Anda di halaman 1dari 260

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

TAHUN 2017-2022

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA


TAHUN 2017
PERATURAN DAERAH
NOMOR 32 TAHUN 2017
TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2017-2022

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

i
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950
tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008
tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4816);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
26. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011
tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;
27. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
28. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 9);
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 28);
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 88);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 Nomor
3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Nomor 114) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah Kabupaten Banjarnegara 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012 Nomor 2 Seri E);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);

Dengan Persetujuan Bersama :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA


dan
BUPATI BANJARNEGARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 – 2022

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Banjarnegara.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Banjarnegara.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
7. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian
negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi,
melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2005–2025 yang selanjutnya disebut RPJPD adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun
dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017-2022 yang selanjutnya disebut RPJMD adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)
tahun dari Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2022.
10. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
Renstra PD, adalah Dokumen perencanaan PD untuk periode 5 (lima)
tahun.
11. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat
RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
yang selanjutnya disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun dari Tahun 2015-
2019.
13. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2005–2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Provinsi Jawa
Tengah adalah Dokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi
Jawa Tengah untuk periode 20 (dua puluh) tahun dari Tahun 2005 -
2025.
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018 yang selanjutnya disebut RPJMD Provinsi Jawa Tengah
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa
Tengah untuk periode 5 (lima) tahun dari Tahun 2013-2018.
15. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
16. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
17. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program- program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
18. Rencana tata ruang wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah
hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan
arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan
pulau/kepulauan ke dalam struktur dan pola ruang wilayah.
19. Rencana kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
Renja PD adalah dokumen perencanaan PD untuk periode 1 (satu)
tahun.

BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 2
RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai
landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan
pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2017 sampai dengan
tahun 2022 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKPD.

Pasal 3

(1) RPJMD sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 merupakan penjabaran


dari visi, misi dan program Bupati hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah
Tahun 2017 yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan
pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat
Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
(2) RPJMD berpedoman pada RPJPD, RTRW dan RPJMN dengan
memperhatikan RPJMD Provinsi Jawa Tengah, KLHS, dan RPJMD daerah
sekitar.

Pasal 4

RPJMD menjadi pedoman :


a. penyusunan RKPD, Renstra PD dan Renja PD;
b. instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan
c. acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di Daerah dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu Tahun
2017-2022.

Pasal 5
RPJMD wajib dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan di Daerah.

BAB III
SISTEMATIKA RPJMD
Pasal 6
Dokumen RPJMD terdiri atas sistematika sebagai berikut:
a. BAB I Pendahuluan;
b. BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah;
c. BAB III Gambaran Keuangan Daerah;
d. BAB IV Permasalahan dan Isu Strategis Daerah;
e. BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
f. BAB VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan
Daerah;
g. BAB VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program
Daerah;
Perangkat Daerah;
h. BAB VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan
i. BAB IX Penutup
Pasal 7
Dokumen RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.

BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD
Pasal 8

(1). Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap


pelaksanaan RPJMD.
(2). Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. kebijakan perencanaan RPJMD; dan
b. pelaksanaan RPJMD.
(3). Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. kebijakan perencanaan RPJMD;
b. pelaksanaan RPJMD; dan
c. hasil RPJMD.
(4). Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan.
(5). Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB V
PERUBAHAN RPJMD
Pasal 9

(1). Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila :


a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa proses
perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara
penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi
yang dirumuskan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. terjadi hal-hal yang mendasar; dan/atau;
d. merugikan kepentingan nasional/masyarakat luas.
(2). Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan
politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan,
pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan nasional.
(3). Merugikan kepentingan nasional/masyarakat luas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, apabila bertentangan dengan kebijakan
nasional/kepentingan masyarakat luas.

Pasal 10

RPJMD perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan dengan


Peraturan Daerah.
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ...................................................................... v


DAFTAR GAMBAR ................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................. 1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ................................................ 2
1.3. Maksud dan Tujuan ......................................................... 7
1.4. Proses Penyusunan ........................................................... 7
1.5. Hubungan Antar Dokumen ............................................... 8
1.6. Sistematika Penyusunan .................................................. 10
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ........................ 12
2.1. Aspek Geografis dan Demografis ........................................ 12
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah ............................ 12
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah ............................... 18
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana ......................................... 20
2.1.4. Kondisi Demografis .................................................. 20
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ...................................... 24
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ...... 24
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ..................................... 33
2.3. Aspek Pelayanan Umum ................................................... 42
2.3.1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar ............................... 42
2.3.2. Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar .................... 57
2.3.3. Urusan Pilihan ........................................................ 74
2.3.4. Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan ................. 81
2.4. Aspek Daya Saing Daerah ................................................. 84
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH .............................. 85
3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2012-2016 .................... 85
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD ...................................... 85
3.1.2. Neraca Daerah ......................................................... 104
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ..................... 112
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ............................... 112
3.2.2. Analisis Pembiayaan ................................................ 115

iii
3.3. Kerangka Pendanaan ........................................................ 118
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat
Serta Prioritas Utama ............................................... 118
3.3.2. Proyeksi Keuangan .................................................. 121
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan ........................ 126
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH ...... 129
4.1. Permasalahan Pembangunan ............................................ 129
4.1.1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar ............................... 129
4.1.2. Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar .................... 133
4.1.3. Urusan Pilihan ........................................................ 140
4.1.4. Penunjang Urusan Pemerintahan ............................ 142
4.2. Isu Strategis ..................................................................... 144
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ............................ 148
5.1. Visi ................................................................................... 148
5.2. Misi .................................................................................. 149
5.3. Tujuan dan Sasaran ......................................................... 158
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH ........................................................ 165
6.1. Strategi dan Arah Kebijakan .............................................. 165
6.2. Program Pembangunan Daerah ......................................... 173
6.2.1. Program Unggulan Misi Pertama .............................. 191
6.2.2. Program Unggulan Misi Kedua ................................. 192
6.2.3. Program Unggulan Misi Ketiga ................................. 194
6.2.4. Program Unggulan Misi Keempat ............................. 198
6.2.5. Program Unggulan Misi Kelima ................................ 198
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH .......................................... 202
7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan ................................. 202
7.2. Program Perangkat Daerah ................................................ 204
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH .................................................................................. 218
BAB XI PENUTUP .................................................................... 239
9.1. Pedoman Transisi .............................................................. 239
9.2. Kaidah Pelaksanaan .......................................................... 240

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Wilayah Administratif Diperinci Tiap Kecamatan di


Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 .................... 13
Tabel 2.2. Perkembangan Hari Hujan dan Curah Hujan
Tahun 2012-2016 ................................................... 16
Tabel 2.3. Penggunaan Lahan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 17
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 ................... 21
Tabel 2.5. Penduduk Kabupaten Banjarnegara Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2016 ... 22
Tabel 2.6. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun
2016 ...................................................................... 23
Tabel 2.7. Nilai dan Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB
Tahun 2012-2016 atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2010 Kabupaten Banjarnegara (dalam
jutaan) ................................................................... 25
Tabel 2.8. Nilai dan Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB
Tahun 2012-2016 atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Banjarnegara (dalam jutaan) ................ 26
Tabel 2.9. Rata-rata Pertumbuhan Lapangan Usaha dalam
PDRB Tahun 2012-2016 atas Dasar Harga Berlaku
(Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2010
Kabupaten Banjarnegara ....................................... 28
Tabel 2.10. Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara dibandingkan
Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2012-2016 (%) .. 29
Tabel 2.11. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2011-2015 ............................ 29
Tabel 2.12. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Banjarnegara, kabupaten se-eks
karesidenan Banyumas, Provinsi Jawa Tengah,
dan Nasional Tahun 2016 ...................................... 33
Tabel 2.13. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012–2016 . 34

v
Tabel 2.14. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pendidikan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 43
Tabel 2.15. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kesehatan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 48
Tabel 2.16. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 52
Tabel 2.17. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 54
Tabel 2.18. Capaian Kinerja Urusan Wajib Ketenteraman,
Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 55
Tabel 2.19. Capaian Kinerja Urusan Wajib Sosial Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 56
Tabel 2.20. Capaian Kinerja Urusan Wajib Tenaga Kerja
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 57
Tabel 2.21. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 59
Tabel 2.22. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pangan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 61
Tabel 2.23. Capaian Kinerja Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 62
Tabel 2.24. Capaian Kinerja Urusan Wajib Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 64
Tabel 2.25. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 65
Tabel 2.26. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 66
Tabel 2.27. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perhubungan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 67

vi
Tabel 2.28. Capaian Kinerja Urusan Wajib Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 ...................................................................... 67
Tabel 2.29. Capaian Kinerja Urusan Wajib Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 69
Tabel 2.30. Data Jumlah Koperasi Aktif dan Sehat .................. 69
Tabel 2.31. Capaian Kinerja Urusan Wajib Penanaman Modal
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 70
Tabel 2.32. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kepemudaan dan
Olah Raga Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 ....................................................................... 71
Tabel 2.33. Capaian Kinerja Urusan Wajib Statistik Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 72
Tabel 2.34. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kebudayaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 73
Tabel 2.35. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 74
Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kearsipan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 74
Tabel 2.37. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 ...................................................................... 75
Tabel 2.38. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Pariwisata
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 76
Tabel 2.39. Data Obyek Wisata di Kabupaten Banjarnegara ..... 76
Tabel 2.40. Data Sarana dan Prasarana Pariwisata di
Kabupaten Banjarnegara ....................................... 77
Tabel 2.41. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Pertanian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 77
Tabel 2.42. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Perdagangan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 79
Tabel 2.43. Data Jumlah Pasar Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2016 ........................................................... 79
Tabel 2.44. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Perindustrian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 80

vii
Tabel 2.45. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Ketransmigrasian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 81
Tabel 2.46. Capaian Kinerja Penunjang Administrasi
Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016 .............................................................. 81
Tabel 2.47. Capaian Kinerja Penunjang Pengawasan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ........... 82
Tabel 2.48. Capaian Kinerja Penunjang Perencanaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 83
Tabel 2.49. Capaian Kinerja Penunjang Keuangan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 83
Tabel 2.50. Capaian Kinerja Penunjang Kepegawaian serta
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 ................................................... 84
Tabel 2.51. Capaian Kinerja Aspek Daya Saing Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 84
Tabel 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................. 89
Tabel 3.2. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .................................................. 97
Tabel 3.3. Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 103
Tabel 3.4. Neraca Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016 .............................................................. 105
Tabel 3.5. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Banjarnegara 111
Tabel 3.6. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur 113
Tabel 3.7. Defisit/Surplus Riil Anggaran Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................ 115
Tabel 3.8. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .......... 116
Tabel 3.9. Kontribusi Unsur Penyumbang Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 2012-2016 .. 118
Tabel 3.10. Realisasi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
Yang Bersifat Wajib Mengikat Serta Prioritas
Utama Tahun 2012-2016 ....................................... 120
Tabel 3.11. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2018-2022 ..... 123

viii
Tabel 3.12. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
Yang Bersifat Wajib Mengikat Serta Prioritas
Utama Tahun 2018-2022 ....................................... 125
Tabel 3.13. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah Tahun
2018-2022 ............................................................. 126
Tabel 3.14. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah Tahun 2018-2022 ..................... 128
Tabel 5.1. Perumusan Misi ..................................................... 150
Tabel 5.2. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tahun
2017-2022 ............................................................. 162
Tabel 6.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kabupaten
Banjarnegara ......................................................... 166
Tabel 6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten
Banjarnegara ......................................................... 169
Tabel 6.3. Sinkronisasi Rencana Program Jangka Panjang
dan Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun
2017-2022 ............................................................. 174
Tabel 7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun
2018-2022 Kabupaten Banjarnegara ..................... 203
Tabel 7.2. Tabel Indikasi Program Prioritas Tahun 2018-2022
(dalam jutaan rupiah) ............................................ 205
Tabel 8.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2018-2022 ............................ 219
Tabel 8.2. Penetapan Indikator Kinerja Kunci Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2018-2022 ............................ 221

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Hubungan Antar Dokumen ................................ 9


Gambar 2.1. Peta Kabupaten Banjarnegara ............................ 12
Gambar 2.2. Persentase Penggunaan Lahan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2016 ................................. 18
Gambar 2.3. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
dan Nasional Tahun 2012-2016 ......................... 27
Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Persentase Penduduk
Miskin di Kabupaten Banjarnegara dengan Jawa
Tengah Tahun 2012-2016 .................................. 30
Gambar 2.5. Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Banjarnegara dengan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016 ... 31
Gambar 2.6. Perbandingan Indeks Gini Kabupaten
Banjarnegara dengan Jawa Tengah dan Nasional
Tahun 2010-2014 .............................................. 32
Gambar 2.7. Perbandingan Indeks Williamson Kabupaten
Banjarnegara dan Jawa Tengah Tahun 2010-
2014 .................................................................. 32
Gambar 2.8. Posisi Relatif Harapan Lama Sekolah Kabupaten
Banjarnegara dengan Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah Tahun 2016 ........................................... 35
Gambar 2.9. Posisi Relatif Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Kabupaten Banjarnegara Dengan Kabupaten/
Kota di Jawa Tengah Tahun 2016 ...................... 36
Gambar 2.10. Posisi Relatif Angka Harapan Hidup Kabupaten
Banjarnegara dengan Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah Tahun 2016 ........................................... 37
Gambar 2.11. Posisi Relatif Pengeluaran Riil Perkapita
Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten/
Kota di Jawa Tengah Tahun 2016 ...................... 38
Gambar 2.12. Angka Melek Huruf Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016 .............................................. 38

x
Gambar 2.13. Angka Partisipasi Kasar (%) Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ........................ 39
Gambar 2.14. Angka Partisipasi Murni (%) Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ........................ 40
Gambar 2.15. Angka Kematian Ibu (per 100.000 Kelahiran
Hidup) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 .................................................................. 41
Gambar 2.16. Angka Kematian Bayi (per 1000 Kelahiran
Hidup) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016 .................................................................. 42
Gambar 3.1. Besarnya Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016 87
Gambar 3.2. Besarnya Masing-Masing Unsur Pendapatan
Tahun 2012-2016 .............................................. 88
Gambar 3.3. Proporsi Masing-Masing Unsur Pendapatan
Terhadap Total Pendapatan Daerah Tahun 2012-
2016 .................................................................. 93
Gambar 3.4. Pertumbuhan Masing-Masing Unsur Pendapatan
Tahun 2012-2016 .............................................. 94
Gambar 3.5. Proporsi Masing-Masing Unsur PAD Tahun
2012-2016 .......................................................... 95
Gambar 3.6. Besarnya Belanja Daerah Tahun 2012-2016 ...... 96
Gambar 3.7. Besarnya Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung Tahun 2012-2016 .............................. 98
Gambar 3.8. Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung terhadap Total Belanja Daerah Tahun
2012-2016 ......................................................... 99
Gambar 3.9. Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak
Langsung Terhadap Belanja Daerah Tahun
2012-2016 ......................................................... 100
Gambar 3.10. Rasio Belanja Modal Terhadap Belanja Daerah
dan Terhadap Belanja Langsung Tahun 2012-
2015 .................................................................. 101
Gambar 3.11. Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Daerah Tahun 2012-2016 .................................. 102
Gambar 3.12. Besarnya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA) Tahun 2012-2016 .................................. 117

xi
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
BANJARNEGARA
NOMOR 32 TAHUN 2017
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2017-2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Banjarnegara merupakan dokumen perencanaan daerah
untuk periode 5 (lima) tahun, yang merupakan penjabaran dari visi
dan misi Bupati Banjarnegara. RPJMD Kabupaten Banjarnegara
disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banjarnegara, RPJMD Provinsi
Jawa Tengah, serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN).
RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 memuat
tujuan pembangunan beserta garis-garis besar langkah
pembangunan yang akan ditempuh daerah dalam jangka waktu 5
tahun mendatang. RPJMD ini pula merupakan acuan bagi Bupati
Banjarnegara beserta jajarannya dalam melaksanakan pembangunan
di Kabupaten Banjarnegara selama periode waktu tahun 2017-2022.
Dalam proses penyusunannya, telah dilaksanakan berbagai
tahapan yang memadukan pendekatan teknokratis, demokratis,
partisipatif dan politis, dengan melibatkan para narasumber yang
berkompeten di bidangnya, serta penjaringan aspirasi dari berbagai
elemen masyarakat. Dokumen ini merupakan tahap akhir dari proses
keseluruhan penyusunan RPJMD, yang tahapannya berawal dari
penyusunan dokumen rancangan awal yang memuat visi dan misi
Bupati, untuk difinalisasikan pada tahap berikutnya melalui proses
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (musrenbang) dan

Pendahuluan 1
masukan dari Renstra-PD, menjadi dokumen rancangan akhir yang
memuat kesepakatan politis untuk pembangunan jangka menengah
Kabupaten Banjarnegara.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan


RPJMD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 disusun
dengan berdasarkan pada:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Tengah;
3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

Pendahuluan 2
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5068);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
13. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Pendahuluan 3
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4585);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);

Pendahuluan 4
25. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
26. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011-2025;
27. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
28. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
199);
29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 9);
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 28);
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2017 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 88);

Pendahuluan 5
32. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Kabupaten Banjarnegara 2005-2025 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 1
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 2 Seri E);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banjarnegara 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembara
Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 145);
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312);
36. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor
050/4936/SJ Tahun 2017 dan Nomor 0430/M.PPN/12/2016
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelarasan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan

Pendahuluan 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015–2019.

1.3. Maksud dan Tujuan


Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017-2022 ditetapkan dengan maksud untuk
memberikan arahan sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh
pemangku kepentingan baik bagi Bupati Banjarnegara beserta
jajarannya, masyarakat maupun dunia usaha di dalam mewujudkan
cita-cita dan tujuan pembangunan Kabupaten Banjarnegara yang
berkesinambungan selama periode tersebut.
Adapun tujuan penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten
Banjarnegara, adalah:
1. Menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah
kebijakan pembangunan daerah tahun 2018-2022.
2. Menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra-PD), Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD), Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD), dan
perencanaan penganggaran.
3. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis
dan terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional,
Provinsi dan Kabupaten yang berbatasan.

1.4. Proses Penyusunan


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017–2022 disusun berdasarkan beberapa
pendekatan sebagai berikut:
a. Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Bupati
merupakan bagian dari proses penyusunan rencana
pembangunan, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya
berdasarkan program-program pembangunan yang disampaikan
calon Bupati pada saat penyampaian visi dan misi ke dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
b. Teknokratik, pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan
metode dan kerangka berfikir secara ilmiah dan dilakukan oleh
lembaga yang secara ilmiah bertugas untuk itu.

Pendahuluan 7
c. Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan pelibatan
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap
pembangunan. Pelibatan ini adalah untuk mendapatkan aspirasi
dalam perencanaan dan menciptakan rasa memiliki terhadap
hasil perencanaan.
d. Atas-bawah (top down) dan bawah atas (bottom up), pendekatan
top down dan bottom up dilaksanakan menurut jenjang
pemerintahan. Rencana hasil proses tersebut selanjutnya
diselaraskan melalui musyawarah perencanaan pembangunan.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2022 dilakukan secara
partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan
analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan
Kabupaten Banjarnegara. Dalam prosesnya dilakukan berbagai
tahapan dialog sektoral maupun dialog umum yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan dari pihak Pemerintah Pusat
(khususnya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat, maupun kelompok masyarakat lainnya.

1.5. Hubungan Antar Dokumen


Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan
sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004, maka keberadaan RPJMD Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2017-2022 merupakan satu bagian yang utuh dari
manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah
tertuang baik dalam RPJPD Kabupaten Banjarnegara maupun
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banjarnegara, serta
memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2015-2019 dan RPJMD
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018. RPJMD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017-2022 menggunakan RTRW Kabupaten
yang mengacu pada RTRW Provinsi Jawa Tengah dan RTRW Nasional

Pendahuluan 8
sebagai pedoman dalam menetapkan lokasi program pembangunan
jangka menengah daerah yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang,
baik dari sisi pola maupun struktur ruangnya. RPJMD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017-2022 akan dijadikan pedoman bagi OPD
untuk penyusunan Renstra-PD. Selanjutnya, untuk setiap akan
dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, yang selanjutnya, akan
dijadikan acuan bagi OPD untuk menyusun Renja-PD.
Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan daerah
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta
perubahannya, maka penjabaran RPJMD Kabupaten Banjarnegara ke
dalam RKPD Kabupaten Banjarnegara untuk setiap tahunnya akan
dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Banjarnegara.
Gambaran tentang hubungan antara RPJMD Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2017-2022 dengan dokumen perencanaan
lainnya baik dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan
maupun dengan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan
pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Hubungan Antar Dokumen

Pendahuluan 9
1.6. Sistematika Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022, disusun berdasarkan
sistematika:
BAB I PENDAHULUAN
berisi latar belakang, maksud dan tujuan, landasan
hukum, kedudukan RPJMD terhadap dokumen
perencanaan lainnya serta sistematika penyusunan.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
berisi penjelasan tentang kondisi geografis, demografis,
ekonomi, sosial, budaya, sarana dan prasarana serta
kondisi pemerintahan umum Kabupaten Banjarnegara.
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
berisi penjelasan mengenai kondisi kinerja keuangan masa
lalu dan rencana kerangka pendanaan daerah selama
periode RPJMD Tahun 2017-2022.
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH
berisi penjelasan mengenai permasalahan pembangunan
yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
menyusun isu-isu strategis Kabupaten Banjarnegara
selama periode RPJMD Tahun 2017-2022 yang diharapkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta
perkembangan Kabupaten Banjarnegara.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
berisi penjelasan tentang visi dan misi Bupati
Banjarnegara untuk periode tahun 2017-2022, serta
tujuan dan sasaran untuk setiap misi pembangunan.
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
berisi penjelasan mengenai langkah-langkah untuk
mewujudkan visi dan misi, arah kebijakan yang diambil
pemerintah dalam pencapaian tujuan dari setiap misi
pembangunan daerah, serta program pembangunan
daerah sebagai instrumen setiap kebijakan selama periode
RPJMD Tahun 2017-2022.

Pendahuluan 10
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
memuat indikator program pembangunan daerah
Kabupaten Banjarnegara pada periode RPJMD Tahun
2017-2022 beserta kebutuhan pendanaan indikatif.
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH
memuat berbagai indikator kinerja makro daerah
Kabupaten Banjarnegara serta target yang harus dicapai
selama periode RPJMD Tahun 2017-2022.
BAB IX PENUTUP
berisi program transisi setelah periode RPJMD Tahun
2017-2022 berakhir, dalam rangka menjembatani
kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada
akhir jabatan Bupati. Dijelaskan pula tentang kaidah
pelaksanaan RPJMD yakni bahwa RPJMD merupakan
pedoman bagi OPD dalam menyusun Renstra-PD, dan
digunakan dalam penyusunan RKPD.

Pendahuluan 11
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI
DAERAH

2.1. Aspek Geografis dan Demografis


2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
1. Letak, luas, dan batas wilayah
Kabupaten Banjarnegara secara geografis terletak di antara
7⁰12’-7⁰31’ Lintang Selatan dan 109⁰45’50” Bujur Timur.
Kabupaten Banjarnegara memiliki luas wilayah 106.970,997 ha
atau 3,29% dari luas seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah (3,25
juta Ha). Batas-batas wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah
sebagai berikut:
 Sebelah utara : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten
Batang
 Sebelah timur : Kabupaten Wonosobo
 Sebelah selatan : Kabupaten Kebumen
 Sebelah barat : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten
Purbalingga.

Gambar 2.1. Peta Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 12


Tabel 2.1. Wilayah Administratif Diperinci Tiap Kecamatan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016
Jumlah Luas Wilayah
Kecamatan
Desa Kelurahan Ha %
Susukan 15 - 5.265,67 4,923
Purwareja Klampok 8 - 2.186,67 2,044
Mandiraja 16 - 5.261,58 4,919
Purwanegara 13 - 7.386,53 6,905
Bawang 18 - 5.520,64 5,161
Banjarnegara 4 9 2.624,20 2,453
Pagedongan 9 - 8.055,24 7,530
Sigaluh 14 1 3.955,95 3,698
Madukara 18 2 4.820,15 4,506
Banjarmangu 17 - 4.635,61 4,334
Wanadadi 11 - 2.827,41 2,643
Rakit 11 - 3.244,62 3,033
Punggelan 17 - 10.284,01 9,614
Karangkobar 13 - 3.906,94 3,652
Pagentan 16 - 4.618,98 4,318
Pejawaran 17 - 5.224,97 4,884
Batur 8 - 4.717,10 4,410
Wanayasa 17 - 8.201,13 7,667
Kalibening 16 - 8.377,56 7,832
Pandanarum 8 - 5.856,05 5,474
Total 266 12 106.971,00 100,00
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2016

Kabupaten Banjarnegara memiliki 20 Kecamatan yang


terdiri dari 266 desa, 12 kelurahan serta terbagi dalam 970
dusun, 1.316 Rukun Warga (RW) dan 5.451 Rukun Tetangga (RT).
Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara yang memiliki daerah
terluas di Kabupaten Banjarnegara yaitu Kecamatan Punggelan
sebesar 10.284,01 ha, sedangkan kecamatan dengan luas terkecil
adalah Kecamatan Purwareja Klampok dengan luas 2.186,67 ha.
2. Kondisi topografi
Wilayah Kabupaten Banjarnegara terletak pada jalur
pegunungan di bagian tengah Jawa Tengah sebelah barat yang
membujur dari arah barat ke timur. Ditinjau dari ketinggiannya
Kabupaten Banjarnegara secara umum terbagi menjadi empat
kategori ketinggian lahan sebagai berikut:
a. Ketinggian kurang dari 100 m dari permukaan laut sebesar
9,82%, terdapat di daerah Susukan dan Purwareja Klampok.
b. Ketinggian 100-500 m dari permukaan laut sebesar 37,04%,
terdapat di daerah Mandiraja, Rakit, Punggelan, Wanadadi,

Gambaran Umum Kondisi Daerah 13


Banjarmangu, Purwanegara, Bawang, Banjarnegara, dan
Madukara.
c. Ketinggian antara 500-1.000 m dari permukaan laut sebesar
28,74%, terdapat di daerah Pagedongan, Sigaluh, dan
Pagentan.
d. Ketinggian lebih besar dari 1.000 m dari permukaan laut
sebesar 24,40%, terdapat di daerah Karangkobar, Pejawaran,
Batur, Wanayasa, Kalibening, dan Pandanarum.
Kondisi topografi Kabupaten Banjarnegara ditinjau dari
kemiringan wilayah Kabupaten Banjarnegara dikelompokan
dalam tiga kelas yaitu:
a. Kelas lereng 1 (kemiringan 0-15%): 24,61% dari luas
Kabupaten Banjarnegara, terdapat di daerah Susukan,
Purwareja Klampok, Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan,
Bawang, dan Rakit.
b. Kelas lereng 2 (kemiringan di atas 15-40%): 45,04% dari luas
wilayah Kabupaten Banjarnegara yaitu daerah Madukara,
Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar, Pagentan,
Wanayasa, dan Kalibening.
c. Kelas lereng 3 (Kemiringan lebih dari 40%): 30,35% dari luas
wilayah Kabupaten Banjarnegara yaitu Susukan,
Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran, dan Batur.
3. Kondisi geologi
Kabupaten Banjarnegara memiliki kondisi geologi (jenis
tanah, struktur, dan gerakan tanah) yang sangat berpengaruh
dalam kondisi lingkungan fisik di Kabupaten Banjarnegara.
Berdasarkan kondisi geologi, wilayah Kabupaten Banjarnegara
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Tanah alluvial: terdapat di Kecamatan Batur, Karangkobar,
Purwareja Klampok, dan Wanadadi.
b. Tanah latosol: terdapat di Kecamatan Susukan, Purwareja
Klampok, Purwanegara, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh,
Madukara, Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran, dan
Pagentan.
c. Tanah andosol: terdapat di Kecamatan Kalibening, Wanayasa,
Pejawaran, dan Batur.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 14


d. Tanah grumorol: terdapat di Kecamatan Purwanegara,
Mandiraja, Kalibening, Karangkobar, Pagentan, dan
Banjarnegara.
e. Tanah organosol: terdapat di Kecamatan Batur.
f. Tanah litosol: terdapat di Kecamatan Banjarnegara dan
Punggelan.
g. Formasi endapan: Banjarnegara termasuk wilayah jalur
fisiografi pegunungan Serayu Selatan. Adapun stratigrafi
daerah terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion
yang terdiri dari sekis kristalin, sabak, serpil hitam, filit,
kwarsit, dan batu gemping.
h. Formasi batuan:
 Batuan grewake dan lempung hitam tersingkap di daerah
Kalitengah sampai Merden
 Batuan metasedimen tersingkap di daerah Kalitengah
hingga daerah Kebutuhan Duwur.
i. Batuan filit dan sekis singkapannya banyak ditemukan di
lereng selatan pegunungan Serayu Selatan.
4. Kondisi hidrologi
Wilayah kabupaten Banjarnegara termasuk dalam wilayah
aliran Sungai Serayu, Pekacangan, Gintung, Merawu, dan Sungai
Tulis dengan anak-anak sungainya. Sifat sungai tersebut
umumnya adalah prenial (mengalir sepanjang tahun) dan
merupakan bagian DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu. Berikut
merupakan jumlah mata air dan sungai yang mengalir di daerah
resapan Kabupaten Banjarnegara:
a. Kecamatan Rakit: memiliki 42 mata air yang dialiri oleh
Sungai Serayu dan Pekacangan.
b. Kecamatan Punggelan: memiliki 6 mata air yang dialiri oleh
Sungai Pekacangan, Kedawung, Pandanaran, Wujil, Cacaban,
dan Gintung.
c. Kecamatan Wanadadi: memiliki 4 mata air yang dialiri oleh
Sungai Serayu dan Pekacangan.
d. Banjarmangu: memiliki 9 mata air yang dialiri Pekacangan,
Serayu, Merawu, Kandangwangi, dan Lumajang.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 15


e. Madukara: memiliki 20 mata air yang dialiri Serayu, Merawu,
Langkrang, dan Bangbang.
f. Pagentan: memiliki 9 mata air yang dialiri Merawu, Bojong,
dan Jawar.
g. Pejawaran: memiliki 13 mata air yang dialiri oleh sungai
Bojong, Penaraban, Putih, dan Dalak.
5. Kondisi klimatologi
Wilayah Kabupaten Banjarnegara beriklim tropis, musim
hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun. Bulan
basah umumnya lebih banyak dari bulan kering. Curah hujan
tertinggi pada tahun 2016 terjadi di Kecamatan Wanadadi
sebanyak 5.473 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 224
hari, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan
Kalibening sebesar 745 mm per tahun dengan hari hujan 43 hari.
Tabel 2.2. Perkembangan Hari Hujan dan Curah Hujan Tahun 2012-
2016
2012 2013 2014 2015 2016
Bulan Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hari Curah
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
Januari 24 596 22 494 19 279 22 406 19 350
Februari 19 433 21 370 14 232 19 120 22 395
Maret 13 256 20 280 19 312 20 523 23 454
April 18 508 19 396 21 428 24 465 23 337
Mei 11 238 17 320 14 226 12 156 22 382
Juni 3 59 16 275 10 216 4 52 16 427
Juli 0.5 2 14 281 14 206 14 1 15 230
Agustus 0,11 0,5 4 17 5 63 5 0,75 11 163
September 0,11 1 4 20 2 5 2 0,5 20 380
Oktober 10 223 9 199 7 111 7 1 24 504
November 21 659 17 288 23 647 23 20 24 575
Desember 27 632 21 529 25 694 26 22 21 358
Jumlah 147 3.607 184 3.469 159 3.419 178 1.767 240 4.554
Rata-rata 12 301 15 289 13 285 15 147 20 379
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2012-2016 (diolah)

6. Penggunaan lahan
Luas wilayah Kabupaten Banjarnegara tercatat
106.970,997 ha atau sekitar 3,29% dari luas wilayah Provinsi
Jawa Tengah (3,25 juta ha). Penggunaan lahan menurut jenisnya
di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 dibagi menjadi 3
yaitu lahan sawah, bukan lahan sawah, dan lahan bukan
pertanian. Lahan sawah di Kabupaten Banjarnegara mempunyai
luas 14.269 ha atau 13,34% dari wilayah keseluruhan Kabupaten
Banjarnegara dan lahan bukan sawah sebesar 72.789 ha atau

Gambaran Umum Kondisi Daerah 16


68,05% dari total luas Kabupaten, sedangkan lahan bukan
pertanian sebesar 19.913 ha atau 18,62%. Perincian penggunaan
lahan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3. Penggunaan Lahan di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016
Tahun
Penggunaan Lahan
2012 2013 2014 2015 2016
I. Lahan Sawah 14.874 15.034 14.807 14.807 14.269
a. Lahan Irigasi 11.250 10.966 10.966 10.966 11.021
b. Lahan Tadah Hujan 3.457 3.508 3.565 3.565 2.991
c. Lahan Pasang Surut - 276 276 276 257
d. Lebak/Polder, Lainnya 203 - - - -
II. Bukan Lahan Sawah 72.562 71.744 71.954 71.954 72.789
a. Tegal/Kebun 45.354 45.222 46.034 46.034 45.488
b. Perkebunan(Negara/ 3.824 3.065 2.317 2.317 3.626
Swasta)
c. Hutan Rakyat 6.869 7.054 7.175 7.175 6.325
d. Kolam/Tebat/Empang
e. Lainnya 16.515 16.370 16.368 16.368 17.348
f. Lahan Yang Tidak - 33 60 60 2
Diusahakan
III. Lahan Bukan Pertanian 19.535 20.193 20.210 20.210 19.913
Jumlah ( I+II+III ) 106.971 106.971 106.971 106.971 106.971
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2016

Lahan Sawah terdiri dari lahan irigasi, lahan tadah hujan,


dan lahan pasang surut. Luas penggunaan lahan terbesar di
lahan sawah yaitu lahan irigasi dengan luas 11.021 ha.
Sedangkan bukan lahan sawah terdiri dari tegal/kebun,
perkebunan (negara/swasta), hutan rakyat, kolam/tebat/
empang, lainnya, dan lahan yang tidak diusahakan. Luas bukan
lahan sawah terbesar yaitu tegal/kebun dengan luas 45.488 ha.
Lahan bukan pertanian terdiri dari bangunan/pekarangan, hutan
negara, rawa-rawa tidak ditanami padi, dan lainnya.
Persentase penggunaan lahan di Kabupaten Banjarnegara
disajikan sebagai berikut:

Gambaran Umum Kondisi Daerah 17


Lahan bukan Lahan sawah
pertanian 13%
19%

Bukan lahan
sawah
68%
Sumber: Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka 2016
Gambar 2.2. Persentase Penggunaan Lahan di Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2016
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Banjarnegara
Tahun 2011-2031, potensi wilayah yang dikembangkan sebagai
kawasan budidaya meliputi hutan produksi, hutan rakyat, pertanian,
perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, dan
permukiman. Potensi kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten
Banjarnegara lebih kurang 15.368 hektar, sedangkan hutan produksi
tetap seluas kurang lebih 14.989 hektar. Kawasan hutan rakyat
meliputi: Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, Batur, Bawang,
Kalibening, Karangkobar, Madukara, Mandiraja, Pagedongan,
Pagentan, Pandanarum, Pejawaran, Punggelan, Purwanegara,
Purwareja Klampok, Rakit, Sigaluh, Susukan, Wanadadi, dan
Wanayasa.
Potensi pengembangan tanaman Hortikultura kurang lebih
56.573 hektar tersebar di seluruh kecamatan, meliputi Banjarmangu,
Banjarnegara, Batur, Bawang, Kalibening, Karangkobar, Madukara,
Mandiraja, Pegedongan, Pagentan, Pandanarum, Pejawaran,
Punggelan, Purwanegara, Purwareja Klampok, Rakit, Sigaluh,
Susukan, Wanadadi, dan Wanayasa.
Potensi kawasan untuk pertambangan di Kabupaten
Banjarnegara untuk kawasan peruntukan pertambangan mineral dan
batubara terdiri dari mineral logam, mineral bukan logam, batuan
dan batubara. Mineral logam terdapat di Kecamatan Banjarmangu,
Pegentan, Karangkobar, Batur, Pejawaran, Wanayasa, Kalibening,

Gambaran Umum Kondisi Daerah 18


Pandanarum, Punggelan, Sigaluh, Pagedongan, Bawang,
Purwanegara, dan Susukan. Mineral bukan logam di Kabupaten
Banjarnegara terdapat pula di seluruh kecamatan yang tersebar di
Kabupaten Banjarnegara. Batuan di Kabupaten Banjarnegara terdiri
atas batuan trass (Kecamatan Karangkobar, Sigaluh, Wanayasa,
Punggelan, Pagentan, dan Pejawaran), batuan marmer (Kecamatan
Bawang, Pagedongan, Purwanegara, dan Banjarnegara), batu
lempeng (Kecamatan Pejawaran), batu granit (Kecamatan Kalibening,
Pandanarum, Banjarmangu, Karangkobar, Pagentan, dan Sigaluh),
batu gemping (Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Punggelan,
Wanayasa, dan Pejawaran), lempung (Kecamatan Mandiraja,
Banjarnegara, Banjarmangu, Punggelan, Wanayasa, Karangkobar,
Kalibening, Pagetan, dan Pejawaran), batu tulis (Kecamatan
Purwanegara), andesit (Kecamatan Sigaluh, Banjarmangu,
Kalibening, Karangkobar, dan Pagentan), diorite (Kecamatan Bawang,
Banjarmangu, Wanayasa, Pagentan, dan Karangkobar), Pasir dan
Batu meliputi Sepanjang Sungai serayu, sepanjang Sungai Merawu,
sepanjang Sungai Pekacangan, sepanjang Sungai Brukah, sepanjang
Sungai Sapi, sepanjang Sungai Bombong, sepanjang Sungai Tulis,
dan sepanjang Sungai Bermali. Kawasan peruntukan Batubara
terletak di Kecamatan Karangkobar.
Potensi Kawasan peruntukan industri terdiri atas industri
besar, industri menengah dan industri kecil. Industri besar dan
menengah yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan
berlokasi di Kecamatan Susukan dengan luas kurang lebih 77,5
hektar. Industri kecil terdapat di seluruh wilayah yang tersebar di
Kabupaten Banjarnegara.
Potensi kawasan pariwisata di Kabupaten Banjarnegara
meliputi kawasan wisata alam, kawasan pariwisata budaya, dan
kawasan wisata buatan. Kawasan pariwisata alam terletak di
kawasan dataran tinggi Dieng, kawasan wisata arung jeram Sungai
Serayu, kawasan wisata Gunung Lawe, kawasan wisata alam Curug
Pitu, kawasan wisata Curug Sikopel, kawasan wisata Gunung
Mandala, kawasan wisata pemandian air panas, dan kawasan wisata
hutan pinus di Kecamatan Pagedongan. Kawasan pariwisata budaya
terletak di kawasan Candi Dieng, kawasan wisata sentra seni

Gambaran Umum Kondisi Daerah 19


kerajinan Klampok, dan kawasan wisata sentra batik di Kecamatan
Susukan. Kawasan pariwisata buatan terletak di kawasan wisata
Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS), kawasan wisata
Waduk Panglima Besar Jenderal Sudirman, dan kawasan agrowisata
hortikultura.
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Jenis bencana alam di Kabupaten Banjarnegara yang rawan
terjadi yaitu longsor, gas beracun, kekeringan, dan banjir. Daerah-
daerah rawan bencana dapat dipetakan sebagai berikut:
1. Kawasan rawan longsor. Mayoritas wilayah di Kabupaten
Banjarnegara merupakan kawasan/daerah rawan bencana
longsor. Dari 20 kecamatan, yang daerahnya tidak termasuk
kategori rawan longsor, yaitu Kecamatan Rakit, Wanadadi,
Purwareja Klampok, dan Banjarnegara.
2. Kawasan rawan gas beracun meliputi:
a). Kecamatan Batur
b). Kecamatan Wanayasa
c). Kecamatan Pejawaran.
3. Kawasan rawan kekeringan meliputi:
a). Kecamatan Susukan
b). Kecamatan Mandiraja
c). Kecamatan Purwanegara
d). Kecamatan Bawang
e). Kecamatan Punggelan
f). Kecamatan Pagedongan
g). Kecamatan Madukara.
4. Kawasan termasuk rawan banjir meliputi:
a). Kecamatan Kalibening
b). Kecamatan Pejawaran
c). Kecamatan Susukan
d). Kecamatan Purwareja Klampok.
2.1.4. Kondisi Demografis
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Banjarnegara
tahun 2016 sebanyak 1.001.856 jiwa, yang berarti mengalami
kenaikan sebesar 5.284 jiwa atau sebesar 0,53 persen dari

Gambaran Umum Kondisi Daerah 20


jumlah penduduk akhir tahun 2015 sebanyak 996.572 jiwa.
Komposisi penduduk laki-laki di Kabupaten Banjarnegara lebih
banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan, terlihat dari
jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2016 sebanyak 510.395
jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 491.461 jiwa.
Sex ratio penduduk Kabupaten Banjarnegara nilainya lebih besar
dari 100 yaitu sebesar 103,85%, yang berarti jumlah penduduk
laki-laki lebih banyak dari perempuan.
Tabel berikut ini menyajikan jumlah penduduk
berdasarkan kecamatan di Kabupaten Banjarnegara:
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016
Jumlah Penduduk Rasio Jenis
Kecamatan
L P Total Kelamin
Susukan 31.411 30.537 61.948 102,86
Purwareja Klampok 23.636 23.481 47.117 100,66
Mandiraja 38.910 38.124 77.034 102,06
Purwanegara 39.861 38.887 78.748 102,50
Bawang 31.720 30.944 62.664 102,51
Banjarnegara 34.539 33.937 68.476 101,77
Pagedongan 21.495 20.288 41.783 105,95
Sigaluh 16.136 15.727 31.863 102,60
Madukara 23.300 22.576 45.876 103,21
Banjarmangu 23.245 22.042 45.287 105,46
Wanadadi 16.881 16.532 33.413 102,11
Rakit 27.109 26.326 53.435 102,97
Punggelan 43.351 41.093 84.444 105,49
Karangkobar 15.777 14.840 30.617 106,31
Pagentan 18.967 18.093 37.060 104,83
Pejawaran 22.661 21.411 44.072 105,84
Batur 20.199 18.922 39.121 106,75
Wanayasa 25.317 23.558 48.875 107,47
Kalibening 24.043 22.934 46.977 104,84
Pandanarum 11.837 11.209 23.046 105,60
Jumlah 2016 510.395 491.461 1.001.856 103,85
2015 506.907 489.665 996.572 103,52
2014 501.978 482.485 984.463 104,04
2013 503.131 478.231 981.362 105,21
2012 483.433 461.230 944.663 104,81
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara

Penduduk di Kabupaten Banjarnegara menurut umur,


strukturnya terlihat lebih ramping. Jumlah penduduk paling
tinggi berada pada kelompok umur 30-34 tahun yaitu sebesar
87.233 jiwa. Di sisi lain, terjaganya postur jumlah penduduk pada
tiap kelompok umur dapat menjadi indikasi keberhasilan program
pengendalian jumlah penduduk melalui Keluarga Berencana (KB)
yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah peserta KB aktif.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 21


Jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara berdasarkan
rentang usia dan jenis kelamin disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 2.5. Penduduk Kabupaten Banjarnegara Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Jumlah Penduduk
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Jumlah
0–4 35.083 33.119 68.202
5–9 40.086 37.893 77.979
10 – 14 38.701 36.695 75.396
15 – 19 40.672 38.938 79.610
20 – 24 44.708 42.420 87.128
25 – 29 41.720 39.078 80.798
30 – 34 44.836 42.397 87.233
35 – 39 40.699 38.532 79.231
40 – 44 36.025 36.311 72.336
45 – 49 33.139 33.576 66.715
50 – 54 30.010 31.110 61.120
55 – 59 26.136 26.070 52.206
60 – 64 21.104 19.314 40.418
65 – 69 14.267 13.755 28.022
70 – 74 10.775 10.333 21.108
75 + 12.434 11.920 24.354
Jumlah 2016 510.395 491.461 1.001.856
2015 506.907 489.665 996.572
2014 501.978 482.485 984.463
2013 503.131 478.231 981.362
2012 483.433 461.230 944.663
Sumber : Dindukcapil Kab. Banjarnegara

Rasio ketergantungan penduduk di Kabupaten


Banjarnegara sebesar 41,75% yang berarti bahwa struktur
kependudukan di Kabupaten Banjarnegara mengarah pada
proporsi penduduk usia produktif yang lebih besar. Kondisi ini
menuju pada pencapaian bonus demografi, yaitu percepatan
pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur
penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio
ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja
kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini
memungkinkan bonus demografi tercipta karena meningkatnya
suplai angkatan kerja (labor supply), tabungan (saving), dan
kualitas sumber daya manusia (human capital). Kondisi tersebut
menguntungkan dalam menggerakkan perekonomian di
Kabupaten Banjarnegara. Untuk mencapai hal tersebut,
penciptaan lapangan kerja dan peningkatan keahlian tenaga kerja

Gambaran Umum Kondisi Daerah 22


diharapkan perlu diupayakan agar tenaga kerja produktif mampu
menghadapi persaingan kerja yang kian kompetitif.
2. Kepadatan penduduk
Kecamatan Banjarnegara, Purwareja Klampok, dan Rakit
adalah kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi,
masing-masing dengan jumlah kepadatan penduduk 2.610 jiwa
per km², 2.154 jiwa per km² dan 1.647 jiwa per km². Sementara
itu kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya rendah
adalah Kecamatan Pandanarum dan Pagedongan, yakni sebesar
394 per km² dan 519 per km². Secara umum tingkat kepadatan
penduduk sebesar 937 jiwa/km², yang berarti bahwa setiap 1 km²
luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, dihuni oleh sekitar 937
orang. Berikut ditampilkan jumlah dan kepadatan penduduk
pada masing-masing kecamatan pada tahun 2016.
Tabel 2.6. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun
2016
Jumlah Kepadatan
Luas Wilayah
Kecamatan Penduduk Penduduk
(km2)
(jiwa) (jiwa/km2)
Susukan 52,66 61.948 1.176
Purwareja Klampok 21,87 47.117 2.154
Mandiraja 52,61 77.034 1.464
Purwanegara 73,86 78.748 1.066
Bawang 55,25 62.664 1.134
Banjarnegara 26,24 68.476 2.610
Pagedongan 80,51 41.783 519
Sigaluh 39,56 31.863 805
Madukara 48,20 45.876 952
Banjarmangu 46,36 45.287 977
Wanadadi 28,27 33.413 1.182
Rakit 32,45 53.435 1.647
Punggelan 102,84 84.444 821
Karangkobar 39,07 30.617 784
Pagentan 46,19 37.060 802
Pejawaran 52,25 44.072 843
Batur 47,17 39.121 829
Wanayasa 82,01 48.875 596
Kalibening 83,78 46.977 561
Pandanarum 58,56 23.046 394
Jumlah 2016 1.069,71 1.001.856 937
2015 1.069,71 996.572 932
2014 1.069,71 984.463 920
2013 1.069,71 981.362 917
2012 1.069,71 944.663 883
Sumber : Dindukcapil Kab. Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 23


2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pada tahun 2016 PDRB atas dasar harga berlaku
Kabupaten Banjarnegara mencapai 17.241.466,35 juta rupiah,
meningkat dibandingkan tahun 2015 yang mencapai
15.847.808,40 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan, pada tahun 2016 tercatat sebesar 12.929.657,38 juta
rupiah, mengalami kenaikan sebesar 663.611,03 juta dari tahun
2015.
Berdasarkan lapangan usaha, PDRB Kabupaten
Banjarnegara terbagi atas 17 sektor usaha, dimana sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi
perekonomian di Kabupaten Banjarnegara. Kontribusi lapangan
usaha terbesar sektor usaha terhadap struktur PDRB (atas dasar
harga berlaku) di Kabupaten Banjarnegara yaitu sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan sebesar 31,54%, sektor perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor sebesar
14,96%, disusul industri pengolahan 14,38%. Sedangkan sektor
usaha dengan kontribusi terkecil dalam pembentukan struktur
PDRB (atas dasar harga berlaku) adalah sektor pengadaan listrik
dan gas sebesar 0,03%, sektor pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang sebesar 0,04%, dan sektor jasa
perusahaan sebesar 0,37%.
PDRB Kabupaten Banjarnegara, baik atas dasar harga
konstan dan atas dasar harga berlaku selama lima tahun terakhir
disajikan dalam tabel berikut ini:

Gambaran Umum Kondisi Daerah 24


Tabel 2.7. Nilai dan Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Tahun 2012-2016 atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010
Kabupaten Banjarnegara (dalam jutaan)
Kate- 2012 2013 2014 2015 2016
gori Sektor
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
A Pertanian, Kehutanan, dan 3.484.743,93 33,27 3.580.744,27 32,43 3.607.984,37 31,02 3.766.631,01 30,71 3.874.029,02 29,96
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 601.385,19 5,74 640.616,74 5,80 684.668,81 5,89 703.894,76 5,74 721.864,98 5,58
C Industri Pengolahan 1.264.297,74 12,07 1.380.974,46 12,51 1.515.401,07 13,03 1.615.611,57 13,17 1.715.528,55 13,27
D Pengadaan Listrik dan Gas 3.237,96 0,03 3.504,05 0,03 3.947,19 0,03 4.337,34 0,04 4.747,55 0,04
E Pengadaan Air, Pengelolaan 5.640,62 0,05 5.686,40 0,05 5.884,21 0,05 5.982,50 0,05 6.204,31 0,05
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 710.483,36 6,78 746.886,87 6,76 782.108,32 6,73 824.214,38 6,72 881.432,42 6,82
G Perdagangan Besar dan Eceran, 1.700.151,28 16,23 1.785.281,66 16,17 1.894.755,61 16,29 1.991.600,53 16,24 2.151.112,69 16,64
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 410.578,64 3,92 445.527,70 4,03 482.858,74 4,15 521.415,65 4,25 549.888,98 4,25
I Penyediaan Akomodasi dan 203.116,51 1,94 211.903,54 1,92 228.407,80 1,96 244.768,88 2,00 264.443,48 2,05
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 301.487,19 2,88 329.052,71 2,98 374.989,03 3,22 414.921,46 3,38 447.552,67 3,46
K Jasa Keuangan dan Asuransi 293.539,57 2,80 309.140,08 2,80 326.656,09 2,81 345.503,37 2,82 373.051,40 2,89
L Real Estate 174.912,71 1,67 188.311,97 1,71 203.137,64 1,75 216.422,44 1,76 230.256,57 1,78
M,N Jasa Perusahaan 36.921,91 0,35 39.853,43 0,36 43.524,49 0,37 47.264,41 0,39 49.714,92 0,38
O Administrasi Pemerintahan, 417.127,95 3,98 429.938,47 3,89 435.274,43 3,74 456.128,65 3,72 477.620,58 3,69
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 522.245,48 4,99 571.929,56 5,18 629.152,47 5,41 675.462,44 5,51 723.234,15 5,59
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 117.803,36 1,12 126.632,43 1,15 140.481,28 1,21 150.404,50 1,23 160.602,21 1,24
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 225.690,02 2,15 247.098,69 2,24 270.614,30 2,33 281.482,47 2,29 298.372,87 2,31
Produk Domestik Regional Bruto 10.473.363,43 100 11.043.083,01 100 11.629.845,85 100 12.266.046,35 100 12.929.657,38 100
Sumber: BPS Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 25


Tabel 2.8. Nilai dan Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Tahun 2012-2016 atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Banjarnegara (dalam jutaan)
Kate- 2012 2013 2014 2015 2016
gori Sektor
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
A Pertanian, Kehutanan, dan 3.854.639,54 33,42 4.304.290,66 33,76 4.723.851,56 32,93 5.132.035,05 32,38 5.437.913,00 31,54
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 640.824,21 5,56 701.685,71 5,50 860.797,01 6,00 1.005.113,99 6,34 1.074.928,07 6,23
C Industri Pengolahan 1.501.934,37 13,02 1.656.769,06 12,99 1.965.168,00 13,70 2.245.661,11 14,17 2.479.960,05 14,38
D Pengadaan Listrik dan Gas 3.183,03 0,03 3.274,63 0,03 4.063,37 0,03 4.730,70 0,03 5.693,00 0,03
E Pengadaan Air, Pengelolaan 5.655,47 0,05 5.846,95 0,05 6.199,03 0,04 6.519,23 0,04 6.960,63 0,04
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 774.328,40 6,71 843.036,00 6,61 951.920,73 6,64 1.045.709,68 6,60 1.135.212,82 6,58
G Perdagangan Besar dan Eceran, 1.787.538,43 15,50 1.941.958,91 15,23 2.110.844,78 14,72 2.296.077,98 14,49 2.579.842,83 14,96
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 411.482,79 3,57 452.431,63 3,55 521.429,18 3,64 597.012,48 3,77 630.022,10 3,65
I Penyediaan Akomodasi dan 211.734,41 1,84 229.712,20 1,80 259.592,22 1,81 289.751,49 1,83 331.425,89 1,92
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 296.664,47 2,57 317.239,57 2,49 353.997,81 2,47 386.386,31 2,44 417.274,56 2,42
K Jasa Keuangan dan Asuransi 337.589,10 2,93 367.458,41 2,88 404.916,12 2,82 447.370,90 2,82 501.883,80 2,91
L Real Estate 178.544,96 1,55 195.012,69 1,53 221.454,95 1,54 244.125,39 1,54 264.302,59 1,53
M,N Jasa Perusahaan 40.678,94 0,35 45.717,35 0,36 51.325,44 0,36 58.532,28 0,37 63.437,61 0,37
O Administrasi Pemerintahan, 467.271,03 4,05 500.895,42 3,93 539.262,77 3,76 593.023,93 3,74 654.470,21 3,80
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 652.086,96 5,65 768.525,97 6,03 883.758,08 6,16 966.723,02 6,10 1.069.440,60 6,20
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 135.811,93 1,18 153.383,51 1,20 177.605,81 1,24 198.491,67 1,25 216.787,90 1,26
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 233.760,10 2,03 263.968,40 2,07 306.770,34 2,14 330.543,19 2,09 371.910,68 2,16
Produk Domestik Regional Bruto 11.533.728,14 100 12.751.207,07 100 14.342.957,21 100 15.847.808,40 100 17.241.466,35 100
Sumber: BPS Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 26


2. Laju pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menghitung
kinerja perekonomian pada suatu tahun fiskal dengan
menggunakan rumusan pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara
cenderung dinamis dalam kurun waktu tahun 2012-2016. Pada
tahun 2016, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara
tercatat sebesar 5,41%, mengalami penurunan bila dibandingkan
tahun 2015 sebesar 5,47%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Banjarnegara berada di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah
sebesar 5,28% di tahun 2016.
Data perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, dan nasional selengkapnya
dapat dilihat pada gambar berikut:

Kab. Banjarnegara Prov. Jawa Tengah Nasional

6,03 5,56 5,01 4,88 5,02

5,34 5,11 5,27 5,47 5,28

5,23 5,44 5,31 5,47 5,41

2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS Kabupaten Banjarnegara

Gambar 2.3. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi


Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
dan Nasional Tahun 2012-2016
Pertumbuhan lapangan usaha di dalam struktur
perekonomian Kabupaten Banjarnegara secara rata-rata paling
besar disumbang oleh kategori informasi dan komunikasi serta
jasa pendidikan. Sedangkan lapangan usaha yang secara rata-
rata tumbuh paling kecil adalah lapangan usaha kategori
pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang serta
pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Data rata-rata pertumbuhan lapangan usaha dalam PDRD
selama lima tahun terakhir disajikan dalam tabel berikut ini:

Gambaran Umum Kondisi Daerah 27


Tabel 2.9. Rata-rata Pertumbuhan Lapangan Usaha dalam
PDRB Tahun 2012-2016 atas Dasar Harga Berlaku
(Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2010
Kabupaten Banjarnegara
Rata-rata
Pertumbuhan
Kategori Lapangan Usaha
Hb Hk
% %
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8,08 2,36
B Pertambangan dan Penggalian 12,82 5,21
C Industri Pengolahan 13,06 7,75
D Pengadaan Listrik dan Gas 14,81 10,67
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 4,33 2,01
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 10,79 6,25
G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 8,96 5,86
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 10,87 7,88
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 11,01 6,77
Minum
J Informasi dan Komunikasi 9,07 10,92
K Jasa Keuangan dan Asuransi 11,43 6,06
L Real Estate 10,07 7,31
M,N Jasa Perusahaan 12,23 8,04
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 9,29 2,82
dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 16,97 10,87
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 14,25 8,98
R,S,T,U Jasa lainnya 10,45 6,18
Produk Domestik Regional Bruto 10,25 5,37
Sumber: BPS Kabupaten Banjarnegara (diolah)

3. Laju inflasi
Laju inflasi yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara
cenderung mengalami penurunan pada kurun waktu 2012-2016.
Inflasi yang terjadi pada kurun waktu tersebut, mengalami
kondisi tertinggi pada tahun 2013 dan 2014 yang disebabkan
adanya kenaikan harga bahan bakar minyak. Pada tahun 2016
laju inflasi di Kabupaten Banjarnegara mengalami penurunan
menjadi sebesar 2,87%. Kenaikan harga terbesar disumbang oleh
kelompok komoditas kesehatan dan bahan makanan. Laju inflasi
bulanan memiliki pola yang hampir sama, terutama pada
kenaikan bulan Maret, Juni, Juli dan November. Pola tersebut
menunjukan bahwa kenaikan dan penurunan harga sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu musim dan tidak
seimbangnya antara permintaan dan penawaran suatu barang
(misalnya saat panen, menjelang hari raya, dan tahun ajaran
baru).

