Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Jurnal Bimbingan Konseling


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


BERBASIS KARAKTER DI SEKOLAH DASAR

Siti Aminah, Mungin Eddy Wibowo, Dwi Yuwono Puji Sugiharto

Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Pendidikan karakter tidak hanya terintegrasi dalam pelajaran, melainkan memerlukan
Diterima Januari 2014 strategi khusus, salah satunya adalah melalui program bimbingan dan konseling. Model ini
Disetujui Februari 2014 mengembangkan sepuluh nilai karakter yaitu toleransi, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif,
Dipublikasikan Juni 2014 mandiri, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, dan tanggungjawab.
Pengembangan model ini menggunakan metode Research and Development. Model yang telah
Keywords: tersusun divalidasi oleh validator ahli pendidikan karakter dan ahli program bimbingan dan
konseling. Uji coba terbatas dilakukan melalui kegiatan focus group disscussion. Simpulan
Guidance and counseling;
dalam penelitian ini adalah : program bimbingan dan konseling belum disusun berdasarkan
program;
kebutuhan siswa, pelayanan yang dilakukan bersifat kuratif, tidak terstruktur dan sistematis.
Character Model final program bimbingan dan konseling berbasis karakter terdiri dari (a) rasional, (b)
komponen layanan (c) strategi pelayanan (d) manajemen bimbingan dan konseling, dan (e)
akuntabilitas program. Saran dalam penelitian ini adalah seluruh warga sekolah menciptakan
lingkungan yang kondusif dan mendukung program bimbingan dan konseling berbasis
karakter di Sekolah Dasar.

Abstract
Character education is not only intergrated in lesson, but it needs special strategy such as guidance and
counseling program. This model developed ten characters of values such as tolerance, honesty, discipline,
hard working, creativity, independency, curiosity, friendly/communicative, social caring, and responsibil-
ity. This model development used Research and Development method. Model feasibility Test was con-
ducted by the educational experts of characters and the experts of guidance and counseling program. The
limited trial had been done through focus group discussion. The conclusion of this research is guidance
and counseling program has not arranged yet based on students need, the service performed curative, not
structured and systematic. The final model of guidance and counseling based character consist of (a)
rational, (b) service component, (c) service strategy, (d) guidance and counseling management, and (e)
accountable program. The suggestion is all school community create conducive environment and support
guidance and counseling program based character in primary school.

© 2014 Universitas Negeri Semarang

ISSN 2252-6889

Alamat korespondensi:
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: pps@unnes.ac.id
Siti Aminah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Pendahuluan bangkan aspek-aspek kognitif, afektif dan psiko-


