Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN PASAR UANG

Pasar uang adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka

pendek, yang umunya berkualitas tinggi diperjual belikan. Jangka waktu

instrumen pasar uang biasanya jatuhtempo dalam waktu 1 tahun atau kurang,

karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer.

Pasa uang saat ini tidak lagi dibatasi dalam wilayah suatu negara saja.

Uang berputar keseluruh bagian dunia, mencari investasi yang menawarkan

expected return yang paling tinggiuntuk suatu tingkat risiko tertentu sejalan

dengan pesatnya perkembangan perdagangan dunia.

Pertumbuhan dan perkembangan perdagangan internasional membutuhkan

pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang. Modal jangka panjang di but

uhkan untuk membiayai pembangunan pabrik baru, sistem transportasi, dan

sebagainya. Pembiayaan jangka pendek untuk membiayai ekspor dan impor

barang dan kebutuhan modal kerja lain.

2.2 FUNGSI PASAR UANG

  Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga-

lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta

lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam

rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan ekuiditasnya. Pasar uang di

maksudkan, secara tidak langsung, sebagai sarana pengendali moneter oleh


penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. Pelaksanaan

operasi pasar terbuka oleh bank Indonesia dilakukan dengan menggunakan

sertifikat bank Indonesia atau SBI dan surat berharga pasar uang atau SBPU. SBI

sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk tujuan

kontraksi moneter. Sementara SBPU berfungsi sebagai instrumen ekspansi

moneter.

2.3.PESERTA PASAR UANG

Pihak yang terlibat dalam transaksi pasar uang baik sebagai investor

maupun sebagai peminjam antara lain adalah :

1. Lembaga keuangan

2.Perusahaan besar

3.Lembaga pemerintah

4.Individu-individu

2.4. KARAKTERISTIK PASAR UANG

Pasar uang sebagai mana dengan semua pasar keuangan menyediakan

fasiitas atau jaringan transaksi jual beli asset finansial. Selain itu pasar uang 

mem-pertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang

mengalami defisit. Transaksi dalam pasar uang sebagian besar bersifat jangka

pendek. Di satu sisi pasar uang berfungsi memenuhi kebutuhan dana jangka

pendek perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah, mulai dari

overnight sampai dengan jangka waktu jatuh tempo satu tahun.


Pada waku yang sama pasar uang menyediakan outlet investasi bagi pihak

surplus dana jangka pendek yang ingin memperoleh pendapatan atas dana yang

belum terpakai. Oleh karena itu mekanisme dalam pasar uang pada dasarnya

dirancang untuk mempertemukan kepentingan kedua kelompok tersebut, dan

keberadaan pasar uang memungkinkan terjadinya transaksi pinjam  meminjam

2.5. KEBUTUHAN ADANYA PASAR UANG

Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah

banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai

antara inflows dan outflows. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari

klien pada periode tertentu danpada waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang

untuk menutupi biaya operasionalnya. Untuk mengatasi masalah tersebut perusaan

pada saat kasnya mengalami defisit, sementara dapat memasuki pasar uang

sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lainyanng

memiliki surplus dana. Selanjutnya pada saat mengalami surplus dana perusahaan

menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada

membiarkan dananya tak terpakai. Oleh karena itu, pasar uang berfungsi untuk

menjembatani adanya kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran dana,

menutup kekurangan dengan pinjaman jangka pendek apabila pengeluaran dana

melebihi penerimaan dan penyediaan outlet invsetasi untuk memperoleh

pendapatan bunga bagi unit yang penerimaannya melebihi pengeluaran.


2.6. DEBITUR DAN KREDITUR DALAM PASAR UANG

Menentukan siapa debitur dan kretditur dalam pasar uang agak sulit.

Perusahaan atau lembaga-lembaga yang sama sering beroperasi dikedua sisi pasar

uang, yaitu dalam waktu yangsama bisa sebagai debitur dan kreditur. Misalnya,

sebuah bank umum yang beroperasi dipasar uang akan meminjam dan

secara agresif melalui sertifikat deposito dan instrumen utang jangka pendek

lainnya.Sementara pada waktu yang sama bank tersebut memberi pinjaman jangka

pendek kepada perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami kekurangan dana

sementara. Lembaga-lembaga yang biasanya ikut bermain di dua sisi pasar uang

adalah bank-bankbesar, lembaga-lembaga keuangan non-bank, lembaga-lembaga

pemerintah. Bahkan bank-bank sentral dapat menjadi pemasok dana yang agresif

di pasar uang dan mengambil posisi sebaliknya pada esok harinya. Kegiatan

tersebut biasanya dilakukan dalam rangka pelaksanaan operasi pasar terbuka.

