Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Biokimia

Uji Asam Basa menggunakan Indikator Alami

Oleh :
Kelompok 12

1. Nazhifah Qurrata’in (1304620023)


2. Aulia Fi Jalatami (1304620054)
3. Ida Ayu Putu (1304620036)

Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2020
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Basa (alkali)
berasal dari bahasa arab yang berarti abu.Arrhenius berpendapat bahwa jika
senyawa memiliki sifat asam dalam air karena terdapat ion H + sedangkan
senyawa bersifat basa dalam air karena terdapat ion OH - . Adanya H+ atau OH-
dapat diuji menggunakan indikator.

Indikator merupakan zat warna yang dapat memberikan perubahan warna pada
rentang pH yang sempit. Perubahan warna indikator mencerminkan pengaruh
asam dan basa pada larutan. Untuk menentukan derajat keasaman atau pH
digunakan pH meter, indikator sintetis seperti metil jingga, metil merah,
bromtimol biru, dan fenolptalein. Indikator sintetis biasanya digunakan
dilaboratorium dengan harga harga yang tidak terjangkau dan menimbulkan
polusi lingkungan. Selain indikator sintetis banyak ditemukan indikator alami
sebagai alternatif.

Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Senyawa flavonoid yang terkandung pada tumbuhan berwarna
disekitar mengandung antosianin. Antosianin merupakan senyawa turunan
polifenol yang keberadaanya melimpah dialam. Antosianin memberikan
warna orange hingga hitam pada tumbuhan. Pewarna alami dapat digunakan
sebagai indikator karena dapat berubah warna pada keadaan asam dan basa.

Beberapa tumbuhan yang mengandung antosianin yang dapat dijadikan


sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara lain adalah kubis
ungu, bayam merah, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (
anggrek, kamboja, bunga sepatu, asoka, dan bunga kertas ). Namun warna
yang diberikan kurang jelas untuk perubahan pH tertentu. Hal tersebut
dipengaruhi kestabilan antosianin. Yang mempengaruhi kestabilan antosianin
antara lain kondisi pelarut saat ekstraksi, kondisi pH, cahaya, dan suhu.

1.2 Tujuan
1. Membuat indikator asam basa dari bahan alam
2. Membedakan larutan dengan sifat asam dan basa
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teori

Air murni tidak memiliki rasa, bau, dan warna. Jika air tersebut mengandung zat
tertentu, maka air tersebut akan terasa asam, pahit, asin dan sebagainya. Air yang
mengandung zat lain dapat menjadi berwarna yang awalnya jernih. Cairan yang
memiliki rasa masam disebut larutan asam, yang memiliki rasa asin disebut
larutan garam, sedangkan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa.

Asam dan basa sudah dikenal sejak dulu. Istilah asam berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti
abu.Sifat asam dan basa tidak hanya terdapat pada larutan air, tetapi juga dalam
larutan lain seperti amoniak, eter, dan benzena. Akibatnya cukup sulit mengetahui
sifat asam dan basa larutan yang sesungguhnya. Sejak dulu orang sudah
mengidentifikasi sifat larutan ini dengan berbagai cara dari yang sangat sederhana,
hingga menggunakan alat khusus. Cara yang baik adalah dengan menguji larutan
tersebut dengan suatu indikator. Indikator adalah zat warna yang perubahan
warnanya tampak jelas dalam rentang PH yang sempit. Jenis indikator yang khas
adalah asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa
konjugasinya. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah hampir tidak
berpengaruh terhadap PH larutan. Perubahan warna indikator mencerminkan
pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan.

Indikator asam-basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan yang
ditambahinya. Indikator asam-basa paling bermanfaat ketika diperlukan penetapan
perkiraan pH saja. Contohnya, indikator ini digunakan dalam alat-alat uji tanah
untuk penetapan perkiraan pH tanah.