motor pada siswa sekolah dasar.
Amanah Undang-Undang Sistem Pendi- Salah satu kompetensi yang harus dimili-
dikan Nasional tahun 2003 bermaksud agar pen- ki guru bimbingan dan konseling atau konselor
didikan tidak hanya membentuk insan Indonesia adalah mengelola program Bimbingan dan Kon-
yang cerdas, namun juga berkepribadian atau seling. Terkait dengan kompetensi ini guru bim-
berkarakter, sehingga nantinya akan lahir gene- bingan dan konseling atau konselor mengelola
rasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan program diantaranya menyusun program, melak-
karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa sanakan dan mengevaluasi program bimbingan
serta agama. Individu yang berkarakter baik ada- dan konseling dalam rangka membantu siswa
lah individu yang bisa membuat keputusan dan berkembang secara optimal sesuai dengan ke-
siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari butuhan siswa. Melalui program bimbingan dan
keputusan yang ia buat. Karakter diajarkan seca- konseling berbasis karakter yang diberikan secara
ra sistematis dalam model pendidikan holistik terprogram dan berkelanjutan diharapkan dapat
menggunakan metode knowing the good, feeling the membantu internalisasi nilai-nilai karakter pada
good, dan acting the good. Knowing the good meru- siswa Sekolah Dasar. Oleh karena itu peneliti
pakan metode yang diajarkan dengan menggu- akan mengembangkan model program bimbin-
nakan kemampuan kognitif. gan dan konseling berbasis karakter di Sekolah
Pendidikan karakter karakter pada siswa Dasar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
Sekolah Dasar masih belum sepenuhnya berha- model program bimbingan dan konseling di Se-
sil, hal ini terbukti dengan munculnya beberapa kolah Dasar dan menghasilkan model program
permasalahan siswa antara lain: (1) perilaku ti- bimbingan dan konseling berbasis karakter di Se-
dak jujur dalam belajar diantaranya menyontek, kolah Dasar.
serta dalam kehidupan sehari-hari seperti mudah
berbohong dan bercerita tidak sesuai dengan Metode
yang sebenarnya, (2) kurang disiplin antara lain
datang terlambat, melanggar tata tertib sekolah, Metode dalam penelitian ini menggu-
(3) tidak bertanggungjawab antara lain; belum nakan penelitian dan pengembangan (research and
memahami pentingnya tugas yang diberikan se- development). Penelitian pengembagan diarah-
perti tugas piket, pekerjaan rumah dan bertang- kan sebagai “a process used to develop and validate
gungjawab terhadap barang-barang milik pribadi, educational product (Borg and Gall, 2003: 271).
(4) kurangnya peduli sosial terhadap orang-orang Produk yang dimaksud adalah model program
yang membutuhkan, (5) mudah putus asa (karak- bimbingan dan konseling berbasis karakter di
ter kerja keras), (6) belum mandiri dalam belajar Sekolah Dasar. Pada metode research and deve-
maupun dalam aktivitas sehari-hari, (7) rasa in- lopment mencakup 10 langkah, namun dalam
gin tahu kurang, (8) kurang toleransi, misalnya penelitian ini tidak dilakukan uji coba lebih luas,
suka mengejek siswa yang berbeda agama, suku hanya sampai pada uji coba terbatas. Pada studi
sebagai bahan olok-olokan, (9) kurang komuni- pendahuluan : program bimbingan dan konseling
katif dan bersahabat dengan teman dan masya- disusun sama setiap tahunnya dan belum meng-
rakat, (10) kurangnya rasa ingin tahu terhadap gunakan instrumen need assessment. Program
sesuatu yang baru. bimbingan dan konseling disusun berdasarkan
Pendidikan karakter tidak cukup hanya tugas perkembangan siswa dan tidak melibatkan
diajarkan pada mata pelajaran pendidikan aga- siswa dalam identifikasi permasalahan siswa.
ma dan kewarganegaraan atau dalam buku-buku Dalam pelaksanaannya program bimbingan dan
teks, namun perlu implementasi yang jelas dan konseling dilaksanakan berdasarkan kebutuhan
terstruktur serta sistematis. Perlu adanya kerjasa- insidental atau laporan dari guru kelas dan wali
ma berbagai pihak dalam mengimplementasikan kelas serta bersifat kuratif.
program tersebut. Lingkungan yang kondusif Pada tahap pengembangan peneliti me-
sangat diperlukan untuk mendukung pelaksa- nyusun desain model program bimbingan dan
naan pendidikan karakter, salah satunya adalah konseling berbasis karakter. Selanjutnya instru-
lingkungan sekolah. Bimbingan dan konseling men need assessment yaitu angket karakter sis-
sebagai salah satu bagian penting dalam pendi- wa, angket karakter orangtua dan pedoman ob-
dikan karakter memiliki posisi yang signifikan servasi guru yang kemudian divalidasi oleh ahli
untuk menangani permasalahan tersebut. Pelay- pendidikan karakter. Instrumen yang telah terva-
anan bimbingan dan konseling dianggap cukup lidasi kemudian digunakan sebagai need asess-
efektif untuk membantu siswa dalam mengem- men program. Hasil analisis instrumen meng-