2.7. TUJUAN PASAR UANG BAGI INVESTOR

Investor dipasar uang terutama mencari keamanan dan likuiditas

disamping peluang untuk memperoleh pendapatan bunga. Hal tersebut karena

dana yang diinvestasikan di pasaruang adalah kelebihan dana sementara dan

biasanya dibutuhkan dalam waktu singkat untuk membayar pajak, gaji, dividen

dan sebagainya. Dengan alasan ini, maka investor pasar uang sangat sensitif

terhadap risiko.
2.8. JENIS-JENIS RISIKO INVESTASI DIPASAR KEUANGAN

Risiko yang dihadapi investor dalam kegiatan investasi di pasar keuangan

antara lain sebagai berikut:

1) Risiko pasar (interest-rate risk )

. Semua surat berharga termasuk instrumen pasar uangmemiliki

risiko yang disebut market risk  atau kadang-kadang juga disebut interest

rate risk ,yaitu risiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga

(dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor mengalami capital loss.

2) Risiko reinvestment 

Dalam praktiknya bukan saja harga surat berharga yang

dapat jatuh tetapi juga tingkat bunga. Turunnya harga sekuritas pada gilira

nnya menyebabkan timbulnya risiko investor yang disebut reinvestmen

risk, yaitu risiko terhadap penghasilan suatu aset finansial  yang harus di

reinvest  dalam aset yang berpendapatan rendah. Atau dapat pula

dikatakan bahwa reinvestment risk adalah risiko yang memaksa investor

menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-

surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya

tingkat bunga.

3) Risiko gagal bayar

Risiko gagal bayar terjadi akibat tidak mampunya peminjam

(debitor) memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.

Risiko ini juga disebut sebagaidefault risk atau credit risk.


4) Risiko inflasi

Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga-harga

barangdan jasa-jasa yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan

yang diterimanya. Oleh karena itu risiko inflasi sering juga disebut dengan

risiko daya beli (purchasing power risk ). Untuk menghadapi hal tersebut

kreditur biasanya berusaha mengimbang proyeksi inflas dengan meminta

atau mengenakan tingkat bunga lebih tinggi.

5) Risiko valuta (currency or exchange rate risk )

Investor internasional dihadapkan pada risiko mata uang, yaitu

kerugian yang terjadi akibat adanya perubahan yang tidak menguntungkan

terhadap kurs mata uang asing.

6) Risiko politik

Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan

ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang

diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total

dari modal yang di investasikan.

7) Marketability atau likuidity risk 

Risiko dapat terjadi apabila instrumen pasar uang yang dimiliki

sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali

surat berharga tersebut memberi risiko untuk tidak dapat mencairkan


kembali instrumen pasar uangdalam bentuk uang tunai pada saat

membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.

2.9 INSTRUMEN PASAR UANG

Instrumen-instrumen pasar uang yang banyak ditransaksikan di berbagai

Negara meliputi :

1. Treasury Bills (T-Bills)

Treasury Bills atau biasanya disingkat T-Bills merupakan

instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral atas

tunjuk dengan jumlah tertentu yang akandibayarkan kepada pemegang

pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini umumnya berjangka

waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang. Pada prinsipnya T-Bills ini

dapat disamakan dengan SBI di Indonesia yang pertama kali diterbitkan

Bank Indonesia pada tahun1970 dan hanya sempat beredar selama kurang

lebih satu tahun, kemudian terhenti sampai diterbitkan kembali pada tahun

1984. Di Amerika Serikat, T-Bills yang diterbitkan oleh Treasury dengan

jangka waktu 91 hari, 182 hari, dan 360 hari mendominasi perdagangan

dengan denominasi $10,000 sampai US $1,000,000. Sedangkan di

Singapore, T-Bills diterbitkan oleh TheMonetary Authority of Singapore,

MAS, yaitu Bank Sentral Singapore berdasarkan UU T-Billstahun 1923

dengan jangka waktu jatuh tempo 91 orang, 273 hari, dan 364 hari

dengandominasi berbeda. Penjualan T-Bills di Amerika Serikat dilakukan

dengan cara lelang oleh the Federal Reserve System atas nama Treasury.

