Anda di halaman 1dari 11

M MEEM MAAHHAAM MII KKEETTEERRKKAAIITTAAN

N
AAN
NTTAARRAA FFAAKKTTAA,, KKO
ONNSSEEPP DDAAN N GGEEN NEERRAALLIISSAASSII
OOlleehh:: NN RRoocchhm
maaddii

Bilamana berkunjung ke perpustakaan dan bisa menikmati keberadaannya, maka


akan ditemukan berbagai macam fakta, konsep dan generalisasi yang benar, bahkan bisa
dilakukan rekonstruksi atas berbagai fakta, konsep dan generalisasi yang disajikan, baik
dalam hal kebenarannya maupun kebaharuannya.
Perpustakaan menyediakan berbagai macam ragam sumber belajar baik yang
berbentuk cetak maupun elektronik, yang menyajikan berbagai macam fakta, konsep dan
generalisasi, dan bisa dinikmati oleh setiap pengunjungnya.
Berbagai sumber belajar dan aktivitas yang disediakan perpustakaan menjadikan
pengunjungnya memiliki tambahan kekayaan dan kebaharuan akan berbagai fakta, konsep
dan generalisasi dalam berbagai bidang keilmuan.
Namun demikian, kemampuan dan kemauan berpikir pengunjung perpustakaan
menjadi faktor penentu dalam memahami akan kebenaran fakta, konsep dan generalisasi
yang disediakan, termasuk kebenaran keterkaitannya. Termasuk diantaranya dalam
mengkonstruksi konsep dan generalisasi baru.
Maksudnya, perpustakaan selain memberikan kekayaan dan kebaharuan akan suatu
fakta, konsep dan generalisasi melalui sumber belajar dan aktivitas yang ada, juga dapat
mengakibatkan lahirnya konsep dan generalisasi baru dari dan oleh pengunjung. Hal ini
memungkinkan karena daya nalar (berpikir) manusia menjadikan yang bersangkutan bukan
hanya mampu menerima, tetapi juga melakukan konstruksi suatu pengetahuan dalam
wujud konsep dan generalisasi baru.
Oleh karena itu, pengkondisian perpustakaan baik secara fisik maupun sosial yang
memungkinkan terjadinya penerimaan suatu fakta, konsep dan generalisasi serta
pembentukan (konstruksi) suatu konsep dan generalisasi baru, mutlak harus dilakukan.
Dengan demikian, perpustakaan bisa berperan sebagaimana mestinya, bahkan bisa
berfungsi sebagai stimulus berkembangnya daya nalar dan kreativitas manusia.
Tugas-tuga kuliah, pada jenjang apapun, bahkan hingga pada tugas akhir dalam
bentuk penyusunan karya ilmiah, tidak berabjak dari tiga kata diatas. Banyaktugas akhir
mahasiswa yang disusun dan mendapatkan penghargaan tinggi pada dasarnya hanya
mengulas tentang klarifikasi konsep, mendeskripsikan fakta-fakta yang ada dari suatu
konsep. Beberapa diantaranya memang mengulas interaksi antar konsep (generalisasi).
Masudnya membuktikan kebenaran pernyataan yang menegaskan adanya interaksi antar
konsep berdasarkan fakta-fakta di lapangan.
Oleh karena itu, memahami suatu fakta, konsep, generalisasi dan keterkaitannya,
serta rekonstruksinya secara benar dan rasional merupakan suatu hal penting dalam
kehidupan manusia, demi untuk kesejahteraan diri, orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Pernyataan harus secara benar dan rasional, perlu digarisbawahi karena kadang
ditemukan adanya pemahaman dan penyusunan konsep dan generalisasi yang dilakukan
atas dasar usia, kekuasaan, kekuatan, dan nama besar. Hal ini harus bisa dihindari, karena
pola seperti ini tidak benar dan menyengsarakan. Bagaimanapun juga, konsep
dikemukakan berdasarkan fakta, dan generalisasi harus disusun berdasar atas konsep-

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
1
konsep yang sesuai dengan fakta. Bukan berdasarkan atau dikarenakan siapa yang
mengutarakan.

