Manajemen Resiko 3
Manajemen Resiko 3
Manajemen Resiko 3
HALAMAN JUDUL
MARSELLA WAHYUNI OLII
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO KLINIS DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA RUMAH
SAKIT DI KOTA MAKASSAR
Tesis
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini
hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Yang menyatakan,
iv
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
selesaikan.
dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. selaku Rektor Universitas
Hasanuddin Makassar.
3. Dr. Ridwan Mochtar Thaha. M.Sc. selaku ketua Program Studi Ilmu
v
4. Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS., Dr. dr. H. Noer Bahry Noor, M.Sc dan
Sudirohusodo
Chalid Makasar
Penulis bekerja, yang telah memberi dukungan dari awal hingga akhir
vi
8. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Magister Administrasi Rumah
(Rima Frisandy Olii, Audia Triani Olii, Fatria Mayasari Olii, Winnie Asriaty
Terima kasih untuk semua cinta, doa, semangat dan dukungan yang
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritik untuk
Penulis
vii
viii
ix
DAFTAR ISI
x
2. Kerangka Konsep ……………………………………....... 37
D. Definisi Operasional............................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ....………………………………………....... 52
B. Pengelolaan Peran Peneliti ………………………….………. 53
C. Waktu dan Lokasi Penelitian …………………......….……… 53
D. Populasi, Sampel dan Informan …………………..……….… 54
E. Unit Analisis dan Sumber Data ……………………..……..… 55
F. Teknik Pengumpulan Data …………….……………..…….… 56
G. Teknik Analisis Data ……………………………….………….. 57
H. Bahan dan Cara Kerja ....…………………..…….…………... 58
I. Pengujian Validitas .....………………………………………... 62
J. Tahapan Penelitian .………………………...…………………. 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum................................................................. 68
B. Hasil Penelitian..................................................................... 73
C. Pembahasan ....................................................................... 116
D. Implikasi Manajerial………………………………………….... 140
E. Keterbatasan Penelitian………………………………………. 142
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 143
B. Saran……………………………………………………………. 144
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 146
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 14 Perbandingan Rata-rata Nilai Indeks Pada Rumah Sakit
dengan Tingkat Implementasi MRK Tinggi dan Rendah......... 89
Tabel 15 Nilai Indeks MRK pada Rumah Sakit dengan Tingkat
Implementasi Tinggi................................................................ 91
Tabel 16 Nilai Indeks MRK pada Rumah Sakit dengan Tingkat
Implementasi Rendah............................................................. 92
Tabel 17 Tingkat Kemapanan MRK berdasarkan Jenis Rumah Sakit... 94
Tabel 18 Tingkat Kemapanan MRK berdasarkan Kelas Rumah Sakit.. 94
Tabel 19 Tingkat Kemapanan MRK berdasarkan Status Kepemilikan
RS............................................................................................ 95
Tabel 20 Tingkat Kemapanan MRK berdasarkan Status Akreditasi
Rumah Sakit............................................................................ 95
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pasien masih menjadi hal yang rawan dalam proses perawatan (Vincent,
(Briner et al., 2010). Layanan kesehatan yang tidak aman dan memiliki
dan peningkatan angka mortalitas pada pasien yang dirawat di rumah sakit di
berbagai Negara. Kejadian yang tidak diinginkan atau insiden yang terjadi di
rumah sakit telah dianggap sebagai masalah yang sangat serius diberbagai
belahan dunia, setiap tahunnya jumlah pasien yang meninggal dunia akibat
masalah ini melebihi jumlah pasien yang meninggal akibat kanker payudara
KTD (Kejadian Tidak Diinginkan), KNC (Kejadian Nyaris Cedera), dan insiden
1
mengungkapkan bahwa sekitar 2.9%-16.6% pasien mengalami kejadian yang
50% dari kejadian ini sebenarnya dapat dicegah (Adibi et al., 2012). Selain
dampak yang ditimbulkan kepada pasien, masalah ini juga memiliki pengaruh
kepedulian
mendiagnosa
2011)
perhatian penting setiap hari bagi organisasi dengan risiko tinggi seperti
2
rumah sakit. Dunia kedokteran moderen telah berkembang menjadi bentuk
pihak juga meningkatkan risiko terjadinya kejadian yang tidak diinginkan yang
kesalahan diagnosis, salah amputasi, cedera saraf pada bayi saat persalinan,
3
keselamatan pasien tersebut lebih sering disebabkan oleh faktor
kesehatan masih belum aman seperti yang diharapkan dan bahwa hak-hak
sekitar 4%-17% pasien masih menderita akibat bahaya Risiko klinis yang
kematian akibat Risiko klinis ini melebihi angka kematian akibat AIDS atau
kanker payudara setiap tahunnya (Adibi et al., 2012). Selain masalah yang
Laporan WHO yang dirilis pada Bulan Juni 2014 mengungkap 10 fakta
4
1. Keselamatan pasien menjadi isu kesehatan global yang serius. Sejak
3. Infeksi nosokomial rata-rata terjadi pada 14 pasien dari setiap 100 pasien
yang masuk rumah sakit. Ratusan juta pasien tertular infeksi nosokomial
yang sederhana dan murah seperti mencuci tangan dengan benar dapat
peralatan medis.
5. Terjadi penurunan insiden injeksi yang tidak aman dari tahun 2000
5
6. Pembedahan yang aman memerlukan pendekatan kerjasama tim yang
dihindari.
6
kecelakaan/kejadian yang tidak diinginkan dari seorang pasien adalah 1
berbanding 300.
kesalahan pada unit gawat darurat (Zimmer et al., 2010). Pendekatan yang
7
mengurangi angka kejadian tersebut. Demikian juga dengan Handel yang
clinical governance tersebut (Webb et al., 2010), oleh karena itu dapat
manajemen risiko klinis pada institusi kesehatan di Italia, Verbano dan Turra
di setiap rumah sakit yang berkaitan dengan perbedaan budaya pada setiap
orang, dan bahwa budaya risiko harus ditegakkan melalui program pelatihan
kebijakan, serta penekanan pada tata kelola klinis di rumah sakit (Verbano
8
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa salah satu elemen dasar
isu mendasar di dunia kedokteran (Zaboli et al., 2011). Hasil penelitian Zaboli
penerapannya, antara lain beban kerja yang tinggi, kurangnya sumber daya
9
Manajemen Risiko Klinis secara keseluruhan (tingkat pengembangan
Manajemen Risiko Klinis) di rumah sakit (Briner et al., 2013; Briner et al.,
2010) apalagi di Indonesia, terkhusus Kota Makassar. Oleh karena itu maka
B. Kajian Masalah
3. Kepemimpinan
4. Partisipasi staf
terjadi
10
3. Kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi
3. Strategi
11
Keseluruhan teori ini memiliki kesamaan dalam faktor inti dari elemen yang di
2. Pendekatan sistematis
hukum yang lebih serta kejelasan alur kordinasi, demikian pula dengan
12
memadai penting sebagai mesin penggerak dalam suatu program, baik
itu sumber daya manusia yang sesuai (latar belakang profesi, pendidikan,
3. Kepemimpinan
yang harus dilakukan oleh seorang Manajer Rumah Sakit dari berbagai
laporan insiden dan kesalahan yang terjadi serta dari hasil analisa yang
4. Partisipasi staf
pada tingkat unit pelayanan. Staf diharapkan aktif untuk melaporkan jika
terjadi insiden atau kesalahan di unit kerjanya tanpa merasa takut untuk
13
Dalam proses pelaporan tersebut juga akan terjadi proses pembelajaran
bagi staf, sehingga diharapkan insiden atau kesalahan yang sama tidak
Komunikasi yang berjalan baik antara semua pihak yang terkait dengan
kordinasi.
6. Budaya keselamatan
kerja mereka tanpa adanya rasa takut untuk disalahkan atas insiden
tersebut. Hal ini menjadi penting karena pembelajaran atas insiden atau
kesalahan yang terjadi hanya bisa berproses jika data insiden tersebut
14
adalah menbuat standardisasi terhadap semua prosedur tindakan yang
7. Pembelajaran
Tujuan utama dari faktor pembelajaran ini adalah agar insiden atau
berkelanjutan.
15
9. Proses implementasi
rumah sakit secara umum dan pada tingkat unit pelayanan. Proses ini
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Root cause Analysis
(RCA).
(Briner et al., 2010; Adibi et al., 2012; Zaboli et al., 2011; Carroll, 2009)
16
PATIENT SAFETY
a.Kesalahan yang berhubungan dengan (masih menjadi masalah)
kurangnya pengetahuan dan keterampilan
tenaga medis Setiap tahunnya jumlah pasien yang meninggal dunia akibat
b.Kesalahan yang berhubungan dengan insiden/kesalahan melebihi jumlah pasien yang meninggal Dampak
kurangnya ketelitian dalam pertimbangan akibat kanker payudara ataupun AIDS. (Adibi et al., 2012).
untuk tindakan operasi 1. Peningkatan Mortalitas
c.Kesalahan yang berhubungan dengan 2.9%-16.6% pasien mengalami kejadian yang tidak diinginkan 2. Peningkatan Morbiditas
kurangnya perawatan dan kepedulian dan 5%-13% diantaranya berakibat pada kematian, dimana 3. Masalah finansial
d.Kesalahan yang berhubungan dengan 50% dari kejadian ini sebenarnya dapat dicegah (Adibi et al., 4. Masalah hukum
kurangnya peralatan 2012) 5. Penurunan kepercayaan
e.Kesalahan yang berhubungan dengan masyarakat terhadap
kurangnya kemampuan mendiagnosa Satu dari 10 pasien mengalami kecelakaan/kejadian yang tidak Dokter/RS
f.Kondisi penyakit pasien yang sulit diinginkan selama mendapatkan perawatan di rumah sakit
disembuhkan (WHO, 2014)
g.Penolakan pasien terhadap pengobatan
h.Kejadian insiden atau komplikasi yang 20%-40% pembiayaan kesehatan menjadi terbuang sia-sia
tidak dapat dikontrol karena rendahnya kualitas layanan (WHO, 2014)
(Vincent, 2011)
Dalam penerbangan peluang terjadinya kecelakaan pada
seorang penumpang adalah 1 berbanding 1.000.000,
sedangkan pada pelayanan kesehatan peluang terjadinya
Butuh Manajemen Risiko untuk mengatasi masalah kecelakaan/kejadian yang tidak diinginkan dari seorang pasien
(Briner et al., 2013), (Adibi et al., 2012) adalah 1 berbanding 300 (WHO, 2014)
4. Partisipasi Staf
9. Pendidikan dan Pelatihan
a. Peran aktif staf
a. Latar belakang profesi b. Pembelajaran
b. Pelatihan berkelanjutan c. Petugas penghubung/komunikasi di
unit layanan
10. Proses Implementasi
17
Faktor-faktor di atas merupakan elemen yang ada dalam Manajemen Risiko
2. Kepemimpinan
3. Partisipasi staf
4. Pelatihan
3. Dokumentasi
5. Pelatihan
Oleh karena itu maka pada penelitian ini Peneliti akan terlebih dahulu
18
kemudian mengkategorikan rumah sakit tersebut berdasarkan tingkat
kemapanan implementasinya.
C. Rumusan Masalah
Kota Makassar?
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
perspektif lain.
19
b. Mengingat kurangnya penelitian yang terkait dengan Manajemen
rumah sakit.
Bagi peneliti, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa dari semua
sakit.
20
4. Manfaat bagi Penelitian lain
Risiko Klinis.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang akan terjadi (Zaboli et al., 2011). Ruang lingkup manajemen risiko
e. Risiko keuangan
spesifik dari manajemen risiko yang berfokus pada proses klinis yang
22
membuat rumah sakit dapat mengidentifikasi, menganalisa, dan
organnisasi itu sendiri (Adibi et al., 2012). Manajemen risiko rumah sakit
23
mengidentifikasi, menganalisa, dan menangani risiko yang mungkin
muncul pada saat perawatan dan pemberian layanan (Briner et al., 2013).
2010). Oleh karena itu maka dikatakan bahwa Manajemen Risiko Klinis
berfokus pada rumah sakit sebagai suatu sistem dan bukan pada individu
adalah:
1. Menetapkan konteks
2. Identifikasi
3. Analisis
4. Evaluasi
24
5. Menangani risiko
2009)
25
komitmen dari pihak manajemen rumah sakit untuk memantau
risiko sebagai bagian dari tata kelola pemerintahan yang baik dan
manajemen risiko.
26
c. Analisa risiko: menentukan konsekuensi dan insiden-insiden yang
baik pada tingkat organisasi rumah sakit secara umum maupun pada
27
risiko yang berjalan di tingkat unit pelayanan, komunikasi dan informasi,
investigasi akar rumput dan analisis mode dan efek kegagalan (FMEA)
sebagai berikut:
28
d. Pelatihan tentang manajemen risiko
a. Pendekatan sistematis
c. Kepemimpinan
d. Partisipasi pegawai
29
Nilai, Prinsip dan Komitmen
Organisasi
Kepemimpinan dan
Tata Kelola Klinis Manajemen Rumah Sakit
Pembimbingan
Kewenangan, Tanggungjawab
dan Komunikasi
kordinasi
30
d. Kebijakan dan prosedur tertulis (Carroll, 2009).
(Zaboli et al., 2011). Dan meskipun telah banyak literatur dan penelitian yang
Swiss pada Tahun 2013 mengemukakan bahwa sekitar 2/3 dari rumah sakit
partisipan secara umum pada tingkat organisasi rumah sakit berada pada
tingkat kemapanan Manajemen Risiko Klinis yang tinggi, namun pada tingkat
klinis adalah faktor organisional yaitu adanya kordinator atau orang yang
31
dalam struktur organisasi, komunikasi dan adanya penetapan tujuan strategis
(yang hanya ditemukan pada 1/3 rumah sakit partisipan). Penelitian ini
organisasi seperti jenis, kelas dan status kepemilikan rumah sakit terhadap
perkembangan yang sangat dini dan sistem kesehatan Iran masih sangat
32
4. Pelatihan tentang manajemen risiko
Klinis yang sama, menunjukkan bahwa yang memiliki nilai tertinggi adalah
pada tingkat sedang. Secara umum keenam domain ini berada pada tingkat
kesalahan pada unit gawat darurat (Zimmer et al., 2010). Pendekatan yang
33
Dalam penelitian yang terkait dengan Manajemen Risiko Klinis di
penerapannya, antara lain beban kerja yang tinggi, kurangnya sumber daya
34
C. Kerangka Teori Dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
2. Pendekatan Sistematis
a. Integrasi organisasi
b. Alokasi sumber daya
(SDM, Keuangan) Nilai, Prinsip,
c. Tujuan strategis Struktur dan
d. Tujuan operasional Komitmen
e. Tata kelola klinis
Organisasi
3. Karakteristik Struktural
Organisasi:
a. Kelas RS
b. Jenis RS
c. Status Kepemilikan RS
1. Kepemimpinan PENGARAHAN
2. Pembelajaran dan
pengembangan Kepemimpinan dan
3. Kebijakan, prosedur dan Pembimbingan
Uraian tugas tertulis
PENGORGANISASIAN
1. Ruang lingkup kewenangan
2. Partisipasi Staf
a. Peran aktif staf
b. Pembelajaran IMPLEMENTASI
c. Petugas penghubung/
Kewenangan, MANAJEMEN RISIKO
komunikasi di unit
layanan Tanggungjawab, KLINIS
Komunikasi dan
kordinasi
3. Komunikasi dan informasi
4. Pusat kordinasi
2. Pembelajaran
a. Sistem pelaporan
insiden RS
b. Sistem pelaporan Perencanaan Sistem
insiden lokal dan Program
c. Dokumentasi
35
Kerangka teori di atas merupakan modifikasi dari beberapa teori
yaitu teori Brinner, Adibi, Zaboli dan Robert Caroll. Dari keseluruhan
setiap elemen pada salah satu tahapan pada model sistem manajemen
pembimbingan
layanan
36
2. Kerangka Konsep
FAKTOR
ORGANISASIONAL:
1. Integrasi organisasi IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO KLINIS
2. Alokasi sumber daya
3. Penghubung/ TINGKAT ORGANISASI TINGKAT UNIT
Komunikasi antara
unit
4. Strategi Manajemen 1. Proses Manajemen
Risiko Klinis Risiko Klinis di tingkat
5. Pusat kordinasi 1. Proses Manajemen unit
Manajemen Risiko Risiko Klinis di tingkat 2. Komunikasi dan
Klinis RS informasi
2. Kepemimpinan 3. Dokumentasi
3. Partisipasi Staf 4. Pembelajaran dan
4. Pelatihan pengembangan
KARAKTERISTIK 5. Pelaporan insiden 5. Pelatihan
STRUKTURAL 6. Pelaporan insiden
ORGANISASI: lokal
1. Kelas RS
2. Jenis RS
3. Status Kepemilikan RS
37
D. Definisi Operasional
38
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
dengan tingkat
kemapanan rendah
2 Proses Menunjukkan Rumah sakit telah Kriteria objektif: Kuesioner dengan
Manajemen sejauh mana menetapkan tugas 1. Tingkat kemapanan 10 item pertanyaan,
Risiko Klinis di implementasi , kompetensi, implementasi tinggi pilihan jawaban
tingkat rumah proses tanggungjawab, jika minimal 50% menggunakan
sakit manajemen risiko prosedur, jawaban berada tahapan
di rumah sakit identifikasi, dan pada tahap 4 dan 5 perkembangan
evaluasi, serta 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
melibatkan pihak implementasi rendah transteoritikal,
luar untuk jika minimal 50% dengan pilihan
pengembangan jawaban berada jawaban:
Manajemen Risiko pada tahap 1-3 1. Belum dinilai
Klinis di rumah 2. Telah dinilai
sakit namun belum ada
rencana
implementasi
3. Perencanaan
dibuat untuk
dilaksanakan 12
bulan kedepan
4. Belum
terimplementasi
39
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
secara sistematis
5. Terimplentasi
dengan sistematis
atau dengan
sengaja tidak
diimplementasika
n
40
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
pengukuran- 3. Perencanaan
pengukuran yang dibuat untuk
spesifik dilaksanakan 12
bulan kedepan
4. Belum
terimplementasi
secara sistematis
5. Terimplentasi
dengan sistematis
atau dengan
sengaja tidak
diimplementasika
n
4 Partisipasi staf Menunjukkan Staf secara aktif Kriteria objektif: Kuesioner dengan 3
sejauh mana staf terlibat dalam 1. Tingkat kemapanan item pertanyaan,
rumah sakit program implementasi tinggi pilihan jawaban
berperan aktif Manajemen Risiko jika minimal 50% menggunakan
dalam mendukung Klinis seperti jawaban berada tahapan
program mengidentifikasi pada tahap 4 dan 5 perkembangan
Manajemen Risiko dan melaporkan 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
Klinis kejadian insiden implementasi rendah transteoritikal,
atau kesalahan jika minimal 50% dengan pilihan
yang terjadi, serta jawaban berada jawaban:
41
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
aktifnya pada tahap 1-3 1. Belum dinilai
pelaksanaan 2. Telah dinilai
pembahasan namun belum ada
kasus antar rencana
kelompok profesi implementasi
maupun lintas 3. Perencanaan
disiplin dibuat untuk
dilaksanakan 12
bulan kedepan
4. Belum
terimplementasi
secara sistematis
5. Terimplentasi
dengan sistematis
atau dengan
sengaja tidak
diimplementasika
n
5 Pelatihan Rumah sakit Terlaksananya Kriteria objektif: Kuesioner dengan 1
menyediakan pelatihan 1. Tingkat kemapanan item pertanyaan,
program pelatihan berkelanjutan implementasi tinggi pilihan jawaban
Manajemen Risiko mengenai jika minimal 50% menggunakan
Klinis dan Manajemen Risiko jawaban berada tahapan
42
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
keselamatan klinis dan pada tahap 4 dan 5 perkembangan
pasien bagi staf keselamatan 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
rumah sakit untuk pasien bagi staf implementasi rendah transteoritikal,
memperbaharui umah sakit secara jika minimal 50% dengan pilihan
dan meningkatkan berkala jawaban berada jawaban:
kemampuan serta pada tahap 1-3 1. Belum dinilai
keterampilan 2. Telah dinilai
namun belum ada
rencana
implementasi
3. Perencanaan
dibuat untuk
dilaksanakan 12
bulan kedepan
4. Belum
terimplementasi
secara sistematis
5. Terimplentasi
dengan sistematis
atau dengan
sengaja tidak
diimplementasika
n
43
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
6 Pelaporan Menunjukkan Rumah sakit telah Kriteria objektif: Kuesioner dengan
insiden di apakah rumah mendefinisikan 1. Tingkat kemapanan 12 item pertanyaan,
tingkat rumah sakit memiliki dan menetapkan implementasi tinggi pilihan jawaban
sakit sistem pelaporan insiden kritis yang jika minimal 50% menggunakan
untuk insiden atau harus dilaporkan jawaban berada tahapan
kesalahan yang dan hal tersebut pada tahap 4 dan 5 perkembangan
terjadi dalam terdapat dalam 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
pelayanan sistem pelaporan implementasi rendah transteoritikal,
yang jika minimal 50% dengan pilihan
terkomputerisasi. jawaban berada jawaban:
Ada umpan balik pada tahap 1-3 1. Belum dinilai
bagi staf yang 2. Telah dinilai
melaporkan namun belum ada
insiden dan rencana
insiden yang implementasi
dilaporkan 3. Perencanaan
tersebut dibuat untuk
diinformasikan dilaksanakan 12
kepada seluruh bulan kedepan
staf. Ada proses 4. Belum
analisis dan terimplementasi
monitoring dari secara sistematis
semua insiden 5. Terimplentasi
44
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
yang dilaporkan dengan sistematis
atau dengan
sengaja tidak
diimplementasika
n
7 Proses Menunjukkan Di setiap unit Kriteria objektif: Kuesioner dengan 7
Manajemen sejauh mana pelayanan telah 1. Tingkat kemapanan item pertanyaan
Risiko Klinis di implementasi ditentukan tugas, implementasi tinggi dengan
tingkat unit proses kompetensi dan jika minimal 50% menggunakan
pelayanan manajemen risiko tanggungjwab jawaban berada tahapan
di rumah sakit yang terkait pada tahap 4 dan 5 perkembangan
dengan 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
Manajemen Risiko implementasi rendah transteoritikal,
Klinis, telah jika minimal 50% dengan pilihan
dilakukan jawaban berada jawaban:
penilaian berkala pada tahap 1-3 1. Benar untuk
oleh pimpinan semua unit
yang menunjukkan 2. Benar untuk unit
komitmen mereka tertentu
terhadap 3. Direncanakan
keselamatan untuk semua unit
pasien, risiko klinis 4. Direncanakan
telah diidentifikasi untuk beberapa
45
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
dan penyebabnya unit
dianalisa secara 5. Tidak benar
sistematis, ada untuk unit
monitoring apapun
8 Komunikasi Menunjukkan Pimpinan Kriteria objektif: Kuesioner dengan 5
dan informasi sejauh mana menciptakan 1. Tingkat kemapanan item pertanyaan
rumah sakit lingkungan kerja implementasi tinggi dengan
menjalin yang mendorong jika minimal 50% menggunakan
komunikasi kejujuran dan jawaban berada tahapan
terbuka dan alur komunikasi yang pada tahap 4 dan 5 perkembangan
informasi yang terbuka, ada 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
jelas dan panduan implementasi rendah transteoritikal,
transparan untuk pemberian jika minimal 50% dengan pilihan
mendukung informasi kepada jawaban berada jawaban:
pelaksanaan pasien, ada survey pada tahap 1-3 1. Benar untuk
Manajemen Risiko pelanggan dn semua unit
Klinis sistem manajemen 2. Benar untuk unit
keluhan tertentu
3. Direncanakan
untuk semua unit
4. Direncanakan
untuk beberapa
unit
46
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
5. Tidak benar
untuk unit
apapun
9 Dokumentasi Menunjukkan Rumah sakit Kriteria objektif: Kuesioner dengan 3
sejauh mana memiliki Rekam 1. Tingkat kemapanan item pertanyaan
rumah sakit Medik elektronik implementasi tinggi dengan
memiliki sistem dan prosedur jika minimal 50% menggunakan
pendokumentasian sistematis untuk jawaban berada tahapan
memverifikasi pada tahap 4 dan 5 perkembangan
kelengkapannya. 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
Rekam Medik implementasi rendah transteoritikal,
tersebut dinalisis jika minimal 50% dengan pilihan
secara proaktif jika jawaban berada jawaban:
terdapat insiden pada tahap 1-3 1. Benar untuk
semua unit
2. Benar untuk unit
tertentu
3. Direncanakan
untuk semua unit
4. Direncanakan
untuk beberapa
unit
5. Tidak benar
47
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
untuk unit
apapun
10 Pembelajaran Pimpinan rumah Pimpinan Kriteria objektif: Kuesioner dengan 7
dan sakit menciptakan menciptakan 1. Tingkat kemapanan item pertanyaan
pengembangan lingkungan dan lingkungan kerja implementasi tinggi dengan
kondisi kerja yang yang dibutuhkan jika minimal 50% menggunakan
mendukung dan jawaban berada tahapan
terjadinya proses memperhitungkan pada tahap 4 dan 5 perkembangan
pembelajaran dari risiko klinis untuk 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
insiden yang pengembangan implementasi rendah transteoritikal,
terjadi rumah sakit. jika minimal 50% dengan pilihan
Diskusi dan survey jawaban berada jawaban:
tentang pada tahap 1-3 1. Benar untuk
keselamatan semua unit
pasien 2. Benar untuk unit
dilaksanakan tertentu
secara teratur. 3. Direncanakan
Staf yang terkait untuk semua unit
dengan insiden 4. Direncanakan
diberikan untuk beberapa
dukungan unit
emosional dan 5. Tidak benar
diberikan untuk unit
48
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
kesempatan untuk apapun
melakukan diskusi
secara pribadi.
11 Pelatihan Menunjukkan Staf mendapatkan Kriteria objektif: Kuesioner dengan 6
apakah rumah pelatihan tentang 1. Tingkat kemapanan item pertanyaan
sakit memiliki atau cara implementasi tinggi dengan
menyediakan berkomunikasi jika minimal 50% menggunakan
program pelatihan pada saat transfer jawaban berada tahapan
Manajemen Risiko pasien dan pada tahap 4 dan 5 perkembangan
Klinis bagi staf mengenai risiko 2. Tingkat kemapanan berdasarkan model
tindakan dan implementasi rendah transteoritikal,
insiden kritis, jika minimal 50% dengan pilihan
identifikasi dini jawaban berada jawaban:
insiden, kerjasama pada tahap 1-3 1. Benar untuk
efektif, dan cara semua unit
untuk 2. Benar untuk unit
mengevaluasi tertentu
kinerja mereka. 3. Direncanakan
Juga simulasi untuk semua unit
prosedur-prosedur 4. Direncanakan
yang sulit. untuk beberapa
unit
5. Tidak benar
49
No Faktor/Elemen Definisi Teori Definisi Kriteria Objektif Instrumen dan Cara
Operasional Pengukuran
untuk unit
apapun
12 Pelaporan Menunjukkan Ada sistem Kriteria objektif: Kuesioner dengan 5
insiden lokal apakah rumah pelaporan lokal di 1. Tingkat kemapanan item pertanyaan
sakit memiliki unit pelayanan dan implementasi tinggi menggunakan
sistem pelaporan staf dilatih untuk jika minimal 50% tahapan
yang berbeda di menggunakan jawaban berada perkembangan
setiap unit sistem tersebut pada tahap 4 dan 5 berdasarkan model
pelayanan jika terjadi insiden. 2. Tingkat kemapanan transteoritikal,
Ada prosedur implementasi rendah dengan pilihan
standar yang jika minimal 50% jawaban:
digunakan untuk jawaban berada 1. Benar untuk
menganalisis pada tahap 1-3 semua unit
insiden yang 2. Benar untuk unit
terjadi serta tertentu
monitoring 3. Direncanakan
terhadap untuk semua unit
pengukuran yang 4. Direncanakan
digunakan untuk beberapa
unit
5. Tidak benar
untuk unit
apapun
50
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kuantitaif dan kualitatif. Kedua metode ini dapat digabungkan melalui dua
rumah sakit dan pada tahap kedua dilakukan metode kualitatif untuk
52
memperdalam dan mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
implementasi tersebut.
dengan sumber data dan dibekali dengan teori dan wawasan yang luas
situasi sosial yang diteliti sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna.
suatu rumah sakit dan membandingkannya dengan rumah sakit lain sehingga
dapat lahir suatu kesimpulan yang dapat dijadikan panduan bagi rumah sakit
53
D. Populasi, Sampel dan Informan
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah sakit yang ada di Kota
2. Sampel
rumah sakit (A, B dan C), status kepemilikan rumah sakit (pemerintah,
e. RSB Pertiwi
f. RS Awal Bros
54
g. RS Stella Maris
h. RS UNHAS
i. RS Pelamonia
3. Responden
yang berjalan di rumah sakit serta segala seluk beluknya. Posisi yang
terkait dengan kepentingan ini adalah Ketua Komite Mutu atau Ketua Sub
Unit analisis dapat dipahami sebagai objek nyata yang akan diteliti.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah sakit. Sedangkan sumber data
merupakan Ketua Komite Mutu, Sub Komite Manajemen Risiko, atau orang
55
informasi terkait implementasi Manajemen Risiko Klinis di rumah sakit baik
data, dan cara. Dari segi cara atau teknik pengumpulan data, penelitian ini
pertemuan antara dua orang untuk saling bertukar informasi dan ide melalui
Manajemen Risiko Klinis di rumah sakit baik pada tingkat organisasi maupun
dari wawancara ini adalah untuk menggali informasi lebih dalam dari
56
Alat bantu sangat dibutuhkan agar hasil wawancara dapat terekam dengan
dan pola melakukan analisis, setiap peneliti harus mencari sendiri metode
suatu hipotesis.
57
H. Bahan dan Cara Kerja
kemudian dinilai pada tingkat organisasi rumah sakit dan unit pelayanan
58
INDEKS RS
Indeks umum untuk implementasi MRK
(total 61 pertanyaan)
INDEKS O INDEKS U
Indeks MRK pada tingkat Organisasi Indeks MRK pada tingkat Unit
Rumah Sakit Pelayanan
(total 28 pertanyaan) (total 33 pertanyaan)
INDEKS O1 INDEKS U1
Indeks untuk proses MRK yang terjadi Indeks untuk proses MRK di tingkat unit
di tingkat Organisasi Rumah Sakit pelayanan
(total 10 pertanyaan, Q11) (total 7 pertanyaan, Q16)
INDEKS O2 INDEKS U2
Indeks untuk kepemimpinan, Indeks untuk komunikasi dan informasi
partisipasi pegawai, dan pelatihan (total 5 pertanyaan, Q17)
(total 6 pertanyaan, Q12)
INDEKS U3
INDEKS O3 Indeks untuk dokumentasi
Indeks untuk pelaporan insiden di (total 3 pertanyaan, Q18)
tingkat Rumah Sakit
(total 12 pertanyaan, Q14)
INDEKS U4
Indeks untuk pembelajaran dan
pengembangan
(total 7 pertanyaan, Q19)
INDEKS U5
Indeks untuk pelatihan
(total 6 pertanyaan, Q20)
INDEKS U6
Indeks untuk pelaporan insiden lokal
(total 5 pertanyaan, Q21)
59
Indeks RS : indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari indeks O dan indeks
Indeks O : indeks MRK untuk tingkat organisasi rumah sakit, terdiri dari
Indeks O1 : indeks untuk proses MRK yang terjadi di rumah sakit, dengan
total 10 pertanyaan
total 12 pertanyaan
Indeks U : indeks MRK untuk tingkat unit pelayanan, terdiri dari indeks U1-
Indeks U1 : indeks untuk proses MRK yang terjadi di tingkat unit layanan,
pertanyaan
pertanyaan
60
Setelah dilakukan penilaian terhadap indeks-indeks tersebut, kemudian
apapun.
sistematis.
Rumah sakit yang telah mengimplementasikan MRK dan berada pada tahap
sebagai rumah sakit dengan tingkat kemapanan rendah (Briner et al., 2013).
61
misalnya faktor organisasional seperti integrasi MRK, alokasi sumber daya,
kordinasi, komunikasi antar unit dan strategi MRK serta kondisi struktural
rumah sakit yang meliputi kelas rumah sakit (A, B dan C), status kepemilikan
rumah sakit (pemerintah, swasta, TNI/Polri), dan jenis rumah sakit (umum,
wawancara.
I. Pengujian Validitas
pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian maka data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara yang
instrumen yang valid dan reliabel, mengambil sampel yang mendekati jumlah
populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang
benar. Pada penelitian ini untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel
62
valid apabila tidak ada perbedaan antara data yang dilaporkan dengan data
yang terjadi pada objek penelitian, dengan demikian untuk menguji validitas
63
comfirmability mirip dengan uji dependability sehingga pengujiannya
(Sugiyono, 2015)
Dalam penelitian ini untuk melakukan uji validitas dilakukan uji kredibilitas
melalui cara:
dapat dipastikan data dan urutan peristiwa akan terekam secara pasti dan
sistematis.
mengenai topik yang sama menunjukkan hasil yang kurang lebih serupa.
64
2. Validitas komunikatif, dilakukan melaui konfirmasi kembali data dan
dalam penelitian.
ekologi.
J. Tahapan Penelitian
yaitu tahap persiapan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
1. Tahap Persiapan
dipilih.
65
c. Memilih sampel. Penting untuk melakukan pemilihan sampel secara
b. Pengumpulan data
66
verifikasi dan penguatan-penguatan terhadap data yang diperoleh
melalui kuesioner.
gambar.