T-Bills tidak memberikan bunga secara langsungtetapi dijual atas dasar


diskonto, dengan jumlah diskonto ditetapkan melalui proses

pelanggan.Oleh karena itu, tingkat bunga sesungguhnya yang diperoleh

tergantung pada jumlah diskonto.

T-Bills ini dapat dijadikan sebagai sarana investasi disamping

untuk cadangan likuiditas karena instrumen pasar uang :

1.Tidak berisiko

2.Memiliki pasar sekunder

3.Risiko terjadi kerugian sangat kecil

Perusahaan atau lembaga yang menjadi investor utama dalam T-

Bills ini antara lain Bank Sentral, bank-bank umum, mutual funds,

BUMN, lembaga-lembaga keuangan nonbank,perusahaan-perusahaan, dan

badan pemerintah Negara lain, dan individu.

2. Commercial Paper (CP)

Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang

tidak disertai dengan jaminan (unsecured promissory notes), diterbitkan

oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada

investor dalam pasar uang. Dengan demikian CP merupakan promes

dimana penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang pada saat

jatuh tempo. Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari

beberapa hari sampai 270 hari. Penjualan CP dilakukan umumnya dengan

sistem diskonto, namun beberapa di antaranya menggunakan bunga

sebagaimana hanya dengan kredit. Meskipun dalam praktiknya penerbitan

CP tidak dengan jaminan, namun dengan pelaksanaannya seringkali CP


diterbitkan dengan backup fasilitas credit line dari bank yang jumlahnya

mendekati atausama dengan nilai CP yang diterbitkan, di samping jaminan

kemampuan likuiditas dan kemampuan memperoleh laba perusahaan. Dan

dalam perkembangannya di beberapa Negara, CP diterbitkan dengan

dukungan aset perusahaan lainnya, misalnya piutang dan sebagainya.

Bahkan perkembangan terakhir CP diterbitkan disertai dengan bank

garansi atau jaminan dari perusahaan induknya. Namun kasus ini biasanya

terjadi apabila investor tertentu meminta jaminan dari nilai CP yang dibeli

dari jumlahbesar. Melihat sifat CP yang tidak disertai dengan jaminan,

maka penerbit CP adalah perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi

atau yang memiliki peringkat yang relatif tinggi. Penerbit CP dapat

dilakukan secara langsung (direct placement ) kepada investor ataupun

secara tidak langsung (indirect placement) dengan menggunakan

jasa perantara. CP diterbitkan tidak menggunakan underwriter atau

penjamin emisi karena mekanisme penjualannya pada prinsipnya dapat

dilakukan secara langsung pada investor. Mekanisme penerbitan CP ini

dapat terjadi sebagai berikut: 1.Perusahaan yang membutuhkan

dana menghubungi bank yang biasa bertindak sebagai arranger  dan

menyebutkan jumlah dana yang dibutuhkan. 2.Arranger inilah yang

berusaha mencari investor,kemudian perusahaan

yang bersangkutan menerbitkan CP sesuai

dengan jumlah yang dibutuhkan.

Arranger tidak memiliki tanggung jawab apapun terhadap investor.

Seluruh risiko yang terjadi atas penerbitan CP, misalnya penerbit


mengalami default atas risiko tidak mampunyapenerbit memenuhi

kewajibannya tepat pada waktunya, merupakan risiko dan tanggung jawab

investor sendiri.

Kelebihan commercial paper bagi penerbit (issuer) dan investor antara

lain:

1. Penerbit

 Tingkat Bungan CP lebih rendah dari pada prime rate,yaitu tingkat

bunga kredit yang dikenakanperbankan kepada nasabah utamanya,

sehingga biaya dana akan menjadi lebih murah.

 Tidak perlu menyediakan jaminan

 Penerbitannya relative lebih mudah karena pada prinsipnya hanya

melibatkan penerbit daninvestor.

 Jangka waktu jatuh temponya lebih fleksibel,dapat diperpanjang atas

persetujuan investor.

2. Investor

 CP menawarkan penghasilan yang lebih tinggi di bandingkan,

misalnya, Sertifikat Deposito,Deposito Berjangka atau Treasury Bills.

 Dapat di jual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu

jatuh temponya.