73
Siti Aminah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

gunakan program excel. Hasil analisis dijadikan Tahap pengembangan terdiri dari penyusunan
dasar dalam penyusunan program bimbingan desain model. Pada penyusunan desain model,
dan konseling. Setelah program tersusun kemu- peneliti membuat model dan menyusun instru-
dian divalidasi oleh ahli pendidikan karakter dan men need assessment. Hasil need assessmen
ahli program bimbingan dan konsleing. Setelah kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan
melalui revisi dari masukan dan saran validator. program.
Model kemudian di uji coba terbatas melalui Model yang telah tersusun kemudian di-
kegiatan focus group disscussion yang diikuti oleh validasi oleh ahli, yaitu ahli program bimbingan
wakil kepala sekolah, guru kelas dan guru bim- dan konseling dan ahli pendidikan karakter. Pada
bingan dan konseling. Kegiatan focus group diss- proses validasi ahli, peneliti memperoleh masu-
cussion dilaksanakan selama dua kali pertemuan. kan dan saran untuk perbaikan model pada tabel
Model yang telah divalidasi oleh praktisi dalam 1.
focus group disscussion kemudian menjadi model Hasil validasi ahli berdasarkan lembar
final program bimbingan dan konseling berbasis penilaian ahli menunjukkan bahwa model telah
karakter di Sekolah Dasar. layan diimplementasikan dengan beberapa revisi
dengan prosesntase 81,33 % dan dalam katego-
Hasil dan Pembahasan ri baik. Model yang telah divalidasi kemudian
di perbaiki sesuai catatan pada lembar penilai-
Hasil penelitian yang dilakukan melalui an ahli. Setelah model direvisi kemudian tahap
proses wawancara dan studi dokumentasi menun- selanjutnya adalah uji coba terbatas. Uji coba
jukkan bahwa program bimbingan dan konseling terbatas dilakukan dalam kegiatan focus group dis-
di Sekolah Dasar belum sesuai dengan kebutu- scussion (FGD) yang dilakukan selama dua kali
han siswa. Hal ini dikarenakan program yang pertemuan.
disusun tidak menggunakan need assessment ter- Pertemuan pertama pada kegiatan focus
lebih dahulu. Selain itu, pelayanan masih bersifat group disscussion (FGD) dilaksanakan hari sab-
kuratif dan insidental, belum terprogram secara tu, 23 November 2013, peneliti memaparkan
sistematis. Berkaitan dengan nilai-nilai karakter, model dan melakukan diskusi dengan peserta
program yang disusun dan dilaksanakan belum FGD mengenai model program bimbingan dan
berdasarkan nilai-nilai karakter. konseling berbasis karakter di Sekolah Dasar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Beberapa peserta FGD memberikan komentar
peneliti melakukan pengembangan model pro- berkaitan dengan program bimbingan dan konse-
gram bimbingan dan konseling berbasis karakter. ling di Sekolah dasar, diantaranya: (1) tidak ada

Tabel 1. Proses Validasi Ahli

Perbaikan berdasarkan masukan Perbaikan berdasarkan masukan

validator ahli I validator ahli II

(ahli pendidikan karakter) (ahli program bimbingan dan konseling)


a. Perlunya memperbaiki tata tulis, seperti a. Pada rasionel, permasalahan sebaiknya
perbaikan salah ketik. dipotret berdasarkan karakter
b. Perlu adanya penjelasan jenis permainan b. Perbaikan tata tulis dan kutipan pada sum-
pada pengembangan tema/topik ber pustaka
c. Program harian diperjelas dengan jenis c. Uraian manajemen bimbingan dan konsel-
permainan atau strategi layanan secara ing perlu dirinci sesuai dengan fungsinya
teknis d. Mencantumkan pengembangan program,
d. Pada penyusunan program harian men- berdasarkan program yang lama dengan
gajak personel sekolah (secara bersama- yang baru
sama) e. Program yang disusun merupakan gabun-
e. Pada akuntabilitas program sebaiknya gan pola 17 dan komprehensif. Sebaiknya
disusun instrumen evaluasi program memasukan sumber tentang komprehensif
serta pelaksanaan evaluasi yang jelas di bab II (tinjauan pustaka)
f. Karakter yang dikembangkan sangat
banyak, disusun dalam layanan yang lebih
efektif.

