Anda di halaman 1dari 13

PENUGASAN INDIVIDU

RTM 6 : PERAN DAN FUNGSI CARE GIVER LANSIA

MAHASISWA:

SITI FAUZIYYAH ROHADATUL ‘ AISY

1420118003

PROGRAM S1 KEPERAWATAN 2017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

TA 2019 / 2020
pembahasan

Berisi deskripsi objek material yang akan dipelajari dalam tugas ini:
a. Definisi care giver lansia
Menurut Stanley & Patricia (2006) Caregiver adalah penyedia asuhan kesehatan
untuk anak, dewasa dan lansia yang mengalami ketidakmampuan fisik atau psikis
kronis. Care giver formal dan informal
b. Peran dan fungsi care giver lansia
Jenis caregiver ada dua, yaitu caregiver formal dan caregiver informal. Caregiver formal
merupakan individu yang menerima bayaran untuk memberikan perhatian,
perawatan dan perlindungan kepada individu yang mengalami sakit. Sedangkan
caregiver informal merupakan individu yang menyediakan bantuan untuk individu
lain dan masih memiliki hubungan keluarga maupun dekat dengan individu tersebut
antara lain, keluarga, teman atau tetangga dan biasanya tidak menerima bayaran
(Bumagin, 2009). Caregiver informal yang memiliki hubungan keluarga dengan
individu yang diberikan bantuan biasa disebut dengan family caregiver.

c. Prinsip – prinsip asuhan perawatan pada lanjut usia


Seorang perawat yang sedang menangani atau memberikan asuhan
keperawatan lansia setidaknya harus memperhatikan hal –hals
berikut:
1. Mampu membina hubungan terapeutik pada lansia
2. Menghargai keunikan kelompok lanjut usia
3. Mempunyai kompetensi klinis sebagai basis tindakan keperawatan
4. mampu berkomunikasi dengan baik
5. memahami perubahan degeneratif secara fisik dan psikososial pada lansia
6. Mampu bekerjasama dengan tim kesehatan lain
d. Definisi tingkat kemandirian lansia
Lanjut usia yang mempunyai tingkat kemandirian tertinggi adalah
pasangan lanjut usia yang secara fisik kesehatannya cukup prima. Dari
aspek sosial ekonomi dapat dikatakan jika cukup memadai dalam
memenuhi segala macam kebutuhan hidup, baik lanjut usia yang
memiliki anak maupun yang tidak memiliki anak.
e. ADL (Activity Daily Living) dan IADL
Activity of daily living adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan
seseorang untuk melakukan activity of daily living secara mandiri,
sehingga dapat meminimalkan morbiditas lansia (Maryam, 2008).

Activity of Daily Living (ADL) adalah suatu bentuk pengukuran


kemampuan seseorang untuk melakukan ADL secara mandiri, yang
meliputi mandi, makan, toileting, kontinen, berpakaian, dan
berpindah
Keterbatasan pada kemampuan IADL lansia adalah
keterbatasan lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan
perawatan dirinya
f. Upaya mempertahankan tingkat kemandirian lansia
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian Lanjut Usia
Menurut Suhartini (2004) bahwa faktor-faktor yang berhuhubungan
dengan kemandirian lanjut usia dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yaitu : a. Faktor Kesehatan Faktor kesehatan bagi penduduk lanjut
usia sebagai faktor yang mempengaruhi kemandirian lanjut usia perlu
diperhatikan meliputi keadaan kesehatan fisik dan mental.
b. Faktor kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia dan daya
tahan fisik terhadap serangan penyakit. Faktor kesehatan mental
meliputi penyesuaian terhadap kondisi lanjut usia.
(1) Kesehatan Fisik Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan
keadaan mental lanjut usia. Keadaan fisik merupakan faktor utama
dari kegelisahan manusia. Kekuatan fisik, Universitas Sumatera Utara
21 panca indera, potensi dan kapasitas intelektual mulai menurun
pada tahap-tahap tertentu (Prasetyo,1998).

Dengan demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali


dengan ketidak berdayaannya. Kemunduran fisik ditandai dengan
beberapa serangan penyakit seperti gangguan pada sirkulasi darah,
persendian, sistem pernafasan, neurologik, metabolik, neoplasma dan
mental. Sehingga keluhan yang sering terjadi adalah mudah letih,
mudah lupa, gangguan saluran pencernaan, saluran kencing, fungsi
indra dan menurunnya konsentrasi
(2) Kesehatan Mental Dengan menurunnya berbagai kondisi dalam
diri orang lanjut usia secara otomatis akan timbul kemunduran
kemampuan mental. Salah satu penyebab menurunnya kesehatan
mental adalah menurunnya pendengaran.
b. Usia Hubungan antara usia dan penyakit amat erat. Laju kematian
untuk banyak penyakit meningkat seiring dengan menuanya
seseorang, terutama disebabkan oleh menurunnya kemampuan lansia
berespon terhadap stres, baik stres fisik maupun stres psikologik.
c. Jenis kelamin Faktor jenis kelamin mempunyai dampak sangat besar
terhadap tingkat kemandirian. Lajut usia, khususnya wanita yang
tinggal sendiri di pedesaan tidak mempunyai atau tidak cukup
penghasilannya.
d. Aktivitas Sosial Pada umumnya hubungan sosial yang lansia lakukan
mengacu pada pertukaran sosial. Dalam teori pertukaran sosial
sumber kebahagiaan manusia berasal Universitas Sumatera Utara 26
dari hubungan sosial. Hubungan ini mendatangkan kepuasan yang
timbul dari prilaku orang lain.