 Tingkat keamanannya relative tinggi karena penerbit CP umumnya

perusahaan dengan ratingyang tinggi.

Kelemahan CP dilihat dari kepentingan Investor dan issuer  antara lain:


 Bagi investor CP merupakan instrument yang tidak disertai dengan

jaminan (unsecured promissory notes)

 Kemungkinan issuer melakukan rekayasa laporan keuangan untuk

memperlihatkan keadaanlikuiditas dan kemampuan perolehan labanya

 Bagi perusahaan penerbit, CP merupakan sumber dana jangka pendek

sehingga perusahaan kurang leluasa untuk dijadikan sebagai model

investasi.

3.  Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito atau negosiable certificate of deposit, sering

disingkat CD, pada prinsipnya adalah instrumen keungan yang diterbitkan

oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka

waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat deposito adalah deposito

berjangka yang bukti simpanannya dapat di perdagangkan. Ciri pokok

yang membedakannya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang

dapat di pindah tangankan atau di perjual belikan sebelum jangka waktu

jatuh temponya melalui lembaga- lembaga keuangan lainnya misalnya

discount houses atau merchant bank.Disamping itu,deposito berjangka

selalu diterbitkan dengan atas nama sementara CD atas ujuk. Di

Indonesia,CD diterbitkan oleh bank- bank umum atas dasar diskonto

(discounted basis). Perhitungan diskonto CD oleh bank bank

di Indonesia sesuai dengan ketentuan bank Indonesia menggunakan rumus

true discount. Formula ini juga digunakan untuk menghitungan nilai

tunai(proceeds) instrumen pasar lainnya dengan rumus:


Nilai nominal x 360
360+(tingkat diskonto x jumlah hari diskonto)

Sterling Certificate of Deposit

Perhitungan dalam transaksi jual beli Sterling CD di pasar

uang London digunakan rumus berikut :

Proce=Principal x 100 x 365 ¿ ¿

London Dollar CD

Perhitungan transaksi London Dollar CD menggunakan rumus :

Proce=Principal x 100 x 360 ¿ ¿

4. Banker’s Acceptance

Banker’ s acceptance atau BA merupakan salah satu instrumen

pasar uang yang telahdikenal sejak lama. Pada mulanya BA tercipta

melalui perdagangan luar negri. BA dapat dipindah tangankan

sebagaimana halnya dengan commersial paper.Oleh karena itu dapat

dijadikan sebagai instrumen pasar uang. Pada prinsipnya BA memberikan

alternatif untuk memperoleh kredit, terutama pada saat barang-barang

dikapalkan untuk segera dikirimkan keluar negri.

Banker’s acceptance adalah time draft (wesel berjangka) yang

ditarik oleh seorangekspotir atau impotir atas suatu bank untuk membayar

sejumlah barang atau untuk membelivaluta asing. Apabila bank


menyetujui wesel tersebut, bank akan menstampel dengan kata “Accepted”

diatas wesel tersebut dan memprosesnya. Dengan demikian bank yang

menerima dan memproses tersebut memiliki suatu janji atau jaminan tak

bersyarat untuk membayaran sebesar nilai nominal aksep tersebut pada

saat jatuh tempo. Hal tersebut berarti bank yang bersangkutan yang

menjamin eksportir dan investor daam pasar uang internasional dari

kemungkinan adanya gagal bayar (default). Jangka waktu akseptasi

biasanya berkisar 30-270hari, dimana jangka waktu 90 hari yang paling

umum.

Aksep ini merupakan instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi.

Akseptasi banksangat aktif di perdagangkan antar lembaga –lembaga

keuangan, perusahaan industri,dealer surat –surat berharga sebagai

investasi yang berkualitas tinggi dan sangat mudah di uangkan.Aksep di

gunakan dalam perdagangan ekspor-impor karena banyak ekspotir yang

tidak pastidan tidak yakin betul terhadap credit standing importir yang

dikirim barang. Eksportir sangat tergantung pada pembiayaan akseptasi

oleh bank domsestik atau suatu bank asing. Dengan demikian aksep adalah

instrumen keuangan yang dirancang untuk mengalihkan risiko

perdagangan internasional kepada pihak ketiga yang akan mengambil

risiko tersebut dengan biaya tertentu. Bank-bank bersedia mengambil

risiko tersebut karena ia memiliki keahlian dalam menilai risiko kredit

dan menyebar risiko tersebut dalam berbagai pinjaman.