Indikator asam yang lain di antaranya metil merah (MM) memberikan warna
merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa, metil jingga
(MO) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam
lingkungan basa. Indikator basa contohnya fenolftalein (PP) memberikan warna
merah muda dalam lingkungan basa dan tidak berwarna dalam lingkungan asam,
brom timol biru (BTB) memberikan warna kuning dalam lingkungan asam dan
biru dalam lingkungan basa. Selain indikator asam basayang telah disebutkan, ada
juga indikator asam basa dari tumbuhan. Indikator asam basa yang dibuat dari
tumbuhan dinamakan indikator asam basa alami.
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar
kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan
warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa
saja yang dapat dipakai, misalnya : bunga sepatu yang memberikan perubahan
warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana basa.

Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam
dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan,
misalnya asam nitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk member rasa limun yang
tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan
untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad
pertengahan. Salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh
para peneliiti untuk memisahkan emas dan perak. Suatu larutan dapat diketahui
sifat asam atau basanya dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat yang
mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.

Untuk menentukan pH larutan baik dengan cara indikator asam basa atau tumbuh-
tumbuhan maupun menguji kertas lakmus. Dalam percobaan kali ini bukan lagi
menentukan yang mana sajakah yang termasuk ke dalam asam dan basa dengan
menggunakan beberapa jenis indikator alami asam basa.

Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami.
Beberapa tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam
basa alami antara lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang
mempunyai warna ( anggrek, kamboja, bunga sepatu, asoka, dan bunga kertas ).
Cara membuat indikator asam basa alami adalah :

1. Menumbuk bunga yang berwarna pada bagian mortar.


2. Menambahkan sedikit aquadest pada hasil tumbukan, sehingga didapatkan
ekstrak cair.
3. Ekstrak diambil denag pipet tetes dan diteteskan dalam keramik.
4. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga
ekstrak dapat berubah warna.

Untuk mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas


lakmus kita juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan
indikator. Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam
lingkungan tertentu. Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah larutan
indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa.
Larutan yang akan dicari tingkat kaeasamannya diberi suatu asam basa yang
sesuai, kemudian dilakukan suatu titrasi. Perubahan pH dapat diketahui dari
perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan
kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator.Penentuan pH pada tiap-tiap larutan
menggunakan kertas indikator universal.

Untuk menentukan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan standar


basa atau sebaliknya, selain itu juga melatih kemahiran mahasiswa/i dalam
melakukan praktik titrasi asam basa. Dalam titrasi asam basa saat kedua reaktan
tepat habis bereaksi maka larutan yang semula tidak berwarna (asam) berubah
dengan cepat menjadi berwarna merah keunguan (basa). Titrasi asam basa juga
menuntut kejelian mahasiswa/i dalam melakukan proses titrasi dan jangan sampai
titik titrasinya terlewat.
Titik ekuivalensi dari reaksi netralisasi adalah titik ketika baik asam maupun basa
telah terkonsumsi dan tidak satupun yang berlebih. Larutan lain (basa) yang
digunakan dalam titrasi ditambahkan dari buret dinamakan titran. Titran
ditambahkan pada asam, mula-mula cepat dan kemudian tetes demi tetes, sampai
tercapai titik ekuivalensi. Titik ekuivalensi dicari dengan memperhatikan
perubahan warna indikator asam-basa. Titik dalam titrasi ketika indikator berubah
warna dinamakan titik akhir indikator.
BAB 3
Pelaksanaan Praktikum

3.1 Waktu Pelaksanaan: 9 Maret 2021


3.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Alat Penumbuk / Mortar
2. Gelas Transparan
3. Pengaduk

Bahan :

1. Kunyit 8. Air Mineral


2. Kembang Sepatu 9. Cuka
3. Bayam Merah 10. Soda
4. Air 11. Larutan Gula
5. Larutan Sabun / 12. Larutan Garam
Detergen 13. Alcohol /
6. Air Jeruk Handsanitizer
7. Air Kapur Barus 14. Air Kelapa

3.3 Cara Kerja


1. Membuat ekstrak kunyit, Kembang Sepatu, dan Bayam Merah.
2. Mencampur masing-masing ekstrak pada masing-masing larutan uji :
larutan sabun/detergen, air jeruk, air kapur barus, air mineral, cuka, soda,
larutan gula, larutan garam, alcohol/ handsinitizer, air kelapa.
3. Mengamati perubahan warna pada masing-masing uji.