67
BAB IV
Dalam bab ini akan disajikan gambaran umum tentang responden dan
institusi rumah sakit tempat penelitian dilaksanakan serta hasil penelitian dan
A. GAMBARAN UMUM
68
atau orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab progam mutu/
Kementerian Kesehatan RI. Rumah sakit ini Kelas A dan telah meraih
Keselamatan Pasien dan Kinerja. Dalam penelitian ini nama rumah sakit
RSUD Labuang Baji. Dalam penelitian ini nama rumah sakit akan
69
3. RSUD Sayang Rakyat
tersebut (dokter spesialis). Dalam penelitian ini nama rumah sakit akan
Rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Khusus yang merupakan UPT
adalah Ketua Sub Komite Manajemen Risiko yang juga merupakan salah
70
5. RS Unhas
Rumah sakit ini adalah rumah sakit Kelas B yang berada di bawah
penelitian dilakukan, rumah sakit ini belum terakreditasi dan masih dalam
6. RS Pelamonia
(Spesialis Bedah). Dalam penelitian ini nama rumah sakit akan disingkat
dengan PL.
7. RSKIAD Pertiwi
Rumah sakit ini adalah rumah sakit khusus ibu dan anak yang
merupakan rumah sakit Kelas B. Rumah sakit ini juga telah terakeditasi
71
dengan status kelulusan Utama. Responden yang diwawancarai adalah
tersebut. Dalam penelitian ini nama rumah sakit akan disingkat dengan
PW.
8. RS Stella Maris
Rumah sakit ini adalah rumah sakit swasta dengan latar belakang
tersebut. Dalam penelitian ini nama rumah sakit akan disingkat dengan
SM.
9. RS Awal Bros
72
B. HASIL PENELITIAN
1. Tingkat Partisipasi
Jumlah 7 2 2 6 1 4 3 2
Responden (77.78) (22.22) (22.22) (66.67) (11.11) (44.44) (33.33) (22.22)
Menolak 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 9 9 9
73
sebagai rumah sakit dengan tingkat kemapanan Manajemen Risiko Klinis
dibawah ini.
74
Dari tabel di atas terlihat bahwa rumah sakit WS memiliki tingkat kemapanan
implementasi MRK yang tinggi. Hasil ini sama pada tingkat organisasi
maupun di tingkat unit pelayanan. Nilai indeks unit pelayanan (indeks U) lebih
tinggi dari nilai indeks organisasi (indeks O). Sebagian besar indeks telah
memperoleh nilai 100%, sedangkan nilai terendah terdapat pada indeks O3,
yaitu indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit dengan nilai 50%.
75
INDEKS MRK % TINGKAT
KEMAPANAN
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 50 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan - -
insiden lokal
di atas tergolong rendah. Hasil ini sama pada tingkat organisasi maupun di
tingkat unit pelayanan yang tergolong tinggi (nilai indeks ≥50%), yaitu indeks
U2, indeks U4 dan indeks U5. Nilai indeks unit (indeks U) lebih tinggi
dibandingkan dengan indeks organisasi (indeks O). Indeks yang memiliki nilai
76
INDEKS MRK % TINGKAT
KEMAPANAN
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit 14.29 Rendah
pelayanan, terdiri dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK 0 Rendah
yang sedang berjalan di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan 20 Rendah
informasi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 0 Rendah
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran 42.86 Rendah
dan pengembangan
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 0 Rendah
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan - -
insiden lokal
(indeks O). Nilai indeks tertinggi terdapat pada indeks U4, sedangkan indeks
O1, indeks O2, indeks U1, indeks U3 dan indeks U5 berada di posisi
77
INDEKS MRK % TINGKAT
KEMAPANAN
indeks O1, O2, dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK 70 Tinggi
yang sedang berjalan
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, 100 Tinggi
partisipasi pegawai dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan
58.33 Tinggi
insiden di rumah sakit
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit 60.71 Tinggi
pelayanan, terdiri dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK 42.86 Rendah
yang sedang berjalan di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan 60 Tinggi
informasi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 33.33 Rendah
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran 85.71 Tinggi
dan pengembangan
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 66.67 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan - -
insiden lokal
kemapanan implementasi MRK yang tinggi, dengan nilai indeks O lebih tinggi
50%, yaitu indeks U1 dan indeks U3, namun secara keseluruhan pada indeks
78
Tabel 7. Tingkat Kemapanan Manajemen Risiko Klinis di Rumah Sakit AB
didapatkan pada indeks O2, indeks U1, indeks U2 dan indeks U4 dengan
79
nilai masing-masing 100%, sedangkan nilai terendah ada pada indeks U5
implementasi MRK yang tinggi. Nilai ini sama ditemukan pada tingkat
80
organisasi maupun pada tingkat unit pelayanan, dengan nilai indeks
(indeks U). Nilai tertinggi didapatkan pada indeks O1 dan O2 dengan nilai
33.33%.
81
INDEKS MRK % TINGKAT
KEMAPANAN
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan - -
insiden lokal
Hasil ini diperoleh pada tingkat organisasi maupun pada tingkat unit
pelayanan yang masing-masing memiliki nilai indeks lebih dari 50%. Nilai
didapatkan pada indeks U1, indeks U2, indeks U4 dan indeks U5, sedangkan
82
INDEKS MRK % TINGKAT
KEMAPANAN
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan 100 Tinggi
informasi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 100 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran 100 Tinggi
dan pengembangan
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 100 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan - -
insiden lokal
Dari tabel di atas terlihat bahwa rumah sakit SM memiliki tingkat kemapanan
implementasi MRK yang tinggi, baik pada tingkat organisasi maupun pada
tingkat unit pelayanan. Nilai indeks unit pelayanan (indeks U) lebih tinggi
dibandingkan indeks organisasi (indeks O), dengan nilai tertinggi pada indeks
83
INDEKS MRK % TINGKAT
KEMAPANAN
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan 91.67 Tinggi
insiden di rumah sakit
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit 96.43 Tinggi
pelayanan, terdiri dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK 100 Tinggi
yang sedang berjalan di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan 100 Tinggi
informasi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 100 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran 100 Tinggi
dan pengembangan
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 83.33 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan - -
insiden lokal
dengan nilai indeks organisasi (iindeks O). Baik indeks O maupun indeks U
memiliki nilai yang lebh dari 50% dan terkategorikan memiliki kemapanan
implementasi MRK yang tinggi. Nilai tertinggi terdapat pada indeks O2,
pelaporan insiden lokal tidak dilakukan penilaian pada semua rumah sakit
rumah sakit maupun pada tingkat unit layanan. Sehingga pertanyaan pada
84
total pertanyaan pada Indeks RS menjadi 56 pertanyaan dari semula 61
85
INDEKS MRK NILAI INDEKS (%)
WS LB SR TC AB UH PL SM PW
pelayanan, terdiri
dari indeks U1
sampai U6
- Indeks U1, 100 14.29 0 42.86 100 71.43 100 100 100
indeks untuk
proses MRK
yang sedang
berjalan di unit
pelayanan
- Indeks U2, 100 60 20 60 100 80 100 100 100
indeks untuk
komunikasi dan
informasi
- Indeks U3, 100 33.33 0 33.33 66.67 33.33 66.67 100 100
indeks untuk
dokumentasi
- Indeks U4, 100 57.14 42.86 85.71 100 85.71 100 100 100
indeks untuk
pembelajaran
dan
pengembangan
- Indeks U5, 83.33 50 0 66.67 50 83.33 100 100 83.33
indeks untuk
pelatihan
- Indeks U6, - - - - - - - - -
indeks untuk
pelaporan
insiden lokal
Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat bahwa terdapat 7 (tujuh) rumah
sakit yang memiliki tingkat implementasi MRK yang tinggi (nilai indeks RS
≥50%) yaitu WS, TC, AB, RSP, PL, M dan PW, sedangkan 2 (dua) rumah
(nilai indeks RS ≤50%), yaitu LB dan SR. Persentase jumlah rumah sakit
86
Tabel 13. Persentase Jumlah Rumah Sakit Responden BerdasarkanTingkat
Kemapanan Manajemen Risiko Klinis
TINGKAT KEMAPANAN
MRK
INDEKS MRK TINGGI RENDAH
(stage 4-5) (stage 1-3)
n (%) n (%)
Indeks RS, indeks umum untuk rumah sakit, terdiri 7 (77.78%) 2 (22.22%)
dari indeks O dan indeks U
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat 7 (77.78%) 2 (22.22%)
organisasi rumah sakit, terdiri dari indeks O1, O2,
dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang 7 (77.78%) 2 (22.22%)
sedang berjalan
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, 7 (77.78%) 2 (22.22%)
partisipasi pegawai dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di 7 (77.78%) 2 (22.22%)
rumah sakit
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit 7 (77.78%) 2 (22.22%)
pelayanan, terdiri dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang 6 (66.67%) 3 (33.33%)
sedang berjalan di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan 8 (88.89%) 1 (11.11%)
informasi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 5 (55.56%) 4 (44.44%)
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan 8 (88.89%) 1 (11.11%)
pengembangan
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 8 (88.89%) 1 (11.11%)
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden - -
lokal
(sembilan) rumah sakit responden terdapat 7 (tujuh) rumah sakit yang berada
pada tingkat implementasi Manajemen Risiko Klinis yang tinggi dan 2 (dua)
87
rumah sakit lainnya dikategorkan rendah pada indeks umum (indeks RS).
Hasil ini terdapat pada tingkat organisasi (Indeks O) maupun pada tingkat
unit pelayanan (Indeks U). Pada tingkat organisasi (indeks O), sebaran
(tujuh) rumah sakit pada kategori tinggi dan 2 (dua) rumah sakit pada
yang tinggi dan 1 (satu) rumah sakit terkategorikan rendah. Pada indeks U3
yang merupakan indeks untuk dokumentasi, ada 5 (lima) rumah sakit yang
rumah sakit yang memiliki tingkat implementasi MRK yang tinggi dan rendah
88
Tabel 14. Perbandingan Rata-rata Nilai Indeks Pada Rumah Sakit dengan
Level Implementasi MRK Tinggi dan Rendah
Rata-rata (%)
INDEKS MRK
Tinggi Rendah
Indeks RS, indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari indeks 87.24 19.65
O dan indeks U
Tingkat RS 87.25 10.72
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi
rumah sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang 90 0
berjalan
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi 97.62 0
pegawai dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah 79.76 25
sakit
Tingkat Unit Pelayanan 87.24 28.49
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan,
terdiri dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang 87.76 7.15
berjalan di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 91.43 40
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 71.43 16.67
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan 95.92 50
pengembangan
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 80.95 25
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal - -
89
Pada tabel di atas terlihat perbedaan antara setiap indeks pada rumah sakit
dengan tingkat implementasi MRK yang tinggi dan rendah. Perbedaan nilai
indeks rumah sakit secara umum cukup besar, dengan perbedaan pada
(indeks U). Pada Tingkat rumah sakit, perbedaan terbesar terlihat pada
keseluruhan indeks, baik pada tingkat rumah sakit maupun unit pelayanan,
kemudian disusul dengan indeks O1 yaitu indeks untuk proses MRK yang
sedang berjalan, dan terakhir indeks O3 yaitu indeks untuk pelaporan insiden
terlihat pada indeks U1 yaitu indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan
dari semua indeks yang dinilai. Untuk perbandingan nilai indeks antara
rumah sakit yang berada pada kategori implementasi MRK yang tinggi dan
90
Tabel 15. Nilai Indeks MRK pada Rumah Sakit dengan Tingkat
Implementasi MRK Tinggi
INDEKS MRK NILAI INDEKS (%) RATA-
RATA
WS TC AB UH PL SM PW
(%)
Indeks RS, indeks 87.5 66.07 87.5 85.71 92.86 96.43 94.64 87.24
untuk
kepemimpinan,
partisipasi pegawai
dan pelatihan
- Indeks O3, indeks 50 58.33 83.33 91.67 91.67 91.67 91.67 79.76
untuk pelaporan
insiden di rumah
sakit
Tingkat Unit Pelayanan 96.43 60.71 85.71 75 96.43 100 96.43 87.24
91
INDEKS MRK NILAI INDEKS (%) RATA-
RATA
WS TC AB UH PL SM PW
(%)
sampai U6
- Indeks U1, indeks 100 42.86 100 71.43 100 100 100 87.76
untuk komunikasi
dan informasi
- Indeks U3, indeks 100 33.33 66.67 33.33 66.67 100 100 71.43
untuk dokumentasi
- Indeks U4, indeks 100 85.71 100 85.71 100 100 100 95.92
untuk pembelajaran
dan pengembangan
- Indeks U5, indeks 83.33 66.67 50 83.33 100 100 83.33 80.95
untuk pelatihan
- Indeks U6, indeks - - - - - - - -
untuk pelaporan
insiden lokal
Tabel 16. Nilai Indeks MRK pada Rumah Sakit dengan Tingkat Implementasi
MRK Rendah
NILAI INDEKS (%)
INDEKS MRK RATA-
LB SR RATA (%)
Indeks RS, indeks umum untuk rumah sakit, terdiri 30.36 8.93 19.65
dari indeks O dan indeks U
Tingkat RS 17.86 3.57 10.72
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat
organisasi rumah sakit, terdiri dari indeks O1, O2,
dan O3
92
NILAI INDEKS (%)
INDEKS MRK RATA-
LB SR RATA (%)
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang 0 0 0
sedang berjalan
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, 0 0 0
partisipasi pegawai dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di 41.67 8.33 25
rumah sakit
Tingkat Unit Pelayanan 42.86 14.29 28.49
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit
pelayanan, terdiri dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang 14.29 0 7.15
sedang berjalan di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan 60 20 40
informasi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 33.33 0 16.67
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan 57.14 42.86 50
pengembangan
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 50 0 25
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal - - -
Pada kedua tabel di atas terlihat bahwa diantara 7 (tujuh) rumah sakit yang
memiliki level implementasi MRK yang tinggi, nilai indeks O dan indeks U
rumah sakit yang memiliki implementasi MRK yang rendah, yaitu mereka
dengan nilai indeks U yang lebih besar. Meskipun pada level MRK tinggi
terdapat tiga rumah sakit dengan nilai indeks O yang lebih tinggi dari nilai
indeks U-nya, yaitu TC, AB dan RSP, sedangkan empat rumah sakit lainnya
93
yaitu WS, PL, SM dan PW memiliki nilai indeks U yang lebih tinggi dari nilai
tinggi dibandingkan indeks U. Hal ini berbeda pada rumah sakit yang memiliki
level implementasi MRK rendah, dimana nilai indeks O-nya lebih rendah
JENIS RS
TINGKAT KEMAPANAN MRK UMUM KHUSUS
n % n %
Tinggi 5 55.56 2 22.22
Rendah 2 22.22 0 0
TOTAL 7 77.78 2 22.22
Berdasarkan jenis rumah sakit, dari 7 rumah sakit dengan tingkat kemapanan
MRK tinggi, 5 merupakan rumah sakit umum dan 2 adalah rumah sakit
94
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 7 rumah sakit yang memiliki tingkat
kemapanan MRK tinggi, 2 merupakan rumah sakit kelas A dan 5 rumah sakit
rendah, 1 diantaranya rumah sakit kelas B dan 1 adalah rumah sakit kelas C.
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 7 rumah sakit dengan tingkat
rumah sakit milik pemerintah daerah dan 2 rumah sakit swasta, sedangkan
95
Tabel di atas menunjukkan data bahwa dari 7 rumah sakit dengan tingkat
3. Hasil Wawancara
Klinis pada rumah sakit di Kota Makassar, tujuan lain dari penelitian ini
sakit.
a. Kondisi riil implementasi MRK yang ada saat ini di rumah sakit
96
c. Kebutuhan yang dirasa paling prioritas dalam menunjang
atau orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program mutu atau
manajemen risiko.
wawancara berikut:
97
“…..bagi kami, kebijakan corporate lah yang sangat mempengaruhi
jalannya organisasi, apapun itu…” (AB)
Jawaban dari para responden dapat dilihat pada content analysis berikut:
WS
LB
Kebijakan strategis RS
SR
Komitmen
TC
AB Pengetahuan staf
PW
98
Dari analisis di atas terlihat bahwa lima responden menganggap bahwa
bahwa MRK di tempat mereka sudah terorganisir dan proses MRK sudah
99
“….secara struktur organisasi sudah berjalan dengan baik tetapi personel
masih merangkap jabatan karena yang purna waktu hanya 1 orang….” (PL)
“…..kalau dari segi pengorganisasian kami rasa sudah cukup, namun dari
implementasinya masih kurang karena adanya keterbatasan SDM yang tidak
full time….” (PW)
“….di tempat kami sistem ini sudah berjalan secara sistematis, pertemuan
pun sudah teratur dilakukan pada setiap tanggal 15 meskipun jumlah peserta
yang datang berpartisipasi masih kurang, hanya sekitar 5-6 orang dari total
30 orang, ini disebabkan karena mereka masih sibuk dengan pelayanan
sebagai tupoksi utama mereka…..” (RSP)
“…..MRK belum berjalan di rumah sakit kami, belum terstruktur. Kami masih
perlu untuk menyamakan persepsi tentang MRK terhadap semua pihak….”
