Anda di halaman 1dari 4

HUKUM EKONOMI SYARIAH

UJIAN TENGAH SEMESTER


TAHUN AJARAN GANJIL 2020/2021
Dosen Pengampu: Mohammad Yogaswara, SH, MH

Soal:

1. Apa yang dimaksud dengan ”Syariah” dan “Fiqih” serta bagaimana hubungan antara
keduanya? Jelaskan pendapat anda.

2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap ibadah dan muamalah? Jelaskan pendapat
anda.

3. Jelaskan prinsip-prinsip muamalah yang anda ketahui.

4. Jelaskan macam-macam konsep akad syariah dengan pola investasi/bagi hasil yang anda
ketahui.

5. Apa saja yang menjadi asas Ekonomi Syariah ? Jelaskan pendapat anda.

--------------------oo0000oo--------------------
JAWABAN UTS HUKUM EKONOMI SYARIAH

Nama : FAJAR WISNU MURTI


NIM : 171010250034
Kelas : V-251

Jawaban :

1. Syariah adalah jalan hidup yang ditetapkan oleh Allah SWT yang harus dilalui dan digunakan
setiap muslim secara individu, sosial dan negara. Sedangkan fiqih adalah hasil konklusi dari
pemahaman para Ulama Fiqih atas naskah suci al-Quran dan al-Hadits. Menggunakan
metode dan alat yang dibenarkan syariah. Sifatnya sangat relatif, bisa berubah, bergeser.
Karena itulah syariah dan fiqih memiliki hubungan yang sangat erat.

2. Ibadah adalah ibadah yang telah dicontohkan secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW,
seperti shalat, puasa, dan haji. Maka dari itu umat muslim harus mengikuti ketentuan-
ketentuan yang telah diperintahkan Allah dan diajarkan oleh Nabi Muhammad tanpa boleh
melakukan perubahan-perubahan terhadap ketentuan tersebut. Hal-hal di luar ketentuan
tersebut tidak sah atau batal dan lebih dikenal dengan istilah bid’ah.
Sedangkan muamalah adalah ibadah yang pelaksanaannya tidak seluruhnya dicontohkan
oleh Nabi Muhammad SAW, namun hanya berupa prinsip-prinsip dasar dan
pengembangannya diserahkan pada kemampuan dan daya jangkau pikiran umat Islam
sendiri. Contoh dari muamalah misalnya, aturan-aturan keperdataan seperti hal-hal yang
menyangkut perdagangan, ekonomi, perbankan, pernikahan, hutang piutang, atau pun juga
aturan-aturan dalam bidang pidana dan tata negara.

3.  Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan oleh Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul. Bahwa hukum Islam memberi kesempatan luas perkembangan
bentuk dan macam muamalat baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup
masyarakat.
 Muamalat dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur paksaan. Agar
kebebasan kehendak pihak-pihak bersangkutan selalu diperhatikan.

 Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari


madharat dalam hidup masyarakat. Bahwa sesuatu bentuk muamalat dilakukan atas dasar
pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat.
 Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur
penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Bahwa segala
bentuk muamalat yang mengundang unsur penindasan tidak dibenarkan.

4. √ Akad Mudharabah yaitu akad kerja sama usaha antara nasabah dan bank, di mana
nasabah akan memberikan modal untuk usaha, sementara bank menjadi pihak
penyelenggara atau yang melakukan investasi atau usaha. Dalam akad itu akan dijelaskan
secara rinci berapa bagian Keuntungan yang akan diperoleh masing-masing pihak, yaitu bank
dan nasabah. Termasuk juga perjanjian kalau terjadi kerugian.
√ Akad Musyarakah merupakan perjanjian kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu. Baik bank atau pihak yang terlibat sama-sama mengeluarkan modal
dengan porsi yang sama dan akan menanggung risiko secara bersama-sama juga. Dalam cara
kerja bank konvensional, akad musyarakah ini masuk dalam kredit modal kerja, di mana
perbankan syariah akan memberikan kredit.
√ Akad Murabahah adalah berdasarkan aktivitas jual beli barang dengan tambahan
keuntungan untuk bank syariah yang disepakati kedua belah pihak. Misalnya bank membeli
tanah dengan harga Rp 100 juta dan akan menjualnya lagi dengan harga Rp 120 juta kepada
pembelinya. Baik bank dan pembelinya sama-sama setuju dengan tambahan keuntungan
yang didapat bank yaitu Rp 20.000.000. Pihak pembeli akan mencicil seharga Rp 120 juta itu
ke bank dengan cicilan tetap hingga tenor pinjamannya habis.Akad Murabahah ini sering
dilakukan untuk perjanjian penggunaan produk Kredit Pembelian Rumah, properti, tanah,
kendaraan bermotor, tempat usaha dan lain-lain.

