Hubungan Sex
Ibu jarang melakukan hubungan seksual selama hamil. Tidak ada
keluhan saat berhubungan.
7) Kebiasaan Hidup Sehat
Ibu tidak merokok, tidak mengkonsumi obat-obatan terlarang dan
tidak mengkonsumsi jamu.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum: Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
a. TD : 110/70 mmHg
b. Respirasi : 22 x/menit
c. Nadi : 82 x/ menit
d. Suhu : 36,60C
d. Antopometri
a. BB sebelum hamil : 50 kg
b. BB saat hamil : 65 kg
c. TB : 151 cm
d. LILA : 24 cm
e. IMT : 21.9 (normal)
e. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma, sedikit pucat, tidak ada
nyeri tekan pada sinus.
2) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
3) Mulut : Bibir merah muda, tidak ada caries.
71

4) Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar thyroid dan limfe tidak
ada peninggian tekanan vena jugularis.
5) Payudara : Bentuk dan ukuran payudara simetris, bersih, putting susu
menonjol, berwarna kecoklatan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada massa, nodul axila tidak membesar, belum keluar
kolostrum.
6) Abdomen : Kandung kemih kosong, tidak ada bekas luka operasi. TFU
31 cm. Pemeriksaan Leopold: Fundus teraba bokong. Punggung
teraba sebelah kiri. Bagian terendah teraba kepala. Sudah masuk PAP.
Konvergen, 3/5. DJJ: teratur 142x/menit. TBJ= 3100gr.
7) Genitalia : Vulva vagina tidak ada kelainan, tidak ada cairan.
Pemeriksaan dalam : Belum ada pembukaan.
8) Ekstermitas : Tidak ada oedema, kuku merah muda, reflek patella
positif.
9) Anus : Tidak terdapat hemoroid

3. Analisa
Ny.S 24 tahun G2P0A1 usia kehamilan 40 minggu dengan Braxton Hicks, janin
tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.

4. Penatalaksanaan
07.40 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan
janin dalam keadaan baik
07.42 WIB Menjelaskan kepada ibu bahwa mulas yang ibu rasakan
merupakan hal yang normal menjelang persalinan. Ibu
mengerti
07.45 WIB Mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat kontraksi.
07.55 WIB Menjelaskan tentang tanda-tanda persalinan. ibu mengerti.
72

08.05 WIB Menjelaskan tentang persiapan persalinan. ibu mengerti.


08.10 WIB Menjadawalkan kunjungan ulang pada tanggal 13 Maret 2017
atau kembali saat ada keluhan

B. Asuhan Kebidanan Persalinan (INC)


Hari/Tanggal : Rabu, 08 Maret 2017
Waktu pengkajian : 10.00 WIB
Tempat pengkajian : BPM Bd AK
Nama pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Ibu mengeluh merasa sering mulas sejak pukul 22.00 WIB. Gerakan janin
dirasakan aktif. Makan terakhir nasi dan sayur pukul 08.00 WIB, minum
terakhir pukul 08.00 1 gelas air putih. BAB terakhir kemarin sore pukul 16.00
WIB. BAK terakhir 08.00 WIB. Selama 2 hari ibu kurang tidur karena mulas.
Ibu yang akan mendampingi pada proses persalinan. Sudah membawa
persiapan persalinan.

2. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan Darah: 110/70 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,7oC
d. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih dan konjungtiva merah muda.
2) Payudara : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada massa,
belum keluar kolostrum.
73

3) Abdomen : Kandung kemih kosong, tidak ada nyeri tekan. TFU 30


cm. Pemeriksaan Leopold: Fundus teraba bokong, punggung teraba
sebelah kiri, bagian terendah teraba kepala, sudah masuk
PAP,Divergent, 2/5. His: 3x10’40”. DJJ: 145x/menit,teratur.
4) Ekstremitas : Tangan kanan dan kiri kuku kemerahan dan tidak ada
edema. Kaki kanan dan kiri kuku kemerahan, tidak ada edema dan
tidak ada varises. Reflex Patella positif
5) Genetalia : Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah.
Pemeriksaan dalam: Portio tebal lunak, Ø 2cm, ketuban (+), presentasi
kepala, Hodge II.

3. Analisa
G2P0A1 usia kehamilan 41 minggu, inpartu kala I fase laten janin tunggal
hidup presentasi kepala intrauterin keadaan ibu dan janin baik.

4. Penatalaksanaan
10.10 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga.
10.13 WIB Menyarankan ibu untuk mobilisasi untuk mempercepat
pembukaan seperti jalan-jalan kecil. Ibu melakukan
mobilisasi dibimbing dengan keluarga.
10.20 WIB Menyarankan untuk melakukan teknik pernapasan
relaksasi saat dirasa mulas.
10.25 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat diantara
his. Pukul 11.00 WIB ibu makan nasi dengan telur dan
sayur, minum 1 gelas teh hangat.
10.30 WIB Mengobservasi kesejahteraan janin dan kemajuan
persalinan
74

Catatan Perkembangan (14.00 WIB)


1. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulas mulai sering dan kuat dan keluar lendir darah.

2. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,7oC
d. Pemeriksaan fisik
1) Abdomen : Kandung kemih kosong, perlimaan 2/5, HIS:3x10’x45”.
DJJ 140x/menit teratur.
2) Genitalia : Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. Pemeriksaan
dalam : portio tebal lunak, Ø 5 cm, ketuban (+), presentasi kepala,
UUK depan, moulage 0, Hodge III.

3. Analisa
Inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup inrauterin. Keadaan ibu dan janin
baik.

4. Penatalaksanaan
14.10 WIB Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
14.15 WIB Menyarankan ibu untuk mobilisasi ringan. Ibu memilih
beralan-jalan dibimbing keluarga.
14.20 WIB Mengingatkan ibu melakukan teknik pernafasan relaksasi
75

saat dirasa mulas. Ibu melakukan teknik pernafasan


relaksasi.
14.25 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum dianatara
his. Pukul 17.00 WIB ibu minum 1 gelas susu.
14.27 WIB Mengobservasi kesejahteraan janin dan kemajuan
persalinan.

Catatan Perkembangan (18.30 WIB)


1. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulasnya terasa semakin kuat dan sering. Ibu ingin mengedan.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
c. Pemeriksaan Fisik
1) Abdomen : Kandung kemih kosong, perlimaan 1/5, divergen, DJJ
136x/menit, teratur. His : 4x10’x45”.
2) Genetalia : Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, terdapat
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka. Pemeriksaan
dalam : portio tidak teraba, Ø 10 cm, ketuban (+), presentasi
kepala,UUK depan, moulage 0.

3. Analisa
Inpartu kala II
76

4. Penatalaksanaan
18.33 WIB Memberitahu ibu dan keluarga bahwa sudah memasuki
proses persalinan
18.35 WIB Membantu ibu mencari posisi yang nyaman. Ibu memilih
posisi litotomi.
18.40 WIB Mengajarkan ibu cara meneran.
18.45 WIB Melakukan amniotomi. Ketuban jernih.
18.55 WIB Memimpin persalinan dengan APN. Bayi lahir spontan
pukul 19.10 WIB. Langsung menangis, pergerakan aktif.
19.11 WIB Memeriksa janin kedua. Tidak ada janin kedua.

Catatan Perkembangan (19.12 WIB)


1. Data Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya.

2. Data Objektif
a. Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU : sepusat, globuler.
b. Genetalia : Terdapat semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva.

3. Analisa
Inpartu kala III

4. Penatalaksanaan
19.13 WIB Memberitahu ibu bahwa ari-ari belum keluar dan akan segera
dikeluarkan
19.14 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan Oksitosin 10 IU.
Menyuntikkan Oksitosin 10 IU di 1/3 paha luar secara IM.
19.16 WIB Menjepit dan memotong tali pusat.
77

19.17 WIB Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


19.18 WIB Melakukan PTT dan memperhatikan tanda-tanda pelepasan
plasenta.
19.19 WIB Melahirkan plasenta. Plasenta lahir pukul 19.22WIB.
19.23 WIB Melakukan massase uterus selama 15 detik. Uterus
berkontraksi dengan baik.
19.24 WIB Memeriksa kelengkapan plasenta. Plasenta kesan lengkap
19.26 WIB Memeriksa robekan jalan lahir. Terdapat pada laserasi
mukosa, kulit dan otot perineum.

Catatan Perkembangan (19.27 WIB)


1. Data Subjektif
Ibu merasa mulas.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,6oC
d. Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU : 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik.
e. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah ± 100 ml, terdapat laserasi pada
mukosa, kulit dan otot perineum.

3. Analisa
Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 2.
78

4. Penatalaksanaan
19.28 WIB Memberitahu ibu bahwa ada robekan dijalan lahir dan akan
segera dijahit.
19.29 WIB Melakukan penjahitan dengan anastesi.
19.39 WIB Memberikan ibu vitamin A (200.000 IU) yang diminum 1
kapsul segera setelah persalinan dan 1 kapsul diminum 24
jam kemudian. Tablet Fe, dan asam mefenamat (3x500 mg)
selama 3 hari.
19.41 WIB Memberitahu ibu bahwa mulas yang dirasakan adalah
normal.
19.45 WIB Mengajarkan ibu mengecek kontraksi uterus.
19.50 WIB Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan,
kontraksi, kandung kemih selama 2 jam. 1 jam pertama
setiap 15 menit, 1 jam kedua setiap 30 menit.
19.51 WIB Membersihkan ibu dan alat.
20.00 WIB Mendekontaminasi alat.

C. Asuhan Kebidanan Nifas (PNC)


Hari/Tanggal : Rabu, 08 Maret 2017
Waktu pengkajian : 21.15 WIB
Tempat pengkajian : BPM Bd. AK
Nama pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan darah yang keluar sebanyak setengah pembalut . Ibu sudah
mengonsumi obat dan vitamin yang diberikan bidan. Ibu sudah minum
segelas air teh hangat dan makan 1 porsi nasi dan sayur pukul 20.00 WIB. Ibu
belum BAB dan BAK. Ibu belum tidur setelah melahirkan. Ibu sudah
menyusui bayi 1 kali.
79

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,6oC
d. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma, tidak pucat
2) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
3) Payudara : Bentuk dan ukuran simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembekakan, kolostrum sudah keluar.
4) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU: 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik.
5) Ekstremitas: Tidak ada oedema.
6) Genetalia : Tampak ada pengeluaran Loche Rubra, sebanyak ±10 ml.
7) Anus : Tidak ada hemoroid.

3. Analisa
P1A1 postpartum 2 jam keadaan ibu baik.

4. Penatalaksanaan
21.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa ibu dalam keadaan baik.
21.21 WIB Menjelaskan kepada ibu tidak perlu khawatir pada
jahitannya saat BAK dan BAB. Ibu mengerti.
80

21.22 WIB Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan, mulai turun


dari tempat tidur dan berjalan secara bertahap. Ibu
mengerti.
21.23 WIB Membimbing ibu melakukan teknik menyusui yang
benar. Ibu melakukan teknik menyusui dengan benar.
21.24 WIB Menganjurkan ibu makan, minum dan istirahat yang
cukup. Ibu makan nasi dengan sayur dan telur pukul
20.00 WIB
21.30 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya masa nifas.
Ibu mengerti.

Catatan Perkembangan (01.00 WIB)


Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 9 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 01.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Bd AK
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Ibu merasa tenaga sudah pulih, merasa sedikit mules, dirasa darah yang keluar
tidak begitu banyak. Ibu minum 3 gelas air putih. Ibu belum BAK dan BAB.
Ibu sudah tidur selama 3 jam setelah melahirkan. Ibu sudah bisa berjalan
dengan dibimbing keluarga. Ibu sudah menyusui anaknya sebanyak 2 kali.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Respirasi : 23x/menit
81

4) Suhu : 36,6oC
d. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
2) Payudara : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, sudah keluar
kolostrum
3) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU : 2 jari bawah pusat,
kontraksi baik
4) Genetalia : Tampak pengeluaran lochea Rubra, berbau khas, sebanyak
± 5 ml.

3. Analisa
P1A1 postpartum 6 jam keadaan ibu baik.

4. Penatalaksanaan
01.05 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan,
bahwa ibu dalam keadaan baik.
01.06 WIB Membimbing ibu melakukan senam nifas hari pertama.
Ibu melakukan senam nifas.
01.16 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.
Ibu BAK pukul 01.20 WIB.
01.17 WIB Memberitahu dan mengajarkan ibu cara merawat
kebersihan genitalia.
01.20 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang asupan gizi yang baik
untuk masa nifas, mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung serat, seperti buah papaya. Ibu mengerti
01.21 WIB Mengingatkan kembali ibu tentang tanda-tanda bahaya
nifas. Ibu masih mengingat tanda bahaya nifas.
01.22 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 15 Maret 2017
atau saat ada keluhan.
82

Catatan Perkembangan Selasa 14 Maret 2017


Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 16.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Bd AK
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Ibu mengeluh pusing sejak 4 hari yang lalu, dan sulit BAB. Ibu belum minum
obat atau minuman apapun untuk mengatasi keluhannya. Ibu masih
mengonsumsi tablet penambah darah dan vitamin yang diberikan oleh bidan.
Ibu tidak mengalami tanda bahaya nifas. Ibu makan 3x sehari dengan nasi dan
ikan, ibu tidak mengonsumsi buah karena tidak diperbolehkan oleh
orangtuanya, minum 5-7 gelas air putih sehari. BAB 2 hari sekali, BAK 4-6
kali sehari. Ibu kurang tidur karena setiap malam bayinya terbangun dan
rewel. Pada siang hari ibu tidak tidur siang karena tidak diperbolehkan oleh
orangtuanya. Ibu melakukan pekerjaan rumah dibantu oleh keluarga. Dalam
sehari ibu menyusui bayinya lebih dari 10 kali.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 82x/menit
3) Suhu : 36,6oC
4) Respirasi : 20x/menit
d. Pemeriksaan Fisik.
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda.
83

2) Payudara : Bentuk dan ukuran simetris, puting menonjol, tidak ada


nyeri tekan, tidak ada massa abnormal, kolostrum sudah keluar.
3) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU pertengahan antara pusat
dan syimfisis, distasi rekti 2/5.
4) Ekstremitas : Tidak ada varises, Tanda Homan negatif.
5) Genetalia : Tampak pengeluaran Lochea Sanguelenta, berbau khas,
jahitan utuh dan kering.

3. Analisa
Postpartum 6 hari, ibu dengan keadaan baik.

4. Penatalaksanaan
16.10 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti
16.12 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa mengonsumsi
buah baik untuk memperlancar buang air besar. Ibu dan
keluarga mengerti dan akan mengonsumsi buah.
16.15 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa istirahat yang
cukup minimal 6 jam dan tidur siang 1 jam baik untuk
kesehatan ibu, tidur yang kurang menyebabkan ibu pusing. Ibu
dan keluarga mengerti dan akan menjaga pola istirahat ibu.
16.20 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia dan luka jahitannya. Ibu masih mengingat cara
membersihkan genitalia dan luka jahitannya.
16.22 WIB Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas. Ibu masih
mengingat tanda bahaya masa nifas.
16.23 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang atau saat ibu mengalami
keluhan.
84

Catatan Perkambangan Kamis, 23 Maret 2017


Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 23 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 16.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. S
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan rasa pusingnya sudah mulai berkurang dan BAB sudah
lancar. Setiap malam ibu terbangun karena bayinya terbangun dan rewel. Pada
siang hari saat bayi tidur ibu juga tidur, ± 3 jam ibu mengatakan tidak ada
tanda bahaya masa nifas seperti yang sudah dijelaskan. Sehari ibu makan 3x
sehari dengan nasi, ikan dan sayur,sudah mengonsumsi buah-buahan untuk
memperlancar BAB seperti buah pepaya. Minum 6-7 gelas sehari, BAB 1x
sehari, BAK 3-5x sehari. Ibu menyusui banyinya lebih dari 12x sehari.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB : 60 kg
d. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,7oC
e. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, kojungtiva merah muda
2) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU tidak teraba, diastasi rekti
2/5
3) Genetalia : Terdapat pengeluaran Lochea Alba, berbau khas. Jahitan
utuh dan kering.
85

4) Ektremitas : Tanda Homan negative

3. Analisa
Postpartum 14 hari dengan keadaan ibu baik.

4. Penatalaksanaan
16.10 WIB Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan baik.
16.12 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga pola tidurnya,
dengan cara bergantian menjaga bayi bersama orangtua atau
keluarga lainya. Ibu mengerti
16.15 WIB Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya nifas. Ibu masih
mengingat tanda bahaya nifas.
16.17 WIB Mengingatkan kembali ibu tentang menjaga kebersihan
genetalianya. Ibu mengerti.
16.20 WIB Melakukan konseling kepada ibu mengenai pemilihan alat
kontrasepsi, seperti kontrasepsi alami, kontrasepsi jangka
panjang, kontrasepsi jangka pendek. Ibu berencana memilih
kontrasepsi alami. Ibu berencana akan membicarakan dengan
suaminya terlebih dahulu.
16.30 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang atau saat ada keluhan.

Catatan Perkambangan Selasa, 18 April 2017


Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 18 April 2017
Waktu Pengkajian : 13.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. S
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan pola tidurnya sudah teratur, ibu sudah mendiskusikan dengan
suaminya dan berencana memakai alat konrasepsi alami. Ibu bergantian
86

menjaga bayinya dengan orangtua saat malam hari. Pada siang hari saat bayi
tidur ibu juga tidur, ± 1 jam ibu mengatakan tidak ada tanda bahaya masa
nifas seperti yang sudah dijelaskan. Sehari ibu makan 3x sehari dengan nasi,
ikan dan sayur,sudah mengonsumsi buah-buahan untuk memperlancar BAB
seperti buah pepaya. Minum 6-7 gelas sehari, BAB 1x sehari, BAK 4-5x
sehari. Ibu menyusui bayinya lebih dari 12x sehari.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB : 60 kg
d. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 22x/menit
4) Suhu : 36,7oC
f. Pemeriksaan Fisik
1) Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU tidak teraba, diastasi rekti
2/5
2) Genetalia : Terdapat pengeluaran Lochea Alba, berbau khas. Jahitan
utuh dan kering.
3) Ektremitas : Tanda Homan negatif

3. Analisa
Postpartum 40 hari dengan keadaan ibu baik.

4. Penatalaksanaan
13.10 WIB Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan baik.
87

13.12 WIB Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya nifas. Ibu masih
mengingat tanda bahaya nifas.
13.15 WIB Mengingatkan kembali ibu tentang menjaga kebersihan
genetalianya. Ibu mengerti.
13.17 WIB Melakukan konseling kepada ibu mengenai pemilihan alat
kontrasepsi alami. Ibu memilih kontrasepsi kalender.
13.25 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang atau saat ada keluhan.

D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL)


Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 8 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 19.10 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Bd AK
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Objektif
a. Menangis : Kuat
b. Tonus Otot : Aktif
c. Warna Kulit : Kemerahan

2. Analisa
Bayi Ny. S cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan keadaan baik.

3. Penatalaksanaan
19.16 WIBa. Menjepit dan memotong tali pusat.
19.17 WIBa. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Bayi berhasil
IMD pada menit ke 55.
88

Catatan perkembangan Rabu, 8 Maret 2017


Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 8 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 20.10 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Bd AK
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
a. Riwayat Intranatal
Bayi lahir tanggal 8 Maret 2017 pukul 19.10 WIB. Bayi lahir pada usia
kehamilan 41 minggu. Lahir secara normal pervaginam. Air ketuban
jernih.
b. Riwayat Neonatal
Sudah dilakukan IMD, berhasil IMD pada menit ke 55.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Kulit : Bersih, warna kemerahan
e. Tanda-tanda Vital
1) Laju Nafas : 46x/menit
2) Laju Jantung : 146x/menit
3) Suhu : 36,6oC
f. Antopometri
1) Berat Badan : 3000 gr
2) Panjang Badan : 46 cm
3) Lingkar Kepala : 33 cm
4) Lingkar Dada : 32 cm
89

g. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Rambut hitam, fontanel mendatar, tidak ada moulage, tidak
ada caput sucsaedenum dan cepal hematom.
2) Telinga : Simetris, daun telinga elastis, terdapat lubang pada kedua
telinga, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
3) Mata : Simetris, tidak ada kelainan dan pus pada mata. Tidak ada
tanda-tanda infeksi.
4) Hidung : Simetris, terdapat 2 lubang pada hidung, terdapat septum
ditengah, tidak ada pernapasan cuping hidung.
5) Mulut : Simetris, bibir kemerahan, tidak ada kelainan labioskizis dan
labiopalataoskizis. Lidah bersih, gusi kemerahan.
6) Leher : Tidak ada pembengkakan, tidak ada massa abnormal.
7) Dada : Putting simetris, areola berwarna gelap, tidak ada retraksi
dinding dada, bunyi nafas dan jantung normal.
8) Abdomen : Sedikit membuncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda
infeksi, terdapat bunyi bising usus.
9) Ekstremitas Atas : Simetris, pergerakan aktif, jari lengkap, tidak ada
polidaktili dan sindaktili.
10) Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora, terdapat
lubang vagina dan lubang uretra.
11) Anus : Terdapat lubang pada anus
12) Ekstremitas Bawah : Simetris, pergerakan aktif, jari lengkap, tidak ada
polidaktili dan sindaktili, terdapat tanda pada kaki kiri.
13) Punggung : Tidak ada kelainan tulang punggung, tidak ada cekungan.
14) Kulit : Tampak kemerahan, terdapat verniks casiosa, terdapat sedikit
lanugo, tidak ada bercak mongol.
h. Sistem Saraf
1) Refleks Glabella positif, bayi menutup mata saat disentuh bagian dahi.
90

2) Refleks Rooting positif, bayi mencari sentuhan ketika disentuh bagian


sudut bibir.
3) Refleks Sucking positif, bayi menghisap kuat saat menyusu.
4) Refleks Swallowing positif, bayi menelan ASI dan tidak dimuntahkan.
5) Refleks Moro positif, bayi melakukan gerakan memeluk saat kain alas
digeser.
6) Refleks Babinski positif, jari-jari mengembang ketika diberi sentuhan.
7) Refleks Plantar positif, jari-jari fleksi ketika disentuh sepanjang tumit
hingga jari.

3. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam keadaan bayi baik.

4. Penatalaksanaan
19.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan
bayinya baik.
19.22 WIB Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan Vit.K.
Menyuntikan Vit.K Phytomenadione dosis 1 mg pada paha
kiri seara IM.
19.24 WIB Memberiahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep mata.
Memberikan salep mata kepada bayi.
19.25 WIB Menjelaskan dan mempraktikan kepada ibu cara lakukan
perawatan tali pusat.
19.30 WIB Memberitahu ibu bahwa 6 jam kemudian bayi akan
diberikan imunisasi HB0.
91

Catatan Perkembangan Kamis, 9 Maret 2017


Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 9 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 01.15 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Bd AK
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Bayi Ny. S sudah mendapat IMD setelah lahir pada menit 55. Bayi sudah
menyusu 2 kali. Sudah BAK 1x, BAB 1x mekonium. Sudah tidur 4 jam.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Kulit : Bersih, warna Kemerahan
e. Tanda-tanda Vital
1) Laju Jantung : 140x/menit
2) Laju Nafas : 50x/menit
3) Suhu : 36,6oC
f. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada pus
dan kelainan pada mata.
2) Hidung : Tidak ada secret
3) Mulut : Simetris, bibir kemerahan, lidah bersih, gusi kemerahan
4) Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan
5) Dada : Putting simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi nafas
dan jantung normal.
6) Abdomen : Sedikit membuncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda
infeksi, teraba lembut, ada bunyi bising usus.
7) Ektremitas : Simetris, pergerakan aktif, kuku merah muda.
92

8) Genetalia : Tidak ada pengeluaran cairan.

3. Analisa
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 6 jam keadaan bayi baik.

4. Penatalaksanaan
01.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan
bayi baik.
01.33 WIB Menjelaskan bahwa bayi akan dimandikan. Ibu dan keluarga
menolak dan ingin bayi dimandikan dirumah.
01.35 WIB Memberitahu ibu bayi akan disuntikkan imunisasi HB0.
Menyuntikan imunisasi HB0 pada 1/3 luar paha kanan.
01.40 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menyususi bayinya sesering
mungkin, minimal setiap 2 jam sekali. Ibu mengerti.
01.45 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan. Ibu mengerti.
01.50 WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dan
kehangatan bayi, dengan cara mengganti baju bayi saat kotor
atau basah, menyelimuti dan memakaikan topi,pakaian
kering dan bersih. Ibu mengerti.
01.53 WIB Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi. Ibu mengerti.
01.55 WIB Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 15 Maret 2017 atau
saat ada keluhan.

Catatan Perkembangan Selasa, 14 Maret 2017


Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 16.10 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Bd AK
Pengkaji : Nurina Sekarini
93

1. Data Subjektif
Bayi Ny. S menyusu lebih dari 10x sehari. BAK 5-6x sehari, BAB 2-3x sehari
warna coklat kekuningan, konsistensi lunak. Tali pusat sudah puput tadi pagi
pukul 08.00 WIB. Tidur ± 12 jam.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Kulit : Bersih, warna kemerahan
e. Berat Badan : 3100 gr
f. Tanda-tanda Vital
1) Laju Nafas : 47x/menit
2) Laju Jantung : 144x/menit
3) Suhu : 36,7oC
g. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
2) Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung.
3) Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
4) Dada : Tidak ada retrakasi dinding dada.
5) Abdomen : Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat sudah puput,
tidak ada tanda-tanda infeksi, bunyi nafas dan jantung normal.
6) Ekestremitas : Pergerakan aktif, kuku kemerahan.
7) Genetalia : Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.

3. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari, keadaan bayi baik.
94

4. Penatalaksanaan
16.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dalam keadaan baik.
16.22 WIB Mengingatkan kembali untuk memberikan ASI Ekslusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan.
16.25 WIB Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan dan
kebersihan bayinya.
16.27 WIB Mengingatkan ibu tanda bahaya bayi. Ibu masih
mengingat tanda bahaya pada bayi.
16.30 WIB Menjadawalkan kunjungan ulang atau saat ada keluhan.

Catatan Perkembangan Kamis, 23 Maret 2017


Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 23 Maret 2017
Waktu Pengkajian : 16.10 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. S
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Bayi Ny. S menyusu lebih dari 12x sehari. BAB 3x sehari berwarna coklat
kekuningan konsistensi lunak, BAK lebih dari 6x sehari. Bayi tidur ± 12 jam
sehari. Ibu tinggal bersama orangtua. Pencahayaan, ventilasi, sanitasi cukup
baik. Sumber air berasal dari sumur, sampah dibuang ditempat pembuangan
sampah umum. Ibu tidak memiliki binatang peliharaan.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Warna Kulit : Kemerahan
e. Berat Badan : 3400 gr
95

f. Tanda-tanda Vital
1) Laju Jantung : 144x/menit
2) Laju Nafas : 54x/menit
3) Suhu : 36,7oC
g. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
2) Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
3) Hidung : Tidak ada secret
4) Mulut : Simetris, bibir kemerahan, lidah bersih, gusi kemerahan.
5) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
6) Abdomen : Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat sudah puput
pada usia 6 hari, tidak ada tanda infeksi, bunyi nafas dan laju jantung
normal.
7) Ektremitas : Simetris, pergerakan aktif.
8) Genetalia : Bersih, tidak keluar airan abnormal.

3. Analisa
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 14 hari keadan bayi baik.

4) Penatalaksanaan
16.20 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan
baik.
16.22 WIB Mengingatkan ibu untuk memberi ASI saja kepada bayi sampai
usia 6 bulan. Ibu mengerti.
16.25 WIB Mengingatkan ibu menjaga kehangatan dan kebersihan bayi. Ibu
menjaga kehangatan dan kebersihan bayi.
16.27 WIB Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi. Ibu masih
mengingat tanda bahaya pada bayi.
96

16.30 WIB Menjelaskan ibu tentang imunisasi. Menjadwalkan kunjungan


ulang untuk melakukan imunisasi BCG dan Polio 1 pada usia bayi
1 bulan.

Catatan Perkembangan Selasa, 18 April 2017


Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 18 April 2017
Waktu Pengkajian : 16.10 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. S
Pengkaji : Nurina Sekarini
1. Data Subjektif
Bayi N sudah imunisasi BCG dan Polio 1. Menyusu lebih dari 12x sehari.
BAB 3x sehari berwarna coklat kekuningan konsistensi lunak, BAK lebih dari
6x sehari. Bayi tidur ± 12 jam sehari.

2. Data Objektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Warna Kulit : Kemerahan
e. Berat Badan : 3900 gr
f. Tanda-tanda Vital
1) Laju Jantung : 144x/menit
2) Laju Nafas : 54x/menit
3) Suhu : 36,7oC
h. Pemeriksaan Fisik
1) Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
2) Hidung : Tidak ada secret
3) Mulut : Simetris, bibir kemerahan, lidah bersih, gusi kemerahan.
4) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
97

5) Abdomen : Sedikikit membuncit, teraba lembut, tali pusat sudah puput


pada usia hari, tidak ada tanda infeksi, bunyi nafas dan laju jantung
normal.
6) Ektremitas : Simetris, pergerakan aktif.
7) Genetalia : Bersih, tidak keluar airan abnormal.

3. Analisa
Bayi Ny. S usia 40 hari keadan bayi baik.

4. Penatalaksanaan
16.00 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam
keadaan baik.
16.02 WIB Mengingatkan ibu untuk memberi ASI Ekslusif kepada
bayi sampai usia 6 bulan. Ibu mengerti.
16.05 WIB Mengingatkan ibu untuk rutin datang ke posyandu atau
tempat pelayanan kesehatan untuk imunisasi bayinya.
16.10 WIB Mengingatkan ibu menjaga kehangatan dan kebersihan
bayi. Ibu menjaga kehangatan dan kebersihan bayi.
16.12 WIB Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi. Ibu
masih mengingat tanda bahaya pada bayi.
BAB V
PEMBAHASAN

A. ANC (Antenatal Care)


1. Data Subjektif
Tanggal 6 Maret 2017 Ny. S datang mengeluh perutnya kencang-
kencang sejak semalam pukul 22.00 WIB. Hal ini sesuai dengan teori
pada trimester kedua dan trimester ketiga dapat muncul tanda-tanda
persalinan, salah satunya adalah Braxton hicks atau kontraksi palsu.
Braxton Hicks terjadi akibat adanya perubahan keseimbangan hormon
estrogen dan progesteron. Keseimbangan hormon estrogen dan
progesteron akan mengakibatkan kontraksi otot rahim dengan sifat
yang tidak teratur dan tidak begitu nyeri.12
Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 25-05-2016, HTP: 02-03-
2017. Ibu sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali ke
bidan. Dengan menggunakan rumus neagle dapat diketahui usia
kehamilan dengan HPHT 25-05-2016 yaitu 40 minggu. Dalam hal ini
sesuai dengan tujuan ANC yaitu memantau kemajuan kehamilan,
untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi salah
satunya dengan melakukan kunjungan kehamilan paling sedikit
sebanyak 4 kali ke petugas kesehatan. Satu kali kunjungan pada
trimester pertama, satu kali kunjungan pada trimester kedua, dua kali
kunjungan pada trimester ketiga.2
Namun kemungkinan ANC dapat dilakukan lebih dari 4 kali bila
ada asuhan yang dilanjutkan atau asuhan penunjang seperti
pemeriksaan lab atau apabila ibu dalam keadaan yang membutuhkan
pemantauan secara rutin seperti ibu hamil dengan resiko tinggi.
Ibu mendapatkan suntik TT 1 kali saat persiapan untuk menikah
(Catin) tahun 2015. Selama hamil pertama dan kedua ibu belum

