TAHUN 2017-2022
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2017-2022
i
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950
tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008
tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4816);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
26. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011
tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;
27. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
28. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 9);
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 28);
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 88);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor
3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 114) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah Kabupaten Banjarnegara 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012 Nomor 2 Seri E);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 2
RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai
landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan
pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2017 sampai dengan
tahun 2022 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKPD.
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
RPJMD wajib dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan di Daerah.
BAB III
SISTEMATIKA RPJMD
Pasal 6
Dokumen RPJMD terdiri atas sistematika sebagai berikut:
a. BAB I Pendahuluan;
b. BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah;
c. BAB III Gambaran Keuangan Daerah;
d. BAB IV Permasalahan dan Isu Strategis Daerah;
e. BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
f. BAB VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan
Daerah;
g. BAB VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program
Daerah;
Perangkat Daerah;
h. BAB VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan
i. BAB IX Penutup
Pasal 7
Dokumen RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD
Pasal 8
BAB V
PERUBAHAN RPJMD
Pasal 9
Pasal 10
iii
3.3. Kerangka Pendanaan ........................................................ 118
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat
Serta Prioritas Utama ............................................... 118
3.3.2. Proyeksi Keuangan .................................................. 121
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan ........................ 126
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH ...... 129
4.1. Permasalahan Pembangunan ............................................ 129
4.1.1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar ............................... 129
4.1.2. Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar .................... 133
4.1.3. Urusan Pilihan ........................................................ 140
4.1.4. Penunjang Urusan Pemerintahan ............................ 142
4.2. Isu Strategis ..................................................................... 144
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ............................ 148
5.1. Visi ................................................................................... 148
5.2. Misi .................................................................................. 149
5.3. Tujuan dan Sasaran ......................................................... 158
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH ........................................................ 165
6.1. Strategi dan Arah Kebijakan .............................................. 165
6.2. Program Pembangunan Daerah ......................................... 173
6.2.1. Program Unggulan Misi Pertama .............................. 191
6.2.2. Program Unggulan Misi Kedua ................................. 192
6.2.3. Program Unggulan Misi Ketiga ................................. 194
6.2.4. Program Unggulan Misi Keempat ............................. 198
6.2.5. Program Unggulan Misi Kelima ................................ 198
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH .......................................... 202
7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan ................................. 202
7.2. Program Perangkat Daerah ................................................ 204
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH .................................................................................. 218
BAB XI PENUTUP .................................................................... 239
9.1. Pedoman Transisi .............................................................. 239
9.2. Kaidah Pelaksanaan .......................................................... 240
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 2.14. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pendidikan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 43
Tabel 2.15. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kesehatan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 48
Tabel 2.16. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 52
Tabel 2.17. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 54
Tabel 2.18. Capaian Kinerja Urusan Wajib Ketenteraman,
Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 55
Tabel 2.19. Capaian Kinerja Urusan Wajib Sosial Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 56
Tabel 2.20. Capaian Kinerja Urusan Wajib Tenaga Kerja
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 57
Tabel 2.21. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 59
Tabel 2.22. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pangan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 61
Tabel 2.23. Capaian Kinerja Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 62
Tabel 2.24. Capaian Kinerja Urusan Wajib Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 64
Tabel 2.25. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 65
Tabel 2.26. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 66
Tabel 2.27. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perhubungan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 67
vi
Tabel 2.28. Capaian Kinerja Urusan Wajib Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 ...................................................................... 67
Tabel 2.29. Capaian Kinerja Urusan Wajib Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 69
Tabel 2.30. Data Jumlah Koperasi Aktif dan Sehat .................. 69
Tabel 2.31. Capaian Kinerja Urusan Wajib Penanaman Modal
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 70
Tabel 2.32. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kepemudaan dan
Olah Raga Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 ....................................................................... 71
Tabel 2.33. Capaian Kinerja Urusan Wajib Statistik Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 72
Tabel 2.34. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kebudayaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 73
Tabel 2.35. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 74
Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kearsipan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 74
Tabel 2.37. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 ...................................................................... 75
Tabel 2.38. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Pariwisata
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 76
Tabel 2.39. Data Obyek Wisata di Kabupaten Banjarnegara ..... 76
Tabel 2.40. Data Sarana dan Prasarana Pariwisata di
Kabupaten Banjarnegara ....................................... 77
Tabel 2.41. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Pertanian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 77
Tabel 2.42. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Perdagangan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 79
Tabel 2.43. Data Jumlah Pasar Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2016 ........................................................... 79
Tabel 2.44. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Perindustrian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 80
vii
Tabel 2.45. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Ketransmigrasian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 81
Tabel 2.46. Capaian Kinerja Penunjang Administrasi
Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016 .............................................................. 81
Tabel 2.47. Capaian Kinerja Penunjang Pengawasan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ........... 82
Tabel 2.48. Capaian Kinerja Penunjang Perencanaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 83
Tabel 2.49. Capaian Kinerja Penunjang Keuangan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 83
Tabel 2.50. Capaian Kinerja Penunjang Kepegawaian serta
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 ................................................... 84
Tabel 2.51. Capaian Kinerja Aspek Daya Saing Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 84
Tabel 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 89
Tabel 3.2. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 97
Tabel 3.3. Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 103
Tabel 3.4. Neraca Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016 .............................................................. 105
Tabel 3.5. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Banjarnegara 111
Tabel 3.6. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur 113
Tabel 3.7. Defisit/Surplus Riil Anggaran Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 115
Tabel 3.8. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 116
Tabel 3.9. Kontribusi Unsur Penyumbang Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 2012-2016 .. 118
Tabel 3.10. Realisasi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
Yang Bersifat Wajib Mengikat Serta Prioritas
Utama Tahun 2012-2016 ....................................... 120
Tabel 3.11. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2018-2022 ..... 123
viii
Tabel 3.12. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
Yang Bersifat Wajib Mengikat Serta Prioritas
Utama Tahun 2018-2022 ....................................... 125
Tabel 3.13. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah Tahun
2018-2022 ............................................................. 126
Tabel 3.14. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah Tahun 2018-2022 ..................... 128
Tabel 5.1. Perumusan Misi ..................................................... 150
Tabel 5.2. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tahun
2017-2022 ............................................................. 162
Tabel 6.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kabupaten
Banjarnegara ......................................................... 166
Tabel 6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten
Banjarnegara ......................................................... 169
Tabel 6.3. Sinkronisasi Rencana Program Jangka Panjang
dan Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun
2017-2022 ............................................................. 174
Tabel 7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun
2018-2022 Kabupaten Banjarnegara ..................... 203
Tabel 7.2. Tabel Indikasi Program Prioritas Tahun 2018-2022
(dalam jutaan rupiah) ............................................ 205
Tabel 8.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2018-2022 ............................ 219
Tabel 8.2. Penetapan Indikator Kinerja Kunci Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2018-2022 ............................ 221
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 2.13. Angka Partisipasi Kasar (%) Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ........................ 39
Gambar 2.14. Angka Partisipasi Murni (%) Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ........................ 40
Gambar 2.15. Angka Kematian Ibu (per 100.000 Kelahiran
Hidup) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 .................................................................. 41
Gambar 2.16. Angka Kematian Bayi (per 1000 Kelahiran
Hidup) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 .................................................................. 42
Gambar 3.1. Besarnya Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016 87
Gambar 3.2. Besarnya Masing-Masing Unsur Pendapatan
Tahun 2012-2016 .............................................. 88
Gambar 3.3. Proporsi Masing-Masing Unsur Pendapatan
Terhadap Total Pendapatan Daerah Tahun 2012-
2016 .................................................................. 93
Gambar 3.4. Pertumbuhan Masing-Masing Unsur Pendapatan
Tahun 2012-2016 .............................................. 94
Gambar 3.5. Proporsi Masing-Masing Unsur PAD Tahun
2012-2016 .......................................................... 95
Gambar 3.6. Besarnya Belanja Daerah Tahun 2012-2016 ...... 96
Gambar 3.7. Besarnya Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung Tahun 2012-2016 .............................. 98
Gambar 3.8. Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung terhadap Total Belanja Daerah Tahun
2012-2016 ......................................................... 99
Gambar 3.9. Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak
Langsung Terhadap Belanja Daerah Tahun
2012-2016 ......................................................... 100
Gambar 3.10. Rasio Belanja Modal Terhadap Belanja Daerah
dan Terhadap Belanja Langsung Tahun 2012-
2015 .................................................................. 101
Gambar 3.11. Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Daerah Tahun 2012-2016 .................................. 102
Gambar 3.12. Besarnya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA) Tahun 2012-2016 .................................. 117
xi
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
BANJARNEGARA
NOMOR 32 TAHUN 2017
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2017-2022
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan 1
masukan dari Renstra-PD, menjadi dokumen rancangan akhir yang
memuat kesepakatan politis untuk pembangunan jangka menengah
Kabupaten Banjarnegara.
Pendahuluan 2
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5068);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Pendahuluan 3
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4585);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
Pendahuluan 4
25. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
26. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011-2025;
27. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
28. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
199);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 9);
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 28);
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2017 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 88);
Pendahuluan 5
32. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Kabupaten Banjarnegara 2005-2025 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 1
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 2 Seri E);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banjarnegara 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembara
Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312);
36. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor
050/4936/SJ Tahun 2017 dan Nomor 0430/M.PPN/12/2016
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelarasan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
Pendahuluan 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015–2019.
Pendahuluan 7
c. Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan pelibatan
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap
pembangunan. Pelibatan ini adalah untuk mendapatkan aspirasi
dalam perencanaan dan menciptakan rasa memiliki terhadap
hasil perencanaan.
d. Atas-bawah (top down) dan bawah atas (bottom up), pendekatan
top down dan bottom up dilaksanakan menurut jenjang
pemerintahan. Rencana hasil proses tersebut selanjutnya
diselaraskan melalui musyawarah perencanaan pembangunan.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022 dilakukan secara
partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan
analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan
Kabupaten Banjarnegara. Dalam prosesnya dilakukan berbagai
tahapan dialog sektoral maupun dialog umum yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan dari pihak Pemerintah Pusat
(khususnya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat, maupun kelompok masyarakat lainnya.
