Anda di halaman 1dari 5

ALLAH ITU KEKAL

“Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung


dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-
lamanya Engkaulah Allah” (Psalm 90:1-2).

Allah yang kita sembah adalah Allah yang kekal. Dalam bahasa Ibrani nama Allah yang
kekal adalah El Olam, the Everlasting God. Everlasting artinya kekal selamanya. Dari jaman
dahulu yang tak terbatas hingga masa depan yang tak terbatas, dari kekekalan sampai kepada
kekekalan. Dari sebelum bumi dijadikan Allah telah ada; sampai langit bumi berlalu pun,
Allah tetap ada selama-lamanya.
Sementara masa hidup manusia sangat singkat sekali jika dibandingkan dengan kekekalan
Tuhan. Seribu tahun manusia hanya seperti satu hari bagi Allah. Manusia adalah seperti
rumput dan semaraknya seperti bunga di padang, rumput menjadi kering, bunga menjadi
layu. Manusia yang berasal dari debu akan kembali kepada debu.

Sebagai Pribadi yang menciptakan segala sesuatu termasuk waktu, Allah berada di luar dan
mengatasi semua ciptaan-Nya. Itu sebabnya DIA tidak dibatasi oleh waktu, jarak dan ruang
(Infinite and limitless God). “Sesungguhnya langit bahkan langit yang mengatasi segala
langitpun tidak dapat memuat Engkau..”(1 Raja-Raja 8:27).

Manusia yang hidup di dunia dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu; dengan pikiran yang
sangat terbatas tentu akan sulit untuk membayangkan Allah yang tidak terbatas.
Allah menjelaskan Diri-Nya kepada Musa dengan “AKU ADALAH AKU – I AM WHO I
AM.”
Tuhan Yesus mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa “sebelum Abraham jadi, Aku
telah ada – Before Abraham was, I AM “ (Yohanes 8:58).
Tuhan Yesus sedang menjelaskan tentang kekekalan Diri-Nya sebagai Allah, yang maha
hadir dalam segala waktu/jaman. Akan tetapi mereka tidak dapat menerima perkataan Tuhan
Yesus karena tidak meresponinya dengan iman melainkan dengan akal/pengetahuan manusia
yang terbatas. Itu sebabnya kita perlu iman untuk bisa memahami kekekalan Allah. Roh
Kudus adalah Penolong yang akan memimpin kita kepada seluruh kebenaran.

Inkarnasi Allah yang kekal menjadi manusia

Yohanes 1: 1“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah” –Allah yang kekal (El Olam)

Yohanes 1:14 “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” – El Olam menjadi Imanuel (Allah beserta kita),
Firman Allah yang kekal telah menjadi manusia dan diam di antara kita.
Manusia telah mengalami kematian rohani ketika jatuh dalam dosa.
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini
boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah
engkau mati.” (Kejadian 2: 16-17).

Walaupun Adam dan Hawa masih ada secara fisik (eksis) di bumi setelah melanggar perintah
Allah (bahkan Adam mencapai usia 930 tahun), namun di hadapan Allah mereka sudah mati
secara rohani. Kematian rohani artinya terpisah dari Allah selamanya dan akan mengalami
siksaan kekal di neraka sebagai upah dari dosa.

Tetapi karena kasih-Nya yang begitu besar, Allah telah merendahkan DiriNya dan lahir
sebagai manusia untuk menjangkau orang berdosa agar kembali kepada Allah (1 Tim 1: 15-
16).
Oleh sebab itu seseorang harus dilahirkan kembali dari Roh untuk dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah dengan percaya dan menerima Yesus Kristus untuk memperoleh hidup yang
kekal (Yohanes 3: 5-7,15).

Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” – semua orang yang percaya
dan menerima-Nya diberi kuasa (Roh Kudus yang dianugerahkan) untuk menjadi anak-anak
Allah yang juga memiliki hidup kekal (Roma 8:11).