g. Masalah komunikasi pada lansia


1. Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya ditandai dengan
perilaku – perilaku dibawah ini:
 Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan
bicara)
 Meremehkan orang lain
 Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
 Menonjolkan diri sendiri
 Mempermalukan orang lain didepan umum, baik dengan
perkataan maupun tindakan
2. Nonasertif

Tanda – tanda dari sikap non asertif ini adalah :

 Menarik diri bila diajak bicara


 Merasa tidak sebaik orang lain atau rendah diri
 Merasa tidak berdaya
 Tidak berani mengungkapkan keyakinan
 Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
 Tampil diam atau pasif
 Mengikuti kehendak oranglain
 Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga
kehubungan baik dengan orang lain

h. Teknik melakukan komunikasi pada lansia


Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepad a lansia
selain pemahaman yang memandai dengan karakteristik lansia
petugas kesehsatan atau perawat juga harus mempunyai teknik –
teknik khusus agara komunikasi yang dilakukann dapat berlangsung
lancar dan sesuai dentgsan tujuan yangn diinginkan berapa teknik
komunikasi komunikasi yang dapat diterapkan :
1) Teknik asertif
Asertif adalh sikap yang dapat menerima memahami pasangan
bicara dengan menunjukan sikap peduli sabar mendengarkan
dan memperhatikan ketika paangan bicara agar maksud
komunikasi atau pembicaraan dapat mengerti asertif
merupakan palaksanaan etika berkomunikasi sikap ini akan
sangat membantu petugas kesehatan untuk menjaga
hubungan yang terpetik dengan klien lansia.
2) Responif
Reaksi petugas keehatan terhadap fenomena yang terjadi
pada klien merupakan untuk perhatian petugas kepada
klien.ketika perawat mengetahui adanya perubahan sikap atau
kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya segera
,menanyakan atau klarifikasi tentang perubahan tersebut
misalnya dengan mengajukkan pertayaan”apa yang sedang
bapa/ ibu pikiran saat ini ? apa yang bisa saya bantu?”
berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu bantuan dari
klien sikap aktif dari petugas kesehatan ini akan menciptakan
perasaan tenang bagi klien

3) Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten
terhadap materi komunikasi yang diinginkan ketika klien
menungkapkan pertanyaan – pertanyaan diluar materi yang
diinginkan,maka perawat hendaknya menghargakan
menggarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu
diperhatikan karena umumnya klien lansia sedang
menceritakan yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan
petuas kesehatan
4) Supportif
Perubahan yang terjadu pada lansia baik pada aspek fisik
maupun psikis secara berhadap menyebabkan emosi klien
relatif menjadi labil. Perubahan ini perlu disikapi dengan
menjaga kestabilan emosi klien lansia misalnya dengan
menggiakan senyum dan meangguk kepala ketika lansia
menggungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan
menghargai sesama lansia berbicara. Sikap ini dapat
menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia
tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan
demikian diharapkan klien termotivasi untuk mendiri dan
berkarya sesuai kemampuannya. Selama memberi. Dukungan
baik secara moril maupun materil,petugas kesehatan jangan
sampai terkesan menggurui atau mengajair klien karena ini
dapat merendahkan kepercayaan lannsia

5) Klarifikasi
Dengan perubahan yang terjaid dengan lansia, sering proses
komunikasi tidak berlangsung dengan lancar
6) Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umumnya
mengalami perubahan - perubahan yang terkadang
merepotkan dan kekanak – kanakan.
i. Upaya mempertahankan keamanan dan kenyamanan lingkungan
pada lansia

Faktor yang Memengaruhi Keamanan


Kozier, Erb, Berman dan Snyder (2010), faktor yang mempengaruhi
keamanan klien,yaitu : 

Usia dimana risiko cedera dapat bervariasi disetiap jenjang usia dan
tahap perkembangan. Pencegahan terhadap cedera dapat terfasilitasi d
engan baik apabilaedukasi pasien terhadap cedera disesuaikan dengan
jenjang usianya. Misalnya, seorang bayi
beresiko terhadap jatuh, sementara untuk lansia membutuhkan penceg
ahan yang berkaitan dengan penurunan kemampuan indera,