Pendahuluan 8
sebagai pedoman dalam menetapkan lokasi program pembangunan
jangka menengah daerah yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang,
baik dari sisi pola maupun struktur ruangnya. RPJMD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017-2022 akan dijadikan pedoman bagi OPD
untuk penyusunan Renstra-PD. Selanjutnya, untuk setiap akan
dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, yang selanjutnya, akan
dijadikan acuan bagi OPD untuk menyusun Renja-PD.
Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan daerah
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta
perubahannya, maka penjabaran RPJMD Kabupaten Banjarnegara ke
dalam RKPD Kabupaten Banjarnegara untuk setiap tahunnya akan
dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Banjarnegara.
Gambaran tentang hubungan antara RPJMD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017-2022 dengan dokumen perencanaan
lainnya baik dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan
maupun dengan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan
pada gambar 1.1.
Pendahuluan 9
1.6. Sistematika Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022, disusun berdasarkan
sistematika:
BAB I PENDAHULUAN
berisi latar belakang, maksud dan tujuan, landasan
hukum, kedudukan RPJMD terhadap dokumen
perencanaan lainnya serta sistematika penyusunan.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
berisi penjelasan tentang kondisi geografis, demografis,
ekonomi, sosial, budaya, sarana dan prasarana serta
kondisi pemerintahan umum Kabupaten Banjarnegara.
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
berisi penjelasan mengenai kondisi kinerja keuangan masa
lalu dan rencana kerangka pendanaan daerah selama
periode RPJMD Tahun 2017-2022.
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH
berisi penjelasan mengenai permasalahan pembangunan
yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
menyusun isu-isu strategis Kabupaten Banjarnegara
selama periode RPJMD Tahun 2017-2022 yang diharapkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta
perkembangan Kabupaten Banjarnegara.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
berisi penjelasan tentang visi dan misi Bupati
Banjarnegara untuk periode tahun 2017-2022, serta
tujuan dan sasaran untuk setiap misi pembangunan.
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
berisi penjelasan mengenai langkah-langkah untuk
mewujudkan visi dan misi, arah kebijakan yang diambil
pemerintah dalam pencapaian tujuan dari setiap misi
pembangunan daerah, serta program pembangunan
daerah sebagai instrumen setiap kebijakan selama periode
RPJMD Tahun 2017-2022.
Pendahuluan 10
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
memuat indikator program pembangunan daerah
Kabupaten Banjarnegara pada periode RPJMD Tahun
2017-2022 beserta kebutuhan pendanaan indikatif.
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH
memuat berbagai indikator kinerja makro daerah
Kabupaten Banjarnegara serta target yang harus dicapai
selama periode RPJMD Tahun 2017-2022.
BAB IX PENUTUP
berisi program transisi setelah periode RPJMD Tahun
2017-2022 berakhir, dalam rangka menjembatani
kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada
akhir jabatan Bupati. Dijelaskan pula tentang kaidah
pelaksanaan RPJMD yakni bahwa RPJMD merupakan
pedoman bagi OPD dalam menyusun Renstra-PD, dan
digunakan dalam penyusunan RKPD.
Pendahuluan 11
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI
DAERAH
6. Penggunaan lahan
Luas wilayah Kabupaten Banjarnegara tercatat
106.970,997 ha atau sekitar 3,29% dari luas wilayah Provinsi
Jawa Tengah (3,25 juta ha). Penggunaan lahan menurut jenisnya
di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 dibagi menjadi 3
yaitu lahan sawah, bukan lahan sawah, dan lahan bukan
pertanian. Lahan sawah di Kabupaten Banjarnegara mempunyai
luas 14.269 ha atau 13,34% dari wilayah keseluruhan Kabupaten
Banjarnegara dan lahan bukan sawah sebesar 72.789 ha atau
Bukan lahan
sawah
68%
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2016
Gambar 2.2. Persentase Penggunaan Lahan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2016
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Banjarnegara
Tahun 2011-2031, potensi wilayah yang dikembangkan sebagai
kawasan budidaya meliputi hutan produksi, hutan rakyat, pertanian,
perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, dan
permukiman. Potensi kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten
Banjarnegara lebih kurang 15.368 hektar, sedangkan hutan produksi
tetap seluas kurang lebih 14.989 hektar. Kawasan hutan rakyat
meliputi: Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, Batur, Bawang,
Kalibening, Karangkobar, Madukara, Mandiraja, Pagedongan,
Pagentan, Pandanarum, Pejawaran, Punggelan, Purwanegara,
Purwareja Klampok, Rakit, Sigaluh, Susukan, Wanadadi, dan
Wanayasa.
Potensi pengembangan tanaman Hortikultura kurang lebih
56.573 hektar tersebar di seluruh kecamatan, meliputi Banjarmangu,
Banjarnegara, Batur, Bawang, Kalibening, Karangkobar, Madukara,
Mandiraja, Pegedongan, Pagentan, Pandanarum, Pejawaran,
Punggelan, Purwanegara, Purwareja Klampok, Rakit, Sigaluh,
Susukan, Wanadadi, dan Wanayasa.
Potensi kawasan untuk pertambangan di Kabupaten
Banjarnegara untuk kawasan peruntukan pertambangan mineral dan
batubara terdiri dari mineral logam, mineral bukan logam, batuan
dan batubara. Mineral logam terdapat di Kecamatan Banjarmangu,
Pegentan, Karangkobar, Batur, Pejawaran, Wanayasa, Kalibening,
3. Laju inflasi
Laju inflasi yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara
cenderung mengalami penurunan pada kurun waktu 2012-2016.
Inflasi yang terjadi pada kurun waktu tersebut, mengalami
kondisi tertinggi pada tahun 2013 dan 2014 yang disebabkan
adanya kenaikan harga bahan bakar minyak. Pada tahun 2016
laju inflasi di Kabupaten Banjarnegara mengalami penurunan
menjadi sebesar 2,87%. Kenaikan harga terbesar disumbang oleh
kelompok komoditas kesehatan dan bahan makanan. Laju inflasi
bulanan memiliki pola yang hampir sama, terutama pada
kenaikan bulan Maret, Juni, Juli dan November. Pola tersebut
menunjukan bahwa kenaikan dan penurunan harga sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu musim dan tidak
seimbangnya antara permintaan dan penawaran suatu barang
(misalnya saat panen, menjelang hari raya, dan tahun ajaran
baru).
40
35 14,98 14,44 13,58
30 13,58 13,27
25
20 18,87 18,71 17,77 18,37 17,46
15
10
5
0
2012 2013 2014 2015 2016
19,47
18,98
18,54
17,58
17,46
17,23
14,46
14,38
14,12
14,10
13,91
13,57
13,33
13,12
12,90
12,67
12,49
12,09
11,65
11,60
11,37
11,04
10,88
10,10
9,07
8,79
8,35
8,20
7,99
7,92
7,65
5,24
4,85
BOYOLALI
BLORA
KUDUS
WONOSOBO
BANYUMAS
SUKOHARJO
WONOGIRI
KARANGANYAR
GROBOGAN
CILACAP
SRAGEN
DEMAK
REMBANG
PURWOREJO
SEMARANG
PEMALANG
BANJARNEGARA
PATI
KEBUMEN
JEPARA
KENDAL
BATANG
BREBES
KOTA MAGELANG
KOTA PEKALONGAN
MAGELANG
PURBALINGGA
PEKALONGAN
KLATEN
KOTA SEMARANG
TEMANGGUNG
KOTA TEGAL
TEGAL
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.5. Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Banjarnegara dengan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016
6. Indeks Gini
Indeks Gini merupakan indikator yang menunjukkan
tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai
Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0
menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna,
atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama. Sedangkan,
Koefisien Gini bernilai 1 menunjukkan ketimpangan yang
sempurna, atau satu orang memiliki segalanya sementara orang-
orang lainnya tidak memiliki apa-apa. Dengan kata lain, Koefisien
Gini diupayakan agar mendekati 0 untuk menunjukkan adanya
pemerataan distribusi pendapatan antar penduduk.
Tingkat ketimpangan pendapatan di Kabupaten
Banjarnegara setiap tahunnya mengalami trend peningkatan. Ini
berarti bahwa masih terdapat kesenjangan pendapatan antar
penduduk yang cukup mencolok, digambarkan dengan angka
indeks gini pada tahun 2014 sebesar 0,34, cenderung meningkat
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2010 hanya
sebesar 0,26.
0,2 0,26
0,1
0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Indikator Utama Sosial, Politik dan Keamanan Jawa Tengah, 2015
Gambar 2.6. Perbandingan Indeks Gini Kabupaten
Banjarnegara dengan Jawa Tengah dan Nasional
Tahun 2010-2014
7. Indeks Williamson
Dari hasil pengolahan Indeks Williamson PDRB, tingkat
disparitas antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara pada
tahun 2010-2014 cenderung stabil. Tingkat ketimpangan antar
kecamatan di Kabupaten Banjarnegara tergolong rendah atau
cenderung merata. Faktor yang mempengaruhi peningkatan
disparitas pendapatan antar kecamatan yaitu pertumbuhan
kecamatan yang berbeda. Indeks Williamson Kabupaten
Banjarnegara lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah, seperti
terlihat pada gambar berikut ini.
1,4
1,2 0,65 0,64 0,64 0,63 0,63
1
0,8
0,6
0,51 0,53 0,55 0,55 0,52
0,4
0,2
0
2010 2011 2012 2013 2014
13,64
13,55
13,19
13,05
12,88
12,85
12,83
12,77
12,68
12,61
12,58
12,44
12,43
12,30
12,29
12,28
12,26
12,15
12,15
12,14
12,06
12,03
12,01
11,93
11,92
11,92
11,87
11,67
11,51
11,40
11,37
BOYOLALI
BLORA
KUDUS
WONOSOBO
BANYUMAS
SUKOHARJO
WONOGIRI
KARANGANYAR
GROBOGAN
CILACAP
SRAGEN
DEMAK
REMBANG
PURWOREJO
SEMARANG
PEMALANG
BANJARNEGARA
PATI
KEBUMEN
JEPARA
KENDAL
BATANG
BREBES
KOTA MAGELANG
KOTA PEKALONGAN
MAGELANG
PURBALINGGA
PEKALONGAN
KLATEN
KOTA SEMARANG
TEMANGGUNG
KOTA TEGAL
TEGAL
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.8. Posisi Relatif Harapan Lama Sekolah Kabupaten
Banjarnegara dengan Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah Tahun 2016
b. Rata-rata lama sekolah
Indikator kesejahteraan penduduk yang juga
mempengaruhi angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Kabupaten Banjarnegara adalah indikator rata-rata lama
sekolah. Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah
tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke
atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang
pernah dijalani. Indikator rata-rata lama sekolah ini dihitung
dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat
pendidikan yang sedang dijalankan. Sampai dengan tahun
2016, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten
Banjarnegara sebesar 6,26. Rata-rata lama sekolah Kabupaten
Banjarnegara relatif rendah apabila dibandingkan dengan
kabupaten/kota lain di Jawa Tengah karena berbagai faktor.