MAKNA DAN KETERKAITAN ANTARA FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI


Pengertian
Fakta adalah kenyataan yang ada di sekitar manusia yang tidak terbatas jumlahnya
sesuai dengan kemampuan daya jangkau indera manusia. Fakta merupakan ramuan dari
pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep.
Fakta adalah informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan yang jaminan
kebenarannya sangat tergantung kepada bukti yang ditampilkan dan penyampainya.
Kredibilitas, tingkat kepercayaan, kondisi panca indera dan track record dari yang
bersangkutan mempengaruhi kebenaran dari fakta yang disampaikan. Manusia yang
memiliki gangguan penglihatan memiliki derajat kepercayaan rendah ketika
menyampaikan suatu informasi yang diperoleh dari melihat dibandingkan dengan yang
penglihatannya sehat.
Fakta mempunyai kekuatan menjelaskan yang terbatas pada waktu dan tempat.
Fakta merujuk pada suasana yang khusus dan keberlakuan yang terbatas (kurang berlaku
umum). Fakta-fakta seperti peristiwa Gunung Krakatau meletus, rumah terbakar, banjir di
Jakarta adalah contoh fakta yang tidak jelas, karena belum disampaikan waktu dan
tempatnya. Fakta yang benar harus tersampaikan dengan jelas peristiwanya, kapan,
dimana, dan pelakunya. Oleh karena itu disebut terbatas.
Kategori dari fakta adalah obyek, peristiwa, proses dan sebagainya yang bisa
dijangkau oleh panca indera baik secara langsung maupun dengan bantuan alat. Ciri khas
fakta adalah tidak berulang-ulang, tidak lebih daripada apa yang dapat dijangkau oleh
panca indera. Contoh fakta suatu benda yang sedang melayang tertiup angin, buah lombok
yang berwarna kuning kemerahan, Presiden sedang pidato, mahasiswa demo di depan
kantor walikota, pertandingan sepakbola di stadion GBK Jakarta, dan sebagainya.
Suatu fakta adalah keadaan faktual (yang sebenarnya) dan harus diterima apa
adanya, fakta tidak memiliki konotasi nilai (Sunaryo, 1989:117). Fraenkel menyatakan
bahwa fakta adalah suatu yang betul-betul ada atau sesuatu yang telah terjadi di masa
lampau. Fakta meliputi semua aktivitas individu, peristiwa, lokasi tempat, obyek, dan
peraturan tentang prosedur tertentu (Husein Achmad, 1982). Oleh karena itu jumlah
fakta tidak terbatas, sebanyak obyek, peristiwa atau proses yang terjadi dalam
masyarakat dan lingkungannya.
Dengan demikian disimpulkan bahwa fakta mempunyai ciri-ciri: (1) bersifat khas,
(2) bersifat konkrit, dan (3) tidak berulang-ulang. Maka dari itu fakta bersifat lepas, tidak
terikat dengan fakta lain secara logis.
Konsep adalah kesan indrawi yang mempunyai makna tertentu, memiliki kesatuan
atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek, peristiwa atau proses dan yang diberi
label dalam wujud kata, tanda, gerak badan dan angka. Contoh konsep: melayang, demo,
pidato, pertandingan, lombok, merah, sepakbola dan sebagainya.
Konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang
membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu hal tersebut. Konsep
adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual
yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
2
Contoh, jika kita menemukan informasi misalnya: ada sebuah benda kotak yang
cukup besar, benda itu terbuat dari besi atau logam lain, ada rodanya, digerakkan dengan
mesin, berjalan di jalan raya, digunakan untuk mengangkut manusia atau barang; dengan
kemampuan mental manusia, informasi atau fakta tersebut disederhanakan dengan
memberi label atau nama “mobil”.
Konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) adalah “sesuatu yang tersimpan dalam
pikiran-suatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan”. Sedangkan Parker menyatakan
bahwa “konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu, konsep adalah suatu gagasan
yang ada melalui contoh-contohnya”.
Konsep adalah sekelompok fakta atau data yang memiliki ciri-ciri yang sama dan
dapat dimasukkan ke dalam satu nama label. (Sunaryo, 1989:118). Lebih jelas lagi, konsep
adalah suatu abstraksi mengenai suatu kelompok benda atau stimulasi yang mempunyai
persamaan karakteristik. Hasil dan abstraksi tersebut dinamakan konsep. Dengan demikian
namalah yang membedakan antara satu konsep dengan konsep lainnya (Sumaatmadja.
1986:30).
Contoh sebuah konsep dalam kehidupan sehari-hari adalah buku. Setiap kali orang
menyebut buku maka dalam pikiran terdapat gambaran abstrak tentang apa yang
dinamakan buku. Selanjutnya kita akan selalu dapat menunjukkan mana yang dimaksudkan
buku dan mana yang dimaksudkan majalah. Buku dan majalah terdiri atas lembaran-
lembaran halaman kertas, namun isi dari masing-masing serta karakteristiknya berbeda.
Jadi konsep itu mempunyai tingkatan-tingkatan, yang membedakan tingkatan suatu
konsep dengan konsep lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya. Hal yang
membedakan derajat abstraksi suatu konsep dengan lainnya adalah karakteristik utama
konsep yang disebut atribut.
Atribut adalah sifat yang membedakan suatu konsep, sehingga menimbulkan
bermacam-macam konsep (De Cecco dalam Husem Achmad, dkk. 1982:3). Setiap konsep
mempunyai atribut dan tidak selalu sama jumlah dan kualitasnya. Makin tinggi tingkat
abstraksi suatu konsep, makin berkurang jumlah atributnya, sehingga ada semacam
perbandingan terbalik atau korelasi negatif.
Atribut suatu konsep mempunyai nilai, nilai ini mempunyai daya pembeda seperti
atribut. Suatu atribut yang sama apabila mempunyai nilai-nilai yang berbeda menyebabkan
kita dapat membedakan adanya konsep yang berlainan.
Peranan nilai atribut ini sangat terasa apabila kita akan membedakan dua konsep
yang mempunyai kedudukan yang sejajar. Sebagai contoh kita akan membedakan antara
laki-laki dan perempuan dengan atribut yang kita pergunakan sama yaitu bentuk fisik,
suara, dan alat kelamin. Ketiga atribut ini kita kenakan baik kepada konsep laki-laki
maupun konsep wanita. Kita dapat membedakan antara laki-laki dan perempuan karena
atributnya berbeda.
Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk: konkrit atau abstrak; luas atau sempit;
satu kata atau frase. Konsep konkrit misalnya yang berkaitan dengan tempat, objek,
lembaga, atau kejadian seperti: manusia, gunung, pulau, lautan, daratan, rumah, negara,
pantai politik, barang konsumsi, produsen, pabrik, gempa bumi, kemarau, dan sebagainya.
Sedangkan konsep abstrak, misalnya: demokrasi, toleransi, adaptasi, kejujuran, kesetiaan,
kebudayaan, kemerdekaan, keadilan, kebebasan, saling ketergantungan, tanggung jawab,
kerja sama, hak, kesamaan, pertentangan, sistem hukum, dan sebagainya.
Beberapa konsep begitu luas dan atau abstrak sehingga sulit untuk dirumuskan dan
harus diuraikan agar dapat dipahami, misalnya konsep kebudayaan, kasih sayang,

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
3
kesejahteraan, dan lain-lain. Sementara itu ada konsep yang sangat sempit yang
penggunaannya terbatas, misalnya gubuk. Konsep juga bisa terdiri dari satu kata, misalnya
kerja, namun bisa juga berupa frase seperti pembagian kerja.
Suatu konsep dapat dipahami dengan mudah bila dibahas atribut, kelas (golongan),
dan simbolnya.
• Atribut adalah ciri yang membedakan suatu objek atau peristiwa atau proses dari
obyek, peristiwa atau proses lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa
informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui laporan seseorang atau hasil
pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data
dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Hal ini biasanya disampaikan
melalui media massa. Misalnya konsep melayang dan konsep terbang, adalah
atribut untuk menjelaskan suatu peristiwa melayang dan peristiwa terbang. Kedua
konsep tersebut berbeda, tidak dapat disamakan walaupun kondisinya sama.
• Kelas atau golongan adalah pengelompokan kategori dari benda, kejadian atau
gagasan (pikiran). Setiap kelas memasukkan atribut yang sama dan mengeluarkan
atribut yang berbeda atau tidak berhubungan. Kelas didasarkan pada atribut yang
ditentukan/bukan semua atribut. Contoh: semua orang dapat kita masukkan pada
kelas tertentu seperti: Pria-Wanita, PNS-Non PNS, Guru-Murid, Kaya-Miskin,
sahabat-kerabat.
Setiap kelas merupakan bagian dari sekelompok kelas, dan kelas yang besar dapat
dibagi dalam kelas kecil (subkelas). Pada dasarnya kelas merupakan landasan untuk
membentuk konsep, dan kelas itu sendiri juga suatu konsep.
• Simbol. Setiap kelas dapat digambar dengan simbol. Simbol dapat dinyatakan
dengan kata, tanda, gerakan badan, angka sebagai alat untuk mengkomunikasikan
dengan kelas lain. Sepakbola adalah simbol untuk menjelaskan perilaku manusia
yang bermain bola dengan atribut menggunakan kaki, tidak boleh pakai tangan,
dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan di atas, konsep dapat dipahami sebagai kumpulan
pengertian abstrak (the abstract body of meaning) yang berkaitan dengan simbol untuk
kelas dari suatu benda (obyek), kejadian atau gagasan. Konsep bersifat abstrak berisi
pengertian yang berhubungan dengan semua anggota kelas yang mungkin (tidak dengan
satu contoh khusus dari kelas).
Konsep adalah subyektif dan diinternalisasikan, karena setiap orang akan
membangun konsepnya sendiri berdasarkan pengalaman, membaca buku, diskusi dan
sebagainya sehingga menangkap sesuatu atau suatu atribut. Setelah itu baru disampaikan
kepada manusia yang lainnya baik secara langsung atau tidak langsung.
Konsep selain bersifat abstrak, ada juga yang bersifat konkrit (fisik), artinya mudah
dilihat, didengar dan dipahami. Konsep sungai, jalan, jembatan, makan, mandi, tas, pensil
adalah contoh dari konsep yang bersifat konkrit, sedangkan konsep yang bersifat abstrak
seperti demokrasi, persatuan, kerakyatan, ramah, santun dan sebagainya.
Konsep bukanlah suatu yang bersifat verbalisasi/tidak spesifik, konsep merupakan
kesadaran mental yang bersifat internal yang mempengaruhi perilaku. Artinya perilaku
seseorang sering dipengaruhi oleh kemampuan dalam memahami suatu konsep.
Pemahaman yang salah bisa mengakibatkan munculnya perilaku tertentu yang dapat
berakibat tidak baik dan menyengsarakan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Misalnya bila seseorang memahami makna lampu lalu lintas sesuka hatinya, tidak seperti
yang pahami saat ini, kira-kira apa yang akan terjadi.

