A.
DATA ORGANISASI PERUSAHAAN
Data – data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan untuk memudah
bagi owner yang akan mempercayakan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan.
NAMA PERUSAHAAN : PT. Grand Cipta Consulting
ALAMAT KANTOR/STUDIO : JL. Taman Sulfat XV No.02 Malang.
AKTE NOTARIS : Notaris Darma Sanjata Sudagung, SH
No. 95 Tanggal 17 Maret 1994
AKTE PERUBAHAN : Notaris Dr. Benediktus Bosu, SH
No. 62 Tanggal 10 Februari 2007
1
: Notaris R.A. Sri Wahjoeti Andajani, SH
No. 16 Tanggal 13 September 2008
: Notaris R.A Sri Wahjoeti Andajani, SH
No. 33 Tanggal 25 September 2008
NPWP PERUSAHAAN : 01.605.165.8-000
SIUJK : 602.01/93/35.73.121/2006
INKINDO : Anggota Penuh No. 8238/P/0411.JTM
DIREKTUR
SPI
MANAJER TEKNIK
MANAJER ADM/KEU
Dukungan Teknis
Dukungan Manajemen
Dukungan Finansial
Personalia
Administrasi Umum
BIRO SDM PROYEK-PROYEK Administrasi Proyek
Administrasi Kontrak
Invoice/Penagihan
Pengendalian
Bidang Sipil Kerjasama
Bidang Pengairan Akuntansi
Mekanikal dan Elektrikal Keuangan
Bidang Survey-Investigasi Perpajakan
Bidang Lingkungan Proposal
Pengembangan Masyarakat Pemasaran
Bidang Ekonomi dan Manajemen Rumah Tangga
Bidang Layanan Arsitektur dan Tata Lingkungan
Bidang Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan
B. DAFTAR
PENGALAMAN KERJA
Bidang layanan yang mampu diberikan PT. Grand Cipta Consultingdalam eksistensinya
di bidang jasa konsultansi meliputi:
Jalan
Jembatan
Fasilitas Penyeberangan
Jalan Layang
Rambu Lalulintas & Marka Jalan
Terminal & Pelabuhan
Rest Area
BIDANG KEAIRAN
PLTA
PLTU
Geothermal
Jaringan Transmisi
BIDANG INDUSTRI
BIDANG PARIWISATA
Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa konsultan perencana dan
pengawasan bersama ini pula kami prsentasikan jenis pekerjaan sejenis yang pernah ditangani.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
Tabel 1.1 Daftar Pengalaman Perusahaan selama 10 tahun terakhir
Bidang/Sub Pemberi Tugas / Pengguna Jasa Kontrak Tanggal Selesai Menurut
No. Nama Paket Pekerjaan Lokasi
Bidang Pekerjaan Nama Proyek Alamat / Telepon No / Tanggal Nilai Kontrak BA. Serah Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 HK0203/26/BWS.KAL-II/PP-KT
SID Pengendalian Banjir di Kabupaten Sipil / Prasarana PPK Perencanaan dan Jl. Tambun Bungai 26, Kuala Kapuas
Kuala Kapuas Monday, March 11, 2013 576,518,000 7-Sep-13 7-Sep-13
Kotawaringin Timur Keairan Program BWS Kalimantan II 731514, Kalsel
2
HK.0203/SNVT.PJPA.KS/IRWA-II/23
Supervisi Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi Sipil / Prasarana Banjarmasin SNVT PJPA Kalimantan II, 566,658,000 9-Sep-13 9-Sep-13
Jl. Yos Sudarso 10 Banjarmasin
DI. Amandit Wilayah Kiri Keairan Propinsi Kalimantan Selatan Wednesday, March 13, 2013
3 HK.02.03/BWS-BP/PPK/12
SI DD Pengamanan dan Penataan Mata Air Sipil / Prasarana BWS Bali-Penida, Ditjen SDA
Bali Jl. Tjok Agung Tresna, Denpasar Tuesday, March 19, 2013 288,849,000 17-Jul-13 17-Jul-13
Menyebar di Propinsi Bali Keairan Kemen PU
5 Studi Analisa, Geologi dan Topografi Wilayah II Sipil / Prasarana kabupaten PPK kegiatan Perencanaan Jl. A Yani Km. 4 Harapan Baru 601/PPK.Konsul.02/DPU- 98,945,000 26-Dec-12 26-Dec-12
Kab. Balangan Keairan Balangan/Kalsel Pembangunan Irigasi Kab Paringing Selatan Kab. Balangan AIR.24.01/BLG/2013
Balangan
28-Sep-12
6 Supervisi Jaringan Irigasi DI. Amandit Sipil / Prasarana Banjarmasin SNVT PJPA Kalimantan II, Jl. Yos Sudarso, 10 Banjarmasin HK.02.03/SNVT.PJPA-KS/IRWA.II/084 314,909,000 21-Aug-12 21-Aug-12
Keairan Dirjen SDA Kemen PU
23-Apr-12
7 Reinventarisasi Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Sipil / Prasarana Jombang Dinas PU Binamarga dan Jl. KH. Wahid Hasyim, No. 79, 602/424.01/APBD/415.23/2012 48,818,000 30-Mar-12 30-Mar-12
Peterongan Keairan Pengairan Kabupaten Jombang 1-Mar-12
Jombang
8 Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Gresik Sipil / Prasarana Gersik Dinas Pekerjaan Umum Jl. Gayung Kebonsari 169, Surabaya 602.1/1940/111.03/2012 47,740,000 23-Apr-12 23-Apr-12
Keairan Pengairan Prov. Jatim
9-Mar-12
9 Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Sipil / Prasarana Banyuwangi Dinas Pekerjaan Umum Jl. Gayung Kebonsari 169, Surabaya 602.1/3307/111.03/2012 48,053,500 3-Jun-12 3-Jun-12
Banyuwangi Keairan Pengairan Prov. Jatim
19-Apr-12
10 Supervisi Revitalisasi TPA Temesi Sipil / Prasarana Bali Satker Pengembangan Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLP-GCC/11.18 333,575,000 17-Dec-11 17-Dec-11
Keairan / Tata Penyehatan Lingkungan
Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 23-Jul-11
Lingkungan Permukiman Bali
Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763
11 Premliminari Studi PS Air Limbah Kawasan Kuta Sipil / Prasarana Bali Satker Pengembangan Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLPM-GCC/11.24 162,000,000 19-Sep-11 19-Sep-11
Selatan Keairan / Tata Penyehatan Lingkungan
Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 21-Jul-11
Lingkungan Permukiman Bali
Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763
12 Detai Desai Pengendalian Banjir Tukad Ayung di Sipil / Prasarana Bali PPK Perencanaan dan Jl. Tjok Agung Tresna, No. 9 HK.02.03/BWS-BP/PPK/11 334,320,000 12-Sep-11 12-Sep-11
Kota Denpasar Keairan / Tata Program Satuan Kerja Balai Denpasar Bali, Telp. 0361-234953
12-May-11
Lingkungan Wilayah Sungai Bali-Penida,
Denpasar
13 Detai Desan Penanganan Longsoran Tanggul Sipil / Prasarana Jawa Tengah Dinas Pengelolaan SDA Prop. Jl. Madukoro Blok AA - BB 602.1/549/2011 273,000,000 11-Oct-11 11-Oct-11
Sungai Bodri Keairan / Tata
Jateng Semarang 9-May-11
Lingkungan
14 Penyusunan SOP Untuk Penyusunan RTD Sipil / Prasarana Makasar PPK Perencanaan dan Jl. Sekolah Guru Perawat no. 3 KU.08.08/PPK/16/IV/2011 379,000,000 22-Aug-11 22-Aug-11
Bendungan Bili - Bili Keairan / Tata Program SATKER BBWS
TLP (0411) 868792 Fax (0411) 869781 25-Apr-11
Lingkungan Pompengan Jeneberang
15 DED Optimalisasi IPLT Buleleng Sipil / Prasarana Bali Satker Pengembangan Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLP-GCC/11.03 180,468,000 15-Aug-11 15-Aug-11
Keairan / Tata Penyehatan Lingkungan
Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 7-Apr-11
Lingkungan Permukiman Bali
Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763
6
16 Study Larap Bendungan Surga di Kabupaten Sipil / Kabupaten Buleleng, Balai Wilayah Sungai Bali- Jl. Tjok Agung Tresna, No. 9 HK.02.03/BWS-BP/PPR/02 317,235,000 25-Nov-10 25-Nov-10
Buleleng Prasarana Bali Penida, Denpasar Denpasar Bali, Telp. 0361-234953 14-Jun-10
Keairan / Jasa
Inspeksi Teknis
17 Perencanaan Teknis Konservasi Sub DAS Galeh Sipil / Semarang Dinas Pengelolaan SDA Semarang, Telp. 024-7608201 602.1/312/2010 183,927,500 27-Apr-10 4-Oct-10
Paket P-6 Prasarana Propinsi Jateng
Keairan / Jasa
Inspeksi Teknis