Berikut ini disajikan perbandingan angka rata-rata lama
sekolah Kabupaten Banjarnegara dengan kabupaten/kota di
sekitarnya.
9,82
8,58
8,49
8,29
8,28
8,22
7,85
7,66
7,48
7,46
7,40
7,39
7,32
7,17
7,05
6,93
6,90
6,87
6,86
6,83
6,65
6,62
6,57
6,56
6,55
6,54
6,42
6,26
6,18
6,17
6,12
6,05
BOYOLALI
WONOSOBO
BLORA
KUDUS
WONOGIRI
BANYUMAS
SUKOHARJO
KARANGANYAR
GROBOGAN
CILACAP
SRAGEN
DEMAK
BANJARNEGARA
REMBANG
PURWOREJO
SEMARANG
PEMALANG
PATI
KEBUMEN
JEPARA
KENDAL
BATANG
BREBES
MAGELANG
KOTA MAGELANG
PURBALINGGA
PEKALONGAN
KOTA PEKALONGAN
KOTA SEMARANG
KLATEN
TEMANGGUNG
TEGAL
KOTA TEGAL
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.9. Posisi Relatif Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Kabupaten Banjarnegara Dengan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016
c. Angka harapan hidup
Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup
rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola
mortalitas (kematian) menurut umur. Angka ini merupakan
angka yang menunjukkan perkiraan usia seseorang dihitung
sejak dilahirkan. Angka ini adalah angka pendekatan yang
menunjukan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama.
Angka Harapan Hidup digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk
pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Angka harapan hidup Kabupaten Banjarnegara
setiap tahunnya menunjukkan tren peningkatan, dari 73,25
tahun pada tahun 2012 menjadi 73,69 tahun pada tahun
2016.
Berikut ini disajikan perbandingan angka harapan
hidup Kabupaten Banjarnegara dengan kabupaten/kota di
sekitarnya.
77,21
77,11
77,03
76,87
76,62
76,59
76,43
75,88
75,69
75,67
75,67
75,54
75,43
75,39
75,27
74,46
74,37
74,27
74,20
74,18
74,15
74,14
73,88
73,69
73,41
73,33
73,23
73,11
72,87
72,87
72,86
71,16
71,02
68,41
BOYOLALI
WONOSOBO
BLORA
KUDUS
WONOGIRI
BANYUMAS
SUKOHARJO
KARANGANYAR
GROBOGAN
CILACAP
SRAGEN
DEMAK
BANJARNEGARA
REMBANG
PURWOREJO
SEMARANG
PEMALANG
PATI
KEBUMEN
JEPARA
KENDAL
BATANG
BREBES
MAGELANG
KOTA MAGELANG
PURBALINGGA
PEKALONGAN
KOTA PEKALONGAN
KOTA SEMARANG
KLATEN
TEMANGGUNG
TEGAL
KOTA TEGAL
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.10. Posisi Relatif Angka Harapan Hidup Kabupaten
Banjarnegara dengan Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah Tahun 2016
d. Pengeluaran riil per kapita
Pengeluaran riil per kapita menunjukkan daya beli,
yaitu kemampuan masyarakat dalam membelanjakan
uangnya dalam bentuk barang maupun jasa. Pengeluaran riil
per kapita menggambarkan tingkat kesejahteraan yang
dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin
membaiknya ekonomi. Kemampuan daya beli antar daerah
berbeda-beda. Semakin rendahnya nilai daya beli suatu
masyarakat berkaitan erat dengan kondisi perekonomian pada
saat itu yang sedang memburuk yang berarti semakin rendah
kemampuan masyarakat membeli suatu barang atau jasa.
Pengeluaran riil perkapita Kabupaten Banjarnegara
menempati posisi ke-34 dari 35 kabupaten/kota di Jawa
Tengah, capaiannya masih di bawah rata-rata angka Jawa
tengah, seperti terlihat pada gambar berikut.
11.849
11.721
11.688
11.227
11.102
11.090
10.722
10.631
10.554
10.452
10.348
9.877
9.695
9.677
9.548
9.497
9.487
9.453
9.377
9.300
9.159
9.148
8.846
8.709
8.593
8.589
8.568
8.501
8.400
8.276
7.447
BOYOLALI
WONOSOBO
BLORA
KUDUS
WONOGIRI
BANYUMAS
SUKOHARJO
KARANGANYAR
GROBOGAN
CILACAP
SRAGEN
DEMAK
BANJARNEGARA
REMBANG
PURWOREJO
SEMARANG
PEMALANG
PATI
KEBUMEN
JEPARA
KENDAL
BATANG
BREBES
MAGELANG
KOTA MAGELANG
PURBALINGGA
PEKALONGAN
KOTA PEKALONGAN
KOTA SEMARANG
KLATEN
TEMANGGUNG
TEGAL
KOTA TEGAL
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.11. Posisi Relatif Pengeluaran Riil Perkapita
Kabupaten Banjarnegara dengan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016
2. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf meningkat dari 99,30% pada tahun
2012 menjadi 99,76% pada tahun 2016. Dengan capaian
tersebut, tercatat hanya sekitar 0,24% penduduk Kabupaten
Banjarnegara yang masih buta huruf. Lambatnya penanganan
penduduk buta huruf ini disebabkan banyaknya penduduk buta
huruf yang sudah berusia lanjut, sehingga minat belajarnya
rendah.
99,76
99,67
99,51
99,42
99,3
120
107,82 106,84 104,22
100 98,11 99,42 100,01 97,97
93,8 90,87
80 82,01
66,1
60 62,29 60,65
54,52
40
20
0
2012 2013 2014 2015 2016
100
93,64 93,27
90
84,57 84,66
80 80,77
70 71,52
65,84
63,96 64,1
60
56,54 56,89
50
40 39,53 40,3
34,41 34,82
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016
100
80
60
40
20
0
2012 2013 2014 2015 2016
2. Kesehatan
Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan pada Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub urusan upaya
kesehatan meliputi: (a). Pengelolaan UKP daerah kabupaten/ kota
dan rujukan tingkat daerah kabupaten/kota. (b). Pengelolaan
UKM daerah kabupaten/kota dan rujukan tingkat daerah
kabupaten/kota. (c). Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D
dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat daerah
kabupaten/kota. Pada sub urusan Sumber Daya Manusia (SDM)
kesehatan memiliki beberapa kewenangan diantaranya: (a).
penerbitan izin praktik dan izin kerja tenaga kesehatan, (b).
perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan
UKP daerah kabupaten/kota. Sedangkan pada bagian sub urusan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan minuman
meliputi: (a). penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat
kesehatan dan optikal, (b). Penerbitan izin usaha mikro obat
tradisional (UMOT), (c). Penerbitan sertifikat produksi alat
kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan PKRT kelas 1 (satu) tertentu
perusahaan rumah tangga, (d). penerbitan izin produksi makanan
dan minuman pada industri rumah tangga, (e). pengawasan post-
market produk makanan minuman industri rumah tangga. Sub
urusan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan memiliki
kewenangan: pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
melalui tokoh kabupaten/kota, kelompok masyarakat, organisasi
swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat kabupaten/kota.
Aksesibilitas masyarakat pada layanan kesehatan menjadi
perhatian utama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara,
khususnya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Meski begitu, aksesibilitas masyarakat pada layanan
6. Sosial
Kewenangan Pemerintah kabupaten dalam urusan Sosial
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah meliputi: pemberdayaan sosial
KAT, penerbitan izin pengumpulan sumbangan dalam daerah
kabupaten/kota, pengembangan potensi sumber kesejahteraan
sosial daerah kabupaten/kota, pembinaan lembaga konsultasi
kesejahteraan keluarga (LK3) yang wilayah kegiatannya di daerah
kabupaten/kota, pemulangan warga negara migran korban tindak
kekerasan dari titik debarkasi di daerah kabupaten/kota untuk
dipulangkan ke desa/kelurahan asal, rehabilitasi sosial
3. Pangan
Amanat Undang-Undang 23 Tahun 2014 terkait dengan
urusan pangan kepada pemerintah kabupaten adalah: (a).
menyediakan sarpras dan infrastruktur pendukung ketahanan
pangan, (b). pengelolaan cadangan pangan, (c). stabilisasi
pasokan dan harga pangan utama, (d). penyusunan kerentanan
dan ketahanan pangan utama, (e). pengawasan terhadap pangan
segar, dan (f). penanganan terhadap daerah rawan pangan.
Adapun lingkup pengaturan sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan adalah:
1). perencanaan pangan, 2). ketersediaan pangan, 3).
keterjangkauan pangan, 4). konsumsi pangan dan gizi, 5).
keamanan pangan, 6). label dan iklan pangan, 7). pengawasan, 8).
sistem informasi pangan, 9). penelitian dan pengembangan
pangan, 10). kelembagaan pangan; 11). peran serta masyarakat,
dan 12). penyidikan.