Kelebihan banker’s acceptance adalah mengurangi risiko

perdagangan bagi impor,karena importir menerima garansi dari bank


untuk pembayaran atas barang yang diimpornya.Dengan demikian

memindahkan risiko importir kepada accepting bank dan eksportir dapat

segera mendapatkan dana dengan cara mendiskontokan aksep bank

sebelum jatuh temponya.

5. Bill Of Exchange

Bill off exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak

bersyarat yang ditujukanoleh seseorang kepada pihak lainnya untuk

membayar sejumlah uang pada saat di perlihatkan atau pada tanggal

tertentu kepada penarik atau order atau pembawa. Dalam kaitannya

dengan penarikan wesel ini, berdasarkan beberapa ketentuan menurut

pasal 100 KUHD yang perlu diperhatikan yaitu surat wesel harus berisikan

hal-hal sebagai berikut :

1. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.

2. Nama orang yang harus membayar ( tertarik atau pembayar)

3. Penetapan hari bayarnya

4. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan

5. Nama orang atau pihak lain yang ditunjuk untuk dilakukan

pembayaran

6. Tanggal dan tempat surat wesel ditarik

7. Tanda tangan orang yang mengeluarkan (penarik)

Instrumen ini telah digunakan sejak abad 17 di Inggris oleh penjual

barang untuk penjualan kredit kepada langganannya. Kemudian dalam

perkembangannya,bill off exchange atau weselini merupakan instrumen


untuk memperlancar perdagangan internasional atau ekspor-impor.Karena

sifatnya yang likuid, artinya penjual dapat memperoleh pembayaran lebih

awal sebelum wesel tersebut jatuh tempo dengan cara mendiskontokannya

kepada bank-bank atau lembaga-lembaga keuangan lainnya sebagai

investasi jangka pendek, maka instrumen inisangat umun digunakan

dalam perdagangan.Penarikan wesel biasanya selalu didahului

dengan adanya transaksi jual beli barang. Dimana penjual akan menjadi

penarik wesel dan pembeli barang sebagai tertarik. Jangka waktu jatuh

tempo (tenor) wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari. Pada

prinsipnya bill off exchange ini akan berubah menjadi banker’s acceptance

apabila telah diaksep oleh bank. Oleh karena itu wesel ini dapat diperjual

belikan secara diskonto seperti yang telah dijelaskan.Perhitungan diskonto

(discount charge) dalam transaksi jual beli wesel digunakan rumus berikut:

Rate
Discount charge=Principal x x Days ¿ run ¿ maturity ¿
100 365

6. Repurchase Agreement

Repurcahse agreement atau sering disebut Repo adalah transaksi

jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual

akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada

tanggal dan dengan harga yag telah ditetapkan lebih dahulu. Surat-surat

berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi Repo

adalah surat- surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto,

misalnta SBI, SBPU,CD, CP, atau T-Bills.


Sedangkan instrumen yang diperdagangkan dalam pasar uang di Indonesia

saat ini antara lain :

1. Sertifikat Bank Indonesia

 Sertifikat bank Indonesia atau SBI pada prinsipnya adalah surat

berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dan diperjualbelikan

dengan diskonto. SBI pertama kali diterbitkan pada tahun 1970 dengan

sasaran utama untuk menciptakan satu instrumen pasar uang yang hanya

diperdagangkan antara bank-bank menerbitkan sertifikat deposito pada

tahun 1971, dengan terlebih dahulu memperoleh izin dari Bank Indonesia,

maka SBI tidak lagi diterbitkan karena sertifikat deposito dianggap akan

dapat menggantikan SBI. Oleh karena itu, SBI sebenrnya hanya sempat

beredar kurang lebih satu tahun. Namun sejalan dengan berubahnya

pendekatan kebijaksanaan moneter pemerintah terutama setelah deregulasi

perbankan 1 Juni 1983, maka Bank Indonesia kembali menerbitkan SBI

sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasarterbuka, terutama untuk

tujuan kontraksi moneter.

Selain sebagai piranti operasi pasar terbuka, SBI yang diterbitkan

dan ditawarkan dengan sistem lelang, pada dasarnya penggunaannya sama

dengan penggunaan Treasury Bills di pasar uang Amerika Serikat.

Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung

mempengaruhi tingkat bunga dipasar uang dengan cara mengumumkan


Stop Out Rate (SOR). SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh

BI atas penawaran tingkat bunga dari peserta lelang. Selanjutnya, SOR

tersebut akan dapat dipakai sebagai indikator bagi tingkat suku bunga

transaksi di pasar uang pada umumnya. Rumus yang digunakan dalam

menghitung nilai tunai (proceeds) SBI adalah true discount sebagai

berikut:

Nilai nominal x 360


Proceeds=
360+(tingkat diskonto x jumlah hari jatuh tempo)

2. Surat Berharga Pasar Uang

Surat berharga Pasar Uang (SPBU) adalah surat-surat berharga

berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan

Bank Indonesia atau lembaga diskonto yangditunjuk oleh BI. SPBU

diperkenalkan oleh BI sejak Februari 1985. Sama BI yang disamping

berfungsi sebagai piranti pasar uang juga merupakan instrumen operasi

pasar terbuka dalam rangka ekspansi moneter oleh Bank Indonesia dengan

dengan menetapkan tingkat diskontoSPBU. Dalam hubungan ini

pembelian SPBU oleh BI dilakukan sesuai dengan kebutuhan moneter.

Ditinjau dari jenis transaksi dan warkatnya, SPBU dapat dibagi sebagai

berikut:

1.Surat Sanggup (aksep/ promes), dapat berupa:

a) Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka

penerimaan kredit dari Bank untuk membiayai kegiatan tertentu.


b) Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka

pinjaman antar bank.

2.Surat Wesel, dapat berupa:

a) Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan diaksep oleh pihak

lain dalam rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau

tertarik adalah nasabah bank.

3. Call Money

Pasar uang antar bank atau sering juga disebut  interbank call

money market merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong

pengembangan pasar uang. Pasar uang antarbank pada sasarnya adalah

kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya

untuk jangka waktu pendek. Transaksi pasar uang antarbank menurut

ketentuan Bank Indonesia dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pasar Uang Antarbank Melalui Perhitungan Kliring

a. Transaksi melalui kliring penyerahan

Transaksi dalam pasar uang melalui kliring dilakukan dengan

mekanisme berikut:

Bank yang meminjamkan berkewajiban untuk :


 Menyerahkan nota kredit untuk peserta yang menerima

pinjaman,sejumlah transaksi yang disetujui oleh pihak yang

bersangkutan.

 Memperhitungkan nota kredit tersebut sebagai bagian dari nota

kredityang diserahkan dalam kliring penyerahan.

Bank yang menerima pinjaman berkewajiban untuk :

 Menerbitkan surat sanggup (aksep/promes) yang ditujukan

kepada bank pemberi pinjaman sesuai dengan stan saksi yang

disepakati.

 Memperhitungkan nota kredit yang diterimanya sebagai bagian

dari notakredit yang diterima dalam kliring penyerahan.

 Menyerahkan tembusan atau fotokopi surat sanggup

(aksep/promes) yang bersangkutan kepada penyelenggara

kliring.

Pencairan kembali surat sanggup (aksep/ promes) di lakukan

dengan cara penerbitan nota debit (N/B) oleh peserta yang

memberikan pinjaman sebagai warkat kliring, sedangkan surat

sanggup (aksep/promes) yang bersangkutan dijadikan lampiran dan

dimasukkan dalam sampul tertutup.

b. Transaksi yang diselenggarakan pada jadwal yang disediakan

khusus untuk pasar uang antar bank.

Bank yang meminjamkan berkewajiban untuk :


 Menyerahkan nota kredit untuk peserta yang menerima

pinjaman sejumlah transaksi yang disetujui oleh pihak yang

bersangkutan.

 Mencantumkan jumlah transaksi tersebut pada bilyet saldo

kliring sebagai komponen dana pasar uang yang diserahkan.

Bank yang menerima pinjaman berkewajiban untuk :

 Menerbitkan surat sanggup (aksep/promes) yang ditujukan

kepada bank pemberi pinjaman sesuai dengan transaksi yang

disepakati.

 Mencantumkan jumlah transaksi pada bilyet saldo kliring

sebagai komponen dana pasar uang yang diterima.

 Menyampaikan tembusan atau fotokopi surat sanggup

(aksep/promes)yang bersangkutan kepada penyelenggara

kliring.