Setelah lahir baru kita menerima kekekalan di dalam hati karena kita lahir dari Roh Allah.
Manusia roh kita kembali tersambung dengan Allah sehingga kita menjadi manusia kekal
yang hidup sebagai ciptaan baru, identitas baru serta nilai dan cara pandang baru yaitu
kekekalan.

Hidup kekal bukan terjadi saat kita meninggalkan dunia ini, tetapi dimulai saat kita mengenal
Allah dan mengenal Yesus Kristus melalui kelahiran baru.

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang
benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3).

Pengenalan akan Allah membuat kita tidak lagi hidup dalam kebodohan/kedegilan serta
pikiran yang sia-sia. Pikiran kita akan berorientasi kepada perkara-perkara di atas yang
bersifat kekal di mana Kristus ada. Kita memikirkan hal-hal yang dari Roh karena hidup
dipimpin oleh Roh Allah. Manusia roh (yang memiliki kekekalan) tidak lagi hidup menurut
daging tetapi menurut Roh, dan di mana ada Roh Allah di situ ada kemerdekaan. Artinya,
walau kita masih hidup di dunia tetapi tidak dibelenggu dengan nilai dan cara pandang dunia
yang bersifat duniawi, sementara dan memikirkan hal-hal yang dari daging atau pun sekedar
eksis.

“Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,
tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”
(Galatia 6:8)
Kita memiliki cara hidup yang merdeka sebagai anak-anak Allah untuk melakukan kehendak
Allah Bapa. Kita tidak hidup dalam ketakutan atau penghukuman melainkan dalam kasih
karunia Allah yang melimpah dalam Kristus.

Jika kita menyadari bahwa Allah yang kekal dan tidak terbatas itu ada di dalam kita, maka
cara pandang dan cara hidup kita akan berubah.
Ketika yang kekal dan tidak terbatas menyentuh alam fisik yang terbatas, maka
sesungguhnya kita tidak perlu khawatir akan apapun karena semua yang mustahil menjadi
mungkin. Mukjizat masih ada. Cara pandang kekekalan membuat kita melihat Yesus Kristus
sebagai Allah yang besar, maha kuasa dan sumber segalanya. Hidup kita aman berada di
dalam genggaman kasih-Nya yang kekal.

Hidup vs Eksistensi

Konsep kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari batasan-batasan yang menghimpit
karena dunia memang dibatasi oleh waktu, ruang dan jarak. Manusia yang hanya mengerti
hidup sebatas eksistensi/keberadaan fisik akan condong menilai dan bertindak berdasarkan
apa yang terlihat saja.
Berbagai upaya dilakukan untuk sekedar bertahan hidup ataupun menunjukkan aktualisasi
diri melalui rupa-rupa aktifitas sosial, berlomba dalam mencetak karya serta prestasi atau lain
sebagainya – semata-mata demi memenuhi tuntutan/tekanan sosial yang mengarah kepada
dirinya.

Akibatnya mausia terjebak dalam ilusi/false belief yang menyebabkan kehilangan damai
sejahtera lalu membuat jatuh dalam dosa. Belief system yang keliru akan membuat manusia
hidup dalam hawa nafsu, dalam kegelapan karena jauh dari terang Allah, tidak memiliki
pengharapan dan sia-sia.

Dalam konteks hidup manusia, eksistensi hanyalah berupa rangkaian aktifitas kehidupan dari
mulai kelahiran, tumbuh kembang, bekerja untuk mendapatkan uang guna memenuhi
kebutuhan ataupun aktualisasi diri, menikah, memiliki keturunan, dan akhirnya meninggal.
Cara pandang, berpikir, berperilaku/bereaksinya hanya berdasarkan apa yang terlihat mata
saja, dapat diterima jika masuk akal, terfokus pada hal-hal yang sifatnya sementara dan
terbelenggu oleh batasan-batasan yang menghimpit. Manusia duniawi hanya mengerti hidup
sebatas eksistensi, tetapi Allah yang kekal memberikan arti hidup yang sebenarnya.

“Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-
Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia
tidak memiliki hidup.” (1 Yohanes 5:11-12)

Kristus adalah Terang yang telah datang ke dalam dunia. Dalam Kristus ada hidup dan hidup
itu adalah terang manusia. Hidup kekal yang ada di dalam Kristus bukan sekedar abadi/ tidak
akan berakhir tapi hidup dengan kualitas yang unggul sesuai standard Allah.

Kata “hidup kekal” dari kata asli Yunani: Zoe Aionios. Salah satu pengertian Zoe (hidup)
menurut New Testament Greek Lexicon :
life real and genuine, a life active and vigorous, devoted to God, blessed, in the portion even
in this world of those who put their trust in Christ, but after the resurrection to be
consummated by new accessions (among them a more perfect body), and to last for ever.

Secara sederhana dapat diartikan sebagai hidup yang sesungguhnya yaitu hidup di dalam
segala kemaksimalan kapasitas yang berkelimpahan sebagai manusia sesuai blue print Allah,
manusia baru yang hidup untuk Allah di dalam Kristus Yesus – kembali seperti awal
penciptaan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Aionios artinya everlasting/kekal.

Kalau demikian, hidup yang sesungguhnya (zoe) jelas tidak dapat disamakan dengan
eksistensi/keberadaan. Banyak orang yang sekedar eksis tapi tidak memiliki hidup (zoe)
seperti yang dimaksudkan Allah.
Hidup yang kekal, limitless/infinite diperoleh melalui kelahiran kembali oleh Roh, sesuatu
yang hanya bisa diberikan oleh Allah sendiri, dimulai ketika seseorang mengenal Allah di
dalam Kristus Yesus (Yohanes 17:3) dan akan terus berlangsung sampai di dunia yang akan
datang.

Kekekalan Allah membawa kasih karunia

Allah menjangkau manusia berdosa bukan dengan murka penghakiman melainkan dengan
kasih.
Yohanes 8: 1-11 mencatat kisah tentang wanita yang kedapatan berbuat zinah. Wanita
tersebut ada dalam keadaan yang begitu terpojok akibat dosanya dan tidak ada harapan
(hopeless). Nasibnya berada di ujung tanduk karena pada masa itu berlaku Taurat yang
berupa hukuman mati dirajam batu bagi seorang pezinah. Akan tetapi Allah yang kekal
memberikan kesempatan baginya untuk bertobat, menerima pengampunan dan memiliki
pengharapan yang sama sekali baru melalui Yesus Kristus.

10)Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka?
Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”
11) Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau.
Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Tuhan Yesus memberikan perpanjangan waktu (perspektif kekekalan) untuk menolong


wanita tersebut agar dapat keluar dari dosa dan masalahnya. Maksud kemurahan Allah ialah
menuntun dirinya kepada pertobatan.

“Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh
Yesus Kristus.” (Yohanes 1:16-17)

Dalam hidup kekal selalu ada kesempatan untuk bertobat dan untuk tidak berbuat dosa lagi.
Hidup kekal adalah hidup dalam kasih karunia Allah dalam Kristus Yesus. Kekekalan Allah
memungkinkan kita untuk hidup dalam kekudusan. Di dalam hidup kekal selalu ada
kesempatan, harapan, pemulihan serta mukjizat.

Orang yang mempunyai hidup kekal sudah berpindah dari dunia orang mati ke dalam hidup,
dari kegelapan kepada terang Tuhan yang ajaib. Kita telah dipindahkan dari kematian kepada
hidup, dari kegelapan kepada terang Tuhan, dari kemiskinan kepada kelimpahan, dari sakit
penyakit kepada kesembuhan/sehat, dari hidup yang kacau kepada kehidupan yang teratur,
dari kehancuran kepada destiny/tujuan ilahi. Kekekalan Allah selalu membarui hidup orang
yang percaya (taat) kepada Kristus.

Anda mungkin juga menyukai