Undang-undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
mengartikan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya
Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin
dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
4. Pertanahan
Kewenangan urusan pertanahan kabupaten/kota sesuai
dengan amanat Keputusan Presiden No. 34 tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan yang meliputi 9 sub
bidang yaitu: (a). pemberian ijin lokasi, (b). penyelenggaraan
pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan, (c).
penyelesaian sengketa tanah garapan, (d). penyelesaian masalah
ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan, (e).
penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti
kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee, (f).
penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat, (g).
pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong, (h).
pemberian ijin membuka tanah, dan (i). perencanaan penggunaan
tanah wilayah kabupaten/kota. Dalam pelaksanaannya
kewenangan pemerintah Kabupaten Banjarnegara terkait
pelayanan pertanahan masih belum optimal, hal ini dikarenakan
kewenangan pelayanan pertanahan masih di lakukan oleh BPN.
9. Perhubungan
Ketersediaan sarana dan prasarana dasar perhubungan
seperti terminal ataupun pelabuhan menjadi hal yang sangat
penting bagi penyelenggaran perhubungan. Terminal menjadi
prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan
dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah
satu wujud simpul jaringan transportasi (Kepmenhub 35/2003).
Pembangunan urusan perhubungan diarahkan untuk mencapai
sasaran Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana perhubungan.
15. Persandian
Kewenangan urusan persandian sesuai dengan undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub urusan persandian
untuk pengamanan informasi, dengan kewenangan: (a).
Penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi
pemerintah daerah kabupaten/kota, dan (b). penetapan pola
hubungan komunikasi sandi antar-perangkat daerah
kabupaten/kota. Pelaksanaan persandian di Kabupaten
Banjarnegara selama ini dilaksanakan secara rutin, dan tidak
ditemui kendala yang berarti. Namun demikian pengelolaan
persandian perlu ditingkatkan dengan dukungan dengan sarana
dan prasarana yang memadai.
17. Perpustakaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, urusan bidang perpustakaan
mencakup pembinaan perpustakaan, dengan kewenangan:
pengelolaan perpustakaan tingkat daerah kabupaten/kota,
pembudayaan gemar membaca tingkat daerah kabupaten/kota,
pelestarian koleksi nasional dan naskah kuno, pelestarian naskah
kuno milik daerah kabupaten/kota, dan pengembangan koleksi
budaya etnis nusantara yang ditemukan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota.
18. Kearsipan
Kewenangan pemerintah daerah pada urusan kearsipan
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
adalah terkait dengan pengelolaan arsip, perlindungan dan
penyelamatan arsip, dan perizinan. Pengelolaan arsip meliputi
pengelolaan arsip dinamis dan arsip statis. Untuk perlindungan
dan penyelamatan arsip meliputi pemusnahan arsip yang
memiliki retensi di bawah 10 tahun, penyelamatan arsip pada
perangkat daerah, autentifikasi arsip statis dan arsip hasil alih
media. Terkait dengan perizinan, kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten adalah menerbitkan izin penggunaan arsip yang
bersifat tertutup yang disimpan di lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan kearsipan dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kearsipan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Pengelolaan arsip
% 3,57 5,36 5,36 5,36 17,68
secara baku
Peningkatan SDM
Kegiatan - 1 1 2 2
pengelola kearsipan
Sumber: Disarpus Kab. Banjarnegara
2. Pariwisata
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan daerah pada urusan
bidang pariwisata mencakup: (1). Destinasi Pariwisata, dengan
kewenangan: pengelolaan daya tarik wisata kabupaten/kota,
pengelolaan kawasan strategis pariwisata kabupaten/kota,
pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten/ kota, dan penetapan
tanda daftar usaha pariwisata kabupaten/ kota; (2). pemasaran
pariwisata, dengan kewenangan: pemasaran pariwisata dalam
dan luar negeri tentang daya tarik, destinasi dan kawasan
strategis pariwisata kabupaten/kota; (3). pengembangan ekonomi
kreatif melalui pemanfaatan dan perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual, dengan kewenangan: penyediaan prasarana (zona
kreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi,
berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di daerah
kabupaten/kota; dan 4. pengembangan sumber daya pariwisata
dan ekonomi kreatif, dengan kewenangan: pelaksanaan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan
ekonomi kreatif tingkat dasar.
3. Pertanian
Kewenangan urusan pertanian sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2014 mencakup sub urusan sarana
pertanian, prasarana pertanian, kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner, pengendalian dan penanggulangan bencana
pertanian, dan perizinan usaha pertanian.
Secara rinci kinerja urusan pertanian dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.41. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Pertanian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Produktivitas padi atau
bahan pangan utama
lokal lainnya per hektar
- Produktivitas padi kw/ha 59,79 59,44 51,44 61,19 52,42
- Produktivitas Jagung kw/ha 43,28 49,01 55,76 51,25 41,41
- Produktivitas Kedelai kw/ha 11,41 11,52 10,14 7,81 11,84
Produktivitas Tanaman
Hortikultura
- Durian kg/ 62,10 88,99 34,46 159,00 60,17
pohon
- Salak kg/ 13,27 14,26 23,66 22,00 14,08
pohon
- Pisang kg/ 33,82 49,74 41,52 75,00 47,82
pohon
- Kentang kw/ha 147,64 142,81 152,00 155,77 170,96
Jumlah Populasi Ternak
- Sapi Ekor 37.977 32,899 34.863 28.934 31.394
- Sapi Perah Ekor 3.025 3,276 3.301 1.500 1.354
- Kambing Ekor 191.194 185,998 185.405 178.924 194.871
- Domba Ekor 111.909 102,305 104.220 68.005 65.909
Persentase Keberhasilan
Inseminasi Buatan
Perbandingan Jumlah % 74,93 70,56 79,61 42,53 72,7
Kelahiran dengan
Pemakaian Semen
4. Perdagangan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, pembagian urusan bidang
perdagangan untuk Pemerintah Daerah adalah:
a) Perizinan dan pendaftaran perusahaan, dengan kewenangan:
penerbitan izin pengelolaan pasar rakyat, pusat perbelanjaan
dan izin usaha toko swalayan; penerbitan tanda daftar
gudang, dan Surat Keterangan Penyimpanan Barang (SKPB);
penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW);
penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan minuman
beralkohol golongan B dan C untuk pengecer dan penjual
langsung minum ditempat; pemeriksaan fasilitas penyimpanan
bahan berbahaya dan pengawasan distribusi, pengemasan dan
pelabelan bahan berbahaya di tingkat daerah kabupaten/kota;
rekomendasi penerbitan PKAPT dan pelaporan rekapitulasi
perdagangan kayu atau pulau; dan penerbitan surat
keterangan asal bagi daerah kabupaten/kota yang telah
ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal).
b) Sarana distribusi perdagangan, dengan kewenangan:
pembangunan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan,
serta pembinaan terhadap pengelola sarana distribusi
perdagangan masyarakat di wilayah kerjanya.
c) Stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang
penting, dengan kewenangan: menjamin ketersediaan barang
kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat daerah
kabupaten/kota; pemantauan harga dan stok barang
kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat pasar
kabupaten/kota; melakukan operasi pasar dalam rangka
stabilisasi harga pangan pokok yang dampaknya dalam daerah
5. Perindustrian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan urusan bidang
perindustrian mencakup: (1). perencanaan pembangunan
industri, dengan kewenangan: penetapan rencana pembangunan
industri kabupaten/kota, (2). perizinan, dengan kewenangan:
penerbitan IUI kecil dan IUI Menengah, penerbitan IPUI bagi
6. Transmigrasi
Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari
suatu daerah yang padat ke daerah yang kurang padat dalam
rangka mendukung pengembangan dan wilayah. Tujuan dari
transmigrasi dilihat dari kependudukan yaitu memeratakan
persebaran penduduk dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sementara itu dilhat dari sisi kewilayahan yaitu meningkatkan
produksi hasil pertanian dengan cara memperluas lahan
pertanian dan memperkuat keamanan dan keamanan nasional
dengan menyebarnya penduduk pada wilayah-wilayah terjauh
dalam satu negara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pembagian urusan
bidang transmigrasi untuk Pemerintah Daerah adalah sub
urusan: (1). perencanaan kawasan transmigrasi dengan lingkup
pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi di daerah
kabupaten/kota, (2). pembangunan kawasan transmigrasi dengan
lingkup penataan persebaran penduduk yang berasal dari 1 (satu)
Daerah kabupaten/kota, dan (3). pengembangan kawasan
transmigrasi dengan lingkup pengembangan satuan permukiman
pada tahap kemandirian.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan
ketransmigrasian dapat dilihat dari tabel berikut ini.
2. Pengawasan
Fungsi penunjang urusan pengawasan dilaksanakan dalam
rangka membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan oleh perangkat daerah. Hal tersebut dilaksanakan
melalui perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan
3. Perencanaan
Perencanaan pembangunan memiliki peranan yang penting
dalam proses penganggaran dan pelaksanaan pembangunan
daerah. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang harus disusun meliputi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk kurun
waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) untuk kurun waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) untuk kurun waktu 1 tahun.
Pendekatan yang digunakan mencakup pendekatan teknokratik,
politik, partisipatif, top-down & bottom-up.
4. Keuangan
Fungsi penunjang urusan keuangan dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan pengelolaan keuangan dan aset daerah. Hal
tersebut dilaksanakan melalui perumusan kebijakan keuangan
dan aset, pelaksanaan kebijakan keuangan dan aset,
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan keuangan dan aset,
pelaksanaan administrasi keuangan dan aset, serta pelaksanaan
fungsi keuangan lainnya.