Gambaran Umum Kondisi Daerah 28


Perbandingan laju inflasi Kabupaten Banjarnegara,
Provinsi Jawa Tengah, dan Nasional dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.10. Laju Inflasi Kabupaten Banjarnegara
dibandingkan Jawa Tengah dan Nasional Tahun
2012-2016 (%)
Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016
Kabupaten Banjarnegara 4,55 8,35 7,78 2,97 2,87
Jawa Tengah 4,24 7,99 8,22 2,73 2,36
Nasional 4,30 8,38 8,36 3,35 3,02
Sumber: Indeks Harga Konsumen Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016 dan BPS
Provinsi Jawa Tengah

4. PDRB per kapita


PDRB perkapita penduduk Kabupaten Banjarnegara dapat
menggambarkan secara relatif tingkat kesejahteraan masyarakat.
Besarnya PDRB per kapita (ADHB) di Kabupaten Banjarnegara
dalam kurun lima tahun menunjukkan peningkatan dari sebesar
Rp. 10.589.798,46 pada tahun 2011 menjadi sebesar
Rp. 15.995.894,10 pada tahun 2015. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa perkembangan PDRB Perkapita di Kabupaten
Banjarnegara cukup baik. Besarnya PDRB per kapita (ADHK) di
Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp.
9.952.403,66 menjadi sebesar Rp. 12.262.427,80 pada tahun
2015.
Tabel 2.11. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2011-2015
PDRB per Kapita PDRB per Kapita
Tahun
(ADHB) (ADHK)
2011 10.589.798,46 9.952.403,66
2012 11.533.728,14 10.473.363,43
2013 12.751.207,07 11.043.083,01
2014 14.412.427,15 11.625.248,69
2015 15.995.894,10 12.262.427,80
Sumber : Pendapatan Regional Kabupaten Banjarnegara 2015

5. Persentase penduduk miskin


Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah
meningkatnya kesejahteraan masyarakat, yang berarti bahwa
menurun pula jumlah penduduk miskin. Pada tahun 2016
persentase penduduk miskin Kabupaten Banjarnegara sebesar
17,46%, turun bila dibandingkan tahun 2015 yang tercatat

Gambaran Umum Kondisi Daerah 29


sebesar 18,37%. Tingkat kemiskinan Kabupaten Banjarnegara
masih berada di atas rata-rata Jawa Tengah yang tercatat
13,27%. Jumlah penduduk miskin selama kurun waktu tahun
2012-2016 menunjukkan penurunan dari sebanyak 164.000 jiwa
menjadi 158.200 jiwa. Upaya penanggulangan kemiskinan
dilaksanakan melalui berbagai program pengentasan kemiskinan
baik yang bersumber dari anggaran pemerintah pusat, provinsi
maupun APBD Kabupaten Banjarnegara. Grafik perbandingan
persentase penduduk miskin disajikan dalam tabel berikut:

Kab. Banjarnegara Prov. Jawa Tengah

40
35 14,98 14,44 13,58
30 13,58 13,27
25
20 18,87 18,71 17,77 18,37 17,46
15
10
5
0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: BPS Kabupaten Banjarnegara


Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Persentase Penduduk
Miskin di Kabupaten Banjarnegara dengan Jawa
Tengah Tahun 2012-2016

Banjarnegara menduduki peringkat ketujuh sebagai


Kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi di
Provinsi Jawa Tengah. Secara umum, kabupaten di wilayah eks-
Karesidenan Banyumas merupakan penyumbang tertinggi angka
kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dengan rata-rata tingkat
kemiskinan sebesar 16,95%.
Posisi Kabupaten Banjarnegara bila dibandingkan dengan
kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah ditampilkan pada
tabel berikut ini:

Gambaran Umum Kondisi Daerah 30


20,53
19,86

19,47
18,98

18,54

17,58
17,46
17,23

14,46

14,38
14,12

14,10
13,91

13,57
13,33
13,12

12,90
12,67

12,49
12,09

11,65

11,60
11,37
11,04

10,88
10,10
9,07

8,79
8,35

8,20
7,99

7,92
7,65

5,24
4,85
BOYOLALI

BLORA

KUDUS
WONOSOBO
BANYUMAS

SUKOHARJO
WONOGIRI
KARANGANYAR

GROBOGAN
CILACAP

SRAGEN

DEMAK
REMBANG
PURWOREJO

SEMARANG

PEMALANG
BANJARNEGARA

PATI
KEBUMEN

JEPARA

KENDAL
BATANG

BREBES
KOTA MAGELANG

KOTA PEKALONGAN
MAGELANG
PURBALINGGA

PEKALONGAN
KLATEN

KOTA SEMARANG
TEMANGGUNG

KOTA TEGAL
TEGAL

KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.5. Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Banjarnegara dengan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016

6. Indeks Gini
Indeks Gini merupakan indikator yang menunjukkan
tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai
Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0
menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna,
atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama. Sedangkan,
Koefisien Gini bernilai 1 menunjukkan ketimpangan yang
sempurna, atau satu orang memiliki segalanya sementara orang-
orang lainnya tidak memiliki apa-apa. Dengan kata lain, Koefisien
Gini diupayakan agar mendekati 0 untuk menunjukkan adanya
pemerataan distribusi pendapatan antar penduduk.
Tingkat ketimpangan pendapatan di Kabupaten
Banjarnegara setiap tahunnya mengalami trend peningkatan. Ini
berarti bahwa masih terdapat kesenjangan pendapatan antar
penduduk yang cukup mencolok, digambarkan dengan angka
indeks gini pada tahun 2014 sebesar 0,34, cenderung meningkat
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2010 hanya
sebesar 0,26.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 31


0,38 0,38 0,39
0,4 0,34
0,39
0,3 0,36
0,33 0,34

0,2 0,26

0,1

0
2010 2011 2012 2013 2014

Banjarnegara Jawa Tengah

Sumber : Indikator Utama Sosial, Politik dan Keamanan Jawa Tengah, 2015
Gambar 2.6. Perbandingan Indeks Gini Kabupaten
Banjarnegara dengan Jawa Tengah dan Nasional
Tahun 2010-2014
7. Indeks Williamson
Dari hasil pengolahan Indeks Williamson PDRB, tingkat
disparitas antar kecamatan di Kabupaten Banjarnegara pada
tahun 2010-2014 cenderung stabil. Tingkat ketimpangan antar
kecamatan di Kabupaten Banjarnegara tergolong rendah atau
cenderung merata. Faktor yang mempengaruhi peningkatan
disparitas pendapatan antar kecamatan yaitu pertumbuhan
kecamatan yang berbeda. Indeks Williamson Kabupaten
Banjarnegara lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah, seperti
terlihat pada gambar berikut ini.
1,4
1,2 0,65 0,64 0,64 0,63 0,63
1
0,8
0,6
0,51 0,53 0,55 0,55 0,52
0,4
0,2
0
2010 2011 2012 2013 2014

Kab. Banjarnegara Prov. Jawa Tengah

Sumber: Pemerataan Pendapatan Kab. Banjarnegara 2014

Gambar 2.7. Perbandingan Indeks Williamson Kabupaten


Banjarnegara dan Jawa Tengah Tahun 2010-
2014

Gambaran Umum Kondisi Daerah 32


2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
1. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi indikator
penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun
kualitas hidup manusia (penduduk). IPM menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar : (1) Umur panjang dan
hidup sehat (a long and healthy life); (2) Pengetahuan (knowledge);
(3) Standar hidup layak (decent standard of living). Mulai tahun
2014 dengan metode perhitungan yang baru indikator pembentuk
IPM meliputi angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-
rata lama sekolah, dan pengeluaran perkapita disesuaikan.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2016 dengan metode
penghitungan yang baru terjadi trend peningkatan IPM dari
sebesar 62,29 pada tahun 2012 menjadi 65,52 pada tahun 2016,
seperti terlihat pada gambar berikut:
Tabel 2.12. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Banjarnegara, kabupaten se-eks
karesidenan Banyumas, Provinsi Jawa Tengah,
dan Nasional Tahun 2016
Angka Harapan Rata-rata Pengeluaran
Kabupaten/
Harapan Lama Lama Per Kapita IPM
Provinsi
Hidup Sekolah Sekolah Disesuaikan

Banjarnegara 73,69 11,40 6,26 8.400 65,52


Purbalingga 72,86 11,93 6,86 9.159 67,48
Banyumas 73,23 12,58 7,39 10.554 70,49
Cilacap 73,11 12,29 6,90 9.677 68,60
Jawa Tengah 74,02 12,45 7,15 10.153 69,98
Nasional 70,90 12,72 7,95 10.420 70,18
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Perkembangan kinerja indikator pembentuk IPM Kabupaten


Banjarnegara tergambarkan pada tabel berikut ini.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 33


Tabel 2.13. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012–2016
Indikator 2012 2012 2014 2015 2016
Angka Harapan Hidup (tahun) 73,25 73,34 73,39 73,59 73,69
Harapan Lama Sekolah (tahun) 10,22 10,53 10,70 11,39 11,40
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 5,85 5,86 5,90 6,17 6,26
Pengeluaran Riil Perkapita (ribu 7.570 7.654 7.684 7.930 8.400
rupiah)
IPM 62,29 62,84 63,15 64,73 65,52
Prov. Jateng 67,21 68,02 68,78 69,49 69,98
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Penjelasan masing-masing indikator pembentuk Indeks


Pembangunan Manusia diuraikan sebagai berikut:
a. Harapan lama sekolah
Angka harapan lama sekolah didefinisikan sebagai
lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap
bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan
peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk
untuk umur yang sama saat ini. Angka harapan lama sekolah
dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. Harapan
lama sekolah dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang
ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan.
Harapan lama sekolah di Kabupaten Banjarnegara pada
tahun 2012 adalah 10,22 tahun, mengalami peningkatan
hingga tahun 2016 menjadi tercatat sebesar 11,40 tahun.
Meskipun mengalami peningkatan, tetapi peningkatan ini
relatif tidak banyak. Angka harapan lama sekolah sebesar
11,40 berarti bahwa rata-rata masyarakat Kabupaten
Banjarnegara mempunyai harapan menempuh pendidikan
selama 11,40 tahun di masa yang akan datang atau setara
dengan kelas III SMA. Berikut ini disajikan perbandingan
harapan lama sekolah Kabupaten Banjarnegara dengan
kabupaten/kota di sekitarnya.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 34


14,50
14,98
14,70
13,79

13,64

13,55
13,19
13,05

12,88
12,85

12,83

12,77
12,68
12,61
12,58

12,44
12,43

12,30
12,29

12,28
12,26
12,15

12,15
12,14

12,06
12,03

12,01
11,93

11,92

11,92

11,87
11,67

11,51
11,40

11,37
BOYOLALI

BLORA

KUDUS
WONOSOBO
BANYUMAS

SUKOHARJO
WONOGIRI
KARANGANYAR

GROBOGAN
CILACAP

SRAGEN

DEMAK
REMBANG
PURWOREJO

SEMARANG

PEMALANG
BANJARNEGARA

PATI
KEBUMEN

JEPARA

KENDAL
BATANG

BREBES
KOTA MAGELANG

KOTA PEKALONGAN
MAGELANG
PURBALINGGA

PEKALONGAN
KLATEN

KOTA SEMARANG
TEMANGGUNG

KOTA TEGAL
TEGAL

KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.8. Posisi Relatif Harapan Lama Sekolah Kabupaten
Banjarnegara dengan Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah Tahun 2016
b. Rata-rata lama sekolah
Indikator kesejahteraan penduduk yang juga
mempengaruhi angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Kabupaten Banjarnegara adalah indikator rata-rata lama
sekolah. Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah
tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke
atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang
pernah dijalani. Indikator rata-rata lama sekolah ini dihitung
dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat
pendidikan yang sedang dijalankan. Sampai dengan tahun
2016, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten
Banjarnegara sebesar 6,26. Rata-rata lama sekolah Kabupaten
Banjarnegara relatif rendah apabila dibandingkan dengan
kabupaten/kota lain di Jawa Tengah karena berbagai faktor.
Berikut ini disajikan perbandingan angka rata-rata lama
sekolah Kabupaten Banjarnegara dengan kabupaten/kota di
sekitarnya.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 35


10,49
10,37
10,29

9,82
8,58

8,49

8,29
8,28
8,22

7,85
7,66

7,48
7,46
7,40
7,39

7,32
7,17
7,05

6,93
6,90

6,87
6,86

6,83

6,65
6,62
6,57

6,56
6,55

6,54
6,42
6,26

6,18

6,17
6,12

6,05
BOYOLALI
WONOSOBO

BLORA

KUDUS
WONOGIRI
BANYUMAS

SUKOHARJO

KARANGANYAR

GROBOGAN
CILACAP

SRAGEN

DEMAK
BANJARNEGARA

REMBANG
PURWOREJO

SEMARANG

PEMALANG
PATI
KEBUMEN

JEPARA

KENDAL
BATANG

BREBES
MAGELANG

KOTA MAGELANG
PURBALINGGA

PEKALONGAN

KOTA PEKALONGAN
KOTA SEMARANG
KLATEN

TEMANGGUNG

TEGAL

KOTA TEGAL
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.9. Posisi Relatif Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Kabupaten Banjarnegara Dengan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016
c. Angka harapan hidup
Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup
rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola
mortalitas (kematian) menurut umur. Angka ini merupakan
angka yang menunjukkan perkiraan usia seseorang dihitung
sejak dilahirkan. Angka ini adalah angka pendekatan yang
menunjukan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama.
Angka Harapan Hidup digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk
pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Angka harapan hidup Kabupaten Banjarnegara
setiap tahunnya menunjukkan tren peningkatan, dari 73,25
tahun pada tahun 2012 menjadi 73,69 tahun pada tahun
2016.
Berikut ini disajikan perbandingan angka harapan
hidup Kabupaten Banjarnegara dengan kabupaten/kota di
sekitarnya.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 36


77,46

77,21
77,11

77,03
76,87
76,62
76,59

76,43
75,88

75,69
75,67

75,67

75,54
75,43

75,39
75,27

74,46
74,37

74,27

74,20

74,18
74,15
74,14

73,88
73,69

73,41
73,33
73,23
73,11

72,87

72,87
72,86

71,16

71,02
68,41
BOYOLALI
WONOSOBO

BLORA

KUDUS
WONOGIRI
BANYUMAS

SUKOHARJO

KARANGANYAR

GROBOGAN
CILACAP

SRAGEN

DEMAK
BANJARNEGARA

REMBANG
PURWOREJO

SEMARANG

PEMALANG
PATI
KEBUMEN

JEPARA

KENDAL
BATANG

BREBES
MAGELANG

KOTA MAGELANG
PURBALINGGA

PEKALONGAN

KOTA PEKALONGAN
KOTA SEMARANG
KLATEN

TEMANGGUNG

TEGAL

KOTA TEGAL
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.10. Posisi Relatif Angka Harapan Hidup Kabupaten
Banjarnegara dengan Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah Tahun 2016
d. Pengeluaran riil per kapita
Pengeluaran riil per kapita menunjukkan daya beli,
yaitu kemampuan masyarakat dalam membelanjakan
uangnya dalam bentuk barang maupun jasa. Pengeluaran riil
per kapita menggambarkan tingkat kesejahteraan yang
dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin
membaiknya ekonomi. Kemampuan daya beli antar daerah
berbeda-beda. Semakin rendahnya nilai daya beli suatu
masyarakat berkaitan erat dengan kondisi perekonomian pada
saat itu yang sedang memburuk yang berarti semakin rendah
kemampuan masyarakat membeli suatu barang atau jasa.
Pengeluaran riil perkapita Kabupaten Banjarnegara
menempati posisi ke-34 dari 35 kabupaten/kota di Jawa
Tengah, capaiannya masih di bawah rata-rata angka Jawa
tengah, seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 37


13.900
14.811
13.909
12.192

11.849
11.721
11.688
11.227

11.102

11.090
10.722

10.631
10.554

10.452

10.348
9.877

9.695
9.677

9.548
9.497

9.487

9.453

9.377

9.300
9.159

9.148
8.846

8.709
8.593
8.589

8.568
8.501
8.400
8.276

7.447
BOYOLALI
WONOSOBO

BLORA

KUDUS
WONOGIRI
BANYUMAS

SUKOHARJO

KARANGANYAR

GROBOGAN
CILACAP

SRAGEN

DEMAK
BANJARNEGARA

REMBANG
PURWOREJO

SEMARANG

PEMALANG
PATI
KEBUMEN

JEPARA

KENDAL
BATANG

BREBES
MAGELANG

KOTA MAGELANG
PURBALINGGA

PEKALONGAN

KOTA PEKALONGAN
KOTA SEMARANG
KLATEN

TEMANGGUNG

TEGAL

KOTA TEGAL
KOTA SURAKARTA
KOTA SALATIGA
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.11. Posisi Relatif Pengeluaran Riil Perkapita
Kabupaten Banjarnegara dengan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016
2. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf meningkat dari 99,30% pada tahun
2012 menjadi 99,76% pada tahun 2016. Dengan capaian
tersebut, tercatat hanya sekitar 0,24% penduduk Kabupaten
Banjarnegara yang masih buta huruf. Lambatnya penanganan
penduduk buta huruf ini disebabkan banyaknya penduduk buta
huruf yang sudah berusia lanjut, sehingga minat belajarnya
rendah.

99,76
99,67

99,51
99,42

99,3

2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara

Gambar 2.12. Angka Melek Huruf Kabupaten Banjarnegara


Tahun 2012-2016

Gambaran Umum Kondisi Daerah 38


3. Angka Partisipasi Kasar
Angka partisipasi kasar (APK) merupakan persentase siswa
yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dari
jumlah penduduk di usia tertentu. APK merupakan indikator
sederhana yang menunjukkan daya serap penduduk usia sekolah
di masing-masing jenjang pendidikan. Capaian APK SD/MI/Paket
A fluktuatif namun cenderung meningkat dari 93,80% pada tahun
2012 menjadi 104,22% pada 2016. Kecenderungan meningkat
juga ditunjukkan pada jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B
dari 82,01% pada tahun 2012 menjadi 97,97% pada tahun 2016.
Sedangkan pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C,
meski pada angka capaian terjadi peningkatan, namun APK
masih sangat rendah dengan rata-rata capaian hanya sebesar
68,71%. Angka capaian ini harus diakselerasi melalui
peningkatan akses pendidikan dan motivasi siswa dalam rangka
meningkatkan kapasitas SDM masyarakat.

SD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SMA/SMK/MA/Paket C

120
107,82 106,84 104,22
100 98,11 99,42 100,01 97,97
93,8 90,87
80 82,01

66,1
60 62,29 60,65
54,52
40

20

0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara

Gambar 2.13. Angka Partisipasi Kasar (%) Kabupaten


Banjarnegara Tahun 2012-2016
4. Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa
dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan
partisipasi sekolah penduduk usia sekolah tertentu di tingkat
pendidikan tertentu. APM merupakan indikator daya serap
pendidikan berdasarkan usia standar di setiap jenjang
pendidikan.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 39


Capaian APM SD/MI/Paket A meskipun berfluktuasi
namun cenderung meningkat dengan capaian rata-rata sebesar
81,92%. Pada jenjang SMP/MTs/Paket B, meski pada tahun 2016
mengalami penurunan, namun tren menunjukkan adanya
peningkatan. Sedangkan pada jenjang SMA/SMK/MA/Paket C,
capaian APM masih sangat rendah dengan capaian rata-rata
hanya sebesar 42,60%. Angka capaian ini harus diakselerasi
melalui peningkatan akses pendidikan, motivasi, dan ketepatan
orang tua siswa dalam memasukan anaknya ke setiap jenjang
pendidikan berdasarkan usia sekolahnya.

SD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SMA/SMK/MA/Paket C

100
93,64 93,27
90
84,57 84,66
80 80,77
70 71,52
65,84
63,96 64,1
60
56,54 56,89
50
40 39,53 40,3
34,41 34,82
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dindikpora Kab. Banjarnegara

Gambar 2.14. Angka Partisipasi Murni (%) Kabupaten


Banjarnegara Tahun 2012-2016
5. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah angka kematian seorang
perempuan selama kehamilannya sampai 42 hari setelah
pengakhiran kehamilan yang disebabkan oleh berbagai penyebab
yang berhubungan dengan kehamilan atau proses
penanganannya tetapi tidak karena kecelakaan. Secara empiris,
penyebab AKI meliputi keterlambatan dalam pengambilan
keputusan mengenai tempat persalinan, keterlambatan di dalam
perjalanan, dan keterlambatan dalam mendapatkan pertolongan
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi. Selain itu, kualitas
kesehatan ibu yang kurang baik sebelum ataupun selama hamil
juga menyebabkan terjadinya kehamilan dengan risiko tinggi yang
dapat memicu terjadinya kematian ibu.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 40


Capaian AKI cenderung menurun, yaitu sebesar 140,6 per
100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012 menjadi 120,3 per
100.000 Kelahiran Hidup. Meski begitu, penanganan dalam
rangka mengurangi AKI perlu ditingkatkan. Berbagai
permasalahan dalam penanganan AKI diantaranya yaitu
kemiskinan, infrastruktur jalan dan jembatan, dan akses
pelayanan kesehatan, terutama rumah sakit yang kurang merata.
160
140,6
140 123,6
116,6 120,3
120 107,6

100

80

60

40

20

0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinkes Kab. Banjarnegara

Gambar 2.15. Angka Kematian Ibu (per 100.000 Kelahiran


Hidup) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016
6. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
(usia 0-11 bulan) di suatu wilayah pada kurun waktu satu tahun
(bayi lahir mati tidak masuk dalam hitungan). Penyebab tingginya
AKB diantaranya yaitu: 1). kejadian kegawatan pada bayi sulit
diduga sebelumnya, sedangkan kemampuan pemberi pelayanan
di tingkat dasar terbatas, 2). masyarakat cenderung tidak
menganggap penting melakukan rujukan pada kasus kegawatan
bayi usia muda sehingga seringkali terjadi keterlambatan
penanganan, 3). tingginya angka kehamilan pada usia kurang
dari 20 tahun, sehingga mengakibatkan kelahiran bayi risiko
tinggi, dan 4). kualitas kesehatan ibu yang kurang baik sebelum
ataupun selama hamil, sehingga banyak bayi dengan BBLR juga
kelainan kongenetal dengan segala komplikasinya.
Capaian AKB cenderung menurun, yaitu sebesar 18,16 per
1000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012 menjadi 13,17 per 1000
Kelahiran Hidup. Peningkatkan deteksi dini bagi kehamilan risiko

Gambaran Umum Kondisi Daerah 41


tinggi menjadi salah satu kunci dalam menekan AKB. Selain itu,
kerja sama antara pelayanan kesehatan tingkat dasar dan
rujukan (terutama sarana prasrana rumah sakit dan jejaringnya),
peningkatan edukasi masyarakat, serta dukungan lintas program
dan lintas sektor perlu ditingkatkan dalam upaya penurunan
AKB.
20 18,16
18 16,5
16
13,32 13,17
14 12,6
12
10
8
6
4
2
0
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinkes Kab. Banjarnegara

Gambar 2.16. Angka Kematian Bayi (per 1000 Kelahiran


Hidup) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016

2.3. Aspek Pelayanan Umum


2.3.1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar
1. Pendidikan
Urusan Pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 mencakup sub urusan Manajemen Pendidikan
meliputi: (a). Pengelolaan pendidikan dasar (b). Pengelolaan
pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal. Sub urusan
kurikulum meliputi: penetapan kurikulum muatan lokal
pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan
nonformal. Sedangkan pada pendidikan dan tenaga kependidikan
meliputi: pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan dalam
daerah kabupaten/kota. Pada sub urusan perizinan pendidikan
memiliki beberapa kewenangan diantaranya yaitu: (a). Penerbitan
izin pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat. (b).
Penerbitan izin pendidikan anak usia dini dan pendidikan
nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat. Pada sub
urusan bahasa dan sastra memiliki kewenangan: pembinaan

Gambaran Umum Kondisi Daerah 42


bahasa dan sastra yang penuturnya dalam daerah
kabupaten/kota.
Aksesibilitas masyarakat pada layanan umum urusan
pendidikan masih menjadi kendala. Hal ini tampak pada
indikator capaian rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia
sekolah, angka partisipasi sekolah, APK PAUD, dan angka
melanjutkan sekolah yang masih rendah. Mutu pendidikan juga
masih perlu peningkatan, khususnya untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas laboratorium sekolah, penyediaan buku
sekolah yang layak, alat peraga edukatif, dan angka rata-rata
ujian nasional. Untuk menunjang mutu pendidikan, kualitas
tenaga pendidik perlu ditingkatkan, khususnya dalam rangka
meningkatkan kapabilitas guru. Capaian angka partisipasi
sekolah yang rendah antara lain dipengaruhi oleh kemiskinan
penduduk, keluarga yang memperbolehkan anak untuk bekerja di
usia dini, keadaan kesehatan dan gizi pada anak yang buruk,
sosialisasi tentang wajib bersekolah 12 tahun yang masih belum
maksimal, dan keadaan demografis dan geografis yang tidak
mendukung. Secara rinci kinerja pembangunan urusan
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.14. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pendidikan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Pendidikan dasar:
Angka partisipasi sekolah usia 7- % 90,45 96,78 104,21 107,06 99,67
12 tahun
Angka partisipasi sekolah usia % 74,17 77,43 92,48 87,62 94,75
13-15 tahun
Rasio ketersediaan % 62,81 67,18 74,21 63,55 73,02
sekolah/penduduk usia sekolah
Rasio guru/murid SD/MI 1;14 1:14 1:15 1:14 1:14
Rasio guru/murid SMP/MTs 1;14 1:16 1:16 1:16 1:16
Pendidikan menengah
Angka partisipasi sekolah 16-18 % 38,25 42,44 46,18 44,62 49,80
tahun
Rasio ketersediaan sekolah % 10,4 12,45 11,55 12,43 12,13
terhadap penduduk usia sekolah
Rasio guru terhadap murid 1:17 0,05 1:16 1:16 1:16
Fasilitas Pendidikan:
Sekolah pendidikan SD/MI % 66,41 92,19 93,64 94,07 94,50
kondisi bangunan baik
Sekolah pendidikan SMP/MTs % 81,81 96,31 94,63 97,73 95,90
kondisi bangunan baik
Sekolah pendidikan % 88,48 95,70 98,00 98,24 98,56
SMA/SMK/MA kondisi bangunan
baik
Tersedia satuan pendidikan % 100 100 100 100 100
dalam jarak yang terjangkau
dengan berjalan kaki yaitu

Gambaran Umum Kondisi Daerah 43


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
maksimal 3 (tiga) km untuk SD /
MI dan 6 (enam) km untuk
SMP/MTs dari kelompok
permukiman didaerah terpencil
Jumlah peserta didik dalam % 83,82 91,22 100 95,62 92,10
setiap rombongan belajar untuk
SD/MI tidak melebihi 32 (tiga
puluh dua) orang dan untuk
SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga
puluh enam) orang. Untuk setiap
rombongan belajar tersedia 1
(satu) ruang kelas yang
dilengkapi dengan meja dan kursi
yang cukup untuk peserta didik
dan guru, serta papan tulis.
Disetiap SMP dan MTs tersedia % 68,75 58,52 69,90 61,48 64,15
ruang laboratorium IPA yang
dilengkapi dengan meja dan kursi
yang cukup untuk 36 (tiga puluh
enam) peserta didik dan minimal
satu set peralatan praktek IPA
untuk demonstrasi dan
eksperimen peserta didik
Disetiap SD/MI dan SMP/MTs % 90,26 84,48 82,48 84,51 80,10
tersedia satu ruang guru yang
dilengkapi kursi untuk setiap
orang guru, kepala sekolah dan
staf kependidikan lainnya dan
disetiap SMP/MTs tersedia ruang
kepala sekolah yang terpisah dari
ruang guru.
Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) % 88,59 96,05 93,40 95,04 100
orang guru untuk setiap 32 (tiga
puluh dua) peserta didik dan 6
(enam) orang guru untuk setiap
satuan pendidikan , dan untuk
daerah khusus 4 (empat) orang
guru setiap satuan pendidikan.
Disetiap SMP/MTs tersedia 1 % 85,18 98,13 97,74 99,26 96,61
(satu) orang guru untuk setiap
mata pelajaran, dan untuk
daerah khusus tersedia 1 (satu)
orang guru untuk setiap rumpun
mata pelajaran
Kunjungan pengawas kesatuan % 36,77 74,94 85,23 88,99 90,05
pendidikan dilakukan minimal
satu kali setiap bulan dan setiap
kunjungan dilakukan selama 3
(tiga) jam untuk melakukan
supervise dan pembinaan
Setiap SD/MI menyediakan buku % 74,36 29,33 30,86 85,93 86,35
teks yang sudah ditetapkan
kelayakannya oleh pemerintah
mencakup mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika,
IPA dan IPS dengan perbandingan
satu set untuk setiap peserta
didik.
Setiap SMP/MTs menyediakan % 67,28 19,94 17,29 70,37 72,14
buku teks yang sudah ditetapkan
kelayakannya oleh Pemerintah
mencakup semua mata pelajaran
dengan perbandingan satu set
untuk setiap peserta didik.
Setiap SD/MI menyediakan satu % 100 100 40,16 74,47 79,37
set peraga IPA dan bahan yang
terdiri dari model kerangka
manusia, model tubuh manusia,
bola dunia (globe), contoh

Gambaran Umum Kondisi Daerah 44


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
peralatan optik, kit IPA untuk
eksperimen dasar, dan
poster/carta.
Setiap SD/MI memiliki minimal % 54,30 66,52 75,76 84,71 88,64
100 (seratus) judul buku
pengayaan dan 10 (sepuluh)
judul buku referensi, dan setiap
SMP/MTS memiliki 200 (dua
ratus) judul buku pengayaan dan
20 (dua puluh) judul buku
referensi.
Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua) % 51,25 73,32 89,28 100 100
orang guru yang memenuhi
kualifikasi akademik S-1 atau D-
IV dan 2 (dua) orang guru yang
telah memiliki sertifikasi
pendidik.
Disetiap SMP/MTs tersedia guru % 44,60 72,95 65,41 100 100
dengan kualifikasi akademik S-1
atau D-IV sebanyak 70% (tujuh
puluh per seratus) dan separuh
diantarnya 35% (tiga pulu lima
perseratus) dari keseluruhan
guru telah memiliki sertifikat
pendidik, untuk daerah khusus
masing-masing sebanyak 40%
(empat puluh per seratus) dan
20% (dua puluh perseratus)
Disetiap SMP/MTs tersedia guru % 18,61 30,97 36,84 70,37 100
dengan kualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik masing-masing
1 (satu) orang untuk mata
pelajaran Matematika , IPA,
Bahasa Indonesia ,dan Bahasa
Inggris
Disetiap SD/MI semua kepala % 68,67 71,44 89,28 98,82 100
SD/MI berkualifikasi akademik
S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik
Disetiap SMP/MTs semua kepala % 80,59 75,97 76,69 87,41 100
SMP/MTs berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan
telah memiliki sertifikat pendidik
Semua pengawas sekolah dan % 98,79 99,48 98,51 97,64 98,99
madrasah memiliki kualitas
akademik S-1 atau D-IV dan
telah memiliki sertifikat pendidik.
Seetiap guru tetap bekerja 37,5 % 11,77 24,61 31,98 72,58 75,00
(tiga puluh tujuh koma lima) jam
per minggu di satuan pendidikan,
termasuk merencanakan
pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing atau
melatih peserta didik, dan
melaksanakan tugas tambahan.
Setiap guru menerapkan Rencana % 35,27 58,95 65,89 100 100
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang disusun berdasarkan
silabus untuk setiap mata
pelajaran yang diampunya.
Setiap guru mengembangkan dan % 38,09 66,13 73,32 78,49 100
menerapkan program penilaian
untuk membantu meningkatkan
kemampuan belajar peserta
didik.
Kepala sekolah melakukan % 39,46 16,81 16,19 90,93 92,00
supervisi kelas dan memberikan

Gambaran Umum Kondisi Daerah 45


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
umpan balik kepada guru 4
(empat) kali dalam setiap
semester.
setiap guru menyampaikan % 82,62 93,57 96,33 100 100
laporan hasil evaluasi mata
pelajaran serta hasil penilaian
setiap peserta didik kepada
kepala sekolah pada akhir
semester dalam bentuk laporan
hasil prestasi belajar peserta
didik
Kepala Sekolah atau madrasah % 82,62 93,57 96,33 96,94 97,00
menyampaikan laporan hasil
Ulangan Akhir Semester (UAS)
dan Ulangan Kenaikan Kelas
(UKK) serta Ujian Akhir (US/UN)
kepada orang tua peserta didik
dan menyampaikan rekapitulasi
kepada Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga atau
Kantor Kementrian Agama
Angka Rata-rata UN
Angka rata-rata UN SD/MI % 6,92 7,07 6,99 7,28 7,76
Angka rata-rata UN SMP/MTs % 5,4 6,55 5,70 5,25 5,44
Angka rata-rata UN SMA/MA % 7,31 7,67 6,29 5,75 5,72
Angka rata-rata UN SMK % 7,94 7,57 7,33 6,71 6,23
Satuan pendidikan % 66,06 77,53 75,97 100 100
menyelenggarakan proses
pembelajaran 34 (tiga puluh
empat) minggu per tahun dengan
kegiatan tatap muka sebagai
berikut:
Kelas I-II : 18 (delapan belas) jam
per minggu;
Kelas III :24 (dua puluh empat)
jam per minggu;
Kelas IV-VI: 27 (dua puluh tujuh )
per minggu;
Kelas VII-IX: 27 (dua puluh tujuh)
per minggu;
Satuan pendidikan menerapkan % 76,37 92,57 94,40 100 100
KTSP sesuai ketentuan yang
berlaku.
setiap satuan pendidikan % 81,46 88,49 90,84 93,07 100
menerapkan prinsip-prinsip
Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS)
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD):
APK Pendidikan Anak Usia Dini % 70,29 70,41 65,67 69,79 69,85
(PAUD)
Angka Putus Sekolah:
Angka Putus Sekolah (APS) % 0,32 0,24 0,14 0,11 0,11
SD/MI
Angka Putus Sekolah (APS) % 0,43 1,23 0,87 0,90 0,38
SMP/MTs
Angka Putus Sekolah (APS) % 0,81 1,49 1,50 1,01 0,55
SMA/SMK/MA
Angka Kelulusan:
Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 99,11 99,89 99,89 99,95 99,99
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 98,66 99,76 99,97 100 100
Angka Kelulusan (AL) % 99,25 99,97 100 100 100
SMA/SMK/MA
Angka Melanjutkan
Angka Melanjutkan (AM) dari % 92,77 94,94 87,10 93,63 92,10
SD/MI ke SMP/MTs
Angka Melanjutkan (AM) dari % 69,06 74,84 75,82 76,63 77,27
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

Gambaran Umum Kondisi Daerah 46


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Kualifikasi Guru
Guru SD yang memenuhi % 67,00 77,40 82,63 86,04 90,11
kualifikasi S1/D-IV
Guru SMP yang memenuhi % 92,71 95,34 96,58 96,89 98,10
kualifikasi S1/D-IV
Guru SMA yang memenuhi % 97,06 98,52 98,38 98,20 99,02
kualifikasi S1/D-IV
Guru SMK yang memenuhi % 95,88 94,69 96,53 92,25 99,50
kualifikasi S1/D-IV
Sumber : Dindikpora Kab. Banjarnegara

2. Kesehatan
Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan pada Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub urusan upaya
kesehatan meliputi: (a). Pengelolaan UKP daerah kabupaten/ kota
dan rujukan tingkat daerah kabupaten/kota. (b). Pengelolaan
UKM daerah kabupaten/kota dan rujukan tingkat daerah
kabupaten/kota. (c). Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D
dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat daerah
kabupaten/kota. Pada sub urusan Sumber Daya Manusia (SDM)
kesehatan memiliki beberapa kewenangan diantaranya: (a).
penerbitan izin praktik dan izin kerja tenaga kesehatan, (b).
perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan
UKP daerah kabupaten/kota. Sedangkan pada bagian sub urusan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan minuman
meliputi: (a). penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat
kesehatan dan optikal, (b). Penerbitan izin usaha mikro obat
tradisional (UMOT), (c). Penerbitan sertifikat produksi alat
kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan PKRT kelas 1 (satu) tertentu
perusahaan rumah tangga, (d). penerbitan izin produksi makanan
dan minuman pada industri rumah tangga, (e). pengawasan post-
market produk makanan minuman industri rumah tangga. Sub
urusan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan memiliki
kewenangan: pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
melalui tokoh kabupaten/kota, kelompok masyarakat, organisasi
swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat kabupaten/kota.
Aksesibilitas masyarakat pada layanan kesehatan menjadi
perhatian utama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara,
khususnya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Meski begitu, aksesibilitas masyarakat pada layanan

Gambaran Umum Kondisi Daerah 47


kesehatan masih perlu ditingkatkan, hal ini antara lain
ditunjukkan oleh pencapaian beberapa indikator seperti
persentase balita gizi buruk, rasio sarana kesehatan (posyandu,
puskesmas, poliklinik, pustu, dan rumah sakit), rasio dokter,
rasio tenaga paramedis, dan kelengkapan jenis pelayanan
spesialis baru mencapai 13 jenis. Selain masalah aksesibilitas,
kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa indikator dalam pencapaiannya
terkendala oleh perilaku masyarakat, seperti kasus TB yang
terkendala oleh kesadaran penderita untuk memeriksakan belum
maksimal (malu), cakupan bayi yang mendapat kapsul vitamin A
yang terkendala oleh adanya bayi yang tidak datang di
penimbangan, serta persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif
yang terkendala oleh budaya masyarakat yang sudah memberi
halusan pisang atau nasi kepada bayi.
Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan
kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.15. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kesehatan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Persentase balita gizi % 0,03 0,06 0,03 0,04 0,05
buruk (BB/TB)
Rasio posyandu per per 1000 20 20 20 27 20
satuan balita KH
Rasio puskesmas, per 1000 0,1 0,1 0,26 0,07 0,085
poliklinik, pustu per penduduk
satuan penduduk
Rasio Rumah Sakit per per 1000 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003
satuan penduduk penduduk
Rasio dokter per satuan per 1000 0,06 0,06 0,08 0,124 0,06
penduduk penduduk
Rasio tenaga paramedis per 1000 1,14 1,14 1,091 1,001 1,119
per satuan penduduk penduduk
Cakupan komplikasi % 100 100 100 99,78 100
kebidanan yang ditangani
Cakupan Neonatus % 83,6 98 100 100 100
dengan komplikasi yang
ditangani
Cakupan pertolongan % 94,92 98 98,2 90 96,8
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan Desa/ % 97,1 98,2 99,3 100 100
kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
Cakupan Balita Gizi % 100 100 100 100 100
Buruk mendapat
perawatan
Kesembuhan penderita % 90 86 90 75,5 65,6
TBC BTA Positif
Penderita malaria yang % 100 100 100 100 100
diobati

Gambaran Umum Kondisi Daerah 48


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah penderita malaria % 0,61 0,42 0,35 0,30 0,21
baru (API)
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita
penyakit
a, Acute Flacid Paralysis kasus 2 11 10 7 5
(AFP) rate per 100,000
penduduk <15 tahun
b, Penemuan penderita % 100 100 100 45 45
pneumonia balita
c, Penemuan pasien baru % 41,2 44 43 45 32,5
TB BTA (+)
d, Penderita DBD yang % 100 100 100 100 100
ditangani
e, Penemuan penderita % 100 100 100 45 85
diare
Cakupan pelayanan % 100 100 100 100 100
gawat darurat level 1 yang
harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di
Kabupaten
Cakupan pelayanan % 34,2 100 100 100 100
kesehatan dasar
masyarakat miskin
Cakupan pelayanan % 2,4 100 100 100 100
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
Cakupan kunjungan bayi % 100 98,3 98,7 100 97,6
Cakupan kunjungan Ibu % 88,4 86,5 88,3 85 88,3
hamil K4
Cakupan pelayanan nifas % 89,9 94 96,5 85 97
Cakupan pelayanan anak % 59,7 63,8 85,5 75 90,1
balita
Persentase cakupan balita % 100 100 100 100 100
dengan pneumonia yang
ditangani
Cakupan pemberian % 53,9 0 9,6 9,51 22,6
makanan pendamping
ASI pada anak usia 6 - 24
bulan keluarga miskin
Cakupan puskesmas % 175 175 175 175 175
Persentase cakupan rawat % 16,4 84,3 62 72,6 72,3
jalan
Persentase cakupan rawat % 1,54 1,18 1,44 1,9 1,7
inap
Cakupan Desa/ % 100 100 100 100 100
Kelurahan mengalami
KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi
< 24 jam
Cakupan Desa Siaga Aktif % 100 100 100 100 100
Persentase penduduk % 68 87 88 82 84
yang memiliki akses
terhadap air minum yang
berkualitas
Persentase kualitas air % 65 63.7 80 95 82
minum yang memenuhi
syarat
Persentase penduduk % 47 39,49 42,25 44 48,86
yang menggunakan
jamban sehat
Persentase penduduk % 58,8 61,51 42,81 44,97 48,7
tidak Buang air Besar
Sembarangan (BABS)
Persentase cakupan TTU % 67,5 66 70 72 76
yang memenuhi syarat
kesehatan
Persentase cakupan % 36,1 39,29 45 46 76

Gambaran Umum Kondisi Daerah 49


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
rumah yang memenuhi
syarat kesehatan
Persentase cakupan % 53 53 70 72 49
tempat pengolahan
makanan (TPM) yang
memenuhi syarat
kesehatan
Balita yang datang dan % 70,3 71 73,42 77,63 80,21
ditimbang
Balita yang naik berat % 71,8 73 71,99 70,73 72,75
badannya
Balita bawah garis merah % 1,4 1,13 1,01 0,56 0,35
Cakupan bayi (6-11 % 98,5 98,2 97,9 98,37 99,5
bulan) mendapat kapsul
vitamin A 1 kali per tahun
Cakupan anak balita % 97,7 98,98 98,29 98,5 98,8
mendapat kapsul vitamin
A 2 kali per tahun
Cakupan ibu nifas % 99,41 98 100 99,4 99,22
mendapat kapsul Vit A
Cakupan ibu hamil % 86,83 90 95 84,48 89,23
mendapat 90 tablet Fe
Persentase bayi yang % 61,05 61,50 62,17 73,42 59,35
mendapat ASI eksklusif
Persentase desa dengan % 82 84,89 88,41 95 88,65
garam beryodium baik
Cakupan Penjaringan % 93,6 94,9 95,19 95,8 94,56
kesehatan siswa SD dan
setingkat
Persentase Posyandu % 29,45 28 29,5 35,07 33,23
Purnama
Persentase Posyandu % 12,9 14 16,17 14,49 33,35
Mandiri
Cakupan Peserta KB Aktif % 70 78,52 82,7 72 83,45
BOR (Bed Occupancy % 71,04 72,32 72,22 79,79 71,67
Rate) / Pemanfaatan TT
rawat inap (%)
LOS (Average Length of Hari 3,6 3,93 4,25 3,2 4,3
Stay/Av LOS) / Rata-rata
hari perawatan pasien
(hari)
TOI ( Turn Over Interval) Hari 2,4 1,88 2,11 0,83 1,3
/ Rata-rata TT tidak
digunakan (hari)
BTO ( Bed Turn Over) / Kali 69,85 67 71,94 88,6 75,41
Frekuensi pemakaian TT
(kali)
Kelengkapan jenis % 62,5 91,66 75 81,25 87,5
pelayanan spesialis Jenis 10 11 12 13 14
(%/jenis)
Cakupan perempuan dan % 100 100 100 100 100
anak korban kekerasan
yang mendapat layanan
kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih di
puskesmas mampu
terlaksana KIP / A dan
PPT / PKT di Rumah
Sakit

Sumber : Dinkes dan RSUD Hj Anna Lasmanah Kab. Banjarnegara

3. Pekerjaan umum dan penataan ruang


Urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang di dalam undang-Undang nomor 23 Tahun 2014
mencakup beberapa sub urusan. Sub urusan Sumber Daya Air

Gambaran Umum Kondisi Daerah 50


(SDA) memiliki beberapa kewenangan diantaranya: (a).
Pengelolaan SDA dan bangunan pengaman pantai pada wilayah
sungai dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota, dan (b).
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1000 ha
dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota. Pada sub urusan Air
Minum, kewenangannya meliputi pengelolaan dan pengembangan
SPAM di daerah kabupaten/kota. Sub urusan persampahan
meliputi: Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan
dalam daerah kabupaten/kota. Sub urusan air limbah meliputi:
Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik
dalam daerah kabupaten/kota. Sub Urusan drainase memiliki
kewenangan diantaranya: pengelolaan dan pengembangan sistem
drainase yang terhubung langsung dengan sungai dalam daerah
kabupaten/kota. Sub urusan permukiman memiliki kewenangan:
penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di daerah
kabupaten/kota. Sub urusan bangunan gedung kewenangannya
adalah: penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah daerah
kabupaten/kota, termasuk pemberian Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan sertifikat laik fungsi bangunan gedung. Pada sub
urusan penataan bangunan dan lingkungannya memiliki
kewenangan penyelenggaraan penataan bangunan dan
lingkungannya di daerah kabupaten/kota. Sub urusan jalan
memiliki kewenangan penyelenggaraan jalan kabupaten/kota.
Pada sub urusan jasa konstruksi meliputi 4 kewenangan
diantaranya yaitu: a). penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil
konstruksi, b). penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi
cakupan daerah kabupaten/kota, c). penerbitan izin usaha jasa
konstruksi nasional (nonkecil dan kecil), dan d). pengawasan
tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa
konstruksi. Pada sub urusan Penataan Ruang memiliki
kewenangan dalam menyelenggarakan penataan ruang daerah
kabupaten/kota.
Ketersediaan dan kualitas infrastruktur merupakan
prasyarat meningkatkan akses perekonomian dan sosial.
Pencapaian indikator sasaran dalam urusan pekerjaan umum

Gambaran Umum Kondisi Daerah 51


dan penataan ruang masih belum optimal, hal ini diantaranya
ditunjukkan oleh capaian pada indikator panjang jalan
kabupaten dalam kondisi baik, panjang jalan yang memiliki
trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m),
rasio jaringan irigasi, tersedianya jalan yang menjamin pengguna
jalan berkendaraan dengan selamat, dan tersedianya jalan yang
menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan
nyaman. Tentunya perlu ada peningkatan kualitas jalan dan
penyediaan fasilitas pedestrian serta sarana keselamatan jalan
untuk menjamin kendaraan dan pengguna jalan dapat berjalan
dengan selamat dan nyaman.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan pekerjaan umum
bisa dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.16. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Panjang jalan kabupaten % 48,71 52,9 45,35 55,57 58,83
dalam kondisi baik (>40
km/jam)
Tersedianya jalan yang % 100 100 100 100 100
menghubungkan pusat-pusat
kegiatan dalam wilayah
Kabupaten
Tersedianya jalan yang % 108,05 108,05 108,05 108,05 108,05
memudahkan masyarakat
perindividu melakukan
perjalanan
Tersedianya jalan yang % 48,71 52,90 45,35 55,57 58,83
menjamin pengguna jalan
berkendaraan dengan selamat
Tersedianya jalan yang % 48,71 52,90 45,35 55,57 58,83
menjamin kendaraan dapat
berjalan dengan selamat dan
nyaman
Panjang jalan yang memiliki % 0,30 0,51 0,74 1,03 1,26
trotoar dan drainase / saluran
pembuangan air (minimal 1,5
m)
Tersedianya pedoman Harga % 100 100 100 100 100
Standar Bangunan Negara
(HSBGN) di Kabupaten
Tersedianya sistem jaringan % 20 30 50,43 50,43 50,43
drainase skala kawasan dan
skala kota sehingga tidak
terjadi genangan (lebih 30 cm,
selama 2 jam) dan tidak lebih
dari 2 kali setahun
Tersedianya air irigasi untuk % 88 110 111 83,74 106
pertanian rakyat pada sistem
irigasi yang sudah ada
Rasio Jaringan Irigasi % 22,04 12,59 13,17 13,25 15,58
Jaringan irigasi Kabupaten m 13.439 14.116 14.728 14.814 15.154
dalam kondisi baik
Sumber : DPUPR dan DPKP Kab. Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 52


4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, bahwa kewenangan urusan
Perumahan dan Permukiman untuk pemerintah kabupaten/ kota
mencakup sub urusan:
a. Perumahan, dengan kewenangan: penyediaan dan rehabilitasi
rumah korban bencana kabupaten/kota, fasilitasi penyediaan
rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program
pemerintah daerah kabupaten/kota, penerbitan izin
pembangunan dan pengembangan perumahan, dan
penerbitan sertifikat kepemilikan bangunan gedung (SKBG).
b. Kawasan permukiman, dengan kewenangan: penerbitan izin
pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
serta penataan dan peningkatan kualitas kawasan
permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha.
c. Perumahan dan kawasan permukiman kumuh, dengan
kewenangan: pencegahan perumahan dan kawasan
permukiman kumuh pada daerah kabupaten/kota.
d. Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) dengan
kewenangan: Penyelenggaraan PSU perumahan.
e. Sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi bidang
perumahan dan kawasan permukiman dengan kewenangan:
sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang
melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta
perencanaan prasarana, sarana dan utilitas umum PSU
tingkat kemampuan kecil.
Secara umum capaian indikator pada urusan perumahan
rakyat dan kawasan permukiman masih perlu ditingkatkan. Hal
ini khususnya tampak pada capaian indikator rasio rumah layak
huni, rumah tangga pengguna air bersih dan listrik, serta
berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan perumahan
rakyat dan kawasan permukiman bisa dilihat pada tabel berikut
ini.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 53


Tabel 2.17. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Persentase rumah tinggal % 45 45 45 45 59,45
bersanitasi
Rumah tangga pengguna air % 42,97 52,09 63,81 78,40 88,38
bersih
Rumah tangga pengguna listrik % 63 65 67 76,94 82,00
Rasio rumah layak huni % 76,71 76,71 74,61 77,49 77,49
Berkurangnya luasan % 11 22 11 2,5 10
permukiman kumuh di kawasan
perkotaan
Tersedianya air baku untuk % 74,26 75,92 74,26 117,70 117,70
memenuhi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari
Tersedianya akses air minum % 42,97 52,09 63,81 78,40 88,38
yang aman melalui Sistem
Penyediaan Air Minum dengan
jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok
minimal 60 liter/orang/hari
Sumber : DPKP Kab. Banjarnegara

5. Ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan kewenangan
ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat
merupakan urusan wajib pelayanan dasar. Upaya mewujudkan
ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat menjadi prasyarat bagi terselenggaranya tata
kehidupan masyarakat, aktivitas sosial ekonomi dan
pembangunan daerah.
Pembangunan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam
negeri ditujukan untuk mencapai sasaran: (1). meningkatnya
keamanan dan ketertiban lingkungan, (2). menurunnya jumlah
korban bencana, (3). meningkatnya kualitas penyelenggaraan
demokrasi; dan (4). meningkatnya pemahaman kebangsaan,
ajaran agama, serta norma-norma lainnya dalam kehidupan
bermasyarakat. Secara umum, capaian kinerja pada urusan ini
sudah cukup baik. Beberapa hal yang harus ditingkatkan adalah
layanan pada pemadaman kebakaran yang ditunjukan oleh
indikator cakupan pelayanan bencana kebakaran dan tingkat
waktu tanggap daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 54


Secara rinci kinerja pembangunan urusan ketenteraman,
ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat bisa dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.18. Capaian Kinerja Urusan Wajib Ketenteraman,
Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Kegiatan pembinaan terhadap 4 16 23 30 37
kegiatan
LSM, Ormas dan OKP
Kegiatan pembinaan politik 3 7 17 23 30
kegiatan
daerah
Persentase Bencana yang 100 75 100 100 100
%
tertangani dengan baik
Jumlah titik rawan bencana
yang telah dipantau dalam 100 100 100 100 100
%
rangka mengantisipasi
bencana
Persentase korban bencana
skala Kabupaten yang
% 27 41 100 100 100
dievakuasi dengan
menggunakan sarpras tanggap
darurat lengkap
Penegakan PERDA % 100 100 100 100 100
Cakupan patroli petugas Kali 3 3 3 3 3
Satpol PP (dalam 24 jam)
Tingkat penyelesaian % 100 100 100 100 92
pelanggaran K3 (ketertiban,
ketentraman, keindahan) di
Kabupaten
Petugas Perlindungan % 0,953 0,94 0,939 1,68 1,49
Masyarakat (Linmas) di
Kabupaten
Cakupan pelayanan bencana % 13 8,66 19 25 25
kebakaran
Tingkat waktu tanggap % 20 12,69 10,5 10,5 38,09
(response time rate) daerah
layanan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK)
Sumber : Satpol PP dan Kantor Kesbangpollinmas Kab. Banjarnegara

6. Sosial
Kewenangan Pemerintah kabupaten dalam urusan Sosial
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah meliputi: pemberdayaan sosial
KAT, penerbitan izin pengumpulan sumbangan dalam daerah
kabupaten/kota, pengembangan potensi sumber kesejahteraan
sosial daerah kabupaten/kota, pembinaan lembaga konsultasi
kesejahteraan keluarga (LK3) yang wilayah kegiatannya di daerah
kabupaten/kota, pemulangan warga negara migran korban tindak
kekerasan dari titik debarkasi di daerah kabupaten/kota untuk
dipulangkan ke desa/kelurahan asal, rehabilitasi sosial

Gambaran Umum Kondisi Daerah 55


bukan/tidak termasuk bekas korban penyalahgunaan NAPZA dan
orang dengan HIV/ AIDS yang tidak memerlukan rehabilitasi
pada panti, dan rehabilitasi anak yang berhadapan dengan
hukum, pemeliharaan anak-anak terlantar, pendataan dan
pengelolaan data fakir miskin cakupan daerah kabupaten/kota,
penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban
bencana kabupaten/kota; Penyelenggaraan pemberdayaan
masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana kabupaten/kota,
dan pemeliharaan taman makam pahlawan nasional kabupaten/
kota.
Pencapaian kinerja dalam urusan sosial masih perlu
ditingkatkan. Hal ini khususnya terlihat dari capaian pada
indikator persentase PMKS skala Kabupaten yang memperoleh
bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan
persentase PMKS skala Kabupaten yang menerima program
pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan sosial dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.19. Capaian Kinerja Urusan Wajib Sosial Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja RPJMD
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Sarana sosial seperti panti unit 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
asuhan, panti jompo dan panti
rehabilitasi
Persentase PMKS skala Kabupaten % 0,66 1,93 76,35 75,64 77,49
yang memperoleh Bantuan sosial
untuk pemenuhan kebutuhan
dasar
Persentase PMKS skala Kabupaten % 0,47 1,43 58,77 76,07 76,93
yang menerima program
pemberdayaan sosial melalui
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
atau kelompok sosial ekonomi
sejenis lainnya
Persentase Panti Sosial skala % 100 100 100 100 100
kabupaten yang menyediakan
sarpras pelayanan kesejahteraan
sosial
Persentase wahana kesejahteraan % 20,00 16,67 70,00 80,00 85,00
sosial berbasis masyarakat
(WKBSM) yang menyediakan
sarpras pelayanan kesejahteraan
sosial
Persentase penyandang cacat fisik % 0,49 0,91 88,90 90,67 96,03
dan mental serta lanjut usia tidak
potensial yang telah menerima

Gambaran Umum Kondisi Daerah 56


Pencapaian Kinerja RPJMD
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
jaminan sosial
Sumber : Dinsos Kab. Banjarnegara

2.3.2. Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar


1. Tenaga Kerja
Urusan tenaga kerja merupakan salah satu urusan wajib
yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar yang diamanatkan
oleh UU 23 Tahun 2014. Kewenangan pemerintah daerah terkait
dengan ketenagakerjaan antara lain terkait dengan pelatihan
tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, penempatan tenaga
kerja, hubungan tenaga kerja dan pengawasan industrial.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan tenaga kerja
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.20. Capaian Kinerja Urusan Wajib Tenaga Kerja
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio penduduk yang % 0,94 0,96 0,96 0,96 0,95
bekerja
Tingkat partisipasi % 73,78 79,47 73,61 75,20 72,61
angkatan kerja
Pencari kerja terdaftar % 25,68 43,30 59,41 66,06 62,13
yang ditempatkan
Tingkat pengangguran % 3,69 4,16 4,06 5,05 5,05
terbuka
Keselamatan dan % 20,35 100 100 100 100
perlindungan
Penyelesaian perselisihan % 100 100 100 100 100
buruh dan pengusaha
terhadap kebijakan
pemerintah daerah
Besaran pekerja/buruh % 40,00 45,13 62,43 56,53 67,88
yang menjadi peserta
program BPJS
Ketenagakerjaan
Besaran kasus yang % 100 100 100 100 100
diselesaikan dengan
perjanjian bersama
Besaran pemeriksaan % 18,46 17,57 78,95 50,00 50,00
perusahaan
Besaran pengujian % 44,14 55,63 56,25 68,57 71,43
peralatan di perusahaan
Besaran tenaga kerja yang % 40,82 51,28 65,93 78,43 81,36
mendapat pelatihan
berbasis kompetensi
Besaran tenaga kerja yang % 34,68 44,44 53,33 58,82 66,04
mendapat pelatihan
berbasis masyarakat
Besaran tenaga kerja yang % 37,38 42,76 49,08 76,50 66,67
mendapat pelatihan
kewirausahaan
Sumber : Disnakertrans Kab. Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 57


2. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Undang-undang 23 tahun 2014 tentang pemerintahan
daerah telah menetapkan kewenangan konkuren bagi pemerintah
daerah. Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak, memilki sub kewenangan yaitu:
a. Kualitas hidup perempuan yang kewenangannya meliputi: (a)
pelembagaan PUG pada lembaga pemerintah tingkat daerah
kabupaten/kota, (b) pemberdayaan perempuan bidang politik,
hukum, sosial dan ekonomi pada organisasi kemasyarakatan
tingkat daerah kabupaten/kota, dan (c) penguatan dan
pengembangan lembaga penyedia layanan pemberdayaan
perempuan tingkat daerah kabupaten/kota.
b. Perlindungan perempuan yang kewenangannya meliputi: (a)
pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang melibatkan
para pihak lingkup daerah kabupaten/kota, dan (b)
penyediaan layanan bagi perempuan korban kekerasan yang
memerlukan koordinasi tingkat daerah kabupaten/kota dan
penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan
perlindungan perempuan tingkat daerah kabupaten/kota.
c. Kualitas Keluarga yang kewenangannya meliputi: (a)
Peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan
gender (KG) dan hak anak tingkat daerah kabupaten/kota, (b)
penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan
peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan KG dan
hak anak yang wilayah kerjanya dalam Daerah
kabupaten/kota, dan (c) penyediaan layanan bagi keluarga
dalam mewujudkan KG dan hak anak yang wilayah.
d. Sistem data gender dan anak yang kewenangannya meliputi:
(a) pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data
gender dan anak dalam kelembagaan data di tingkat daerah
kabupaten/kota, (b) Pemenuhan Hak Anak (PHA), (c)
Pelembagaan PUG pada lembaga pemerintah, non pemerintah,
dan dunia usaha tingkat daerah kabupaten/kota, dan (d)
Penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan
peningkatan kualitas hidup anak tingkat daerah
kabupaten/kota.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 58


e. Perlindungan khusus anak yang kewenangannya meliputi: (a)
pencegahan kekerasan terhadap anak yang melibatkan para
pihak lingkup daerah kabupaten/kota (b) penyediaan layanan
bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus yang
memerlukan koordinasi tingkat daerah kabupaten/ kota, dan
(c) penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan
bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus tingkat
daerah kabupaten/kota.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2.21. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Indeks Pembangunan % 91,64 92,51 94,97 94,98 -
Gender
Indeks Pemberdayaan % 61,07 61,03 67,78 65,72 -
Gender
Prosentase partisipasi % - 2,22 2,32 2,38 2,31
perempuan di lembaga
pemerintah
Rasio KDRT % 0,00012 0,0025 0,0025 0,0024 0,0021
Penyelesaian pengaduan % 100 95,92 72,46 100 100
perlindungan perempuan
dan anak dari tindakan
kekerasan
Cakupan perempuan dan % 100 100 100 100 100
anak korban kekerasan
yang mendapat layanan
kesehatan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih di
Puskesmas mampu
terlaksana KIP/A dan
PPT/PKT di RS
Cakupan perempuan dan % 100 100 100 100 100
anak korban kekerasan
yang mendapatkan
penanganan pengaduan
oleh petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu
Cakupan layanan % 64 83,3 87,5 100 77
rehabilitasi sosial yang
diberikan oleh petugas
rehabilitasi sosial terlatih
bagi perempuan dan anak
korban kekerasan di dalam
unit pelayanan terpadu
Cakupan bimbingan rohani % 50 96 96 57,14 100
yang diberikan oleh petugas
bimbingan rohani terlatih
bagi perempuan dan anak
korban kekerasan di dalam

Gambaran Umum Kondisi Daerah 59


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
unit pelayanan terpadu
Cakupan penegakan % 100 100 100 35,29 100
hukum dan tingkat
penyidikan sampai dengan
putusan pengadilan atas
kasus-kasus kekerasan
yang mendapat pelayanan
bantuan hukum
Cakupan perempuan dan % 50 100 100 100 100
anak korban kekerasan
yang mendapatkan layanan
bantuan hukum
Cakupan layanan % 100 100 100 100 100
pemulangan bagi
perempuan dan anak
korban kekerasan
Cakupan pelayanan % 50 100 100 100 100
reintegrasi sosial bagi
perempuan dan anak
korban kekerasan
Sumber: DPPKBP3A Kab. Banjarnegara

3. Pangan
Amanat Undang-Undang 23 Tahun 2014 terkait dengan
urusan pangan kepada pemerintah kabupaten adalah: (a).
menyediakan sarpras dan infrastruktur pendukung ketahanan
pangan, (b). pengelolaan cadangan pangan, (c). stabilisasi
pasokan dan harga pangan utama, (d). penyusunan kerentanan
dan ketahanan pangan utama, (e). pengawasan terhadap pangan
segar, dan (f). penanganan terhadap daerah rawan pangan.
Adapun lingkup pengaturan sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan adalah:
1). perencanaan pangan, 2). ketersediaan pangan, 3).
keterjangkauan pangan, 4). konsumsi pangan dan gizi, 5).
keamanan pangan, 6). label dan iklan pangan, 7). pengawasan, 8).
sistem informasi pangan, 9). penelitian dan pengembangan
pangan, 10). kelembagaan pangan; 11). peran serta masyarakat,
dan 12). penyidikan.
Undang-undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
mengartikan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya
Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin
dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya

Gambaran Umum Kondisi Daerah 60


masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan.
Secara rinci kinerja urusan pembangunan ketahanan
pangan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.22. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pangan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Regulasi ketahanan pangan Ada Ada Ada Ada Ada
Ketersediaan pangan utama % 115,60 119,4 177,28 171,52 184,58
Pencapaian Skor Pola Pangan % 83,2 86,3 87,3 90,00 90,00
Harapan (PPH)
Ketersediaan energi dan % 70,00 90,5 92,00 95,90 96,00
protein per kapita
Ketersediaan informasi % 60,3 65,00 80,00 90,00 90,00
pasokan, harga dan akses
pangan di daerah
Penguatan cadangan pangan % 20,1 25,3 33,00 50,00 60,00
Stabilisasi harga dan pasokan % 60,1 65,00 85,00 90,00 90,00
pangan
Pengawasan dan pembinaan % 45,00 45,00 65,00 70,00 80,00
keamanan pangan
Penanganan kerawanan % 20,00 25,00 45,00 40,00 60,00
pangan
Sumber: DKP Kab. Banjarnegara