18 Supervisi Pekerjaan TPA Bengkala, Bali Sipil / Bengkala, Bali Satker PPLP Bali, Ditjen Cipta Komplek Dept. PU Werdhapura KU.08.08/PLP-GCC/03.10 287,259,000 12-Sep-10 12-Sep-10
Prasarana Karya Kementerian PU Sanur, Jl. Danau Tamblingan
15-Apr-10
Keairan / Jasa 49 Denpasar, Telp. 0361-
Inspeksi Teknis 283626
19 Perencanaan Desa Rawan Air Wilayah Lekok dan Sipil / Kecamatan Lekok Dinas Cipta Karya, Kabupaten Jl. Raya Raci Bangil Pasuruan, Telp. 690/3.04.2/424.059/2010 198,000,000 5-Jul-10 5-Jul-10
Nguling Kabupaten Pasuruan Prasarana dan Nguling, Pasuruan 0343-748368
7-Apr-10
Keairan / Jasa Kabupaten Pasuruan
Inspeksi Teknis
20 Pemetaan Batas Kabupaten Banyuwangi - Sipil / Survey Banyuwangi Kepala Dinas Pemerintah Jk. A Yani No. 100 027/1440/429,012/2009 46,400,000 19-Aug-09 19-Aug-09
Bondowoso Sekertaris Daerah
Banyuwangi 16-Apr-09
21 Supervisi Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Tata Lingkungan Denpasar Komplek Dep. PU Werdhapura, KU.08.08/PPLP.M-GCK/09/09 334,730,000 7-Dec-09 7-Dec-09
Satker Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Sanur, Jl. Danau Tamblingan No. 49, 7-Jul-09
Sanur-Denpasar
22 Konservasi DAS Cokroyasan Paket P.10 Tata Lingkungan / Jawa Tengah Dinas Pengelolaan SDA Prop. Jl. Madukoro Blok AA - BB 602.1/347/2009 191,195,000 23-Oct-09 23-Oct-09
Sipil / Keairan Jateng Semarang 16-Jun-09
27 Penyusunan Studi UKL dan UPL Pengerukan alun Sipil / Keairan/ Tata Dinas Perhubungan Jl. Jend Sudirman No.76 Tenggarong 550,22/UKL/UPL/Keruk/VI/2008 264,500,000 9-Oct-08 9-Oct-08
sungai mahakam Lingkungan Tenggarong Kutai Kabupaten Kutai Kartanegara
6-Jun-08
Kertanegara
28 SOP Pengeboran Air Tanah Sipil / Keairan Sumenep Dinas Pekerjaan Umum Jl. Urip Sumoharjo No.2 602.1/012/SPKS-PWS/435.103/2007 397,900,000 2-Dec-07 2-Dec-07
Pengairan Sumeneb Sumenep 2-Aug-07
29 Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 602.1/06/Konst/SPK-PWS- 229,050,000 16-Oct-07 16-Oct-07
Batu IRG/422,205/ 2007
Energi Pemkot Batu
16-Jul-07
30 Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Sipil / Keairan Probolinggo Dinas PU Pengairan Jl. Raya PB Sudirman no . 45 602.1/1201/PPBJ/426.503/2007 265,000,000 7-Nov-07 7-Nov-07
Jaringan Irigasi Saluran Sungai Pemerintah Kab Probolinggo Probolinggo 7 Juni 07
31 Pemetaan Batas Banyuwangi - Jember Sipil / Survey Banyuwangi Kepala Dinas Pemerintah Jk. A Yani No. 100 027/932/429,011/SPK/2007 45,900,000 23-Aug-07 23-Aug-07
Kabupaten Banyuwangi
28-May-07
32 Supervisi Konstruksi Pelaksanaan Embung Sipil / Keairan Tulungagung Balai Besar WS Brantas Jl. Sekartaji 5 Kediri PKSAD.22/SPMK/2007 248,000,000 29-Sep-07 29-Sep-07
Kabupaten Tulungagung 29-Mar-07
33 Perencanaan Teknis Pengembangan Irigasi Sipil / Keairan Probolinggo Dinas PU Pengairan Jl. Raya PB Sudirman no . 45 602.1/129/PPBJ/426.503/2007 212,000,000 20-Jun-07 20-Jun-07
Pedesaan Pemerintah Kab Probolinggo Probolinggo 22 Maret 07
Pasuruan
34 Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 602.1/06/Konst/SPK-IRG/422,205/ 247,690,000 10-Jul-07 10-Jul-07
Batu 2007
Energi Pemkot Batu
10-Apr-07
35 Survey dan Ivestigasi Kondisi Sungai di Kabupaten Jasa Survey / Kabupaten Blitar Dinas Prasarana Wilayah Jl. S. Parman 9 Blitar 050/04/SDA/16-JK1.1/409.109/2006 286,850,000 15-Nov-06 15-Nov-06
Blitar Telematika Pemkab Blitar 19 Juli 2006
36 SOP Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Sipil / Keairan Kabupaten Pasuruan Dinas Pengairan Pasuruan Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.1 602/SU-031/424.063/2006 329,500,000 25-Aug-06 25-Aug-06
Irigasi
Pasuruan 28-Apr-06
37 Pengembangan Air Tanah Sipil / Keairan Kab Sumeneb Kepala Dinas Pengairan Kab Jl. Urib Sumoharjo No. 2 Sumeneb 602,1/002/SPKA,PWS/435.103 277,900,000 30-Dec-05 30-Dec-05
Sumeneb /2005, 1 September 2005
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
C. URAIAN
PENGALAMAN KERJA
9
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
URAIAN PEKERJAAN
10
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
4 .
Lokasi Proyek : Bali
5 .
Nilai Kontrak : Rp 162,000,000
6 .
No. Kontrak : KU.08.08/PIPLPM-GCC/11.24
7 .
Waktu Pelaksanaan : 21 Juli 2011 - 19 September 2011
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 15 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah
satu)
Asing Indonesia
a ……..OB ……….OB
.
b ……..OB ……….OB
.
c. ……..OB ……….OB
d ……..OB ……….OB
.
1 . Pengguna Jasa : PPK Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
2 Nama Paket Pekerjaan : Detai Desai Pengendalian Banjir Tukad Ayung di Kota
Denpasar
3 Lingkup Produk : Orientasi Lapangan, Iventarisasi Data, Survey Topografi, Analisa uji Tanah,
Pengukuran Hidrometri dan Pengamatan Sendimen, Perhitungan Biaya dan
Analisa Ekonomi
4. Lokasi Proyek : Bali
5. Nilai Kontrak : Rp 334,320,000
6. No. Kontrak : HK.02.03/BWS-BP/PPK/11
7. Waktu Pelaksanaan : 12 Mei 2011 - 12 September 2011
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli 20 OB
Indonesia
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah
satu)
Asing Indonesia
a ……..OB ……….OB
.
b ……..OB ……….OB
.
c. ……..OB ……….OB
d ……..OB ……….OB
.
4
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
18
5
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
1 . Pengguna Jasa :
Dinas Pengelolaan SDA Prop.Jawa Tenggah
2 Nama Paket Pekerjaan :
Konservasi DAS Cokroyasan Paket P.10
3 Lingkup Produk :
Pengumpulan data sosialisasi masyarakat, Survey topografi, morfologi
:
sungai, sistem drainase, geologi permukaan dan karakteristik lingkungan
4. Lokasi Proyek :
Jawa Tengah
5. Nilai Kontrak R: 191,195,000
p
6. No. Kontrak : 602.1/347/2009
7. Waktu Pelaksanaan : 16 Juni 2009 - 23 September 2009
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli 26 OB
Indonesia
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a ……..OB ……….OB
.
b ……..OB ……….OB
.
c. ……..OB ……….OB
d ……..OB ……….OB
.
1 . Pengguna Jasa :
Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu
2 Nama Paket Pekerjaan :
Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan DAK
3 Lingkup Produk :
Merencanakan desain renovasi bangunan air, membuat perhitungan teknis
:
kontruksi, mengadakan survey penyelidikan tanah
4. Lokasi Proyek :
Batu
5. Nilai Kontrak R: 261,710,000
p
6. No. Kontrak : 602.1/17/PPP/422.205/ 2008
7. Waktu Pelaksanaan : 2 Juni 2008 - 2 Agustus
2008
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli 20 OB
Indonesia
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah
satu)
Asing Indonesia
a ……..OB ……….OB
.
b ……..OB ……….OB
.
c. ……..OB ……….OB
d ……..OB ……….OB
.
D.1. UMUM
Setelah melalui proses pemahaman dan penelaahan terhadap Kerangka Acuan Kerja
(KAK) Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan yang dikeluarkan
maka berikut ini akan disampaikan beberapa hal mengenai tanggapan terhadap Kerangka Acuan
Kerja oleh Konsultan dengan maksud untuk menyamakan persepsi untuk kesempurnaan dan
menjadikan preseden baik atau nilai tambah bagi konsultan.
39
baik yang bersifat rutin dan teknis maupun usulan-usulan lainnya yang sifatnya menunjang
pelaksanaan fisik.
Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak baik dari segi kualitas,
kuantitas serta dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang telah ditentukan, sehingga
sasarannya adalah agar prasarana dan sarana irigasi nantinya dapat berfungsi secara optimal
untuk mengatasi permasalahan penyediaan air bersih di Kabupaten Tabanan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan tetap berpedoman pada lingkup
pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (KAK) pekerjaan tersebut.
Secara umum lingkup kegiatan yang diuraikan dalam KAK telah diuraikan dan sesuai dengan
tahapan kegiatan.
Namun ada beberapa hal yang menurut pihak konsultan yang belum tertuang dalam KAK
yaitu informasi hasil studi terkait dan hal ini akan menjadi kewajiban pihak konsultan untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut termasuk juga dalam hal mengenai data-data penunjang yang
diperlukan. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan dalam pelaksanaannya akan ada beberapa
aspek serta permasalahan yang harus disesuaikan dengan kondisi lokasi dan keinginan dari
masyarakat setempat serta kajian dari aspek lingkungan perlu dijadikan bahan pertimbangan.
Oleh karena setiap pembangunan sekarang ini harus mengedepankan aspek lingkungan terutama
aspek sosial masyarakat agar tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Sehingga
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan ini akan dapat tercapai jika konsultan memahami dengan
seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka Acuan Kerja (Term of
Reference/TOR).
b. Saat Awal Proyek (At-Project Starting) meliputi koordinasi awal dengan pihak Pengguna
Jasa dan kontraktor, pengecekan bersama terkait dengan item-item pekerjaan dan jadwal
pelaksanaan konstruksi, sistem kerja dll.
d. Saat Proyek Selesai (Project Completion) dengan kegiatan meliputi masa pemeliharaan,
pemeriksaan bersama, serah terima pekerjaan, pembayaran akhir dan evaluasi dan penilaian
pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.
Hal ini sesuai dengan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak baik dari segi
kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang telah ditentukan.
E. PENDEKATAN METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
E. 1 UMUM
1. 1 Abstraksi
Pengembangan dan pengelolaan sumber air di wilayah Propinsi Bali masih kurang
optimal sehingga masih banyak lahan pertanian yang kekurangan air yang berdampak pada
penurunan produksi pertanian, kesulitan air bersih, semakin luasnya lahan kritis. Disatu sisi
48
masih banyak potensi sumber air (air permukaan, mata air dan air tanah) yang belum
dimanfaatkan secara optimal untuk penyediaan (air irigasi). Upaya pemenuhan kebutuhan
telah memunculkan persoalan dalam kaitannya dengan penyediaan prasarana dan sarana
pengembangan dan pengelolaan sumber air yang memadai. Namun karena ketersediaan air
lambat laun tidak seimbang lagi dengan tingkat kebutuhannya, maka permasalahan ini harus
diupayakan jalan keluarnya. Agar pengelolaan air irigasi bisa menjadi efektif, maka debit
harus diukur dan diatur sedemikian rupa agar sumber air yang ada bisa terjaga kuantitas dan
kontinuitasnya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan perlengkapannya. Upaya peningkatan
jaringan irigasi dan pemeliharaannya terus dilakukan untuk tetap menjamin kuantitas dan
kontinuitas penyediaan air irigasi.
Terkait dengan penyediaan prasarana irigasi yang memadai maka oleh Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida akan melaksanakan kegiatan Perbaikan dan Peningkatan Jaringan Irigasi
secara berkelajutan yang tersebar di wilayah Provinsi Bali. Untuk menjamin pelaksanaan
kegiatan konstruksi agar sesuai dengan waktu, mutu dan biaya yang ditetapkan serta dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi para petani, maka diperlukan adanya kegiatan
pengawasan terhadap kegiatan konstruksi tersebut.
Dari sisi kualitas, potensi SDA di Bali mempunyai beban untuk mendukung
penyediaan air pada kualitas yang setara dengan persyaratan masing-masing sektor, dimana
secara umum kelompok domestik mempunyai kriteria kualitas yang paling peka (kualifikasi
A dan B) selanjutnya sektor pertanian (kualifikasi C) dan industri (kualifikasi C dan D,
kecuali industri makanan dan minuman).
Kondisi kualitas sumber-sumber air yang ada di Bali memang telah banyak mendapat
penyelidikan laboratorium melalui berbagai studi yang dilaksanakan baik oleh Dinas
Pekerjaan Umum maupun instansi lainnya. Beberapa yang dapat dikutip sebagai gambaran
umum atas kualitas air baku tersebut ditampilkan pada Tabel berikut.
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa kualitas air dari sumber-sumber air yang ada
di Provinsi Bali pada umumnya masih termasuk kategori baik. Hampir keseluruhan sumber-
sumber mata air yang ada menunjukkan kualifikasi A sehingga dapat dikonsumsi untuk
kebutuhan rumah tangga (domestik). Setelah menjadi aliran permukaan, sebagian besar air
sungai mulai mengalami pencemaran, terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor erosi
kawasan, pestisida pertanian, maupun drainase rumahtangga. Pada jenis kualitas air seperti
ini, dalam batas-batas tertentu masih dapat dimanfaatkan kembali oleh sektor pertanian tanpa
memerlukan teknologi perlakuan khusus. Namun beberapa air permukaan yang terdapat di
bagian hilir kota, terutama kota Denpasar dan Singaraja, telah menunjukkan kondisi yang
buruk sebagai akibat fungsi sungai sebagai saluran drainase utama yang menggelontor
berbagai limbah industri yang mengandung bahan-bahan logam berat (BOD, COD).
1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Tabanan terletak di bagian selatan pulau Bali yang secara geografis
berada pada posisi 8⁰ 14’ 30”- 8⁰ 30’ 07” Lintang Selatan, 114⁰ 54’ 52” - 115⁰ 12’
57” Bujur Timur. Wilayah ini cukup strategis karena berdekatan dengan ibukota
Propinsi Bali yang berjarak 25 Km dengan waktu tempuh ± 45 menit dan dilalui oleh
jalur arteri yaitu jalur antar propinsi.
Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan secara lengkap adalah :
1 Selemadeg 52,05
2 Kerambitan 42,39
3 Tabanan 51,4
4 Kediri 53,6
5 Marga 44,79
6 Baturiti 99,17
7 Penebel 141,98
8 Pupuan 179,02
9 Selemd. Barat 120,15
10 Selemd. Timur 54,78
Sumber: Kabupaten Tabanan dalam Angka, 2010
Gambar E.1 Peta Kabupaten Tabanan
G. Sangiyang $
(2097 m) G. Adeng
(1811 m)
8 °20'
8 °20'
$ KEC . B AT U R IT I
G. Batukaru
(2276 m)
KEC . P U PU A N
500 - 1000 m
Luas : 265,29 km sq (31,61%)
KEC . P EN E BE L
KEC . S ELE M AD E G B AR A T
8 °30'
8 °30'
100 - 500 m
Luas : 373,58 km sq (44,81%)
25 - 100 m
Luas : 107,90 km sq (12,86%)
N
0 - 25 m
Luas : 16,39 km sq (1,95%)
S
5 0 5
WE
Kilometer
D. Ber atan
Batuan G. Pohen,
$
G. Pohen G. Sangiyang, & G. Lesung Luas : 136,50 km sq (16,26%)
$ (2055 m)
G. Sangiyang $
(2097 m) G. Adeng
$ (1811 m)
8 °20'
8 °20'
G. Batukaru KEC . B AT U R IT I
(2276 m)
KEC . P U PU A N
8 °30'
Tufa Endapan Lahar Buyan, Beratan & Batur
Formasi Palasari Luas : 453,57 km sq (54,04%)
Luas : 9,67 km sq (1,15%)
5 5
Kilometer
WE
0
D. Ber atan
$
G. Pohen Regosol
$ (2055 m)
G. Sangiyang (2097 m) $
$ G. Adeng
(1811 m)
G. Batukaru (2276 m)
8 °20'
8 °20'
KEC . B AT U R IT I
Andosol
KEC . P U PU A N
KEC . P EN E BE L
Latosol
KEC . S ELE M AD E G B AR A T
8 °30'
8 °30'
Alluvial
5 0 5
Kilometer
WE
c. Hidrogeologi
Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam
sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah
lainnya di Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air dan
air tanah. Secara umum jenis sumber mata air dapat dikatagorikan sebagai air
permukaan dan air tanah.
Air permukaan dapat berasal dari : (1) air hujan yang mengalir di permukaan
bumi dan berkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah, seperti sungai, danau, laut
dan sebagainya; (2) air tanah yang mengalir keluar permukaan bumi, misalnya air dari
mata air yang mengalir ke permukaan bumi; dan (3) air buangan bekas aktivitas
manusia. Sedangkan air tanah adalah air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan air tanah yang disebut “aquifer”. Jenis-jenis air tanah
adalah (1) air tanah dangkal, yaitu bila air hujan/air permukaan hanya meresap sampai
muka air tanah yang berada di atas lapisan rapat air, umumnya mempunyai kedalaman
kurang dari 50 m; (2) air tanah dalam, yaitu air tanah yang terletak di antara dua
lapisan kedap air, letaknya biasanya cukup jauh dari permukaan tanah; dan (3) mata
air, yaitu air di dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau berkerikil, atau
mengalir melalui celah pada lapisan kedap air. Tempat keluarnya air di permukaan
tanah ini disebut mata air.
1) Sungai
Di wilayah Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran
sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai yang
cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), yaitu:
Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100,82 km2. Daerah aliran sungai
ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di perbatasan Desa
Sudimara dan Pangkung Tibah.
Daerah Aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135,76 km 2. Semua daerah aliran sungai ini
terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan Kecamatan
Selemadeg Timur dan Kerambitan.
Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152,9 km2. Semua daerah aliran
sungai terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di Suraberata,
Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat.
Sungai-sungai besar lainnya yang bermuara di wilayah Kabupaten Tabanan
yaitu Tukad Yeh Sungi (panjang 40,5 km) bermuara di Desa Beraban (Kecamatan
Kediri), Tukad Yeh Abe (panjang 9,3 km) bermuara di perbatasan Kabupaten
Tabanan dan Tabanan.Tukad Yeh Matan (panjang 13,5 km) bermuara di perbatasan
Desa Berembeng dan Tegalmengkeb, dan Tukad Yeh Otan (panjang 24,0 km)
bermuara di Desa Antap.
Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Tabanan baru tiga sungai yang telah
diinventarisasi memiliki potensi untuk dikembangkan melalui program penyadapan
sungai yaitu Tukad Balian, Tukad Yeh Empas dan Tukad Sungi. Tukad Balian
mempunyai debit aliran andal sebesar 380 lt/detik, Tukad Yeh Empas 200 lt/detik dan
Tukad Sungi 430 lt/detik sehingga total hasil penyadapan air sungai dari tiga sungai
tersebut adalah 1.010 lt/detik atau 31,85 juta m3/tahun (Rencana Induk Penyediaan
Air Bersih Bali, 2000).
Berdasarkan data curah hujan bulanan yang tercatat melalui alat pengukur
curah hujan yaitu penakar hujan dan pencatat hujan di seluruh stasiun yang ada di
Kabupaten Tabanan (Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III) dilakukan
simulasi dan diperoleh curah hujan dalam bentuk Isohyet bulanan selama tahun 2004.
Berdasarkan catchment area (CA) masing-masing sub SWS, maka dapat dihitung
potensi air permukaan di Kabupaten Tabanan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.4.
Total ketersediaan air permukaan yang masuk ke dalam sistem sungai di
Kabupaten Tabanan mencapai 2.400.501 juta m3/tahun.
Tabel E.4 Ketersediaan Air Permukaan Per sub Satuan Wilayah Sungai
Kabupaten Tabanan Tahun 2005
3) Waduk
Kabupaten Tabanan memiliki sebuah waduk yang baru saja dibangun pada
tahun 2008 yaitu Waduk Telaga Tunjung. Waduk Telaga Tunjung terletak di
Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan dengan luas daerah tangkapan waduk
81,50 km2, volume tampungan efektif 1.159.640 m3, dan luas genangan waduk 16,50
km2. Waduk ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Kecamatan
Kerambitan dan sekitarnya serta sebagai sumber air bersih.
4) Mata Air dan Sumur Gali
Berdasarkan data dari laporan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali
(2000), sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah 118 buah dan
yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 82 titik mata air, dengan
debit 3,26 m3/dt atau 102,81 juta m3/tahun. Sedangkan jumlah sumur gali sebanyak 22
buah dengan debit 14,3 lt/detik atau 450.965 m3/tahun.
b. Tujuan Pekerjaan :
Tujuan pelaksanaan pekerjaan adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan Dokumen Kontrak baik dari segi
kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dalam waktu dan dengan biaya yang telah
ditentukan.
c. Sasaran :
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan supervisi ini adalah :
Upaya pengendalian pelaksanaan konstruksi pembangunan jaringan irigasi agar
tepat waktu, mutu, dan biaya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Agar prasarana dan sarana irigasi nantinya dapat berfungsi secara optimal untuk
mengatasi permasalahan penyediaan air bersih di Kabupaten Badung.
Pemrakarsa dari pekerjaan ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida.
E.1. 8 Keluaran
Dalam pendekatan teknis ini beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
konsultan supervisi yaitu :
Untuk pelaksanaan Pekerjaan akan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu
yang berkaitan dengan proyek dan sesuai dengan ketetapan personil pada Kerangka Acuan
Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan akan didukung oleh fasilitas
penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja yang seefisien mungkin.
Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh Konsultan secara umum diuraikan sebagai
berikut:
D. Membuat berita acara dan pelaporan atas seluruh kegiatan pemeriksaan dan
pengawasan yang dilakukan
Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar E.7, maka konsultan akan
merinci pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan
mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
Koordinasi proyek
Responding
Pengawasan kemajuan
69
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
MASA PRA PELAKSANAAN
1. Personil/tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada penggantian personil terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Satuan Kerja sebagai Pengguna Jasa.
3. Peralatan/alat-alat ukut dan laboratorium dalam hal ini bukan alat laboratorium yang
lengkap tetapi hanya peralatan pendukung pelaksanaan kerja karena yang menyiapkan
lebih lengkap Kontraktor.
Keluaran :
2. Mengumpulkan data-data dan informasi sebagai bahan evaluasi dan kajian terhadap
penerapan rencana kegiatan.
konstruksi Keluaran :
70
Teridentifikasinya kondisi awal lokasi kegiatan
Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan sebagai bahan untuk kajian dan
evaluasi dari perencanaan awal
Terinformasinya jenis kegiatan yang dilakukan kepada masyarakat di lokasi kegiatan
Terinformasinya persepsi masyarakat terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
Adanya dukungan dari masyarakat selama baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi dan pasca konstruksi.
Sebagai bahan dalam penyusunan program kerja dan metode pelaksanaan
Secara umum walaupun hanya berbentuk suatu rapat, Rapat Pra Konstruksi adalah
tahapan penting untuk melaksanakan pekerjaan supaya sesuai dokumen kontrak karena
merupakan koordinasi awal yang dihadiri oleh semua pihak pelaksana pekerjaan meliputi
Satker/SNVT Perencanaan dan Pengawasan, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek
Fisik, Dinas-Dinas Terkait, Kontraktor dan konsultan. Dengan demikian semua pihak akan
memberikan tanggapan tata cara melaksanakan dan apresiasi terhadap dokumen kontrak.
1) Materi
Organisasi Kerja.
Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana quality
control bahan yang akan digunakan.
Pekerjaan tambah/kurang
Sub letting.
Asuransi.
4) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama (major
items).
Rigid pavement.
Flexible pavement.
Struktur
Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana pekerjaan akan
mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran, tata cara dan detail-detail pelaksanaan
sehingga semua pihak bisa mendukung kelancaran pekerjaan.
MASA PELAKSANAAN
1. Mobilisasi Kontraktor
Memeriksa dan melengkapi data survai yang akan digunakan, serta menentukan titik-
titik lokasi survai di lapangan sesuai dengan data tersebut.
Memeriksa dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas lingkup
asuransi dan Kontraktor.
Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangakan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.
Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kuantitas dan prosedur
pemeriksaan mutu (quality control).
Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas didalam
proyek.
Memeriksa dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang disediakan oleh
kontraktor.
2. Review Design
Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam beberapa tahapan proses.
Untuk lingkup kegiatan ini, konsultan juga ditugaskan untuk mengadakan review desain
dengan lingkup sebagai berikut :
Melakukan pembuatan/perbaikan desain terhadap penambahan ataupun perubahan
konstruksi yang signifikan dari rencana yang ada dalam Dokumen Kontrak
pelaksanaan konstruksi tahun 2012.
Melakukan evaluasi dan review terhadap jaringan yang sudah ada.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan review desain ini adalah sebagai
berikut :
Pelaksanaan pembuatan peta situasi saluran irigasi skala 1: 1.000, peta situasi bangunan
utama dan penunjang skala 1 : 500.
Pengukuran cross section dan long section dengan jarak interval 50 m dan 25 m untuk
belokan/tikungan.
Penggambaran cross section bangunan dan profil memanjang, lokasi bangunan penunjang
yang diukur.
Memasang patok BM dan CP.
Metode Pelaksanaan :
1) Persiapan, meliputi
a) Koordinasi dengan direksi pekerjaan.
b) Pengumpulan data awal berupa: data sekunder, buku-buku referensi,
peraturan/ketentuan/standard teknis yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
c) Pembuatan dan penyusunan program kerja, jadwal penugasan dan
persiapan/penyusunan instrumen survey.
2) Survey meliputi
Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting, melakukan identifikasi dan
inventory data untuk rencana pengembangan meliputi kegiatan pengukuran dan pemetaan
untuk bangunan utama dan bangunan penunjang lainnya.
1) Kegiatan Pengukuran
A. Pemasangan Patok
Pemasangan patok meliputi patok Bench Mark (BM), Kontrol Point (CP) dan patok
kayu sebagai patok bantu dengan rincian sebagai berikut:
a. Bench Mark ( BM )
Bench Mark yang terbuat dari beton menggunakan tulangan dengan ukuran 20 cm
x 20 x cm x 100 cm untuk BM. BM dilengkapi dengan baud yang diberi tanda
silang pada bagian atasnya sebagai titik centering, serta diberi penamaan pada
bagian samping menggunakan tegel. BM ini dipasang sedemikian rupa sehingga
bagian yang muncul di atas tanah lebih kurang 20 cm.
b. Kontrol Point ( CP )
Kontrol Point dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm terbuat dari cor semen,
dipasang dengan tujuan untuk memberikan acuan arah azimuth dari BM terpasang.
Kontrol point ini dipasang dengan posisi saling terlihat dengan BM terpasang.
Pemasangan Bench Mark ini diikuti dengan pemasangan Kontrol Point (CP )
sebagai arahan untuk menentukan azimuth titik tersebut. BM dan CP dipasang
pada tempat yang stabil, aman dan mudah dalam pencariannya.
c. Patok Bantu
Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat pengukuran poligon, situasi,
cross section dan diantara tempat berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat dari kayu
dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 40 cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya dipasang
paku payung sebagai penanda centeringtitik tempat berdiri alat atau titik berdiri
rambu pada pengukuran waterpass. Untuk memudahkan penentuan patok, perlu
juga diberikan peng-kodean atau penamaan masing-masing patok kayu tersebut
dengan nama, huruf atau nomer.
a. Poligon harus diukur dengan awalan pada titik poligon utama dan diakhiri pada
titik poligon utama pula.
b. Setiap BM eksisting maupun BM dan CP baru dilalui pengukuran poligon.
c. Poligon harus diukur menggunakan alat Theodolite T2.
d. Sudut diukur minimal dalam 1 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan Luar Biasa,
dengan ketelitian bacaan sudut 20”.
e. Untuk Pengukuran Jarak pada Poligon Cabang menggunakan alat digital untuk
mengurangi faktor kesalahan menggunakan peta ukur dan dicek dengan jarak
optis.
f. Jarak mendatar diukur minimal 2 (dua) kali ke muka dan ke belakang.
g. Kesalahan penutup sudut harus lebih Besar dari 20 “n, dimana n adalah jumlah
setasiun berdiri alat.
h. Kesalahan linier yang dicapai harus lebih Besarl dari 1 : 7.000.
i. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika
ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak
diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
j. Pekerjaan hitungan poligon cabang harus diselesaikan di lapangan, agar bila
terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali
hingga benar.
k. Perataan hitungan poligon dilakukan dengan perataan metode Bouwditch.
a. Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop, dengan menggunakan
alat waterpass Wild Nak-2.
b. Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar dari 50
meter.
c. Baud-baud tripod (statip) tidak boleh longgar, sambungan rambu harus lurus betul
serta perpindahan skala rambu pada sambungan harus tepat, serta rambu harus
menggunakan nivo rambu.
d. Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat pengukuran.
e. Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai dengan maksimal
2750.
f. Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas, benang tengah
dan benang bawah.
g. Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua BM
eksisiting dan BM baru terpasang harus dilalui pengukuran waterpass.
h. Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan sama
dengan jarak belakang.
i. Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur terbuka
pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand.
j. Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mmD, dimana D
adalah jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer.
k. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika
ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak
diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
l. Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan, agar bila terjadi
kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga
benar.
Tujuan dari pengukuran ini adalah mengetahui Tinggi ( Elevasi ) titik-titik potok dari
permukaan tanah yang dilewati poligon utama. dan berguna untuk penggambaran
garis kontur. hasil dari pengukuran ini adalah berupa data Elevasi dari titik-titik
(patok) atau Ketinggian dari permukaan tanah.
Ketentuan atau kaidah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pengukuran sipat
datar profil memanjang sama dengan kaidah dalam pengukuran sipat datar melintang.
Alat ukur yang akan digunakan dalam pekerjaaan ini adalah alat ukur waterpass tipe
WILD NAK. Detail yang diukur adalah ketinggian patok-patok kayu yang telah
dipasang sebelumnya dan ketinggian permukaan tanah pada patok tersebut.
Tujuan pengukuran sifat datar profil adalah mengetahui profil atau tampang tubuh
tanah dari suatu trace, sungai, jalan, Sistem pipa,alur bangunan dan lain-lain. Sifat
datar profil dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
Pengukuran situasi harus serapat mungkin guna mendapatkan garis kontur yang sesuai
dengan geometrik areal pengukuran, untuk mendapatkan gambaran secara detail
kondisi tampungan, sehingga nantinya diperoleh informasi besarnya tampungan dari
peta yang dibuat, cocok dengan kondisi lapangan. Alat yang digunakan untuk
pengukuran situasi umumnya yang biasa dipakai adalah Theodolit dan satu set bak
ukur.untuk ketentuan yang harus disituasi sampai mencapai elevasi 10 meter dari as
saluran sehingga hasilnya situasinya tidak terbuang. detail situasi dapat dihitung
dengan Metode Sudut Kutub.
dimana :
Sedangkan untuk beda tinggi titik detil didapat dengan menggunakan persamaan
Metode Tachymetri seperti gambar berikut :
A
Slope Distance (Ds)
Dtg.h Bt
h
Horizontal Distance (Dh) B
h
Dimana :
Ti = tinggi alat
Bt = benang tengah
A. Evaluasi analisa dan perhitungan terhadap kebutuhan air irigasi, bangunan utama dan
penunjang serta struktur.
B. Evaluasi Analisa Hidrolika
Evaluasi analisa dan perhitungan hidrolika dilakukan untuk mendapatkan kapasitas saluran
dan kebutuhan dimensi saluran yang telah direncanakan.
MASA KONSTRUKSI
Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat
ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,
pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan masalah lain
yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
Pelaporan.
PENGENDALIAN PELAKSANA
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi “Preaudit”,
“Monitoring”, dan “Post-audit”.
Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak
pemborongan.
- Jenis Pekerjaan.
- Kuantitas Pekerjaan.
- Schedule pelaksanaan
- Schedule pembayaran.
b. Review Design
Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi
lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif lain yang sesuai
untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.
c. Persiapan Konstruksi
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan
digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga
kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka Konsultan akan
menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja dan
peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada waktunya.
Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre ConstructionMeeting
(PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan hasil
pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi pekerjaan
fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar
jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya mengganggu, mematikan
serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi Pelaksana
Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil
kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa mengajukan permintaan
pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan Pengawas bahwa hasil
pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak.
Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk maksud diatas
adalah :
EVALUASI RENCANA
Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan
dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian rencana yang perlu
dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-
baiknya.
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu
persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk
menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistematik. Pengawas lapangan perlu
menerapkan sistem kontrol yang baik di lapangan.
Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu :
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan
pokok. Bila mana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran
jangka pendek dan program kerja untuk mengantisipasinya.
Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila
tidak terjadi perubahan kontrak.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan dilapangan
yaitu :
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja
lapangan.
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang
diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network / s-curve chart yang telah
disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau sesuai kondisi dicheck
kembali :
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti
yang dikehendaki.
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :
1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
2. Cara Mengontrol
Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara mengontrol
seperti flow chart Gambar 3.9.
Alasannya?
Ada keterlambatan?
Tidak
Alasannya?
Ada keterlambatan?
OK Diperlukan
Penanganan
GAMBAR : E.9.
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI
Pekerjaan yang
seharusnya sudah dimulai
Ya
OK YYa
OK Tangani
Ya
OK
Apa prestasinya bisa dikejar ?
Tidak
Ya
Berapa lama ditangguhkan ? apa ada float
OK
Tangani
GAMBAR E.10
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULAI
Pekerjaan yang seharusnya selesai
Tidak
OK Diperlukan penanganan
GAMBAR E.11
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI
Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan sistem informasi
pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.
Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
Progress Performance.
Schedule Control.
Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual, perhitungan
pembayaran progress pekerjaan.
Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek (project
data entry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam monitoring dan pengendalian
pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data tersebut disimpan didalam database di kantor
proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan analisa secara periodik.
Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan sebelumnya maka dapat dilakukan
analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam aspek skedul, progress dan pembiayaan
proyek. Dari analisa masalah tersebut dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program
proyek kembali ke rencana semula. Gambar 3.12. Skematika aliran kerjanya adalah
sebagai berikut :
Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis, maka
Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :
Tahapan Initialisasi
Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga pekerja,
administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.
Tahapan Pelaksanaan
Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan proyek.
Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil pelaksanaan
proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara umum, mengawasi
aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan pengawasan terhadap resource
yang terlibat dengan menambah atau mengurangi jumlah resource (tenaga, bahan dan alat)
apabila perlu.
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek pada
minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas yang tidak
memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi kritis yaitu aktifitas
yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut tidak boleh
mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis dari suatu
aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan barchart, yaitu
sebagai berikut :
Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan bagi
analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya dapat
dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek, seperti penambahan
tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau merubah metode
pelaksanaannya.
Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek actual
di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan gambaran
kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis yang di peroleh
dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan
pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan
kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve; yang membandingkan
pencapaian actual dengan baseline proyek.
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak
terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan
biaya.
PENGENDALIAN MUTU
Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman dan
mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.
2. Penyimpanan Bahan/Material
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat
diperiksa oleh Konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telag dipersiapkan dan diberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah
segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air. Tinggi
maksimum tumpukan 5 m.
Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan dengan
papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.
Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat
yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
3. Cara Pengukuran Material / Campuran
Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk perlindungan
terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.
Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal guna mempertahankan suhu
campuran. Walaupun pekerjaan ini kelak bukan pekerjaan utama tetapi perlu
ditekankan karena akan mempengaruhi kinerja jembatan nantinya.
Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, Konsultan akan
mempunyai wewenang untuk memerintahkan Pelaksana Kegiatan dan untuk
menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian
seluruh proyek.
4. Pengujian Material Yang Akan Digunakan
Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksi oleh Konsultan.
Setiap saat Konsultan akan menginspeksikan material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal Kerja Pelaksana Kegiatan.
Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat
diperiksa ulang dan ditest kembali oleh Konsultan.
Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.
5. Job Mix Formula
Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi,
sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu job Mix Formula yang
disetujui Konsultan, antara lain untuk pekerjaan Beton.
6. Pengujian Rutin Laboratorium
Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau
campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan
berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan.
Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.
7. Pengujian Hasil Kerja / Test Lapangan (Uji Terima)
Sertelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan pengujian/test
lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.
Tahap demi tahap pekerjaan ini sebagaimana yang didiagramkan pada Gambar 3.13.
Flowchart Pengendalian Mutu.
PENGAWAS / PROYEK KONTRAKTOR
Permohonanpemakaian bahan
JMF
Pelaksanaan pekerjaan
Pengujian mutu
Penanganan perbaikan
Mutu sesuai Spec.
Time schedule
Laporan harian
Laporan mingguan
Risalah Rapat
Record cuaca
Photo dokumentasi
Change order
Addendum
PENGENDALIAN KUALITAS
Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan
atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum terdapat 2 jenis
pemeriksaan kuantitas yaitu :
Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan sebagai material saja.
Pemeriksaan terhadap hasil kerja.
Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan
atas :
Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
Metode Perhitungan
Lokasi kerja.
Jenis Pekerjaan
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan persyaratan
lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat
yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar di ukur dan di
rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Rekomendasi hasil pengukutan kuantitas ini
Harus dalam suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam kontrak berupa
Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-
benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontark dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya
proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang selanjutnya
disebut sebagai “Sertifikat bulanan (Monthly Certificate – MC)”. Format sertifikat bulanan harus
sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang diajukan pada
sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil pemeriksaan
mutu (Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di
lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana
Kegiatan, Konsultan, dan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik.
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi
pada pembayaran berikutnya.
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah
dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir
merupakan final quantity yang benar.
Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik
atau Pelaksana Kegiatan dan harus disetujui dengan suatu Perintah perubahan yang ditanda
tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah
Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran
atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, Maka Perintah Perubahan harus
dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka Konsultan
membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR
Setelah peninjauan kembali oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dan
jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik akan
mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh
Pemberi Tugas.
ADDENDUM PENUTUP
Berdasarkan pada rincian Pernyataan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik mengenal
Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan
Kerja Proyek Fisik akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Tugas
untuk ditanda tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.
Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua
perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan
pekerjaan.
E. 5 PROGRAM KERJA
E.5.1 UMUM
Rencana kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan dari konsultan
dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan,
konsep penanganan masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana
maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk
memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan
Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga
dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir
Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.
Rencana kerja ini disusun berdasarkan tahapan kegiatan sesuai dengan lingkup pekerjaan
sesuai dengan KAK. Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai
berikut :
a. Lingkup Kegiatan :
Evaluasi jaringan irigasi dan site bangunan
Evaluasi hasil survei pengukuran dan penggambaran
Evaluasi hasil penyelidikan mekanika tanah dan laboratorium
c. Waktu Kegiatan :
Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 sampai dengan Bulan Ke-4 (termasuk penggambaran
jika diperlukan)
3) Evaluasi Hasil Analisa dan Perencanaan Detail
a. Lingkup Kegiatan :
Evaluasi hasil analisa kebutuhan air irigasi, daerah layanan irigasi, analisa hidrolika
Evaluasi hasil penggambaran dan RAB
Pelaporan
b. Personil Yang Bertugas :
Team Leader (Koordinator)
Ahli Irigasi
Quantity Engineer
c. Waktu Kegiatan :
Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 sampai dengan Bulan Ke-6
3. Supervisi Konstruksi
Konsultan supervisi akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara
keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya, dengan
rencana kerja sebagai berikut :
1) Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction).
a. Lingkup Kegiatan :
Meliputi mobilisasi tim konsultan, evaluasi organisasi pelaksanaan di lapangan dan
koordinasi dengan pihak terkait.
Konsultan memahami bahwa produk dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah beberapa jenis
laporan yang disusun dan diserahkan selama masa kontrak. Sesuai dengan KAK maka Konsultan
harus menyerahkan beberapa jenis laporan dan jumlah sesuai dengan tertuang di KAK ke Satuan
Kerja, meliputi :
2) Laporan Bulanan
Laporan harus memuat keterangan mengenai mobilisasi dan demobilisasi, kemajuan
pelaksanaan pekerjaan, masalah teknis dan non teknis yang dihadapi dan rencana
pelaksanaan pekerjaan pada periode berikutnya, Laporan ini harus disampaikan pada setiap
akhir bulan dan dibuat dalam bahasa Indonesia rangkap 4 (Empat) setiap bulannya.
3) Laporan Utama
Laporan Utama berisikan tentang hasil kegiatan supervisi secara menyeluruh dan detail
termasuk pelaksanaan pembuatan desain yang dilakukan selama pelaksanaan konstruksi,
Laporan ini dibuat sebanyak 4 (Empat) rangkap dan diserahkan paling lambat akhir kontrak.
7) File Video
Menampilkan video dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir pelaksanaan
pekerjaan. Video dibuat sebanyak 4 (empat) set.
1) Profesional Staff
a. Ketua Tim (Team Leader)
Seorang Sarjana Teknik Sipil/Pengairan (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air
minimal ahli muda dengan pengalaman minimum 6 tahun dalam bidang planning,
perencanaan, supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan
sejenis. Tugas dan tanggung jawab Team Leader yaitu melakukan pengendalian pelaksanaan
dan kualitas pekerjaan secara menyeluruh yang mencangkup aspek teknis, administrative
dan logistik. Perkiraan penugasan selama 7 bulan.
b. Ahli Irigasi
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam bidang planning, perencanaan,
supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan bangunan air
atau sejenis. Tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan kajian dan review desain,
pengawasan/pengendalian mutu dan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil,
Perkiraan penugasan selama 6 bulan.
c. Quality Engineer
Seorang Sarjana Teknik Sipil memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan
pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
yaitu mengevaluasi kualitas pekerjaan, melakukan pengawasan / mutu pekerjaan. Perkiraan
penugasan selama 5 bulan.
d. Quantity Engineer
Seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan
pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
yaitu mengevaluasi kuantitas pekerjaan, melakukan pengawasan dan pengendalian kuantitas
pekerjaan. Perkiraan penugasan selama 5 bulan
3) Supporting Staff
Selain personil-personil tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan juga menggunakan
Supporting staff untuk membantu kelancaran pekerjaan, seperti :
1. Draftman Autocad, Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, tugasnya membantu tenaga
ahli dalam memeriksa dan menyempurnakan gambar shop Drawing dan Asbuilt Drawing.
3.5 Apresiasi dan Inovasi Untuk Penilaian Kondisi Jaringan Irigasi Terkait dengan
Rencana Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Selain data kuantitas jaringan irigasi, data kualitas jaringan irigasi juga diperlukan, yakni
mengenai kondisi fisik jaringan irigasi, apakah jaringan irigasi tersebut dalam kondisi baik,
cukup baik atau sudah rusak. Hal ini penting untuk program penanganan jaringan irigasi.
Kontribusi nilai tiap komponen terhadap keseluruhan jaringan irigasi bobotnya tidak
sama, bobot tiap komponen disusun berdasarkan besarnya pengaruh komponen tersebut
terhadap pelayanan air irigasi.