5. Asas ekonomi syariah :


1. Asas Ketauhidan
Dalam asas ekonomi islam, asas ketauhidan adalah asas yang sangat mendasar bagi
kelangsungan ekonomi. Di ayat di atas dijelaskan bahwa aktivitas manusia dan rezeki
dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari apa yang Allah berikan. Segala
macam aktivitas tersebut kembali kepada Allah yang memang menciptakan manusia dan
segala isi dunia ini.
Usaha keras dan strategi manusia dalam ekonomi, Allah memperingatkan bahwa hal
tersebut Allah lah yang mengatur dan memberikan. Tentu saja tanpa sunnatullah yang
Allah tetapkan manusia tidak akan bisa menjalankan kehidupan ekonomi. Semuanya
bergantung kepada hukum Sunnatullah, seperti mekanisme di Alam, pengaturan siklus
hidup manusia, dsb.
2. Asas Kebermanfaatan
Asas sistem ekonomi islam ini mengarahkan agar manusia senantiasa mendapatkan
kebaikan, maanfaat, keberuntungan bukan justru mengarahkan kepada kebinasaan atau
sesuatu yang mencelakakakn.
Salah satu contoh asas kebermanfaatan ini adalah larangan Allah terhadap ekonomi
melalui judi. Judi adalah aktiivitas yang sangat spekulasi, gembling, merugikan karena
tidak ada ikhtiar dan usaha manusia, tidak ada keadilan antar sesamanya, juga tidak ada
pengoptimalan sumber daya yang telah Allah berikan.
3. Asas Keadilan
Asas sistem ekonomi islam yang juga sangat penting adalah asas keadilan. Keadilan islam
bukanlah sama rata sama rasa, sama seluruhnya, atau dibagi rata secara keseluruhan.
Keadilan islam adalah manusia akan mendapatkan apa yang di ikhtiarkannya namun
tidak melupakan orang-orang yang membutuhkan di sekitarnya.
Pembagian harta pada orang-orang yang membutuhkan tentu tidak 100%. Ada harta
wajib yang harus dikeluarkan dan ada juga yang bersifat sunnah dan sukarela. Tentu nilai
pahalanya akan berbeda jika diberikan dengan harta yang kuantitas dan berkualitas,
serta sesuai dengan kebutuhan atau problematika ummat saat itu.
4. Asas Orientasi Sosial
Islam berorientasi pada masalah sosial. Salah satu aspek yang membuat ekonomi islam
berorientasi pada sosial adalah adanya aturan mengenai zakat, infaq, dan shodaqoh bagi
orang-orang yang mampu. Bahkan Allah memberikan motivasi dan juga dorongan agar
para pemilik harta yang banyak dapat mengeluarkannya pada orang-orang yang tidak
mampu, serta mengangkat tinggi derajat orang-orang tersebut. Bahkan Allah menyuruh
kepada orang-orang berharta agar hidup sederhana dan juga tidak berleihan agar tidak
mengarah kepada kesombongan dan kesia-siaan.
5. Asas Kemanusiaan
Pada hakikatnya asas sistem ekonomi islam berorientasi kepada kemanusiaan. Hal ini
dapat dilihat salah satunya dari asnaf atau penerima zakat. Islam mengangkat dan
mengorientasikan dana sosial itu kepada para fakir dan miskin, budak, orang yang tidak
mampu membayar hutang, muallaf, orang yang dalam perjalanan, dan juga Fisabilillah.
Asnaf tersebut diberikan zakat agar mereka dapat melangsungkan kehidupan lebih baik
dan sesuai dengan taraf hidup. Tentunya hal tersebut sangat menjunjung tinggi
kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai