Anda di halaman 1dari 16

PENYULUHAN BAHAYA LIMBAH BANGUNAN HASIL PENGEBORAN

DI ......................

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kuliah Kerja Lapangan pada semester 4

DISUSUN OLEH :

MT Prawiratama NPM (1603006)


Bimo Pamungkas NPM (1603009)
M.Abdul Malik NPM (1603014)
Annisa Ayu Rrapika NPM (1603021)

Dosen Pengajar
Armi Antasari, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas tentang “Penyuluhan
Bahaya Limbah Bangunan Hasil Pengeboran Di” ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhhamad Saw. Beserta sahabat, keluarga dan pengikutnya hingga akhir
zaman .

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang


ikut terkait dalam proses pembutan makalah ini. Terutama kepada Dosen
Pembimbing Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan.

Tentunya kami menyadari dalam makalah ini terdapat banyak sekali


kesalahan mulai dari penulisan kata, ejaan yang tidak sesuai atau pun
perihal isi pembahasan yang kurang memadai. Maka dari itu kami
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik dari para pembaca untuk
makalah ini agar kedepannya kami dapat melakukan perbaikan. Semoga
makalah ini dapat memiliki manfaat bagi para pembaca dan tentunya bagi
diri kami sendiri .

Palembang, 5 April 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dimulai dengan makin maraknya infrastruktur serta maraknya


pengerukan sumber daya yang sangat besar yang berdiri serta berimbas
kepada kehidupan masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan
sekitarnya. Mulailah timbuh tumpukan limbah atau pun sampah yang tidak di
buang sebagaimana mestinya. Hal ini berakibat pada kehidupan manusia di
bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan
terutama pada lingkungan sekitar.

Limbah merupaka hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Taukan


anda berasal dari manakah limbah disekita kita? Limbah berasal dari
berbagai sumber, contohnya : rumah tangga dan industry atau pabrik. Limbah
bisa berupa padatan, cairan ataupun gas.

Seiring dengan berjalannya waktu, limbah hasil aktifitas pemboran semakin


hari semakin meningkat jumlahnya. Limbah sangatlah berbahaya bagi
kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya. Banyak orang membuang,
menimbun, bahkan menyimpan limbah dengan jumlah yang banyak serta
tidak dikelola dengan baik. Ternyata limbah-limbah tersebut termasuk limbah
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Pada penulisan makalah ini, akan
mengupas semua tentang limbah bangunan hasil pemboran dan bagaimana
system pembuangannya yang baik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan limbah?
2.      apa itu limbah pemboran ?
3.      apa saja contoh limbah hasil pemboran?
4. Bagaimana Penanganan Serta Pengolahan Terhadap Limbah
Pemboran ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi


baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai
sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu
saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
organik dan anorganik.

Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat


berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.penanganan limbah
ini tentunya tidak hanya sekedar mengolahnya/ mendaur ulangnya langsung
tanpa memperhatikan jenis limbah dan cara penangannanya klarena dari
setiap limbah yang ada mempunyai cirri berbeda terhadap dampak yang
ditimbulkanya.

2.1.1. Karakteristik limbah

Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu


karakteristik yang berbeda. Termasuk juga limbah yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut :

 Berukuran mikro

Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya


limbah/ volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau
kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa
bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan
prosedur pembuangan yang dianjurkan.
 Dinamis

Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara


pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan
mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di
perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya
melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat

 Berdampak luas (penyebarannya)

Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan


efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat
dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang
ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan
raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap
paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada
saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu
karena pencemaran oleh raksa (Hg).

 Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia


biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi
dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.

Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh


adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap
lingkungan diantaranya :
 Volume Limbah

Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia


dampak yang akan ditimbulkan semakin besar pula terasa.
 Kandungan Bahan Pencemar

Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan


pencemaran lingkungan apabila kandunganya berbahaya dapat
mengakibatkan pencemaran yang fatal bahkan dapat membunuh
manusia serta mahluk hidup sekitar.

 Frekuensi Pembuangan Limbah

Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik


frekuensinya di karenakan banyaknya industry yang berdiri. Dengan
semakin banyak frekuensi limbah tentunya pembuangan limbah
menjadi tidak terkandali dan usaha untuk mengolahnya tidak dapat
maksimal dikarenakan pengolahan limbah yang masih jauh dari
harapan kita semua.

