Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN WATTMETER

BERBANTUAN ARDUINO MENGGUNAKAN


SENSOR SCT 013

Nama : Firdaus Jonathan

NIM : 2017 11 200

Mata Kuliah : Praktikum Mikrokontroler

INSTITUT TEKNOLOGI-PLN 
JAKARTA 
2020
I. TUJUAN
Alat nantinya akan dapat mengukur besar nilai tegangan AC yang digunakan
untuk masing masing beban yang berbeda. Nantinya akan dibandingkan dengan hasil
pengukuran atau mencocokan dengan yang tertulis pada spesifikasi beban yang
digunakan.
II. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN
1. Arduino Uno
2. SCT 013
3. LCD Keypad Shield
4. Terminal Block 2 Pin
5. Capasitor 10µF
6. Resistor 100 Ω
7. Resistor 33 Ω
III. TEORI
Wattmeter merupakan sebuah instrument yang mengukur power listrik atau daya.
Wattmeter sendiri terbagi atas dua macam, yakni analog dan digital. Wattmeter analog
memiliki prinsip elektrodinamik, yang ketika ada arus mengalir akan menggerakan coil
untuk membuat piringan menjadi berputar. Sedangkan untuk wattmeter digital memiliki
prinsip kerja dengan menggunakan sensor yang akan mendapatkan beberapa sample
data , kemudian dari hasil beberapa sample data tersebut akan diproses dengan
menggunakan computer untuk dilakukan output pada output devices.
Sensor yang digunakan pada wattmeter digital pada umumnya terdapat dua buah
sensor yang digunakan dimana akan menghitung nilai RMS current (Arus RMS) dan
RMS voltage (Tegangan RMS), hasil dari sensor tersebut akan dilakukan perhitungan
dengan perkalian antara tegangan dan arus untuk mendapaktkan nilai daya. Sensor yang
digunakan untuk tegangan dan arus memakai sebuah Trafo CT (Current Transformer).
Seperti yang diketahui, bahwa trafo CT hanya memiliki satu sisi lilitan. Lilitan ini
nantinya akan mendapatkan arus dari medan magnet yang timbul didalam magnet pada
sensor. Sehingga, ketika ada sebuah pengantar dialiri arus maka akan timbul medan
magnet, hal ini sesuai dengan hukum induksi faraday. Nantinya medan magnet yang
timbul ini akan masuk pada lilitan Trafo CT yang akan menghasilan arus mengalir pada
arus lilitan hal ini sesuai dengan hukum oersted, jika ada medan magnet pada sekitar
pengantar akan menghasil arus pada lilitan tersebut. Dimana dalam penggunaan sensor
SCT 013 yang digunakan memiliki arus output pada tegangan 50 mA dengan arus yang
masuk pada sensor dengan maksimal 100 A.
Arduino adalah sebuah hardware yang open source dimana dapat digunakan
sebagai microcontroller yang dapat mengeksekusi perintah yang dimasukan
kedalamnya. Arduino uno merupakan salah satu jenis yang umum. Pada Arduino
sendiri memiliki chip yang bertipe ATmega 328 tempat instruksi nantinya disimpan.
Chip ini memiliki arsitektur 8 bit. Arduino tersebut nantinya akan membantu dalam
pengoperasian data yang dimana hasil dari sensor mash dalam berupa analog yang
kemudian akan ditransfer dengan sebuah rumus yang berguna untuk menjadikan dalam
bentuk angka yang umumnya dilihat. Sedangkan, untuk kapasitas dari Arduino ini
dapat menangankap sampai 10 bit atau dalam integer 0 – 1023
Library emon.h, merupakan salah satu library yang digunakan untuk perancangan
wattmeter tersebut. Didalam emon library ini sudah disediakan sebuah fungsi yang
akan menghitung besarnya nilai arus rms dimana dapat ditentukan besarnya sample
yang ingin digunakan dalam mendapatkan nilai besarnya arus. Pada wattmeter ini
hanya menggunakan sebuah sensor yakni untuk arus, yang dimana nanti arus yang
didapatkan bisa dikalikan dengan tegangan 220 Volt untuk mendapatkan besarnya daya
yang digunakan. Namun, kekurangannya hasil perhitungan akan menjadi besar
perbedaan dengan kenyataannya karena tegangan yang diberi dari sumber tidak
selamanya bernilai 220 volt dan untuk beberapa alat hanya menggunakan tegangan
yang dibawah 220 untuk peralatannya. Dalam library emon (Energy Monitor) ini juga
pengaplikasiannya digunakan dengan sumber analog input sebesar 3,3 Volt. Pada
library ini juga ada calibration sendiri yang dimana dapat dicari dengan mengentahui
burden resistor yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan.
IV. Diagram Circuit

SENSOR CT

V. Prosedur Pengerjaan
1. Pasang LCD Keypad Shield diatas Arduino Uno
2. Hubungkan dari sensor CT dengan rangakain fillter yang terdiri dari dari resistor 33
Ω kemudian 100 Ω dan sebuah kapasitor Capasitor 10µF
3. Dari kaki kapasitor dihungkan dengan ground dan untuk kaki resitor 100 Ω
dihubungkan dengan 5 V pada Arduino dan dari sensor atau kaki resitor yang
terbung pararel dengan sensor dihubungkan ke A1 pada Arduino.
4. Masukan kode dibawah ke dalam Arduino dengan bantuan Arduino IDE
#include <LiquidCrystal.h>
#include <EmonLib.h> // Include Emon Library
EnergyMonitor emon1; // Create an instance
int PinArus = 1;
int peakPower = 0;
double kilos = 0;
LiquidCrystal lcd(8, 9, 4, 5, 6, 7);
void setup()
{
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16,2); // columns, rows. use 16,2 for a 16x2 LCD, etc.
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0); // set cursor to column 0, row 0 (the first row)
lcd.print("Mulai . . .");
emon1.current(1,1); // Current: input pin, calibration.
}

void loop()
{
double RMSCurrent = emon1.calcIrms(2500); // Calculate Irms only
double arus = 0.92513*RMSCurrent + 0.02799;
int RMSPower = 220*arus;
if (RMSPower > peakPower)
{
peakPower = RMSPower;
}
kilos = kilos + (RMSPower * (2.05/60/60/1000));
delay (10);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0); // Displays all current data
lcd.print(arus);
lcd.print("A");
lcd.setCursor(10,0);
lcd.print(RMSPower);
lcd.print("W");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(kilos);
lcd.print("kWh");
lcd.setCursor(10,1);
lcd.print(peakPower);
lcd.print("W");
Serial.println(RMSCurrent);
Serial.println(kilos);
Serial.println(peakPower);
Serial.println(RMSPower);
Serial.println(" ");
}
VI. Pengamatan
Bentuk Alat

Beban 400 W ( Hairdryer )


Beban 45 W ( Kipas Angin )

Beban 40 W ( Solder )

Beban 12 W ( Router )

VII. Hasil dan Diskusi


Hasil dari perancangan alat yang digunakan ini masih jauh dari kata sempurna,
karena jika dilihat dari 4 kondisi yang digunakan hanya ada 1 yang nilainya sesuai
dengan spesifikasi alat yang digunakan. Hal ini dapat dilihat pada beban 12 W yakni
router yang memiliki KR 0% dan yang lain seperti hairdryer, kipas angin, solder
didapatkan KR sebesar : 1 %, 15.5 %, 26.5 %.
Besarnya KR yang didapatkan ini karena analog input yang digunakan untuk
sensor 5 V, kemudian data yang diambil sample sedikit untuk dilakukan kalibrasi yang
lebih lanjut. Hal ini yang mebuat nilai KR menjadi besar. Kemudian factor dari
tegangan yang 220 Volt belum tentu memiliki tegangan sebesar 220 Volt tersebut,
masih ada toleransi yang tidak dapat diukur untuk nilai tegangannya.
Saran dalam perancangan alat tersebut nantinya, dapat diperbaikin untuk kalibrasi
dengan mangambil contoh beban yang lebih banyak untuk dicari calibrasi dengan
metode regresi linear agar mendekati yang nilai yang seharunya. Kemudian, dalam
perancangan alat nantinya harap memeperhatikan cara pemasangan sensor pada kabel
berfasa bukan digantung pada kabel netralnya. Selanjutnya mengenai pemilihan burden
resistor dapat dipertimbangkan lagi dan untuk rangakain filter mulai dari resistor untuk
pembagi tegangan dan nilai kapasitansinya.

Anda mungkin juga menyukai