4. Pertanahan
Kewenangan urusan pertanahan kabupaten/kota sesuai
dengan amanat Keputusan Presiden No. 34 tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan yang meliputi 9 sub
bidang yaitu: (a). pemberian ijin lokasi, (b). penyelenggaraan
pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan, (c).
penyelesaian sengketa tanah garapan, (d). penyelesaian masalah
ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan, (e).
penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti
kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee, (f).
penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat, (g).
pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong, (h).
pemberian ijin membuka tanah, dan (i). perencanaan penggunaan
tanah wilayah kabupaten/kota. Dalam pelaksanaannya
kewenangan pemerintah Kabupaten Banjarnegara terkait
pelayanan pertanahan masih belum optimal, hal ini dikarenakan
kewenangan pelayanan pertanahan masih di lakukan oleh BPN.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 61


5. Lingkungan hidup
Kewenangan pemerintah daerah dalam bidang lingkungan
hidup berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
meliputi : Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RPPLH); Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan;
Pengelolaan Keanekaragaman Hayati; Pengelolaan limbah B3.;
Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan
yang izin lingkungan dan izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH) diterbitkan oleh Bupati dan usaha
dan/atau kegiatan yang lokasi dan/atau dampaknya di
Kabupaten Banjarnegara; Pengakuan keberadaan masyarakat
hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait
dengan PPLH; Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan lingkungan
hidup untuk Masyarakat; Penghargaan lingkungan hidup untuk
Masyarakat; Pengaduan lingkungan hidup; dan Pengelolaan
Persampahan.
Di Bidang Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian pencemaran air
dan udara; pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan
AMDAL, UKL-UPL dan dokumen lingkungan yang disusun oleh
pengusaha dan menyelesaikan aduan masyarakat yang berkaitan
dengan permasalahan lingkungan.
Pembangunan urusan lingkungan hidup mengarah pada
pencapaian sasaran terkendalinya kerusakan dan pencemaran
lingkungan hidup. Secara rinci kinerja pembangunan urusan
lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.23. Capaian Kinerja Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Persentase penanganan % 48,67 59,24 58,31 70 71,83
sampah
Tempat pembuangan % 0,0043 2,93 0,05 0,89 0,89
sampah (TPS) per satuan
penduduk
Cakupan lingkungan % 11,51 22 22 22 35,97
yang sehat dan aman
yang didukung dengan
prasarana sarana dan
utilitas umum (PSU)

Gambaran Umum Kondisi Daerah 62


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Tersedianya sistem air % 10 10 26,81 26,81 26,81
limbah setempat yang
memadai
Tersedianya sistem air % 5 5 5 5 5
limbah skala komunitas/
kawasan/ kota
Tersedianya fasilitas % 17,66 17,66 20,6 30,02 30
pengurangan sampah di
perkotaan
Tersedianya sistem % 48,75 80 48,75 30,02 30
penanganan sampah di
perkotaan
Cakupan penghijauan % 18 18 23 25 25
wilayah rawan longsor
dan sumber mata air
Pemantauan pencemaran % 100 100 100 100 100
status mutu air
Cakupan terhadap % 100 100 100 100 100
pengawasan amdal
Penegakan hukum % 35 0 40 100 100
lingkungan
Jumlah usaha dan/atau % 10 10 100 100 100
kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi
dan teknis pencegahan
pencemaran udara
Jumlah usaha dan/atau % 50 50 100 100 100
kegiatan sumber tidak
bergerak yang memenuhi
persyaratan administrasi
dan teknis pencemaran
udara pencegahan
Jumlah luasan lahan % 0 0 100 100 100
dan/atau tanah untuk
produksi biomassa yang
telah ditetapkan dan
diinformasikan status
kerusakannya
Jumlah pengaduan % 100 100 100 100 100
masyarakat akibat
adanya dugaan
pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan
hidup yang ditindak
lanjuti
Sumber: DLH dan DPUPR Kab. Banjarnegara

6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil


Urusan kependudukan dan catatan sipil meliputi empat
sub urusan yaitu sub urusan pendaftaran penduduk, pencatatan
sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, dan
profil kependudukan. Program ini diimplementasikan untuk
melayani penduduk dalam memperoleh KTP baik E-KTP maupun
KTP reguler, pelayanan penerbitan akta kelahiran, pelayanan
penerbitan akta kematian, pencatatan perkawinan non muslim,
dan pelayanan kartu keluarga.
Pembangunan urusan kependudukan ditunjukkan untuk
mencapai sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan

Gambaran Umum Kondisi Daerah 63


kependudukan dan catatan sipil. Secara rinci pencapaian
indikator urusan administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.24. Capaian Kinerja Urusan Wajib Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Kepemilikan KTP % 93,38 96,32 97,46 89,14 88,61
Cakupan penerbitan KTP % 75,27 82,78 97,46 89,14 88,61
berbasis NIK atau e-KTP
untuk yang pertama kali
Rasio bayi berakte % 99,98 85,60 82,18 65,85 70,75
kelahiran
Rasio pasangan berakte % 100 100 100 100 100
nikah
Kepemilikan akta % 69,68 83,66 85,77 86,31 87,47
kelahiran per 1000
penduduk
Ketersediaan database sudah sudah sudah sudah sudah
kependudukan skala
provinsi
Penerapan KTP Nasional sudah sudah sudah sudah sudah
berbasis NIK
Cakupan pelayanan % 100 178,88 144 99,54 102,43
penerbitan akte kelahiran
Sumber: Dindukcapil Kab. Banjarnegara

7. Pemberdayaan masyarakat dan desa


Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan
masyarakat desa adalah upaya mengembangkan kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat
Desa. Sementara kewenangan Pemerintah kabupaten dalam
urusan pemberdasaan masyarakat dan desa sebagaimana yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah meliputi penyelenggaraan penataan desa,
fasilitasi kerja sama antar- desa dalam 1 (satu) daerah
kabupaten/kota, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa, pemberdayaan lembaga
kemasyarakatan yang bergerak di bidang pemberdayaan desa dan
lembaga adat tingkat daerah kabupaten/kota dan pemberdayaan
masyarakat hukum adat yang masyarakat pelakunya hukum adat

Gambaran Umum Kondisi Daerah 64


yang sama dalam daerah kabupaten/kota, serta pemberdayaan
lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat tingkat desa.
Pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan upaya
yang strategis dalam mewujudkan keberhasilan pelaksanaan
pembangunan. Melalui pemberdayaan masyarakat desa
diharapkan dapat mewujudkan kemandirian dan keswadayaan
masyarakat dan desa. Kemandirian dicerminkan dari
meningkatnya kapasitas dan kualitas masyarakat dan desa dalam
tata kelola pembangunan di desa, meningkatnya kualitas
sumberdaya manusia juga diimbangi dengan meningkatnya
kapasitas dan kualitas kelembagaan-kelembagaan
kemasyarakatan di tingkat desa. Dengan meningkatnya kapasitas
dan kualitas SDM dan kelembagaan, maka keswadayaan
pembangunan di desa diharapkan semakin meningkat. Secara
rinci kinerja pembangunan urusan pemberdayaan masyarakat
dan desa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.25. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata jumlah kelompok binaan kelompok 54,65 66,00 68,12 68,2 68,3
PKK
PKK aktif % 100 100 100 100 100
Posyandu aktif % 100 100 100 100 100
Swadaya Masyarakat terhadap % 33 20 20 20 20
Program pemberdayaan masyarakat
Sumber: Dispermades Kab. Banjarnegara

8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana


Lingkup kewenangan urusan pengendalian penduduk dan
keluarga berencana yang diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah
meliputi pemetaan perkiraan pengendalian penduduk,
pelaksanaan KIE pengendalian penduduk baik yang bersifat
medis maupun kearifan lokal, distribusi peralatan dan
perlengkapan kontrasepsi, pendayagunaan PKB/PLKB, serta
pembinaan keluarga sejahtera.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan pengendalian
penduduk dan keluarga berencana dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 65


Tabel 2.26. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata jumlah anak orang 2,1 2,3 2,35 2,34 2,38
perkeluarga
Rasio Akseptor KB % 76,51 78,64 79,01 80,97 78,93
Jumlah peserta KB Aktif % 152.090 154.245 157.597 164.597 167.120
Cakupan sasaran % 2,81 3,34 3,06 3,16 3,77
pasangan usia subur
(PUS) yang isterinya
dibawah usia 20 tahun
Cakupan sasaran % 76,51 78,64 78,79 80,97 78,93
pasangan usia subur
menjadi Peserta KB aktif
Cakupan PUS yang ingin % 10,51 8,34 8,78 7,05 7,46
berKB tidak terpenuhi
(unmeet need)
Cakupan anggota Bina % 59,33 71,81 84,83 82,96 85,01
Keluarga Balita (BKB) ber
KB
Cakupan PUS pererta KB % 85,35 113,8 87,95 87,89 80,73
anggota usia peningkatan
pendapatan keluarga
sejahtera (UPPKS) yang
berKB mandiri
Ratio Penyuluh KB / 1:5 1:6 1:5 1:6 1:6
Petugas Lapangan KB 1
PKB/PLKB Desa (PPKBD)
setiap desa/kelurahan 2
PPKBD
Ratio Petugas Pembantu % 100 100 100 100 100
Pembina KB Desa (PPKBD)
setiap Desa/ kelurahan 1
PPKBD
Cakupan penyedia alat % 62,48 66,6 100 100 100
dan obat kontrasepsi
untuk memenuhi
permintaan masyarakat.
Cakupan penyediaan % 33,3 66,6 100 100 100
informasi Data Mikro
Keluarga di setiap Desa
Sumber: DPPKBP3A Kab. Banjarnegara

9. Perhubungan
Ketersediaan sarana dan prasarana dasar perhubungan
seperti terminal ataupun pelabuhan menjadi hal yang sangat
penting bagi penyelenggaran perhubungan. Terminal menjadi
prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan
dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah
satu wujud simpul jaringan transportasi (Kepmenhub 35/2003).
Pembangunan urusan perhubungan diarahkan untuk mencapai
sasaran Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana perhubungan.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 66


Secara rinci kinerja urusan perhubungan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2.27. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perhubungan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio panjang jalan per % 0,45 0,47 0,45 0,42 0,42
jumlah kendaraan
Jumlah orang/ barang yang Orang 856.481 864.902 821.606 796.506 816.300
terangkut angkutan umum
per tahun
Rasio ijin trayek angka 0 0,00 0,0038 0,00041 0,00041
Jumlah uji kir angkutan Unit 1.086 1.094 1.160 954 934
umum
Jumlah Terminal Bis unit 7 7 7 6 6
Angkutan darat 0 0,06 0,046 0,047 0,046
Kepemilikan KIR angkutan % 95 94,30 93,81 97,82 97,82
umum
Lama pengujian kelayakan menit 47 47,00 47 47 47
angkutan umum (KIR)
Biaya pengujian kelayakan Rp 44.000 44.000 44.000 48.000 48.000
angkutan umum
Pemasangan Rambu-rambu % 50 53,00 64,14 83,17 100
Sumber: Dinhub Kab. Banjarnegara

10. Komunikasi dan informatika


Kewenangan urusan komunikasi dan informatika sesuai
dengan undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub
urusan (1). penyelenggaraan, sumber daya, dan perangkat pos,
serta informatika, (2). informasi dan komunikasi publik meliputi:
pengelolaan informasi dan komunikasi publik pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan (3). sub urusan aplikasi informatika
meliputi: (a) Pengelolaan nama domain yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan sub domain di lingkup pemerintah daerah
kabupaten/kota, (b) pengelolaan e-government di lingkup
pemerintah daerah kabupaten/kota. Pada tahun 2016, terdapat
19 OPD yang sudah memiliki website. Dari 19 OPD yang sudah
memiliki website, terdapat 13 OPD yang selalu meng-update
website-nya.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan komunikasi dan
informatika dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.28. Capaian Kinerja Urusan Wajib Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah jaringan 7,13 7 8 8 8
komunikasi

Gambaran Umum Kondisi Daerah 67


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah surat kabar unit 7 7 7 7 7
nasional/lokal
Jumlah penyiaran unit 14 14 14 14 12
radio/TV lokal
Web site milik unit 12 12 12 17 19
pemerintah daerah
Pameran/expo kali 46 38 58 62
SIM yang digunakan Buah 12 12 12 14 18
OPD
Pelaksanaan desiminasi
pendistribusian
informasi nasional
melalui:
a, Media massa seperti kali 12 10 14 14 14
majalah , radio dan
televisi
b, Media baru seperti - Setiap Setiap Setiap Setiap
website hari hari hari hari
c, Media tradisional kali 4 4 2 2 2
seperti pertunjukan
rakyat
d, Media interpersonal kali 11 11 12 12 12
seperti sarasehan
ceramah / diskusi dan
loka karya
Cakupan pengembangan % 20 35 50 50 50
dan pemberdayaan
kelompok informasi
masyarakat di tingkat
kecamatan
Sumber: Dinkominfo Kab. Banjarnegara

11. Koperasi, usaha kecil, dan menengah


Kewenangan urusan koperasi, usaha kecil dan menengah
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup
sub urusan (1). badan hukum koperasi, (2). izin usaha simpan
pinjam, meliputi: (a) penerbitan izin usaha simpan pinjam untuk
koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah
kabupaten/kota, (b) penerbitan izin pembukaan kantor cabang,
cabang pembantu, dan kantor kas koperasi simpan pinjam untuk
koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah
kabupaten/kota, (3). pengawasan dan pemeriksaan meliputi: (a)
pemeriksaan dan pengawasan koperasi yang wilayah keanggotaan
dalam daerah kabupaten/kota, dan (b) Pemeriksaan dan
pengawasan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam
koperasi yang wilayah keanggotaan dalam daerah
kabupaten/kota, (4). penilaian kesehatan KSP/USP koperasi
meliputi: penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam/unit
simpan pinjam koperasi yang wilayah keanggotaan dalam daerah

Gambaran Umum Kondisi Daerah 68


kabupaten/kota, (5). pendidikan dan latihan perkoperasian,
meliputi: pendidikan dan latihan perkoperasian bagi koperasi
yang wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota, (6).
pemberdayaan dan perlindungan koperasi, meliputi:
pemberdayaan dan perlindungan koperasi yang keanggotaannya
dalam daerah kabupaten/kota, (7). pemberdayaan usaha
menengah, usaha kecil, dan usaha mikro (UMKM) meliputi:
pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan melalui pendataan,
kemitraan, kemudahan perijinan, penguatan kelembagaan dan
koordinasi dengan para pemangku kepentingan, dan (8).
pengembangan UMKM meliputi: pengembangan usaha mikro
dengan orientasi peningkatan skala usaha menjadi usaha kecil.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan koperasi dan UKM
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.29. Capaian Kinerja Urusan Wajib Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Usaha Mikro Unit 23.621 23.874 24.098 26.667 26.892
Kecil dan Menengah
Persentase koperasi aktif % 80,44 81,69 81,09 83,83 83,99
Persentase koperasi % 19,56 18,31 18,91 16,17 16,01
tidak aktif
Persentase koperasi % 13,64 18,29 22,73 24,29 25,71
sehat
Persentase koperasi % 0 0 0 0 1,43
tidak/kurang sehat
Sumber: Disperindagkop UKM

Berdasarkan data yang dihimpun, koperasi aktif


menunjukan tren peningkatan setiap tahunnya. Selain itu,
koperasi sehat juga menunjukkan tren peningkatan, meski belum
semua koperasi telah dilakukan asesmen perihal kesehatan
operasional maupun finansialnya. Berikut ini disajikan data
perihal koperasi aktif dan sehat.
Tabel 2.30. Data Jumlah Koperasi Aktif dan Sehat
Jumlah
Kriteria
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah koperasi 409 415 402 402 406
Koperasi yang aktif 329 339 326 337 341
Koperasi yang tidak aktif 80 76 76 65 65
Koperasi yang dinilai kesehatannya 22 82 66 70 70
Koperasi sehat 3 15 15 17 18
Koperasi cukup sehat 19 67 51 53 51
Koperasi tidak/kurang sehat - - - - 1
Sumber: Disperindagkop UKM

Gambaran Umum Kondisi Daerah 69


12. Penanaman modal
Kewenangan urusan penanaman modal sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub urusan
(1). pengembangan iklim penanaman modal, meliputi: (a)
Penetapan pemberian fasilitas/insentif di bidang penanaman
modal yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota, dan (b)
Pembuatan peta potensi investasi kabupaten/kota, (2). kerja
sama penanaman modal, (3). promosi penanaman modal,
meliputi: penyelenggaraan promosi penanaman modal yang
menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota, (4). pelayanan
penanaman modal, meliputi: pelayanan perizinan dan
nonperizinan secara terpadu 1 (satu) pintu di bidang penanaman
modal yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota, (5).
pengendalian pelaksanaan penanaman modal, meliputi:
pengendalian pelaksanaan penanaman modal yang menjadi
kewenangan daerah kabupaten/kota, (6). data dan sistem
informasi penanaman modal, meliputi: pengelolaan data dan
informasi perizinan dan nonperizinan yang terintegrasi pada
tingkat daerah kabupaten/kota. Jumlah investor berskala
nasional secara umum mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan kondisi tahun 2016, hal ini juga turut mempengaruhi
jumlah investasi berskala nasional yang pada tahun 2012
berjumlah 674,02 milyar rupiah menjadi hanya 261,40 milyar
rupiah. Daya serap tenaga kerja selama lima tahun terakhir rata-
rata sebesar 3.151 orang per tahun. Fluktuasi nilai realisasi
investasi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
ketidaksesuaian jenis usaha yang diajukan dengan tata ruang
dan sebagainya. Pada tahun 2016 terdapat 15 pengaju IUJK
dengan capaian 100%.
Secara rinci capaian kinerja pembangunan urusan
penanaman modal bisa dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.31. Capaian Kinerja Urusan Wajib Penanaman Modal
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Investor berskala Persh 627 641 330 379 457
nasional
Jumlah nilai Investasi milyar 674,02 485,49 485,49 333,69 261,40
berskala nasional rupiah
Daya serap tenaga kerja Orang 5.518 3.292 2.224 1.153 3.568

Gambaran Umum Kondisi Daerah 70


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Kenaikan/penurunan nilai milyar 236,7 11,57 48,35 38,04 (21,67)
realisasi PMDN rupiah
Penerbitan Izin Usaha Jasa % 100 100 100 100 100
Konstruksi (IUJK) dalam 10
hari kerja setelah
persyaratan lengkap
Sumber: DPMPTSP Kab. Banjarnegara

13. Kepemudaan dan olah raga


Kewenangan urusan kepemudaan dan olahraga sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub
urusan (1). Kepemudaan, meliputi: (a) penyadaran,
pemberdayaan, dan pengembangan pemuda dan kepemudaan
terhadap pemuda pelopor kabupaten/kota, wirausaha muda
pemula, dan pemuda kader kabupaten/kota, (b) pemberdayaan
dan pengembangan organisasi kepemudaan tingkat daerah
kabupaten/kota, (2). keolahragaan, meliputi (a) pembinaan dan
pengembangan olahraga pendidikan pada jenjang pendidikan
yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota, (b)
penyelenggaraan kejuaraan olahraga tingkat daerah
kabupaten/kota, (c) pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi tingkat daerah provinsi, (d) pembinaan dan
pengembangan organisasi olahraga tingkat daerah
kabupaten/kota, dan (e) pembinaan dan pengembangan olahraga
rekreasi, (3). kepramukaan, meliputi: pembinaan dan
pengembangan organisasi kepramukaan tingkat daerah
kabupaten/kota.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan kepemudaan dan
olahraga dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.32. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kepemudaan dan
Olah Raga Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah organisasi unit 24 24 24 24 25
pemuda
Jumlah organisasi unit 27 27 27 27 28
olahraga
Jumlah kegiatan kegiatan 7 7 7 7 12
kepemudaan
Jumlah kegiatan olahraga kegiatan 5 9 9 7 8
Gelanggang/balai remaja unit 4 4 4 4 4
(selain milik swasta)
Lapangan olahraga unit 46 118 118 118 515
Sumber Dindikpora Kab. Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 71


14. Statistik
Statistik menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997
tentang Statistik, adalah data yang diperoleh dengan cara
pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis serta sebagai
sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam
penyelenggaraan statistik. Dalam statistik, kegiatan yang
dilakukan adalah menyediakan, menyebarluaskan data,
mengembangkan ilmu statistik dan upaya berkembangnya sistem
statistik nasional. Kegiatan Statistik diarahkan untuk
mendukung pembangunan nasional, mengembangkan sistim
statistik nasional yang andal, efektif, dan efisien, meningkatkan
kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Urusan statistik sesuai dengan undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 mencakup sub urusan (1). statistik dasar, (2). statistik
sektoral meliputi: penyelenggaraan statistik sektoral di lingkup
daerah kabupaten/kota.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan Statistik dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.33. Capaian Kinerja Urusan Wajib Statistik
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Buku ”kabupaten dalam Dokumen 1 1 1 1 1
angka”
Buku ”PDRB kabupaten” Dokumen 1 1 1 1 1
Sumber : Baperlitbang Kab. Banjarnegara

15. Persandian
Kewenangan urusan persandian sesuai dengan undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub urusan persandian
untuk pengamanan informasi, dengan kewenangan: (a).
Penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi
pemerintah daerah kabupaten/kota, dan (b). penetapan pola
hubungan komunikasi sandi antar-perangkat daerah
kabupaten/kota. Pelaksanaan persandian di Kabupaten
Banjarnegara selama ini dilaksanakan secara rutin, dan tidak
ditemui kendala yang berarti. Namun demikian pengelolaan
persandian perlu ditingkatkan dengan dukungan dengan sarana
dan prasarana yang memadai.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 72


16. Kebudayaan
Kewenangan urusan kebudayaan sesuai dengan undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub urusan (1).
kebudayaan meliputi: (a) pengelolaan kebudayaan yang
masyarakat pelakunya dalam daerah kabupaten/kota, (b)
pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya dalam daerah
kabupaten/kota, dan (c) Pembinaan lembaga adat yang
penganutnya dalam Daerah kabupaten/kota, (2). perfilman
nasional, (3). kesenian tradisional, meliputi: pembinaan kesenian
yang masyarakat pelakunya dalam daerah kabupaten/kota, (4).
sejarah, meliputi: pembinaan sejarah lokal kabupaten/kota, (5).
cagar budaya, meliputi: (a). penetapan cagar budaya peringkat
kabupaten/kota, (b). pengelolaan cagar budaya peringkat
kabupaten/kota, dan (c) Penerbitan izin membawa cagar budaya
ke luar daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi,
(6). permuseuman, meliputi: pengelolaan museum
kabupaten/kota, dan (7). warisan budaya.
Secara rinci kinerja indikator urusan kebudayaan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.34. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kebudayaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Penyelenggaraan festival kali 66 79 75 80 118
seni dan budaya
Sarana penyelenggaraan per 10,000 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002
seni dan budaya penduduk
Benda, Situs dan Kawasan % 0,00 2,44 2,44 0,00 2,44
Cagar Budaya yang
dilestarikan
Sumber : Disparbud Kab. Banjarnegara

17. Perpustakaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, urusan bidang perpustakaan
mencakup pembinaan perpustakaan, dengan kewenangan:
pengelolaan perpustakaan tingkat daerah kabupaten/kota,
pembudayaan gemar membaca tingkat daerah kabupaten/kota,
pelestarian koleksi nasional dan naskah kuno, pelestarian naskah
kuno milik daerah kabupaten/kota, dan pengembangan koleksi
budaya etnis nusantara yang ditemukan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 73


Secara rinci kinerja pembangunan urusan perpustakaan
dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 2.35. Capaian Kinerja Urusan Wajib Perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Unit 1 1 1 1 1
perpustakaan
Jumlah pengunjung % 3,07 2,81 4,64 5,81 4,63
perpustakaan per
penduduk
Koleksi buku yang % 33,36 51,84 52,01 49,92 48,68
tersedia di
perpustakaan
daerah
Sumber: Disarpus Kab. Banjarnegara

18. Kearsipan
Kewenangan pemerintah daerah pada urusan kearsipan
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
adalah terkait dengan pengelolaan arsip, perlindungan dan
penyelamatan arsip, dan perizinan. Pengelolaan arsip meliputi
pengelolaan arsip dinamis dan arsip statis. Untuk perlindungan
dan penyelamatan arsip meliputi pemusnahan arsip yang
memiliki retensi di bawah 10 tahun, penyelamatan arsip pada
perangkat daerah, autentifikasi arsip statis dan arsip hasil alih
media. Terkait dengan perizinan, kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten adalah menerbitkan izin penggunaan arsip yang
bersifat tertutup yang disimpan di lembaga kearsipan daerah
kabupaten/kota.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan kearsipan dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Wajib Kearsipan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Pengelolaan arsip
% 3,57 5,36 5,36 5,36 17,68
secara baku
Peningkatan SDM
Kegiatan - 1 1 2 2
pengelola kearsipan
Sumber: Disarpus Kab. Banjarnegara

2.3.3. Urusan Pilihan


1. Kelautan dan perikanan
Kewenangan urusan kelautan dan perikanan sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub urusan

Gambaran Umum Kondisi Daerah 74


(1). perikanan tangkap, meliputi: (a) pemberdayaan nelayan kecil
dalam daerah kabupaten/kota, dan (b) Pengelolaan dan
penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan (2). perikanan
budidaya, meliputi: (a) penerbitan IUP di bidang pembudidayaan
ikan yang usahanya dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota, (b)
pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan, dan (c)
pengelolaan pembudidayaan ikan.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan kelautan dan
perikanan dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 2.37. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-
2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Produksi perikanan Ton 8.019,90 9.987,18 14.846,56 17.874,44 25.329,63
Konsumsi ikan kg/kap/ 11,58 13,81 13,84 17,74 17,74
thn
Cakupan bina kelompok % 9,65 19,87 54,20 16,70 25,86
pembudi daya ikan
Produksi perikanan Ton 1.039,07 1.320,10 1.320,10 1.250,00 1.201,80
kelompok pembudi daya
ikan tangkap
Sumber: Dintankan Kab. Banjarnegara

2. Pariwisata
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan daerah pada urusan
bidang pariwisata mencakup: (1). Destinasi Pariwisata, dengan
kewenangan: pengelolaan daya tarik wisata kabupaten/kota,
pengelolaan kawasan strategis pariwisata kabupaten/kota,
pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten/ kota, dan penetapan
tanda daftar usaha pariwisata kabupaten/ kota; (2). pemasaran
pariwisata, dengan kewenangan: pemasaran pariwisata dalam
dan luar negeri tentang daya tarik, destinasi dan kawasan
strategis pariwisata kabupaten/kota; (3). pengembangan ekonomi
kreatif melalui pemanfaatan dan perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual, dengan kewenangan: penyediaan prasarana (zona
kreatif/ruang kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi,
berpromosi dan berinteraksi bagi insan kreatif di daerah
kabupaten/kota; dan 4. pengembangan sumber daya pariwisata
dan ekonomi kreatif, dengan kewenangan: pelaksanaan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan
ekonomi kreatif tingkat dasar.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 75


Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2016 melonjak
hingga lebih dari dari 100% bila dibandingkan dengan angka
kunjungan wisatawan pada tahun 2012. Hal ini tidak terlepas
dari adanya pembenahan objek wisata dan infrastruktur
pendukungnya serta adanya pengelolaan even pariwisata yang
semakin baik. Jumlah pengunjung obyek wisata pada tahun 2012
sebanyak 473.702 orang, jumlah ini berfluktuatif namun
cenderung meningkat hingga mencapai angka 1.076.735 orang
wisatawan pada tahun 2016. Meningkatnya jumlah wisatawan
bergerak linier dengan meningkatnya jumlah pendapatan dari
sektor wisata dari Rp 3.516.846.400,- pada tahun 2012 menjadi
Rp 7.153.833.000,- pada tahun 2016. Secara rinci kinerja
pembangunan urusan pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.38. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Pariwisata
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
% 94,74 96,28 94,9 161 195,77
Kunjungan wisata
orang 473.702 480.827 474.517 884.091 1.076.735
% 128,12 122,53 153,68 118,81 110,22
Pendapatan sektor
Milyar 3,516 3,499 4,702 5,593 7,153
pariwisata
rupiah
Sumber : Disparbud Kab. Banjarnegara

Selain data capaian kinerja, pada tabel berikut ini disajikan


data jumlah obyek wisata serta sarana dan prasarana pendukung
pariwisata di Kabupaten Banjarnegara.
Tabel 2.39. Data Obyek Wisata di Kabupaten Banjarnegara
Nama Obyek Wisata Lokasi Jenis Wisata
Kawasan Wisata DT Dieng Kec. Batur Alam
TRMS Seruling Mas Kec. Banjarnegara Rekreasi
Waduk Mrica Kec. Bawang Air
Kolam Renang Anglir Mendung Desa Paweden Kec. Karangkobar Air
Kerajinan Keramik Kec. Purworejo Klampok Industri
Pemandian Air Panas Desa Gumelem Wetan Kec. Susukan Air
Pemandian Air Panas Desa Tempuran Kec. Wanayasa Air
Curug Pitu Desa Kemiri Kec. Sigaluh Alam
Curug Pletuk Desa Pesangkalan Kec. Pagedongan Alam
Curug Sikopel Kec. Pagentan Alam
Giri Tirta Kec. Pejawaran Alam
Arung Jeram Serayu Desa Singomerto Kec. Sigaluh Minat Khusus
Sumber : Disparbud Kab. Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 76


Tabel 2.40. Data Sarana dan Prasarana Pariwisata di
Kabupaten Banjarnegara
Sarana dan
Jumlah Keterangan
Prasarana
Hotel
 Hotel Melati 8 Buah Kamar: 220, tempat tidur: 440
 Hotel Bintang 1 Buah Kamar: 124, tempat tidur: 248
Home Stay 132 Buah Dieng Kulon, Kepakisan, Karang
Tengah
Rumah Makan Layak Wisata 37 Buah Kursi: 851 buah
Biro Perjalanan Wisata 14 Buah -
Kios Cindera mata :
 Keramik 20 Buah Klampok
 Batik Tulis 5 Buah Susukan
 Pusat oleh-oleh 4 Buah Dieng dan Banjarnegara
Gelanggang Renang 6 Buah Serulingmas, Anglir Mendung, Tirta
Teja, Surya Yudha Sport Center, Serayu
Park, D’Qiano hotspring water park
Padang Golf 1 Buah 9 hole
Sumber : Disparbud Kab. Banjarnegara

3. Pertanian
Kewenangan urusan pertanian sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2014 mencakup sub urusan sarana
pertanian, prasarana pertanian, kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner, pengendalian dan penanggulangan bencana
pertanian, dan perizinan usaha pertanian.
Secara rinci kinerja urusan pertanian dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.41. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Pertanian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Produktivitas padi atau
bahan pangan utama
lokal lainnya per hektar
- Produktivitas padi kw/ha 59,79 59,44 51,44 61,19 52,42
- Produktivitas Jagung kw/ha 43,28 49,01 55,76 51,25 41,41
- Produktivitas Kedelai kw/ha 11,41 11,52 10,14 7,81 11,84
Produktivitas Tanaman
Hortikultura
- Durian kg/ 62,10 88,99 34,46 159,00 60,17
pohon
- Salak kg/ 13,27 14,26 23,66 22,00 14,08
pohon
- Pisang kg/ 33,82 49,74 41,52 75,00 47,82
pohon
- Kentang kw/ha 147,64 142,81 152,00 155,77 170,96
Jumlah Populasi Ternak
- Sapi Ekor 37.977 32,899 34.863 28.934 31.394
- Sapi Perah Ekor 3.025 3,276 3.301 1.500 1.354
- Kambing Ekor 191.194 185,998 185.405 178.924 194.871
- Domba Ekor 111.909 102,305 104.220 68.005 65.909
Persentase Keberhasilan
Inseminasi Buatan
Perbandingan Jumlah % 74,93 70,56 79,61 42,53 72,7
Kelahiran dengan
Pemakaian Semen

Gambaran Umum Kondisi Daerah 77


Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Produktivitas
perkebunan
Kopi Robusta (ton/ha) ton/ha 0,47 0,47 0,46 0,46 0,77
Kopi Arabika (ton/ha) ton/ha 0,27 0,30 0,36 0,31 0,73
Kelapa Dalam (ton/ha) ton/ha 0,70 0,70 0,77 0,75 1,02
Kelapa Deres (ton/ha) ton/ha 7,18 8,29 7,47 6,6 6,74
Teh (ton/ha) ton/ha 1,13 1,20 1,01 1,1 1,38
Karet (ton/ha) ton/ha 0,20 0,36 0,31 0,31
Tebu (ton/ha) ton/ha 60,00 60,00 53,62 58,99 65,07
Sumber: Dintankan Kab. Banjarnegara

4. Perdagangan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, pembagian urusan bidang
perdagangan untuk Pemerintah Daerah adalah:
a) Perizinan dan pendaftaran perusahaan, dengan kewenangan:
penerbitan izin pengelolaan pasar rakyat, pusat perbelanjaan
dan izin usaha toko swalayan; penerbitan tanda daftar
gudang, dan Surat Keterangan Penyimpanan Barang (SKPB);
penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW);
penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan minuman
beralkohol golongan B dan C untuk pengecer dan penjual
langsung minum ditempat; pemeriksaan fasilitas penyimpanan
bahan berbahaya dan pengawasan distribusi, pengemasan dan
pelabelan bahan berbahaya di tingkat daerah kabupaten/kota;
rekomendasi penerbitan PKAPT dan pelaporan rekapitulasi
perdagangan kayu atau pulau; dan penerbitan surat
keterangan asal bagi daerah kabupaten/kota yang telah
ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal).
b) Sarana distribusi perdagangan, dengan kewenangan:
pembangunan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan,
serta pembinaan terhadap pengelola sarana distribusi
perdagangan masyarakat di wilayah kerjanya.
c) Stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang
penting, dengan kewenangan: menjamin ketersediaan barang
kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat daerah
kabupaten/kota; pemantauan harga dan stok barang
kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat pasar
kabupaten/kota; melakukan operasi pasar dalam rangka
stabilisasi harga pangan pokok yang dampaknya dalam daerah

Gambaran Umum Kondisi Daerah 78


kabupaten/kota; pengawasan pupuk dan pestisida tingkat
daerah kabupaten/kota dalam melakukan pelaksanaan
pengadaan, penyaluran dan penggunaan pupuk bersubsidi di
wilayah kerjanya.
d) Pengembangan ekspor, dengan kewenangan: penyelenggaraan
promosi dagang melalui pameran dagang nasional, pameran
dagang lokal dan misi dagang bagi produk ekspor unggulan
yang terdapat pada 1 (satu) daerah kabupaten/kota; dan
penyelenggaraan kampanye pencitraan produk ekspor skala
daerah provinsi (lintas Daerah kabupaten/kota).
e) Standardisasi dan perlindungan konsumen, dengan
kewenangan: pelaksanaan meteorologi legal berupa tera, tera
ulang dan pengawasan.
Secara rinci capaian kinerja pembangunan urusan
perdagangan bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.42. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Perdagangan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Ekspor Bersih Rp 50.783 60.638 60.401 65.267 62.577
Perdagangan 000.000
Cakupan bina kelompok 10.342 11.400 11.660 11.860 14.025
kelompok
pedagang/usaha
informal
Sumber : Disperindagkop UKM Kab. Banjarnegara

Berikut ini disajikan data jumlah pasar di Kabupaten


Banjarnegara pada tahun 2016
Tabel 2.43. Data Jumlah Pasar Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2016
Uraian Jumlah
Pasar tradisional 24 unit
Jumlah pasar tradisional yang dibina 24 unit
Pasar modern 72 unit
Sumber : Disperindagkop UKM Kab. Banjarnegara dan DPMPTSP Kab. Banjarnegara

5. Perindustrian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan urusan bidang
perindustrian mencakup: (1). perencanaan pembangunan
industri, dengan kewenangan: penetapan rencana pembangunan
industri kabupaten/kota, (2). perizinan, dengan kewenangan:
penerbitan IUI kecil dan IUI Menengah, penerbitan IPUI bagi

Gambaran Umum Kondisi Daerah 79


industri kecil dan menengah; dan penerbitan IUKI dan IPKI yang
lokasinya di daerah kabupaten/kota, dan (3). sistem informasi
industri nasional, dengan kewenangan penyampaian laporan
informasi industri untuk IUI kecil dan izin perluasannya; IUI
menengah dan izin perluasannya; dan IUKI dan IPKI yang
lokasinya di daerah kabupaten/kota.
Secara rinci kinerja urusan pembangunan urusan
perindustrian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.44. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Perindustrian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan Industri Unit 21.085 21.965 21.996 22.108 22.367
Cakupan bina kelompok Klp 8.446 9.460 10.688 13.555 13.870
pengrajin
Sumber : Disperindagkop UKM Kab. Banjarnegara

6. Transmigrasi
Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari
suatu daerah yang padat ke daerah yang kurang padat dalam
rangka mendukung pengembangan dan wilayah. Tujuan dari
transmigrasi dilihat dari kependudukan yaitu memeratakan
persebaran penduduk dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sementara itu dilhat dari sisi kewilayahan yaitu meningkatkan
produksi hasil pertanian dengan cara memperluas lahan
pertanian dan memperkuat keamanan dan keamanan nasional
dengan menyebarnya penduduk pada wilayah-wilayah terjauh
dalam satu negara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pembagian urusan
bidang transmigrasi untuk Pemerintah Daerah adalah sub
urusan: (1). perencanaan kawasan transmigrasi dengan lingkup
pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi di daerah
kabupaten/kota, (2). pembangunan kawasan transmigrasi dengan
lingkup penataan persebaran penduduk yang berasal dari 1 (satu)
Daerah kabupaten/kota, dan (3). pengembangan kawasan
transmigrasi dengan lingkup pengembangan satuan permukiman
pada tahap kemandirian.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan
ketransmigrasian dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 80


Tabel 2.45. Capaian Kinerja Urusan Pilihan Ketransmigrasian
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah transmigran yang KK 30 20 6 5 15
ditempatkan

Sumber : Disnakertrans Kab. Banjarnegara

2.3.4. Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan


1. Administrasi pemerintahan
Fungsi penunjang urusan administrasi pemerintahan
dilaksanakan dalam rangka penyusunan kebijakan dan
pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas
perangkat daerah serta pelayanan administratif. Hal tersebut
dilaksanakan melalui pengoordinasian penyusunan kebijakan
daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja
perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan daerah, pelayanan administratif dan pembinaan
aparatur sipil negara pada instansi daerah, serta fungsi
administratif lainnya.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan administrasi
pemerintahan dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 2.46. Capaian Kinerja Penunjang Administrasi
Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara Tahun
2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Sistim Informasi Manajemen Buah 12 12 12 12 12
Pemda
Jumlah clien yang terhubung Unit 95 105 105 105 144
dengan web Pemda
Indeks Kepuasan Layanan Ada Ada Ada Ada Ada
Masyarakat
Persentase ketepatan waktu % 96,40 96,40 98,18 98,18 98,18
SKPD dalam penyampaian
laporan kinerja (LAKIP dan
TAPKIN)
Sumber: Setda Kab. Banjarnegara

2. Pengawasan
Fungsi penunjang urusan pengawasan dilaksanakan dalam
rangka membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan oleh perangkat daerah. Hal tersebut dilaksanakan
melalui perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan

Gambaran Umum Kondisi Daerah 81


fasilitasi pengawasan, pelaksanaan pengawasan internal terhadap
kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lainnya, pelaksanaan pengawasan
untuk tujuan tertentu atas penugasan bupati, penyusunan
laporan hasil pengawasan, pelaksanaan administrasi inspektorat
kabupaten, pelaksanaan fungsi pengawasan lainnya.
Secara rinci kinerja pembangunan fungsi pengawasan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.47. Capaian Kinerja Penunjang Pengawasan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Prosentase penyelesaian % 94,68 95,39 95,71 95 98,58
TLHP Reguler Inspektorat
Kab Banjarnegara
Prosentase penyelesaian % 100 112,50 100 108,33 100
penanganan kasus
Prosentase Pelaksanaan % 99,69 89,10 98,32 98 98
Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan Inspektorat
Propinsi
Prosentase Pelaksanaan % 82,78 88,89 87,89 85,71 92,48
Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan BPKP
Prosentase Pelaksanaan % 98,10 99,03 96,64 97,46 97,46
Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan BPK
Persentase Jumlah SKPD % 0 10 41,79 71,64 100
yang ber-SPIP
Sumber: Inspektorat Kab. Banjarnegara

3. Perencanaan
Perencanaan pembangunan memiliki peranan yang penting
dalam proses penganggaran dan pelaksanaan pembangunan
daerah. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang harus disusun meliputi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk kurun
waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) untuk kurun waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) untuk kurun waktu 1 tahun.
Pendekatan yang digunakan mencakup pendekatan teknokratik,
politik, partisipatif, top-down & bottom-up.

Gambaran Umum Kondisi Daerah 82


Secara rinci pencapaian indikator fungsi perencanaan bisa
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.48. Capaian Kinerja Penunjang Perencanaan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Tersedianya dokumen Dok 1 1 1 1 1
perencanaan RPJPD yg telah
ditetapkan dgn PERDA
Tersedianya Dokumen Dok 1 1 1 1 1
Perencanaan : RPJMD yg
telah ditetapkan dgn PERDA
Tersedianya Dokumen Dok 1 2 2 2 2
Perencanaan : RKPD yg telah
ditetapkan dgn PERKADA
Penjabaran Program RPJMD Dok 100 100 100 100 100
ke dalam RKPD
Sumber: Baperlitbang Kab. Banjarnegara

4. Keuangan
Fungsi penunjang urusan keuangan dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan pengelolaan keuangan dan aset daerah. Hal
tersebut dilaksanakan melalui perumusan kebijakan keuangan
dan aset, pelaksanaan kebijakan keuangan dan aset,
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan keuangan dan aset,
pelaksanaan administrasi keuangan dan aset, serta pelaksanaan
fungsi keuangan lainnya.
Secara rinci pencapaian indikator fungsi keuangan bisa
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.49. Capaian Kinerja Penunjang Keuangan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Meningkatnya jumlah Rp 94,271 103,50 161,652 180,320 184,906
PAD Milyar
Rasio PAD terhadap % 7,90 7,73 11,52 10,66 10,30
pendapatan daerah
Tersusunnya pengelolaan Ya ya ya ya Ya
keuangan daerah yang
tepat waktu
Opini Laporan Keuangan WDP WTP WTP WTP WTP
Tersedianya laporan asset Ada Ada ada ada Ada
yg mendukung laporan
Neraca
Sumber: BPPKAD Kab. Banjarnegara

5. Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan


Pembangunan urusan penunjang kepegawaian serta
Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kapabilitas aparatur daerah. Hal tersebut
dilaksanakan melalui perumusan kebijakan mengenai

Gambaran Umum Kondisi Daerah 83


kepegawaian, pelaksanaan kebijakan mengenai kepegawaian,
pelaksanaan administrasi kepegawaian, serta pelaksanaan fungsi
pembinaan kepegawaian lainnya.
Secara rinci kinerja pembangunan urusan penunjang
kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.50. Capaian Kinerja Penunjang Kepegawaian serta
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio PNS Lulusan S1 % 51,54 53,47 57,54 59,8 60
Rasio PNS Lulusan S2/S3 % 2,61 2,75 2,87 2,8 2,8
Rasio pejabat struktural % 65,58 68,63 74,29 85,6 78
yang mengikuti diklatpim
Rasio penanganan % 84,61 64,61 55,81 76,19 64
pelanggaran disiplin
aparatur
Rasio PNS yang mengikuti % 9,66 11,15 13,12 18,4 26,60
diklat teknis
Sumber: BKD Kab. Banjarnegara

2.4. Aspek Daya Saing Daerah


Capaian kinerja pada aspek daya saing daerah secara rinci
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.51. Capaian Kinerja Aspek Daya Saing Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pencapaian Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Tukar Petani % 104,18 102,04 102,04 103,86 102,93
Pengeluaran riil per kapita Rp 000 7.570 7.654 7.684 7.930 8.400
Sumber: BPS Kab. Banjarnegara

Gambaran Umum Kondisi Daerah 84


BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2012-2016


3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi
pemerintahan akan terlaksana secara optimal apabila
penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan
pendanaan/sumber-sumber penerimaan yang cukup dengan
mengacu peraturan perundang-undangan.
Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan
untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan
daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.
Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam
suatu APBD, maka analisis pengelolaan keuangan daerah
menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah yang
berkaitan dengan pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah.
1. Pendapatan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pendapatan daerah
adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan
nilai kekayaan bersih. Pendapatan Daerah terdiri dari: (1)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan dan Lain – lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2)
Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus;
serta 3) Lain-lain pendapatan yang sah yang meliputi Hibah,
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

Gambaran Keuangan Daerah 85


Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan
Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
Pendapatan daerah menjadi sumber pendanaan utama
dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga upaya peningkatan
pendapatan khususnya pendapatan asli daerah menjadi prioritas
dalam rangka peningkatan kapasitas fiskal yang akan berbanding
lurus dengan keleluasaan ruang dalam pencapaian visi kepala
daerah. Dalam tahun 2012-2016 kebijakan pendapatan meliputi:
a. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui
optimalisasi sektor pajak daerah, retribusi daerah,
pendayagunaan aset daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
b. Melakukan upaya peningkatan dana perimbangan dari Dana
Alokasi Umum dan bagi hasil pajak, serta bukan pajak.
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta
sumberdaya manusia yang ada guna meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah.
d. Mengembangankan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
dengan memanfaatkan potensi daerah.
e. Meningkatkan kerjasama Pemerintah dan Swasta.
Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara dari
tahun 2012-2016 mengalami peningkatan dari sebesar 1.193
milyar rupiah menjadi sebesar 1.836 milyar rupiah.
Perkembangan pendapatan daerah selama tahun 2012-2016
dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 86


Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 3.1. Besarnya Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016
Dilihat dari masing-masing unsur pendapatan dalam APBD,
sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 seluruh unsur
pendapatan daerah menunjukkan peningkatan. PAD meningkat
dari sebesar 94 milyar menjadi 221 milyar; Dana Perimbangan
meningkat dari sebesar 795 milyar menjadi 1.264 milyar; Lain-
lain pendapatan yang sah meningkat dari sebesar 304 milyar
menjadi 351 milyar. Peningkatan PAD menunjukkan bahwa di
Kabupaten Banjarnegara ada upaya untuk meningkatkan
pendapatan yang berasal dari potensi daerah. Tidak tertutup
kemungkinan bahwa potensi tersebut masih bisa ditingkatkan
lagi di masa yang akan datang. Secara rinci perkembangan
besarnya masing-masing unsur pendapatan daerah dapat dilihat
pada grafik berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 87


Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 3.2. Besarnya Masing-Masing Unsur Pendapatan Tahun
2012-2016

Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah


Kabupaten Banjarnegara tahun 2012-2016 disajikan pada tabel
berikut ini.

Gambaran Keuangan Daerah 88


Tabel 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Rata-Rata
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan
(%)
I PENDAPATAN 1.193.098.804.187 1.278.214.546.549 1.403.398.262.639 1.693.503.657.927 1.836.015.079.137 11,50

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 94.271.467.989 97.487.398.933 161.652.537.773 180.561.068.549 221.048.387.512 25,84


A Pendapatan Pajak Daerah 13.613.379.687 14.130.087.658 33.766.018.838 38.507.263.101 41.588.878.900 41,20
Pajak Hotel 130.304.850 147.491.575 161.682.400 218.357.250 575.617.116 55,37
Pajak Restoran 910.388.039 1.125.044.588 1.259.461.560 1.834.508.771 2.677.577.519 31,79
Pajak Hiburan 31.015.536 83.788.300 164.398.000 235.204.800 316.196.240 85,97
Pajak Reklame 225.253.590 292.776.093 413.352.327 494.192.112 577.846.176 26,91
Pajak Penerangan Jalan 8.897.815.618 10.090.011.936 12.243.379.541 13.895.464.409 14.657.097.038 13,43
Pajak Parkir 14.359.700 34.471.600 54.129.800 100.691.000 125.962.700 77,05
Pajak Air Tanah 102.339.811 100.477.439 110.206.341 186.768.495 182.836.922 18,81
Pajak Sarang Burung Walet 9.050.000 3.454.000 2.300.000 2.550.000 3.450.000 (12,27)
Pajak Mineral Bukan Logam dan 1.095.495.626 807.459.752 984.572.673 1.321.710.849 1.786.432.689 16,26
Batuan
Pajak Perolehan Hak Atas Tanah 2.197.356.917 1.445.112.375 1.866.055.554 2.217.831.398 2.411.709.349 5,62
dan Bangunan (BPHTB)
Pajak Bumi dan Bangunan - - 16.506.480.642 17.999.984.017 18.274.153.151 5,29

B Hasil Retribusi Daerah 25.209.609.960 25.949.993.258 30.095.952.132 25.221.990.217 26.557.123.984 2


Retribusi Jasa Umum 18.422.497.812 19.145.024.084 22.070.733.160 16.091.674.764 16.272.283.386 (1,69)
Retribusi Jasa Usaha 6.182.055.612 5.947.099.666 7.252.611.106 7.919.832.585 9.223.758.308 10,95
Retribusi Perizinan Tertentu 605.056.536 857.869.508 772.607.866 1.210.482.868 1.061.082.290 19,04

C Hasil Pengelolaan Kekayaan 8.611.972.016 4.839.654.543 8.273.386.823 8.784.507.069 27.392.347.558 61,29


Daerah yang Dipisahkan
Bagian Laba Atas Penyertaan 8.611.972.016 4.839.654.543 8.273.386.823 8.784.507.069 27.392.347.558
Modal Pada Perusahaan Milik
Daerah/BUMD

D Lain-lain Pendapatan Asli 46.836.506.326 52.567.663.474 89.517.179.980 108.047.308.162 125.510.037.070 29,85


Daerah yang Sah

Gambaran Keuangan Daerah 89


Rata-Rata
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan
(%)
Hasil Penjualan Aset Daerah 755.910.000 150.285.000 477.393.000 953.599.665 2.255.233.100 93,45
yang Tidak Dipisahkan
Penerimaan Jasa Giro 8.008.420.948 9.050.487.838 11.752.257.291 8.867.195.830 8.201.730.715 2,70
Penerimaan Bunga Deposito 5.538.630.112 7.832.328.731 11.770.958.865 23.637.671.163 20.922.328.716 45,26
Tuntutan Ganti Kerugian 19.300.000 - 8.000.000 45.037.500 27.587.500 108,07
Daerah (TGR)
Pendapatan Denda 817.224.074 154.625.593 863.155.119 1.175.528.015 1.203.627.976 103,93
Keterlambatan Pelaksanaan
Pekerjaan
Pendapatan Denda Pajak - - 92.958.340 201.710.952 170.239.673 50,69
Pendapatan Denda Retribusi 229.255.400 893.970.500 610.582.000 419.540.770 73.040.224 36,09
Pendapatan Hasil Eksekusi Atas - - 537.541.650 1.731.315.000 217.943.500 67,33
Jaminan
Pendapatan Dari Pengembalian 2.645.214.114 1.519.094.174 1.235.286.518 1.779.778.004 718.683.814 (19,20)
Fasilitas Sosial dan Fasilitas 84.765.000 88.408.500 83.884.000 80.888.226 88.080.591 1,13
Umum
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 19.592.500 291.114.819 383.740.566 250.190.557 70.972.898 327,81
Likuidasi BUMD 38.625.000 370.745 19.361.783 - - 1.641,12
Penerimaan kelompok 11.392.138 - - - - (100)
masarakat/perorangan
Hasil Dari Pemanfaatan - - - - 866.423.807 #DIV/0!
Kekayaan Daerah
Pendapatan Denda Atas - - - 1.000.000 2.750.000 175,00
Pelanggaran PERDA
Pendapatan dari pihak ketiga - 9.765.400 398.731.440 350.974.375 807.626.561 126.343.013 1.004,22
PLTMH
Pendapatan Dana Kapitasi JKN - - 15.657.777.000 25.375.507.500 28.576.109.500 37,34
Pada FKTP
Penerimaan Badan Layanan 28.658.411.640 32.188.246.134 45.673.309.473 42.720.718.419 61.988.942.043 23,21
Umum Daerah (BLUD)

2 DANA PERIMBANGAN 794.742.431.657 879.697.277.639 915.782.706.561 1.023.677.501.207 1.264.069.069.612 12,51


A Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil 45.615.657.657 46.788.081.639 28.672.247.561 27.425.449.207 35.379.420.897 (2,87)
Bukan Pajak

Gambaran Keuangan Daerah 90


Rata-Rata
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan
(%)
Bagi Hasil Pajak 44.575.702.509 45.892.139.410 27.283.335.635 26.423.084.859 34.067.401.242 (2,95)
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber 1.039.955.148 895.942.229 1.388.911.926 1.002.364.348 1.312.019.655 11,06
Daya Alam

B Dana Alokasi Umum 681.395.924.000 763.426.566.000 826.044.419.000 862.810.552.000 976.642.965.000 9,47


Dana Alokasi Umum 681.395.924.000 763.426.566.000 826.044.419.000 862.810.552.000 976.642.965.000

C Dana Alokasi Khusus 67.730.850.000 69.482.630.000 61.066.040.000 133.441.500.000 252.046.683.715 49,47


Dana Alokasi Khusus 67.730.850.000 69.482.630.000 61.066.040.000 133.441.500.000 252.046.683.715

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN 304.084.904.541 301.029.869.977 325.963.018.305 489.265.088.171 350.897.622.013 7,27


DAERAH YANG SAH
A Pendapatan Hibah - - - 494.950.000 1.584.596.500 220,15
Pendapatan Hibah Dari - - - 404.000.000 1.584.596.500 292,23
Pemerintah
Pendapatan Hibah Dari - - - 90.950.000 - (100)
Badan/Lembaga/Organisasi
Swasta Dalam Negeri

B Dana Bagi Hasil Pajak Dari 41.348.952.791 45.919.891.242 62.150.613.000 90.807.648.727 87.805.222.513 22,3
Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Bagi Hasil Pajak Dari 41.348.952.791 45.919.891.242 62.150.613.000 90.807.648.727 87.805.222.513
Provinsi

C Dana Penyesuaian dan Otonomi 168.674.789.000 187.940.193.360 209.121.660.000 249.252.174.000 5.000.000.000 (14,03)
Khusus
Dana Penyesuaian 168.674.789.000 187.940.193.360 209.121.660.000 249.252.174.000 5.000.000.000

D Bantuan Keuangan Dari Provinsi 92.809.990.000 67.169.785.375 54.690.745.305 73.900.261.444 88.623.500.000 2,21
atau Pemerintah Daerah
Lainnya
Bantuan Keuangan Dari Provinsi 92.809.990.000 67.169.785.375 54.690.745.305 73.900.261.444 88.623.500.000

Gambaran Keuangan Daerah 91


Rata-Rata
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan
(%)
E BEC-TF 1.251.172.750 - - - - (100)
Basic Education Capacity -Trust 1.251.172.750 - - - -
Fund

F Dana Desa - - - 74.810.054.000 167.884.303.000 124,41


Dana Desa - - - 74.810.054.000 167.884.303.000
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 92


Proporsi Pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total
pendapatan di Kabupaten Banjarnegara cenderung meningkat
dari sebesar 7,90% pada tahun 2012 menjadi 12,04% pada tahun
2016. Untuk lain-lain pendapatan yang sah trennya cenderung
fluktuatif, pada tahun 2012 proporsinya terhadap total
pendapatan sebesar 25,49%, angka tersebut sempat turun pada
angka sekitar 23% selama tahun 2013 dan 2014. Namun pada
tahun 2015 meningkat kembali ke angka 28,89%. Tahun
selanjutnya proporsi tersebut turun ke angka 19,11%, sejalan
dengan dipindahnya dana sertifikasi guru ke pos Dana Alokasi
Khusus Non Fisik. Hal ini berpengaruh pada proporsi Dana
Perimbangan terhadap total pendapatan di tahun 2016 yang
menjadi sebesar 68,85%, padahal proporsi tersebut selama tahun
2012-2015 menunjukkan kecenderungan penurunan proporsi
dari sebesar 66,61% menjadi 60,45%. Secara rinci perkembangan
proporsi masing-masing unsur pendapatan selama tahun 2012-
2016 dapat dilihat pada grafik berikut.

Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara


Gambar 3.3. Proporsi Masing-Masing Unsur Pendapatan Terhadap
Total Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016

Pertumbuhan masing-masing unsur pendapatan di


Kabupaten Banjarnegara selama tahun 2012 hingga tahun 2016
menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Laju pertumbuhan
tahunan menggunakan metode penghitungan Compound Annual
Growth Rate (CAGR) untuk PAD di Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 93


sebesar 23,74%, sedangkan untuk dana perimbangan sebesar
12,30%, dan untuk lain-lain pendapatan yang sah sebesar 3,64%.

Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara


Gambar 3.4. Pertumbuhan Masing-Masing Unsur Pendapatan Tahun
2012-2016

Komponen Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: (1)


Pendapatan Pajak Daerah, (2) Pendapatan Retribusi Daerah, (3)
Pendapatan Hasil Pengeloaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan,
dan (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Hingga saat
ini PAD Kabupaten Banjarnegara sangat dipengaruhi oleh
komponen Lain-lain PAD yang sah. Proporsi Lain-lain PAD yang
sah meningkat dari sebesar 49,68% pada tahun 2012 menjadi
sebesar 56,78% dari PAD pada tahun 2016. Hal ini dipengaruhi
oleh perubahan status RSUD menjadi BLUD, sehingga
pendapatan yang awalnya masuk retribusi daerah berubah
menjadi lain-lain PAD yang sah. Selain itu, mulai tahun 2014
terdapat ada penambahan Pendapatan Dana Kapitasi JKN Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Sejak masuknya
Pajak Bumi dan Bangunan sebagai komponen Pendapatan
Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2014, pos Pendapatan Pajak
Daerah menjadi terbesar kedua setelah Lain-Lain PAD yang Sah
dalam menyumbangkan kontribusinya terhadap PAD.
Secara rinci proporsi masing-masing unsur PAD dapat dilihat
pada grafik berikut ini.

Gambaran Keuangan Daerah 94


Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 3.5. Proporsi Masing-Masing Unsur PAD Tahun 2012-2016

2. Belanja Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah adalah
kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran
dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,
merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Belanja daerah dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota
yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang
dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan. Belanja Daerah akan
mempunyai peran riil dalam peningkatan kualitas layanan publik
dan sekaligus menjadi stimulus bagi perekonomian daerah.
Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan
pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif. Belanja
daerah mengedepankan efisiensi anggaran, serta pemenuhan
terhadap hak-hak dasar masyarakat. Belanja daerah digunakan
untuk mewujudkan rencana program dan kegiatan prioritas
pembangunan daerah dengan pendekatan anggaran berbasis
kinerja secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan.

Gambaran Keuangan Daerah 95


Dalam kurun waktu tahun 2012-2016 kebijakan belanja
daerah di Kabupaten Banjarnegara meliputi :
1. Peningkatan proporsi belanja untuk penanganan isu strategis
dan komitmen nasional.
2. Peningkatan proporsi belanja langsung sebagai implementasi
kebijakan yang berdampak langsung pada masyarakat.
3. Belanja Langsung digunakan untuk membiayai program
kegiatan dalam urusan wajib dan pilihan.
4. Penguatan penyusunan anggaran dengan berbasis kinerja.
Besarnya belanja daerah di Kabupaten Banjarnegara lima
tahun terakhir mengalami peningkatan seiring dengan
peningkatan pendapatan daerah. Pada tahun 2012 besarnya
belanja daerah sebesar 928,71 milyar, pada tahun 2016 menjadi
sebesar 2.017,38 milyar rupiah. Perkembangan belanja daerah
dapat dilihat pada grafik berikut.

Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara


Gambar 3.6. Besarnya Belanja Daerah Tahun 2012-2016

Secara rinci perkembangan belanja daerah Kabupaten


Banjarnegara tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 96


Tabel 3.2. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Rata-Rata
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan
(%)

B BELANJA 1.111.145.362.420 1.175.474.028.855 1.349.769.030.982 1.612.219.383.363 2.017.382.964.152 16,30

1 BELANJA TIDAK 737.973.515.382 781.887.100.388 854.474.012.682 1.006.718.186.686 1.197.162.112.203 12,99


LANGSUNG
a Belanja Pegawai 659.051.815.412 691.175.989.654 760.812.434.745 821.320.137.328 856.172.010.242 6,79
b Belanja Bunga - - - - - -
c Belanja Subsidi - - - - - -
d Belanja Hibah 33.276.897.258 42.984.831.000 43.668.654.501 6.983.336.930 47.938.730.295 133,31
e Belanja Bantuan 10.192.900.000 10.301.440.000 11.610.224.000 7.732.320.000 16.154.575.000 22,32
Sosial
f Belanja Bagi 490.443.212 1.415.716.234 1.530.927.373 3.865.528.375 4.958.044.000 94,39
Hasil
g Belanja Bantuan 34.851.834.500 35.972.074.200 36.681.772.063 166.490.637.613 270.943.647.240 105,45
Keuangan
h Belanja Tidak 109.625.000 37.049.300 170.000.000 326.226.440 995.105.426 147,39
Terduga

2 BELANJA 373.171.847.038 393.586.928.467 495.295.018.300 605.501.196.677 820.220.851.949 22,26


LANGSUNG
a Belanja Pegawai 24.364.186.390 34.568.503.875 38.228.244.837 36.807.538.322 42.780.678.214 16,25
b Belanja Barang 190.506.821.530 183.100.414.305 250.571.611.837 238.882.183.435 289.904.543.606 12,41
dan Jasa
c Belanja Modal 158.300.839.118 175.918.010.287 206.495.161.626 329.811.474.920 487.535.630.129 34,01

SURPLUS / 81.953.441.767 102.740.517.694 53.629.231.657 81.284.274.564 -181.367.885.015 (73,50)


DEFISIT
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 97


Selama tahun 2012-2016, besarnya belanja tidak langsung
dan belanja langsung selalu mengalami peningkatan. Apabila
dilihat dari besarnya belanja, belanja tidak langsung lebih besar
dibandingkan belanja langsung. Belanja tidak langsung
meningkat dari 738 milyar pada tahun 2012 menjadi 1.197 milyar
pada tahun 2016, sedangkan belanja langsung meningkat dari
373 milyar menjadi 820 milyar, seperti terlihat pada grafik
berikut.

Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara


Gambar 3.7. Besarnya Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung Tahun 2012-2016

Dilihat dari proporsinya, selama kurun waktu tahun 2012-


2016 terjadi fluktuasi proporsi masing-masing unsur belanja
terhadap total belaja daerah, dengan kecenderungan proporsi
belanja langsung meningkat, sedangkan proporsi belanja tidak
langsung semakin menurun. Proporsi belanja langsung terhadap
total belanja daerah meningkat dari sebesar 33,58% menjadi
sebesar 40,66%. Sebaliknya, proporsi belanja tidak langsung
menurun dari sebesar 66,42% menjadi 59,34%. Kecenderungan
peningkatan proporsi belanja langsung menunjukkan adanya
komitmen pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk
meningkatkan pembangunan daerah.
Secara rinci proporsi masing-masing unsur belanja daerah
terhadap total pendapatan daerah dapat dilihat pada grafik
berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 98


Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 3.8. Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung terhadap Total Belanja Daerah Tahun 2012-
2016

Rasio belanja pegawai terhadap belanja daerah memberikan


gambaran mengenai beban belanja yang harus dikeluarkan untuk
gaji dan tunjangan pegawai. Semakin tinggi angka rasionya maka
semakin besar proporsi APBD yang dialokasikan untuk belanja
pegawai. Semakin menurunnya porsi belanja pegawai tidak
langsung dalam APBD menunjukkan bahwa semakin sedikit porsi
APBD yang dialokasikan untuk belanja aparatur, sehingga APBD
bisa lebih terkonsentrasi pada belanja yang langsung terkait
dengan pelayanan publik. Asumsinya belanja ini semakin
berkurang maka akan direalokasikan ke belanja modal dan
belanja barang dan jasa yang lebih efektif dalam mendorong roda
perekonomian daerah.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara
menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir Rasio belanja
pegawai pada belanja tidak langsung terhadap belanja daerah
cenderung menurun dari sebesar 59,31% pada tahun 2012
menjadi 42,44% pada tahun 2016. Angka pada tahun 2012
sampai dengan 2015 menunjukkan proporsi yang tinggi (berada
di atas 50%) hal ini mengakibatkan ruang fiskal yang terbatas
untuk membiayai pembangunan daerah. Seiring dengan
berkurangnya jumlah pegawai, tahun 2016 angka proporsi ini
turun ke angka 42,44%. Hal ini tentunya mengakibatkan
pembiayaan pembangunan dapat lebih leluasa. Perkembangan
rasio belanja pegawai pada belanja tidak langsung terhadap
belanja daerah dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 99


Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 3.9. Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung
Terhadap Belanja Daerah Tahun 2012-2016

Salah satu ukuran kualitas belanja yang baik adalah


semakin besarnya porsi belanja modal terhadap belanja daerah.
Belanja Modal memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu daerah selain dari sektor swasta,
rumah tangga, dan luar negeri. Belanja modal yang besar akan
memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di
daerah. Selama tahun 2012-2016 proporsi Belanja Modal
terhadap Total belanja menunjukkan peningkatan namun relatif
kecil, berkisar antara 14,25% hingga 24,17%. Proporsi belanja
modal terhadap belanja langsung juga cenderung meningkat dari
42,42% menjadi 59,44%. Peningkatan Belanja Modal ini sejalan
dengan kebijakan pemerintah pusat agar daerah bisa
mengalokasikan belanja modal yang lebih besar sehingga mampu
mendorong peningkatan perekonomian daerah.
Perkembangan proporsi belanja modal terhadap belanja
daerah dan terhadap belanja langsung dapat dilihat pada grafik
berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 100


Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara
Gambar 3.10. Rasio Belanja Modal Terhadap Belanja Daerah dan
Terhadap Belanja Langsung Tahun 2012-2015

3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang
perlu dibayar atau akan diterima kembali. Pembiayaan daerah
meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus. Penerimaan pembiayaan dapat
berasal dari pinjaman daerah, penerimaan piutang daerah,
penerimaan kembali pemberian pinjaman, atau pencairan dana
cadangan. Sementara itu pengeluaran pembiayaan digunakan
untuk pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi)
pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, atau pemberian
pinjaman daerah. Arah kebijakan pembiayaan daerah untuk
tahun 2012-2016 adalah:
1. Memperkuat penyertaan modal daerah dalam BUMD.
2. Meningkatkan besaran SILPA dari sisi pelampauan
pendapatan.
3. Menurunkan besaran SILPA dari sisi belanja.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2015 penerimaan
pembiayaan daerah menunjukkan angka yang fluktuatif dengan
kencenderungan meningkat dari sebesar 98,12 milyar pada tahun
2012 menjadi 400,47 milyar pada tahun 2016. Perkembangan
pengeluaran pembiayaan juga fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat dari sebesar 7,10 milyar pada tahun 2012 menjadi

Gambaran Keuangan Daerah 101


sebesar 23,61 milyar pada tahun 2016. Peningkatan SiLPA
terutama disebabkan oleh Sisa Lebih Perhitungan (SiLPA) tahun
sebelumnya. seperti terlihat pada grafik berikut.

Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara


Gambar 3.11. Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Tahun 2012-2016

Secara rinci perkembangan realisasi pembiayaan daerah


Kabupaten Banjarnegara tahun 2012-2016 dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 102


Tabel 3.3. Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Rata-Rata
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan
(%)

C PENERIMAAN 98.119.742.986 173.834.364.426 270.346.074.653 319.243.575.054 400.471.589.332 44,05


PEMBIAYAAN DAERAH
1 Sisa Lebih Perhitungan 96.361.022.986 172.977.104.753 269.915.801.537 318.518.806.310 394.324.349.618 44,34
Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan - - - - - -
3 Penerimaan Pinjaman - - - - - -
Daerah
4 Penerimaan Kembali 2.720.000 840.259.673 430.273.116 724.768.744 - 7.677,89
Pinjaman dana bergulir
5 Penerimaan Kembali Dana 1.756.000.000 17.000.000 - - 6.147.239.714 (99,52)
investasi Daerah
5 Penerimaan Piutang Daerah - - - - - -

D PENGELUARAN 7.096.080.000 8.147.000.000 5.456.500.000 6.203.500.000 23.612.500.000 69,03


PEMBIAYAAN DAERAH
1 Pembentukan Dana - - - - - -
Cadangan
2 Penyertaan Modal (Investasi) 6.986.000.000 8.147.000.000 5.456.500.000 6.203.500.000 23.612.500.000 69,48
Pemerintah Daerah
3 Pembayaran Pokok Utang 110.080.000 - - - - (100)
4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -
PEMBIAYAAN NETTO 91.023.662.986 165.687.364.426 264.889.574.653 313.040.075.054 376.859.089.332 45,12
SILPA 172.977.104.753 268.427.882.120 318.518.806.310 394.324.349.618 195.491.204.317 11,80
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 103


3.1.2. Neraca Daerah
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Neraca Daerah
merupakan salah satu laporan keuangan yang wajib dibuat oleh
Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen
pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban
peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah, dalam rangka
pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah
secara efisien dan efektif. Neraca Daerah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan
ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan.
Perkembangan jumlah aset Kabupaten Banjarnegara
menunjukkan kenaikan dari sebesar Rp 4.221 milyar pada tahun
2012 menjadi Rp. 5.384 milyar pada tahun 2016. Jumlah kewajiban
mengalami peningkatan dari Rp. 2,34 milyar pada tahun 2012
menjadi Rp. 10,9 milyar pada tahun 2016. Sementara itu jumlah
ekuitas dana naik dari 4,219 milyar pada tahun 2012 menjadi 5,373
milyar pada tahun 2016, secara lengkap Neraca Kabupaten
Banjarnegara dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 104


Tabel 3.4. Neraca Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 %*)
A ASET

1 ASET LANCAR 227.984.069.582 297.709.341.092 395.606.957.631 444.103.476.653 228.926.912.969 6,8


Kas di Kas Daerah 167.963.092.497 265.146.918.859 298.857.416.541 374.585.435.704 173.753.447.156
Kas di Bendahara Penerimaan 202.751.490 0 89.017.000 38.810.500 16.788
Kas di Bendahara Pengeluaran 220.192.774 45.884.518 133.165.517 74.854.409 84.783.042
Kas di BLUD 4.883.662.994 4.806.348.330 15.768.143.275 11.693.966.778 13.645.784.612
Kas Lainnya 0 0 0 644.734.437 524.864.385
Kas di Bendahara JKN 0 0 3.761.049.647 7.931.358.159 8.007.172.719
Piutang Pendapatan 5.149.791.272 9.882.369.043 13.508.629.328 12.693.020.696 16.731.149.189
Penyisihan Piutang 0 0 -3.111.473.181 -4.026.798.804 -4.530.283.781
Piutang Pajak 792.513.573 904.958.824 6.028.956.164 4.818.917.929 4.873.377.948
Penyisihan Piutang Pajak 0 0 -2.501.763.399 -2.802.415.547 -3.141.340.798
Piutang Pajak Netto 0 0 3.527.192.765 2.016.502.382 1.732.037.151
Piutang Retribusi 582.403 202.517.552 1.074.196.562 1.998.900.495 3.235.871.300
Penyisihan Piutang 0 0 -1.900.662 -430.412.257 -469.529.172
Retribusi
Piutang Retribusi 0 0 1.072.295.900 1.568.488.239 2.766.342.129
Netto
Piutang Hasil Pengelolaan 0 0 2.710.547.385 0 0
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Penyisihan Piutang Hasil 0 0 0 0 0
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan

Gambaran Keuangan Daerah 105


No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 %*)
Penyisihan Hasil 0 0 0 0 0
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan Netto
Piutang Lain lain PAD yang 4.356.695.296 8.774.892.667 3.694.929.217 5.875.202.272 8.621.899.941
Sah
Penyisihan Piutang Lain 0 0 -607.809.120 -793.971.000 -919.413.812
Lain PAD yang Sah
Piutang Lain lain PAD 0 0 3.087.120.097 5.081.231.272 7.702.486.129
yang Sah netto
Beban Dibayar Dimuka 403.435.239 549.293.350 698.150.333 720.730.833 725.320.833
Asuransi dibayar Di Muka 403.435.239 549.293.350 698.150.333
Persediaan 49.161.143.316 17.278.526.992 65.902.859.171 39.747.363.940 19.984.658.026
Persediaan Bahan Habis 3.192.399.564 3.487.301.925 2.807.220.432 2.760.537.702 5.800.561.506
Pakai
Persediaan 12.918.392.452 13.791.225.067 11.934.963.140 12.086.174.478 11.510.785.617
Bahan/Material
Persediaan Brg 33.050.351.300 0 51.160.675.599 24.900.651.760 2.673.310.903
Diserahkan ke
Masyarakat

2 INVESTASI JANGKA 48.119.897.696 58.224.931.891 65.463.175.700 72.902.426.926 93.688.558.387 18,3


PANJANG
a Investasi Jangka Panjang Non 6.890.157.157 7.329.077.795 7.369.196.722 6.841.100.067 334.080.780
Permanen
Investasi Jangka Panjang 0 0 0 0 0
Kepada Entitas Lainnya
Investasi Dalam Obligasi 0 0 0 0 0
Investasi Dalam Proyek 0 0 0 0 0
Pembangunan

Gambaran Keuangan Daerah 106


No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 %*)
Dana Bergulir 18.690.109.252 18.669.849.579 18.188.226.463 17.463.457.719 10.525.223.120
Penyisihan Investasi -11.799.952.095 -11.340.771.784 -10.819.029.741 -10.622.357.652 -10.191.142.340
Non Permanen

b Investasi Jangka Panjang 41.229.740.539 50.895.854.096 58.093.978.978 66.061.326.859 93.354.477.607


Permanen
Penyertaan Modal pada PT 19.428.000.000 22.605.000.000 24.934.000.000 27.460.000.000 48.695.000.000
BPD
Penyertaan Modal pada 4.803.746.039 6.141.178.258 6.397.258.821 8.403.325.525 9.462.411.584
Perusda.
Penyertaan Modal pada 16.730.994.500 21.882.675.838 26.495.720.157 29.931.001.334 34.930.066.023
PD BPR/BKK
Penyertaan Modal pada 267.000.000 267.000.000 267.000.000 267.000.000 267.000.000
PRPP
Penyertaan Modal Pabrik 0 0 0 0 0
Gula Mini

3 ASET TETAP 3.940.915.637.585 4.111.943.407.168 4.386.313.499.869 4.715.284.726.592 5.047.967.134.965 6,4


Tanah 1.108.053.852.131 1.114.661.952.001 1.190.052.838.141 1.212.123.796.667 1.137.255.273.491
Peralatan dan Mesin 243.821.982.812 265.504.393.473 288.270.110.113 335.967.727.252 371.299.782.399
Gedung dan Bangunan 1.105.459.543.584 1.168.931.857.611 1.245.073.095.295 1.344.232.575.133 1.363.403.647.541
Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.416.835.572.359 1.505.374.127.364 1.576.851.191.339 1.722.923.719.950 2.086.351.899.483
Aset Tetap Lainnya 45.235.524.590 56.557.456.116 61.424.559.506 60.512.648.738 60.097.599.551
Konstruksi Dalam Pengerjaan 21.509.162.109 913.620.603 24.641.705.475 39.524.258.852 29.558.932.500
Akumulasi Penyusutan 0 -1.494.663.674.296 -1.675.835.869.640 -1.460.640.294.140 -1.619.652.947.290
Nilai Buku Aset Tetap 2.617.279.732.872 2.710.477.630.229 3.254.644.432.452 3.428.314.187.675

4 ASET LAINNYA 4.852.640.742 1.610.336.893 1.375.325.757 1.454.710.796 14.070.008.255 198


Tuntutan Ganti Kerugian 66.870.979 67.516.750 59.516.750 36.016.750 151.899.281

Gambaran Keuangan Daerah 107


No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 %*)
Daerah
Aset Tak Berwujud 354.511.200 585.622.265 682.815.646 1.824.319.908 1.942.177.158
Amortisasi Aset Tidak 0 0 0 -1.234.808.044 -1.479.919.076
Berwujud
Aset Tidak Berwujud 0 0 0 589.511.864 462.258.082
Netto
Aset Lain-lain ( Rusak ) 3.601.434.428 586.618.888 632.993.361 829.182.182 747.052.327
Aset untuk Dihibahkan 469.857.161 0 0 0 12.708.798.565
Piutang Lebih dari 1 tahun 705.532.939 845.944.916 0 0 0
Penyisihan -345.565.965 -475.365.926 0 0 0

JUMLAH ASET 4.221.872.245.605 2.974.824.342.748 3.172.923.089.317 5.233.745.340.967 5.384.652.614.576 11,2

B KEWAJIBAN 2.341.456.371 2.977.986.096 5.558.947.086 8.483.931.925 10.900.922.741 48,7


1 KEWAJIBAN JANGKA 2.341.456.371 2.977.986.096 5.558.947.086 8.483.931.925 10.900.922.741 48,7
PENDEK
Utang Perhitungan Fihak 89.843.512 71.780.196 968.670 75.932 0
Ketiga (PFK)
Pendapatan Diterima 0 0 0 209.083.445 632.626.902
Dimuka
Utang Beban 2.251.612.859 2.906.205.900 5.470.625.625 8.187.419.757 10.180.943.048
Utang Jangka Pendek 0 0 87.352.791 87.352.791 87.352.791
Lainnya

2 KEWAJIBAN JANGKA 0 0 0 0 0 -
PANJANG
Utang Dalam Negeri 0 0 0 0 0

Gambaran Keuangan Daerah 108


No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 %*)
Utang Jangka Panjang 0 0 0 0 0
Lainnya

C EKUITAS DANA 4.219.530.789.234 2.971.846.356.652 3.167.364.142.231 5.225.261.409.042 5.373.751.691.835 11,2


1 EKUITAS DANA LANCAR 225.642.613.211 294.731.354.996 0 0 0 30,6
SiLPA 172.977.104.753 269.915.801.537 0 0 0
Pendapatan 202.751.490 11.569.974 0 0 0
Ditangguhkan
Cadangan Asuransi di 403.435.239 549.293.350 0 0 0
Bayar di Muka
Cadangan Piutang 5.149.791.272 9.882.369.043 0 0 0
Cadangan Persediaan 49.161.143.316 17.278.526.992 0 0 0
Dana yang Disediakan -2.251.612.859 -2.906.205.900 0 0 0
untuk Utang Jangka
Pendek
Pendapatan Diterima 0 0 0 0 0
Dimuka
Utang Jangka Pendek 0 0 0 0 0
Lainnya

2 EKUITAS DANA INVESTASI 3.993.888.176.023 2.677.115.001.656 0 0 0 (33)


Diinvestasikan dalam 48.119.897.696 58.224.931.891 0 0 0
Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset 3.940.915.637.585 2.617.279.732.872 0 0 0
Tetap
Diinvestasikan dalam Aset 4.852.640.742 1.610.336.893 0 0 0
Lainnya
Dana yang Harus 0 0 0 0 0
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Panjang

Gambaran Keuangan Daerah 109


No URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 %*)

3 EKUITAS DANA CADANGAN 0 0 0 0 0 -


Diinvestasikan dalam 0 0 0 0 0
Dana Cadangan

JUMLAH KEWAJIBAN DAN 4.221.872.245.605 2.974.824.342.748 3.172.923.089.317 5.233.745.340.967 5.384.652.614.576 11,2


EKUITAS DANA
*) Rata-Rata Pertumbuhan
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 110


Analisis Neraca Daerah bertujuan untuk mengetahui
kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio
likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan aset daerah untuk
penyediaan dana pembangunan daerah. Rasio likuiditas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Sementara itu Rasio
Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjang.
Tabel 3.5. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Banjarnegara
NO Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1. Rasio lancar (current ratio) 97,37 99,97 71,17 52,35 21,00
2. Rasio quick (quick ratio) 76,37 94,17 59,31 47,66 19,17
3. Rasio total hutang terhadap
total aset 0,001 0,001 0,002 0,002 0,002
4. Rasio hutang terhadap modal 0,001 0,001 0,002 0,002 0,002
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan arti dari masing-


masing rasio sebagai berikut.
1. Rasio Lancar
Rasio lancar menunjukkan kemampuan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Berdasarkan tabel di atas, Rasio lancar pada Tahun 2016 sebesar
21. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara mempunyai kemampuan untuk membayar hutang
sebesar 21 kali.
2. Rasio Quick
Rasio Quick menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang lebih likuid. Berdasarkan tabel diatas,
Rasio Quick pada Tahun 2016 sebesar 19,17. Hal ini berarti
kemampuan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya sangat baik.
3. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan
seberapa besar pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana
semakin besar nilainya diartikan semakin besar pula pengaruh
hutang terhadap pembiayaan dan menandakan semakin besar
risiko yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.

Gambaran Keuangan Daerah 111


Besar Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset pada Tahun 2016
sebesar 0,002. Hal ini berarti pengaruh hutang terhadap aktiva
sangat kecil.
4. Rasio Hutang Terhadap Modal
Rasio Hutang Terhadap Modal menunjukkan seberapa perlu
hutang jika dibandingkan dengan kemampuan modal yang
dimiliki, dimana semakin kecil nilainya berarti semakin mandiri,
tidak tergantung pembiayaan dari pihak lain. Pada Tahun 2016
Rasio Hutang Terhadap Modal Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara sebesar 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
total hutang berada di bawah nilai modal yang dimiliki
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, semakin mandiri dan tidak
tergantung pada hutang.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur di Kabupaten
Banjarnegara menunjukkan peningkatan, dari sebesar
Rp. 731.991.393.183,- pada tahun 2012 menjadi
Rp 970.305.024.051,- pada tahun 2016, dengan kebutuhan tertinggi
untuk belanja pegawai pada belanja tidak langsung dengan
kontribusi di atas 60% tiap tahunnya. Dilihat dari Persentase Belanja
Pemenuhan Kebutuhan Aparatur terhadap total pengeluaran (belanja
dan pengeluaran pembiayaan daerah) menunjukkan kecenderungan
menurun dari sebesar 65,46% pada tahun 2012 menjadi 47,54%
pada tahun 2016, seperti terlihat pada tabel berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 112


Tabel 3.6. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
A Belanja Tidak Langsung 659.051.815.412 691.175.989.654 760.812.434.745 821.320.137.328 856.172.010.242
1 Belanja Gaji Pegawai 496.762.121.104 512.295.883.261 533.322.515.426 579.817.208.436 597.401.271.254
2 Tambahan Penghasilan PNS 156.691.820.226 173.511.852.972 222.684.820.757 235.183.205.446 251.997.236.974
Belanja Penerimaan Anggota dan
3 Pimpinan DPRD serta 3.172.000.000 3.109.000.000 3.001.690.000 4.130.020.000 4.382.620.000
Operasional KDH/WKDH

Belanja pemungutan Pajak


4 1.969.523.795 1.754.199.157 1.290.892.128 1.656.355.197 1.835.631.248
Daerah**)
Belanja pemungutan Retribusi
4 456.350.287 505.054.264 512.516.434 533.348.249 555.250.766
Daerah**)

B Belanja Langsung 72.939.577.771 84.438.883.813 94.436.684.089 95.135.757.021 114.133.013.809


1 Belanja Honorarium PNS 6.273.218.965 9.610.135.500 11.599.426.241 13.173.726.800 16.054.363.000
2 Honorarium Non PNS 16.118.873.400 15.472.059.675 21.553.724.846 17.626.626.150 20.335.802.900
3 Belanja Uang Lembur 809.403.750 820.358.750 1.012.239.750 761.269.725 660.711.160
Belanja Pegawai Badan Layanan
4 1.155.340.275 8.232.912.450 4.062.854.000 5.245.915.647 5.729.801.154
Umum Daerah (BLUD)
Belanja Beasiswa Pendidikan
5 142.400.000 622.625.000 115.550.000 193.100.000 242.750.000
PNS
Belanja Kursus, Pelatihan,
6 Sosialisasi dan Bimbingan Teknis 285.394.785 1.115.257.600 3.519.563.200 3.181.758.000 3.267.410.000
PNS
7 Belanja premi asuransi 826.310.870 1.011.723.782 1.236.482.700 989.350.000 1.209.410.000
Belanja makanan dan minuman
8 9.025.075.983 11.099.958.375 12.136.899.005 16.125.588.229 20.791.971.224
pegawai

Gambaran Keuangan Daerah 113


No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Belanja pakaian dinas dan
9 2.210.542.220 392.464.100 378.334.375 545.434.000 502.736.100
atributnya
10 Belanja Pakaian Kerja 53.604.700 111.262.000 183.406.500 96.272.000 98.665.000
Belanja Pakaian khusus dan
11 131.634.000 88.209.000 297.164.000 130.680.000 207.755.000
hari-hari tertentu
12 Belanja Perjalanan Dinas 12.389.128.868 12.264.256.200 15.346.281.707 16.912.892.755 21.261.119.405
Belanja Perawatan Kendaraan
13 4.497.961.164 4.904.773.927 5.436.121.148 5.514.430.830 5.567.566.016
Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-
14 6.965.547.300 7.889.887.804 7.219.013.409 6.528.740.050 8.317.650.886
alat Angkutan Darat Bermotor
Belanja Modal Pengadaan
15 283.855.000 461.414.900 664.893.000 1.387.289.500 3.166.151.343
Peralatan Kantor
Belanja Modal Pengadaan
16 860.886.488 1.236.644.100 1.666.089.800 0 0
Perlengkapan Kantor
Belanja Modal Pengadaan
17 5.573.363.003 3.693.957.650 4.881.771.408 5.827.810.335 5.777.382.621
Komputer
Belanja Modal Pengadaan
18 5.337.037.000 5.410.983.000 3.126.869.000 894.873.000 941.768.000
Mebeulair

Total Belanja Pemenuhan


731.991.393.183 775.614.873.467 855.249.118.834 916.455.894.349 970.305.024.051
Kebutuhan Aparatur
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 114


3.2.2. Analisis Pembiayaan
Surplus Riil Anggaran Kabupaten Banjarnegara terjadi pada tahun 2012 sampai dengan 2015 sedang pada tahun 2016
terjadi Defisit Riil Anggaran, perhitungan secara rinci terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.7. Defisit/Surplus Riil Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
NO Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1. Pendapatan Daerah 1.193.098.804.187 1.278.214.546.549 1.403.398.262.639 1.693.503.657.927 1.836.015.079.137
Dikurangi:
2. Belanja Daerah 1.111.145.362.420 1.175.474.028.855 1.349.769.030.982 1.612.219.383.363 2.017.382.964.152
3. Pengeluaran 7.096.080.000 8.147.000.000 5.456.500.000 6.203.500.000 23.612.500.000
Pembiayaan Daerah
Defisit/surplus riil 74.857.361.767 94.593.517.694 48.172.731.657 75.080.774.564 -204.980.385.015
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 115


Komposisi penutup surplus/defisit riil pada tahun 2012-2016 berasal dari Penerimaan Pembiayaan terutama dari pos Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
NO Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
1 (SiLPA) Tahun Anggaran 96.361.022.986 172.977.104.753 269.915.801.537 318.518.806.310 394.324.349.618
sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan 0 0 0 0 0
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
3 0 0 0 0 0
Yang di Pisahkan
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 0 0
Penerimaan Kembali Pemberian
5 2.720.000 840.259.673 430.273.116 724.768.744 0
Pinjaman Daerah
6 Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0 0 0
Penerimaan Kembali Dana
7 1.756.000.000 17.000.000 0 0 6.147.239.714
investasi Daerah
Total Realisasi Penerimaan
B 98.119.742.986 173.834.364.426 270.346.074.653 319.243.575.054 400.471.589.332
Pembiayaan Daerah
Sisa lebih pembiayaan anggaran
172.977.104.753 268.427.882.120 318.518.806.310 394.324.349.618 195.491.204.317
tahun berkenaan
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 116


Pelampauan Pendapatan atau penghematan belanja pada
realisasi APBD sebelumnya akan menghasilkan sisa dana. Sisa dana
tersebut dinamakan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) yang
pada tahun berikutnya digunakan sebagai sumber penerimaan
daerah. Semakin besar SILPA pada dasarnya menunjukkan semakin
besarnya dana publik yang belum atau tidak digunakan dalam
belanja atau pengeluaran pembiayaan lain, sehingga mengendap di
kas daerah sebagai dana menganggur.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara selama periode
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 menunjukkan tren yang
cenderung meningkat dari sebesar 172,98 milyar menjadi 195,49
milyar. Peningkatan angka SILPA terus terjadi dari tahun 2012 ke
2015 hingga menyentuh angka 394,32 milyar. Pada tahun 2016,
SILPA dapat ditekan dia angka 195,49 milyar. Besarnya SILPA pada
akhir tahun ini tentunya menjadi salah satu sumber pembiayaan
pada tahun berikutnya untuk mendanai belanja daerah. Hal ini
menunjukkan bahwa di Kabupaten Banjarnegara masih banyak dana
publik yang belum digunakan dalam belanja maupun pengeluaran,
sehingga mengendap di kas daerah atau tidak terserap.
Perkembangan SiLPA Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat
pada gambar berikut.

Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara


Gambar 3.12. Besarnya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Tahun 2012-2016
Komposisi SiLPA tahun 2012 sampai dengan 2016 selalu
didominasi oleh realisasi belanja yang kurang dari target (Sisa
Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya) dimana secara rata-rata

Gambaran Keuangan Daerah 117


selama 5 tahun mencapai 91,23%. Dimana bila dilihat komposisi
penyusunnya, belanja pegawai pada belanja tidak langsung rata-rata
mencapai proporsi 48,97%, dan belanja langsung sebesar 45,34%.
Penyumbang SiLPA selanjutnya yaitu Pelampauan Penerimaan Lain-
lain Pendapatan Daerah yang Sah dengan rata-rata 7,73% selama 5
tahun, diikuti oleh Pelampauan Penerimaan PAD 7,69% secara rata-
rata. Berikut ini disajikan persentase kontribusi masing-masing
unsur APBD terhadap SiLPA.
Tabel 3.9. Kontribusi Unsur Penyumbang Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) Tahun 2012-2016
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1 Pelampauan Penerimaan PAD 9,57 3,33 10,83 0,97 13,77
Pelampauan Penerimaan Dana
2 1,95 1,35 0,72 -4,55 -38,55
Perimbangan
Pelampauan Penerimaan Lain-
3 lain Pendapatan Daerah yang 11,29 9,12 10,13 6,74 1,37
Sah
Sisa Penghematan Belanja atau
4 75,80 85,64 77,80 96,63 120,27
Akibat Lainnya
Pelampauan Penerimaan
5 1,02 0,32 0,14 0,20 3,14
Pembiayaan
Sisa Penghematan Pengeluaran
6 0,38 0,24 0,39 0,00 0,00
Pembiayaan
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

3.3. Kerangka Pendanaan


Analisis kerangka pendanaan mencakup Analisis Pengeluaran
Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama, Proyeksi
pendapatan, proyeksi Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama, dan Penghitungan Kerangka Pendanaan.
Analisis kerangka pendanaan pada dasarnya dilakukan untuk
menghitung pendapatan dan penerimaan pembiayaan dan
pengalokasian belanja dan pengeluaran pembiayaan dengan
memperhitungkan kebutuhan yang bersifat periodik wajib dan
mengikat serta prioritas utama.
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama
Pengeluaran wajib dan mengikat dari tahun ke tahun meningkat
secara signifikan. Hal tersebut ditunjukkan pada Tahun 2012
sejumlah Rp. 684.222.311.999,- menjadi Rp. 1.115.160.615.141,-
pada tahun 2016, dengan pengeluaran terbesar pada belanja tidak

Gambaran Keuangan Daerah 118


langsung. Kenaikan secara signifikan disumbang oleh kewajiban
pengalokasian Dana Desa sesuai ketentuan Undang-Undang No 6
Tahun 2014 Tentang Desa. Pengeluaran wajib dan mengikat serta
prioritas utama secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 119


Tabel 3.10. Realisasi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Bersifat Wajib Mengikat Serta Prioritas Utama Tahun 2012-2016
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
A Belanja Tidak Langsung 670.595.812.158 711.404.365.681 776.583.909.731 961.804.366.416 1.088.200.555.995
1 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 496.762.121.104 512.295.883.261 533.322.515.426 579.817.208.436 597.401.271.254
2 Tambahan Penghasilan Sertifikasi Guru 133.749.820.360 157.176.010.565 201.166.415.507 206.086.896.446 209.057.033.787
Belanja Penerimaan Anggota dan
3 Pimpinan DPRD serta Operasional 3.172.000.000 3.109.000.000 3.001.690.000 4.130.020.000 4.382.620.000
KDH/WKDH
4 Belanja pemungutan Pajak Daerah**) 1.969.523.795 1.754.199.157 1.290.892.128 1.656.355.197 1.835.631.248
Belanja pemungutan Retribusi
5 456.350.287 505.054.264 512.516.434 533.348.249 555.250.766
Daerah**)
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada
6 490.443.212 1.415.716.234 1.530.927.373 3.865.528.375 4.958.044.000
Pemerintahan Desa
Bantuan keuangan kepada desa (Alokasi
7 33.995.553.400 35.148.502.200 35.758.952.863 165.715.009.713 270.010.704.940
Dana Desa dan Dana Desa)

B Belanja Langsung 13.516.419.841 21.900.546.595 19.659.368.619 26.523.136.454 26.960.059.146


Belanja Pegawai Badan Layanan Umum
1 1.155.340.275 8.232.912.450 4.062.854.000 5.245.915.647 5.729.801.154
Daerah (BLUD)
2 Belanja Jasa Kantor 11.534.768.696 12.655.910.363 14.360.031.919 20.287.870.807 20.020.847.992
3 Belanja premi asuransi 826.310.870 1.011.723.782 1.236.482.700 989.350.000 1.209.410.000

C Pembiayaan Pengeluaran 110.080.000 0 0 0 0


1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0
2 Pembayaran Pokok Utang 110.080.000 0 0 0 0

Total Belanja Pemenuhan


684.222.311.999 733.304.912.276 796.243.278.350 988.327.502.870 1.115.160.615.141
Kebutuhan Aparatur
Sumber : LKD Kabupaten Banjarnegara

Gambaran Keuangan Daerah 120


3.3.2. Proyeksi Keuangan
1. Proyeksi Pendapatan Daerah
Mendasarkan pada realisasi pendapatan daerah tahun 2012-
2016 serta anggaran tahun 2017, pendapatan daerah Kabupaten
Banjarnegara diproyeksikan mengalami peningkatan menjadi
sebesar Rp. 2.162.595.813.250,- pada tahun 2018 dan menjadi
sebesar Rp. 2.651.384.156.200,- pada tahun 2022. Beberapa
asumsi yang mendasari peningkatan pendapatan daerah adalah
sebagai berikut.
a. Pertumbuhan ekonomi nasional meningkat sesuai dengan
target dalam RPJMN tahun 2015-2019 berada pada angka
diatas 5%.
b. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjarnegara tumbuh
sesuai dengan target RPJMD berada pada angka di atas 5%.
c. Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2018-2022 diproyeksikan
naik rata-rata 4,65%, dengan perkiraan dana BOS masih
menjadi salah satu komponen PAD.
d. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak tahun 2018-
2022 sama dengan APBD tahun 2017.
e. Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2018-2022 diproyeksikan
naik 6% per tahun.
f. Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2018-2022 diproyeksikan
naik 2,5%.
Kebijakan dalam peningkatan pendapatan daerah Kabupaten
Banjarnegara tahun 2016-2022 diarahkan pada hal-hal sebagai
berikut.
a. Pelaksanaan Intensifikasi dalam pemungutan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah berdasarkan potensi yang ada.
b. Peningkatan kualitas pelayanan pajak dan retribusi didukung
peningkatan kapasitas SDM aparatur, penyediaan sarpras, dan
pemanfaatan Teknologi Informasi (IT) dalam pengelolaan pajak
dan retribusi daerah.
c. Peningkatan kinerja bisnis BUMD agar memberikan dampak
pada peningkatan bagi hasil laba BUMD terhadap PAD.

Gambaran Keuangan Daerah 121


d. Peningkatan tata kelola BLUD agar menghasilkan pendapatan
daerah sehingga dapat dimanfaatkan dalam peningkatan
kualitas pelayanan BLUD.
e. Optimalisasi pemanfaatan aset daerah agar mampu
memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan daerah.
Hasil proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara
tahun 2018-2022 secara rinci ditampilkan pada tabel berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 122


Tabel 3.11. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2018-2022
No URAIAN Anggaran 2017 2018 2019 2020 2021 2022
A PENDAPATAN 2.172.223.792.000 2.162.595.813.250 2.272.473.958.600 2.391.424.563.700 2.517.325.410.800 2.651.384.156.200
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 277.400.917.500 282.477.756.750 294.459.731.200 309.000.613.300 323.499.374.700 338.646.769.100
a Pendapatan Pajak Daerah 44.928.000.000 48.941.140.000 53.345.842.600 58.146.968.500 63.380.195.600 69.084.413.200
b Hasil Retribusi Daerah 31.122.219.500 31.900.277.600 32.697.784.500 33.515.229.100 34.353.109.800 35.211.937.500
c Hasil Pengelolaan Kekayaan 11.186.477.000 13.289.500.000 14.046.500.000 16.535.000.000 18.089.000.000 19.329.000.000
Daerah yang Dipisahkan
d Lain-lain Pendapatan Asli 190.164.221.000 188.346.839.150 194.369.604.100 200.803.415.700 207.677.069.300 215.021.418.400
Daerah yang Sah

2 DANA PERIMBANGAN 1.456.323.738.000 1.452.690.669.500 1.526.995.037.000 1.605.453.776.200 1.688.309.779.700 1.775.820.440.300


a Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil 36.420.493.000 38.969.927.600 41.697.822.600 44.616.670.200 47.739.837.200 51.081.625.900
Bukan Pajak
b Dana Alokasi Umum 959.486.489.000 1.035.241.542.900 1.097.356.035.400 1.163.197.397.500 1.232.989.241.300 1.306.968.595.700
c Dana Alokasi Khusus 460.416.756.000 378.479.199.000 387.941.179.000 397.639.708.500 407.580.701.200 417.770.218.700

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN 438.499.136.500 427.427.387.000 451.019.190.400 476.970.174.200 505.516.256.400 536.916.946.800


DAERAH YANG SAH
a Pendapatan Hibah 0 0 0 0 0 0
b Dana Bagi Hasil Pajak Dari 87.787.855.000 87.787.855.000 87.787.855.000 87.787.855.000 87.787.855.000 87.787.855.000
Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
c Dana Penyesuaian dan Otonomi 53.721.498.000 53.721.498.000 53.721.498.000 53.721.498.000 53.721.498.000 53.721.498.000
Khusus
d Bantuan Keuangan Dari Provinsi 81.614.390.000 50.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000
atau Pemerintah Daerah Lainnya
e Dana Desa 214.470.940.000 235.918.034.000 259.509.837.400 285.460.821.200 314.006.903.400 345.407.593.800
f PKP-SPM 904.453.500 0 0 0 0 0

Gambaran Keuangan Daerah 123


2. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Bersifat
Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Analisis proyeksi belanja dan pengeluaran yang bersifat wajib
dan mengikat serta prioritas utama dilakukan untuk memperoleh
gambaran kebutuhan belanja dan pengeluaran pembiayaan
daerah selama kurun waktu lima tahun. Analisis dilakukan
dengan proyeksi 5 tahun ke depan untuk penghitungan kerangka
pendanaan pembangunan daerah.
Belanja dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan
mengikat serta prioritas utama diproyeksikan meningkat dari
sebesar Rp. 1.230.012.962.250,- pada tahun 2018 menjadi
Rp. 1.462.305.067.110,- pada tahun 2022, dengan beberapa
asumsi:
a. Belanja gaji dan tunjangan dihitung dengan
memperhitungkan acres sebesar 2,5% dengan asumsi belum
ada penghentian moratorium penerimaan pegawai dari
Pemerintah Pusat.
b. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa
meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan pajak dan
retribusi, dengan penghitungan sebesar 10% dari pajak dan
retribusi daerah ditambah dana desa.
Perincian Belanja dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat
wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten
Banjarnegara tercantum pada tabel berikut.

Gambaran Keuangan Daerah 124


Tabel 3.12. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Bersifat Wajib Mengikat Serta Prioritas Utama Tahun 2018-2022
No Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
A Belanja Tidak Langsung 1.200.238.218.100 1.251.442.211.100 1.305.946.517.271 1.364.026.166.950 1.425.981.736.310
1 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 599.212.698.000 614.193.015.500 629.547.840.900 645.286.536.900 661.418.700.300
2 Tambahan Penghasilan Sertifikasi Guru 224.997.632.600 230.622.573.300 236.388.137.600 242.297.841.000 248.355.287.000
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan
3 23.500.000.000 23.500.000.000 23.500.000.000 23.500.000.000 23.500.000.000
DPRD serta Operasional KDH/WKDH
4 Belanja pemungutan Pajak Daerah**) 1.909.790.750 1.947.986.550 1.986.946.250 2.026.685.200 2.067.218.900
5 Belanja pemungutan Retribusi Daerah**) 612.163.950 642.772.150 674.910.750 708.656.250 744.089.050
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada
6 6.666.751.750 7.120.640.400 7.606.453.800 8.126.636.350 8.683.825.100
Pemerintahan Desa
Bantuan keuangan kepada desa (Alokasi Dana
7 343.339.181.050 373.415.223.200 406.242.227.970 442.079.811.250 481.212.615.960
Desa dan Dana Desa)

B Belanja Langsung 29.774.744.150 31.291.174.400 32.885.364.700 34.561.338.650 36.323.330.800


Belanja Pegawai Badan Layanan Umum
1 6.317.105.750 6.632.961.000 6.964.609.050 7.312.839.500 7.678.481.500
Daerah (BLUD)
2 Belanja Jasa Kantor 22.072.984.900 23.176.634.150 24.335.465.850 25.552.239.150 26.829.851.100
3 Belanja premi asuransi 1.384.653.500 1.481.579.250 1.585.289.800 1.696.260.000 1.814.998.200

C Pembiayaan Pengeluaran 0 0 0 0 0
1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0
2 Pembayaran Pokok Utang 0 0 0 0 0

Total Belanja Pemenuhan Kebutuhan


1.230.012.962.250 1.282.733.385.500 1.338.831.881.971 1.398.587.505.600 1.462.305.067.110
Aparatur

Gambaran Keuangan Daerah 125


3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Tahapan penghitungan kerangka
pendanaan didahului dengan penghitungan kapasitas riil keuangan daerah. Penghitungan kerangka pendanaan dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dan rencana penggunaannya. Suatu kapasitas riil
keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib
dan mengikat serta prioritas utama. Hasil penghitungan Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai
pembangunan daerah tahun 2018-2022 tercantum pada tabel berikut ini.
Tabel 3.13. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Tahun 2018-2022
Proyeksi
Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Pendapatan 2.162.595.813.250 2.272.473.958.600 2.391.424.563.700 2.517.325.410.800 2.651.384.156.200
Pencairan dana cadangan (sesuai Perda) 0 0 0 0 0
Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 0 0 0 0 0
Total penerimaan 2.162.595.813.250 2.272.473.958.600 2.391.424.563.700 2.517.325.410.800 2.651.384.156.200
Dikurangi:
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang
1.230.012.962.250 1.282.733.385.500 1.338.831.881.971 1.398.587.505.600 1.462.305.067.110
Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kapasitas riil kemampuan keuangan 932.582.851.000 989.740.573.100 1.052.592.681.729 1.118.737.905.200 1.189.079.089.090

Gambaran Keuangan Daerah 126


Pengalokasian belanja daerah dan pembiayaan Kabupaten
Banjarnegara menyesuaikan dengan kapasitas kemampuan riil
kemampuan keuangan. Kapasitas riil kemampuan keuangan
diproyeksikan sebesar Rp. 932.582.851.000,- pada tahun 2018
menjadi Rp. 1.189.079.089.090,- pada tahun 2022.
Kebijakan penggunaan keuangan daerah dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kebijakan Prioritas I, diarahkan untuk:
a. Program pembangunan daerah unggulan sesuai Visi Misi
Kepala Daerah.
b. Program yang mendukung kebijakan Nasional dan atau
Provinsi.
c. Program yang wajib dibelanjakan oleh Pemerintah Kabupaten.
2. Kebijakan Prioritas II, diarahkan untuk:
Program pembangunan yang menjamin pelaksanaan urusan-
urusan yang sesuai dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten.
3. Kebijakan Prioritas III, diarahkan untuk:
a. Tambahan penghasilan bagi Aparatur Sipil Negara.
b. Alokasi Hibah, Bantuan Sosial, dan Belanja Tidak Terduga.
c. Pengeluaran pembiayaan yang mengikat.
Secara rinci besaran belanja dan pengeluaran berdasarkan
kelompok Prioritas I, Prioritas II, dan Prioritas III sebagaimana
tercantum pada tabel berikut ini.

Gambaran Keuangan Daerah 127


Tabel 3.14. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Tahun 2018-2022
No Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
Kapasitas riil kemampuan keuangan 932.582.851.000 989.740.573.100 1.052.592.681.729 1.118.737.905.200 1.189.079.089.090
Prioritas I (Belanja Wajib Dan Pengeluaran 615.649.123.850 658.220.870.400 700.442.681.729 731.587.905.200 762.179.089.090
1
Yang Wajib Mengikat Serta Prioritas Utama)
Prioritas infrastruktur Jalan, Jembatan, 297.281.756.300 315.215.483.400 345.319.157.979 231.699.170.800 275.090.717.690
Irigasi, Sanitasi, Air Bersih, dan Perumahan
Pendidikan 169.052.670.000 174.124.250.100 179.347.977.600 184.880.907.100 190.984.636.100
Kesehatan 60.328.037.750 70.000.000.000 70.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000
Prioritas Pembangunan RS Rujukan Baru 0 0 0 100.000.000.000 50.000.000.000
Belanja BLUD 52.300.659.800 56.381.136.900 60.775.546.150 65.507.827.300 70.603.735.300
Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan 14.186.000.000 19.000.000.000 20.000.000.000 23.000.000.000 27.000.000.000
Pariwisata 10.500.000.000 11.500.000.000 12.500.000.000 13.500.000.000 14.500.000.000
Sosial 12.000.000.000 12.000.000.000 12.500.000.000 13.000.000.000 14.000.000.000
2 Prioritas II 210.483.827.150 222.519.702.700 235.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000
Belanja Langsung Program Prioritas
210.483.827.150 222.519.702.700 235.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000
Pembangunan Daerah (diluar belanja langsung
wajib mengikat serta prioritas utama)
3 Prioritas III 106.449.900.000 109.000.000.000 117.150.000.000 137.150.000.000 126.900.000.000
a Belanja Tidak Langsung 95.500.000.000 95.500.000.000 103.500.000.000 128.500.000.000 118.500.000.000
Belanja Pegawai diluar gaji dan tunjangan 67.000.000.000 67.000.000.000 75.000.000.000 75.000.000.000 90.000.000.000
Belanja Subsidi - - - - -
Belanja Hibah 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 40.000.000.000 15.000.000.000
Belanja Bantuan Sosial 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000
Belanja Bantuan Kepada Partai Politik 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
Belanja Tidak Terduga 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
b Pengeluaran Pembiayaan 10.949.900.000 13.500.000.000 13.650.000.000 8.650.000.000 8.400.000.000
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah 10.949.900.000 13.500.000.000 13.650.000.000 8.650.000.000 8.400.000.000
Daerah
Surplus Anggaran Riil/Berimbang 0 0 0 0 0

Gambaran Keuangan Daerah 128


BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU
STRATEGIS DAERAH

4.1. Permasalahan Pembangunan


Permasalahan pembangunan merupakan “gap expectation”
antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang
direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang
dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang
belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi,
peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak
diantisipasi. Permasalahan yang akan ditangani selama lima tahun
dalam RPJMD Kabupaten Banjarnegara dikelompokkan berdasarkan
urusan pemerintahan sebagaimana ditetapkan dalam Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4.1.1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar
1. Pendidikan
a. Belum optimalnya pemerataan dan kualitas pendidikan. Hal
ini terlihat dari capaian APK dan APM, khususnya pada
jenjang SMP/MTs/Paket B yang capaian APM-nya hanya
mencapai 64,10% dan jenjang SMA/SMK/MA/Paket C dengan
capaian APK hanya sebesar 66,10% dan capaian APM sebesar
40,30%.
b. Belum optimalnya kualitas penyelenggaraan pendidikan. Hal
ini terlihat dari capaian angka rata-rata UN SD/MI yang
sebesar 7,76, angka rata-rata UN SMP/MTs yang sebesar
5,54, angka rata-rata UN SMA/MA yang sebesar 5,72, dan
angka rata-rata UN SMK yang sebesar 6,23.
c. Belum optimalnya ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana penunjang pembelajaran. Hal ini antara lain
terlihat dari rasio ketersediaan sekolahyang hanya sebesar
73,02%, ketersediaan laboratorium IPA yang sesuai SPM yang

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 129


hanya sebesar 64,15%, dan ketersediaan buku teks yang
layak sesuai SPM yang baru tercapai 72,14%.
d. Masih rendahnya partisipasi sekolah, khususnya pada jenjang
SMA/SMK. Hal ini dapat dilihat dari angka melanjutkan
sekolah dari SD/MI ke SMP/MTs dengan capaian 92,10% dan
angka melanjutkan sekolah dari SMP/MTs ke SMA/SMK
dengan capaian hanya 77,27%.
e. Belum optimalnya peningkatan dan pengembangan
kompetensi dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan.
Hal ini terlihat dari Guru SD yang memenuhi kualifikasi
S1/D-IV 90,11% dan Guru SMP yang memenuhi kualifikasi
S1/D-IV 98,10%.
2. Kesehatan
a. Masih rendahnya kualitas kesehatan ibu dan anak. Hal ini
antara lain terlihat dari capaian AKI sebesar 120,30 per
100.000 KH, AKB sebesar 13,17per 1000 KH, masih
ditemukannya balita gizi buruk (capaian 0,05%) dan balita di
bawah garis merah (capaian 0,35%), cakupan pemberian
makanan pendamping ASI pada keluarga miskin yang baru
mencapai 22,6%, dan cakupan ibu hamil yang mendapat 90
tablet Fe yang baru mencapai 89,23% sehingga perlu
optimalisasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
kesehatan ibu dan anak.
b. Masih ditemukannya kasus penyakit menular dan tidak
menular karena beban ganda penyakit dan penyakit
degeneratif. Hal ini terlihat dari kasus Acute Flacid Paralysis
(AFP) sebanyak 5 kasus, penemuan pasien baru TB BTA (+)
32,5%, dan jumlah penderita malaria baru (API) 0,21%. HIV
AIDS sebanyak 34 Kasus, Peningkatan kasus Hipertensi dan
Diabetes Militus.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan berwawasan
kesehatan belum optimal dan Belum membudayanya perilaku
hidup bersih dan sehat. Hal ini terlihat dari persentase
penduduk yang menggunakan jamban sehat sebesar 48,86%,
persentase penduduk yang tidak buang air besar

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 130


sembarangan yang baru mencapai 48,7%, cakupan perilaku
hidup bersih dan sehat strata utama dan paripurna 72,9%.
d. Belum terpenuhinya standar pelayanan di puskesmas dan
rumah sakit. Hal ini terlihat dari jumlah UPTD Puskesmas
yang sudah terakreditasi 12 UPTD dari 35 UPTD Puskesmas,
Jumlah UPTD Puskesmas yang memenuhi standar minimal
bangunan berdasarkan permenkes 75 Tahun 2014 sebanyak
7 UPT Puskesmas, capaian rasio puskesmas, poliklinik, dan
pustu yang masih sebesar 0,085 per 1.000 penduduk (target
0,1 per 1.000 penduduk), rasio rumah sakit yang masih
sebesar 0,003 per 1.000 penduduk (target 0,004 per 1.000
penduduk), dan frekuensi pemakaian tempat tidur rumah
sakit yang cukup tinggi (BOR) dengan capaian 70,7 kali per
tahun dengan jumlah tempat tidur saat ini sebanyak 509
tempat tidur.
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang
a. Masih rendahnya kualitas jalan dan jembatan. Hal ini terlihat
dari capaian panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
yang hanya sebesar 58,83%.
b. Masih rendahnya sistem drainase akibat saluran drainase
tersumbat, dan belum semua ruas jalan memiliki saluran
drainase/gorong-gorong. Hal ini terlihat dari panjang jalan
yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air
(minimal 1,5 m) hanya sebesar 2,49%.
c. Masih rendahnya persentase capaian rumah bersanitasi yang
baru sebesar 59,45%.
d. Belum optimalnya cakupan pelayanan air bersih bagi
masyarakat Banjarnegara. Cakupan pelayanan air bersih di
Kabupaten Banjarnegara baru mencapai 88,38%.
e. Masih rendahnya jaringan irigasi dengan capaian rasio
jaringan irigasi yang hanya sebesar 15,58%.
f. Belum optimalnya rencana tata ruang dalam pemanfaatan
dan pengendalian tata ruang termasuk meningkatnya alih
fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian. Pertanian
merupakan penyumbang terbesar bagi perekonomian
Kabupaten Banjarnegara. Keberadaan lahan pertanian di

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 131


Kabupaten Banjarnegara dari perspektif nasional maupun
provinsi sangatlah penting, mengingat Banjarnegara
menghasilkan berbagai produk bahan pangan yang sangat
penting dalam mendukung swasembada pangan.
4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman
a. Masih rendahnya kualitas perumahan. Hal ini terlihat dari
rasio rumah layak huni yang baru sebesar 77,49% dan rumah
tangga pengguna listrik (rasio elektrifikasi) yang baru tercapai
82%.
b. Masih adanya kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Banjarnegara. Total luasan kawasan permukiman kumuh
138,69 Ha berada di Kawasan Perkotaan. Jumlah ini belum
termasuk kawasan permukiman kumuh di kawasan
perdesaan.
c. Belum optimalnya penyediaan rumah untuk hunian bagi
masyarakat. Berdasarkan data, total backlog yang ada di
Kabupaten Banjarnegara adalah 30.635 unit.
5. Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat
a. Masih rendahnya cakupan pelayanan (capaian 25%) dan
tingkat waktu tanggap (capaian 38,09%) pada bencana
kebakaran.
b. Belum optimalnya patroli yang dilakukan oleh petugas Satpol
PP, disebabkan keterbatasan jumlah personil, sarana
prasarana dan anggaran untuk operasional patroli.
c. Belum optimalnya penegakan Perda dan Perkada dalam
rangka mewujudkan ketenteraman dan ketertiban.
6. Sosial
a. Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS), sementara cakupan penanganannya sangat terbatas.
Hal ini terlihat dari persentase PMKS skala kabupaten yang
memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan
dasar 75,64% dan Persentase PMKS skala Kabupaten yang
menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis
lainnya 76,07%.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 132


b. Belum optimalnya peran Potensi dan Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS) dalam membantu penanganan PMKS. Hal ini
salah satunya ditunjukkan oleh capaian persentase wahana
kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang
menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial yang
baru sebesar 85%.
c. Kurangnya sarana dan prasarana dalam penanganan PMKS
meliputi penanganan penyandang disabilitas, penanganan eks
psikotik, penanganan korban tindak kekerasan serta
penanganan korban bencana (penyediaan logistik dan
psikososial).
4.1.2. Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar
1. Tenaga kerja
a. Masih adanya pengangguran dan rendahnya kesempatan
kerja. Hal ini terlihat dari tingkat pengangguran terbuka
5,05%, tingkat partisipasi angkatan kerja 72,61%, dan
persentase pencari kerja yang ditempatkan sebesar 62,13%.
b. Belum semua perusahaan menerapkan jaminan sosial dan
kesejahteraan ketenagakerjaan. Hal ini terlihat dari
persentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program
BPJS ketenagakerjaan 67,88%.
c. Terbatasnya cakupan pelatihan peningkatan keterampilan
pencari kerja, terlihat dari tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis masyarakat sebesar 66,04%, dan jumlah
tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
sebesar 66,67%.
2. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
a. Belum melembaganya pengarusutamaan gender dalam proses
perencanaan dan penganggaran di tingkat daerah. Hal ini
ditandai dengan persentase OPD yang melakukan
Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender baru
23,08% OPD.
b. Belum optimalnya kualitas hidup perempuan dan anak,
ditandai dengan masih rendahnya partisipasi perempuan di
lembaga eksekutif (2,31%) dan legislatif(1,73%).