Secara rinci pencapaian indikator fungsi keuangan bisa
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.49. Capaian Kinerja Penunjang Keuangan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Meningkatnya jumlah Rp 94,271 103,50 161,652 180,320 184,906
PAD Milyar
Rasio PAD terhadap % 7,90 7,73 11,52 10,66 10,30
pendapatan daerah
Tersusunnya pengelolaan Ya ya ya ya Ya
keuangan daerah yang
tepat waktu
Opini Laporan Keuangan WDP WTP WTP WTP WTP
Tersedianya laporan asset Ada Ada ada ada Ada
yg mendukung laporan
Neraca
Sumber: BPPKAD Kab. Banjarnegara
B Dana Bagi Hasil Pajak Dari 41.348.952.791 45.919.891.242 62.150.613.000 90.807.648.727 87.805.222.513 22,3
Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Bagi Hasil Pajak Dari 41.348.952.791 45.919.891.242 62.150.613.000 90.807.648.727 87.805.222.513
Provinsi
C Dana Penyesuaian dan Otonomi 168.674.789.000 187.940.193.360 209.121.660.000 249.252.174.000 5.000.000.000 (14,03)
Khusus
Dana Penyesuaian 168.674.789.000 187.940.193.360 209.121.660.000 249.252.174.000 5.000.000.000
D Bantuan Keuangan Dari Provinsi 92.809.990.000 67.169.785.375 54.690.745.305 73.900.261.444 88.623.500.000 2,21
atau Pemerintah Daerah
Lainnya
Bantuan Keuangan Dari Provinsi 92.809.990.000 67.169.785.375 54.690.745.305 73.900.261.444 88.623.500.000
2. Belanja Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah adalah
kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran
dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,
merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Belanja daerah dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota
yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang
dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan. Belanja Daerah akan
mempunyai peran riil dalam peningkatan kualitas layanan publik
dan sekaligus menjadi stimulus bagi perekonomian daerah.
Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan
pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif. Belanja
daerah mengedepankan efisiensi anggaran, serta pemenuhan
terhadap hak-hak dasar masyarakat. Belanja daerah digunakan
untuk mewujudkan rencana program dan kegiatan prioritas
pembangunan daerah dengan pendekatan anggaran berbasis
kinerja secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan.
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang
perlu dibayar atau akan diterima kembali. Pembiayaan daerah
meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus. Penerimaan pembiayaan dapat
berasal dari pinjaman daerah, penerimaan piutang daerah,
penerimaan kembali pemberian pinjaman, atau pencairan dana
cadangan. Sementara itu pengeluaran pembiayaan digunakan
untuk pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi)
pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, atau pemberian
pinjaman daerah. Arah kebijakan pembiayaan daerah untuk
tahun 2012-2016 adalah:
1. Memperkuat penyertaan modal daerah dalam BUMD.
2. Meningkatkan besaran SILPA dari sisi pelampauan
pendapatan.
3. Menurunkan besaran SILPA dari sisi belanja.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2015 penerimaan
pembiayaan daerah menunjukkan angka yang fluktuatif dengan
kencenderungan meningkat dari sebesar 98,12 milyar pada tahun
2012 menjadi 400,47 milyar pada tahun 2016. Perkembangan
pengeluaran pembiayaan juga fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat dari sebesar 7,10 milyar pada tahun 2012 menjadi
2 KEWAJIBAN JANGKA 0 0 0 0 0 -
PANJANG
Utang Dalam Negeri 0 0 0 0 0
C Pembiayaan Pengeluaran 0 0 0 0 0
1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0
2 Pembayaran Pokok Utang 0 0 0 0 0
5.1. Visi
Visi pembangunan dalam RPJMD Tahun 2017-2022 merupakan
visi Bupati dan Wakil Bupati yang disampaikan pada saat proses
pemilihan Kepala Daerah. Visi tersebut adalah sebagai berikut:
5.2. Misi
Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus
dilaksanakan dalam upaya mencapai visi. Misi merupakan turunan
dari pokok-pokok visi yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Tabel berikut memberikan gambaran lengkap perumusan pokok
visi dan misi:
MISI 1 : MEWUJUDKAN TATA KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG TERTIB, AMAN, DAMAI DAN DEMOKRATIS
Meningkatnya ketenteraman, ketertiban dan Pemantapan ketenteraman dan ketertiban umum
1.1. Meningkatkan kondusivitas wilayah 1.1.1. 1.1.1.1.
keamanan lingkungan masyarakat
1.2.1.1. Peningkatan kualitas kesiapsiagaan bencana
Meningkatkan kesiapsiagaan dan Meningkatnya kualitas kesiapsiagaan dam
1.2. 1.2.1. Penanggulangan Bencana yang terencana,
penanggulangan bencana ketanggap daruratan bencana 1.2.1.2.
terkoordinasi, terpadu dan akuntabel
Meningkatnya penghargaan masyarakat terhadap Penguatan karakter yang berbasis pada nilai budaya
1.3.1. 1.3.1.1.
Meningkatkan kesadaran nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokal dan kearifan lokal
masyarakat terhadap nilai-nilai Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
1.3. 1.3.2. 1.3.2.1. Penguatan pendidikan politik masyarakat
kehidupan bermasyarakat dan kehidupan berdemokrasi
berdemokrasi Meningkatnya peran serta perempuan dalam
1.3.3. 1.3.3.1. Percepatan pengarusutamaan gender
pembangunan
MISI 2 : MEWUJUDKAN KUALITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN KONSEP TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
3.2.7. Meningkatnya kinerja sektor perdagangan 3.2.7.1. Peningkatan kualitas dan aksesibilitas perdagangan
Peningkatan antisipasi terhadap pergerakan harga
3.2.8. Meningkatnya stabilitas harga 3.2.8.1.
komoditas pemicu inflasi dan tarikan permintaan
Peningkatan infrastruktur perhubungan antar
Meningkatkan pemerataan Meningkatnya pemerataan pembangunan antar 3.3.1.1.
3.3. 3.3.1. kecamatan
pembangunan wilayah wilayah kecamatan
3.3.1.2. Pengembangan pusat-pusat kegiatan lokal
Pencegahan dan pengendalian kerusakan lingkungan
3.4.1.1.
hidup
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang Pengembangan penghijauan dan rehabilitasi fungsi
Meningkatkan daya dukung dan
3.4. 3.4.1. meliputi kualitas udara, kualitas air sungai, dan 3.4.1.2. kawasan rawan bencana, kawasan hutan rakyat, dan
daya tampung lingkungan
tutupan lahan kawasan agropolitan
Perlindungan sumber-sumber air dan mata air,
3.4.1.3.
khususnya di daerah hulu dan areal hutan rakyat
MISI 4 : MEWUJUDKAN TATA KELOLA KEUANGAN DAERAH YANG EFEKTIF, EFISIEN, PRODUKTIF, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL DENGAN TENAGA PROFESIONAL
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan 4.1.1.1. Penerapan sistem pengelolaan keuangan terpadu
Mewujudkan reformasi tata kelola 4.1.1.
4.1. aset daerah 4.1.1.2. Peningkatan pengelolaan keuangan dan aset daerah
keuangan
4.1.2. Meningkatnya kemandirian daerah 4.1.2.1. Peningkatan rasio PAD terhadap Pendapatan Daerah
MISI 5 : MEWUJUDKAN KEMARTABATAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN CAKUPAN PEMENUHAN HAK DASAR
Penguatan 3 pilar ketahanan pangan (ketersediaan,
5.1.1. Meningkatnya ketahanan pangan 5.1.1.1.
distribusi dan konsumsi)
Fasilitasi perumahan swadaya bagi MBR yang
5.1.2.1.
memiliki tanah
5.1.2. Meningkatnya cakupan rumah layak huni Penyediaan perumahan layak huni bagi MBR yang
5.1.2.2.
belum memiliki tanah
5.1.2.3. Pengembangan Prasarana Sarana Utilitas Umum
5.1.3.1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan pendidikan
Meningkatkan cakupan pemenuhan Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan 5.1.3.2. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan
5.1.3.
5.1. kebutuhan dan layanan dasar yang pendidikan Peningkatan pendidikan nonformal yang merata dan
5.1.3.3.
berkualitas bermutu
Peningkatan penyediaan pelayanan kesehatan yang
5.1.4.1.
berkualitas
5.1.4.2. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit
Peningkatan Upaya Promosi dan pemberdayaan
Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan 5.1.4.3.
5.1.4. kesehatan
kesehatan
Peningkatan sarana prasarana kesehatan dalam
rangka perluasan cakupan pelayanan dengan tetap
5.1.4.4.
memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan
Meningkatnya jumlah penduduk di atas garis
5.2.1. 5.2.1.1. Pengintegrasian program penanggulangan kemiskinan
Meningkatkan penanganan kemiskinan
5.2.
masalah kesejahteraan sosial Meningkatnya penanganan terhadap Penyandang Peningkatan Keberdayaan Penyandang Masalah
5.2.2. 5.2.2.1.
