Anda di halaman 1dari 10

LOGIN

Coronavirus  DiabetesJantungStrokeKehamilanKolesterolHipertensiAnemiaKankerRepro
duksiSelengkapnya
×

 Home
 /
 Kesehatan
 /
 Ablasi Retina

Ablasi Retina
Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc

Pengertian Ablasi Retina


Ablasi retina disebut juga ablatio retina adalah terlepasnya retina dari jaringan penyokongnya. Retina merupakan
lapisan tipis didalam mata yang kaya akan sel-sel yang peka terhadap cahaya. Retina berfungsi memproses cahaya
yang ditangkap dan diubah menjadi sinyal listrik kemudian diteruskan oleh saraf optik dan diinterpretasi oleh otak.

Retina disokong oleh lapisan dibawahnya yaitu lapisan koroid yang kaya akan pembuluh darah yang menyediakan
oksigen dan nutrisi untuk retina. Saat retina terlepas dari lapisan ini, maka suplai oksigen pada bagian yang terlepas
akan terganggu dan hal ini mempengaruhi penglihatan.

Retina Ablasi retina merupakan kondisi gawat darurat yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen
apabila tidak segera ditangani. 

Gejala Ablasi Retina


Gejala dari ablasi retina biasanya terjadi secara tiba-tiba. Gejala-gejala yang ditimbulkan dari ablasi retina adalah

 Fotopsia, melihat kilatan cahaya. Gejala ini biasanya timbul pada awal penyakit.

 Terdapat bintik hitam yang selalu bergerak atau melayang dalam penglihatan (floater)

 Lapangan pandang yang menyempit, sebagian penglihatan seperti tertutup tirai abu-abu. Gejala ini
berkembang seiring waktu, dan dapat membantu menentukan lokasi retina yang terlepas.

Penyebab Ablasi Retina


Terlepasnya retina dari lapisan dibawahnya disebabkan oleh 3 tipe mekanisme yang masing-masing penyebabnya
berbeda, yaitu

 Rhegmatogenous. Tipe ablasi retina ini merupakan jenis yang paling umum. Mekanisme yang mendasari
lepasnya retina yaitu terdapat robekan atau lubang pada retina yang memungkinkan cairan untuk lewat dan
terkumpul dibawah lapisan retina dan membuat retina menjauh dari jaringan dibawahnya. Penyebab paling umum
dari tipe ini adalah penuaan. Seiring bertmbahnya usia, vitreous atau gel yang mengisi bagian dalam mata,
mengalami perubahan konsistensi menjadi lebih cair. 

 Traksional. Tipe ini terjadi ketika terdapat jaringan parut pada retina yang menyebabkan tertariknya retina
menjauh dari bagian belakang mata. Tipe ini biasanya terjadi pada orang diabetes yang tidak terkontrol. 

 Eksudatif. Pada tipe ini terjadi penumpukan cairan dibawah retina tanpa disertai adanya robekan atau
lubang. Ini terjadi akibat cairan dari pembuluh darah keluar dan terkumpul dibawah retina, seperti pada hipertensi,
tersumbatnya vena retina sentral, cedera mata, peradangan pembuluh darah (vaskulitis), degenerasi makula, dan
tumor.

Faktor Risiko Ablasi Retina


Beberapa faktor risiko dibawah ini yang dapat meningkatkan risiko ablasi retina, meliputi:

 Usia, ablasi retina sering terjadi pada usia 50 tahun keatas



 Riwayat pernah mengalami ablasi retina 

 Riwayat keluarga mengalami ablasi retina

 Memiliki miopia atau rabun jauh sangat besar, misalnya minus 10

 Riwayat pembedahan di mata, seperti operasi katarak

 Riwayat cedera mata serius

 Riwayat mengidap penyakit mata lainnya, seperti uveitis atau peradangan pada lapisan tengah mata 

Diagnosis Ablasi Retina


Dokter akan menanyakan keluhan gejala secara rinci, kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada mata dan
melakukan beberapa tes untuk mendeteksi adanya ablasi retina.

 Pemeriksaan fisik mata, meliputi pemeriksaan visus mata atau ketajaman penglihatan, pemeriksaan pada
luar mata untuk mencari tanda-tanda cedera pada mata, pemeriksaan pada pupil, tekanan bola mata pada kedua
mata, dan pemeriksaan lapangan pandang mata.

 Pemeriksaan Retina. Dokter menggunakan lampu dengan cahaya terang dan lensa khusus untuk memeriksa
bagian belakang mata, termasuk retina. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk melihat adanya lubang di
retina, robekan, atau terlepasnya lapisan retina.

 USG mata. Pemeriksaan ini digunakan bila terjadi perdarahan didalam mata sehingga sulit untuk melihat
retina.

Pengobatan Ablasi Retina


Hampir seluruh pengidap yang mengalami ablasi retina membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki robekan,
lubang, atau mengembalikan retina pada posisi normalnya. Beberapa jenis pembedahan yang dilakukan untuk
memperbaiki ablasi retina:

 Fotokoagulasi atau operasi laser. Laser akan diarahkan ke retina melalui pupil. Laser akan membuat luka
bakar di sekitar robekan retina dan menimbulkan jaringan parut yang dapat menempelkan retina ke lapisan
dibawahnya.

 Cryopexy atau cryotherapy. Prosedur ini menggunakan probe pembekuan khusus untuk membekukan
jaringan di sekitar robekan retina. Pembekuan yang terjadi membantu retina menempel pada lapisan bawahnya. 

 Scleral buckle. Prosedur ini menempatkan gelang lentur pada bola mata untuk menetralkan gaya yang
menarik retina dari tempat normalnya. 

 Pneumatic retinopexy. Prosedur ini menggunakan gas tertentu yang disuntikkan pada ruang vitreous di
dalam mata. Gas tersebut akan mendorong robekan retina kembali ke tempatnya. Gas ini akan hilang sendiri secara
bertahap. Dokter akan meminta mempertahankan posisi kepala selama beberapa hari. Prosedur ini sering
dikombinasi dengan operasi laser atau cryopexy.

Setelah operasi, penglihatan akan pulih dalam waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, mungkin ada
beberapa kasus penglihatan tidak pulih sempurna. Pada beberapa kasus, ablasi retina tidak dapat diperbaiki,
walaupun dengan terapi bedah. Biasanya pada kasus-kasus yang sudah terdapat jaringan parut luas pada retina. Pada
intinya, semakin parah terlepasnya retina, semakin sedikit penglihatan yang akan pulih.

Pencegahan Ablasi Retina


Ablasi retina tidak selamanya dapat dicegah, misalnya ablasi retina yang disebabkan karena proses penuaan. Namun,
beberapa upaya dibawah ini dapat mengurangi risiko seseorang agar tidak tejadi ablasi retina sebagai berikut :

 Memeriksakan kesehatan mata secara rutin, terlebih jika memiliki faktor risiko seperti diabetes, hipertensi,
atau usia tua. 

 Menggunakan alat pelindung pada mata saat berolahraga agar mengurangi risiko cedera serius pada mata

Kapan Harus ke Dokter?


Ablasio retina merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan di bidang mata, jadi apabila keluarga atau kerabat
memiliki gejala-gejala di atas, segera diskusikan ke dokter. Penanganan yang cepat dari ablasio retina dapat
menurunkan risiko komplikasi kebutaan permanen yang dapat ditimbulkan. 

Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit yang diinginkan di
sini.
Artikel Terkait

Rutin Periksa Mata Bisa Mencegah Ablasi Retina

Siapa Saja yang Berisiko Mengidap Ablasi Retina?

Alami Ablasi Retina, Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Apakah Ablasi Retina Bisa Dicegah?


Bagaimana Cara Mengobati Ablasi Retina?

2 Jenis Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Ablasi Retina

Chat Dokter Sekarang


Spesialis Mata
Dokter Umum

Site Map

FAQ

Blog

Syarat & Ketentuan

Promo

Karir

Security

Media

Corporate Partnership

Hubungi Kami

Gedung Halodoc, Jl. HR Rasuna Said Kav. B32-33, Jakarta Selatan 12940
Phone: 
021-3110-6999
Email:   help@halodoc.com
Download App di

Apakah kamu Dokter? REGISTER


©HALODOC, 2021. ALL RIGHTS RESERVED
Follow kami di

Anda mungkin juga menyukai