Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Tri aisya noviah putti

NIM : 18112203
PRODI : DIII KEPERAWATAN( 3B)

PROSEDUR TRIAGE
PENGERTIAN

1. Triage adalah : proses penilaian pasien berdasarkan tingkat kegawatan dan jenis penyakitnya
untuk ditentukan apakah pasien perlu ditangani dengan segera dan ditentukan tempat
penanganannya
2. Emergency atau gawat adalah suatu keadaan mengancam jiwa atau mengancam fungsi vital,
apabila tidak atau ditangani dalam waktu singkat
3. Urgency atau darurat adalah suatu keadaan yang berpotensi mengancam jiwa atau fungsi
vital, apabila tidak ditangani dalam waktu singkat
4. Bencana atau disaster menurut WHO merupakan segala kejadian yang menyebabkan
kerugian, gangguan ekonomi, kerugian jiwa manusia dan kemerosotan kesehatan dan
pelayanan kesehatan dengan skala yang cukup besar sehingga memerlukan penanganan lebih
besar dari biasanya dari masyarakat atau daerah luar yang tidak terkena dampak
5. Tingkat kegawatan pasien dibagi dalam 5 (lima) level :
1. Level I (kritis) : pasien berada dalam keadaan kritis dan mengancam nyawa
atau anggota badannya menjadi cacat bila tidak segera mendapat pertolongan atau tindakan
darurat. Contoh : Cardiac Arrest / Henti Jantung,Anafilaksis, Trauma multiple yang
membutuhkan resusitasi,Trauma komplek yang membutuhkan resusitasi,Pasien tidak sadar (
over dosis, kejang, cidera kepala ), Obstruksi jalan nafas berat,Cedera berat yang memerlukan
resusitasi
2. Level II (tidak stabil) : Pasien berada dalam keadaan gawat, akan menjadi kritis dan
mengancam nyawa bila tidak segera mendapat pertolongan atau tindakan darurat. Contoh :
Nyeri dada Akut, Gangguan pernafasan berat ( PO2> 85 %), Nyeri hebat, Sengatan / Gigitan
binatang berbisa, Overdosis ( sadar ), Aritmia jantung hebat, Gangguan psikiatri berat,
Perdarahan, Fraktur luas, Pasien dengan suhu > 39o C.
3. Level III (cenderung tidak stabil) : Pasien berada dalam keadaan tidak stabil, memerlukan
tindakan darurat, tapi tidak mengancam nyawa. Contoh : Nyeri abdomen sedang, Fraktur
tertutup, Penyakit-penyakit akut, Trauma dengan nyeri sedang
4. Level IV (stabil) : Pasien datang dengan keadaan stabil, tidak mengancam nyawa, dan tidak
memerlukan tindakan segera (pasien poliklinik umum). Contoh : Cedera ringan, Nyeri ringan,
Nyeri kepala ringan, Sakit ringan.
5. Level V (rutin). Contoh : Ganti Verban, Permintaan rujukan, Kontrol ulang, Medical check
up
TUJUAN
1.Pasien yang datang ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) dapat tertangani dengan cepat dan tepat
sesuai dengan jenis kasus dan tingkat kegawatannya
Tercapainya kinerja yang efektif dan efisin

PROSEDUR:

1. Semua pasien yang masuk ke instalasi gawat darurat langsung diterima dan ditempatkan
pada tempat tidur yang tersedia
2. Dokter jaga IGD segera menilai keadaan umumnya untuk penilaian tingkat kegawatannya
dan penanganan selanjutnya
3. Lakukan identifikasi pasien berdasarkan kasus (apakah terkait kasus kebidanan atau umum),
apabila berhubungan dengan kasus kebidanan maka pasien dikirimkan ke kamar bersalin
kecuali dalam kondisi kegawatan
4. Pasien yang ada dilakukan pemeriksaan fisik untuk dapat menentukan tingkat kegawatan
sesuai dengan level kegawatannya dengan kategori sebagai berikut:
Level I
Level II
Level III
Level IV
Level V
5. Tim IGD (perawat dan dokter) menangani pasien dengan memperioritaskan pasien
yang perlu ditangani segera berdasarkan level kegawatan yang ditemukan
6. Apabila perawat dan dokter IGD sedang menangani pasien, kemudian datang pasien dengan
level kegawatan lebih tinggi maka segera tangani pasien tersebut terlebih dulu dengan
memberikan penjelasan mengenai keadaan tersebut kepada pasien yang sedang ditangani.
7. Apabila pasien datang dengan jumlah besar, melebihi kapasitas tempat tidur yang ada ,
namun dari identifikasi pasien tersebut butuh penaganan segera maka pelayanan dapat
dilakukan dengan menggunakan ruang yang memungkinkan pemeriksaan dilakukan
8. Untuk kasus tertentu yang memerlukan penaganan lebih lanjut setelah diatasi kegawatannya,
maka pasien dapat dikonsultasikan kepada dokter spesialis
: Kritis
: Tidak Stabil
: Cenderung tidak stabil : Stabil
: Rutin

9. Dalam keadaan bencana(disaster) maka penderita atau korban diseleksi dengan cara sebagai
berikut:
Kenali segera pasien yang berada dalam keaaadaan gawat darurat yang mengancam jiwa
a.
Kelompokan pasien sesuai dengan tingkat kegawatannya dengan memberikan label berarna
sebagai berikut:
1) Label Merah:
Pasien gawat darurat yang merupakan prioritas pertama pada penanganan. Pertolongan
diberikan segera pada saat ditemukan atau saat pertama pasien diterima.
2) Label Kuning
Pasien darurat tidak gawat yang merupakan perioritas kedua. Pertolongan diberikan setelah
pasien dengan kategori label merah selesai ditangani.
3) Label Hijau
Penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat
terakhir.
4) Label Hitam
Pasien sudah meninggal dan dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.
Tentukan tujuan dimana pelayanan selanjutnya diberikan.
b.
10. Dokumentasikan penanganan / tindakan yang dilakukan dalam berkas rekam medis
SUMBER:Dr.H.Mahruzzaman Naim,SpA

Anda mungkin juga menyukai