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 133


c. Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan,
penelantaran, eksploitasi terhadap perempuan dan anak,
namun belum disertai sistem perlindungan dan pelayanan
terpadu yang memadai. Hal ini ditandai oleh rasio KDRT
0,0021% dan cakupan layanan rehabilitasi sosial yang
diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi
perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit
pelayanan terpadu yang baru sebesar 77%.
d. Belum optimalnya pemenuhan hak anak pada 6 klaster layak
anak. Hal ini ditandai oleh pencapaian Kabupaten Layak Anak
yang baru pada peringkat pratama.
e. Lemahnya sistem data informasi gender dan anak dalam
menunjang pembangunan dan pemberdayaan gender. Hal ini
nampak pada angka indeks pemberdayaan gender yang baru
mencapai 65,72%.
3. Pangan
a. Adanya potensi kerawanan pangan di Banjarnegara yang
dipengaruhi oleh produksi pangan yang rendah, kemiskinan,
kurang lancarnya distribusi pangan, dan seringnya terjadi
bencana alam. Tingkat kerawanan pangan yang ditangani
baru mencapai 60%.
b. Masih kurangnya cadangan pangan daerah, yang ditandai
oleh capaian penguatan cadangan pangan yang baru
mencapai 60%. Sesuai SPM, standar cadangan daerah
seharusnya sebanyak 100 ton.
c. Stabilitas harga dan pasokan pangan belum optimal dimana
capaian baru mencapai 90%.
d. Kualitas konsumsi pangan masih rendah, dengan tingkat
ketergantungan konsumsi terhadap beras yang sangat tinggi.
Hal ini ditunjukkan dengan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
yang baru tercapai 90%.
e. Belum optimalnya kontrol terhadap pestisida dan bahan-
bahan kimia lainnya pada produk pangan segar dan bahan
tambahan pangan pada produk pangan olahan. Hal ini
disebabkan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
baru mencapai 80%.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 134


f. Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pengelola pangan.
g. Potensi pangan lokal belum ditangani secara optimal.
4. Pertanahan
Belum optimalnya fasilitasi penyelesaian permasalahan
pertanahan.
5. Lingkungan hidup
a. Menurunnya kualitas air permukaan (air
danau/waduk/embung) dan menurunnya potensi sumber
daya air bersih untuk berbagai keperluan rumah tangga
sehari-hari maupun untuk menunjang aktifitas ekonomi
masyarakat. Hal didukung oleh indeks kualitas air baru
mencapai 52,86.
b. Belum optimalnya penanganan limbah sehingga dapat
memberikan dampak pada penurunan kualitas air dan udara.
Hal ini ditunjukkan oleh indikator tersedianya sistem air
limbah setempat yang memadai yang baru mencapai 26,81%
dan tersedianya sistem air limbah skala komunitas/
kawasan/kota yang baru sebesar 5%.
c. Masih rendahnya penanganan dan kesadaran masyarakat
mengenai masalah persampahan. Hal ini ditunjukkan oleh
persentase penanganan sampah yang baru mencapai
69,32%,tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan
30%, dan cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang
didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU)
yang baru mencapai 35,97%.
d. Semakin luasnya kerusakan lahan, khususnya di kawasan
dataran tinggi Dieng dan terjadinya gerakan tanah yang
berpotensi longsor. Hal ini ditandai oleh cakupan penghijauan
wilayah rawan longsor dan sumber mata air yang sebesar
25%.
e. Belum optimalnya antisipasi dampak atas pembangunan
infrastruktur terhadap lingkungan.
6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
a. Masih rendahnya cakupan pelayanan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil. Hal ini antara lain

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 135


ditunjukkan oleh kepemilikan KTP 88,61%, kepemilikan akte
kelahiran 87,47%, dan rasio bayi berakte kelahiran 70,75%.
b. Belum optimalnya Sistem Informasi Pelayanan Kependudukan
dan pemanfaatan database kependudukan.
7. Pemberdayaan masyarakat desa
a. Kemandirian dan keberdayaan masyarakat belum optimal. Hal
ini terlihat dari tindak lanjut kegiatan pasca program
pemberdayaan masyarakat dan swadaya masyarakat terhadap
program pemberdayaan masyarakat yang hanya sebesar 20%.
b. Belum optimalnya pengembangan kelompok usaha ekonomi
produktif dan teknologi tepat guna bagi masyarakat
desa/kelurahan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh rata-
rata jumlah kelompok binaan PKK yang hanya sebesar 68,3%
c. Belum optimalnya kinerja aparatur desa dalam
penyelenggaraan pelayanan dan pembangunan
desa/kelurahan, termasuk pengelolaan kelembagaan,
perencanaan dan penganggaran, keuangan, profil, penataan
batas dan tata ruang desa.
8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana
a. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan
alat kontrasepsi Jangka Panjang pada ibu, dimana dapat
bekerja lebih efektif dalam menekan angka kehamilan. Hal ini
ditandai dengan presentase MKJP sebesar 26,6%.
b. Masih tingginya Pasangan Usia Subur ber-KB tapi tidak
terpenuhi (Unmeet need) sebesar 7,46%.
c. Kurangnya petugas lini lapangan KB ( PKB dan PLKB ) yang
ditunjukkan dengan rasio petugas KB sebesar 1:6.
d. Masih rendahnya partisipasi keluarga yang mempunyai anak,
remaja, dan lansia dalam kegiatan pengasuhan dan
pembinaan melalui kelompok Bina Keluarga Balita (BKB),
Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia
(BKL).Hal ini antara lain ditunjukkan oleh cakupan PUS yang
isterinya di bawah usia 20 tahun masih sebesar 3,77%.
e. Belum optimalnya peningkatan kualitas keluarga melalui
kelompok kegiatan UPPKS dalam pengingkatan pendapatan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Cakupan PUS pererta

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 136


KB anggota usia peningkatan pendapatan keluarga sejahtera
(UPPKS) yang berKB mandiri sebesar 80,73%.
f. Belum optimalnya pelaksanaan pembangunan berwawasan
kependudukan dalam upaya mewujudkan pengendalian
penduduk hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka
Total Fertility Rate sebesar 2,38.
9. Perhubungan
a. Masih kurangnya sarana dan prasarana perhubungan. Hal ini
antara lainditunjukkan oleh jumlah terminal bus yang hanya
berjumlah 6 unit dari rencana 20 unit terminal, serta masih
minimnya sarana dan prasarana keselamatan lalu lintas.
b. Belum semua daerah mempunyai jaringan trayek, dengan
rasio izin trayek yang tersedia baru mencapai 0,000041%.
c. Banyaknya kendaraan yang tidak laik jalan dan banyak
kendaraan yang belum melakukan uji KIR. Kepemilikan KIR
angkutan umum tercatat hanya tercapai 97,82% dengan 934
unit kendaraan yang melakukan uji KIR.
d. Kurangnya kapasitas SDM dalam manajemen keselamatan
lalu lintas dan belum tersusunnya perencanaan rekayasa lalu
lintas.
e. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi
peraturan dan menjaga fasilitas dan perlengkapan LLAJ.
10. Komunikasi dan informatika
a. Belum semua perangkat daerah memiliki website yang aktif
dan update. Hingga tahun 2016, hanya terdapat 19 website
perangkat daerah yang aktif dan update.
b. Belum optimalnya pengembangan e-government.
Pengembangan e-government sangat penting di era digital,
khususnya dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
akuntabilitas. Pengembangan SIM merupakan salah satu
bagian dari pengembangan e-government. Saat ini baru
terdapat 18 SIM di lingkungan pemerintah, pengembangan ke
depan di arahkan pada pengintegrasian setiap SIM agar lebih
terpadu.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 137


11. Koperasi, usaha kecil, dan menengah
a. Masih kurangnya kualitas koperasi, terlihat dari masih
adanya koperasi tidak aktif, dan masih rendahnya jumlah
KSP/USP sehat. Koperasi aktif tercatat sebesar 33,004%.
b. Pertumbuhan UMKM yang lambat dan daya saing produk
UMKM masih kurang, disebabkan oleh keterampilan SDM dan
akses permodalan yang masih rendah. Pada tahun 2016
jumlah UMKM tercatat sebesar 26.892 unit.
c. Masih rendahnya sumber daya manusia pengelola koperasi,
khususnya yang berbasis masyarakat.
12. Penanaman modal
a. Nilai persetujuan investasi dan nilai realisasi investasi belum
optimal disebabkan oleh fasilitasi investasi yang belum
optimal, sarana prasarana pendukung investasi yang belum
memadai, dan belum optimalnya promosi dan kerjasama
dalam rangka peningkatan investasi. Pada tahun 2016
terdapat 457 perusahaan yang mengajukan izin investasi
dengan nilai sebesar 261 milyar rupiah. Nilai investasi
tersebut mengalami penurunan sebesar 21,67% dari nilai
investasi pada tahun 2015 yang sebesar 333 milyar rupiah.
b. Masih adanya beberapa perijinan dan non perijinan yang
belum ditangani secara penuh dan terpadu oleh satu instansi.
13. Kepemudaan dan olahraga
a. Belum optimalnya penyadaran, pemberdayaan dan
pengembangan pemuda dan organisasi kepemudaan.
b. Belum optimalnya prestasi olahraga, pengembangan dan
pembinaan olahraga prestasi dan sarana prasarana olahraga
yang masih kurang.
c. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berolahraga
dan belum optimalnya pengembangan dan pembinaan
olahraga rekreasi.
d. Belum optimalnya pembinaan kepramukaan di tingkat
sekolah.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 138


14. Statistik
Kurang optimalnya kualitas ketersediaan data statistik guna
menunjang perencanaan dan evaluasi pada masing-masing
perangkat daerah.
15. Persandian
Terbatasnya kapasitas SDM pengelola sandi dan telekomunikasi.
16. Kebudayaan
a. Semakin lunturnya nilai-nilai budaya dan kesenian daerah
karena pengaruh budaya luar. Penyelenggaraan festival seni
dan budaya pada tahun 2016 sebanyak 118 kali.
b. Belum optimalnya pelestarian adat dan tradisi masyarakat.
c. Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap sejarah
penting daerah.
d. Banyaknya benda dan bangunan cagar budaya yang rusak
atau hilang. Benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang
dilestarikan hanya 2,44%.
e. Belum optimalnya pengelolaan museum sebagai daya tarik
wisata.
17. Perpustakaan
a. Belum optimalnya tingkat kunjungan masyarakat ke
perpustakaan daerah. Hal ini terlihat dari tingkat kunjungan
masyarakat yang belum sesuai target yaitu 4,63% dari
realisasi jumlah pengunjung dibagi jumlah penduduk tahun
2016 sebanyak 879.570 (jumlah pengunjung sebanyak 40.760
orang), ketersediaan bahan bacaan hanya untuk 48,68%
penduduk (jumlah koleksi 48.228 eksemplar atau 23.378
judul), dan juga kurang efektifnya promosi.
b. Belum optimalnya pembinaan dan kerjasama dalam
pengelolaan dan pengembangan perpustakaan dengan
lembaga lain.
c. Belum ditemukannya naskah kuno dan etnis nusantara yang
dibukukan.
d. Belum adanya penguatan literasi.
18. Kearsipan
a. Masih kurangnya kompetensi SDM pengelola kearsipan dalam
melakukan pengelolaan dan pengaturan arsip/dokumen. Pada

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 139


tahun 2016 dilakukan 2 kegiatan dalam rangka peningkatan
kompetensi SDM pengelola kearsipan.
b. Masih rendahnya kesadaran perangkat daerah untuk
melakukan pengelolaan arsip secara baik. Hal ini ditandai
oleh pengelolaan arsip secara baku yang baru mencapai
17,86%.
c. Masih rendahnya kesadaran perangkat daerah untuk
menyerahkan arsip dinamis inaktif untuk dikelola oleh unit
pengolah arsip daerah.
d. Belum terbangunnya jaringan informasi kearsipan serta
pengelolaan arsip berbasis IT.
4.1.3. Urusan Pilihan
1. Kelautan dan perikanan
a. Pendapatan pembudidaya ikan, kelompok pengolah dan
pemasar hasil perikanan dan nelayan masih belum optimal.
b. Belum optimalnya produksi perikanan budidaya walaupun
potensi lahan untuk budidaya tersedia. Produksi perikanan
pada tahun 2016 tercatat sebesar 25,3 ribu ton.
c. Adanya persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya air untuk
budidaya perikanan dengan sektor yang lain.
d. Kurangnya kuantitas dan kompetensi petugas teknis
perikanan. Cakupan bina kelompok pembudi daya ikan baru
sebesar 25,86%.
e. Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya hayati perikanan
dipengaruhi penurunan kualitas perairan umum dan perilaku
masyarakat di sekitar DAS yang belum menaati kaidah
penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
2. Pariwisata
a. Belum optimalnya pengelolaan destinasi pariwisata unggulan
yang telah ada, dan kurangnya pengembangan potensi wisata
sebagai destinasi wisata baru.
b. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam
pengembangan pariwisata.
c. Masih rendahnya kualitas pelaku usaha dan jasa pariwisata.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 140


d. Lemahnya promosi dan pemasaran objek wisata unggulan dan
kurangnya penggunaan teknologi informasi dalam
mendukung pemasaran ekonomi kreatif.
e. Rendahnya kontribusi PAD dari sektor pariwisata dengan
rata-rata kontribusi hanya sebesar 2%.
3. Pertanian
a. Pendapatan dan tingkat kesejahteraan petani masih perlu
ditingkatkan. Hal ini diindikasikan oleh masih rendahnya
Nilai Tukar Petani (NTP) yang masih berada di angka 102,93%.
b. Produksi dan produktivitas pertanian serta populasi ternak
cenderung menurun.Produktivitas pertaniansecara umum
mengalami penurunan, padi turun dari 59,79 kw/ha (2012)
menjadi sebesar 52,42 kw/ha (2016), jagung turun dari 43,28
kw/ha (2012) menjadi sebesar 41,41 kw/ha (2016), dan
durian turun dari 62,10 kg/pohon (2012) menjadi sebesar
60,17 kg/pohon (2016). Populasi ternak turun dari 37.977
ekor (2012) menjadi sebesar 31.394 ekor (2016), sapi perah
turun dari 3.025 ekor (2012) menjadi sebesar 1.352 ekor
(2016), dan domba turun dari 111.909 (2012) menjadi sebesar
65.909 ekor (2016).
c. Berkurangnya tenaga kerja muda di sektor pertanian.
4. Perdagangan
a. Belum optimalnya perkembangan sektor perdagangan, terlihat
dari kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB hanya
sebesar 14,96%.
b. Cakupan fasilitasi pengembangan Usaha Dagang Kecil dan
Menengah (UDKM) sangat rendah, terlihat dari persentase
UDKM yang terfasilitasi kegiatan promosi/pameran. Ekspor
bersih perdagangan pada tahun 2016 menurun menjadi 62,5
milyar rupiah dari capaian tahun 2015 yang sebesar 65,2
milyar rupiah.
c. Masih banyaknya lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
belum tertata. Hal ini terlihat dari cakupan bina kelompok
pedagang/usaha informal yang baru 14.025 kelompok.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 141


d. Kondisi bangunan pasar pada sebagian besar pasar rakyat
perlu direvitalisasi agar tercipta pasar yang nyaman, aman
dan bersih.
e. Perilaku pengelola pasar antara pedagang dan paguyuban
pasar yang masih kurang terhadap keamanan, kebersihan
dan ketertiban pasar.
f. Data potensi pasar yang belum tersedia secara akurat.
5. Perindustrian
a. Pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) yang lambat
dan daya saing IKM yang masih rendah disebabkan oleh
keterampilan SDM, penggunaan teknologi, dan akses
permodalan yang masih rendah. Jumlah industri yang
tercatat sebesar 22.367 unit.
b. Rendahnya omset penjualan produk IKM disebabkan promosi
dan pemasaran produk IKM dengan memanfaatkan teknologi
informasi masih kurang, serta terbatasnya fasilitasi IKM
menguikuti kegiatan promosi dan pameran produk. Cakupan
bina kelompok pengrajin sebanyak 13.870 kelompok.
c. Masih banyaknya pelaku usaha yang belum memiliki ijin
usaha.
d. Terkendalanya tindak lanjut setelah pelatihan /magang yaitu
belum bisa membantu peralatan kepada mereka yang benar
benar membutuhkan guna peningkatan kualitas dan
kuantitas produk.
e. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membeli
produk UKM / IKM.
6. Transmigrasi
Terbatasnya alokasi pemberangkatan transmigran dengan rata-
rata alokasi hanya sebesar 15 orang per tahun atau semakin
menurunnya daerah yang dijadikan lokasi transmigrasi.
4.1.4. Penunjang Urusan Pemerintahan
1. Administrasi pemerintahan
a. Penataan peraturan perundangan belum sepenuhnya sesuai
dengan tata peraturan perundangan yang baru.
b. Belum semua unit-unit pelayanan perangkat daerah memiliki
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar pelayanan

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 142


publik (SPP) serta melaksanakan pengukuran kualitas
pelayanan publik melalui Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
secara berkala.
c. Belum optimalnya kualitas pelaporan kinerja
pemerintah.Laporan kinerja yang disajikan OPD belum
menggambarkan kinerja PD, tetapi masih sebatas
menceritakan proses ataupun aktifitas yang dilaksanakan.
2. Pengawasan
a. Kurangnya cakupan pemeriksaan disebabkan oleh
keterbatasan jumlah SDM pemeriksa.
b. Masih kurangnya kompetensi SDM pemeriksa sesuai dengan
tuntutan peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah. Hal
ini salah satunya ditunjukkan oleh persentase pelaksanaan
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) Inspektorat Provinsi
yang baru tercapai 98% dan persentase pelaksanaan TLHP
BPK yang baru tercapai 97,46%.
c. Belum optimalnya penyelesaian tindak lanjut hasil temuan
pengawasan. Hal ini salah satunya ditunjukkan oleh
persentase penyelesaian TLHP Reguler Inspektorat kabupaten
yang baru tercapai 98,58%.
d. Masih lemahnya pengendalian intern yang disertai
pemantauan secara rutin.
3. Perencanaan
a. Kapasitas aparatur pemerintah daerah dalam perencanaan
pembangunan belum optimal.
b. Adanya amanat pemerintah kepada daerah terkait dalam
penyusunan dokumen perencanaan multi sektor perlu
ditindaklanjuti.
c. Belum optimalnya kualitas perencanaan dan penganggaran
pembangunan daerah.
4. Keuangan
a. Belum optimalnya kontribusi pendapatan asli daerah
terhadap Pendapatan Daerah yang berimplikasi pada
rendahnya kemandirian keuangan daerah. Hal ini
ditunjukkan oleh rendahnya rasio PAD terhadap pendapatan
daerah yang hanya sebesar 10,30%.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 143


b. Belum optimalnya penyusunan laporan keuangan
berdasarkan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual.
c. Belum optimalnya penyerapan anggaran belanja setiap
tahunnya. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya rata-rata SiLPA
setiap tahunnya.
d. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah,
terutama aset tanah yang belum bersertifikat.
5. Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan
a. Kompetensi dan profesionalisme SDM aparatur sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya masih kurang. Hal ini antara lain
ditunjukkan oleh rasio PNS lulusan S1 yang hanya sebanyak
60%, rasio PNS lulusan S2/S3 2,8%, dan rasio pejabat
struktural yang mengikuti Diklatpim 78%.
b. Penempatan PNS yang kurang proporsional sesuai kebutuhan.
c. Masih banyaknya kasus indisipliner pegawai. Hal ini
ditunjukkan oleh banyaknya kasus indisipliner namun yang
baru dapat ditangani hanya sebesar 64%.

4.2. Isu Strategis


Isu strategis didefinisikan sebagai kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan
karena dampaknya yang signifikan bagi masyarakat dan daerah
dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis
adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak
dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik suatu
isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar,
berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian
dan menentukan tujuan di masa yang akan datang.
Secara teknokratis, penentuan isu strategis RPJMD Kabupaten
Banjarnegara disusun dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.
1. Urgen atau mendesak untuk segera ditangani, artinya
permasalahan memiliki sifat darurat dan segera harus di atasi.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 144


2. Berdampak lintas wilayah dan lintas sektor, artinya permasalahan
dapat memberikan dampak luas mencakup lintas wilayah dan
lintas sektor.
3. Berdampak kumulatif jangka panjang, artinya permasalahan
memiliki sifat apabila tidak ditangani secara akumulatif dapat
memberikan dampak yang besar dalam jangka panjang.
4. Berdampak luas mencakup banyak pemangku kepentingan,
artinya permasalahan tersebut memberikan dampak negatif yang
besar terhadap banyak unsur masyarakat.
5. Relevan dan sesuai dengan kewenangan kabupaten, artinya
permasalahan sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan
daerah dan sesuai dengan kewenangan kabupaten/kota.
Rumusan isu strategis yang diangkat dalam RPJMD Kabupaten
Banjarnegara adalah sebagai berikut:
1. Kesejahteraan dan pendapatan masyarakat yang kurang
merata
Hal ini ditandai dengan persentase penduduk miskin pada tahun
2016 sebesar 17,46% dan indeks gini sebesar 0,34 (kategori
sedang) pada tahun 2015.
2. Perkembangan sektor perekonomian utama relatif lambat
Nilai investasi pada tahun 2016 sebesar Rp 261,40 milyar rupiah,
kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 14,38%, kontribusi
pertanian 31,54%, produksi dan produktivitas pertanian dan
populasi ternak cenderung menurun, jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah 22.367 unit.
3. Kualitas pendidikan dan derajat kesehatan belum optimal
Kondisi kualitas pendidikan dapat dilihat dari angka rata-rata UN
SD/MI sebesar 7,76, angka rata-rata UN SMP/MTs sebesar 5,44,
SD/MI kondisi bangunan baik 94,50%, dan SMP/MTs kondisi
bangunan baik 95,90%, guru SD memenuhi kualifikasi S1/D-IV
86,04%, guru SMP memenuhi kualifikasi S1/D-IV 90,11%, belum
semua sekolah terakreditasi A, terlihat dari jumlah SD
terakreditasi A, jumlah SMP terakreditasi A, dan lembaga
pendidikan non formal terakreditasi A. Derajat kesehatan dapat
dilihat dari indikator jumlah kasus AKI sebesar 120,30 per
100.000 KH, AKB sebesar 13,17 per 1000 KH, persentase balita

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 145


gizi buruk (BB/TB) sebesar 0,05%, akreditasi Rumah Sakit versi
KARS yaitu Akreditasi Paripurna RSU Hj. Anna Lasmanah
Kolopaking dan RS Emanuel sedangkan RS Islam Akreditasi
Utama, jamban sehat 48,86%, dan persentase puskesmas
terakreditasi sebanyak 12 Puskesmas dari 35 puskesmas (34,2%).
4. Kuantitas dan kualitas infrastruktur yang belum memadai
Hal ini ditandai dengan persentase panjang jalan kabupaten
dalam kondisi baik 58,83%, persentase panjang jalan yang
memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal
1,5 m) hanya sebesar 2,49%, persentase rumah tangga pengguna
air bersih 81,51%, persentase penanganan sampah 69,32%,
tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai sebesar
26,81%, masih terdapat permukiman kumuh di kawasan
perkotaan, kurangnya sarana dan prasarana perhubungan,
seperti area parkir, terminal tipe c, halte, belum semua daerah
mempunyai jaringan trayek, dan belum semua jaringan jalan dan
daerah rawan kecelakaan memiliki fasilitas keselamatan jalan.
5. Penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan
Penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan terutama
ditandai oleh: terjadinya banjir dan gerakan tanah yang
berpotensi longsor, meluasnya jumlah lahan kritis, degradasi
tingkat kesuburan tanah, kerusakan lahan akibat cara budi daya
yang salah, bertambahnya jumlah industri yang berpotensi
menghasilkan limbah, menurunnya keanekaragaman hayati
akibat alih fungsi lahan, menurunnya kualitas air, meningkatnya
jumlah timbulan sampah akibat pertumbuhan penduduk,
rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah serta
masih rendahnya budaya dan kepedulian terhadap lingkungan.
6. Belum optimalnya pemberdayaan gender
Hal ini ditandai dengan capaian IDG sebesar 67,78, sedangkan
IPG sudah mencapai 94,97.
7. Kapasitas fiskal daerah yang masih rendah dan tata kelola
pemerintahan yang belum optimal
Hal ini ditandai oleh nilai skor LKjIP CC, tingkat kapabilitas APIP
masih berada pada level 1, dan tingkat maturitas SPIP pada level
1, dan proporsi Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 146


daerah baru sebesar 12,28% (APBD TA 2017), persentase Aset
tanah Pemda yang bersertifikat 35,37%, penyerapan APBD masih
rendah sebesar 82,26%, dan persentase perangkat daerah yang
melakukan pengelolaan arsip secara baku sebesar 36,59%.
8. Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai budaya
dan kearifan lokal daerah
Hal ini ditandai oleh mulai bergesernya nilai-nilai yang hidup di
masyarakat, seperti mulai lunturnya budaya gotong royong,
sopan santun, konsumsi minuman keras, dan sebagainya.
9. Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana
Hal ini ditandai oleh banyaknya jenis bencana alam yang rawan
terjadi yaitu longsor, gas beracun, kekeringan, dan banjir.
Sedangkan berdasarkan wilayah administratif, sebanyak 85%
wilayah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara merupakan
daerah rawan bencana.

Permasalahan dan Isu Strategis Daerah 147


BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi
Visi pembangunan dalam RPJMD Tahun 2017-2022 merupakan
visi Bupati dan Wakil Bupati yang disampaikan pada saat proses
pemilihan Kepala Daerah. Visi tersebut adalah sebagai berikut:

“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”

Dalam menerjemahkan visi tersebut dilakukan melalui


penjelasan tiap-tiap pokok visi yang ada di dalamnya, dimana
terdapat 2 (dua) pokok visi, yaitu:
 Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten yang bermartabat
Kata bermartabat menurut kamus besar bahasa indonesia
berarti mempunyai martabat, dimana kata martabat berarti
tingkat harkat kemanusiaan atau harga diri. Kata bermartabat
merujuk pada kondisi terpenuhinya harkat kemanusiaan yang
tercermin oleh terpenuhinya hak asasi setiap individu di
Kabupaten Banjarnegara. Kata ini juga menunjukkan adanya
persamaan hak dan kewajiban yang sama bagi seluruh
masyarakat Banjarnegara.
Dengan pokok visi ini, diharapkan melalui pemenuhan
kewajiban negara terhadap hak dasar warganya maka setiap
warga Banjarnegara dapat meningkatkan harkatnya sebagai
manusia dan dapat bersanding dengan masyarakat daerah lain
baik di level regional maupun nasional secara terhormat.
Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan meningkatnya
kondusivitas daerah untuk menjamin terpenuhinya hak-hak
dasar masyarakat Banjarnegara.
 Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten yang sejahtera
Menurut kamus besar bahasa indonesia kata sejahtera dapat
diartikan aman sentosa dan makmur. Aman sentosa mengandung
makna bebas dari segala kesukaran sedang makmur dapat

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 148


diartikan serba kecukupan. Secara lebih luas, sejahtera memiliki
makna terpenuhinya aspek-aspek fisik, spiritual, emosional,
intelektual, ekonomi, sosial, budaya, dan ekologis, sehingga
sejahtera merupakan suatu keadaan hidup yang berkualitas.
Dengan pokok visi ini, diharapkan melalui peningkatan
pembangunan secara berkelanjutan maka dapat terwujud hasil-
hasil pembangunan yang berkualitas dan merata. Untuk
mencapai hal tersebut, maka peningkatan pelayanan pemerintah
pada masyarakat yang tercermin melalui reformasi birokrasi
harus terus dilakukan. Hal tersebut memiliki arti penting, karena
pemerintahan yang berwibawa bukan hanya menghasilkan
produk pemerintahan yang baik, namun juga akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pencapaian pokok
visi ini ditandai dengan terwujudnya pembangunan daerah yang
berkesinambungan dan berbasis pada pengembangan ekonomi
kerakyatan serta meningkatnya tata kelola pemerintahan. Pada
prosesnya pencapaian pokok visi tersebut harus memperhatikan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, berpedoman pada
RTRW, dan mengendalikan alih fungsi lahan.
Melalui kedua pokok visi ini Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara menyatakan dengan jelas kondisi yang ingin dicapai
dari berjalannya roda pemerintahan. Kondisi dimana setiap individu
dapat berperan serta aktif dalam pembangunan berkelanjutan,
sehingga segala kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar dapat
terpenuhi. Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan meningkatnya
cakupan pemenuhan kebutuhan dasar melalui peningkatan
perekonomian masyarakat berbasis sektor unggulan dengan tetap
menjaga kualitas lingkungan hidup.

5.2. Misi
Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus
dilaksanakan dalam upaya mencapai visi. Misi merupakan turunan
dari pokok-pokok visi yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Tabel berikut memberikan gambaran lengkap perumusan pokok
visi dan misi:

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 149


Tabel 5.1. Perumusan Misi
NO POKOK VISI MISI
Mewujudkan tata kehidupan
Kabupaten
masyarakat yang tertib, aman,
Banjarnegara
damai dan demokratis
menjadi Pemenuhan hak
1 Mewujudkan kemartabatan
Kabupaten dasar
dan kesejahteraan masyarakat
yang
melalui peningkatan cakupan
bermartabat
pemenuhan hak dasar
Mewujudkan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola
Peningkatan kualitas yang baik
pelayanan Mewujudkan tata kelola
Kabupaten pemerintahan keuangan daerah yang efektif,
Banjarnegara efisien, produktif, transparan
menjadi dan akuntabel dengan tenaga
2
Kabupaten profesional
yang Peningkatan
sejahtera perekonomian Mewujudkan pembangunan
masyarakat berbasis daerah yang
sektor unggulan berkesinambungan dan
dengan tetap berbasis pada pengembangan
menjaga kualitas ekonomi kerakyatan
lingkungan hidup

Misi-misi yang ditetapkan tersebut mengandung makna sebagai


berikut:
1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman,
damai dan demokratis
Tanpa kondusivitas wilayah yang kuat, mustahil
pembangunan dapat berjalan lancar. Penciptaan kondisi tersebut
menjadi prasayarat mutlak agar seluruh perencanaan dapat
diimplementasikan dengan baik selama 5 (lima) tahun ke depan.
Merujuk pada fakta bahwa Kabupaten Banjarnegara
merupakan daerah rawan bencana, maka persiapan mitigasi
bencana benar-benar dipersiapkan dengan baik. Dengan

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 150


persiapan yang baik diharapkan masyarakat dapat lebih merasa
aman meski tinggal di daerah yang rawan bencana.
Salah satu modal kuat bagi pembangunan adalah modal
sosial yang tinggi. Pemerintah Kabupaten mendorong penguatan
modal sosial melalui peningkatan pengamalan agama dan
penghargaan terhadap nilai-nilai budaya lokal. Selain itu
Pemerintah Kabupaten juga mendorong penguatan peran serta
masyarakat untuk mewujudkan kondisi keamanan dan ketertiban
melalui program/kegiatan yang mengutamakan keterpaduan
aparat dan masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban
serta menjaga kerukunan sosial dalam kehidupan masyarakat
dengan tetap memperhatikan penegakan hukum dan HAM.
Seterusnya Pemkab juga akan mendorong penguatan upaya
perlindungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara
keamanan, ketertiban, persatuan dan kesatuan serta kerukunan
masyarakat, penguatan sistem demokrasi, politik, serta HAM
melalui peningkatan kesadaran politik serta kesadaran hukum
yang dilandasi prinsip keadilan dan HAM.
Perumusan tujuan dan sasaran sebagai turunan dari misi ini
mempertimbangkan sasaran pokok misi-misi yang terdapat dalam
RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 sebagai
berikut:
 Misi1 :
 Mantapnya kearifan lokal yang tercermin dalam
meningkatnya peradaban, harkat, dan martabat
manusia, dan menguatnya jati diri dan kepribadian
masyarakat.
 Meningkat dan menguatnya sumber daya manusia
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam berbagai bidang.
 Meningkatnya karakter masyarakat yang berbudaya
yang mendasarkan pada kearifan lokal dan jati diri.
 Meningkatnya kesadaran dan pengamalan agama
dalam kehidupan sehari-hari sehingga membentuk
karakter masyarakat bermoral dan berakhlak mulia.

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 151


 Misi 2
 Meningkatnya upaya perlindungan HAM dan
meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat
dalam melaksanakan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
 Meningkatnya kestabilan situasi dan kondisi
perikehidupan bermasyarakat yang didukung oleh
penegakan HAM dan terwujudnya kesetaraan gender.
 Meningkatnya keamanan dan ketertiban di lingkungan
masyarakat Kabupaten Banjarnegara;
 Meningkatnya upaya-upaya yang dilakukan untuk
menjaga dan memelihara persatuan, kesatuan serta
kerukunan masyarakat Kabupaten Banjarnegara;
 Meningkatnya perlindungan dan pengayoman terhadap
masyarakat Kabupaten Banjarnegara dari segala
tindak kejahatan.
 Misi 3
 Meningkatnya partisipasi dan kesadaran politik
masyarakat terutama menyangkut hak dan kewajiban
warga negara serta institusionalisasi partai politik
dalam kegiatan politik.
 Meningkatnya perkembangan sistem dan iklim
demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik yang
dapat diukur dengan adanya pemerintahan yang
berdasarkan hukum, birokrasi yang profesional dan
netral, dan masyarakat yang mandiri.
2. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola yang baik
Dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara memperkuat
komitmen untuk menciptakan good and clean government. Fokus
peningkatan dilakukan pada peningkatan kualitas layanan publik
dan peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Melalui fokus pertama, diharapkan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dapat lebih dekat dan transparan. Sedangkan
melalui fokus kedua, diharapkan masyarakat akan lebih bangga

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 152


dengan jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
yang profesional. Untuk mewujudkannya akan dilakukan dengan
cara:
a. Penguatan sistem dan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai prinsip good
governance melalui peningkatan akuntabilitas, transparansi,
dan keadilan serta partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
b. Penguatan sistem budaya kerja aparatur pemerintah yang
profesional, bersih, beretika, dan berwibawa dalam rangka
menunjang tata pengelolaan pemerintahan yang baik
c. Penguatan sistem dan akses pelayanan publik melalui
peningkatan kompetensi sesuai kewenangan sesuai SPM pada
bidang pelayanan dasar dan penunjang yang mendukung LPE,
kemiskinan dan pengurangan pengangguran

Perumusan tujuan dan sasaran sebagai turunan dari misi ini


mempertimbangkan sasaran pokok misi-misi yang terdapat dalam
RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 sebagai
berikut:
 Misi 3
 Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih,
berwibawa, beretika, dan bertanggung jawab, serta
mampu mendukung pembangunan daerah yang bebas
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
 Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai
dengan standar mutu pelayanan yang berorientasi
pada terciptanya kepuasan masyarakat.
 Menguatnya kelembagaan lokal yang mampu
mengakomodasi tuntutan perubahan dan berperan
aktif dalam pembangunan daerah.
 Meningkatnya hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak pada tingkat
lokal, nasional, dan internasional.

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 153


3. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan
berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan
Laju perekonomian yang baik membutuhkan dukungan
infrastruktur yang baik. Pada pembangunan ekonomi, Kabupaten
Banjarnegara bertopang pada penguatan ekonomi kerakyatan di
bidang Pertanian dan Pariwisata. Pengembangan sektor pertanian
difokuskan terhadap pengembangan agroindustri dan agropolitan.
Sedangkan pengembangan pariwisata difokuskan terhadap
fasilitasi pengembangan objek wisata baru serta pengembangan
paket dan event wisata agar terjadi penambahan lama tinggal
wisatawan di Banjarnegara.
Meski mendorong pertumbuhan ekonomi Pemerintah
Kabupaten tidak melewatkan sisi pemerataan pembangunan
mengingat kondisi geografis Kabupaten Banjarnegara yang luas.
Pembangunan yang dilakukan juga memperhatikan daya dukung
dan daya tampung lingkungan agar nantinya lingkungan yang
kita miliki dapat dinikmati oleh generasi penerus sebagai bagian
dari prinsip pembangunan berkelanjutan. Sektor pertanian,
pariwisata, perdagangan, dan perindustrian didukung oleh sektor
lain yang berdaya saing tinggi menjadi basis aktivitas ekonomi
yang dikelola secara efisien sehingga menghasilkan komoditi
pertanian yang berkualitas, berdaya saing global menjadi motor
penggerak perekonomian sekaligus mendorong peningkatan
sumber-sumber pembiayaan pembangunan disertai peningkatan
kualitas pelayanan lebih bermutu. Pembangunan dilaksanakan
dengan mempedomani Rencana Tata Ruang Wilayah dan
mengendalikan laju alih fungsi lahan.
Perumusan tujuan dan sasaran sebagai turunan dari misi ini
mempertimbangkan sasaran pokok misi-misi yang terdapat dalam
RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 sebagai
berikut:
 Misi 1 :
 Meningkatnya kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha.

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 154


 Misi 2
 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
dan berkesinambungan sehingga pendapatan
perkapita pada akhir periode pembangunan jangka
panjang mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan
kabupaten-kabupaten yang maju di Indonesia.
 Meningkatnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif. Sektor pertanian,
perdagangan, perindustrian, dan pariwisata, didukung
dengan sektor lain yang berdaya saing tinggi menjadi
basis aktivitas ekonomi yang dikelola secara efisien
sehingga menghasilkan komoditi pertanian yang
berkualitas, berdaya saing global, menjadi motor
penggerak perekonomian sekaligus mendorong
peningkatan sumber-sumber pembiayaan
pembangunan, disertai dengan peningkatan kualitas
pelayanan lebih bermutu.
 Meningkatnya ketersediaan kebutuhan pokok dan
dapat dipertahankan pada tingkat aman melalui
swasembada pangan dan disertai dengan tersedianya
instrumen jaminan pangan di masyarakat melalui
revitalisasi pertanian dalam arti luas.
 Meningkatnya sektor pertanian kearah agribisnis dan
agroindustri serta agrowisata yang didukung dengan
meningkatnya perdagangan dalam usaha untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.
 Meningkatnya pemanfaatan aset dan produk daerah
yang berdaya saing tinggi sebagai sumber kekayaan
daerah.
 Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam yang
berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup yang
dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya
dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam
mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi
secara serasi dan seimbang.

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 155


 Meningkatnya keterpeliharaan kekayaan keragaman
jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk
mewujudkan nilai tambah, daya saing, dan modal
pembangunan daerah.
 Meningkatnya kualitas sumber daya air, udara, dan
tanah sesuai baku mutu dan terlindunginya kesehatan
masyarakat dari dampak akibat pencemaran.
 Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan, serta mengurangi dampak bencana alam.
 Menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan
jumlah penduduk miskin.
 Misi 4
 Meningkatnya infrastruktur wilayah dan yang andal
sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan
mobilitas faktor-faktor yang mendukung
berkembangnya aktivitas produksi dan mampu
membuka isolasi daerah serta membentuk kawasan-
kawasan pertumbuhan baru.
 Meningkatnya jaringan irigasi, bendung dalam rangka
menciptakan ketahanan pangan.
4. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien,
produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga profesional
Tata kelola keuangan merupakan salah satu aspek dalam
good and clean government. Meski demikian, banyaknya
permasalahan di bidang keuangan, menyebabkan Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara merasa perlu mengangkat menjadi
sebuah misi tersendiri. Diharapkan melalui reformasi tata kelola
keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dapat
lebih efisien dan efektif dalam pengelolaan keuangan. Selain itu
Pemerintah diharapkan menjadi lebih mandiri dalam segi
pembiayaan pembangunan. Selain itu pemkab juga akan terus
berupaya memantapkan sistem kelembagaan ekonomi daerah,
termasuk sistem lembaga keuangan yang memberikan kredit
kepada kegiatan pertanian.

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 156


Perumusan tujuan dan sasaran sebagai turunan dari misi ini
mempertimbangkan sasaran pokok misi-misi yang terdapat dalam
RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 sebagai
berikut:
 Misi 3
 Meningkatnya kemampuan dan kemandirian daerah
dalam mendukung pembangunan daerah.
5. Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan cakupan pemenuhan hak dasar
Kebutuhan dasar yang terpenuhi selain dikatakan menjadi
sejahtera dapat juga meningkatkan kemartabatan masyarakat.
Dengan semakin luasnya cakupan pemenuhan hak dasar
masyarakat dapat lebih sejahtera dan bermartabat. Peningkatan
cakupan pemenuhan hak dasar di bidang kesehatan agar tetap
memperhatikan isu pembangunan berkelanjutan, dan melakukan
pengelolaan limbah dan sampah dengan baik sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Perumusan tujuan dan sasaran sebagai turunan dari misi ini
mempertimbangkan sasaran pokok misi-misi yang terdapat dalam
RPJPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025 sebagai
berikut:
 Misi1 :
 Meningkatnya kualitas SDM, yang ditandai dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dan indeks pembangunan gender (GDI).
 Meningkatnya pemerataan pendidikan dan kesempatan
memperoleh pendidikan yang layak.
 Meningkatnya akses, pemerataan, dan mutu pelayanan
kesehatan.
 Meningkatnya pemenuhan hak-hak dasar bagi
penduduk miskin.
 Misi 2
 Meningkatnya ketersediaan kebutuhan pokok dan
dapat dipertahankan pada tingkat aman melalui
swasembada pangan dan disertai dengan tersedianya

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 157


instrumen jaminan pangan di masyarakat melalui
revitalisasi pertanian dalam arti luas.
 Menurunnya jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial, tercapainya penduduk tumbuh
seimbang, serta berkurangnya tindak kekerasan
berbasis gender dan anak tanpa diskriminasi.
 Menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan
jumlah penduduk miskin.
 Misi 4
 Meningkatnya perumahan rakyat layak huni yang
dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukungnya
untuk mewujudkan daerah tanpa permukiman
kumuh.
 Meningkatnya keterpenuhan dan pemerataan
kebutuhan prasarana dan sarana pelayanan dasar di
seluruh wilayah perdesaan dan perkotaan dalam
rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
 Meningkatnya jaringan irigasi, bendung dalam rangka
menciptakan ketahanan pangan.

5.3. Tujuan dan Sasaran


Sesuai dengan Permendagri 86 Tahun 2017, tujuan adalah
suatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
5 (lima) tahunan. Sedang sasaran adalah rumusan kondisi yang
menggambarkan tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan
Daerah/ Perangkat Daerah yang diperoleh dari pencapaian outcome
program Perangkat Daerah. Dengan kata lain tujuan dan sasaran
merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang
diperoleh dari pencapain berbagai program prioritas terkait. Tujuan
dan sasaran bertindak sebagai jembatan bagi visi dan misi menuju
program prioritas. Tanpa tujuan dan sasaran maka visi dan misi
akan sulit diterjemahkan ke hal yang lebih operasional. Tujuan dan
sasaran pada masing-masing misi diuraikan sebagai berikut:

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 158


1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman,
damai dan demokratis
Tujuan :
a. Meningkatkan kondusivitas wilayah, dengan indikator
tujuan: Indeks ketenteraman dan ketertiban Masyarakat.
b. Meningkatkan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana,
dengan indikator tujuan: Persentase desa tangguh bencana.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai
kehidupan bermasyarakat dan berdemokrasi, dengan
indikator tujuan: Indeks Kebudayaan.
Sasaran :
a. Meningkatnya ketenteraman, ketertiban dan keamanan
lingkungan
b. Meningkatnya kualitas kesiapsiagaan dam ketanggap
daruratan bencana
c. Meningkatnya penghargaan masyarakat terhadap nilai-nilai
kebudayaan dan kearifan lokal
d. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berdemokrasi
e. Meningkatnya peran serta perempuan dalam pembangunan
2. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konsep tata kelola yang baik
Tujuan :
a. Meningkatkan kualitas layanan publik, dengan indikator
tujuan: Survey Kepuasan Masyarakat.
b. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah, dengan indikator tujuan: Indeks Reformasi
Birokrasi.
Sasaran :
a. Meningkatnya efektivitas dan transparansi layanan publik
b. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah
c. Meningkatnya kualitas pengelolaan pemerintahan desa

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 159


3. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan
berbasis pada pengembangan ekonomi kerakyatan
Tujuan :
a. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur,
dengan indikator tujuan: Persentase jalan kabupaten dalam
kondisi baik.
b. Meningkatkan kinerja perekonomian daerah, dengan
indikator tujuan: Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
per Kapita.
c. Meningkatkan pemerataan pembangunan wilayah, dengan
indikator tujuan: Indeks Williamson.
d. Meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan,
dengan indikator tujuan: Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH).
Sasaran :
a. Meningkatnya sarana infrastruktur jalan dan jembatan
b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi
c. Meningkatnya kinerja sektor pertanian dan perikanan
d. Meningkatnya kinerja sektor pariwisata
e. Meningkatnya kinerja UKM dan koperasi
f. Meningkatnya jumlah investasi
g. Meningkatnya kesempatan kerja
h. Meningkatnya kinerja sektor industri
i. Meningkatnya kinerja sektor perdagangan
j. Meningkatnya stabilitas harga
k. Meningkatnya pemerataan pembangunan antar wilayah
kecamatan
l. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang meliputi
kualitas udara, kualitas air sungai, dan tutupan lahan
4. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien,
produktif, transparan dan akuntabel dengan tenaga profesional
Tujuan :
a. Mewujudkan reformasi tata kelola keuangan, dengan
indikator tujuan: Rasio kemandirian keuangan daerah.

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 160


Sasaran :
a. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset
daerah
b. Meningkatnya kemandirian daerah
5. Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan cakupan pemenuhan hak dasar
Tujuan :
a. Meningkatkan cakupan pemenuhan kebutuhan dan
layanan dasar yang berkualitas, dengan indikator tujuan:
Indeks Pembangunan Manusia.
b. Meningkatkan penanganan masalah kesejahteraan sosial,
dengan indikator tujuan: Presentase Penduduk Miskin.
Sasaran :
a. Meningkatnya ketahanan pangan
b. Meningkatnya cakupan rumah layak huni
c. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pendidikan
d. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan
e. Meningkatnya jumlah penduduk di atas garis kemiskinan
f. Meningkatnya penanganan terhadap Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial

Tabel berikut menggambarkan secara lengkap visi, misi, tujuan,


dan sasaran selama 5 (lima) tahun ke depan.

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 161


Tabel 5.2. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Tahun 2017-2022
VISI : “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
TARGET TARGET
INDIKATOR AKHIR INDIKATOR KINERJA AKHIR
TUJUAN SASARAN SATUAN
TUJUAN TUJUAN SASARAN SASARAN
2022 2022
MISI 1 : “MEWUJUDKAN TATA KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG TERTIB, AMAN, DAMAI DAN DEMOKRATIS”
Indeks ketenteraman Meningkatnya ketenteraman, Indeks ketenteraman
Meningkatkan
1.1. dan ketertiban 78,75 1.1.1. ketertiban dan keamanan dan ketertiban Angka 78,75
kondusivitas wilayah
Masyarakat lingkungan Masyarakat
Meningkatkan
Meningkatnya kualitas
kesiapsiagaan dan Persentase desa Persentase desa
1.2. 52,63 1.2.1. kesiapsiagaan dam ketanggap % 52,63
penanggulangan tangguh bencana tangguh bencana
daruratan bencana
bencana
Meningkatnya penghargaan
1.3.1. masyarakat terhadap nilai-nilai Indeks Kebudayaan Angka 77,71
kebudayaan dan kearifan lokal
Meningkatkan
PilGub 55-
kesadaran
60%;
masyarakat terhadap Meningkatnya partisipasi
1.3. Indeks Kebudayaan 77,71 Presentase pemilih PilLeg 70-75%;
nilai-nilai kehidupan 1.3.2. masyarakat dalam kehidupan %
dalam pemilu PilPres 70-
bermasyarakat dan berdemokrasi
75%;
berdemokrasi
PilBup 70-75%
Meningkatnya peran serta Indeks Pemberdayaan
1.3.3. Angka 69,25
perempuan dalam pembangunan Gender
MISI 2 : “MEWUJUDKAN KUALITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN KONSEP TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK”
Meningkatkan
Survey Kepuasan Meningkatnya efektivitas dan Survey Kepuasan
2.1. kualitas layanan 80 2.1.1. Angka 80
Masyarakat transparansi layanan publik Masyarakat
publik
Meningkatnya kinerja
Nilai AKIP Kabupaten
2.2.1. penyelenggaraan pemerintahan Angka B
Banjarnegara
Meningkatkan daerah
kualitas Indeks Reformasi
2.2. 78,73
penyelenggaraan Birokrasi Persentase
Meningkatnya kualitas pengelolaan
pemerintahan daerah 2.2.2. peningkatan desa % 3%
pemerintahan desa
berkembang

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 162


TARGET TARGET
INDIKATOR AKHIR INDIKATOR KINERJA AKHIR
TUJUAN SASARAN SATUAN
TUJUAN TUJUAN SASARAN SASARAN
2022 2022
MISI 3 : “MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG BERKESINAMBUNGAN DAN BERBASIS PADA PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN”
Persentase jalan
Meningkatnya sarana infrastruktur
Meningkatkan 3.1.1. kabupaten dalam % 73 s.d. 75
Presentase jalan jalan dan jembatan
ketersediaan dan kondisi baik
3.1. kabupaten dalam 73 – 75
kualitas Luasan sawah yang
kondisi baik Meningkatnya kualitas dan
infrastruktur 3.1.2. teraliri jaringan irigasi Ha 17.496
kuantitas jaringan irigasi
dalam kondisi baik
Pertumbuhan sektor
% 3 s.d. 4
Meningkatnya kinerja sektor pertanian
3.2.1.
pertanian dan perikanan Nilai Tukar Petani
% 103 s.d. 105
Laju Pertumbuhan 5,4 s.d (umum)
Ekonomi 5,75 Persentase
Meningkatnya kinerja sektor
3.2.2. peningkatan % 3
pariwisata
kunjungan wisatawan
Kontribusi UKM
% 14 s.d. 15
Meningkatnya kinerja UKM dan terhadap PDRB
3.2.3.
Meningkatkan koperasi Persentase koperasi
kinerja % 38 s.d. 39
3.2. sehat
perekonomian Persentase
daerah peningkatan nilai
3.2.4. Meningkatnya jumlah investasi % 17,5 s.d. 20
investasi berskala
PDRB per kapita > 21,5 nasional
(ADHB) Juta Tingkat Pengangguran
3.2.5. Meningkatnya kesempatan kerja % < 4,5
Terbuka
Meningkatnya kinerja sektor Pertumbuhan sektor
3.2.6. % 7,1 s.d. 8
industri industri
Meningkatnya kinerja sektor Pertumbuhan sektor
3.2.7. % 8,4 s.d. 9
perdagangan perdagangan
3.2.8. Meningkatnya stabilitas harga Laju inflasi % 3±1
Meningkatkan
pemerataan Meningkatnya pemerataan
3.3. Indeks Williamson 0,43 3.3.1. Indeks Williamson Angka 0,43
pembangunan pembangunan antar wilayah
wilayah kecamatan

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 163


TARGET TARGET
INDIKATOR AKHIR INDIKATOR KINERJA AKHIR
TUJUAN SASARAN SATUAN
TUJUAN TUJUAN SASARAN SASARAN
2022 2022
Meningkatnya kualitas lingkungan
Meningkatkan daya Indeks Kualitas Indeks Kualitas
hidup yang meliputi kualitas udara,
3.4. dukung dan daya Lingkungan Hidup 69,25 3.4.1. Lingkungan Hidup Angka 69,25
kualitas air sungai, dan tutupan
tampung lingkungan (IKLH) (IKLH)
lahan
MISI 4 : “MEWUJUDKAN TATA KELOLA KEUANGAN DAERAH YANG EFEKTIF, EFISIEN, PRODUKTIF, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL DENGAN TENAGA
PROFESIONAL”
Meningkatnya kualitas pengelolaan Opini Badan
Mewujudkan 4.1.1. Opini WTP
Rasio kemandirian keuangan dan aset daerah Pemeriksa Keuangan
4.1. reformasi tata kelola 9,48
keuangan daerah Rasio kemandirian
keuangan 4.1.2. Meningkatnya kemandirian daerah % 9,48
keuangan daerah
MISI 5 “MEWUJUDKAN KEMARTABATAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN CAKUPAN PEMENUHAN HAK DASAR”
Pencapaian skor Pola
5.1.1. Meningkatnya ketahanan pangan % > 95
Pangan Harapan (PPH)
Persentase MBR yang
Meningkatnya cakupan rumah
Meningkatkan 5.1.2. menghuni Rumah % 90 ± 1
layak huni
cakupan pemenuhan Indeks Layak Huni
5.1. kebutuhan dan Pembangunan 70,32 Angka Rata-rata Lama
Tahun 6,65 s.d. 6,72
layanan dasar yang Manusia Meningkatnya akses dan kualitas Sekolah
5.1.3.
berkualitas pelayanan pendidikan Angka Harapan Lama
Tahun 11,9 ± 0,2
Sekolah
Meningkatnya kualitas dan Angka usia harapan
5.1.4. Tahun 74,08
cakupan pelayanan kesehatan hidup
Meningkatnya jumlah penduduk di Persentase penduduk
Meningkatkan 5.2.1. % 14,6 s.d. 14
atas garis kemiskinan miskin
penanganan Persentase penduduk 14,6 s.d.
5.2. Meningkatnya penanganan
masalah miskin 14 Persentase Penurunan
5.2.2. terhadap Penyandang Masalah % 0,20
kesejahteraan sosial PMKS
Kesejahteraan Sosial

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 164


BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
6.1. Strategi dan Arah Kebijakan
Perumusan strategi dan arah kebijakan merupakan pendekatan
komprehensif untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan. Dengan pendekatan tersebut diharapkan
perencanaan strategi dan arah kebijakan dapat menjadikan acuan
unntuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja
birokrasi. Suatu strategi dapat terhubung dengan pencapaian satu
sasaran namun juga beberapa sasaran yang inheren. Strategi harus
dapat menunjukkan keinginan yang kuat, dari Pemerintah Daerah,
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai. Strategi wajib dijadikan
acuan dalam perencanaan pembangunan daerah. Strategi
selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Arah
kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi
yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran
dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan
merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai
dengan pengaturan pelaksanaannya.
Rumusan strategi dan arah kebijakan secara komprehensif
disajikan dalam tabel berikut ini.

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 165


Tabel 6.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kabupaten Banjarnegara
VISI : “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
TUJUAN SASARAN STRATEGI

MISI 1 : MEWUJUDKAN TATA KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG TERTIB, AMAN, DAMAI DAN DEMOKRATIS
Meningkatnya ketenteraman, ketertiban dan Pemantapan ketenteraman dan ketertiban umum
1.1. Meningkatkan kondusivitas wilayah 1.1.1. 1.1.1.1.
keamanan lingkungan masyarakat
1.2.1.1. Peningkatan kualitas kesiapsiagaan bencana
Meningkatkan kesiapsiagaan dan Meningkatnya kualitas kesiapsiagaan dam
1.2. 1.2.1. Penanggulangan Bencana yang terencana,
penanggulangan bencana ketanggap daruratan bencana 1.2.1.2.
terkoordinasi, terpadu dan akuntabel
Meningkatnya penghargaan masyarakat terhadap Penguatan karakter yang berbasis pada nilai budaya
1.3.1. 1.3.1.1.
Meningkatkan kesadaran nilai-nilai kebudayaan dan kearifan lokal dan kearifan lokal
masyarakat terhadap nilai-nilai Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
1.3. 1.3.2. 1.3.2.1. Penguatan pendidikan politik masyarakat
kehidupan bermasyarakat dan kehidupan berdemokrasi
berdemokrasi Meningkatnya peran serta perempuan dalam
1.3.3. 1.3.3.1. Percepatan pengarusutamaan gender
pembangunan
MISI 2 : MEWUJUDKAN KUALITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN KONSEP TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

Pengembangan sistem pelayanan yang cepat, mudah


2.1.1.1.
Meningkatkan kualitas layanan Meningkatnya efektivitas dan transparansi layanan dan terjangkau
2.1. 2.1.1.
publik publik Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
2.1.1.2.
pembangunan
Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian, dan
Meningkatnya kinerja penyelenggaraan 2.2.1.1.
Meningkatkan kualitas 2.2.1. pengawasan pembangunan
pemerintahan daerah
2.2. penyelenggaraan pemerintahan 2.2.1.2. Pembinaan dan peningkatan SDM aparatur
daerah Meningkatnya kualitas pengelolaan pemerintahan Peningkatan pembinaan manajemen pemerintahan
2.2.2. 2.2.2.1.
desa desa
MISI 3 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG BERKESINAMBUNGAN DAN BERBASIS PADA PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN
Peningkatan kualitas manajemen infrastruktur jalan
Meningkatnya sarana infrastruktur jalan dan
Meningkatkan ketersediaan dan 3.1.1. 3.1.1.1. dan jembatan dengan tetap memperhatikan prinsip-
3.1. jembatan
kualitas infrastruktur prinsip pembangunan berkelanjutan
3.1.2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi 3.1.2.1. Peningkatan akses dan kualitas jaringan irigasi

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 166


VISI : “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
TUJUAN SASARAN STRATEGI
Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian
3.2.1.1.
dan perikanan
Meningkatnya kinerja sektor pertanian dan
3.2.1. Peningkatan sumber daya dan kelembagaan pertanian
perikanan 3.2.1.2.
dan perikanan
3.2.1.3. Peningkatan penanganan pasca panen
3.2.2.1. Peningkatan daya saing destinasi pariwisata
3.2.2. Meningkatnya kinerja sektor pariwisata
3.2.2.2. Pengembangan pemasaran dan kerjasama pariwisata
3.2.3.1. Peningkatan pendampingan dan pembinaan UKM
3.2.3. Meningkatnya kinerja UKM dan koperasi
3.2.3.2. Peningkatan manajemen koperasi
Peningkatan kepastian investasi dan iklim usaha yang
Meningkatkan kinerja 3.2.4. Meningkatnya jumlah investasi 3.2.4.1.
3.2. kondusif
perekonomian daerah Peningkatan kompetensi dan produktivitas angkatan
3.2.5.1.
kerja
3.2.5. Meningkatnya kesempatan kerja 3.2.5.2. Penciptaan lapangan kerja
3.2.5.3. Peningkatan kesejahteraan pekerja
3.2.6.1. Pengembangan agroindustri
3.2.6. Meningkatnya kinerja sektor industri
3.2.6.2. Peningkatan daya saing industri kreatif

3.2.7. Meningkatnya kinerja sektor perdagangan 3.2.7.1. Peningkatan kualitas dan aksesibilitas perdagangan
Peningkatan antisipasi terhadap pergerakan harga
3.2.8. Meningkatnya stabilitas harga 3.2.8.1.
komoditas pemicu inflasi dan tarikan permintaan
Peningkatan infrastruktur perhubungan antar
Meningkatkan pemerataan Meningkatnya pemerataan pembangunan antar 3.3.1.1.
3.3. 3.3.1. kecamatan
pembangunan wilayah wilayah kecamatan
3.3.1.2. Pengembangan pusat-pusat kegiatan lokal
Pencegahan dan pengendalian kerusakan lingkungan
3.4.1.1.
hidup
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang Pengembangan penghijauan dan rehabilitasi fungsi
Meningkatkan daya dukung dan
3.4. 3.4.1. meliputi kualitas udara, kualitas air sungai, dan 3.4.1.2. kawasan rawan bencana, kawasan hutan rakyat, dan
daya tampung lingkungan
tutupan lahan kawasan agropolitan
Perlindungan sumber-sumber air dan mata air,
3.4.1.3.
khususnya di daerah hulu dan areal hutan rakyat

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 167


VISI : “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
TUJUAN SASARAN STRATEGI

MISI 4 : MEWUJUDKAN TATA KELOLA KEUANGAN DAERAH YANG EFEKTIF, EFISIEN, PRODUKTIF, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL DENGAN TENAGA PROFESIONAL
Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan 4.1.1.1. Penerapan sistem pengelolaan keuangan terpadu
Mewujudkan reformasi tata kelola 4.1.1.
4.1. aset daerah 4.1.1.2. Peningkatan pengelolaan keuangan dan aset daerah
keuangan
4.1.2. Meningkatnya kemandirian daerah 4.1.2.1. Peningkatan rasio PAD terhadap Pendapatan Daerah
MISI 5 : MEWUJUDKAN KEMARTABATAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN CAKUPAN PEMENUHAN HAK DASAR
Penguatan 3 pilar ketahanan pangan (ketersediaan,
5.1.1. Meningkatnya ketahanan pangan 5.1.1.1.
distribusi dan konsumsi)
Fasilitasi perumahan swadaya bagi MBR yang
5.1.2.1.
memiliki tanah
5.1.2. Meningkatnya cakupan rumah layak huni Penyediaan perumahan layak huni bagi MBR yang
5.1.2.2.
belum memiliki tanah
5.1.2.3. Pengembangan Prasarana Sarana Utilitas Umum
5.1.3.1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan pendidikan
Meningkatkan cakupan pemenuhan Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan 5.1.3.2. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan
5.1.3.
5.1. kebutuhan dan layanan dasar yang pendidikan Peningkatan pendidikan nonformal yang merata dan
5.1.3.3.
berkualitas bermutu
Peningkatan penyediaan pelayanan kesehatan yang
5.1.4.1.
berkualitas
5.1.4.2. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit
Peningkatan Upaya Promosi dan pemberdayaan
Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan 5.1.4.3.
5.1.4. kesehatan
kesehatan
Peningkatan sarana prasarana kesehatan dalam
rangka perluasan cakupan pelayanan dengan tetap
5.1.4.4.
memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan
Meningkatnya jumlah penduduk di atas garis
5.2.1. 5.2.1.1. Pengintegrasian program penanggulangan kemiskinan
Meningkatkan penanganan kemiskinan
5.2.
masalah kesejahteraan sosial Meningkatnya penanganan terhadap Penyandang Peningkatan Keberdayaan Penyandang Masalah
5.2.2. 5.2.2.1.
Masalah Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 168


Tabel 6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Banjarnegara
Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Meningkatkan koordinasi dan Meningkatkan peran aktif Meningkatkan kesadaran, Meningkatkan koordinasi dalam Meningkatkan penanganan
kerjasama antar lembaga terkait masyarakat dalam menciptakan kemampuan dan kesiapsiagaan pelaksanaan tanggap darurat daerah rawan bencana
dalam menciptakan ketenteraman dan ketertiban dalam menghadapi bencana bencana
ketenteraman, ketertiban, dan umum masyarakat
keamanan masyarakat
Meningkatkan toleransi dan Meningkatkan pendidikan dan Melestarikan kesenian lokal, Meningkatkan sarana dan Pemulihan sarana dan
kerukunan antar dan intra pelatihan kebencanaan benda dan bangunan cagar prasarana seni, olahraga, dan prasarana fisik dan non fisik di
umat beragama budaya kebudayaan wilayah pascabencana secara
terpadu
Menyederhanakan prosedur Meningkatkan kualitas dan Meningkatkan pembinaan Meningkatkan kampanye anti Menguatkan lembaga,
layanan publik kuantitas riset dan inovasi kepemudaan dan olahraga kekerasan terhadap perempuan koordinasi, dan jaringan
daerah dan anak pengarusutamaan gender dalam
pembangunan
Meningkatkan cakupan Meningkatkan pendidikan Meningkatkan taraf pendidikan Mengoptimalkan pengelolaan Meningkatkan perencanaan
pelayanan hak-hak politik pada segmen pemilih untuk meningkatkan kualitas arsip daerah pembangunan desa yang
kependudukan rentan (pemilih pemula, pemilih hidup dan sumberdaya kaum partisipatif
lansia) perempuan
Mengoptimalkan penggunaan Meningkatkan sarana dan Meningkatkan disiplin aparatur Meningkatkan pengawasan dan Meningkatkan pengawasan
teknologi informasi dalam prasarana pelayanan publik pengendalian pengelolaan terhadap beban berlebih
pelayanan keuangan desa kendaraan
Meningkatkan kualitas Meningkatkan akses Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas Meningkatkan peran serta
perencanaan pembangunan masyarakat terhadap informasi pembinaan SDM masyarakat pemeliharaan jalan masyarakat dalam pengelolaan
daerah yang memperhatikan pembangunan daerah dan pemerintah desa dan pemeliharaan jaringan
seluruh aspek dan terintegrasi irigasi
dengan berbasis data
Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas Sistem Melaksanakan pembangunan Mengembangkan pilihan Meningkatkan kualitas
perencanaan Satuan Kerja Pengendalian Internal jalan tuntas ruas teknologi infrastruktur jalan kelembagaan pertanian dan
Perangkat Daerah Pemerintah dengan memperhatikan aspek perikanan
umur/usia jalan dan kondisi
lingkungan
Fasilitasi pendidikan dan Mengembangkan dan Meningkatkan pengelolaan dan Meningkatkan cakupan jaringan Meningkatkan penanganan
pelatihan SDM aparatur menerapkan Standar Pelayanan tata guna air irigasi irigasi panen dan pasca panen
Minimal dan Standar pertanian dan perikanan
Operasional Prosedur

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 169


Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Membentuk Unit Reaksi Cepat Meningkatkan kualitas Menerapkan inovasi dan Memfasilitasi pencegahan dan Menguatkan kelembagaan di
Penanganan Jalan pembangunan dan teknologi pertanian dan penanganan gagal panen sektor pariwisata
pemeliharaan jaringan irigasi perikanan
Meningkatkan kualitas Memfasilitasi sarana dan Meningkatkan kualitas sumber Memfasilitasi pemasaran hasil Menguatkan industri kreatif
infrastruktur jalan dan prasarana produksi pertanian daya pertanian dan perikanan produksi pertanian dan dalam pengembangan
jembatan pendukung dan perikanan perikanan pariwisata
perekonomian dengan tetap
memperhatikan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan
Mengendalikan laju alih fungsi Mengembangkan atraksi dan Meningkatkan sarana dan Meningkatkan kualitas SDM Meningkatkan kerjasama di
lahan pertanian even wisata prasarana pariwisata serta kepariwisataan bidang pemasaran dengan
aksesibilitas destinasi wisata pelaku usaha wisata
Menguatkan kemampuan Meningkatkan kapasitas Mengembangkan pariwisata Meningkatkan strategi promosi Fasilitasi pemberian jaminan
kewirausahaan kelembagaan UKM berbasis kerakyatan wisata yang efektif keselamatan kerja
Menyediakan regulasi dan Meningkatkan fasilitasi akses Memperluas akses jaringan Meningkatkan kualitas produksi Fasilitasi penyelesaian konflik
prosedur perizinan yang pro permodalan UKM pemasaran UKM dan memperluas jaringan usaha perusahaan dan pekerja
investasi koperasi
Fasilitasi informasi lapangan Meningkatkan kualitas SDM Meningkatkan akses Memberikan insentif fiskal Memfasilitasi peningkatan
kerja dan kelembagaan koperasi permodalan koperasi inovasi dan perlindungan
kekayaan intelektual
Meningkatkan pengelolaan dan Meningkatkan pemanfaatan dan Meningkatkan sarana dan Meningkatkan promosi dan Meningkatkan volume
pembinaan pedagang kaki lima pengendalian tata ruang yang prasarana pendukung investasi kerjasama investasi perdagangan luar negeri
pro investasi
Meningkatkan pengawasan Mendorong terciptanya Revitalisasi kelembagaan Meningkatkan pengawasan dan Menjamin kecukupan pasokan
harga komoditas lapangan pekerjaan baru industri kreatif perlindungan tenaga kerja dan pemerataan distribusi
barang
Mendorong terbukanya Penguatan sektor industri Meningkatkan pengembangan Revitalisasi pasar-pasar Mengembangkan Ruang
aksesibilitas kawasan untuk pengolahan untuk perekonomian berdasarkan tradisional Terbuka Hijau di kawasan
pertumbuhan ekonomi meningkatkan nilai tambah potensi lokal perkotaan
produksi sektor primer
Optimalisasi pengelolaan Pengendalian dampak Mengembangkan pusat-pusat Meningkatkan upaya Penguatan manajemen
keuangan melalui integrasi e- lingkungan akibat pertumbuhan ekonomi pengendalian pengelolaan cadangan pangan
planning dan e-budgeting pembangunan limbah

Penyederhanaan prosedur Meningkatkan akuntabilitas Pengembangan manajemen Meningkatkan penanaman Fasilitasi proses pemberdayaan

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 170


Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
pengelolaan keuangan dan pengelolaan aset daerah persampahan penghijauan, pembuatan masyarakat dalam pengelolaan
pemanfaatan teknologi embung, dan sumur resapan sanitasi
informasi secara optimal
Meningkatkan kapasitas Meningkatkan kepatuhan Mengembangkan penanaman Membangun pengelolaan PAD Mengembangkan model
Sumber Daya Manusia terhadap prosedur keuangan pohon perlindungan mata air di yang efisien, transparan, penyediaan fasilitas sanitasi
pengelola keuangan dan aset yang berlaku kawasan perlindungan setempat partisipatif dan akuntabel
daerah dan hutan rakyat
Intensifikasi Pendapatan Asli Meningkatkan akurasi Mengembangkan pola Penguatan penganekaragaman Memberdayakan seluruh
Daerah melalui perluasan basis perencanaan belanja daerah pembiayaan pembangunan pangan sesuai potensi lokal pemangku kepentingan dengan
pajak daerah dan retribusi dengan mengurangi SILPA terpadu pendekatan partisipatif dalam
daerah untuk mendorong pertumbuhan pengelolaan sanitasi
daerah
Ektensifikasi pendapatan asli Optimalisasi pendapatan Asli Meningkatkan produksi dan Meningkatkan pengawasan Meningkatkan pengelolaan areal
daerah melalui pemberdayaan daerah dari pengelolaan produktivitas pangan daerah mutu dan keamanan pangan pemakaman yang berada di aset
aset daerah kekayaan daerah yang PEMDA
dipisahkan
Memperkuat identifikasi target Pemberian Bantuan RTLH yang Penguatan koordinasi dan Mendukung distribusi pangan Memperkuat pengendalian
sasaran bantuan RTLH terintegrasi dengan program jaringan kemitraan dengan bagi kelompok masyarakat mutu pendidikan
lainnya (Sanitasi, Air Bersih dan berbagai pihak mengenai miskin
SLR) bantuan RTLH
Meningkatkan pemerataan Meningkatkan jumlah dan Memantapkan pendidikan budi Meningkatkan akses Penguatan penerapan teknologi
akses dan kualitas pendidikan, kualitas pendidik dan tenaga pekerti dan wawasan masyarakat terhadap pelayanan informasi dan komunikasi di
terutama bagi masyarakat kependidikan serta kebangsaan sejak dini sanitasi dan air minum yang bidang pendidikan
miskin dan masyarakat yang memperbaiki distribusinya layak dan berkualitas
tinggal di wilayah perdesaan
Mengembangkan pendidikan Penguatan lembaga pendidikan Mengarahkan pendidikan Meningkatkan minat dan Meningkatkan kualitas
vokasi sesuai kebutuhan nonformal nonformal agar dapat budaya baca kesehatan lingkungan,
masyarakat memberikan pelayanan sesuai kesehatan kerja dan Olahraga
kebutuhan masyarakat
Meningkatkan kesehatan Meningkatkan kualitas dan Meningkatkan jumlah fasilitas Meningkatkan upaya Meningkatkan peran serta
keluarga dan gizi masyarakat kuantitas sumberdaya pelayanan kesehatan pencegahan, pemberantasan masyarakat dalam
kesehatan terakreditasi dan pengendalian penyakit pemberdayaan dan pembiayaan
menular dan tidak menular kesehatan
Meningkatkan koordinasi antar Meningkatkan kualitas Meningkatan pengetahuan, Peningkatan pemerataan unit Memperkuat kelembagaan
lembaga terkait dalam rangka kesehatan keluarga sikap dan perilaku hidup bersih pelayanan kesehatan rujukan, kesejahteraan sosial
pelaksanaan strategi dan sehat pada masyarakat khususnya di wilayah utara

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 171


Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
penanggulangan kemiskinan dengan tetap memperhatikan
prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan
Meningkatkan cakupan jaminan Pemberdayaan Tenaga Meningkatkan peran serta aktif Fasilitasi pengiriman dan
sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kecamatan Potensi dan Sumber penempatan transmigrasi
Kesejahteraan Sosial (TKSK) Kesejahteraan Sosial (PSKS)

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 172


6.2. Program Pembangunan Daerah
Tahapan rumusan program pembangunan daerah ini
merupakan suatu tahapan yang sangat penting sebagai dasar dalam
penyusunan dokumen RPJMD. Dari perumusan program
pembangunan daerah ini diharapkan dapat menghasilkan rencana
pembangunan yang kongkrit serta menjawab kebutuhan
pembangunan daerah dalam bentuk program-program prioritas
daerah. Perumusan program pembangunan daerah merupakan inti
dari perencanaan strategis selama 5 (lima) tahun ke depan.
Program pembangunan daerah Kabupaten Banjarnegara
merupakan sekumpulan program prioritas yang secara khusus
berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah.
Program pembangunan daerah merupakan implementasi pernyataan
dari program bupati yang bersifat strategis.
Dengan memahami bahwa rencana pembangunan jangka
menengah merupakan bagian yang integral dengan rencana
pembangunan jangka panjang, maka program pembangunan jangka
menengah daerah selain mempedomani visi dan misi bupati, juga
harus terintegrasi dengan program pembangunan jangka panjang
daerah. Mengingat RPJMD Tahun 2017-2022 berada pada tahapan
ketiga (2015-2019) dan awal tahapan keempat (2020-2024), maka
perlu dilakukan sinkronisasi program RPJMD dengan kedua tahap
RPJPD tersebut.
Berikut ini dijabarkan sinkronisasi antara program
pembangunan jangka panjang daerah dan jangka menengah daerah:

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 173


Tabel 6.3. Sinkronisasi Rencana Program Jangka Panjang dan Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun 2017-2022
Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan Prioritas
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara
masyarakat Banjarnegara
yang kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 1
Misi 1.10. Penguatan budaya masyarakat guna Misi 1.9. Pemantapan karakter masyarakat yang
membentuk karakter masyarakat yang berbudaya, mempunyai jati diri yang tangguh, bermoral, dan
tangguh, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai mampu bersaing dengan tetap berlandaskan pada Penerapan kurikulum pendidikan karakter
agama dan budaya lokal yang memiliki ketahanan nilai-nilai agama dan budaya lokal yang memiliki serta penguatan pendidikan keagamaan
dalam dinamika pergaulan nasional, regional, dan ketahanan dalam dinamika pergaulan nasional,
internasional regional, dan internasional
Misi 1.11. Pemantapan pemahaman, penghayatan,
Misi 1.12. Penguatan penghayatan dan pengamalan
dan pengamalan ajaran agama disertai pembinaan Peningkatan toleransi dan kerukunan antar
ajaran agama/kepercayaan melalui pemeliharaan
dan pemeliharaan kerukunan hubungan antarumat umat beragama
kerukunan hubungan antarumat beragama
beragama
Misi 1.11. Penguatan aktualisasi nilai-nilai kearifan Penguatan penghargaan terhadap nilai-nilai
Misi 1.10. Pelestarian nilai-nilai kearifan budaya
budaya lokal dalam rangka peningkatan kualitas seni budaya dan kearifan lokal melalui
lokal dalam rangka memperkuat jati diri dalam
jati diri yang berbasis modal sosial yang makin pelestarian kesenian lokal, benda dan
pergaulan nasional maupun internasional
berkembang bangunan cagar budaya
Misi 2.11. Peningkatan fungsi kelembagaan dan Misi 2.10. Pemantapan fungsi kelembagaan dan Peningkatan pendidikan dan pelatihan
sistem dalam rangka pengurangan risiko bencana sistem pengurangan risiko bencana kebencanaan
Perluasan cakupan Desa Tangguh Bencana

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 174


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 2.15. Penguatan sistem penegakan hukum yang Misi 2.14. Pemantapan budaya penegakan hukum
sinergis, adil, dan menjunjung tinggi supremasi guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang
hukum menjunjung tinggi supremasi hukum
Misi 2.15. Pemantapan sistem dan pelestarian tata
Misi 2.16. Penguatan sistem penyelenggaraan
pengelolaan kehidupan bermasyarakat yang
pemerintahan yang menjunjung tinggi prinsip-
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar
prinsip dasar hukum dan HAM
hukum dan HAM
Peningkatan peran aktif masyarakat dalam
Misi 2.16. Pemantapan kondisi keamanan dan menciptakan ketentraman dan ketertiban
Misi 2.17. Penguatan peran serta masyarakat untuk ketertiban melalui program/ kegiatan yang umum
mewujudkan kondisi keamanan dan ketertiban mengutamakan keterpaduan aparat dan masyarakat
melalui program/ kegiatan yang mengutamakan untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta
keterpaduan aparat dan masyarakat untuk menjaga menjaga kerukunan sosial dalam kehidupan
keamanan dan ketertiban serta menjaga kerukunan masyarakat serta melibatkan masyarakat sebagai
sosial dalam kehidupan masyarakat dengan tetap salah satu unsur utama dalam membangun
memperhatikan penegakan hukum dan HAM pertahanan negara dengan tetap memperhatikan
penegakan hukum dan HAM

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 175


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 2.18. Penguatan upaya perlindungan Misi 2.17. Pemantapan perlindungan terhadap
masyarakat untuk menjaga dan memelihara masyarakat, penghargaan yang tinggi terhadap
keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan penegakan hukum dan peradilan untuk menjaga
Pemantapan pemahaman masyarakat
serta kerukunan masyarakat dalam rangka dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan,
terhadap wawasan kebangsaan
mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban dan kesatuan serta kerukunan masyarakat dalam
umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan
perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat ketertiban
Misi 3.4. Pemantapan sistem demokrasi, politik, dan
Misi 3.4. Penguatan sistem demokrasi, politik, dan
penegakan hukum serta HAM melalui peningkatan Peningkatan peran serta lembaga formal dan
penegakan hukum serta HAM melalui peningkatan
kedewasaan politik rakyat serta penegakan hukum non formal dalam pendidikan politik
kesadaran politik serta penegakan hukum yang
yang dilandasi prinsip transparansi, keadilan, dan masyarakat
dilandasi prinsip keadilan dan HAM
HAM
Peningkatan peran masyarakat dalam
pembangunan

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 176


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 2
Misi 3.1. Penguatan sistem dan kualitas Misi 3.1. Pemantapan sistem dan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan
efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good
governance melalui peningkatan akuntabilitas, governance melalui peningkatan akuntabilitas,
transparansi, dan keadilan, serta partisipasi transparansi, dan keadilan, serta partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah daerah
Misi 3.2. Penguatan sistem budaya kerja aparatur Misi 3.2. Pemantapan sistem budaya kerja aparatur
yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa yang berkualitas, profesional, bersih, beretika, dan Peningkatan kualitas pelayanan publik
dalam rangka menunjang tata pengelolaan berwibawa dalam rangka menunjang tata melalui deregulasi dan penyederhanaan
pemerintahan yang baik pengelolaan pemerintahan yang baik prosedur pelayanan publik

Misi 3.3. Penguatan sistem dan akses pelayanan Misi 3.3. Pemantapan sistem dan akses pelayanan
publik melalui peningkatan kompetensi sesuai publik melalui peningkatan kompetensi sesuai
kewenangan berdasarkan Standar Pelayanan kewenangan berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) pada bidang pelayanan dasar dan Minimal (SPM) pada bidang pelayanan dasar dan
penunjang yang mendukung pertumbuhan ekonomi, penunjang yang mendukung pertumbuhan ekonomi
pengurangan kemiskinan, dan pengangguran dan pengurangan kemiskinan dan pengangguran

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 177


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 3.5. Penguatan sistem perencanaan dan
Misi 3.5. Pemantapan sistem perencanaan yang Penguatan sistem perencanaan yang
optimalisasi sumber daya pembangunan yang
implementatif dan berkualitas yang berorientasi implementatif, sinergis, dan berkualitas
didukung oleh kemitraan dengan masyarakat dan
pada pemanfaatan sumber daya pembangunan serta mengoptimalkan sumber daya
pelaku pembangunan lainnya dalam mendukung
secara sinergis pembangunan yang tersedia
pembangunan daerah

Misi 4.6. Penguatan sistem penyelenggaraan


telematika yang tanggap terhadap kebutuhan pasar
dan industri namun tetap menjaga keutuhan sistem
yang ada melalui pemanfaatan konsep teknologi
netral dan peningkatan kepedulian masyarakat
terhadap potensi pemanfaatan telematika yang Peningkatan pelayanan data dan informasi
mampu mendukung pengembangan industri konten Misi 4.6. Pemantapan sistem manajemen daerah melalui pembangunan basis data
dan aplikasinya sebagai penciptaan nilai tambah penyelenggaraan telekomunikasi dan telematika terpadu
informasi yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan
kebutuhan masyarakat yang berstandar
Misi 4.9. Optimalisasi sarana transportasi,
internasional baik dari aspek kelembagaan,
komunikasi, dan informasi guna mencapai pola
organisasi, maupun regulasinya
perekonomian yang terintegrasi dan mendukung
satu sama lain
Misi 4.7. Pemantapan sistem pelayanan secara
konsisten melalui perbaikan dan sistem operasi dan Peningkatan tata kelola pemerintahan
pemeliharaan jaringan sistem distribusi yang sesuai daerah berbasis teknologi informasi
dengan standar nasional

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 178


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Peningkatan tata kelola pemerintahan desa
berbasis pemberdayaan masyarakat secara
partisipatif
Misi 3
Misi 1.4. Pengembangan riset dan study mengenai
pertanian di Banjarnegara
Misi 1.5. Membangun pusat pengkajian dan Misi 1.4. Pengembangan riset yang mengarah pada
percobaan teknologi agrisbisnis, termasuk inovasi penciptaan teknologi baru
tepat guna untuk teknologi pertanian dan produk
olahannya
Misi 1.9. Penguatan kualitas SDM dan lembaga riset Penguatan pengembangan riset unggulan
Misi 1.8. Pemantapan penguasaan iptek di berbagai daerah, teknologi tepat guna, dan kreasi
yang mampu menghasilkan aplikasi iptek yang
bidang secara kompetitif dalam mewujudkan inovasi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas,
kemandirian daerah dan kesejahteraan masyarakat
termasuk industri
Misi 1.2. Pemantapan peranan pemuda dalam
Misi 1.2. Penguatan peranan pemuda dalam
pembangunan yang didukung oleh peningkatan
pembangunan yang didukung dengan peningkatan
kreativitas, keterampilan, seni budaya, dan
kreativitas, keterampilan, seni budaya, dan olah
olahraga, serta kewirausahaan yang berbasis pada
raga, serta kewirausahaan
penggunaan dan pemanfaatan teknologi

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 179


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3

Misi 1.3. Pembentukan SDM yang berkualitas dan


berkompeten di bidang pertanian dan industri, Misi 1.3. Penyerapan tenaga kerja yang tinggi pada
Peningkatan kualitas SDM tenaga kerja
memahami teknologi, dan berdaya saing melalui sektor industri dan pertanian
pelatihan dan penyuluhan

Misi 2.1. Penguatan UMKM yang berorientasi ekspor


melalui pengembangan akses pasar dalam
mendorong daya saing UMKM Misi 2.1. Pemantapan UMKM yang mempunyai
Peningkatan Akses Permodalan bagi petani,
keunggulan kompetitif dan komparatif di pasar
UKM, Koperasi dan usaha baru
Misi 3.9. Pemantapan sistem kelembagaan daerah, global yang berbasis teknologi informasi
termasuk sistem lembaga keuangan dan pendanaan
yang memberikan kredit pada kegiatan pertanian
Misi 2.2. Pemantapan struktur perekonomian yang
didukung oleh produk-produk unggulan yang
Misi 2.2. Penguatan struktur perekonomian daerah mempunyai nilai ekonomi strategis, berkualitas,
yang berbasis produk unggulan yang komparatif dan serta mempunyai keunggulan komparatif dan
kompetitif dalam rangka mendorong peningkatan kompetitif di pasar global Penguatan Sentra Produk Unggulan Daerah
kualitas produk melalui pemanfaatan kemajuan
iptek Misi 3.8. Terwujudnya perekonomian daerah yang
mandiri dan saling mendukung satu sama lain serta
sistem kelembagaan yang mantap dan terintegrasi

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 180


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 2.3. Pemantapan pembangunan pertanian,
perikanan dan kehutanan yang diarahkan untuk
menghasilkan produk-produk yang bertumpu pada
Peningkatan Nilai Tambah Produk Lokal
sistem agribisnis guna menjamin ketahanan dan
swasembada pangan, serta peningkatan nilai
tambah produk ekspor
Misi 2.4. Penguatan sektor perindustrian,
Misi 2.4. Pemantapan kualitas dan pemasaran Peningkatan kemampuan inovasi dan
perdagangan, dan pariwisata guna menghasilkan
produk pada sektor perindustrian, perdagangan, penguasaan teknologi industri berbasis
produk yang mempunyai keunggulan komparatif
dan pariwisata ekonomi kreatif
dan kompetitif
Revitalisasi Pasar Tradisional
Misi 2.5. Mempertahankan swasembada untuk
komoditas pilihan dengan tetap memperhatikan Peningkatan produksi dan produktivitas
Misi 2.5. Meningkatkan keragaman kegiatan
kualitas pelestarian lingkungan serta pengembangan pertanian
perekonomian kawasan agropolitan dan wilayah
pasar penyangganya Penguatan pembinaan industri pengolahan
hasil pertanian

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 181


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3

Misi 2.6. Pengembangan kegiatan pertanian yang


terintegrasi antara jenis usaha tani dengan
pembangunan industri yang mengolah komoditas
pertanian, seperti industri pengolahan makanan, Pengembangan Eko wisata berbasis pro poor
industri pengolahan minuman, industri pengolahan tourism
serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri
jasa boga, industri farmasi dan bahan kecantikan,
dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 182


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 3.7. Semakin terbukanya peluang investasi
Misi 3.7. Perumusan kebijakan pemerintah yang
domestik atau investasi asing untuk masuk ke
mendukung masuknya arus investasi. Kebijakan
daerah melalui perbaikan iklim investasi dan Peningkatan kualitas perijinan dan promosi
pemerintah harus bisa menjadi 'gerbang' bagi
kebijakan yang mendukung dengan adanya investasi
investasi pertanian, baik investasi domestik maupun
kemunculan kutub-kutub pertumbuhan yang
investasi asing
mampu menjadi motor penggerak perekonomian

Misi 4.5. Pemantapan sistem penataan ruang yang


nyaman, produktif, dan berkelanjutan melalui
pemantapan penerapan perencanaan tata ruang;
Misi 4.5. Peningkatan kualitas penataan ruang pemantapan dan pengembangan pemanfaatan
melalui pengembangan penerapan perencanaan tata ruang; dan peningkatan pengendalian pemanfaatan
ruang; percepatan dan pengembangan pemanfaatan ruang untuk menunjang perekonomian daerah, Peningkatan kualitas perencanaan tata
ruang dan peningkatan pengendalian pemanfaatan pelestarian fungsi lingkungan hidup, dan ruang serta pengendalian pemanfaatan
ruang untuk menunjang perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat ruang dan alih fungsi lahan
lingkungan hidup yang didukung kelembagaan yang
Misi 4.9. Penciptaan Tata Ruang sesuai dengan
optimal serta peningkatan peran serta masyarakat
hirarki perencanaan (RTRWKabupaten) sebagai
daerah pertanian yang memperhatikan koordinasi
dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan
antar wilayah

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 183


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 4.4. Peningkatan penatagunaan pertanahan
Misi 4.4. Pemantapan penatagunaan pertanahan,
yang mendasarkan pada RTRW, pelayanan
administrasi, dan hukum; pemanfaatan dan
administrasi pertanahan berbasis desa, serta
pengendalian pertanahan untuk menunjang
peningkatan pemanfaatan dan pengendalian
perekonomian daerah dan kesejahteraan
pertanahan, untuk menunjang perekonomian
masyarakat
daerah
Misi 2.6. Pembangunan industri yang terarah sesuai
Misi 2.7. Penerapan industri yang terintegrasi dari
dengan kluster dan potensi di daerah yang
hulu sampai hilir. Hal ini akan meminimalisasi idle Pengintegrasian aset dan potensi industri
bersangkutan, serta memperhatikan tata wilayah
capacity dan berujung pada pola perekonomian yang serta jaringan pemasaran
untuk mewujudkan pembangunan yang terintegrasi
efisien
dan teratur
Misi 2.7. Pemantapan konservasi sumber daya alam
Misi 2.8. Penguatan pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup berbasis kelembagaan
dan lingkungan hidup dalam rangka menjaga
masyarakat dalam rangka menjaga keberlanjutan
keberlanjutan fungsi sumber daya
fungsi dalam menopang kehidupan Peningkatan kualitas pengelolaan sumber
daya alam
Misi 2.9. Pengembangan pemanfaatan kekayaan Misi 2.8. Pelestarian sumber daya genetis berbasis
keanekaragaman hayati dalam rangka mendorong masyarakat dalam rangka meningkatkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat kesejahteraan masyarakat

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 184


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3

Misi 2.10. Penguatan manajemen pengendalian Misi 2.9. Pemantapan manajemen pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui pencemaran dan kerusakan lingkungan dalam Peningkatan kualitas perlindungan dan
penguatan kelembagaan masyarakat dan rangka menjaga dan meningkatkan kualitas daya konservasi lingkungan hidup
pemantapan penegakan hukum lingkungan tampung dan daya dukung lingkungan

Misi 2.14. Penguatan akses pasar baik domestik


maupun global untuk memacu pertumbuhan
ekonomi yang dinamis dalam rangka memperluas Misi 2.13. Pemantapan kondisi perekonomian
kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan daerah yang berkelanjutan dalam rangka
Peningkatan akses pasar
memperluas kesempatan kerja, pengurangan dan
Misi 3.8. Terbukanya pasar yang lebih luas untuk pengentasan kemiskinan
kegiatan pemasaran produk pertanian Banjarnegara
dan seluruh hasil turunan dari produk pertanian

Misi 3.6. Penguatan kelembagaan lokal yang Misi 3.6. Pemantapan kerja sama dan kemitraan
berbasis jati diri Banjarnegara dalam rangka kerja strategis pada seluruh sektor pembangunan dengan
sama dan kemitraan strategis pada sektor-sektor tetap berbasis jati diri budaya masyarakat
unggulan daerah yang mendukung peningkatan Banjarnegara dalam mengantisipasi kemajuan dan
Penguatan kelembagaan dan kerjasama
daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah pengaruh globalisasi
yang berbasis ekonomi kerakyatan

Misi 2.3. Penguatan kelembagaan agribisnis guna Misi 3.9. Memperluas kerja sama dengan institusi
menjamin petersediaan pangan dalam rangka nasional atau internasional yang akan mendukung
pemantapan swasembada pangan dan ekspor perkembangan industri pertanian

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 185


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 3.10. Terwujudnya keterkaitan kegiatan
ekonomi antar wilayah perkotaan dan perdesaan
dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi
yang saling menguntungkan, sehingga terjadi
keseimbangan pertumbuhan antara perdesaan dan
perkotaan
Misi 4.1. Peningkatan manajemen transportasi Misi 4.1. Pemantapan sistem transportasi yang
melalui peningkatan keterpaduan antar dan berorientasi pada keamanan dan kenyamanan serta Peningkatan kualitas manajemen
intermoda yang mendukung efisiensi pemenuhan kebutuhan transportasi massal yang transportasi
penyelenggaraan transportasi andal
Peningkatan Sarana dan Prasarana
Transportasi
Misi 4.3. Pemantapan prasarana dan sarana
Misi 4.3. Penguatan kelembagaan dan peningkatan
sumberdaya air dan irigasi untuk mendukung
kualitas pengelolaan prasarana dan sarana sumber
aktivitas produksi yang handal dan berdaya saing,
daya air dan irigasi yang handal, guna mendukung Peningkatan sarana dan pengelolaan
dan terpenuhinya secara mantap kebutuhan
aktivitas produksi yang berdayasaing, serta jaringan irigasi
prasarana dasar perdesaan dan perkotaan, dalam
memenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaan
rangka peningkatan kemandirian, kualitas hidup,
dan perdesaan
dan kesejahteraan masyarakat

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 186


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 4.8. Penguatan pemerataan dan keserasian Misi 4.8. Pemantapan pemerataan dan keserasian
pembangunan antar wilayah kecamatan untuk pembangunan wilayah kecamatan untuk
menunjang perekonomian daerah melalui meningkatkan daya saing dalam menunjang
Peningkatan kualitas dan dukungan
optimalisasi dan pengembangan kerja sama perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat,
infrastruktur serta konektifitas antara
pembangunan kawasan strategis; pemantapan dan lingkungan hidup melalui pemantapan
wilayah
peran dan fungsi perkotan; peningkatan peran dan pembangunan kawasan strategis, keserasian peran,
fungsi perdesaan, dan pemantapan cakupan dan dan fungsi perkotaan dan perdesaan, serta
sistem infrastruktur wilayah ketersediaan infrastruktur wilayah yang andal

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 187


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
Misi 4
Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan
yang transparan, akuntabel, efektif dan
efisien melalui penguatan SOTK, sistem
perencanaan dan penganggaran partisipatif,
sistem manajemen pengelolaan keuangan
daerah, sistem pengawasan dan
akuntabilitas kinerja aparatur
pemerintah, penegakan hukum dan
pemberantasan korupsi
Peningkatan PAD Banjarnegara dengan
meningkatkan intensifikasi dan ektensifikasi
sumber-sumber pendapatan serta
penguatan sistem akuntansi pengelolaan
pendapatan daerah
Misi 5
Misi 1.1. Peningkatan pelayanan pendidikan yang Misi 1.1. Pemantapan pelayanan pendidikan dasar
Peningkatan Sarana dan Prasarana Sekolah
bermutu, didukung oleh tenaga pendidik yang dan menengah yang bermutu didukung oleh sarana
berkompetensi, serta peningkatan relevansi prasarana yang memadai dan tenaga pendidik yang Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan
kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang berkompetensi, serta kurikulum pendidikan dasar kependidikan

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 188


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3
sesuai dengan perkembangan Iptek dan kebutuhan dan menengah yang sesuai dengan iptek, jenjang Pemenuhan kebutuhan pendidikan yang
pasar kerja serta fasilitasi pendidikan tinggi pendidikan lebih tinggi, dan pangsa pasar kerja terjangkau dan berkualitas
Pemberian Bea Siswa Miskin
Misi 1.6. Peningkatan pelayanan perpustakaan Misi 1.5. Pemantapan pelayanan perpustakaan
Peningkatan sarana dan prasarana
berbasis teknologi informasi yang dapat berfungsi berbasis teknologi informasi yang dapat berfungsi
perpustakaan
untuk mencerdaskan masyarakat untuk mencerdaskan masyarakat
Misi 1.6. Pemantapan pelayanan kesehatan
Misi 1.7. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan
perseorangan/rujukan yang prima dengan Peningkatan akses dan kualitas pelayanan
/rujukan melalui penguatan profesionalisme dan
mendayagunakan tenaga kesehatan yang kesehatan
kompetensi tenaga kesehatan, serta terwujudnya
profesional, serta didukung oleh sistem jaminan
sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
pemeliharaan kesehatan masyarakat yang andal
Pendirian rumah sakit baru
Misi 1.8. Penguatan sistem pengendalian laju Misi 1.7. Pemantapan sistem pengendalian laju
pertumbuhan penduduk dan pengaturan pertumbuhan penduduk dan pengaturan Pengendalian laju pertumbuhan penduduk
persebarannya melalui KB dan transmigrasi mandiri persebarannya melalui KB dan transmigrasi mandiri
Misi 2.12. Penguatan sistem dan kelembagaan Misi 2.11. Pemantapan sistem dan kelembagaan
penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Peningkatan keberdayaan dan pelayanan
Sosial (PMKS) dan pemberdayaan penduduk usia Sosial (PMKS) dan pemberdayaan penduduk usia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
lanjut melalui peningkatan kepekaan dan respon lanjut melalui peningkatan transparansi dan (PMKS)
kelembagaan akuntabilitas

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 189


Tahap ke-3 RPJPD Tahun 2015-2019 Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2020-2024
Tahap pemantapan pembangunan di berbagai
Tahap akselerasi pembangunan di berbagai bidang
bidang.
Formulasi Program Pembangunan
Target : Terbangunnya struktur kehidupan sosial
Target : Peningkatan daya saing wilayah dan Prioritas RPJMD Tahun 2017-2022
budaya dan ekonomi masyarakat Banjarnegara yang
masyarakat Banjarnegara
kokoh
Tema: Menuju daerah agroindustri Tema: Menuju daerah agropolitan
1 2 3

Pemenuhan kebutuhan dasar dan jaminan


sosial bagi masyarakat miskin

Misi 2.13. Penguatan pemberdayaan perempuan


Misi 2.12. Pemantapan kesetaraan dan keadilan
melalui kesetaraan dan keadilan gender dalam
gender dalam berbagai bidang kehidupan serta Peningkatan kualitas pemberdayaan
berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak
perlindungan anak dan remaja sesuai dengan perempuan dan perlindungan anak
dan remaja sesuai dengan norma-norma agama dan
norma-norma agama dan falsafah Pancasila
falsafah Pancasila

Misi 4.2. Peningkatan kualitas rumah serta Misi 4.2. Pemenuhan kebutuhan rumah dan
Peningkatan ketersediaan, kualitas, dan
prasarana dasar permukimannya bagi masyarakat, permukimannya yang berkualitas dalam menunjang
keterjangkauan kebutuhan perumahan
serta pengembangannya untuk menunjang perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat,
rakyat
perekonomian daerah dan lingkungan hidup

Misi 4.7. Pemantapan pasokan kebutuhan energi


listrik bagi masyarakat luas (rumah tangga dan
Peningkatan jumlah sambungan listrik
industri) secara konsisten melalui peningkatan
rumah
sistem dan pemantapan manajemen operasi dan
pemeliharaan jaringan distribusi secara terpadu

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 190


6.2.1. Program Unggulan Misi Pertama
Dalam rangka perwujudan misi pertama yaitu:
“Mewujudkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Tertib, Aman, Damai
dan Demokratis”, maka program prioritas Kepala Daerah yang
mendukung misi ini difokuskan pada:
1) Peningkatan toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
2) Peningkatan peran aktif masyarakat dalam menciptakan
ketentraman dan ketertiban umum.
3) Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan.
4) Peningkatan kesadaran dan pengamalan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Penguatan penghargaan terhadap nilai-nilai seni budaya dan
kearifan lokal melalui pelestarian kesenian lokal, benda dan
bangunan cagar budaya.
6) Peningkatan pendidikan dan pelatihan kebencanaan.
7) Perluasan cakupan Desa Tangguh Bencana.
8) Pemantapan pemahaman masyarakat terhadap wawasan
kebangsaan.
9) Peningkatan peran serta lembaga formal dan non formal dalam
pendidikan politik masyarakat.
10) Penerapan kurikulum pendidikan karakter serta penguatan
pendidikan keagamaan.
Sedangkan program pembangunan yang mendukung misi ini
adalah:
1) Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
2) Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak
kriminal
3) Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban
dan keamanan
4) Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat
(pekat)
5) Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana
alam
6) Program penanganan pasca bencana
7) Program kesiapsiagaan
8) Program tanggap darurat

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 191


9) Program mitigasi bencana geologi
10) Program pengawasan dan pengendalian bencana kebakaran
11) Program pengembangan wawasan kebangsaan
12) Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan
13) Program pengembangan nilai budaya
14) Program pengelolaan kekayaan budaya
15) Program pengelolaan keragaman budaya
16) Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan
budaya
17) Program peningkatan peran serta kepemudaan
18) Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
19) Program pendidikan politik masyarakat.
6.2.2. Program Unggulan Misi Kedua
Dalam rangka implementasi misi kedua yaitu “Mewujudkan
Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Konsep Tata
Kelola Pemerintahan Yang Baik”, maka program prioritas Kepala
Daerah yang mendukung misi ini difokuskan pada:
1) Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui deregulasi dan
penyederhanaan prosedur pelayanan publik.
2) Penguatan sistem perencanaan yang implementatif, sinergis,
dan berkualitas serta mengoptimalkan sumber daya
pembangunan yang tersedia.
3) Peningkatan pelayanan data dan informasi daerah melalui
pembangunan basis data terpadu.
4) Peningkatan tata kelola pemerintahan daerah berbasis teknologi
informasi.
5) Peningkatan tata kelola pemerintahan desa berbasis
pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.
Sedangkan program pembangunan yang mendukung misi ini
adalah:
1) Program penataan peraturan perundang-undangan
2) Program penataan daerah otonomi baru
3) Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
4) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
5) Program peningkatan kesejahteraan pegawai

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 192


6) Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan
aparatur pengawasan
7) Program peningkatan sistem pengawasan internal dan
pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
8) Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan
aparatur pengawasan
9) Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan
prosedur pengawasan
10) Program pengembangan peningkatan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
11) Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan
pembangunan daerah
12) Program penelitian dan pengembangan daerah
13) Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah
14) Program pemberdayaan jasa usaha
15) Program perencanaan pembangunan daerah
16) Program perencanaan pembangunan ekonomi
17) Program perencanaan sosial dan budaya
18) Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
19) Program peningkatan pelayanan dan kinerja aparatur
pemerintah
20) Program peningkatan kapasitas SDM BUMD
21) Program pembinaan, peningkatan kualitas organisasi
kemasyarakatan
22) Program peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah
23) Program kerjasama pembangunan
24) Program penataan administrasi kependudukan
25) Program peningkatan disiplin aparatur
26) Program pendidikan kedinasan
27) Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat
daerah
28) Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil
kepala daerah
29) Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
30) Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 193


31) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media
massa
32) Program pengkajian dan penelitian bidang informasi dan
komunikasi
33) Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan
informasi
34) Program kerjasama informasi dengan mass media
35) Program sosialisasi di bidang cukai
36) Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa
37) Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
38) Program penyelematan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
39) Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana
kearsipan
40) Program peningkatan kualitas pelayanan informasi
41) Program penyelenggaraan persandian untuk pengamanan
informasi
42) Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan
43) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun
desa
44) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa.
6.2.3. Program Unggulan Misi Ketiga
Dalam rangka implementasi misi ketiga yaitu “Mewujudkan
Pembangunan Daerah Yang Berkesinambungan Dan Berbasis Pada
Pengembangan Ekonomi Kerakyatan“, maka program prioritas Kepala
Daerah yang mendukung misi ini difokuskan pada:
1) Penguatan pengembangan riset unggulan daerah, teknologi
tepat guna, dan kreasi Inovasi.
2) Peningkatan kualitas SDM tenaga kerja.
3) Peningkatan dan pengembangan manajemen koperasi
4) Peningkatan akses permodalan UKM, koperasi dan usaha
baru.
5) Penguatan sentra produk unggulan daerah.
6) Peningkatan nilai tambah produk lokal.
7) Peningkatan kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi
industri berbasis ekonomi kreatif.
8) Revitalisasi pasar tradisional.

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 194


9) Peningkatan sarana dan prasarana perekonomian
10) Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.
11) Pengembangan pertanian berbasis agroindustri.
12) Pengembangan eko wisata berbasis pro poor tourism dan
kerakyatan/desa
13) Peningkatan kualitas perijinan dan promosi investasi.
14) Peningkatan kualitas perencanaan tata ruang serta
pengendalian pemanfaatan ruang dan alih fungsi lahan.
15) Pengintegrasian aset dan potensi industri serta jaringan
pemasaran.
16) Optimalisasi aset-aset daerah
17) Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam.
18) Peningkatan kualitas perlindungan dan konservasi lingkungan
hidup.
19) Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam
dan lingkungan hidup.
20) Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH.
21) Peningkatan akses pasar.
22) Penguatan kelembagaan dan kerjasama yang berbasis ekonomi
kerakyatan.
23) Peningkatan kualitas manajemen transportasi.
24) Peningkatan sarana dan prasarana transportasi.
25) Peningkatan sarana dan pengelolaan jaringan irigasi.
26) Peningkatan kualitas dan dukungan infrastruktur serta
konektivitas antar wilayah
27) Pengembangan wilayah perbatasan
28) Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar.
Sedangkan program pembangunan yang mendukung misi ini
adalah:
1) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/
perkebunan
2) Program peningkatan kesejahteraan petani
3) Program peningkatan pemasaran hasil produksi
pertanian/perkebunan
4) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 195


5) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan
lapangan
6) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
7) Program peningkatan produksi hasil peternakan
8) Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
9) Program pengembangan budidaya pertanian, peternakan dan
perikanan
10) Program pengembangan budidaya perikanan
11) Program pengembangan perikanan tangkap
12) Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi
perikanan
13) Program pengembangan pemasaran pariwisata
14) Program pengembangan destinasi pariwisata
15) Program pengembangan kemitraan pariwisata
16) Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi
17) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
18) Program peningkatan kesempatan kerja
19) Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
20) Program perlindungan dan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan
21) Program peningkatan jalan dan jembatan
22) Program pembangunan jalan dan jembatan
23) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
24) Program pembangunan turap/talud/bronjong
25) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
26) Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan
27) Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan
jembatan
28) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
29) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa
dan jaringan pengairan lainnya
30) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
31) Program bidang cipta karya
32) Program perencanaan tata ruang
33) Program pengendalian pemanfaatan ruang

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 196


34) Program peningkatan kapasitas pekerjaan umum dan tata
ruang
35) Program perlindungan konsumen dan pengamanan
perdagangan
36) Program peningkatan dan pengembangan ekspor
37) Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
38) Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan
39) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
40) Program pengembangan industri kecil dan menengah
41) Program peningkatan kemampuan teknologi industri
42) Program pengembangan sentra-sentra industri potensial
43) Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
44) Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
llaj
45) Program peningkatan pelayanan angkutan
46) Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
47) Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
48) Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan
bermotor
49) Program penataan transportasi perkotaan
50) Program peningkatan pelayanan perparkiran
51) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
52) Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup
53) Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
54) Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
55) Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang
kondusif
56) Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif Usaha Kecil Menengah
57) Program pengembangan sistem pendukung usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah
58) Program pembinaan dan pengembangan bidang
ketenagalistrikan
59) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan UKM
60) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan.

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 197


6.2.4. Program Unggulan Misi Keempat
Dalam rangka perwujudan misi keempat yaitu “Mewujudkan
Tata Kelola Keuangan Daerah Yang Efektif, Efisien, Produktif,
Tranparansi Dan Akuntabel Dengan Tenaga Profesional”, maka
program prioritas Kepala Daerah yang mendukung misi ini
difokuskan pada:
1) Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan,
akuntabel, efektif dan efisien melalui penguatan SOTK, sistem
perencanaan dan penganggaran partisipatif, sistem
manajemen pengelolaan keuangan daerah, sistem
pengawasan dan akuntabilitas kinerja aparatur
pemerintah, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
2) Peningkatan PAD Banjarnegara dengan meningkatkan
intensifikasi dan ektensifikasi sumber-sumber pendapatan serta
penguatan sistem akuntansi pengelolaan pendapatan daerah.
Sedangkan program pembangunan yang mendukung misi ini
adalah program peningkatan dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah.
6.2.5. Program Unggulan Misi Kelima
Dalam rangka perwujudan misi kelima yaitu “Mewujudkan
Kemartabatan dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan
Cakupan Pemenuhan Hak Dasar“, maka program unggulan yang
mendukung misi ini difokuskan pada:
1) Pemenuhan kebutuhan pendidikan yang terjangkau dan
berkualitas.
2) Pemberian bea siswa miskin.
3) Peningkatan sarana dan prasarana sekolah.
4) Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.
5) Peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan.
6) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
7) Pendirian rumah sakit baru.
8) Pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
9) Peningkatan keberdayaan dan pelayanan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
10) Pemenuhan kebutuhan dasar dan jaminan sosial bagi
masyarakat miskin.

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 198


11) Peningkatan kualitas pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak.
12) Peningkatan ketersediaan, kualitas, dan keterjangkauan
kebutuhan perumahan rakyat.
13) Peningkatan jumlah sambungan listrik rumah.
Sedangkan program pembangunan yang mendukung misi ini
adalah:
1) Program pendidikan anak usia dini
2) Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
3) Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
4) Program manajemen pelayanan pendidikan
5) Program pendidikan non formal
6) Program penyelenggaraan BOS
7) Program pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan
8) Program pengembangan sarana prasarana perpustakaan
9) Program peningkatan sdm perpustakaan
10) Program pengembangan manajemen perpustakaan
11) Program upaya kesehatan masyarakat
12) Program pengembangan lingkungan sehat
13) Program pencegahan dan pemberantasan penyakit
14) Program peningkatan pelayanan kesehatan
15) Program obat dan perbekalan kesehatan
16) Program pengawasan obat dan makanan
17) Program pengembangan obat asli indonesia
18) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
19) Program perbaikan gizi masyarakat
20) Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
21) Program standarisasi pelayanan kesehatan
22) Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
23) Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit
mata
24) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
25) Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 199


26) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
27) Program pengembangan SDM dan data base
28) Program kesehatan reproduksi remaja
29) Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/peternakan)
30) Program Keluarga Berencana
31) Program pelayanan kontrasepsi
32) Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
33) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan
KB/KR yang mandiri
34) Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui
kelompok kegiatan di masyarakat
35) Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan
konseling KRR
36) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
37) Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan
perempuan dan anak
38) Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan
perempuan
39) Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan
anak
40) Program peningkatan peran perempuan di perdesaan
41) Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil
(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
lainnya
42) Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
43) Program pembinaan anak terlantar
44) Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
45) Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks
narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)
46) Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial
47) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air
limbah
48) Program peningkatan penyediaan sarana dan prasarana air
bersih
49) Program penyediaan dan pengelolaan air baku
50) Program pengembangan perumahan

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 200


51) Program lingkungan sehat perumahan
52) Program pemberdayaan komunitas perumahan
53) Program pembinaan dan pengembangan bidang
ketenagalistrikan
54) Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial
55) Program pengelolaan areal pemakaman
56) Program pembinaan lingkungan sosial
57) Program pengembangan wilayah transmigrasi.

Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah 201


BAB VII
KERANGKA PENDANAAN
PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH

7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan


Proyeksi pendapatan, rencana belanja, dan rencana pembiayaan
pada bab 3 dapat terlihat lebih utuh dan mudah dipahami dengan
mengkonversi proyeksi tiap posnya ke dalam struktur perangkaan
APBD. Tabel berikut menjelaskan konversi tersebut.

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 202


Tabel 7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun 2018-2022 Kabupaten Banjarnegara
Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
PENDAPATAN 2.162.595.813.250 2.272.473.958.600 2.391.424.563.700 2.517.325.410.800 2.651.384.156.200

BELANJA 2.151.645.913.250 2.258.973.958.600 2.377.774.563.700 2.508.675.410.800 2.642.984.156.200

Belanja Tidak Langsung 1.295.738.218.100 1.346.942.211.100 1.409.446.517.271 1.492.526.166.950 1.544.481.736.310


-Belanja Pegawai 917.232.285.300 937.906.347.500 967.097.835.501 988.819.719.350 1.026.085.295.250
-Belanja Bunga
-Belanja Subsidi
-Belanja Hibah 15.000.000.000 15.000.000.000 15.000.000.000 40.000.000.000 15.000.000.000
-Belanja Bantuan Sosial 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000
-Belanja Bagi Hasil 6.666.751.750 7.120.640.400 7.606.453.800 8.126.636.350 8.683.825.100
-Belanja Bantuan Keuangan 344.339.181.050 374.415.223.200 407.242.227.970 443.079.811.250 482.212.615.960
-Belanja Tidak Terduga 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000

Belanja Langsung 855.907.695.150 912.031.747.500 968.328.046.429 1.016.149.243.850 1.098.502.419.890

SURPLUS/DEFISIT 10.949.900.000 13.500.000.000 13.650.000.000 8.650.000.000 8.400.000.000

PEMBIAYAAN NETTO -10.949.900.000 -13.500.000.000 -13.650.000.000 -8.650.000.000 -8.400.000.000


Penerimaan Pembiayaan 0 0 0 0 0
-Penerimaan Pembiayaan 0 0 0 0 0

Pengeluaran Pembiayaan 10.949.900.000 13.500.000.000 13.650.000.000 8.650.000.000 8.400.000.000


-Pengeluaran Pembiayaan 10.949.900.000 13.500.000.000 13.650.000.000 8.650.000.000 8.400.000.000

SURPLUS/DEFISIT RIIL 0 0 0 0 0

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 203


7.2. Program Perangkat Daerah
Indikasi rencana program perangkat daerah Kabupaten
Banjarnegara berisi program-program prioritas baik untuk mencapai
visi dan misi pembangunan jangka menengah maupun untuk
pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah. Adapun pagu
indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana
yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan.
Program-program prioritas yang telah disertai pagu indikatif
selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi OPD dalam penyusunan
Rencana Strategis OPD.
Program prioritas adalah bentuk instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang mendapatkan prioritas dalam
pendanaan yang dilaksanakan oleh OPD untuk mencapai sasaran
dan tujuan pembangunan daerah. Pada akhirnya, keseluruhan
rangkaian perencanaan pembangunan daerah bermuara pada
program prioritas yang selanjutnya harus diterjemahkan oleh tiap-
tiap OPD ke dalam kegiatan prioritas. Perencanaan program prioritas
dalam dokumen RPJMD harus dirumuskan dengan seksama
mengingat pentingnya makna program prioritas bagi rujukan
utama dalam pelaksanaan perencanaan tiap tahun kedalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Pagu indikatif merupakan ancangan maksimal atas rencana
belanja yang akan dituangkan dalam APBD. Pagu indikatif
dialokasikan ke tiap-tiap program prioritas masing-masing urusan
untuk mencapai tiap-tiap indikator yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, masing-masing pagu menjadi patokan maksimal
bagi OPD dalam menjabarkan pagu tersebut pada kegiatan prioritas
selama 5 (lima) tahun.

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 204


Tabel 7.2.
Tabel Indikasi Program Prioritas Tahun 2018-2022 (dalam jutaan rupiah)

NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
Pendapatan 2.162.595,81 2.272.473,96 2.391.424,56 2.517.325,41 2.651.384,16

Belanja Langsung Semua Urusan 111.698,75 128.074,70 141.540,54 153.903,50 176.282,85


Program Pelayanan Administrasi
X.XX . 01 66.361,94 Seluruh OPD 72.519,70 Seluruh OPD 80.092,54 Seluruh OPD 86.328,85 Seluruh OPD 95.258,70 Seluruh OPD
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan
X.XX . 02 33.413,64 Seluruh OPD 42.275,00 Seluruh OPD 47.725,00 Seluruh OPD 50.104,65 Seluruh OPD 61.021,15 Seluruh OPD
Prasarana Aparatur

SATPOL; SATPOL; SATPOL; SATPOL; SATPOL;


DINHUB; DINHUB; DINHUB; DINHUB; DINHUB;
Program peningkatan disiplin Meningkatnya kinerja dan ketaatan DPMPTSP, DPMPTSP, DPMPTSP, DPMPTSP, DPMPTSP,
X.XX . 03 -440% -2% 638,78 -3% 700,00 -4% 700,00 -5% 800,00 -6% 1.000,00
aparatur terhadap kode etik PNS SETWAN, Bag. SETWAN, Bag. SETWAN, Bag. SETWAN, Bag. SETWAN, Bag.
ORGANISASI, ORGANISASI, ORGANISASI, ORGANISASI, ORGANISASI,
Bag. UMUM Bag. UMUM Bag. UMUM Bag. UMUM Bag. UMUM

Program fasilitasi pindah/purna tugas Terfasilitasinya PNS yang pindah/purna


X.XX . 04 100% 100% 85,00 BKD 100% 100,00 BKD 100% 100,00 BKD 100% 125,00 BKD 100% 200,00 BKD
PNS tugas
Program Peningkatan Kapasitas Meningkatnya kapasitas aparatur
X.XX . 05 100% 100% 7.912,16 Seluruh OPD 100% 8.480,00 Seluruh OPD 100% 8.923,00 Seluruh OPD 100% 11.545,00 Seluruh OPD 100% 12.803,00 Seluruh OPD
Sumber Daya Aparatur Pemerintah
Program peningkatan pengembangan
X.XX . 06 sistem pelaporan capaian kinerja dan 3.287,23 Seluruh OPD 4.000,00 Seluruh OPD 4.000,00 Seluruh OPD 5.000,00 Seluruh OPD 6.000,00 Seluruh OPD
keuangan
Belanja Langsung Urusan Wajib
1 598.339,09 635.728,83 676.282,29 705.025,74 731.757,57
Pelayanan Dasar
1.01 Pendidikan 169.052,67 174.124,25 179.347,98 184.880,91 190.984,64
1.01 . 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini APK PAUD 69,85 70,60 355,00 DINDIKPORA 71,20 400,00 DINDIKPORA 71,80 600,00 DINDIKPORA 72,40 1.000,00 DINDIKPORA 73,00 1.500,00 DINDIKPORA
Program Wajib Belajar Pendidikan
1.01 . 16 APK SD 104,22 100 45.869,00 DINDIKPORA 100 49.313,83 DINDIKPORA 100 53.022,56 DINDIKPORA 100 56.655,49 DINDIKPORA 100 60.259,22 DINDIKPORA
Dasar Sembilan Tahun
APS 7-12 Tahun 99,67 86,5 87,00 87,50 88,00 88,55
APK SMP 97,97 94,00 94,10 94,20 94,40 94,50
APS 13-15 94,75 75,75 76,00 76,5 77,00 77,50
Angka Rata-Rata Ujian SD 7,76 7,25 7,30 7,35 7,40 7,45
Angka Rata-Rata Ujian SMP 5,44 6,20 6,60 6,60 6,80 7,00
1.01 . 18 Program Pendidikan Non Formal Angka Melek Huruf 99,76 99,80 4.720,00 DINDIKPORA 99,82 5.000,00 DINDIKPORA 99,85 6.000,00 DINDIKPORA 99,89 6.000,00 DINDIKPORA 99,90 6.500,00 DINDIKPORA
Program Peningkatan Mutu Pendidik
1.01 . 20 Presentase guru tersertifikasi 91 29.698,25 DINDIKPORA 92 31.000,00 DINDIKPORA 93 31.000,00 DINDIKPORA 94 32.000,00 DINDIKPORA 95 33.000,00 DINDIKPORA
dan Tenaga Kependidikan
Program Manajemen Pelayanan
1.01 . 21 Penerapan MBS 100 100 2.685,00 DINDIKPORA 100 2.685,00 DINDIKPORA 100 3.000,00 DINDIKPORA 100 3.500,00 DINDIKPORA 100 4.000,00 DINDIKPORA
Pendidikan
1.01 . 22 Program Penyelenggaraan BOS Angka Melanjutkan ke SMP 92,10 92,15 85.725,42 DINDIKPORA 92,20 85.725,42 DINDIKPORA 92,30 85.725,42 DINDIKPORA 92,40 85.725,42 DINDIKPORA 92,50 85.725,42 DINDIKPORA
1.02 Kesehatan 114.945,80 129.014,10 133.740,16 268.820,67 244.282,22
Program Obat dan Perbekalan Persentase puskesmas dengan
1.02 . 15 96% 96% 3.000,00 DINKES 98% 4.500,00 DINKES 98% 4.500,00 DINKES 100% 4.800,00 DINKES 100% 4.900,00 DINKES
Kesehatan ketersediaan obat dan vaksin esensial
Program Upaya Kesehatan DINKES & Bag. DINKES & Bag. DINKES & Bag. DINKES & Bag. DINKES & Bag.
1.02 . 16 Indeks Keluarga Sehat NA 50% 620,00 55% 650,00 60% 725,00 65% 850,00 70% 950,00
Masyarakat KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA
Fasilitasi peningkatan pengetahuan
1 100% 100% 100% 100% 100%
masyarakat tentang PHBS
Presentase sarana produksi, distribusi,
Program Pengawasan Obat dan sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
1.02 . 17 NA 100% 75,00 DINKES 100% 250,00 DINKES 100% 250,00 DINKES 100% 250,00 DINKES 100% 250,00 DINKES
Makanan dan pangan yang memenuhi persyaratan
kesehatan

Program Pengembangan Obat Asli Presentase pengembangan dan


1.02 . 18 NA - - 70% 50,00 DINKES 80% 70,00 DINKES 90% 75,00 DINKES
Indonesia pemanfaatan penggunaan obat tradisional

Program Promosi Kesehatan dan Persentase PHBS tatanan rumah tangga 69,7%(tidak
1.02 . 19 65% 625,00 DINKES 70% 1.000,00 DINKES 75% 1.000,00 DINKES 80% 1.000,00 DINKES 85% 1.000,00 DINKES
Pemberdayaan Masyarakat strata utama dan paripurna ada strata)
1.02 . 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Prosentase Balita Gizi buruk tertangani 100% 100% 2.000,00 DINKES 100% 2.000,00 DINKES 100% 2.050,00 DINKES 100% 2.500,00 DINKES 100% 2.500,00 DINKES
Program Pengembangan Lingkungan Persentase Desa / Kelurahan yang
1.02 . 21 NA 10% 4.500,00 DINKES 15% 6.000,00 DINKES 20% 6.000,00 DINKES 25% 5.000,00 DINKES 30% 4.000,00 DINKES
Sehat melaksanakan 5 Pilar STBM

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 205


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF

Proporsi Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 1.500,00 DINKES 100% 1.500,00 DINKES 100% 1.500,00 DINKES 100% 1.500,00 DINKES 100% 1.750,00 DINKES

Prosentase bayi yang memperoleh


NA 98% 98,50% 99% 99,50% 100%
imunisasi dasar lengkap
Angka keberhasilan pengobatan TB paru
74,70% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85%
BTA positif minimal 85%

Persentase angka kasus HIV yang diobati NA 50% 52% 55% 58% 60%

Proporsi penderita malaria yang diobati 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Program Pencegahan dan
1.02 . XX Cakupan penemuan suspek Acute Flaccid
Pemberantasan Penyakit
Paralysis (Surveilans AFP) atau lumpuh
6 kasus 4 kasus 4 kasus 5 kasus 5 kasus 5 kasus
layuh mendadak bukan karena ruda paksa
dan usia dibawah 15 tahun

Presentase orang dengan penyakit HT


yang mendapatkan pelayanan kesehatan NA 100% 100% 100% 100% 100%
sesuai standar:.
Presentase orang dengan penyakit DM
yang mendapatkan pelayanan kesehatan NA 100% 100% 100% 100% 100%
sesuai standar:.
10 25 30 35 35 35
Program Standarisasi Pelayanan Jumlah PUSKESMAS terakreditasi; DINKES & DINKES & DINKES & DINKES & DINKES &
1.02 . 23 PUSKESMAS PUSKESMAS 1.495,00 PUSKESMAS; 1.810,00 PUSKESMAS; 1.810,00 PUSKESMAS; 1.810,00 PUSKESMAS; 1.810,00
Kesehatan Tingkatan Akreditasi Hj. Anna Lasmanah RSUD RSUD RSUD RSUD RSUD
; Paripurna ; Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna
Program pelayanan kesehatan Presentase masyarakat miskin sakit yang DINKES; Bag DINKES; Bag DINKES; Bag DINKES; Bag
1.02 . 24 100% 100% 8.875,00 100% 10.400,00 100% 10.925,00 100% 13.380,00 100% 14.500,00 DINKES
penduduk miskin tertangani di FKTP KESRA KESRA KESRA KESRA
Persentase fasilitasi pelayanan kesehatan
51% 100% 100% 100% 100% 100%
penduduk miskin
Program pengadaan, peningkatan dan Presentase fasilitas bangunan, sarana dan
perbaikan sarana dan prasarana prasarana puskesmas/ puskemas
1.02 . 25 NA 15% 12.713,17 DINKES 20% 14.975,00 DINKES 25% 15.000,00 DINKES 30% 15.500,00 DINKES 35% 16.000,00 DINKES
puskesmas/ puskemas pembantu dan pembantu dan jaringannya sesuai standar
jaringannya permenkes 75/2014

Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk;


BOR=71.67 BOR=60-
BOR (Bed Occupancy Rate) / Pemanfaatan BOR=60- BOR=60- BOR=60- BOR=60-
%; LOS=4,3 75%; LOS=3-
Program pengadaan, peningkatan TT rawat inap (%); ; LOS (Average Length of 75%; LOS=3- 75%; LOS=3- 75%; LOS=3- 75%; LOS=3-
Hari; 6 Hari; RSUD Hj. ANNA RSUD Hj. ANNA RSUD Hj. ANNA RSUD Hj. ANNA
sarana dan prasarana rumah sakit/ Stay/Av LOS) / Rata-rata hari perawatan RSUD Hj. ANNA 6 Hari; TOI=1- 6 Hari; TOI=1- 6 Hari; TOI=1- 6 Hari; TOI=1-
1.02 . 26 TOI=1,38 TOI=1-3 18.434,87 20.000,00 LASMANAH; 20.000,00 LASMANAH; 127.500,00 LASMANAH; 85.078,48 LASMANAH;
rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru- pasien (hari); TOI ( Turn Over Interval) / LASMANAH 3 Hari; 3 Hari; 3 Hari; 3 Hari;
Hari; Hari; DINKES DINKES DINKES DINKES
paru/ rumah sakit mata Rata-rata TT tidak digunakan (hari); BTO ( BTO=50-70 BTO=50-70 BTO=50-70 BTO=50-70
BTO=75,41 BTO=50-70
Bed Turn Over) / Frekuensi pemakaian TT kali kali kali kali
kali kali
(kali)

Program kemitraan peningkatan Presentase masyarakat miskin sakit yang


1.02 . 28 100% 100% 350,00 DINKES 100% 400,00 DINKES 100% 450,00 DINKES 100% 500,00 DINKES 100% 550,00 DINKES
pelayanan kesehatan tertangani di FKTR

RSUD Hj. ANNA RSUD Hj. ANNA


Program peningkatan pelayanan Kelengkapan jenis pelayanan spesialis RSUD Hj. ANNA RSUD Hj. ANNA RSUD Hj. ANNA
1.02 . 29 14 Jenis 17 Jenis 58.617,77 18 Jenis 63.014,10 20 Jenis 67.740,16 21 Jenis 92.420,67 LASMANAH; 22 Jenis 109.178,74 LASMANAH;
kesehatan (%/jenis) LASMANAH LASMANAH LASMANAH
RSUD Baru RSUD Baru