Gaya hidup dapat meningkatkan ataupun menurunkan resiko cedera


atau potensi penyakit bagi individu. Misalnya, seseorang dengan gaya
hidup merokok, maka orangtersebut akan meningkatkan resiko
penyakit paru,

Perubahan fungsi sensori pada individu dapat mengubah persepsi


ndividu terhadaplingkup lingkungan keamanannya. Misalnya, jika salah
satu fungsi indera berubah,maka indera lain juga akan mempengaruhi
persepsinya terhadap lingkungan,

Penurunan kemampuan mobilitas akan meningkatkan resiko cedera


individu karenamenyebabkan ketidakseimbangan dalam koordinasi
tubuh. Misalnya, penurunankemampuan mobilitas pada ekstremitas
bawah dapat meningkatkan potensi individuuntuk cedera.

Keadaan emosional meliputi keadaan depresi dan kemarahan yang


dapat memengaruhi persepsi individu terhadap lingkungannya
dan mengubah potensi sikap dalam proses pengambilan risiko. Misalny
a, seseorang yang marah akan cenderung acuh terhadaplingkungannya.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup aspek keamanan klien menurut Potter dan Perry (2013)
yaitu
a.Kebutuhan dasarKebutuhan dasar berupa oksigen, gizi seimbang,
suhu dan udara yang bersih sertakelembaban yang optimal. Jika
kebutuhan dasar ini belum terpenuhi, maka kesehatanklien dapat
terancam. Oleh karena itu, perawat perlu memenuhi kebutuhan
klienselama proses keperawatan berlangsung. 

b.Bahaya fisikLingkungan yang kurang bagus dapat menyebabkan


bahaya fisik. Bahaya tersebutdapat diminimalisasi dengan diberikan
pencahayaan yang cukup, tidak meletakkanobat di sembarangan
tempat, meletakkan peralatan rumah tangga secara teratur danrapi,
serta menggunakan pancuran pegangan antislip dalam kamar mandi.

c. Risiko jatuhPengkajian resiko jatuh digunakan sebagai bahan untuk


menyusun intervensi pencegahannya.\

d. Risiko kesalahan medisTim medis sering melakukan kesalahan yang


dapat mengancam keselamatan klien,seperti salah memberikan obat
karena tim medisnya sangat lelah dan konsentrasinyatidak fokus lagi

e. Transmisi patogenPerawat harus mengajarkan klien bagaimana cara


mencuci tangan yang baik agarterhindar dari ancaman penyebaran
bakteri penyakit yang terjadi lingkungan klien
kesimpulan

Jenis caregiver ada dua, yaitu caregiver formal dan caregiver informal. Caregiver formal
merupakan individu yang menerima bayaran untuk memberikan perhatian, perawatan dan
perlindungan kepada individu yang mengalami sakit. Sedangkan caregiver informal
merupakan individu yang menyediakan bantuan untuk individu lain dan masih memiliki
hubungan keluarga maupun dekat dengan individu tersebut antara lain, keluarga, teman
atau tetangga dan biasanya tidak menerima bayaran (Bumagin, 2009). Caregiver informal
yang memiliki hubungan keluarga dengan individu yang diberikan bantuan biasa disebut
dengan family caregiver.
daftar pustaka

sunaryo(2015)asuhankeperawatangerontik.jakarta:andioffset
https://books.google.co.id/books?
id=58gFDgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=keperawatan+gerontologis&hl=en&sa=X&ved
=0ahUKEwjckKz47LroAhUHeisKHZN2DBoQ6AEIYjAG#v=onepage&q=keperawatan
%20gerontologis&f=false
kebijakan undan undang nomor 25
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._25_ttg_Rencana_Aksi_Nasio
nal_Kesehatan_Lanjut_Usia_Tahun_2016-2019_.pdf
hartini,tien(2018)meningkatkankualitashiduplansiakonsepdanberbagaiintervensi.malang:wi
nekamedika https://books.google.co.id/books?
id=lWCIDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=keperawatan+gerontologis&hl=en&sa=X&ved
=0ahUKEwjckKz47LroAhUHeisKHZN2DBoQ6AEIeDAI#v=onepage&q=keperawatan
%20gerontologis&f=false
morton,gance,particia(1995)panduanpemeriksaankesehatan.jakarta:bukukedokteranEGC
https://books.google.co.id/books?
id=0j6fP4s5nIUC&pg=PA54&dq=merawat+kesehatan+pada+orang+dewasa+yang+lebih+tua
+lansia&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjU6M_07broAhVb8HMBHeWzDGkQ6AEIKDAA#v=onep
age&q=merawat%20kesehatan%20pada%20orang%20dewasa%20yang%20lebih%20tua
%20lansia&f=false

Anda mungkin juga menyukai