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
4
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas suatu konsep harus memiliki: (1)
label yang memungkinkan bersifat tunggal, buntu, agar tidak terjadi dualisme; (2)
deskripsi yang diakui dan disepakati secara umum; dan (3) dirumuskan atas dasar fakta,
demikian juga sebaliknya yaitu suatu konsep harus ada faktanya.
Karakteristik tersebut menjadikan manusia tidak bisa sesuka hatinya memberi
label, konsep, atas suatu fakta. Karena berbagai fakta yang ada di permukaan bumi sudah
memiliki sebutan, kecuali sebutan dengan deskripsi dan fakta yang baru. Selain itu,
karakteristik tersebut menjadikan manusia tidak bisa gegabah menyebut suatu fakta
dengan konsep tertentu. Maksudnya, suatu obyek atau peristiwa tidak bisa gegabah
disebut sebagai konsep tertentu, kalau tidak dipahami terlebih dahulu bagaimana deskripsi
dari konsep tersebut yang telah disepakati bersama. Contoh: konsep demokrasi otoriter
atau demokrasi terpimpin, bilamana dipahami deskripsi dari konsep tersebut, maka tidak
ada yang namanya demokrasi otoriter atau demokrasi terpimpin, karena dalam demokrasi
terkandung deskripsi adanya kebebasan dan keberpihakan pada rakyat bukan pada
pemimpin.
Di dalam ilmu-ilmu sosial sering ditemukan adanya suatu konsep dengan deskripsi
yang banyak dan beragam, berbeda dengan ilmu alam yang cenderung seragam deskripsi
atas suatu konsep. Kondisi tersebut adalah wajar, karena konsep-konsep dalam ilmu sosial
sering bersifat abstrak dan berkaitan dengan perilaku manusia. Namun demikian, tidak
berarti boleh sesukanya memberi label suatu fakta menjadi suatu konsep dengan deskripsi
tertentu. Tetapi juga tidak berarti tidak boleh memberi label tertentu atas suatu fakta
sebagai suatu konsep baru dengan deskripsi yang baru pula.
Generalisasi adalah suatu pernyataan yang menjelaskan hubungan dari beberapa
konsep atau rangkaian atau hubungan antar konsep-konsep. Pernyataan tersebut diakui
kebenarannya berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan,
pemahaman, atau prinsip. Contoh generalisasi “suatu proses produksi dipengaruhi oleh
tanah, tenaga kerja, modal dan alat”. Pernyataan tersebut menjelaskan adanya hubungan
antara konsep tanah, tenaga kerja, modal dan alat dalam suatu proses produksi.
Suatu generalisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) menunjukkan hubungan dua
konsep atau lebih; (2) bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan path
keseluruhan
kelas dan bukannya bagian atau contoh; (3) adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari
sekedar konsep; (4) berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan
bukan
hanya berdasarkan pengamatan semata; (5) berisi pernyataan-pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti
dengan menggunakan sistem penalaran dan equity; (6) bukan sekedar pernyataan yang
diverbalkan atau penegasan pernyataan, akan tetapi satu kesatuan pengertian dan
berdasar bukti.

Keterkaitan
Fakta mempunyai kegunaan penting bagi manusia untuk dapat memperoleh suatu
informasi baru. Berdasarkan informasi yang baru itulah manusia dapat mengambil
keputusan untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Namun demikian, harus
dipahami bahwa informasi yang diperolehnya tersebut adalah benar, sehingga konsep dan

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
5
generalisasi yang dibangunnya juga benar. Bilamana tidak, maka keputusan yang diambil
akan menyengsarakan diri, orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Fakta mempunyai manfaat jika merupakan bahan ramuan dari pemikiran, dan
menjadi bahan dasar untuk pembentukan konsep. Fakta bersama-sama konsep merupakan
bangunan utama pengetahuan. Hal ini berarti ini mempunyai arti bahwa untuk
mempelajari ilmu pengetahuan diperlukan fakta dan konsep.
Dalam hubungannya dengan pembentukan konsep, fakta harus dipilih secara
selektif, agar tidak banyak fakta usang, sehingga sistem berpikir menjadi berkurang. Fakta
yang dipilih adalah fakta yang dapat dijadikan wadah atau pengikat atau dasar dari rincian
apabila diperlukan. Pemilihan fakta yang dikategorikan penting itu sulit, karena apa yang
penting menurut beberapa orang tidak selalu sama.
Fakta penting untuk susunan ilmu karena fakta dapat membentuk konsep dan
generalisasi. Menurut Savage dan Amstrong (1996), konsep tidaklah dipelajari dalam
kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta tertentu
yang memiliki karakteristik sama. Dari beberapa fakta yang saling berkaitan maka
terbentuk suatu konsep.
Konsep membantu manusia mengorganisasikan informasi atau data yang mereka
peroleh. Konsep menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-
kelompok dan mempertimbangkan antar data. Dalam membentuk kerangka konseptual,
seorang perlu tetap ada keterbukaan untuk menempatkan informasi-informasi baru yang
dihadapi. Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep mempunyai
penerapan yang luas dan dapat multiinterpretasi (banyak penafsiran).
Untuk memperoleh suatu konsep, manusia harus mengenal, memahami, dan
merumuskan data dan fakta yang menjadi ciri atau atribut dari suatu konsep. Konsep
merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau definisi yang
ditentukan. Konsep diberi label atau nama berupa kata-kata. Karakteristik atau ciri-ciri
konsep disebut atribut.
Dalam ilmu-ilmu sosial banyak konsep yang sulit dijelaskan atributnya dengan kata-
kata sederhana, seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan, sosialisasi dan lain-lain. Untuk
itu marilah kita telaah apa yang dimaksudkan dengan konsep lebih dalam dan rinci.
Menurut De Cecco (dalam Husein Achmad, 1982), pentingnya suatu konsep bagi
manusia adalah membantu manusia untuk: (1) menghadapi lingkungan yang kompleks dan
luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah; (2)
mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang ada di sekeliling manusia;
(3) mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal baru yang sebenarnya merupakan
atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep yang sudah diketahui. Dengan kata lain
hal yang baru itu sudah termasuk dalam konsep tertentu; (4) membantu memecahkan
masalah dengan menempatkan masalah dalam klasifikasi yang benar; (5) memungkinkan
manusia memberikan pengajaran yang lebih kompleks dan menjelaskan secara lebih jelas;
(6) menggambarkan kenyataan dan dunia.
Dengan demikian, konsep memudahkan manusia dalam memahami suatu fenomena
yang dipunhi dengan data dan fakta, dan menjadikan manusia dapat membuat
perencanaan hidup yang lebih baik di masa yang akan datang.
Hal lain dari pentingnya konsep bagi kehidupan manusia adalah terciptanya
persatuan dan kesatuan pemahaman dalam pelabelan suatu fenomena, sehingga
kehidupan manusia menjadi lebih sejahtera. Tidak bisa dibayangkan, kesalahpahaman dan

