Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan
Yang dibina oleh Bpk Heru Sofian S,H.
Disusun oleh :
Kelompok : 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pancasila
Sebagai Pradigma Di Indonesia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bpk
Heru Sofian S,H. pada bidang studi/mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pancasila Sebagai Pradigma di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Demokrasi sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi
dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan
di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia
atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Hal ini sesuai dengan kenyataan
objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia, sedangkan negara merupakan
organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan apabila pancasila menjadi
landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam melaksanakan
pembangunan.
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DEMOKRASI
Secara etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” berarti rakyat dan
“kratos” berarti kekuasaan atau berkuasa.
Dengan demikian, demokrasi artinya pemerintahan oleh rakyat, dimana kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka
pilih di bawah sistem pemilihan YANG bebas.
Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16 (periode 1861-1865) mengatakan demokrasi
secara sederhana diartikan sebagai “the government from the people, by the people, and for the
people”, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Menurut Alamudi (1991) demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan
prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang
terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku, sehingga demokrasi sering disebut
suatu pelembagaan dari kebebasan. Karena itu, mungkin saja mengenali dasar-dasar
pemerintahan konstitusional yang sudah teruji oleh zaman, yakni hak asasi dan persamaan di
depan hukum yang harus dimiliki setiap masyarakat untuk secara pantas disebut demokrasi.
Henry B Mayo yang dikutip oleh Azyumardi Azra menyatakan bahwa:
Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan
umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Salah satu pilar demokrasi adalah ”trias politica” yang membagi ketiga kekuasaan politik
negara (eksekutif, yudikatif, dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara
yang saling lepas (independen ) berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini dapat saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip cheks and
balances.
PENGERTIAN PRADIGMA
Pengertian Paradigma – Istilah paradigma tergolong sangat jarang digunakan dalam
percakapan yang kita lakukan sehari – hari. Meskipun begitu, kita tetap harus mengetahui makna
/ arti kata paradigma yang sebenarnya, sehingga ketika istilah ini digunakan, kita dapat
mengetahui apa makna / artinya.
Istilah paradigma cenderung merujuk kepada dunia pola pikir atau pun teknis penyelesaian
masalah yang dilakukan oleh manusia. Istilah yang satu ini pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ilmuan bernama Thomas Kuhn melalui buku buatannya yang berjudul The Structure of
Scientific Revolution.
Saat pertama kali diperkenalkan, istilah Paradigma tidak dijelaskan secara gamblang oleh
Thomas Khun. Pada waktu itu, paragima hanya diutarakan sebagai termonologi kunci yang
dipakai dalam model perkembangan ilmu pengetahuan saja. Beberapa saat kemudian, barulah
istilah Paradigma terdefenisi secara jelas oleh Robert Fridrichs (merupakan orang pertama yang
mengungkapkan apa itu paradigma secara jelas dan gamblang).
Pradigma berkaitan erat dengan prinsip – prinsi dasar yang menentukan berbagai macam
pandangan manusia terhadap dunia sebagai bagian dari sistem bricoluer. Sebuah paradigma
biasanya meliputi tiga elemen utama yaitu elemen metodologi, elemen epistemologi, dan elemen
ontologi. Dengan menggunakan tiga elemen ini, manusia menggunakan paradigma untuk meraih
berbagai macam pengetahuan mengenai dunia dan berbagai macam fenomena yang terjadi di
dalamnya.
Definisi dan Pengertian Paradigma Menurut Para Ahli
Secara etimologis, istilah paradigma pada dasarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata
“para” yang artinya di sebelah atau pun di samping, dan kata “diegma” yang artinya teladan,
ideal, model, atau pun arketif. Sedangkan secara terminologis, istilah paradigma diartikan
sebagai sebuah pandangan atau pun cara pandang yang digunakan untuk menilai dunia dan alam
sekitarnya, yang merupakan gambaran atau pun perspektif umum berupa cara – cara untuk
menjabarkan berbagai macam permasalahan dunia nyata yang sangat kompleks.
Selain pengertian di atas, berikut pengertian kata paradigma yang coba diutarakan oleh para
ahli :
1. Robert Freidrichs
Menurut Robert Freidrichs, paragigma merupakan kumpulan tata nilai yang membentuk pola
pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga terbentuk citra subjektif seseorang
terhadap ralita sehingga berujung pada ketentuan bagaimana cara untuk menangani realita
tersebut.
2. Thomas Kuhn
Menurut Thomas Kuhn, pengertian paradigma adalah landasan berpikir atau pun konsep dasar
yang digunakan / dianut sebagai model atau pun pola yang dimaksud para ilmuan dalam
usahanya, dengan mengandalkan studi – studi keilmuan yang dilakukannya.