2.1.2 Sumber dan Jenis Limbah

Sumber Utama imbah

Sumber adanya limbah sebenarnya banyak sekali tetapi pada


pengelompokannya sumber limbah terdiri dari :

 Aktivitas manusia

Saat manusia melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu


barang produksi maka akan timbul suatu limbah karena tidak
mampunya pengolahan yang dilakukan oleh manusia menggunkan
mesin dan juga sulitnya untuk mengolah barang yang tidak berguna
menjadi barang yang bias dimanfaatkan untuk keperluan manusia.
Berikut adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia
misalnya :
 Hasil pembakaran bahan bakar pada industry dan juga
kendaran bermotor
 Pengolahan bahan tambang dan minyak bumi
 Pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian ataupun
perumahan
 Aktivitas alam

 Perkembangan industry

Perkembangan industri yang sangat cepat baik pertambangan,


transportasi dan manufakur atau pabrik yang mengahsilkan limbah
dalam jumlah yang relative besar sehingga terjadi pembuangan limbah
yang kurang terkontrol karena kurannya teknologi untuk membuat
limbah menjadi barang yang terurai atau ramah lingkungan

 Modernisasi

Pada saat sekarang perkembangan teknologi untuk


menghasilkan barang semakin marak digunakan dikalangan orang
yang mengeluti bidang industry. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan
barang dengan cepat tetapi di lain hal perkembangan teknologi
berakibat pada semakin banyaknya limbah yang dihasilkan oleh
teknologi itu sendiri.

 Pertambahan penduduk

Semakin banyaknya penduduk di bumi ini mengakibatkan


bertambah meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal serta
meingkatnya jumlah kebutuhan akan barang.

2.2 Limbah Pemboran


Limbah hasil pemboran dalam hal ini pada sektor migas adalah
merupakan buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak,
maupun limbah kompleks seperti limbah hasil pemeliharaan fasilitas produksi,
fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak
pada kapal laut. Limbah hasil pemobran minyak, pemeliharaan
fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan,
dan tangki penyimpanan minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar,
bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah
minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), karena sifatnya,
konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan membahayakan
lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup
lainnya.

Contoh contoh limbah yang di hasilkan dari kegiatan pemboran


maupun kegiatan di sector tersebut adalah antara lain :
 Limbah hasil (blow aut) di sumur pemboran minyak
 Lumpur bekas pemboran sumur minyak
 Air ter produksi

Dan juga limbah lainya seperti :


 Air pendingin di kilang minyak, dimana bila terjadi kebocoran pada pipa
pendingin, bocoran minyak akan terbawa air.
 Air sisa umpan boiler untuk pembangkit uap air.
 Air sisa dari lumpur pembocoran.
 Air bekas mencuci peralatan-peralatan dan tumpahan-tumpahan/
ceceran minyak di tempat kerja.

2.3 Contoh Limbah hasil Pemboran

2.3.1 Limbah hasil (blow aut) di sumur pemboran minyak


Pada umumnya, pengeboran  minyak bumi di laut menyebabkan
terjadinya peledakan (blow aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan
semburan minyak ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan
pencemaran. Contohnya, ledakan anjungan minyak yang terjadi di teluk
meksiko  sekitar 80 kilometer dari  Pantai Louisiana  pada 22 April 2010.
Pencemaran laut yang diakibatkan oleh pengeboran minyak di lepas pantai
itu dikelola perusahaan minyak British Petroleum (BP). Ledakan itu
memompa minyak mentah 8.000 barel atau 336.000 galon minyak ke
perairan di sekitarnya.

Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut


adalah:

 Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu


berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan,
pasir, tumbuhan dan hewan. Gumpalan tar yang terbentuk dalam
proses pelapukan minyak akan hanyut dan terdampar di pantai.
 Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek
letal yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu
proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan
terjadinya kematian. Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan
fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara
langsung. Terumbu karang akan mengalami efek letal dan subletal di
mana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan kompleksitas
dari komunitasnya.
 Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan
senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa
beracun yang terbentuk dari proses biodegradasi. Jika jumlah
pitoplankton menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga
akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia
karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi.
 Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan
racun slick (lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi
kematian burung-burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat
permukaan laut lebih tenang dan menarik burung untuk hinggap di
atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan
minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem
kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan yang
pada akhirnya mati.