98
99

disuntik TT lagi. Saat usia kehamilan 6 bulan ibu periksa


laboratorium, dengan kadar Hemoglobin 10,8 gr/dl.
Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) selama hamil tergantung
dengan status TT dan tanggal pemberian terakhir imunisasi TT
tersebut.9 Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang
pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan
Hb adalah upaya untuk mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil.16
Pada kasus ini sebaiknya ibu melakukan suntik TT 2 dengan jarak
waktu minimal 4 minggu setelah TT 1.17 Dan dilakukan pemeriksan
laboratorium untuk melihat bagaimana kadar hemoglobin ibu.
2. Data Objektif
Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik yang
dilakukan kepada Ny.S berat badan sebelum hamil adalah 50 kg, berat
badan sekarang 65 kg. penambahan berat badan ibu 15 kg selama
hamil. Tinggi badan 151 cm. ukuran LILA 24 cm, dengan IMT 21
(normal).
Wanita yang melahirkan bayi 3-4 kg akan mengalami kenaikan
berat badan kurang lebih 16 kg. Anjuran kenaikan berat badan setiap
ibu hamil disesuaikan dengan IMTnya, Intitute of medicine
menganjurkan kenaikan berat badan wanita hamil sesuaia IMT adalah
IMT rendah (<19,8) penambahan berat badan 12,5-18 kg, IMT normal
(19,8-26) penambahan berat badan 11,5-16 kg, IMT tingii (26-29)
penambahan berat badan 7-11,5 kg.12
Tekanan darah ibu dalam batas normal 110/70 mmHg selama
hamil maupun sebelum hamil ibu tidak pernah mengalami tekanan
darah tinggi. Nadi 82x/menit, respirasi 22x/menit dan suhu 36,60C.
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan tanda-tanda vital dapat
disimpulkan bahwa keadaan umum ibu baik.
100

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan pada wajah,


mata, leher, dan ektremitas. Pada pemeriksaan payudara bentuk
simetris, puting susu menonjol, areola kehitaman, belum keluar
kolostrum. Pada pemeriksaan abdomen TFU teraba pertengahan
prosesus xiphoideus dan pusat (Mcd 30 cm). Pemeriksaan leopold :
fundus teraba bokong, punggung teraba sebelah kiri, bagian terendah
teraba kepala, sudah masuk PAP. Konvergent, Perlimaan 3/5. DJJ
142x/menit, teratur. TBJ: (30-11) x 155 = 2945 gram. Pemeriksaan
genetalia tidak ada kelainan pada vulva vagina, pemeriksaan dalam :
belum ada pembukaaan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri dari
pemeriksaaan palpasi besarnya masa kehamilan sesuai dengan umur
kehamilan menurut teori besarnya masa kehamilan pada usia 40
minggu adalah pertengahan anatra pusat dan prosesus xiphoideus.
Dalam hal ini didapatkan pengkajian sesuai dengan teori.9 Pada
pemeriksaan kehamilan ini dilakukan pemeriksaan dalam karena ibu
mengeluh mulas, dikhawatirkan sudah ada pembukaan yang
menandakan akan memasuki proses persalinan.
3. Analisa
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa Ny.S usia 24 tahun G2P0A1 hamil 40 minggu. Janin tunggal
hidup intrauterin keadaan baik.
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pengkajian subjektif,objektif dan ditegakkan
analisa, maka disusunlah penatalaksanaan asuhan yang sesuai dengan
kebutuhan klien. Penatalaksanaan yang diberikan adalah menjelaskan
kepada ibu bahwa mulas yang ibu rasakan adalah hal yang normal
untuk kehamilan yang sudah memasuki usia cukup bulan. Untuk
mengatasinya ibu dapat melakukan teknik pernapasan relaksasi.
101

Dengan usia kehamilan ibu 40 minggu, ibu diberikan


pengetahuan melalui konseling mengenai tanda-tanda persalinan,
tanda bahaya pada kehamilan. Memberitahu ibu dan keluarga tentang
kelengkapan persiapan persalinan. Persiapan transportasi ibu
menggunakan mobil keluarga, ibu dan suami sudah mempersiapkan
dana untuk persalinan ini, ibu berencana melahirkan di bidan praktik
mandiri bidan AK. Kunjungan ulang dijadwalkan pada tanggal 13
Maret 2017 atau pada saat ibu ada keluhan.
B. INC (Intranatal Care)
1. Data Subjektif
Pada tanggal 8 Maret 2017 pukul 10.00 WIB Ny.S datang
bersama ibunya ke BPM mengeluh mulasnya semakin sering sejak
pukul 22.00 WIB. Semalam kurang tidur karena mulas dirasa terus
menerus.
Adanya rasa mulas menandakan akan mulainya proses
persalinan. Kekuatan yang mendorong janin saat persalinan adalah his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament.
Pada saat berkontraksi otot-otot Rahim menguncup sehingga menjadi
menebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan jantung amnion ke arah segmen bawah Rahim
dan servik. Dalam hal ini pengkaji menemukan hal yang sesuai dengan
teori dan fakta.12
Pada pukul 14.00 WIB ibu mengeluh mulasnya dirasa semakin
sering dan sudah keluar lendir darah. Hal ini sesuai dengan teori tanda
dan gejala persalinan salah satunya adalah terjadinya pengeluaran
lendir bercampur darah (bloody show) karena lendir penutup servick
dilepaskan.19
Pada pukul 18.30 WIB ibu merasa mulesnya terasa semakin kuat
dan sering dengan intensitas 4-5 kali dalam 10 menit selama 45 detik.
102

Dan ada rasa ingin meneran. Adanya dorongan ingin meneran


merupakan salah satu tanda-tanda memasuki proses persalinan.21
Kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan lebih cepat yaitu setiap 2
menit sekali dengan durasi lebih dari 40 detik dan intensitas semakin
lama dan kuat. Karena biasanya pada kala II ini kepala janin sudah
masuk ke dalam ruang panggul, maka pada his dirasakan adanya
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refleks menimbulkan
rasa ingin meneran.12 Dalam hal ini pengkaji menemukan bahwa
sudah memasuki persalinan kala II.
Pada pukul 19.12 WIB ibu senang bayinya sudah lahir dan masih
merasa mulas dibagian perutnya. Pada kala III atau beberapa saat
setelah bayi lahir akan timbul kontraksi pengeluaran plasenta, dalam
waktu 1-5 menit plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan
lahir spontan atau dengan melakukan penegangan tali pusat
terkendali.22
Pukul 19.25 WIB ibu senang bayi dan plasentanya sudah lahir,
ibu masih merasa mulas dan terlihat lelah. Terjadinya kontraksi uterus
saat lahirnya plasenta yang dapat mengakibatkan penciutan permukaan
kavum uteri dan menyebabkan ibu merasa mulas. Dalam hal ini
pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.12
2. Data Objektif
Dalam pemeriksaan umum ditemukan tanda-tanda vital normal
yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82x/ menit, suhu 36,7OC,
respirasi 22x/menit. Pemeriksaan fisik pada pengkajian mata, leher,
payudara dan ektremitas tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan
abdomen TFU 30 cm, fundus teraba pada pertengahan antara pusat dan
prosesus xiphoideus, fundus teraba bokong. Sebelah kiri teraba
punggung, bagian kanan teraba bagian-bagian kecil. Teraba kepala,
sudah masuk PAP. Konvergent, perlimaan 3/5. DJJ 145x/menit teratur.
103

TBJ:(30-11) x 155= 2945. HIS 3x10’x40”. Pada pemeriksaan


genetalia, terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. Pemeriksaan
dalam : portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, ketuban positif,
presentasi kepala, tidak ada molage, ubun ubun kecil teraba kiri depan.
Penurunan kepala hodge III.
Rasa mulas yang semakin sering dan kuat, dan pengeluaran
lendir darah, merupakan salah tanda-tanda persalinan. Kala I dibagi
menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten, dimana
pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi
yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai
3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam. Pada kasus ini ditemukan
pembukaan serviks 2 cm yang menunjukan bahwa sudah memasuki
kala I fase laten.12
Pada pukul 14.00 WIB pada pemeriksaan tanda-tanda vital
normal. Pada pemeriksaan abdomen HIS 3x10’x45” kuat. DJJ
140x/menit teratur. Pada pemeriksaan genetalia terdapat pengeluaran
lendir darah Pemeriksaan dalam portio tebal lunak, pembukaan 5 cm,
ketuban positif. Hal ini sesuai dengan teori kala I fase aktif ditandai
dengan lama dan frekuensi kontraksi meningkat, serviks membuka
dari 4-10 cm. Pada kasus ini ditemukan pembukaan 5 cm yang
menunjukan sudah memasuki kala I fase aktif.12
Pada kala I fase aktif ini pengkaji mendokumentasikan hasil
observasi pada partograf, yang diobservasi adalah apakah partograf
melewati garis waspada atau tidak, adakah masalah pada kala I,
bagaimana penatalaksanaannya, bagaimana hasil dari
penatalaksanannya. Pada kala I dipantau pula secara ketat
kesejahteraan janin, kondisi ibu dan kemajuan persalinan.
Pukul 18.30 WIB pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
dalam keadaan normal. Pemeriksaan abdomen didapatkan perilmaan
104

1/5, Divergent. HIS 4x10’x45” kuat. Pemeriksaan genetalia dan anus


terdapat tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka.
Pemeriksaan dalam portio tidak teraba, pembukaan 10 cm.
Hal ini sesuai dengan teori kala dua persalinan dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Kala dua ditandai juga dengan adanya ibu ingin
meneran, perineum menonjol, ibu kemungkinan merasa ingin buang
air besar karena meningkatnya tekanan pada rectum, vulva vagina
membuka dan jumlah pengeluaran lendir darah meningkat.12 Dalam
partograf saat kala II dinilai dilakukan episiotomi atau tidak,
pendamping saat persalinan, apakah terjadi gawat janin, adakah terjadi
distosia bahu atau masalah lain yang terjadi saat kala II. Pada kasus ini
tidak dilakukan episiotomi karena tidak ditemukan indikasi untuk
melakukan episiotomi.
Pada pukul 19.12 WIB pemeriksaan abdomen didapat TFU
sepusat, teraba uterus keras dan bulat (globuler). Pemeriksaan
genetalia terdapat semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva.
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri teraba
sepusat. Beberapa saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Tanda-tanda pelepasan plasenta
abdomen teraba uterus keras, bulat (globuler), dan fundus berada
diatas pusat, tali pusat memanjang, semburan darah yang keluar
menandakan bahwa plasenta sudah terlepas dari tempat melekatnya
plasenta. Dalam hal ini dapat ditegakkan bahwa sudah memasuki kala
III.22
Pada kala III dilakukan penilaian pada partograf diantaranya,
bayi dilakukan IMD atau tidak, berapa lama kala III terjadi, diberikan
oksitosin 10 IU, diberi oksitosin ulang atau tidak, dilakukan
penegangan tali pusat dan massase uterus atau tidak, penilaian plasenta
105

lahir lengkap atau tidak, penilaian bila plasenta belum lahir lebih dari
30 menit setelah melahirkan bayi dan bagaimana penatalaksanaannya,
menilai adakah laserasi, dilakukan penjahitan atau tidak, apakah
terjadi atonia uteri, menilai jumlah darah yang keluar, dan memantau
apakah ada masalah lain yang terjadi saat kala III.
Pada kala IV pukul 19.25 WIB pada pemeriksaan abdomen, TFU
2 jari dibawah pusat, teraba kontraksi kuat. Pemeriksaan genetalia
terdapat pengeluaran darah ±100 ml, terdapat laserasi pada mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum.
Perubahan pada kala IV pada perineum, segera setelah
melahirkan perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang
oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Berat ringannya robekan
perineum dibagi menjadi 4 derajat, pada kasus ini terdapat robekan
derajat dua yaitu pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum dan otot perineum.22 Saat memasuki kala IV penilaian dalam
partograf yaitu keadaan umum, tekanan darah, nadi, pernapasan dan
apakah ada masalah lain saat kala IV. Saat 2 jam kala IV dilakukan
penilaian ketat yaitu tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, kandung kemih dan darah yang keluar.
3. Analisa
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa Ny.S usia 24 tahun P1A1 inpartu kala IV dengan robekan
perineum derajat 2.
4. Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan INC dimulai pada kala I fase laten,ibu
mengeluh mulas tetapi pembukaan baru 2 cm. Menganjurkan keluarga
ibu untuk menemani dan memberi support kepada ibu, orangtua ibu
menemani. Menyarankan ibu untuk mobilisasi ringan untuk
mempercepat pembukaan seperti jalan-jalan kecil. Mengajarkan ibu
106

melakukan teknik pernapasan relaksasi saat dirasa mulas. Dan


menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat diantara his.
Menurut teori memasuki kala I fase laten, sebagian besar pasien
akan mengalami penurunan stamina, merasa lelah dan putus asa. Pada
tahan ini penting bagi orang terdekat atau keluarga untuk memberikan
support mental terhadap kemajuan perkembangan persalinan. Pasien
diajarkan tentang teknik pernapasan relaksasi untuk mengurangi rasa
sakit akibat mules. Penambahan nutrisi dapat menambah stamina dan
semangat ibu untuk melalui proses persalinan.12
Pada pengkajian kala I fase aktif merasa mulasnya semakin kuat
dan sering. Penatalaksanaan pertama menganjurkan ibu untuk
mobilisasi ringan. Ibu memilih berjalan-jalan kecil dibimbing oleh
keluarga. Mengingatkan untuk melakukan teknik relaksasi pada saat
his. Menurut teori saat memasuki kala I fase aktif, pasien akan merasa
tidak kuat untuk turun dari tempat tidur, terutama pada primigravida
karena mulasnya yang dirasa semakin sering dan kuat. Teknik
relaksasai sangat membantu untuk mengurasi rasa sakit pada saat
mulas.
Pada kala II penatalaksanaan yang dilakukan adaah melakukan
amniotomi, ketuban berwana jernih. Mengajarkan ibu mengedan
dengan benar. Memimpin persalinan dengan APN, ibu dipimpin
selama 15 menit kemudian pukul 18.45 WIB bayi lahir spontan,
langsung menangis, tonus otot aktif, kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan. Kemudian memeriksa janin kedua, tidak ditemukan janin
kedua Setelah itu dilakukannya penanganan bayi baru lahir dengan
menjepit tali pusat, memotong tali pusat, dan mengikat tali pusat.
Melakukan inisiasi menyusui dini.
107

Tindakan amniotomi hanya dilakukan pada saat pembukaan


lengkap atau hampir lengkap agar penyelesaian proses persalinan
berlangsung sebagaimana mestinya.12
Pada kala III menyuntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha luar
secara intramuscular. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
Plasenta lahir pukul 19.22 WIB. Melakukan massase uterus selama 15
detik, uterus berkontraksi dengan baik. Memeriksa kelengkapan
plasenta, plasenta kesan lengkap. Memeriksa robekan jalan lahir,
terdapat robekan pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum dan otot perineum.
Menurut materi manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah
yaitu pertama pemberian suntikan oksitosin, menyuntikan oksitosin
setelah melakukan pengecekan janin kedua. Oksitosin diberikan untuk
merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan kuat dan efektif
sehingga dapat membantu pelepasan plasenta. Kedua penegangan tali
pusat terkendali, dengan melakukan tali pusat dekat vulva akan
mencegah avulsi. Ketiga, massase uterus. Massase uterus dilakukan
untuk merangsang kembali kontraksi uterus. Dalam hal ini pengkaji
menemukan kesesuaian teori dengan fakta.
Pada kala IV ditemukan adanya perdarahan aktif pada perineum
dengan jumlah darah ± 100 ml, terdapat laserasi yaitu pada mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum. Bagian
perineum yang robek akan dianastesi dengan lidocain 1 ampul 2%
sebanyak 3 cc.
Menurut teori terjadinya robekan perineum karena adanya
dorongan maternal (meneran) sebelum dilatasi maksimal. Merupakan
salah satu penyebab terjadinya robekan pada perineum disaat
pembukaan belum lengkap kepala bayi dipaksa keluar sehingga
menyebabkan otot-otot pada vagina tegang saat kepala bayi melalui
108

perineum sehingga terjadilah robekan perineum yang mana pada kasus


ini adalah derajat dua.22
Setelah dilakukan anastesi pada perineum bagian dalam dijahit
dengan teknik jelujur sebanyak 3-4 jahitan. Pada bagian luar perineum
dijahit dengan teknik satu-satu pada subkutan. Setelah proses
penjahitan selesai ibu dibersihkan dan alat dirapihkan. Mengajarkan
ibu cara masase perutnya. Memberikan ibu tablet Fe, asam mefenamat
dan vitamin A (200.00 IU) diminum 1 kapsul segera setelah persalinan
dan 1 kapsul diminum 24 jam kemudian. Melakukan pemantauan kala
IV selama 2 jam, 1 jam pertama setiap 15 menit, 1 jam kedua setiap 30
menit, dan melanjutkan pendokumentasian.
Menurut teori kebutuhan vitamin untuk ibu menyusui salah
satunya adalah memberikan 2 kapsul vitamin A (200.00 IU) 1 kapsul
diminum segera setelah melahirkan, 1 kapsul 24 jam kemudian.
Vitamin A berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi, perkembangan syaraf penglihatan. Dalam hal ini pengkaji
menemukan kesesuaian teori dengan fakta.26
C. PNC (Postnatal Care)
1. Data Subjektif
Pada tanggal 8 Maret 2017, pukul 21.15 WIB dilakukan
pengkajian pada ibu post partum 2 jam. Ibu mengatakan masih merasa
mulas dan darah yang keluar sebanyak setengah pembalut.
Kunjungan masa nifas pertama postpartum 6 jam dilakukan
pada tanggal 9 Maret 2017 pukul 01.00 WIB. Ibu mengeluh masih
merasa sedikit mulas tetapi jarang, dirasa darah yang keluar sedikit.
Ibu belum BAK dan BAB.
Menurut teori pada postpartum 6 jam uterus terjadi involusi.
Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan
sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah
109

plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Rasa sakit atau
mulas biasanya terjadi sesudah melahirkan hal ini disebabkan oleh
kontraksi Rahim.25
Kunjungan masa nifas kedua postpartum 6 hari dilakukan pada
tanggal 14 Maret 2017. Ibu mengeluh pusing sejak 4 hari yang lalu
karena kurang tidur, setiap malam bayinya terbangun dan rewel. Ibu
tidak tidur siang karena tidak diperbolehkan oleh orangtuanya. Sulit
BAB, ibu tidak mengonsumsi buah karena tidak diperbolehkan oleh
orangtuanya.
Istirahat yang cukup pada masa postpartum sangat dianjurkan
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Untuk tidur siang dan
beristirahat saat bayi tidur. Pada masa nifas masalah diet perlu
mendapat perhatian serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat
mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air
susu.9
Kunjungan masa nifas ketiga postpartum 14 hari dilakukan
pada tanggal 23 Maret 2017. Ibu mengatakan rasa pusingnya sudah
mulai berkurang. Sudah mengonsumsi buah-buahan seperti pepaya.
BAB 1 kali sehari. Saat masa nifas 40 hari, ibu berencana untuk
memakai alat kontrasepsi alami.
Kunjungan masa nifas keempat postpartum 40 hari dilakukan
pada tanggal 18 April 2017. Ibu mengatakan pola tidurnya sudah
teratur dengan bergantian menjaga bayi bersama orangtuanya. Sudah
mendiskusikan dengan suami dan berencana memakai alat kontrasepsi
alami.
2. Data Objektif
Pada pengkajian postpartum 2 jam didapatkan tanda-tanda vital
dalam batas normal yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,6oC. Pada pemeriksaan mata,
110

leher, ektremitas tidak ada kelainan. Pemeriksaan payudara tidak ada


nyeri tekan, putting menonjol, sudah keluar kolostrum. Pada
pemeriksaan abdomen TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi teraba
keras, kandung kemih kosong. Pemeriksaan genetalisa tampak luka
jahitan masih basah, pengeluaran lochea Rubra sebanyak ± 30 ml.
Pada saat janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat,
setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah
pusat. Kontraksi teraba keras menunjukan kontraksi dalam keadaan
baik. Pengeluaran lochea pada hari pertama sampai hari kedua
postpartum adalah lochea rubra yang berwarna kemerahan. Dalam hal
ini pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.25
Pada pukul 01.00 WIB dilakukan pengkajian postpartum 6
jam. Didapatkan tanda-tanda vital dalam keadaan normal, yaitu
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 23x/menit,
suhu 36,6oC. Pemeriksaan abdomen TFU 2 jari dibawah pusat,
Kontraksi baik, kandung kemih kosong. Pemeriksaan genetalia,
terdapat pengeluaran lochea rubra sebanyak 20 ml. Menurut teori pada
saat janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah
plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari bawah pusat.
Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan
fakta.25
Pada tanggal 14 Maret 2017. Dilakukan pengkajian postpartum
6 hari. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital keadaan normal yaitu
tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 20x/menit,
suhu 36,6oC. Pada pemeriksaan abdomen TFU pertengahan antara
pusat dan simfisis, diastasi rekti 2/5, kandung kemih kosong.
Pemeriksaan ektremitas tanda Homan negatif. Pemeriksaan genetalia,
tampak luka jahitan utuh dan kering, terdapat pengeluaran lochea
sanguelenta, bercampur lendir, berbau khas.
111

Menurut teori pada hari kelima postpartum uterus tingginya


pertengahan antara simfisis dan pusat. Lochea sanguelenta terjadi pada
hari ketiga sampai hari ketujuh postpartum yang berwana merah
kuning berisi darah bercampur lendir. Dalam hal ini pengkaji
menemukan kesesuaian anatara teori dan fakta.25
Pada tanggal 23 Maret 2017 dilakukan pengkajian postpartum
14 hari. Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam keadaan normal, tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit,respirasi 22x/menit, suhu 36,7oC.
Pada pemeriksaan abdomen, TFU tidak teraba, kandung kemih
kosong. Pemeriksaan genetalia tampak luka jahitan utuh dan kering,
terdapat pengeluaran lochea serosa, berbau khas. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa setelah 12 hari postpartum uterus tidak dapat teraba lagi.
Lochea serosa terjadi pada hari ketujuh sampai keempat belas,
berwarna agak kuning, cairan tidak berwarna lagi.25
Pada tanggal 18 April 2017, puku 13.00 WIB. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital dalam keadaan normal tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,7oC.
Pemeriksan abdomen, TFU tidak teraba. Pemeriksaan genetalia
terdapat pengeluaran lochea Alba, berbau khas.
Menurut teori lochea alba terjadi seteah 2 minggu postpartum,
lochea ini hanya berupa cairan putih. Dalam hal ini penulis
menemukan kesesuaian anatara teori dan fakta.25
3. Analisa
Dari data sujektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa Ny. S usia 24 tahun P1A1 post partum 40 hari dengan keadaan
baik.
4. Penatalaksanaan
Pada pengkajian postpartum 2 jam, menjelaskan rasa mulas
yang ibu rasakan adalah normal dan tidak perlu khawatir dengan
112

jahitannya saat BAK dan BAB. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi


ringan mulai dengan turun dari tempat tidur. Ibu berjalan perlahan
untuk pindah ke ruang perawatan. Membimbing ibu melakukan teknik
menyusui dengan benar, ibu mampu menyusui bayinya dengan benar.
Menjelaskan tanda bahaya masa nifas.
Menurut teori ambulasi dini atau mobilisasi ringan
kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu
postpartum bangun dari tempat tidurnya dan berjalan secara bertahap.
Keuntungan ambulasi dini ibu menjadi lebih sehat dan kuat, dan tidak
memiliki pengaruh yang buruk bagi ibu. dalam hal ini pengkaji
menemukan kesesuaian pada teori dan fakta.9
Ibu mengatakan belum tidur sejak setelah melahirkan,
menganjurkan ibu untuk makan, minum dan istirahat. Menurut teori,
ibu menyusui dianjurkan untuk istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan. Kurangnya istirahat dapat menyebabkan
ketidakmampuan untuk merawat bayi, mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi.9
Pada tanggal 9 Maret 2017 dilakukan pengkajian 6 jam.
Membimbing ibu melakukan senam nifas hari pertama, menganjurkan
ibu BAK dan tidak perlu khawatir dengan jahitannya, mengajarkan
cara merawat kebersihan genetila, menjelaskan tentang asupan gizi
yang baik untuk ibu nifas. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas
menggunakan buku KIA. Ibu BAK pukul 07.00 WIB. Menjadwalkan
kunjungan ulang tanggal 15 Maret 2017.
Seorang ibu post partum sangat rentan terhadap infeksi oleh
karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya
infeksi, seperti kebersihan tubuh terutama pada kemaluannya. Nasehati
ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAK dan BAB.9
Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian teori dan fakta.
113

Tanggal 14 Maret 2017 penatalaksanaan dari pengkajian 6 hari


post partum. Ibu mengeluh sulit BAB karena tidak diperbolehkan
makan buah oleh orangtuanya. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga
bahwa buah baik untuk pencernaan ibu dan tidak berdampak buruk.
Mengatakan pusing karena malam kurang tidur dan tidak
diperbolehkan tidur siang oleh orangtuanya. Menjelaskan kepada ibu
dan keluarga bahwa istirahat yang cukup baik untuk ibu.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa istirahat yang
cukup untuk ibu menyusui penting. Bila ibu kurang istirahat dapat
mempengaruhi produksi ASI dan psikologi ibu.9
Tanggal 23 Maret 2017 pengkajian pada 14 hari post partum.
Menyarankan ibu untuk menjaga pola istirahat ibu dengan bergantian
bersama orangtuanya atau keluarganya. Melakukan konseling tentang
alat kontrasepsi. Ibu mengatakan akan membicarakan terlebih dahulu
dengan suami tentang alat kontrasepsi yang akan dipakai.
Pada tanggal 18 April 2017 dilakukan pengkajian postpartum
40 hari. Melakukan konseling tentang alat kontrasepsi. Ibu berencana
memakai alat kontrasepsi alami, yaitu kalender. Menjelaskan
keefektifan, keterbatasan dan manfaat dari kontrasepsi kalender.
Menurut teori kunjungan masa nifas 6 minggu setelah masa nifas
dilakukan asuhan salah satunya memberikan konseling tentang alat
kontrasepsi secara dini.14

D. BBL (Bayi Baru Lahir)


A. Data Subjektif
Pada tanggal 8 Maret pukul 20.10 WIB didapatkan pengkajian
bayi lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 41 minggu, lahir secara
normal pervaginam. Bayi berhasil melakukan IMD pada menit ke 55.
114

Menurut teori penilaian awal bayi baru lahir normal salah satu
diantaranya adalah melihat usia kehamilan saat melahirkan cukup
bulan atau tidak, terdapat mekonium pada air ketuban atau tidak.28
Manfaat dari IMD salah satunya adalah mempercepat involusi uterus
karena pengisapan putting susu akan merangsang pelepasan oksitosin
sehingga menyebabkan peningkatan kontraksi uterus.12
Pada tanggal 9 Maret 2017, pukul 01.15 WIB. dilakukan
pengkajian bayi 6 jam, bayi sudah menyusu 2 kali, sudah tidur selama
4 jam. Menurut teori dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi
normalnya sering tidur.12
Pada tanggal 14 Maret 2017, dilakukan pengkajian 6 hari. Ibu
mengatakan tali pusat sudah puput pukul 08.00 WIB. bayi menyusu
lebih dari 10x sehari, BAK 5-6x sehari, BAB 2-3x sehari berwarna
coklat kekuningan, konsistensi lunak. Tidur kurang lebih 12 jam.
Menurut teori Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup
bervariasi selama minggu pertama. Feses transisi (kecil-kecil
berwarna coklat sampai hijau karena adanya meconium) dikeluarkan
sejak hari ketiga sampai hari keenam. Dalam 2 minggu pertama
setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Bayi baru lahir sampai usia
3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Dalam hal ini pengkaji
menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.12
Pada tanggal 23 Maret 2017 dilakukan pengkajian bayi usia 14
hari.. BAB 3 kali sehari berwarna coklat kekuningan konsistensi
lunak, BAK lebih dari 6 kali sehari.
Menurut teori jumlah feses akan berkurang pada minggu
kedua, yang awalnya frekuensi defekasi sebanyak 5 atau 6 kali sehari
menjadi 1 atau 3 kali sehari. Feses dari bayi yang mengonsumsi ASI
lebih lunak berwarna coklat kuning emas. Dalam hal ini pengkaji
mendapatkan kesesuaian antara teori dengan fakta.12
115

Pada tanggal 18 April 2017 dilakukan pengkajian usia 40 hari.


Bayi sudah mendapat imunisasi BCG dan Polio 1. Menyusu lebih dari
12 kali Perkembangan bayi pada dalam 1 bulan ini sangat baik, tidak
ada masalah, segala pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
sebagaimana yang dimaksud dalam teori.
B. Data Objektif
Pada tanggal 8 Maret 2017 pukul 19.10 WIB dalam penilaian
awal bayi baru lahir didapat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan,
menangis kuat. Menurut teori penilaian awal untuk bayi baru lahir
yang sehat adalah menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot
aktif.28
Pukul 20.10 WIB dilakukan pengkajian bayi 1 jam. Didapatkan
tanda vital dalam keadaan normal, yaitu laju nafas, 46 kali permenit,
laju jantung 146 kali permenit dan suhu 36,6oC. Berat badan 3000 gr,
panjang badan 47 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm.
Menurut teori setelah pernapasan mulai berfungsi napas bayi
menjadi dangkal dan tidak teratur, 30-60 kali permenit. Frekuensi
denyut jantung bayi rata-rata 140-160 kali per menit. Suhu normal
pada bayi adalah 36,5oC- 37,5oC. Berat badan bayi normal adalah
2500gr-4000 gr. Panjang bayi normal adalah 47-52 cm. Lingkar
kepala normal adalah 33-37 cm.28 Dalam hal ini pengkaji menemukan
kesesuaian anatar teori dengan fakta.
Pada pemeriksaan fisik kepala teraba fontanel mendatar, tidak
ada moulage, tidak ada caput sucsaedenum dan cephal hematom.
Telinga simetris, daun telinga elastis, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal. Mata simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi. Hidung,
simetris terdapat septum nasal ditengah, tidak ada pernapasan cuping
hidung. Mulut, simetris, warna kemerahan, tidak ada labioskiziz dan
labiopalatoskizis. Leher tidak ada pembekakan dan pembesaran
116

kelenjar, tidak ada peninggian vena jugolaris. Dada. Tidak ada


retraksi dinding dada, payudara simetris. Abdomen sedikit
membuncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda infeksi. Ekstremitas, jari
lengkap, pergerakan aktif, akral hangat.
Pemeriksaan genetalia labia mayora sudah menutupi labia
minora, terdapat lubang vagina dan lubang uretra. Pada punggung,
tidak ada kelainan tulang belakang. Kulit kemerahan. Terdapat
lubang anus. Pemeriksaan sistem saraf, reflek glabella, reflek rooting,
reflek swallowing, reflek sucking, reflek palmar, reflek plantar, reflek
Babinski reflek moro positif.
Pada pengkajian bayi 6 jam, dalam pemeriksaan keadaan
umum bayi baik. Tanda-tanda vital dalam keadaan normal, laju
jantung 140x/menit, laju nafas 50x/menit, suhu 36,6oC. Pada
pemeriksaan mata, telinga, abdomen, ekstremitas dalam batas normal.
Pada pengkajian usia bayi 6 hari keadaan umum baik dengan
pergerakan tonus otot aktif, kulit bersih kemerahan. Berat badan 3100
gr. Tanda-tanda vital dalam batas normal, yaitu laju nafas 47x/menit,
laju jantung 144x/menit, suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan mata,
hidung telingan dada, ekstremitas, genetalia dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen tali pusat sudah puput pukul 08.00 WIB, tidak
ada tanda-tanda infeksi. terdapat penambahan berat badan sebanyak
100 gr.
Pada pengkajian 14 hari keadaan umum bayi baik dengan
tonus otot aktif, warna kulit kemerahan. Berat badan 3400 gr. Tanda-
tanda vital dalam batas normal laju jantung 144x/menit, laju nafas
54x/menit, suhu 36,7oC. Pemeriksaan mata, telinga, hidung, mulut,
dada, abdomen, ekstremitas dan genetalia dalam batas normal.
Terdapat penambahan berat badan sebanyak 300 gr.
117

Pengkajian 40 hari pada tanggal 18 April 2017 dirumah Ny.S.


Pada keadaan umum bayi dalam keadaan baik. Dengan warna kulit
kemerahan, pergerakan tonus aktif. Berat badan 3900 gr. Tanda-tanda
vital dalam bats normal laju jantung 144x/menit, laju nafas
54x/menit, suhu 36,7oC. pemeriksaan fisik pada mata, hidung, mulut,
dada, abdomen, ekstremitas, dan genetalia dalam batas normal.
Terdapat penambahan berat badan 500 gr.
C. Analisa
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 40 hari
dengan keadan baik.
D. Penatalaksanaan
Pada tanggal 8 Maret 2017 pukul 19.10 WIB bayi lahir
spontan, langsung menangis kuat kulit kemerahan, tonus otot aktif.
Penatalaksanaan pertama memberitahu ibu bahwa jenis kelamin
bayinya adalah perempuan, kemudian menjepit dan memotong tali
pusat dan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Bayi berhasil
melakukan IMD pada menit 55. Menurut teori IMD adalah program
yang dicanangkan oleh pemerintah. IMD harus dilakukan segera
setelah lahir, dan proses ini harus berlangsung secara skin to skin.
Pada pengkajian bayi 1 jam penatalaksanaan pertama adalah
Menyuntikkan Vit. K Phytomendione dosis 1 mg di paha kiri secara
IM dan memberikan salep mata. Menjelaskan dan mempraktikan
kepada ibu dan keluarga cara merawat tali pusat.
Menurut materi setelah 1 jam melakukan kontak dini skin to
skin dengan ibu, bayi diberikan tetes atau salep mata antibiotic
profilaksis dan vitamin KI mg intramuskuler di paha kiri anterolateral.
Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran
bayi, dikenal sebagai asuhan esensial neonatal diantaranya adalah
118

merawat tali pusat. Merawat tali pusat yaitu dengan membiarkan tali
pusat terbuka dan membersihkannya dengan air bersih.28
Pada pengkajian 6 jam dilakukan penatalaksanaan,
Menyarankan bayi untuk dimandikan, namun pasien menolak ingin
dimandikan dirumah saja. Menyuntikan imunisasi HB0 pada 1/3 luar
paha kanan. Menjelaskan tentang ASI ekslusif, menjaga kehangatan
bayinya, tanda bahaya bayi dengan buku KIA. Menjadwalkan
kunjungan ulang pada tanggal 15 Maret 2017 atau saat ada keluhan.
Menurut teori rekomendasi memandikan bayi baru lahir yaitu
menunggu minimal 6 jam setelah melahirkan, lakukan setelah suhu
bayi stabil (36,5oC-37,5oC).28 Imunisasi HB0 untuk mencegah dari
penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang
menyebabkan penyakit hati kronik hingga akut. ASI Ekslusif harus
diberikan sampai usia bayi mencapai 6 bulan. Alasan mengapa ASI
ekslusif 6 bulan salah satunya karena bayi dibawah umur 6 bulan
belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna, sehingga belum
mampu mencerna makanan dengan baik. Menjaga kehangatan bayi
sangat penting untuk menghindari terjadinya hipotermi pada bayi.
Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.
Pengkajian pada usia 6 hari, Mengingatkan ibu hal yang sama
yaitu, untuk memberiksan ASI Eksklusif sampai usia bayi 6 bulan,
menjaga kehangatan dan kebersihan bayi, tentang tanda bahaya bayi.
Menjadwalkan kunjungan ulang atau saat ada keluhan.
Pada kunjungan 14 hari dilakukan penatalaksanaan yaitu
melakukan pemeriksaan fisik, menjelaskan tentang imunisasi dasar
dan menjadwalkan untuk melakukan imunisasi BCG dan Polio 1 pada
usia bayi 1 bulan.
Menurut teori imunisasi merupakan cara atau transfer antibody
secara pasif, yang berguna untuk mencegah terjadinya penyakit
119

tertentu pada seseorang. Imunisasi dasar untuk bayi salah satu


diantaranya adalah BCG dan Polio 1. Imunisasi BCG adalah untuk
mencegah penyakit tuberculosis atau TBC.
Pada tanggal 18 April 2017 dilakukan pengkajian setelah
didapatkan data subjektif, objektif dan ditegakkan analisa maka
penatalaksanaannya Mengingatkan ibu tentang ASI Eksklusif.
mengingatkan ibu untuk rutin ke posyandu agar bayi dapat terkontrol
perkembangan dan pertumbuhannya dan rutin mendapat imunisasi.
E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1. Faktor Pendukung
Dalam memberikan asuhan kepada klien, penulis mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, diantaranya bidan dilahan praktik yang
memberi kepercayaan, bimbingan serta saran, dosen pembingbing
yang membantu penulis agar memaksimalkan pengaplikasian asuhan
yang sesuai dengan teori yang telah didapat. Serta klien, suami dan
keluarga klien yang bersedia, kooperatif dan terbuka sehingga
memudahkan penulis untuk mmelakukan pemeriksaan fisik sehingga
asuhan yang diberikan sesuai kebutuhan dan dapat diterima dengan
baik.
2. Faktor Penghambat
Dalam memberikan asuhan tidak ada penghambat, akan tetapi penulis
kesulitan menemukan buku sumber yang terbaru.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesmipulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S 24 tahun
G2P0A1 hamil 40 minggu maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. S G2P0A1 hamil 40 minggu
memeriksakan kehamilan secara teratur ke BPM. Berdasarkan standar
minimal pelayanan antenatal 10 T pada standar 6 yaitu standar pemberian
imunisasi TT tidak dilaksanakan semestinya.
2. Persalinan Ny. S G2P0A1 berjalan dengan lancar. Ibu dipantau
menggunakan partograf. Ibu dipimpin bersalin dengan teknik asuhan
persalinan notmal (APN).
3. Asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas sesuai dengan standar
kunjungan rumah pada ibu postpartum dan pemberian tablet Fe dan
vitamin A telah dilakukan sesuai dengan anjuran program.
4. Asuhan kebidanan pada bayi Ny. S keadaan umum bayi baik, tidak ada
kelainan ataupun komplikasi, dilakukan IMD 1 jam kemudian bayi
diberikan tetes mata dan vitamin K. Pada 1 jam selanjutnya seharusnya
bayi mendapatkan imunisasi HB0, namun pada saat penatalaksanaan bayi
diberikan imunisasi HB0 pada usia 6 jam. Dilakukan kunjungan rumah
seperti 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu dengan keadaan baik.
5. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
a. Faktor Pendukung
Dalam memberikan asuhan kepada klien, penulis mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, diantaranya bidan dilahan praktik yang
memberi kepercayaan, bimbingan serta saran… dosen pembingbing

120
121

yang membantu penulis agar memaksimalkan pengaplikasian asuhan


yang sesuai dengan teori yang telah didapat. Serta klien, suami dan
keluarga klien yang bersedia, kooperatif dan terbuka sehingga
memudahkan penulis untuk mengkaji, melakukan pemeriksaan fisik
sehingga asuhan yang diberikan sesuai kebutuhan dan dapat diterima
dengan baik
b. Faktor Penghambat
Dalam memberikan asuhan tidak ada penghambat, akan tetapi penulis
kesulitan menemukan buku sumber yang terbaru.
B. Saran
1. Bagi pusat layanan kesehatan
Hendaknya ditingkatkan pemberian informasi melalui konseling sehingga
ibu mengetahui kebutuhan dalam masa kehamilan.
2. Bagi klien dan keluarga
Sebaiknya ibu mencari informasi lebih untuk menambah wawasan
mengenai perawatan bayi baru lahir berhubung ini merupakan persalinan
pertama ibu.
3. Bagi profesi bidan
Sebaiknya tenaga kesehatan melakukan konseling kepada keluarga tentang
manfaat pelayanan kesehatan ibu dan bayi melalui kerjasama dengan
kader, tokoh masyarakat atau tokoh agama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho, Taufan dan Utama, Bobby Indra. Masalah Kesehatan Reproduksi
Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014
2. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.
Halaman 90-286
3. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.
Halaman 177,186, 282, 91, 286, 278, 90,90, 91.
4. Mardani.Bagaimanakah Respon Dan Koping Petugas Kesehatan Selama
Menghadapi Proses Persalinan Secara Normal.2014.(Diakses tanggal 14
Juni 2017).Didapat dari eprintis.ums.ac.id
5. Kemenkes.Profil Kesehatan Indonesia 2015. Agustus 2016.(Diakses tanggal 6
Maret 2017). Didapat dari www.kemkes.go.id.
6. Kemenkes.Panduan Pelayanan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan
Anak.2010. (Diakses tanggal 10 Juli 2016). Didapat dari
www.depkes.go.id
7. Megasari, Miratu dkk. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta:
Deepublish; 2014.Halaman 25.
8. Saifuddin, Abdul Bari dkk. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2013. Halaman 334, 356, 213.

9. Manuaba,Ida Bagus. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:


EGC; 2012.Halaman 92-110
10. Kusmiyati, Yuni, dkk. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta. Fitramaya; 2009.
Hal 45-65
11. Prawirohardjo, Sarwono. Ilm[u Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Prawirohardjo; 2010 Halaman 213, 286, 287
12. Sulistyawati,Ari.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika; 2010. Halaman :175
13. Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta: EGC; 2007.Hal
121,1065,1066
14. Walyani, Elisabeth Siwi. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta.
Pustaka baru press; 2015. Hal 50-21
15. Astuti,Maya. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta . EGC; 2011. Hal 34-50
16. Purwanti, Eni. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Yogyakarta. Cakrawala
Ilmu; 2012. Hal 66-87
17. Nur,Dian dkk.Buku Ajar Imunisasi.2014.(Diaskes pada tanggal 18 November
2015). Didapat dari www.pdpersi.co.id/pusdiknakes/
18. Siwi,Elisabeth dan Endang Purwoastuti. Asuhan Kebidanan Persalinan &
Bayi Baru Lahir.Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS; 2015
19. Fitri,Imelda.2017.Sistem Reproduksi Wanita. Yogyakarta:Gosyen Publishing;
2017.
20. Sujiyanti dkk. Asuhan Kebidanan II (Persalinan).Yogyakarta:Rohima Press;
2011. Halaman 36
21. Sumarah. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta. Fitramaya;
2009.Hal 1.
22. Bahiyatun. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC; 2009.
Hal 1.
23. Moegni,Endy dan Dwiana Ocyvianti. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di
Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan.Jakarta: WHO; 2013. Halaman
22,50, 30
24. Pitriani, Risa. Panduan Lengkap Askeb Ibu Nifas Normal (Askeb III) Edisi 1
Cetak 1. Yogyakarta: Deepublish; 2014.Hal 7-8.
25. Rukiyah, Ai Yeyeh,. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info
Media; 2011. Hal :149
26. Swarjana, I Ketut. Metode Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Yogyakarta: CV
Andi Offset; 2015.Hal 108.
27. Lailiyana,dkk.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.Jakarta:EGC;2011
28. Wahyuni,Sari. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita Penuntun Belajar Praktik
Klinik.Jakarta:EGC;2012 Halaman 1,71, 97, 5, 6, 7, 9
29. Murkoff,Meidi. Kehamilan. Jakarta . Arcan; 2007.Hal 23-26
POLTTEKnIIK KESEHATAN KEMEITIKES BA}IDUNG

BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKTIIR (LTA}

Nama : Nurina Sekarini

Nlltl : P17324214085
Judul : Asuhan Kebidanan P*da Ny. $ 24 &hun GrpoAr Eamil 40lUingu di
Bidan Praktik Mardiri AK

No
Eeril Meteri yang Saran/ Tanda tangau
T*nggal Ilibahss Rekomendssi
Mahasiswa Pemhimbing

Mengajukan
Senin,
I klien yang akan Disetujui
06-03-2016
diasuh

Nurina Sekarini Sri Mulyati,M.KM

Senirq
Peftaiki dan lengkapi
2. BAB IV sesuai asuhanyang
20.0.3-2A17
dilakukan

Sri MulvatiM"KM
l. Tambahkan
kebutuhan masa
dfas.
3"
Jum'at
BAB IY
2. Tambahkan
4744-2017 penilaian auml
bayi baru lahir
3. Pe*aiki format
penilaiaa Nurina Sekarini SriMulvatLIU-KM
1. Perbaiki rumusan
masalah.
Senin" BAB I dan
2" Perbaiki tu$uan
4. penulisan.
30-04-2017 BAB III
3. Tembahkan data-
data yang
berhubungan.
Nurina Sekarini Sri Mulvati.Ilv{-KM
PIOLITEKIYIK KASEIIATAI{ KEMEIYKES BANDTING

BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKTIIR &TA}

l. Cekkembali
10.
Selas4 BAB I dan teknik pengutipan
t3{,6-2917 BAB II 2. Sertakan aplikasi
manajemen.

Nurina Sekarini Sri MulvatiM-KM

Rabu
Perbaiki dan lengkapi
I l. 14-06-2017
BAB W sesuai teori dengan
kasus.

Nurina Sekarini Sri Mulvati-I\,LKM

l. Cekkembali
te*nik penulisan.

b
t?.
Kamis, Abstrak,BAB l- 2. Tambahkan
r5-06-2017 BAB YI
pembahasan sesuai
hasil diskusi.
V
Nurina Sekariui Sri MulvatiM.KM

Sabtu, Disetujui dan siap


13"
l7-06-2017
BAB I.BAB VT
diujikan.
)r;
Nurina Sekarini Sri Mulvati.
LAMPIRAN 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TANDA-TANDA PERSALINAN

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Kehamilan


Sub Pokok Bahasan : Tanda-tanda Persalinan
Hari/Tanggal : Senin, 6 Maret 2017
Sasaran/Jumlah : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Penyuluh : Nurina Sekarini

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, ibu diharapkan dapat mengetahui
dan mengerti tanda-tanda persalinan dan dapat langsung ke Puskesmas
apabila mengalami hal-hal tersebut.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu mampu :
a. Menjelaskan pengertian persalinan.
b. Mengetahui tanda-tanda persalinan
B. Metode
Diskusi dan tanya jawab
C. Media
Lembar balik
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan

No Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu


1. Pembukaan/ 1 Menyampaikan tujuan Ibu menyetujui
menit mengenai pendidikan diadakan pendidikan
kesehatan kesehatan
2. Penyampaian Menjelaskan perngertian Mendengarkan dan
Materi/ 5 menit persalinan dan tanda- menyimak
tanda persalinan
3. Penutup/ 1 Memberi kesempatan Mengajukan
menit kepada ibu untuk pertanyaan
mengajukan pertanyaan

Memberi salam
Menjawab salam
F. Evaluasi
Sebutkan tanda-tanda persalinan?
G. Referensi
Manuaba, Ida Bagus. 2000. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk pendidikan Bidan.Jakarta:EGC
MATERI PENYULUHAN
TANDA-TANDA PERSALINAN

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai
dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan).
Tanda-tanda persalinan antara lain :
1. Keluar lendir bercampur darah
Selama kehamilan bayi tersumbat dalam rahim oleh gumpalan lendir lengket pada
leher rahim. Saat persalinan dimulai serviks mulai membuka. Yang harus
dilakukan ibu pada saat keluar lendir bercampur darah ialah dan disertai mulas
atau keluar air-air segera pergi ke bidan atau fasilitas kesehatan setempat.
2. Kontraksi
Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada
kontraksi rahjim yang di sebut his pendahuluan atau his palsu, sebenarnya itu
merupakan peningkatan dari kontraksi braxton Hicks. Kontraksi yang timbul pada
saat menjelang persalinan biasanya timbul setiap 10 menit sekali, dan pada kala
pengeluaran sekali dalam 2 menit. Menjelang pengeluaran kontraksi atau mulas
dirasakan semakin sering, semakin lama, mulasnya menjalar hingga ke pinggang.
His persalinan dapat di bagi dalam : His pembukaan adalah his yang
menimbulkan pembukaan serviks. His pengeluaran adalah his yang mendorong
bayi keluar. His pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan untuk mengedan.
His pelepasan uri adalah his yang mengeluarkan uri.
3. Ketuban pecah
Pada beberapa kasus membrane masih untuh hingga akhir tahap pertama
persalinan. Kemudian desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi pada mulut
serviks menyebabkan pecahnya membran. Saat ketuban pecah, bisa dirasakan
seperti semburan air atau hanya rembesan. Seringkali pada ketuban pecah ini ibu
merasakan seperti mengompol, namun untuk memastikan apa yang keluar melalui
jalan lahir tersebut apakah urin atau cairan ketuban dari baunya. Cairan ketuban
ini berbau anyir. Jika ketuban pecah sebaiknya selama di perjalanan menuju
tenaga kesehatan menggunakan pembalut untuk menampung cairan yang keluar.
4. Dilatasi serviks
Agar bayi dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari serviks.
Pelebaran leher rahim ini hanya bisa dilihat melalui pemeriksaan dalam oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang akan memantu persalinan. Persalinan akan
dimulai ketika serviks sudah membuka lengkap. Yang dimaksud pembukaan
serviks adalah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu
lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui
calon bayi. Kira-kira 10 cm.
Apabila ibu merasakan atau mengalami tanda-tanda tersebut maka harus langsung
segera pergi ke bidan atau ke fasilitas kesehatan setempat.
LAMPIRAN 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERSIAPAN PERSALINAN

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Kehamilan

Sub Pokok Bahasan : Persiapan Persalinan

Sasaran : Ny. S

Tempat : BPM Bd. AK

Hari/Tanggal : Senin, 6 Maret 2017

Penyuluh : Nurina Sekarini

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan
untuk persalinan
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan ibu dapat melakukan :
1. Mengetahui arti dari persiapan persalinan
2. Mengetahui apa saja yang perlu ibu siapkan untuk proses persalinan
3. Mengetahui peran serta keluarga dalam pengambilan keputusan dan peran
tenaga kesehatan dalam persiapan persalinan.
B. Metode Penyampaian
Diskusi
C. Media
Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan (3 a. Mengucapkan salam Menjawab salam
menit) b. Mempersilahkan ibu untuk menjelaskan
yang ibu ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang Mendengarkan dan
(12 menit) persiapan persalinan memperhatikan
b. Menjelaskan tentang apa saja yang perlu
disiapkan untuk proses persalinan.
c. Menjelaskan tentang peran keluarga
dalam pengambilan keputusan.
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya bila Bertanya
(4 menit) ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil dari penyuluhan
c. Menutup dengan mengucapkan salam

F. Evaluasi
Dengan memberi pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian senam nifas
2. Apa saja tujuan senam nifas ?
G. Referensi
Vivian, dkk. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika
MATERI

PERSIAPAN PERSALINAN

A. Pengertian
Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga,
dan bidan, rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak
tertulis, rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu menerima
asuhan yang diperlukan.Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan.Seorang ibu hamil dan keluarganya,
seyogyanya mempunyai perencanaan persalinan sebagai berikut :
1. Akan melakukan persalinan dimana?
2. Siapa yang akan mengantar untuk mendapatkan pertolongan persalinan?
3. Menggunaan kendaraan apa dan milik siapa untuk mengantar ?
4. Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi kekurangan cairan darah ?
Untuk itu, seorang ibu hamil harus tahu apa golongan darahnya.

B. Komponen Penting Membuat Rencana Persalinan.


1. Membuat rencana persalinan
a. Berupa tempat bersalin, tenaga kesehatan yang terlatih, bagaimana berhubungan
dengan tenaga kesehatan, transportasi, teman dalam persalinan, serta biaya untuk
persalinan.
b. Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah
untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit.Perhatikan kepadatan lalu
lintas pada jam-jam tertentu sehingga anda dapat mempersiapkan jalur alternatif
untuk sampai ke rumah sakit. Prosedur masuk, fasilitas yang ada, biaya
persalinan.
Lokasi kamar bersalin, agar dalam keadaan darurat mempercepat sampai ke
tempat tujuan. Tempat plasenta (ari-ari) harus sudah direncanakan di mana
plasenta akan diurus, apakah di rumah atau di tempat bersalin. Biasanya sudah
disiapkan di tempat bersalin.
2. Tempat persalinan
a. Pemilihan tempat persalinan ditentukan oleh nilai resiko kehamilan dan jenis
persalinan yang direncanakan. Persalinan beresiko rendah dapat dilakukan
dipuskesmas, polindes, atau rumah bersalin, sedangkan persalinan beresiko
tinggi harus dilakukan dirumah sakit yang memiliki fasilitas kamar operasi,
tranfusi darah, dan perawatan bayi resiko tinggi.
b. Persalinan dianjurkan dilaksanakan dirumah sakit umum/ rumah sakit ibu dan
anak, lengkap dengan tenaga tertatih dan peralatan yang memadai, saran
transportasi serta tenaga kesehatan yang masih terbatas membuat persalinan
dibebrerapa daerah masih ditolong oleh paraji dirumah.Kondisi tersebut
merupakan kendala tersendiri yang masih sulit diatasi sampai saat ini.
3. Memilih tenaga kesehatan terlatih
a. Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan adalah dokter umum,
bidan, serta dokter kebidanan dan kandungan. Dinegara kita masih banyak
persalinan yang ditolong oleh dukun bersalin, baik yang terlatih maupun yang
tidak. Hal ini masih menjadi kendala dan merupakan salah satu sebab tingginya
angka kematian bayi.
b. Pemilihan tenaga penolong persalinan ditentukan oleh pasien, nilai resiko,
kehamilan, dan jenis yang akan direncanakan bagi masing –masing pasien
c. Pemilihan pasien berdasarkan resiko dimaksudkan agar penanganan kasus lebih
terarah dan ditangani oleh tenaga kesehatan yang kompeten.Sebaiknya semua
kasus dianggap beresiko tinggi karena tidak ada satu cara pun yang dapat
meramalkan bahwa persalinan tersebut pasti berjalan normal, sehingga setiap
penolong persalinan akan selalu berhati –hati dan mempersiapkan segala
sesuatunya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi.
4. Rencana pembuat keputusan
Disini dibicarakan siapa yang bertindak sebagai pengambil keputusan utama,
pembuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada. Bisa suami ataupun
keluarga. Selain itu, faktor ekonomi, agama, sosial, dan budaya kadang juga
mempengaruhi pemilihan tenaga penolong persalinan.Membuat rencana untuk
pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan
keputusan utama tidak ada
1. Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?
2. Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada
saat terjadi kegawatdaruratan?
5. Penanggung jawab atau pendamping persalinan
Dukungan pendampingan persalinan, dibagi menjadi :
1. Dukungan fisik adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang
diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
2. Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun
ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai
dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada
keberhasilan.
3. Pertimbangan dalam memilih pendamping Ibu mengetahui dan mempersiapkan
siapa yang mendampingi dalam proses persalinan dan harus dipastikan.
Sebaiknya suami, jika tidak bisa suami tapi kalau karena suatu hal suami tidak
mungkin berada di sisi Ibu, atau memang Ibu ingin ada orang lain selain suami,
mungkin orangtua, adik, kakak, dan teman bisa dipilih. Siapapun orangnya, pilih
yang Ibu percaya dan mampu memberi dukungan saat menjalani proses
persalinan serata bisa menyamankan kondisi ibu. Mereka harus berani melihat
Ibu kesakitan. Lebih baik lagi kalau mereka memahami rencana persalinan Ibu
dan mampu mengambil keputusan jika ada hal yang tidak sesuai rencana. Jangan
lupa, beritahukan tanggal perkiraan persalinan, supaya mereka bisa cuti atau izin
dari pekerjaannya untuk mendampingi Ibu.
4. Diharapkan ibu tinggal konsentrasi pada persalinan saja. Urusan lain, agar suami
yang mengambil alih. Jadi, Ibu tidak stress memikirkan ini dan itu. Ibu hamil
dengan tingkat stress rendah, lebih memungkinkan melakukan persalinan alami.
Dukungan suami dalam proses persalinan akan memberi efek pada sistem limbic
ibu yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel
neuronnya mensekresi hormon oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan
kontraktilitas uterus pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi.
6. Uang / biaya
Keluarga seharusnya dianjurkan untuk mempersiapkan sejumlah uang
sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawat
daruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan
asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan. Persalinan normal
umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila persalinan
diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang
lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan
dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini
diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati. Bila
diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah mempersiapkan dananya
sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa
lebih teratasi. Sumber biaya persalinan dapat dari beberapa sumber misalnya :
a. Tempat Kerja
Perlu diperhatikan jika memang biaya persalinan ditanggung oleh instansi kerja
yaitu biaya yang meliputi semua biaya proses persalinan, seperti tempat kerja
yang bekerja sama dengan BPJS.Dengan begitu ibu dan keluarga bisa
memperkirakan berapa biaya yang mesti disiapkan untuk perawatan persalinan.
b. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)
Ibu dan suami harus menyiapkan dana persalinan itu. Ada dua cara menabung
yang bisa digunakan. Yang pertama adalah dengan menabung secara rutin setiap
bulan. Yang kedua adalah dengan menabung sekali saja.
7. Mempersiapkan sistem transpor
Dimana tempat bersalin, cara menjangkau tingkat asuhan lebih lanjut, fasilitas
kesehatan untuk merujuk, mendapatkan dana, dan persiapan donor darah. Persiapan
kebutuhan untuk persalinan. Perkirakan jarak antara rumah dan rumah sakit serta lalu
lintas yang harus dilalui jika akan bersalin.Perkirakan kapan waktu persalinan untuk
mengatur jadwal bepergian jauh Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi
kegawatdaruratan.
1. Banyak ibu yang meninggal karena mengalami komplikasi yang serius selama
kehamilan, persalinan atau pascapersalinan dan tidak mempunyai jangkauan
transportasi yang dapat membawa ibu ketingkat asuhan kesehatan yang dapat
memberikan asuhan yang kompeten untuk menangani masalah ibu.
2. Setiap keluarga seharusnya mempunyai suatuu rencana transportasi untuk ibu
jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk ketingkat asuhan yang
lebih tinggi.
8. Mempersiapkan barang yang diperlukan untuk persalinan
a. Ibu dan keluarga dapat mengumpulkan barang–barang
(seperti pembalut wanita, sabun, baju ibu, baju bayi, dan lain–lain) dan
menyimpannya untuk persiapan persalinan.
b. Beberapa rumah sakit biasanya sudah membuatkan daftar peralatan yang harus
dibawa saat datang, misalnya gurita, peralatan mandi, ( sabu, sikat gigi, pasta
gigi, sampo deodoran, bedak sisir, pelembab bibir, handuk kecil, handuk besar)
perlengkatan pribadi ( pembalut wanita, alah BH, celana dalam, sandal, kaos
longgar/ daster, dan kaos kaki bayi,waslap, kain baju bayi dan popok.
c. Hendaknya dipersiapkan jauh hari sebelumnya, dimasukkan dalam satu tas
sehingga begitu ada tanda –tanda persalinan muncul, ibu tidak panik dan dapat
berlangsung mencari pertolongan ( ke puskesmas, Bpm Bidan,rumah sakit,
rumah bersalin,dan sebagainya).
d. Mempersiapkan perlengkapan buah hati dapat menjadi kesibukan yang
menyenangkan.
9. Pendonor darah
Donor darah tidak kalah penting untuk dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum
persalinan. Ini dilakukan untuk antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi
kegawatdaruratan. Pendonor darah bisa dari keluarga terdekat atau pun orang lain
seperti tetangga. Selain itu, dapat juga memanfaatkan donor darah di desa atau
kelurahan yang sudah terbentuk kelompok donor darah sukarela. Dan ditekankan
pula bahwa pendonor darah harus mempunyai golongan darah yang sama dengan
ibu.
LAMPIRAN 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TEKNIK MENYUSUI

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Sub Pokok Bahasan : Teknik Menyusui
Sasaran : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Hari/Tanggal : Rabu, 8 Maret 2017
Penyuluh : Nurina Sekarini
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu mengerti dan memahami tentang teknik
menyusui yang baik.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan ibu dapat melakukan :
1. Mengetahui arti teknik menyusui yang baik
2. Mengetahui persiapan memperlancar pengeluaran ASI
3. Menyebutkan posisi dan perlekatan menyusui bayi
4. Menyebutkan dan mempraktikan langkah menyusui bayi yang baik.
B. Metode Penyampaian
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
C. Media
1. Bantal
D. Materi
Terlampir

E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam Menjawab salam
(3 menit) b. Mempersilahkan ibu untuk
menjelaskan yang ibu ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang a. Mendengarkan
(12 menit) pengertian teknik menyusui dan
b. Menjelaskan persiapan memperhatikan
memperlancar pengeluaran ASI b. Melakukan teknik
c. Membimbing melakukan teknik menyusui
menyusui yang baik
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Bertanya
(4 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil dari
penyuluhan
c. Menutup dengan mengucapkan
salam

F. Evaluasi
Dengan memberi pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian teknik menyusui
2. Apa saja persiapa memperlancar pengeluaran ASI ?
3. Apa saja posisi menyusui yang baik ?
G. Referensi
Dr.Nanis Sacharina Marzuki, Sp.A.2007.ASI Eksklusif.Jakarta:Bidakara

MATERI
TEKNIK MENYUSUI

A. Pengertian
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengen
perlekatan dan posisi ibu dan bayi yang benar.
B. Persiapan Memperlancar Pengeluaran ASI
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
2. Putting susu ditarik-tarik secara halus setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila putting belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan
oprasi.
C. Posisi dan Perlekatan Menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. cara menyusui yang tergolong biasa
dilakukan adalah duduk,berdiri atau berbaring.
D. Langkah-langkah Menyusui yang Benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar
putting, duduk dan berbaring dengan santai.
1. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan
bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu. Satu
tangan ibu lagi membentuk huruf “C” untuk menyangga payudara.
2. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, berikan rangsangan didaerah sudut bibir
bayi dengan putting atau dengan jari kelingking sampai mulut bayi terbuka.
3. Bila suda terbuka, segera dekatkan payudara pada mulut bayi. Sampai mulut
bayi menghisap daerah areolanya juga bukan hanya daerah putting susunya
saja.
4. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
E. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi engga menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
4. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
5. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
LAMPIRAN 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TANDA BAHAYA NIFAS

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Nifas


Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Masa Nifas
Sasaran : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Hari/Tanggal : Rabu, 8 Maret 2017
Penyuluh : Nurina Sekarini
A. Tujuan
1. Tujuan Intrusksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, ibu dapat mengenali dan memahami tanda
bahaya pada masa nifas
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan ibu dapat melakukan :
1. Mengetahui arti dari tanda bahaya masa nifas
2. Mengetahui macam-macam tanda bahaya nifas
3. Mengetahui upaya mencegah dan mengatasi tanda bahaya nifas
B. Metode Penyampaian
Diskusi
C. Media
Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam Menjawab salam
(3 menit) b. Mempersilahkan ibu menjelaskan
yang ibu ketahui
2. Inti a. Menjelaskan pengertian tanda Mendengarkan dan
(10 menit) bahaya nifas memperhatikan
b. Menjelaskan macam-macam tanda
bahaya nifas
c. Menjelaskan upaya mencegah dan
mengatasi tanda bahaya nifas
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Bertanya
(3 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan
c. Menutup dengan mengucapkan
salam

F. Evaluasi
Dengan mengajukan pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian tanda bahaya nifas
2. Apa saja macam-macam tanda bahaya nifas ?
3. Apa saja upaya mencegah dan mengatasi tanda bahaya nifas ?
MATERI
TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS

A. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alt-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6
minggu. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas
terjadipada 24 jam pertama setelah persalinan, di antaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal
pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat
genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan
merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan
darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab
kematian mordibitas ibu.
B. Tanda-tanda bahaya nifas
Tanda-tanda bahaya nifas adalah tanda bahaya yang diperlihatkan oleh ibu
setelah melahirkan, yang dapat menyebabkan komplikasi dan diwajibkan ibu
untuk segera dibawa oleh keluarga atau orang yang mengetahui kejadian itu ke
petugas kesehatan terdekat seperti ke bidan, perawat, dokter, Puskesmas, dan
Rumah Sakit.
Tanda-tanda bahaya ibu nifas yaitu :
1. Perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan
sebagai peradrahan pascapersalinan.Perdarahan banyak dan terus-menerus
biasanya terjadi dalam minggu kedua sesduah persalinan. Perubahan darah ibu
nifas atau lockhea yaitu :
a. Merah kehitaman ( hari ke 1-3 )
b. Putih kemerahan ( hari ke 3-7 )
c. Kuning kecoklatan ( hari ke 7-14 )
d. Putih ( lebih dari 14 hari )
2. Demam. Suhu meningkat lebih dari 38oC dalam 10 hari pertama setelah
persalinan.
3. Cairan vagina yang berbau busuk.
4. Kelelahan yang berlebih.
5. Nyeri pada payudara, bengkak payudara dan puting susu yang pecah-pecah.
6. Nyeri atau panas ketika buang air kecil atau urin tidak keluar dengan lancar.
7. Sembelit atau hemoroid. Pencegahannya banyak makan buah-buahan yang
banyak mengandung serat seperti pepaya dan minum air yang banyak. Bila
ibu tetap tidak dapat buang air besar selma 3 hari. Maka segera bawa ibu ke
petugas kesehatan terdekat seperti bidan, perawat, dokter, Puskesmas, dan
Rumah Sakit.
8. Sakit kepala terus-menerus.
9. Bengkak pada wajah dan tangan.
10. Nyeri pada abdomen.
11. Produksi ASI kurang karena kesukaran dalam menyusui.
12. Kesedihan.
13. Merasa kurang mampu merawat bayi.
14. Rabun senja
C. Penanganan
1. Jagalah kebersihan alat kelamin.
2. Nutrisi ditingkatkan.
3. Segera rujuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengangan
LAMPIRAN 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM NIFAS
Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Nifas
Sub Pokok Bahasan : Senam Nifas
Sasaran : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Juli 2016
Penyuluh : Nurina Sekarini
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu nifas dapat melakukan sena nifas secara
mandiri.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan ibu dapat melakukan :
1. Mengetahui arti dari senam nifas
2. Mengetahui tujuan dari senam nifas
3. Mengetahui macam-macam gerakan senam nifas.
B. Metode Penyampaian
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
C. Media
1. Bantal
2. Matras
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam Menjawab salam
(3 menit) b. Mempersilahkan ibu untuk
menjelaskan yang ibu ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang a. Mendengarkan
(12 menit) pengertian senam nifas dan
b. Menjelaskan tentang tujuan senam memperhatikan
nifas b. Melakukan senam
c. Membimbing senam nifas hamil
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Bertanya
(4 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil dari
penyuluhan
c. Menutup dengan mengucapkan
salam

F. Evaluasi
Dengan memberi pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian senam nifas
2. Apa saja tujuan senam nifas ?
MATERI
SENAM NIFAS

A. Pengertian Senam Nifas


Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan, guna
mengembalikan kondisi kesehatan Ibu dan memperbaiki regangan pada otot-otot
setelah kehamilan.
B. Tujuan Senam Nifas
1. Memperlancar sirkulasi darah.
2. Mencegah pembengkakan pada pergelangan kaki.
3. Membantu kontraksi rahim, sehingga perdarahan rahim cepat berhenti.
4. Mencegah agar dinding otot perut tidak kendur.
5. Memperlancar payudara agar tidak kendur dan memperlancar ASI.
6. Mempercepat pengembalian rahim pada bentuk dan posisi semula
C. Macam-Macam Gerakan Senam Nifas
Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya perawat mengajarkan kepada ibu
untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat dilakukan dengan
latihan pernapasan dan menggerak-gerakkan kaki dan tangan secara santai. Hal
ini bertujuan untuk menghindari kekejangan otot selama melakukan gerakan
senam nifas.
Latihan Hari Pertama
1. Latihan pernafasan iga-iga
Sikap : ibu terlentang dengan satu bantal
Gerakan : mengeluarkan nafas dari mulut sampil mengempiskan iga
kemudian menarik nafas dari hidung sambil mengembungkan iga. Dilakukan
15 kali gerakan pagi dan sore.
2. Latihan gerakan pergelangan kaki
Sikap : ibu duduk kaki diluruskan
Gerakan : duduk dengan kedua kaki lurus ke depan, bersandar diatas kedua
tangan yang diletakkan disamping belakang. Putar telapak kaki ke depan,
kanan, belakang, kiri. Anjurkan setiap gerakan sebanyak 5 kali dalam latihan,
satu kali dalam sehari.
3. Latihan kontraksi ringan perut dan bokong
Sikap : ibu tidur terlentang dengan satu bantal di kepala, kedua kaki lurus
dan kedua tangan disamping badan.
Gerakan : tundukkan kepala, kerutkan bokong ke dalam sehingga lepas dari
kasur, kerutkan bokong kedalam. Dianjurkan lakukan 15 kali gerakan
istirahat sebentar.
LAMPIRAN 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERSONAL HYGIENE PADA IBU NIFAS

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas


Sub Pokok Bahasan : Personal Hygiene pada Masa Nifas
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Maret 2017
Sasaran/Jumlah : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Penyuluh : Nurina Sekarini

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah memperoleh penyuluhan, diharapkan ibu nifas dapat memahami
tentang kebersihan dan perawatan diri pada ibu nifas, sehingga dapat
mempersiapkan diri dengan baik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan diri (personal hygiene) pada
ibu nifas, diharapkan ibu-ibu dapat :
a. Menjelaskan perawatan diri pada masa nifas.
b. Menjelaskan manfaat perawatan diri pada masa nifas.
c. Menjelaskan teknik perawatan diri sendiri secara mandiri pada masa nifas.
B. Metode
Diskusi
C. Media
Buku KIA
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
No Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan/ 1 Menyampaikan tujuan Ibu menyetujui
menit mengenai pendidikan diadakan pendidikan
kesehatan kesehatan
2. Penyampaian Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
Materi/ 5 menit personal hygiene menyimak
Menjelaskan manfaat
perawatan diri pada masa
nifas.
Menjelaskan teknik
perawatan masa nifas
3. Penutup/ 1 Memberi kesempatan Mengajukan
menit kepada ibu untuk pertanyaan
menyebutkan tanda
bahaya nifas

Memberi salam Menjawab salam

F. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud perawatan diri pada masa nifas?
2. Apa tujuan dari perawatan diri pada masa nifas?
G. Referensi
Saleha, Sitti.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba
Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah,
S.Kp.2004.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta : EGC
MATERI
PERSONAL HYGIENE PADA IBU NIFAS

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.
B. Pengertian Perawatan Diri (Personal Hygiene)
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik
dan psikis.
C. Tujuan melakukan Personal Hygiene
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
D. Kebutuhan Personal Hygiene pada Ibu
Kebersihan diri
Beberapa langkah penting dalam perawatan kebersihan diri ibu post partum,
antara lain:
1. Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada
bayi. Kulit ibu yang kotor karena keringat atau debu dapat mnyebabkan kulit
bayi mngalami alergi melalui sentuhan kulit ibu dan bayi
2. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu
mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah anus
3. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2 kali dalam
sehari. Kadang hal ini terlewat untuk disampaikan kepada pasien. Kadang hal
ini terlewat untuk disampaikan kepada pasien. Masih adanya luka terbuka di
dalam rahim dan vagina sebagai satu-satunya port de entre kuman penyebab
infeksi rahim maka ibu harus senantiasa menjaga suasana keasaman dan
kebersihan vagina dengan baik
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali ia selesai membersihkan
daerah kemaluannya
5. Jika mempunyai luka episiotomi, hindari untuk mnyentuh daerah luka. Ini
yang kadang diperhatikan oleh pasien dan tenaga kesehatan. Karena rasa ingin
tahunya, tidak jarang pasien berusaha menyentuh luka bekas jahitan di
perineum tanpa memerhatikan efek yang dapat ditimbulkan dari tindakannya
ini.

Perawatan perineum :

1. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut dengan
baik sehingga tidak bergeser
2. Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari
penyebaran bakteri dari anus ke vagina
3. Alirkan dan bilas dengan air hangat / cairan antiseptic pada area perineum
setelah defekasi. Keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan cara
ditepuk-tepuk, dan dari arah depan ke belakang
4. Jangan dipegang sampai area tersebut pulih
5. Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda
penyembuhan. Namun untuk meredakan rasa tidak enak atasi dengan mandi
berendam air hangat
6. Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuuk mengurangi tekanan
pada darah tersebut

Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah di sekitar
perineum. Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki
fungsi otot-otot. Tidak perlu terkejut bila tidak merasakan apa pun saat pertama kali
berlatih karena area tersebut akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap
dalam beberapa minggu.
LAMPIRAN 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI IBU NIFAS

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Nifas


Sub Pokok Bahasan : Nutrisi Masa Nifas
Sasaran : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Maret 2017
Penyuluh : Nurina Sekarini
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu nifas dapat memahami dan mulai
mengonsumsi nutrisi yang baik untuk ibu nifas.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan pembelajaran senam hamil, diharapkan ibu dapat:
a. Mengetahui arti dari nutrisi masa nifas
b. Mengetahui manfaat dari nutrisi masa nifas
c. Mengetahui jenis makanan yang baik untuk ibu nifas
B. Metode Penyampaian
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
C. Media
Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Salam pembuka Menjawab salam
(3 menit) b. Memberikan kesempatan kepada ibu
untuk menjelaskan yang telah ibu
ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang Mendengarkan dan
(15 menit) pengertian nutrisi masa nifas memperhatikan
b. Menjelaskan tentang manfaat dari
nutrisi masa nifas
c. Menjelaskan jenis makanan yang
baik untuk masa nifas
d. Emberikan menu yang baik untuk
ibu nifas
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Ibu bertanya
(5 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan
c. Menutup dengan mengucap salam

F. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian nutrisi masa nifas
2. Apa saja manfaat nutrisi masa nifas ?
3. Apa saja jenis makanan yang baik untuk masa nifas ?
MATERI
NUTRISI MASA NIFAS

A. Definisi Gizi Ibu Nifas


Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti
“makanan”. Gizi adalah zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Masa nifas adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati,2010). Masa nifas atau
masa menyususi adalah masa yang sangat penting, karena setelah ibu melahirkan
akan memerlukan waktu untuk memulihkan kembali kondisinya dan
memepersiapkan ASI sebagai makanan pokok untuk bayinya. Gizi ibu nifas
adalah makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
selama masa nifas.
B. Fungsi Gizi Ibu Nifas
Zat gizi ibu menyusui secara umum lebih tinggi daripada ibu hamil, karena
diperlukan untuk:
1. Mempertahankan kesehatan ibu.
2. Pemulihan kesehatan ibu.
3. Proses produksi ASI yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Sumber tenaga untuk beraktivitas selama pengasuhan bayi.
5. Mengganti jaringan yang rusak.
C. Bahan Makanan yang Dianjurkan Pada Ibu Nifas
1. Sumber kalori: beras, roti, kentang, bihun dan sebagainya.
2. Sumber protein: susu,telur,daging atau hati dan sebagainya.
3. Sumber vitamin dan mineral: sayuran yang berwarna hijau atau kuning, buah-
buahan yang dagingnya berwarna merah atau kuning.
4. Banyak minum terutama sari buah atau air perebus sayuran 4-6 gelas sehari,
bubur kacang hijau dan susu.
5. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari.
D. Bahan Makanan yang Dibatasi pada Ibu Nifas
1. Kopi.
Karena kopi mengandung kafein. Kafein pada ibu menyususi tidak akan
terbuang secara sempurna, melainkan sebagiannya akan tersisa pada ASI yang
akan ditelan oleh bayi. Akibatnya bayi alan menjadi rewel dan sulit tidur,
dikarenakan bayi belum dapat mengeluarkan kafein secara sempurna seperti
orang dewasa.
2. Makanan yang Pedas.
Hal ini dikarenakan kandungan rasa pedas yang ada didalam makanan akan
terkonsumsi oleh bayi melalui ASI, yang akan menyebabkan perut bayi
menjadi panas (iritas) bahkan dapat menyebabkan bayi diare.
3. Bahan makanan yang dapat menimbulkan kembung misalnya: ubi, singkong,
kol, sawi, dan sebagainya.
4. Lemak Jenuh
Lemak jenuh harus dihindari karena terbukti dapat menghambat omega 3
yang dangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi. Salah satu makanan
yang menganduklemak jenuh adalah gorengan.
5. Alkohol
Alkohol akan terbawa ke dalam ASI dan akan membuat byai menjadi
pusing,lemah,sulit bangun dan juga produksi ASI akan berkurang.
E. Bahan Makanan yang Dibutuhkan pada Ibu Nifas

Bahan Makanan Berat (gr) Ukuran Rumah Tangga


Beras 500 2,5 gelas
Nasi 200 5 ¼ gelas
Daging 75 3 potong
Tempe 125 5 potong
Sayuran 300 3 gelas
Buah Pepaya 200 1 potong
Susu 200 1 gelas
Gula Pasir 30 3 sendok makan
Minyak 40 4 sendok makan

Catatan:

1. 1 gelas isinya 200 ml air


2. 1 potong daging, ukuran 6 X 5 X 2 cm
3. 1 potong tempe, ukuran 4 X 6 X 1 cm
4. 1 potong pepaya, ukuran 5 X 15 cm

F. Contoh Menu Makanan Ibu Nifas Dalam 1 Hari


Pagi : Nasi, tempe goreng, telur, tumis kacang panjang dan wortel, susu.
Snack untuk pukul 10:00 WIB : 1 potong pepaya dan 1 cangkir teh manis
Siang : Nasi, semur daging,tahu goreng, sayur bayam, semangka,
Malam : Nasi, pepes ikan, perkedel, cah kangkung.
LAMPIRAN 8
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN TALI PUSAT

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Tali Pusat
Sasaran : Ny. H
Tempat : BPM Bd. AK
Hari/Tanggal : Rabu, 8 Maret 2017
Penyuluh : Nurina Sekarini
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu dan keluarga dapat melakukan perawatan
tali pusat secara mandiri dirumah.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan pembelajaran senam hamil, diharapkan ibu dapat:
a. Mengetahui pentingnya perawatan tali pusat
b. Menyebutkan hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk melakukan
perawaatan tali pusat
c. Mengetahui tanda-tanda infeksi tali pusat
B. Metode Penyampaian
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
C. Media dan Alat
Memperagakan teknik
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Salam pembuka Menjawab salam
(3 menit) b. Memberikan kesempatan kepada ibu
untuk menjelaskan yang telah ibu
ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang a. Mendengarkan dan
(15 menit) pentingnya perawatan tali pusat memperhatikan
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang b. Melakukan
harus diperhatikan untuk perawatan perawatan tali pusat
tali pusat.
c. Menjelaskan tentang tanda-tanda
infeksi tali pusat
d. Membimbing cara merawat tali
pusat
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Ibu bertanya
(5 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan
c. Menutup dengan mengucap salam
F. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Jelaskan pentingnya perawatan tali pusat
2. Apa saja hal yang harus diperhatikan untuk merawat tali pusat ?
3. Apa saja tanda-tanda infeksi tali pusat
G. Referensi
1. Fajar Gumilar Ahmad. 2013. Perawatan Tali Pusat funiculus umbilicus.
Cimahi
2. Sodikin. 2011. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Ja
MATERI
PERAWATAN TALI PUSAT

A. Pengertian Tali Pusat Bayi


Tali pusat ( Funiculus umbilicalis ) adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah
yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen janin.Tetapi
begitu bayi lahir, saluran ini sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong
dan diikat atau dijepit.
B. Cara Membersihkan Tali Pusat
1. Cuci tangan bersih
2. Gunakan handscoon
3. Ambil kapas bulat atau kapas yang sudah dicelupkan kedalam air matang,
lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel
pada perut).
4. Lakukan dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah.
5. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk memegang ujung tali pusarnya,
agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya.
6. Ambil kasa kering lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan agar seluruh
permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban.
7. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas.
Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan.
8. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya.

C. Arah Pembersihan Tali Pusat Bayi


Pembersihan tali pusat bayi yang telah dipotong yaitu : dari bagian tali pusat
yang dipotong ke arah pusar dengan gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian
yang dipotong tidak terkena kotoran dari pusar.
D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
1. Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau menoleskan
cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
2. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
3. Teknik Perawatan Tali Pusat Bayi. Dalam perawatan maupun pemotongan
tali pusat bayi itu menggunakan teknik steril. Artinya, dalam setiap
pelaksanaan perawatan dan pemotongan tali pusat bayi itu menggunakan
alat- alat yang steril. Dan dalam setiap proses perawatan itu dianjurkan untuk
sealalu memakai hanscoon.
4. Penggunaan Popok pada bayi. Saat tali pusat dipotong, maka harus
diperhatikan penggunaan popok bayi tersebut. Sebaiknya popok dipakaikan
dibawah pusar. Alasannya adalah agar pusarnya tidak lembab, karena
apabila lembab akan beresiko timbulnya infeksi.
E. Tanda-Tanda Tali Pusat Bayi yang Terinfeksi
a. Bernanah
Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawatnya,seperti kurang
bersih dan kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila saat pemotongan tali
pusat bayi menggunakan benda yang tidak steril sehingga kuman mudah
tumbuh dan berkembangbiak.
b. Bau Tidak Sedap
Bau tidak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat
terinfeksi. Lalu tali pusat akan bernanah dan berlendir.Selain itu juga
ditandai dengan kemerahan di sekitar pusar.
c. Tidak Banyak Menangis
Bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak menangis sebaliknya banyak
tidur.Gejala ini ditandai dengan bayi malas minum,demam dan yang paling
parah sampai terjadi kejang.
LAMPIRAN 9
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASI EKSKLUSIF
Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Nifas
Sub Pokok Bahasan : ASI Eksklusif
Sasaran : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Maret 2017
Penyuluh : Nurina Sekarini

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu nifas dapat memahami pentingnya ASI
Eksklusif dan memberikan ASI Eksklusif pada bayinya sampai usia 6 bulan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan pembelajaran, diharapkan ibu dapat:
a. Mengetahui arti dari ASI Eksklusif
b. Mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif bagi bayi
c. Mengetahui manfaat dari ASI Eksklusif bagi ibu
B. Metode Penyampaian
Diskusi
C. Media dan Alat
Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Salam pembuka Menjawab salam
(3 menit) b. Memberikan kesempatan kepada ibu
untuk menjelaskan yang telah ibu
ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang Mendengarkan dan
(15 menit) pengertian ASI Eksklusif memperhatikan
b. Menjelaskan tentang manfaat dari
ASI Eksklusif bagi ibu dan bayi
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Ibu bertanya
(5 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan
c. Menutup dengan mengucap salam

F. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian ASI Eksklusif
2. Apa saja manfaat ASI Eksklusif bagi bayi ?
3. Apa saja manfaat ASI Eksklusif bagi ibu ?

G. Referensi
Ptriani,Risa.2014.Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
(ASKEB III).Yogyakarta:Deepublish
MATERI
ASI EKSKLUSIF

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan atau
makanan lain kecuali vitamin, mineral dan obat. Keuntungan ASI :

1. Lebih mudah dan praktis dalam pemberiannya


2. Komposisi seimbang sesuai kebutuhan bayi.
3. Streil
4. Memperbaiki pencernaan bayi
5. Kolostrum mengandung Vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk
bayi.
6. Zat gizi yang terkanung sudah cukup untuk tumbuh kembang bayi, misalnya
omega 3 untuk pertumbuhan otak.
7. Mempererat hubungan kasih sayang ibu dan anak.
8. Menjaragkan kehamilan.

ASI dapat disimpan beberapa saat dengan syarat sebagai berikut:

Metode Penyimpanan Waktu Penyimpanan Maksimal


Suhu kamar/udara bebas/terbuka 6-8 jam
Lemari pendingin 4oC 24 jam
Lemari pendingin atau pembeku 2 bulan

Manfaat ASI
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam
bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam
bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama
pemberian ASI sampai dua tahun.
a. Manfaat ASI untuk Bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna, memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pencernaan bayi, dan dapat juga melindungi infeksi
gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat
menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung (antibodi)
yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin,
Lysozyme. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta
meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak (bonding).
b. Manfaat ASI untuk ibu
Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya
pendarahan post partum. Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi
berkurang untuk beberpa bulan dan dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga
dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang
(Gupte, 2004).
Komposisi Gizi dalam ASI Biasa (Matur)
1. Protein
ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang sukar
dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu meneybabkan isi
pencernaan bayi menjadi lebih lembut atau mudah dicerna oleh usu bayi. Rasio
whey-casein yang tinggipada ASI membnatu pencernaan bayi dengan
pembentukan hasilakhir pencernaan bayi yang lebih kembut dan mengurangi
waktu pengosongan gaster bayi.
2. Lemak
Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah
satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial,
docosahexaenic acid (DHA) dan arachonic acid (AA) yang berperan penting
dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia anak.
3. Vitamin
Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam
kolostrum dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A yang baik
dengan konsentrasi sekitar 200 IU/dl. Vitamin yang larut dalam lemak lainnya
adalah vitamin D, E, dan K. Vitamin yang larut dalam air, Vitamin C, asam
nicotinic, B12, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B6 (pridoksin) sangat dipengaruhi
oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi
suplemen.
4. Zat anti infeksi
ASI sering disebut juga “darahputih” yang mengnadung enzim,
immunoglobulin, dan leukosit. Lekosit terdiri atas fagosit 90% dan limfosit 10%
yang meskipun sedikit tetap dapat memberikan efek protektif yang signifikan
terhadap bayi. Immunoglobukin meruapakan protein yang dihasilkan oleh sel
plasma sebagai respon terhadap adanya imunogen atau antgen (zat yang
menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi).
LAMPIRAN 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Neonatal


Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Juli 2016
Sasaran/Jumlah : Ny. S
Tempat : BPM Bd. AK
Penyuluh : Nurina Sekrini

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, ibu diharapkan dapat mengetahui dan
mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang senam nifas diharapkan ibu mampu :
Mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
. B. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
C. Media dan alat
Leaflet, Buku KIA
. D. Materi
Terlampir
. E. Kegiatan
No Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan/ 1 Menyampaikan tujuan Ibu menyetujui
menit mengenai pendidikan diadakan penyuluhan
kesehatan
2. Penyampaian Menjelaskan tanda-tanda Mendengarkan dan
Materi/ 7 menit bahaya bayi baru lahir menyimak

3. Penutup/ 2 Memberi kesempatan Mengajukan


menit kepada ibu untuk bertanya pertanyaan
Memberi salam
Menjawab salam
. F. Evaluasi
1. Sebutkan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir?
MATERI
TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

Untuk mewaspadai kenalilahh tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu :
1. Bayi tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang di minum. Ini
merupakan tanda bayi terkena infeksi berat.
2. Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan
normal. Jika melihat gejala atau gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara
berulang-ulang seperti menguap, mengunyah, menghisap, mata berkedip-kedip
kemungkinan bayi kejang.
3. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai di dinding
perut tandanya sudah infeksi berat.
4. Mata bayi bernanah banyak, dapat menyebabkan bayi menjadi buta.
5. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika perut dicubit akan kembali lagi dengan
lambat, bayi kekurangan cairan.
6. Kulit bayi terlihat kuning.
LAMPIRAN 11
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IMUNISASI DASAR

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Neonatal


Sub Pokok Bahasan : Imunisasi Dasar
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Juli 2016
Sasaran/Jumlah : Ny. S
Tempat : Rumah Ny. S
Penyuluh : Nurina Sekarini
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, ibu diharapkan dapat mengetahui dan
mengerti mengenai imunisasi
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang senam nifas diharapkan ibu mampu :
1. Mengetahui pengertian imunisasi
2. Mengetahui manfat imunisasi
3. Mengetahui jadwal imunisasi
B. Metode
Diskusi
C. Media dan alat
Leaflet, Buku KIA
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
No Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan/ 1 Menyampaikan tujuan Ibu menyetujui
menit mengenai pendidikan diadakan penyuluhan
kesehatan/penyuluhan
2. Penyampaian Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
Materi/ 6 menit imunisasi menyimak
Mengetahui manfat
imunisasi
Mengetahui jadwal
imunisasi

3. Penutup/ 3 Memberi kesempatan Mengajukan


menit kepada ibu untuk bertanya pertanyaan
Memberi salam
Menjawab salam

F. Evaluasi
1. Sebutkan jenis-jenis imunisasi ?
2. Menyebutkan imunisasi apa saja yang diberikan pada saat bayi berusia 1
bulan?
G. Referensi
Supartini,yupi.2004.Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta:EGC
MATERI
IMUNISASI DASAR

A. Pengertian
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu
penyakit hanya akan membuat seseorang terhindar dari penyakit tersebut, bukan
menyembuhkannya.
Tujuan imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti Hepatitit B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejam, gondongan, cacar
air, TBC, dan sebagainya.
B. Jenis-jenis Imunisasi pada Bayi :
1. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG termasuk dari 5 imunisasi yang diwajibkan. Imunisasi BCG
ini untuk menghindari penyakit TB (Tuberkolusis) yang berkaitan dengan
keberadaan virus tubercel bacili yang hidup didalam darah. Agar memiliki
kekebalan aktif, dimasukanlah jenis basil tak berbahaya kedalam tubuh, yaitu
vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).
Reaksinya yaitu terjadi pembengkakan kecil yang kemudian menjadi luka
seperti bisul (koreng), namun luka tersebut akan sembuh sendiri.
2. Imunisasi Hepatitis B
Bila menyerang anak cirus ini sulit disembuhkan dan sangat mungkin terjadi
sirosis hati. Vaksin hepatitis B ini untuk mencegah penyakit Hepaptitis B.
Reaksinya yaitu bayi akan panas, rasa sakit pada daerah suntikan, lamanya
tidak lebih dari seminnggu.
3. Imunisasi Polio
Vaksin Polio bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap
virus polio agar terhindar dari penyakit polio. Pemberiannya secara oral.
4. Imunisasi DPT
Imunisasi ini diberikan dalam beberapa tahaoan. Pemberiannya jika di
jumlahkan yaitu sampai 6n kali. Biasanya dilakukan dari mulai bayi berusia 2
bulan sampai usia 12 tahum. Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit Difteri,
tetanus, dan pertusis.
4. Imunisasi Campak
Imunisasi ini untuk menghundari penyakit campak. Berupa demam dan ruam
yaitu bintik-bintik kecil kemerahan pada kulit, biasanya pada muka dan
leher,biasanya menyebar ke daerah tangan dan kaki. Efek sampingnya yaitu
panas dan kemerahan dalam waktu 1-3 hari.
C. Jadwal Imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari Hepatitis B1
< 2 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1, Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2, Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3, Polio 4
9 bulan Campak
6 tahun Booster (Difteri Tetanus)
LAMPIRAN 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ALAT KONTRASEPSI

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan KB


Sub Pokok Bahasan : Kontrasepsi Alami (Kalender)
Sasaran : Ny. S
Tempat : Rumah Ny. S
Hari/Tanggal : Selasa, 18 April 2017
Penyuluh : Nurina Sekarini
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pembelajaran, ibu dapat memahami alat kontrasepsi, salah
satunya kontrasepsi alami yaitu kalender.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan pembelajaran, diharapkan ibu dapat:
a. Mengetahui macam-macam alat kontrasepsi suntik
b. Mengetahui efektifitas dari alat kontrasepsi suntik.
c. Mengetahui keuntungan dari alat kontrasepsi suntik.
d. Mengetahui kerugian dari alat kontrasepsi suntik.
e. Mengetahui efek samping alat kontrasepsi suntik
B. Metode Penyampaian
Diskusi
C. Media dan Alat
Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
NO Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Ibu
1. Pembukaan a. Salam pembuka Menjawab salam
(3 menit) b. Memberikan kesempatan kepada ibu
untuk menjelaskan yang telah ibu
ketahui
2. Inti a. Menyampaikan materi tentang a. Mendengarkan dan
(15 menit) kontrasepsi kalender memperhatikan
b. Menjelaskan tentang efektifitas alat b. Melakukan senam
kontrasepsi kalender hamil
c. Menjelaskan tentang efek samping
kontrasepsi kalender
d. Menjelaskan tentang keuntungan dan
kerugian kontrasepsi kalender
3. Penutup a. Mempersilahkan ibu untuk bertanya Ibu bertanya
(5 menit) bila ada yang belum dipahami Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan
c. Menutup dengan mengucap salam
F. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Sebutkan macam-macam alat kontrasepsi kalender
2. Bagaimana efektifitas alat kontrasepsi kalender?
3. Apa saja efek samping alat kontrasepsi kalender ?
4. Apa saja kerugian alat kontrasepsi kalender ?
5. Apa saja keuntungan alat kontrasepsi kalender?
G. Referensi
Handayani, Sri. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.Yogyakarta:Pustaka
Rihama;2010
MATERI
ALAT KONTRASEPSI KALENDER

A. Definisi
Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa
subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan
kontrasepsi pada hari ke 8-9 siklus menturasinya.
B. Dasar
Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan
terakhir. Problem terbesar dengan Metode kalender adalah bahwa jarang ada
wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari. Jadi, ovulasi umumnya
terjadi pada hari ke-15 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16
hari sebelum haid yang akan datang. Ovulasi selalu terjadi pada hari ke-15
sebelum haid yang akan datang. Problem terbesar dengan metode kalender adalah
bahwa ada jarang wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari. Untuk
dapat menggunakan metode ini kita harus menentukan waktu ovulasi dari data
haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
C. Keterbatasan
1. Catatan untuk Metode Ovulasi Billings bila aturan ditaati kegagalan 0%
2. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti
instruksi.
3. Perlu adanya pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA
yang paling efektif secara benar. Dibutuhkan pelatih atau guru KBA (bukan
tenaga medis)
4. Pelatih/guru KBA harus mampu membantu ibu mengenali masa suburnya,
memotivasi pasangan untuk mentaati aturan jika ingin menghindari kehamilan
dan menyediakan alat bantu jika diperlukan. Misalnya: buku catatan khusus,
thermometer (oral atau suhu basal).
5. Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan.
6. Perlu pencatatan setiap hari.
7. Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai.
8. Thermometer basal diperlukan untuk metode tertentu.
9. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV (Virus Hepatitis B) dan HIV/AIDS.
D. Efektifitas
Efektifitasnya bergantung pada ketaatan mengikuti petunjuk, angka kegagalan
14,5 - 47 kehamilan pada 100 wanita per tahun. Hal yang dapat menyebabkan
metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma
dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa
tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya
perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur
menjadi tidak tepat
E. Cara Mengetahui dan Menghitung Masa Subur:
a) Bila siklus haid teratur (28 hari) :
1. Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
2. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid
Contoh: Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9
Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal
21 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 2 Januari. Jadi masa subur
yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24 Januari. Pada tanggal-
tanggal tersebut suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika ingin
bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus (bisa dilihat
di artikel tentang sanggama terputus).
b) Bila siklus haid tidak teratur :
1. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu
siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari
pertama haid berikutnya.
2. Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6
siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa
subur. Rumus:
1. Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek “ 18
2. Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang “ 11
Contoh : Seorang wanita mendapat haid dengan keadaan : siklus
terpendek 26 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid
sampai haid berikutnya). Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32“11 = 21. Jadi
masa suburnya adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama
haid. Pada masa ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika ingin
bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus.
Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari
risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga
yang kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk
menggunakan metode kontrasepsi ini selain tidak memerlukan biaya juga
tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi.
F. Dapat Menggunakan KBA
1) Untuk Kontrasepsi
a. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun
tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
b. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
c. Perempuan kurus ataupun gemuk
d. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu, misalnya: hipertensi sedang,
varises, disminore, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri,
endometritis, kista ovary, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria,
thrombosis vena dalam, atau emboli paru.
e. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan
metode lain.
f. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap
siklus haid.
g. Pasangan yang ingin dan termotivasi, mencatat, dan menilai tanda dan
gejala kesuburan.
2) Untuk konsepsi
Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada masa
subur untuk mencapai kehamilan.
G. Seharusnya Tidak Menggunakan Kontrasepsi Kalender
a. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu risiko tinggi.
b. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali
MOB.
c. Perempuan dengan siklus menstruasi tidak teratur, kecuali MOB
d. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama
waktu tertentu dalam siklus haid.
e. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
LEMBAR OBSERVASI KALA I FASE LATEN

Tanggal/ Tekanan Makan/


Nadi Respirasi Suhu DJJ His Pembukaan
Jam Darah Minum
8/3/2107
145x/
82x/
10.00 110/70 22x/menit 36,70C menit, 3x10’x40” 2 cm
menit
teratur

Setengah
144x/ porsi nasi
82x/
11.00 110/80 20x/menit 36,60C menit, 3x10’x35” dan sayur.
menit
teratur 1 gelas air
putih
155x/
80x/ 0
12.00 110/80 24x/menit 36,6 C menit, 3x10’x35”
menit
teratur
130x/
81x/
13.00 120/70 22x/menit 36,70C menit, 3x10’x40”
menit
teratur
140x/
80x/
14.00 110/70 20x/menit 36,70C menit, 3x10’x45” 5 cm
menit
teratur

Anda mungkin juga menyukai