Program peningkatan pelayanan


1.02 . 30 Presentasae skrining kesehatan lansia 72% 30% 400,00 DINKES 35% 400,00 DINKES 40% 100,00 DINKES 45% 100,00 DINKES 50% 100,00 DINKES
kesehatan lansia
Presentase Ibu Hamil mendapatkan
NA 86% 1.600,00 DINKES 88% 1.975,00 DINKES 90% 1.500,00 DINKES 95% 1.500,00 DINKES 100% 1.500,00 DINKES
pelayanan ibu hamil sesuai standar
Persentase ibu bersalin mendapatkan
NA 97% 98% 99% 99% 100%
pelayanan pesalinan sesuai standar
Program peningkatan keselamatan
1.02 . 32 Prosentase bayi baru lahir mendapatkan
ibu melahirkan dan anak NA 95% 96% 97% 98% 100%
pelayanan kesehatan sesuai standar
Persentase anak usia 0-59 bulan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan balita NA 80% 85% 90% 95% 100%
sesuai standar
Program pengembangan SDM dan Presentase Puskesmas melaksanakan
1.02 . 33 50% 60% 140,00 DINKES 70% 140,00 DINKES 80% 140,00 DINKES 90% 140,00 DINKES 100% 140,00 DINKES
data base Simpus

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 206


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
Pekerjaan Umum dan Penataan
1.03 259.941,76 275.545,48 305.399,16 207.751,67 251.143,22
Ruang
Program Peningkatan Jalan &
1.03 . 07 Prosentase jalan yang baik dan berkualitas 58,83% 63% 190.516,76 DPUPR 68% 203.620,48 DPUPR 74% 227.346,16 DPUPR 76% 155.048,67 DPUPR 80% 198.440,22 DPUPR
Jembatan
Program Peningkatan penyediaan Prosentase penduduk yang mendapat
1.03 . 08 88,38% 89% 1.300,00 DPKP 89,65% 1.300,00 DPKP 90,3% 1.428,00 DPKP 90,95% 1.428,00 DPKP 91,6% 1.428,00 DPKP
sarana dan prasarana air bersih akases air minum yang bersih dan aman
Program pembangunan jalan dan Bertambahnya panjang ruas jalan
1.03 . 15 922.861 km 931.861 km 5.325,00 DPUPR 939.861 km 5.325,00 DPUPR 947.861 km 5.825,00 DPUPR 955.861 km 4.325,00 DPUPR 963.386 km 4.325,00 DPUPR
jembatan kabupaten
Bertambahnya panjang saluran
Program pembangunan saluran
1.03 . 16 drainase/gorong-gorong yang baik dan 0 800 meter 200,00 DPUPR 1.600 m 200,00 DPUPR 2.400 m 200,00 DPUPR 3.200 m 200,00 DPUPR 4.000 m 200,00 DPUPR
drainase/gorong-gorong
berkualitas
Program pembangunan Bertambahnya turap/talud/bronjong yang
1.03 . 17 0 830 m3 500,00 DPUPR 1.660 m3 500,00 DPUPR 2.490 m3 500,00 DPUPR 3.320 m3 500,00 DPUPR 4.150 m3 500,00 DPUPR
turap/talud/bronjong baik dan berkualitas
Program rehabilitasi/pemeliharaan
1.03 . 18 Prosentase jalan yang baik dan berkualitas 58,83% 63% 19.500,00 DPUPR 68% 20.000,00 DPUPR 74% 24.000,00 DPUPR 76% 15.000,00 DPUPR 80% 15.000,00 DPUPR
jalan dan jembatan
Program Inspeksi kondisi jalan dan
1.03 . 20 Prosentase ruas jalan yang terinspeksi 0 40% 200,00 DPUPR 70% 200,00 DPUPR 80% 200,00 DPUPR 100% 200,00 DPUPR 100% 200,00 DPUPR
jembatan
Program pembangunan sistem
Teridenfikasinya tipe dan kondisi ruas
1.03 . 22 informasi/data base jalan dan 0 40% 600,00 DPUPR 70% 600,00 DPUPR 80% 600,00 DPUPR 100% 600,00 DPUPR 100% 600,00 DPUPR
jalan kabupaten
jembatan
Program Pengembangan dan
Prosentase Panjang Jaringan Irigasi dalam
1.03 . 24 Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa 61,46% 63% 16.300,00 DPUPR 65% 17.300,00 DPUPR 67% 17.800,00 DPUPR 69% 15.000,00 DPUPR 71% 15.000,00 DPUPR
konsisi baik dan berkualitas
dan Jaringan Pengairan lainnya
Program Pengembangan Kinerja
Terlayaninya akses air minum yang bersih
1.03 . 27 Pengelolaan Air Minum dan Air 0 651 jiwa 1.850,00 DPKP 1.003 jiwa 2.850,00 DPKP 1.355 jiwa 3.850,00 DPKP 1.355 jiwa 3.850,00 DPKP 1.355 jiwa 3.850,00 DPKP
dan aman serta sanitasi yang memadai
Limbah

DPUPR, DPKP,
Jumlah bangunan gedung pemerintah DISPARBUD,
1.03 . 31 Program Bidang Cipta Karya 7 unit 9 unit 22.050,00 11 unit 22.050,00 DPUPR 12 unit 22.050,00 DPUPR 12 unit 10.000,00 DPUPR 14 unit 10.000,00 DPUPR
yang dibangun/direhab dan Bagian
Umum

Tersedianya dokumen rencana tata


1.03 . 32 Program Perencanaan Tata Ruang ruang/rtr wilayah kabupaten beserta 4 dokumen 8 dok 1.100,00 DPUPR 12 dok 1.100,00 DPUPR 16 dok 1.100,00 DPUPR 20 dok 1.100,00 DPUPR 24 dok 1.100,00 DPUPR
rencana rincinya sesuai dinamika wilayah

Program Pengendalian Pemanfaatan Terkendalinya pemanfaatan ruang sesuai


1.03 . 34 20% 28% 500,00 DPUPR 36% 500,00 DPUPR 44% 500,00 DPUPR 52% 500,00 DPUPR 60% 500,00 DPUPR
Ruang dengan rencana tata ruang
Perumahan Rakyat dan Kawasan
1.04 37.340,00 39.670,00 39.920,00 23.947,50 23.947,50
Pemukiman
77,49%
(jumlah
1.04 . 15 Program Pengembangan Perumahan Rasio rumah layak huni rumah total- 83% 31.310,00 DPKP 85% 33.640,00 DPKP 87% 33.890,00 DPKP 89% 17.917,50 DPKP 90% 17.917,50 DPKP
RTLH)/Total
rumah

Program Lingkungan Sehat Prosentase penduduk yang terlayani


1.04 . 16 59,45% 60,50% 4.000,00 DPKP 61,75% 4.000,00 DPKP 62,50% 4.000,00 DPKP 63,75% 4.000,00 DPKP 65,00% 4.000,00 DPKP
Perumahan sanitasi dan air limbah yang memadai
Cakupan lingkungan yang sehat dan aman
Program Pemberdayaan Komunitas
1.04 . 17 yang didukung dengan Prasrana Sarana 153 desa 158 desa 20,00 DPKP 20,00 DPKP 20,00 DPKP 20,00 DPKP 20,00 DPKP
Perumahan
Utilitas Umum (PSU)
Program perbaikan perumahan akibat Tersedianya rumah layak bagi korban
1.04 . 18 0 30 unit 960,00 DPKP 60 unit 960,00 DPKP 90 unit 960,00 DPKP 120 unit 960,00 DPKP 150 unit 960,00 DPKP
bencana alam/sosial bencana
Program pengelolaan areal Terpeliharanya areal pemakaman yang
1.04 . 20 0 1 lokasi 250,00 DPKP 1 lokasi 250,00 DPKP 1 lokasi 250,00 DPKP 1 lokasi 250,00 DPKP 1 lokasi 250,00 DPKP
pemakaman berada di tanah PEMKAB
Program Perencanaan Wilayah dan Berkurangnya luasan pemukiman kumuh berkurang berkurang berkurang 15 berkurang berkurang berkurang
1.04 . 21 800,00 DPKP 800,00 DPKP 800,00 DPKP 800,00 DPKP 800,00 DPKP
Sumber Daya Alam di kawasan perkotaan 10% 12 % % 18% 21% 24%

Ketentraman dan Ketertiban Umum


1.05 5.058,86 5.375,00 5.375,00 6.625,00 7.400,00
serta Perlindungan Masyarakat

Program peningkatan keamanan dan Presentase perda dan perbup ketertiban


1.05 . 15 60% 60% 710,00 SATPOL PP 70% 750,00 SATPOL PP 70% 750,00 SATPOL PP 80% 900,00 SATPOL PP 80% 1.100,00 SATPOL PP
kenyamanan lingkungan yang ditegakkan

Program pemeliharaan kantrantibmas


1.05 . 16 Prosentase penurunan angka kriminalitas naik 11% turun 2% 643,36 SATPOL PP turun 2,5% 650,00 SATPOL PP turun 3% 650,00 SATPOL PP turun 3,5% 750,00 SATPOL PP turun 4% 800,00 SATPOL PP
dan pencegahan tindak kriminal

Program pengembangan wawasan Kelompok Tomas/Toga/Toda yang KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL
1.05 . 17 10% 15% 515,00 15% 525,00 15% 525,00 15% 625,00 15% 750,00
kebangsaan mendapat Pembinaan Bela Negara & Bag. KESRA & Bag. KESRA & Bag. KESRA & Bag. KESRA & Bag. KESRA

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 207


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL
Program kemitraan pengembangan Persentase peningkatan jumlah oras/LSM
1.05 . 18 20% 40% 245,00 & 60% 300,00 & 80% 300,00 & 100% 350,00 & 100% 350,00 &
wawasan kebangsaan yang diberikan SKT
DINKOMINFO DINKOMINFO DINKOMINFO DINKOMINFO DINKOMINFO

100% (2 keg, 100% (2 keg, 100% (2 keg, 100% (2 keg, 100% (2 keg, 100% (2 keg,
Peresentase pentas seni sebagai upaya lagu lagu lagu lagu lagu lagu
peningkatan wawasan kebangsaan kebangsaan kebangsaan kebangsaan kebangsaan kebangsaan kebangsaan
masyarakat dan foto dan foto dan foto dan foto dan foto dan foto
kebangsaan) kebangsaan) kebangsaan) kebangsaan) kebangsaan) kebangsaan)

Program pemberdayaan masyarakat


Rasio anggota Linmas per Rukun Tetangga SATPOL PP & SATPOL PP & SATPOL PP & SATPOL PP & SATPOL PP &
1.05 . 19 untuk menjaga ketertiban dan 1,49 1,5 293,00 1,51 300,00 1,52 300,00 1,53 350,00 1,54 400,00
(RT) KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL
keamanan

Berkurangnya jumlah konflik masyarakat 3 3 3 3 2 1

Berkurangnya jumlah konflik agama 1 1 1 1 1 1


Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
Program peningkatan pemberantasan SATPOL PP & SATPOL PP & SATPOL PP & SATPOL PP & SATPOL PP &
1.05 . 20 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di 92% 92,10% 130,00 92,20% 150,00 92,30% 150,00 92,4 200,00 92,50% 250,00
penyakit masyarakat (pekat) KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL KESBANGPOL
Kabupaten

Persentase Sekolah yang telah mendapat


pembinaan tentang Pemberantasan dan
15% 11% 11% 15% 15% 15%
Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)

PilLeg 73,5;
PilPres 70,1;
Program pendidikan politik PilLeg 77,5;
1.05 . 21 Prosentase pemilih dalam pemilu PilGub PilGub 77,5 197,50 KESBANGPOL 200,00 KESBANGPOL - 200,00 KESBANGPOL - 250,00 KESBANGPOL PilBup 77,5 350,00 KESBANGPOL
masyarakat PilPres 77,5
55,73;
PilBup 70

Program pencegahan dini dan


Prosentase masyarakat yang tangguh
1.05 . 22 penanggulangan korban bencana 14,4% 750,00 BPBD 21,6% 800,00 BPBD 28,8% 800,00 BPBD 36% 1.000,00 BPBD 43,20% 1.100,00 BPBD
dalam penanggulangan bencana
alam
Prosentase desa yang tertangani melalui 80% (12 100% (15
1.05 . 23 Program Penanganan Pasca Bencana 20% (3 desa) 20% (3 desa) 300,00 BPBD 40% (6 desa) 300,00 BPBD 60% (9 desa) 300,00 BPBD 300,00 BPBD 300,00 BPBD
kegiatan pasca bencana desa) desa)
Prosentase kesiapsiagaan aparatur dan
1.05 . 24 Program Kesiapsiagaan 24% 36% 895,00 BPBD 48% 1.000,00 BPBD 60% 1.000,00 BPBD 72% 1.500,00 BPBD 84% 1.600,00 BPBD
relawan dalam penanggulangan bencana
Prosentase bencana yang tertangani 80% (12 100% (15
1.05 . 25 Program Tanggap Darurat 20% (3 desa) 20% (3 desa) 280,00 BPBD 40% (6 desa) 300,00 BPBD 60% (9 desa) 300,00 BPBD 300,00 BPBD 300,00 BPBD
dengan baik desa) desa)
Program Pengawasan dan
1.05 . XX Response rate bencana kebakaran 38 menit 15 menit 100,00 SATPOL PP 15 menit 100,00 SATPOL PP 15 menit 100,00 SATPOL PP 15 menit 100,00 SATPOL PP 15 menit 100,00 SATPOL PP
pengendalian bencana kebakaran
1.06 Sosial 12.000,00 12.000,00 12.500,00 13.000,00 14.000,00

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Persentase keluarga miskin dan rentan


Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan yang menerima bantuan pemenuhan DINSOS & Bag DINSOS & Bag DINSOS & Bag DINSOS & Bag DINSOS & Bag
1.06 . 15 29,63 34,06 6.900,00 34,11 6.876,00 34,16 7.086,00 34,32 7.366,00 34,37 7.616,00
Penyandang Masalah Kesejahteraan kebutuhan dasar dan meningkat Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian
Sosial (PMKS) Lainnya produktivitas sosial ekonominya

Bantuan Distribusi Raskin 54 Desa 56 Desa 56 Desa 56 Desa 56 Desa 56 Desa


Persentase PMKS yang mendapatkan
Program Pelayanan dan Rehabilitasi
1.06 . 16 pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial 3,24 4,93 1.250,00 DINSOS 5,53 1.387,50 DINSOS 5,53 1.487,50 DINSOS 5,53 1.587,50 DINSOS 5,53 1.837,50 DINSOS
Kesejahteraan Sosial
luar lembaga
Persentase anak terlantar yang
1.06 . 17 Program pembinaan anak terlantar mendapatkan pelayanan sosial di luar 0,82 0,82 100,00 DINSOS 0,82 100,00 DINSOS 0,99 200,00 DINSOS 0,99 200,00 DINSOS 0,99 300,00 DINSOS
lembaga
Persentase penyandang cacat dan eks
Program pembinaan para penyandang
1.06 . 18 trauma yang mendapatkan pelayanan 6,22 6,22 185,00 DINSOS 6,22 220,00 DINSOS 6,22 225,00 DINSOS 6,22 245,00 DINSOS 6,22 345,00 DINSOS
cacat dan trauma
sosial luar lembaga

Program pembinaan eks penyandang Persentase penyandang penyakit sosial


1.06 . 20 penyakit sosial (eks narapidana, PSK, yang mendapatkan pelayanan sosial luar 11,13 11,13 65,00 DINSOS 11,13 65,00 DINSOS 13,92 75,00 DINSOS 13,92 75,00 DINSOS 13,92 175,00 DINSOS
narkoba dan penyakit sosial lainnya) lembaga

Program Pemberdayaan Kelembagaan Persentase peran aktif PSKS lembaga dan DINSOS & Bag. DINSOS & Bag. DINSOS & Bag. DINSOS & Bag. DINSOS & Bag.
1.06 . 21 35,05; 15,33 43,21; 16,15 3.500,00 43,21; 16,15 3.351,50 43,21; 16,15 3.426,50 43,21; 20,23 3.526,50 43,21; 20,23 3.726,50
Kesejahteraan Sosial perorangan KESRA KESRA KESRA KESRA KESRA
% Fasilitasi terlaksananya kegiatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
keagamaan di masyarakat

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 208


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
Belanja Langsung Urusan Wajib
2 52.409,96 60.385,36 60.962,36 69.160,00 83.423,15
Bukan Pelayanan Dasar
2.01 Ketenagakerjaan 3.387,50 3.500,00 3.500,00 4.550,00 5.300,00
Program Peningkatan Kualitas dan Persentase pencari kerja/penganggur yang
2.01 . 15 1,87% 2,03% 955,00 DISNAKER 2,11% 1.000,00 DISNAKER 2,27% 1.000,00 DISNAKER 3,00% 2.000,00 DISNAKER 5,68% 2.500,00 DISNAKER
Produktivitas Tenaga Kerja mendapatkan pelatihan

Program Peningkatan Kesempatan Prosentase Pencari kerja terdaftar yang


2.01 . 16 62,13 % 64,76% 1.957,50 DISNAKER 69,81% 2.000,00 DISNAKER 72,91% 2.000,00 DISNAKER 76,49% 2.000,00 DISNAKER 83,93% 2.200,00 DISNAKER
Kerja ditempatkan

Program Perlindungan dan


Persentase tenaga kerja/buruh yang
2.01 . 17 Pengembangan Lembaga 67,88% 68,20% 475,00 DISNAKER 68,16% 500,00 DISNAKER 68,30% 500,00 DISNAKER 68,45% 550,00 DISNAKER 68,59% 600,00 DISNAKER
menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
Pemberdayaan Perempuan dan
2.02 839,00 890,00 890,00 1.050,00 1.250,00
Perlindungan Anak
Program keserasian Kebijakan
Persentase Partisipasi Perempuan di
2.02 . 15 Peningkatan Kualitas Anak dan 2,38 2,4 139,00 DPPKBP3A 2,41 60,00 DPPKBP2A 2,42 60,00 DPPKBP2A 2,43 60,00 DPPKBP2A 2,44 60,00 DPPKBP2A
Lembaga Pemerintah
Perempuan

Kabupaten Layak Anak; Persentase


perempuan dan anak korban kekerasan
termasuk Tindak Pidana Perdagangan Madya;
Madya; Madya; Madya; Madya; Madya;
Program Penguatan Kelembagaan Orang (TPPO) yang terlayani sesuai 100%;
2.02 . 16 100%; 23%; 505,00 DPPKBP2A 100%; 73%; 610,00 DPPKBP2A 100%; 610,00 DPPKBP2A 100%; 100%; 690,00 DPPKBP2A 100%; 100%; 840,00 DPPKBP2A
Pengarusutamaan Gender dan Anak standar; Persentase OPD yang 57,69%;
42,3% 90% 92,3%; 100% 100% 100%
melaksanakan Anggaran Responsif 80%
Gender; Persentase ketersediaan data
gender disetiap OPD

Prosentase Kelompok Perempuan Rentan


Program Peningkatan Kualitas Hidup yang terbentuk; Meningkatnya prosentase 10,8% ; 14,4% ; 21,6% ; 25,2% ;
2.02 . 17 3,6% ; 0 195,00 DPPKBP2A 220,00 DPPKBP2A 18% ; 61,9% 220,00 DPPKBP2A 300,00 DPPKBP2A 350,00 DPPKBP2A
dan Perlindungan Perempuan kelembagaan Gerakan Sayang Ibu dan 23,7% 42,8% 80,9% 100%
Anak tingkat Desa
2.03 Pangan 4.628,00 8.000,00 8.350,00 8.850,00 11.341,15
DKP, DKP, DKP, DKP, DKP,
2.544 2.644 2.744 2.744 2.794 2.844
Program Peningkatan Ketahanan DISTANKAN, DISTANKAN, DISTANKAN, DISTANKAN, DISTANKAN,
2.03 . 15 Ketersediaan energi perkapita kkal/kap kkal/kap 4.628,00 kkal/kap 8.000,00 kkal/kap 8.350,00 kkal/kap 8.850,00 kkal/kap 11.341,15
Pangan (pertanian/perkebunan) dan Bag. dan Bag. dan Bag. dan Bag. dan Bag.
/hari /hari /hari /hari /hari /hari
Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian
56,71 57,71 58,21 58,71 59,21 59,21
Ketersediaan protein perkapita 20.000,00
gr/kap/hari gr/kap/hari gr/kap/hari gr/kap/hari gr/kap/hari gr/kap/hari
133.423,99 158.868,55 159.662,89 160.461,21 161.263,51 162.069,83
Ketersediaan pangan utama
ton ton ton ton ton ton
Tercapainya kegiatan pengawasan pupuk 1 monev, 4 1 monev, 4 1 monev, 4 1 monev, 4 1 monev, 4 1 monev, 4
dan pestisida rakor rakor rakor rakor rakor rakor
2.04 Pertanahan 5.540,00 5.090,00 4.840,00 4.850,00 5.000,00
Presentase tanah PEMKAB yang
Program penataan penguasaan,
bersertifikat; Prosentase kepastian hukum, 29,61%; 32,73%; BPPKAD; DPKP BPPKAD; DPKP BPPKAD; DPKP BPPKAD; DPKP BPPKAD; DPKP
2.04 . 16 pemilikan, penggunaan dan 5.540,00 35,86%; 57% 5.090,00 38,98%; 59% 4.840,00 42,11%; 61% 4.850,00 45,23%; 63% 5.000,00
pengusaan, pemilikan, peggunaan dan 50% 55% & DISPARBUD & DISPARBUD & DISPARBUD & DISPARBUD & DISPARBUD
pemanfaatan tanah
pemanfaatan tanah
2.05 Lingkungan Hidup 8.157,50 10.200,00 10.200,00 12.400,00 17.700,00
Program Pengembangan Kinerja
2.05 . 15 Persentase penanganan sampah 20% 24% 2.670,00 DLH 26% 4.000,00 DLH 28% 4.000,00 DLH 30% 5.000,00 DLH 33% 6.000,00 DLH
Pengelolaan Persampahan
Program Pengendalian Pencemaran
2.05 . 16 Indeks Kualitas Air 52,86 56,9 4.487,50 DLH & DPUPR 58,53 5.000,00 DLH & DPUPR 58,75 5.000,00 DLH & DPUPR 58,85 5.500,00 DLH & DPUPR 58,9 5.700,00 DLH & DPUPR
dan Perusakan Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Udara 82,85 82,9 82,9 82,9 82,9 82,9
Program Perlindungan dan Konservasi
2.05 . 17 Indeks Tutupan Lahan 65,16 65,16 500,00 DLH 65,17 500,00 DLH 65,17 500,00 DLH 65,17 600,00 DLH 65,17 700,00 DLH
Sumber Daya Alam
Program Peningkatan Kualitas dan Tersedianya data Sistem Informasi Sumber
2.05 . 19 Akses Informasi Sumber Daya Alam Daya Alam dan Lingkungan hidup yang 2 dokumen 3 dok 300,00 DLH 3 dok 300,00 DLH 3 dok 300,00 DLH 3 dok 300,00 DLH 3 dok 300,00 DLH
dan Lingkungan Hidup berkualitas
Program pengelolaan ruang terbuka Bertambahnya luasan dan Terkelolanya
2.05 . 24 17,16% 17,16% 200,00 DLH & DPUPR 17,16% 400,00 DLH & DPUPR 17,16% 400,00 DLH & DPUPR 17,20% 1.000,00 DLH & DPUPR 17,50% 5.000,00 DLH & DPUPR
hijau (RTH) RTH di Kawasan Perkotaan
Administrasi Kependudukan dan
2.06 3.270,36 3.095,36 3.095,36 3.250,00 3.450,00
Capil

Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK


DINDUKCAPIL DINDUKCAPIL DINDUKCAPIL DINDUKCAPIL DINDUKCAPIL
Program Penataan Administrasi atau e-KTP untuk yang pertama kali; 88,61%; 92%; 95%; 93%; 95%; 94%; 95%; 95%; 95%; 96%; 95%;
2.06 . 15 3.270,36 & Seluruh 3.095,36 & Seluruh 3.095,36 & Seluruh 3.250,00 & Seluruh 3.450,00 & Seluruh
Kependudukan Cakupan bayi berakte kelahiran; Cakupan 70,75%; 0% 30% 45% 60% 75% 90%
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
penerbitan Kartu Identitas Anak

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 209


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
2.07 Pemberdayaan Masyarakat Desa 2.512,00 2.525,00 2.817,00 2.950,00 3.577,00
Persentase peningkatan pemahaman
Program Peningkatan Keberdayaan
2.07 . 15 masyarakat tentang perencanaam 60% 65% 583,00 DISPERMADES 70% 600,00 DISPERMADES 75% 600,00 DISPERMADES 85% 700,00 DISPERMADES 90% 900,00 DISPERMADES
Masyarakat Perdesaan
pembangunan desa

Persentase desa yang memiliki lembaga


50% (133
Program pengembangan lembaga Ekonomi masyarakat (BUM Des) yang
2.07 . 16 46% dari 266 125,00 DISPERMADES 55% 130,00 DISPERMADES 60% 130,00 DISPERMADES 65% 250,00 DISPERMADES 70% 400,00 DISPERMADES
ekonomi pedesaan terukur secara skill dan manajerial.
Desa)

20% (TMMD
Program peningkatan partisipasi Persentase tingkat swadaya Masyarakat 2, 59 BP
2.07 . 17 22% 605,00 DISPERMADES 24% 700,00 DISPERMADES 26% 700,00 DISPERMADES 28% 1.000,00 DISPERMADES 30% 1.100,00 DISPERMADES
masyarakat dalam membangun desa dalam kegiatan pembangunan desa. SPAM, 266
Bankeu)

Program peningkatan kapasitas Persentase peningkatan pemahaman dan


2.07 . 18 60% 65% 533,00 DISPERMADES 75% 425,00 DISPERMADES 80% 717,00 DISPERMADES 85% 250,00 DISPERMADES 90% 377,00 DISPERMADES
aparatur pemerintah desa pengetahuan perangkat desa anggota BPD.

20% (266
Persentase peningkatan peranan kaum
Program peningkatan peran desa, 36
2.07 . 19 perempuan dalam pembangunan di 22% 666,00 DISPERMADES 24% 670,00 DISPERMADES 26% 670,00 DISPERMADES 28% 750,00 DISPERMADES 30% 800,00 DISPERMADES
perempuan di perdesaan desa binaan,
perdesaan
20 kader
Pengendalian Penduduk dan
2.08 3.527,10 4.000,00 4.000,00 5.450,00 6.450,00
Keluarga Berencana
Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR);
2.08 . 15 Program Keluarga Berencana 2,34 ; 7,05% 2,32 ; 7,03% 1.822,60 DPPKBP2A 2,31 ; 7,02% 2.000,00 DPPKBP2A 2,3 ; 7,01% 2.090,00 DPPKBP2A 2,3 ; 7% 2.500,00 DPPKBP2A 2,3 ; 6,99% 3.000,00 DPPKBP2A
Unmeetneed
Program Kesehatan Reproduksi
2.08 . 16 Menurunnya PUS usia 15 - 19 th (<20 Th ) 3,16% 3,07% 100,00 DPPKBP2A 3,02% 200,00 DPPKBP2A 2,97% 200,00 DPPKBP2A 2,92% 300,00 DPPKBP2A 2,87% 350,00 DPPKBP2A
Remaja
2.08 . 17 Program pelayanan kontrasepsi Prosentase Peserta KB Aktif 77,50% 77,78% 702,50 DPPKBP2A 77,81% 710,00 DPPKBP2A 78,24% 710,00 DPPKBP2A 78,81% 900,00 DPPKBP2A 79,24% 1.000,00 DPPKBP2A
Program pembinaan peran serta
2.08 . 18 masyarakat dalam pelayanan KB/KR Anggota UPPKS Miskin yang terlatih 0 125 300,00 DPPKBP2A 200 340,00 DPPKBP2A 275 300,00 DPPKBP2A 350 750,00 DPPKBP2A 375 900,00 DPPKBP2A
yang mandiri

Cakupan Institusi Masyarakat Pedesaan


Program promosi kesehatan ibu, bayi Mandiri di Desa/Kelurahan; Prosentase
23,7 ; 24,14 ; 26,14 ; 28,14 ; 32,14 ;
2.08 . 19 dan anak melalui kelompok kegiatan pemuka masyarakat dan agama yang 272,00 DPPKBP2A 350,00 DPPKBP2A 350,00 DPPKBP2A 30,14 ; 75% 450,00 DPPKBP2A 500,00 DPPKBP2A
70,38% 71,05% 72,70% 73,70% 76,3%
dimasyarakat mendukung program KB dan Melakukan
KIE

Program pengembangan pusat


2.08 . 20 pelayanan informasi dan konseling Persentase PIK Remaja Tegar 12% 17,70% 140,00 DPPKBP2A 20,30% 200,00 DPPKBP2A 23,30% 150,00 DPPKBP2A 26,15% 250,00 DPPKBP2A 26,15% 300,00 DPPKBP2A
KRR
Meningkatkan Cakupan Kesertaan
Program penyiapan tenaga pedamping 38,12% ; 40,12% ; 41,12% ; 42,12% ; 43,12% ; 44,12% ;
2.08 . 23 Tribina; Cakupan sasaran yang menjadi 100,00 DPPKBP2A 100,00 DPPKBP2A 100,00 DPPKBP2A 150,00 DPPKBP2A 200,00 DPPKBP2A
kelompok bina keluarga 21,55% 22,55% 23,05% 23,55% 24,05% 25,36%
Anggota UPPKS
Program pengembangan model
2.08 . 24 Meningkatnya strata Posyandu Purnama 90,00 DISPERMADES 100,00 DISPERMADES 100,00 DISPERMADES 150,00 DISPERMADES 200,00 DISPERMADES
operasional BKB-Posyandu-PADU
2.09 Perhubungan 5.750,00 6.095,00 6.095,00 7.040,00 7.540,00
Program Pembangunan Prasarana dan Terpenuhinya Jumlah Prasarana dan
2.09 . 15 6 lokasi 7 Lokasi 110,00 DINHUB 7 Lokasi 120,00 DINHUB 7 Lokasi 120,00 DINHUB 7 Lokasi 200,00 DINHUB 7 Lokasi 200,00 DINHUB
Fasilitas Perhubungan Fasilitas Perhubungan

20%; 40%; 60%; 80%; 100%;


Program Rehabilitasi dan Persentase Terpeliharanya Prasarana dan perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan
100%; DINHUB & DINHUB & DINHUB & DINHUB & DINHUB &
2.09 . 16 Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Fasilitas LLAJ; Jumlah LPJU dalam dan 1.025,00 dan 1.200,00 dan 1.200,00 dan 1.500,00 dan 2.000,00
10.853 titik DPUPR DPUPR DPUPR DPUPR DPUPR
LLAJ keadaan baik pemeliharaa pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan
n 100 titik 100 titik 100 titik 100 titik 100 titik

Pogram peningkatan pelayanan


2.09 . 17 Bertambahnya jumlah jalur angkutan 44 jalur 44 490,00 DINHUB 45 500,00 DINHUB 46 500,00 DINHUB 47 550,00 DINHUB 48 550,00 DINHUB
angkutan
Program pembangunan sarana dan Tersedianya sarana dan prasarana
2.09 . 18 6 unit 8 365,00 DINHUB 16 400,00 DINHUB 24 400,00 DINHUB 32 500,00 DINHUB 40 500,00 DINHUB
prasarana perhubungan perhubungan
Program pengendalian dan Persentase terpenuhinya sarana
2.09 . 19 100% 100% 2.625,00 DINHUB 100% 2.700,00 DINHUB 100% 2.700,00 DINHUB 100% 3.000,00 DINHUB 100% 3.000,00 DINHUB
pengamanan lalu lintas keselamatan pengguna jalan
Program peningkatan kelaikan Persentase unit pengujian kendaraan
2.09 . 20 95% 96% 620,00 DINHUB 96% 650,00 DINHUB 96% 650,00 DINHUB 97% 700,00 DINHUB 97% 700,00 DINHUB
pengoperasian kendaraan bermotor bermotor dalam kondisi baik
Program Penataan Transportasi
2.09 . 21 Penghargaan Wahana Tata Nugraha plakat WTN Plakat WTN 25,00 DINHUB 0 25,00 DINHUB Plakat WTN 25,00 DINHUB 0 40,00 DINHUB Piala WTN 40,00 DINHUB
Perkotaan
55% (11
Program Peningkatan Pelayanan
2.09 . 22 Cakupan Pelayanan Perparkiran Wilayah 60% 490,00 DINHUB 65% 500,00 DINHUB 70% 500,00 DINHUB 75% 550,00 DINHUB 80% 550,00 DINHUB
Perparkiran
Kecamatan)

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 210


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
2.10 Komunikasi dan Informatika 4.690,00 5.375,00 5.560,00 5.940,00 5.940,00

Program Pengembangan Komunikasi,


2.10 . 15 Presentase Desa yang menggunakan SID 10% 11% 715,00 DINKOMINFO 33% 715,00 DINKOMINFO 56% 900,00 DINKOMINFO 82% 900,00 DINKOMINFO 100% 900,00 DINKOMINFO
Informasi dan Media Massa

Program pengkajian dan penelitian Prosentase kajian dan pengawasan menara


2.10 . 16 100% 100% 50,00 DINKOMINFO 100% 50,00 DINKOMINFO 100% 50,00 DINKOMINFO 100% 75,00 DINKOMINFO 100% 75,00 DINKOMINFO
bidang informasi dan komunikasi yang dilaksanakan
Program fasilitasi Peningkatan SDM Prosentase Jumlah SDM yang dilatih
2.10 . 17 20% 20% 105,00 DINKOMINFO 40% 110,00 DINKOMINFO 60% 110,00 DINKOMINFO 80% 125,00 DINKOMINFO 100% 125,00 DINKOMINFO
bidang komunikasi dan informasi dalam bidang informasi dan komunikasi
Program kerjasama informasi dengan Prosentase diseminasi informasi bagi
2.10 . 18 20% 20% 570,00 DINKOMINFO 40% 800,00 DINKOMINFO 60% 800,00 DINKOMINFO 80% 890,00 DINKOMINFO 100% 890,00 DINKOMINFO
mas media masyarakat
Prosentase terselenggaranya sosialisasi
2.10 . 19 Program sosialisasi dibidang cukai 20% 20% 200,00 DINKOMINFO 40% 200,00 DINKOMINFO 60% 200,00 DINKOMINFO 80% 200,00 DINKOMINFO 100% 200,00 DINKOMINFO
bidang cukai
Jumlah SIM yang mendukung pelayanan DINKOMINFO DINKOMINFO DINKOMINFO DINKOMINFO DINKOMINFO
18 19 3.050,00 20 3.500,00 21 3.500,00 22 3.750,00 23 3.750,00
Program optimalisasi pemanfaatan publik & SETWAN & SETWAN & SETWAN & SETWAN & SETWAN
2.10 . 20
teknologi informasi Jumlah website Perangkata Daerah yang
19 21 23 25 27 29
aktif dan update
Koperasi, Usaha Kecil dan
2.11 1.195,00 2.000,00 2.000,00 2.400,00 3.400,00
Menengah
Program penciptaan iklim usaha
DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
2.11 . 15 Usaha Kecil Menengah yang Peningkatan kapasitas sumberdaya UKM NA 150 UKM 200,00 150 UKM 400,00 150 UKM 400,00 150 UKM 500,00 150 UKM 700,00
OP OP OP OP OP
konduksif
Program Pengembangan
DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
2.11 . 16 Kewirausahaan dan Keunggulan Meningkatnya wirausaha yang mandiri NA 80 UKM 225,00 80 UKM 500,00 80 UKM 500,00 80 UKM 600,00 80 UKM 800,00
OP OP OP OP OP
Kompetitif Usaha Kecil Menengah

DISPERINDAGK
DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
Program Pengembangan Sistem OP, Bag
Meningkatnya kemampuan UMKM untuk OP, Bag OP, Bag OP, Bag OP, Bag
2.11 . 17 Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro NA 200 UMKM 375,00 Perekonomian, 200 UMKM 600,00 200 UMKM 600,00 200 UMKM 700,00 200 UMKM 900,00
mengakses permodalan Perekonomian, Perekonomian, Perekonomian, Perekonomian,
Kecil Menengah Bag BUMD &
Bag BUMD LKM Bag BUMD LKM Bag BUMD LKM Bag BUMD LKM
LKM
Informasi permodalan bagi UMKM 0 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM

3 LKM (izin
3 LKM (izin 3 LKM (izin 3 LKM (izin 3 LKM (izin
OJK dan
OJK dan OJK dan OJK dan OJK dan
kemenkop),
kemenkop), kemenkop), kemenkop), kemenkop),
Jumlah LKM yang mendapat izin OJK dan dan 3 LKM
dan 3 LKM dan 3 LKM dan 3 LKM dan 3 LKM
kemenkop, dan jumlah LKM yang dapat (akses
(akses (akses (akses (akses
mengakses permodalan dari bank umum permodalan
permodalan permodalan permodalan permodalan
maupun BPR dari bank
dari bank dari bank dari bank dari bank
umum
umum umum umum umum
maupun
maupun BPR) maupun BPR) maupun BPR) maupun BPR)
BPR)

Program Peningkatan Kualitas Meningkatnya kualitas SDM pengelola DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
2.11 . 18 50 Orang 100 Koperasi 395,00 100 Koperasi 500,00 100 Koperasi 500,00 100 Koperasi 600,00 100 Koperasi 1.000,00
Kelembagaan Koperasi koperasi OP OP OP OP OP
2.12 Penanaman Modal 1.103,50 1.400,00 1.400,00 1.600,00 2.050,00
Program Peningkatan Promosi dan Jumlah Investor berskala nasional;
2.12 . 15 10 15 585,50 DPMPTSP 20 700,00 DPMPTSP 25 700,00 DPMPTSP 30 800,00 DPMPTSP 35 1.250,00 DPMPTSP
Kerjasama Investasi Jumlah nilai Investasi berskala nasional
Program Peningkatan Iklim Investasi
2.12 . 16 % ijin lokasi yang sesuai dgn tata ruang 60 70 518,00 DPMPTSP 80 700,00 DPMPTSP 90 700,00 DPMPTSP 100 800,00 DPMPTSP 100 800,00 DPMPTSP
dan Realisasi Investasi
2.13 Kepemudaan dan Olah Raga 1.900,00 1.955,00 1.955,00 1.975,00 2.175,00
Program peningkatan peran serta Jml siswa berprestasi tk. Propinsi, Nas dan DINDIKPORA & DINDIKPORA & DINDIKPORA & DINDIKPORA & DINDIKPORA &
2.13 . 16 0 15 200,00 20 255,00 22 255,00 25 275,00 35 375,00
kepemudaan Intrn Bag. PEMOTDA Bag. PEMOTDA Bag. PEMOTDA Bag. PEMOTDA Bag. PEMOTDA
Terlaksananya pembinaan PASKIBRAKA
1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan
tingkat Kabupaten
DINDIKPORA, DINDIKPORA, DINDIKPORA, DINDIKPORA, DINDIKPORA,
Program Pembinaan dan Jml siswa berprestasi tk. Propinsi, Nas dan
2.13 . 20 0 15 1.700,00 DISNAKER, & 20 1.700,00 DISNAKER, & 22 1.700,00 DISNAKER, & 25 1.700,00 DISNAKER, & 35 1.800,00 DISNAKER, &
Pemasyarakatan Olah Raga Intrn
Bag. KESRA Bag. KESRA Bag. KESRA Bag. KESRA Bag. KESRA
Terlaksananya porseni tripartit kabupaten
1,40% 1,60% 1,70% 1,90% 2,10%
banjarnegara
Jumlah Desa/kelompok olahraga - 21 lok; 21 lok; 21 lok; 21 lok; 21 lok; 21 lok;
Terbinanya club-club olahraga di kab. 525 peserta; 525 peserta; 525 peserta; 525 peserta; 525 peserta; 525 peserta;
Banjarnegara 100 tim 100 tim 100 tim 100 tim 100 tim 100 tim

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 211


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
2.14 Statistik 470,00 500,00 500,00 600,00 700,00

3 Jenis (BDA, DINKOMINFO; 3 Jenis (BDA, DINKOMINFO; 3 Jenis (BDA, DINKOMINFO; 3 Jenis (BDA, DINKOMINFO; 3 Jenis (BDA, DINKOMINFO;
Program pengembangan Tersedianya data statistik sektoral KDA, Statistik BAPERLITBANG KDA, Statistik BAPERLITBANG KDA, Statistik BAPERLITBANG KDA, Statistik BAPERLITBANG KDA, Statistik BAPERLITBANG
2.14 . 15 NA 470,00 500,00 500,00 600,00 700,00
data/informasi/statistik daerah kabupaten Sektoral ; Sektoral ; Sektoral ; Sektoral ; Sektoral ;
Kabupaten) DISPERMADES Kabupaten) DISPERMADES Kabupaten) DISPERMADES Kabupaten) DISPERMADES Kabupaten) DISPERMADES

5 jenis 5 jenis 5 jenis 5 jenis 5 jenis 5 jenis


indikator indikator indikator indikator indikator indikator
(LPE, PDRB, (LPE, PDRB, (LPE, PDRB, (LPE, PDRB, (LPE, PDRB, (LPE, PDRB,
Tersedianya data indikator makro daerah
Inflasi, NTP, Inflasi, NTP, Inflasi, NTP, Inflasi, NTP, Inflasi, NTP, Inflasi, NTP,
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
Williamson) Williamson) Williamson) Williamson) Williamson) Williamson)

Persentase desa dan kelurahan yang aktif


melakukan update data dan informasi 40% 50% 55% 60% 65% 70%
desanya.
2.15 Persandian - 30,00 30,00 30,00 50,00
Prosentase terselenggaranya Monitoring
Program Penyelenggaraan Persandian
2.15 . 13 dan Evaluasi Pengamanan Informasi pada - 25% 30,00 DINKOMINFO 25% 30,00 DINKOMINFO 25% 30,00 DINKOMINFO 25% 50,00 DINKOMINFO
Untuk Pengamanan Informasi
OPD
2.16 Kebudayaan 3.840,00 4.050,00 4.050,00 4.050,00 4.400,00
DISPARBUD, DISPARBUD, DISPARBUD, DISPARBUD, DISPARBUD,
DISPERMADES, DISPERMADES, DISPERMADES, DISPERMADES, DISPERMADES,
2.16 . 15 Program Pengembangan Nilai Budaya Jumlah kelompok seni yang aktif 2 2 1.450,00 2 1.550,00 2 1.550,00 2 1.550,00 2 1.700,00
DINSOS, Bag. DINSOS, Bag. DINSOS, Bag. DINSOS, Bag. DINSOS, Bag.
PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA

Persentase pelaksanaan pembentukan


satgas pengembangan nilai-nilai budaya di 50% 70% 75% 80& 85%
desa
Persentase TMP dan Monumen-Monumen
100% 100% 100% 100% 100% 100%
yang terpelihara dengan baik

Terselenggaranya peringatan Kemerdekaan


2 Kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan 2 Kegiatan
RI dan Hari Jadi Banjarnegara

Program Pengelolaan Kekayaan


2.16 . 16 jumlah cagar budaya yang dikelola 6 6 1.250,00 DISPARBUD 8 1.300,00 DISPARBUD 7 1.300,00 DISPARBUD 8 1.300,00 DISPARBUD 7 1.400,00 DISPARBUD
Budaya
Program Pengelolaan Keragaman DISPARBUD & DISPARBUD & DISPARBUD & DISPARBUD & DISPARBUD &
2.16 . 17 jumlah event budaya daerah 6 7 1.140,00 8 1.200,00 8 1.200,00 8 1.200,00 8 1.300,00
Budaya Bag KESRA Bag KESRA Bag KESRA Bag KESRA Bag KESRA
2.17 Perpustakaan 955,00 950,00 950,00 1.200,00 1.650,00
Program Pengembangan Budaya Baca Meningkatnya jumlah kunjungan ke
2.17 . 15 40.760 35.000 455,00 DISARPUS 35.500 500,00 DISARPUS 36.000 500,00 DISARPUS 36.500 600,00 DISARPUS 37.000 750,00 DISARPUS
dan Pembinaan Perpustakaan perpustakaan
Program Pengembangan Sarana Meningkatnya jumlah kunjungan ke
2.17 . 16 40.760 35.000 100,00 DISARPUS 35.500 150,00 DISARPUS 36.000 150,00 DISARPUS 36.500 200,00 DISARPUS 37.000 300,00 DISARPUS
Prasarana Perpustakaan perpustakaan
Program Peningkatan SDM Persentase pengelola perpustakaan yang
2.17 . 17 13,92 100,00 DISARPUS 21,52 150,00 DISARPUS 21,52 150,00 DISARPUS 21,52 200,00 DISARPUS 21,52 300,00 DISARPUS
Perpustakaan meningkat kompetensinya

Program Pengembangan Manajemen Persentase perpustakaan milik masyarakat


2.17 . 18 20 14,29 300,00 DISARPUS 19,05 150,00 DISARPUS 19,05 150,00 DISARPUS 23,81 200,00 DISARPUS 23,81 300,00 DISARPUS
Perpustakaan dan lembaga lainnya yang dibina

2.18 Kearsipan 645,00 730,00 730,00 975,00 1.450,00

Program perbaikan sistem Persentase OPD yang melakukan


2.18 . 15 8,33 90,00 DISARPUS 8,33 125,00 DISARPUS 8,33 125,00 DISARPUS 8,33 200,00 DISARPUS 8,33 400,00 DISARPUS
administrasi kearsipan pengelolaan arsip dinamis aktif secara baik

Program pemeliharaan rutin/berkala Monitoring, evaluasi dan pelaporan kondisi


2.18 . 17 10 10,00 DISARPUS 25 25,00 DISARPUS 25 25,00 DISARPUS 75 75,00 DISARPUS 75 150,00 DISARPUS
sarana dan prasarana kearsipan situasi data

Program Penyelematan dan Persentase sarana dan prasarana DISARPUS;


2.18 . 19 76,79 8,33 470,00 8,33 500,00 DISARPUS 8,33 500,00 DISARPUS 8,33 600,00 DISARPUS 8,33 700,00 DISARPUS
Pelestarian dokumen/Arsip Daerah kearsipan yang tersedia dan memadahi Bag. UMUM

Program Peningkatan kualitas Persentase pengelola arsip di unit


2.18 . 20 12,82 75,00 DISARPUS 23,08 80,00 DISARPUS 23,08 80,00 DISARPUS - 100,00 DISARPUS 41,03 200,00 DISARPUS
Pelayanan Informasi pengolah yang meningkat kompetensinya

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 212


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
3 Belanja Langsung Urusan Pilihan 52.841,50 45.742,85 46.992,85 42.735,00 56.743,85
3.01 Kelautan dan Perikanan 1.528,00 1.528,00 1.700,00 2.421,15 3.200,00
Program pengembangan budidaya 25.617,39
3.01 . 20 Produksi perikanan budidaya 20.500 Ton 1.060,00 DISTANKAN 21.000 Ton 1.060,00 DISTANKAN 21.500 Ton 1.100,00 DISTANKAN 22.000 Ton 1.771,15 DISTANKAN 22.500 Ton 2.100,00 DISTANKAN
perikanan Ton
1.719,9 juta 1.890,9 juta 2.079,9 juta 2.287,9 juta 2.516,8 juta 2.768,5 juta
Produksi benih ikan
ekor ekor ekor ekor ekor ekor
Program pengembangan perikanan
3.01 . 21 Produksi perikanan tangkap 1.201,8 Ton 1.250 Ton 288,00 DISTANKAN 1.250 Ton 288,00 DISTANKAN 1.250 Ton 350,00 DISTANKAN 1.250 Ton 350,00 DISTANKAN 1.250 Ton 350,00 DISTANKAN
tangkap
Program Optimalisasi pengelolaan dan 20,04 21,3 21,5 21,7 21,9 22,5
3.01 . 23 Konsumsi ikan 180,00 DISTANKAN 180,00 DISTANKAN 250,00 DISTANKAN 300,00 DISTANKAN 750,00 DISTANKAN
pemasaran produksi perikanan kg/kap/th kg/kap/th kg/kap/th kg/kap/th kg/kap/th kg/kap/th
3.02 Pariwisata 10.500,00 11.500,00 12.500,00 13.500,00 14.500,00
Program pengembangan pemasaran Jumlah kegiatan pameran promosi
3.02 . 15 5 5 1.900,00 DISPARBUD 5 2.500,00 DISPARBUD 5 2.750,00 DISPARBUD 5 3.000,00 DISPARBUD 5 3.500,00 DISPARBUD
pariwisata pariwisata, jumlah kunjungan pariwisata
DISPARBUD; DISPARBUD; DISPARBUD; DISPARBUD; DISPARBUD;
Program pengembangan destinasi Jumlah dan jenis produk Destinasi Bag. Bag. Bag. Bag. Bag.
3.02 . 16 4 dan 3 4 dan 3 8.250,00 3 dan 3 8.650,00 3 dan 3 9.100,00 3 dan 3 9.500,00 3 dan 3 10.000,00
pariwisata Pariwisata PEREKONOMIA PEREKONOMIA PEREKONOMIA PEREKONOMIA PEREKONOMIA
N N N N N
Koordinasi pembangunan obyek periwisata 1 rakor. 2 1 rakor. 2 2 rakor. 2 2 rakor. 2 2 rakor. 3 2 rakor. 3
dengan lembaga/dunia usaha FGD FGD FGD FGD FGD FGD
Jumlah pembinaan pelaku usaha
3.02 . 17 Program pengembangan Kemitraan pariwisata, jumlah kerjasama dengan 5 dan 2 5 dan 2 350,00 DISPARBUD 5 dan 2 350,00 DISPARBUD 5 dan 2 650,00 DISPARBUD 5 dan 2 1.000,00 DISPARBUD 5 dan 2 1.000,00 DISPARBUD
lembaga/dunia usaha
3.03 Pertanian 8.030,00 9.472,00 9.950,00 11.728,85 27.000,00 12.458,85
Program Peningkatan Kesejahteraan Produksi jambu air diganti luas lahan tidur
3.03 . 15 - 0 - 5 Ha 300,00 DISTANKAN 5 Ha 491,15 DISTANKAN 5 Ha 300,00 DISTANKAN 5 Ha 500,00 DISTANKAN
Petani yang tertanami

Program peningkatan pemasaran hasil


3.03 . 16 Pelaksanaan event promosi 12 kali 4 kali 400,00 DISTANKAN 6 kali 1.000,00 DISTANKAN 4 kali 530,00 DISTANKAN 6 kali 1.000,00 DISTANKAN 4 kali 530,00 DISTANKAN
produksi pertanian/perkebunan

Produksi kopi 1.068,73 1.168,73 - DISTANKAN 1.218,73 300,00 DISTANKAN 1.268,73 300,00 DISTANKAN 1.318,73 600,00 DISTANKAN 1.368,73 1.000,00 DISTANKAN
Program peningkatan penerapan
3.03 . 17 Produksi durian 3.975,30 4.382,44 4.601,56 4.831,64 5.073,22 5.326,88
teknologi pertanian/perkebunan
Produksi cabai 13.441,00 14.183,62 14.892,80 15.637,44 16.419,31 12.240,27
Produksi padi 133.423,99 158.868,55 2.690,00 DISTANKAN 159.662,89 3.090,00 DISTANKAN 160.461,21 3.390,00 DISTANKAN 161.263,51 3.690,00 DISTANKAN 162.069,83 3.890,00 DISTANKAN
Program peningkatan produksi
3.03 . 18 Produksi Jagung 52.605,05 65.796,45 66.454,41 67.118,96 67.790,15 68.468,05
pertanian/perkebunan
Produksi lada 112,05 117,50 119,25 120,50 121,00 121,50
Program pemberdayaan penyuluh
3.03 . 19 Cakupan bina kelompok tani 90% 1.360,00 DISTANKAN 90% 1.358,85 DISTANKAN 90% 1.358,85 DISTANKAN 90% 1.358,85 DISTANKAN 90% 1.358,85 DISTANKAN
pertanian/perkebunan lapangan
Program pencegahan dan Mempertahankan status bebas 4 penyakti
3.03 . 20 0 Kejadian 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN 0 Kejadian 430,00 DISTANKAN
penanggulangan penyakit ternak zooonis
Populasi Domba Batur 8.057 ekor 8.500 ekor 2.700,00 DISTANKAN 8.750 ekor 2.543,15 DISTANKAN 9.000 ekor 3.000,00 DISTANKAN 9.250 ekor 3.700,00 DISTANKAN 9.500 ekor 4.000,00 DISTANKAN
Program peningkatan produksi hasil
3.03 . 21 Populasi Sapi 31.194 ekor 31.506 ekor 31.695 ekor 31.885 ekor 32.076 ekor 32.269 ekor
peternakan
Populasi Kambing/Domba 260.780 ekor 261.824 ekor 262.348 ekor 262.873 ekor 278,852 263.398 ekor 263.925 ekor
Program peningkatan penerapan Jumlah unit usaha pangan asal hewan
3.03 . 23 0 3 150,00 DISTANKAN 3 150,00 DISTANKAN 3 150,00 DISTANKAN 3 150,00 DISTANKAN 3 150,00 DISTANKAN
teknologi peternakan yang bersertifikat pra NKV

Program Pengembangan Budidaya


3.03 . 24 Produksi kopi 1068,73 Ton 1168,73 Ton 300,00 DISTANKAN 1218,73 Ton 300,00 DISTANKAN 1268,73 Ton 300,00 DISTANKAN 1318,73 Ton 500,00 DISTANKAN 1368,73 Ton 600,00 DISTANKAN
Pertanian, Peternakan dan Perikanan

3.04 Kehutanan - - - - -
3.05 Energi dan Sumberdaya Mineral 353,50 360,00 360,00 460,00 460,00
Program pembinaan dan
Terpantaunya usaha PLTMH di Kab.
3.05 . 17 pengembangan bidang 100% 100% 93,50 DPMPTSP 100% 100,00 DPMPTSP 100% 100,00 DPMPTSP 100% 150,00 DPMPTSP 100% 150,00 DPMPTSP
Banjarnegara
ketenagalistrikan
Prosentase kecamatan yang terpetakan 50 % (10
3.05 . 19 Program Mitigasi Bencana Geologi 70% 260,00 BPBD 80% 260,00 BPBD 90% 260,00 BPBD 100% 310,00 BPBD 100% 310,00 BPBD
dan desa yang termonitor kecamatan)

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 213


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
3.06 Perdagangan 31.455,00 20.150,00 19.750,00 10.825,00 20.825,00
DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
Program perlindungan konsumen dan Meningkatnya pelaksanaan kebijakan dan
3.06 . 15 114 Kali 510,00 OP & Bag. 192 Kali 525,00 OP & Bag. 240 Kali 525,00 OP & Bag. 288 Kali 600,00 OP & Bag. 320 Kali 600,00 OP & Bag.
pengamanan perdagangan program pemantauan kepokmas
Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian
Optimalisasi penggunaan DBHCHT pada
4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD
OPD
Pemantauan dan pengawasan distribusi 5 keg, 50 5 keg, 50 5 keg, 70 5 keg, 70 5 keg, 100 5 keg, 100
tabung LPG 3 kg pangkalan pangkalan pangkalan pangkalan pangkalan pangkalan
Pemantauan ketersediaan dan harga
5 rakor, 5 rakor, 5 rakor, 1500 5 rakor, 1500 5 rakor, 1750 5 rakor, 1500
kebutuhan pokok masyarakat yang stabil
1500 paket 1500 paket paket paket paket paket
(TPID dan pasar ramadhan)

Program peningkatan dan Meningkatnya pelaksanaan pengembangan DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
3.06 . 17 30 UKM 50,00 35 UKM 75,00 40 UKM 75,00 45 UKM 125,00 50 UKM 125,00
pengembangan ekspor dan pelatihan eksport dan import OP OP OP OP OP

Meningkatnya pelaksanaan kebijakan dan DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK


65 UKM 30.845,00 116 UKM 19.500,00 87 UKM 19.100,00 148 UKM 10.000,00 109 UKM 20.000,00
program promosi OP OP OP OP OP
Program peningkatan efisiensi
3.06 . 18 13 Gedung 18 Gedung 23 Gedung 26 Gedung 30 Gedung
perdagangan dalam negeri Meningkatnya bangunan gedung pasar
Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar
Meningkatnya jumlah kunjungan 8 Pasar 10 Pasar 15 Pasar 23 Pasar 23 Pasar
Program pembinaan pedagang Meningkatnya pelaksanaan kedisiplinan DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
3.06 . 19 25 PKL 50,00 30 PKL 50,00 35 PKL 50,00 40 PKL 100,00 75 PKL 100,00
kakilima dan asongan pedagang kakilima OP OP OP OP OP
3.07 Industri 700,00 2.457,85 2.457,85 3.500,00 5.000,00
Prosentase meningkatnya kemampuan
Program peningkatan kapasitas iptek DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
3.07 . 15 SDM Wirausaha dan tenaga kerja IKM NA 0,89 80,00 1,34 80,00 1,79 80,00 2,24 100,00 2,69 100,00
sistem produksi OP OP OP OP OP
tentang IPTEK sistem produksi
DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
Program pengembangan industri kecil Prosentase peningkatan sdm ikm yang
3.07 . 16 22.367 0,3 280,00 OP & Bag 0,3 2.037,85 OP & Bag 0,3 2.037,85 OP & Bag 25 3.000,00 OP & Bag 0,3 4.500,00 OP & Bag
dan menengah berkualitas
Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian
1 Diklat, 3 1 Diklat, 3 2 Diklat, 5 2 Diklat, 5 2 Diklat, 5 2 Diklat, 5
Pemberdayaan Dekranasda
ekspo ekspo ekspo ekspo ekspo ekspo
Meningkatnya kemampuan tentang
Program peningkatan kemampuan DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
3.07 . 17 penguasaan dan pemanfaatan alih 0 125 280,00 175 280,00 225 280,00 275 300,00 325 300,00
teknologi industri OP OP OP OP OP
teknologi industri
Program pengembangan sentra-sentra DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK DISPERINDAGK
3.07 . 19 Tersedianya Data sistem informasi IKM 0 1 60,00 1 60,00 1 60,00 1 100,00 1 100,00
industri potensial OP OP OP OP OP
3.08 Ketransmigrasian 275,00 275,00 275,00 300,00 300,00
Prosentase transmigran yang
Program pengembangan wilayah 10KK 10KK 10KK 10KK 10KK
3.08 . 15 diberangkatkan dengan pendaftar 15 KK 275,00 DISNAKER 275,00 DISNAKER 275,00 DISNAKER 300,00 DISNAKER 300,00 DISNAKER
transmigrasi (12,5 %) (12,5 %) (12,5 %) (12,5 %) (12,5 %)
transmigran
Belanja Langsung Urusan
4 40.618,39 42.100,00 42.550,00 45.325,00 50.295,00
Pemerintahan Fungsi Penunjang
4.01 Administrasi Pemerintahan 16.482,98 17.160,00 17.010,00 18.075,00 20.800,00
Terselesaikannya kegiatan pengadaan Bag, Bag, Bag, Bag, Bag,
4.01 . 13 Program pemberdayaan jasa usaha barang/jasa melalui proses lelang secara 96% 98% 1.200,00 PEMBANGUNA 98% 1.175,00 PEMBANGUNA 98% 1.175,00 PEMBANGUNA 98% 1.175,00 PEMBANGUNA 98% 1.250,00 PEMBANGUNA
elektronik N N N N N
Program peningkatan kapasitas
4.01 . 14 Perda inisiatif yang tersusun 22 PERDA 12.014,98 SETWAN 22 PERDA 12.500,00 SETWAN 22 PERDA 12.500,00 SETWAN 22 PERDA 13.000,00 SETWAN 22 PERDA 15.000,00 SETWAN
lembaga perwakilan rakyat daerah
Program peningkatan pelayanan
Terfasilitasinya Pelaksanaan Tugas Forum
4.01 . 15 kedinasan kepala daerah/wakil 1 Kegiatan 1 Kegiatan 803,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 900,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 900,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 1.000,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 1.100,00 Bag. PEMOTDA
Koordinasi Pimpinan Daerah
kepala daerah
Persentasi kemampuan perangkat desa
Program pembinaan dan fasilitasi
4.01 . 18 dalam pengelolaan keuangan desa yang 60% 65% 450,00 DISPERMADES 70% 550,00 DISPERMADES 75% 550,00 DISPERMADES 80& 650,00 DISPERMADES 85% 650,00 DISPERMADES
pengelolaan keuangan desa
mandiri
Program mengintensifkan penanganan Persentase penerapan kebijakan pelayanan
4.01 . 23 100% 100% 110,00 Bag. Organisasi 100% 115,00 Bag. Organisasi 100% 115,00 Bag. Organisasi 100% 125,00 Bag. Organisasi 100% 150,00 Bag. Organisasi
pengaduan masyarakat publik
Program Peningkatan Kerjasama Terkoordinasinya dan Terfasilitasinya
4.01 . 24 1 Kegiatan 1 Kegiatan 70,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 80,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 80,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 100,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 150,00 Bag. PEMOTDA
Antar Pemerintah Daerah Kerjasama antar Pemerintah Daerah

