Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

Wawasan Nusantara Kebudayaan Indonesia saat ini

OLEH :

Nama : Maulia Syakuro

Kelas : X IPS 4

Hari/Tanggal : Sabtu/ 4 April 2020

KD : 3.7

Materi : Wawasan Nusantara Kebudayaan Indonesia saat ini

Guru Mapel PPKn : Pipin Erlina S.Pd

MATERI
1. Adat Istiadat

Di dalam adat istiadat Palembang banyak sekali buday di dalamnya misalnya di dalam
pernikahan, adanya mahar atau mas kawin berupa uang atau emas. Adanya prosesi adat
berupa :

1. Mutuske Kato

Sesuai dengan namanya, pada acara ini kedua keluarga membuat keputusan mengenai : Hari
Nganterke Belanjo, Hari Pernikahan, Hari Munggah, Hari Nyemputi dan Nganter
Pengantin, Ngalie Turon, Pengantin Becacap atau Mandi Simburan, serta Beratib.

Pada acara ini pihak keluarga pria membawa 7(tujuh) tenong berisi gula pasir, tepung terigu,
telur itik, emping, pisang, dan buah-buahan. Perlengkapan lain yang perlu dibawa adalah
sebagian dari beberapa perlengkapan yang harus dipenuhi dalami persyaratan secara adat.
Misalnya, untuk Adat Berangkat Tigo Turun harus membawa selembar kemben tretes mider,
baju kurung angkinan, dan selembar sewet songket cukitan.

Biasanya diadakan jamuan yang ditutup dengan doa memohon keselamatan agar pelaksanaan
pernikahan berjalan lancar. Dan menjelang pulang, tenong yang tadi dibawa oleh pihak
keluarga pria dikembalikan dan diisi dengan aneka jajanan khas Palembang.

2. Nganterke Belanjo

Prosesi yang mirip dengan serah-serahan dalam tradisi Jawa ini dilakukan sebulan atau satu
setengah bulan menjelang pernikahan. Duit Belanjo atau uang belanja dimasukkan dalam
ponjen kuning, dilengkapi 12 nampan pengiring berisi kebutuhan pesta seperti gula pasir,
tepung terigu, telur itik, mentega, minyak goreng, susu, buah kalengan, kentang, bawang
merah, serta kue-kue.

Selain itu, pada acara Nganterke Belanjo ini juga dibawa segala perlengkapan dalam
persyaratan adat yang telah diputuskan dalam Mutuske Kato.

3. Persiapan Menjelang Akad Nikah

Seperti tradisi di daerah lain, penentuan hari pernikahan yang diputuskan dalam Mutuske
Kato, juga mempertimbangkan beberapa hal untuk kebaikan kedua pengantin. Pada bulan –
bulan Rabiul awal, Rabiul akhir, Jumadil awal, Jumadil akhir, Rajab, dan Zulhijah, biasanya
bulan purnama akan menyinari bumi, dan dipercaya membawa harapan yang cerah bagi
kehidupan kedua mempelai kelak.

Sementara itu, ada beberapa ritual yang harus dilakukan oleh calon pengantin yang dipercaya
bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan pengantin wanita. Ritual tersebut adalah Betangas
atau mandi uap, Bebedak, dan Bepacar. Bepacar atau memakaikan inai ke kuku tangan dan
kaki, serta telapak tangan dan kaki, merupakan tradisi yang dipercaya memiliki kekuatan
magis untuk mengusir makhluk halus dan memberi kesuburan bagi mempelai wanita. Untuk
calon pengantin wanita, ritual harus dilakukan di dalam kamar, sementara untuk calon
pengantin pria cukup di dalam rumah. Setelah ketiga ritual tadi, dilakukan Mandi Bersih,
seperti layaknya Siraman dalam tradisi Jawa, yang berarti menyucikan calon pengantin.
4. Akad Nikah

Menurut tradisi Palembang, upacara akad nikah dilakukan di rumah mempelai pria. Dan bila
dilakukan di rumah mempelai wanita seperti banyak dilakukan sekarang, disebut kawin
numpang.

5. Munggah

Merupakan puncak rangkaian prosesi pernikahan adat Palembang, prosesi Munggah yang
dilakukan di rumah mempelai wanita ini, mengandung makna agar kedua mempelai
menjalani hidup berumah tangga dengan timbang rasa, serasi, dan damai. Sebelum berangkat
menuju rumah pengantin wanita, rombongan pengantin pria membentuk formasi yang disebut
barisan terbangan yaitu pengantin pria diapit dua orang pria yang salah satunya memegang
bunga langsi, pembawa payung dibelakang pengantin.

Dan biasanya sesuai dengan adat anak perempuan akan mengikuti suku dari ayahnya.