Indikator Bunga Sepatu

Diambil sebanyak 3 buah bunga sepatu, dipilih beberapa helai mahkota bunga
berwarna merah dari bunga sepatu tersebut.Digerus atau dihaluskan bunga
tersebut dengan sedikit air. Disaring ekstrak bunga sepatu tersebut. Diteteskan
atau dituangkan sedikit cairan ekstrak bunga sepatu ke dalam larutan deterjen, air
jeruk, air kapur barus, air mineral, cuka, soda, larutan gula, larutan garam,
alkohol, dan air kelapa. Diamati perubahan yang terjadi pada masing-masing
larutan tersebut setelah ditetesi cairan ekstrak bunga sepatu.

Indikator Bayam Merah

Sebanyak 200 gram bayam merah diambil beberapa helai daunnya. Ditumbuk atau
dihaluskan daun dengan sedikit air. Disaring ekstrak bayam merah tersebut. Di
tuangkan ekstrak bayam merah ke dalam larutan sabun, air kelapa, soda, larutan
kapur barus, air mineral, larutan gula, larutan garam, air jeruk, cuka, dan alkohol.
Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan uji setelah
dicampurkan dengan ekstrak bayam merah.

Indikator Kunyit

Untuk pembuatan ekstrak kunyit, kami langsung menggunakan kunyit bubuk.


Bubuk kunyit tersebut kemudian dilarutkan dengan setengah gelas air (berukuran
kecil). Setelah itu, ekstrak kunyit tersebut kemudian dituangkan ke dalam masing-
masing gelas yang berisi larutan sabun, air kelapa, soda, larutan kapur barus, air
mineral, larutan gula, larutan garam, air jeruk, cuka, dan alkohol. Diamati
perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan uji setelah
dicampurkan dengan ekstrak kunyit.
BAB 4
Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan


Setelah dilakukan percobaan, didapati hasil berupa perubahan warna
yang terjadi pada beberapa larutan setelah dituang indikator alami.

Hasil pengamatan dapat dilihat dari tabel berikut:


No. Bahan yang Warna Setelah Diuji dengan Indikator Sifat
Diuji Kunyit Bunga Bayam Larutan
Sepatu Merah
1 Air Mineral Kuning Sedikit Sedikit Netral
Bening Merah Kemerahan
Larutan Sabun Kuning Sedikit Biru Putih Basa
kecokelatan keungu-
unguan
Air Jeruk Kuning Merah Kemerah- Asam
muda merahan
Air Kapur Kuning Sedikit biru Keungu- Basa
Barus kecokelatan unguan
Cuka Kuning Merah Kemerah- Asam
muda merahan
Soda Kuning Merah Kemerah- Asam
muda merahan
Larutan Gula Kuning Sedikit Sedikit Netral
Bening Merah Kemerahan
Larutan Kuning Sedikit Sedikit Netral
Garam Bening Merah Kemerahan
Alkohol Kuning Merah Kemerah- Asam
Muda merahan
Air Kelapa Kuning Merah Kemerah- Asam
Muda keungu- merahan
unguan

Perubahan Warna pada Indikator Bayam Merah


Perubahan Warna pada Indikator Kembang Sepatu

Perubahan Warna pada Indikator Kunyit


4.2 Pembahasan

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan indikator asam basa yang


berasal dari bahan alami. Indikator asam basa yang digunakan pada
percobaan ini adalah ekstrak dari kembang sepatu, kunyit, dan bayam
merah. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa larutan asam dan basa
tidak hanya dapat dibedakan dengan menggunakan indikator buatan seperti
fenolftalein, metil jingga, kertas lakmus, dsb. Namun, larutan asam basa
juga dapat dibedakan dengan menggukan indikator alami.

Ketika kami menyampurkan larutan asam dan basa dengan indikator alami,
kami mendapati bahwa terjadi perubahaan warna yang berbeda dari warna
indikator sebelum dicampurkan dengan larutan asam basa. Perubahan warna
ini dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan yang telah dilampirkan. Hal ini
membuktikan bahwa terjadi pergeseran kesetimbangan ketika terjadi
penambahan maupun pengurangan ion H+.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa


dengan menggunakan indikator kembang sepatu, larutan yang bersifat asam
akan mengalami perubahan warna menjadi merah. Jika menggunakan
indikator kunyit, larutan yang bersifat asam akan mengalami perubahan
warna menjadi kuning muda. Selain itu, jika menggukan indikator bayam
merah, larutan yang bersifat asam akan berwarna kemerah-merahan.
Perubahan warna tersebutterjadi pada air jeruk, cuka, soda, alkohol, dan air
kelapa.

Percobaan ini juga dapat mengidentifikasikan larutan basa. Pada indikator


kembang sepatu, larutan yang bersifat basa akan mengalami perubahan
warna menjadikebiru-biruan. Untuk indikator kunyit, larutan yang bersifat
basa akan mengalami perubahan warna menjadi kuning kecokelatan. Selain
itu, pada indikator bayam merah, terjadi perubahan warna menjadi keungu-
unguan. Perubahan warna tersebut terjadi pada larutan kapur barus dan
larutan sabun.

Pada air mineral, air gula, dan air garam tidak terjadi perubahan warna
apapun. Hal ini menandakan bahwa air mineral, air gula, dan air garam
bersifat netral.

BAB 5
Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Identifikasi larutan asam basa dapat dilakukan dengan menggunakan


indikator alami maupun indikator buatan. Contoh indikator alami yang
dapat digunakan adalah kembang sepatu, kunyit, dan bayam merah.

2. Indikator alami dapat dibuat dengan melakukan pengekstrakan pada


tanaman yang akan dijadikan indikator, yakni: kembang sepatu, kunyit,
dan bayam merah.

3. Air jeruk, cuka, soda, alkohol, dan air kelapa merupakan larutan yang
bersifat asam. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan warna
pada indikator saat percobaan berlangsung. Larutan-larutan tersebut jika
diberi indikator kembang sepatu menghasilkan warna merah,jika diberi
indikator kunyit menghasilkan warna kuning muda, dan jika diberi
indikator bayam merah menghasilkan warna kemerah-merahan.

4. Larutan kapur barus dan larutan sabun merupakan larutan yang bersifat
basa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan warna pada
indikator saat percobaan berlangsung. Larutan-larutan tersebut jika
diberikan indikator kembang sepatu menghasilkan warna biru,jika diberi
indikator kunyit menghasilkan warna kuning kecokelatan, dan jika diberi
indikator bayam merah menghasilkan warna keungu-unguan.

5. Air mineral, air gula, dan air garam merupakan larutan yang bersifat
netral. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya perubahan warna
pada indikator saat percobaan berlangsung.

Daftar Pustaka

Anugrah, R., Dewi, M. A., & Subekti, A. (2016, Juni ). ANALISIS


KANDUNGAN FENOLFTALEIN PADA JAMU PELANGSING.

Gustriani, N., Novitriani, K., & Mardiana, U. (2016). Penentuan Trayek pH


Ekstrak Kubis Ungu (Brassica Oleracea L) Sebagai Indikator Asam Basa Dengan
Variasi Konsentrasi Pelarut Etanol. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal
Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi, 16(1), 94-100.

Indira, Citra. April 2015. Jurnal Pembuatan Indikator Asam Basa Karamunting.
Penerbit : Kaunia Vol. XI No.1.

Priska, M., Peni, N., Carvallo, L., & Ngapa, Y. D. (2018). Antosianin dan
Pemanfaatannya. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied
Chemistry), 6(2), 79-97.

Rahmawati, Siti Nuryanti, dan Ratman. J. Februari 2016. Jurnal Indikator Asam-
Basa dari Bunga Dadap Merah. Penerbit : Akad. Kim. 5(1): 29-36.

Suprihatin, Agung. 30 Januari 2019. Mengenal Indikator Alami di sekitar kita.


Penerbit : Widyaiswara Dept. Pendidikan Lingkungan Hidup PPPPTK BOE
Malang.

Supriadi, dkk. May, 2014. Identifikasi Flavonoid pada Ekstrak Bunga Kembang
Merak (Caesalpinia pulcherrima) dan Aplikasinya sebagai Indikator Asam Basa.
Penerbit : J. Akademika Kim. 3 (2) : 295-300.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai