Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizka Komariah

1. Menjelaskan solusi pasar saham Indonesia berdasarkan Paper Astuty 2015 ?


2. Tinjauan kritis atas Paper Astuty 2015
3. Uraian riset lanjutan paper Astuty 2015
Jawaban :
1. A. Perputaran modal dalam kegiatan pasar modal syariah tidak boleh didistribusikan
kepada jenis industri yang melakukan kegiatan yang dilarang. Pembelian saham pabrik
minuman keras, pembangunan penginapan untuk prostitusi dan sarana lain yang
bertentangan dengan Syariah dilarang.
Mengenai hal ini sudah terdapat dalil Al-Qur’an yang melarang maysir/gharar dalam QS.
Al Maidah:90 berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban


untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Al Maidah:90).

Semua transaksi yang terjadi di bursa harus atas kesepakatan, tidak ada paksaan, tidak
ada pihak atau mendzalimi didzalimi. Tidak ada unsur riba, tidak spekulatif atau
perjudian dan semua transaksi harus transparan, dilarang untuk perdagangan orang
dalam. Landasan mengenai Riba ini sudah ada dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ( 4 )
ayat 29 yang berarti :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan
jalan yang bathil”.

Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu pengambilan
tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan pengganti (kompensasi) yang dapat
dibenarkan oleh Syar’i.

Riba secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu Riba Ad Duyun dan Riba Al Buyu’. Riba
Ad Duyun dikelompokan lagi menjadi Riba An Nasi’ah/Al Jahiliyah dan Riba Al Qardh,
sedangkan Riba Al Buyu’ dikelompokan menjadi Riba Al Fadhl dan Riba An nasa’.
Untuk bahasan lebih lengkap mengenai Riba ini akan kita bahas pada artikel selanjutnya.
Maka dari itu kegiatan usaha syariah selalu diawasi Oleh DSN. Dan seluruh aktifitas
usahanya harus sesuai dengan syariah.

B. Aktivitas spekulatif tidak berbeda dengan aktivitas pengambilan risiko (risk-taking


action) yang biasanya dilakukan oleh pelaku bisnis atau investor. Tidak ada yang
membedakan spekulan dengan pelaku bisnis (investor) dari tingkat ketidakpastian yang
dihadapinya.
Oleh karena itu, Islam secara tegas melarang spekulasi ini, karena bertentangan dengan
nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Selanjutnya bagaimana pasar modal syariah bisa
menghilangkan praktik spekulasi? Spekulasi dilarang bukan hanya karena ketidakpastian yang
ada di hadapannya, tetapi juga tujuan / niat dan cara orang memanfaatkan ketidakpastian
tersebut. Ketika ia meninggalkan aturan hukum dan moralitas untuk memperoleh keuntungan
semata dari adanya ketidakpastian, yang dilarang dalam konsep gharar dan maysir dalam
Islam. Al gharar dan maysir sendiri merupakan konsep yang sangat erat kaitannya dengan
bahaya, akibat negatif, atau bahaya (hazard). Di pasar modal, larangan syariah di atas harus
dilaksanakan dalam bentuk aturan yang mencegah praktik spekulasi, riba, gharar dan maysir.
Salah satu caranya adalah dengan menetapkan minimum holding period atau minimum stock
holding period.

2. A. tantangan dan kendala yang dihadapi dalam investasi syariah adalah konsep hasil yang
belum mampu memberikan patokan tingkat pendapatan yang pasti. Pengelolaan dana
akan dilakukan pada besaran yang sama sehingga dapat berdampak pada hasil yang
diperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syariah terbatas, sehingga
kemampuan fund manager dalam mengatur portofolionya juga harus baik. Sebab,
investasi syariah memiliki risiko yang lebih tinggi.

Prinsip kehati-hatian dalam investasi syariah sangat ditekankan disini, karena pada
dasarnya investasi syariah itu sendiri tidak diperbolehkan mdengandung unsur MAGRIB
(Maysir, Ghoror, dan Riba) dan disisi lain investasi Syariah juga tidak diperbolehkan
mengandung unsur spekulasi atau untung – untunga sehingga masih sedikitnya prosuk
perusahaan yang mmasuk dalam investasi syariah itu sendiri. Maka dari itu tingkat risiko
yang dimilikinya lebih tinggi disbanding investasi biasa.

B. Pada produk perbankan syariah juga didasarkan pada konsep bagi hasil sehingga tolak
ukur tingkat pendapatan juga tidak menentu, tergantung dari hasil laba yang dicapai.
Kemampuan pengelola atau profesionalisme pihak yang terlibat di dalamnya akan sangat
menentukan kinerja perbankan syariah.

Krisis kepercayaan yang terjadi di masyarakat terhadap bank syariah masih menjadi
polemic yang ada di Indonesia sehingga perkembangan Bisnbis bank syariah masih
belum bisa menyaingi bank konvensional. Disisi lain masih kurangnya pembelajaran
kepada masyarakat tentang transaksi bank syariah, sehingga masih banyak yang
menyamakan proses transaksi bank syariah itu sendiri dengan transaksi bank
konvensional. Bahkan ada beberapa pendapat masyarat yang menyatakan bahwa
transaksi di bank konven lebih menguntungkan dibandikan denganbank syariah. Maka
dari itu kita selaku kaum muslim harus mendukung dengan prouses pensyariahan usaha
usaha yang berbasis syariah itu sendiri sehingga nanti tidak ada lagi pertanyaan “apakah
ada bank syariah yang benar-benar syariah?”.

3. Riset lanjutan yang mungkin dapat dilakukan adalah :


Solusi Luar Biasa Krisis Ekonomi pada Pasca Pandemi Covid 19 di
Indonesia: Pasar Modal Syariah
Pandemi Covid 19 yang melanda dunia menjadi momok untuk seluruh unit bisnis
yang ada di Indonesia, termasuk unit usaha syariah. Jika pada krisis tahun 1998 Bank
Syariah menjadi salah satu solusi untuk bangkitnya kembali ekonomi di Indonesia,
maka saat terjadi pandemic Covid 19 ini apakah bisnis syariah termasuk pasar modal
syariah dapat menjadi solusi juga untuk kebangkitan ekonomi di Indonesia. Saya
berharap agar ada jurnal penelitian lanjutan tentang solusi krisis ekonomi pada
keadaan pasca pandemic ini.

Anda mungkin juga menyukai