Masalah Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial
Penyederhanaan prosedur Meningkatkan akuntabilitas Pengembangan manajemen Meningkatkan penanaman Fasilitasi proses pemberdayaan
Misi 3.3. Penguatan sistem dan akses pelayanan Misi 3.3. Pemantapan sistem dan akses pelayanan
publik melalui peningkatan kompetensi sesuai publik melalui peningkatan kompetensi sesuai
kewenangan berdasarkan Standar Pelayanan kewenangan berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) pada bidang pelayanan dasar dan Minimal (SPM) pada bidang pelayanan dasar dan
penunjang yang mendukung pertumbuhan ekonomi, penunjang yang mendukung pertumbuhan ekonomi
pengurangan kemiskinan, dan pengangguran dan pengurangan kemiskinan dan pengangguran
Misi 2.10. Penguatan manajemen pengendalian Misi 2.9. Pemantapan manajemen pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui pencemaran dan kerusakan lingkungan dalam Peningkatan kualitas perlindungan dan
penguatan kelembagaan masyarakat dan rangka menjaga dan meningkatkan kualitas daya konservasi lingkungan hidup
pemantapan penegakan hukum lingkungan tampung dan daya dukung lingkungan
Misi 3.6. Penguatan kelembagaan lokal yang Misi 3.6. Pemantapan kerja sama dan kemitraan
berbasis jati diri Banjarnegara dalam rangka kerja strategis pada seluruh sektor pembangunan dengan
sama dan kemitraan strategis pada sektor-sektor tetap berbasis jati diri budaya masyarakat
unggulan daerah yang mendukung peningkatan Banjarnegara dalam mengantisipasi kemajuan dan
Penguatan kelembagaan dan kerjasama
daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah pengaruh globalisasi
yang berbasis ekonomi kerakyatan
Misi 2.3. Penguatan kelembagaan agribisnis guna Misi 3.9. Memperluas kerja sama dengan institusi
menjamin petersediaan pangan dalam rangka nasional atau internasional yang akan mendukung
pemantapan swasembada pangan dan ekspor perkembangan industri pertanian
Misi 4.2. Peningkatan kualitas rumah serta Misi 4.2. Pemenuhan kebutuhan rumah dan
Peningkatan ketersediaan, kualitas, dan
prasarana dasar permukimannya bagi masyarakat, permukimannya yang berkualitas dalam menunjang
keterjangkauan kebutuhan perumahan
serta pengembangannya untuk menunjang perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat,
rakyat
perekonomian daerah dan lingkungan hidup
SURPLUS/DEFISIT RIIL 0 0 0 0 0
NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
Pendapatan 2.162.595,81 2.272.473,96 2.391.424,56 2.517.325,41 2.651.384,16
Program Promosi Kesehatan dan Persentase PHBS tatanan rumah tangga 69,7%(tidak
1.02 . 19 65% 625,00 DINKES 70% 1.000,00 DINKES 75% 1.000,00 DINKES 80% 1.000,00 DINKES 85% 1.000,00 DINKES
Pemberdayaan Masyarakat strata utama dan paripurna ada strata)
1.02 . 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Prosentase Balita Gizi buruk tertangani 100% 100% 2.000,00 DINKES 100% 2.000,00 DINKES 100% 2.050,00 DINKES 100% 2.500,00 DINKES 100% 2.500,00 DINKES
Program Pengembangan Lingkungan Persentase Desa / Kelurahan yang
1.02 . 21 NA 10% 4.500,00 DINKES 15% 6.000,00 DINKES 20% 6.000,00 DINKES 25% 5.000,00 DINKES 30% 4.000,00 DINKES
Sehat melaksanakan 5 Pilar STBM
Proporsi Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 1.500,00 DINKES 100% 1.500,00 DINKES 100% 1.500,00 DINKES 100% 1.500,00 DINKES 100% 1.750,00 DINKES
Persentase angka kasus HIV yang diobati NA 50% 52% 55% 58% 60%
Proporsi penderita malaria yang diobati 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Program Pencegahan dan
1.02 . XX Cakupan penemuan suspek Acute Flaccid
Pemberantasan Penyakit
Paralysis (Surveilans AFP) atau lumpuh
6 kasus 4 kasus 4 kasus 5 kasus 5 kasus 5 kasus
layuh mendadak bukan karena ruda paksa
dan usia dibawah 15 tahun
DPUPR, DPKP,
Jumlah bangunan gedung pemerintah DISPARBUD,
1.03 . 31 Program Bidang Cipta Karya 7 unit 9 unit 22.050,00 11 unit 22.050,00 DPUPR 12 unit 22.050,00 DPUPR 12 unit 10.000,00 DPUPR 14 unit 10.000,00 DPUPR
yang dibangun/direhab dan Bagian
Umum
Program pengembangan wawasan Kelompok Tomas/Toga/Toda yang KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL
1.05 . 17 10% 15% 515,00 15% 525,00 15% 525,00 15% 625,00 15% 750,00
kebangsaan mendapat Pembinaan Bela Negara & Bag. KESRA & Bag. KESRA & Bag. KESRA & Bag. KESRA & Bag. KESRA
100% (2 keg, 100% (2 keg, 100% (2 keg, 100% (2 keg, 100% (2 keg, 100% (2 keg,
Peresentase pentas seni sebagai upaya lagu lagu lagu lagu lagu lagu
peningkatan wawasan kebangsaan kebangsaan kebangsaan kebangsaan kebangsaan kebangsaan kebangsaan
masyarakat dan foto dan foto dan foto dan foto dan foto dan foto
kebangsaan) kebangsaan) kebangsaan) kebangsaan) kebangsaan) kebangsaan)
PilLeg 73,5;
PilPres 70,1;
Program pendidikan politik PilLeg 77,5;
1.05 . 21 Prosentase pemilih dalam pemilu PilGub PilGub 77,5 197,50 KESBANGPOL 200,00 KESBANGPOL - 200,00 KESBANGPOL - 250,00 KESBANGPOL PilBup 77,5 350,00 KESBANGPOL
masyarakat PilPres 77,5
55,73;
PilBup 70
Program Pemberdayaan Kelembagaan Persentase peran aktif PSKS lembaga dan DINSOS & Bag. DINSOS & Bag. DINSOS & Bag. DINSOS & Bag. DINSOS & Bag.
1.06 . 21 35,05; 15,33 43,21; 16,15 3.500,00 43,21; 16,15 3.351,50 43,21; 16,15 3.426,50 43,21; 20,23 3.526,50 43,21; 20,23 3.726,50
Kesejahteraan Sosial perorangan KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA
% Fasilitasi terlaksananya kegiatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
keagamaan di masyarakat
20% (TMMD
Program peningkatan partisipasi Persentase tingkat swadaya Masyarakat 2, 59 BP
2.07 . 17 22% 605,00 DISPERMADES 24% 700,00 DISPERMADES 26% 700,00 DISPERMADES 28% 1.000,00 DISPERMADES 30% 1.100,00 DISPERMADES
masyarakat dalam membangun desa dalam kegiatan pembangunan desa. SPAM, 266
Bankeu)
20% (266
Persentase peningkatan peranan kaum
Program peningkatan peran desa, 36
2.07 . 19 perempuan dalam pembangunan di 22% 666,00 DISPERMADES 24% 670,00 DISPERMADES 26% 670,00 DISPERMADES 28% 750,00 DISPERMADES 30% 800,00 DISPERMADES
perempuan di perdesaan desa binaan,
perdesaan
20 kader
Pengendalian Penduduk dan
2.08 3.527,10 4.000,00 4.000,00 5.450,00 6.450,00
Keluarga Berencana
Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR);
2.08 . 15 Program Keluarga Berencana 2,34 ; 7,05% 2,32 ; 7,03% 1.822,60 DPPKBP2A 2,31 ; 7,02% 2.000,00 DPPKBP2A 2,3 ; 7,01% 2.090,00 DPPKBP2A 2,3 ; 7% 2.500,00 DPPKBP2A 2,3 ; 6,99% 3.000,00 DPPKBP2A
Unmeetneed
Program Kesehatan Reproduksi
2.08 . 16 Menurunnya PUS usia 15 - 19 th (<20 Th ) 3,16% 3,07% 100,00 DPPKBP2A 3,02% 200,00 DPPKBP2A 2,97% 200,00 DPPKBP2A 2,92% 300,00 DPPKBP2A 2,87% 350,00 DPPKBP2A
Remaja
2.08 . 17 Program pelayanan kontrasepsi Prosentase Peserta KB Aktif 77,50% 77,78% 702,50 DPPKBP2A 77,81% 710,00 DPPKBP2A 78,24% 710,00 DPPKBP2A 78,81% 900,00 DPPKBP2A 79,24% 1.000,00 DPPKBP2A
Program pembinaan peran serta
2.08 . 18 masyarakat dalam pelayanan KB/KR Anggota UPPKS Miskin yang terlatih 0 125 300,00 DPPKBP2A 200 340,00 DPPKBP2A 275 300,00 DPPKBP2A 350 750,00 DPPKBP2A 375 900,00 DPPKBP2A
yang mandiri
DISPERINDAGK
DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
Program Pengembangan Sistem OP, Bag
Meningkatnya kemampuan UMKM untuk OP, Bag OP, Bag OP, Bag OP, Bag
2.11 . 17 Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro NA 200 UMKM 375,00 Perekonomian, 200 UMKM 600,00 200 UMKM 600,00 200 UMKM 700,00 200 UMKM 900,00
mengakses permodalan Perekonomian, Perekonomian, Perekonomian, Perekonomian,
Kecil Menengah Bag BUMD &
Bag BUMD LKM Bag BUMD LKM Bag BUMD LKM Bag BUMD LKM
LKM
Informasi permodalan bagi UMKM 0 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM
3 LKM (izin
3 LKM (izin 3 LKM (izin 3 LKM (izin 3 LKM (izin
OJK dan
OJK dan OJK dan OJK dan OJK dan
kemenkop),
kemenkop), kemenkop), kemenkop), kemenkop),
Jumlah LKM yang mendapat izin OJK dan dan 3 LKM
dan 3 LKM dan 3 LKM dan 3 LKM dan 3 LKM
kemenkop, dan jumlah LKM yang dapat (akses
(akses (akses (akses (akses
mengakses permodalan dari bank umum permodalan
permodalan permodalan permodalan permodalan
maupun BPR dari bank
dari bank dari bank dari bank dari bank
umum
umum umum umum umum
maupun
maupun BPR) maupun BPR) maupun BPR) maupun BPR)
BPR)
Program Peningkatan Kualitas Meningkatnya kualitas SDM pengelola DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
2.11 . 18 50 Orang 100 Koperasi 395,00 100 Koperasi 500,00 100 Koperasi 500,00 100 Koperasi 600,00 100 Koperasi 1.000,00
Kelembagaan Koperasi koperasi OP OP OP OP OP
2.12 Penanaman Modal 1.103,50 1.400,00 1.400,00 1.600,00 2.050,00
Program Peningkatan Promosi dan Jumlah Investor berskala nasional;
2.12 . 15 10 15 585,50 DPMPTSP 20 700,00 DPMPTSP 25 700,00 DPMPTSP 30 800,00 DPMPTSP 35 1.250,00 DPMPTSP
Kerjasama Investasi Jumlah nilai Investasi berskala nasional
Program Peningkatan Iklim Investasi
2.12 . 16 % ijin lokasi yang sesuai dgn tata ruang 60 70 518,00 DPMPTSP 80 700,00 DPMPTSP 90 700,00 DPMPTSP 100 800,00 DPMPTSP 100 800,00 DPMPTSP
dan Realisasi Investasi
2.13 Kepemudaan dan Olah Raga 1.900,00 1.955,00 1.955,00 1.975,00 2.175,00
Program peningkatan peran serta Jml siswa berprestasi tk. Propinsi, Nas dan DINDIKPORA & DINDIKPORA & DINDIKPORA & DINDIKPORA & DINDIKPORA &
2.13 . 16 0 15 200,00 20 255,00 22 255,00 25 275,00 35 375,00
kepemudaan Intrn Bag. PEMOTDA Bag. PEMOTDA Bag. PEMOTDA Bag. PEMOTDA Bag. PEMOTDA
Terlaksananya pembinaan PASKIBRAKA
1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan
tingkat Kabupaten
DINDIKPORA, DINDIKPORA, DINDIKPORA, DINDIKPORA, DINDIKPORA,
Program Pembinaan dan Jml siswa berprestasi tk. Propinsi, Nas dan
2.13 . 20 0 15 1.700,00 DISNAKER, & 20 1.700,00 DISNAKER, & 22 1.700,00 DISNAKER, & 25 1.700,00 DISNAKER, & 35 1.800,00 DISNAKER, &
Pemasyarakatan Olah Raga Intrn
Bag. KESRA Bag. KESRA Bag. KESRA Bag. KESRA Bag. KESRA
Terlaksananya porseni tripartit kabupaten
1,40% 1,60% 1,70% 1,90% 2,10%
banjarnegara
Jumlah Desa/kelompok olahraga - 21 lok; 21 lok; 21 lok; 21 lok; 21 lok; 21 lok;
Terbinanya club-club olahraga di kab. 525 peserta; 525 peserta; 525 peserta; 525 peserta; 525 peserta; 525 peserta;
Banjarnegara 100 tim 100 tim 100 tim 100 tim 100 tim 100 tim
3 Jenis (BDA, DINKOMINFO; 3 Jenis (BDA, DINKOMINFO; 3 Jenis (BDA, DINKOMINFO; 3 Jenis (BDA, DINKOMINFO; 3 Jenis (BDA, DINKOMINFO;
Program pengembangan Tersedianya data statistik sektoral KDA, Statistik BAPERLITBANG KDA, Statistik BAPERLITBANG KDA, Statistik BAPERLITBANG KDA, Statistik BAPERLITBANG KDA, Statistik BAPERLITBANG
2.14 . 15 NA 470,00 500,00 500,00 600,00 700,00
data/informasi/statistik daerah kabupaten Sektoral ; Sektoral ; Sektoral ; Sektoral ; Sektoral ;
Kabupaten) DISPERMADES Kabupaten) DISPERMADES Kabupaten) DISPERMADES Kabupaten) DISPERMADES Kabupaten) DISPERMADES
Produksi kopi 1.068,73 1.168,73 - DISTANKAN 1.218,73 300,00 DISTANKAN 1.268,73 300,00 DISTANKAN 1.318,73 600,00 DISTANKAN 1.368,73 1.000,00 DISTANKAN
Program peningkatan penerapan
3.03 . 17 Produksi durian 3.975,30 4.382,44 4.601,56 4.831,64 5.073,22 5.326,88
teknologi pertanian/perkebunan
Produksi cabai 13.441,00 14.183,62 14.892,80 15.637,44 16.419,31 12.240,27
Produksi padi 133.423,99 158.868,55 2.690,00 DISTANKAN 159.662,89 3.090,00 DISTANKAN 160.461,21 3.390,00 DISTANKAN 161.263,51 3.690,00 DISTANKAN 162.069,83 3.890,00 DISTANKAN
Program peningkatan produksi
3.03 . 18 Produksi Jagung 52.605,05 65.796,45 66.454,41 67.118,96 67.790,15 68.468,05
pertanian/perkebunan
Produksi lada 112,05 117,50 119,25 120,50 121,00 121,50
Program pemberdayaan penyuluh
3.03 . 19 Cakupan bina kelompok tani 90% 1.360,00 DISTANKAN 90% 1.358,85 DISTANKAN 90% 1.358,85 DISTANKAN 90% 1.358,85 DISTANKAN 90% 1.358,85 DISTANKAN
pertanian/perkebunan lapangan
Program pencegahan dan Mempertahankan status bebas 4 penyakti
3.03 . 20 0 Kejadian 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN
penanggulangan penyakit ternak zooonis
Populasi Domba Batur 8.057 ekor 8.500 ekor 2.700,00 DISTANKAN 8.750 ekor 2.543,15 DISTANKAN 9.000 ekor 3.000,00 DISTANKAN 9.250 ekor 3.700,00 DISTANKAN 9.500 ekor 4.000,00 DISTANKAN
Program peningkatan produksi hasil
3.03 . 21 Populasi Sapi 31.194 ekor 31.506 ekor 31.695 ekor 31.885 ekor 32.076 ekor 32.269 ekor
peternakan
Populasi Kambing/Domba 260.780 ekor 261.824 ekor 262.348 ekor 262.873 ekor 278,852 263.398 ekor 263.925 ekor
Program peningkatan penerapan Jumlah unit usaha pangan asal hewan
3.03 . 23 0 3 150,00 DISTANKAN 3 150,00 DISTANKAN 3 150,00 DISTANKAN 3 150,00 DISTANKAN 3 150,00 DISTANKAN
teknologi peternakan yang bersertifikat pra NKV
3.04 Kehutanan - - - - -
3.05 Energi dan Sumberdaya Mineral 353,50 360,00 360,00 460,00 460,00
Program pembinaan dan
Terpantaunya usaha PLTMH di Kab.
3.05 . 17 pengembangan bidang 100% 100% 93,50 DPMPTSP 100% 100,00 DPMPTSP 100% 100,00 DPMPTSP 100% 150,00 DPMPTSP 100% 150,00 DPMPTSP
Banjarnegara
ketenagalistrikan
Prosentase kecamatan yang terpetakan 50 % (10
3.05 . 19 Program Mitigasi Bencana Geologi 70% 260,00 BPBD 80% 260,00 BPBD 90% 260,00 BPBD 100% 310,00 BPBD 100% 310,00 BPBD
dan desa yang termonitor kecamatan)
Program peningkatan dan Meningkatnya pelaksanaan pengembangan DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
3.06 . 17 30 UKM 50,00 35 UKM 75,00 40 UKM 75,00 45 UKM 125,00 50 UKM 125,00
pengembangan ekspor dan pelatihan eksport dan import OP OP OP OP OP
Perda 21; Perda 25; Bag HUKUM, Perda 25; Bag HUKUM, Perda 25; Bag HUKUM, Perda 25; Bag HUKUM, Perda 25; Bag HUKUM,
Program Penataan Peraturan Terbentuknya daerah produk hukum
4.01 . 25 Perbup 84; Perbup 85; 1.110,00 Bag Organisasi, Perbup 85; 1.110,00 Bag Organisasi, Perbup 85; 1.110,00 Bag Organisasi, Perbup 85; 1.200,00 Bag Organisasi, Perbup 85; 1.350,00 Bag Organisasi,
Perundang-Undangan daerah
SK 1.351 SK 1.350 Bag. PEMOTDA SK 1.350 Bag. PEMOTDA SK 1.350 Bag. PEMOTDA SK 1.350 Bag. PEMOTDA SK 1.350 Bag. PEMOTDA
Jumlah kebijakan yang disusun 3 kebijakan 2 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan
Tersusun dan Tersosialisasinya Peraturan
Perundang-Undangan tentang 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen
Pemerintahan Desa
Program Penataan Daerah Otonomi
4.01 . 26 Persentase OPD tepat fungsi dan ukuran 100% 100% 300,00 Bag Organisasi 100% 300,00 Bag Organisasi 100% 300,00 Bag Organisasi 100% 350,00 Bag Organisasi 100% 400,00 Bag Organisasi
Baru
4.01 . 27 Program Pendidikan Kedinasan Meningkatnya profesionalisme PNS 100% 100% 175,00 BKD 100% 180,00 BKD 100% 180,00 BKD 100% 200,00 BKD 100% 300,00 BKD
Terselenggarannya Pengawasan
Program Pembinaan, Peningkatan
4.01 . 30 Pelaksanaan PILKADA, PILPRES, dan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 150,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 150,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 150,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 200,00 Bag. PEMOTDA
kualitas Organisasi Kemasyarakatan
PILEG di Kabupaten
Program Peningkatan Kapasitas SDM Jumlah SDM yang mengikuti kegiatan
4.01 . 31 100 Orang 100,00 Bag BUMD LKM 100 Orang 100,00 Bag BUMD LKM 100 Orang 100,00 Bag BUMD LKM 125 Orang 125,00 Bag BUMD LKM 125 Orang 250,00 Bag BUMD LKM
BUMD pengembangan kapasitas SDM
4.02 Pengawasan 1.880,03 1.935,00 1.935,00 2.125,00 2.340,00
Program peningkatan sistem INSPEKTORAT, INSPEKTORAT, INSPEKTORAT, INSPEKTORAT, INSPEKTORAT,
Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil a. 98,28%, a. 98%, a. 98%, a. 98%, a. 98%, a. 98%,
pengawasan internal dan BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG
4.01 . 19 pengawasan: a. Inskab, b. Insprov, c. BPK b. 98,25%, b. 98%, 1.701,34 b. 98%, 1.750,00 b. 98%, 1.750,00 b. 98%, 1.900,00 b. 98%, 2.000,00
pengendalian pelaksanaan kebijakan , dan Bag. , dan Bag. , dan Bag. , dan Bag. , dan Bag.
RI c. 93% c. 80% c. 80% c. 80% c. 80% c. 80%
KDH PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA
Maturitas SPIP NA 30% 30% 50% 60% 60%
BAPERLITBANG
Program Pengembangan Wilayah Tersediannya dokumen perencanaan
4.03 . 17 0 2 dok 450,00 & Bag. 2 dok 400,00 BAPERLITBANG 1 dok 400,00 BAPERLITBANG 2 dok 400,00 BAPERLITBANG 2 dok 400,00 BAPERLITBANG
Perbatasan pengembangan wilayah perbatasan
PEMOTDA
Terlaksananya penegasan batas daerah 1 kegiatan 1 kegiatan
Tersedianya dokumen perencanaan
Program Perencanaan Pengembangan
4.03 . 18 pengembangan wilayah strategis dan cepat 0 1 dok 150,00 BAPERLITBANG 1 dok 160,00 BAPERLITBANG 160,00 BAPERLITBANG 1 dok 200,00 BAPERLITBANG 1 dok 200,00 BAPERLITBANG
Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
tumbuh
Tersedinya dokumen perencanaan BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG
Program perencanaan pengembangan
4.03 . 19 pengembangan kota-kota menengah dan 2 dok 3 dok 570,00 & 3 dok 600,00 & 4 Kegiatan 600,00 & 700,00 & 700,00 &
kota-kota menengah dan besar
besar DISPERMADES DISPERMADES DISPERMADES DISPERMADES DISPERMADES
Terkoordinasi dan terfasilitasinya program-
program pengembangan kota-kota 3 keg 4 Kegiatan 4 Kegiatan 4 Kegiatan 4 Kegiatan
menengah dan besar
Program peningkatan kapasitas
Meningkatnya kapasitas aparatur
4.03 . 20 kelembagaan perencanaan 48 OPD 24 OPD 150,00 BAPERLITBANG 20 OPD 170,00 BAPERLITBANG 24 OPD 170,00 BAPERLITBANG 20 OPD 200,00 BAPERLITBANG 24 OPD 200,00 BAPERLITBANG
perencana di Kabupaten Banjarnegara
pembangunan daerah
Program perencanaan pembangunan Kesesuaian program dalam RKPD yang ada
4.03 . 21 39% >90% 970,00 BAPERLITBANG >90% 1.000,00 BAPERLITBANG >90% 1.000,00 BAPERLITBANG >90% 1.200,00 BAPERLITBANG >90% 1.500,00 BAPERLITBANG
daerah di dalam RPJMD
Kesesuaian program dalam APBD yang ada
68% >90% >90% >90% >90% >90%
di dalam RKPD
BPPKAD,
Bagian BPPKAD, BPPKAD, BPPKAD, BPPKAD,
Program peningkatan dan KEUANGAN, Bagian Bagian Bagian Bagian
4.04 . 17 pengembangan pengelolaan keuangan Persentase pertumbuhan PAD 22,42% 1,26% 8.100,39 Bagian BUMD 3,80% 8.635,00 KEUANGAN, 3,92% 8.695,00 KEUANGAN, 4,03% 8.965,00 KEUANGAN, 4,14% 9.500,00 KEUANGAN,
daerah & LKM, dan dan OPD dan OPD dan OPD dan OPD
OPD Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan
Pendapatan
Penetapan APBD tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Kegiatan dalam KUA PPAS yang
>90% >90% >90% >90% >90% >90%
terakomodir dalam APBD
Persentase penerbitan SP2D tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Pertangungjawaban pelaksanaan
APBD sesuai dengan SAP yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
terselesaikan tepat waktu
Tingkat penyerapan DAK dan Bantuan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Keuangan Provinsi
Jumlah Pendapatan BUMD yang disetor ke 2,70072 2,970792 3,267871 3,594658 3,954124
Kas Daerah Milyar Milyar Milyar Milyar Milyar
Terlaksanya pengelolaan keuangan di
NA 100% 100% 100% 100% 100%
lingkungan SETDA
Program Peningkatan dan BPPKAD dan
Persentase satker yang telah
4.04 . XX Pengembangan Penatausahaan Aset 25,03% 31,85% 3.125,00 Bagian 38,68% 2.835,00 BPPKAD 45,51% 3.475,00 BPPKAD 52,33% 4.005,00 BPPKAD 59,16% 4.500,00 BPPKAD
mengimplementasikan SIMDA BMD
Daerah Keuangan
4.05 Kepegawaian 1.985,00 2.100,00 2.000,00 2.000,00 2.500,00
Program pembinaan dan
4.05 . 14 Meningkatnya kinerja kelembagaan 24 SKPD 24 SKPD 1.985,00 BKD & BPPKAD 24 SKPD 2.100,00 BKD & BPPKAD 24 SKPD 2.000,00 BKD & BPPKAD 24 SKPD 2.000,00 BKD & BPPKAD 24 SKPD 2.500,00 BKD & BPPKAD
pengembangan aparatur
4.06 Kewilayahan - - - - -
4.07 Penelitian dan Pengembangan 50,00 350,00 350,00 400,00 500,00
Program Penelitian dan Peningkatan jumlah riset unggulan daerah,
4.07 . 14 10% 50,00 BAPERLITBANG 10% 350,00 BAPERLITBANG 10% 350,00 BAPERLITBANG 10% 400,00 BAPERLITBANG 10% 500,00 BAPERLITBANG
Pengembangan Daerah inovasi yang terjaring
JUMLAH BELANJA LANGSUNG TANPA
744.208,95 783.957,04 826.787,50 862.245,74 922.219,57
PROGRAM SEMUA URUSAN
JUMLAH BELANJA LANGSUNG DENGAN
855.907,70 912.031,75 968.328,05 1.016.149,24 1.098.502,42
PROGRAM SEMUA URUSAN
Belanja Subsidi - - - - -
Penerimaan Pembiayaan - - - - -
- - - - -
Pengeluaran Pembiayaan 10.949,90 13.500,00 13.650,00 8.650,00 8.400,00
Penyertaan Modal 10.949,90 13.500,00 13.650,00 8.650,00 8.400,00
Pembiayaan Netto -10.949,90 -13.500,00 -13.650,00 -8.650,00 -8.400,00
Surplus/Defisit Riil 0 -0 - -0 -0
PilLeg
PilLeg
73,5;
70-
PilPres PilGub PilBup
Presentase pemilih dalam 75%;
4 % 70,1; 55- - - 70-
pemilu PilPres
PilGub 60% 75%
70-
55,73;
75%
PilBup 70
Survey Kepuasan
5 Angka 78,46 78,5 79 79 79 80
Masyarakat
Nilai AKIP Kabupaten
6 Nilai CC B B B B B
Banjarnegara
Persentase peningkatan desa
7 % ....% 3% 3% 3% 3% 3%
berkembang
Persentase jalan kabupaten 63 s.d. 65 s.d. 68 s.d. 71 s.d. 73 s.d.
8 % 58,83
dalam kondisi baik 65 68 71 73 75
Luasan sawah yang teraliri
9 jaringan irigasi dalam Ha 15.145 15.524 16.017 16.510 17.003 17.496
kondisi baik
2,5 2,5 2,7 2,7
Pertumbuhan sektor 3 s.d.
10 % 2,85 s.d. s.d. s.d. s.d.
pertanian 4
3,5 3,5 3,7 3,7
102 102 103 103 103
11 Nilai Tukar Petani (umum) % 102,93 s.d. s.d. s.d. s.d. s.d.
103 103 104 104 105
Persentase peningkatan
12 % 3% 3% 3% 3% 3% 3%
kunjungan wisatawan
Kontribusi UKM terhadap 10 s.d. 11 s.d. 12 s.d. 13 s.d. 14 s.d.
13 % NA
PDRB 11 12 13 14 15
34 s.d. 35 s.d. 36 s.d. 37 s.d. 38 s.d.
14 Persentase koperasi sehat % 33,004
35 36 37 38 39
Persentase peningkatan nilai 5 s.d. 5 s.d. 10 s.d. 15 s.d. 17,5
15 % -21,67
investasi berskala nasional 10 10 15 17,5 s.d. 20
Tingkat Pengangguran
16 % 5,05 < 4,9 < 4,8 < 4,7 < 4,6 < 4,5
Terbuka
6,1 6,2 6,3 7 s.d. 7,1
17 Pertumbuhan sektor industri % 6,18
s.d. 7 s.d. 7 s.d. 7 8 s.d. 8
Pertumbuhan sektor 8 s.d. 8,1 8,2 8,3 8,4
18 % 8,01
perdagangan 9 s.d. 9 s.d. 9 s.d. 9 s.d. 9
5,4 s.d 5,4 s.d 5,4 s.d 5,4 s.d 5,4 s.d
19 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5,41
5,75 5,75 5,75 5,75 5,75
> 19,5 > 20 > 20,5 > 21 > 21,5
20 PDRB per kapita (ADHB) Rupiah NA
Juta Juta Juta Juta Juta
21 Laju inflasi % 2,87 3±1 3±1 3±1 3±1 3±1
22 Indeks Williamson Angka NA 0,47 0,46 0,45 0,44 0,43
Indeks Kualitas Lingkungan
23 Angka 66,77 67,5 68,5 68,75 69 69,25
Hidup (IKLH)
Opini Badan Pemeriksa
24 Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Keuangan
CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Belanja Langsung Urusan Wajib
1
Pelayanan Dasar
1.01 Pendidikan
1 APK PAUD 69,85 70,60 71,20 71,80 72,40 73,00 DINDIKPORA
2 APK SD 104,22 100 100 100 100 100 DINDIKPORA
3 APS 7-12 Tahun 99,67 86,5 87,00 87,50 88,00 88,55 DINDIKPORA
4 APK SMP 97,97 94,00 94,10 94,20 94,40 94,50 DINDIKPORA
5 APS 13-15 94,75 75,75 76,00 76,5 77,00 77,50 DINDIKPORA
6 Angka Rata-Rata Ujian SD 7,76 7,25 7,30 7,35 7,40 7,45 DINDIKPORA
7 Angka Rata-Rata Ujian SMP 5,44 6,20 6,60 6,60 6,80 7,00 DINDIKPORA
8 Angka Melek Huruf 99,76 99,80 99,82 99,85 99,89 99,90 DINDIKPORA
9 Presentase guru tersertifikasi 91 92 93 94 95 DINDIKPORA
10 Angka Melanjutkan ke SMP 92,10 92,15 92,20 92,30 92,40 92,50 DINDIKPORA
1.02 Kesehatan
1 Indeks Keluarga Sehat NA 50% 55% 60% 65% 70% DINKES
Persentase PHBS tatanan rumah tangga 69,7%(tidak
2 65% 70% 75% 80% 85% DINKES
strata utama dan paripurna ada strata)
3 Prosentase Balita Gizi buruk tertangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES
Persentase Desa / Kelurahan yang
4 NA 10% 15% 20% 25% 30% DINKES
melaksanakan 5 Pilar STBM
5 Proporsi Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES
Prosentase bayi yang memperoleh
6 NA 98% 98,50% 99% 99,50% 100% DINKES
imunisasi dasar lengkap
Angka keberhasilan pengobatan TB
7 74,70% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85% DINKES
paru BTA positif minimal 85%
Persentase angka kasus HIV yang
8 NA 50% 52% 55% 58% 60% DINKES
diobati
9 Proporsi penderita malaria yang diobati 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES
Penutup 239