74
Siti Aminah dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

jam masuk bimbingan dan konseling. Bagaimana masing-masing khususnya dalam pengembangan
pelaksanaan layanan dalam bentuk klasikal?; (2) nilai-nilai karakter; (2) pada analisis instrumen
mengapa karakter yang dicantumkan hanya se- pedoman observasi guru sebaiknya diberi deskrip-
puluh? Sedangkan semua karakter sangat penting si individual seperti pada angket karakter. Supa-
untuk ditanamkan; (3) bagaimana bentuk kola- ya guru kelas mudah membaca kondisi karakter
borasi guru kelas, guru bimbingan dan konseling masing-masing siswa; (3) pada kalender program
serta orangtua yang efektif dalam prgram bim- tahunan, indikator keberhasilan ditargetkan seca-
bingan dan konseling berbasis karakter. ra realistis. Hasil penilaian praktisi pada lembar
Beberapa komentar tersebut dapat dije- penilaian praktisi menunjukkan bahwa model
laskan oleh peneliti dengan memberikan penje- layak diimplementasikan dan termasuk kategori
lasan terkait pembagian tugas personel, khusus- baik dengan prosentase 79,93 %. Model yang te-
nya pada pemberian layanan klasikal yang tidak lah divalidasi praktisi kemudian di revisi sesuai
hanya disampaikan oleh guru bimbingan dan masukan pada lembar penilaian.
konseling melainkan oleh guru kelas. Nilai-nilai
karakter yang dikembangkan pada penelitian ini Simpulan
hanya sepuluh dari delapan belas karakter den-
gan pertimbangan nilai-nilai terkait dengan re- Program bimbingan dan konseling sekolah
ligius sudah disampaikan dalam mata pelajaran dasar di Kota Semarang yang disusun dan digu-
agama, serta nilai-nilai yang terkait pada cinta nakan belum melalui analisis kebutuhan, sehing-
tanah air, kewarganegaraan sudah disampaikan ga pelayanan yang diberikan tidak berdasarkan
dalam mata pelajaran pendidikan kewarganega- kebutuhan siswa, selain itu pelayanan yang dibe-
raan (PKn) hal ini untuk menghindari tumpang rikan bersifat kuratif, insidental, belum terstruk-
tindih dalam internalisasi nilai-nilai karakter tur dan sistematis. Berkaitan dengan nilai-nilai
pada siswa. Kolaborasi antara guru kelas, guru karakter, program bimbingan dan konseling di
bimbingan dan konseling serta orangtua dilaku- sekolah belum memasukan nilai-nilai karakter di
kan melalui layanan konsultasi yang dilakukan dalam program bimbingan dan konseling.
secara terjadwal untuk mengetahui perkemban- Model program bimbingan dan konseling
gan dalam pemberian layanan terkait internalisa- berbasis karakter dinyatakan layak untuk diimple-
si nilai-nilai karakter pada siswa. mentasikan oleh validator ahli pendidikan ka-
Pertemuan FGD yang kedua pada Sabtu, rakter dan program bimbingan dan konseling.
7 Desember 2013. Pada pertemuan kedua, para Pada proses uji coba terbatas, model mendapat
peserta FGD lebih memahami isi model program beberapa masukan dan setelah diperbaiki diang-
bimbingan dan konseling berbasis karakter di se- gap layak untuk diimplementasikan oleh praktisi.
kolah dasar dan memberikan masukan yang le- Model final program bimbingan dan konseling
bih kritis terhadap model yang disusun. Durasi berbasis karakter terdiri dari : landasan (rasional,
waktu yang diberikan dalam FGD kedua lebih visi dan misi, bidang pengembangan, deskripsi
lama karena guru kelas dan guru bimbingan dan kebutuhan), komponen layanan, strategi pelaya-
konseling mempelajari analisis instrumen karak- nan, sistem manajemen dan akuntabilitas (renca-
ter dan pedoman observasi baik secara kelompok na evaluasi, prosedur pelaksanaan evaluasi).
maupun individual melalui program excel. Peser-
ta FGD sangat antusias dengan pemaparan men- Daftar Pustaka
genai penggunaan analisis instrumen yang me-
mudahkan guru kelas dan guru bimbingan dan Borg, W.R., Gall, M.D. 2003. Educational Research : An
konseling dalam membaca karakter siswa. Introduction, London : Longman, Inc
Berdasarkan FGD (Focus Group Discussi- Cobia, D.C & Henderson, D. A. 2007. Developing an Ef-
fective and Accountable School Counseling Program.
on) kedua yang telah dilakukan dapat diketahui
Second Edition. Upper Saddle River. Pearson-
bahwa program layanan bimbingan dan konse- Merrill Prentice Hall, New Jersey Columbus
ling berbasis karakter masih memiliki beberapa Ohio
kekurangan yang harus diperbaiki, diantaranya Koesoma, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Men-
adalah: (1) pada model belum dimasukkan latar didik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo
belakang atau profil sekolah, sebaiknya dimasuk- Republik Indonesia. Undang-undang Sistem Pendi-
kan. Karena setiap sekolah memiliki kekhasan dikan Nasional (UU Nomor 20 Tahun 2001)
Pasal 17

75

Anda mungkin juga menyukai