(LB)
“….harus kami akui bahwa hal ini belum berjalan di rumah sakit kami….”
(SR)
Content analysis dari jawaban responden dapat dilhat dalam gambar berikut:
100
WS
LB
Ada struktur
SR
PW
Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden sudah
mengenai tujuan strategis terkait MRK yang dianggap paling penting oleh
101
responden. Pertanyaan ini bertujuan untuk menggali informasi terkait
102
WS
LB Peningkatan keselamatan
pasien
SR
Peningkatan pengetahuan
staf
TC
UH
Peningkatan komitmen
PL
SM
PW
Berdasarkan bagan di atas dapat dilhat bahwa variasi jawaban dari para
menggali informasi terkait kebijakan yang sedang atau akan di ambil untuk
103
mendukung implementasi MRK di rumah sakit. Jawaban para responden
untuk pertanyaan ini sangat beragam, hanya tiga responden yang memiliki
“……semua staf harus mengerti dan paham tentang risiko dan paham
tentang pelaporan risiko dan insiden…..” (TC)
“…. Identifikasi area yang berisiko dan identifikasi staf atau kelompok yang
berisiko….” (LB)
104
Analisa jawaban responden dapat dilihat dalam bagan berikut:
LB
Identifikasi risiko
SR
Peningkatan pengetahuan
staf
TC
UH
Integrasi SIMRS
PL
Pelaporan insiden
SM
pengetahuan staf adalah tujuan operasional yang paling penting yang ingin
105
Jawaban responden mengerucut pada empat fungsi, yaitu pencegahan
Content analysis dari jawaban ini dapat dilihat pada bagan berikut:
106
WS
LB
Pencegahan insiden
SR
Identifikasi risiko
TC
AB Pelaporan insiden
UH
Monitoring
PL
SM
PW
yaitu lima responden, menjawab identifikasi risiko sebagai fungsi MRK yang
kelompok staf yang manakah pelatihan MRK dan keselamatan pasien lebih
107
diberikan oleh para responden seperti yang terlihat dalam kutipan wawancara
berikut:
“….perawat, karena mereka yang lebih banyak dan lebih sering bersentuhan
langsung dengan pasien….” (SR)
“…..harusnya kepada seluruh staf, namun prioritas utama adalah staf medis,
yaitu dokter, perawat dan bidan…” (RSP)
WS
Manajemen
LB
Dokter
SR
TC Perawat
AB
Bidan
UH
PL Semua PPA
SM
Semua pegawai
PW
108
Dari bagan di atas terlihat bahwa lima responden menjawab dokter, empat
semua pegawai.
“……adanya arah yang jelas dan sudah dilaluinya peran manajemen risiko
secara internasional, dukungan pimpinan, sudah adanya struktur dan
proses…” (WS)
109
“…. Kami sudah memiliki struktur, sudah ada pedoman untuk implementasi,
tinggal ditingkatkan….” (SM)
“…..kekuatan kami adalah bahwa kami sudah memiliki sistem pelaporan yang
berjalan dengan baik dan kami telah memiliki champion mutu, PPI dan
patient safety di unit-unit….” (PW)
WS
SR
Komitmen dan dukungan
pimpinan
TC
Tidak ada
SM
PW
Dari bagan di atas terlihat bahwa ada lima variasi jawaban, dimana jawaban
terbanyak adalah adanya kebijakan yang mendukung, hal ini diutarakan oleh
110
bahwa adanya staf yang terlatih dan motivasi menjadi kekuatan mereka
“…..harus ada komitmen yang sama dari semua pihak, baik itu pimpinan
sampai ke staf biasa…..” (SR)
“…..harus ada staf permanen yang mengurusi masalah manajemen mutu dan
risiko, sehingga mereka bisa lebih fokus dan tidak terbagi dengan tupoksi
utama mereka. Sosialisasi kepada seluruh pegawai juga harus selalu
dilakukan untuk menjamin kesamaan persepsi dan komitmen….” (TC)
“….saya kira kami membutuhkan adanya tenaga yang full time untuk
mengurusi masalah ini dan pelatihan kepada seluruh staf terkait manajemen
risiko….” (AB)
111
“…..kami sangat membutuhkan tenaga yang full time untuk mengurusi hal
ini…” (PW)
WS Data
LB Pengetahuan
SR Pelatihan
TC
Komitmen
AB
SDM
UH
PL Dana
ST
Evaluasi
PT
sakit. Variasi jawaban dari pertanyaan ini hanya dua, yaitu menggunakan
112
dan yang tidak memilki sistem pelaporan insiden. Delapan responden
WS
LB
SR
Standar KARS/KEMENKES
TC
AB Tidak ada
UH
PL
SM
PW
113
Pertanyaan kesepuluh hampir serupa dengan pertanyaan
dalam tingkat unit pelayanan. Pertanyaan ini ingin menggali informasi apakah
pelayanan.
“….belum ada sistem pelaporan insiden, baik itu di tingkat rumah sakit
apalagi di tingkat unit layanan….” (SR)
Content analysis dari pertanyaan ini dapat dilihat pada bagan berikut:
114
WS
LB
SR
AB Tidak ada
UH
PL
SM
PW
115
WS
LB
PL
SM
PW
C. PEMBAHASAN
untuk setiap indeks penilaian, dan pada tabel 4 dapat dilihat rekapan nilai
bahwa dari 9 rumah sakit yang diteliti, 7 rumah sakit berada pada tingkat
116
5. WS (nilai indeks RS 87,5)
implementasi MRK yang tinggi. Hasil ini bisa dikatakan cukup baik untuk
Penelitian yang dilakukan oleh Matthias Briner dkk di Swiss pada tahun 2012
tentang penerapan MRK di rumah sakit, hanya terdapat 70,1% (68 dari 97)
rumah sakit yang memiliki tingkat kemapanan MRK tinggi (Briner et al.,
rumah sakit masih sangat rendah dan berada jauh di bawah standar
implementasi MRK masih berada pada tingkat moderat (Zaboli et al., 2011),
117
pembanding pada penelitian ini menjadi kesulitan tersendiri untuk bisa lebih
penelitian lain yang berfokus pada MRK juga mengalami kesulitan serupa,
seperti di Swiss dan Iran (Briner et al., 2013). Meskipun jumlah sampel
penelitian ini hanya sekitar 18,75% dari keseluruhan rumah sakit di Kota
Makassar yang total berjumlah 48 rumah sakit yang terdiri dari 22 rumah sakit
(Dinkes, 2016).
MRK yang rendah keduanya merupakan Rumah Sakit Umum. Dari hasil ini
implementasi MRK yang tinggi, dan demikian pula dengan Rumah Sakit
tinggi, sehingga tidak jelas terlihat pengaruh faktor jenis pelayanan rumah
118
pengamatan peneliti, jenis pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit
Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus”, pada pasal 1 ayat 2 dijelaskan
bahwa “Rumah sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit” dan pada ayat 3
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
sakit berdasarkan jenis pelayanan ini hanya berfokus pada pelayanan utama
yang diberikan oleh rumah sakit bersangkutan. Hasil ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Matthias Briner dkk pada Tahun 2012 yang
119
Pada tabel 10 terlihat bahwa dari 7 rumah sakit yang memiliki tingkat
dan 5 merupakan rumah sakit kelas B, sedangkan untuk 2 rumah sakit yang
rumah sakit kelas B dan 1 lagi merupakan rumah sakit kelas C. semua rumah
MRK yang tinggi, mayoritas rumah sakit kelas B juga memiliki tingkat
rumah sakit dengan kelas yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat
implementasi MRK yang lebih baik. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian
Matthias Briner pada tahun 2012 yang mengatakan bahwa tidak ada
penetapan kelas. Jadi sebenarnya perbedaan kelas ini hanya terletak pada
standar kualitas pelayanan yang diberikan. Walaupun demikian hal ini secara
120
tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pelayanan di rumah sakit,
sakit ini juga akan tinggi, bahwa rumah sakit kelas A mampu memberikan
sakit lain. Sehingga dapat dikatakan, berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa
Rumah sakit kelas A dengan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi, sumber
daya yang lebih besar dan status kepemilikan oleh pemerintah pusat memiliki
manajemen yang lebih baik dalam hal Manajemen Risiko Klinis. Hal ini bisa
dimana indikator yang digunakan adalah jumlah tempat tidur sesuai dengan
yang ditetapakan oleh Asosiasi Rumah Sakit Swiss dan bahwa penerapan
rumah sakit pemerintah yang berstatus kepemilikan pusat dan rumah sakit
MRK yang tinggi, sebagaimana tergambar pada tabel 11. 4 rumah sakit yang
121
Kementerian Riset dan Dikti, dan milik TNI AD. Hal ini mungkin berhubungan
pada manajemen yang lebih baik, atau pada RS TNI yang memiliki sistem
merupakan rumah sakit milik TN AD, yang menjadi kekuatan mereka dalam
c. Menyukai formalitas
e. Lebih tertutup terhadap saran dan kritik dari bawahan (Soesanto and
Efendy, 2017)
terutama di antara para pegawai dengan latar belakang non militer atau sipil
karena sifatnya yang kaku serta komunikasi yang terkadang bersifat satu
namun demikian, dalam gaya kepemimpinan militeristik ini juga terdapat hal
positif dalam pencapaian misi dan visi serta tujuan organisasi. Selain
122
terdapatnya faktor kepatuhan, disiplin dan sistem komando, gaya
Rumah sakit UPT Vertikal memiliki rentang birokrasi yang lebih pendek
Kebijakan tersebut dan Komitmen Pemerintah Pusat lebih dapat terbaca dan
terserap dengan maksimal. Hal ini lebih ditekankan lagi pada hasil
sakit. Faktor tersebut juga berpengaruh di rumah sakit swasta, yang mana
manajemen dan operasional rumah sakit. Ditambah lagi untuk rumah sakit
swasta, tuntutan untuk menjaga kualitas layanan merupakan suatu hal yang
mutlak untuk bisa unggul dan bertahan dari para kompetitor, dan untuk
antara rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah dan bahwa persepsi
123
dibandingkan rumah sakit pemerintah (Yousapronpaiboon and Johnson,
2013), demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Irfan dkk di Pakistan
menganggap bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit swasta lebih
baik dibandingkan dengan rumah sakit pemerintah (Irfan and Ijaz, 2011).
Penelitian ini juga sejalan dengan kondisi yang terjadi di Mesir, dimana
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit swasta dianggap lebih
baik dibandingkan dengan rumah sakit pemerintah (Mostafa, 2005), dan juga
sakit swasta harus melakukan upaya yang lebih baik dibandingkan dengan
rumah sakit pemerintah untuk menjaga kualitas mutu dan pelayanan yang
finansial, seperti halnya organisasi swasta lainnya. Oleh karena itu maka
rumah sakit swasta lebih fokus dalam pemenuhan kebutuhan pasien dan
kesehatan yang maksimal bagi pasiennya. Selain itu, pada rumah sakit
kepedulian yang lebih tentang mutu pelayanan yang mereka berikan (Irfan
124
and Ijaz, 2011). Namun hasil ini menunjukkan perbedaan dengan penelitian
2013). Hal ini mungkin dapat dijelaskan bahwa dibandingkan data penelitian
sudah lebih maju sehingga semua rumah sakit sudah mampu menerapkan
standar dengan motivasi dan semangat yang sama, baik pada rumah sakit
Jika dilihat dari status akreditasi, semua rumah sakit yang memiliki
tingkat kemapanan MRK yang rendah adalah rumah sakit yang belum
namun rumah sakit ini sedang dalam proses mempersiapkan akreditasi dan
KARS. Dalam penelitian ini jelas terlihat bahwa status akreditasi memberikan
125
akreditasi dan kinerja klinis di rumah sakit (Braithwaite et al., 2010). Hal ini
yang bekerja di rumah sakit yang telah terakreditasi memiliki persepsi yang
al., 2011). Meskipun dalam penelitian ini terdapat satu rumah sakit dengan
tingkat implementasi MRK yang tinggi namun belum terakreditasi tapi rumah
sakit tersebut sedang dalam proses persiapan akreditasi, yang berarti bahwa
126
tingkat kemapanan Implementasi MRK sulit untuk dicari referensinya, namun
Indonesia proses akreditasi rumah sakit telah berlangsung sejak tahun 1995,
belum mencapai 60% (Kemenkes, 2011). Hingga pada Tahun 2009 melalui
Kemudian hal ini lebih dipertegas dalam era JKN di Tahun 2014 yang bahkan
terakreditasi.
13, dari sembilan rumah sakit yang diteliti, 7 (77,78%) diantaranya berada
yang berada pada level implementasi MRK yang tinggi dan rendah sama
pada semua indeks penilaian, baik pada indeks organisasi (O) hingga ke
127
indeks O1, O2 dan O3, yaitu 7 (tujuh) rumah sakit berada pada level tinggi
dan 2 (dua) berada pada level rendah. Hasil yang sama juga didapatkan
pada tingkat unit pelayanan (indeks U), yaitu 7 (tujuh) rumah sakit berada
pada level tinggi dan 2 (dua) berada pada level rendah, namun distribusinya
pada setiap indeks turunan cukup bervariasi. Pada indeks U1 tentang proses
MRK yang sedang berjalan di tingkat unit pelayanan, 6 (enam) rumah sakit
berada pada level implementasi MRK yang tinggi, sedangkan 3 (tiga) lainnya
berada dalam level yang rendah. Pada indeks U2 tentang komunikasi dan
8 juga terlihat bahwa diantara 7 (tujuh) rumah sakit yang memiliki tingkat
kemapanan implementasi MRK yang tinggi, nilai indeks O dan indeks U tidak
MRK yang rendah, yaitu mereka menunjukkan perbedaan yang cukup besar
antara indeks O dan indeks U yaitu sebesar 17,77 dengan nilai indeks U
yang lebih besar. Meskipun pada level MRK tinggi terdapat tiga rumah sakit
dengan nilai indeks O yang lebih tinggi dari nilai indeks U-nya, sedangkan
128
empat rumah sakit lainnya memiliki nilai indeks U yang lebih tinggi dari nilai
tinggi dibandingkan indeks U. Hal ini berbeda pada rumah sakit yang memiliki
level implementasi MRK rendah, dimana nilai indeks O-nya lebih rendah
dibandingkan nilai indeks U. Dari data ini terlihat bahwa indeks O dapat
umum, sehingga berdasarkan hasil ini dapat dikatakan bahwa yang paling
indeks O yang merupakan indeks MRK pada tingkat organisasi rumah sakit,
dalam tingkat organisasi dan pelaporan insiden. Hasil serupa juga didapatkan
secara umum pada tingkat rumah sakit sama dengan gambaran kemapanan
implementasi MRK pada tingkat organisasi, baik pada indeks O, O1, O2 dan
tingkat unit pelayanan yang memiliki hasi yang bervariasi pada setiap
indeksnya (Briner et al., 2013). Hasil ini juga diperkuat dalam wawancara
pengetahuan staf dan arah kebijakan, dimana semua faktor ini merupakan
129
salah satu indikator yang diukur dan berada dalam indeks organisasi (indeks
O).
pada tingkat organisasi (indeks O), indeks yang memiliki nilai rata-rata
yang merupakan indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan di tingkat
rumah sakit dengan nilai 90 dan terakhir adalah indeks O3 yang merupakan
indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit dengan nilai 79,76. Hal
bahwa selisih nilai indeks terbesar terdapat pada indeks O2, kemudian O1
dan O3. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya kebijakan dalam rumah sakit
terhadap program MRK, partisipasi pegawai dan pelatihan terkait MRK yang
diberikan kepadai pegawai rumah sakit memberikan dampak positif dan daya
130
organisasi yang mendukung MRK, mengalokasikan sumber daya,
indeks O2 yang tinggi pada tingkat organisasi, namun hal ini berbeda pada
bersifat kaku serta komunikasi yang terkadang bersifat satu arah dapat
menjelaskan hal ini, bahwa meskipun gaya kepemimpinan ini kurang populer
namun dapat menimbulkan kepatuhan dalam pencapaian misi dan visi serta
hal ini ditemukan seragam pada semua rumah sakit responden. Nilai untuk
131
indeks lainnya sangat bervariatif. Jika perbedaan antara indeks O dan indeks
tidak terlalu berbeda, hal sebaliknya ditemukan pada rumah sakit dengan
tingkat implementasi MRK rendah, yang nilai indeks O nya jauh lebih kecil
sakit yang sejenis yaitu PW justru memiliki nilai indeks RS yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda di atara rumah sakit tersebut,
salah satunya adalah status PW yang telah terakreditasi sejak tahun 2015,
mendapatkan nilai 0.