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
6
kesengsaraan yang akan terjadi kalau manusia tidak memiliki kesamaan dalam memahami
suatu konsep.
Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk
suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas. lu Menurut
Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam
bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu
prinsip atau ketentuan.
Contoh generalisasi “semakin primitif kebudayaan
kebudayaan suatu masyarakat, semakin
sederhana pula pola hidupnya”. Paling sedikit ada empat konsep yang dihubungkan,
dihubungkan yaitu:
kebudayaan primitif, masyarakat, sederhana, dan pola hidup.
Konsep-konsep
konsep tersebut saling berhubungan dan memberi keseimbangan antara
yang satu dengan yang lain. Hubungannya
Hubungan sangat erat sekali, berubah
erubah yang satu akan
mengubah yang lain. Bila tingkat keprimitifan kebudayaan masyarakat berubah, maka pola
kehidupan masyarakat juga berubah.
berubah Bahkan bisa juga terjadi sebaliknya.
Generalisasi sangat penting bagi manusia untuk menjelaskan hubungan antar
konsep,, sehingga manusia bisa memahami dan bisa menjelaskan terjadinya suatu
peristiwa. Hal ini selain dapat meningkatkan pengetahuan manusia, juga dapat
dipergunakan untuk prediksi dan perencanaan
perencanaan hidup di masa yang akan datang.
Penjelasan diatas menegaskan bahwa terdapat keterkaitan yang erat antara fakta,
konsep dan generalisasi. Fakta yang memiliki karakteristik yang sama dapat disebut
sebagai suatu konsep. Konsep-konsep
Konsep yang ada di permukaan n bumi tidak berada dalam
kesendirian, tetapi saling berinteraksi,
berinteraksi yang secara rasional dikategorikan benar dalam
membentuk generalisasi.
Dengan demikian suatu generalisasi terdiri dari beberapa konsep, dan konsep
terdiri atas fakta-fakta yang diakui memiliki
mem kebenaran,, demikian juga sebaliknya. Secara
sederhana, keterkaitan ini dapat digambarkan seperti berikut.

KONKRIT ABSTRAK
KONSEP

FAKTA GENERALISASI

Perlu dipahami, bahwa keterkaitan ini mempunyai prasyarat, yaitu kebenaran.


Artinya, ada interaksi bilamana terdapat unsur-unsur
unsur unsur yang secara obyektif dan rasional
diakui sebagai suatu yang benar.
Keterkaitan antara fakta, konsep dan generalisasi dalam realita kehidupan manusia
sering bersifat otomatis. Maksudnya, manusia sering berpikir utuh tentang hal tersebut,
biasanya proses berpikir manusia bila melihat suatu fakta, cenderung langsung diberi label

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
7
dengan konsep tertentu, dan dikaitakan dengan konsep lain sehingga menjadi generalisasi.
Sering hal ini dilakukan dengan tidak melakukan klarifikasi kebenarannya terlebih dahulu,
tapi sudah mengambil keputusan dan menyebarluaskan.
Penjelasan keterkaitan ini penting, karena sering terjadi kesalahan dalam
memahami suatu konsep atau penggunaan/pemanfaatan konsep. Maksudnya memberi
sebutan suatu fenomena dengan label konsep tertentu, tetapi tidak didukung oleh fakta-
fakta yang cukup dan diakui umum kebenarannya sebagai atribut dari konsep tersebut.
Contoh, memberi label sejahtera kepada seseorang yang berbusana bagus dan rapi,
bersepatu, memakai perhiasan lengkap, dan sedang makan di restoran. Padahal atribut
sejahtera yang benar tidaklah seperti itu.
Kondisi tersebut menjadi berbahaya, menyengsarakan, dan menyesatkan bilamana
ditindaklanjuti dengan merumuskan generalisasi dan pengambilan keputusan. Oleh karena
itu, kesadaran untuk selalu melakukan klarifikasi akan kebenaran, mutlak selalu dilakukan
dengan mengkaji secara cermat dan komprehensif fakta dan konsep yang ada dari
berbagai sumber.
Membangun kesadaran ini penting, karena manusia memiliki emosi dan nafsu, yang
sering mempengaruhinya dalam memahami fakta dan konsep serta dalam merumuskan
generaliasi. Jangan sampai terjadi konsep yang disampaikan manusia tidak didasarkan atas
fakta, tetapi dikemas sesuai dengan emosi dan nafsu serta kepentingannya, demikian
halnya dengan generalisasi yang dikembangkan.

PENTINGNYA MEMAHAMI FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI DALAM PEMBELAJARAN


Pembelajaran pada dasarnya berbicara tentang transfer pengetahuan, sikap, nilai
dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah
dan nilai. Dengan pemahaman akan fakta, konsep dan generalisasi menjadi penting untuk
dilakukan baik bagi guru maupun siswa. Bahkan bukan hanya pemahaman, tetapi juga
keterkaitan serta bagaimana mengidentifikasi suatu konsep serta mengembangkan
generalisasi.
Pemahaman akan fakta, konsep dan generalisasi menjadi dasar bagi manusia dalam
mengembangkan keterampilan, prosedur yang baik serta di dalam bersikap dan
berperilaku. Kesalahan dalam memahami fakta, konsep, dan generalisasi mengakibatkan
terjadi kondisi ketidakterampilan, prosedur yang salah serta adanya sikap dan perilaku
yang bertentangan dengan nilai.
Oleh karena itu, pemahaman akan data, konsep dan generalisasi yang benar pada
generasi lanjut menjadi penting demi peningkatan kualitas hidup dan kehidupan manusia
di masa yang akan datang.
Di dalam kegiatan pembelajaran, guru mempunyai peran yang sangat besar dalam
proses transfer pengetahuan, karena guru mempunyai tugas memfasilitasi dan
mengkondisikan terjadinya situasi dimana siswa mampu memahami suatu fakta, konsep,
generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai. Bahkan di masa sekarang, tugas guru bukan hanya
itu, tetapi ditambah dengan mengkondisikan terjadinya situasi dimana siswa mampu
menemukan pengetahuan, serta menindaklanjuti dalam sikap, perilaku dan keterampilan,
serta mengkonstruksi suatu pengetahuan baru.
Berdasarkan tugas tersebut, maka salah satu syarat utama untuk menjadi guru
adalah memahami fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai dengan benar
sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Bagaimana mungkin guru bisa menyampaikan
fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai kepada siswa kalau

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
8
yangbersangkutan tidak memahaminya. Bisa-bisa, nanti yang disampaikan guru bukan
sesuatu yang benar, tetapi sesuatu yang menyesatkan, dan akhirnya kesengsaraan.
Demikian halnya dengan tugas mengkondisikan situasi agar siswa mampu
menemukan dan fakta, konsep, generalisasi, prosedur, kaidah dan nilai serta
mengkonstruksi. Bagaimana guru bisa memfasilitasi siswanya untuk menemukan
pengetahuan atau mengkonstruksi pengetahuan kalau yangbersangkutan tidak memahami
makna fakta, konsep dan generalisasi dalam suatu bidang ilmu yang menjadi
tanggungjawabnya.
Selain harus mengetahui memahami dengan benar fakta, konsep dan generalisasi
yang akan ditransfer kepada siswa, guru juga harus memahami keterkaitan antar fakta,
konsep dan generalisasi, serta proses perumusannya. Hal ini ditujukan agar pengetahuan
yang disampaikan kepada siswa didasarkan pada data dan bukti-bukti yang secara rasional
dan empiris diakui kebenarannya, terutama ketika membahas interaksi antar konsep.
Bagi siswa, pemahaman akan suatu fakta, konsep dan generalisasi yang benar
menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan hidupannya serta mengatasi berbagai
permasalahan hidup yang akan dihadapinya di masa yang akan datang. Kesalahan
pemahaman atas suatu konsep dan generalisasi menjadikan siswa mengalami penderitaan
dalam hidupnya kini dan di masa depan.
Prasyarat kedua sebagai guru dalam suatu kegiatan pembelajaran adalah
memahami teori dan praktek pembelajaran. Seorang guru harus memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk menyampaikan fakta, konsep dan generalisasi kepada siswa dengan
menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga tujuan
pembelajaran bisa tercapai.
Setiap fakta, konsep dan generalisasi mempunyai karakteristik khas, dan
membutuhkan cara yang khas untuk bisa disampaikan kepada pihak lain secara efektif.
Demikian halnya dengan bidang keilmuannya. Maksudnya, cara menyampaikan fakta,
konsep dan generalisasi dalam ilmu sosial tidak bisa disamakan dengan ilmu alam.
Kondisi tersebut menuntut guru sebagai pelaku utama dalam kegiatan
pembelajaran untuk memahami karakteristik fakta, konsep dan generalisasi dalam ilmu
masing-masing agar kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik, efektif,
partisipatif, dan menyenangkan.
Prasyarat berikutnya sebagai guru adalah memiliki pemahaman yang utuh dan
benar tentang karakteristik psikologis siswa serta kondisi sosial, ekonomi dan budayanya.
Pemahaman ini penting bagi guru di dalam memilih fakta, konsep dan generalisasi yang
akan disampaikan serta menentukan strategi yang dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Ketiga prasyarat kemampuan di atas bersifat integrative dan interaktif untuk
menjadi guru. Artinya, kemampuan dalam memahami fakta, konsep dan generalisasi
secara benar, kemampuan memahami teori dan praktek pembelajaran dengan benar, dan
kemampuan memahami karakteristik psikologis, sosial, ekonomi dan budaya siswa
merupakan satu kesatuan yang utuh, berkaitan, dan proses berkelanjutan.
Jadi seorang guru yang baik, harus menguasai ketiga kemampuan tersebut secara
utuh, tidak bisa hanya satu saja. Misalnya memahami suatu fakta, konsep dan generalisasi
dalam bidang ilmu tertentu tidak bisa dikatakan mampu menjadi guru, tanpa
memperhatikan dua kemampuan berikutnya.
Kegiatan sertifikasi guru, pendidikan profesi guru, dan uji kemampuan guru yang
akhir-akhir ini menjadi perhatian banyak pihak pada dasarnya untuk mengidentifikasi