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 214


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF

Perda 21; Perda 25; Bag HUKUM, Perda 25; Bag HUKUM, Perda 25; Bag HUKUM, Perda 25; Bag HUKUM, Perda 25; Bag HUKUM,
Program Penataan Peraturan Terbentuknya daerah produk hukum
4.01 . 25 Perbup 84; Perbup 85; 1.110,00 Bag Organisasi, Perbup 85; 1.110,00 Bag Organisasi, Perbup 85; 1.110,00 Bag Organisasi, Perbup 85; 1.200,00 Bag Organisasi, Perbup 85; 1.350,00 Bag Organisasi,
Perundang-Undangan daerah
SK 1.351 SK 1.350 Bag. PEMOTDA SK 1.350 Bag. PEMOTDA SK 1.350 Bag. PEMOTDA SK 1.350 Bag. PEMOTDA SK 1.350 Bag. PEMOTDA

Jumlah kebijakan yang disusun 3 kebijakan 2 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan
Tersusun dan Tersosialisasinya Peraturan
Perundang-Undangan tentang 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen
Pemerintahan Desa
Program Penataan Daerah Otonomi
4.01 . 26 Persentase OPD tepat fungsi dan ukuran 100% 100% 300,00 Bag Organisasi 100% 300,00 Bag Organisasi 100% 300,00 Bag Organisasi 100% 350,00 Bag Organisasi 100% 400,00 Bag Organisasi
Baru
4.01 . 27 Program Pendidikan Kedinasan Meningkatnya profesionalisme PNS 100% 100% 175,00 BKD 100% 180,00 BKD 100% 180,00 BKD 100% 200,00 BKD 100% 300,00 BKD
Terselenggarannya Pengawasan
Program Pembinaan, Peningkatan
4.01 . 30 Pelaksanaan PILKADA, PILPRES, dan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 150,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 150,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 150,00 Bag. PEMOTDA 1 Kegiatan 200,00 Bag. PEMOTDA
kualitas Organisasi Kemasyarakatan
PILEG di Kabupaten
Program Peningkatan Kapasitas SDM Jumlah SDM yang mengikuti kegiatan
4.01 . 31 100 Orang 100,00 Bag BUMD LKM 100 Orang 100,00 Bag BUMD LKM 100 Orang 100,00 Bag BUMD LKM 125 Orang 125,00 Bag BUMD LKM 125 Orang 250,00 Bag BUMD LKM
BUMD pengembangan kapasitas SDM
4.02 Pengawasan 1.880,03 1.935,00 1.935,00 2.125,00 2.340,00
Program peningkatan sistem INSPEKTORAT, INSPEKTORAT, INSPEKTORAT, INSPEKTORAT, INSPEKTORAT,
Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil a. 98,28%, a. 98%, a. 98%, a. 98%, a. 98%, a. 98%,
pengawasan internal dan BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG
4.01 . 19 pengawasan: a. Inskab, b. Insprov, c. BPK b. 98,25%, b. 98%, 1.701,34 b. 98%, 1.750,00 b. 98%, 1.750,00 b. 98%, 1.900,00 b. 98%, 2.000,00
pengendalian pelaksanaan kebijakan , dan Bag. , dan Bag. , dan Bag. , dan Bag. , dan Bag.
RI c. 93% c. 80% c. 80% c. 80% c. 80% c. 80%
KDH PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA PEMOTDA
Maturitas SPIP NA 30% 30% 50% 60% 60%

Tersusunnya Dokumen Laporan


Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan
3 Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen 3 Dokumen
Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Akhir
Masa Jabatan (AMJ) Kepala Daerah

Program peningkatan profesionalisme


Persentase terpenuhinya unsur kapabilitas
4.01 . 20 tenaga pemeriksa dan aparatur NA 95% 170,79 INSPEKTORAT 95% 175,00 INSPEKTORAT 95% 175,00 INSPEKTORAT 95% 200,00 INSPEKTORAT 95% 300,00 INSPEKTORAT
APIP
pengawasan
Program penataan dan
4.01 . 21 penyempurnaan kebijakan sistem dan Jumlah dokumen pedoman pengawasan 2 2 7,90 INSPEKTORAT 2 10,00 INSPEKTORAT 2 10,00 INSPEKTORAT 2 25,00 INSPEKTORAT 2 40,00 INSPEKTORAT
prosedur pengawasan
4.03 Perencanaan 8.995,00 9.085,00 9.085,00 9.755,00 10.155,00
Terfasilitasinya pelaksanaan pengabdian
kepada masyarakat dengan perguruan
4.03 . 16 Program Kerjasama Pembangunan tinggi yang melakukan perjanjian 100% 100% 225,00 BAPERLITBANG 100% 250,00 BAPERLITBANG 100% 250,00 BAPERLITBANG 100% 350,00 BAPERLITBANG 100% 350,00 BAPERLITBANG
kerjasama dengan Kabupaten
Banjarnegara

BAPERLITBANG
Program Pengembangan Wilayah Tersediannya dokumen perencanaan
4.03 . 17 0 2 dok 450,00 & Bag. 2 dok 400,00 BAPERLITBANG 1 dok 400,00 BAPERLITBANG 2 dok 400,00 BAPERLITBANG 2 dok 400,00 BAPERLITBANG
Perbatasan pengembangan wilayah perbatasan
PEMOTDA
Terlaksananya penegasan batas daerah 1 kegiatan 1 kegiatan
Tersedianya dokumen perencanaan
Program Perencanaan Pengembangan
4.03 . 18 pengembangan wilayah strategis dan cepat 0 1 dok 150,00 BAPERLITBANG 1 dok 160,00 BAPERLITBANG 160,00 BAPERLITBANG 1 dok 200,00 BAPERLITBANG 1 dok 200,00 BAPERLITBANG
Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
tumbuh
Tersedinya dokumen perencanaan BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG BAPERLITBANG
Program perencanaan pengembangan
4.03 . 19 pengembangan kota-kota menengah dan 2 dok 3 dok 570,00 & 3 dok 600,00 & 4 Kegiatan 600,00 & 700,00 & 700,00 &
kota-kota menengah dan besar
besar DISPERMADES DISPERMADES DISPERMADES DISPERMADES DISPERMADES
Terkoordinasi dan terfasilitasinya program-
program pengembangan kota-kota 3 keg 4 Kegiatan 4 Kegiatan 4 Kegiatan 4 Kegiatan
menengah dan besar
Program peningkatan kapasitas
Meningkatnya kapasitas aparatur
4.03 . 20 kelembagaan perencanaan 48 OPD 24 OPD 150,00 BAPERLITBANG 20 OPD 170,00 BAPERLITBANG 24 OPD 170,00 BAPERLITBANG 20 OPD 200,00 BAPERLITBANG 24 OPD 200,00 BAPERLITBANG
perencana di Kabupaten Banjarnegara
pembangunan daerah
Program perencanaan pembangunan Kesesuaian program dalam RKPD yang ada
4.03 . 21 39% >90% 970,00 BAPERLITBANG >90% 1.000,00 BAPERLITBANG >90% 1.000,00 BAPERLITBANG >90% 1.200,00 BAPERLITBANG >90% 1.500,00 BAPERLITBANG
daerah di dalam RPJMD
Kesesuaian program dalam APBD yang ada
68% >90% >90% >90% >90% >90%
di dalam RKPD

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 215


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
Program perencanaan pembangunan Tersusunnya Dokumen Perencanaan
4.03 . 22 3 dokumen 3 dokumen 1.255,00 BAPERLITBANG 3 dokumen 1.255,00 BAPERLITBANG 3 dokumen 1.255,00 BAPERLITBANG 3 dokumen 1.255,00 BAPERLITBANG 3 dokumen 1.255,00 BAPERLITBANG
ekonomi Pembangunan Bidang Ekonomi
terkoordinasi dan terfasilitasinya
Program perencanaan sosial dan
4.03 . 23 perencanaan pemerintah, kesejahteraan 100% 100% 645,00 BAPERLITBANG 100% 650,00 BAPERLITBANG 100% 650,00 BAPERLITBANG 100% 750,00 BAPERLITBANG 100% 800,00 BAPERLITBANG
budaya
dan sosial

Program perancanaan prasarana Tersedianya dokumen perencanaan


4.03 . 24 2 dok 2 dok 580,00 BAPERLITBANG 2 dok 600,00 BAPERLITBANG 2 dok 600,00 BAPERLITBANG 2 dok 700,00 BAPERLITBANG 2 dok 750,00 BAPERLITBANG
wilayah dan sumber daya alam prasarana wilayah dan sumber daya alam

terkoordinasi dan terfasilitasinya


perencanaan prasarana wilayah dan 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg
sumber daya alam
Program Pembinaan Lingkungan Kelengkapan Alkes untuk pelayanan
4.03 . 27 1 paket 2 paket 4.000,00 RSUD 2 paket 4.000,00 RSUD 2 paket 4.000,00 RSUD 2 paket 4.000,00 RSUD 2 paket 4.000,00 RSUD
Sosial pasien akibat dampak asap rokok
4.04 Keuangan 11.225,39 11.470,00 12.170,00 12.970,00 14.000,00

BPPKAD,
Bagian BPPKAD, BPPKAD, BPPKAD, BPPKAD,
Program peningkatan dan KEUANGAN, Bagian Bagian Bagian Bagian
4.04 . 17 pengembangan pengelolaan keuangan Persentase pertumbuhan PAD 22,42% 1,26% 8.100,39 Bagian BUMD 3,80% 8.635,00 KEUANGAN, 3,92% 8.695,00 KEUANGAN, 4,03% 8.965,00 KEUANGAN, 4,14% 9.500,00 KEUANGAN,
daerah & LKM, dan dan OPD dan OPD dan OPD dan OPD
OPD Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan
Pendapatan

Penetapan APBD tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Kegiatan dalam KUA PPAS yang
>90% >90% >90% >90% >90% >90%
terakomodir dalam APBD
Persentase penerbitan SP2D tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Pertangungjawaban pelaksanaan
APBD sesuai dengan SAP yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
terselesaikan tepat waktu
Tingkat penyerapan DAK dan Bantuan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Keuangan Provinsi
Jumlah Pendapatan BUMD yang disetor ke 2,70072 2,970792 3,267871 3,594658 3,954124
Kas Daerah Milyar Milyar Milyar Milyar Milyar
Terlaksanya pengelolaan keuangan di
NA 100% 100% 100% 100% 100%
lingkungan SETDA
Program Peningkatan dan BPPKAD dan
Persentase satker yang telah
4.04 . XX Pengembangan Penatausahaan Aset 25,03% 31,85% 3.125,00 Bagian 38,68% 2.835,00 BPPKAD 45,51% 3.475,00 BPPKAD 52,33% 4.005,00 BPPKAD 59,16% 4.500,00 BPPKAD
mengimplementasikan SIMDA BMD
Daerah Keuangan
4.05 Kepegawaian 1.985,00 2.100,00 2.000,00 2.000,00 2.500,00
Program pembinaan dan
4.05 . 14 Meningkatnya kinerja kelembagaan 24 SKPD 24 SKPD 1.985,00 BKD & BPPKAD 24 SKPD 2.100,00 BKD & BPPKAD 24 SKPD 2.000,00 BKD & BPPKAD 24 SKPD 2.000,00 BKD & BPPKAD 24 SKPD 2.500,00 BKD & BPPKAD
pengembangan aparatur
4.06 Kewilayahan - - - - -
4.07 Penelitian dan Pengembangan 50,00 350,00 350,00 400,00 500,00
Program Penelitian dan Peningkatan jumlah riset unggulan daerah,
4.07 . 14 10% 50,00 BAPERLITBANG 10% 350,00 BAPERLITBANG 10% 350,00 BAPERLITBANG 10% 400,00 BAPERLITBANG 10% 500,00 BAPERLITBANG
Pengembangan Daerah inovasi yang terjaring
JUMLAH BELANJA LANGSUNG TANPA
744.208,95 783.957,04 826.787,50 862.245,74 922.219,57
PROGRAM SEMUA URUSAN
JUMLAH BELANJA LANGSUNG DENGAN
855.907,70 912.031,75 968.328,05 1.016.149,24 1.098.502,42
PROGRAM SEMUA URUSAN

Belanja Tidak Langsung 1.295.738,22 1.346.942,21 1.409.446,52 1.492.526,17 1.544.481,74


Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai 599.212,70 614.193,02 629.547,84 645.286,54 661.418,70
Tambahan Penghasilan Sertifikasi
224.997,63 230.622,57 236.388,14 242.297,84 248.355,29
Guru
Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional 23.500,00 23.500,00 23.500,00 23.500,00 23.500,00
KDH/WKDH
Belanja Pegawai diluar gaji dan
67.000,00 67.000,00 75.000,00 75.000,00 90.000,00
tunjangan

Belanja pemungutan Pajak Daerah**) 1.909,79 1.947,99 1.986,95 2.026,69 2.067,22

Belanja pemungutan Retribusi


612,16 642,77 674,91 708,66 744,09
Daerah**)

Belanja Hibah 15.000,00 15.000,00 15.000,00 40.000,00 15.000,00


Belanja Bantuan Sosial 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00

Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah


6.666,75 7.120,64 7.606,45 8.126,64 8.683,83
Kepada Pemerintahan Desa

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 216


NAMA URUSAN, BIDANG, UNIT ORGANISASI, CAPAIAN 2018 2019 2020 2021 2022
SUB UNIT ORGANISASI, INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
PROGRAM & KEGIATAN 2016 OPD OPD OPD OPD OPD
2018 INDIKATIF 2019 INDIKATIF 2020 INDIKATIF 2021 INDIKATIF 2022 INDIKATIF
Bantuan keuangan kepada desa
343.339,18 373.415,22 406.242,23 442.079,81 481.212,62
(Alokasi Dana Desa dan Dana Desa)
Belanja Bantuan Keuangan Ke Partai
1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00
Politik

Belanja Subsidi - - - - -

Belanja Tidak Terduga 2.500,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00

SURPLUS/DEFISIT 10.949,90 13.500,00 13.650,00 8.650,00 8.400,00

Penerimaan Pembiayaan - - - - -
- - - - -
Pengeluaran Pembiayaan 10.949,90 13.500,00 13.650,00 8.650,00 8.400,00
Penyertaan Modal 10.949,90 13.500,00 13.650,00 8.650,00 8.400,00
Pembiayaan Netto -10.949,90 -13.500,00 -13.650,00 -8.650,00 -8.400,00

Surplus/Defisit Riil 0 -0 - -0 -0

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah 217


BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

Indikator adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau


kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat,
dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja
suatu program atau kegiatan. Keberhasilan indikator tersebut,
ditunjukan dengan pencapaian target indikator pembangunan daerah
setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir
periode RPJMD dapat tercapai, diperlukan oleh masyarakat dalam
rangka perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah.
Sesuai dengan amanat Permendagri No. 86 Tahun 2017
terdapat 2 (dua) jenis indikator dalam RPJMD yaitu Indikator Kinerja
Utama (IKU) daerah dan Indikator Kinerja Kunci (IKK). Penetapan
Indikator Kinerja Utama (IKU) bertujuan untuk memberi gambaran
mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan
Wakil Kepala Daerah. Secara lengkap Penetapan Indikator Kinerja
Utama (IKU) dapat dilihat pada Tabel 8.1. Sedang dari sisi
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya
dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan
daya saing ditetapkan dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK).
Penetapan Indikator Kinerja Kunci (IKK) dapat dilihat pada tabel 8.2.

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 218


Tabel 8.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2018-2022
KONDISI
INDIKATOR KINERJA SATU AWAL TARGET INDIKATOR SASARAN MISI
NO KINERJA
SASARAN AN
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Indeks ketenteraman dan
1 Angka 70 67,75 76,25 76,25 78,75 78,75
ketertiban Masyarakat
Persentase desa tangguh
2 % 6,32 18,95 26,32 33,68 41,05 52,63
bencana

3 Indeks Kebudayaan Angka 63,36 63,36 68,13 68,41 68,68 77,71

PilLeg
PilLeg
73,5;
70-
PilPres PilGub PilBup
Presentase pemilih dalam 75%;
4 % 70,1; 55- - - 70-
pemilu PilPres
PilGub 60% 75%
70-
55,73;
75%
PilBup 70
Survey Kepuasan
5 Angka 78,46 78,5 79 79 79 80
Masyarakat
Nilai AKIP Kabupaten
6 Nilai CC B B B B B
Banjarnegara
Persentase peningkatan desa
7 % ....% 3% 3% 3% 3% 3%
berkembang
Persentase jalan kabupaten 63 s.d. 65 s.d. 68 s.d. 71 s.d. 73 s.d.
8 % 58,83
dalam kondisi baik 65 68 71 73 75
Luasan sawah yang teraliri
9 jaringan irigasi dalam Ha 15.145 15.524 16.017 16.510 17.003 17.496
kondisi baik
2,5 2,5 2,7 2,7
Pertumbuhan sektor 3 s.d.
10 % 2,85 s.d. s.d. s.d. s.d.
pertanian 4
3,5 3,5 3,7 3,7
102 102 103 103 103
11 Nilai Tukar Petani (umum) % 102,93 s.d. s.d. s.d. s.d. s.d.
103 103 104 104 105
Persentase peningkatan
12 % 3% 3% 3% 3% 3% 3%
kunjungan wisatawan
Kontribusi UKM terhadap 10 s.d. 11 s.d. 12 s.d. 13 s.d. 14 s.d.
13 % NA
PDRB 11 12 13 14 15
34 s.d. 35 s.d. 36 s.d. 37 s.d. 38 s.d.
14 Persentase koperasi sehat % 33,004
35 36 37 38 39
Persentase peningkatan nilai 5 s.d. 5 s.d. 10 s.d. 15 s.d. 17,5
15 % -21,67
investasi berskala nasional 10 10 15 17,5 s.d. 20
Tingkat Pengangguran
16 % 5,05 < 4,9 < 4,8 < 4,7 < 4,6 < 4,5
Terbuka
6,1 6,2 6,3 7 s.d. 7,1
17 Pertumbuhan sektor industri % 6,18
s.d. 7 s.d. 7 s.d. 7 8 s.d. 8
Pertumbuhan sektor 8 s.d. 8,1 8,2 8,3 8,4
18 % 8,01
perdagangan 9 s.d. 9 s.d. 9 s.d. 9 s.d. 9
5,4 s.d 5,4 s.d 5,4 s.d 5,4 s.d 5,4 s.d
19 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5,41
5,75 5,75 5,75 5,75 5,75
> 19,5 > 20 > 20,5 > 21 > 21,5
20 PDRB per kapita (ADHB) Rupiah NA
Juta Juta Juta Juta Juta
21 Laju inflasi % 2,87 3±1 3±1 3±1 3±1 3±1
22 Indeks Williamson Angka NA 0,47 0,46 0,45 0,44 0,43
Indeks Kualitas Lingkungan
23 Angka 66,77 67,5 68,5 68,75 69 69,25
Hidup (IKLH)
Opini Badan Pemeriksa
24 Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Keuangan

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 219


KONDISI
INDIKATOR KINERJA SATU AWAL TARGET INDIKATOR SASARAN MISI
NO KINERJA
SASARAN AN
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Rasio kemandirian keuangan
25 % 10,30 9,02 9,11 9,27 9,38 9,48
daerah
Pencapaian skor Pola Pangan
26 % 90 > 90 > 90 > 92 > 93 > 95
Harapan (PPH)
Persentase MBR yang
27 menghuni Rumah Layak % 77,49 83 ± 1 85 ± 1 87 ± 1 89 ± 1 90 ± 1
Huni
6,35 6,42 6,5 6,57 6,65
Angka Rata-rata Lama
28 Tahun 6,26 s.d. s.d. s.d. s.d. s.d.
Sekolah
6,42 6,5 6,57 6,65 6,72
Angka Harapan Lama 11,5 ± 11,6 ± 11,7 ± 11,8 ± 11,9 ±
29 Tahun 11,40
Sekolah 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
30 Angka usia harapan hidup Tahun 73,69 73,80 73,87 73,94 74,01 74,08
Indeks Pemberdayaan
31 Angka NA 67,25 67,75 68,25 68,75 69,25
Gender
16,4 15,8 15,2
17 s.d. 14,6
32 Persentase penduduk miskin % 17,46 s.d. s.d. s.d.
16,5 s.d. 14
15,8 15,2 14,6
33 Persentase Penurunan PMKS % -2,34 -0,2 -0,2 -0,2 -0,2 -0,2

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 220


Tabel 8.2. Penetapan Indikator Kinerja Kunci Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018-2022

CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Belanja Langsung Urusan Wajib
1
Pelayanan Dasar
1.01 Pendidikan
1 APK PAUD 69,85 70,60 71,20 71,80 72,40 73,00 DINDIKPORA
2 APK SD 104,22 100 100 100 100 100 DINDIKPORA
3 APS 7-12 Tahun 99,67 86,5 87,00 87,50 88,00 88,55 DINDIKPORA
4 APK SMP 97,97 94,00 94,10 94,20 94,40 94,50 DINDIKPORA
5 APS 13-15 94,75 75,75 76,00 76,5 77,00 77,50 DINDIKPORA
6 Angka Rata-Rata Ujian SD 7,76 7,25 7,30 7,35 7,40 7,45 DINDIKPORA
7 Angka Rata-Rata Ujian SMP 5,44 6,20 6,60 6,60 6,80 7,00 DINDIKPORA
8 Angka Melek Huruf 99,76 99,80 99,82 99,85 99,89 99,90 DINDIKPORA
9 Presentase guru tersertifikasi 91 92 93 94 95 DINDIKPORA
10 Angka Melanjutkan ke SMP 92,10 92,15 92,20 92,30 92,40 92,50 DINDIKPORA
1.02 Kesehatan
1 Indeks Keluarga Sehat NA 50% 55% 60% 65% 70% DINKES
Persentase PHBS tatanan rumah tangga 69,7%(tidak
2 65% 70% 75% 80% 85% DINKES
strata utama dan paripurna ada strata)
3 Prosentase Balita Gizi buruk tertangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES
Persentase Desa / Kelurahan yang
4 NA 10% 15% 20% 25% 30% DINKES
melaksanakan 5 Pilar STBM
5 Proporsi Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES
Prosentase bayi yang memperoleh
6 NA 98% 98,50% 99% 99,50% 100% DINKES
imunisasi dasar lengkap
Angka keberhasilan pengobatan TB
7 74,70% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85% DINKES
paru BTA positif minimal 85%
Persentase angka kasus HIV yang
8 NA 50% 52% 55% 58% 60% DINKES
diobati
9 Proporsi penderita malaria yang diobati 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 221


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Cakupan penemuan suspek Acute
Flaccid Paralysis (Surveilans AFP) atau
10 6 kasus 4 kasus 4 kasus 5 kasus 5 kasus 5 kasus DINKES
lumpuh layuh mendadak bukan karena
ruda paksa dan usia dibawah 15 tahun
Presentase orang dengan penyakit HT
11 yang mendapatkan pelayanan NA 100% 100% 100% 100% 100% DINKES
kesehatan sesuai standar:.
Presentase orang dengan penyakit DM
12 yang mendapatkan pelayanan NA 100% 100% 100% 100% 100% DINKES
kesehatan sesuai standar:.
Jumlah PUSKESMAS terakreditasi; 10 25 30 35 35 35
13 Tingkatan Akreditasi Hj. Anna PUSKESMAS; PUSKESMAS; PUSKESMAS; PUSKESMAS; PUSKESMAS; PUSKESMAS; DINKES & RSUD
Lasmanah Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna
Presentase masyarakat miskin sakit
14 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINKES
yang tertangani di FKTP
Presentase fasilitas bangunan, sarana
dan prasarana puskesmas/ puskemas
15 NA 15% 20% 25% 30% 35% DINKES
pembantu dan jaringannya sesuai
standar permenkes 75/2014
Rasio Rumah Sakit per satuan
BOR=71.67%; BOR=60-
penduduk; BOR (Bed Occupancy Rate) / BOR=60- BOR=60- BOR=60- BOR=60-
LOS=4,3 75%; LOS=3-
Pemanfaatan TT rawat inap (%); ; LOS 75%; LOS=3- 75%; LOS=3- 75%; LOS=3- 75%; LOS=3-
Hari; 6 Hari; RSUD Hj. ANNA
(Average Length of Stay/Av LOS) / Rata- 6 Hari; 6 Hari; 6 Hari; 6 Hari;
16 TOI=1,38 TOI=1-3 LASMANAH;
rata hari perawatan pasien (hari); TOI ( TOI=1-3 Hari; TOI=1-3 Hari; TOI=1-3 Hari; TOI=1-3 Hari;
Hari; Hari; DINKES
Turn Over Interval) / Rata-rata TT tidak BTO=50-70 BTO=50-70 BTO=50-70 BTO=50-70
BTO=75,41 BTO=50-70
digunakan (hari); BTO ( Bed Turn Over) kali kali kali kali
kali kali
/ Frekuensi pemakaian TT (kali)
RSUD Hj. ANNA
Kelengkapan jenis pelayanan spesialis
17 14 Jenis 17 Jenis 18 Jenis 20 Jenis 21 Jenis 22 Jenis LASMANAH; RSUD
(%/jenis)
Baru
18 Presentasae skrining kesehatan lansia 72% 30% 35% 40% 45% 50% DINKES
Presentase Ibu Hamil mendapatkan
19 NA 86% 88% 90% 95% 100% DINKES
pelayanan ibu hamil sesuai standar
Persentase ibu bersalin mendapatkan
20 NA 97% 98% 99% 99% 100% DINKES
pelayanan pesalinan sesuai standar

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 222


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Prosentase bayi baru lahir mendapatkan
21 NA 95% 96% 97% 98% 100% DINKES
pelayanan kesehatan sesuai standar
Persentase anak usia 0-59 bulan yang
22 mendapatkan pelayanan kesehatan NA 80% 85% 90% 95% 100% DINKES
balita sesuai standar
1.03 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Prosentase jalan yang baik dan
1 58,83% 63% 68% 74% 76% 80% DPUPR
berkualitas
Prosentase penduduk yang mendapat
2 akases air minum yang bersih dan 88,38% 89% 89,65% 90,3% 90,95% 91,6% DPKP
aman
Bertambahnya panjang ruas jalan
3 922.861 km 931.861 km 939.861 km 947.861 km 955.861 km 963.386 km DPUPR
kabupaten
Bertambahnya panjang saluran
4 drainase/gorong-gorong yang baik dan 0 800 meter 1.600 m 2.400 m 3.200 m 4.000 m DPUPR
berkualitas
Bertambahnya turap/talud/bronjong
5 0 830 m3 1.660 m3 2.490 m3 3.320 m3 4.150 m3 DPUPR
yang baik dan berkualitas
6 Prosentase ruas jalan yang terinspeksi 0 40% 70% 80% 100% 100% DPUPR
Prosentase Panjang Jaringan Irigasi
7 61,46% 63% 65% 67% 69% 71% DPUPR
dalam konsisi baik dan berkualitas
Terlayaninya akses air minum yang
8 bersih dan aman serta sanitasi yang 0 651 jiwa 1.003 jiwa 1.355 jiwa 1.355 jiwa 1.355 jiwa DPKP
memadai
Tersedianya dokumen rencana tata
ruang/rtr wilayah kabupaten beserta
9 4 dokumen 8 dok 12 dok 16 dok 20 dok 24 dok DPUPR
rencana rincinya sesuai dinamika
wilayah
Terkendalinya pemanfaatan ruang
10 20% 28% 36% 44% 52% 60% DPUPR
sesuai dengan rencana tata ruang

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 223


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Perumahan Rakyat dan Kawasan
1.04
Pemukiman
77,49%
(jumlah
1 Rasio rumah layak huni rumah total- 83% 85% 87% 89% 90% DPKP
RTLH)/Total
rumah
Prosentase penduduk yang terlayani
2 59,45% 60,50% 61,75% 62,50% 63,75% 65,00% DPKP
sanitasi dan air limbah yang memadai
Berkurangnya luasan pemukiman berkurang berkurang 12 berkurang 15 berkurang berkurang berkurang
3 DPKP
kumuh di kawasan perkotaan 10% % % 18% 21% 24%
Ketentraman dan Ketertiban Umum
1.05
serta Perlindungan Masyarakat
Presentase perda dan perbup ketertiban
1 60% 60% 70% 70% 80% 80% SATPOL PP
yang ditegakkan
Prosentase penurunan angka
2 naik 11% turun 2% turun 2,5% turun 3% turun 3,5% turun 4% SATPOL PP
kriminalitas
Persentase peningkatan jumlah
3 20% 40% 60% 80% 100% 100% KESBANGPOL
oras/LSM yang diberikan SKT
Rasio anggota Linmas per Rukun
4 1,49 1,5 1,51 1,52 1,53 1,54 SATPOL PP
Tetangga (RT)
Berkurangnya jumlah konflik
5 3 3 3 3 2 1 KESBANGPOL
masyarakat
6 Berkurangnya jumlah konflik agama 1 1 1 1 1 1 KESBANGPOL
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
7 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di 92% 92,10% 92,20% 92,30% 92,4 92,50% SATPOL PP
Kabupaten

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 224


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Persentase Sekolah yang telah
mendapat pembinaan tentang
8 Pemberantasan dan Pemberantasan 15% 11% 11% 15% 15% 15% KESBANGPOL
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN)
PilLeg 73,5;
PilPres 70,1; PilLeg 77,5;
9 Prosentase pemilih dalam pemilu PilGub 77,5 - - PilBup 77,5 KESBANGPOL
PilGub 55,73; PilPres 77,5
PilBup 70
Prosentase masyarakat yang tangguh
10 14,4% 21,6% 28,8% 36% 43,20% BPBD
dalam penanggulangan bencana
Prosentase desa yang tertangani melalui 100% (15
11 20% (3 desa) 20% (3 desa) 40% (6 desa) 60% (9 desa) 80% (12 desa) BPBD
kegiatan pasca bencana desa)
12 Response rate bencana kebakaran 38 menit 15 menit 15 menit 15 menit 15 menit 15 menit SATPOL PP
1.06 Sosial
Persentase keluarga miskin dan rentan
yang menerima bantuan pemenuhan
1 29,63 34,06 34,11 34,16 34,32 34,37 DINSOS
kebutuhan dasar dan meningkat
produktivitas sosial ekonominya
Persentase PMKS yang mendapatkan
2 pelayanan rehabilitasi kesejahteraan 3,24 4,93 5,53 5,53 5,53 5,53 DINSOS
sosial luar lembaga
Persentase anak terlantar yang
3 mendapatkan pelayanan sosial di luar 0,82 0,82 0,82 0,99 0,99 0,99 DINSOS
lembaga
Persentase penyandang cacat dan eks
4 trauma yang mendapatkan pelayanan 6,22 6,22 6,22 6,22 6,22 6,22 DINSOS
sosial luar lembaga
Persentase penyandang penyakit sosial
5 yang mendapatkan pelayanan sosial 11,13 11,13 11,13 13,92 13,92 13,92 DINSOS
luar lembaga
Persentase peran aktif PSKS lembaga
6 35,05; 15,33 43,21; 16,15 43,21; 16,15 43,21; 16,15 43,21; 20,23 43,21; 20,23 DINSOS
dan perorangan

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 225


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Belanja Langsung Urusan Wajib Bukan
2
Pelayanan Dasar
2.01 Ketenagakerjaan
Persentase pencari kerja/penganggur
1 1,87% 2,03% 2,11% 2,27% 3,00% 5,68% DISNAKER
yang mendapatkan pelatihan
Prosentase Pencari kerja terdaftar yang
2 62,13 % 64,76% 69,81% 72,91% 76,49% 83,93% DISNAKER
ditempatkan
Persentase tenaga kerja/buruh yang
3 67,88% 68,20% 68,16% 68,30% 68,45% 68,59% DISNAKER
menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan
Pemberdayaan Perempuan dan
2.02
Perlindungan Anak
Persentase Partisipasi Perempuan di
2,4; 4 RAD; 2,41; -; 10 2,42; -; 10 2,43; -; 10 2,44; -; 10
1 Lembaga Pemerintah; RAD PPA; 2,38 DPPKBP2A
10 Kec Kec Kec Kec Kec
Sosialisasi RAD PPA
Kabupaten Layak Anak; Persentase
perempuan dan anak korban kekerasan
termasuk Tindak Pidana Perdagangan
Madya; Madya; Madya; Madya; Madya; Madya;
Orang (TPPO) yang terlayani sesuai
2 100%; 23%; 100%; 100%; 73%; 100%; 92,3%; 100%; 100%; 100%; 100%; DPPKBP2A
standar; Persentase OPD yang
42,3% 57,69%; 80% 90% 100% 100% 100%
melaksanakan Anggaran Responsif
Gender; Persentase ketersediaan data
gender disetiap OPD
Prosentase Kelompok Perempuan
Rentan yang terbentuk; Meningkatnya 10,8% ; 14,4% ; 21,6% ;
3 3,6% ; 0 18% ; 61,9% 25,2% ; 100% DPPKBP2A
prosentase kelembagaan Gerakan 23,7% 42,8% 80,9%
Sayang Ibu dan Anak tingkat Desa
2.03 Pangan
2.544 2.644 2.744 2.744 2.794 2.844
1 Ketersediaan energi perkapita kkal/kap kkal/kap kkal/kap kkal/kap kkal/kap kkal/kap DKP, DISTANKAN
/hari /hari /hari /hari /hari /hari
56,71 57,71 58,21 58,71 59,21 59,21
2 Ketersediaan protein perkapita DKP, DISTANKAN
gr/kap/hari gr/kap/hari gr/kap/hari gr/kap/hari gr/kap/hari gr/kap/hari

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 226


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
133.423,99 158.868,55 159.662,89 160.461,21 161.263,51 162.069,83
3 Ketersediaan pangan utama DKP, DISTANKAN
ton ton ton ton ton ton
2.04 Pertanahan
Presentase tanah PEMKAB yang
bersertifikat; Prosentase kepastian
1 29,61%; 50% 32,73%; 55% 35,86%; 57% 38,98%; 59% 42,11%; 61% 45,23%; 63% BPPKAD
hukum, pengusaan, pemilikan,
peggunaan dan pemanfaatan tanah
2.05 Lingkungan Hidup
1 Persentase penanganan sampah 20% 24% 26% 28% 30% 33% DLH
2 Indeks Kualitas Air 52,86 56,9 58,53 58,75 58,85 58,9 DLH
3 Indeks Kualitas Udara 82,85 82,9 82,9 82,9 82,9 82,9 DLH
4 Indeks Tutupan Lahan 65,16 65,16 65,17 65,17 65,17 65,17 DLH
Bertambahnya luasan dan Terkelolanya
5 17,16% 17,16% 17,16% 17,16% 17,20% 17,50% DLH & DPUPR
RTH di Kawasan Perkotaan

2.06 Administrasi Kependudukan dan Capil

Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK


atau e-KTP untuk yang pertama kali; DINDUKCAPIL &
88,61%; 92%; 95%; 93%; 95%; 94%; 95%; 95%; 95%; 96%; 95%;
1 Cakupan bayi berakte kelahiran; Seluruh
70,75%; 0% 30% 45% 60% 75% 90%
Cakupan penerbitan Kartu Identitas Kecamatan
Anak
2.07 Pemberdayaan Masyarakat Desa
Persentase peningkatan pemahaman
1 masyarakat tentang perencanaam 60% 65% 70% 75% 85% 90% DISPERMADES
pembangunan desa
Persentase desa yang memiliki lembaga 50% (133
2 Ekonomi masyarakat (BUM Des) yang 46% dari 266 55% 60% 65% 70% DISPERMADES
terukur secara skill dan manajerial. Desa)
20% (TMMD
Persentase tingkat swadaya Masyarakat 2, 59 BP
3 22% 24% 26% 28% 30% DISPERMADES
dalam kegiatan pembangunan desa. SPAM, 266
Bankeu)

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 227


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Persentase peningkatan pemahaman
4 dan pengetahuan perangkat desa 60% 65% 75% 80% 85% 90% DISPERMADES
anggota BPD.
20% (266
Persentase peningkatan peranan kaum
desa, 36 desa
5 perempuan dalam pembangunan di 22% 24% 26% 28% 30% DISPERMADES
binaan, 20
perdesaan
kader
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
2.08
Berencana
Menurunnya Angka Kelahiran Total
1 2,34 ; 7,05% 2,32 ; 7,03% 2,31 ; 7,02% 2,3 ; 7,01% 2,3 ; 7% 2,3 ; 6,99% DPPKBP2A
(TFR); Unmeetneed
Menurunnya PUS usia 15 - 19 th (<20
2 3,16% 3,07% 3,02% 2,97% 2,92% 2,87% DPPKBP2A
Th )
3 Prosentase Peserta KB Aktif 77,50% 77,78% 77,81% 78,24% 78,81% 79,24% DPPKBP2A
4 Anggota UPPKS Miskin yang terlatih 0 125 200 275 350 375 DPPKBP2A
Cakupan Institusi Masyarakat Pedesaan
Mandiri di Desa/Kelurahan; Prosentase
24,14 ; 26,14 ; 28,14 ;
5 pemuka masyarakat dan agama yang 23,7 ; 70,38% 30,14 ; 75% 32,14 ; 76,3% DPPKBP2A
71,05% 72,70% 73,70%
mendukung program KB dan
Melakukan KIE
6 Persentase PIK Remaja Tegar 12% 17,70% 20,30% 23,30% 26,15% 26,15% DPPKBP2A
Meningkatkan Cakupan Kesertaan
38,12% ; 40,12% ; 41,12% ; 42,12% ; 43,12% ; 44,12% ;
7 Tribina; Cakupan sasaran yang DPPKBP2A
21,55% 22,55% 23,05% 23,55% 24,05% 25,36%
menjadi Anggota UPPKS
Meningkatnya strata Posyandu
8 DISPERMADES
Purnama
2.09 Perhubungan
Terpenuhinya Jumlah Prasarana dan
1 6 lokasi 7 Lokasi 7 Lokasi 7 Lokasi 7 Lokasi 7 Lokasi DINHUB
Fasilitas Perhubungan
20%; 40%; 60%; 80%; 100%;
Persentase Terpeliharanya Prasarana perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan
100%; 10.853
2 dan Fasilitas LLAJ; Jumlah LPJU dalam dan dan dan dan dan DINHUB & DPUPR
titik
keadaan baik pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan
100 titik 100 titik 100 titik 100 titik 100 titik

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 228


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
3 Bertambahnya jumlah jalur angkutan 44 jalur 44 45 46 47 48 DINHUB
Tersedianya sarana dan prasarana
4 6 unit 8 16 24 32 40 DINHUB
perhubungan
Persentase terpenuhinya sarana
5 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINHUB
keselamatan pengguna jalan
Persentase unit pengujian kendaraan
6 95% 96% 96% 96% 97% 97% DINHUB
bermotor dalam kondisi baik
7 Penghargaan Wahana Tata Nugraha plakat WTN Plakat WTN 0 Plakat WTN 0 Piala WTN DINHUB
55% (11
8 Cakupan Pelayanan Perparkiran Wilayah 60% 65% 70% 75% 80% DINHUB
Kecamatan)
2.10 Komunikasi dan Informatika
Presentase Desa yang menggunakan
1 10% 11% 33% 56% 82% 100% DINKOMINFO
SID
Prosentase Jumlah SDM yang dilatih
2 20% 20% 40% 60% 80% 100% DINKOMINFO
dalam bidang informasi dan komunikasi
Prosentase diseminasi informasi bagi
3 20% 20% 40% 60% 80% 100% DINKOMINFO
masyarakat
Prosentase terselenggaranya sosialisasi
4 20% 20% 40% 60% 80% 100% DINKOMINFO
bidang cukai
Jumlah SIM yang mendukung
5 18 19 20 21 22 23 DINKOMINFO
pelayanan publik
2.11 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Peningkatan kapasitas sumberdaya
1 NA 150 UKM 150 UKM 150 UKM 150 UKM 150 UKM DISPERINDAGKOP
UKM
2 Meningkatnya wirausaha yang mandiri NA 80 UKM 80 UKM 80 UKM 80 UKM 80 UKM DISPERINDAGKOP
Meningkatnya kemampuan UMKM
3 NA 200 UMKM 200 UMKM 200 UMKM 200 UMKM 200 UMKM DISPERINDAGKOP
untuk mengakses permodalan
4 Informasi permodalan bagi UMKM 0 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM 400 UMKM Bag Perekonomian

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 229


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
3 LKM (izin
3 LKM (izin 3 LKM (izin 3 LKM (izin 3 LKM (izin
OJK dan
OJK dan OJK dan OJK dan OJK dan
kemenkop),
kemenkop), kemenkop), kemenkop), kemenkop),
Jumlah LKM yang mendapat izin OJK dan 3 LKM
dan 3 LKM dan 3 LKM dan 3 LKM dan 3 LKM
dan kemenkop, dan jumlah LKM yang (akses
5 (akses (akses (akses (akses Bag BUMD LKM
dapat mengakses permodalan dari bank permodalan
permodalan permodalan permodalan permodalan
umum maupun BPR dari bank
dari bank dari bank dari bank dari bank
umum
umum umum umum umum
maupun
maupun BPR) maupun BPR) maupun BPR) maupun BPR)
BPR)
Meningkatnya kualitas SDM pengelola
6 50 Orang 100 Koperasi 100 Koperasi 100 Koperasi 100 Koperasi 100 Koperasi DISPERINDAGKOP
koperasi
2.12 Penanaman Modal
Jumlah Investor berskala nasional;
1 10 15 20 25 30 35 DPMPTSP
Jumlah nilai Investasi berskala nasional
2 % ijin lokasi yang sesuai dgn tata ruang 60 70 80 90 100 100 DPMPTSP
2.13 Kepemudaan dan Olah Raga
Jml siswa berprestasi tk. Propinsi, Nas
1 0 15 20 22 25 35 DINDIKPORA
dan Intrn
Terlaksananya pembinaan PASKIBRAKA
2 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan Bag. PEMOTDA
tingkat Kabupaten
Jml siswa berprestasi tk. Propinsi, Nas
3 0 15 20 22 25 35 DINDIKPORA
dan Intrn
Terlaksananya porseni tripartit
4 1,40% 1,60% 1,70% 1,90% 2,10% DISNAKER
kabupaten banjarnegara
2.14 Statistik
3 Jenis (BDA, 3 Jenis (BDA, 3 Jenis (BDA, 3 Jenis (BDA, 3 Jenis (BDA,
KDA, KDA, KDA, KDA, KDA,
Tersedianya data statistik sektoral
1 NA Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik DINKOMINFO
kabupaten
Sektoral Sektoral Sektoral Sektoral Sektoral
Kabupaten) Kabupaten) Kabupaten) Kabupaten) Kabupaten)

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 230


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022

5 jenis 5 jenis 5 jenis 5 jenis 5 jenis 5 jenis


indikator indikator indikator indikator indikator indikator
Tersedianya data indikator makro (LPE, PDRB, (LPE, PDRB, (LPE, PDRB, (LPE, PDRB, (LPE, PDRB, (LPE, PDRB,
2 BAPERLITBANG
daerah Inflasi, NTP, Inflasi, NTP, Inflasi, NTP, Inflasi, NTP, Inflasi, NTP, Inflasi, NTP,
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
Williamson) Williamson) Williamson) Williamson) Williamson) Williamson)
Persentase desa dan kelurahan yang
3 aktif melakukan update data dan 40% 50% 55% 60% 65% 70% DISPERMADES
informasi desanya.
2.15 Persandian
Prosentase terselenggaranya Monitoring
1 dan Evaluasi Pengamanan Informasi 25% 25% 25% 25% DINKOMINFO
pada OPD
2.16 Kebudayaan
1 Jumlah kelompok seni yang aktif 2 2 2 2 2 2 DISPARBUD
Persentase pelaksanaan pembentukan
2 satgas pengembangan nilai-nilai budaya 50% 70% 75% 80& 85% DISPERMADES
di desa
Persentase TMP dan Monumen-
3 100% 100% 100% 100% 100% 100% DINSOS
Monumen yang terpelihara dengan baik
4 jumlah cagar budaya yang dikelola 6 6 8 7 8 7 DISPARBUD
5 jumlah event budaya daerah 6 7 8 8 8 8 DISPARBUD
2.17 Perpustakaan
Meningkatnya jumlah kunjungan ke
1 40.760 35.000 35.500 36.000 36.500 37.000 DISARPUS
perpustakaan
Persentase pengelola perpustakaan yang
2 13,92 21,52 21,52 21,52 21,52 DISARPUS
meningkat kompetensinya
Persentase perpustakaan milik
3 masyarakat dan lembaga lainnya yang 20 14,29 19,05 19,05 23,81 23,81 DISARPUS
dibina

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 231


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
2.18 Kearsipan
Persentase OPD yang melakukan
1 pengelolaan arsip dinamis aktif secara 8,33 8,33 8,33 8,33 8,33 DISARPUS
baik
Persentase sarana dan prasarana
2 76,79 8,33 8,33 8,33 8,33 8,33 DISARPUS
kearsipan yang tersedia dan memadahi
Persentase pengelola arsip di unit
3 pengolah yang meningkat 12,82 23,08 23,08 - 41,03 DISARPUS
kompetensinya
3 Belanja Langsung Urusan Pilihan
3.01 Kelautan dan Perikanan
25.617,39
1 Produksi perikanan budidaya 20.500 Ton 21.000 Ton 21.500 Ton 22.000 Ton 22.500 Ton DISTANKAN
Ton
1.719,9 juta 1.890,9 juta 2.079,9 juta 2.287,9 juta 2.516,8 juta 2.768,5 juta
2 Produksi benih ikan DISTANKAN
ekor ekor ekor ekor ekor ekor
3 Produksi perikanan tangkap 1.201,8 Ton 1.250 Ton 1.250 Ton 1.250 Ton 1.250 Ton 1.250 Ton DISTANKAN
20,04 21,3 21,5 21,7 21,9 22,5
4 Konsumsi ikan DISTANKAN
kg/kap/th kg/kap/th kg/kap/th kg/kap/th kg/kap/th kg/kap/th
3.02 Pariwisata
Jumlah kegiatan pameran promosi
1 pariwisata, jumlah kunjungan 5 5 5 5 5 5 DISPARBUD
pariwisata
Jumlah dan jenis produk Destinasi
2 4 dan 3 4 dan 3 3 dan 3 3 dan 3 3 dan 3 3 dan 3 DISPARBUD
Pariwisata
Jumlah pembinaan pelaku usaha
3 pariwisata, jumlah kerjasama dengan 5 dan 2 5 dan 2 5 dan 2 5 dan 2 5 dan 2 5 dan 2 DISPARBUD
lembaga/dunia usaha
3.03 Pertanian 27.000,00
Produksi jambu air diganti luas lahan
1 - 0 5 Ha 5 Ha 5 Ha 5 Ha DISTANKAN
tidur yang tertanami

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 232


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
2 Pelaksanaan event promosi 12 kali 4 kali 6 kali 4 kali 6 kali 4 kali DISTANKAN
3 Produksi kopi 1.068,73 1.168,73 1.218,73 1.268,73 1.318,73 1.368,73 DISTANKAN
4 Produksi durian 3.975,30 4.382,44 4.601,56 4.831,64 5.073,22 5.326,88 DISTANKAN
5 Produksi cabai 13.441,00 14.183,62 14.892,80 15.637,44 16.419,31 12.240,27 DISTANKAN
6 Produksi padi 133.423,99 158.868,55 159.662,89 160.461,21 161.263,51 162.069,83 DISTANKAN
7 Produksi Jagung 52.605,05 65.796,45 66.454,41 67.118,96 67.790,15 68.468,05 DISTANKAN
8 Produksi lada 112,05 117,50 119,25 120,50 121,00 121,50 DISTANKAN
9 Cakupan bina kelompok tani 90% 90% 90% 90% 90% DISTANKAN
Mempertahankan status bebas 4
10 0 Kejadian 0 Kejadian 0 Kejadian 0 Kejadian 0 Kejadian 0 Kejadian DISTANKAN
penyakti zooonis
11 Populasi Domba Batur 8.057 ekor 8.500 ekor 8.750 ekor 9.000 ekor 9.250 ekor 9.500 ekor DISTANKAN
12 Populasi Sapi 31.194 ekor 31.506 ekor 31.695 ekor 31.885 ekor 32.076 ekor 32.269 ekor DISTANKAN
13 Populasi Kambing/Domba 260.780 ekor 261.824 ekor 262.348 ekor 262.873 ekor 263.398 ekor 263.925 ekor DISTANKAN
Jumlah unit usaha pangan asal hewan
14 0 3 3 3 3 3 DISTANKAN
yang bersertifikat pra NKV
15 Produksi kopi 1068,73 Ton 1168,73 Ton 1218,73 Ton 1268,73 Ton 1318,73 Ton 1368,73 Ton DISTANKAN
3.04 Kehutanan

3.05 Energi dan Sumberdaya Mineral


Terpantaunya usaha PLTMH di Kab.
1 100% 100% 100% 100% 100% 100% DPMPTSP
Banjarnegara
Prosentase kecamatan yang terpetakan 50 % (10
2 70% 80% 90% 100% 100% BPBD
dan desa yang termonitor kecamatan)
3.06 Perdagangan
Meningkatnya pelaksanaan kebijakan
1 114 Kali 192 Kali 240 Kali 288 Kali 320 Kali DISPERINDAGKOP
dan program pemantauan kepokmas
Optimalisasi penggunaan DBHCHT pada Bag.
2 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD 4 keg, 8 OPD
OPD Perekonomian
Pemantauan dan pengawasan distribusi 5 keg, 50 5 keg, 50 5 keg, 70 5 keg, 70 5 keg, 100 5 keg, 100 Bag.
3
tabung LPG 3 kg pangkalan pangkalan pangkalan pangkalan pangkalan pangkalan Perekonomian
Pemantauan ketersediaan dan harga 5 rakor, 1500 5 rakor, 1500 5 rakor, 1500 5 rakor, 1500 5 rakor, 1750 5 rakor, 1500 Bag.
4
kebutuhan pokok masyarakat yang paket paket paket paket paket paket Perekonomian

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 233


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
stabil (TPID dan pasar ramadhan)
Meningkatnya pelaksanaan
5 pengembangan dan pelatihan eksport 30 UKM 35 UKM 40 UKM 45 UKM 50 UKM DISPERINDAGKOP
dan import
Meningkatnya pelaksanaan kebijakan
6 65 UKM 116 UKM 87 UKM 148 UKM 109 UKM DISPERINDAGKOP
dan program promosi
13 Gedung 18 Gedung 23 Gedung 26 Gedung 30 Gedung
7 Meningkatnya bangunan gedung pasar DISPERINDAGKOP
Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar
8 Meningkatnya jumlah kunjungan 8 Pasar 10 Pasar 15 Pasar 23 Pasar 23 Pasar DISPERINDAGKOP
Meningkatnya pelaksanaan kedisiplinan
9 25 PKL 30 PKL 35 PKL 40 PKL 75 PKL DISPERINDAGKOP
pedagang kakilima
3.07 Perindustrian
Prosentase meningkatnya kemampuan
1 SDM Wirausaha dan tenaga kerja IKM NA 0,89 1,34 1,79 2,24 2,69 DISPERINDAGKOP
tentang IPTEK sistem produksi
Prosentase peningkatan sdm ikm yang
2 22.367 0,3 0,3 0,3 25 0,3 DISPERINDAGKOP
berkualitas
1 Diklat, 3 1 Diklat, 3 2 Diklat, 5 2 Diklat, 5 2 Diklat, 5 2 Diklat, 5
3 Pemberdayaan Dekranasda Bag Perekonomian
ekspo ekspo ekspo ekspo ekspo ekspo
Meningkatnya kemampuan tentang
4 penguasaan dan pemanfaatan alih 0 125 175 225 275 325 DISPERINDAGKOP
teknologi industri
5 Tersedianya Data sistem informasi IKM 0 1 1 1 1 1 DISPERINDAGKOP
3.08 Ketransmigrasian
Prosentase transmigran yang
10KK 10KK 10KK 10KK 10KK
1 diberangkatkan dengan pendaftar 15 KK DISNAKER
(12,5 %) (12,5 %) (12,5 %) (12,5 %) (12,5 %)
transmigran

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 234


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Belanja Langsung Urusan
4
Pemerintahan Fungsi Penunjang
4.01 Administrasi Pemerintahan
Terselesaikannya kegiatan pengadaan
Bag,
1 barang/jasa melalui proses lelang 96% 98% 98% 98% 98% 98%
PEMBANGUNAN
secara elektronik
2 Perda inisiatif yang tersusun 22 PERDA 22 PERDA 22 PERDA 22 PERDA 22 PERDA SETWAN
Terfasilitasinya Pelaksanaan Tugas
3 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan Bag. PEMOTDA
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
Persentasi kemampuan perangkat desa
4 dalam pengelolaan keuangan desa yang 60% 65% 70% 75% 80& 85% DISPERMADES
mandiri
Persentase penerapan kebijakan
5 100% 100% 100% 100% 100% 100% Bag. Organisasi
pelayanan publik
Terkoordinasinya dan Terfasilitasinya
6 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan Bag. PEMOTDA
Kerjasama antar Pemerintah Daerah
Perda 21; Perda 25; Perda 25; Perda 25; Perda 25; Perda 25;
Terbentuknya daerah produk hukum
7 Perbup 84; Perbup 85; Perbup 85; Perbup 85; Perbup 85; Perbup 85; Bag HUKUM
daerah
SK 1.351 SK 1.350 SK 1.350 SK 1.350 SK 1.350 SK 1.350
8 Jumlah kebijakan yang disusun 3 kebijakan 2 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan 1 kebijakan Bag Organisasi
Tersusun dan Tersosialisasinya
9 Peraturan Perundang-Undangan tentang 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen Bag. PEMOTDA
Pemerintahan Desa
Persentase OPD tepat fungsi dan
10 100% 100% 100% 100% 100% 100% Bag Organisasi
ukuran
11 Meningkatnya profesionalisme PNS 100% 100% 100% 100% 100% 100% BKD
Terselenggarannya Pengawasan
12 Pelaksanaan PILKADA, PILPRES, dan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan 1 Kegiatan Bag. PEMOTDA
PILEG di Kabupaten
Jumlah SDM yang mengikuti kegiatan
13 100 Orang 100 Orang 100 Orang 125 Orang 125 Orang Bag BUMD LKM
pengembangan kapasitas SDM

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 235


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
4.02 Pengawasan
Prosentase penyelesaian tindak lanjut a. 98,28%, a. 98%, a. 98%, b. a. 98%, b. a. 98%, b. a. 98%, b.
1 hasil pengawasan: a. Inskab, b. Insprov, b. 98,25%, b. 98%, 98%, c. 98%, c. 98%, c. 98%, c. INSPEKTORAT
c. BPK RI c. 93% c. 80% 80% 80% 80% 80%
2 Maturitas SPIP NA 30% 30% 50% 60% 60% INSPEKTORAT
Tersusunnya Dokumen Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah (LKPJ), Laporan
3 Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 3 Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen 3 Dokumen Bag. PEMOTDA
(LPPD) dan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Akhir Masa
Jabatan (AMJ) Kepala Daerah
Persentase terpenuhinya unsur
4 NA 95% 95% 95% 95% 95% INSPEKTORAT
kapabilitas APIP
5 Jumlah dokumen pedoman pengawasan 2 2 2 2 2 2 INSPEKTORAT
4.03 Perencanaan
Terfasilitasinya pelaksanaan pengabdian
kepada masyarakat dengan perguruan
1 tinggi yang melakukan perjanjian 100% 100% 100% 100% 100% 100% BAPERLITBANG
kerjasama dengan Kabupaten
Banjarnegara
Tersediannya dokumen perencanaan
2 0 2 dok 2 dok 1 dok 2 dok 2 dok BAPERLITBANG
pengembangan wilayah perbatasan
Tersedianya dokumen perencanaan
3 pengembangan wilayah strategis dan 0 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok BAPERLITBANG
cepat tumbuh
Tersedinya dokumen perencanaan
4 pengembangan kota-kota menengah dan 2 dok 3 dok 3 dok 4 Kegiatan BAPERLITBANG
besar
Meningkatnya kapasitas aparatur
5 48 OPD 24 OPD 20 OPD 24 OPD 20 OPD 24 OPD BAPERLITBANG
perencana di Kabupaten Banjarnegara
Kesesuaian program dalam RKPD yang
6 39% >90% >90% >90% >90% >90% BAPERLITBANG
ada di dalam RPJMD

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 236


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Kesesuaian program dalam APBD yang
7 68% >90% >90% >90% >90% >90% BAPERLITBANG
ada di dalam RKPD
Tersusunnya Dokumen Perencanaan
8 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen BAPERLITBANG
Pembangunan Bidang Ekonomi
terkoordinasi dan terfasilitasinya
9 perencanaan pemerintah, kesejahteraan 100% 100% 100% 100% 100% 100% BAPERLITBANG
dan sosial
Tersedianya dokumen perencanaan
10 prasarana wilayah dan sumber daya 2 dok 2 dok 2 dok 2 dok 2 dok 2 dok BAPERLITBANG
alam
terkoordinasi dan terfasilitasinya
11 perencanaan prasarana wilayah dan 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg BAPERLITBANG
sumber daya alam
Kelengkapan Alkes untuk pelayanan
12 1 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket RSUD
pasien akibat dampak asap rokok
4.04 Keuangan
BPPKAD dan OPD
1 Persentase pertumbuhan PAD 22,42% 1,26% 3,80% 3,92% 4,03% 4,14%
Pendapatan
Persentase pertumbuhan Pendapatan BPPKAD dan OPD
2 2,32% 2,11% 1,38% 1,81% 2,22%
PBB dan BPHTB Pendapatan
Persentase pertumbuhan Pajak dan BPPKAD dan OPD
3 6,93% 3,44% 5,77% 5,84% 5,91% 5,97%
Retribusi Pendapatan
4 Penetapan APBD tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% 100% BPPKAD
Persentase Kegiatan dalam KUA PPAS
5 >90% >90% >90% >90% >90% >90% BPPKAD
yang terakomodir dalam APBD
Persentase penerbitan SP2D tepat
6 100% 100% 100% 100% 100% 100% BPPKAD
waktu
Laporan Pertangungjawaban
7 pelaksanaan APBD sesuai dengan SAP 100% 100% 100% 100% 100% 100% BPPKAD
yang terselesaikan tepat waktu
Tingkat penyerapan DAK dan Bantuan
8 100% 100% 100% 100% 100% 100% BPPKAD
Keuangan Provinsi

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 237


CAPAIAN TARGET
NO INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) INDIKATOR OPD
2016 2018 2019 2020 2021 2022
Jumlah Pendapatan BUMD yang disetor 2,70072 2,970792 3,267871 3,594658 3,954124
9 Bag BUMD LKM
ke Kas Daerah Milyar Milyar Milyar Milyar Milyar
Persentase satker yang telah
10 25,03% 31,85% 38,68% 45,51% 52,33% 59,16% BPPKAD
mengimplementasikan SIMDA BMD
4.05 Kepegawaian
1 Meningkatnya kinerja kelembagaan 24 SKPD 24 SKPD 24 SKPD 24 SKPD 24 SKPD 24 SKPD BKD
Meningkatnya kinerja dan ketaatan
2 -440% -2% -3% -4% -5% -6% SATPOL
terhadap kode etik PNS
Terfasilitasinya PNS yang pindah/purna
3 100% 100% 100% 100% 100% 100% BKD
tugas
4.06 Kewilayahan

4.07 Penelitian dan Pengembangan


Peningkatan jumlah riset unggulan
1 10% 10% 10% 10% 10% BAPERLITBANG
daerah, inovasi yang terjaring

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 238


BAB IX
PENUTUP

9.1. Pedoman Transisi


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017-2022 merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program Kepala Daerah selama lima tahun
mendatang, yang dalam penyusunannya mengacu pada RPJMN
Tahun 2015-2019, RPJMD Provinsi Tahun 2013-2018 dan RPJPD
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025. RPJMD ini sekaligus
merupakan pedoman, landasan dan rujukan dalam penyusunan
Renstra-PD, yang selanjutnya pada setiap tahun selama periode
RPJMD Tahun 2017-2022 akan dijabarkan menjadi RKPD Kabupaten
Banjarnegara.
Pedoman transisi yang disusun secara terpadu dalam RPJMD
2017-2022 ini dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan
pembangunan daerah dan mengisi kekosongan dokumen
perencanaan pembangunan daerah, khususnya untuk tahun
anggaran 2023 maupun 2024 apabila ada pengunduran jadwal
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dikarenakan penjadwalan menuju
PEMILU serentak untuk seluruh Indonesia. Program pembangunan
daerah tahun transisi mengacu pada tujuan, sasaran, maupun
program pembangunan tahun terakhir pada RPJMD ini yaitu pada
tahun 2022, dengan penyesuaian target capaian sesuai capaian
terakhir tahun sebelumnya. Pedoman ini perlu disusun untuk
membantu, Bupati/Wakil Bupati terpilih hasil Pilkada masa jabatan
periode 2023-2028 ataupun Pejabat Bupati yang ditugaskan mengisi
kekosongan sebelum pelaksanaan Pilkada dalam menyusun RKPD
maupun APBD.

Penutup 239

Anda mungkin juga menyukai