2. TRADISI

Kota Palembang sebagai leluhur dari budaya Melayu, masih berkaitan erat dengan
tradisi menyajikan makanan dengan menggelar selembar kain di bawah sajian menu makanan
yang di hidangkan, seperti tempat nasi berupa nampan ditempatkan pada bagian tengah yand
disebut Ngidang

Dalam budaya ngidang, menu yang disajikan adalah makanan khas asli Palembang, seperti
daging malbi, nasi kuning, sambal nanas, ayam kecap, sayur dan beberapa makanan lainnya.
Selain itu beberapa lauk pauk yakni opor ayam, kemudian "pulur”, yang terdiri dari buah-
buahan dan acar.

selain itu jika ada orang yang meninggal maka keluarga yang terdekat dari
almarhum/almarhumah akan disuruh mengelilingi jenazah tersebut dari bawah kerandanya
sebelum jenazah dimakamkan.
3. BAHASA
Bahasa Palembang (juga dikenali sebagai Baso Palembang atau Baso Musi) atau Bahasa
Melayu Palembang ialah bahasa yang digunakan oleh masyarakat Palembang dengan jumlah
penutur asli diperkirakan sebanyak 500,000 orang.

Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, iaitu Baso Pelembang Alus atau Bebaso dan
Baso Pelembang Sari-sari. Baso Pelembang Alus dipergunakan dalam percakapan dengan
pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam
upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar pada Bahasa Jawa kerana raja-raja Palembang
berasal dari Wangsa Syailendra, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Mataram. Oleh itu,
perbendaharaan kata Baso Pelembang Alus banyak persamaannya dengan perbendaharaan
kata dalam Bahasa Jawa.

Sementara itu, Baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar pada
bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya mencampurkan
bahasa ini dan bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan keadaan dan koherensi)
sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri.

Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah wilayah di sekitarnya, seperti
Jambi dan Bengkulu. Di kedua-dua daerah ini, akhiran 'a' pada kosa kata bahasa Indonesia
yang diubah menjadi 'o' banyak ditemukan.

4. SUKU

Kota Palembang dan sekitarnya. Suku Palembang juga merupakan salah satu kelompok etnis
terdekat dari Suku Komering. Suku Palembang di Palembang semakin lama semakin
berkurang, tetapi di Tepian Sungai Musi masih banyak ditemukan suku Palembang. Suku
Palembang bahasanya mirip dengan Bahasa Melayu Jambi dengan Suku Melayu Bengkulu
yang kata-katanya berakhiran dengan kata o.

Suku Melayu Palembang umumnya bermata pencaharian Sebagai Petani. Suku Palembang
juga tidak mendiami wilayah Kota Palembang saja, tetapi juga mendiami wilayah Kabupaten
Ogan Ilir (Seperti Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan Pemulutan, dan Kecamatan
Indralaya). Dan wlayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Seperti Kecamatan Kota Kayu
Agung, dan Kecamatan Jejawi). Kebanyakan keturunan suku Palembang ini juga banyak
menyebar di wilayah Bengkulu, dan Jambi.

5. AGAMA/KEPERCAYAAN
Di Palembang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam, meski ada juga yang
menganut agama selain Islam, dan ada juga yang menganut kepercayaan animisme.

Nama : Maulia Syakuro dilahirkan di Palembang, orang tua Palembang


1. ADAT ISTIADAT

Di sekitaran daerah tempat tinggal saya ada suatu macam adat istiadat yang
diterapkan seperti misalnya dalam pernikahan adat palembang biasanya orang menggunakan
mahar/maskawin berupa emas ataupun uang, dan dalam keluarga jika anak perempuan akan
mengiuti suku dari ayah nya.

2. TRADISI

Di sekitar daerah tempat tinggal saya biasaya terdapat beberapa tradisi, misalnya :
dalam pernikahan ibu-ibu sekitaran rumah akan membantu memasak hidangan untuk pesta
pernikahan, dan juga jika ada suatu acara maka diadakannya acara ngidang atau makan
bersama-sama masakan yang telah dimasak bersama dengan duduk lesehan di rumah yang
mengadakan acara, selain itu jika ada orang yang meninggal maka keluarga yang terdekat
dari almarhum/almarhumah akan disuruh mengelilingi jenazah tersebut dari bawah
kerandanya sebelum jenazah dimakamkan.
3. BAHASA
Bahasa yang digunakan pun bahasa Palembang tetapi terkadang orang-orang sekitaran
rumah saya mengunakan bahasa dari desa atau kampung asalnya seperti bahasa komering dan
bahasa dari desa meranjat.
4. SUKU
Suku saya adalah suku Komering, karena ayah saya merupakan turunan Komering,
sesuai dengan adat Palembang anak perempuan akan mempunyai suku yang sama dengan
ayahnya.
5. AGAMA/KEPERCAYAAN
Agama yang saya anut adalah islam, di daerah sekitar saya mayoritas agama
masyarakat ialah Islam, dipalembang pun masyarakatnya bermayoritas beragama Islam.

Anda mungkin juga menyukai