2.3.2 Air ter produksi


Air terproduksi atau Air formasi adalah air yang ikut terproduksi
bersama-sama dengan minyak dan gas. Air ini biasanya mengandung
bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl sehingga merupakan
air yang asam bahkan asam sekali. Air formasi biasanya disebut dengan
oil field water atau connate water atau intertial  water.
Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir hidrokarbon
karena memang dengan adanya air ini ikut menentukan terakumulasinya
hidrokarbon didalam suatu akumulasi minyak, air selalu menempati
sebagian dari suatu reservoir, minimal 10 % dan maksimal 100 % dari
keseluruhan pori.
Sulfat kimiawi air formasi meliputi :
 Ion-ion negatif. (Anion)
 Ion-ion positif.  (Kation)

Alkalinitas, CO3, HCO3, dan OH harus ditentukan ditempat


pengambilan contoh, karena ion-ion ini tidak stabil (dapat mengurai)
seiring dengan perubahan waktu dan suhu. Untuk itu, pH perlu diturunkan
sampai 1 dengan asam garam. Penentuan kadar barium (Ba) harus 
dilakukan   segera   setelah  contoh  diterima,  karena  unsur 
BaSO4  terbatas kelarutannya, karena reaksi barium cepat dengan
SO4, akan mengurangi konsentrasi barium dan akan menimbulkan
kasalahan dalam penelitian. Selain dengan barium, SO 4 juga cepat
bereaksi dengan kalsium menjadi CaSO 4 pada saat suhu turun.

Air terproduksi memiliki dampak terhadap lingkungan tergantung dari


lokasi air tersebut dibuang. Sebagai contoh, pembuangan ke arus yang
kecil memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan pembuangan ke
laut. Berikut akan dibahas dampak dari pembuangan air terproduksi ke
berbagai lingkungan.
 Pelarutan senyawa yang dilepaskan ke lingkungan penerima

 Presipitasi instan dan jangka panjang

 Penguapan dari hidrokarbon yang memiliki berat molekul rendah

 Reaksi fisik dan kimia dengan senyawa lain yang terdapat dalam
senyawa yang dapat memengauhi konsentrasi dari komponen air
terproduksi

 Adsorbsi ke partikulat

 Biodegradasi dari senyawa organik menjadi senyawa yang lebih


sederhana. Air laut yang terkontaminasi oleh air terproduksi dapat
membuat makhluk hidup di dalam air tersebut keracunan

 Peningkatan toleransi garam habitat air pada air tergenang dan


waduk permukaan

 Lingkungan dapat berubah akibat garam terlarut berlebih yang


membuat tumbuhan dehidrasi dan mati.

2.4 Penanganan Serta Pengolahan Terhadap Limbah Pemboran

Pengolahan

Sebelum melakukan pengolahan terhadap limbah pemboran yang


termasuk kategori limbah b3, dilakukan uji analisa kandungan/parameter
fisika atau kimia dan biologi guna menetapkan prosedur yang tepat dalam
pengolahannya. Setelah hasilnya diketahui, tahap selanjutnya adalah
menentukan pilihan proses pengolahan limbah yang dapat memenuhi kualitas
dab baku mutu pembuangan atau lingkungan yang ditetapkan.

Ada banyak metode pengolahan limbah di industry. Tiga diantaranya


yang paling popular adalah chemical conditioning, solidification/stabilization, 
dan incineration.

2.4.1        Chemical Conditioning
Tahapan yang harus dilalui adalah mengurangi volume limbah dengan
cara meningkatkan kandungan padatan, menstabilkan senyawa organic dan
menghancurkan pathogen, serta menghilangkan atau mengurangi kandungan
air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Setelah itu, limbah dibuang ke
tempat pembuangan akhir, yaitu sanitary landfill, crop land, atau injection.

2.4.2        Solidification/Stabilization

Stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses penghancuran limbah


dengan bahan tambahan (zat aditif). Tujuannya adalah untuk menurunkan
kadar zat pencemar dari limbah dan mengurangi toksinasi limbah tersebut.
Adapun solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan
berbahaya dengan penambahan zat aditif. Kedua proses tersebut sering kali
terkait sehingga dianggap mempunyai arti yang sama

2.4.3        Incineration

Teknologi insenerasi (pembakaran) adalah alternatifyang menarik


dalam pengolahan limbah B3. Insenerasi mengurangi volume san massa
limbah  hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini
sebenarnya bukan solusi final dari system pengolahan limbah padat. Pada
dasarnya, proses ini hanya memindahkan limbah dari bentuk gas yang tidak
kasat mata. Prosses ini menghasilkan energy dalam bentuk panas. Kelebihan
alat insenerasi adalahg dapat menghancurkan sebagian besar komponen
limbah B3, limbah berkurang dengan cepat, dan menggunakan lahan yanf
relating kecil.

Aspek terpenting dalam system isenerasi adalah nilai kandungan


energy (heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam
mempertahankan berlangsungnya prose pembakaran, heating value juga
menentukan banyaknya energy yang diperoleh dari system ini. Banyak jenis
insenerator (alat insenerasi), diantaranya rotary kiln, multiple hearth, fluidized
bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection,
dan starved air unit
Dari jenis insenerastor tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan daripada
yang lainnya. Alat ini dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara
simultan.

Penanganan
Pemulihan lahan tercemar oleh limbah pemboran dapat dilakukan secara
biologi dengan menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme. Fungsi
dari mikroorganisme ini dapat mendegradasi struktur  yang ada dalam tanah,
sehingga menjadi mineral-mineral yang lebih sederhana dan tidak
membahayakan lingkungan. Teknik seperti ini disebut bioremediasi. Teknik
bioremediasi dapat dilaksanakan secara in-situ maupun cara ex-situ.

 Pada umumnya, teknik bioremediasi in-situ diaplikasikan pada lokasi


tercemar ringan, lokasi yang tidak dapat dipindahkan, atau karakteristik
kontaminan yang volatil.
 Bioremediasi ex-situ merupakan teknik bioremediasi di mana lahan
atau air yang terkontaminasi diangkat, kemudian diolah dan diproses pada
lahan khusus yang disiapkan untuk proses bioremediasi.

Penanganan lahan yang tercemar minyak bumi dilakukan dengan cara


memanfatkan mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya
racun bahan pencemar. Penanganan semacam ini lebih aman terhadap
lingkungan karena agen pendegradasi yang dipergunakan adalah
mikroorganisme yang dapat terurai secara alami. Ruang lingkup pelaksanaan
proses bioremediasi tanah yang terkontaminasi minyak bumi meliputi
beberapa tahap yaitu:

 Treatibility study merupakan studi pendahuluan terhadap kemampuan


jenis mikroorganisme pendegradasi dalam menguraikan minyak bumi
yang terdapat di lokasi tanah terkontaminasi.
 Site characteristic merupakan studi untuk mengetahui kondisi
lingkungan awal di lokasi tanah yang terkontaminasi minyak bumi. Kondisi
ini meliputi kualitas fisik, kimia, dan biologi.
 Persiapan proses bioremediasi yang meliputi persiapan alat, bahan,
administrasi serta tenaga manusia.
 Proses bioremediasi yang meliputi serangkaian proses penggalian
tanah tercemar, pencampuran dengan tanah segar, penambahan bulking
agent, penambahan inert material, penambahan bakteri, nutrisi, dan
proses pencampuran semua bahan.
 Sampling dan monitoring meliputi pengambilan gambar tanah dan air
selama proses bioremediasi. Kemudian, gambar itu dibawa
ke laboratorium independen untuk dianalisis konsentrasi TPH dan TCLP.
 Revegetasi yaitu pemerataan, penutupan kembali drainase dan
perapihan lahan sehingga lahan kembali seperti semula.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai
sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis.
 Limbah hasil pemboran dalam hal ini pada sektor migas adalah
merupakan buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak,
maupun limbah kompleks seperti limbah hasil pemeliharaan
fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dll
 Contoh contoh limbah yang di hasilkan dari kegiatan pemboran maupun
kegiatan di sector tersebut adalah antara lain :
 Limbah hasil (blow aut) di sumur pemboran minyak
 Lumpur bekas pemboran sumur minyak
 Air ter produksi
DAFTAR PUSTAKA

Agustiani E, Slamet A, Winarni D (1998). Penambahan PAC pada proses


lumpur aktif untuk pengolahan air limbah.laporan penelitian. Surabaya:
Fakultas Teknik IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember

Agustiani E, Slamet A, Rahayu DW (2000). Penambahan powdered activated


carbon (PAC) pada proses lumpur aktif untuk pengolahan air limbah
Majalah IPTEK: jurnal ilmu pengetahuan alam dan teknologi : 11 (1): 30-8

Akers (1993). Paperboard hospital waste container. United States Patent :


5,240,176 Arthono A (2000). Perencanaan pengolahan limbah cair untuk
dengan metode lumpur aktif. Media ISTA : 3 (2) 2000: 15-8 Barlin (1995).
Analisis dan evaluasi hukum tentang pencemaran akibat limbah Jakarta
:Badan Pembinaan Hukum Nasional

Berlanga B (1998). Process, formula and installation for the treatment and
sterilization of biological, solid, liquid, ferrous metallic, non-ferrous metallic,
toxic and dangerous hospitalwaste material. United States Patent :
5,820,541

Anda mungkin juga menyukai