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
9
ketiga kemampuan tersebut. Bahkan, sepertinya hanya fokus pada kemampuan yang
pertama, yaitu pemahaman terhadap fakta, konsep dan generalisasi sesuai dengan bidang
ilmunya.
Walaupun demikian, kegiatan tersebut ternyata menimbulkan gejolak dimana-
mana, bahkan ada yang berupaya menempuh jalur hokum segala. Padahal bila
memperhatikan paparan di atas, hal tersebut masih belum sempurna, masih dalam tahap
mengidentifikasi kemampuan awal untuk menjadi seorang guru yang baik, professional
katanya.
Namun, fenomena tersebut menegaskan satu hal bahwa dalam kegiatan
pembelajaran pemahaman akan suatu fakta, konsep dan generalisasi yang benar adalah
sangat penting.

SIMPULAN
Memahami suatu fakta, konsep dan generalisasi secara benar dalam kehidupan
manusia adalah sangat penting. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan manusia serta kebahagiaan hidup manusia.
Walaupun peradaban manusia telah berlangsung sangat lama, proses transfer fakta,
konsep dan generalisasi yang benar tidak pernah berhenti dari generasi ke generasi
berikutnya. Bahkan upaya-upaya untuk mencari dan menemukan kebenaran akan fakta,
konsep dan generalisasi terus dilakukan demi kebaikan hidup manusia.
Pembelajaran adalah salah satu bentuk kegiatan manusia dalam melakukan
transfer fakta, konsep dan generalisasi yang benar kepada generasi berikutnya. Selain itu,
pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan untuk merumuskan dan menemukan
kebenaran akan suatu fakta, konsep dan generalisasi. Berkaiatan dengan hal tersebut,
diperlukan beberapa prasyarat untuk melakukan kegiatan pembelajaran, terutam bagi
actor utama pembelajaran, yaitu guru.
Perpustakaan adalah lembaga dimana manusia dapat menemukan fakta, konsep
dan generalisasi yang benar. Bahkan di perpustakaan manusia dapat melakukan klarifikasi
akan kebenaran suatu konsep dan generalisasi. Melalui perpustakaan juga bisa dilakukan
konstruksi konsep dan generalisasi baru yang diakui kebenarannya secara rasional, karena
berdasar atas fakta yang diperoleh dari berbagai sumber pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah N. S. 1987. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Program Pendidikan Koperasi
FPIPS IKIP.
Abdurahman, Maman. 1980. Ilmu-Ilmu Sosial Dasar. Bandung: IKIP.
Achmad, Husein, dkk. 1982. Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: FKIS
IKIP.
Djahiri, Kosasih. 1979. Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: LPP-IPS IKIP.
Hasan, Said Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Buku Satu & Dua. Bandung: Jurusan
Pendidikan Sejarah. FPIPS. IKIP Bandung.
Hidayati. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahan Ajar FIP Universitas Negeri
Yogyakarta.

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
10
Kardiyono. 1980. Mengajar Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta P3G Departemen P
dan K.
Sanusi, Achmad. 1971. Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP Bandung.
Sumaatmadja, Nursid. 1986. Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta: Karunia UT.
Suradisastra, Djojo, dkk. 1992. Pendidikan IPS III. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Ditjen Dikti.
Taneo. S. P. 2005. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. (Bahan Ajar).
Taneo. S. P. 2005. Konten Ilmu Pengetahuan Sosial. (Bahan Ajar). Kupang Undana FKIP.
Tukidi. B. 1992. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: FIP – IKIP.

*) Dosen Jurusan PPKN, FIS UM


Repository Perpustakaan Universitas Negeri Malang. 20/11/2012 9:40
11

Anda mungkin juga menyukai