132
penilaian dan pemahaman perawat, dan berdampak pada peningkatan
2012).
strategis yang dapat diambil terkait dengan hal ini antara lain
program MRK di rumah sakit, memastikan bahwa seluruh staf telah memiliki
antara rumah sakit dengan tingkat implementasi MRK yang tinggi dan rendah
adalah pada indeks U1 yang merupakan indeks untuk proses MRK yang
133
berturut-turut diikuti oleh indeks U5 yang merupakan indeks untuk pelatihan
selisih nilai 54,76, indeks U2 yang merupakan indeks untuk komunikasi dan
informasi dengan selisih nilai 51,43 dan terakhir adalah indeks U4 yaitu
Kembali lagi bahwa faktor pelatihan yang terkait dengan pengetahuan staf
sakit.
kata kunci yang dapat dianggap sebagai faktor yang berpengaruh. Komitmen,
134
dukungannya terhadap MRK, memberdayakan seluruh staf untuk
Matthias Briner di Swiss pada tahun 2012 yang menyimpulkan bahwa salah
merupakan suatu kebijakan (Briner et al., 2013). Hal ini juga jelas terlihat
pada nilai indeks O2, yang telah di bahas di atas, yang merupakan indeks
indeks ini menunjukkan perbedaan yang sangat besar antara rumah sakit
dengan tingkat impelementasi MRK yang tinggi dan rendah. Dan sebagian
135
partisipasi staf dalam mendukung dan menjalankan program-program MRK,
Perawat. Untuk kelompok Manajemen, hal ini sangat selaras dengan temuan
di rumah sakit, dan komitmen ini akan muncul jika didasari dengan
tentang berbagai aspek MRK dan mendorong staf lainnya untuk melakukan
hal yang sama (Farokhzadian et al., 2015). Kelompok staf lain yang dipilih
tentang MRK adalah Dokter dan Perawat. Hal ini sangat wajar mengingat
dengan MRK, sehingga profesi Dokter dan Perawat harus dibekali dengan
136
pengetahuan tentang MRK yang akan digunakan dalam menjaga kualitas
merupakan suatu legenda dalam dunia kesehatan. Jika rumah sakit ingin
dan keselamatan pasien tidak akan sukses menjalankan tugasnya jika dokter
2010). Jadi pengetahuan tentang MRK bagi Manajemen penting dalam hal
MRK yang tinggi memiliki struktur organisasi yang telah mengakomodir MRK,
5 rumah sakit memiliki sub komite manajemen risiko yang merupakan bagian
dari Komite Mutu ataupun PMKP, sedangkan 2 rumah sakit lainnya meskipun
137
tidak memiliki sub komite manajemen risiko namun tupoksi manajemen risiko
sakit yang memiliki tingkat kemapanan implementasi MRK yang rendah tidak
mengintegrasikan tupoksi MRK pada sub komite atau bagian lain. Dari hasil
sakit, meskipun posisi ini berada pada struktur yang berbeda dalam
integrasinya dengan organisasi rumah sakit, posisi ini dapat berada pada
posisi ini dalam struktur organisasi rumah sakit tidak memiliki pengaruh sama
sekali (Briner et al., 2013). Hasil ini berbeda dengan penelitian yang
Perbedaan ini terletak pada detail posisi dan struktur organisasi yang dinilai.
138
statistik untuk melihat hubungan posisi ini dengan tingkat kemapanan
Penelitian ini sendiri cenderung kepada hasil yang diperoleh oleh Briner,
rumah sakit dan terkait dengan komunikasi dan informasi pada tingkat unit
pelayanan.
dari 7 rumah sakit dengan tingkat kemapanan implementasi MRK yang tinggi
hanya 4 rumah sakit yang memiliki tenaga permanen untuk hal tersebut.
Sebagian besar pegawai yang bertugas di Komite Mutu ataupun unit lain
yang bertanggungjawab terhadap hal ini adalah pegawai yang juga memiliki
139
pegawai yang ditempatkan sebagai penanggungjawab program MRK
tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian Zaboli yang menunjukkan bahwa
(Zaboli et al., 2011), demikian pula penelitian Matthias Briner yang tidak
khusus. Hal ini dapat dijelaskan sebagai salah satu upaya optimalisasi
secara permanen bertugas mengurusi MRK maka proses MRK yang berjalan
D. IMPLIKASI MANAJERIAL
140
manajemen risiko klinis dalam upaya peningkatan keselamatan pasien.
Komitmen ini harus merata mulai dari pihak manajemen hingga seluruh
141
E. KETERBATASAN PENELITIAN
Makassar
142
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
sakit.
143
B. SARAN
pasien.
program ini. Posisi ini dapat berdiri sendiri, terintegrasi dalam Komite
144
Mutu, jabatan struktural, maupun pada struktur organisasi rumah sakit
lainnya
yang jelas.
mendapatkan data yang lebih akurat dan detail mengenai faktor kunci
145
DAFTAR PUSTAKA
ADIBI, H., KHALESI, N., RAVAGHI, H., JAFARI, M. & JEDDIAN, A. R. 2012.
Development of an effective risk management system in a teaching
hospital. Journal of Diabetes and Metabolic Disorders, 11, 1-7.
ANDALEEB, S. S. 2000. Public and private hospitals in Bangladesh: service
quality and predictors of hospital choice. Health policy and planning,
15, 95-102.
BRAITHWAITE, J., GREENFIELD, D., WESTBROOK, J., PAWSEY, M.,
WESTBROOK, M., GIBBERD, R., NAYLOR, J., NATHAN, S.,
ROBINSON, M., RUNCIMAN, B., JACKSON, M., TRAVAGLIA, J.,
JOHNSTON, B., YEN, D., MCDONALD, H., LOW, L., REDMAN, S.,
JOHNSON, B., CORBETT, A., HENNESSY, D., CLARK, J. &
LANCASTER, J. 2010. Health service accreditation as a predictor of
clinical and organisational performance: a blinded, random, stratified
study. Quality and Safety in Health Care, 19, 14-21.
BRINER, M., KESSLER, O., PFEIFFER, Y., WEHNER, T. & MANSER, T.
2010. Assessing hospitals' clinical risk management: Development of a
monitoring instrument. BMC Health Services Research, 10, 1-11.
BRINER, M., MANSER, T. & KESSLER, O. 2013. Clinical risk management in
hospitals: strategy, central coordination and dialogue as key enablers.
Journal of evaluation in clinical practice, 19, 363-369.
CARROLL, R. 2009. Risk management handbook for health care
organizations, John Wiley & Sons.
DEHNAVIEH, R., EBRAHIMIPOUR, H., JAFARI ZADEH, M., DIANAT, M.,
NOORI HEKMAT, S. & MEHROLHASSANI, M. H. 2013. Clinical
governance: The challenges of implementation in Iran. International
Journal of Hospital Research, 2, 1-10.
DINKES 2016. Profil Kesehatan Kota Makassar, Dinas Kesehatan Kota
Makassar.
EL-JARDALI, F., DIMASSI, H., JAMAL, D., JAAFAR, M. & HEMADEH, N.
2011. Predictors and outcomes of patient safety culture in hospitals.
BMC Health Services Research, 11, 1.
FAROKHZADIAN, J., NAYERI, N. D. & BORHANI, F. 2015. Assessment of
Clinical Risk Management System in Hospitals: An Approach for
Quality Improvement. Global journal of health science, 7, 294.
GOESCHEL, C. A., WACHTER, R. M. & PRONOVOST, P. J. 2010.
Responsibility for quality improvement and patient safety: hospital
board and medical staff leadership challenges. CHEST Journal, 138,
171-178.
146
IRFAN, S. & IJAZ, A. 2011. Comparison of service quality between private
and public hospitals: Empirical evidences from Pakistan. Journal of
Quality and Technology Management, 7, 1-22.
KEMENKES 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. In:
INDONESIA, K. K. R. (ed.).
KEMENKES, K. 2011. Standar Akredtasi Rumah Sakit [Online]. Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dengan
Komisi Akreditasi RS (KARS)
MOSTAFA, M. M. 2005. An empirical study of patients' expectations and
satisfactions in Egyptian hospitals. International Journal of Health Care
Quality Assurance, 18, 516-532.
NEEDLEMAN, J. & HASSMILLER, S. 2009. The Role of Nurses In Improving
Hospital Quality and Efficiency: Real World Result. Health Affair.
PRETAGOSTINI, R., GABBRIELLI, F., FIASCHETTI, P., OLIVETI, A.,
CENCI, S., PERITORE, D. & STABILE, D. Risk management systems
for health care and safety development on transplantation: A review
and a proposal. Transplantation proceedings, 2010. Elsevier, 1014-
1016.
ROZITA DAVOODI, AZADEH SOLTANIFAR, SHAGHAYEGH RAHMANI,
GOLNAZ SABOURI, MAHBOUBEH ASADI, MARYAM ZARE HOSEINI
& AFSANEH TAKBIRI, F. K. 2014. Clinical Governance: Efficacy of
Establishment in Mashhad Hospital. Journal of Patient Safety & Quality
Improvement, 2, 48-52.
SCULLY, M. 2005. Clinical Risk Management Guidelines for the Western
Australian Health System Information Series No. 8. East Perth,
Western Australia: Department of Health, Government of western
Australia.
SHEIKHTAHERI, A., SADOUGHI, F., AHMADI, M. & MOGHADDASI, H.
2013. A framework of a patient safety information system for Iranian
hospitals: lessons learned from Australia, England and the US.
International journal of medical informatics, 82, 335-344.
SOESANTO, R. & EFENDY, H. 2017. Leadership Management of Military
Hospital in Effort to Improve the Patient Safety (Case Study of RSAL
Dr.Mintoarjo). International Journal of Human Resource Studies, 8.
SUGIYONO 2015. Metode Penelitian Kombinasi, Bandung, CV. Alfabeta.
VERBANO, C. & TURRA, F. 2010. A human factors and reliability approach
to clinical risk management: Evidence from Italian cases. Safety
science, 48, 625-639.
VINCENT, C. 2011. Patient safety, John Wiley & Sons.
WEBB, V., STARK, M., CUTTS, A., TAIT, S., RANDLE, J. & GREEN, G.
2010. One model of healthcare provision lessons learnt through clinical
governance. Journal of forensic and legal medicine, 17, 368-373.
147
WHO 2014. 10 facts on patient safety. World Health Organization.
YOUSAPRONPAIBOON, K. & JOHNSON, W. C. 2013. A Comparison of
Service Quality Between Private and Public Hospital in Thailand.
International Journal Of Business and Social Science, 4.
ZABOLI, R., KARAMALI, M., SALEM, M. & RAFATI, H. 2011. Risk
management assessment in selected wards of hospitals of Tehran.
Iranian Journal of Military Medicine, 12, 197-202.
ZIMMER, M., WASSMER, R., LATASCH, L., OBERNDÖRFER, D., WILKEN,
V., ACKERMANN, H. & BREITKREUTZ, R. 2010. Initiation of risk
management: incidence of failures in simulated Emergency Medical
Service scenarios. Resuscitation, 81, 882-886.
148
LAMPIRAN
149
KUESIONER
1. Apakah ada orang tertentu yang bertanggungjawab untuk kordinasi MRK secara terpusat
di rumah sakit anda?
□ Iya, sejak ........................ (sebutkan tahunnya)
□ Direncanakan dalam ................... bulan kedepan
□ Tidak ada
Nama jabatan untuk posisi ini di rumah sakit kami adalah
.............................................................
2. Bagaimana anda (atau Tim MRK, jika ada) terintegrasi dalam organisasi rumah sakit
terkait dengan fungsi/aktivitas MRK yang anda jalankan? (pilih satu atau lebih)
□ Anggota struktural
□ Melapor secara langsung kepada
□ Sebagai staf pada
□ Terintegrasi dengan desentralisasi penuh pada satu unit tersendiri
□ Melapor pada ........................................................ (Direktur Pelayanan, Direktur
Keperawatan, dll)
□ Terintegrasi ke organisasi dengan cara lain, sebutkan: (tanggungjawab, unit,
tingkatan, dll)
..........................................................................................................................................
150
Rp..............................................................................
Jadwal pertukaran informasi yang rutin antara □ □ □
unit?
Kesempatan untuk membawa isu-isu penting □ □ □
terkait MRK kepada Pimpinan rumah sakit?
Jika ada dalam bentuk apa?
.................................................................................
4. Berapa persen waktu anda yang anda gunakan untuk aktivitas-aktivitas berikut?
(penggunaan waktu aktual, ½hari = 10%)
Persentase penggunaan
waktu rata-rata
Total persen waktu anda yang digunakan untuk %
bekerja
Persen waktu yang digunakan untuk aktivitas:
Untuk kegiatan MRK %
Untuk kegiatan yang tidak terkait risiko klinis (mis: %
kegiatan yang terkait risiko keuangan atau risiko
teknis)
Untuk kegiatan manajemen mutu yang tidak terkait %
MRK (mis: optimalisasi peningkatan kepuasan pasien)
Aktivitas lain yang tidak disebutkan diatas (mis: %
aktivitas klinis danmanajemen, pengembangan
organisasi dan staf, dll)
5. Berapa sumber daya manusia yang tersedia pada MRK di rumah sakit anda? (orang
dengan posisi yang permanen di MRK)
Jumlah Persentase
Orang Penggunaan Waktu
rata-rata
151
Apaka ada rencana penambahan staf MRK dalam
12 bulan kedepan?
□ Tidak
□ Ya, penambahan di tim utama .......... %
□ Ya, penambahan di unit .......... %
6. Apa latar belakang profesi dan pelatihan yang anda dan anggota MRK (jika ada) miliki?
Kompetensi apa yang anda rencanakan untuk dilakukan peningkatan terhadap anggota
MRK dalam 12 bulan kedepan? (pilih satu atau lebih)
152
2B. Optimalisasi potensi yang terkait elemen Manajemen Risiko Klinis (MRK)
10. Pada derajat mana pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan rumah sakit
anda? (centang hanya satu pilihan untuk setiap pernyataan)
153
2C. Kondisi terkini MRK di Rumah Sakit
Bagaimana aspek-aspek MRK Belum Telah dinilai Rencana Implementasi Implementasi Sengaja Tidak
dibawah ini diimplementasikan dilakukan namun belum implementasi tidak secara Dilaksanakan
secara umum di rumah sakit anda penilaian ada rencana dalam waktu 12 sistematis sistematis
secara sistematis? implementasi bulan kedepan
11. Item untuk Implementasi proses MRK
Tugas, tanggungjawab dan □ □ □ □ □ □
kompetensi MRK telah ditetapkan di
rumah sakit anda
Prosedur MRK telah ditetapkan dan □ □ □ □ □ □
didokumentasikan di rumah sakit
anda
Risiko-risiko klinis telah diidentifikasi □ □ □ □ □ □
pada level rumah sakit
Penyebab dan hal-hal yang terkait □ □ □ □ □ □
dengan insiden dan kesalahan pada
prosedur perawatan dianalisa bukan
hanya pada level unit pelayanan
namun juga pada level rumah sakit
Risiko klinis dievaluasi oleh rumah □ □ □ □ □ □
sakit
Berdasarkan hasil analisis penyebab □ □ □ □ □ □
insiden atau kesalahan pada
prosedur perawatan, telah
ditetapkan pengukuran yang sesuai
pada level rumah sakit
Perubahan-perubahan pada risiko □ □ □ □ □ □
klinis dipantau pada level rumah
sakit
154
Prosedur-prosedur MRK pada level □ □ □ □ □ □
rumah sakit telah dikomunikasikan
kepada seluruh staf
Telah ada sistem pelaporan MRK □ □ □ □ □ □
untuk keseluruhan rumah sakit
secara umum
Pihak luar dilibatkan dalam □ □ □ □ □ □
pengembangan MRK rumah sakit
kedepannya
12. Kepemimpinan, partisipasi staf dan pelatihan
MRK dan isu seputar keselamatan □ □ □ □ □ □
pasien menjadi agenda rutin dalam
pertemuan pimpinan rumah sakit
Pengukuran-pengukuran spesifik □ □ □ □ □ □
yang dilakukan oleh pimpinan
secara jelas menunjukkan komitmen
mereka terhadap keselamatan
pasien
Staf berperan aktif dalam MRK (mis: □ □ □ □ □ □
mengidentifikasi dan melaporkan
risiko klinis)
Pembahasan kasus lintas disiplin □ □ □ □ □ □
diselenggarakan di rumah sakit
Pembahasan kasus antar kelompok □ □ □ □ □ □
profesi dilaksanakan di rumah sakit
Pendidikan berkelanjutan terkait □ □ □ □ □ □
MRK dan keselamatan pasien bagi
staf dilaksanakan secara rutin di
rumah sakit
155
2D. Sistem Pelaporan Inisden
13. Apakah ada sistem pelaporan insiden secara umum untuk seluruh rumah sakit di tempat anda?
□ Ya, telah diimplementasikan secara menyeluruh di rumah sakit sejak tahun....................... (lanjut ke pertanyaan 14)
□ Ya, telah diimplementasikan di beberapa unit tertentu sejak tahun ..................................
Diimplementasikan pada ............................ unit (jumlah unit) (lanjut ke pertanyaan 14)
□ Sedang diimplementasikan secara menyeluruh di rumah sakit (lanjut ke pertanyaan 14)
□ Sedang diimplementasikan pada beberapa unit tertentu (lanjut ke pertanyaan 14)
□ Tidak, namun telah direncanakan untuk diimplementasikan secara menyeluruh di rumah sakit dalam waktu 12 bulan ke depan (lanjut ke
bagian 3)
□ Tidak, namun telah direncanakan untuk diimplementasikan di beberapa unit pelayanan dalam waktu 12 bulan kedepan (lanjut ke bagian
3)
□ Tidak (lanjut ke bagian 3)
14. Jika rumah sakit telah memiliki sistem pelaporan insiden secara menyeluruh atau sedang berada dalam proses implementasi sistem
tersebut, maka pernyataan dibawah ini sesuai untuk...................
Belum Telah dinilai Rencana Implementa Implementasi Sengaja Tidak
dilakukan namun belum implementasi si tidak secara Dilaksanakan
penilaian ada rencana dalam waktu 12 sistematis sistematis
implementasi bulan kedepan
Definisi tentang insiden-insiden □ □ □ □ □ □
kritis yang harus dilaporkan
tersedia di rumah sakit atau di unit-
unit tertentu
Klaim terhadap adanya malpraktek □ □ □ □ □ □
terdapat dalam sistem pelaporan
Sistem pelaporan terkomputerisasi □ □ □ □ □ □
Sistem pelaporan bersifat rahasia □ □ □ □ □ □
(anonymous)
Dilakukan pelatihan mengenai □ □ □ □ □ □
156
sistem pelaporan
Staf akan mendapatkan umpan □ □ □ □ □ □
balik segera setelah mereka
melaoprkan suatu insiden
Staf diinformasikan mengenai □ □ □ □ □ □
insiden yang dilaporkan
Dilakukan analisa terhadap □ □ □ □ □ □
penyebab terjadinya insiden
dengan menggunakan prosedur
yang terstandar
Staf diinformasikan mengenai hasil □ □ □ □ □ □
analisa penyebab insiden tersebut
Pengukuran yang tepat ditentukan □ □ □ □ □ □
berdasarkan hasil analisis tersebut
Staf diinformasikan mengenai □ □ □ □ □ □
metode pengukuran yang akan
diterapkan
Penerapan pengukuran ini □ □ □ □ □ □
dimonitor
157
Bagian 3. Tinjauan MRK di Unit-Unit Pelayanan yang Berbeda
Kami mengasumsikan bahwa implementasi MRK di setiap unit pelayanan tidaklah sama. Dalam Bagian ini kami akan menilai sejauh mana
elemen-elemen MRK diimplementasikan atau direncanakan untuk diimplementasikan di unit-unit pelayanan.
15. Rumah sakit kami memiliki sejumlah ......................... unit pelayanan (unit dimana terjadi kontak dengan pasien)
16. Dalam kaitannya dengan Benar untuk Benar Direncanakan Direncanakan Tidak benar untuk unit
elemen-elemen MRK dan semua unit untuk unit untuk semua untuk pelayanan apapun
penerapannya atau rencana pelayanan pelayanan unit pelayanan beberapa unit
impelementasinya pada level unit tertentu pelayanan
pelayanan, sesuaikan pernyataan
di bawah ini dengan kondisi yang
ada
Tugas, kompetensi dan tanggungjwab □ □ □ □ □
dalam internal unit pelayanan telah
ditetapkan
158
Penyebab risiko klinis telah dianalisis □ □ □ □ □
secara sistematis
17. Dalam kaitannya dengan elemen- Benar untuk Benar untuk Direncanakan Direncanakan Tidak benar untuk
elemen MRK dan penerapannya atau semua unit unit untuk semua untuk unit pelayanan
rencana impelementasinya pada level pelayanan pelayanan unit pelayanan beberapa unit apapun
unit pelayanan, sesuaikan pernyataan di tertentu pelayanan
bawah ini dengan kondisi yang ada
Pimpinan/manajemen menyediakan □ □ □ □ □
lingkungan kerja yang mendorong kejujuran
dan komunikasi terbuka
159
Ada panduan yang menjamin bahwa pasien □ □ □ □ □
secara terbuka dan secara proaktif
mendapatkan informasi mengenai insiden
kritis atau kesalahan yang terjadi selama
perawatan mereka
3C. Dokumentasi
18. Dalam kaitannya dengan elemen- Benar untuk Benar untuk Direncanakan Direncanakan Tidak benar
elemen MRK dan penerapannya atau semua unit unit untuk semua untuk untuk unit
rencana impelementasinya pada level unit pelayanan pelayanan unit pelayanan beberapa unit pelayanan
pelayanan, sesuaikan pernyataan di bawah tertentu pelayanan apapun
ini dengan kondisi yang ada
Rekam Medis dilakukan secara elektronik □ □ □ □ □
160
3D. Pembelajaran dan Pengembangan
19. Dalam kaitannya dengan elemen-elemen Benar untuk Benar untuk Direncanakan Direncanakan Tidak benar
MRK dan penerapannya atau rencana semua unit unit untuk semua untuk untuk unit
impelementasinya pada level unit pelayanan, pelayanan pelayanan unit pelayanan beberapa unit pelayanan
sesuaikan pernyataan di bawah ini dengan tertentu pelayanan apapun
kondisi yang ada
Pimpinan/Manajemen rumah sakit menyediakan □ □ □ □ □
lingkungan kerja dimana kebutuhan untuk
peningkatan dapat dipenuhi
161
3E. Pelatihan/Pendidikan Berkelanjutan
20. Dalam kaitannya dengan elemen-elemen Benar untuk Benar untuk Direncanakan Direncanakan Tidak benar
MRK dan penerapannya atau rencana semua unit unit untuk semua untuk untuk unit
impelementasinya pada level unit pelayanan, pelayanan pelayanan unit pelayanan beberapa unit pelayanan
sesuaikan pernyataan di bawah ini dengan tertentu pelayanan apapun
kondisi yang ada
Staf diajarkan bagaimana cara berkomunikasi □ □ □ □ □
ketika melakukan transfer pasien dan operan tugas
162
3F. Sistem Pelaporan Insiden Lokal (jika rumah sakit anda tidak memiliki sistem pelaporan insiden secara umum atau jika unit-unit
pelayanan memiliki sistem pelaporan insiden yang berbeda dari sistem pelaporan insiden di tingkat rumah sakit)
21. Dalam kaitannya dengan elemen-elemen Benar untuk Benar Direncanakan Direncanakan Tidak benar
MRK dan penerapannya atau rencana semua unit untuk unit untuk semua untuk untuk unit
impelementasinya pada level unit pelayanan, pelayanan pelayanan unit beberapa unit pelayanan
sesuaikan pernyataan di bawah ini dengan tertentu pelayanan pelayanan apapun
kondisi yang ada
Sistem pelaporan insiden lokal telahhdilaksanakan □ □ □ □ □
163
PANDUAN WAWANCARA
Nama :…………………………………………
Institusi :…………………………………………
Jabatan :…………………………………………
164
4. Menurut anda, apa tujuan operasional yang paling penting yang harus
diprioritaskan di rumah sakit anda dalam waktu 12 bulan kedepan?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
165
8. Menurut anda, apa kebutuhan terbesar untuk menjalankan program MRK
di rumah sakit anda?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
9. Sistem pelaporan insiden seperti apa yang digunakan di rumah sakit
anda?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
10. Apakah sistem tersebut sama atau berbeda dengan sistem pelaporan
yang digunakan di unit-unit layanan? Jika berbeda, apa perbedaannya?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
166
REKAPITULASI HASIL KUESIONER
ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO KLINIS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA RUMAH SAKIT DI KOTA
MAKASSAR
RESPONDEN
PERTANYAAN
WS LB SR TC AB UH PL ST PW
Bagian 1. Implementasi dan Integrasi Organisasi Manajemen Risiko Klinis (MRK) di Rumah Sakit
1A. Integrasi Organisasi
1. Apakah ada orang tertentu yang bertanggungjawab untuk kordinasi MRK secara terpusat di rumah sakit anda?
2. Bagaimana anda (atau Tim MRK, jika ada) terintegrasi dalam organisasi rumah sakit terkait dengan fungsi/aktivitas MRK yang anda jalankan? (pilih
satu atau lebih)
□ Anggota struktural √
□ Melapor secara langsung kepada
□ Sebagai staf pada
□ Terintegrasi dengan desentralisasi penuh
pada satu unit tersendiri √
□ Melapor pada .
□ Terintegrasi ke organisasi dengan cara lain √ Komite √ √ √ √ √ √
Mutu Komite Tim Subkom Subkom Panitia Tim PMKP
Mutu Mutu Manajemen keselamatan PMKP
Risiko pasien
167
□ Ya √ √ √ √ √ √ √
□ Direncanakan dlm 12 bulan kedepan
□ Tidak √ √
b. Rincian kerja yang detail? √
□ Ya √ √ √ √ √
□ Direncanakan dlm 12 bulan kedepan
□ Tidak √ √
c. Kesempatan untuk mengambil inisiatif
sendiri dalam memulai suatu program?
□ Ya √ √ √ √ √ √ √ √
□ Direncanakan dlm 12 bulan kedepan
□ Tidak √
d. Pendelegasian kewenangan yang
memungkinkan anda untuk melakukan
pengukuran/penilaian sendiri?
□ Ya √ √ √ √ √ √ √
□ Direncanakan dlm 12 bulan kedepan
□ Tidak √ √
e. Dana khusus untuk memulai aktivitas dan
program MRK? Jika ada, berapa alokasi
dana untuk tahun ini? Rp......
□ Ya √
Rp.100jt/thn
□ Direncanakan dlm 12 bulan kedepan
□ Tidak √ √ √ √ √ √ √ √
f. Jadwal pertukaran informasi yang rutin
antara unit?
□ Ya √ √ √ √ √ √ √
□ Direncanakan dlm 12 bulan kedepan
168
□ Tidak √ √
g. Kesempatan untuk membawa isu-isu
penting terkait MRK kepada Pimpinan rumah
sakit? Jika ada dalam bentuk apa?
............................
□ Ya √ √ √ √ √ √ √
□ Direncanakan dlm 12 bulan kedepan
□ Tidak √ √
1B. Alokasi Sumber Daya
4. Berapa persen waktu anda yang anda gunakan untuk aktivitas-aktivitas berikut? (penggunaan waktu aktual, ½hari = 10%)
Total persen waktu anda yang digunakan 6,2% 6,2% 6,2% 20% 10% 100%
untuk bekerja
Persen waktu yang digunakan untuk
aktivitas:
a. Untuk kegiatan MRK - 2,49% 1,24% 4% 10% 1%
b. Untuk kegiatan yang tidak terkait risiko klinis
(mis: kegiatan yang terkait risiko keuangan
atau risiko teknis) - - 0,93% 2% 10% 1%
c. Untuk kegiatan manajemen mutu yang tidak
terkait MRK (mis: optimalisasi peningkatan
kepuasan pasien) 1,70% - 3,72% 4% 10% 1%
d. Aktivitas lain yang tidak disebutkan diatas
(mis: aktivitas klinis dan manajemen,
pengembangan organisasi dan staf, dll) 4,50% 3,71% 0,31% 2% 10% 97%
5. Berapa sumber daya manusia yang tersedia pada MRK di rumah sakit anda? (orang dengan posisi yang permanen di MRK)
a. Berapa banyak orang yang bekerja pada tim
MRK utama di rumah sakit anda? Dan
berapa persen waktu yang mereka gunakan
di tempat tersebut?
□ Jumlah orang 4 - - - - 2 12 5 -
□ Persentase penggunaan waktu rata-rata - - - - 1,67% 2% 10% -
169
b. Berapa banyak orang yang bekerja secara
permanen pada tim MRK di rumah sakit
anda yang ditempatkan di unit-unit lain?
(mis: petugas pelaporan insiden di bangsal,
dll). Dan berapa persen waktu yang mereka
gunakan di tempat tersebut?
□ Jumlah orang 40 - - - - 30 1 22 -
□ Persentase penggunaan waktu rata-rata - - - - 2% 10% -
c. Apakah ada rencana penambahan staf MRK
dalam 12 bulan kedepan?
□ Tidak √ √ √ √ √ √ √ √
□ Ya, penambahan di tim utama √1
□ Ya, penambahan di unit
170
Pelatihan lain (sebutkan) .................. √
Bagian 2. Tujuan Strategis dan Implementasi Operasional Manajemen Risiko Klinis (MRK) di Rumah Sakit
2A. Tujuan Strategis dan Tujuan Operasional Rumah Sakit
7. Apakah rumah sakit anda memiliki Strategi
fromal yang tertulis?
□ Ya √ √ √ √ √ √ √ √ √
□ Dalam perencanaan, akan tersedia dalam
...............bulan kedepan
□ Tidak
171
setiap pernyataan)
Untuk membuat MRK menjadi lebih efektif di rumah sakit, kami membutuhkan...............
a. Contact person yang lebih jelas di setiap unit
pelayanan yang menjadi penghubung
dengan MRK Pusat
□ Sangat Tidak Benar √
□ Tidak Benar √
□ Agak Benar
□ Benar √ √ √ √ √ √ √
b. Pertemuan/komunikasi yang lebih teratur
antara MRK pusat (atau anda) dengan unit-
unit pelayanan
□ Sangat Tidak Benar √
□ Tidak Benar
□ Agak Benar √
□ Benar √ √ √ √ √ √ √
c.Kerjasama yang lebih horizontal antara unit
□ Sangat Tidak Benar √
□ Tidak Benar
□ Agak Benar √
□ Benar √ √ √ √ √ √ √
d. Aturan yang lebih jelas tentang tugas,
kompetensi dan tanggungjawab (struktur
organisasi dan kepemimpinan)
□ Sangat Tidak Benar
□ Tidak Benar √
□ Agak Benar √
□ Benar √ √ √ √ √ √ √
e. Proses dan prosedur yang lebih terstandar
172
(panduan, checklist, dll)
□ Sangat Tidak Benar
□ Tidak Benar
□ Agak Benar √
□ Benar √ √ √ √ √ √ √ √
f. Pendekatan yang lebih terbuka dan jujur
terkait dengan kesalahan dan kelemahan
sistem
□ Sangat Tidak Benar
□ Tidak Benar √
□ Agak Benar √
□ Benar √ √ √ √ √ √ √
g. Tambahan sumber dana
□ Sangat Tidak Benar
□ Tidak Benar √
□ Agak Benar √ √
□ Benar √ √ √ √ √ √
h. Tambahan tenaga (sumber daya manusia)
□ Sangat Tidak Benar
□ Tidak Benar
□ Agak Benar √ √ √
□ Benar √ √ √ √ √ √
i. Lebih banyak pelatihan tentang MRK dan
keselamatan pasien
□ Sangat Tidak Benar
□ Tidak Benar
□ Agak Benar
□ Benar √ √ √ √ √ √ √ √ √
173
j. Tujuan yang spesifik untuk pengembangan
keselamatan pasien
□ Sangat Tidak Benar
□ Tidak Benar
□ Agak Benar √ √ √
□ Benar √ √ √ √ √ √
174
□ Sengaja tidak dilaksanakan
c. Risiko-risiko klinis telah diidentifikasi pada
level rumah sakit
□ Belum dilakukan penlaian √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
d. Penyebab dan hal-hal yang terkait dengan
insiden dan kesalahan pada prosedur
perawatan dianalisa bukan hanya pada
level unit pelayanan namun juga pada level
rumah sakit
□ Belum dilakukan penlaian √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi √
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
e. Risiko klinis dievaluasi oleh rumah sakit
□ Belum dilakukan penlaian √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √ √
175
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
f. Berdasarkan hasil analisis penyebab insiden
atau kesalahan pada prosedur perawatan,
telah ditetapkan pengukuran yang sesuai
pada level rumah sakit
□ Belum dilakukan penlaian √ √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
g. mPerubahan-perubahan pada risiko klinis
dipantau pada level rumah sakit
176
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
i. Telah ada sistem pelaporan MRK untuk
keseluruhan rumah sakit secara umum
177
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
b. Pengukuran-pengukuran spesifik yang
dilakukan oleh pimpinan secara jelas
menunjukkan komitmen mereka terhadap
keselamatan pasien
□ Belum dilakukan penlaian √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
c. Staf berperan aktif dalam MRK (mis:
mengidentifikasi dan melaporkan risiko klinis)
178
□ Belum dilakukan penlaian √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
e. Pembahasan kasus antar kelompok profesi
dilaksanakan di rumah sakit
179
2D. Sistem Pelaporan Inisden
13. Apakah ada sistem pelaporan insiden
secara umum untuk seluruh rumah sakit di
tempat anda?
□ Ya, telah diimplementasikan secara
menyeluruh di rumah sakit sejak √ √
tahun....................... (lanjut ke pertanyaan 14) √ 2008 √ 2015 2013 √ 2010 2015 √ 2015 √ 2009
□ Ya, telah diimplementasikan di beberapa
unit tertentu sejak tahun ..................................
Diimplementasikan pada ............................ unit
(jumlah unit) (lanjut ke pertanyaan 14)
□ Sedang diimplementasikan secara
menyeluruh di rumah sakit (lanjut ke
pertanyaan 14) √
□ Sedang diimplementasikan pada beberapa
unit tertentu (lanjut ke pertanyaan 14) √
□ Tidak, namun telah direncanakan untuk
diimplementasikan secara menyeluruh di
rumah sakit dalam waktu 12 bulan ke depan
(lanjut ke bagian 3)
□ Tidak, namun telah direncanakan untuk
diimplementasikan di beberapa unit pelayanan
dalam waktu 12 bulan kedepan (lanjut ke
bagian 3)
□ Tidak (lanjut ke bagian 3)
180
a. Definisi tentang insiden-insiden kritis yang
harus dilaporkan tersedia di rumah sakit atau
di unit-unit tertentu
□ Belum dilakukan penlaian √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
b. Klaim terhadap adanya malpraktek terdapat
dalam sistem pelaporan
□ Belum dilakukan penlaian √ √ √ √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
c. Sistem pelaporan terkomputerisasi
□ Belum dilakukan penlaian √ √ √ √ √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan √
□ Implementasi tidak sistematis
□ Implementasi secara sistematis √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
d. Sistem pelaporan bersifat rahasia
181
(anonymous)
□ Belum dilakukan penlaian
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
e. Dilakukan pelatihan mengenai sistem
pelaporan
□ Belum dilakukan penlaian √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √ √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
f. Staf akan mendapatkan umpan balik segera
setelah mereka melaporkan suatu insiden
182
dilaporkan
□ Belum dilakukan penlaian √ √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
h. Dilakukan analisa terhadap penyebab
terjadinya insiden dengan menggunakan
prosedur yang terstandar
□ Belum dilakukan penlaian √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi √
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
i. Staf diinformasikan mengenai hasil analisa
penyebab insiden tersebut
183
j. Pengukuran yang tepat ditentukan
berdasarkan hasil analisis tersebut
□ Belum dilakukan penlaian √ √ √
□ Telah dinlai namun belum ada rencana
implementasi
□ Rencana implementasi dalam waktu 12
bulan kedepan
□ Implementasi tidak sistematis √
□ Implementasi secara sistematis √ √ √ √ √
□ Sengaja tidak dilaksanakan
k. Staf diinformasikan mengenai metode
pengukuran yang akan diterapkan
184
Bagian 3. Tinjauan MRK di Unit-Unit Pelayanan yang Berbeda
15. Rumah sakit kami memiliki sejumlah
......................... unit pelayanan (unit dimana
terjadi kontak dengan pasien) 17 11 19 23 18 11
185
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √ √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √ √
d. Penyebab risiko klinis telah dianalisis secara
sistematis
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √ √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √ √
e. Risiko klinis dievaluasi secara sistematis
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √ √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √ √
f. Pengukuran untuk meningkatkan
keselamatan pasien secara sistematis
dilakukan
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √ √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan √
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √
g. Perubahan terhadap risiko klinis dimonitor
186
secara sistematis
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √ √ √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √ √
187
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun
c. Ada panduan yang menjamin bahwa pasien
secara terbuka dan secara proaktif
mendapatkan informasi mengenai insiden kritis
atau kesalahan yang terjadi selama perawatan
mereka
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √ √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan √
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan √
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √
d. Survei tentang prosedur perawatan kepada
pasien dilakukan secara teratur
188
3C. Dokumentasi
18. Dalam kaitannya dengan elemen-elemen
MRK dan penerapannya atau rencana
impelementasinya pada level unit pelayanan,
sesuaikan pernyataan di bawah ini dengan
kondisi yang ada
a. Rekam Medis dilakukan secara elektronik
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan √ √
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √ √ √
b. Rekam Medik dianalisis secara proaktif
sebagai respon terhadap insiden
189
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √
190
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √
d. Survei staf tentang budaya keselamatan
dilakukan secara teratur
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √ √
e. Terdapat prosedur standar mengenai
transfer pasien dan operan tugas
191
g. Untuk staf yang melakukan kesalahan,
diberi kesempatan untuk melakukan diskusi
yang bersifat tertutup
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √ √ √ √ √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun
3E. Pelatihan/Pendidikan Berkelanjutan
20. Dalam kaitannya dengan elemen-elemen
MRK dan penerapannya atau rencana
impelementasinya pada level unit pelayanan,
sesuaikan pernyataan di bawah ini dengan
kondisi yang ada
a. Staf diajarkan bagaimana cara
berkomunikasi ketika melakukan transfer
pasien dan operan tugas
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √ √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √ √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √
b. Staf dilatih mengenai identifikasi dini
terjadinya insiden dan kesalahan
192
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √
c. Staf mendapatkan pelatihan strategi
kerjasama yang efektif
□ Benar untuk semua unit pelayanan √ √ √ √
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan √
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √ √ √
d. Staf diajarkan untuk dapat mengevaluasi
kinerja mereka sendiri dengan lebih baik
193
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu √ √ √ √ √
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan √ √
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun √
3F. Sistem Pelaporan Insiden Lokal (jika rumah sakit anda tidak memiliki sistem pelaporan insiden secara umum atau jika unit-unit
pelayanan memiliki sistem pelaporan insiden yang berbeda dari sistem pelaporan insiden di tingkat rumah sakit)
21. Dalam kaitannya dengan elemen-elemen
MRK dan penerapannya atau rencana
impelementasinya pada level unit pelayanan,
sesuaikan pernyataan di bawah ini dengan
kondisi yang ada
a. Sistem pelaporan insiden lokal
telahhdilaksanakan - - - - - - - - -
□ Benar untuk semua unit pelayanan
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun
b. Dilaksanakan pelatihan tentang penggunaan
sistem pelaporan insiden lokal
- - - - - - - - -
□ Benar untuk semua unit pelayanan
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun
c. Ada prosedur standar untuk melakukan
analisa terhadap insiden yang dilaporkan
- - - - - - - - -
194
□ Benar untuk semua unit pelayanan
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun
d. Ada prosedur standar untuk memberikan
umpan balik kepada staf yang melaporkan
insiden - - - - - - - - -
□ Benar untuk semua unit pelayanan
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun
e. Dilakukan monitoring terhadap Implementasi
pengukuran dari hasil analisis
- - - - - - - - -
□ Benar untuk semua unit pelayanan
□ Benar untuk unit pelayanan tertentu
□ Direncanakan untuk semua unit pelayanan
□ Direncanakan untuk beberapa unit
pelayanan
□ Tidak benar untuk unit pelayanan apapun
Ket:
WS: RSUP Wahidin Sudirohusodo UH: RS Unhas
LB: RSUD Labuang Baji PL: RS Pelamonia
SR: RSUD Sayang Rakyat ST: RS Stella Maris
TC: RS Dr.Tadjuddin Chalid PW: RS Pertiwi
AB: RS Awal Bros
195
196
MATRIKS HASIL WAWANCARA
INFORM
NO PERTANYAAN JAWABAN KATA KUNCI INTERPRETASI
AN
Informasi : Kondisi riil implementasi MRK di rumah sakit
“…. . manajemen risiko
merupakan hal baru di dunia Implementasi MRK di RS dipengaruhi
perumahsakitan, sehingga Kebijakan oleh kebijakan RS yang seharusnya
WS
posisi ataupun tanggung jawab strategis memasukkan MRK dalam kebijakan
manajemen risiko belum strategisnya
menjadi bagian strategis….”
“….. belum meratanya
komitmen dari semua pihak Faktor yang mempengaruhi penerapan
Menurut
terkait pelaksanaan MRK di RS adalah komiten dari
pendapat anda,
manajemen risiko dan Komitmen seluruh staf, mulai dari pucuk pimpinan
faktor apa yang
LB pengetahuan staf tentang Pengetahuan hingga staf biasa. Selain itu staf juga
terkait masalah
MRK yang masih sangat staf perlu memiliki pengetahuan yang
1 kebijakan, politis
minim serta sosiaisasi tentang cukup tentang MRK, bias dilakukan
dan hukum yang
hal tersebut yang juga masih melalui kegiatan sosialisasi
mempengaruhi
sangat kurang….”
MRK di RS?
“…..yang dirasa sangat Komitmen dari Pimpinan serta
(pertanyaan 1) Pengetahuan
berpengaruh adalah pengetahuan staf merupakan faktor
SR Komitmen
pengetahuan dan komitmen yang mempengaruhi implementasi
Pimpinan
pimpinan….” MRK di RS
“….dukungan dari pimpinan
Komitmen dari Pimpinan untuk
merupakan faktor terpenting Dukungan/
mendukung implementasi MRK
TC jika ingin proses MRK Komitmen
merupakan faktor terpenting
diimplementasikan dengan Pimpinan
keberhasilan penerapan MRK di RS
baik….”
197
Bagi RS Swasta, kebijakan rumah
sakit sangat dipengaruhi oleh
“…..bagi kami, kebijakan
Kebijakan Perusahaan/Pemilik,
corporate lah yang sangat Kebijakan
AB dengan kata lain kesusksesan sesuatu
mempengaruhi jalannya perusahaan
prohgram ditentukan oleh adanya
organisasi, apapun itu…”
dukungan yang postif dari
Perusahaan/Pemilik
“….adanya sistem open
disclosure kasus medis atau
kesalahan yang dilakukan oeh MRK dikembangkan karena dapat
staf medis serta adanya sistem berfungsi sebagai pencegahan
Pencegahan
UH klaim atau legalitas dimana terhadap kemungkinan terjadinya
tuntutan hukum
jika terjadi tuntutan kepada potensi kesalahan medik yang dapat
rumah sakit siapa yang akan berakibat pada tuntutan hukum
membayar klaim pasien
tersebut….
“…..prosedur pengelolaan Implementasi MRK yang baik perlu di
Anggaran
anggaran dan pelaksanaan dukung dengan anggaran dan fasilitas.
PL Faslitas
akan pengajuan fasilitas MRK Dan untuk menjalankan MRK perlu
SDM
dan pengembangan SDM….” SDM yang kompeten.
Komitmen Pimpinan dalam bentuk
“...Dukungan dari Pimpnan
dukungan terhadap program yang
merupakan faktor penentu dari Dukungan
ST akan dilaksanakan merupakan faktor
implementasi program apapun Pimpinan
penentu kelancaran implementasi
itu....”
program di RS
“….yang harus ada adalah Dukungan dari Pimpinan merupakan
Komitmen
PT kebijakan pimpinan yang faktor penting dalam penerapan MRK
Pimpinan
mendukung….” di RS
Bagaimana “….sudah ada struktur Sudah ada Proses MRK sudah berjalan dengan
2 WS
komentar anda organisasi terkait dan struktur baik d RS
198
tentang prosesnya sudah berjalan…” Proses sudah
implementasi dan berjalan
pengorganisasian “…..MRK belum berjalan di
MRK di RS anda? rumah sakit kami, belum Proses MRK belum berjalan, belum
Belum berjalan
(pertanyaan 2) terstruktur. Kami masih perlu didukung oleh struktur dan
LB Belum ada
untuk menyamakan persepsi pemahaman yang sama dari semua
struktur
tentang MRK terhadap semua pihak
pihak….”
“….harus kami akui bahwa hal
Proses MRK belum berjalan sama
SR ini belum berjalan di rumah Belum berjalan
sekali
sakit kami….”
“…..kami sudah berjalan,
namun tentunya masih butuh
Tahap Proses MRK sudah berjalan namun
RSTC banyak pengembangan dan
pengembangan masih membutuhkan pengembangan
perbaikan khususnya yang
terkait dengan risiko klinis….”
“…. Implementasi MRK masih
dalam tahap pengembangan, Tahap Proses MRK sudah berjalan namun
AB
kami senantiasa berupaya pengembangan masih membutuhkan pengembangan
untuk meningkatkan….”
“….di tempat kami sistem ini
sudah berjalan secara
sistematis, pertemuan pun
sudah teratur dilakukan pada
setiap tanggal 15 meskipun
Proses MRK sudah berjalan dengan
UH jumlah peserta yang datang Sudah berjalan
baik di RS
berpartisipasi masih kurang,
hanya sekitar 5-6 orang dari
total 30 orang, ini disebabkan
karena mereka masih sibuk
dengan pelayanan sebagai
199
tupoksi utama mereka…..”
“….secara struktur
organisasi sudah berjalan Struktrur organisasi sudah ada namun
Struktur sudah
dengan baik tetapi personel prosesnya belum berjalan dengan
PL ada
masih merangkap jabatan baik, salah satunya diakibatkan oleh
Personel kurang
karena yang purna waktu kurangnya personel tetap
hanya 1 orang….”
“....prosesnya sudah
berjalan, tinggal Proses MRK sudah berjalan dengan
ST Sudah berjalan
dikembangkan hinggalebih baik di RS
optimal lagi....”
“…..kalau dari segi
pengorganisasian kami rasa
Struktur sudah Struktrur organisasi sudah ada namun
sudah cukup, namun dari
ada prosesnya belum berjalan dengan
PT implementasinya masih
Implementasi baik, salah satunya diakibatkan oleh
kurang karena adanya
kurang kurangnya personel tetap
keterbatasan SDM yang tidak
full time….”
Kekuatan yang dimilki adalah bahwa
“……adanya arah yang jelas Arah yang jelas MRK sudah menjadi kebijakan RS
dan sudah dilaluinya peran Sudah JCI sehingga telah memliki arah dan
Menurut manajemen risiko secara Dukungan struktur yang jelas. Komitmen
WS
pendapat anda, internasional, dukungan Pimpinan pimpinan juga sangat mendukung
apa kekuatan pimpinan, sudah adanya Struktur jelas apalagi status RS yang telah akreditasi
3
program MRK di struktur dan proses…” JCI membuat proses ini sudah
RS anda? berjalan.
(pertanyaan 7) “..... belum ada yang menjadi Proses MRK belum berjalan, belum
LB Belum ada
kekuatan kami…” ada faktor yang menjadi kekuatan
Proses MRK belum berjalan, belum
SR “….belum ada….” Belum ada
ada faktor yang menjadi kekuatan
200
“….adanya struktur
Struktur organisasi yang sudah
organisasi yang sudah
Struktur mengakomodir MRK serta proses
mengakomodir manajemen
organisasi yang dijalankan oleh pegawai yang
TC risiko klinis dan beberapa staf
Pegawai yang telah mendapatkan pelatihan terkait
yang teah mendapatkan
terlatih MRK menjad kekuatan dalam
pelatihan terkait manajemen
implementasi MRK di RS
risiko….”
“….kekuatan kami adalah
komitmen untuk menerapkan
standar dari semua pegawai Komitmen yang tinggi dari semua
Komitmen
yang cukup tinggi, selain itu pihak serta adanya keinginan untuk
semua staf
karena kami adalah rumah meningkatkan pelayanan melalui MRK
AB Motivasi
sakit swasta maka dengan untuk bisa mengungguli kompetitor
mengungguli
adanya competitor membuat merupakan kekuatan yang dimiliki
kompetitor
kami selalu termotivasi dalam dalam penerapan MRK
menjaga kualitas
pelayanan….”
“….sudah ada unit yang Sudah jelasnya unit yang
bertanggungjawab terhadap Unit bertanggungjawab atau struktur
UH masalah ini, meskipun penanggung organisasi terkait penerapan MRK
partisipasi dari unit lain masih jawab menjadi kekuatan dalam menjalankan
kurang…” proses MRK secara umum
Komitmen dari seluruh pegawai dan
Loyalitas kepemimpnan yang mendukung
“….loyalitas anggota dan
PL Sistem penerapan suatu program khususnya
sistem komando….”
Komando MRK menjadi kekuatan dari RS yang
dimiliki oleh TNI ini.
“…. Kami sudah memiliki Kekuatan yang dimiliki sehingga
Struktur
struktur, sudah ada pedoman mampu melaksankan program MRK
ST Organisasi
untuk implementasi, tinggal adalah karena telah memiliki struktur
Pedoman
ditingkatkan….” yang jelas yang menangani hal ini dan
201
telah memiliki pedoman dalam
pelaksanaan program
Sudah ada sistem pelaporan yang
“…..kekuatan kami adalah
jelas yang merupakan salah satu
bahwa kami sudah memiliki
bagian dari MRK serta keterlibatan dan
sistem pelaporan yang Sistem
komitemen staf hingga tingkat unit
PT berjalan dengan baik dan kami pelaporan
yang terakomodir dalam struktur
telah memiliki champion Champion unit
organisasi yang jelas yaitu “champion
mutu, PPI dan patient safety
mutu” menjadi kekuatan dalam
di unit-unit….”
mengimplementasikan MRK
“….sistem pelaporan dengan
Sistem
alur dan kerangka waktu yang
pelaporan
sudah ditetapkan, untuk data Menggunakan sisitem pelaporan yang
standar
WS KPC sebagai kasus yang standar sesua dengan yang dianjurkan
Sistem
paling sering terjadi difasilitasi oleh Kemenkes dan KARS
pelaporan
dengan sistem elektronik
elektronik
pelaporan….”
Sistem pelaporan “…..kami menggunakan Menggunakan sisitem pelaporan yang
insiden seperti LB sistem pelaporan yang Sistem standar standar sesua dengan yang dianjurkan
apa yang standar dari kemenkes….” oleh Kemenkes dan KARS
4 digunakan di RS “…..belum ada sistem
anda? pelaporan insiden yang kami Belum ada sistem pelaporan yang
SR Belum ada
(pertanyaan 9) gunakan, proses pelaporan berjalan dengan sistematis
insiden belum berjalan….”
“…..kami menggunakan
sistem pelaporan yang
Menggunakan sisitem pelaporan yang
standar dari kemenkes, itu
TC Sistem standar standar sesua dengan yang dianjurkan
sesuai dengan tuntutan
oleh Kemenkes dan KARS
akredtasi…”
202
“…..sistem pelaporan Menggunakan sisitem pelaporan yang
AB insiden baku dari kemenkes Sistem standar standar sesua dengan yang dianjurkan
dan KARS….” oleh Kemenkes dan KARS
“….kami menggunakan format
pelaporan dari KARS dan
format tersebut sudah
dibagikan keseluruh unit.
Menggunakan sisitem pelaporan yang
Pelaporan dilakukan oleh staf
UH Sistem standar standar sesua dengan yang dianjurkan
langsung yang melapor ke
oleh Kemenkes dan KARS
champion, laporan diteruskan
ke kepala instalasi kemudian
dilaporkan ke sub komite
keselamtan pasien….”
Menggunakan sisitem pelaporan yang
“….RCA, Root Cause
PL Sistem standar standar sesua dengan yang dianjurkan
Analysis…”
oleh Kemenkes dan KARS
KTD
Menggunakan sisitem pelaporan yang
“ …KTD/KNC, KPC dan KNC
ST standar sesua dengan yang dianjurkan
sentinel…..” KPC
oleh Kemenkes dan KARS
Sentinel
“…..kami menggunakan
format baku, data
dikumpulkan oleh PIC di setiap
Menggunakan sisitem pelaporan yang
ruangan, diserahkan kepada
PT Sistem standar standar sesua dengan yang dianjurkan
Kepala Ruangan, yang akan
oleh Kemenkes dan KARS
melakukan grading dan
kemudian diserahkan kepada
Tim PMKP
203
“….. sama, unit pelayanan Menggunakan sistem pelaporan yang
Sama
WS sebagai sub sistem dalam standar sesuai dengan yang
sistem pelaporan….” dianjurkan oleh Kemenkes dan KARS
204
Ada struktur organisasi Komite
Mutu, Keselamatan Pasien
dan Kinerja yang dibawahi
Sudah ada struktur organisasi yang
langsung oleh Direktur Utama.
WS bertanggungjawab secara spesifik
Terdiri dari Sub Komite
terhadap MRK
Manajemen Risko, Patient
Safety, Akreditasi, Fasilitas
dan K3, Mutu dan Kinerja.
Ada struktur organisasi Komite
Ada struktur organisasi yang
Mutu dan Keselamatan Pasien
bertanggung jawab terhadap mutu
yang dibawahi oleh Direktur,
Mohon LB rumah sakit namun tidak spesifik
tidak memiliki sub komite
gambarkan terhadap MRK, bahkan tidak memiliki
namun langsung Penanggung
dengan ringkas sub komite.
jawab Unit
struktur
Ada struktur organisasi PMKP Ada struktur organisasi yang
organisasi Komite
6 yang dibawahi oleh Direktur, bertanggung jawab terhadap mutu
Mutu/ Manajemen SR
terdiri dari Sub Komite Patient rumah sakit namun tidak spesifik
Risiko di tempat
Safety, K3 dan Akreditasi terhadap MRK
anda
Ada struktur organisasi Komite
(pertanyaan 11)
Mutu dan Keselamatan
Sudah ada struktur organisasi yang
Pasien, terdiri dari Sub Komite
TC bertanggungjawab secara spesifik
Mutu, Manajemen Risiko,
terhadap MRK
Patient Safety dan
Evaluasi/Pelaporan
Ada struktur organisasi Ada struktur organisasi yang
Departemen Mutu yang bertanggung jawab terhadap mutu
AB
dibawahi oleh Direktur, terdiri rumah sakit namun tidak spesifik
dari TKPRS, PPI dan K3 terhadap MRK
Ada struktur organisasi Komite Ada struktur organisasi yang
UH Mutu yang dibawahi langsung bertanggung jawab terhadap mutu
oleh Direktur Utama, terdiri rumah sakit namun tidak spesifik
205
dari Sub Komite Keselamatan terhadap MRK
Pasien dan Akreditasi, PPI dan
K3
Ada struktur organisasi Komite
PL Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP)
Ada struktur organisasi PMKP
dibawah Direktur RS yang Sudah ada struktur organisasi yang
ST terdiri dari penanggung jawab bertanggungjawab secara spesifik
Mutu, Keselamatan Pasien terhadap MRK
dan Manajemen Risiko
Ada struktur organisasi Komite
PMKP yang dibawahi oleh
Sudah ada struktur organisasi yang
Direktur, terdiri dari Sub
PT bertanggungjawab secara spesifik
Komite Patient Safety, Mutu
terhadap MRK
dan Manajemen Risiko
206
risiko klinis serta Meningkatkan
meningkatkan keamanan keselamatan
dan keselamatan pasien…..” pasien
“….tujuannya adalah untuk Meningkatkan
Keselamatan pasien merupakan tujuan
AB meningkatkan patient safety keselamatan
strategis yang paling penting
dan K3RS…” patient
“….untuk meningkatkan
keterbukaan dan kejujuran Keterbukaan Komitmen merupakan tujuan strategis
UH
serta komitmen yang kuat dari Komitmen yang paling penting
seluruh staf…”
“….meminimalisir faktor yag
dapat menimbulkan cedera
pada pasien dan petugas serta Meminimalkan Pencegahan insiden merupakan tujuan
PL
berupaya semaksimal mungkin insiden strategis yang paling penitng
meningkatkan mutu rumah
sakit…”
“….meminimalkan insiden Meminimalkan Pencegahan insiden merupakan tujuan
ST
keselamatan pasien….” insiden strategis yang paling penitng
“….mengoptimalkan Meningkatkan
Keselamatan pasien merupakan tujuan
PT penerapan patient safety keselamatan
strategis yang paling penting
sebagai budaya kerja….” patient
Menurut anda, “…..sesuai mapping hasil
apa tujuan identifikasi risiko 1 tahun
operasional yang terakhir terdapat beberapa Tujuan operasional yang paling penting
Proses
paling penting WS proses berisiko tinggi yang adalah menangani area-area yang
berisiko tinggi
8 yang harus menjadi prioritas, antara lain memiliki proses berisiko tinggi
diprioritaskan di proses pelayanan farmasi,
RS anda dalam admisi dan laboratorium…”
waktu 12 bulan “…. Identifikasi area yang Identifikasi staf Tujuan operasional yang paling penting
LB
kedepan? berisiko dan identifikasi staf dan area yang adalahmelakukan identifikasi terhadap
207
(pertanyaan 4) atau kelompok yang berisko kelompok staf dan area yan gberisiko di
berisiko….” RS
“….peningkatan
pengetahuan staf terkait
manajemen mutu dan Peningkatan Tujuan operasional yang paling penting
SR manajemen risiko, karena pengetahuan adalah peningkatan pengetahuan staf
kami susah bergera kalau staf tentang MRK
belum memahami sepenuhnya
tentang hal tersebut….”
“……semua staf harus
mengerti dan paham tentang Peningkatan Tujuan operasional yang paling penting
TC risiko dan paham tentang pengetahuan adalah peningkatan pengetahuan staf
pelaporan risiko dan staf tentang MRK
insiden…..”
“….kami ingin meningkatkan
sosialisasi terkait manajemen Peningkatan Tujuan operasional yang paling penting
risiko klinis ini kepada seluruh pengetahuan adalah peningkatan pengetahuan staf
AB staf dan meningkatkan staf tentang MRK yang akan mendorong
keterlibatan serta partisipasi Peningkatan peningkatan partisipasi mereka dalam
aktif dari seluruh pihak di partisipasi staf proses MRK
rumah sakit ini….”
Pengukuran
“….penyelesaian indikator Tujuan operasional yang paling penting
indikator mutu
pengukuran keselamatan untuk dioperasionalkan adalah
UH dan
pasien dan mutu di seluruh melakukan pengukuran indikator mutu
keselamatan
unit….” dan keselamatan pasien di RS
pasien
Tujuan operasional yang harus
“….pengguaan SIMRS yang
diprioritaskan adalah membuat
PL terintegrasi dengan laporan SIMRS
pelaporan mutu unit yang terintegrasi
mutu tiap unit….”
dengan SIRS
208
“….tujuannya adalah untuk Tujuan operasional yang paling penting
Pelaporan
ST meningkatkan pelaporan adalah untuk meninngkatkan sistem
insiden
insiden dari unit-unit…” pelaporan insiden
Tujuan operasional yang harus
“…..pemenuhan standar Standar sesuai
PT diprioritaskan adalah pemenuhan
sesuai SPM….” SPM
standar SPM
“…. Strategi mencegah Fungsi MRK yang paling penting adalah
Pencegahan
WS insiden dan meminimalkan untuk pencegahan insiden jika ia sudah
insiden
dampak….” diterapkan secara sistematis di RS
“….menurut saya fungsi MRK Identifikasi risiko merupakan fungsi
Identifikasi
LB yang paling penting adalah MRK yang paling penting untuk
risiko
identifikasi risiko….” dikembangkan
“….kemungkinan identifikasi
Identifikasi risiko merupakan fungsi
risiko merupakan hal yang Identifikasi
SR MRK yang paling penting untuk
paling penting, saya kurang risiko
Fungsi MRK yang dikembangkan
yakin….”
paling penting
“……fungsi identifikasi dan
untuk
pelaporan, karena ini yang Identifikasi Identifikasi risiko merupakan fungsi
9 dikembangkan
menjadi dasar pembelajaran risiko MRK yang paling penting untuk
menurut anda TC
untuk membuat program Pelaporan dikembangkan kemudian dilanjutkan
adalah?
pencegahan risiko lebih insiden dengan sistem pelaporan insiden
(pertanyaan 5)
lanjut….”
Identifikasi risiko merupakan fungsi
“….saya kira identifikasi Identifikasi
AB MRK yang paling penting untuk
risiko yang paling penting….” risiko
dikembangkan
“…..fungsi pelaporan, harus
Pelaporan Fungsi pelaporan insiden yang paling
UH ada reward pelaporan
insiden penting untuk dikembangkan
insiden….”
“….fungsi patient safety, Pelaporan Fungsi pelaporan insiden yang paling
PL
utamanya pelaporan KTD, insiden penting untuk dikembangkan
209
KNC secara jujur dan terbuka
di setiap unit…”
Pelaporan Fungsi pelaporan iniden dan identifikasi
“….fungsi pelaporan dan insiden risiko penting untuk dikembangkan
ST
identifikasi risiko….” Identifikasi dalam rangka mengoptimalkan
risiko implementasi MRK
“….fungsi yang terpenting
Yang paling penting adalah fungs
menurut kami adalah fungsi Fungsi
PT monitoring terhadap seluruh
pengawasan atau monitoring
pelaksanaan program MRK di RS
monitoring…”
Informasi: Kebutuhan untuk pengembangan MRK
“….. Manajemen dan Profesi
Pemberi Asuhan, seperti Manajemen dan semua PPA harus
Manajemen
WS Perawat, Dokter, Dietisien, dan terlebih dahulu mendapatkan pelatihan
PPA
semua yang langsung terlibat MRK dan keselamatan pasien
pada pelayanan pasien….”
Manajemen harus terlebih dahulu
Menurut anda,
mendapatkan pelatihan MRK dan
pelatihan MRK LB “…. Manajemen….” Manajemen
keselamatan pasien, sebagai pengambil
dan keselamatan
kebijakan.
pasien lebih
10 Perawat harus diprioritaskan untuk
penting diberikan “….perawat, karena mereka
mendapatkan pelatihan tentang MRK
kepada kelompok yang lebih banyak dan lebih
SR Perawat dan keselamatan pasien karena mereka
staf yang mana? sering bersentuhan langsung
yan glebih banyak berinteraksi dengan
(pertanyaan 6) dengan pasien….”
pasien
“…..pelatihan ini prioritas Manajemen sebagai pengambil
diberikan kepada Dokter dan Dokter kebijakan harus mendapatkan pelatihan
TC Perawat serta manajemen. Perawat MRK dan keselamatan pasien, demikian
Dokter dan perawat adalah Manajemen pula dengan Dokter dan Perawat
profesi yang intens kontak sebagai tenaga medis yang paling
210
langsung dengan pasien, banyak berinteraksi dengan pasien
sedangkan manajamen adalah
pengambil kebijakan yang juga
harus paham tentang
manajemen risiko…”
Dokter sebagai penanggungjawab
pelayanan harus diprioritaskan untuk
AB “….kepada DPJP…..” DPJP
mendapatkan pelatihan MRK dan
keselamatan pasien
“…..harusnya kepada seluruh Tenaga medis yang berinteraksi dengan
Dokter
staf, namun prioritas utama pasien harus diprioritaskan untuk
UH Perawat
adalah staf medis, yaitu mendapatkan pelatihan MRK dan
Bidan
dokter, perawat dan bidan…” keselamatan pasien
Tenaga medis yang berinteraksi dengan
“…..rawat inap, IGD, ICU dan pasien harus diprioritaskan untuk
PL Tenaga Medis
OK….” mendapatkan pelatihan MRK dan
keselamatan pasien
Pengetahuan tentang MRK harus
“….pelatihan itu penting
merata pada semua staf, oleh karena itu
ST diberikan kepada semua Semua staf
maka pelatihan perlu diberikan kepada
staf….”
semua staf
Dokter dan Perawat sebagai tenaga
“….harus diprioritaskan
Dokter medis yang paling banyak berinteraksi
PT kepada dokter dan
Perawat dengan pasien harus mendapatkan
perawat….”
pelatihan MRK dan keselamatan pasien
Menurut anda, “……..ada data untuk
Data mutu dari setiap unit sangat
apa kebutuhan menjalankan redesign proses Data untuk
diperlukan untuk melakukan analisa dan
11 terbesar untuk WS atau rancang ulang….” redesign
redesign proses demi peningkatan
menjalankan proses
mutu pelayanan
program MRK di
211
RS anda? “…..meningkatkan
Implementasi MRK akan lebih optimal
(pertanyaan 8) pengetahuan staf tentang Pengetahuan
LB jika semua staf memiliki pengetahuan
manajemen risiko klinis itu staf
yan memada tentang MRK itu sendiri
sendiri….”
“…..harus ada komitmen yang Kommitmen yang sama dibutuhkan
sama dari semua pihak, baik untuk optmalisasi implementasi MRK,
SR Komitmen
itu pimpinan sampai ke staf mulai dari pucuk pimpnan hingga staf
biasa…..” biasa
“…..harus ada staf permanen
yang mengurusi masalah
manajemen mutu dan risiko,
sehingga mereka bisa lebih
Staf tetap Butuh staf yang purna waktu untuk
fokus dan tidak terbagi dengan
Sosialisasi menjalankan ndan mengawasi
TC tupoksi utama mereka.
berkesinambu implementasi MRK sehingga mereka
Sosialisasi kepada seluruh
ng bisa lebih fokus dalam bekerja.
pegawai juga harus selalu
dilakukan untuk menjamin
kesamaan persepsi dan
komitmen….”
Butuh staf yang purna waktu untuk
“….saya kira kami
menjalankan ndan mengawasi
membutuhkan adanya tenaga
implementasi MRK sehingga mereka
yang full time untuk Staf tetap
AB bisa lebih fokus dalam bekerja. Selain
mengurusi masalah ini dan Pelatihan
itu pengetahuan staf tentang MRK juga
pelatihan kepada seluruh staf
perlu agar mereka bisa melaksanakan
terkait manajemen risiko….”
program MRK dengan optimal.
Output dari MRK dapat berupa
“…..dana untuk membiayai
rekomendasi perbaikan yang terkadang
hasil rekomendasi investigasi
UH Dana membutuhkan pembiayaan dalam
kalau keluar dari pagu
pelaksanaannya. Butuh dukungan dana
anggaran…”
untuk mewujudkan hal ini.
212
Kompetensi SDM secara umum
termasuk pengetahuan diperlukan agar
“… kami membutuhkan pelaksanaan program sesuai dengan
SDM
peningkatan SDM serta yang diharapkan, selain itu juga
PL Evaluasi
evaluasi indikator dibutuhkan evaluasi indikator dalam
indikator
keselamatan pasien….” program MRK sehingga ada
pengembangan yang
berkesinambungan.
“….yang sangat dibutuhkan Yang dibutuhkan adalah pelatihan
ST adalah pelatihan bagi seluruh Pelatihan kepada seluruh staf untuk menambah
staf…” pengetahuan terkait MRK
“…..kami sangat Butuh staf yang purna waktu untuk
PERTI membutuhkan tenaga yang menjalankan ndan mengawasi
Staf tetap
WI full time untuk mengurusi hal implementasi MRK sehingga mereka
ini…” bisa lebih fokus dalam bekerja
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
230
DOKUMENTASI
231
Wawancara dengan Ketua Komite Mutu RSUD Sayang Rakyat
232
Wawancara dengan Sekretaris Komite Mutu RS Unhas
233