Bobot tiap komponen utama telah dirumuskan sebagai berikut :
Komponen Bobot (%)
1. Bangunan utama 35
2. Saluran pembawa 25
3. Bangunan bagi, bagi/sadap, sadap 25
4. Saluran pembuang 10
5. Bangunan pada saluran pembuang 5
Jumlah 100
Bobot komponen utama tersebut merupakan kontribusi dari bobot komponen yang lebih
kecil.
Apabila pada suatu jaringan irigasi tidak memerlukan komponen saluran pembuang atau
komponen bangunan pada saluran pembuang, atau kedua-duanya, maka penilaian untuk
komponen tersebut diambil maksimum.
Distribusi komponen dan bobotnya pada jaringan irigasi adalah sebagai berikut :
Pintu & Pintu Banjir 5%
Bang. Pengambilan 12%
Endapan/Lumpur 3%
Pengukur Debit 3%
Papan Eksploitasi 1%
Bang. Penguras 6%
Pntu 4%
Endapan/Lumpur 2%
Mercu 5%
Bangunan Utama 35% Tubuh Bendung 10%
Ruang Olakan 4%
Papan Skala 1%
Sayap 4%
Sayap 2%
Koperan 2%
Jembatan 1%
Bang. Pelegk. Bendung 3%
Rumah PPA/Gudang 1%
Gawar Banjir 1%
Erosi dan atau Sedimentasi5%
Bocoran 8%
Tubuh Bngunan 8%
Profil saluran 3%
Tubuh Bangunan 3%
Distribusi Komponen dan Bobotnya pada Bangunan Utama (Selain bendung tetap/bendung
gerak) adalah sebagai berikut :
Pintu Intake 9%
Pintu Penguras 7%
Pelimpah/Spillway 8%
Waduk 35%
Endapan 3%
Tanggul Banjir 5%
Bangunan Pelengkap 3%
Mekanis 25%
Pompa 35%
Bangunan Sipil 10%
Kriteria penilaian tiap komponen jaringan di lapangan dinilai secara visual berdasarkan 3
(tiga) skala penilaian, yaitu : Baik (B), Cukup (C), dan Rusak (R).
Sebagai pedoman dalam penilaian secara visual dipakai ketentuan penilaian sebagai berikut :
Baik jika :
1.2. Endapan/Lumpur
Baik jika : 1. Endapan di depan pintu tidak setinggi ambang pintu pengambilan
(intake)
1.3.Pengukur Debit
Baik jika : 1. Terdapat sarana pengukuran debit yang kondisi fisik dan
hidrolisnya berfungsi dengan baik
Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan baik, secara
mekanis dan hidrolis
2.2. Endapan/Lumpur
Mercu Bendung
Baik jika : 1. Tidak terdapat gerusan di hilir yang terus menerus dan
membahayakan konstruksi
Cukup jika : 1. Terdapat gerusan di hilir yang terus menerus dan gejala
rembesan yang menembus ruang olakan
Baik jika : 1. Terdapat papan duga yang bias dibaca dengan baik
2. Terpasang pada posisi elevasi yang benar untuk kondisi muka air
normal dan banjir
Cukup jika : 1. Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat beberapa
retakan
2.6 Koperan
Rusak jika : 1. Jembatan di atas bendung tidak ada (bila ada 2 pintu
pengambilan (intake/penguras kanan-kiri))
1. Bangunan Pengambilan
1.1.Gawar Banjir
Baik jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir masih
berfungsi baik
Cukup jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir tidak
berfungsi baik
Rusak jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir sudah tidak
berfungsi lagi
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
Rusak jika : 1. Debit air baku selalu kering pada musim kemarau
Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik secara mekanis dan
hidrolis
3. Waduk
3.1 Endapan/Lumpur
Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan
hidup
Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan
hidrolis
4. Pompa
Kondisi Mekanis
B. Saluran Pembawa
Baik jika : 1. Tidak ada endapan dan atau yang berpengaruh terhadap kapasitas
rencana saluran, dan atau terhadap fungsi bangunan ukur
126
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
2. Tubuh Saluran
2.2.Talang
127
2. Terdapat kisi-kisi penyaring sampah (trashrack)
2.3.Siphon
2.4.Terowongan
Rusak jika : 1. Sering terjadi tanah terban (longsor) pada dinding terowongan
sehingga terjadi pengumpulan endapan yang mengakibatkan
menurunnya kapasitas aliran menjadi lebih kecil dari kapasitas
rencana
3. Bocoran
Baik jika : 1. Semua pintu berfungsi dengan baik secara mekanis dan hidrolis
Baik jika : 1. Dapat difungsikan dan dapat mengukur debit dengan baik
3. Tubuh Bangunan
Rusak jika : 1. Fungsi bangunan berubah karena tubuh bangunan retak atau
pecah
5. Saluran Pembuang
2. Profil Saluran
1. Pintu
Baik jika : 1. Semua pintu keadaannya baik dan dapat berfungsi secara hidrolis
Cukup jika : 1. Pintu-pintu dalam keadaan baik tetapi fungsi hidrolisnya kurang
lancar
Rusak jika : 1. Fungsi bangunan berubah karena tubuh bangunan retak atau
pecah
Formula yang dipakai dalam menilai kondisi jaringan irigasi adalah sebagai berikut:
Rusak (%)
(NSALB + NSALC +
NSALR)
dimana :
(NBPGB + NBPGC +
NBPGR)
dimana :
konBPGB = kondisi rata-rata bangunan pada saluran pembuang yang Baik (%)
F. 1. UMUM
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan pekerjaan ini
adalah selama 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender. Agar pelaksanaan
pekerjaan ini tepat waktu maka dibutuhkan jadwal pelaksanaan yang disusun secara cermat.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu kegiatan harus
dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai
dengan tidak mengurangi mutu teknisnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai
dengan bagan alir pelaksanaan pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan dalam KAK.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini dibuat untuk menyesuaikan antara kegiatan yang
harus dilakukan dengan waktu pelaksanaan yang disediakan, sehingga pengalokasian waktu
untuk masing-masing kegiatan menjadi jelas.
138
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
Tabel F.1.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan
Bulan Ke
No Kegiatan Keterangan
I II III IV V VI VII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. PERSIAPAN DAN ORIENTASI LAPANGAN AWAL
1 Mobilisasi Tim
2 Orientasi Lapangan Awal
3 Sosialisasi
II. SUPERVISI KONSTRUKSI
1 Pengawasan Pengujian Material
2 Pengujian/Pengetesan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
3 Pengendalian/Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi
4 Kontrol Kualitas Pekerjaan
5 Pengawasan Administrasi Proyek
6 Cek Shop Drawing, Sertifikat dan As Built
Drawing
7 Inspeksi dan pekerjaan commisioning
III. PELAPORAN
1 Laporan Bulanan
2 Laporan Pendahuluan
3 Laporan Akhir
4 Laporan Pengawasan Mutu
5 Laporan Pengawasan Lingkungan
6 Review Design
7 Soft Copy CD
139
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
G. 1. UMUM
Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan beberapa
Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli
yang akan ditugaskan tersebut dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan
dalam koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait dan Tenaga
Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pelaksanaan studi ini telah memilki
kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang penanganan pekerjaan sejenis dalam
pengembangan sumber daya air. Masing-masing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan
tanggung-jawab masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya.
Dalam bab ini akan diuraikan kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh
penyedia jasa untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung
jawab yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
G. 2. PERSONIL
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara kontraktual oleh konsultan dengan spesifikasi
tenaga ahli yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Profesional Staff
a. Ketua Tim (Team Leader)
Seorang Sarjana Teknik Sipil/Pengairan (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air
minimal ahli muda dengan pengalaman minimum 6 tahun dalam bidang planning,
140
perencanaan, supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan
sejenis. Tugas dan tanggung jawab Team Leader yaitu melakukan pengendalian pelaksanaan
dan kualitas pekerjaan secara menyeluruh yang mencangkup aspek teknis, administrative
dan logistik. Perkiraan penugasan selama 7 bulan.
b. Ahli Irigasi
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam bidang planning, perencanaan,
supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan bangunan air
atau sejenis. Tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan kajian dan review desain,
pengawasan/pengendalian mutu dan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil,
Perkiraan penugasan selama 6 bulan.
c. Quality Engineer
Seorang Sarjana Teknik Sipil memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan
pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
yaitu mengevaluasi kualitas pekerjaan, melakukan pengawasan / mutu pekerjaan. Perkiraan
penugasan selama 5 bulan.
d. Quantity Engineer
Seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan
pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
yaitu mengevaluasi kuantitas pekerjaan, melakukan pengawasan dan pengendalian kuantitas
pekerjaan. Perkiraan penugasan selama 5 bulan
2) Sub Profesional Staff
Tenaga Sub professional staff yang diperlukan untuk membantu kelancaran pekerjaan adalah
Pengawas Konstruksi/Inspektor, yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman
minimum 4 tahun dalam pengawasan/pengendalian pekerjaan struktur dan bangunan sipil,
dibutuhkan sebanyak 3 orang. Perkiraan penugasan selama 7 bulan, sedangkan surveyor
dibutuhkan 1 orang yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman minimal 4
tahun. Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, bertugas membantu pengukuran pada saat MC0,
termijn dan MC100 dengan alat yang disediakan oleh kontraktor dan menentukan titik letak
tapak konstruksi.
3) Supporting Staff
Selain personil-personil tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan juga menggunakan
Supporting staff untuk membantu kelancaran pekerjaan, seperti :
1. Draftman Autocad, di butuhkan 2 orang Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, tugasnya
membantu tenaga ahli dalam memeriksa dan menyempurnakan gambar shop Drawing dan
Asbuilt Drawing.
KONSULTAN
PPK
Sekretaris
Pengawas
lapangan/Inspector
Sebagai acuan dalam pelaksanaan agar terkoordinasi dengan baik, maka konsultan akan
membuat Jadwal Penugasan Tenaga Ahli yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan
yang tertuang dalam Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan. Dalam jadwal tersebut akan ditentukan
waktu untuk mobilisasi personil sesuai dengan tahapan pelaksanaan yang dimulai sesuai dengan
urutan kegiatan yang terkait satu dengan yang lain, sehingga memperjelas dan memudahkan
dalam koordinasi pelaksanaan di kantor maupun pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan pekerjaan ini
adalah selama 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari. Agar pelaksanaan pekerjaan ini
tepat waktu maka dibutuhkan jadwal penugasan personil yang disusun secara cermat berdasarkan
atas jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun.
Jadwal penugasan personil merupakan jadwal yang mengatur kapan masing-masing
tenaga ahli harus dimobilisasi untuk menangani bidang tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi
mutu teknisnya. Daftar personil dan Jadwal penugasan personil terdapat pada tabel G.1 dan G.2
berikut.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
Tabel G.1. Komposisi Team – Daftar Personil
JUMLAH
TENAGA AHLI POSISI YANG
NO NAMA PERSONIL PERUSAHAAN LINGKUP KEAHLIAN URAIAN PEKERJAAN ORANG/BULA
LOKAL/ASING DIUSULKAN N/HARI
A. STAFF PROFESIONAL
PT. GRAND CIPTA Bidang Perencanaan dan Manajemen Mengendalikan Pelaksanaan dan
1 Ir. I Made Hartajaya LOKAL Team Leader 7
CONSULTING kontruksi Kualitas pekerjaan secara
PT. GRAND CIPTA Bidang Manajemen Kontruksi melakukan kajian review desain,
2 I Ketut Parwata LOKAL Ahli Irigasi 6
CONSULTING (Sumber Daya Air) pengawasan/ pengendalian mutu
PT. GRAND CIPTA Bidang Manajemen Kontruksi mengevaluasi kualitas pekerjaan,
3 Ir. I Gede Sujana LOKAL Quality Engineer 5
CONSULTING (Pengawasan Pekerjaan) melakukan pengawasan mutu
PT. GRAND CIPTA Bidang Manajemen Kontruksi Mengevaluasi kuantitas
4 Ir. Wayan Mudita, ST LOKAL Quantity Engineer 5
CONSULTING (Pengawasan Pekerjaan) pekerjaan,
melakukan pngawasan dan
B. SUB PROFESIONAL STAFF
PT. GRAND CIPTA Bidang Manajemen Kontruksi membantu kelancaran pekerjaan,
1 Hary Prakarsa, ST LOKAL Inspector 7
CONSULTING (Pengawasan Pekerjaan) mengawasi pekerjaan struktur
dan
PT. GRAND CIPTA Bidang Manajemen Kontruksi membantu kelancaran pekerjaan,
2 Ketut Tony Asmara, ST LOKAL Inspector 7
CONSULTING (Pengawasan Pekerjaan) mengawasi pekerjaan struktur
dan
PT. GRAND CIPTA Bidang Manajemen Kontruksi membantu kelancaran pekerjaan,
3 Nyoman Indra Warsadhi, ST LOKAL Inspector 7
CONSULTING (Pengawasan Pekerjaan) mengawasi pekerjaan struktur
dan
PT. GRAND CIPTA Membantu pengukuran pada saat
4 I Gusti Ngurah Agung Widiaputra, ST LOKAL Bidang Survey Surveyor 3.5
CONSULTING MC0, termin dan MC100,
C. SUPPORTING STAFF
PT. GRAND CIPTA Membantu Tenaga Ahli dalam
1 I Nova Rusyadana, ST LOKAL Komputer Cad Drafman AutoCad 3.5
CONSULTING memeriksa dan menyempurnakan
PT. GRAND CIPTA Membantu Tenaga Ahli dalam
2 A.A Putu Ary Sudyatmika, ST LOKAL Komputer Cad Drafman AutoCad 3.5
CONSULTING memeriksa dan menyempurnakan
PT. GRAND CIPTA Membantu tugas-tugas yang
3 Rendy Kusuma LOKAL Komputer Administrasi Keuangan 7
CONSULTING berhubungan dengan admiistrasi
145
Tabel G.2. Komposisi Team – Jadwal Penugasan Personil
JUMLAH
NO NAMA PERSONIL POSISI YANG ORANG/BULA
DIUSULKAN I II III IV V VI VII N/HARI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. STAFF PROFESIONAL
1 Ir. I Made Hartajaya Team Leader 7
2 I Ketut Parwata Ahli Irigasi 6
3 Ir. I Gede Sujana Quality Engineer 5
4 Ir. Wayan Mudita, ST Quantity Engineer 5
B. SUB PROFESIONAL STAFF
1 Hary Prakarsa, ST Inspector 7
2 Ketut Tony Asmara, ST Inspector 7
3 Nyoman Indra Warsadhi, ST Inspector 7
4 I Gusti Ngurah Agung Widiaputra, ST Surveyor 3.5
C. SUPPORTING STAFF
1 I Nova Rusyadana, ST Drafman AutoCad 3.5
2 A.A Putu Ary Sudyatmika, ST Drafman AutoCad 3.5
3 Rendy Kusuma Administrasi Keuangan 7
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
H. PERALATAN DAN
FASILITAS PENUNJANG
H.1. UMUM
Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan dukungan dengan
instansi terkait.
Peminjaman referensi yang ada pada proyek.
Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan Kewajiban
Consultan.
Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan kantor yang
permanen di Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan berkoordinasi dengan
pemberi pekerjaan dan setiap saat dapat asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan.
Disamping itu diharapkan nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah
menghubungi konsultan.
147
H.4. PERALATAN
Jadwal peralatan untuk pekerjaan akan disesuaikan dengan waktu pemakaian, dan
jadwal peralatan ini berkaitan dengan schedule pelaksanaan dan personil untuk pelaksanaan
seluruh kegiatan. Jadwal peralatan dan volume serta waktu pemakaian tersaji pada Tabel H.2
(Terlampir).
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
Tabel H.1
Data Peralatan Yang Digunakan Selama Pekerjaan Berlangsung
Kapasitas /
Tahun Lokasi Saat
No. Jenis Peralatan / Perlengkapan Jumlah Output Saat Merk dan Tipe Kondisi Kepemilikan
Pembuatan Ini
Ini
A. Peralatan Kantor
1 Meja kerja + kursi 10 - Lokal 1996 Baik Denpasar Milik Pribadi
2 OHP Media Stal 1 - 3M 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Laptop 2 5 GB Toshiba 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi
4 Komputer 8 X GB Intel P4 64 MB 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
5 Printer 4 30 lbr/mnt Deskjet 1280 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
6 Scanner 1 - Umax Astra 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
7 Telepon + Fax 1 - Panasonic 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi
B. Peralatan Penunjang
1 Kamera 2 - Fuji 2006 Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Meja Gambar 2 - Mutoh EY 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Kalkulator 2 - Casio FX3600 2004 Baik Denpasar Milik Pribadi
C. Peralatan Lapangan
1 Alat Ukur Theodolithe 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Alat Ukur Waterpass 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
D. Transportasi
1 Kendaraan roda 4 - 1 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Kendaraan roda 4 - 2 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Kendaraan roda 2 4 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
149
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
Tabel H.2
Jadwal Penggunaan Peralatan Yang Digunakan Selama Pekerjaan Berlangsung
150
USTEK
SUPERVISI PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
I.
PENUTUP
Dengan dukungan Tenaga Ahli yang kami usulkan dengan kualifikasi dan pengalaman
kerja di bidang perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air khususnya
pembangunan pengamanan sungai. Dengan berbekal keahlian masing-masing tenaga ahli yang
kami usulkan dan telah memiliki sertifikat keahlian, maka dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut
diatas dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan mutu pekerjaan sesuai dengan yang diminta
dalam KAK.
Semoga usulan teknis ini mendapatkan perhatian, dukungan serta kepercayaan dari
pengguna jasa.
Terima Kasih
151