3. C. J. Ritzer
Menurut C. J. Ritzer, paradigma adalah pandangan mendasar para ilmuan mengenai apa yang
menjadi pokok permasalahan yang seharusnya dipelajari oleh satu cabang ilmu pengetahuan
tertentu.
4. Guba
Menurut Guba, pengertian paradigma adalah sekumpulan keyakinan dasar yang membimbing
tindakan manusia.
Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama perspektif
Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:
1. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu komunitas
(ummatan wahidah).
2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam dan
komunitAs lain didasarkan atas prinsip-prinsi:
· Bertentangga yang baik
· Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama
· Membela mereka yang teraniaya
· Saling menasehati
· Menghormati kebebasan beragama.
Lima prinsip tersebut mengisyaratkan: 1) Persamaan hak dan kewajiban antara sesama
warga negara tanpa diskriminasi yang didasarkan atas suku dan agama; dan 2) pemupukan
semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam menyelesaikan masalah bersama serta
saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.
Dalam “Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama” (Ronald Robertson, ed.)
misalnya, mengatakan bahwa hubungan agama dan politik muncul sebagai masalah, hanya pada
bangsa-bangsa yang memiliki heterogenitas di bidang agama. Hal ini didasarkan pada postulat
bahwa homogenitas agama merupakan kondisi kesetabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang
berlawanan bicara mengenai nilai-nilai tertinggi (ultimate value) dan masuk ke arena politik,
maka pertikaian akan mulai dan semakin jauh dari kompromi.
Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia yang sejak semula
bercirikan majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang mencoba untuk membina
kerunan antar masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan sosial budaya seperti “Pela”
di Maluku, “Mapalus” di Sulawesi Utara, “Rumah Bentang” di Kalimantan Tengah dan “Marga”
di Tapanuli, Sumatera Utara, merupakan bukti-bukti kerukunan umat beragama dalam
masyarakat.
Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia yang
saat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal. Dialog
Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai saling
pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar manusia yang
indeterminis dan interdependen. Identitas indeterminis adalah sikap dasar manusia yang
menyebutkan bahwa posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya, posisi manusia yang
bukan sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal budi, yang kreatif, yang
berbudaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu masa
zaman dahulu terkait sejarah indonesia sebelum proses dan setelah perumusan pancasila sebagai
dasar negara. Hal ini berkaitan dengan perjuangan kerajaan dalam mempertahankan ekstitensi
bangsa indonesia. Dalam proses reformasi dewasa ini nilai-nilai pancasila merupakan suatu
pangkal tolak baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, hukum serta kebijakan internasional
dewasa ini. Hal inilah dalam wacana ilmiah dewasa ini diistilahkan bahwa panacasila sebagai
paradigma dalam kehidupan berbangsa dan negara. Istilah paradigma merupakan suatu asumsi-
asumsi dasar dan asumsiasumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai). sehingga
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, seru penerapan dalam ilmu pengetahuan
sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian
didalam pancasila itu sendiri terdapat paradigma pembangunan diantaranya meliputi:
1. Pancasila sebagai paradigma dibidang politik
2. Pancasila sebagai paradigma dibidang hukum
3. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ekonomi
4. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya
5. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan kehidupan antar umat beragama.
6. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ipteks
Kemudian aktualisasi pancasila terdiri dari dua macam yaitu aktualisasi objektif dan subjektif
3.2 Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai disini saja menggali
ilmu tentang pembelajaran PKn, tentunya mengenai media pembelajaran PKn. Kami berharap
agar pembaca terus menggali ilmu dan mengetahui problematika pada pembelajaran khususnya
11 PKn, mengingat peran pendidik bagi siswa sangatlah dipandang penting untuk perkembangan
pendidikan dinegara indonesia tercinta ini. Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan
dalam hal-hal penyajiannya maka dari tu kita harus giat belajar agar dapat menjadi lebih baik
lagi. Segala saran yang bersifat membangun kami sangat menunggunya untuk perbaikan dari
makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR RUJUKAN
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-paradigma/
https://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/12/14/pancasila-sebagai-
paradigma/#:~:text=Pancasila%20sebagai%20paradigma%2C%20artinya
%20nilai,nasional%20yang%20dijalankan%20di%20Indonesia.&text=Pancasila
%20menjadi%20paradigma%20dalam%20pembangunan,sosial%20budaya%2C%20dan
%20pertahanan%20keamanan.
https://www.coursehero.com/file/p226k6k2/Aktualisasi-Pancasila-dapat-dibedakan-atas-
dua-macam-yaitu-1-Aktualisasi/