2. Tata Cara Pinjam-meminjam di Luar Perhitungan Kliring

Jika hal pelaksana transaksi tersebut dilakukan di luar kliring,

maka:

a. Bank yang menerima pinjaman berkewajiban :


 Menerbitkan surat sanggup (aksep/promes) yang ditujukan

kepada bankpemberi pinjaman sesuai dengan transaksi yang

disepakati.

 Menyampaikan tembusan atau fotokopi surat sanggup

(aksep/ promes) yangbersangkutan kepada Bank Indonesia.2)

b. Bank yang memberikan pinjaman harus menyelesaikan transaksi

tersebut menurut cara yang disepakati dengan pihak penerima

pinjaman.

4.  Jakarta Interbank Offered Rate (Jibor)

Dengan berfungsinya Jibor secara efektif akan dapat terbentuk

tingkat suku bunga yangdapat dijadikan sebagai referensi kalangan

perbankan. Pembentukan Jibor ini melibatkan beberapa bank besar sebagai

pelaku di pasar uang, seperti halnya dengan pembentukan Libor yang

melibatkan London Clearing Banks Khususnya bank-bank yang termasuk

dalam kelompok the big four  yaituBarclays Bank, Midland Bank,

National Westminster Bank, dan Lloyd Bank. Dengan konsep Jibor

tersebut maka tingkat bunga antarbank di jakarta akan mengacu pada

kekuatan atau mekanisme pasar dan akan dapat dijadikan indikator bagi

perkembangan bungadeposito dan patokan dalam penentuan tingkat bunga

pinjaman.
Jibor ditentukan berdasarkan tingkat bunga depositu berjangka

rata-rata dari sejumlah bank (bank pemerintah, bank swasta nasional, dan

bank asing) yang dianggap sebagai refleksi tingkat bunga pasar di pasar

uang jakarta.

Untuk memperlancar terbentuknya Jibor tersebut, Bank Indonesia

telah membentukPusat Informasi Pasar Uang (PIPU) dan menunjuk

sejumlah bank tertentu serta beberapa pialang pasar uang yang akan

menjadi peserta aktif dalam mekanisme penentuan Jibor. Pembentukan

Jibor tersebut dimaksudkan pula untuk menciptakan pasar uang antarbank

yanglebih transparan sehingga tingkat bunga antara bank satu dengan bank

lainnya bisa seragam,karena selama ini suku bunga transaksi antarbank

tidak diketahui. Dengan transparannya tingkat bungan transaksi yang

terjadi antarbank, maka dapat dibuat patokan besarnya tingkat suku bunga

terutama dalam menentukan tingkat bunga pinjaman. Selama ini

perbedaan suku bunga anatara bank pemerintah dan bank swasta cukup

besar. dengan terbentuknya Jibor maka keadaan ini dapat diatasi di

samping persaingan antarbank swasta sendiri akan semakinkecil. Periode

tingkat bunga Jibor seperti halnya dengan Sibor  atau Libor bervariasi

dimulai dari jangka waktu jatuh tempo 1 hari (overnight ), 1 minggu, 1

bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Bahkan pada Libor  jangka

waktunya bisa lebih panjang. Beragamnya periode jangka waktu tersebut

akan memungkinkan dan memudahkan para pelaku bisnis untuk mengikuti

perkembangan dana dalam melakukan investasi.Penggunaan Jibor sebagai

patokan tingkat bunga dapat dicontohkan sebagai mana dengan Libor atau


Sibor. Misalnya, Bank ABC memperoleh pinjaman dari suatu bank

untuk jangka waktu tertentu. Selanjutnya tingkat bunga pinjaman tersebut

dapat ditentukan denganmenambahkan sejumlah presentase tertentu

(disebut margin atau mark-up) terhadap Libor yang berlaku saat itu untuk

jangka waktu tertentu. Besarnya presentase margin tersebut sangat

dipengaruhi oleh creditstanding pinjaman. Bahkan dalam hal off shore

loan, besarnya tingkatmargin di samping credit worthiness peminjam juga

dipengaruhi pula oleh tingkat country risk  dari negara peminjam. Semakin

kurang baik country risk suatu negara semakin tinggi pulamargin yang

dikenakan kepada peminjam dari negara yang bersangkutan. Jadi

besarnya margintersebut mencerminkan keadaan credit standing nasabah

dan country risk  negara peminjam.

Anda mungkin juga menyukai